MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN"

Transkripsi

1 MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan Rangkuman Temuan Penelitian oleh Cate Sumner

2 Mahkamah Agung and AusAID 2008 The information in this publication may be reproduced ith suitable acknoledgement. B MAIN Designed RESEARCH by Mariana FINDINGS Rollgejser [mariana@rollgejser.com]

3 MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Rangkuman Temuan Penelitian oleh Cate Sumner Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan i

4 ii

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Temuan Utama Penelitian 4 Rekomendasi-rekomendasi Utama bagi Pembaruan Pengadilan Agama 5 BAB I Latar Belakang dan Metodologi Penelitian 6 Latar Belakang 7 Apakah akses ke Pengadilan Agama merupakan hal penting? 7 Yurisdiksi Pengadilan Agama 9 Metodologi penelitian akses dan kesetaraan 10 Mengapa PEKKA dipilih sebagai sampel kelompok pada penelitian akses dan kesetaraan 10 Badan Koordinasi Penelitian 11 Jadal Riset 11 BAB 2 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan 12 Tingkat pendapatan 13 Waktu 14 Biaya 14 Jarak dari rumah ke lokasi Pengadilan Agama 15 Latar belakang pendidikan 15 Status hukum perkainan 16 Status hukum perceraian 16 Usia pada pernikahan pertama 16 Status hukum anak 16 Survei akses dan kesetaraan 17 Hambatan-hambatan dalam mengakses Pengadilan Agama yang diungkapkan oleh kelompok PEKKA 21 Tingkat kesadaran anggota kelompok PEKKA terhadap Pengadilan Agama 21 Pandangan para anggota kelompok PEKKA tentang cara-cara untuk meningkatkan akses ke Pengadilan Agama 21 BAB 3 Temuan-temuan Kunci Penelitian 22 Temuan-temuan kunci penelitian: perincian 23 BAB 4 Langkah Selanjutnya 26 Anggaran prodeo 27 Prosedur beracara secara prodeo 27 Pengadilan keliling 27 Informasi yang lebih baik tentang prosedur pengadilan 28 Peningkatan pelayanan pengguna pengadilan 28 Memberikan keadilan bagi pencari keadilan 29 Catatan Akhir 30 Penghargaan dan Mitra Penelitian 31 MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan iii

6 iv

7 Kata Pengantar Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bismillahirrahmanirrahim Persoalan akses publik terhadap pengadilan adalah hal yang sangat penting. Mahkamah Agung telah menjadikannya sebagai bagian dari agenda reformasi yudisial. Bahkan, dengan ditetapkannya Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/2007, upaya meningkatkan akses terhadap pengadilan, khususnya informasi, menjadi keniscayaan bersama seluruh jajaran lembaga peradilan. Oleh karena itu, survei berskala nasional tentang Religious Court Access and Equity yang telah dilakukan oleh Indonesia-Australia Legal Development Facility (IALDF) sangat mendukung reformasi yudisial yang dilakukan oleh MA. Hasil survei tersebut menjadi sebuah baseline data yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan pelayanan peradilan agama di masa mendatang. Sehingga upaya penerbitan hasil survei ini menjadi sebuah langkah positif, dan sangat kami dukung. Pihak-pihak yang terkait dapat menjadikan informasi hasil survei sebagai cermin kualitas pelayanan. Hasil positif harus dipertahankan dan terus ditingkatkan, sedangkan hasil yang negatif harus segera ditindaklanjuti dengan program dan kebijakan yang berkelanjutan. Terlaksananya survei Religious Court Access and Equity ini tidak terlepas dari program nota kesepahaman (MoU) antara Federal Court/Family Court (FCA/FCoA) dan Mahkamah Agung dengan dukungan dana AusAID (Australian Agency for International Development) yang difasilitasi oleh LDF. Oleh karena itu, Mahkamah Agung memberikan apresiasi yang tinggi kepada FCA/FCoA, AusAID, dan LDF. Semoga kegiatan dengan misi serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang. Jakarta, 4 Januari 2008 Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Prof. Dr. H. BAGIR MANAN, SH, M.CL MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 1

8 Sambutan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia Kedudukan peradilan agama berdasarkan UU No 3/2006 adalah sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu di bidang perkainan, aris, asiat, hibah, akaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari ah 1. Peradilan Agama saat ini telah menjadi bagian dari sistem peradilan nasional yang terpadu. Menurut Ketua Mahkamah Agung, peradilan agama dituntut sebagai badan peradilan yang tidak semata-mata menerapkan hukum tetapi juga menegakkan hukum dan membentuk hukum untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mencari keadilan dan masyarakat pada umumnya, yang selalu berubah dan berkembang. Peradilan Agama pun harus diselenggarakan atas dasar prinsip-prinsip keterbukaan, responsibilitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas menurut dasar-dasar administrasi peradilan yang maju dan modern. Kesemuanya ini bermuara pada terujudnya court excellence (keunggulan peradilan). Rekomendasi yang dihasilkan konsorsium internasional tentang keunggulan peradilan (International Frameork for Court Excellence, IFCE), terutama dalam konteks peningkatan pelayanan hukum, sangat relevan untuk dijadikan referensi kebijakan. IFCE menyebut tujuh hal yang berpengaruh kepada pembentukan court excellence, yaitu: manajemen pengadilan dan kepemimpinan, kebijakan pengadilan, sumberdaya manusia, sumber daya material dan keuangan, prosedur acara pengadilan, kebutuhan dan kepuasan klien, pelayanan yang terjangkau, serta kepercayaan dan keyakinan publik. Untuk memperoleh baseline data mengenai gambaran kinerja pelayanan, yang dalam paradigma IFCE dikategorisasikan dalam 7 hal tersebut, diperlukan sebuah penelitian. Data hasil penelitian ini diolah menjadi informasi yang sangat berharga sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan. Dalam kaitan ini, survei tentang akses dan kesetaraan dalam peradilan agama (religious court access and equity survey) yang difasilitasi oleh Indonesia Australia Legal Development Facility (IALDF) sangat relevan dengan kebutuhan untuk menemukan model dasar bagi rencana strategis reformasi pelayanan peradilan agama. Survei yang dibiayai oleh AusAID ini berskala nasional. Dengan jumlah responden 1030 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan terpilih secara acak, survei ini menghasilkan temuan yang dapat memotret gambaran akses dan kesetaraan bagi pencari keadilan terhadap peradilan agama. Informasi temuan survei mengurai kebutuhan dan kepuasan kedua belah pihak, harapan pelayanan yang terjangkau, serta kepercayaan publik dan keyakinan pelayanan peradilan agama dari perspektif pengguna peradilan agama. 1 Kekuasaan kehakiman (judicial poer) tersebut dilaksanakan oleh pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama dan berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Agama bertugas dan berenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang beragama Islam di bidang sebagaimana disebutkan diatas. Sedangkan pengadilan tinggi agama memiliki tugas dan eenang mengadili perkara yang menjadi keenangan pengadilan agama dalam tingkat banding. 2 Sambutan

9 Survei juga diproyeksikan kepada para pengguna di masa depan, yakni mereka yang beragama Islam dan mempunyai kasus yang menjadi yurisdiksi peradilan agama, tetapi ternyata tidak membaa kasusnya ke Pengadilan Agama. Melalui Diskusi Kelompok Fokus di antara kelompok ini dengan Badan Koordinasi Survei 2 didapat informasi mengenai harapan publik terhadap keterjangkauan pelayanan pengadilan agama. Di samping hal tersebut, survei juga ditujukan kepada hakim dan staf pengadilan agama sehingga survei dapat memberikan sketsa mengenai kinerja peradilan agama. Mengakhiri serangkaian kegiatan penelitian ini, kemudian digelar sebuah forum diskusi meja bundar (roundtable discussion) yang diikuti oleh Badan Koordinasi Survei, pelaksana survei, akil-akil dari antara para hakim dan staf pengadilan, serta beberapa LSM, diantaranya PEKKA dan Komnas Perempuan. Sesuai dengan design survei yang telah dirumuskan, hasilnya diharapkan dapat menjadi sebuah baseline data dalam upaya meningkatkan pelayanan peradilan agama. Harapan tersebut memang menjadi kenyataan. Kini, berkat survei, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama memperoleh sebuah baseline data mengenai potret akses, kepuasan pelayanan, kepercayaan publik terhadap peradilan agama dan juga sketsa kinerja aparatur peradilan agama. Ini menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk menyusun program dan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, persepsi publik, dan kinerja peradilan agama secara luas. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, kini, tengah mempersiapkan beberapa kegiatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk melakukan tindak lanjut dari survei ini. Apa yang ditangkap oleh survei yang merupakan kelemahan atau kekurangan peradilan agama, diharapkan sedikit demi sedikit dapat segera teratasi, tanpa menunggu aktu berlama-lama. Dalam rangka keterbukaan dan akuntabilitas, serta untuk mendapatkan masukan lebih jauh dari masyarakat luas, maka apa yang telah dilakukan oleh peradilan agama, tingkatan kinerjanya dan persepsi para penggunanya perlu disebarluaskan secara terbuka kepada publik. Oleh karena itu, penerbitan hasil survei yang berharga ini menjadi suatu hal yang sangat positif. Terakhir, kami menyampaikan terima kasih kepada Ketua Mahkamah Agung RI dan seluruh jajarannya, yang telah memberi arahan-arahan demi terlaksananya survei ini. Demikian juga, kepada para responden, PPIM UIN Jakarta, PSW UIN Yogyakarta serta semua pihak yang telah membantu keberhasilan survei dan diskusi-diskusi tindak lanjutnya, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kami juga sangat memberikan apresiasi kepada IALDF, Family Court of Australia, dan AusAID. Keterlibatan lembaga-lembaga tersebut terhadap berlangsungnya survei ini sangat berarti. Semoga di masa mendatang kegiatan dengan misi serupa dapat kembali dilaksanakan. Hanya kepada Tuhanlah, kita berserah diri. Jakarta, 8 Januari 2008, Direktur Jenderal, Wahyu Widiana 2 Badan Koordinasi ini mencakup unsur-unsur Peradilan Agama (Ditjen Badilag), LDF, dan PPIM UIN. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 3

10 Temuan Utama Penelitian Terdapat tingkat kepuasan yang tinggi pada para pengguna jasa Pengadilan Agama dengan lebih dari 80% pemohon (dan 70% secara keseluruhan) mengatakan baha mereka bersedia untuk menggunakan kembali jasa Pengadilan di masa depan, jika mereka mengalami masalah hukum yang sama. Perceraian melalui Pengadilan Agama memberikan kepastian hukum. Tanpa melalui Pengadilan Agama, perceraian akan menimbulkan status hukum yang tidak pasti bagi mantan suami/isteri dan anak-anaknya. Akan tetapi, kelompok termiskin dari masyarakat Indonesia menghadapi kendala yang berarti dalam membaa masalah hukum keluarga mereka ke Pengadilan Agama. Akibatnya, terjadilah siklus perkainan dan perceraian yang tidak memenuhi syarat hukum pada banyak perempuan kepala keluarga yang hidup di baah garis kemiskinan di Indonesia. Terjadilah kegagalan untuk memperoleh surat-surat perkainan dan perceraian. 62% dari anak yang lahir dari perkainan-perkainan ini tidak memiliki akte kelahiran. Bagi mereka yang miskin, hambatan utama mengakses Pengadilan Agama adalah masalah keuangan, yang terkait dengan: (i) ongkos perkara; dan (ii) biaya transportasi untuk mencapai pengadilan. Hambatan sekunder bagi mereka yang miskin dalam mengakses Pengadilan Agama adalah berkaitan dengan pemberian informasi yang jelas kepada pengguna pengadilan yang tidak bisa membaca-menulis. 4 Temuan Utama Penelitian

11 Rekomendasi-rekomendasi Utama bagi Pembaruan Pengadilan Agama 1 Anggaran Prodeo Meningkatkan anggaran untuk membiayai perkara prodeo bagi Pengadilan Agama untuk periode dan mengembangkan sistem pengelolaan data untuk memperoleh informasi tentang jumlah permohonan perkara prodeo. 2 Prodeo Procedure (i) Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya bagi hakim dan para pengguna pengadilan tentang proses penanganan perkara prodeo; (ii) Memastikan suatu prosedur pendaftaran acara prodeo yang seragam di seluruh pengadilan di Indonesia; dan (iii) Memastikan baha proses prodeo dua-tahap yang berlaku saat ini tidak menimbulkan beban tambahan bagi si miskin dalam membuktikan kemiskinannya sebelum persidangan perkara mereka dimulai. 3 Sidang Keliling (i) Merencanakan lebih banyak sidang keliling pada propinsi besar dan/atau provinsi yang miskin di mana permintaan dan kebutuhannya sangat mendesak; dan (ii) Menyiapkan anggaran tahunan yang cukup untuk memungkinkan sidang keliling dapat dilaksanakan di daerah-daerah yang memiliki permintaan yang tinggi. 4 Informasi yang lebih baik tentang proses pengadilan Memberikan informasi yang akurat dan jelas kepada pengguna pengadilan dan masyarakat luas. Informasi itu disajikan dalam bahasa non-hukum tentang Pengadilan Agama, menggunakan: Informasi tertulis Informasi pada internet Informasi audio-visual; dan Konsultasi/kursus di tingkat masyarakat. 5 Peningkatan Layanan Terhadap Pengguna Pengadilan Memperhatikan hal-hal yang dikemukakan oleh para pengguna pengadilan dalam survey, untuk meningkatkan layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 5

12 BAB 1 Latar Belakang dan Metodologi Penelitian 6 Latar Belakang dan Metodologi Penelitian

13 Latar Belakang Pada tahun 2007, Indonesia-Australia Legal Development Facility (IALDF), bersama dengan Universitas Islam Negeri di Jakarta dan Yogyakarta, LSM PEKKA, dan Family Court of Australia bekerja sama dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk melaksanakan survei berskala nasional untuk pertama kalinya mengenai akses dan kesetaraan pada Pengadilan Agama di Indonesia. Tujuan dari penelitian tentang akses dan kesetaraan ini adalah untuk membantu Pengadilan Agama dalam mengembangkan suatu rencana strategi tentang akses dan kesetaraan berdasarkan hasil penelitian ini yang akan: mengumpulkan umpan balik dari persepsi para hakim, staf pengadilan, pengguna pengadilan, dan LSM tentang kualitas layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama kepada pengguna pengadilan; dan memastikan apakah terdapat kelompok masyarakat yang tidak mampu mengakses layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama, atau memilih untuk tidak mengaksesnya, dan jika begitu, apa alasan mereka. Penelitian tentang akses dan kesetaraan akan memberikan kepada Pengadilan Agama suatu data empiris tentang hal-hal yang menurut para pengguna, Pengadilan Agama telah memberikan layanan yang sangat baik dan hal-hal lainnya yang masih memerlukan perbaikan. Penelitian ini juga akan memberikan kepada Pengadilan Agama suatu tolok ukur yang dapat digunakan oleh pengguna pengadilan di masa yang akan datang dalam menentukan apakah telah terjadi peningkatan atas standar layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama. Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk mencatat langkah-langkah yang akan diambil oleh Pengadilan Agama, sehingga Pengadilan Agama dapat: menjadi lebih mudah diakses oleh kelompok-kelompok yang saat ini tidak membaa perkara mereka ke pengadilan ini, padahal mereka memiliki masalah yang berhubungan dengan yurisdiksi Pengadilan Agama; dan memberikan tingkat layanan yang lebih baik kepada mereka yang membaa perkara ke pengadilan ini. Pengadilan Agama, dan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang mengaasinya, patut diapresiasi, karena pelaksanaan penelitian ini menunjukkan baha Pengadilan Agama dan Mahkamah Agung mempunyai keinginan untuk mendengar apa yang tidak disukai oleh para penggunanya dan keinginan untuk meningkatkan layanan pengadilan. Lebih jauh lagi, penerbitan hasil survei akan membantu mengembangkan suatu budaya akuntabilitas pengadilan yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan. Apakah akses ke Pengadilan Agama merupakan hal yang penting? Banyak orang, pada titik tertentu dalam hidup mereka, memiliki masalah hukum keluarga dan masalah tersebut muncul tanpa mengenal status ekonomi, atau tempat di mana dia berada. Bagi orang Islam di Indonesia, ada persyaratan hukum, baha masalah-masalah ini ditangani secara eksklusif oleh Pengadilan Agama. Hukum nasional menyebutkan baha jenis-jenis sengketa hukum yang melibatkan orang Islam di Indonesia termasuk di dalamnya, khususnya, masalah kearisan, perceraian, hak asuh anak, harus dibaa ke Pengadilan Agama. Jika pernikahan tidak secara formal diakhiri melalui perkara perceraian di Pengadilan Agama, maka pernikahan berikutnya tidak akan pernah dapat didaftar secara sah pada Kantor Urusan Agama (KUA). Keabsahan perkainan dan perceraian akan mempengaruhi hak-hak aris dari anak, dan juga tanggung jaab hukum atas keuangan dari mantan suami atau isteri dan anak dari perkainan tersebut. Perceraian, seperti kematian kepala keluarga, juga seringkali merupakan titik kritis bagi keluarga yang hidup di baah garis kemiskinan. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 7

14 Melakukan suatu penelitian tentang akses dan kesetaraan akan memungkinkan dilakukannya suatu penilaian tentang apakah Pengadilan Agama telah secara universal dapat diakses oleh orang-orang Islam di Indonesia, dan khususnya: apakah jumlah penduduk miskin di Indonesia yang dapat mengakses Pengadilan Agama seimbang dengan jumlah seluruh penduduk miskin di Indonesia; apakah penduduk miskin mengalami kualitas pelayanan yang sama dari para hakim dan staf pengadilan pada Pengadilan Agama; dan apakah perempuan memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan laki-laki terhadap tingkat layanan yang diberikan oleh hakim dan staf pada Pengadilan Agama. Perempuan merupakan setidaknya 60% dari kelompok yang mengajukan perkara ke Pengadilan Agama. Melalui suatu penelitian yang berskala relatif besar, di antara pengguna Pengadilan Agama dan kelompok yang potensial akan menggunakan jasa Pengadilan Agama, seperti yang dilaksanakan, dimungkinkan untuk memperoleh gambaran tentang (i) hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perempuan dalam mengakses pengadilan dalam masalah-masalah hukum keluarga; dan (ii) pengalaman perempuan-perempuan yang pernah mengakses Pengadilan Agama. Perempuan, pada umumnya, bertanggung jaab untuk mengurus anak-anak setelah terjadi perceraian. Oleh karena itu, kondisi ekonomi dan keadaan sosial generasi selanjutnya seringkali bergantung kepada seberapa cukup dan efektifnya pengelolaan kesepakatan tentang masalah anak dan bekas suaminya yang diatur pada saat terjadinya perceraian. Hukum keluarga sangatlah penting bagi individu, keluarga, dan masyarakat, karena hukum ini secara langsung mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi generasi selanjutnya. Di negaranegara yang memiliki peraturan yang meajibkan perceraian, hak asuh atas anak dan aris diperiksa oleh pengadilan (Pengadilan Agama untuk orang Indonesia yang beragama Islam dan Pengadilan Umum bagi orang Indonesia yang tidak beragama Islam), maka prinsip dasar apabila ada seorang Islam Indonesia membaa kasus keluarganya ke Pengadilan Agama, akan ada akibat ekonomi dan sosial yang bertujuan untuk memberi manfaat bagi anak yang lahir dari perkainan tersebut, dan juga bekas suami atau isteri serta masyarakat luas. Di Indonesia, di mana sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan kurang dari US$1 per hari, menjadi sangat penting untuk memastikan kesejahteraan ekonomi anak dapat diurus secara adil, ketika orang tua mereka bercerai. Sebagaimana diungkapkan dalam penelitian akses dan kesetaraan ini, hampir semua perempuan kepala keluarga yang tidak mengakses Pengadilan Agama untuk perceraian harus menanggung sendiri beban ekonomi untuk membesarkan anaknya. Hal ini dapat dan telah membaa implikasi yang signifikan terhadap kemampuan anak memperoleh makanan yang beragam dan bergizi, memiliki akses yang cukup terhadap layanan kesehatan, dan memenuhi setidaknya sembilan tahun ajib belajar: hal ini semua sangatlah penting jika ingin mengeluarkan anak-anak ini dari kemiskinan. Sistem hukum keluarga yang efektif bertujuan untuk memberikan hasil yang mengurangi kejadian di mana anak dan bekas suami atau isteri hidup dalam kemiskinan setelah perceraian. Fakta apakah si miskin dapat mengakses sistem hukum keluarga formal sedini mungkin merupakan elemen kunci yang mampu menentukan apakah sistem tersebut dapat membantu pengikisan kemiskinan. 8 Latar Belakang dan Metodologi Penelitian

15 Yurisdiksi Pengadilan Agama Pengadilan Agama 3 memiliki yurisdiksi atas orang Islam terhadap masalah-masalah sebagai berikut 4 : perkainan/perceraian; pearisan, asiat dan hibah, yang dilakukan sesuai dengan hukum Islam; akaf dan shadaqah; infaq dan zakat; and ekonomi syariah. Tabel di baah ini merangkum perkara-perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama pada tahun 2006 pada tingkat pertama dan banding: 5 Jenis Perkara Pengadilan % total Tingkat % (dari Agama Tingkat Banding/ total Tingkat Pertama Pengadilan banding) Pertama Tinggi Agama Perceraian ,8% ,69% Waris ,72% ,82% Wasiat 22 0,01% 4 0,26% Hibah 58 0,003% 16 1,05% Waqaf 21 0,01% 4 0,26% Shadaqah 2 0,01% 0 0% P3HP ,18% 0 0% Ekonomi Syariah 0 0% 0 0% Lainnya 432 0,24% 14 0,92% Total % % Perkara-perkara yang dimohonkan banding dari Pengadilan Tinggi Agama akan diperiksa oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tahun 2006 tercatat ada 532 perkara yang diperiksa oleh Mahkamah Agung, 497 perkara untuk Kasasi dan 35 perkara Peninjauan Kembali. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 9

16 Metodologi Penelitian Akses dan kesetaraan Penelitian akses dan kesetaraan melibatkan tiga kelompok responden: 1040 orang pengguna Pengadilan Agama dipilih secara acak di 35 daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh Indonesia dan disurvei oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 163 orang perempuan kepala keluarga yang hidup di baah garis kemiskinan yang merupakan anggota Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), yang berdomisili di daerah Brebes, Cianjur dan Lombok, ikut serta dalam forum diskusi kelompok terfokus dengan Penasihat Utama Pembaruan Hukum IALDF dan mengisi kuesioner survei; dan staf pengadilan pada Pengadilan Agama Brebes, Cianjur dan Lombok berpartisipasi dalam diskusi kelompok terfokus dengan Penasihat Utama Pembaruan Hukum IALDF tentang masalah akses dan kesetaraan pada Pengadilan Agama. Mengapa PEKKA Dipilih Sebagai Sampel Kelompok pada Penelitian Akses dan Kesetaraan PEKKA adalah Organisasi Non-Pemerintah lokal, didirikan pada tahun 1999, PEKKA bekerja dengan lebih dari 7900 perempuan kepala keluarga melalui jaringan 330 kelompok PEKKA yang tersebar di 41 kecamatan dan 244 kabupaten di delapan provinsi, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jaa Barat, Jaa Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Sulaesi Tenggara. 7 Anggota PEKKA adalah perempuan yang menjadi kepala keluarga akibat meninggalnya suami, perceraian, ditinggal, melajang atau menikah namun bertanggung jaab atas penghidupan rumah tangga (karena suaminya sakit, atau tidak mampu bekerja, atau bekerja di luar negeri dan tidak memberi dukungan keuangan pada keluarga). 10 Latar Belakang dan Metodologi Penelitian

17 Anggota PEKKA dengan demikian memberikan pada penelitian ini populasi survei yang dapat digunakan untuk mencari jaaban tentang hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penduduk Muslim Indonesia yang: mungkin telah mengalami perceraian; jatuh di baah garis kemiskinan; secara umum tidak mengakses Pengadilan Agama untuk mengesahkan perceraian mereka; dan sebagai perempuan, merupakan lebih dari 60% dari pemohon yang mengajukan perkaranya ke Pengadilan Agama. Karena anggota PEKKA mengalami berbagai kesulitan sosial dan ekonomi yang besar, maka dipandang baha dengan mengkaji hambatan-hambatan yang dialami oleh kelompok ini dalam mengakses Pengadilan Agama, akan terlihat hambatan-hambatan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok marginal lainnya. Badan Koordinasi Penelitian Suatu Badan Koordinasi Penelitian dibentuk untuk memberikan arahan terhadap seluruh aspek penelitian ini, termasuk menyetujui kuesioner survei, membicarakan pemilihan responden survei, dan metodologi pelaksanaan, dan menganalisis temuan-temuan survei dan laporan. Badan Koordinasi Penelitian terdiri dari: Bapak Wahyu Widiana, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung Republik Indonesia, Bapak Farid Ismail, Bapak Hidayatullah, dan staf lainnya dari Ditjen Badilag termasuk para peneliti; Dr Jajat Burhanudin, Direktur Pusat Pengkajian Islam & Masyarakat UIN Jakarta; Ibu Siti Ruhaini Dzuhayatin, Direktur Pusat Studi Wanita, UIN Yogyakarta; dan Cate Sumner, Penasihat Utama Pembaruan Peradilan, Indonesia-Australia Legal Development Facility. Jadal Riset November 2005 September 2006 Oktober 2006 Januari 2007 Februari- Juli 2007 Agustus 2007 Kuartal akhir 2007 dan 2008 Kunjungan Pengadilan Agama ke Family Court of Australia dan pengembangan ide-ide tentang survei akses dan kesetaraan bagi Pengadilan Agama Indonesia. Dilibatkannya seorang konsultan yang telah bekerja dengan Family Court of Australia dalam surveinya tentang keragaman budaya, akses dan kesetaraan, dengan Pengadilan Agama dan IALDF untuk menyiapkan rancangan pelaksanaan penelitian tentang akses dan kesetaraan yang relevan dengan konteks hukum keluarga Indonesia. Penyempurnaan dan Persetujuan Rancangan Penelitian dan Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan. Desain, Implementasi dan Analisis Survei yang dilakukan oleh PPIM, UIN Jakarta, dan IALDF dengan tiga kelompok responden yang disebut di atas. Dua hari diskusi perencanaan strategis tentang temuantemuan survei, melibatkan Mahkamah Agung, Pengadilan Agama, Family Court of Australia, pelaksana survei dan mitra-mitranya; AusAID dan Bappenas. Penerapan tanggapan strategis oleh Pengadilan Agama terhadap hasil survei. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 11

18 BAB 2 Temuan-temuan Utama Dari Penelitian Akses dan Kesetaraan 12 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan

19 Tingkat pendapatan Pengguna Pengadilan Agama memiliki rata-rata pendapatan per Pendapatan Bulanan Per bulan sebesar Rp per kapita. Rata-rata pendapatan bulanan per kapita, pengguna pengadilan berjenis kelamin perempuan Kapita para Pengguna adalah sekitar 75% dari pengguna pengadilan yang laki-laki (Rp. Pengadilan Agama adalah per bulan dibandingkan dengan Rp untuk laki-laki). Pengguna Pengadilan Agama rata-rata menanggung tiga kali di atas garis satu orang anggota keluarga, memberikan pendapatan bulanan kemiskinan Indonesia. per kapita di dalam rumah tangga mereka sebesar Rp Pengguna Pengadilan Agama laki-laki memiliki pendapatan lebih besar 32% dari pengguna pengadilan yang perempuan dan menanggung setidaknya jumlah anggota keluarga yang sama. 42% dari pengguna Pengadilan Agama hanya menanggung biaya hidup dirinya sendiri. Para anggota PEKKA memiliki pendapatan bulanan (yang digunakan untuk menanggung setidaknya dua orang anggota keluarga lainnya) sebesar Rp dan menjadikan pendapatan per kapita tiap rumah tangga anggota sebesar Rp Oleh karena itu, pendapatan bulanan per kapita dari para pengguna pengadilan adalah 6,4 kali lebih tinggi dari kelompok PEKKA yang disurvei dalam penelitian ini. Pendapatan bulanan per kapita para pengguna Pengadilan Agama adalah tiga kali di atas standar garis kemiskinan di Indonesia, yaitu Rp per orang per bulan bagi orang yang tinggal di pedesaan, atau Rp per orang per bulan yang hidup di ilayah perkotaan. 8 Pada bulan Maret 2007, terdapat sekitar penduduk Indonesia yang hidup di baah garis kemiskinan atau 16,58% dari seluruh penduduk Indonesia. Tabel 2.1. pada halaman (14) membandingkan distribusi pendapatan bagi pengguna Pengadilan Agama yang disurvei. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 13

20 Tabel 2.1 Penghasilan dalam Rupiah Frekuensi Persen Persen dalam Kumulatif populasi Survei <100, ,1 3,7 100, , ,1 20,9 250, , ,1 40,6 400, , ,1 52,9 550, , ,6 63,4 700, , ,5 68,9 850, ,5 80,5 > ,0 100,0 Total ,1 Tidak ada jaaban ,9 Total ,0 Waktu 98% dari pengguna Pengadilan Agama yang diaancarai pada survei akses dan kesetaraan memiliki pengalaman dengan perkara perceraian di Pengadilan Agama. Rata-rata, para pengguna ini berhasil menyelesaikan perkara mereka dalam aktu tiga bulan dan harus berpergian ke Pengadilan Agama sebanyak tiga kali. Biaya Survei menanyakan para pengguna Pengadilan Agama tentang berapa total biaya yang mereka keluarkan untuk membiayai perkara mereka di Pengadilan Agama. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh responden survei untuk satu perkara adalah Rp atau sekitar lima kali lebih tinggi dibanding garis kemiskinan bulanan per kapita. Biaya ini termasuk biaya perkara yang dibayar ke Pengadilan Agama dan biaya pengacara dan pihak ketiga seperti Pak Amil/Pak Lebe (orang yang secara informal melaksanakan tugas-tugas terkait dengan masalah pernikahan namun tidak digaji untuk melaksanakan pekerjaan ini oleh KUA), biaya transportasi dan biayabiaya lainnya. 14 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan

21 Jarak dari Rumah ke Lokasi Pengadilan Agama Mayoritas pengguna jasa Pengadilan Agama (43,3%) bertempat tinggal di lokasi yang berjarak kurang dari 10 kilometer dari Pengadilan Agama terdekat, berbeda dengan para anggota PEKKA, yang rata-rata tinggal di lokasi yang berjarak 20 km dari Pengadilan Agama terdekat. Bagi para anggota kelompok PEKKA biaya rata-rata untuk transportasi pulang pergi dari rumah ke Pengadilan Agama adalah Rp atau 26% dari rata-rata pendapatan bulanan per kapita rumah tangga. Sebagai perbandingan, 99% dari pengguna Pengadilan Agama membayar kurang dari Rp untuk perjalanan pulang-pergi ke Pengadilan Agama terdekat, yaitu 3% dari rata-rata pendapatan rumah tangga bulanan. Menggunakan pendapatan bulanan per kapita dari seseorang yang hidup pada garis kemiskinan Indonesia, biaya untuk perjalanan pulang pergi sejauh 20 km dari dan ke Pengadilan Agama sama dengan 12% dari total jumlah pendapatan bulanan per kapita penduduk pada garis kemiskinan, yaitu sebesar Rp Latar Belakang Pendidikan 39% dari anggota PEKKA tidak pernah bersekolah, sementara 43% lainnya hanya mengenyam bangku sekolah dasar dan 2,5% dari mereka mengaku buta huruf. Oleh karena itu, hampir 85% dari para perempuan ini tidak berpendidikan, atau pendidikan mereka tidak melebihi bangku sekolah dasar. Pengguna Jasa Pengadilan Agama tinggal dalam jarak yang dua kali lebih dekat dari anggota kelompok PEKKA. Para anggota PEKKA, jika mereka dapat mengakses Pengadilan Agama, mereka bersedia untuk membayar sekitar 26% dari pendapatan rumah tangga bulanan per kapita untuk biaya perjalanan pulang pergi ke Pengadilan Agama, dibandingkan dengan 3% dari rata-rata pendapatan bulanan per kapita dari pada pengguna pengadilan Agama. Pengguna Pengadilan Agama 4,5 kali lebih berpeluang memiliki tingkat pendidikan dasar yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok PEKKA. Dibandingkan dengan para pengguna Pengadilan Agama yang hanya 32,3% dari mereka yang hanya mengenyam bangku sekolah dasar, sementara 67,7% lainnya pernah mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 15

22 Lebih dari sepertiga anggota kelompok PEKKA tidak mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA. 96% dari perceraian perempuan anggota PEKKA tidak dilakukan melalui Pengadilan Agama. Hampir sepertiga dari anggota Kelompok PEKKA menjalani pernikahan di baah umur. 9 Pengguna Pengadilan Agama berpeluang dua kali lebih banyak untuk memiliki surat akte lahir bagi anak mereka. Status Hukum Perkainan Status Hukum Perceraian Hampir semua (90,5%) dari pengguna Pengadilan Agama telah bercerai satu kali, 8,1% telah bercerai dua kali, dan 1,4% telah bercerai tiga kali atau lebih. Dari 163 orang anggota PEKKA yang disurvei, 33% dari mereka menyatakan baha mereka telah bercerai satu kali; 15% telah bercerai dua kali dan 8% telah bercerai tiga kali atau lebih. Akan tetapi, dari 150 perceraian yang dialami oleh 91 perempuan anggota PEKKA, hanya tujuh kasus yang telah dibaa ke Pengadilan Agama. Oleh karena itu, di antara kelompok perempuan kepala rumah tangga yang disurvei yang hidup di baah garis kemiskinan, 96% dari mereka tidak membaa perkara cerai mereka ke Pengadilan Agama, sebagaimana diajibkan oleh hukum Indonesia. Alasan mengapa para perempuan ini tidak dapat mengakses Pengadilan Agama akan dijelaskan secara rinci di baah, namun secara umum hambatan terbesar adalah masalah keuangan. Usia pada Pernikahan Pertama Bagi para pengguna Pengadilan Agama, usia rata-rata ketika mereka pertama kali menikah adalah 22 tahun. Bagi para perempuan anggota PEKKA, usia rata-rata ketika mereka pertama kali menikah di tiga ilayah yang disurvei adalah 18,5 tahun. Akan tetapi, para perempuan anggota PEKKA, sebanyak 30% dari perempuan yang disurvei menikah pada usia 15 tahun, dibandingkan dengan hanya 3,8% dari para pengguna Pengadilan Agama yang menikah pada usia tersebut. Status Hukum Anak 97,1% pengguna Pengadilan Agama menjaab baha mereka telah mendaftarkan pernikahan mereka di KUA. Bandingkan jumlah ini dengan figur baha hanya 63% anggota kelompok PEKKA yang mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA. 80,8% dari pengguna Pengadilan Agama menyatakan baha anak pertama mereka memiliki akte kelahiran. Sementara itu, hanya 38% dari para anggota PEKKA yang disurvei memiliki akta kelahiran bagi anak pertama mereka. 16 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan

23 Survei Akses dan Kesetaraan bagi Pengguna Pengadilan Agama Ketika para pengguna Pengadilan Agama ditanya mengapa mereka membaa sengketa hukum keluarga mereka ke Pengadilan Agama: kelompok terbesar (59,2%) menjaab baha hal ini dikarenakan mereka tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut di dalam keluarga mereka; hanya 10,2% dari mereka yang merasa baha keputusan tersebut didasarkan kepada motivasi untuk patuh kepada hukum yang berlaku di Indonesia; dan 17,3% dari mereka menjaab baha karena mereka percaya baha Pengadilan Agama akan mampu memberikan penyelesaian masalah terhadap masalah sengketa hukum keluarga mereka. Dengan demikian, akibat beberapa faktor, yaitu ketidaktahuan tentang hukum Indonesia, tidak dilihatnya manfaat untuk membaa sengketa mereka ke Pengadilan Agama, dan hambatan keuangan, jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Agama berada di baah jumlah perceraian penduduk Muslim di Indonesia setiap tahunnya. Data ini akan sangat penting ketika Pengadilan Agama ingin merancang sosialisasi paket informasi pengadilannya di masa depan, karena pengacara cenderung menganggap baha institusi hukum seperti pengadilan akan digunakan oleh arga, jika aturan menyatakan demikian. Figur 2.2 Alasan mengapa pengguna Pengadilan Agama membaa perkara mereka ke Pengadilan Agama Tidak mampu menyelesaikan masalahnya di dalam keluarga 59,2% Percaya baha Pengadilan Agama akan memberikan penyelesaian 17,3% Percaya baha hal tersebut adalah hukum (prosedur hukum yang berlaku di Indonesia) Untuk mengikuti jejak yang ditempuh oleh istri/suami Mengikuti saran teman atau tetangga 6,4% 10,6% 10,2% Terhadap pertanyaan tentang apakah responden akan kembali ke Pengadilan Agama, jika di masa yang akan datang mereka menemui sengketa serupa, 71,1% dari responden mengatakan baha mereka akan kembali, dan 28,9% dari mereka mengatakan baha mereka tidak akan kembali. Asumsi dasarnya adalah, seorang pengguna pengadilan akan bersedia untuk kembali menggunakan jasa pengadilan tersebut, jika ia merasa puas dengan proses peradilan yang dijalaninya. Grafik di baah ini menunjukkan baha hampir empat perlima dari para suami dan istri yang memulai proses perceraian di Pengadilan Agama (adalah pemohon atau penggugat dalam suatu perkara) akan kembali ke Pengadilan Agama jika di masa depan ia mengalami sengketa yang sama. Mungkin tidak terlalu mengagetkan, mengingat tingkat ketidakpuasan terhadap layanan Pengadilan Agama hampir dua kali lebih tinggi di antara pihak yang menjadi tergugat/termohon atas kasus yang diajukan oleh mantan suami / isteri mereka. 71% dari keseluruhan tingkat kepuasan pengguna terhadap Pengadilan Agama, dengan 79% pemohon mengatakan baha mereka mau untuk kembali ke Pengadilan Agama. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 17

24 Figur 2.3 Kepuasan pengguna Pengadilan Agama tergantung apakah mereka adalah Pemohon dalam perkara atau Tergugat 40,2 30,9 18,2 10,7 Puas Pemohon Termohon Tidak Puas Grafik di baah menjelaskan apakah laki-laki dan perempuan yang merupakan pengguna jasa Pengadilan Agama memiliki persepsi yang berbeda tentang tingkat layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama. Perlu dicatat baha perempuan pada umumnya mengalami tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama. Figur 2.4 Kepuasan pengguna Pengadilan Agama berdasarkan jenis kelamin 44,5 26,7 14,9 13,9 Puas Tidak Puas Perempuan Laki-laki 18 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan

25 Grafik-grafik di baah menjelaskan temuan-temuan dari survei akses dan kesetaraan di mana para pengguna Pengadilan Agama ditanyakan mengenai pendapat mereka tentang aspek-aspek prosedural dalam mengajukan perkara mereka ke Pengadilan Agama. Hakim mendengar para pihak 83,3% 3,4% 13,3% Staf Pengadilan memperlakukan responden dengan baik setiap saat Staf Pengadilan siaga untuk menjaab pertanyaan apapun Staf Pengadilan mau menjelaskan prosedur beracara pengadilan 88,2% 2,7% 8,5% 73,4% 13,3% 13,2% 72,3% 12,0% 15,6% Mendukung Tidak Mendukung Tidak Menjaab Proses persidangan tidak menimbulkan keresahan Tidak terlalu banyak penundaan dalam persidangan perkara saya Perkara saya diperiksa secara cepat dan efisien Saya memperoleh akses kepada dokumen-dokumen yang relevan 63,2% 25,0% 11,7% 64,4% 22,3% 13,3% 74,0% 14,0% 12,0% 71,6% 19,5% 8,8% Mendukung Tidak Mendukung Tidak Menjaab Pengadilan telah bersikap adil dan transparan Pengadilan menangani perkara saya dengan adil Sifat acara persidangan dapat dimengerti 81,1% 11,3% 7,6% 79,1% 14,5% 6,4% 75,0% 11,0% 14,0% Mendukung Tidak Mendukung Tidak Menjaab MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 19

26 Rambu & tanda di sekitar ruang sidang mudah untuk dimengerti Informasi tentang proses berperkara jelas Informasi terkait dengan jadal sidang cukup tersedia Formulir yang harus diisi sangat jelas bagi saya Formulir Permohonan memungkinkan saya mengajukan semua fakta ke depan persidangan Prosedur untuk mengabaikan biaya perkara dijelaskan 79,3% 8,2% 12,5% 80,2% 10,6% 9,3% 86,0% 6,6% 7,3% 45,4% 29,0% 25,6% 41,2% 28,7% 30,0% 51,3% 30,8% 17,9% Mendukung Tidak Mendukung Tidak Menjaab Survei menunjukkan baha pengguna pengadilan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi tentang perlakuan yang mereka terima dari hakim Pengadilan Agama dan stafnya, dan kecepatan proses persidangan yang dilakukan. Antara % dari pengguna Pengadilan Agama beranggapan baha mereka telah memperoleh informasi yang cukup tentang jadal persidangan dan proses persidangan. Data survei ini dipilah berdasarkan (i) jenis kelamin responden, dan (ii) jenis kelamin dan kemiskinan untuk menunjukkan respon oleh 10% dari responden yang menyatakan baha pendapatan bulanan mereka berada di baah garis kemiskinan Indonesia yaitu Rp per bulan. Data yang dipilah ini menunjukkan baha para pengguna telah merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama terlepas dari apakah mereka kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan. Hal ini juga menunjukkan, baha perempuan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap layanan Pengadilan Agama dibandingkan laki-laki, yang mungkin mencerminkan baha merekalah yang memulai (merupakan penggugat) dalam lebih banyak perkara di Pengadilan Agama dibanding laki-laki. Ada tiga bidang utama yang ditetapkan oleh survei ini sebagai bidang-bidang yang perlu ditingkatkan. Bidang-bidang ini adalah: 29% pengguna Pengadilan Agama yang disurvei berpendapat baha formulir-formulir pengadilan harus disempurnakan untuk meningkatkan kejelasan dan kemudahan penggunaannya, sementara memungkinkan pengguna untuk dapat tetap mengajukan seluruh fakta-fakta yang relevan ke muka pengadilan; 31% pengguna Pengadilan Agama yang disurvei berpendapat baha seharusnya tersedia proses/dokumentasi yang lebih baik dalam menjelaskan prosedur untuk meminta pengabaian ongkos perkara bagi orang yang tidak mampu (proses prodeo); dan 20 Temuan-temuan Utama dari Penelitian Akses dan Kesetaraan

27 23% dari pengguna Pengadilan Agama yang merupakan penggugat mengatakan baha mereka tidak menerima tanda terima atas pembayaran-pembayaran yang dilakukan pada Pengadilan Agama. 10 Hambatan-hambatan dalam Mengakses Pengadilan Agama yang diungkapkan oleh Kelompok PEKKA 70,7% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha biaya perkara pada Pengadilan Agama bisa membuat mereka tidak mampu untuk mengakses pengadilan. Hanya 25% dari anggota kelompok PEKKA yang mengatakan baha mereka tidak akan menggunakan jasa Pengadilan Agama dengan alasan tekanan lingkungan/keluarga. Kurang dari 30% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka tidak akan menggunakan Pengadilan Agama karena pengalaman sebelumnya yang pernah mereka dengar. Hal ini menunjukkan baha sebagian besar anggota kelompok PEKKA telah mendengar hal-hal yang baik dari lingkungan mereka tentang perkara-perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama. Keadaan ini menunjukkan tingkat kepuasan umum dari 70% pengguna Pengadilan Agama. Tingkat Kesadaran Anggota Kelompok PEKKA terhadap Pengadilan Agama Para Kader Hukum (anggota PEKKA yang dilatih untuk melatih anggota lainnya dalam masalah-masalah hukum) adalah satu-satunya sumber informasi terbesar bagi para anggota PEKKA dalam hal Pengadilan Agama. 38,4% dari anggota PEKKA mengatakan baha mereka mengetahui tentang Pengadilan Agama dari pendampingan-pendampingan yang dilakukan oleh para Kader Hukum. Pandangan Para Anggota Kelompok PEKKA tentang Cara-cara untuk Meningkatkan Akses ke Pengadilan Agama 98,1% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka akan lebih terdorong untuk menggunakan pengadilan jika biaya perkara dibebaskan. 97,2% dari anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka akan lebih terdorong untuk menggunakan Pengadilan jika informasi-informasi tambahan tersedia. (87,4% mengatakan baha mereka lebih memilih agar informasi disediakan dalam bentuk lisan atau dalam suatu video informasi, atau rekaman, berbeda dengan 42% yang mengatakan baha mereka lebih memilih agar informasi disediakan dalam bentuk tertulis). 95,9% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka akan lebih terdorong untuk menggunakan Pengadilan jika hakim mengunjungi kita melalui pelaksanaan program pengadilan keliling di kota terdekat. 91,2% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka akan lebih terdorong untuk menggunakan Pengadilan jika tersedia bantuan paralegal. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 21

28 BAB 3 Temuan-temuan Kunci Penelitian 22 Temuan-temuan Kunci Penelitian

29 Temuan-temuan Kunci Penelitian: Perincian Terdapat tingkat kepuasan yang tinggi di antara para pengguna jasa Pengadilan Agama, dengan lebih dari 80% pemohon (dan 70% keseluruhan) mengatakan baha mereka bersedia untuk kembali menggunakan Pengadilan Agama jika mereka menghadapi masalah hukum yang sama. Angka ini didukung oleh survei persepsi masyarakat yang dilakukan oleh kelompok PEKKA terhadap kinerja Pengadilan Agama. Penampilan data secara dipilah-pilah menunjukkan baha para pengguna Pengadilan merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh Pengadilan Agama, terlepas dari fakta apakah mereka kaya, miskin, laki-laki, atau perempuan. Data yang dipilah juga menunjukkan baha perempuan lebih menghargai layanan Pengadilan Agama daripada laki-laki, yang mungkin disebabkan karena merekalah (perempuan) yang memulai (merupakan penggugat, pemohon) dalam sebagian besar perkara Pengadilan Agama daripada laki-laki. Baik kelompok PEKKA maupun para hakim dan staf pada Pengadilan Agama setuju baha perceraian melalui Pengadilan Agama memberikan kepastian hukum ketimbang ketidak pastian status pernikahan. Sebuah perceraian formal melalui Pengadilan Agama juga akan menjelaskan tanggung jaab hukum terhadap peraatan dan dukungan keuangan terhadap anak yang lahir dari pernikahan tersebut dan terhadap mantan suami / isteri. Akan tetapi, kelompok termiskin dari penduduk Indonesia tidak membaa sengketa hukum keluarganya ke Pengadilan Agama dalam proporsi yang sesuai dengan jumlah mereka pada masyarakat Indonesia. Suatu prinsip utama keadilan adalah baha keadilan harus dapat diakses secara universal. 17% penduduk Indonesia hidup di baah garis kemiskinan Indonesia, yaitu Rp per orang per bulan untuk orang yang tinggal di daerah, atau Rp per orang per bulan untuk orang yang tinggal di kota. Lebih jauh lagi, rata-rata total biaya berperkara bagi para responden survei ini adalah Rp atau sekitar lima kali dari tingkat garis kemiskinan per bulan per kapita penduduk Indonesia. Oleh karena itu jelas baha penduduk miskin di Indonesia tidaklah terakilkan sebagai pengguna pada Pengadilan Agama sesuai dengan proporsi jumlah mereka di masyarakat Indonesia. Kesimpulan ini didukung dengan kenyataan baha 96% dari kelompok PEKKA yang disurvei tidak membaa perkara-perkara perceraian mereka ke Pengadilan Agama sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia. Bagi penduduk miskin, hambatan utama dalam mengakses Pengadilan Agama adalah masalah keuangan yang terkait dengan (i) biaya perkara; dan (ii) biaya transportasi untuk mencapai pengadilan. 98,1% anggota kelompok PEKKA mengatakan baha mereka akan lebih terdorong untuk menggunakan jasa Pengadilan Agama jika hakim mengunjungi kita melalui pelaksanaan sidang keliling di kota terdekat. Hambatan sekunder bagi penduduk miskin dalam mengakses Pengadilan Agama terkait dengan kemampuan pengadilan untuk memberikan informasi yang jelas kepada pengguna yang buta huruf. MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan 23

30 Siklus pernikahan dan perceraian non legal masih terdapat pada banyak perempuan kepala keluarga anggota PEKKA yang hidup di baah garis kemiskinan Indonesia. Kegagalan untuk memperoleh dokumentasi sah dalam hal pernikahan dan perceraian sangat terkait dengan kenyataan baha 62% anak yang lahir dari pernikahan ini tidak memiliki akte kelahiran. Ketiadaan surat identitas seperti itu akan mempengaruhi hak aris anak dan akses kepada layanan-layanan negara seperti pendidikan formal yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal in juga berarti baha anak dari penduduk miskin di Indonesia tidaklah menerima hak asasinya dalam bentuk surat identitas sebagaimana disebutkan dalam Konvensi tentang Hak-hak Anak. Hanya 27% dari responden survei Pengadilan Agama memilih untuk pergi ke Pengadilan Agama sebagai pilihan pertama, karena hal tersebut adalah aturan yang berlaku di Indonesia, atau mereka berpikir baha hal ini akan memecahkan masalah mereka. 75% dari pengguna Pengadilan Agama menggunakan jasa Pengadilan Agama pada akhirnya karena mekanisme non-hukum (konsiliasi keluarga) telah gagal, atau karena pasangan mereka telah memilih untuk pergi ke Pengadilan Agama. Ketika menyampaikan informasi kepada masyarakat Indonesia, hal ini akan menjadi penting bagi Pengadilan untuk memberikan petunjuk tentang perkara-perkara apa saja yang perlu dirujuk ke Pengadilan Agama sesuai dengan hukum Indonesia dan manfaat apa yang dapat diperoleh bagi individu atau keluarga untuk menyerahkan masalah perceraian atau hak pengasuhan mereka melalui pengadilan. Program-program Pemberdayaan Hukum, seperti Forum Pemangku Kepentingan (Multi Stakeholder Forum/MSF) 11, mendidik perempuan tentang masalah-masalah hukum penting yang bermanfaat bagi mereka, seperti proses peradilan administratif dan formal dan melibatkan mereka di dalam pertemuan sektor hukum lokal. Hal-hal seperti ini akan sangat bermanfaat untuk memberdayakan perempuan untuk mengakses sumber daya, layanan dan kesempatan, yang jika tidak diberitahukan, akan tetap tidak diketahui atau tidak dapat diakses oleh mereka, dan dengan demikian menolong mereka untuk mengatasi hambatan-hambatan untuk mengakses Pengadilan Agama. Banyak perempuan anggota PEKKA, termasuk staf paralegal PEKKA yang menyebutkan baha Forum Multi Stakeholder sangatlah membantu mereka untuk memberi informasi tentang bagaimana proses untuk berurusan dengan berbagai jenis perkara hukum. Sebagaimana disinggung oleh salah seorang anggota PEKKA yang berhasil menyelesaikan perkara perceraiannya di Pengadilan Agama pada tahun 2007; Saya telah ingin bercerai sejak beberapa tahun yang lalu, namun tidak pernah berpikir baha itu bisa terjadi, sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang hakim Pengadilan Agama dalam MSF, karena saya tidak punya uang. 24 Temuan-temuan Kunci Penelitian

Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia

Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia PEKKA dan AusAID 2010 Informasi dalam terbitan

Lebih terperinci

UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1. Oleh. Wahyu Widiana 2

UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1. Oleh. Wahyu Widiana 2 1 UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1 Oleh Wahyu Widiana 2 PENDAHULUAN Penyelesaian perkara di Pengadilan Agama (PA) melalui perdamaian merupakan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Organisasi Penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam sebuah organisasi pemerintahan merupakan elemen penting dan prinsip utama untuk mendukung lahirnya sebuah tata kelola

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KETUA MAHKAMAH AGUNG, Menimbang : a. bahwa proses peradilan yang transparan merupakan salah

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Bismillaahirrahmaanirrahiim Yang Mulia Ketua Family Court of Australia Yang Mulia Ketua Federal Court of Australia, Yang Mulia Duta Besar Australia untuk Republik

Lebih terperinci

ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE

ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE Oleh: WAHYU WIDIANA Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia IACA ASIA-PACIFIC CONFERENCE IN BOGOR MARET 2011 ACCESS

Lebih terperinci

PANDUAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN BAGI NON MUSLIM DI PENGADILAN NEGERI

PANDUAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN BAGI NON MUSLIM DI PENGADILAN NEGERI PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN A KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN Pemohon : Orang yang mengajukan permohonan penetapan pengesahan perkawinan.

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011

RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 I. Teknis Judisial A. Hukum Formal 1. Untuk menghindari terjadinya kerugian pihak Penggugat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN ITSBAT/PENGESAHAN NIKAH

PANDUAN PENGAJUAN ITSBAT/PENGESAHAN NIKAH PANDUAN PENGAJUAN ITSBAT/PENGESAHAN NIKAH DAFTAR ISI A. Kata-kata yang Digunakan di Pengadilan B. Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui C. Langkah-langkah Mengajukan Permohonan/Pengesahan Itsbat Nikah D. Pertanyaan

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian perkara di lingkungan peradilan agama sebagaimana lingkungan peradilan lainnya tidak hanya dilakukan oleh hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu hal yang terpenting di dalam realita kehidupan umat manusia. Perkawinan dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum masingmasing agama

Lebih terperinci

A. KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN

A. KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN A. KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN Pemohon/Penggugat : Pihak pertama yang mengajukan permohonan atau gugatan. Jika anda yang mengajukan gugatan/permohonan maka anda disebut Penggugat/Pemohon. Tergugat/Termohon

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649, 2013 KOMISI INFORMASI. Sengketa Informasi Publik. Penyelesaian. Prosedur. Pencabutan. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 841/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 841/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 841/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isbat nikah merupakan proses penetapan pernikahan dua orang suami isteri, tujuan dari isbat nikah adalah untuk mendapatkan akta nikah sebagai bukti sahnya perkawinan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN A. Mahkamah Agung dalam Sistem Peradilan Agama di Indonesia

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA PUTUSAN Nomor : 297/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN P U T U S A N Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun BAB I mkn PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan mengacu kepada pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Pengadilan Tinggi Agama Ambon adalah merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA BAB I PENDAHULUAN Kebijakan negara akan arah pembangunan semakin menegaskan pentingnya akses ke pengadilan bagi masyarakat miskin

Lebih terperinci

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang pada awalnya mempunyai luas wilayah 18.302 km² berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 793/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 793/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 793/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 785/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 785/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 785/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI 1 EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA Drs. H. Masrum M Noor, M.H I EKSEPSI Eksepsi (Indonesia) atau exceptie (Belanda) atau exception (Inggris) dalam istilah hukum acara

Lebih terperinci

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG A. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Pandeglang Berdasarkan hasil wawancara dengan Nuning selaku Panitera di Pengadilan Agama Pandeglang

Lebih terperinci

Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia

Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia Dr. Deni Kamaludin Yusup, MA, Direktur Pusat Kajian Ilmu Syari ah, Hukum, HAM, dan Kemasyarakatan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Agama Kotabumi dalam melaksanakan tugas dan wewenang selalu berupaya mewujudkan peningkatan kinerja terutama dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia berdasarkan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0604/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0604/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0604/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas SALINAN PUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 256/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

PUTUSAN Nomor : 256/Pdt.G/2013/PA.Pkc. PUTUSAN Nomor : 256/Pdt.G/2013/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, dalam persidangan

Lebih terperinci

Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili,

Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan kehakiman dalam lingkup khusus. 1 Kekhususan

Lebih terperinci

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian. BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN PERCERAIAN ATAS NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA DAN PENYELESAIANYA JIKA PUTUSAN TERSEBUT TIDAK DILAKSANAKAN A. Pelaksanaan Putusan

Lebih terperinci

diajukan oleh pihak :

diajukan oleh pihak : ------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan atas perkara Cerai Talak yang diajukan oleh pihak :-------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul BAB IV PEMBAHASAN Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul Dalam Pasal 7 ayat (1) UUP disebutkan bahwa perkawinan hanya dapat diberikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) 3148500 / 3148400

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan 58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0954/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0954/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0954/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 802/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 802/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 802/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0156/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0156/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0156/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. بسم االله الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 PENGADILAN AGAMA KELAS IA BENGKULU Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 11 Bengkulu 38221 LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS BAB III IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS WAKAF TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT A. Kewenangan Peradilan Agama Tugas dan kewenangan peradilan agama sangat terkait dengan kekuasaan peradilan dalam

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

PUTUSAN. PEMOHON, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani Sawit, pendidikan SMP, PEMOHON; Melawan

PUTUSAN. PEMOHON, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani Sawit, pendidikan SMP, PEMOHON; Melawan PUTUSAN Nomor: 78/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada

Lebih terperinci

Nomor: 54/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 54/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor: 54/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN ATAS I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTAit{G KERJASAMA YUDISIAL UMUM l. Lampiran ini disusun berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2016 TENTANG PELAYANAN ADVOKASI HUKUM DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 259/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

PUTUSAN Nomor : 259/Pdt.G/2013/PA.Pkc. PUTUSAN Nomor : 259/Pdt.G/2013/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, dalam persidangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pada tahun 2015 Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Lebih terperinci

m e l a w a n Pengadilan Tinggi Agama tersebut; TENTANG DUDUK PERKARANYA - Mengabulkan permohonan pemohon;

m e l a w a n Pengadilan Tinggi Agama tersebut; TENTANG DUDUK PERKARANYA - Mengabulkan permohonan pemohon; P U T U S A N Nomor : 29/Pdt.G/2010/PTA.Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 038/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 038/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 038/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1378/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas I A yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MEJA INFORMASI DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2012/PA.Pas

PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2012/PA.Pas PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA Dalam peradilan atau dalam hukum Indonesia juga terdapat hukum waris adat. Selama ini, khususnya sebelum munculnya UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama memang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0328/Pdt.G/2014/PA.PKP. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0328/Pdt.G/2014/PA.PKP. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0328/Pdt.G/2014/PA.PKP. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan program kegiatan dari instansi tersebut, termasuk di dalamnya Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan program kegiatan dari instansi tersebut, termasuk di dalamnya Peradilan BAB I PENDAHULUAN Penyampaian laporan, baik laporan bulanan, laporan triwulan, laporan semesteran maupun laporan tahunan adalah merupakan salah satu aspek penting dari sebuah instansi pemerintah sebagai

Lebih terperinci

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Putusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal.

Putusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal. PUTUSAN Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004, peradilan harus dilakukan dengan asas sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2011/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2011/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2011/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara cerai talak dalam tingkat banding

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 0228/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Organisasi Akuntabilitas kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015 2019 MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Reviu Rencana

Lebih terperinci

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor 1618/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 130/Pdt.G/2015/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 130/Pdt.G/2015/PA.Pas PUTUSAN Nomor 130/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

بسم هللا الرحمن الرحيم

بسم هللا الرحمن الرحيم PUTUSAN Nomor 1846/Pdt.G/2014/PA.Plg بسم هللا الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN. Nomor 495/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN. Nomor 495/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor 495/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Makalah Rakernas MA RI

Makalah Rakernas MA RI Makalah Rakernas MA RI 2011 1 BEBERAPA CATATAN DARI TUADA ULDILAG BAHAN RAKERNAS MARI SEPTEMBER 2011 A. Pengantar Berhubung saya dalam kondisi sakit, maka saya hanya memberi catatan-catatan yang saya anggap

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor xx/pdt.g/2013/pa.ktbm

P U T U S A N Nomor xx/pdt.g/2013/pa.ktbm P U T U S A N Nomor xx/pdt.g/2013/pa.ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PENETAPAN Nomor: 0051/Pdt.P/2013/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM 57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor:0022/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor:0022/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor:0022/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. بسم االله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata

Lebih terperinci

(LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang tahun 2016, yang intinya memuat laporan

(LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang tahun 2016, yang intinya memuat laporan KATA PENGANTAR Atas berkat Ridho dan Karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya sehingga pada akhirnya tersusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 650/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 650/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 650/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci