Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia PANDUAN PENILAIAN KECAMATAN SAYANG IBU PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia PANDUAN PENILAIAN KECAMATAN SAYANG IBU PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU"

Transkripsi

1 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia pada PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI Jl. Merdeka Barat No. 15 Jakarta Tahun 2008

2

3 pada PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI Jl. Merdeka Barat No. 15 Jakarta Tahun 2008

4

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan telah dapat menyelesaikan Buku Panduan Penilaian Kecamatan Sayang Ibu pada Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu. Buku ini merupakan buku panduan penilaian Kecamatan sayang ibu yang akan selalu digunakan dalam menentukan Kecamatan Sayang Ibu terbaik di Tingkat Propinsi yang dilombakan setiap tahun dalam rangka Hari Ibu. Diharapkan buku ini dapat menggambarkan tingkat kemajuan pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di tingkat desa dan kecamatan serta bagaimana kondisi-kondisi lingkungan yang mendorong upaya pelaksanaan dan aktivitas GSI. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini, yaitu kepada seluruh anggota Pokjatap GSI di tingkat pusat. Secara khusus, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dr. Ernanti Wahyurini, M.Sc yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran untuk penyelesaian buku tersebut. Kepada semua pihak yang telah memberikan partisipasi, kontribusi dan saran, kami mengucapkan terima kasih yang setinggitingginya. Semoga buku ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan penilaian Kecamatan Sayang Ibu. Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dra. Setiawati, M.Sc iii

6

7 PENDAHULUAN Dalam upaya mencapai tujuan negara untuk mensejahterakan masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pembangunan di daerah sampai tingkat desa/kelurahan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui penurunan Angka Kematian Ibu saat hamil, melahirkan dan masa nifas (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sejak tahun 1996 telah diluncurkan suatu gerakan yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada tangal 22 Desember 1996 di Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penurunan AKI dan AKB berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah dan Negara yang salah satu indikatornya adalah derajat kesehatan. Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen internasional dalam rangka target mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s). Adapun target penurunan AKB adalah sebesar dua per tiga dan AKI sebesar tiga perempatnya dari Dalam pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI), Kecamatan merupakan lini terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat dengan pendekatan sosial budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai suatu gerakan, Gerakan Sayang Ibu (GSI) telah memberikan kontribusi yang dirasakan manfaatnya dengan adanya data, 1

8 berkurangnya jumlah kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, serta meningkatnya rujukan yang berhasil ditangani. Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dan kebijakan sektor pemerintah, maka pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu disesuaikan agar dapat bersinergi dan terintegrasi dengan program dan kegiatan lain yang ada pada daerah. Oleh karena itu diperlukan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI). Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah upaya pengembangan Gerakan Sayang Ibu (GSI) melalui upaya ekstensifikasi, intensifikasi dan institusionalisasi. Untuk mendorong pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu dilaksanakan berbagai upaya termasuk melalui penilaian untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) terutama di tingkat Kecamatan. Dengan adanya penilaian Kecamatan Sayang Ibu diharapkan peran pembinaan dan fasilitasi Kab./Kota dan Provinsi menjadi lebih optimal. 2

9 LANDASAN OPERASIONAL 1. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan No. 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu Dalam Rangka Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Karena Hamil, Melahirkan dan Nifas serta Angka Kematian Bayi di Daerah. 2. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan No. 28/SK/MEN.PP/V/2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Gerakan Sayang Ibu (Pokjatap GSI) 3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411/2772/SJ tanggal 15 Nopember 2006 tentang Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu. 4. Surat Menteri Dalam Negeri No.411.2/2765/PMD tanggal 27 Agustus 2008 tentang Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu.

10 TUJUAN Umum Khusus Meningkatkan jumlah dan kualitas Kecamatan Sayang Ibu - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Desa dan Kelurahan - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Kecamatan - Mengetahui pelaksanaan Revitalisasi GSI di Kab./Kota - Mengintensifkan dan mengefektifkan pembinaan oleh Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi.

11 KRITERIA DESA SIAP, ANTAR, JAGA (SIAGA) DAN A. Kriteria Desa Siap, Antar, Jaga (Siaga) : Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga (Siaga) adalah Desa/Kelurahan yang melaksanakan/menjalankan program GSI dan mempunyai/ melaksanakan langkah sebagai berikut : 1. Mempunyai SK tentang Satgas Revitalisasi GSI Desa/Kel termasuk rencana kerja Satgas tersebut 2. Mempunyai data dan peta bumil yang akurat dan selalu diperbaharui 3. Telah terbentuknya pengorganisasian Tabulin/Dasolin 4. Telah terbentuknya pengorganisasian ambulans desa 5. Telah terbentuknya pengorganisasian donor darah desa 6. Telah terbentuknya pengorganisasian kemitraan dukun bayi dengan bidan 7. Telah terbentuknya pengorganisasian penghubung/liason (kader penghubung) 8. Adanya mekanisme/tata cara rujukan 9. Adanya pengorganisasian : Suami Siaga, Warga Siaga, Bidan Siaga 10. Adanya/telah terbentuknya Pondok Sayang Ibu 11. Terlaksananya penyuluhan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, suami dan ibu hamil tentang peningkatan kualitas hidup perempuan, pencegahan kematian ibu, kematian bayi, ASI eksklusif, kesehatan reproduksi dan wajib belajar bagi perempuan 12. Tersedianya/terlaksananya pencatatan dan pelaporan 5

12 B. Kriteria Kecamatan Sayang Ibu : Kecamatan Sayang Ibu merupakan Kecamatan yang sebagian besar desa/kelurahannya adalah Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga (Siaga) dengan 12 kriteria diatas ditambah dengan fungsi fungsi pembinaan kepada desa/kelurahan yang harus dilaksanakan meliputi: 1. Mempunyai SK Satgas Revitalisasi GSI tingkat kecamatan termasuk rencana kerja Satgas tersebut 2. Adanya koordinasi pelaksanaan revitalisasi GSI 3. Adanya Pembinaan ke desa/kelurahan 4. Adanya pencatatan dan pelaporan 5. Melakukan peningkatan kapasitas dan melengkapi sarana Revitalisasi GSI

13 LANGKAH PENILAIAN 1. Nilai dan bobot yang ditetapkan dalam pedoman ini telah disesuaikan dengan kapasitas dan tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat. 2. Penilaian dimulai dari tingkat desa/kelurahan. Desa/Kelurahan melakukan penilaian sendiri (Self Assesment) tentang pelaksanaan Revitalisasi GSI di desa/kelurahannya dengan cara mengisi format penilaian tingkat desa/kelurahan (format dibawah). 3. Kecamatan mengumpulan kuesioner penilaian dari masingmasing desa/kelurahan dan melakukan pengecekan ulang ke seluruh desa/kelurahan yang telah melakukan penilaian sendiri (self assesment). 4. Kecamatan menilai dirinya sendiri dan melaporkan hasilnya ke kabupaten beserta desa/kelurahan yang mendapatkan nilai terbaik berdasarkan hasil pengecekan ulang. 5. Kabupaten/Kota mengumpulkan kuesioner penilaian dari seluruh kecamatan dan melakukan pengecekan ulang ke seluruh Kecamatan dan menetapkan Kecamatan terbaik, yang berhak maju ke tingkat propinsi 6. Propinsi mengumpulkan Kecamatan Sayang Ibu terbaik yang diajukan oleh seluruh Kabupaten/Kota dan melakukan pengecekan ulang ke semua Kecamatan Sayang Ibu terbaik yang diajukan oleh Kabupaten/Kota. 7. Propinsi menetapkan dan mengajukan Kecamatan Sayang Ibu terbaik ke tingkat Nasional melalui Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, untuk mendapatkan penghargaan yang diberikan pada peringatan Hari Ibu.

14 TINDAK LANJUT Dalam rangka membantu mempercepat penurunan AKI dan AKB melalui Revitalisasi GSI perlu dilakukan pembinaan secara berjenjang dan berkala serta dalam pelaksanaan operasional Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu diperlukan komitmen semua pihak, yaitu Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, pihak swasta, lembaga kemasyarakatan dan masyarakat, untuk itu diperlukan pembinaan secara berkala dan berjenjang : a. Pemerintah provinsi melalui Pokjatap Revitalisasi GSI melakukan pembinaan terhadap Pokjatap Revitalisasi GSI di tingkat kabupaten/kota b. Pemerintah kabupaten/kota melakukan pemantauan dan pembinaan secara berkala kepada Satgas Revitalisasi GSI baik di tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan, sekaligus pembinaan kepada Kecamatan Sayang Ibu yang akan dikirimkan ke tingkat provinsi sebagai Kecamatan Sayang Ibu terbaik di tingkat Kabupaten/Kota c. Satgas Revitalisasi GSI tingkat kecamatan melakukan pembinaan secara berkala ke Desa/Kelurahan Dengan penilaian ini kabupaten/kota dan kecamatan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurang berhasilannya dalam operasional revitalisasi GSI, sehingga diharapkan apabila berhasil dapat mempertahankan keberhasilannya dan mengembangkannya. Apabila kurang berhasil maka kabupaten/kota, kecamatan dan Desa/Kelurahan diharapkan mencari penyebab dan solusinya. 8

15 DATA DESA/KELURAHAN SIAP ANTAR JAGA Nama Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : I. PEMBENTUKAN SATGAS REVITALISASI GSI 1 Apakah Desa/Kelurahan mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI? Apabila mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 2 Apabila tidak mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 0 2 Komponen/Dinas/Sektor/Unsur/Ormas yang terlibat dalam kepengurusan Satgas Rev.GSI? Apabila komponen yang terlibat >5 Nilai= 2 Apabila komponen yang terlibat <5 Nilai= 1 3 Apakah ada TUPOKSI masing-masing anggota Satgas Rev. GSI Desa/Kelurahan? Apabila ada TUPOKSI masing masing Satgas Nilai = 2 Apabila tidak ada TUPOKSI masing masing Satgas Nilai = 0 4 Apakah TUPOKSI tersebut diinformasikan kepada anggota Satgas? Apabila TUPOKSI diinformasikan Nilai = 2 Apabila TUPOKSI tidak diinformasikan Nilai = 0 5 Apakah Satgas mempunyai rencana kerja tertulis? Apabila mempunyai rencana kerja tertulis Nilai = 2 Apabila tidak mempunyai rencana kerja tertulis Nilai = 0 Nilai: Nilai: I. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) II. PENDATAAN DAN PEMETAAN PETA BUMIL 1 Pendataan / pemetaan bumil dilakukan setiap: a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 Nilai salah satu sesuai dengan yang telah dilakukan.

16 2 Apakah peta bumil ditempel di kantor Desa/Kel atau Polindes/Polkesdes utk memudahkan pemantauan? Apabila ditempel di kantor Desa/Kel atau Polindes/Polkesdes Nilai = 2 Apabila tidak ditempel Nilai = 0 3 Apakah dilakukan konseling pada ibu hamil? Apabila dilakukan konseling Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan konseling Nilai = 0 4 Apakah dilakukan penempelan stiker Program Perencanan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di rumah Bumil? Apabila dilakukan penempelan stiker P4K Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan penempelan stiker P4K Nilai = 0 II. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) III. PENGORGANISASIAN TABULIN/DASOLIN 1 Apakah ada kegiatan penggalangantabulin/dasolin Apabila ada kegiatan penggalangan Nilai = 3 apabila tidak ada kegiatan penggalangan Nilai = 0 2 Apakah ada petugas yang bertanggung jawab mencatat dan menyimpan Dana Tabulin/Dasolin Apabila ada petugas yang bertanggung jawab Nilai = 2 Apabila tidak ada petugas yang bertanggung jawab Nilai = 0 3 Apakah ada dana Tabulin/Dasolin yang terkumpul sampai saat ini? Apabila Ada dana Tabulin / Dasolin Nilai = 3 Apabila tidak Ada dana Tabulin / Dasolin Nilai = 0 4 Apakah ada daftar pemanfaatan dana Tabulin dan Dasolin? Apabila ada daftar pemanfaatan Nilai = 2 Apabila tidak ada daftar pemanfaatan Nilai = 0 III. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) 10

17 IV. PENGORGANISASIAN AMBULANS DESA 1 Apakah sudah terbentuk sistem ambulans desa? Apabila sudah terbentuk Nilai = 3 Apabila belum terbentuk Nilai = 0 2 Apakah sudah dilakukan inventarisasi sarana transportasi yang bisa dimanfaatkan sebagai ambulans desa? Apabila sudah dilakukan pendataan Nilai = 3 Apabila belum dilakukan pendataan Nilai = 0 3 Apakah sudah ada jadwal penggunaan ambulans desa? Apabila sudah ada jadwal pemanfaatan Nilai = 2 Apabila belum ada jadwal pemanfaatan Nilai = 0 4 Apakah ada dukungan (dana dsb) dari masyarakat untuk operasional ambulans desa? Apabila ada dukungan dari masyarakat Nilai = 2 Apabila tidak ada dukungan dari masyarakat Nilai = 0 IV. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) V. PENGORGANISASIAN DONOR DARAH 1 Apakah sudah ada petugas penanggung jawab sistem donor darah desa? Apabila ada petugas penanggung jawab Nilai = 3 Apabila tidak ada petugas penanggung jawab Nilai = 0 2 Apakah sudah dilakukan pendataan calon donor darah? Apabila sudah dilakukan pendataan Nilai = 2 Apabila belum dilakukan pendataan Nilai = 0 3 Apakah sudah dilakukan pengelompokan calon donor darah? berdasarkan golongan darahnya? Apabila sudah ada pengelompokan Nilai = 2 Apabila belum ada pengelompokan Nilai = 0 4 Apakah sudah ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimannya? Apabila sudah ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimanya Nilai = 3 Apabila belum ada jadwal calon donor darah dan bulin penerimanya Nilai = 0 V. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 11

18 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) VI. PENGORGANISASIAN KEMITRAAN DUKUN BAYI DENGAN BIDAN 1 Apakah ada mekanisme dan kesepakatan antara bidan-dukun? (Memberitahukan/membawa ibu hamil ke bidan baik untuk pemeriksaan kehamilan maupun persalinan) Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah ada pembinaan kepada dukun dari bidan/petugas kesehatan? tentang pemeliharaan kesehatan bumil, bufas dan bayi Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 VI. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) VII. PENGORGANISASIAN PENGHUBUNG/LIASON 1 Apakah sudah ada kader penghubung yang menghubungkan bumil dan keluarganya dengan - pihak-pihak terkait? (bidan, ambulans desa, donor darah, pondok sayang ibu dll) Apabila ada Nilai = 5 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah kader penghubung tersebut masih aktif sampai saat ini? Apabila aktif Nilai = 5 Apabila tidak aktif Nilai = 0 VII. Jumlah nilai x bobot (2) = Total Nilai x 2 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 2) 12

19 VIII. PENGEMBANGAN TATA CARA RUJUKAN 1 Apakah sudah terbentuk mekanisme/jalur rujukan bumil ke fasilitas kesehatan Apabila sudah terbentuk Nilai = 3 Apabila belum terbentuk Nilai = 0 2 Apakah mekanisme rujukan tersebut berfungsi sampai saat ini? Apabila berfungsi Nilai = 4 Apabila tidak berfungsi Nilai = 0 3 Apakah mekanisme rujukan tersebut sudah disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya bumil dan - keluarganya? Apabila mekanisme sudah disosialisasikan Nilai = 3 Apabila mekanisme belum disosialisasikan Nilai = 0 VIII. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) IX. PENGORGANISASIAN SUAMI SIAP ANTAR JAGA 1 Apakah sudah dilakukan sosialisasi Suami Siap Antar Jaga? Apabila sudah Nilai = 5 Apabila belum Nilai = 0 2 Apakah para laki-laki/suami telah melakukan peran sebagai Suami Siap Antar Jaga (misalnya ditunjukkan dengan mengantar istri untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan atau merawat bayi dll ) Apabila sebagian besar suami sudah melakukan Nilai = 5 Apabila sebagian besar suami belum melakukan Nilai = 0 IX. Jumlah nilai x bobot (3) = Total Nilai x 3 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 3) 13

20 X. PEMBENTUKAN PONDOK SAYANG IBU 1 Apakah Desa/Kel. telah mempunyai Pondok Sayang Ibu? Apabila sudah mempunyai Nilai = 3 Apabila belum mempunyai Nilai = 0 2 Apakah Pondok Sayang Ibu telah berfungsi sebagai tempat singgah sementara bumil sebelum - mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan? Apabila telah berfungsi Nilai = 3 Apabila belum berfungsi Nilai = 0 3 Apakah ada petugas/kader yang membantu dan merawat bumil di Pondok Sayang Ibu? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 4 Apakah Pondok Sayang Ibu dilengkapi Media KIE sebagai sarana penyuluhan? Apabila sudah dilengkapi sarana KIE Nilai = 2 Apabila belum/tidak dilengkapi sarana KIE Nilai = 0 X. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) XI. PENYULUHAN DAN PELATIHAN 1. Jumlah kader aktif Apabila sebagian besar kader aktif Nilai = 2 Apabila sebagian kecil kader aktif Nilai = 0 2. Apakah ada pertemuan rutin dalam rangka pembinaan kader? Apabila dilakukan pertemuan dalam rangka pembinaan kader secara berkala : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah salah satu sesuai dengan yang dilakukan 3. Apakah ada rencana kerja pembinaan kader, Toma, Toga, keluarga dan ibu hamil? Apabila ada rencana kerja Nilai = 2 Apabila tidak/belum ada rencana kerja Nilai = 0 14

21 4. Apakah Desa/Kelurahan memberikan penghargaan untuk kader-kader aktif? Apabila Desa/Kelurahan memberikan Nilai = 2 Apabila Desa/Kelurahan tidak/belum memberikan Nilai = 0 XI. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) XII. PEMANTAUAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI 1 Apakah Satgas Rev.GSI melakukan pemantauan ke RW/Dusun? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak/belum dilakukan Nilai = 0 2 Apakah pemantauan dilakukan secara berkala? Apabila dilakukan secara berkala : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilai salah satu sesuai yang dilakukan 3 Apakah Desa/Kelurahan mempunyai data kematian Ibu karena hamil,melahirkan dan nifas? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 4 Apakah Desa/Kel mempunyai data kematian bayi? Apabla ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 XII. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) TOTAL NILAI DESA SIAP ANTAR JAGA Merupakan jumlah dari semua katagori (Total Nilai I - XII) = 15

22 Nama Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :... I. PENGEMBANGAN DESA SIAP ANTAR JAGA 1. Berapa jumlah Desa/Kel yang sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga (Siaga) pada Tahun ini (Th.H) dalam Kecamatan? Jml. Desa/Kelurahan yang sudah Menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga pada tahun H : Ds./Kel. Jml. Desa/Kelurahan di Kecamatan Th.H : Ds./Kel. Prosentase = Jml. Desa/Kel.Siap Antar Jaga pada Th.H Jml. Desa/Kel.dalam Kecamatan pada Th.H x 100 = % Nilailah : Jika 1-10 % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 1 Jika % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel.Siap, Antar, Jaga Nilai = 2 Jika % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel.Siap, Antar, Jaga Nilai = 3 Jika % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 4 Jika % Desa/Kel sudah menjadi Desa/Kel. Siap, Antar, Jaga Nilai = 5 2. Prosentase pertambahan Desa/Kelurahan Siap, Antar, Jaga dibanding Tahun sebelumnya (Th.H-1)? Jml. Desa/Kel. yang sudah menjadi Desa/Kel. Siap,Antar,Jaga pada Th.H-1 : Ds./Kel. Jml. Desa/Kelurahan di Kecamatan pada Th.H-1 : Ds./Kel. Prosentase = Jml. Desa/Kel.Siap Antar Jaga pada Th. H-1 x 100 Jml. Desa/Kel.dalam Kecamatan pada Th.H-1 = % Bandingkan dengan prosentase pada tahun H (No.1 diatas) : Jika tidak ada penambahan (0%) Nilai = 0 Jika penambahannya 1-10% Nilai = 1 Jika penambahannya 11-39% Nilai = 2 Jika penambahannya 40-59% Nilai = 3 Jika penambahannya 60-79% Nilai = 4 Jika penambahannya % Nilai = 5 I. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) 16

23 II. PEMBENTUKAN SATGAS REVITALISASI GSI 1 Apakah Kecamatan mempunyai SK Pembentukan Satgas Rev.GSI? Apabila mempunyai SK Pembentukan Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 3 Apabila tidak mempunyai Pembentukan SK Satgas Revitalisasi GSI Nilai = 0 2 Komponen/Dinas/Sektor/Unsur/Ormas yang terlibat dalam kepengurusan Satgas Rev.GSI? Apabila komponen/unsur/sektor yang terlibat > 5 Nilai = 2 Apabila komponen/unsur/sektor yang terlibat < 5 Nilai = 1 3 Apakah Satgas Revitalisasi GSI mempunyai rencana kerja tertulis? Apabila ada rencana kerja tertulis Nilai = 3 Apabila tidak ada rencana kerja tertulis Nilai = 0 4 Apakah ada TUPOKSI dan diinformasikan ke masing-masing anggota Satgas Revitalisasi GSI Kecamatan? Apabila ada dan diinformasikan Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 II. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) III. KOORDINASI PELAKSANAAN REVITALISASI GSI 1. Apakah Kecamatan melakukan Rakor tentang Revitalisasi GSI? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Periode pelaksanaan Rakor dalam tahun ini : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pelaksanaan Rakor dalam tahun ini (Th.H) : 3 Apakah Kecamatan melakukan koordinasi dengan sektor terkait, LSM, Organisasi Perempuan di Tk. Kec untuk memobilisasi penggalangan sumber daya seperti Tabulin/Dasolin, donor darah, ambulans desa, dan Pondok- Sayang Ibu? Apabila dilakukan Nilai = 2 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 17

24 4 Apakah Kecamatan melakukan koordinasi untuk mengintegrasikan Rev. GSI ke dalam Desa Siaga, P4K, Posyandu, KB, dll? Jika dilakukan koordinasi Nilai = 2 Jika tidak dilakukan Nilai = 0 III. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) IV. PEMANTAUAN DAN PEMBINAAN KE DESA/KELURAHAN 1 Apakah Kec. melakukan pemantauan & pembinaan ke Desa/Kel? Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Pemantauan dan pembinaan pada tahun ini dilakukan setiap : a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah dilakukan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pemantauan yang telah dilakukan pada tahun ini (Th.H) : 3 Apakah Kec. melakukan pemantauan tentang kesehatan Ibu dan Bayi (audit maternal perinatal/amp) ke Desa/Kel? Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 IV. Jumlah nilai x bobot (5) = Total Nilai x 5 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 5) 18

25 V. PENCATATAN DAN PELAPORAN 1 Apakah Kecamatan mempunyai data kematian Ibu karena hamil,melahirkan dan nifas? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 2 Apakah Kecamatan mempunyai data kematian bayi? Apabila ada Nilai = 2 Apabila tidak ada Nilai = 0 3 Apakah Kecamatan menyampaikan laporan ke Kab/Kota? Apabila menyampaikan laporan Nilai = 2 Apabila tidak menyampaikan laporan Nilai = 0 4 Periode penyampaian pelaporan ke Kabupaten/Kota pada tahun ini? a. Bulanan Nilai = 4 b. Triwulan Nilai = 3 c. Semester Nilai = 2 d. Tahunan Nilai = 1 e. Belum pernah melaporkan Nilai = 0 Nilailah sesuai dengan pelaporan yang telah dilakukan pada tahun ini (Th.H) : V. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) VI. PENINGKATAN KAPASITAS & MELENGKAPI SARANA REV. GSI 1 Apakah Kecamatan melakukan pelatihan kader/peningkatan kapasitas anggota Satgas secara rutin? Apabila dilakukan Nilai = 4 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 2 Apakah Kecamatan memfasiltasi desa untuk kelengkapan sarana Rev.GSI Termasuk instruksi Kecamatan kepada Desa/Kel Apabila memfasilitasi Nilai = 3 Apabila tidak memfasilitasi Nilai = 0 19

26 3 Apakah Kecamatan melakukan inventarisasi sarana kelengkapan GSI secara rutin ( Ambulan Desa, Pondok Sayang Ibu, Polindes/Polkesdes, dll ) Apabila dilakukan Nilai = 3 Apabila tidak dilakukan Nilai = 0 VI. Jumlah nilai x bobot (4) = Total Nilai x 4 = 2. Kalikan jumlah nilai dengan Bobot (bobot = 4) TOTAL NILAI Merupakan jumlah dari semua katagori (Total Nilai I - VI) = 20

27

28 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K ) KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K ) A. Pendahuluan Kondisi kesehatan ibu dan anak di indonesia saat ini masih sangat penting untuk ditingkatkan serta mendapat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) I. PENDAHULUAN Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN DALAM MENDUKUNG GERAKAN SAYANG IBU KELURAHAN DASAN CERMEN

KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN DALAM MENDUKUNG GERAKAN SAYANG IBU KELURAHAN DASAN CERMEN PEMERINTAH KOTA MATARAM KECAMATAN SANDUBAYA KELURAHAN DASAN CERMEN Jl. Paica Sari No 88 DasanCermen-Sandubaya PAUD, SK UP2K, SK DesaSiaga, SK KGM, SK Pembentukan KWT, SK KampungSakinah, SK Kelurahan Prima,

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Evaluasi program P4K dengan stiker yang dilaksanakan oleh Puskesmas Rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabanan sebesar 58,9/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI tahun 2014 sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator derajat kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGARAAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 0 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013 REFRESHING KADER KESEHATAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI DESA KANGKUNG, KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK Y. Dharmawan, Dharminto, S. Winarni, P. A. Wigati ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016 PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN DESA SIAGA AKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN I. PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Risiko Tinggi Pada dasarnya setiap kehamilan adalah sebuah risiko. Risiko tersebut terbagi atas kehamilan dengan risiko tinggi dan kehamilan dengan risiko rendah.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) merupakan indikator gabungan yang memperlihatkan kualitas manusia secara komprehensif dari segi ekonomi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama 189 negara

Lebih terperinci

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS) TUJUAN NO PEMBELAJARAN KHUSUS. Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: Menjelaskan konsep dasar kebidanan POKOK/SUB POKOK PEMHASAN.. Konsep kebidanan... Pengertian /definisi..2. Riwayat kebidanan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 menyatakan: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun ARTIKEL PENELITIAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim*, Theresia Monica Rahardjo** *SMF Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman Oleh: Dewiyana* Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) dan Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017 N Upaya o Kesehatan 1 Kesehatan Ibu dan Anak RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM TAHUN Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sasaran A. PERENCANAAN 1. Membuat laporan tahunan 2. Perencanaan untuk

Lebih terperinci

Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak

Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak PK Pokja Maklumat FMM- Antar Fasilitas Pelayanan Peduli KIA 1 Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak Monitoring & Pengelolaan Umpan Balik Buku Saku Motivator

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1 Motivator KIA Buku Saku Edisi 1, September 2014 Motivator KIA 1 Motivator KIA DAFTAR ISI PENGANTAR Pendahuluan Persiapan Kehamilan Pendampingan Ibu Hamil Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Persalinan di

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai Pelaksana di Kabupaten Jepara

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai Pelaksana di Kabupaten Jepara Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Volume 01 No. 01 April 2013 Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai Pelaksana di Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013 Pendekatan Kebijakan di Hulu Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013 Permasalahan Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Masih

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN Nurani Dewi 1, Edy Sucipto 2, Istichomah 3 D III Kebidanan Politeknik Harapan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT A. Analisis A n a lis is adal ah suat u pem eri ksaan dan evaluasi dari suat u inf or m asi yang sesuai dan r el evant dalam menyeleksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah Hak Fundamental setiap warga. Hal ini telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H

Lebih terperinci

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan didesa Alma lucyati Jumlah Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2003-2009 Provinsi Jawa Barat BIDAN MAMPU MENGETAHUI PENYEBAB KEMATIAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana dalam arti sempit adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Lebih terperinci

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015 KESEHATAN IBU DAN ANAK dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015 LATAR BELAKANG : MILENIUM DEVELOPMENT GOALS ( MDG S ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN

PANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN PANDUAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PESERTA KB LESTARI TELADAN 10 TAHUN, 15 TAHUN, DAN 20 TAHUN DIREKTORAT BINA LINI LAPANGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011 Mempercepat pencapaian tujuan pembangunan

Lebih terperinci

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PERAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K( P4K) ) dalam PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KB

PERAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K( P4K) ) dalam PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KB PERAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K( P4K) ) dalam PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KB Oleh: KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Dr. Hartanto, M.Med.Sc Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013

Lebih terperinci

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. PROMOSI KESEHATAN dan PERAN SERTA MASYARAKAT Kondisi keaktifan posyandu tahun 2016 100 % dari 121 posyandu dimana se-kecamatan Tebet terdapat 95,87% posyandu mandiri

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Noerjoedianto, Andy Amir, Nurhusna, Herwansyah Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan (Kemenkes

Lebih terperinci

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes 1 Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi melalui Pemberdayaan Masyarakat dengan Perbaikan Gerakan Sayang Ibu (GSI) Ditujukan kepada Pengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163 PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) 613345 Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163 KEPUTUSAN NOMOR :. TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA OPERASIONAL PEMBINAAN POS PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Disampaikan dlm Pertemuan Medis Teknis Tingkat Provinsi Tahun 2011 Grandcity, 21 Maret 2011 Kerangka Penyajian o Situasi

Lebih terperinci

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL PEDOMAN KELAS IBU HAMIL PUSKESMAS PERAWAS TAHUN 2017 LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan 1 SUB TOPIK 1. Posyandu 2. Polindes 3. KB KIA 4. Dasa Wisma 5. Tabulin 6. Donor darah berjalan 7. Ambulan desa OBJEKTIF

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Suhrawardi 1, Vonny Khresna Dewi 2, Hj. Norlena 3 123 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.

Lebih terperinci

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah Kecamatan Tebet pada tahun 2016 tercatat 84 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

Lebih terperinci

PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016

PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016 PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016 I. IDENTIFIKASI MASALAH NO. UPAYA KESEHATAN KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN 1. KIA K1 83,33 80,54-2,79 K4 79,16

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF Seri Desa Siaga Aktif MENUJU MASYARAKAT BER-PHBS di Desa Membangun menuju Desa Peradaban BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan 2010 Gerakan Sadar PHBS cara murah

Lebih terperinci

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI) kesehatan ibu dan anak, penyediaan SDM yang berkulitas dan penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Bangka Tengah. Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan yang baik merupakan hal yang penting bagi kesejahteraan manusia. Hal tersebut juga berperan penting dalam pembangunan suatu negara karena masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program Pembangunan Nasional.

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat

Lebih terperinci

Latar Belakang. Manfaat. a. Bagi Stakeholders/ Pengguna. - Meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu nifas;

Latar Belakang. Manfaat. a. Bagi Stakeholders/ Pengguna. - Meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu nifas; 1/8 UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI MELALUI PEMBENTUKAN KADER PEDULI IBU HAMIL SERTA NIFAS BERBASIS MASYARAKAT (DERU BUMI SERASI) DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Nama Diklat : Diklatpim

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG P4K DENGAN PENGGUNAAN STIKER P4K DI DESA MIJEN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS Ita Rahmawati 1, dan Devi Rosita 2 INTISARI P4K dengan stiker adalah merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK SEKSI KESGA DINAS KESEHATAN KAB. KLUNGKUNG Per 100.000 LH AKI Kab. Klungkung Tahun 2009-2014 Lahir Hidup 2014 = 2912 MDG 2015 = 102/100.000 KH Sumber data: Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

Lebih terperinci