BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Sejarah Perusahaan 1. PT Gudang Garam Tbk. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. 2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. 44

2 Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti kesempurnaan. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. 3. PT Bentoel Internasional Tbk. Sejarah dari Bentoel Group diawali pada tahun 1930 ketika Ong Hok Liong menjalani industri rokok rumah miliknya yang bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong. PT Bentoel Internasional Tbk didirikan dalam kerangka undang-undang No 1 tahun1967 tentang Penanaman Modal Asing yang dibuat berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH., No 199 tanggal 23 September Anggaran dasar perseroan telah memperoleh perestujuan dari menteri kehakiman republic Indonesia dengan surat kepurusan No. Y.A. 5/421/20 tanggal 13 Oktober 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.92 tanggal 16 November

3 4.1.2 Penawaran Umum Efek Perusahaan 1. PT Gudang Garam Tbk. Dengan izin Menteri Keuangan No. SI-126/SHK/KMK.10/1990 tanggal 17 Juli 1990, perseroan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah saham nominal Rp (rupiah penuh) persaham. Dengan Surat PT Bursa Efek Surabaya sebanyak telah disetujui dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya. Dalam Tahun 1996 telah dilakukan pemecahan nilai nominal saham (Stock Spit) dari Rp menjadi Rp 500 (dalam rupiah penuh) persaham dan pengeluaran satu saham bonus untuk setiap saham yang beredar sehingga jumlah saham beredar bertambah dari menjadi dengan surat dari PT Bursa Efek Jakarta No. SE- 039/BEJ.I.2/0596 tanggal 24 Mei 1996 telah dicatatkan saham perseroan yang beredar, yaitu sebanyak PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Pada tahun 1990, perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak saham dengan nilai nominal sebesar Rp (dalam rupiah penuh) persaham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp (dalam rupiah penuh) per saham. Sejak saat 46

4 itu, perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaki yang berkaitan dengan modal saham. 1) 1994 penerbitan saham bonus, setiap pemegang dua saham selama menerima tiga saham baru sebesar Rp ) 1996 perubahan nilai nominal saham dari Rp (dalam rupiah penuh) per saham menjadi Rp.500 (dalam rupiah penuh) per saham sebesar Rp ) 1999 penerbitan saham sebesar Rp PT Bentoel Internasional Tbk. Pada tanggal 28 Februari 2000 peningkatan pasar modal dasar perusahaan sehubungan dengan penawaran umum terbatas 1 tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri hukum dan perundang-undangan republik Indonesia dengan surat keputusan No.C-3988 HT TH Dengan demikian keseluruhan jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas 1 ini adalah saham. Pada tanggal 28 Desember 2001, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua BAPEMPAM dengan surat No. S-4068/PM/2001 untuk melakukan penawaran terbatas 2 dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak saham biasa atas nama. 47

5 4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan 1. PT. Gudang Garam Tbk. Susunan pengurus Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. Pada Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris-komisaris Direksi Presiden Direktur Komite Audit Ketua Anggota Ny. Juni Setiawati Wonowidjojo Tn. Yudiono Muktiwidjojo Tn. Frank Willem van Gelder Tn. Lucas Mulia Suhardja Tn. Susilo Wonowidjojo Tn. Heru Budiman Tn. Herry Susianto Tn. Buana Susilo Tn. Fajar Sumeru Tn. Istata Taswin Siddharta Ny. Ginawati Tn. Sony Sasono Rahmadi Tn. Frank Willem van Gelder Tn. Jusuf Halim Tn. Bambang Susilo 48

6 2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Susunan pengurus Perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Pada Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Direksi Presiden Direktur Direktur John Gledhill Charles Herve Bendotti Niken Rachmad Phang Cheowk Hock Goh Kok Ho Paul Norman Janelle Mark Ingo Niehaus Shea Lih Goh Wayan Mertasana Tantra Yos Adiguna Ginting Peter Alfred Kurt Haase Nikolaos Papathanasiou Komite Audit Ketua Anggota Phang Cheowk Hock Ronny Kusumo Muntoro Gok Kok Ho 49

7 3. PT. Bentoel Internasional Tbk. Susunan pengurus PT. Bentoel Internasional Tbk pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Hendro Martowardojo Richard Remon Bakker Brendan James Brady Komisaris Independen James Richard Suttie Direksi Presiden Direktur Direktur Jason Fitzgerald Murpyh Andre Willem Joubert Dian Paramitha Tang Chung Leong Prijunatmoko Sutrisno Komite Audit Ketua Anggota James Richard Suttie Johanes Sutrisno Subarto Zaini 50

8 4.2 Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan tahapan-tahapan analisis data, yaitu sebagai berikut : Memperoleh Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Tbk., PT. Bentoel Internasional Tbk., PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dari Bursa Efek Indonesia 1. Gudang Garam Tabel 1 Kondisi Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Periode 31 Desember 2008, 2009, 2010, Indikator Aset Kewajiban Tahun Aset Lancar Aset Tidak Lancar Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Piutang Usaha

9 Kas dan Setara Kas Persediaan Pinjaman Jangka Panjang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tabel 2 Kondisi Laporan Keuangan PT. Hanyaja Mandala Sampoerna Tbk 31 Desember 2008, 2009, 2010, Indikator Tahun Aset Lancar Aset Tidak Lancar Piutang Usaha Kas dan Setara Kas Persediaan

10 3. PT Bentoel Internasional Tbk. Tabel 3 Kondisi Laporan Keuangan PT. Bentoel Internasional Tbk 31 Desember 2008, 2009, 2010, Indikator Tahun As et Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Piutang Usaha Kas dan Setara Kas

11 4.2.2 Melakukan Analisis Kinerja laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode analisis rasio keungan dan Tren Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Kondisi Rasio Solvabilitas Perusahaan Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan likuidasi. Indikatorindikator yang umumnya digunakan dalam mengukur tingkat solvabilitas perusahaan antara lain Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR) dan Times Interest Earnings (TIE). Perbandingan tingkat solvabilitas pada masing-masing perusahaan yang diamati adalah sebagai berikut : Tabel 4 Tahun Rasio Perusahaan Gudang Garam Sampoerna Bentoel Debt To Equity Ratio (DER) Rata-Rata

12 Debt To Asset Ratio (DAR) Rata-Rata Times Interest Equity (TIE) Rata-Rata Debt to Equtiy Ratio (DER) Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman dengan pemilik perusahaan. Semakin besar nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan semakin besar proporsi jumlah utang yang dimiliki bila dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki. Nilai DER yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai masalah dalam hal pengelolaan hutang. 55

13 Grafik perbandingan nilai DER dari tiga perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Debt to Equity Ratio (DER) Selama Periode Gambar 2 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati, PT. Bentoel Internasional, Tbk memiliki nilai DER yang tertinggi. Sedangkan perusahaan yang memiliki DER terendah adalah PT. Gudang Garam, Tbk. Nilai DER untuk PT. Bentoel Internasional juga memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 nilai DER perusahaan hanya sebesar 1,58 dan pada tahun 2012 menjadi 2,6. Peningkatan nilai DER ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menjadi sinyal memburuknya kondisi solvabilitas perusahaan. Adapun untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya 56

14 Mandala Samperna, Tbk menunjukkan perkembangan nilai DER yang cukup stabil. Debt to Asset Ratio (DAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat proporsi dari dana hutang. Semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat proporsi dana hutang maka perusahaan semakin aman. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih rendah lebih disukai oleh kreditur sebab dalam keadaan seperti itu tersedia penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi likuidasi. Grafik perbandingan nilai DAR dari tiga perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Debt to Asset Ratio (DAR) Selama Periode Gambar 3. 57

15 Dari grafik diatas terlihat bahwa ketiga perusahaan memiliki nilai DAR yang relatif rendah. Secara rata-rata, ketiga perusahaan tersebut memiliki nilai DAR dibawah 1. Kondisi ini menunjukkan jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaaan masih lebih kecil dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Dengan kata lain jika seandainya terjadi masalah yang menyebabkan bangkrutnya perusahaan, jumlah hutang yang dimiliki masih dapat ditutupi dengan nilai aset yang ada. Selain memiliki nilai DAR yang relatif rendah, ketiga perusahaan ini juga pada umumnya menunjukkan kestabilan nilai DAR selama periode Namun untuk PT. Bentoel International, Tbk, pada tahun menunjukkan peningkatan nilai DAR dari 0,57 pada tahun 2010 menjadi 0,72 pada tahun Sementara untuk perusahaan lainnya (Gudang Garam dan Sampoerna) justru menunjukkan penurunan. Times Interest Earned (TIE) Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu membayar biaya bunga tahunan. Jika kewajiban ini tidak dapat dipenuhi, kreditur dapat mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan kepailitan. Karena bunga merupakan beban yang biasa dikurangkan terhadap pendapatan dalam hal perpajakan, maka kemampuan membayar bunga tidak dipengaruhi oleh pajak. 58

16 Perkembangan nilai Times Interest Earned (TIE) dari setiap perusahaan rokok yang diamati dapat dilihat dalam grafik berikut ini : Grafik Perkembangan Nilai Times Interest Earned (TIE) Selama Periode Gambar 4 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk yang memiliki rasio TIE paling tinggi secara rata-rata. Ini menunjukkan kemampuan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dalam membayar biaya bunga tahunan yang ada sangat besar. Kemampuan ini dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan yang sangat pesat. Pada tahun 2008, rasio TIE yang dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk masih sebesat 34,7 yang kemudian meningkat drastis menjadi 503 pada tahun Adapun untuk 59

17 PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International, Tbk juga memiliki kemampuan membayar bunga yang cukup baik (terlihat dari rasio TIE yang lebih dari 1) meskipun tidak sebaik kemampuan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. 2. Kondisi Rasio Likuiditas Perusahaan Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Quick Ratio dan Cash Ratio. Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 5 Tahun Rasio Perusahaan Gudang Garam Sampoerna Bentoel Current Ratio

18 Rata-Rata Quick Ratio Rata-Rata Cash Ratio Rata-Rata Current Ratio Rasio lancar (Current ratio) adalah angka yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut menunjukan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi tunai dalam waktu dekat. Grafik perkembangan nilai rasio lancar dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : 61

19 Grafik Perkembangan Nilai Current Ratio Selama Periode Gambar 5. Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, dua perusahaan yakni PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mempunyai nilai current ratio yang relatif stabil dimana PT. Gudang Garam, Tbk mempunyai rata-rata nilai current ratio yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Adapun untuk nilai current ratio dari PT. Bentoel International, Tbk dari grafik terlihat sangat fluktuatif dari tahun ke tahun. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan (biasanya berupa piutang yang gagal ditagih). Kegagalan dalam mengkonversi piutang menjadi kas tentu saja akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam 62

20 membayar tagihan yang tercermin dari rendahnya nilai current ratio perusahaan. Quick Ratio Rasio lancar (Current ratio) adalah adalah rasio yang dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan kewajiban lancar. Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaannya. Grafik perkembangan nilai quick ratio dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Quick Ratio Selama Periode Gambar 6 63

21 Dari grafik diatas terlihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai quick ratio adalah PT. Bentoel International, Tbk. Dari data yang ada juga dapat dilihat bahwa nilai quick ratio untuk PT. Bentoel International, Tbk menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk dua perusahaan lainnya memiliki nilai quick ratio yang cukup baik. Untuk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk nilai quick ratio mengalami peningkatan selama tahun namun mengalami sedikit penurunan pada tahun Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk justru mengalami hal yang sebaliknya dimana selama tahun menunjukkan penurunan namun pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Cash Ratio Cash ratio menunjukan perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan dengan beban utang yang ditanggung. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan semakin baik kemapuan perusahaan dalam membayar beban utang yang ada. Grafik perkembangan nilai cash ratio dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : 64

22 Grafik Perkembangan Nilai Cash Ratio Selama Periode Gambar 7 Dari grafik diatas terlihat bahwa secara rata-rata, perusahaan yang memiliki nilai cash ratio yang tertinggi adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Walaupun demikian, cash ratio untuk perusahaan ini tidak stabil. Ini terlihat dari pola perkembangan dimana pada tahun , nilai cash ratio yang dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Samperna, Tbk relatif sama dengan perusahaan lain. Pada tahun mengalami peningkatan yang sangat pesat namun kembali menurun pada tahun Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International, Tbk mempunyai nilai cash ratio yang relatif stabil. 65

23 Kondisi Rasio Profitabilitas Perusahaan Merupakan Rasio yang breguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu baik dengan hubungan penjualan asset maupun laba rugi modal sendiri. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kondisi profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE). Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 6 Tahun Rasio Perusahaan Gudang Garam Sampoerna Bentoel Net Profit Margin (NPM) Rata-Rata Return On Investment 2010 (ROI)

24 Rata-Rata Return On Equity (ROE) Rata-Rata Net Profit Margin Rasio ini digunakan utnuk mengukur margin laba bersih setelah bunga dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu. Semakin besar nilai rasio NPM suatu perusahaan maka kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba juga akan semakin besar. Perkembangan nilai Net Profit Margin dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ; 67

25 Grafik Perkembangan Nilai Net Profit Margin Selama Periode Gambar 8 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mempunyai nilai rasio NPM tertinggi (secara rata-rata) yang diikuti oleh PT. Gudang Garam, Tbk. Adapun nilai NPM untuk PT. Bentoel International, Tbk adalah yang palig rendah. Namun demikian, dari tren perkembangan yang ada, nilai rasio NPM untuk PT. Bentoel International, Tbk menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten. Return On Investment Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan perusahaan (net Income) dengan Jumlah invenstasi atau aktiva yang 68

26 digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Perkembangan nilai ROI dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ; Grafik Perkembangan Nilai Return On Investment Selama Periode Gambar 9 Dari grafik dan data diatas terlihat bahwa niali ROI untuk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk jauh diatas dua perusahaan lainnya baik yakni PT. Gudang Garam, Tbk maupun PT. Bentoel International, Tbk. Dari segi perkembangan, ketiga perusahaan ini memiliki tren perkembangan nilai ROI yang relatif sama. 69

27 Return On Equity Rasio ini mengukur Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Perkembangan nilai ROE dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ; Grafik Perkembangan Nilai Return On Equity Selama Periode Gambar 10 Grafik perkembangan nilai ROE diatas tidak berbeda jauh dengan grafik perkembangan nilai ROI yang telah dibahas sebelumnya. Ini disebabkan kedua rasio ini mengukur parameter yang sama yakni tingkat 70

28 return. Dengan demikian, hasil analisisnya juga akan memberikan hasil yang relatif sama Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan 1. PT. Gudang Garam, Tbk Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama tahun adalah sebagai berikut : Tabel 7 Indikator Aset Tahun Aset Lancar Aset Tidak Lancar Kewajiban Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Piutang Usaha Kas dan Setara Kas Persediaan Pinjaman Jangka Panjang Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 71

29 1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2011 meningkat sebesar 78,63% dibandingkan pada tahun Namun pada tahun 2012 terjadi penurunan yang sangat drastis dari nilai aset lancar perusahaan menjadi hanya sebesar 89,59. Artinya nilai aset lancar pada tahun 2012 berkurang sebesar 1,41% dibandingkan nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun Nilai aset tidak lancar mengalami peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun.nilai aset lancar pada tahun 2012 meningkat sebesar 32,71% dibandingkan pada tahun Jumlah kewajiban lancar perusahaan meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar walaupun mengalami peningkatan yang cukup konsisten namun pada tahun 2012 jumlah kewajiban tidak lancar yang dimilik perusahaan meningkat sangat pesat sebesar 15kali lipat dibandingkan jumlah kewajiban tidak lancar pada tahun Jumlah piutang usaha mengalam penurunan yang konsisten dari tahun ke tahun 5. Jumlah kas dan setara kas relatif stabil (cenderung mengalami sedikit peningkatan) walaupun padatahun 2010 sempa mengalami penurunan. 72

30 6. Jumlah persediaan mengalami peningktan yang cukup pesat hingga tahun Namun pada tahun 2012 jumlah persediaan mengalami penurunan sebesar 4,89% dibandingkan tahun Pinjaman jangka panjang yang dimiliki perusahaan sempat mengalami penurunan selama tahun namun meningkat sangat pesat pada tahun PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk selama tahun adalah sebagai berikut : Tabel 8 Indikator Tahun Aset Aset Lancar Aset Tidak Lancar Ekuitas dan Kewajiban Piutang Usaha Kas dan Setara Kas Persediaan

31 Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2012 mengakami peningkatan sebesar 91,43% dibandingkan pada tahun Nilai aset tidak lancar mengalami penurunan selama tahun dan mulai mengalami peningkatan pada tahun Jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Jumlah ekuitas dan kewajiban pada tahun 2012 meningkat sebesar 64,09% dibandingkan dengan jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun Jumlah piutang usaha mengalami peningkatan yang sangat drastis pada tahun 2009 dan Selanjutnya terjadi peningkatan jumlah piutang usaha secara konsisten dari tahun ke tahun. 5. Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat pada tahun 2010 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan. 6. Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah persediaan pada tahun 2012 dua kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah persediaan pada tahun

32 3. PT. Bentoel International, Tbk. Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Bentoel International, Tbk selama tahun adalah sebagai berikut : Tabel 9 Indikator Aset Tahun Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Piutang Usaha Kas dan Setara Kas Persediaan Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun mengalami peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun Nilai aset tidak lancar tidak mengalami pertumbuhan yang berarti selama tahun Pada tahun 2011, nilai aset tidak lancar mulai meningkat. Demikian pula pada tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah aset tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 75

33 3. Jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan relatif stabil bahkan cenderung stagnan. Sedangkan untuk aset lainnya sempat mengalami peningkatan selama tahun namun akhirnya mengalami penurunan yang sanat signifikan pada tahun Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat pada tahun 2009 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan. Pada tahun 2012 jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 jumlah persediaan yang dimiliki oleh perusahaan 48% lebih banyak dibandingkan dengan persediaan pada tahun Pembahasan Pada bab ini penulis akan menguraikan bahasan dari hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan rasio keuangan dan anlisis tren 1. Analisis Rasio Keuangan PT. Gudang Garam Tbk. Dilihat dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya PT Gudang Garam memiliki nilai DER terendah, ini dikarenakan total hutang perusahaan semakin bertambah dari tahun ke 76

34 tahun. Total aktiva yang dimiliki perusahaan tidak menunjukan peningkatan yang kurang stabil sehingga menghasilkan presentase nilai yang kecil bagi perusahaan. Hubungan kas dengan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar mempunyai nilai yang stabil, ini memungkinkan tagihan jangka pendek dan kreditur dapat terpenuhi begitupun dengan kewajiban perusahaan. PT Gudang Garam dalam nilai NPM memiliki nilai terendah, ini diakibatkan dengan laba perusahaan bunga pajak yang meningkat lebih tinggi disbanding penjualan sehingga menghasilakn nial NPM perusahaan rendah, ini menunjukan bahwa perusahaan dalam menghasilkan laba semakin kecil. PT Hanjaya Mandala Sampoerna PT Sampoerna memiliki nilai yang relative rendah DAR, ini bisa dikatakan tingkat proporsi dari dana hutang perusahaan relatif rendah. Semakin rendah rasio ini, menunjukan tingkat proporsi dana hutang perusahaan semakin aman. Selain itu perusahaan demikian cash rasio perusahaan ini tidak stabil, ini dapat menggambarkan perusahaan dalam membayar beban hutang yang ada kurang baik. Walaupun demikian perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dikatakan semakin besar, ini menunjukan perusahaan berhubungan erat dengan laba yang diperoleh dan sumber yang dipergunakan untuk menghasilkan. 77

35 PT Bentoel Internasional Dari hasil penelitian, nilai DER perusahaan ini memperlihatkan peningkatan dari tahun-ketahun pada tahun 2008 nilai DER perusahaan hanya sebesar 1,58% dari tahun ,6%. Peningkatan DER ini menunjukan jumlah utang yang dimiliki perusahaaan semakin besar, dapat dikatakan perusahaaan mempunyai masalah dalam hal pengelolaaan utang. Nilai NPM PT bentoel memiliki presentase rendah dibanding perusahaan lainnya, ini diakibatkan dengan rendahnya nilai laba setelah bunga pajak dari tahun-ketahun. Dapat dikatakan perusahaan ini dalam kemampuan menghasilkan laba perusahaan semakin kecil. 2. Analisis Tren PT Gudang Garam. PT Gudang Garam dalam jumlah aktiva mengalami penurunan dari tahun ketahun yang berfluktuasi. Kondisi ini digambarkan dengan perolehan presentase dari hasil penelitian pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 15,6%. Penurunan ini terjadi karena perusahaan harus membayar kewajibannya yang cukup tinggi sehinga jumlah aktiva perusahaan lebih kecil. Dari hasil keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaaan gudang garam cukup baik dilihat dari kemampuan 78

36 membayar tagihan yang cukup tinggi sehingga junlah aktiva mengalami penurunan. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Dari hasil penelitian PT Sampoerna memiliki jumlah aktiva yang mengalami penurunan pada tahun 2011, penurunan ini dikarenakan dengan perusahaan membayar kewajibannya yang tinggi dengan total asset yang dimiliki relative rendah, sehingga jumlah aktiva pada tahun 2012 mengakibatkan penurunan. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Sampoerna cukub baik dari kemampuan membayar hutang kewajibannya sehinggga jumlah aktiva mengalami penurunan. Walaupun mengalami penurunan kemampuan perusahaaan dalam memperoleh laba dapat dikatakan semakin besar. PT Bentoel Internasional Dari hasil penelitian, PT bentoel memiliki jumlah aktiva yang berbeda dari perusahaan lainnya. Perusahaan ini memiliki jumlah aktiva yang meningkat dari tahun-ketahun. Ini dapat simpulkan bahwa PT bentoel memiliki kondisi yang cukup buruk, dilihat dari jumlah aktiva lebih besar dari jumlah kewajiban, ini mengakibatkan perusahaan memiliki permasalahan dalam pengelolaan kewajibannya. 79

37 4.4 Menarik Kesimpulan Berdasarkan Hasil Perhitungan Yang Diperoleh a. Rasio Keuangan Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran rasio keuangan, untuk rasio Likuidasi yaitu rasio yang menunjukan hubungan kas dengan kewajiban lancer, likuidasi juga menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor. Dari ketiga perusahaan yang diamati dua perusahaan yakni PT Gudang Garam, dan PT Sampoerna mempunyai nilai current ratio yang relative stabil dimana PT Gudang Garam mempunyai nilai rata-rata curent ratio yang lebih baik dibandingkan dengan PT Sampoerna. Adapun untuk PT Bentoel menunjukan adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan asset lancer yang dimiliki oleh perusahaan. PT. Bentoel juga pada Quick Ratio menunjukan nilai penurunan dari tahun ketahun, ini menggambarkan kurang baiknya perusahaan dapat memenuhi kewajibannya. Untuk perusahaan lain memiliki nilai yang cukup stabil dan mengalami peningkatan dari tahun- ketahun. Dilihat dari kemampuan perusahaaan dalam membayar beban utang yang ada ketiga perusahaan memiliki nilai yang stabil, maka dinyatakan perusahaan masi dapat memenuhi dalam hal beban utang perusahaan. Profitabilitas ketiga perusahaan dilihat dari perkembangan ROE, ROA, NPM, PT bentoel memiliki nilai yang paling rendah, ini dikarenakan perusahaan 80

38 bentoel dalam menghasilkan laba perusahaan kurang efisien. Namun demikian dari tren perkembangan PT bentoel menunjukan peningkatan yang konsisten dalam nilai ROI. Ketiga perusahaan memiliki nilai ROI yang relatif sama begitupun dilihat dari nilai pengukuran ROE yang memiliki nilai relatif sama. b. Pengukuran Nilai Tren Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan Trend Financial Statement yakni 1. PT. Gudang Garam Perusahaan ini mengalami peningkatan asset lancar dari tahun ketahun ( ) sebesar 78,63%. Namun dinilai asset lancar mengalami penurunan sebesar 89,59. Artinya nilai asset lancar pada tahun 2012 berkurang 1,41 %. Pada Piutang mengalami penurunan dari tahun ketahun, ini dikerenakan kurang efisiennya perusahaan dalam hal penagihan piutang usaha sehingga mempengaruhi laba perusahaan. 2. PT. Sampoerna Kondisi perusahaan relatif baik, dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup pesat, nilai asset lancar mencapai 91,43%, kewajiban dan ekuitas 64,09%. Dalam hal piutang perusahaan memiliki nilai yang cukup stabil, tetapi pada nilai asset tidak lancar 81

39 mengalami penurunan dari tahin Dan peningkatan hanya pada tahun PT.Bentoel Internasional. Pada perusahaan Bentoel setelah dilakukan perhitungan trend financial statement, pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan sangat berfluktuasi mengalami peningkatan pesat pada tahun 2009 sebesar 1099,34 namun selanjutnya kembali menurun pada tahun 2012 sebesar 204,77%. Namun PT Bentoel mengalami pertumbuhan asset lancar yang mulai meningkat dari tahun ketahun. 82

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( Sampoerna ) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia dengan memproduksi sejumlah merek rokok

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka Undang - Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka Undang - Undang 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perseroan merupakan suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh likuiditas (current ratio), total asset turnover, dan total debt to total asset terhadap net profit margin pada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN Nama : Nova Aisyah Npm : 26213505 Kelas : 3EB05 Pembimbing : Ratih Juwita, SE., MM. Latar Belakang Masalah Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto

BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto (2007: 410) merupakan studi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk ( ) : Dyta OktaLyana NPM :

ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk ( ) : Dyta OktaLyana NPM : ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk (2010-2014) Nama : Dyta OktaLyana NPM : 22213752 Jurusan : Akuntansi LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui, tujuan utama laporan keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011)

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011) ANALISIS RASIO KEUANGAN LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN SIZE PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (Studi Kasus pada PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan harus

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dari September 2015 sampai dengan selesai, dimana penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengambil data laporan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN MELALUI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Nama Jurusan Pembimbing : Fika Fitrianti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE. ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK CATUR PUTRI LUTPIANDARI 11211595 Reni Diah Kusumawati, SE., MMSi PENDAHULUAN Pada saat ini kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode ) ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT.Indo Citra Finance Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Februari 1982 berdasarkan Akta Notaris Frederik Alexander

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 PT Gudang Garam Tbk Profil Perusahaan

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 PT Gudang Garam Tbk Profil Perusahaan BAB II PEMBAHASAN 2. PT Gudang Garam Tbk 2.. Profil Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam didirikan pada 30 Juni 97 di Kediri oleh Surya Wonowidjojo dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. NAMA : APRIYANTI RISKY P.N NPM : 11231228 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : DARMADI, SE, MM ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Sebelum melanjutkan bahasan tenatang analisis terhadap rasio keuangan ini sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari Return on Assets, Return

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

Shantylana Butar-butar

Shantylana Butar-butar ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE, Tbk PERIODE 2010-2014 Shantylana Butar-butar 26212957 Latar Belakang Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Profitabilitas Menurut Harahap (2009:304) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, LAMPIRAN DARI KEPUTUSAN

Lebih terperinci