OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH"

Transkripsi

1 OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Indonesia Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional November 2002

2 PENDAHULUAN Salah satu tugas Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam menjalankan tugasnya di bidang sistem pembayaran ini, salah satu upaya yang senantiasa dilakukan oleh Indonesia adalah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran khususnya transaksi ritel, antara lain transaksi pembayaran dengan menggunakan Cek dan Bilyet Giro (BG). Sebagai negara kepulauan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan dengan semakin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi antar kota dan pulau serta dengan diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 2001, maka volume perdagangan dan transaksi antar kota dan pulau akan semakin terbuka luas. Hal ini akan semakin membuka peluang meningkatnya transaksi inkaso di Indonesia. Yang dimaksud dengan transaksi inkaso disini adalah penagihan oleh suatu bank yang berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di wilayah kliring atau kota yang berbeda. Hal ini terjadi karena para pelaku ekonomi yang melakukan transaksi tersebut merupakan nasabah bank yang berada dalam wilayah kliring atau kota yang berbeda. Saat ini di seluruh wilayah Indonesia terdapat 102 penyelenggaraan Kliring Lokal (Wilayah Kliring), baik yang diselenggarakan oleh Indonesia maupun pihak lain. Sebelum diimplementasikannya penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah, Cek dan BG yang dapat dikliringkan di masing-masing wilayah kliring, hanya Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring yang bersangkutan. Sementara untuk Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang berada di luar wilayah kliringnya, biasanya diselesaikan oleh masing-masing bank melalui mekanisme inkaso. Mekanisme inkaso yang umumnya dilakukan oleh bank saat ini adalah sebagai berikut :

3 Contoh M ekanism e Inkaso saat ini (via kantor bank sendiri) W ilayah Kliring Jakarta W ilayah Kliring Surabaya A 2 Setor ke bank A Y N asabah A Jakarta X b a y a r k e Y d e n g a n C e k / B G 1 X B ( penerbit C ek/bg ) N asabah B Surabaya B m elakukan Validasi 5 3 W arkat di kirim ke Surabaya 8 Efektivitas dana A 6 Efektivitas dana 4 W arkat di kliringkan K lirin g S b y Flow w arkat Flow dana efektivitas dana 7 Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya kepada Y. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta. 3. A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 4. Kantor cabang A di Surabaya lalu mengkliringkan B melalui kliring lokal Surabaya. 5. B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka B akan mendebet rekening nasabah X. 6. B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 7. A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana B dari penyelengggara kliring Surabaya. 8. A Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor A Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan bank B. Atas informai tersebut, A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y.

4 Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian hasil kliring antar kantor A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara on-line. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar kota untuk penagihan, yang tentunya akan memakan waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan. Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, dengan mekanisme sebagai berikut : Contoh M ekanism e Inkaso saat ini (via kantor bank koresponden) W ilayah Kliring Jakarta W ila y a h K lirin g S u ra b a y a A 3 2 Y Y Setor ke bank A Nasabah A Jakarta X 1 Nasabah B Surabaya X b a y a r k e Y d e n g a n C e k / B G B (kantor penerbit ) B m elakukan V a lid a si 6 10 E fe ktivita s dana warkat diserahkan ke bank koresponden C W arkat di kirim ke Surabaya 4 C 7 efektivitas dana 5 ( Koresponden) efe ktivitas da n a 9 8 efektivitas dana K lirin g S b y Flow warkat Flow dana Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta 3. A yang tidak mempunyai kantor di Surabaya akan menginkasokan tersebut melalui C di Jakarta yang mempunyai kantor cabang di Surabaya. 4. C Jakarta kemudian mengirimkan via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 5. Kantor cabang C di Surabaya lalu mengkliringkan warkat B melalui kliring lokal Surabaya.

5 6. B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka B akan mendebet rekening nasabah X. 7. B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 8. C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan dari penyelenggara kliring Surabaya. 9. C Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor C Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan B. 10. C Jakarta kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana kepada A dan A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dalam mekanisme ini, status C bisa sebagai bank koresponden atau non koresponden. Dalam hal status C merupakan bank koresponden maka A harus memelihara rekening di bank C untuk penyelesaian hasil inkaso. Penagihan melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement tertentu. Disamping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain biaya yang dikenakan A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh C, yang besarnya seringkali dipotong langsung dari yang diinkasokan. PERMASALAHAN Penyelesaian antar kota melalui mekanisme inkaso seperti saat ini memiliki beberapa kelemahan, baik di sisi perbankan, masyarakat maupun Indonesia, diantaranya : Perbankan 1. Timbulnya biaya tambahan untuk jasa pengiriman via ekspedisi atau jasa korespondensi serta biaya pengelolaan (tracking) warkat inkaso. Makin sedikit jaringan yang dimiliki bank, dimana bank kemudian menggunakan jasa bank koresponden, maka akan semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini juga berarti semakin mengurangi kemampuan bank tersebut untuk bersaing dengan bank-bank yang telah memiliki jaringan kantor yang luas di berbagai wilayah.

6 2. Kurangnya kualitas service yang dapat diberikan oleh bank kepada nasabahnya, khususnya mengenai informasi kepastian efektivitas dana atas warkat inkaso yang disetorkan oleh nasabahnya. Masyarakat 1. Relatif tingginya operational cost bank dalam melakukan transaksi inkaso, pada akhirnya harus ditanggung oleh nasabah. 2. Waktu penyelesaian transaksi inkaso yang relatif lama dan tidak pasti menimbulkan kesulitan bagi nasabah dalam melakukan cash flow management. 3. Risiko hilangnya warkat selama dalam perjalanan, dimana bila suatu pembayaran salah arah atau hilang, baik yang berhak menerima atau yang mengirimkan akan sulit untuk melakukan pelacakan. Indonesia 1. Berbagai kelemahan yang terdapat pada mekanisme inkaso pada sisi perbankan dan masyarakat, dapat menjadi faktor negatif dalam upaya meningkatkan penggunaan alat pembayaran giral di masyarakat. 2. Relatif lamanya waktu proses transaksi inkaso menyebabkan timbulnya float atas dana nasabah dan berkurangnya velocity of money, sehingga dapat mengurangi percepatan pertumbuhan dan produktivitas perekonomian di daerah. 3. Mengingat transaksi inkaso dilakukan oleh bank secara bilateral, Indonesia kehilangan informasi atas besaran nominal dan volume transaksi inkaso yang tentunya diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas Indonesia, antara lain menyangkut kebijakan yang terkait dengan pengedaran uang, alokasi kredit, dan lainlain. 4. Kecenderungan timbulnya in-efisiensi nasional akibat setiap bank harus men-setup mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah -nya melalui inkaso secara sendiri-sendiri. SISTEM KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk melakukan verifikasi secara on-line terhadap luar kota. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, serta adanya kebutuhan dari bank-bank yang telah memiliki fasilitas tersebut, Indonesia mengembangkan Sistem Penyelenggaraan Kliring Lokal atas Cek dan

7 Bilyet Giro yang berasal dari Luar Wilayah Kliring atau disingkat dengan Kliring Warkat Luar Wilayah. A. Pengertian Pengertian Kliring Warkat Luar Wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor yang bukan Peserta di Wilayah Kliring dimana Cek dan BG tersebut dikliringkan. B. Manfaat Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam penyelesaian pembayaran luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab : - efektivitas dana sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat dikliringkan (same day settlement) - Biaya proses oleh Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya (tidak ada biaya tambahan oleh Indonesia). Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah. C. Mekanisme W ilayah Kliring Jakarta W ilayah Kliring Surabaya Validasi oleh 4 bank B Jakarta B A 6 In fo rm a si kepastian dana 3 Y Setor ke bank A 2 Nasabah A Medan 1 X b a y a r k e Y d e n g a n C e k /B G B (kan to r p en erb it C ek/b G ) X N asabah B Surabaya 5 In fo rm a si kepastian dana W a rk a t d ik lirin g k a n m e la lu i k lirin g lo k a l Jakarta Kliring Jakarta Keterangan : B sudah m endaftar sebagai Peserta Kliring W arkat Luar W ilayah Flow warkat Flow dana

8 Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta. 3. A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan dapat langsung mengkliringkan bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta. 4. Kantor B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi tersebut. 5. Jika valid dan dana mencukupi, maka B, melalui penyelenggara kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas tersebut. 6. A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas B dari penyelenggara kliring di Jakarta. 7. Atas informasi, A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dari mekanisme di atas terlihat bahwa yang diterbitkan oleh B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab B merupakan Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dan mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal kliring Jakarta, sehingga A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya sejak warkat dikliringkan. D. Prinsip-prinsip Umum Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sebagai berikut: 1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah kliring manapun sepanjang : - Cek dan BG tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. - Di wilayah kliring dimana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring.

9 2. Kepesertaan : - Saat ini kepesertaan bank dalam Kliring Warkat Luar Wilayah tidak bersifat wajib, tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. - Pendaftaran untuk menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah cukup dilakukan oleh Kantor Pusat dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan. - wajib menetapkan satu Kantor Koordinator di setiap Wilayah Kliring dimana bank tersebut menjadi Peserta. 3. Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi Cek dan BG luar kotanya. 4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas Cek dan BG luar kota tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga efektivitas dana luar kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana tersebut dikliringkan. 5. Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masingmasing bank. E. Implikasi bagi secara Umum Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, karena : 1. Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dapat mengkliringkan yang diterbitkan oleh bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah di Wilayah Kliring manapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit. 2. Nasabah tentu lebih memilih agar luar kota dikliringkan melalui kliring lokal, karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme inkaso. Secara umum, implikasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan luar kota, untuk memilah mana yang sudah dapat dikliringkan lokal dan mana yang belum. 2. Terkait dengan sistem kliring yang digunakan di masing-masing Wilayah Kliring saat ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring di masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu :

10 a. Peserta Kliring Elektronik/Otomasi : Tidak ada perubahan pada aplikasi sistem yang ada di peserta. Namun, bank perlu melengkapi MICR code line, apabila tersebut berasal dari wilayah kliring lain yang belum otomasi/ elektronik. b. Peserta Kliring SOKL Melakukan updating sandi peserta pada aplikasi SOKL setiap kali ada bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang baru atau setiap kali ada penambahan/ pengurangan Peserta Langsung dari kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Proses updating dilakukan agar luar kota dapat dikenal oleh sistem pada saat bank melakukan rekam data SOKL. c. Peserta Kliring Manual Tidak terdapat implikasi teknis bagi kantor bank yang menjadi peserta kliring lokal dengan sistem manual, mengingat semua kegiatan masih dilakukan secara manual. F. Implikasi Bagi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan disetujui oleh Indonesia untuk menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Dengan mendaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, berarti yang dikeluarkan oleh seluruh kantor bank tersebut dapat dikliringkan dimanapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut terdapat kantornya yang menjadi peserta kliring. Bagi bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, terdapat beberapa Implikasi khusus sebagai berikut: 1. Sistem verifikasi Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sistem dan prosedur untuk melakukan validasi atas yang diterbitkan oleh kantornya yang berada di Wilayah Kliring lain. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan prosedur tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem validasi on-line maka bank perlu menyiapkan contingency plan untuk mengatasi terjadinya gangguan pada sistem. 2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft Terkait dengan kebijakan intern bank mengenai pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu meninjau kembali prosedur operasional sehubungan dengan

11 kewenangan pemberian fasilitas overdraft tersebut oleh kantornya yang berada di wilayah kliring lain. 3. Pencetakan Warkat Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai sandi peserta dan nomor rekening pada yang diterbitkan seluruh kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bank lain pada saat akan meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau pada saat merekam data ke dalam disket (pada sistem SOKL). G. Implikasi bagi Penyelenggara Kliring Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah, implikasi bagi penyelenggara kliring yang perlu diperhatikan adalah kewajiban untuk melakukan updating sandi peserta kliring pada aplikasi yang digunakannya sebagai penyelenggara. Implikasi ini khususnya bagi penyelenggara kliring di wilayah kliring yang menggunakan sistem semi otomasi (SOKL), otomasi, dan elektronik. Proses updating dilakukan setiap kali ada bank yang mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, atau setiap kali ada penambahan atau penghentian peserta langsung yang merupakan kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. PENUTUP Penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah merupakan suatu fasilitas yang disediakan Indonesia, dimana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak bersifat mandatory. Dalam hal ini Indonesia memberi kebebasan pada bank untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme ini, sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada Kliring Warkat Luar Wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantage, namun demikian bagi bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh manfaat dengan potensi berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkaso atas luar kota yang diterbitkan oleh peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah, tidak serta merta merupakan substitusi bagi seluruh transaksi inkaso yang ada saat ini, terutama apabila : luar kota tersebut diterbitkan oleh bank yang belum mendaftar

12 Tidak ada kantor bank dari bank tertarik yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring dimana tersebut disetorkan. Namun demikian, penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah yang merupakan salah satu solusi bagi permasalahan transaksi luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun perbankan sendiri karena dapat diperoleh kepastian efektivitas dana yang jauh lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah.

Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan

Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan pkss.co.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengidentifikasi jenis inkaso 2. Menjelaskan mekanisme inkaso 3. Menjelaskan akuntansi inkaso (inkaso masuk dan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah No. 9/35/DASP Jakarta, 18 Desember 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah Sehubungan dengan

Lebih terperinci

www.ujungpandangekspress.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan sistem kliring 2. Menyebutkan dan menjelaskan warkat dan dokumen kliring 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring (clearing). Kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Akad Wakalah pada Proses Kliring di BNI Syariah cabang Pekalongan Kliring di BNI syariah cabang

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 4/13/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Biaya Kliring Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999 tanggal 13 Agustus 1999

Lebih terperinci

C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan : AKUNTANSI KLIRING A. Pengertian Kliring Kliring sebenarnya merupakan transaksi lalu lintas pembayaran yang dimaksudkan untuk memudahkan penyelesaian hutang-piutang antar bank yang timbul dari transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya transaksi dalam bidang ekonomi, maka perbankan merupakan salah satu mitra masyarakat dalam melakukan berbagai transaksi. Untuk itu, perbankan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat memengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank dapat pula

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 2/ 9 /DASP Jakarta, 8 Juni 2000 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Biaya Kliring Sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999 tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan dan pengolahan yang terarah dan terpadu serta dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sekarang ini semakin berkembang. Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, keandalandan, keamanan dalam bertransaksi meningkat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat memengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank dapat pula

Lebih terperinci

No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA. Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi

No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA. Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi Sehubungan dengan telah diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR 1 PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyeleseian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Kliring PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank)

AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Kliring PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank) AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Salah satu tugas Bank Sentral sesuai Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia adalah mengatur sistem kliring antar bank. Kliring merupakan suatu istilah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA 1 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1997-1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah

Lebih terperinci

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA PENDAHULUAN Saat ini di Indonesia terdapat 105 penyelenggara kliring lokal, baik yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Lebih terperinci

OUTLOOK SISTEM KLIRING ELEKTRONIK JAKARTA

OUTLOOK SISTEM KLIRING ELEKTRONIK JAKARTA PENDAHULUAN OUTLOOK SISTEM KLIRING ELEKTRONIK JAKARTA BANK INDONESIA Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional November 2002 Pengertian umum kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 6/39/DASP Jakarta, 16 September 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Biaya Kliring Sebagai salah satu pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Secara umum Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KLIRING LOKAL DAN PENYELESAIAN AKHIR TRANSAKSI PEMBAYARAN ANTAR BANK ATAS HASIL KLIRING LOKAL GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Kliring. Berjadwal. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan dewasa ini, makin hari menujukan peranan yang semakin besar dan semakin menentukan dalam meningkatkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Hukum Dalam Program

Lebih terperinci

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Disusun oleh : Candy Gloria (2121 0516) Kelas: SMAK 04-05 Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015 M 5 AKUNTANSI KLIRING KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING Sesuai PBI No.7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005, Kliring: Pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar Bank baik

Lebih terperinci

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring Jasa Jasa Perbankan 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring 1 Jasa Jasa Perbankan TRANSFER Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan kondisi perekonomian saat ini dimana terjadi persaingan yang cukup keras, memaksa pelakunya untuk efisien dalam segala hal, termasuk dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan antar Bank baik atas nama Bank maupun atas nama nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini, belum ada suatu mekanisme yang diterapkan Bank Indonesia untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan peserta dalam memenuhi kewajibannya pada penyelesaian akhir atas hasil kliring. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kliring 2.1.1 Pengertian Kliring Sebagaimana dirumuskan dalam pasal 8 Undang Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia dalam mencapai dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat memengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank dapat pula

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 5/13/DASP Jakarta, 7 juli 2003 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 4/15/DASP tanggal 30 September 2002 Perihal Penyelenggaraan

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, Diubah dengan PBI No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 Juni 2000 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 4 /PBI/2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 1/3/PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KLIRING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia mendorong masyarakat memperoleh segala sesuatu secara praktis dan aman dalam melakukan transaksi keuangan. Uang sebagai

Lebih terperinci

A. PERUBAHAN STATUS KANTOR PESERTA YANG DIIKUTI DENGAN PERUBAHAN STATUS KEPESERTAAN

A. PERUBAHAN STATUS KANTOR PESERTA YANG DIIKUTI DENGAN PERUBAHAN STATUS KEPESERTAAN A. PERUBAHAN STATUS KANTOR PESERTA YANG DIIKUTI DENGAN PERUBAHAN STATUS KEPESERTAAN No. Status Perubahan Status Kantor Kepesertaan Kantor Kepesertaan Syarat 1 KC Langsung KCP Tidak Langsung Bila terdapat

Lebih terperinci

No. 4/ 2 /DASP Jakarta, 11 Februari 2002 S U R A T E D A R AN. Kepada SELURUH PESERTA KLIRING DI INDONESIA

No. 4/ 2 /DASP Jakarta, 11 Februari 2002 S U R A T E D A R AN. Kepada SELURUH PESERTA KLIRING DI INDONESIA No. 4/ 2 /DASP Jakarta, 11 Februari 2002 S U R A T E D A R AN Kepada SELURUH PESERTA KLIRING DI INDONESIA Perihal : Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh Berdasarkan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

CONTOH PERSONALISASI NASABAH PADA WARKAT KLIRING CEK

CONTOH PERSONALISASI NASABAH PADA WARKAT KLIRING CEK Personalisasi Nasabah CONTOH PERSONALISASI NASABAH PADA WARKAT KLIRING CEK BANK ABC CEK No. 000001 CABANG RATU PLAZA,. KEBAYORAN BARU Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada.... atau pembawa uang sejumlah

Lebih terperinci

No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N 1 No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/7/DPSP tanggal 2 Mei 2016 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.49, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. Bank Indonesia. Sistem Kliring Nasional. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5119) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pemberian Persetujuan Terhadap Pihak Lain Untuk Menyelenggarakan Kliring di Daerah yang Tidak Terdapat

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 7/43/DASP Jakarta, 7 September 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer Kredit dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini AKUNTANSI PERBANKAN; Teori dan Soal Latihan, oleh I Gusti Ayu Purnamawati; Gede Adi Yuniarta; Ni Luh Gede Erni Sulindawati Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp:

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA No. 10/10/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasmir (2003) mengemukakan perbankan merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam menunjang dan memajukan pembangunan nasional karena fungsi utama bank adalah

Lebih terperinci

MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE.

MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id A. PENGERTIAN BANK Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro,

membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro, BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Bank Secara sederhana bank adalah 'Tembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Lebih terperinci

No. 5/12/DASP Jakarta, 7 Juli 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 5/12/DASP Jakarta, 7 Juli 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 5/12/DASP Jakarta, 7 Juli 2003 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 4/7/DASP tanggal 7 Mei 2002 Perihal Penyelenggaraan

Lebih terperinci

INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( ) INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI (20120730041) DHYKA RACHMAENI (20120730045) PRODI MUAMALAT KONSENTRASI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1999-2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bank BRI cabang Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Giro adalah simpanan dari pihak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 5 /PBI/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division OPERASIONAL KLIRING Officer Development Program Learning Center Division Landasan Syariah: Al Wakalah: Mewakilkan sesuatu urusan Al Qur an Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 3. Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi kliring ada dua, yaitu: bank penerima, nasabah penerima.

BAB V PENUTUP. 3. Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi kliring ada dua, yaitu: bank penerima, nasabah penerima. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pelaksanaan Sistem Kliring Nasional Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Surabaya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia perbankan dapat dilihat dari adanya berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia perbankan dapat dilihat dari adanya berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan dapat dilihat dari adanya berbagai produk perbankan yang ditawarkan, kompleksitas transaksi yang terjadi didalam dan besarnya tuntutan

Lebih terperinci

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah. Pertemuan ke VI : Jasa Jasa Bank Bank selain berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana juga menjalankan fungsi memberikan layanan jasa perbankan. Beberapa layanan jasa perbankan yang umum dilakukan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/5/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO. PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016

SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO. PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016 SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016 Tujuan Penyempurnaan Ketentuan Bilyet Giro Menegaskan fungsi BG sebagai

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1983-1997 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1983-1997 2. Arah Kebijakan 1983-1997 4 3. Langkah-Langkah

Lebih terperinci

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.76, 2016 PERBANKAN. BI. Kliring Berjadwal. Transfer Dana. Penyelenggaraan. Perubahan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5876) PERATURAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kliring, Operasional dan Perbankan

Kata Kunci : Kliring, Operasional dan Perbankan Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum Adrian D.R: Kajian Hukum Terhadap Proses.. KAJIAN HUKUM TERHADAP PROSES TRANSAKSI KLIRING DAN OPERASIONALNYA PADA BANK UMUM NASIONAL MENURUT UU NO. 10 TAHUN

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA No. 10/12/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Penetapan

Lebih terperinci

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) A. DEFINISI 1. Layanan Khusus BCABIZZ adalah layanan khusus yang disediakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (selanjutnya disebut BCA )

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia No. 7/ 27 /DASP Jakarta, 22 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Sehubungan dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Jenis dan Batasan Nominal Warkat serta Jadwal Penyelenggaraan Kliring Lokal di Jakarta Berdasarkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang melakukan transaksi dan salah satu lembaga intermediasinya adalah bank. Bank sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM MENGENAI PENYELENGGARAAN SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DAN TRANSAKSI ANTAR BANK

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM MENGENAI PENYELENGGARAAN SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DAN TRANSAKSI ANTAR BANK 23 BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM MENGENAI PENYELENGGARAAN SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DAN TRANSAKSI ANTAR BANK A. Ketentuan Umum mengenai Kliring Elektronik Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang.

BAB III PEMBAHASAN. clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Kliring Kliring dibentuk oleh Bank Indonesia (BI) pada tanggal 3 Maret 1967.Kata clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang. Penggunaan

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING! QUESTIONS & ANSWERS (Q & A) KETENTUAN BILYET GIRO DAN KETENTUAN TERKAIT LAINNYA

INFORMASI PENTING! QUESTIONS & ANSWERS (Q & A) KETENTUAN BILYET GIRO DAN KETENTUAN TERKAIT LAINNYA INFORMASI PENTING! PERUBAHAN KETENTUAN BILYET GIRO SESUAI KEBIJAKAN BANK INDONESIA EFEKTIF 1 APRIL 2017 Untuk Informasi Lebih Lengkap Dapat Diakses Melalui www.danamon.co.id Atau Hello Danamon. QUESTIONS

Lebih terperinci

Sumber-sumber Dana Bank

Sumber-sumber Dana Bank Sumber-sumber Dana Bank Materi pertemuan : ke 3 Mata kuliah Komputer Lembaga Keuangan Perbankan ke 7 Manajemen Dana Bank Pengertian Sumber Dana Bank Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sekarang ini semakin berkembang. Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, keandalan dan keamanan dalam bertransaksi meningkat seiring adanya globalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut Bank Mandiri atau Bank ) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan

Lebih terperinci

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER www.jakarta.go.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan jasa pengiriman uang (transfer) 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

CONTOH PENULISAN PESERTA KLIRING ANTAR WILAYAH PADA WARKAT KLIRING CEK

CONTOH PENULISAN PESERTA KLIRING ANTAR WILAYAH PADA WARKAT KLIRING CEK Logo Bank CONTOH PENULISAN PESERTA KLIRING ANTAR WILAYAH PADA WARKAT KLIRING CEK BANK ABC CABANG RATU PLAZA KEBAYORAN BARU Sandi Peserta 888-9993 CEK No. 000001, Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada....

Lebih terperinci

Lampiran 8b 379

Lampiran 8b 379 Lampiran 8a 378 Lampiran 8b 379 Lampiran 9a 380 Lampiran 9b 381 Lampiran 10a 382 Lampiran 10b 383 Lampiran 10c 384 Lampiran 10d 385 Lampiran 10e.1 386 Lampiran 10.e.2 387 Lampiran 10e.3 388 Lampiran 10.e.4

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia No.7/28/DASP Jakarta, 22 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Sehubungan dengan diberlakukannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL DAFTAR ISI DASAR HUKUM -------------------------------------------------------------------- 3 GLOSSARY -------------------------------------------------------------------------- 4 BAB I PRINSIP UMUM ------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Bank Definisi Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/5/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N 8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N Perihal : Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern --------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN )

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN ) Ringkasan Informasi Produk Giro Mitra Nama : Giro Mitra Produk/Layanan Jenis : Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN ) Data ringkas

Lebih terperinci

Lampiran SE No.5/ 13 /DASP tgl. 7 Juli 2003 Lampiran 9a Contoh Stempel Kliring Dibatalkan CONTOH STEMPEL TANDA TERIMA DIBATALKAN

Lampiran SE No.5/ 13 /DASP tgl. 7 Juli 2003 Lampiran 9a Contoh Stempel Kliring Dibatalkan CONTOH STEMPEL TANDA TERIMA DIBATALKAN Lampiran SE No.5/ 13 /DASP tgl. 7 Juli 2003 Lampiran 9a Contoh Stempel Kliring Dibatalkan CONTOH STEMPEL TANDA TERIMA DIBATALKAN TANDA TERIMA DIBATALKAN Alasan : PENANGANAN WARKAT REJECT DAN PROSEDUR PENYELESAIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT 1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui

Lebih terperinci

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015

Lebih terperinci