EFEK IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAY A TAHAN E.\'cher;ch;a coli DAN Salmonella DALAM KONDISI Nz, NzO DAN Oz ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAY A TAHAN E.\'cher;ch;a coli DAN Salmonella DALAM KONDISI Nz, NzO DAN Oz ABSTRACT"

Transkripsi

1 /'enehllan don /'engembangan Aphka.{,/soIOp dan Radla.n, /999 EFEK IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAY A TAHAN E.\'cher;ch;a coli DAN Salmonella DALAM KONDISI Nz, NzO DAN Oz NikJlarn Pusal Aplikasi!SOlop dan Radiasi, HA TAN ABSTRAK EFEK IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAY A TAHAN &cherichia coli DAN SabllOlrella DALAM KOND[SI Nz, NzO DAN Oz. Telah dilakuka11 penelitian e[ek iradiasi sular gamtna pada bak1eri E. coli E/r, E. coli K 12, Salmonella (98) dlul Salmonella (100), dimana selarna iradiasi suspensi sampel dialiri gas Nz, NzO datloz TUjuaIl penelitian yaitu untuk lnengetahui seberapajauh efek radiasi sinar galnma terbadap daya tahan bakteri tersebut yang diiradiasi dalarn kondisi Nz, NzO dan Oz. Sarnpel E. coli B/r, Salmonella (98) dan Salmonella (100) dalam Oz diiradiasi pada dosis 0-2,06 kgy, sedang dalarn Nz, NzO dan kontrolnya pada dosis 0-2, 86 kg:-.- Sedangka11 sampel E. coli KI2 dalarn O:z diiradiasi pada dosis 0-0,5 kgy, dalarn Nz, N2O dan kontrolnya pada dosis 0-1,0 kgy. Setelah diiradiasi sarnpel dibiakkan pada media YEPGA, lalu diink-ubasi pada suhu 37 OC selama 10 hari Koloni yang tumbuh pada ban ke 3 dan 10 dihitwlg, datanya diolall, laiu hasilnya dipakai untuk membuat klji:va dan dihitung juga lulai D10 nya. Dan basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurva E. coli B/r dan E. coli KI2 berbentuk shouklered, sedangkm1 k-urva Salmonella (98) dan Salmonella (100) berbentuk tailed. Nilai D10 E coli BJr menw~ukkall, lebih tinggi dibmldu1g dengan E. coli KI2 dlul D10 Salnronella (100) lebih tulggi dibanding dengan SalmOlrella (98). Iradiasi saiupel dengan dialiri gas z, ternyata lebih efektif wltuk menurunkan daya taha11 bak1eri tersebut. ABSTRACT EFFECTS OF GAMMA RAYS IRRADIATION ONTO RESISTANCE OF Esdlerichia coli AND SabnoneUa IN N2, N2O AND O2 CONDmON. Effects of ganuna mys irradiation on the bacteria's of E coli B/r, E coli KI2, SalmOllella (98), and Salmonella (100), lmder continuous bubbling \vith the desired gas such as N2, N2O and O2 have beell carned out. l1le objective of this research is want to blow il1sofar as the efiect of g8lnrna ra~"s radiation onto resistance of the bacteria that irmdiated ill N2, N2O and O2 condition. The suspension of E. coli Blr, SalmOf/ella (98) and,~a/mollel/a (100) in O2 were irmdiated at doses 0 to 2.06 kgy, in N2, N2O, and the control at doses 0 to 2.86 kayo Whereas the suspcilsion of E. coli KI2 in O2 was irradiated at doses 0 to 0.5 kgy, in N2, N:O and the control at doses 0 to 1.0 kgy. After irmdialcd, tile samples were cultured on the YEPGA medium and incubated at 37 C for 10 days. After 3 and 10 days the surviving colonies were calculated, then the prepared data's to make curve and to detennine tile Dto value. The results can be concluded that the curve of E. coli B/r and E. coli KI2 to have the lann of shouldered, whereas tl1c curve of Salmollella (98) and,~almollella (100) to have the form of tailed. 010 values of E. coli R/r show higher titan E. coli K12, 8Ild Salmollella (100) higher th8ll Salmollella (98) Irradiation of the samples in O2 condition was more eficctive to decrease the resist8ilce of bacteria's. LATARBELAKANG Kemampu.1n radiasi Sil1.1r g.1lmna UJ1tuk membunlll1 mikroorg.111isme tclm1 mcltjadi objek penelitian yang menarik scjak ak1ur abad 19. Iradiasi tcrlmdap sel tungg.11 mcnimblllkal1 berbagai efck sepel1i mutasi gen, perubal1an penniabelitas membran, pembahal1 bentuk, kcgagalan rcproduksi, mcngl1:1mbat biosintcsis a5(l1n deoksiribonukleat (ADN) atau as.1m ribonuklcat (ARN), khususnya pembentukan de-novo (tanpa adanya ADN atau ARN sebagai acuhan), dan kel11.1tian sel (I -3). Kenmtial1 rei disebabkan oleh keru5(1kan d.1lam ADN bisa berupa alkilasi. hidrasi, kenls.1k.111 pada r:u1gk.1i tunggal. atall rat1gk.1i ganda, peruballad bentltk, terjadi ik.1tan silang inter-strand, ikatan silal1g protcin-adn, d.m kenlsakan karcna pirinudin dimcr(4-5) Dalam penclitian ini telah dicoba efek iradiasi SilW gamnm pada sllspensi baktcri E.\"Cherichia coli B/r, E. coli K 12. Salmonella (98). dan.\'almonella (100) yang sclama irndiasi dialiri g.1s N~. N~O d.ui O~. s.1mpel diiradiasi dalam kondisi tersebut. karclm ingin diketahui scbcrapa jaull efck sinergisme dari radiasi sin.1r gatnrna lerll.1dap daya talmn baktcri, yang sclalna diiradiasi dialiri gas N2. N2O dati O2 Radiasi dalam kondisi basah dan dialiri N2, akan menglmsilkan prodllk radiolisis berupa radikal C-cq dan OH, yang dialiri N2O menglmsilkan radikal OH dan yang dialiri O2, menghasilkan radikal OH dan H scrta molckul H2O2,. Dengan ad.1nya O2 dan N:O sclama iradiasi. radikal bebas c-.4.dapal bcreaksi O2 dan juga N2O sehingga menglmsilk.1n radikal O2- (6-8). Species kimia ini dap.11 bcreaksi dengan ADN baik langsung InaupUn setclah transfonnasi logam dengan cara katalisasi ke dalam sel, akibatnya dapat menglmsilkan modifikasi ADN. Ada sekitar 100 jenis modifikasi ADN lelall diidenlifikasi sctelah dipap.1rk.1n pad.1 radiasi pcngion. Akibatnya timbulnya modifikasi tersebut dapat menyebabkan kematian sel (9,10). Selain ilu pcrlu dikctahui bahwa bakteri E. coli scring k.lli dipakai sebagai indikator kontatninasi fecal pcrair.1ii d.1n palillg serillg IIIcllycbabkali ilueksi p.'lda 297

2 Pane/irian dan Pengembangan Ap/ikasi IsolOp dan Radiasi. / YYY saluran kencing (sistitis, pielitis, dan pielonefritis). Juga dapat menyebabkan penyakit kllolekistitis, apendikitis, peritonitis, pneumonia, sinusitis, septikeinia, endokarditis, dan diare. Sedangkan bakteri Salmonella mampu menimbulkan gejala lebih luas, tennasuk enteritis ringan, dapat menimbukan keracuanan makanail, menyebabkan gastroenteritis dan septikemia yang dengan cepat melumbulkan kematian. Semua species.s'almonella (kecuali,s'. typhi) dapat menyebabkan semua gejala klinis dan semua penulararulya melalui mulut dati lnakatlan yang terkontalninasi seperti susu, air, penyu, telur, es krilll, kerang-kerangan, daging ayam, ikan dan daging babi yang tidak dimasak (II). Di sarnping itu bakteri tersebut sering mengkontaminasi alat kedokteran, obat -obatan, sediaan fannasi, danjamu-jamuan (12, 13). AdaplUl tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui seberapa jauh efek radiasi sinar gamma terhadap daya tallad bakteri E. coli dan.salmonella, yang selama radiasi dialiri N2, N2O dan O2. Datanya dapat dipakai lultuk menentukan dosis steril dalarn mensterilkan produk alat kedokteran, obat-obatan, sediaan farlnasi clan menentukan dosis pasteurisasi produk jamu-jamlk'ln serta ballatl patlgan datlllasil olallallllya. BAHAN DAN METODE Bahan. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu bakteri Escherichia coli Blr, merupakan strain lmsil mutasi yang tai\ad terhadap radiasi dibanding dengan strain lain dari species ini). Escherichia coli Kl2,.S'almonella (98) dan.s'almonella (100) ad.llah strain berasal dari JAERI, Jepang. Media yang dipakai untuk membiakkan bakteri seteiall diiradiasi adalah yeast extract 10 g, pepton 20 g, gliserol 20 g, agar 20 g per liter (YEPGA). Juga media yeast extract 5 g, nutrient broth 8 g, glucose 5 g, NaCl 2 g (YENBG) dipakai untuk memanen sel bakteri, dad semua media tersebut buatan Merck. Panen sel. Untuk mendapatkan strain moon, keempat strain bakteri tersebut diiso-lasi dan dibiakkan pada media YEPGA, lalu diillkubasi pada sulru 37 C selama 24 jam. Koloni yang mumi dibiakkan dalam media YENBG dan diillkubasi pada kondisi yang sa-ida. Suspensi bakteri selanjutnya dicuci dengan akuades steril dan disentrifus sebanyak 3 kali, selanjutnya sel bakteri yang SUdall bersil1, diatur konsentmsinya sekitar 108 sel/ml. Radiasi sam pel. Suspensi sampel bakteri tersebut dilnasukkan ke dalam tabung kllusus untuk radiasi, kemudian diiradiasi dengan sinar ganuna. Selama iradiasi sampel dialiri (bubbling) dengan gas Nz, NzO dan Oz, sedangkan kontrolnya diiradiasi tanpa dialiri (bubbling) gas tersebut tetapi hanya udara (yang mengandung Nz 78%, Oz 210/0, Ar 0,90/0, COz dan HzO 0,1%) (13). Suspensi E coli B/r,.S'almonella (98) dan S'almonella (100) yang dialiri gas Oz diiradiasi pada dosis 0; 0,22; 0,43; 0,84; 1,25; 1,65 dan 2,06 kgy. Dosis tersebut diperoleh dati hasil perhitungan saat sainpel diiradiasi selalna 0, 3, 6, 12, 18,24 dati 30 menit dan ditempatkan pc'ldajarak 50 cm dati sumber roco. Sedang yang dialiri gas Nz, NzO dad kontrolnya pada dosis 0; 0,3; 0,6; 1.16; 1,72; 2,28; dan 2,85 kgy. Dosis ini diperoleh seperti tersebut di atas, tapi sampel ditempatkan pada jarak 30 cm dari sumber. Sedangkan suspensi sampel E. coli K 12 yang dialiri gas ~ diiradiasi pacta dosis 0; 0,05; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 kgy, diperoleh ketika sampel ditempatkan pacta jarak 92 cm selarna 0, 2, 4, 8, 12, 16, dan 20 menit. Sedangkan yang dialiri N2, N2O dan kontrolnya pada dosis 0; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dad 1,0 kgy, ketika sampel ditempatkan pada jarak 53 cm dari sumber dalarn waktu yang sarna seperti tersebut di atas (dialiri Ov, semuanya dengan laju dosis 5 kgy/jam. Pengamatan. Setelah diiradiasi sampel dibiakkan pada media YEPGA, kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 1011ari. Pada 11ari ke 3 dan ke 10 koloni yang tumbuh dihitung, kemudian datanya diolah untuk dibuat kurva efek radiasi terhadap daya tahan bakteri tersebut dan dari kurva ini dapat diperkirakan nolai Dlo nya. Adapun pengertian nitai D, 0 adalah dosis yang akan mereduksi populasi tertentu dengan faktor 10 atau sebesar satu desimal. Nilai DID diperoleh dengan mudah dari bagian linier suatu kurva fraksi sel ludup terltadap dosis yang diperlukan untuk mereduksi fraksi sel ludup sebesar satu log cycle. Plot liluer yang digunakan di sini dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut; log 10 NINo = -kd (15) dalam hat ini N = jumlah selludup suatu perlakuan D, No = jumlah awal selludup, k = konstanta sarna dengan slope dari kurva. Formula ini menjelaskan bahwa kemungkinan inaktivasi rnikroba adalah sarna untuk setiap sel pada setiap dosis. BASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil efek iradiasi gamma pada suspensi sampel E. coli K12 yang dialiri gas Nz, NzO dan Oz dapat dilihat pada Gatnbar 1. Kurva berbentuk shouldered dan terlihat bahwa efek iradiasi sinar gamma pada bakteri yang dialiri Oz jawl lebih nyata dibandingkan dengan yang dialiri Nz dan NzO. Peranan Oz dalam mempercepat kerusakan ADN. Di Salnping itu sampel yang diiradiasi dalam kondisi basalt dapat menimbulkan ionisasi dan eksitasi dati bagian molekul air dengan pembentukan radikal llidrogen dan llidroksil yang sangat reaktif (1). Jadi keadaan ini akan mempercepat kerusakan ADN bakteri tersebut atau dengatl kat-'} lain peran Oz dalam hal ini sebagai inhibitor perbaikan diri ADN yang rusak. Data basil penelitian dapat dilillat ballwa efek iradiasi dosis 0,5 kgy pada bakteri yang dialiri Oz dapat menurunkan daya tallannya sekitar 4,5 log cycle, sedangkan yang dialiri Nz, NzO dan kontrolnya pada dosis 1,0 kgy sekitar 3,5 log cycle. Jika dihitullg nilai D1O nya dapat diperoleh bahwa bakteri yang diiradiasi dengan dialiri Oz adalah 0,1 kgy, sedangkan yang dialiri NzO 0,2 kgy dan yang dialiri Nz serta kontrolnya 0,3 kgy. Nilai D1o bakteri selama diiradiasi dialiri Nz dan kontrolnya sama, seharusnya menurut llipotesis nilai D1o yang dialiri Nz lebih tinggi daripada kontrolnya. Hal ill terjadi kemungkinan Nz yang dipakai dalam penelitian ini tidak jenuh, sehingga 298

3 Pene/itian dan Pengembangan Aplikasi /SOIOp dan Radiasi, /999 menimbulkan efek terhadap daya tahan bakteri, padallal N2 merupakan gas inert yang tidak menimbulkan efek terlmdap bakteri yang diiradiasi. Akibat daripada N2 yang tidc1k jenuh ini, sehingga dapat menghasilkan nilai DIG lebih rendah atau sama, dibanding dengan kontrolnya yang mengandung udara. Hasil efek iradiasi gamma pada bakteri E. coli B/r yang dialiri N2, N2O dan O2 dapat dilihat pada Gambar 2. KuJVa berbentuk shouldered dad telihat ballwa daya tahan strain, lebih tinggi dibanding E. coli K12. Dalam gambar dapat dilihat pula efek iradiasi pada dosis 2,06 kgy yang dialiri O2 dan pada dosis 2,86 yang dialiri N2O dapat menurunkan daya talmn lebih dari 4 log cycle, sedangkan yang dialiri N2 dan kontrolnya kurang dari 4 log cycle. Jika dillitung nilai DIG, sampel yang diiradiasi dengan dialiri O2 adalah 0,4 kgy, daya tallannya 4 kali lipat dibanding dengan E. coli K12. Sedangkan nilai DIG sampel E coli B/r yang diiradiasi dengan dialiri N2O adalall 0,5 kgy, jadi 2,5 kali lipat dibanding dengan E. coli K12. Sedang yang diiradiasi dengan dialiri N2 adalah 0,7 kgy, 2,5 kali lipat dibanding dengan nilai DIG E coli KI2 dan kontrolnya adalah 0,8 kgy, jadi 2,6 kali lipat dibanding dengan E. coli K12. Hasil efek iradiasi sinar ganuna p<1da.s'almone/la (100) yang dialiri N2, N2O dan O2 dapat dilihat pada Gambar 3. KUJVa berbentuk tailed dan dapat dilihat penurunan daya tallan bakteri yang diiradiasi dengan dialiri O2 lebih nyata, jika dibandingkan dengan yang dialiri N2O, N2 dan kontrolnya. Demikian pula dapat dilihat ballwa efek iradiasi pada dosis 2,06 kgy yang dialiri O2 dapat menurunkan daya tallan sekitar 2,5 log cycle. Pada dosis 2,86 kgy yang dialiri N2O menunjukkan pula nilai sekitar 2,5 log cycle, namun yang dialiri N2 dan kontrolnya kurang dari 2 log cycle. Jika dihitung nilai DIG nya diperoleh basil bahwa bakteri yang diiradiasi dengan dialiri O2 adalah 1,2 kgy. Sedangkan yang diiradiasi dengan dialiri N2O adalah 1,5 kgy, yang dialiri N2 2,6 kgy dan kontrolnya 2,7 kgy. Penunumn daya tallall strain yang diiradiasi dengan dialiri O2 adalah 2 kali lipat, yang dialiri N2O 1,7 kali lipat, dibandingkan dengan yang dialiri N2 ataupun kontrolnya. ' Hasil efek iradiasi galruna pada bakteri S'almonella (98) yang dialiri N2, N2O dad O2 dapat dilihat pada Galnbar 4. KUJVa berbentuk tailed, dad dapat dilihat penunulail daya tallan bakteri yang diiradiasi dengan dialiri O2 lebih nyata dibandingkan dengan yang dialiri N2 ataupun kontrolnya. Denlikiall pula dapat dililmt ballwa efek iradiasi pada dosis 2,06 kgy yang dialiri O2 dapat menurunkan daya talla1ulya hampir 5 log cycle. Pada dosis 2,86 kgy yang dialiri N2O sekitar 4,5 log cycle, Immun yang dialiri N2 dad kontrolnya sekitar 3,5 log cycle. Hasil perhitung.1d nilai DIG bakteri yang diiradiasi dengan dialiri O2 adalah 0,8 kgy, yang dialiri N2O 1,1 kgy, yang dialiri N2 1,5 kgy, hampir sama dengan kontrolnya yaitu 1,6 kgy. Jika dibandingkan daya tallan ke dua strain tersebut menunjukkan bahwa strain.s-almonella (100) cenderung lebih tinggi daripada Salmonella (98), dan paling tinggi bila dibandingkan ke empat strain bakteri tersebut. Di samping itll jika dilihat kurva dari strain S'almonella (100) maupun Salmonella (98) ballwa penurunan daya talla1ulya cendefullg tidak seballding den gall adailya kenaikan dosis. Hal ini dimwlgkinkan ballwa strain Salmonella mempwlyai kenmmpuan untuk memperbaiki diri dari luka karena radiasi. Peran enzim endonuklease, ADN polimernse dad ligase yang bertanggung jawab dalam proses memperbaiki diri, berfungsi dengan baik. Ada kemungkinan lain bahwa strain tersebut dalam ADNnya mempunyai kandungan guanin-sitosin lebih tinggi, karena dengan kandungan demikian akan lebih taban terhadap rndiasi (14). Lain halnya dengan strain E. coli K12 dan E. coli B/r bahwa kenaikan dosis radiasi sebanding dengan penunldan daya tabannya. Jadi kemungkinan kandungan guanin-sitosin dalam ADN lebih rendah terutarna E. coli K12, dibandingkan dengan strain Salmonella. Sedangkan sel yang masih dapat hidup kembali, ini disebabkan bakteri E. coli mempunyai enzim endonuklease III, yaitu suatu protein monomerik 23-kDa yang mengandung 211 residu asam amino. Endonuklease III mempunyai ADN glikosilase yang keberadaanya dapat mengoksidasi pirimidin seperti thymine glycol dan 5, 6-dihydrothymine (9). KESIMPULAN Dari data hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; I. Kurva bakteri E. coli K12 dan E. coli B/r yang diirndiasi dengan dialiri gas N2, N2O, ~ dan kontrolnya berbentuk shouldered. Nilai 010 E. coli B/r lebih tinggi dibanding dengan E. coli K12. Oasis irndiasi 1,0 kgy pada E. coli K12 yang dialiri O2 dapat menurunkan daya tal1annya lebih dari 4,5 log cycle, sedangkan dosis 2,06 kgy pada E. coli B/r yang dialiri ~ kurang dari 4,5 log cycle. 2. Sedangkan kurva bakteri Salmonella (100) dan Salmonella (98) yang diirndiasi dengan dialiri N2, N2O, O2 dan kontrolnya berbentuk tailed. Nilai 010.S'almonella (100) lebih tinggi dibanding dengan Salmonella (98). Oasis irndiasi 2,06 kgy pada Salmonella (100) yang dialiri O2 dapat menurunkan daya tahannya sekitar 2,5 log cycle, sedangkan os'almonella (98) sekitar 4,5 log cycle. 3. Radiasi dalam kondisi ~, lebih efektif untuk menunmkan daya tahan ke empat strain bakteri tersebut, dibandingkan dengan dalam kondisi N2 dan N2O. DAFTAR PUSTAKA NORMAN, W.D., aild HENRY, M.R., Radiation Technology in Food, Agriculture and Biology, Connecticut, The Avi Publishing Company, Inc. (1980) WILL, P. A, "Basic of radiation microbiology for food preservation" Commercialization of Ionizing Energy Treatment of Food, (proceedings) Lucas Heigh, New South Wales, Austria (1985) 1 3. PATEL, K.M, "Microbiological aspects of radiation sterilization" (UNDP Regional (RCA), Industrial Training Demonstration on Radiation Steerilization of Medical Product),Compilation of Lectures

4 Pene/ilian don PengembanganAp/ikasi Iso/OF don Radiasi, /999 Isotope,Group Bhabha Atomic Research Centre, Bombay, India (1983) GRICE, J. P., DNA breakage and rejoining in irradiated spores of Clostridium botulinum strains 62A and 23A, University Microfilms International, Ann Arbor, Michigan, USA (1983). 10. SCHUBERT, J., and STEGEMEN, H., "Sterilization of microorganisms and enzymes by radiationinduce selective inorganic radical anion", Combination Processes in Food Radiation (Proc. Symp. Colombo, 1980), laea, Vienna (1981) MIKAT, M. D., and MIKAT, K. W., A Clinician's Dictionary Guide to Bacteria and Fungi, 4 tho ed. distributed by Eli Lilly and Company and by PT Darya Varia Laboratoria (1981) 5. T ALLENTIRE, A., Microbial responses to radiation, Departement of Phannacy, University of Manchester, Oxford Road, Manchester, U.K. (1990). 12. LEY, F. J., "The effect 6. JAMES, R.O., and DAVID, F.S., Principles of Radiation Chemistry. Edward Arnold (Publishers) Ltd, London (1979) 7. SPINKS,J.W., and WOODS, R.J., An Introduction to Radiation Chemistry, 2nd ed., John & Sons, New York (1976). bacteria" Manual on Medical and Biological (1973)37. of ionizing radiation on Radiation Sterilization of Materials, IAEA, Vienna 13. HESLOT, H., "Molecular mechanisms of mutation", Radiation and Radioisotopes for Industrial Microorganisms, (proc.of Syrnp. Vienna, 1971), laea, Vienna (1971) WOODS, J. R., and PIKAEV, A. K., Applied Radiation ChelnistJy: Radiation Processing, Jolm Wiley & Sons. 9. OZAWA, T., TATSUMI, K., and HORJ, T., "Repair of ionizing radiation induced base dainage: role of DNA glycosylases", in Biodefence Mecllanisms Against Environmental Stress, NIRS, Japan (1998) GROLIER, Encyclopedia of Knowlegde, Grolier Incorporated, Danh\bury, Connecticut. vol.2, USA (1992) lfllmy, N., "Penetapan dosis sterilisasi dan pasteurisasi radiasi" Diskus Panel Penggunaan Radiasi Untuk Sterilisasi Alat Kedokteran" BAT AN, Jakarta (1981)

5 Penelilian don Pengembangan Aplikasi Iso/OF don Radiasi, 1999 ~.tgnpa digliri "2'"2. do" (), 0.de"go" diguti "2 c a del.lgan dlal1r1 H2O d.deng,," d1a11r i. "- :o? % ~ ~4 b os I -3 I d 0.6 1,2 l,s 2,4 j,o Dosis radiasl ga a (kcy) Gambar 3. Efek radios! pada daya tnh.111 Solmol1ellB (loa),inlu'. 1/2- H2O den 2 DISKUSI 8m MA Y8AROH Mengapa perlaktlaivdosis yang diberikan pada sampel E. coli K12 berbeda dengan perlakuan ketiga bakteri yang lain, dan mengapa pernberian dosis dalam ~ dad dalam Nz, NzO juga dibedakan? Hal ill disebabkan sampel E. coli Kl2 mempunyai daya tahan yang lebih rendah dibandingkan ketiga bakteri yang lain pemberian dosis dalam O2 berbeda dengan N2 dan N2O ill disebabkan efek O2 selama rndiasi lebih tinggi dati pada N2 dan N2O. ANISDEWANTO Apa sebabnya dengan alirail O2, D1O dari.salmonella lnalall kecil? Illl disebabkan,s'almonella mempunyai daya taltan lebih rendall ~1ri pada bakteri yang lain dan efek O2 dalam proses radiasi lebih tinggi dibandingkan dengan N2 dan N2O. ENDRA W ANTO Penelitian Anda dimasa mendatang akan dimanfaatkan untuk mensterilisasi produk-produk kesehatan, tentunya tekno-ekonominya telah diantisipasi. Pertanvaannya : Bagain1ana biaya yang diperlukan antara pengaliran gas baik O2, N2 dan N2O bila dibandingkan hanya menggunakan radiasi saja (tanpa pengaliran gas)? Apabila Anda belum menghitung masalah tekno-ekonomis ini hendaknya dihitung karena hal ini seringkali ditanyakan oleh pengunjung pameran yang dilaksanakan Batan, namun umumnya masalah tekno-ekonomis tidak dapat dijawab oleh penjaga pameran secara meyakinkan? Bila akan diaplikasikan untuk mensterilkan produk-produk kesehatan perlu dilakukan penelitian lanjutan, sehingga kita bisa mengetahui secara detail tentang tekno-ekonominya. I.S. SUSANn Apakah cara iradiasi sinar gamma dapat diterapkan untuk mernatikanlmembunuh Salmonella dalam " 301

6 Penelitian dal' Pengembangan Aplikasi lsatap don Radiasi makanail (Mis. SUSU) mengingat dalam kesimpulan penelitian tersebut adalall llafiya efektif untuk menunmkan daya tallan Salmonella & E. coli persyaratan dalain makanan = Salmonella: negatif 2. Pacta proses pasteurisasi susu semua bakteri patogen (termasuk.s'almonella) lnati lebih efektif mana dengan cara iradiasi sinar gamma (apakah kelebihan/keutungan jika dipakai proses iradiasi dibandingkan dengan proses dad kerugiam1ya jika dipakai proses pasteurisasi pacta susu. 1. Secara teori bisa dilakukan, tapi mengingat susu merupakan bal1an makanan yang mengmldung gizi yang baik jadi perlu dilakukan penelitian secara cermat supaya tidak merusak susu tersebut. 2. Keuntungan iradiasi dengan sinar gmruna lebih efektif karel13 tidak mel13ikan SullU dan residu yang kita lrindari, tapi wltuk pasteurisasi susu umumnya dengan tara konvensioi131 DA VIDSON A. MUIS I. Untuk iradiasi produk dalarn skala besar/komersial yang mengandung E. coli dan dan Salmonella dengan memakai/menghadirkan O2 tentu akan memerlukan biaya yang besar apakah tidak dilakukan iradiasi dari bakteri tersebut pada kondisi normal/netral? 2. Bagaimana kalau produk yang mengandung bakteri tersebut dalarn keadaan frozen (seperti udang, ikan dan lain-lain) berapakah dosis efektif untuk membunuh bakteri tersebut pada kondisi ini? 1. Untuk iradiasi produk dalam skala besar yang mengandung bakteri tersebut dengan dialiri O2, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Tapi untuk kondisi normal bisa dilakukan dengan cara mengetahui kontaminasi awal, kemudian ditentukan dosis sterilnya, selanjutnya diiradiasi pada sinar gamma. 2. Untuk maksud tersebut bisa dilakukan terapi untuk mengetahui dosis efektifnya, perlu diketahui jumlall kontatninasi awal dan ukuran boleh pengernas ikan atau udang yang akan diiradiasi. 302

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal Pengolahan Non Thermal PENGAWETAN Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal Tujuan Pengolahan Pangan Termal Mematikan bakteri patogen & organisme pembusuk Merubah tekstur, warna, rasa Meningkatkan daya

Lebih terperinci

KETAHANAN BAKTERI Salmonella spp. TERHADAP IRADIASI PADA MAKANAN OLAHAN DAGING AYAM

KETAHANAN BAKTERI Salmonella spp. TERHADAP IRADIASI PADA MAKANAN OLAHAN DAGING AYAM KETAHANAN BAKTERI Salmonella spp. TERHADAP IRADIASI PADA MAKANAN OLAHAN DAGING AYAM (Radiation Resistances of Foodborne Pathogens of Salmonella Spp. Processed Chicken Meat) ANDINI, L.S. 1, HARSOJO 1 dan

Lebih terperinci

KONTAMINASI DAN FOODBORNE (PERSPEKTIF SANITASI)

KONTAMINASI DAN FOODBORNE (PERSPEKTIF SANITASI) KONTAMINASI DAN FOODBORNE (PERSPEKTIF SANITASI) Asep Awaludin Prihanto, S.Pi, MP FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011 Kontaminasi tergantung dari tipe seafood, kualitas air untuk

Lebih terperinci

PERLAKUAN KOMBINASI ANTARA PENCELUPAN AIR PANAS DAN IRADIASI GAMMA PADA BAKSO SAPI TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI

PERLAKUAN KOMBINASI ANTARA PENCELUPAN AIR PANAS DAN IRADIASI GAMMA PADA BAKSO SAPI TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI PERLAKUAN KOMBINASI ANTARA PENCELUPAN AIR PANAS DAN IRADIASI GAMMA PADA BAKSO SAPI TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI (The Influences of Hot Water Dipping and Irradiation on Beef Meatballs) HARSOJO 1, L.S.

Lebih terperinci

ANALISIS BAKTERI PADA DAGING DAN JEROAN KERBAU YANG DIJUAL DI PASAR

ANALISIS BAKTERI PADA DAGING DAN JEROAN KERBAU YANG DIJUAL DI PASAR ANALISIS BAKTERI PADA DAGING DAN JEROAN KERBAU YANG DIJUAL DI PASAR (Analysis of Number and Species of Bacteria in Buffalo Meat and Bowel in the Market) HARSOJO Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA (The Effect of Irradiation on the Shelf Life of Feed Supplements for Ruminant) LYDIA ANDINI, SUHARYONO dan HARSOJO. Pusat Aplikasi Teknologi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN KHAMIR PADA TAPIOKA IRADIASI

PERTUMBUHAN KHAMIR PADA TAPIOKA IRADIASI PERTUMBUHAN KHAMIR PADA TAPIOKA IRADIASI I. Sugoro 1 dan M.R. Pikoli 2 1. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN, Jakarta 2. Prodi Biologi FST UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ABSTRAK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU DOSIS DAN DOSIS IRADIASI TERHADAP RADIORESISTENSI Salmonella SPP.

PENGARUH LAJU DOSIS DAN DOSIS IRADIASI TERHADAP RADIORESISTENSI Salmonella SPP. PENGARUH LAJU DOSIS DAN DOSIS IRADIASI TERHADAP RADIORESISTENSI Salmonella SPP. (Radioresistency Salmonella spp. By Influence of Dose Rates and Irradiation Dose) ANDINI, L.S 1, HARSOJO 1 dan L.D. DARJANTO

Lebih terperinci

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan Iradiasi makanan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan Indikator Setelah perkuliahan ini,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (BBKPSH) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian yang berkedudukan di Bandara Udara Internasional

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

DOSIS INAKTIF DAN KADAR PROTEIN Klebsiella pneumonia K5 HASIL IRADIASI GAMMA

DOSIS INAKTIF DAN KADAR PROTEIN Klebsiella pneumonia K5 HASIL IRADIASI GAMMA Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi DOSIS INAKTIF DAN KADAR PROTEIN Klebsiella pneumonia K5 I. Sugoro 1 Y. Windusari 2, dan D. Tetriana 3 Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang 74 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang Perlakuan lama waktu penyinaran sinar ultraviolet yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Factors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Factors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Factors influencing microbial growth Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Factors related to microbial growth Intrinsic Factor: ph, moisture content, Redox Potential, nutrition content, antimicrobial

Lebih terperinci

PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN RADIASI. Firman Jaya

PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN RADIASI. Firman Jaya PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN RADIASI Firman Jaya Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

Lebih terperinci

DEKONTAMINASI RADIASI PADA SUHU YANG BERBEDA TERHADAP Salmonella spp. PADA DAGING AYAM

DEKONTAMINASI RADIASI PADA SUHU YANG BERBEDA TERHADAP Salmonella spp. PADA DAGING AYAM DEKONTAMINASI RADIASI PADA SUHU YANG BERBEDA TERHADAP Salmonella spp. PADA DAGING AYAM (Irradiation Decontamination at Different Temperatures to Salmonella spp. on Chicken Meat) L.S. ANDINI dan HARSOJO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Sapi Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup Marselinus Laga Nur Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup Bacilus cereus Gram-positif Aerobik membentuk endospora Tahan terhadap panas kering dan disinfektan kimia

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

TEORI DASAR RADIOTERAPI

TEORI DASAR RADIOTERAPI BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DARI Salmonella YANG DIIRADIASI. Harsojo*, Suharni Sadi*, dan Sri Hariani S.*

PENGARUH MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DARI Salmonella YANG DIIRADIASI. Harsojo*, Suharni Sadi*, dan Sri Hariani S.* PENGARUH MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DARI Salmonella YANG DIIRADIASI. Harsojo*, Suharni Sadi*, dan Sri Hariani S.* ABSTRAK PI!NGAHUH KI!DIA TERBADAP PERTUKBUHAN DAHl SIII.onellll YANG DIIRADIASI. Telah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF)

PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF) Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2013 Vol. 4 No. 2 Agustus 2013 PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Higienis dan Sanitasi Higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 27-32

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 27-32 Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 27-32 PENGUJIAN JUMLAH CEMARAN MIKROBA DALAM SIMPLISIA DAN EKSTRAK PEGAGAN SEBELUM DAN SETELAH PROSES PASTEURISASI SINAR GAMMA DETERMINATION OF MICROBE CONTAMINANT IN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Riyma Meilieza, Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Djaja Rusmana, dr., M.Si.

ABSTRAK. Riyma Meilieza, Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Djaja Rusmana, dr., M.Si. ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVIT AS MOP DUSTER DAN KAIN PEL DALAM MENGURANGI JUMLAH KUMAN PADA LANT AI LABORA TORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Riyma Meilieza, 2003. Pembimbing

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK KLORAMFENIKOL TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi INVITRO. Lindawati Sudisman, Pembimbing : Fanny Rahardja,dr.

ABSTRAK. EFEK KLORAMFENIKOL TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi INVITRO. Lindawati Sudisman, Pembimbing : Fanny Rahardja,dr. ABSTRAK EFEK KLORAMFENIKOL TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi INVITRO Lindawati Sudisman, 2004. Pembimbing : Fanny Rahardja,dr.,MSi Salmonella typhi telah dilaporkan sensitifterhadap kloramfenikol dengan

Lebih terperinci

IRRADIASI. Topik 10. Dede R Adawiyah DEFINISI IRADIASI. electron) memiliki cukup energi untuk menyebabkan ionisasi. Tujuan Instruksional Khusus:

IRRADIASI. Topik 10. Dede R Adawiyah DEFINISI IRADIASI. electron) memiliki cukup energi untuk menyebabkan ionisasi. Tujuan Instruksional Khusus: IRRADIASI Dede R Adawiyah Topik 10 Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan topik ini, mahasiswa diharapkan memahami prinsip dasar proses iradiasi dalam mengawetkan produk pangan, perubahan yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR Effect of Using Additive to Microbiology Activities of Mozzarella Cheese Storage

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN IIJ'os1dIJJJ P8rtmnuan dan PrasontaslllmJah FungslonaJ Toknls Non ponojlu,m liosombor 2008 i ISSN :1410-6381 DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi bukan hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Asia lainnya. Masyarakat Indonesia sudah sangat lama mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK (The Percentages of Broiler Carcas Fed on Earthworm Meal as Feed Supplement for Antibiotic Substitution)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...

Lebih terperinci

PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA

PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA Rivaie Ratma* ABSTRAK - ABSTRACT PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAI VARIETAS ORBA. Dari orientasi dosis pada penelitian terdahulu terpilih

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Maysella Suhartono Tjeng, 2011 Pembimbing: Yenni Limyati,

Lebih terperinci

: Clostridium perfringens

: Clostridium perfringens Clostridium perfringens Oleh : Fransiska Kumala W 078114081 / B Clostridium perfringens adalah salah satu penyebab utama infeksi luka berakibat gangrene gas. Seperti banyak clostridia, organisme ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN: 1. Mikrobia penyebab kerusakan dan mikrobia patogen yang dimatikan. 2. Panas tidak boleh menurunkan nilai gizi / merusak komponen

Lebih terperinci

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 31 Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 Pengaruh Posisi dan Sudut Penyinaran Pada Radio Terapi Kanker Dengan Menggunakan Metode Clarkson s (Ratnawati I Gusti Ayu, Suharta W.G., Widyatmika I Putu,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Sukrosa, mikroorganisme.

ABSTRAK. Kata Kunci: Sukrosa, mikroorganisme. ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans, Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Nafila,2003. Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si, M.Si Pembimbing II: Djaja Rusmana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). Untuk semua ini diperlukan

Lebih terperinci

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L Nuniek Lelananingtias, Dinardi dan I.Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN nuniek@batan.go.id

Lebih terperinci

PASTEURISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

PASTEURISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 PASTEURISASI Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 DEFINISI Merupakan perlakuan panas yang bertujuan membunuh mikroba patogen dan pembusuk, serta inaktivasi enzim Proses termal pada produk pangan dengan tujuan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Iradiasi merupakan salah satu jenis pengolahan bahan pangan yang menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.

Lebih terperinci

BAB IV. PENETAPAN HAYATI DENGAN MIKROBIA

BAB IV. PENETAPAN HAYATI DENGAN MIKROBIA BAB IV. PENETAPAN HAYATI DENGAN MIKROBIA Materi yang akan disampaikan meliputi: Sistem Hayati : - Bacteria - ragi (yeast) - jamur Obat yang diuji: 1. Antibiotika (bactericide, fungicide) 2. Vitamin (Vit.B,

Lebih terperinci

BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum

BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) Soeranto * ABSTRAK - ABSTRACT BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum vulgare). Benih sorghum varietas lokal

Lebih terperinci

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN Oleh : Ermi Sukasih, Sulusi Prabawati, dan Tatang Hidayat RESUME Santan adalah emulsi minyak dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Populasi Mikroba Indigenus dalam Bahan Pembawa Kompos dan Gambut. 4.1.1. Jumlah Populasi Mikroba pada Bahan Pembawa Sebelum proses sterilisasi, dilakukan penetapan jumlah

Lebih terperinci

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI PENGOLAHAN TERMAL I BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI TIM DOSEN PENGAMPU BRAWIJAYA UNIVERSITY 2013 outline 1 PENDAHULUAN 4 STERILISASI 3 PASTEURISASI 2 BLANCHING PENDAHULUAN MERUPAKAN PROSES THERMAL

Lebih terperinci

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Sampel air panas. Pengenceran 10-1 Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) Diketahui ciri-ciri dari tanaman manggis (Garcinia mangostana yaitu, Buah berwarna merah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes. ABSTRAK GAMBARAN POPULASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR CUCIAN ALAT MAKAN YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG JALAN SALAH SATU UNIVERSITAS KOTA BANDUNG Kiky Fitria, 2013. Pembimbing I : dr.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

PENGENDALIAN MIKROORGANISME PENGENDALIAN MIKROORGANISME 1 MIKROORGANISME Menimbulkan penyakit Infeksi ringan-berat- kematian Mencemari makanan, minuman, kosmetik, obat dan sediaan farmasi Perubahan secara kimia Tidak dapat dikonsumsi

Lebih terperinci

CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN OLAHAN ASAL TERNAK

CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN OLAHAN ASAL TERNAK CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN OLAHAN ASAL TERNAK HARSOJO dan LYDIA ANDINI S. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta ABSTRACT Microbes Contamination on Meat Processed Processed food from

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEEKONOMIAN AKSELERATOR ELEKTRON. (Mochamad Nasrullah, Arnold Y. Soetrisnanto)

PERHITUNGAN KEEKONOMIAN AKSELERATOR ELEKTRON. (Mochamad Nasrullah, Arnold Y. Soetrisnanto) Perhifungan Keekonornian Akselerafor Elektron (M Nasrul/ah, Arnold Y. Soetrisnanfo) PERHITUNGAN KEEKONOMIAN AKSELERATOR ELEKTRON (Mochamad Nasrullah, Arnold Y. Soetrisnanto) Abstrak PERHITUNGAN KEEKONOMIAN

Lebih terperinci

Pabrik Asam Oksalat dari Kulit Pisang dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat X - 1. BAB X Kesimpulan BAB X KESIMPULAN

Pabrik Asam Oksalat dari Kulit Pisang dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat X - 1. BAB X Kesimpulan BAB X KESIMPULAN X - 1 BAB X Kesimpulan BAB X KESIMPULAN Asam oksalat merupakan salah satu anggota dari golongan asam karboksilat yang mempunyai rumus molekul C 2 H 2 O 4.Nama lain asam oksalat adalah asam etanedioic.

Lebih terperinci

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 6. NUTRISI DAN MEDIA Kebutuhan dan syarat untuk pertumbuhan, ada 2 macam: fisik suhu, ph, dan tekanan osmosis. kimia

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI INTESTINAL SECARA IN VITRO

ABSTRAK PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI INTESTINAL SECARA IN VITRO ABSTRAK PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI INTESTINAL SECARA IN VITRO Mikael Aditya, 2012, Pembimbing I : Fanny Rahardja, dr., M.Si Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Gangguan

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan 376 Artikel Penelitian Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan Fathoni Afif 1, Erly 2, Endrinaldi 3 Abstrak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces. 43 Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian Limbah Udang Pengecilan Ukuran Sterilisasi suhu 121 c, tekanan 1 atm Dianalisis kadar air dan bahan keringnya Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus

Lebih terperinci

Pengolahan dengan Suhu Tinggi

Pengolahan dengan Suhu Tinggi Program Studi Teknologi Pangan Internationally Recognized Undergraduate Program by IFT & IUFoST FTP 200 Pengantar Teknologi Pertanian Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut

Lebih terperinci

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 ) STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 ) Rima Ramadayani 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI Diana Rochintaniawati Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari keberadaan mikroorganisme. Lingkungan di mana manusia hidup terdiri dari banyak jenis dan spesies mikroorganisme. Mikroorganisme

Lebih terperinci

Perancangan dan Uji Kinerja Pasteurizer Tahu ABSTRAK

Perancangan dan Uji Kinerja Pasteurizer Tahu ABSTRAK Perancangan dan Uji Kinerja Pasteurizer Tahu Herni Purwantari, Aan Sofyan, Tsania Nur Habiba, Saiful Rochdyanto, Devi Yuni Susanti, Endang S. Rahayu* Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertaian, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI) STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI) Elok Zubaidah *, Joni Kusnadi *, dan Pendik Setiawan ** Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TIJAUA PUSTAKA A. Kanker dan Kanker Payudara Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya abnormalitas regulasi pertumbuhan sel dan meyebabkan sel dapat berinvasi ke jaringan serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat 3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat Alat-alat gelas yang dibutuhkan: Cawan petri untuk wadah media padat dan tempat membiakkan organisme Gelas erlenmeyer untuk wadah membuat media sekaligus tempat membiakkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang 55 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Pengujian Kualitas Air Tanah 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel penelitian air tanah terletak di Desa Tumbang Tahai Kecamatan

Lebih terperinci

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung (TOTAL PLATE COUNT OF BACTERIA IN BROILER SOLD IN RETAIL MARKETS IN DENPASAR AND BADUNG REGENCY ) Magfirah Syahruddin,

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually

Lebih terperinci

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan 4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA 60Co PADA BUI JAGUNG TERHADAP KADAR PROTEIN DAN PRODUKSI BUI. Widyantoro*, Ristianto Utomo**, M. Kama1**, dan Gunawan

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA 60Co PADA BUI JAGUNG TERHADAP KADAR PROTEIN DAN PRODUKSI BUI. Widyantoro*, Ristianto Utomo**, M. Kama1**, dan Gunawan PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA 60Co PADA BUI JAGUNG TERHADAP KADAR PROTEIN DAN PRODUKSI BUI Widyantoro*, Ristianto Utomo**, M. Kama1**, dan Gunawan A~TRAK-A~TRACT PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA 60Co PADA

Lebih terperinci

Y ij = µ + B i + ε ij

Y ij = µ + B i + ε ij METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium

Lebih terperinci

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung Maya Sofa, Widura Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Abstrak Air minum dalam kemasan

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme. Marlia Singgih Wibowo

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme. Marlia Singgih Wibowo Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Marlia Singgih Wibowo Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Faktor Intrinsik : ph, moisture content, Potensial oksidasi-reduksi,

Lebih terperinci

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 2 Merupakan proses thermal yang menggunakan suhu Blansing: perlakuan pendahuluan pada buah dan sayuran Pasteurisasi dan sterilisasi merupakan proses pengawetan pangan 3 Blansing air panas Blansing uap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Campylobacter jejuni

TINJAUAN PUSTAKA Campylobacter jejuni 5 TINJAUAN PUSTAKA Campylobacter jejuni Taksonomi dan nomenklatur dari genus Campylobacter diperbaharui pada tahun 1991. Genus Campylobacter memiliki 16 spesies dan 6 subspesies (Ray & Bhunia 2008). Campylobacter

Lebih terperinci

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BEBAS BAHAYA Mengapa Keamanan Pangan Penting? Melindungi

Lebih terperinci

Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri

Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri A. Pertumbuhan Sel Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAGING SAPI YANG DIRADIASI GAMMA

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAGING SAPI YANG DIRADIASI GAMMA PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KANDUNGAN PRTEIN DAGING SAPI YANG DIRADIASI GAMMA Anggra Kumala P, Unggul P. Juswono, Chomsin S. Widodo Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Brawijaya Email: anggrakumala@gmail.com

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : susu kemasan tertentu, bakteri coliform, tes reduktase

ABSTRAK. Kata kunci : susu kemasan tertentu, bakteri coliform, tes reduktase ABSTRAK Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan Tertentu yang Dijual di Toko Tertentu, Ditinjau dari Keberadaaan Bakteri Coliform dan Tes Reduktase Oleh : Ivana Dewi Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S. Si,

Lebih terperinci

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan PENGAWETAN MAKANAN DENGAN SUHU TINGGI DAN SUHU RENDAH Pengertian Pengawetan makanan salah satu cara pengolahan pangan yg sering dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan pangan & menjaga kualitasnya. Cara

Lebih terperinci

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam (Detection of Salmonella sp in Beef and Chicken Meats) Iif Syarifah 1, Novarieta E 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jl. Raya Padjadjaran

Lebih terperinci

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA Definisi fisiologi mikrobia dan kompetensi Apakah arti fisiologi mikrobia? Definisi Fisiologi menurut the Concise Oxford Dictionary, adalah ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S.aureus merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga merupakan flora

Lebih terperinci

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan studi eksperimen B. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium

Lebih terperinci

PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL

PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL Nisfiatul Laili, Respatiwulan, dan Sutrima Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Proses percabangan merupakan suatu rantai Markov, dimana setiap individu menghasilkan

Lebih terperinci

Pengaruh Iradiasi terhadap Daya Hidup Bakteri Kontaminan dalam Makanan

Pengaruh Iradiasi terhadap Daya Hidup Bakteri Kontaminan dalam Makanan JITV Vol. 14 No.1: 58-65, Th. 29: 58-65 Pengaruh Iradiasi terhadap Daya Hidup Bakteri Kontaminan dalam Makanan LILY NATALIA 1, A. PRIADI 1 dan Z. IRAWATI 2 1 Balai Besar Penelitian Veteriner Jl. R.E. Martadinata

Lebih terperinci