BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka
|
|
- Erlin Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 1. Penelitian Terdahulu A. Kajian Pustaka Pada penelitian ini, tinjauan penelitian terdahulu dilakukan terhadap sumbersumber tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu novel RALP karya Sujiwo Tejo dan berhubungan dengan topik penelitian mengenai distribusi dan promosi novel. Data dibawah ini didapatkan dari hasil observasi di blog, laman, antologi, dan skripsi. Pembahasan mengenai Menengok Penerbitan, Distribusi, dan Promosi Novel Indonesia Tahun 2000-an. Ditulis oleh Wiyatmi dalam antologi yang berjudul Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif editor oleh Anwar Effendi terbit pada tahun Pada artikel tersebut, Wiyatmi membahas tentang fenomena penerbitan, distribusi, dan promosi beberapa novel Indonesia periode Pada periode ini, penerbitan novel telah menggunakan berbagai cara yang memungkinkan munculnya sejumlah karya best seller. Wiyatmi menyimpulkan bahwa sejumlah faktor yang berhubungan dengan penerbitan, pendistribusian, dan promosi sebuah karya sastra (novel) memiliki peran yang sangat penting bagi keberadaan dan penerimaan masyarakat terhadap karya seorang pengarang tertentu. Adapun dengan mengabaikan sejumlah faktor tersebut, 11
2 12 sebuah karya sastra yang sudah dengan susah payah dipersiapkan, ditulis, dan diterbitkan dapat berakhir tanpa pernah ada yang mengenalnya. Makalah mengenai Sastra dalam Era Industri Kreatif dari Ahmadun Yosi Herfanda dalam Kongres Bahasa Indonesia X di Hotel Grand Sahid Jaya, Oktober 2013, digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Dalam makalah tersebut Ahmadun Yosi Herfanda menyinggung masalah wacana industri kreatif, industri sastra, nasib buku sastra, dan campur tangan Tuhan terhadap karya sastra. Pada saat ini, Indonesia sedang memasuki era industri kreatif, sistem industri yang berdasarkan keanggotaan, bakat dan kreativitas. Basis industri karya sastra yang berada dalam sistem industri penerbitan, sama dengan basis industri kreatif. Bahkan, industri penerbitan termasuk penerbitan karya sastra merupakan salah satu bagian penting dari sistem industri kreatif. Artikel mengenai Sinergi antara Sastra dan Industri Kreatif ditulis oleh Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum., yang dipublikasikan di laman fib.ugm.ac.id pada 6 Maret Artikel itu mengulas mengenai produksi sastra yang ditempatkan dalam perspektif bisnis, sesungguhnya saat itu juga karya sastra mengalami pergeseran fungsi. Karya sastra tidak lagi hanya berperan sebagai produk kultural, tetapi juga sebagai produk industri. Oleh karena itu, dalam hal ini karya sastra dianggap sebagai komoditas yang menjadi salah satu sarana perputaran modal. Karya sastra masuk dalam proses industrialisasi yang hampir sepenuhnya bergerak untuk kepentingan pasar. Dalam posisinya sebagai komoditas, karya sastra sering harus menyesuaikan dengan kepentingan pasar sehingga selera konsumen sangat
3 13 menentukan corak komoditas tersebut. Akan tetapi, kapitalisasi sistem produksi sastra tidak selamanya merugikan pertumbuhan sastra karena kapitalisasi tersebut justru dapat merangsang produktivitas penciptaan karya sastra. Artikel-artikel dan makalah di atas sesuai dengan topik penelitian ini, yaitu tentang dunia industri sastra, distribusi, dan promosi karya sastra. Artikel selanjutnya adalah mengenai objek dalam penelitian ini. Artikel berjudul Galaunya Hati Rahwana yang ditulis oleh Ardi Wina Saputra di laman komunikasi.um.ac.id pada tahun Dalam artikel tersebut, Ardi Wina membahas tentang tema dalam novel RALP yaitu kisah percintaan abadi Rahwana-Sinta bertolak belakang dengan kisah Rahwana-Sinta yang terdapat dalam epos Ramayana karya Walmiki. Artikel berjudul Sujiwo Tejo: Sebuah Cerita, Nada, dan Karya Edan yang ditulis oleh John Indra di laman areamagz.com pada tahun Dalam artikel tersebut, John Indra menuliskan hasil wawancaranya dengan Sujiwo Tejo tentang proses terciptanya novel RALP. Proses tersebut meliputi latar belakang menulis novel RALP, waktu pembuatan novel, alasan penyertaan cakram padat pada novel, dan isi novel. Isi novel tersebut diasumsikan ada semacam pembenturan sejarah, peristiwa kekinian, hingga budaya populer. Musikalitas Sujiwo Tejo dibahas oleh Quicchote yang ditulis di blog qmuse.wordpress.com pada 6 juni 2014 dengan judul Mendengar Sujiwo Tejo dalam Rahvayana. Kesimpulan artikel tersebut adalah mendengar dan membaca RALP menunjukkan bahwa novel tersebut sebenarnya lebih merupakan karya yang
4 14 memberikan pengalaman musikal daripada sastrawi. Novel RALP merupakan sebuah sudut pandang interpretatif atas narasi Ramayana yang diketengahkan seorang yang memiliki latar belakang dalang Jawa. Interpretasinya terasa asli baik secara tekstual (seperti terurai dalam buku) maupun komposisi musik yang seolah menunjukkan kebhinekaan pengalaman musikal komposernya. Artikel berjudul Rahvayana, Aku Lala Padamu yang ditulis oleh Anggi Hafiz Al Hakam di rubrik kompasiana.com pada 13 Juli 2015 pukul 14:51 WIB. Dalam rubrik tersebut, Anggi Hafiz membahas tentang tokoh Rahwana dalam novel RALP yang lebih apa adanya dan dibebaskan dari pakem pewayangan. Dijelaskan bahwa dengan menggunakan sudut pandang aku, Sujiwo Tejo sengaja ingin membiaskan tokoh utama. Tokoh Rahwana tersebut memang benar Rahwana atau orang lain selain Rahwana. Dalam rubrik tersebut, Anggi Hafiz mengembalikan sudut pandang pengarang kepada masing-masing pembaca novel. Selain itu tinjauan pustaka juga dilakukan terhadap penelitian terdahulu yang menggunakan teori sosiologi sastra Robert Escarpit. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan teori sosiologi sastra Robert Escarpit. Skripsi Muhammad Hafidz Assalam (NIM: C ) Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2011 yang berjudul Eksistensi Pengarang Muda dalam Situs Jejaring Sosial Facebook: Pendekatan Sosiologi Sastra. Dalam skripsi tersebut, Muhammad Hafidz Assalam memfokuskan peneletian pada masalah eksistensi pengarang-pengarang muda yang direpresentasikan melalui facebook. Pada penelitian
5 15 tersebut, ditentukan lima orang pengarang muda yang membangun eksistensi diri melalui facebook yaitu, Afifah Afra, Anwari Wmk, Pipiet Senja, Moh. Gufron Cholid, dan Holy Adibz. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas pengarang-pengarang muda dalam facebook dan mendeskripsikan eksistensi pengarang-pengarang muda yang dimanifestasikan dalam bentuk apresiasi pembaca melalui facebook. Dalam penelitian tersebut dijelaskan mengenai teori sosiologi sastra Robert Escarpit tentang sirkuit sastra. Sisrkuit sastra adalah hal-hal di luar sastra yang ikut mempengaruhi perkembangan sastra. Sirkuit sastra yang relevan terhadap objek penelitian ini adalah media sastra, publikasi, dan promosi. Selain itu, dalam penelitian tersebut menggunakan teori tentang cybersastra sebagai teori bantu. Dari tinjauan penelitian di atas, ada keterkaitan tentang sirkuit sastra yang ditawarkan oleh Robert Escarpit dengan penelitian fakta sosial sastra pada penelitian ini. Sirkuit sastra merupakan salah satu elemen dalam fakta sosial sastra yang dikemukakan oleh Robert Escarpit. Jadi terdapat keterkaitan antara objek penelitian tersebut mengenai eksistensi pengarang dengan fakta sosial sastra. Skripsi Tifani Nurul Solikhah (NIM: C ) Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2014 yang berjudul Fakta Sastra pada Novel Tak Sempurna Karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2Black: Tinjauan Sosiologi Sastra Robert Escarpit. Dalam penelitian tersebut, Tifani membahas mengenai fakta sastra
6 16 sebagai buku, fakta sastra sebagai bacaan, dan fakta sastra sebagai sastra pada novel Tak Sempurna Karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2Black. Fakta sastra sebagai buku yang meliputi unsur pembaca yaitu para remaja yang dibayangkan oleh pengarang, segmen pasar, yaitu Rezpector dan Fahdisme, dan tiras penerbitan buku sejumlah eksemplar. Fakta sastra sebagai bacaan yang menunjukkan hasil tingkatan komersial setengah sukses dan sukses normal untuk wilayah Surakarta dan sukses normal secara global di seluruh Indonesia. Fakta sastra sebagai sastra pada novel ini adalah tema, adanya kesalahan tentang sekolah, sistem dunia pendidikan, dan pola pengasuhan anak di Indonesia Artikel-artikel mengenai novel RALP dalam tinjauan pustaka di atas membahas mengenai struktur novel. Selain itu, penelitian dari Muhammad Hafiz (2011) baru membahas masalah publikasi karya sastra yang dilakukan melalui facebook. Penelitian dari Tifani (2014) sudah membahas masalah distribusi, tingkat hasil penjualan, dan konsumsi publik terhadap karya sastra. Akan tetapi, belum membahas mengenai promosi karya sastra. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas masalah distribusi, strategi promosi, dan tingkatan hasil penjualan novel RALP karya Sujiwo Tejo. 2. Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra Robert Escarpit. Menurut Escarpit (2005: 3) setiap fakta sastra merupakan bagian suatu sirkuit. Sastra merupakan bagian seni sekaligus juga teknologi dan usaha dagang, ia mengaitkan individu-individu yang jelas definisinya (atau dikenal namanya) pada
7 17 suatu kolektivitas yang dapat dikatakan anonim, namun terbatas (Escarpit, 2005: 3). Setiap sirkuit memiliki alat transmisi yang sangat kompleks dan saling terkait. Fakta sastra berkaitan dengan segala macam aspek yang terkait dengan sastra, seperti pengarang, pembaca, karya dan juga berkaitan pula dengan urusan penerbitan, teknologi dan dunia perdagangan, yang kesemuanya itu saling terkait satu sama lain. Karya sastra merupakan salah satu produk ekonomi yang tercipta dari pikiran manusia dengan tujuan estetis dan usaha dagang. Selain bagian dari seni, sastra juga terkait dengan teknologi dan perdagangan. Setiap pengarang memiliki kreatifitas untuk menuangkan gagasannya agar mempunyai nilai dan menghasilkan uang. Kesusatraan antara lain dan dengan cara yang tidak dapat disangkal merupakan cabang produksi dari industri buku sebagaimana halnya pembacaan buku adalah cabang konsumsi dari industri tersebut (Escarpit, 2005: 4-5). Ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu dipertimbangkan, dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain pemahaman yang berkaitan dengan aspek-aspek penerbitan dan pemasaran karya (Ratna, 2003: 2-3). Pada masa kini, ditinjau dari sudut pengarang, menulis adalah suatu profesi atau paling tidak suatu kegiatan yang menghasilkan uang, dan dilaksanakan dalam lingkup suatu sistem ekonomi. Dari segi karya, buku adalah suatu produk industri yang didistribusikan secara komersial, jadi tunduk pada hukum penawaran dan permintaan (Escarpit, 2005: 4).
8 18 Sebagai individu, pengarang sama dengan anggota masyarakat yang lain. Pengarang merupakan anggota masyarakat dan merupakan bagian integral kolektivitas di tempat ia berdomisili. Pengarang juga terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti: sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan pada umumnya (Ratna, 2005: 327). Escarpit menegaskan posisi sastra sebagai sebuah fakta sosial yang khas. Sastra harus menerima realitas pengaruh sosial dan ekonomi dalam dirinya. Dalam perspektif sosiologis yang dikemukakan Escarpit, sastra mengandung dua bentuk fakta, yaitu fakta sastra atau alat ukur faktual tentang eksistensi sastra dan fakta sosial sastra atau fakta-fakta yang menunjukkan sistem produksi sastra secara sosiologis. Dua aspek tersebut adalah bagian mendasar dari teori sosial sastra yang dikemukakan Escarpit (Anwar, 2010: 239). Menurut Dendy Sugono (2011: 386), fakta adalah sesuatu hal keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sosial yaitu semua hal yang berkenaan dengan masyarakat (Sugono, 2011: 1331). Escarpit menghubungkan sastra dalam dimensi yang lebih kompleks daripada yang dikemukakan Goldman. Fakta sastra hanya bisa dipahami secara objektif berdasarkan fakta sosial yang melingkupinya. Untuk memahami sastra sebagai fakta sosial, Escarpit mengemukakan delapan aspek yang menjadi elemen fakta sosial sastra, yaitu: (1) populasi dan angkatan sastra; (2) domisili kepengarangan; (3) kehidupan ekonomi pengarang; (4) status sosial pengarang; (5) institusi publikasi; (6) sirkuit sastra; (7) konsumsi sastra, dan; (8) ahli sastra. Kedelapan elemen tersebut
9 19 adalah fakta sosial untuk memahami sastra secara objektif (Anwar, 2010: 243). Dalam penelitian ini hanya akan fokus pada dua aspek yang menjadi bagian dari elemen untuk memahami fakta sosial sastra, yaitu institusi publikasi dan sirkuit sastra. Institusi publikasi adalah bagian dari fakta sosial sastra yang dikemukakan oleh Escarpit. Penerbitan memiliki fungsi yang amat vital bagi keberadaan sebuah karya (sastra dan lainnya) karena proses itulah yang mengantar suatu karya individual ke dalam kehidupan kolektif (Escarpit, 2005: 74). Konsep publikasi dikemukakan secara semantik filososfis sebagai penyerahan karya pada publik atau masyarakat. Publikasi sastra, dengan media apapun adalah bagian mendasar ketika sastra tersebut berpindah dari fakta individual menjadi fakta sosial (Anwar, 2010: 246). Fakta sosial sastra lain yang dikemukakan oleh Escarpit adalah sirkuit sastra. Escarpit menjustifikasi bahwa tidak ada hubungan langsung, secara kausalitas, antara nilai sebuah buku sastra dengan besarnya jumlah masyarakat, tetapi terdapat hubungan eksistensial antara buku sastra dengan keberadaan masyarakat. Meskipun sebuah buku sastra diterbitkan dalam masyarakat yang banyak, jika eksistensi masyarakat tersebut banyak yang buta huruf atau tidak mempunyai minat baca yang baik, maka buku sastra tersebut mempunyai batas sirkuit yang sempit (Anwar, 2010: 247). Sirkuit lainnya adalah toko-toko buku. Toko buku mempunyai peran dalam memilih buku sastra yang dianggap cocok untuk masyarakat di sekitar toko buku tersebut. Pengaruh sistem ideologi sebuah negara juga sangat berpengaruh terhadap
10 20 pemilihan buku sastra. Perkembangan kontemporer, yang tidak disebut oleh Escarpit, adalah stand-stand buku di mal-mal atau toko-toko buku internet seperti Amazon juga sangat mempengaruhi sirkuitas sastra. Beberapa toko buku yang menjadi bagian sirkuit sastra di Indonesia dalam skala nasional adalah Gramedia, Kharisma, Togamas, Gunung Agung, Gunung Mulia, Salemba, dan Tiga Serangkai (Anwar, 2010: 249). Promosi memang harus dilakukan, mulai dari cara yang paling sederhana sampai dengan cara yang paling canggih. Publik yang telah diperkirakan tidak dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukan keberhasilan komersial karena mereka semata-mata berada dalam teori. Secara komersial, satu-satunya publik yang nyata adalah yang terdiri dari para pembeli buku. Pada pengertian ini dapat dikatakan bahwa ada empat tingkat hasil komersial: kegagalan, manakala penjualan merugi baik bagi penerbit maupun toko buku, setengah sukses jika penjualan buku seimbang dengan anggaran biaya, sukses normal ketika hasil penjualan cocok dengan perkiraan penerbit, dan best-seller kalau omzet melewati batas perkiraan dan lepas kontrol (Escarpit, 2005:127). Selain bagian dari seni, sastra juga terkait dengan teknologi dan perdagangan. Jadi, sastra tidak hanya berkutat dengan penulis, karya sastra dan pembaca, tetapi Escarpit juga memasukkan unsur luaran selain ketiga faktor utama tersebut. Unsurunsur yang dimaksud antara lain, promosi dan distribusi. Promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi dan atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya (Shimp, 1986: 111). Berbagai tipe promosi konsumen
11 21 jangka pendek yang bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat, antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon dan potongan harga (Rewoldt, 1995: 35). Distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik berpindahnya hak (penguasaan) hingga pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya (Daryanto, 2013: 100). Jika pada awal perkembangannya karya sastra hanya dapat dipublikasikan secara lisan, maka untuk selanjutnya, karya sastra mulai diproduksi secara masal setelah ditemukannya mesin percetakan. Dengan demikian, kedudukan sastra tidak lagi semata-mata sebagai karya seni murni, tetapi sudah memasuki ranah teknologi dan industri. Karya sastra mulai dibukukan dan diterbitkan dengan konsep dagang yang menguntungkan.
12 22 B.Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagan kerangka pikir penelitian Fakta sosial sastra novel RALP karya Sujiwo Tejo Distribusi dan Strategi Promosi Novel RALP Tingkatan Hasil Komersial Novel RALP Pembahasan fakta sosial sastra novel RALP karya Sujiwo Tejo Simpulan fakta sosial sastra novel RALP Keterangan dari bagan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan rumusan masalah, dilakukan penelitian mengenai fakta sosial sastra novel RALP karya Sujiwo Tejo. 2. Distribusi dan Strategi Promosi yang dilakukan pada novel RALP. Hal tersebut meliputi publikasi dan kreasi, sirkuit distribusi, promosi praterbit, dan promosi pascaterbit.
13 23 3. Tingkatan hasil komersial novel RALP yang meliputi sastra sebagai bacaan atau teks, sastra sebagai komoditas, dan status komoditas. 4. Tahap yang terakhir dalam penelitian ini yaitu pembahasan terhadap data-data dan kemudian akan dihasilkan menjadi sebuah simpulan tentang fakta sosial sastra novel RALP karya Sujiwo Tejo.
BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciFAKTA SOSIAL SASTRA NOVEL RAHVAYANA, AKU LALA PADAMU KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra Robert Escarpit
FAKTA SOSIAL SASTRA NOVEL RAHVAYANA, AKU LALA PADAMU KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra Robert Escarpit SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program
Lebih terperinciFAKTA SOSIAL SASTRA NOVEL RAHVAYANA, AKU LALA PADAMU KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra Robert Escarpit
FAKTA SOSIAL SASTRA NOVEL RAHVAYANA, AKU LALA PADAMU KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra Robert Escarpit SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu daerah dalam karya sastra. Warna lokal yang dibangun dengan istilah atau ungkapan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Membaca karya sastra memerlukan persiapan, strategi agar karya tersebut dapat dipahami. Pembaca mesti memahami model bahasa, bentuk sastra, dan dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA
8 BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA Resensi atas karya sastra berkaitan erat dengan resepsi sastra. Resensi-resensi karya sastra di surat kabar dapat dijadikan sasaran penelitian resepsi sastra. Dalam bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil
Lebih terperinciSOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)
SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang pengarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internasional mengakui wayang sebagai produk budaya dan kesenian asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya Thalia Salsabilla ini menggunakan metode deskriptif analisis. Dalam hal ini, cara kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.
1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran
Lebih terperinci07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah
Lebih terperinciBahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri
Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa pada dasarnya merupakan alat komunikasi yang akurat bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada dasarnya merupakan alat komunikasi yang akurat bagi kehidupan manusia. Baik yang dirasakan, dipikirkan, dialami maupun diangankan oleh seseorang.
Lebih terperinci3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK
3. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Religius merupakan suatu keadaan dan keyakinan yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang itu bertingkah laku, bersikap, berbuat dan bertindak sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan
1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Mitos adalah tipe wicara, segala sesuatu bisa menjadi mitos asalkan disajikan oleh sebuah wacana. Mitos tidak ditentukan oleh objek pesannya, namun oleh bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Dengan berkembangnya berbagai hal diberbagai aspek, selalu
Lebih terperinciREPRESENTASI BUDAYA POPULER DALAM NOVEL ANAK B-JELL CHEERS KARYA THALIA SALSABILLA (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)
REPRESENTASI BUDAYA POPULER DALAM NOVEL ANAK B-JELL CHEERS KARYA THALIA SALSABILLA (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) Rangga Saputra Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta imajinasi adalah alat. Sastrawan menggunakan media lingkungan sosial sekitar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari perspektif filsafat ilmu, paradigma Pendidikan Bahasa Indonesia berakar pada pendidikan nasional yang mengedepankan nilai-nilai persatuan bangsa.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut
Lebih terperinciIDENTITAS MANUSIA DALAM PUISI IKLAN SABUN MANDI KARYA YUDHISTIRA ARDI NOEGRAHA
IDENTITAS MANUSIA DALAM PUISI IKLAN SABUN MANDI KARYA YUDHISTIRA ARDI NOEGRAHA Irfai Fathurohman, PBSI FKIP Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae Kudus PO BOX 53 Bae Kudus, Jawa Tengah 59324 email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi lahirnya sebuah karya sastra yang akhirnya dijadikan sebagai media untuk menyampaikan aspirasi, gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi
Lebih terperinciMENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip
MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip Abstrak Menulis merupakan sarana seseorang untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, berikut ini akan dirumuskan
443 BAB 5 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, berikut ini akan dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian yang berfokus pada hasil analisis dan interpretasi aspek sintaksis,
Lebih terperinciRESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin
RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu gejala.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBerbahasa dan Bersastr
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit Usaha Makmur, CV Berbahasa dan Bersastr sastra a Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009
12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dengan segala problematika yang melingkupinya merupakan salah satu topik yang tidak ada habisnya dibahas. Dalam diri seorang anak, melekat hak untuk mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya imajinasi dari seorang yang mengandung nilai-nilai estetis, karena sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Sastra adalah sebuah karya yang merupakan hasil kerja kreatif dan ekspresif dari penciptanya.sastra merupakan ungkapan perasaan maupun hasil daya imajinasi dari seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sastra berhubungan erat dengan masyarakatnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan munculnya berbagai hasil karya sastra yang mengangkat tentang
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan temuan penulis, teori struktural genetik ini, sudah digunakan oleh beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai keindahan. Sebuah karya sastra bukan ada begitu saja atau seperti agak dibuat-buat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.
BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING A. Temuan Penelitian Pada penelitian kualitatif dibutuhkan analisis data berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. XVIII dan XIX. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu benda budaya yang dapat ditinjau dan ditelaah dari berbagai sudut. Teks-teks sastra bersifat multitafsir atau multiinterpretasi. Isi,
Lebih terperinci