Perundingan Kerja Sama Internasional dalam Perdagangan Jasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perundingan Kerja Sama Internasional dalam Perdagangan Jasa"

Transkripsi

1 Perundingan Kerja Sama Internasional dalam Perdagangan Jasa 1. Jasa dalam Pencapaian Nawa Cita 6. Usulan Penguatan Sektor Jasa dan Perdagangan Jasa 5. Kerja Sama PI dan Kinerja Ekonomi Jasa Perdagangan Jasa dalam Mendukung Nawa Cita untuk Peningkatan Daya Saing Perekonomian 4. Kerangka Kerja Sama Perdagangan Jasa Internasional 2. Profil Jasa dan Perdagangan Jasa Indonesia 3. Kinerja Sektor Jasa Indonesia di antara Mitra

2 Jasa dalam Pencapaian Nawa Cita Arah: pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pencapaian daya saing perekonomian Jasa penting dan strategis dalam pencapaian sasaran pada Nawa Cita Membangun Indonesia dari Pinggiran (Agenda 6.3) Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi, SDM, konektifitas, peningkatan arus perdagangan eksim Pengembangan perekonomian daerah tertinggal dan pedesaan: aksesibilitas, SDM, energi baru, perumahan, pendidikan, keuangan desa, kesehatan, pengelolaan SDA dan lingkungan, ekonomi kawasan pedesaan Pembangunan KTI/kawasan strategis: potensi ekonomi wilayah terutama maritim, konektifitas, SDM & iptek, iklim investasi dan usaha Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia yang produktif dan berdaya saing (Agenda 6.5) Peningkatan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah serta tinggi, dan jaminan kualitas pelayanan pendidikan Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat Peningkatan peran swasta Mewujudkan Kemandirian Ekonomi (Agenda 6.7): pangan, ketahanan air, energi, SDA, lingkungan hidup, ekonomi maritim dan kelautan,keuangan Perwujudan Tol Laut, SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas serta peningkatan wawasan dan budaya bahari Jasa-jasa Pendukung Transportasi Energi Komunikasi Konstruksi Bisnis Distribusi Pendidikan Kesehatan Lingkungan & Pendukung Lingkungan Keuangan Pariwisata Pendukung Manufaktur Logistik Pendukung Ekonomi Kreatif Lain-lain Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional (Agenda 6.6.9) Efisiensi jalur distribusi Logistik dan distribusi Peningkatan ekspor Peningkatan daya saing dan keterkaitan rantai nilai global Peningktan kuantitas dan kualitas ekspor jasa Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan (Agenda 6.6.1) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem multimoda Peningkatan kinerja industri transportasi nasional, Logistik Nasional & konektivitas global Penyediaan layanan pita lebar & literasi TIK nasional Membangun Transportasi Umum Massal (Agenda 6.6.2) Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Agenda 6.6.8) Peningkatan agro industri, industri manufaktur, pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM dan koperasi Membangun Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Agenda 6.6.3) Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan (Agenda 6.6.6) Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja (Agenda ) 2

3 Profil Jasa dan Perdagangan Jasa Indonesia Berkembang menjadi sektor penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia Peran sektor jasa: value added bagi output, kualitas hidup, kesejahteraan komunitas, & pengembangan ekonomi (efisiensi, produktifitas, dan daya saing) Peran jasa dan jasa dalam GVC Kontribusi nilai tambah jasa dalam manufacturing dan pengaruh multiplier Perdagangan jasa Indonesia: potensial dan bertumbuh Perkembangan ekspor & impor Indonesia 3

4 Kinerja Sektor Jasa Indonesia di antara Mitra Back Slide 5 Nilai tambah sektor jasa Indonesia pada PDB (<40 %) lebih rendah dibanding negara mitra ekonomi (rata-rata APEC: 58 %) Sumbangan perdagangan jasa Indonesia pada PDB (2013: 6.67 %) lebih rendah dibanding beberapa negara/ ekonomi termasuk rata-rata dunia (12.16%) Lihat hubungan (-) STRI dan ekspor manufacturing Secara sektoral, penyediaan jasa Indonesia (keuangan, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan/ wisata medis, konstruksi, IT) masih rendah dibanding beberapa Mitra ekonomi Nilai tambah jasa pada produk manufacturing yang diekspor untuk Indonesia terendah (<18 %) dibanding APEC (27.5 %) pada tahun 2009 Nilai sumbangan jasa pada industri otomotif Indonesia tinggi, namun lebih rendah pada tingkat global Pasar sektor jasa Indonesia sangat restriktif 4

5 Back Slide 5 Kerangka Kerja Sama Perdagangan Jasa Internasional Kesepakatan kerja sama perdagangan jasa internasional Indonesia belum banyak dan tidak dalam Diantara Uruguay Round dan Peraturan berlaku lihat STRI dan GATS Water Indonesia belum mampu memanfaatkan secara optimal komitmen Mitra ekonomi Indonesia memiliki kesulitan untuk memutuskan kerja sama yang lebih komprehensif dengan Mitra pada perundingan yang sedang berlangsung Indonesia belum aktif mencari Mitra dan defensif dengan tawaran-tawaran perundingan

6 Kerja Sama PI dan Kinerja Ekonomi Jasa Indikasi: akibat kerja sama PI jasa yang terbatas (slide 4) terhadap kinerja ekonomi jasa Indonesia yang tetap rendah (slide 3) Lingkungan/kebijakan sektor jasa belum prokompetitif Domestic enabling factors masih terbatas Kebijakan restriktif Kerja sama PI jasa Indonesia terbatas dan tidak dalam (slide 4) Proliferasi kerja sama preferensial/fta termasuk sektor jasa Keterlibatan Indonesia pada FTA jasa sangat terbatas dibanding negara lain (8 forum) Kedalaman komitmen sektor jasa terbatas pada seluruh moda Pendekatan dan modalitas: kaku (not flexible) Kinerja jasa Indonesia dibanding beberapa negara: lebih rendah (slide 3) Nilai perdagangan jasa (% of GDP) Nilai ekspor jasa (rata-rata APEC) Nilai jasa pada ekspor barang manufacturing Nilai tambah jasa terhadap PDB (rata-rata APEC) Indikator ekonomi beberapa sektor jasa, a.l.: keuangan, pendidikan, kesehatan, konstruksi, IT Komponen jasa pada barang/sektor ekonomi (terhadap global) Nilai dan kualitas perdagangan jasa dan non jasa Indonesia Diskusi: perlukah pengembangan domestic enabling factors dan liberalisasi sektor jasa serta peningkatan kerja sama PI sektor jasa yang lebih luas untuk memecahkan masalah di atas? 6

7 Usulan Penguatan Sektor Jasa dan Perdagangan Jasa Tantangan pengembangan jasa Indonesia: Perlakuan jasa sebagai economic products bukan hanya public products terbatas Selama ini kerangka pembangunan jasa secara komprehensif belum tersedia Peraturan perundangan menekankan eksternalities dan non ekonomi dari pada persaingan usaha Langkah-langkah pengembangan jasa Kesepahaman Pemerintah termasuk K/L dan stakeholders terkait Penyusunan Roadmap sektor jasa Blueprint jasa Malaysia Liberalisasi jasa di Tiongkok Peraturan perundangan mendukung peran bisnis (domestic enabling factors) Penyusunan strategi dan posisi runding yang komprehensif 7

8 Hyperlink 8

9 Back 9

10 10

11 Back Sumbangan Jasa untuk Sektor Ekonomi 11

12 Ekspor & Impor Jasa Indonesia (Mode 1: Cross-border Trade) 3 teratas ekspor jasa : 1. Travel services: accommodation, food and beverages, entertainment, domestic transportation in countries visited 2. Other business services: Merchanting and other trade related services, operational leasing and Miscellaneous business, professional and technical services 3. Freight transportation services: carriage or transportation of goods and related to export and import of goods 3 teratas impor jasa: 1. Freight Transportation 2. Other Business Services 3. Tourism and Travel Related Services Source: Bank Indonesia 12

13 Wholesale and Retail Exporters (Mode 3) No Nama Waralaba/ Business Tipe Waralaba / Business Negara Tujuan ekspor 1 Metro department store Department store Singapore, Malaysia, China 2 Alfamart Grocery retail Vietnam (*block by regulation) 3 Es Teler 77 Fast food restaurant Malaysia, Singapore, Australia 4 J.Co Donuts & Coffee Bakery retail Malaysia and Singapore 5 Edward Forrer Shoes Shoes chain store Australia, Malaysia, Hawaii 6 Ayam Bakar Wong Solo Restaurant Malaysia 7 Bakso Kota Cak Man Restaurant Timor Leste 8 Kebab Turki Baba Rafi Restaurant Malaysia Construction Services Exporters (Mode 3) No Nama Perusahaan Tipe Negara Tujuan Ekspor 1. PT. Adhi Karya Contractors Oman, singapore 2. PT. Wijaya Karya Contractors Algeria, Iraq, Myanmar, Brunei and Comoros 3. PT. Bumi Resources Mining Services China, India, Japan, Taiwan, Philippines, Yemen, Mauritania, Malaysia, Hong Kong, Philippines, Thailand, Korea, Chile Tourism Services Exporters (Mode 3) No Nama Perusahaan Tipe Negara Tujuan Ekspor 1. Santika Indonesia Hotels and Resorts Hotel Singapore 2. Aston International Hotel South-east Asian Countries 3. Taman Sari Royal Heritage Spa Spa Japan, Malaysia, Czech Republic, Bulgaria and Canada 4. Martha Tilaar Spa Malaysia, Singapore 13

14 Transportation Services Exporters: Maritime and Inland waterway Transportation (Mode 3) Company Operation Samudera Indonesia Maritime freight Meratus Lines Maritime freight Salam Pacific Indonesia Lines Maritime freight Temas Lines Maritime freight Djakarta Lloyd Maritime freight; maintenance and repair Andhinka Lines Maritime freight Ritra Logistics Maritime freight Berlian Laju Tanker Maritime freight Adhimas Putra Perkasa Rental of vessel with crew Rig Tenders Indonesia Inland waterways pushing and towing Sea Horse Indonesia Internal waterways pushing and towing Surya Prima Bahtera Maritime maintenance and repair Pan-United Shipyard Maritime maintenance and repair Kumala Indonesia Maritime maintenance and repair Batam Expresindo Shipyard Maritime maintenance and repair Indonesia Transportation Services Exporters : Air Transportation (Mode 2 & 3) Company GMF Aeroasia GMF Professional Aviation Services(part of GMF Aeroasia) Gapura Angkasa JAS Airport Services/Cardig Aero Services Back Operation Maintenance and repair. Services aircraft from (i.e. exports to) Malaysia, Thailand, Singapore, China, Chinese Taipei (Taiwan), Japan, Hong Kong China, South Korea, Australia, United States, Netherlands, Ireland, Iceland, United Kingdom, France, Spain, Greece, United Arab Emirates, Saudi Arabia, Bangladesh, Armenia, Kenya, Nigeria, South Africa, Ukraine, Yemen, Pakistan, and India. Maintenance and repair. Equipped to provide export services in the education of flight personnel and outsourcing on certification, inspection, maintenance engineer, maintenance technician as well as aircraft engineering services. Services auxiliary- ground and cargo handling. Exports through Mode 2 to a number of airlines from: Singapore, Malaysia, Myanmar, Vietnam, China, Thailand, Brunei, Australia, South Korea, Netherlands, Hong Kong China, United States, Qatar, Russia Services Auxiliary- ground and cargo handling. Exports through Mode 2 to Malaysia, Chinese Taipei, India, China PRC, Hong Kong China, United States, United Kingdom, United Arab Emirates, Philippines, Singapore, Netherlands, 14 Kuwait, Germany, Australia, Qatar, Turkey, Macau, Yemen, Sri Lanka and Japan.

15 Trade in Services (% of GDP) Back No. Country Name Argentina 6,26 6,13 6,32 6,18 6,01 6,07 5,94 5,52 5,46 2 Australia 8,88 8,88 9,68 8,86 8,98 8,59 8,18 7,72 7,74 3 Belgium 28,37 27,96 30,48 33,02 33,78 36,49 35,91 39,48 41,56 4 Brazil 4,36 4,28 4,47 4,69 4,61 4,39 4,62 5,37 5,58 5 Brunei Darussalam 18,11 17,07 17,39 15,77 21,89 18,42 6 Cambodia 27,96 29,26 26,04 23,45 25,40 26,67 31,52 33,64 34,41 7 China 7,68 7,92 7,95 7,19 6,08 6,16 5,79 6,05 5,92 8 France 10,11 10,12 10,22 10,12 12,89 13,46 14,49 16,40 17,31 9 India 11,91 13,48 12,65 15,83 12,69 13,57 14,30 14,99 14,66 10 Indonesia 12,69 9,76 8,96 8,90 6,97 6,08 6,33 6,60 6,67 11 Israel 21,74 22,43 22,14 20,99 19,36 18,91 18,54 20,29 18,58 12 Germany 12,92 13,55 13,63 14,12 13,79 14,31 14,48 14,95 15,70 13 Japan 5,27 5,76 6,43 6,60 5,49 5,39 5,30 5,36 6,23 14 Korea, Rep. 12,31 12,62 13,94 18,88 17,20 16,52 16,14 17,36 16,17 15 Lao PDR 8,89 7,56 7,62 9,36 9,14 10,78 10,67 9,79 11,70 16 Malaysia 29,06 27,49 29,83 26,42 27,57 26,05 25,67 26,31 26,95 17 Myanmar 18 Netherlands 23,06 22,41 21,65 21,67 21,07 21,87 22,64 24,27 25,20 19 New Zealand 16,30 16,26 15,69 17,09 15,89 15,21 15,50 14,90 14,04 20 Philippines 14,63 14,44 14,09 13,90 13,82 14,93 13,92 13,87 14,28 21 Russian Federation 9,07 8,28 8,04 8,11 8,93 8,16 7,85 8,49 9,47 22 Singapore 80,52 84,99 83,73 94,08 86,26 85,46 84,21 87,13 87,07 23 South Africa 9,10 9,75 10,14 10,41 9,09 8,66 8,29 8,27 8,37 24 Thailand 26,50 27,62 27,60 29,02 25,28 24,88 27,11 28,07 29,51 25 United Kingdom 15,36 15,96 16,57 17,61 17,56 17,66 18,33 18,20 17,93 26 United States 5,17 5,47 5,95 6,40 6,24 6,50 6,85 6,84 6,86 27 Vietnam 15,01 15,38 16,55 15,09 13,16 14,99 15,30 14,20 13,07 World 10,69 11,12 11,72 12,10 11,49 11,49 11,64 11,79 12,16 Source: w w w.w orldbank.org

16

17 Back

18 Sektor keuangan masih dangkal Pendidikan tinggi belum memadai Tertiary Education Enrollment Indonesia Malaysia Thailand South Korea Sumber : World Bank Sumber : UNESCO Sektor keuangan belum memadai Pendidikan tinggi tidak kompetitif Indonesia Singapore Malaysia Thailand Students Hosted Students Abroad Sumber : World Bank 18 Sumber : UNESCO

19 Jumlah pekerja kesehatan masih rendah Sumber : World Health Organization 15.0 Jasa telekomunikasi belum mencukupi Fixed broadband subsciption/ 100 inhabitants Indones Cambo Malaysi Thailan Viet ia dia a d Nam China Sumber: International Telecommunication Union

20 No Information and Communication Technology Infrastructure Indicators Economy Use Indicators (2007) Acces Indicators (2007) Internet users per 100 inhabitants Fixed broadband subscribers per 100 inhabitants Internet bandwidth per internet user (bit/s) Proportion households with computer (%) Fixed Broadband Tariffs Residential (2008)* 1 Australia , Brazil , Brunei Darussalam , Cambodia , China , France , Germany , India Indonesia Japan , Korea, Rep , Lao PDR , Malaysia , Myanmar 0.1-2, Netherlands , New Zealand , Philippines , Singapore , South Africa Thailand , United States , Vietnam Source: ITU (2009) Note: PPP$ - U.S dollars at purchasing power parity. - not available a. Additional gigabyte: US$72.80 b. Additional gigabyte: US$156 c. Additional gigabyte: US$169 *Monthly subscribers (PPP$) Back 20

21 How does Indonesia s Use of Services Compare with Global Practice Back Indonesia s shares of services for automotive sector is only 12.5 % Penggunaan jasa di otomotif tingkat global 3 x lebih besar drpada Indonesia 21

22 Komitmen Jasa Indonesia pada Multilateral dan Preferential Uruguay Round 73 sub-sectors IJEPA 77 subsectors AFAS 9 97 subsectors AANZFTA - 84 subsectors AKFTA - 78 subsectors AIFTA - 72 subsectors ACFTA - 28 subsectors AJCEP- 63 subsectors 22

23 Asian Development Bank FTA Status by Country/Economy, 2015 Sumber : ASIA REGIONAL INTEGRATION CENTER Under Negotiation COUNTRY/ECONOMY Framework Agreement signed Negotiations launched Signed but not yet In Effect Signed and In Effect TOTAL Argentina Australia Brazil Brunei Darussalam Cambodia Chile China, People's Republic of EU India Indonesia Japan Korea, Republic of Lao PDR Malaysia Myanmar New Zealand Philippines Russia Singapore South Africa Thailand US Viet Nam

24 Argentina Australia Bahrain Brunei Darussalam Canada Chile China China-Taipei Colombia Costa rica European Union India Indonesia Japan Korea Malaysia Mexico New Zealand Pakistan Peru Philipines Singapore Switzerland Thailand United States Uruguay Vietnam Argentina Australia Bahrain Brunei Darussalam Canada Chile China China-Taipei Colombia Costa rica European Union India Indonesia Japan Korea Malaysia Mexico New Zealand Pakistan Peru Philipines Singapore Switzerland Thailand United States Uruguay Vietnam Index scores for GATS and best PTA Commitments Back No Negara Moda 1 Moda 3 GATS PTA GATS PTA 1 Argentina 29,6 63,7 37,5 75,0 2 Australia 51,8 80,3 62,0 84,6 3 Bahrain 16,2 77,6 39,0 89,6 4 Brunei Darussalam 8,8 35,2 7,2 27,6 5 Canada 45,1 62,3 40,1 55,8 6 Chile 11,6 68,0 28,0 78,6 7 China 40,1 44,4 38,5 55,4 8 China-Taipei 58,3 68,3 65,0 74,8 9 Colombia 19,7 75,4 35,9 89,0 10 Costa rica 4,2 69,7 3,0 75,8 11 European Union 50,9 59,0 59,7 69,7 12 India 31,0 34,5 34,0 45,5 13 Indonesia 18,3 54,1 16,3 38,0 14 Japan 43,5 62,9 61,7 76,2 15 Korea 41,0 64,7 56,1 76,2 16 Malaysia 25,9 44,8 28,9 48,8 17 Mexico 32,9 51,9 47,7 63,3 18 New Zealand 50,7 59,5 57,9 67,4 19 Pakistan 16,4 30,1 23,8 37,9 20 Peru 19,7 80,9 41,9 90,0 21 Philipines 11,6 31,8 20,9 47,5 22 Singapore 33,8 77,7 41,1 85,3 23 Switzerland 52,8 72,7 66,3 80,9 24 Thailand 12,0 36,6 26,3 42,8 25 United States 54,2 67,5 56,6 70,1 26 Uruguay 15,1 39,4 17,8 50,2 27 Vietnam 32,0 37,5 36,2 39, Moda 1 Moda 3 24 GATS PTA GATS PTA

25 Liberalisasi Jasa di Malaysia Malaysia menempatkan jasa sebagai sektor yang sangat penting, Blueprint, 2009: The Government will take steps to liberalise the sector to attract more investment, bring in professionals and technology as well as strengthen competitiveness In our effort to restructure the nation s economy, in line with global trends, the focus will be on the services sector as it has potential to continue expanding and contribute significantly to economic growth.. Industrial Master Plan Kedua (IMP2), , promosi jasa terkait manufaktur: perkembangan jasa pada rantai nilai manufaktur; Industrial Master Plan Ketiga (IMP3), , adalah Malaysia Terhadap Daya Saing Global Tujuan: mencapai daya saing global jangka panjang melalui transformasi dan inovasi sektor jasa dan manufaktur, sektor jasa ditargetkan sebagai mesin baru pertumbuhan Dalam menyiapkan sektor untuk liberalisasi, pemerintah berusaha untuk: Memperkuat peraturan dalam negeri Untuk sektor-sektor yang tidak diatur, peraturan dianjurkan atau jika perlu, memberi masukan pada Pemerintah mengenai persyaratan pengaturan Mengkaji peraturan-peraturan yang menghalangi ekspor jasa Mengidentifikasi isu-isu yang menghalangi pertumbuhan dan pengembangan sub-sektor jasa. Isu dapat ditujukan ke Malaysian Services Development Council (MSDC) untuk daya saing jangka panjang. Mengajukan insentif yang dapat membantu industri agar menjadi lebih kompetitif. Insentif saat ini tersedia melalui Malaysia External Trade Development Corporation and the Small and Medium Enterprises Corp. Berusaha melakukan merger dan akuisisi untuk memperkuat industri. Mengusahakan MRA dengan negara-negara yang berdagang, khususnya di antara negara ASEAN dan negara mitra FTA. Membangun kapasitas lokal dan mengidentifikasi pasar-pasar khusus di wilayah-wilayah di mana Malaysia memiliki keuntungan komparatif. Mengeksplorasi kesempatan akses pasar di luar negeri melalui kemitraan.

26 Liberalisasi Jasa di Tiongkok Tiongkok telah menjalankan reformasi penting dalam sektor jasa Lingkungan perubahan: keanggotaan di WTO yang terkait dengan liberalisasi, seperti batasan kepemilikan asing dihilangkan pada periode phase-in Gambar dibawah: biaya dalam perdagangan jasa turun drastis setelah 5 tahun keanggotaan Back

27 STRI dan Water in the GATS

28 Back Slide 3 Back Slide 5 Back Slide 6 STRI Indonesia

29 LAMPIRAN 29

30 Pengembangan Roadmap Sektor Jasa Upaya dalam pengembangan kapasitas perdagangan pada RPJMN Pengembangan Roadmap jasa strategis untuk peningkatan peran jasa sebagai produk ekonomi serta pengembangan sektor jasa sendiri: Pemetaan produk serta strategi dalam pengembangan perdagangan jasa Strategi dalam kerja sama internasional untuk pengembangan perdagangan jasa Address isu dan elemen yang komprehensif untuk pembangunan sektor jasa Fokus: membangun sektor jasa dengan meningkatnya peran swasta dalam penyediaan jasa yang bernilai tinggi dan kompetitif, sektor tersebut akan menjadi sektor unggulan ekonomi termasuk dalam perdagangan jasa internasional Isu-isu lain: perlindungan konsumen, kompetisi serta isuisu sensitif sektor jasa termasuk eksternalities

31 Pengembangan Roadmap Sektor Jasa Peran Pemerintah dalam meningkatkan daya saing jasa: Penyiapan regulasi yang mendukung kompetisi sekaligus mempertimbangkan adanya public goods/externalities Kebijakan umum yang mendukung domestic enabling factors penciptaan lingkungan mendukung bisnis: labor skills, management and enterpreunal skills, trade-related infrastructure, governance dan business environment

32 Organisasi Kemendag Back Arah pembangunan sektor jasa seperti pada RPJMN perlu didukung seluruh K/L terkait termasuk Kemendag Terlebih Amanat UU No tentang Tugas dan Fungsi Pemerintah dalam Pembangunan Perdagangan termasuk jasa Organisasi Kemendag seharusnya dapat mengaddress seluruh tugas dan fungsi tersebut dan ditunjukkan dengan tugas dan fungsi setiap Unit Kerja terkait Assesment: terdapat gap antara UU No 7/2014 dengan Tugas dan Fungsi Kemendag saat ini. Hal ini dapat mempengaruhi pencapaian tujuan RPJMN pembangunan sektor jasa

33 Jasa sebagai Input dan Output pada Agenda Nawa Cita Input Jasa Agenda Output Jasa Pariwisata (Bahari) dan Rekreasi Keuangan Bisnis (R&D, incidental to fishing, dan CRS) Konstruksi Lingkungan Komunikasi Transportasi Pendukung Manufaktur Lain-lain Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan (Agenda 6.7.5) Perwujudan Tol Laut, SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas serta peningkatan wawasan dan budaya bahari Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan (Agenda 6.6.1) Peningkatan Pengembangan, Pelayanan & Sistem komunikasi Transportasi Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Agenda 6.6.8) Akselerasi Pertumbuhan Industri Manufaktur, Pariwisata & Ekonomi Kreatif Pembangunan Pendidikan (Agenda 6.5.2) dan Kesehatan (Agenda 6.5.3) Peningkatan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah, dan jaminan kualitas pelayanan pendidikan. Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat Agenda lain Pariwisata (Bahari) Bisnis (R&D, incidental to fishing, dan CRS) Komunikasi Konstruksi Pendukung Manufaktur Distribusi Transportasi Lingkungan Keuangan Lain-lain

34 34

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR 49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan

Lebih terperinci

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK No Negara Perorangan Badan 1 Algeria a. tempat tinggal; tata cara persetujuan bersama b. kebiasaan tinggal; c. hubungan pribadi dan ekonomi. 2 Australia a. tempat tinggal;

Lebih terperinci

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat

Lebih terperinci

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Februari 2014 Tema Undang-undang Perindustrian Sebagai

Lebih terperinci

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN No Negara Memiliki wewenang untuk menutup kontrak atas nama Menyimpan dan melakukan pengiriman barang atau barang dagangan milik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 No. 31/06/63/Th.XV, 01 Juni 2011 Nilai ekspor sementara Kalimantan Selatan bulan April 2011 sebesar 721,93 juta US$ atau naik 4,16 persen

Lebih terperinci

PERAN PERDAGANGAN JASA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

PERAN PERDAGANGAN JASA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL PERAN PERDAGANGAN JASA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Indonesia Services Dialogue Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional 25 Februari 2015 TUJUAN EKONOMI INDONESIA TUJUAN

Lebih terperinci

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia Latar belakang Special Safeguard Mechanism (SSM) adalah SSM adalah mekanisme yang memungkinkan negara-negara berkembang untuk memberikan perlindungan sementara

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 63 124 3 ALJAZAIR

Lebih terperinci

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan RI Jakarta, 20 Februari 2016 Strategi Mendobrak Ekspor 1. Memanfaatkan

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 61 122 3

Lebih terperinci

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy TRENDS of TOURISM SECTOR Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy GLOBAL TREND OF TOURISM International Tourist Arrivals by Regions 2007 2008 2009 2010 2011* Indonesia (mill. Of people)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015 Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015 Nilai tambah - konsep Nilai tambah : tambahan nilai terhadap barang antara setelah berubah menjadi barang baru (misal

Lebih terperinci

Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi

Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi Industri global adalah industri di mana posisi-posisi strategis pesaing dalam pasar geografis atau nasional utama pada dasarnya dipengaruhi posisi globalnya secara keseluruhan. Perusahaan global adalah

Lebih terperinci

BPR dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan dan Kemudahan Akses bagi UMKM untuk Menghadapi Persaingan Global

BPR dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan dan Kemudahan Akses bagi UMKM untuk Menghadapi Persaingan Global BPR dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan dan Kemudahan Akses bagi UMKM untuk Menghadapi Persaingan Global Prof. Dr. Sri Adiningsih Penelitian dan Pelatihan FEB Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta Disampaikan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Prosentase Rasio Pendapatan Pariwisata Terhadap GDP di Negara-negara ASEAN ( )

Bab I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Prosentase Rasio Pendapatan Pariwisata Terhadap GDP di Negara-negara ASEAN ( ) Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu potensi yang dimiliki oleh ASEAN adalah dalam bidang pariwisata. Pariwisata telah menjadi salah satu sektor pendukung utama pertumbuhan ekonomi di ASEAN

Lebih terperinci

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings GCI 2013-2014

Lebih terperinci

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT. SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 1 PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR SEKTOR TRANSPORTASI MELALUI

Lebih terperinci

w /w tp :/ ht go.i d ps..b w Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Foreign Trade Statistical Bulletin EKSPOR /EXPORTS ISSN : 0216-5775 No. Publikasi / Publication Number : 06110.1518 Katalog BPS /

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Foreign Trade Statistical Bulletin EKSPOR /EXPORTS ISSN : 0216-5775 No. Publikasi / Publication Number : 06110. 1331 Katalog BPS /

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat

Lebih terperinci

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KINERJA INDUSTRI NASIONAL 2 EKONOMI

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

Talking ASEAN on The RCEP and TPP 24 February Transpacific Partnership Indonesia ASEAN by Prof. Dr. Firmanzah

Talking ASEAN on The RCEP and TPP 24 February Transpacific Partnership Indonesia ASEAN by Prof. Dr. Firmanzah Talking ASEAN on The RCEP and TPP 24 February 2014 Transpacific Partnership Indonesia ASEAN by Prof. Dr. Firmanzah TRANS PASIFIC PARTENRSHIP INDONESIA ASEAN Prof. Firmanzah.,PhD Discussion-Habibie Center

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia JASO Presentasi 1 1. Profil perusahaan 2. Peralatan Konstruksi JASO 3. Kualifikasi 4. Gallery 5. Kontak Kami 2 1. Profil Perusahaan Perusahaan Spanyol dengan pengalaman lebih dari 50 tahun Ekspor 90 %

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian dunia saat ini mendorong setiap penganut perekonomian terbuka didalamnya untuk merasakan dampak dari adanya dinamika ekonomi internasional yang dipandang

Lebih terperinci

Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al

Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al #16 2012 PDB Nasional (US$ tn) 16 12 8 4 0 #3 12.0 8.0 4.0 0.0 15.1 US Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Foreign Trade Statistical Bulletin EKSPOR /EXPORTS ISSN : 0216-5775 No. Publikasi / Publication Number : 06110. 1412 Katalog BPS /

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sudut Pandang Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia pada Bidang Investasi dan Perdagangan Jasa dalam Kerangka Kerjasama

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA Oleh: Suska dan Yuventus Effendi Calon Fungsional Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Pertumbuhan pariwisata yang cukup menggembirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

Ekonomi Internasional. Materi 1 Sekilas tentang Ekonomi Dunia

Ekonomi Internasional. Materi 1 Sekilas tentang Ekonomi Dunia Ekonomi Internasional Materi 1 Sekilas tentang Ekonomi Dunia Garis Besar Kuliah 1 Sekilas tentang Ekonomi Dunia Globalisasi Elemen dari Ekonomi Dunia Berbagai cara negara berinteraksi Dagang (Trade) Aliran

Lebih terperinci

TABLE OF CONTENT FOREWORD

TABLE OF CONTENT FOREWORD FOREWORD TABLE OF CONTENT Page i Page TABLE OF CONTENT T A B L E S : 01. Monthly Visitor Arrivals 2014 vs 2015 by Port of Entry... 02. Monthly Distribution of Visitor Arrivals to Indonesia, 2005 2015...

Lebih terperinci

Global Small Business Confidence Monitor

Global Small Business Confidence Monitor Global Small Business Confidence Monitor HSBC Commercial Banking INDONESIA SMALL BUSINESS CONFIDENCE MONITOR Survey terbesar yang memotret pandangan UKM secara global. Memberikan gambaran mengenai pandangan

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA 2017 TARGET KINERJA Kementerian Perdagangan, Januari 2018

CAPAIAN KINERJA 2017 TARGET KINERJA Kementerian Perdagangan, Januari 2018 CAPAIAN KINERJA 2017 TARGET KINERJA 2018, Januari 2018 Menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok serta mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri Meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Gred Elaun Makan Hotel Lodging Utama/Khas A keatas 370.00 Actual (Standard Suite) Appendix 1 Utama/Khas B dan C 340.00 Actual (Standard Room) Appendix 1 53 to 54 320.00

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI Jakarta, 15 Mei 2013 AGENDA Perkembangan Profesi Akuntansi AEC 2015 2 Pertumbuhan

Lebih terperinci

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI 12/14/216 Hasil TIMSS 215 Trend in International Mathematics and Science Study Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Capaian TIMSS adalah studi internasional yang mengukur kemampuan siswa

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN PELAKU USAHA MENGHADAPI AEC 2015

PELUANG DAN TANTANGAN PELAKU USAHA MENGHADAPI AEC 2015 PELUANG DAN TANTANGAN PELAKU USAHA MENGHADAPI AEC 2015 Oleh: P. Agung Pambudhi Direktur Eksekutif DPN APINDO Seminar Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia Jakarta, 22 Maret 2014 ASEAN ECONOMIC

Lebih terperinci

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI NO NEGARA BUNGA ROYALTI Umum Khusus* Umum Khusus* 1 2 3 4 5 6 1. Algeria 15% -

Lebih terperinci

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025 RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025

Lebih terperinci

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA

TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA Oleh : FRANS SATYAKI SUNITO Managing Director PT Pembangunan Jaya Infrastruktur Seminar : Research & Industrial Lingkage For Suistanable

Lebih terperinci

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA Afganistan Embassy of the Islamic State of Afganistan Jl. DR. Kusuma Atmaja SH. No. 15, Menteng, Jakarta 10310 Phones : (62-21) 314 3169 Fax : (62-21) 335 390 Algeria Embassy

Lebih terperinci

Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini

Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini CAPAIAN MEA 2015 Barang Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini Tariff 0% untuk hampir semua produk kecuali MINOL, Beras dan Gula ROO / NTMs Trade & Customs Law/Rule National Trade Repository (NTR)/ATR Fokus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia

Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia Rigiditas Pasar Tenaga Kerja Employment Protection Legislation Stringency Index Protection of permanent workers against (individual)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea masuk. Impor. Benang kapas. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN

Lebih terperinci

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009 STATISTIK EKSPOR-IMPOR HASIL HUTAN, EKSPOR TUMBUHAN DAN SATWA LIAR, PENERIMAAN NEGARA DARI PERDAGANGAN TUMBUHAN DAN SATWA LIAR KE LUAR NEGERI SERTA KONTRIBUSI SUBSEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PDB TRIWULAN

Lebih terperinci

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others) A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others) Kadar Elaun Makan, Bayaran Sewa Hotel Dan Elaun Lojing Semasa Berkursus Termasuk Menghadiri

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia 1. ASEAN ( Association of South East Asian Nation Nation) ASEAN adalah organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerjasama regional negara-negara di Asia

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax: DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Phone/Fax: 021-385-8213 www.depdag.go.id KTT ASEAN Ke-13: Penandatanganan

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

Source: WEF, The Global Competitiveness Index,

Source: WEF, The Global Competitiveness Index, Ease of Doing Business in Indonesia 2014 And Selected Countries Source: World Bank, Doing Business 2014 The Most Problematic Factors For Doing Business in Indonesia Source: WEF, The Global Competitiveness

Lebih terperinci

Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq

Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq Outline 1. Latar Belakang 2. Jasa dalam UU Perdagangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN periode 1980-2009 cenderung fluktuatif (Gambar 4.1). Hal ini disebabkan dominansi pengaruh

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Mei 2013

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Mei 2013 Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 16,07 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 13,21

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Januari 2013

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Januari 2013 Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 15,37 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 12,76

Lebih terperinci

ANALISIS JASA ICT DALAM KERJASAMA RCEP (REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP)

ANALISIS JASA ICT DALAM KERJASAMA RCEP (REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP) 2014 ANALISIS JASA ICT DALAM KERJASAMA RCEP (REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP) PUSAT KEBIJAKAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN 2014

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan April 2013

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan April 2013 Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 14,70 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 12,31

Lebih terperinci

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak 1 DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nuhfil Hanani dan Fahriyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kinerja ekonomi karet Indonesia dan menganalisis daya karet

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

SEMINAR. Prof. Sri Adiningsih, Ph.D.

SEMINAR. Prof. Sri Adiningsih, Ph.D. SEMINAR Tema: Peluang, Tantangan, dan Risiko Bagi Indonesia Dengan Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Solo, 14 November 2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Sri Adiningsih, Ph.D. Direktur Penelitian

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2014

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2014 Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 15,35 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 12,88

Lebih terperinci

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe No.1292, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan. Impor Produk Canai Lantaian dari Besi atau Baja Bukan Paduan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KINERJA EKSPOR IMPOR INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN Jakarta, Maret 2017 1. PEREKONOMIAN DAN PERDAGANGAN GLOBAL 2. PEREKONOMIAN DAN PERDAGANGAN NASIONAL Trade Policy Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada wilayah segitiga terumbu karang (coral reef triangle) dunia. Posisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu

Lebih terperinci

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 87/PMK.011/2011 TENTANG : PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD)

Lebih terperinci

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

KTT Ketahanan Pangan Jakarta, Indonesia 7 & 8 Februari 2012

KTT Ketahanan Pangan Jakarta, Indonesia 7 & 8 Februari 2012 Industri daging merah Selandia Baru KTT Ketahanan Pangan Jakarta, Indonesia 7 & 8 Februari 2012 Tim Ritchie Pimpinan Eksekutif Meat Industry Association of New Zealand (Gabungan Industri Daging Selandia

Lebih terperinci

APA ITU IORA? Indian Ocean Rim Association (IORA)

APA ITU IORA? Indian Ocean Rim Association (IORA) FACT SHEET APA ITU IORA? Indian Ocean Rim Association (IORA) Organisasi regional di lingkar Samudera Hindia Didirikan di Mauritius, 7 Maret 1997. Terdiri dari 21 negara anggota; 7 mitra dialog Tujuan awal:

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045 Chairul Tanjung Juni 2014 Sumber Daya Manusia: Tantangan Menuju Indonesia

Lebih terperinci

1 of 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PROGRAM INDONESIA KOMPETEN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

STRATEGI DAN PROGRAM INDONESIA KOMPETEN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN STRATEGI DAN PROGRAM INDONESIA KOMPETEN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN dipresentasikan oleh Prof. Richardus Eko Indrajit indrajit@post.harvard.edu SEKILAS TENTANG MEA 2015 MEA in a Glimpse Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 46/10/31/Th. XVII, 1 Oktober EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS MENCAPAI 999,53 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

4.1 Metode Arahan Pengembangan Komoditas Perkebunan Berdasarkan pendapat yang dikemukakan pada Bab II kriteria untuk mencapai arahan pengembangan

4.1 Metode Arahan Pengembangan Komoditas Perkebunan Berdasarkan pendapat yang dikemukakan pada Bab II kriteria untuk mencapai arahan pengembangan 115 4.1 Metode Arahan Pengembangan Komoditas Perkebunan Berdasarkan pendapat yang dikemukakan pada Bab II kriteria untuk mencapai arahan pengembangan komoditas perkebunan (diambil dari berbagai literatur),

Lebih terperinci

Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Basoeki Karyaatmadja NIP KATA PENGANTAR

Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Basoeki Karyaatmadja NIP KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Statistik Kehutanan Triwulan II tahun 2009 merupakan salah satu upaya dalam peningkatan pelayanan tentang data dan informasi kehutanan yang mutakhir, yaitu dengan penyajian

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERI KEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 155/PMK.010/2015 TENT ANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK STEEL WIRE ROD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER!

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2012

Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2012 Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 15,67 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 12,68

Lebih terperinci