DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN. Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN. Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP"

Transkripsi

1 DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN Oleh : Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

2 I. PENDAHULUAN... II. MEMILIH MASALAH III.STUDI PENDAHULUAN IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR... V. HIPOTESIS VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN VII.PENGUMPULAN DATA VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN... X. PERCOBAAN SATU FAKTOR XI. UJI LANJUT XII.PERCOBAAN BERFAKTOR XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 1

3 I. PENDAHULUAN Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki syarat-syarat antara lain: 1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas. 3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu pengetahuan. Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian. Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut dengan 11i, yaitu: 1. intelegence (kecerdasan) 2. interest (keingin tahuan) 3. imagination (daya khayal) 4. inventive (daya cipta) 5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan) 6. initiative (inisiatif) 7. industrious (berusaha) 8. intense observation (pengamatan yang intensif) 9. integrity (kejujuran) 10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi) 11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)

4 Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis. Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari: 1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. 2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan. Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu: penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar, Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 2

5 sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebabmusabab terjadinya musibah tersebut. Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain dengan perlakuan yang sama di daerah Padang. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 3

6 BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN Langkah 1 Memilih Masalah Langkah 2 Studi Pendahuluan Langkah 3 Merumuskan Masalah Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar Langkah 4a Hipotesis Langkah 5 Memilih Pendekatan Langkah 6a Menentukan Variabel Langkah 6b Menentukan Sumber Data Langkah 7 Menentukan dan menyusun alat dan bahan Langkah 8a Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen) Langkah 8b Mengumpulkan Data Langkah 9 Analisis data Langkah 10 Menarik kesimpulan Langkah 11 Menyusun laporan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 4

7 II. MEMILIH MASALAH Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul karena hal-hal berikut: - ada tantangan, - ada keraguan, - ada rintangan, - ada kesenjangan. Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada kesenjangan). Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari : - laporan penelitian, - diskusi-diskusi, - seminar, - keinginan masyarakat, - intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin - hasil penelitian orang lain, - hasil analisis bidang ilmu, - pengalaman, - pengamatan lingkungan. Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih oleh peneliti karena alasan-alasan: - mempunyai nilai penelitian, Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 5

8 - memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan sumber data), - sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti. - sesuai dengan minat peneliti - bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan praktek. Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang (atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan: - keaslian masalah penelitian, - nilai up to date nya, - keilmiahannya. Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik, yaitu: 1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian historis dan filosofis. 2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada. 3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan sebab-akibat. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 6

9 III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas. Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa. Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai berikut: 1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, 2. harus jelas dan padat, 3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, 4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis, 5. harus menjadi dasar judul penelitian. Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul. Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah: singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang membaca untuk mengetahui lebih mendalam. Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan kesimpulan hasil penelitian nantinya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 7

10 IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya. Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar, yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan kepentingan penelitian yang dilaksanakan. Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang berguna untuk: i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga memperkuat permasalahan yang dipilih. ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya. iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen pengumpulan data iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan, membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan anggapan dasar antara lain adalah: 1. Dengan banyak membaca. 2. Dengan banyak mendengar berita 3. Dengan banyak berkunjung, 4. Dengan mengadakan pendugaan. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 8

11 V. HIPOTESIS Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua penelitian menggunakan hipotesis. MEMILIH PENDEKATAN Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen. Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil. MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: a. Apa yang akan diteliti? b. Dari mana data diperoleh? Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan datanya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 9

12 VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data. Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan. Instrumen tidak baik Instrumen baik Data tidak benar Data benar Kesimpulan tdk sesuai Kesimpulan sesuai Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang biasa digunakan dibidang peternakan antara laini: 1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang diketahui. a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari: a.kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya. b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari: a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang orang lain. c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari: c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup. d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka e. Kuesioner check list Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 10

13 f. Rating scale 2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan. Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas: a. Interviu bebas (inguide interview) b. Interviu terpimpin (guide interview) c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b. 3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa menggunakan instrumen atau alat pengamatan. b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. 4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Contoh-contoh Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5 o C setelah dipotong terhadap kualitas mani. Instrumen/materi penelitian: Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4 tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml. Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set, mikroskop 1 buah, kertas ph universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml, dst... Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 11

14 BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan penelitian D. Hipotesis E. Manfaat Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA A. (Tentang objek penelitian) B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen) C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada) D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur)) E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu) III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen) A. Materi Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Peubah Yang Diukur 4. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai) A. Materi Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian 2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian B. Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data/Sampel 2. Peubah Yang di Ukur 3. Analisis Data 4. Waktu dan Tempat Penelitian DAFTAR PUSTAKA Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 12

15 VII. PENGUMPULAN DATA Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya. Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat. Rancangan Penelitian Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan informasi yang dibutuhkannya. Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain : - efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian - efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 13

16 - sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis. Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control) Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian, aspek statistik, maupun aspek ekonomi. Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan. Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang relatif lebih seragam. Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL (rancangan Bujursangkar Latin). Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 14

17 VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes (Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson (1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995). Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan bagaimana menset pengaruh X s sehingga y mendekati nilai nominal yang didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X s sehingga ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X s sehingga pengaruh variabel tak terkontrol z1, z2, zq sekecil mungkin. Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi, atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya; (5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan? Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 15

18 Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian. Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan informasi yang dibutuhkannya. Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya. Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat. Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 16

19 faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain : a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis. Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang harus dikenal, yaitu: perlakuan, satuan percobaan, dan galat percobaan. a. Perlakuan (Treatment) Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam ruang lingkup rancangan yang dipakai. b. Satuan percobaan Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain. c. Galat percobaan Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuansatuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 17

20 kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama, mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan sempurna. Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat. Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 18

21 IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat dibuat sebagai berikut : Input Proses Output Metode Mesin Material Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control) Pengulangan (replication) Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian, aspek statistik, maupun aspek ekonomi. Pengulangan bertujuan untuk : a. Menduga ragam dari galat percobaan b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan c. Meningkatkan ketepatan percobaan d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 19

22 Pengacakan (randomization) Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan. Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga menggunakan komputer. Pengendalian lokal (local control) Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satuasatuan percobaan yang relatif lebih seragam. Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah, maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar kelompok Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok tidak berinteraksi dengan perlakuan. Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL (rancangan Bujursangkar Latin). Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 20

23 digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT). Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua. Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi), uraian mengenai rancangan percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III, sebagaimana berikut: III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Peubah Yang Diukur 4. Waktu dan Tempat Penelitian Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 21

24 X. PERCOBAAN SATU FAKTOR Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap. A. RANCANGAN ACAK LENGKAP Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium, kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan suhu lingkungan. 1. Pengacakan dan Lay out penelitian. Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan percobaan. Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20 satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 22

25 Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi perlakuan P14 P13 P31 P P21 P35 P33 P32 Gambar. Lay Out Penelitian P42 P15 P11 P P45 P22 P34 P P41 P12 P23 P44 2. Tabulasi data. Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL. Ulangan Perlakuan Jumlah Rataan P1 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 1. Ỹ 1. P2 Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 2. Ỹ 1. P3 Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 3. Ỹ 1. P4 Y 41 Y 42 Y 43 Y 44 Y4. Ỹ 1. P5 Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.. Rataan Ỹ.1 Ỹ.2 Ỹ.3 Ỹ.4 Ỹ.. 3. Model linier dan tabel sidik ragam Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij Keterangan : i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 23

26 Y ij = nilai pengamatan pada satuan percobaan 1. = nilai tengah umum α i ε ij = pengaruh perlakuan taraf ke - i = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i Tabel. Sidik Ragam Rancangan Penelitian. Sumber Keragaman Perlakuan Derajat Bebas p-1 Jumlah Kuadrat JKP Kuadrat Tengah KTP Nilai F hitung KTP/KTG Nilai F tabel 5% 1% Galat/Sisa p(u-1) JKG KTG Total pu-1 JKT Perhitungannya adalah : FK JKT JKP JKG KTP KTG = Faktor Koreksi 2 Y.. = pu = Jumlah Kuadrat Total = Y ij 2 - FK = Jumlah Kuadrat Perlakuan = 1 Y i. 2 - FK u = Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKP = JKP/p-1 = JKG/p(u-1) Keterangan : p : Jumlah Perlakuan u : Jumlah ulangan 4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 24

27 masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H 0 ) yang diajukan sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis alternatif ( H a ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ p ; p = jumlah perlakuan H a : µ i µ p ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan. Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah sebagai berikut : db penyebut 1 Peluang nilai F yang lebih besar 0,100 0,050 0,025 0,010 0,005 db pembilang P 39,86 161,40 647, , , Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 25

28 digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050 dan 0,010. Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F Tabel dengan F hitung adalah : 1. F hit < F Tabel H 0 diterima 2. Fhit > F Tabel H 0 ditolak Kesimpulan : 1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant) dilambangkan dengan ns. 2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan. a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050, maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata (significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *. b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010, maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata (highly significant) dilambangkan dengan **. Contoh : Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan 60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut : P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 26

29 Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental (gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing: Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan P P P P Jumlah FK = = JKT = = = JKP = 1 X = 1 X = = JKG = = 912 KTP = = KTG = 912 = Fhit = KTP = = 3.54 Ftabel 5% = 3.24 Ftabel 1% = 5.29 KTG 57 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 27

30 Kesimpulan : Fhit>5% berarti H 0 ditolak Artinnya : Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan suhu lingkungan. 1. Pengacakan dan Lay out penelitian. Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan 5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang sama. Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 28

31 Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah. Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama (No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I. Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada. Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V P4 P3 P1 P P2 P3 P4 P Gambar. Lay Out Penelitian. P4 P1 P2 P P4 P2 P3 P P1 P2 P3 P4 2. Tabulasi data. Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK. Perlakuan Kelompok Jumlah Rataan P1 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 15 Y 1. Ỹ 1. P2 Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 25 Y 2. Ỹ 2. P3 Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 35 Y 3. Ỹ 3. P4 Y 41 Y 42 Y 43 Y 44 Y 45 Y4. Ỹ 4. Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.. Rataan Ỹ.1 Ỹ.2 Ỹ.3 Ỹ.4 Ỹ.5 Ỹ.. 3. Model linier dan tabel sidik ragam Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + Κ j + α i + ε ij Keterangan : i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok). Y ij = nilai pengamatan pada satuan percobaan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 29

32 2. = nilai tengah umum Κ j α i ε ij = pengaruh perlakuan kelompok ke - j = pengaruh perlakuan taraf ke - i = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i Tabel. Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK. Sumber Keragaman Kelompok Derajat Bebas k-1 Jumlah Kuadrat JKK Kuadrat Tengah KTK Nilai F hitung KTK/KTG Nilai F tabel 5% 1% Perlakuan p-1 JKP KTP KTP/KTG Galat/Sisa (p-1)(k-1) JKG KTG Total pk-1 JKT Perhitungannya adalah : FK JKT JKP JKK JKG KTP KTK KTG = Faktor Koreksi 2 Y.. = pk = Jumlah Kuadrat Total = Y ij 2 - FK = Jumlah Kuadrat Perlakuan = 1 Y i. 2 - FK k = Jumlah Kuadrat Kelompok = 1 Y.j 2 - FK p = Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKP - JKK = JKP/p-1 = JKK/k-1 = JKG/(p-1)(k-1) Keterangan : p : Jumlah Perlakuan k : Jumlah Kelompok Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 30

33 5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H 0 ) yang diajukan sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis alternatif (H a ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada perlakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut : Pengruh perlakuan : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ p ; p = jumlah perlakuan H a : µ i µ p ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan Pengaruh kelompok : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ k ; k = jumlah kelompok H a : µ j µ k ;j = kelompok; k = jumlah kelompok Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada perlakuan dan kelompok. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 31

34 Latihan: Dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu) Ulangan Jumlah Rataan Perlakuan P P P P P Jumlah C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan, sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom, jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar. Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap baris dan kolom. 1. Model Additif linier Y ijk = µ + α i + Β j + Κ k + ε ijk Keterangan : µ = rata-rata umum α i Β j = Pengaruh perlakuan ke i = Pengaruh baris ke j Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 32

35 Κ k ε ijk = Pengaruh kolom ke k = galat percobaan 2. Tabulasi data Baris Kolom I II III IV Jumlah Rataan 1 Y(i) 11 Y(i) 12 Y(i) 13 Y(i) 14 Y.1. Y.1. 2 Y(i) 21 Y(i) 22 Y(i) 23 Y(i) 24 Y.2. Y.2. 3 Y(i) 31 Y(i) 32 Y(i) 33 Y(i) 34 Y.3. Y.3. 4 Y(i) 41 Y(i) 42 Y(i) 43 Y(i) 44 Y.4. Y.4. Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y Rataan Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y Perlakuan Jumlah Rataan A Y (1).. Y (1).. B Y (2).. Y (2).. C Y (3).. Y (3).. D Y (4).. Y (4).. 3. Tabel Sidik Ragam Sumber Keragaman Perlakuan Derajat Bebas p-1 Jumlah Kuadrat JKP Kuadrat Tengah KTP Nilai F hitung KTP/KTG Nilai F table 5% 1% Baris p-1 JKB KTB KTB/KTG Kolom p-1 JKK KTK KTK/KTG Galat/Sisa p-1(r-2) JKG KTG Total P 2-1 JKT Perhitungan : FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK JKP = JKBaris = 1 p 2 Y. j - FK. JKKolom JKG = 1 p 2 Y..k - FK = JKT JKP JKBaris - JKKolom Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 33

36 4. Koefisien Keragaman (KK) Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen. Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK, menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam. KK = KTG Y.. X 100% Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 34

37 XI. UJI LANJUT Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan), maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian, kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan Uji Lanjut. Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3 macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan Uji Berganda Duncan (DMRT). 1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD). Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (ratarata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut : BNT α = t α/2, dbs. S y 2KTG = t α/2, dbs u Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). 2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 35

38 3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNT α. 5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut : A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66 Selisih antara rataan perlakuan : A-C = 0.20 C - B = 0.57 B-D = 0.12 Nilai uji pembanding : BNT α = t α/2, dbs. S = t α/2, = 2.12 X dbs y 2 KTG u 2(0.033) 5 t α/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan db=16 = 2.12X = Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji: A C= 0.20 < A - C ns Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 36

39 C B = 0.57 > B - C* B - D = 0.12 < B - D ns Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh : A C B D a t a u A a C a B b D b Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: PERLA- Ulangan Total Rataan KUAN A 0% a B 5% b C 10% a D 15% b Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05). Kesimpulan : Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). 2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference (HSD) Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut : BNJ α = q α, p, dbs. S y = q α/2, dbs KTG u Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 37

40 2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). 3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJ α. 5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut : A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66 Selisih antara rataan perlakuan : A-C = 0.20 C - B = 0.57 B-D = 0.12 Nilai uji pembanding : BNJ α = q α,p, dbs. S = q α,p, dbs y KTG u KTG = 4,05 X u = 4,05 X = q α/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan dbs = 16 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 38

41 Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji: A C= 0.20 < A - C ns C B = 0.57 > B - C* B - D = 0.12 < B - D ns Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh : A C B D a t a u A a C a B b D b Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: PERLAKUAN Ulangan Total Rataan A a B b C a D b Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05). Kesimpulan : Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). 3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT). Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang dibandingkan. Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). 2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 39

42 3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSR α. 5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q) dengan hasil S y. 6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = P4 = P3 = P1 = Nilai Uji pembanding Sy = KTG u = = Tabel SSR dan Jumlah P LSR SSR LSR Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 40

43 Tabel DMRT Perlakuan Selisih LSR Keterangan P2-P ** P2-P ** P2-P ** P4-P ns P4-P ** P3-P ** Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2 a, P4 b, P3 b, P1 c Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan p c p a p b p b Total Rataan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 41

44 XII. PERCOBAAN BERFAKTOR Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan 20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan terdiri dari beberapa taraf perlakuan. Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya. Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya. Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan probiotik Starbio. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya adalah : Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum Faktor B = persentase protein ransum Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 42

45 didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu. Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan 0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%. Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut :A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0% A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25% A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50% B1= ransum 21% protein B2= ransum 19% protein B3= ransum 17% protein Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi. Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan sebagai berikut : Faktor A (a) Pengaruh utama faktor A Faktor B (b) Pengaruh utama faktor B Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 43

46 Tidak ada interkasi Ada interaksi B 0 B 0 B 1 Faktor A Faktor A B 1 Ada interaksi B 0 Faktor A (c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor, sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B 0 dan B 1 osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan respon faktor A pada kondisi B 0 dan B 1 merujuk pada perpotongan. Pola ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B. Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain. 1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan. a. Model linier aditif rancangan yaitu : B 1 Y ijk Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 44

47 3. = nilai tengah umum α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ε ijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masingmasingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random. Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan. Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut : b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 45

48 a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1 a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2 a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2 c. Analisis statistik Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova), berdasarkan rumus-rumus perhitungannya. Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL. Faktor B Faktor A Ulangan Jumlah b 1 b 2 b 3 Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Ỹ Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Ỹ 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Ỹ 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Ỹ Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Ỹ 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Ỹ 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Ỹ Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Ỹ 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Ỹ Rataan Ỹ.1. Ỹ. 2. Ỹ.3. Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F. Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 46

49 Sumber Keragama n (SK) Derajat Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG AB (a-1)(b- 1) JKAB KTAB KTAB/KTG Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : FK = Faktor Koreksi Y 2 = abr JKT JKA JKB JKAB = Jumlah Kuadrat Total = Y ijk 2 - FK = Jumlah Kuadrat Faktor A 1 2 = Y - FK br i.. = Jumlah Kuadrat Faktor B 1 2 = Y.j. - FK ar = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B = 1 r Y 2 ij. - FK - JKA - JKB JKG = JKT JKA - JKB - JKAB Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db). Contoh : KTA = JKA/(a-1) Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 47

50 Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL. 2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok a. Model linier rancangan yaitu : Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ρ k + ε ijk Y ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan 4. = nilai tengah umum α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ρ k = pengaruh kelompok ke - k ε ijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah, sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah sebagai berikut : Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1 Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3 Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan. c. Analisis Statistik Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 48

51 badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova), berdasarkan rumus-rumus perhitungannya. Faktor A Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK. Kelompok Faktor B b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Ỹ Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Ỹ 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Ỹ 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Ỹ Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Ỹ 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Ỹ 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Ỹ Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Ỹ 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Ỹ Rataan Ỹ.1. Ỹ. 2. Ỹ.3. Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2 Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut : Sumber Keragama n (SK) Deraja t Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG AB (a-1)(b- 1) JKAB KTAB KTAB/KTG Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat JKG KTG - (ab-1)(r- 1) Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : Y 2 FK = abr Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 49

52 JKT = Y ijk 2 - FK 1 JKA = Y br i JKB = Y ar.j. 2 - FK - FK JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1 = Y..k 2 - FK ab 1 JKAB = Y ij. 2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL. Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap. Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah, adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya. Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan : a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium, industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 50

53 membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda. b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot. c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing petak varietas sebelumnya. d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain. Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor). Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput Gajah. Faktor A = penggunaan pupuk N Faktor B = Varietas rumput Gajah Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan tersebut. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 51

54 a. Model linier aditif rancangan yaitu : Y ijk Y ijk = µ + ρ k + α i + δ ik + β j + (αβ) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan µ = nilai tengah umum ρ k = Pengaruh kelompok ke -k α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke i δ ik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama) β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ε ijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak) i = Faktor perlakuan A (Petak utama) j = Faktor perlakuan B (Anak petak) k = kelompok b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A, menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masingmasing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai berikut: Kelompok 1 a1b2 a3b2 a2b3 a1b3 a3b1 a2b1 a1b1 a3b3 a2b2 a1 a3 a2 Kelompok 2 a3b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a2b1 a3b3 a1b1 a2b2 a3 a1 a2 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 52

55 c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot Petak Anak Petak Kelompok Utama b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Y Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Y 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Y 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Y Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Y 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Y 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Y Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Y 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Y 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Y Rataan Y.1. Y. 2. Y.3. Tabel Sidik Ragam Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2 Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1 Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2 AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : FK Y 2 = abr JKT = Y ijk 2 FK 1 JKK = Y..k 2 - FK ab 1 JKA = Y br i FK Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 53

56 1 JKGalat1 = Y i.k 2 - JKK JKA- FK b 1 JKB = Y.j. 2 ar - FK 1 JKAB = Y ij. 2 r - FK - JKA - JKB JKG2 = JKT JKK - JKA JKG1 - JKB - JKAB Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari) Probiotik Ulangan Persentase protein ransum Jumlah Rataan b 1 b 2 b 3 a Sub Total a Sub Total a Sub Total Total 922 Rataan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 54

57 Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL : Petak Anak Petak Kelompok utama b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan a Sub Total a Sub Total a Sub Total Total 922 Rataan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 55

58 XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian. Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian. Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif. Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi. Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel. Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari suatu penelitian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 56

59 tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi menurut variabel yang diukur. Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut. Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap sebaran data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis regresi dan korelasi. Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 57

60 populasi, disebut metode statistik non parametrik. Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari hasil sidik ragam. Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu, diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit percobaan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor) Level Probiotik Level Penambahan Lemak (%) Starbio (%) Rerata SE ab ab b B ab a ab A ab ab b AB Rerata AB A B SE Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1 antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 58

61 Rerata probiotik Starbio Rerata Lemak Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan. Pertambahan berat badan (gram) Probiotik 0.00 % Probiotik 0.25% Probiotik 0.50% Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%) Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian. Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1 dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4% tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 59

62 pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998), pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio, dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4% mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8% protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%, namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum tersebut dengan penambahan probiotik Starbio. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 60

63 XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang tidak termanfaatkan orang lain. Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan. Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll. Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah : 1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti dan menarik. 2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan. 3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit. 4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca. 5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai fakta. 6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan memperhatikan system tata bahasa. Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan. Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan. Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi ilmiah secara lisan adalah: a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan bersemangat. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 61

64 b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasanalasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu. c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan. d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru ditemukan. e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian. Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain: a. Tenang, yang perlu didukung dengan : a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif, b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan baik, c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari pendengar, d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan dapat selalu terjadi perbedaan. e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman. b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi. c. Jangan membaca secara terus menerus d. Memperhatikan waktu yang tersedia. e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat seminar. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 62

65 DAFTAR BUKU TEXT 1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta. 2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie P.T. Gramedia. Jakarta. 3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA. 4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 63

66 LAMPIRAN Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 64

67 PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR TYPE Casio FX 3650P I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL). 1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1 sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas. 2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum, hingga muncul 1. Sigma x 2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3. Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong. 3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2 atau x. 4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) : Y.. 2 FK = tr Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x x 2 jumlah perlakuan X ulangan (p x u) Rumus x ada pada shift S-Sum, tombol 2 Rumus x 2 ada pada tombol x 2 Jadi FK = shift S-Sum, tombol 2, x 2 pu (Jumlah perlakuan X ulangan) 5. Menghitung JKT : Y ij 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x 2 - FK Jadi JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK 6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua data Y i. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2 atau x. 7. Menghitung JKP : Y i. 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 65

68 x 2 - FK Jadi JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK 8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 66

69 PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR TYPE Casio fx 3600 I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL). 1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang SD di sudut sebelah kanan. 2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3 untuk melihat jumlah sampel data n. Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr ogram SD sudah kosong. 3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. 4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) : Y.. 2 FK = tr Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x x 2 jumlah perlakuan X ulangan (t x r) Rumus x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya tekan Kout 2 Rumus x 2 ada pada tombol, untuk mengeluarkannya tekan Shift Jadi FK = Kout 2 Shift tr (Jumlah perlakuan X ulangan) Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan menekan Shift MR. 5. Menghitung JKT : Y ij 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x 2 - FK Rumus x 2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya tekan Kout 1 Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya tekan MR Jadi JKT = Kout 1 - MR 6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Y i. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. 7. Menghitung JKP : Y i. 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 67

70 x 2 - FK Rumus x 2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya tekan Kout 1 Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya tekan MR Jadi JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR 8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 68

71 DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN Oleh : Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk:

Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk: PENDAHULUAN Program Percobaan Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk: Inferensia tentang parameter populasi Membuat keputusan tentang

Lebih terperinci

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin Rancangan yang mengelompokkan perlakuan perlakuannya dlm cara yaitu berdasarkan baris dan kolom. Jumlah ulangan harus sama dengan jumlah perlakuan Merupakan keterbatasan

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

TKS 4209 PENDAHULUAN 4/1/2015

TKS 4209 PENDAHULUAN 4/1/2015 TKS 4209 Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu, oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai

Lebih terperinci

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design CIRI - CIRI R.A.L. : 1. Media atau bahan percobaan seragam (dapat dianggap se- ragam ) 2. Hanya ada satu sumber kera-

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN A. Pendahuluan Bahan Pembelajaran 1 berupa modul ini adalah suatu pengantar dalam perancangan percobaan yang akan dibahas hubungannya dengan sasaran, analisis

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT.

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT. Basic Design of Experiment Dimas Yuwono W., ST., MT. RANCANGAN PERCOBAAN Desain eksperimen (rancangan percobaan) bertujuan untuk menentukan rencana pelaksanaan eksperimen yang tepat agar dapat memperoleh

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DAN RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO - LATIN

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DAN RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO - LATIN RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DAN RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO - LATIN JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 007 1. PENDAHULUAN 1 Pada suatu

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di: 1). kebun percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Prahasta (2005, p223), rekayasa piranti lunak adalah sekumpulan aktifitas aktifitas kerja yang berkaitan erat dengan perancangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang 21 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ayam Broiler Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang memiliki bobot badan 750 ± 50 gram pada umur 18 hari yang

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PE PERTEMUAN KE-3 DAN 5 PROFDRKRISHNA PURNAWAN CANDRA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAPERTA UNMUL 016 Materi yang dibahas adalah: A Klasifikasi Rancangan Percobaan B Rancangan-rancangan Bergalat Tunggal

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Percobaan didefinisikan sebagai suatu uji coba (trial) atau pengamatan khusus yang dibuat untuk menegaskan atau membuktikan keadaan dari sesuatu yang meragukan,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. A. Umum

I PENDAHULUAN. A. Umum I PENDAHULUAN A. Umum Penelitian pada dasarnya memerlukan statistika sebagai alat dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengadakan pengambilan keputusan. Sebagai contoh dalam penelitian-penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan September sampai dengan Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries 20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries Holland pada laktasi pertama. Produksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Penyusun 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah dipilih Buku panduan dan latihan praktikum

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun 14 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

III. PERCOBAAN FAKTORIAL

III. PERCOBAAN FAKTORIAL III. PERCOBAAN FAKTORIAL A. Pendahuluan Mengapa peneliti memilih melakukan percobaan factorial? atau bagaimana kalau beberapa factor penelitian ingin diterapkan sekaligus dalam percobaan? Untuk menjawab

Lebih terperinci

Transformasi Data & Anlisis Data Hilang

Transformasi Data & Anlisis Data Hilang Transformasi Data & Anlisis Data Hilang Rommy Andhika Laksono Perancangan Percobaan UNSUR DASAR PERCOBAAN : 1. Perlakuan (treatment) 2. Ulangan (replication) 3. Pengaturan atau pembatasan lokal (local

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05% 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh yang berumur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 89.85 gram dan koefisien

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 2. Jerami

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PE PERTEMUAN KE-3 DAN 5 PROFDRKRISHNA PURNAWAN CANDRA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAPERTA UNMUL 2016 Materi yang dibahas adalah: A Klasifikasi Rancangan Percobaan B Rancangan-rancangan Bergalat Tunggal

Lebih terperinci

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN Pendahuluan Percobaan? Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan respons dari objek/individu/unit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rancangan Percobaan Percobaan merupakan serangkaian kegiatan di mana setiap tahap dalam rangkaian benar-benar terdefinisikan; dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalahan

Lebih terperinci

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN Experimental Design created by utamids@ipb.ac.id 1 Apa itu Perancangan Percobaan? SEBUAH PEUNGUJIAN ATAU SERANGKAIAN PENGUJIAN UNTUK PERUBAHAN YANG DIINGINKAN YANG BERASAL DARI PEUBAH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Peneliitian telah dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Teknologi Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan September

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG Vol. 11, No. 2, 93-104, Januari 2015 ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG ENDY NUR CAHYANTO*, NASRAH SIRAJANG*, M. SALEH AF* dy Nur Cahyanto, ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi. 16 III BAHAN DAN METODE 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Penelitian ini menggunakan puyuh betina fase produksi yang dipelihara pada umur 8 minggu sebanyak 100 ekor. Puyuh dimasukkan

Lebih terperinci

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL merupakan rancangan paling sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan baku.

Lebih terperinci

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design)

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design) RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design) Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala pada perlakuan dengan jumlah yang besar, karena

Lebih terperinci

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP RAKL : paling luas digunakan cocok untuk percobaan lapangan Jumlah perlakuan tidak begitu besar, fleksibel dan sederhana Areal penurunan produktivitasnya dpt diduga

Lebih terperinci

Berbagai Jenis Rancangan Percobaan

Berbagai Jenis Rancangan Percobaan Berbagai Jenis Rancangan Percobaan jenis-jenis rancangan percobaan dapat digolongkan / dikelompokkan berdasarkan rancangan dasar/lingkungan dengan berbagai kombinasi pola percobaan: keseimbangan jumlah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto)

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto) RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto) RANCANGAN : Bentuk, model, pola PERCOBAAN: - Rangkaian kegiatan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan dengan menguji hipotesis.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN. Agriculture Recearch Development Station (UARDS)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN. Agriculture Recearch Development Station (UARDS) III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN Agriculture Recearch Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk 16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian 2.1.1 Rumput Brachiaria humidicola Rumput Brachiaria humidicola yang digunakan pada penelitian ini didapat dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun

Lebih terperinci

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL A. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam Sentul jantan berjumlah 18 ekor dan berumur

Lebih terperinci

Tabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin)

Tabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin) LAMPIRAN 58 Tabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin) Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 ------------------------(%)---------------------------- 1 31,76 33,26 25,48 2 31,53

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN. Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN. Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP Rancangan BAB 2 JENIS RANCANGAN DAN PENGGUNAANNYA Homogen Heterogen PERBEDAAN LINGKUNGAN HOMOGEN DAN HETEROGEN Homogen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27 minggu sebanyak 90 ekor dengan

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kelurahan Maharatu kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru pada bulan September 2013 sampai dengan bulan November 2013. 3.2.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2013, bertempat di Laboratorium UARDS Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April September 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN BAHAN AJAR PERANCANGAN PERCOBAAN Disusun oleh: Made Susilawati, S.Si., M.Si. Pembimbing: Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan

Lebih terperinci

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137)

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137) 10th Meeting Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137) by Ledhyane I.H Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa akan dapat menggunakan rangkaian prosedur percobaan dengan menggunakan analisis

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN Bayu Satria Adinugraha 1), Taswati Nova Wijayaningrum 2) 1,2) Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang email: bayulindapw@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2014 di Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan dimulai pada bulan April

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and I. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam

Lebih terperinci

PENGENDALIAN VARIABEL PENGGANGGU / CONFOUNDING DENGAN ANALISIS KOVARIANS Oleh : Atik Mawarni

PENGENDALIAN VARIABEL PENGGANGGU / CONFOUNDING DENGAN ANALISIS KOVARIANS Oleh : Atik Mawarni PENGENDALIAN VARIABEL PENGGANGGU / CONFOUNDING DENGAN ANALISIS KOVARIANS Oleh : Atik Mawarni Pendahuluan Dalam seluruh langkah penelitian, seorang peneliti perlu menjaga sebaik-baiknya agar hubungan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PERCOBAAN FAKTORIAL PERCOBAAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VARIABEL RESPON TUJUAN

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Pertenakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN)

PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN) PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN) Rancangan Pengumpulan Data Kenapa? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias, (misal systematic error) Untuk meningkatkan presisi kesimpulan Kesimpulan dapat

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan yaitu meliputi : 1) Mikania micrantha yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sekitar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium UIN s Agricultural Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak percobaan yang digunakan adalah ayam broiler yang telah dipelihara selama 2 minggu sebanyak 100 ekor dengan rataan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1. Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot badan rata-rata 1,3-1,5 kilogram sebanyak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI 2 ARAH. b. Mengetahui perbedaan keragaman disebabkan perbedaan antarkolom. Kolom 1 2. j. c. Nilai rata I... R..

ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI 2 ARAH. b. Mengetahui perbedaan keragaman disebabkan perbedaan antarkolom. Kolom 1 2. j. c. Nilai rata I... R.. ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI 2 ARAH 1) Analisis Ragam Klasifikasi Dua Arah Analisis ragam klasifikasi dua arah adalah analisis ragam klasifikasi pengamatan yang berdasarkan dua kriteria Dalam analisis ini

Lebih terperinci