BAB 6 TEHNIK PRESENTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 TEHNIK PRESENTASI"

Transkripsi

1 BAB 6 TEHNIK PRESENTASI Presentasi merupakan teknik komunikasi antara perusahaan yang menampilkan company profilenya dengan pihak lain. Pihak-pihak tersebut antara lain konsumen, pihak investor, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan presentasi agar presentasi dapat berjalan lancar dan tujuan dari presentasi tercapai adalah : 6.1 Pengetahuan Materi Materi presentasi berbeda dengan materi company profile secara print ad dikarenakan keterbatasan presentasi dalam segi waktu sehingga tidak keseluruhan materi print ad company profile dapat ditampilkan. Pemilihan sebagian atau beberapa materi print ad company profile yang akan ditampilkan dalam presentasi ditentukan oleh : Sasaran Presentasi Sasaran atau tujuan presentasi bergantung kepada target audience presentasi. Materi-materi presentasi yang disesuaikan dengan target audience adalah sebagai berikut : Konsumen Materi yang paling diutamakan dalam presentasi dengan target audience konsumen adalah materi mengenai pemahaman produk serta keuntungan dari produk (product value). Namun bukan berarti company value tidak disampaikan tetapi hanya inti-intinya saja yang perlu disampaikan. Pihak Investor atau Perbankan Materi yang paling ditekankan dalam presentasi dengan target audience investor atau perbankan adalah materi dari aporan keuangan perusahaan (company value). Materi-materi company

2 value selain laporan keuangan hanyalah sebagai pengantar atau pelengkap saja. Sedangkan materi product value cenderung tidak disampaikan secara lengkap. Pihak-Pihak Lain Materi-materi yang ditekankan bergantung kepada pihak-pihak lain umumnya berisi inti-inti dari company profile. Detail dari company value dan company value bergantung kepada tujuan perusahaan mempresentasikan company profile kepada target audience apakah ingin menekankan kepada produk atau kepada perusahaan FrameWork / Kerangka Presentasi Kerangka presentasi adalah susunan materi yang akan disampaikan dalam presentasi. Secara umum kerangka presentasi adalah : 1. Pendahuluan Pada sesi pendahuluan/pengantar, presenter memperkenalkan dirinya serta perusahaan serta tujuan presentasi dilakukan. 2. Company Value Pada sesi ini materi yang disampaikan adalah materi yang menyangkut nilai-nilai perusahaan (Company Value) 3. Product Value Pada sesi ini materi yang disampaikan adalah materi yang menyangkut nilai produk (Product Value) 4. Penutup Pada sesi ini hal yang umum dilakukan adalah adanya sesi tanya jawab mengenai materi presentasi yang telah disampaikan kemudian diakhiri dengan penutupan presentasi oleh presenter. Setelah hal tersebut dilakukan pihak perusahaan dan target audience membuat perjanjian mengenai tindaklanjut presentasi.

3 Pelaksanaan presentasi yang baik dan lancar sehingga dapat memenuhi tujuan dari presentasi mustahil dapat terjadi apabila tiga hal dibawah ini tidak dilakukan atau tersedia yaitu : Media pembantu presentasi Media pembantu presentasi yang biasa dipakai adalah print out company profile namun dengan berkembangnya teknologi komputerisasi makaseperti personal computer/notebook, infocus, projector dll. Media pembantu presentasi sangatlah penting bagi presenter maupun target audience agar proses komunikasi dapat berjalan baik dan berjalan lancar dengan mengurangi noise atau gangguan yang dapat timbul. Data pendengar Presenter yang baik adalah presenter yang mengetahui data pendengar/target audience sebelum dia mempresentasikan materinya. Dengan mengetahui data pendengar, presenter dapat menyesuaikan materi sebelum materi presentasi dibuat ataupun pembawaan presentasi saat presentasi dilakukan sesuai dengan data pendengar. Kenali pendengar Setelah mengetahui data pendengar maka kenali pendengar/target audience secara umum mengenai perilaku dan tingkat pemahaman materi dari pendengar. Setelah mengetahui perilaku umum dan sampai dimana tingkat pemahaman materi pendengar maka presenter dapat menempatkan dirinya menyesuaikan dengan pendengar sehingga suasana/atmosfir presentasi menjadi nyaman bagi kedua belah pihak. 6.2 Percaya Diri Sikap percaya diri dari seorang presenter dapat timbul apabila ditunjang oleh dua hal penting yaitu Penampilan Fisik Presenter sangatlah perlu memperhatikan hal ini namun penampilan fisik disini bukanlah penampilan tubuh ataupun wajah dari presenter walaupun terkadang hal tersebut juga menunjang presentasi khususnya

4 bagi perusahaan atau produk dengan image tertentu. Penampilan fisik yang dimaksudkan adalah penampilan secara berpakaian atau bertata busana yang baik ataupun serasi baik dari sisi kombinasi warna, kebersihan, kerapihan serta keindahan busana. Tata busana yang baik tidaklah harus berharga mahal tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengkombinasikan pakaian dengan baik walaupun tidak mahal. Body Language Merupakan bahasa tubuh presenter saat melakukan presentasi dihadapan target audience. Body language merupakan kombinasi dari faktor-faktor dibawah ini : 1. Cara Memasuki Ruangan Hal ini adalah terpenting karena membentuk first impression target audience. Langkah-langkah terbaik dalam memasuki ruangan adalah sebagai berikut : Mengetuk pintu apabila pintu ruangan presentasi tertutup/agak tertutup. Mengucapkan salam berdasarkan waktu presentasi ataupun salam khusus untuk agama tertentu apabila diketahui agama target audience. Memperkenalkan diri dan siap melakukan presentasi, 2. Sikap Berdiri Sikap berdiri yang baik bagi seorang presenter adalah berdiri tegak secara normal tidak perlu membusungkan dada namun tidak perlu membungkukan badan berlebihan. Hal tersebut bertujuan membentuk image bagi target audience bahwa presenter tegas dan berwibawa sehingga tidak meremehkan terlebih dahulu. 3. Gesture Gesture merupakan bentuk tubuh secara keseluruhan yang bertujuan membentuk image seperti posisi sikap berdiri. Kelemahan dalam hal fisik bukanlah nilai buruk karena mungkin dapat diterima oleh target audience. Namun yang terpenting bagaimana menutupi kelemahan

5 tersebut dengan bentuk/gerakan tubuh lainnya yang serasi dan enak dilihat oleh target audience. 4. Mannerisme Mannerisme merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh presenter. Hal yang perlu dihindari adalah kebiasaan jelek/tidak baik yang dimiliki oleh presenter agar tidak dilakukannya saat melakukan presentasi. Dampak negatif dapat terjadi bila target audience melihat kebiasaan jelek tersebut dan tidak menerimanya sehingga menimbulkan image tidak baik bagi presenter maupun materi presentasi yang dibawakan presenter. 5. Nada dan Gaya Bicara Nada dan gaya bicara yang terbaik bagi seorang presenter tidaklah harus keras tapi juga tidak perlu terlalu lembut namun haruslah nada berbicara secara tegas dan berwibawa dengan ritme/intonasi yang disesuaikan dengan kalimat-kalimat dalam materi presentasi serta situasi saat presentasi yang tercermin dari perilaku target audience. 6. Perhatian Perhatian seorang presenter terhadap kondisi perlu dilakukan agar target audience merasa diperhatikan sehingga target audience simpati terhadap presenter dan akhirnya timbul ketertarikan terhadap materi presentasi. 7. Bersikap Anggun Bersikap anggun merupakan cerminan dari semua perilaku presenter diatas yang berhasil dilakukan dengan baik. Sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan dari presentasi 6.3 Sikap Antusias Terhadap Situasi dan Target Audience Seorang presenter yang baik atau dalam arti selalu sukses diterima target audience dalam menyampaikan materi presentasi haruslah memiliki sikap antusias terhadap target audience serta situasi yang terjadi saat presentasi. Sikap antusias ini terbentuk dari seberapa cepat tanggap atau respon dari

6 presenter terhadap perubahan perilaku target audience atau tanggapan target audience atas materi presentasi yang disampaikan. Perubahan perilaku atau tanggapan target audience terhadap materi presentasi ataupun presenter dapat berlaku dua arah berlawanan yaitu negatif dan positif. Perubahan negatif merupakan perubahan yang cenderung menimbulkan penolakan terhadap materi presentasi dan presenter sedangkan perubahan positif cenderung menimbulkan penerimaan yang baik terhadap materi presentasi dan presenter. Sikap antusias terhadap perubahan negative dilakukan dengan menghilangkan kejenuhan yang mungkin timbul dengan membuat situasi rileks melalui bentuk cerita-cerita lucu yang berhubungan dengan materi presentasi ataupun perubahan intonasi gaya bicara yang agak ekstrem dibandingkan sebelumnya. Sikap antusias terhadap perubahan positif dilakukan dengan meningkatkan intensitas keterlibatan presenter dengan target audience melalui pendekatan personal berupa pertanyaan-pertanyaan atau perkataanperkataan positif yang dilontarkan presenter kepada target audience agar target audience semakin merasa dekat dengan presenter dan materi presentasi sehingga akhirnya lebih cepat tercapai kesepakatan diantaranya.

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Tinjauan umum kebijakan dan pengarahan etika, memandu hubungan kerja di antara kita, dan hubungan bisnis dengan Pemangku Kepentingan. Edisi 2 10 Februari 2011 Daftar Isi 2 Sambutan Komisaris Utama 4 Sambutan

Lebih terperinci

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN Masrinawatie AS Pendahuluan P endapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan

Lebih terperinci

Berpusat beragam serta bagaimana membuat anak bermakna untuk semua. Pada Anak. Perangkat 4.1 Memahami Proses Pembelajaran dan Peserta Didik 1

Berpusat beragam serta bagaimana membuat anak bermakna untuk semua. Pada Anak. Perangkat 4.1 Memahami Proses Pembelajaran dan Peserta Didik 1 Panduan Buku ini membantu Anda memahami bagaimana konsep belajar berubah ke kelas yang berpusat pada anak. Buku ini memberikan ide-ide bagaimana menangani anak di kelas Anda dengan latar belakang dan kemampuan

Lebih terperinci

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan DRAFT KEEMPAT JANUARI 2003 Subdit Peran Masyarakat Direktorat Penataan Ruang Nasional Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Semua gagasan besar manajemen hanya akan terhenti di dibelakang meja saja, apabila para pemimpin tidak memiliki kemampuan penyampaian pesan melalui komunikasi. Rencana seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung pada

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT 2011 0 Daftar Isi Bab I. 2 PENDAHULUAN 2 Latar Belakang 2 Landasan Penyusunan Code of Conduct... 3 Visi dan Misi Perusahaan... 3 Tata Nilai Perusahaan... 3 Maksud,

Lebih terperinci

PRESENTASI MEMUKAU BAGAIMANA MENCIPTAKAN PRESENTASI LUAR BIASA MUHAMMAD NOER. Herry Mardian (ed.)

PRESENTASI MEMUKAU BAGAIMANA MENCIPTAKAN PRESENTASI LUAR BIASA MUHAMMAD NOER. Herry Mardian (ed.) PRESENTASI MEMUKAU BAGAIMANA MENCIPTAKAN PRESENTASI LUAR BIASA MUHAMMAD NOER Herry Mardian (ed.) PRESENTASI MEMUKAU: Bagaimana Menciptakan Presentasi Luar Biasa Muhammad Noer www.presentasi.net Penulis:

Lebih terperinci

POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT. Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014

POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT. Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014 POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1 Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Tugas penting bagian HUMAS adalah mampu menjembatani hubungan antara karyawan

Lebih terperinci

Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia

Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia ditulis oleh: Ira Febriana Banda Aceh, Desember 2006 International Labour Office Hak cipta Kantor Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia International Labour Organization Jakarta Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Kerjasama dan Usaha yang Sukses Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja Modul EMPAT SC RE Kesinambungan Daya Saing dan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Manajemen Usaha Kecil - MODUL 3

Manajemen Usaha Kecil - MODUL 3 i MANAJEMEN USAHA KECIL Modul 3 Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausahawan i DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi 1. Prinsip- prinsip Kerangka Kerja Hukum dan Gambaran Umum Hak akan informasi dikenal sebagai hak asasi manusia yang mendasar, baik di dalam hukum internasional

Lebih terperinci

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut:

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut: I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keinginan konsumen agar usahanya terus berjalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keinginan konsumen agar usahanya terus berjalan. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta mendapatkan

Lebih terperinci

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut:

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar Akuntansi a. Pengertian Hasil Belajar Akuntansi Belajar merupakan suatu kebutuhan mutlak setiap manusia. Tanpa belajar manusia tidak dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Hakikat Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Pengajaran langsung telah digunakan oleh beberapa peneliti

Lebih terperinci

Fungsi dan Peranan Iklan pada televisi

Fungsi dan Peranan Iklan pada televisi Fungsi dan Peranan Iklan pada televisi Definisi Iklan Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa,

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN VI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Bukan hanya laba. Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial

Bukan hanya laba. Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial Bukan hanya laba Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial Penulis Godwin Limberg Ramses Iwan Moira Moeliono Yayan Indriatmoko Agus Mulyana Nugroho Adi Utomo Bukan hanya

Lebih terperinci

Daftar Isi. Catatan Kasus Persamaan Kesempatan 1

Daftar Isi. Catatan Kasus Persamaan Kesempatan 1 Daftar Isi 3 Pendahuluan 5 Mengajukan Pengaduan ke EOC (Diagram) 6 Kasus yang Didamaikan 6 Menyelesaikan Masalah Aturan Cara Berpakaian (Diskriminasi Jenis Kelamin) 9 Hamil Bukanlah Sebuah Kejahatan (Diskriminasi

Lebih terperinci

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik'

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Panduan praktis berorientasi industri untuk menghilangkan kayu yang tidak sah dan yang tidak diinginkan lainnya dari

Lebih terperinci

UNESCO Bangkok 2006 ISBN 92-9223-095-6

UNESCO Bangkok 2006 ISBN 92-9223-095-6 Versi Bahasa Inggris: Judul: Embracing Diversity: Toolkit for Creating Inclusive, Learning-Friendly Environments Specialized Booklet 2 - Practical Tips for Teaching Large Classes: A Teachers Guide UNESCO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut Lee dan Johnson yang dialih

Lebih terperinci