SENI BERTANYA DALAM MENGAJAR Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SENI BERTANYA DALAM MENGAJAR Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak"

Transkripsi

1 SENI BERTANYA DALAM MENGAJAR Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI Abstrak Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat. Keterampilan dan kelancaran bertanya seorang widyaiswara senantiasa perlu dilatih dan dikembangkan, baik dari sisi pertanyaannya maupun dari cara bertanya. Secara umum pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) membe rikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar. Pertanyaan menurut maksudnya antara lain : pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan menggali (probing question). Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom antara lain : pertanyaan pengetahuan ( recoll question atau knowledge question), pertanyaan pemahaman (comprehension question), pertanyaan penerapan (aplication question), pertanyaan analisis ( analysis question), pertanyaan sintesis ( synthesis question), pertanyaan evaluasi (evaluation question). Seorang widyaiswara hendaknya menunjukkan sikap baik pada saat bertanya ataupun saat menjawab pertanyaan. Sikap dan gaya termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menunjukkan ada atau tidaknya kehangatan dan keantusiasan seorang widyaiswara dalam mengajar. Kata Kunci: Seni Bertanya dalam Proses Pembelajaran A. Pendahuluan Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat, antara lain : (i) meningkatnya partisipasi peserta diklat dalam proses pembelajaran, (ii) tumbuhnya minat dan rasa ingin tahu peserta diklat terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan atau yang sedang dihadapinya, (iii) pengembangan pola pikir dan cara belajar aktif dari peserta diklat, karena pada dasarnya dengan berpikir itu maka akan muncul pertanyaan, (iv) menuntun proses berpikir peserta diklat, karena dengan pertanyaan

2 yang baik akan mengarahkan munculnya jawaban yang baik pula, (v) memusatkan perhatian peserta diklat terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Keterampilan dan kelancaran bertanya seorang widyaiswara senantiasa perlu dilatih dan dikembangkan, baik dari sisi pertanyaannya maupun dari cara bertanya. Secara umum pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) memberikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar. B. Jenis Jenis Pertanyaan 1. Pertanyaan menurut maksudnya a. Pertanyaan permintaan ( Compliance Question), pertanyaan yang mengharapkan agar peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Bisakah bapak/ibu sekalian tenang sebentar? Ada teman kita yang ingin menyampaikan pendapatnya. b. Pertanyaan retoris ( Rhetorical Question), pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan dijawab sendiri oleh widyaiswara, ini merupakan salah satu teknik penyampaian informasi. Contoh: mengapa kita harus menyampaikan pendapat dengan baik dan sopan, karena dengan menyampaikan pendapat secara baik dan sopan akan. c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (Prompting Question), pertanyaan yang diajukan untuk memberikan arahan kepada peserta didik dalam proses berpikirnya. Hal ini biasanya dilakukan apabila ada bagian tertentu dalam pembahasan yang dianggap penting, atau suatu cara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan tambahan untuk dapat menjawab pertanyaan utamanya. d. Pertanyaan menggali ( Probing Question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawabannya sendiri pertanyaan pertama, peserta didik didorong untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban sebelumnya. 2. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

3 a. Pertanyaan pengetahuan ( Recoll Question atau Knowledge Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat hafalan atau mengingat ulang apa yang telah disampaikan. Contoh : Sebutkan ciri-ciri komunikasi yang efektif! b. Pertanyaan pemahaman ( Comprehension Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Contoh : Jelaskan apa yang maksud dengan pelayanan prima! c. Pertanyaan penerapan ( Aplication Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan materi atau informasi yang telah diterima. Contoh : Berdasarkan kriteria tertentu coba anda rumuskan suatu organisasi pelayanan publik yang efektif! d. Pertanyaan analisis (Analysis Question), pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara mengidentifikasi, mencari bukti dan membuat kesimpulan. Contoh : Berdasarkan proses yang telah kita bahas tadi, kesimpulan apa yang dapat anda berikan? e. Pertanyaan sintesis ( Synthesis Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban benar, tidak hanya satu jawaban, yang akan menuntut peserta didik untuk dapat membuat prediksi, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Contoh : Apa yang akan anda lakukan apabila responden menolak memberikan informasi? f. Pertanyaan evaluasi (Evaluation Question), pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapat terhadap permasalahan yang ada. Contoh : Bagaimana pendapat anda tentang adanya Reformasi Birokrasi? Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, seorang widyaiswara hendaknya menunjukkan sikap baik pada saat bertanya ataupun saat menjawab pertanyaan. Sikap dan gaya termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menunjukkan ada atau tidaknya kehangatan dan keantusiasan seorang widyaiswara dalam mengajar. C. Kesimpulan Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran yang penting, sebab pertanyaan yang tertata rapi dengan baik dan dengan teknik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif pada peserta diklat. Pertanyaan yang baik dapat memiliki beberapa kriteria, antara lain : (i) jelas dan mudah dimengerti, (ii) mengandung informasi yang cukup untuk menjawabnya, (iii) terfokus pada satu

4 masalah tertentu, (iv) memberikan waktu yang cukup pada peserta didik untuk berpikir sebelum menjawab, (v) memberikan pertanyaan pada seluruh peserta secara merata, (vi) memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga peserta didik akan memiliki keberanian untuk menjawab ataupun balik bertanya, (vi) menuntun jawaban peserta didik sehingga pada akhirnya dapat menemukan jawaban sendiri dengan baik dan benar. Pertanyaan menurut maksudnya antara lain : pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris ( rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan menggali (probing question). Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom antara lain : pertanyaan pengetahuan ( recoll question atau knowledge question), pertanyaan pemahaman ( comprehension question), pertanyaan penerapan ( aplication question), pertanyaan analisis ( analysis question), pertanyaan sintesis ( synthesis question), pertanyaan evaluasi (evaluation question).

5 Daftar Pustaka Harold P Adams & Frank Graves Dickey. Basic Principles of Student Teaching New York, American Book Co. Peraturan Kepala LAN No. 3 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Suryadi A. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bina Cipta. Bandung. 1983

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode tanya-jawab seringkali dikaitkan dengan kegiatan diskusi, seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab, meskipun

Lebih terperinci

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo aldo Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN Endang Poerwanti Pendahuluan K ompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII Oleh Adi Wijaya, S.Pd, MA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA

Lebih terperinci

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN Masrinawatie AS Pendahuluan P endapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung pada

Lebih terperinci

Kontributor Naskah : Purnomosidi, Irene Maria J. Astuti, Marina Novianti, Taufina, dan Faisal.

Kontributor Naskah : Purnomosidi, Irene Maria J. Astuti, Marina Novianti, Taufina, dan Faisal. Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan dari setiap belajar mengajar adalah untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

Tugasku Sehari-hari. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 3. Buku Guru SD/MI Kelas II. Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013

Tugasku Sehari-hari. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 3. Buku Guru SD/MI Kelas II. Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014 K U R IKU L M U 2013 Tema 3 Tugasku Sehari-hari Tugasku Sehari-hari Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas II Hak Cipta

Lebih terperinci

Metode Pembelajaran. Tulisna, ST. TOT : Teknik Mengajar, BAPETEN 10 14 Februari 2014. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Metode Pembelajaran. Tulisna, ST. TOT : Teknik Mengajar, BAPETEN 10 14 Februari 2014. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Metode Pembelajaran Tulisna, ST. TOT : Teknik Mengajar, BAPETEN 10 14 Februari 2014 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional RIWAYAT BIODATA HIDUP Nama : Tulisna Pendidikan : Teknik

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang STANDAR Proses UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara

Lebih terperinci

Hidup Rukun. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 1. Buku Guru SD/MI Kelas II

Hidup Rukun. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 1. Buku Guru SD/MI Kelas II Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014 K U R IKU L M U 2013 Tema 1 Hidup Rukun Buku Temati k Terpadu Kuri kulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas II Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 5. Metode pengajaran Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar 6.

Bab 1. Pendahuluan. 5. Metode pengajaran Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar 6. Bab 1 Pendahuluan U paya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Guru tidak cukup hanya

Lebih terperinci

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN Oleh Drs. Samsul Hidayat, M.Ed (WI Madya BKD & Diklat Provinsi NTB) ABSTRAKSI Seorang pengajar/guru/ Widyaiswara dalam merencanakan pembelajaran dituntut

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG

STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG PAKET 6 STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG Pendahuluan Paket 6 ini membahas pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dengan fokus bahasan pada strategi pembelajaran langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Alat Peraga 1. Pengertian alat peraga (media) Alat peraga bisa dikatakan sebagai media, media berasal dari bahasa Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

ASESMEN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD KELAS AWAL

ASESMEN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD KELAS AWAL ASESMEN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD KELAS AWAL I. Pendahuluan Sesuai dengan aturan Standar Proses Pendidikan Nasional (Permen No. 41 tahun 2007), tugas utama guru professional adalah melakukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Berpusat beragam serta bagaimana membuat anak bermakna untuk semua. Pada Anak. Perangkat 4.1 Memahami Proses Pembelajaran dan Peserta Didik 1

Berpusat beragam serta bagaimana membuat anak bermakna untuk semua. Pada Anak. Perangkat 4.1 Memahami Proses Pembelajaran dan Peserta Didik 1 Panduan Buku ini membantu Anda memahami bagaimana konsep belajar berubah ke kelas yang berpusat pada anak. Buku ini memberikan ide-ide bagaimana menangani anak di kelas Anda dengan latar belakang dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Proses pendidikan seumur hidup itu lebih dikenal dengan istilah long life

BAB I PENDAHULUAN. ini. Proses pendidikan seumur hidup itu lebih dikenal dengan istilah long life 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Proses pendidikan

Lebih terperinci

Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika Penulis Dra. Sri Wardhani Penilai Dra. Th Widyantini, M.Si. Editor Titik Sutanti, S.Pd.Si. Ilustrator

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA TINGKAT SD BERBASIS FLASH DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA TINGKAT SD BERBASIS FLASH DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA TINGKAT SD BERBASIS FLASH DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION Mardi Iwan Gunawan Saragih (0911363) Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

1. Penelitian Tindakan Kelas untuk Inovasi Pembelajaran

1. Penelitian Tindakan Kelas untuk Inovasi Pembelajaran 1. Penelitian Tindakan Kelas untuk Inovasi Pembelajaran Tidak seorangpun pendidik yang berusaha untuk mempertahankan metode ceramah sebagai metode yang harus digunakannya dalam setiap pembelajaran yang

Lebih terperinci

UNESCO Bangkok 2006 ISBN 92-9223-095-6

UNESCO Bangkok 2006 ISBN 92-9223-095-6 Versi Bahasa Inggris: Judul: Embracing Diversity: Toolkit for Creating Inclusive, Learning-Friendly Environments Specialized Booklet 2 - Practical Tips for Teaching Large Classes: A Teachers Guide UNESCO

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan) PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1069

SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1069 i SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN 8 DAUH PURI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan kritik terhadap penelitian yang sudah ada, sekaligus sebagai bahan perbandingan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.:

NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.: SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI IMPLEMENTASI CTL DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 KESIMAN TAHUN

Lebih terperinci

KOTA TEGAL. Skripsi. oleh

KOTA TEGAL. Skripsi. oleh PENINGKATAN PEMBELAJARAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL TARI BAMBU PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 5 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci