Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)
|
|
- Yulia Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) 1. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data yang terkait dengan kegiatan Sosial 2. Peserta memahami cara memperoleh data yang akurat dalam mengklasifikasi warga PS-2 3. Peserta mampu merekomendasikan pemenuhan kebutuhan dasar (IPM) bagi warga PS-2 sesuai target IPM (pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli) 4. Peserta memahami keterkaitan kegiatan Tridaya dalam kerangka pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 : Diskusi Kelompok Pengelompokan (Kategorisasi) Data Non Fisik pada pendataan baseline data : Diskusi Kelompok Memotret Kerangka Penghidupan yang Layak : Diskusi Kelompok Menyusun Rancangan Strategi intervensi dan Target 3 JPL (135 ) Media Bantu : 1. Instrumen pendataan pada poin A.6 2. Media Bantu Diskusi Kelompok ; Memahami Pentagon Aset Kertas plano Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya 1
2 Spidol, selotip kertas dan jepitan besar Diskusi Kelompok Pengelompokan (Kategorisasi) Data PS 2 1) Setelah membuka salam singkat, Pemandu menyampaikan bahwa kali ini akan membahas modul Review Pemetaan swadaya (PS) pada aspek Kegiatan sosial. Tujuan modul ini adalah : a. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data yang terkait dengan kegiatan Sosial b. Peserta memahami cara memperoleh data yang akurat dalam mengklasifikasi warga PS-2 c. Peserta mampu merekomendasikan pemenuhan kebutuhan dasar (IPM) bagi warga PS-2 sesuai target IPM (pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli) d. Peserta memahami keterkaitan kegiatan Tridaya antara kegiatan Sosial, Kegiatan Ekonomi dan kegiatan Lingkungan dalam pola pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) 2) Pemandu menyampaikan perkembangan terkini kebijakan nasional penanggulangan kemiskinan tentang intervensi kepada sasaran warga miskin. Sejarah mencatat bahwa peningkatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) yang diprakarsai Bappenas dan TNP2K pernah membagi kelompok sasaran ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok hampir miskin, miskin dan sangat miskin. Pembagian kelompok tersebut bermaksud untuk memudahkan penanganan (Lihat Gambar dibawah). 2
3 PENDEKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD APPROACH) Sustainable Livelihood Approach merupakan pendekatan penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi untuk pemenuhan kelima aset individu sehingga mandiri dan berkesinambungan. Kelima aset tersebut: aset alam, aset fisik, aset sosial, aset finansial, dan aset manusia). G R A D U A T I O N Bagi masyarakat hampir miskin diarahkan untuk pengembanganasetdan channeling dengan lembaga keuangan formal, peningkatan ketrampilan, dan akumulasi aset (saving). 31 3) Ingatkan bahwa : a Pembagian ke dalam ketiga cluster tersebut mempengaruhi fasilitasi terhadap warga miskin yang tergolong PS-2. Untuk itu data PS-2 yang ada harus disesuaikan, agar warga PS-2 mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhannya. b Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan masih diamanahkann untuk dijalankan dalam Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) saat ini dalam bentuk Program Penghidupan berkelanjutan (P2B) sebagaimana disampaikan dalam Rakornas P2KP Saat ini telah dijalankan di 56 lokasi Pilot. 3
4 c Dalam P2KP terdapat proses pendataan untuk melihat kondisi akses air minum, permukiman kumuh dan sanitasi ( ). Pada pendataan tersebut diharapkan diperoleh data fisik dan data non fisik. 4) Sampaikan bahwa pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihod) berkaitan dengan pendataan Sedangkan Kegiatan Sosial amat berkaitan dengan data non fisik, yaitu Legalitas pendirian bangunan, Kepadatan penduduk, Mata pencarian penduduk, Penggunaan Daya Listrik, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Pendidikan. Data non fisik tersebut terdapat dalam Form A.6.1 s.d A.6.3 dalam pendataan (Lihat lampiran) Menurut Prosedur Operasi Baku (POB) Penyusunan Pendataan sebagai petunjuk pendataan yang dimaksud dengan data adalah data yang terkait akses air minum (100 kiri), pengurangan luasan kawasan kumuh (0) dan data yang terkait dengan akses sanitasi yang layak (100 kanan). Data tersebut terdiri dari data fisik dan non fisik antara lain: 1. Data fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu: a. Kondisi bangunan hunian: i. Keteraturan Bangunan ii. Kepadatan Bangunan iii. Kondisi Fisik Bangunan b. Jalan Lingkungan c. Drainase Lingkungan d. Pembuangan air Limbah e. Penyediaan Air Bersih & Air Minum f. Pengelolaan Persampahan g. Pengamanan Bahaya Kebakaran 2. Data non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara lain: a. Legalitas pendirian bangunan b. Kepadatan penduduk c. Mata pencarian penduduk d. Penggunaan Daya Listrik e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan f. Fasilitas Pelayanan Pendidikan Seluruh data tersebut akan dijadikan sebagai data yang nantinya dapat diukur secara periodik pencapaiannya sampai dengan tahun 2019 oleh pemerintah Kabupaten/Kota. 5) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan simulasi identifikasi kelompok masyarakat berdasarkan penguasaan aset dan aksesnya sebagaimana dipotret oleh data-data non fisik dalam pendataan Nantinya berdasarkan data tersebut masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu golongan kaya/mampu, hampir miskin, miskin dan sangat miskin. 4
5 6) Keempat golongan tersebut dipotret dari perspektif penguasaan sumberdaya alam, sumberdaya financial, sumberdaya manusia, sumberdaya infrastruktur dan modal sosial. Untuk itu bagi peserta ke dalam 5 kelompok untuk mendiskusikan masing-masing penguasaan aset (capital). Tiap kelompok bertugas mengidentifikasi perbedaan penguasaan aset dan akses keempat golongan penduduk tersebut. Jelaskan kepada para peserta bahwa pola ini disebut dengan kerangka dasar pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood). 7) Tiap kelompok mengintegrasikan data non fisik tiap kelompok PS2 dengan pola penghidupan berkelanjutan. Caranya adalah dengan memasukkan aspek-aspek dalam data non fisik pendataan ke dalam Tabel 7. Bahas dalam diskusi kelompok. 8) Selepas diskusi kelompok selama lebih kurang 15 s.d. 20 menit, mulailah mengajak para peserta untuk membahas hasilnya dalam pleno kelas. Salah seorang wakil kelompok mempresentasikan hasilnya, sedangkan para peserta lain memgkritisi dan memberikan masukan. Lakukan hal yang sama kepada 4 kelompok lain, hingga diperoleh kesamaan persepsi mengenai gambaran warga desa x berdasarkan empat kategori penduduknya 5
6 1) Lembar Kerja 1 Kategorisasi PS-2 Desa X Kaya Hampir Miskin Miskin Sangat Miskin Klasifikasi Capital Kelompok Diskusi SDA (Natural Capital) Air minum Sumber air Sumberdaya Finansial (Financial Capital) Mata Pencaharian rumah Tangga SDM (Human Capital) Jumlah Kepala Rumah Tangga dalam satu rumah Jumlah Kepala Keluarga dalam satu rumah Jenis fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah tangga Lokasi fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Infrastruktur (Pysical Capital) Status penguasaan bangunan hunian Status Legalitas bangunan hunian Daya Listrik yang digunakan Jika ada anggota rumah tangga usia wajib belajar (9 tahun): Lokasi SD/SMP sederajat yang digunakan Modal Sosial (Sosial Capital) Pertemuan rutin RT PKK Arisan Adanya pranata sosial yang mengontrol perilaku hidup sehat seperti Jumantik, kader posyandu, kesehatan, sanitarian, pengelola sampah 1 II III IV V 6
7 Diskusi Kelompok Memotret Kerangka Penghidupan yang Layak 1. Sampaikan kepada peserta bahwa kegiatan 1 di atas, kemudian pemandu menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan pada diskusi kelompok sebelumnya adalah langkah pertama dari upaya untuk memotret keberlanjutan kehidupan (sustainability livelihood) masyarakat desa x. 2. Jelaskan bahwa masa depan kehidupan masyarakat desa x dapat diukur dari penguasaan aset dan akses mereka saat ini. Dalam proses pemetaan swadaya, selama ini indicator-indikator tersebut dibedah melalui 16 kajian (meskipun sering hanya 8-10 kajian saja yang digunakan sesuai kebutuhan dan kompleksitas permasalahan di desa/kelurahan setempat). 3. Jelaskan bahwa kali ini akan untuk mereview cepat hasil identifikasi pada aspek sosial yang telah dilakukan pada diskusi sebelumnya terkait dengan: a. Sumberdaya alam (natural capital), b. sumberdaya fisik/infrastruktur (physical capital), c. Sumberdaya manusia (human capital), d. sumberdaya keuangan (financial capital), e. modal social (social capital). 4. Kelima aset tersebut saling terhubung dan saling melengkapi dalam kehidupan manusia, sehingga jika digambarkan akan terbentuk segilima penguasaan aset (asset pentagon). Segilima tersebut yang akan dibahas dalam diskusi kelompok. 5. Mintalah masing-masing kelompok untuk menggambar Pentagon kosong. Pastikan segilima tersebut sama sisi sebagaimana Gambar 1 dibawah ini. Tuliskan pada masing-masing sudutnya; Sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan(financial), sumberdaya fisik/infrastruktur dan modal sosial. Gambar 1 Pentagon aset 7
8 6. Bubuhkan angka 0 sampai dengan 5 di masing-masing sudut untuk memperlihatkan garis penghubung asset. Angka tersebut adalah skor untuk menilai derajat penguasaan asset masing-masing kategori (kaya, hampir miskin/sedang, miskin dan sangat miskin). Angka (baca ; skor) 0 di pusat segilima menunjukkan tidak menguasai aset apapun, sedangkan angka 5 menunjukkan penguasaan aset tertinggi. 7. Masukkan keempat kategori kelompok PS-2 dari hasil diskusi kelompok sebelumnya sebagai dasar untuk mengukur tiap kondisi warga PS 2; non miskin, hampir miskin, miskin, dan sangat miskin. Sebagai acuan gunakan gambar 2 capital asset mapping yang dilakukan di Kupang NTT. Alhasil terbentuklah Pentagon yang menggambarkan kondisi kehidupan Desa x berdasarkan data non fisik pada diskusi sebelumnya. 8. Mintalah masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya, kemudian simpulkan bersama; kelompok siapakah diantara keempat kategori penduduk desa x tersebut yang; a. memiliki nilai terrendah? b. memiliki nilai tertinggi? c. paling memiliki kerentanan? Pada aspek apakah tingkat kerentanan paling tinggi diantara 5 aset? d. paling memiliki kekuasaan atas aset? Pada aspek apakah tingkat penguasaan tertinggi? 9. Mencermati hasil yang telah diperoleh dalam pentagon, aset mana saja yang paling dikuasai oleh si kaya? Aset mana saja yang paling dikuasai kelompok sangat miskin? Siapakah yang dapat membantu? Mengapa? Kata kunci yang didapat akan dibahas dalam diskusi berikutnya. 1. Ingatkan mengapa kita melakukan identifikasi menggunakan pentagon aset? Jawabnya adalah kehidupan manusia tidak dapat dilihat dari satu aset saja. Minimal 5 aset sebagaimana gambar di atas. Khusus untuk aset yang terkait kegiatan sosial terdapat pada aset SDM, Modal Sosial, dan SDA. Namun demikian ketiga aset tersebut tidak dapat dipisahkan dengan aset fisik(infrastruktur) dan finansial (ekonomi). Sehingga kelima aset tersebut saling terkait. Oleh sebab itu KSM tidak dapat dipisah-pisahkan identitasnya berdasarkan kegiatan yang ditangani karena aset-aset tersebut menyatu dan saling beririsan. 2. Pemisahan jenis KSM seperti misalnya KSM Sosial, KSM Ekonomi maupun KSM Infrastruktur seringkali mendistorsi penanganan menjadi parsial (tidak utuh). Sebab hakekat KSM merupakan satu kelompok dengan banyak kegiatan. Jadi tidak perlu banyak KSM untuk tiap Kegiatan jika kelompok sasarannya sama. Sehingga KSM dapat menangani berbagai kegiatan (minimal 5 kegiatan) sesuai penguasaan aset setiap anggotanya. Kondisi ini yang menjadi dasar dalam pendampingan KSM yang telah dimulai di lokasi-lokasi pilot pendampingan KSM. Selengkapnya dapat dibaca dalam Juknis Pendampingan KSM dan POB Kegiatan Sosial 8
9 Glossary istilah Penghidupan/mata pencaharian (livelihood) terdiri dari aset, aktivitas dan akses (yang dijembatani oleh institusi dan relasi sosial) yang secara bersama-sama menentukan kehidupan yang diperoleh individu atau rumah tangga Income; terdiri dari dua materi atau bukan materi (in cash atau in kind) yang berkontribusi pada kesejahteraan individu atau rumah tangga yang diturunkan dari aktivitas penghidupan seperti pendapatan pertanian (farm income), bukan pendapatan pertanian (non farm income) dan diluar pendapatan pertanian (off farm income) Aset; adalah stok modal yang dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsunguntuk menghasilkan sarana yang berguna bagi kehidupan rumah tangga atau untuk mempertahankankan kesejahteraan pada tingkat yang berbeda. Aset bisa berupa stok yang diberikan untuk menghasilkan output seperti hutan atau sesuatu yang diadakan sebagai investasi kapasitas produksi masa depan yang dibiayai dari tabungan sepertimesin-mesin pertanian. Sumberdaya Alam (Natural capital) yaitu antara lain tanah, air dan sumberdaya hayati Modal fisik (Physical capital): barang-barang yang diproduksi melalui produksi ekonomi digunakan untuk menunjang pencapaian output kehidupan di masa depan seperti infrastruktur perkotaan seperti jalan, listrik dan pipa air Sumberdaya Manusia (Human capital) antara lain tenaga kerja rumah tangga, yang memiliki pendidikan, ketrampilan, kesehatan yang ditingkatkan oleh investasi pendidikan dan kesehatan Modal keuangan (Financial capital) adalah ketersediaan uang di rumah yang dapat diakses seperti tabungan yang dapat berupa kambing, emas, perhiasan, stok makanan Modal Social (Social capital) dapat digambarkan sebagai kepemilikan kelompok, jaringan sosial, kepercayaan, investasi, timbal balik. Modal sosial adalah proses yang kompleks dan memungkinkan pengucilan sosial terhadap si miskin. 9
10 Menyusun Rancangan Strategi intervensi dan Target Diskusi Kelompok Substansi Pemetaan Swadaya dan Rancangan intervensi 1) Mengacu pada Hasil Diskusi pada kegiatan sebelumnya yang memilah data PS2 ke dalam PS2 sangat miskin, miskin dan hampir miskin, mintalah kepada para peserta untuk mengkaji lebih jauh bagaimana intervensi yang harus dilakukan kepada ketiga kelompok sasaran tersebut. 2) Bagilah peserta menjadi 3 Kelompok dan tugaskan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan dan mengisikan hasilnya dalam Kolom Strategi dan target : Klasifikasi Capital SDA (Natural Capital) Sumberdaya Finansial (Financial Capital) SDM (Human Capital) Infrastruktur (Pysical Capital) Modal Sosial (Sosial Capital) Kaya Hampir Miskin Kategori PS 2 Desa X Miskin Sangat Miskin Strategi dan target Kelompok Diskusi 1 II III IV V 3) Dalam strategi dan target tersebut isikan sejumlah aspek yang terkait dengan upaya mengatasi hambatan penguasaan aset bagi warga PS 2 Sangat miskin, Miskin dan Hampir Miskin. Aspek-aspek tersebut antara lain : intervensi seperti apa yang cocok? Kegiatan apa saja yang harus dimitrakan dengan sektor lain? (pertimbangkan pula potensi dan peluang kontribusi kelompok warga kaya) Target IPM yang mana yang hendak dipenuhi bagi warga PS 2 tersebut? Bagaimana mencegah terjadi salah sasaran (mistarget)? 10
11 4) Setelah selesai diskusi kelompok, mintalah kepada setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Sepakati bersama bahwa rekomendasi hasil diskusi tersebut benar-benar dipastikan tertuang dalam PJM Pronangkis 5) Bahas bersama secara mendalam. Dalam pembahasan cermati hal hal yang sudah bagus dan mana yang masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 6) Diskusikan bersama bagaimana mengatasi dan memperbaiki hal hal yang masih kurang Pembenahan Data PS-2 untuk ketepatan sasaran Sebuah terobosan perlu dilakukan untuk membenahi kelembagaan penanggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Persoalan utamanya terletak pada bagaimana penanganannya; bagaimana memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan income (how to fulfil basic need and how to increase income). Strategy yang harus dilakukan adalah : 1. Pembenahan data PS 2 melalui a) up dating rutin dan b)klasifikasi ke dalam tiga kategori PS menjadi tiga bagian, yaitu PS-2 sangat miskin, miskin dan hampir miskin 2. Membangun koneksi antara data para penerima manfaat (beneficiaries) PS 2 dengan pola penanganannya sejak proses Pemetaan Swadaya dan pendataan baseline data Menjadikan data PS sebagai rujukan setiap program untuk memperbaiki kondisi kemiskinan kelompok sasaran. Harapannya masing-masing jiwa miskin dalam PS 2 memperoleh intervensi secara adil dari berbagai sector dan berbagai program, baik dari Program PNPM maupun dari Program sector lain 4. Membangun kemitraan dengan dinas dan dunia usaha untuk melakukan upaya (treatment) kepada seluruh warga PS 2 sesuai kebutuhan 11
12 7) Beri pencerahan, jelaskan kembali konsep, prinsip, mekanisme dan output Pemetaan Swadaya. Jika sudah paham tidak perlu diperdalam lagi. Sampaikan bahwa memperbaiki PS bertujuan untuk memperbaiki ketepatan sasaran program. 12
Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan
Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar
Lebih terperinciModul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP
Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP Peserta memahami konsep membangun penghidupan KSM Peserta memahami tentang pentagon aset Kegiatan 1 : Ceramah konsep membangun penghidupan KSM Kegiatan 2 : Diskusi Pentagon
Lebih terperinciPertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?
Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP
Lebih terperinciModul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)
Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan) 2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN
Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 3 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 3 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 7 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)
BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)
BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan
BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciMATERI PENGUATAN KSM SOSIAL
PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung
Lebih terperinciTabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Konsep penggunaan aset dikembangkan oleh Moser (2006) berawal dari
BAB VI KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Konsep penggunaan aset dikembangkan oleh Moser (2006) berawal dari adanya rumah tangga yang terbebas dari kemiskinan setelah menggunakan aset yang ia miliki untuk membangun
Lebih terperinciPengembangan Livelihood dalam Program KOTAKU
Pengembangan Livelihood dalam Program KOTAKU Ditulis oleh: Budi Yana Saifullah, TA Livelihood KMP KOTAKU Wilayah 1 A. Konsep dan Pengembangan Kegiatan Livelihood dalam Program KOTAKU 1. Konsep Dasar Pengembangan
Lebih terperinciModul 7 Membangun KSM Harapan
Modul 7 Membangun KSM Harapan Peserta memahami tahapan perkembangan KSM Peserta memahami tata cara membangun KSM harapan (yang mampu mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan) Peserta mampu membangun
Lebih terperinciMeningkatkan Peran Serta Masyarakat Terhadap Penanganan PMKS Guna Mendukung Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2014
LOGO Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Terhadap Penanganan PMKS Guna Mendukung Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2014 Ir. Idee Sasongko Korprov PNPM-MPd Jateng Koordinasi Program-Program Penanggulangan
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM
BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)
Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan
BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciGambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi
Lebih terperinciModul 1 Topik: Orientasi Belajar
Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana
Lebih terperinciModul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar
Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciKUMPULAN PANDUAN PEMANDU
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM
BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan
Lebih terperinciPendekatan Penghidupan Berkelanjutan (livelihood)
Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan (livelihood) Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan merupakankegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang/masyarakat untuk menjalankan kehidupannya dengan menggunakan kapasitas/kemampuan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan
Lebih terperinciModul 9 Transformasi Peran Fasilitator
Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan
Lebih terperinciMenggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas
Tujuan Kegiatan Sosial Prinsip-prinsip Kegiatan Sosial Kelompok Sasaran Sumber Pendanaan Pengelolaan Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan Sosial Kegiatan Murni Santunan Kejarlah Ilmu Sedari Kecil Bersama
Lebih terperinciINFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA
INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi
BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciBuletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara
Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinciSambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.
Sambutan Pembukaan Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciKEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB
KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.
No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciPenataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciModul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar
Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan
Lebih terperinciP E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN
P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.
Lebih terperinciArah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU
Z Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh 2015-2019 dan Gambaran Umum Program KOTAKU Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Latar Belakang & Kebijakan Amanat
Lebih terperinciReview Pelaksanaan Siklus
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8
Lebih terperinciRencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan
Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI Candra Wahyu Hidayat Universitas Kanjuruhan Malang hidayatcandra76@yahoo.com Ida Nuryana Universitas Kanjuruhan
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012
2012, No.766 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2012 STRUKTUR
Lebih terperinciPenyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl
APA..??? Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Nasional Penanganan Kumuh (PNPK) Program Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (PNPKP) Program Pemberdayaan Masyarakat Kumuh (PPMK) Program
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah
BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN 4.1 Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian 4.1.1 Air limbah 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah
Lebih terperinciKOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1)
KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1) 1)Universitas Lancang Kuning Pekanbaru e-mail :lusidwiputri@unilak.ac.id ABSTRAK Program Kota
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Keynote Speech Kebijakan Business Development Center Untuk Mendukung Penanganan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciKUMPULAN PANDUAN PEMANDU
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.02 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3 Modul
Lebih terperinciTentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.
PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi PJM Pronangkis
BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peraturan Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan terkait dengan perumahan dan kawasan permukiman dalam studi ini yaitu Undang-Undang No. 1 Tahun 11 tentang Perumahan dan Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih
Lebih terperinciKegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2
Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 6 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa
Lebih terperinciTARGET KPI/PAD PROGRAM KOTAKU WILAYAH I (IDB Loan)
KPI/PAD PROGRAM KOTAKU WILAYAH I (IDB Loan) KPI PROGRAM KOTAKU Pelaksanaan Program KOTAKU harus mendukung pencapaian target 100-0-100 dan penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan menjadi 0 ha di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciModul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif
Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode
Lebih terperinciBAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta
Lebih terperinciBAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan
Lebih terperinciModul 4 Gagasan KSM Ideal
Modul 4 Gagasan KSM Ideal Peserta mampu merumuskan pengertian dan kriteria suatu KSM yang siap mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat KSM yang ideal Kegiatan 2 : Diskusi definisi dan kriteria
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat
Lebih terperinciANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO
ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO Beby. S.D. Banteng Pusat Kajian dan Pengembangan Wilayah Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM /UP - UP C18 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pinjaman Bergulir 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciPenanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Presented by Yaury Tetanel Strategic Alliance for Poverty Alleviation Disampaikan Dalam Diskusi Publik Akuntabilitas Sosial CSR Industri
Lebih terperinciLK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya
LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya 1. Diskusi Kelompok Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan ingat kembali
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,
Lebih terperinciBab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Perumusan penetapan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Timur mengacu kepada isu strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinci