Trenggono Sutioso. PT. Antam (Persero) Tbk. SARI
|
|
- Surya Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Topik Utama Strategi Pertumbuhan Antam Melalui Penciptaan Nilai Tambah Mineral Trenggono Sutioso PT. Antam (Persero) Tbk. SARI Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mewajibkan peningkatan nilai tambah mineral melalui proses pengolahan dan pemurnian dalam negeri. PT. Antam (Persero) Tbk, sebagai perusahaan berbasis sumber daya mineral, mengembangkan proyek-proyek investasi pengolahan dan pemurnian mineral untuk meningkatkan pendapatan dan memanfaatkan sumber daya mineral yang dimiliki perusahaan. Investasi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral logam membutuhkan nilai investasi besar dan memiliki risiko yang cukup tinggi, sehingga diperlukan dukungan kebijakan pemerintah, iklim investasi dan sumber pendanaan yang kompetitif. Untuk bersaing dalam industri pengolahan dan pemurnian, pengendalian biaya produksi merupakan hal yang sangat penting, mengingat harga produk pengolahan dan pemurnian mineral bersifat komoditas, sehingga harga ditentukan melalui mekanisme pasar. Kata Kunci: investasi, mineral, pemurnian, pengolahan, kebijakan pemerintah 1. PENDAHULUAN PT. Antam (Persero) Tbk merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara dengan kepemilikan saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 65% dan sisanya dimiliki oleh investor melalui bursa saham. Antam berge rak di bidang pertambangan mineral utamanya nikel, emas dan bauksit. Proses penciptaan nilai tambah mineral, melalui integrasi proses eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemurnian telah lama dilakukan Antam sebelum berlakunya Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang mewajibkan peningkatan nilai tambah mineral melalui proses pengolahan dan pemurnian dalam negeri. Meskipun Antam telah beroperasi sesuai dengan amanat undang-undang dimaksud, perusahaan pada tahun 2014 mengalami kondisi yang sangat menantang sebagai akibat hilangnya potensi pendapatan dari ekspor bijih mineral dan kondisi harga komoditas nikel dan emas yang berada level harga sangat rendah. Kombinasi larangan ekspor mineral dan harga jual komoditas ini mengakibatkan Antam pada tahun buku 2014 mencatatkan kerugian yang pertama sejak Antam menjadi perusahaan terbuka. Memang disadari bahwa kerugian yang diderita Antam pada tahun buku 2014, tidak sepenuhnya sebagai akibat peraturan larangan ekspor mineral, tetapi juga kondisi eksternal yang mempengaruhi harga komoditas, serta pada saat bersamaan Antam sedang membutuhkan dana untuk membiayai beberapa proyek pabrik nikel dan bauksit yang memerlukan dana investasi besar. Investasi yang telah ditanamkan dan akan dibutuhkan untuk pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mine ral nikel dan alumina mencapai angka 4,43 Miliar Dolar Amerika. 14 M&E, Vol.13, No. 3, September 2015
2 Topik Utama Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan gambaran mengenai pengembangan investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral logam dalam negeri, beserta implementasinya di PT. Antam (Persero) Tbk. Selanjutnya pembahasan akan difokuskan pada: 1. Bagaimana strategi Antam untuk mengatasi permasalahan volatilitas harga komoditas mineral dan kebijakan hilirisasi mineral 2. Bagaimana peluang dan tantangan, serta kajian risiko dalam investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral logam 3. Bagaimana Antam mendanai proyek-proyek investasi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral 4. Bagaimana arah pengembangan investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral yang akan dikembangkan lebih lanjut 2. Strategi DAN PELUANG Strategi Antam untuk Mengatasi Tan tangan yang Ada Saat Ini Strategi utama yang dijalankan adalah fokus pada bisnis inti, penciptaan nilai tambah mineral, serta meningkatkan efisiensi operasi. Strategi penciptaan nilai tambah mineral, dimu lai dari kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan-cadangan mineral baru, kegiat an penambangan, serta kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral. Peluang dan Tantangan Penciptaan Nilai Tambah Mineral di Indonesia Penciptaan nilai tambah mineral dapat dilakukan dengan pembangunan pabrik peng olahan dan pemurnian mineral, yang berarti diperlukan investasi, infrastruktur penunjang, teknologi, sumber daya manusia dan pasar bagi produk komoditas yang dihasilkan. Dari segi potensi mineral logam, Indonesia termasuk wilayah yang memiliki potensi mineralisasi yang sangat besar. Untuk membuat tulisan ini lebih fokus, pembahasan selanjutnya akan dibatasi pada mineral nikel. Mineralisasi laterit nikel merupakan sumber utama nikel untuk bahan baku industri peng olahan nikel di Indonesia. Laterit nikel meru pakan produk mineralisasi sekunder batuan ultramafik. Penyebaran batuan ultramafik ini utamanya terdapat di Indonesia bagian timur, di antaranya di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua. Mengacu kepada data ESDM tahun 2012, Sumber daya nikel di Indonesia mencapai 2,8 Miliar ton bijih nikel dan cadangan nikel yang mencapai 1,1 Miliar ton bijih nikel. Potensi ini sangat menjanjikan bagi ketersediaan suplai bijih nikel bagi industri pengolahan dan pemurnian nikel dalam negeri. Tantangan investasi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral di Indonesia adalah masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur yang ada untuk mendukung operasional pabrik peng olahan dan pemurnian. Sehingga fasilitas pembangkit listrik, pelabuhan dan akses ke lo- Gambar 1. Rantai Proses Penciptaan Nilai Tambah Mineral PT. Antam (Persero) Tbk. M&E, Vol.13, No. 3, September
3 Topik Utama Gambar 2. Grafik Persediaan dan Harga Logam Nikel di LME dan Proyeksinya kasi menjadi kesatuan dalam investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral. Hal ini membuat biaya investasi pabrik pengolahan dan pemurnian di Indonesia relatif cukup tinggi, dibandingkan negara lain yang telah memiliki jaringan infrastruktur yang lebih memadai. Selain relatif tingginya biaya investasi, hal yang sangat menantang adalah bagaimana cara mendanai investasi dan sumber pendanaannya. Saat ini, harga komoditas relatif rendah dan terjadinya kelebihan pasokan nikel, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2, persediaan nikel di Bursa London Metal Exchange (LME) yang mencapai ton dengan harga rata-rata US$ 6,29/lb (Gambar 3). Sehingga diperlukan horizon investasi jangka panjang bila ingin membangun pabrik pengolahan dan pemurnian, utamanya komoditas nikel. Manajemen Risiko Pengembang an Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Risiko yang mempengaruhi keekonomian pabrik pengolahan dan pemurnian mine ral dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase konstruksi dan fase opera sional. Risiko-risiko tersebut dapat dikategorikan menjadi aspek hukum, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek perubahan kebijakan pemerintah dan faktor-faktor lain di luar kendali (Lawrence, 2004). Pada fase konstruksi, risiko utama yang teridentifikasi, sering terjadi dan berdampak besar pada keeko nomian dan operasional pabrik pengolahan dan pemurnian adalah ketidaktepatan waktu penyelesaian proyek, kenaikan biaya investasi dan perma salahan teknis pada fase commisioning. Untuk mengelola risiko ini maka manajemen penge lolaan proyek, kontrol terha- dap pengadaan barang dan keuangan yang memadai, akan mengurangi dampak yang mung kin timbul dari ketiga risiko dimaksud. Pada fase operasional pabrik pengolahan dan pemurnian, beberapa risiko yang sering terjadi dan berdampak besar pada keekonomian dan operasional pabrik adalah fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan pemerintah, serta perubahan lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi penambangan dan pabrik peng olahan/pemurnian. Gambar 3 memperlihatkan bahwa harga komoditas nikel sangat fluktuatif dan ditentukan oleh mekanisme pasar. Bagi perusahaan peng olahan dan pemurnian nikel, hanya dapat berproduksi bila biaya produksi nikel lebih rendah dari harga jual, sehingga biaya produksi merupakan kunci bagi perusahaan untuk dapat terus beroperasi. Penciptaan daya saing dengan penekanan biaya rendah dalam bisnis pengolahan dan pemurnian diperoleh dengan cara: a. integrasi proses b. biaya investasi yang kompetitif c. pencapaian skala ekonomi dengan peningkatan skala produksi d. manajemen operasi yang efisien Strategi Antam untuk Mendanai Investasi pada Proyek-proyek Pengembang an Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Pada prinsipnya terdapat dua sumber pendanaan yaitu pendanaan internal dan ekster nal yang dipergunakan untuk mendanai proyek-proyek Antam saat ini. Dana internal perusahaan untuk pengembangan proyek 16 M&E, Vol.13, No. 3, September 2015
4 Topik Utama Proyek-proyek baru untuk pengolahan dan pemurnian di masa depan perlu bertumpu pada ketersediaan sumber bahan baku bijih, integrasi proses pengolahan, ketersediaan energi yang murah dan pasar produk mineral olahan, serta kompetensi dan pengalaman yang dimiliki Antam. Sumber bahan baku mineral merupakan daya saing utama yang dimiliki oleh Antam dari segi jumlah dan kualitas. Total cadangan nikel saprolit yang dimiliki Antam mencapai 133 juta wmt (wet metric ton) dan sumber daya nikel saprolit 110 juta wmt dengan kadar rata-rata nikel 2%, serta potensi sumber daya nikel limonit mencapai 380 juta wmt de ngan kadar rata-rata nikel 1,4% (Laporan Tahunan Perseroan PT. Antam, Tbk, 2014). Potensi ini memungkinkan Antam mengembangkan beberapa pabrik pengolahan dan pemurnian nikel dengan beberapa teknologi, baik teknologi pyrometalurgy maupun hydrometalurgy. Pilihsudah sangat tidak memadai karena adanya kebijakan larangan ekspor mineral mentah. Potensi kehilangan pendapatan Antam dari larangan ekspor ini mencapai 36% pendapatan perusahaan (Laporan Tahunan Antam, 2013), sehingga diperlukan strategi pendanaan lain di luar dana internal perusahaan. Pendanaan dari luar perusahaan untuk mendanai proyek-proyek investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral berasal dari hutang jangka panjang yang bersumber dari perbankan dan obligasi perusahaan. Posisi hutang jangka panjang perusahaan per 31 Desember 2014 mencapai Rp. 6,2 triliun de ngan total aset sebesar Rp. 22 triliun. Sehingga untuk pengembangan proyek-proyek investasi selanjutnya diperlukan tambahan pendanaan yang bersumber dari ekuitas perusahaan atau pencarian partner strategis. Penambahan ekuitas perusahaan melalui penerbitan saham baru, akan sangat membantu Antam untuk dapat terus berkembang. Rencana Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Dana Publik melalui Skema Penerbitan Saham Baru akan membantu Antam untuk menyelesaikan pabrik pengolahan nikel di Buli, Halmahera Timur. Kerjasama dengan partner stretegis dalam pengembangan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral juga dilakukan oleh Antam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko investasi, sumber pembiayaan investasi dan ja- minan pasar produk mineral olahan. Bebera pa proyek yang akan dikembangkan dengan model strategis partner meliputi proyek Smelter Grade Alumina dan Ferronikel/Nikel Pig Iron. Diharapkan partner strategis memiliki teknologi, membawa pendanaan dan memiliki akses pasar terhadap produk mineral olahan. Proyek-Proyek Investasi Antam di Bidang Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Masa Depan Gambar 3. Grafik Pergerakan Harga Logam Nikel di LME (Tahun ). Sumber: Infomine.com, data per 30 April 2015 M&E, Vol.13, No. 3, September
5 Topik Utama Gambar 4. Proyek-Proyek Pengembangan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Antam an alternatif teknologi pengolahan ini akan menjamin optimalisasi pemanfaatan bijih nikel dan diferensiasi produk olahan mineral. Hal lain yang penting menjadi pertimbangan adalah sumber energi yang kompetitif, karena hampir 40% dari biaya produksi nikel Antam saat ini diserap oleh pengadaan energi. Diharapkan sumber energi gas merupakan salah satu solusi yang paling cocok untuk teknologi proses yang dimiliki Antam saat ini. Penggunaan teknologi proses yang telah dimiliki dan dioperasikan pada rencana pabrik pengolahan baru, merupakan strategi untuk mengurangi risiko kegagalan atau kendala pengoperasian pabrik. Sehingga alokasi gas alam oleh pemerintah untuk kebutuhan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral, merupakan kebijakan yang mendukung pengembangan pabrik pengolahan mineral di dalam negeri. 3. Kesimpulan berdasarkan uraian dalam tulisan ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. PT. Antam (Persero) Tbk. melaksa nakan investasi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian dalam negeri. 2. Risiko investasi di bidang pengolahan dan pemurnian cukup tinggi, sehingga perlu di dukung dengan iklim usaha, kebijakan pe merintah dan sumber pendanaan yang kompetitif untuk menarik investasi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral. 3. Besarnya potensi mineral dan kebutuhan komoditas mineral logam olahan pada jangka panjang, membuat investasi pabrik pengolahan dan pemurnian di Indonesia, tetap menarik. Daftar Pustaka Lawrence,M.J., 2004, Overview of Mineral Project Risk Issues and Role of Mineral Industry Proffesionals (Especially Consultants) in Risk Reduction Strategies, Pacific Rim InvestmentMine, Mining Markets and Investment, diakses tanggal 4 Mei, 2015 Laporan Tahunan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Antam, Tbk Tahun 2013 dan M&E, Vol.13, No. 3, September 2015
6
7
8
9
10
11
12
13
14
REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL Jakarta, 12 Februari 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penyelenggaraan
Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Acara : Investor Summit and Capital Market Expo 2015 Penyelenggara : PT Bursa Efek Indonesia Tempat : Ruang Seminar 3, Gedung Bursa Efek Indonesia Lantai 1 Jl. Jend. Sudirman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat
Lebih terperinciTentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri
Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit, bijih besi dan pasir besi serta mangan) sebagian besar dijual ke luar
Lebih terperinciSIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA
SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA JAKARTA, 7 Agustus 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM) didirikan di Indonesia pada 5 Juli 1958 dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM) didirikan di Indonesia pada 5 Juli 1958 dan bergerak dalam bidang pertambangan bahan galian. Produk-produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan ekonomi suatu negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal usaha perusahaan. Terlebih
Lebih terperinciProspek PT Inalum Pasca Pengambilalihan oleh Pemerintah. Oleh: Hilman Qomarsono 1
Prospek PT Inalum Pasca Pengambilalihan oleh Pemerintah Oleh: Hilman Qomarsono 1 Latar Belakang & Urgensi Akuisisi PT Inalum PT Inalum merupakan perusahaan penghasil aluminium hasil kerjasama Pemerintah
Lebih terperinciCAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017
CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 9 Agustus 2017 LANDMARK PENGELOLAAN MINERBA 1 No Indikator Kinerja Target 2017 1 Produksi Batubara 477Juta Ton 2 DMO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A14111 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT GUNUNG KENDAIK OLEH PT MEGA CITRA UTAMA LATAR BELAKANG 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu memanfaatkan semua sumber
Lebih terperinciTabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciOleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah
Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) bersedia mencabut gugatan ke mahkamah arbitrase internasional jika pemerintah memberikan keringanan bea keluar. Kebijakan itu
Lebih terperinciBambang Yunianto. SARI
Implementasi Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah Mineral di Indonesia Topik Utama Bambang Yunianto yunianto@tekmira.esdm.go.id SARI Sesuai jiwa Pasal 33 ayat (3) UUD 45, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN
KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN Disampaikan pada Diklat Evaluasi RKAB Perusahaan Pertambangan Batam, Juli 2011 Sumber: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan segala potensi yang ada yang seyogyanya
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11011 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT DWIMITRA ENGGANG KHATULISTIWA OLEH PT ANTAM (Persero) Tbk I. LATAR BELAKANG 1.1. Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciHILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN
Lebih terperinciSIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008
SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 JAKARTA, 27 Oktober 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT Inco, atau Perseroan, IDX: INCO) hari ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan mengakibatkan perkembangan pada sektor pertambangan seperti minyak dan gas bumi, mineral
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. PT Antam (Persero) Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1. Deskripsi Perusahaan PT Antam (Persero) Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi
Lebih terperinciPAPARAN PUBLIK TAHUNAN 2017
PAPARAN PUBLIK TAHUNAN 2017 Jakarta, 16 Juni 2017 AGENDA PAPARAN PUBLIK I. Kinerja Keuangan 2015-2016 II. Progres Pembangunan Smelter FeNi III. Ekspor Bijih Nikel 2017-2018 IV. Proyeksi Keuangan 2017-2018
Lebih terperinciTadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu
Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu JAKARTA. FT Freeport Indonesia (PTFI) kemungkinan gagal memenuhi target peningkatan produksi maupun penjualan emas dan tembaga,
Lebih terperinciKEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN Kementerian Perdagangan Januari 2017 1 Dasar Hukum Peningkatan Nilai Tambah UU 4/2009 Pasal 103: Kewajiban bagi Pemegang IUP dan IUPK
Lebih terperinciHILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terkait dengan keputusan pendanaan khususnya pada perusahaan sektor pertambangan, pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang di Indonesia membangun pabrik
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dana pada perusahaan berasal dari sumber
Lebih terperinciPeluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar
Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar Oleh : Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Barat Pada Acara Seminar dan Workshop MKI Wilayah Kalimantan Barat 2013 Pontianak. 13 Maret
Lebih terperinciAgus Rusli. External Relation GM PT. Harita Prima Abadi Mineral SARI
KOMITMEN DAN KENDALA PEMBANGUNAN INDUSTRI ALUMINA REFINERY Agus Rusli External Relation GM PT. Harita Prima Abadi Mineral agus.rusli@haritamineral.com SARI Indonesia sekarang ini sedang berusaha keras
Lebih terperinciPT Vale mencatat rugi bersih namun EBITDA positif untuk tahun 2017 didorong oleh peningkatan kinerja di semester kedua
PT Vale mencatat rugi bersih namun EBITDA positif untuk tahun didorong oleh peningkatan kinerja di semester kedua Jakarta, 27 Februari 2018 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan
Lebih terperinciLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
I.102 PENGOLAHAN BIJIH NIKEL KADAR RENDAH UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BAJA TAHAN KARAT Dr. Solihin, M.Env., Ir. Puguh Prasetiyo, Dr. Ir. Rudi Subagja, Dedy Sufiandi ST, Immanuel Ginting ST Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciANALISIS NILAI SUMBER DAYA BIJIH BAUKSIT, NIKEL DAN EMAS PT. ANTAM TBK.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 4, Oktober 2010 :: 174 182 ANALISIS NILAI SUMBER DAYA BIJIH BAUKSIT, NIKEL DAN EMAS PT. ANTAM TBK. TRISWAN SUSENO Puslitbang Teknologi Mineral dan
Lebih terperinciKontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI
Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI *) Bahan disusun berdasarkan paparan Bappenas dan Kemen ESDM dalam Acara Sosialisasi EITI di Jogjakarta, Agustus 2015 2000 2001 2002
Lebih terperinciOleh Rangga Prakoso. Batasan Ekspor Mineral Diperlonggar
Oleh Rangga Prakoso JAKARTA. Revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) akan memuat perlakuan khusus bagi perusahaan
Lebih terperinci2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2017 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pemberia
No.687, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penjualan Mineral ke Luar Negeri. Pensyaratan dan Pemberian Rekomendasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar
Lebih terperinciPerbaikan biaya topang pendapatan PT Vale di tahun 2016
Perbaikan biaya topang pendapatan PT Vale di tahun Jakarta, 23 Februari 2017 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan pencapaian kinerja yang telah diaudit untuk tahun. Kinerja
Lebih terperinciPemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia
Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang signifikan pada industri dunia, diantaranya industri otomotif, konstruksi, elektronik dan industri lainnya pada beberapa dasawarsa terakhir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu di antara sekian banyak masalah keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah masalah pembiayaan perusahaan. Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat diperoleh
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciTambang Batu Hijau, Indonesia
Tambang Batu Hijau, Indonesia Laporan Naratif Konteks Batu Hijau adalah tambang terbuka di Indonesia dengan komoditas utama berupa tembaga dan emas dengan sejumlah kecil perak. Terletak di Kabupaten Sumbawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Kenaikan konsumsi tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu semakin meningkatnya jumlah
Lebih terperinciBedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral
Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit,
Lebih terperinciUNTUK SEGERA DISIARKAN
UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website
Lebih terperinciLaba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian 1. Lokasi Perusahaan PT Aneka Tambang, tbk berlokasi di Jakarta tepatnya di Gedung Aneka Tambang Jalan Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan apapun jenis usahanya secara umum mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan Copeland,1992:8). Namun
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia 2.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha melalui penerbitan saham dan obligasi. Perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan tema RPJMN Tahun 2015-2019 atau RPJM ke-3, yaitu: Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis
Lebih terperinciLaba PT TIMAH (Persero) Tbk Naik sebesar 141% pada Laporan Keuangan s/d Kuartal III Tahun 2014
UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 23528000 faksimili : +62 (21) 3444012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. PT. Bakrie and Brothers Tbk didirikan pada
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan Profil dan Sejarah Perusahaan ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. XYZ BASTIAN LUBIS DOSEN TETAP UNIVERSITAS PATRIA ARTHA ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. XYZ BASTIAN LUBIS DOSEN TETAP UNIVERSITAS PATRIA ARTHA ABSTRAK Penelitian ini berlangsung di PT. XYZ yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT. XYZ Diukur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dapat digunakan sebagai alternatif modal. Pinjaman jangka pendek, pinjaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika perusahaan melakukan kegiatan ekspansi, modal merupakan hal penting yang harus dimiliki. Perusahan yang akan mengembangkan bisnis dan usahanya lebih
Lebih terperinciKomUNIKASI SINgKAT: BAgAImANA NASIB ENERgI TERBARUKAN DI INDoNESIA PASCA TURUNNyA harga minyak DUNIA?
KomUNIKASI SINgKAT: BAgAImANA NASIB ENERgI TERBARUKAN DI INDoNESIA PASCA TURUNNyA harga minyak DUNIA? verina J. Wargadalam Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Jumlah sumber daya mineral yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengkaruniai Indonesia kekayaan alam yang sangat berlimpah dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT mengkaruniai Indonesia kekayaan alam yang sangat berlimpah dan kekayaan tersebut harus dikelola sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Tetapi tidaklah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nikel merupakan logam berwarna perak keputihan yang mempunyai kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mineral logam merupakan kekayaan alam tak terbarukan yang mempunyai peranan penting sebagai penopang perekonomian Indonesia. Salah satu mineral logam yang banyak dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar
Lebih terperinciPT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA
SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA - 1 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA JAKARTA, 25 April 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbedaan Keramik Konvensional dengan Advanced Ceramics Karakteristik Konvensional Advanced Temperatur maksimal C
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri keramik Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang telah berkembang baik selama lebih dari 30 tahun (Kemenperin RI, 2016). Nilai penjualan
Lebih terperinciJakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;
Sambutan Menteri Perindustrian Pada Acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) & Talkshow Realita dan Arah Keberlanjutan Industri Pengolahan dan Pemurnian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari dalam perusahaan (internal financing) atau dari luar perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dana dari dalam perusahaan
Lebih terperinciEfisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015
UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 23528000 faksimili : +62 (21) 3444012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 013000.S/HM.01.00/SPER/2013 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 01 Mar 2013 15:10:03 Perihal Keterbukaan Informasi Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,
Lebih terperinciPaparan Publik PT ABM Investama Tbk
Paparan Publik 2015 PT ABM Investama Tbk Disclaimer Presentasi ini telah disiapkan oleh PT ABM Investama Tbk ( "ABMM" atau "Perseroan") semata-mata untuk informasi umum. Presentasi ini adalah untuk tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya. Hadirnya pasar modal memperbanyak
Lebih terperinciTabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya
Lebih terperinciPenambangan Bijih Nikel di Pomalaa
Penambangan Bijih Nikel di Pomalaa Segmen usaha nikel ANTAM terdiri dari komoditas feronikel dan bijih nikel, yang dihasilkan dari tambang-tambang nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara serta pabrikpabrik
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tentang Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Eastern Star Resources Pty Ltd oleh Perusahaan Vale Austria Holdings GmbH 1. LATAR BELAKANG Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel, timah hitam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan membaiknya kinerja beberapa indikator makro ekonomi seperti Rupiah
1 BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kondisi perekonomian ndonesia pada tahun 2010 mulai pulih seiring dengan membaiknya kinerja beberapa indikator makro ekonomi seperti Rupiah yang relatif menguat
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dicapai semaksimal mungkin maka perusahaan akan melakukan berbagai usaha untuk
54 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PT. Antam Tbk merupakan produsen dan sekaligus distributor yang melakukan pendistribusian dan penjualan Nikel. Dalam kegiatan pemasaran
Lebih terperinciPusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015
Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bandung, Maret 2015 MINERAL LOGAM Terdapat 24 komoditi mineral yang memiliki nilai sumber daya dan cadangan yang sesuai
Lebih terperinciLabaa TINS Meningkat
UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon faksimili e mail website : +62 (21) 2352 8000 : +62 (21) 344 4012 : corporatesecretary@ @pttimah.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perindustrian. Salah satu konsumsi nikel yang paling besar adalah sebagai
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nikel merupakan salah satu bahan penting yang banyak dibutuhkan dalam bidang perindustrian. Salah satu konsumsi nikel yang paling besar adalah sebagai bahan baku pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan (non renewable) yang dikuasai negara, oleh karena itu pengelolaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan tahun 2010, terjadi peningkatan besar dalam aktivitas perdagangan
Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pertengahan tahun 2010, terjadi peningkatan besar dalam aktivitas perdagangan hasil tambang di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh keluarnya peraturan
Lebih terperinciPT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE)
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) JW MARRIOTT HOTEL - 02 JUNI 2016 DAFTAR ISI 1 2 3 4 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN KINERJA PERSEROAN STRATEGI PERSEROAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah. Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah kekayaan potensi mineral bahan galian pertambangan.
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT ANTAM (Persero) Tbk didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT ANTAM (Persero) Tbk didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional
Lebih terperinci2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara memiliki peran yang sangat penting untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun.
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN Di dalam negeri, kebutuhan besi baja industri nasional belakangan ini begitu tinggi. Namun, produksi industri besi baja nasional belum mampu menutupi kebutuhan, akibatnya pintu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinci