I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan"

Transkripsi

1 I. Kesetiaan 1 Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku dan perbuatan. 2 Selalu menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara darpada kepentingan diri sendiri, seseorang, atau golongan. 3 Selalu berusaha dengan sungguh-sungguh memperdalam pengetahuannya tentang Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, serta selalu berusaha mempelajari Haluan Negara, Politik Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdayaguna dan berhasilguna. 4 Tidak pernah menjadi simpatisan/anggota perkumpulan atau tidak pernah terlibat dalam gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau Pemerintah. Karena kurang pengetahuan, secara tidak sadar pernah ikutikutan mengeluarkan ucapan atau menunjukkan sikap dan tingkah laku yang dapat dinilai menyangsikan kebenaran Pancasila, tetapi kemudian sadar akan kekeliruannya dan tidak lagi menyangsikan kebenaran Pancasila. Karena kealpaan dan tidak sadar pernah bersikap atau bertingkah laku yang dapat dinilaii kurang menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, tetapi kemudian sadar akan kekeliruannya dan tidak lagi mengulangi kekeliruan tersebut. Kalau ada dorongan baru mau berusaha dengan sungguhsungguh mempelajari dan memperdalam pengetahuannya tentang Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Haluan Negara, politik Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah sesuai dengan bidang Karena kurang pengetahuan pernah mengeluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atau tingkah laku yang dapat dinilai menyangsikan kebenaran Pancasila, tetapi sesudah diperingatkan ia sadar akan kekeliruannya dan tidak lagi menyangsikan kebenaran Pancasila. Karena kealpaan pernah bersikap atau bertingkah laku yang dapat dinilai kurang menjunjung tinggi kehormatan Negara atau Pemerintah, tetapi sesudah diperingatkan ia sadar akan kekeliruannya dan tidak lagi mengulangi kekeliruan tersebut. Kurang berusaha mempelajari dan memperdalam pengetahuannya tentang Pancasila, Undang-Undang dasar 1945, Haluan Negara, politik Pemerintah dan rencana-rencana Pemerintah sesuai dengan bidang Karena terpengaruh oleh orang lain atau lingkungan, menjadi ikut-ikutan mengeluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atautingkah laku yang dapat dinilai menyangsikan kebenaran Pancasila dan baru sadar akan kekeliruannya setelah diberi peringatan yang keras. Karena terpengaruh oleh orang lain atau lingkungan menjadi ikut-ikutan bersikap atau bertingkah laku yang dapat dinilai kurang menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, dan baru sadar akan kekeliruannya setelah diberi peringatan yang keras. Jarang memepelajari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Haluan Negara, politik Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah sesuai dengan bidang Walaupun telah diberikan peringatan, tetapi masih mengeluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atau tingkah laku yang dapat dinilai menyangsikan kebenaran Pancasila. Walaupun telah diberikan peringatan, tetapi masih bersikap atau bertingkah laku yang dapat dinilai kurang menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah. Tidak bersedia mempelajari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Haluan Negara, politik Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya

2 5 Tidak pernah mengeluarkan ucapan, membuat tulisan, atau melakukan tindakan yang dapat dinilai bertujuan mengubah atau menentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.

3 II. Prestasi Kerja 1 Mempunyai kecakapan dan mengusai Mempunyai kecakapan dan Mempunyai kecakapan yang Mempunyai kecakapan yang Kurang mempunyai kecakapan di segala seluk beluk bidang tugasnya dan menguasai segala seluk beluk cukup di bidang sedang di bidang bidang bidanglain yang berhubungan dengan bidang tugasnya 2 Mempunyai ketrampilan yang sangat baik Mempunyai ketrampilan yang baik Kurang mempunyai ketrampilan dalam melaksanakan tugas dalam melaksanakan tugasnya dalam melaksanakan 3 Mempunyai pengalaman yang luas di bidang Mempunyai pengalaman yang luas tugasnya dan bidang lain yang berhubungan di bidang tugasnya dengan tugasnya 4 Selalu bersungguh sungguh dan tidak Selalu bersungguh-sungguh dalam mengenal waktu dalam melaksanakan melaksanakan tugasnya tugasnya Mempunyai ketrampilan yang cukup dalam melaksanakan Mempunyai pengalaman yang cukup di bidang Bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya kalau ada dorongan. Mempunyai ketrampilan yang sedang dalam melaksanakan Mempunyai pengalaman yang sedang di bidang Adakalanya tidak bersungguhsungguh dalam melaksanakan tugasnya Kurang mempunyai pengalaman di bidang Kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan 5 Mempunyai kesegaran dan kesehatan Pada umumnyamempunyai jasmani dan rohani yang baik kesegaran jasmani dan rohani yang baik 6 Selalu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna Pada umumnya melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna. Adakalanya terganggu Berkali-kali terganggu kesehatan kesehatan jasmaninya. jasmaninya sehingga sering terganggu pelaksanaan Adakalanya tidak dapat Berkali-kali tidak dapat melaksanakan tugas secara melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna. berdayaguna dan berhasilguna. Sering terganggu kesehatan jasmaninya. Sering tidak dapat melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna. 7 Hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja ratarata yang ditentukan baik dalam arti mutu ditentukan, baik dalam arti mutu hasil kerja rata-rata yang kerja rata-rata yang ditentukan, Mencapai hasil kerja rata-rata yang Adakalanya tidak mencapai Berkali-kali tidak mencapai hasil maupun dalam arti jumlah maupun dalam arti jumlah. ditentukan, baik dalam arti mutu baik dalam arti mutu maupun maupun dalam arti jumlah. dalam arti jumlah. Hasil kerjanya selalu jauh di bawah hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah.

4 III. Tanggung Jawab 1 Selalu menyelesaikan tugas dengan Pada umumnya menyelesaikan Adakalanya terlambat Adakalanya tidak dapat Sering tidak dapat menyelesaikan sebaik-baiknya dan tepat pada tugas dengan baik dan tepat pada melaksanakan tugasnya atau menyelesaikan tugasnya dengan waktunya waktunya tepat pada waktunya tetapi kurang lengkap. baik dan tidak tepat pada waktunya 2 Selalu berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan Pada umumnya berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan Pada umumnya berada di tempat Adakalanya meninggalkan tempat Sering meninggalkan tempat 3 Selalu mengutamakan kepentingan Pada umunya mengutamakan dinas daripada kepentingan diri sendiri, kepentingan dinas daripada orang lain atau golongan kepentingan diri sendiri, orang lain, atau golongan Pada umumnya mengutamakan kepentingan dinas, tetapi dalam keadaan terdesak adakalanya kurang mengutamakan kepentingan dinas. Adakalanya kurang mengutamakan kepentingan dinas. Sering mengabaikan kepentingan dinas. 4 Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahanyang dibuatnya kepada orang lain Pada umumnnya tidak pernah Pada umumnya tidak berusaha berusaha melemparkan kesalahan melemparkan kesalahan yang yang dibuatnya kepada orang lain dibuatnya kepada Adakalanya melemparkan kesalahan yang dibuatnya sendiri kepada Sering menempatkan kesalahan yang dibuatnya sendiri kepada 5 Berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya 6 Selalu menyimpan dan atau memelihara dengan sebaik-baiknya barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya Pada umumnya berani memikul Pada umumnya berani memikul resiko dari keputusan yang diambil resiko dari keputusan yang atau tindakan yang dilakukannya. diambil atau tindakan yang dilakukannya, tetapi adakalanya berusaha melibatkan orang lain untuk turut memikul resiko. Pada umumnya menyimpan dan memelihara dengan sebaikbaiknya barang-barang milik Negara yang dipercayakan kepadanya. Adakalanya kurang baik menyimpan dan memelihara dengan sebaik-baiknya barangbarang milik Negara yang dipercayakan kepadanya. Adakalanya tidak berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya. Sering tidak berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya. Kurang baik menyimpan dan memelihara dengan sebaik-baiknya barang-barang milik Negara yang dipercayakan kepadanya. Sering lalai menyimpan dan memelihara dengan sebaik-baiknya barang-barang milik Negara yang dipercayakan kepadanya.

5 IV. Ketaatan 1 Selalu mentaati peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan Pada umumnya mentaati peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan Karena kurang pengetahuan adakalanya mengabaikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Adakalanya mengabaikan peraturan perundangundangan dan atau perintah Sering mengabaikan peraturan perundang-undangan dan atau perintah kedinasan yang berlaku. yang berlaku. yang berlaku. atau peraturan kedinasan, tetapi tidak kedinasan yang berlaku. menimbulkan kerugian negara atau dinas. 2 Selalu menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang dengan sebaik-baiknya. 3 Selalu mentaati ketentuanketentuan jam kerja. Pada umumnya menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang dengan sebaikbaiknya. Adakalanya tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja atau lebih cepat pulang dari waktu jam kerja yang ditentukan tanpa alasan yang sah, tetapi tidak lebih dari 40 (empatpuluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun. Pada umumnya mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang. Adakalanya tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja atau lebih cepat pulang dari waktu jam kerja yang ditentukan tanpa alasan yang sah, tetapi tidak lebih dari 80 (empatpuluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun. Adakalanya salah melaksanakan perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang. Sering salah melaksanakan perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang. Adakalanya tidak masuk kerja Sering tidak masuk kerja atauterlambat masuk kerja atauterlambat masuk kerja dan dan atau lebih cepat pulang atau lebih cepat pulang dari dari waktu yang ditentukan waktu yang ditentukan tanpa tanpa alasan yang sah, tetappi alasan yang sah, tetappi tidak tidak lebih dari 120 (seratus lebih dari 120 (seratus dua dua puluh) jam kerja dalam puluh) jam kerja dalam waktu 1 waktu 1 (satu) tahun. (satu) tahun. 4 Selalu memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaikbaiknya sesuai dengan bidang 5 Selalu bersikap sopan santun. Pada umumnya memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang Pada umumnya bersikap sopan santun. Adakalanya kurang baik memberikan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya Adakalanya kurang menunjukkan sikap sopan santun. Kurang baik memberikan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan bidang Berkali-kali kurang menunjukkan sikap sopan santun. Sering terlambat memberikan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan bidang Sering kurang menunjukkan sikap sopan santun.

6 V. Kejujuran 1 Selalu melaksanakan tugas Pada umumnya melaksanakan Adakalanya kurang ikhlas Adakalanya tidak ikhlas Sering tidak ikhlas melaksanakan dengan ikhlas. tugas dengan ikhlas. melaksanakan melaksanakan tugas. 2 Tidak pernah menyalahgunakan wewenangnya. Pada umumnya tidak pernah menyalahgunakan wewenangnya. 3 Selalu melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang sebenarnya. Pada umumnya melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang sebenarnya. Karena terpengaruh oleh lingkungan, adakalanya menyimpang dari wewenangnya, tetapi tidak menimbulkan kerugian terhadap Negara dan masyarakat. Adakalanya hasil kerjanya dilaporkan kepada atasan kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adakalanya menyimpang dari wewenangnya, tetapi tidak menimbulkan kerugian terhadap Negara. Kadang-kadang hasil kerjanya yang dilaporkan kepada atasan lebih baik daripada keadaan sebenarnya. Sering menyimpang dari wewenangnya yang adakalanya menimbulkan kerugian terhadap Negara atau masyarakat. Sering hasil kerjanya yang dilaporkan pada atasan menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.

7 1 Mengetahui secara mendalam bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang 2 Selalu menghargai pendapat 3 Dengan cepat dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila yakin bahwa pendapat orang lain itu benar. 4 Selalu bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari 5 Selalu mampu bekerja bersamasama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan. 6 Selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun ia tidak sependapat. VI. Kerjasama Amat baik Baik cukup sedang Kurang Pada umumnya mengetahui Mengetahui secara garis besar Kurang mengetahui bidang tugas bidang tugas orang lain yang ada bidang tugas orang lain yang ada orang lain yang ada hubungannya hubungannya dengan bidang hubungannya dengan bidang dengan bidang Pada umumnya menghargai pendapat Pada umumnya dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila yakin bahwa pendapat orang lain itu benar. Pada umumnya bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari Pada umumnya mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan. Pada umumnya bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun ia tidak sependapat. Tidak mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang Adakalanya kurang menghargai Kurang menghargai pendapat orang Sering kurang menghargai pendapat pendapat lain. Baru dapat menyesuaikan Adakalanya tidak dapat Sering tidak dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang menyesuaikan pendapatnya pendapatnya dengan pendapat lain setelah berkali-kali diyakinkan. dengan pendapat orang lain yang orang lain yang benar. benar. Adakalanya lambat mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari Adakalanya kurang mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan. Adakalanya sulit menerima keputusan yang diambil secara sah karena tidak sesuai dengan pendapatnya. Adakalanya sulit mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari Adakalanya tidak mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan. Adakalanya tidak dapat menerima keputusan yang diambil secara sah karena tidak sesuai dengan pendapatnya. Sering tidak dapat mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari Sering tidak mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan. Sering tidak dapat menerima keputusan yang diambil secara sah karena tidak sesuai dengan pendapatnya.

8 1 Tanpa menunggu petunjuk atau perintah dari atasan, mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, tetapi tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum pimpinan. VII.Prakarsa Amat baik Baik cukup sedang Kurang Dalam keadaan yang mendesak, tanpa Tanpa petunjuk atau perintah Tanpa petunjuk atau perintah menunggu petunjuk atau perintah dari dari atasan, adakalanya lambat dari atasan ragu-ragu atasan, mengambil keputusan atau mengambil keputusan atau mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang diperlukan melakukan tindakan yang melakukan tindakan yang dalam melaksanakan tugasnya, tetapi diperlukan dalam melaksanakan diperlukan dalam tidak bertentangan dengan melaksanakan kebijaksanaan umum pimpinan. Tanpa petunjuk atau perintah dari atasan tidak berani mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan 2 Selalu berusaha mencari tata cara kerja baru dalam mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-besarnya. 3 Selalu berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna kepada atasan, baik diminta atau tidak diminta mengenai atau yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas. Pada umumnya berusaha mencari tata cara kerja baru dalam mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesarbesarnya. Pada umumnya selalu berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna kepada atasan, baik diminta atau tidak diminta mengenai atau yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas. Adakalanya berusaha mencari tata cara kerja baru dalam mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar- Baru mau memberikan saran kepada pimpinan apabila diminta. Kurang berusaha mencari tata cara kerja baru dalam mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar- Kurang berani memberikan saran kepada pimpinan. Tidak berusaha mencari tata kera baru dalam mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesarbesarnya. Tidak berani memberikan saran kepada pimpinan.

9 VIII. Kepemimpinan 1 Menguasai dengan Pada umumnya menguasai Menguasai secara garis besar Kurang menguasai secara Sering kurang menguasai secara sepenuhnya bidang dengan sepenuhnya bidang bidang garis besar garis besar 2 Selalu mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. 3 Selalu mampu mengemukakan pendapatnya dengan jelas kepada orang lain. 4 Selalu mampu menentukan prioritas dengan tepat. 5 Selalu bertindak tegas dan tidak memihak. 6 Selalu memberikan teladan baik. 7 Selalu berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama. 8 Mengetahui dengan baik kemampuan dan batas kemampuan bawahan. 9 Selalu berusaha menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas. 10 Selalu memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan bawahan. 11 Selalu bersedia mempertimbangkan saransaran bawahan. Pada umumnya mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Pada umumnya mampu mengemukakan pendapatnya dengan jelas kepada Pada umumnya mampu menentukan prioritas dengan tepat. Pada umumnya bertindak tegas dan tidak memihak. Pada umumnya memberikan teladan baik. Pada umumnya berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama. Mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. Pada umumnya mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas. Pada umumnya memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan bawahan. Pada umumnya bersedia mempertimbangkan saran-saran bawahan. Adakalanya kurang cepat dan kurang tepat dalam mengambil keputusan. Adakalanya kurang jelas mengemukakan pendapatnya kepada Adakalanya kurang tepat menentukan prioritas. Adakalanya kurang mampu bertindak tegas dan tidak Adakalanya kurang mampu memberikan teladan baik. Adakalanya kurang memupuk dan mengembangkan kerjasama. Adakalanya kurang mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. Adakalanya kurang mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas. Adakalanya kurang memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan bawahan. Adakalanya saran-saran yang baik dari bawahan kurang diperhatikan. Kurang cepat dan kurang tepat dalam mengambil keputusan. Kurang jelas mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Kurang tepat menentukan prioritas. Kurang mampu bertindak tegas dan tidak memihak. Kurang mampu memberikan teladan baik. Kurang berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama. Kurang mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. Kurang mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas. Kurang mampu memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan Kurang memperhatikan saransaran yang baik dari bawahan. Sering tidak cepat dan tidak tepat dalam mengambil keputusan. Sering tidak jelas mengemukakan pendapatnya kepada Sering tidak tepat menentukan prioritas. Sering tidak mampu bertindak tegas dan tidak memihak. Sering tidak mampu memberikan teladan baik. Sering tidak berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama. Sering tidak mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. Sering tidak mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas. Sering tidak memperhatikan nasib dan tidak pernah mendorong kemajuan bawahan. Sering tidak memperhatikan saransaran yang baik dari bawahan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERADILAN TATA USAHA NEGARA Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tanggal 29 Desember 1986 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERADILAN TATA USAHA NEGARA Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tanggal 29 Desember 1986 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, PERADILAN TATA USAHA NEGARA Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tanggal 29 Desember 1986 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan

Lebih terperinci

CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI

CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI CONTOH SISTEM PERUSAHAAN YANG DIBANGUN OLEH BUDI CAHYADI BANDUNG TAHUN 2012 CONTOH PERATURAN PERUSAHAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT 2011 0 Daftar Isi Bab I. 2 PENDAHULUAN 2 Latar Belakang 2 Landasan Penyusunan Code of Conduct... 3 Visi dan Misi Perusahaan... 3 Tata Nilai Perusahaan... 3 Maksud,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a ) bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika, dengan penuh kesadaran, ikhlas serta didorong oleh semangat berkoperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.207, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Hak Guna Air. Hak Guna Pakai. Hak Guna Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5578) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UUD HAM NO. 39 TAHUN 1999 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UUD HAM NO. 39 TAHUN 1999 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 UUD HAM NO. 39 TAHUN 1999 BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 (yang dipadukan dengan Perubahan I, II, III & IV) PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

Lebih terperinci

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal : 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber : LN 1997/68; TLN

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SATU NASKAH

UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SATU NASKAH MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SATU NASKAH MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL UNDANG UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN. (Preambule)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN. (Preambule) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU. Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang

PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU. Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang PEDOMAN ETIKA USAHA & TATA PERILAKU Bab Ib I Pendahuluan 1. Latar Belakang Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT Sarana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 SALINAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

Lebih terperinci