HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) SKRIPSI"

Transkripsi

1 HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) Oleh: MUHAMMAD NOOR KHOLIS NIM JURUSAN SYARI AH PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 i

2 ii

3 SKRIPSI HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) DISUSUN OLEH MUHAMMAD NOOR KHOLIS NIM: Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syari ah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 13 Maret 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. Machfud, M.Ag Sekretaris Penguji : Evi Ariyani, M.H Penguji I : Moh. Khusen, M.Ag. MA Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag Penguji III : Drs. Badwan, M.Ag. iii

4 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) Fax Kode Pos Salatiga http// Drs. Badwan, M.Ag Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Muhammad Noor Kholis Assalamu alaikum Wr.Wb Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama NIM : Jurusan Program studi Judul : Muhammad Noor Kholis : Syari ah : Ahwal Al-Syakhsiyyah : HAK AYAH ANGKAT DALAM MENGELOLA HARTA WARIS ANAK ANGKAT (StudiPutusanPengadilan Agama SalatigaNomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL). Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Salatiga, 11 Februari 2012 Pembimbing, Drs. Badwan, M.Ag NIP iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Noor Kholis NIM : Jurusan : Syari ah Program Studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 28 Februari 2012 Yang Menyatakan Muhammad Noor Kholis NIM : v

6 MOTTO Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang yang beriman (Thaha 3:139) Sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan Dan sesungguhnya dalam kemudahan itu ada kesulitan Maka apabila kamu selesai dari suatu urusan Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lainnya Dan hanya kepada Tuhan kamu dapat berharap Kebahagiaan di dunia sifatnya hanya sementara, maka kejarlah kebahagiaan akhirat untuk mencapai kebahagiaan yang abadi Kekayaan, gelar dan jabatan hanya titipan semata, gunakanlah semuanya itu untuk kebaikan dalam hidup (N.N) vi

7 PERSEMBAHAN Sekripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT Papa-mamaku (Harudji dan Siti Solihah) Kakak-kakakku (MbakNur, Mas Nurul, Mas Den,) dan Tunanganku ( Ana Maliya) yang selalu mendampingi ku... vii

8 ABSTRAK Kholis, Muhammad, Noor Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat (StudiPutusanPengadilan Agama SalatigaNomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL). Skripsi. Jurusan Syari ah. Program Studi Ahwal Al-Syakhsyiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Badwan, M.Ag. Kata kunci: Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hak orang tua angkat dalam mengelola harta waris anak angkat atau lebih dikenal dengan perwalian. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah konsep pengangkatan anak menurut hukum positif dan hukum Islam?, (2) Bagaimana hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat menurut hukum positif dan hukum Islam?, dan (3) Bagaimana penetapan hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat oleh hakim di Pengadilan Agama Salatiga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan pusataka yurisprudensi. Temuan dalam penetian ini adalah seoarang ayah angkat untuk mendapatkan hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat harus memerlukan penetapan perwalian terlebih dahulu, meskipun menurut pengertian pengangkatan anak dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 hal itu tidak perlu dilakukan, dikarenakan perwalian akan secara otomatis berpindah kepada ayah angkat setelah adanya penetapan pengangkatan anak dari pengadilan. Berdasarkan pencarian fakta di pengadilan penulis mendapatkan hasil bahwa dibutuhkanya penetapan perwalian terlebih dahulu oleh ayah angkat dikarenakan adanya perbedaan makna antara orang tua dan wali dalam undangundang, dan dengan adanya penetapan dari pengadilan akan menghilangkan perbedaan tersebut. viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan karunia-nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : HAK AYAH ANGKAT DALAM MENGELOLA HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor:: 010/Pdt.P/2011/PA SAL ).Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikanprogram studi ahwal al syahsyiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatigaskripsi ini disadari oleh Penulis masih jauh dari harapan dan masih banyakkekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang menbangun daripembaca. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepadapihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam penulisan skripsi ini, antara lain : 1. Bapak Drs. Imam Sutomo M.Ag Selaku rektor Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga 2. Bapak Ilyya Muhsin M.Si, selaku Ketua Program Studi Ahwal Al Syahsyiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga 3. Drs. Badwan M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh anggota Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi ix

10 Ahwal Al Syahsyiyah Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 5. Seluruh staf Program studi yangtelah membantu Penulis dalam menyelesaikan administrasi-administrasi selamaperkuliahan. 6. Papa-mamaku (Harudji dan Siti Solihah) Kakak-kakakku beserta keluarga (Mbak Nur, Mas Nurul, Mas Den,) dan ponakan ponakan kecilku serta Tunanganku ( Ana Maliya) yang selalu mendampingi aku. 7. Semua Dosen-dosen Syari ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 8. Semua teman-teman angkatan 2007 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu serta Nafis angkatan 2006 yang selalu membantuku. Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi parapembaca. Salatiga, 2012 Penulis Muhammad Noor kholis x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN BERLOGO... NOTA PEMBIMBING PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI..... DAFTAR LAMPIRAN. i ii iii iv v vi vii viii ix xi xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. L atar Belakang... 1 B. R umusan Masalah... 4 C. T ujuan Penelitian... 4 D. K egunaan Penelitian... 5 E. T elaah Pustaka... 5 xi

12 F. M etode Penelitian... 6 G. P enegasan Istilah... 9 H. S istematika Penulisan BAB II PENGANGKATAN ANAK DAN HAK AYAH ANGKAT MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM A. Pengangkatan Anak Menurut Hukum Positif P engertian P rinsip Pengangkatan Anak B entuk-bentuk Pengangkatan Anak S yarat-syarat Pengangkatan Anak P engangkatan Anak Dalam Rangka Perlindungan Anak xii

13 6. H ak dan Kewajiban Ayah Angkat Terhadap Anak Angkat P erwalian terhadap anak angkat B. Pengangkatan Anak Menurut Hukum Islam P engertian Pengangkatan Anak S ejarah Pengangkatan Anak H ukum Pengangkatan Anak dalam Islam A kibat Hukum Pengangkatan Anak yang Dilarang H ak Ayah Angkat Terhadap Anak Angkat BAB III PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MENETAPKAN PERKARA HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT xiii

14 A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Salatiga B. Proses Pengajuan Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat C. Deskripsi Putusan Hakim Dalam Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat D. Dasar Petimbangan Hakim dalam Menetapkan Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat BAB IV PEMBAHASAN PENETAPAN PENGADILAN AGAMA SALATIGA PERKARA HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT A. Analisis Terhadap Pertimbangan Hakim yang Dipakai dalam Menetapkan Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat B. Analisis Terhadap Pertimbangan Hakim Yang Dipakai Dalam Penetapan Perkara Hak xiv

15 Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 68 LAMPIRAN xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II : Peta Wilayah Pengadilan Agama Salatiga : Alur Proses Pengajuan Permohonan Di Pengadilan Agama Salatiga Lampiran III : Lembar SKK Lampiran IV : Putusan Pengangkatan Anak nomor 010 /Pdt.P/2011/PA SAL Lampiran V : Undang-Undang No: 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial, oleh karena itu manusia tidak dapat hidup sendiri. Karena telah menjadi sunnnatullah bahwa manusi dalam hidupnya harus tolong menolong antara satu dengan lainnya. Selain itu, manusia sebagai mahluk sosial yang tidak lepas dari andil orang lain agar dapat maju dan berkembang. Apalagi seorang anak, pasti memerlukan bantuan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, makan dan lain-lain, maupun untuk mengelola sesuatu yang menjadi milik dari seorang anak, misalnya harta waris. Bagi anak yang tidak mememiliki orang tua pasti tidak dapat mengambil sebuah keputusan sendiri, misalnya seorang anak yang akan melakukan suatu tindakan hukum. Sebab, anak yang masih dibawah umur belum bisa melakukan tindakan hukum sendiri, karena dinilai belum cakap terhadap hukum. Oleh sebab itu, untuk melindungi kepentingan anak yang masih dibawah umur pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam Undang-Undang ini seorang ataupun badan hukum diberi peluang untuk melakukan perlindungan terhadap seorang anak dengan mengajukan perwalian, pengasuhan atau pengangkatan anak yang sekarang lebih dikenal dengan nama adopsi. 1

18 Pengangkatan anak atau adopsi adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat (Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 110 / Huk /2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak Pasal 1 Ayat 2). Di dalam sebuah pengangkatan anak tentunya ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua angkat dan juga anak angkat. Seorang ayah angkat setelah mendapat penetapan dari pengadilan tentang pengangkatan anak berkewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap anak angkatnya. Dalam perlindungan ini orang tua berkewajiban untuk melakukan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 ayat 2. Untuk itu apabila seorang anak tersandung kasus hukum atau akan melakukan perbuatan hukum, maka orang tua dari anak tersebut dapat mewakilinya, dan apabila orang tua anak tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk menjadi wali dari anak melalui penetapan pengadilan (Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 pasal 33 ayat 1 dan2). Sehingga penunjukan atas wali hanya diperutukkan apabila seorang orang tua yang seharusnya mewakili dari 2

19 kapentingan anak tidak dapat melakukannya karena ketidakcakapannya dari orang tua terhadap hukum. Berbeda dengan kasus di Pengadilan Agama Salatiga, yaitu kasus seorang ayah angkat yang sudah memiliki Penetapan Pengangkatan Anak dari Pengadilan Agama, ketika akan mewakili anak angkatnya melakukan perbuatan hukum dalam perkara waris di Pengadilan Agama Salatiga, saat persidangan berlangsung hakim Pengadilan Agama Salatiga masih menanyakan penetapan perwalian dari ayah angkat sehingga hakim menjatuhakan putusan sela dan menyuruh ayah angkat tersebut mengajukan permohonan perwalian terlebih dahulu agar bisa mewakili anak angkatnya untuk melakukan perbuatan hukum di dalam Pengadilan Agama Salatiga. Dalam hal ini penulis menganggap ada sebuah ketidakefektifan hukum dalam perkara tersebut, sebab dalam Undang-Undang Perlindungn Anak pasal 1 ayat 4 telah dijelaskan bahwa yang dimaksud orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. Sehingga orang tua angkat tidak perlu mengajukan permohonan perwalian terhadap anak angkatnya apabila akan mewakili anak angkatnya dalam melakukan perbuatan hukum. Dari permasalahan diatas penulis mengangkat judul HAK AYAH ANGKAT DALAM PENGELOLAAN HARTA WARIS ANAK ANGKAT (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL). 3

20 B. Rumusan Masalah Berawal dari permasalah diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah konsep pengangkatan anak menurut hukum positif dan hukum Islam? 2. Bagaimana hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat menurut hukum positif dan hukum Islam? 3. Bagaimana penetapan hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat oleh hakim di Pengadilan Agama Salatiga? C. Tujuan Penelitian 1. Bagi peneliti Dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut: a. untuk mengetahui konsep pengangkatan anak menurut hukum positif dan hukum Islam. b. untuk mengetahui hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat anak menurut hukum positif dan hukum Islam. c. Untuk mengetahui penetapan hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat oleh hakim di Pengadilan Agama Salatiga. 4

21 2. Bagi STAIN Salatiga a. Sebagai sumbangan ilmu bagi jurusan Syari'ah pada khususnya dan seluruh mahasiswa pada umumnya yang berkaitan dengan konsep hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat. b. Sebagai bahan pustaka bagi adik-adik angkatan Hukum Perdata Islam di STAIN Salatiga. D. Kegunaan Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini sekurangkurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu : 1. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan Hukum Perdata Islam ( Ahwal Al Syahsyiyah ), khususnya yang terkait dengan konsep hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat. 2. Manfaat praktis, dapat memberikan sumbagan ilmu pengetahuan bagi STAIN SALATIGA dan adik adik angkatan. 3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana muda (S-1) dalam bidang hukum perdata islam (Ahwal Al Syahsyiyah) AS STAIN Salatiga. E. Telaah Pustaka Hak Ayah Angkat Dalam Mengelola Harta Waris Anak Angkat (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) 5

22 belum pernah diangkat sebagai sekripsi. Disini peneliti hanya menemukan skripsi dengan tema yang hampis sama yaitu pengangkatan anak. Dalam skripsi bertema pengangkatan anak oleh M. Mahmudi yang berjudul Akibat Hukum Dari Pengangkatan Anak men jelaskan perbedaan antara konsep pengangkatan anak antara staablad 1917 nomor 129 dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yaitu masalah pemutusan hubungan nasab antara anak angkat dengan orang tua kandungnya. Sedangkan dalam skripsi yang berjudul Implikasi Praktek Adopsi Terhadap Kedudukan Anak Angkat oleh Riza Umami El Syihab yang melakukan studi kasus di Desa Pringapus Kabupaten Semarang. Dalam skripsi tersebut juga hanya membahas sebab-sebab pengangkatan anak dan akibat terhadap anak tersebut di lingkungannya. Selain itu peneliti tidak menemukan lagi skripsi lain yang bertema perwalian. Untuk itu peneliti yakin penelitian ini nantinya akan berguna dalam melengkapi keilmuan di Kampus STAIN Salatiga. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian mengkaji teoretik atau bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud disini adalah sebuah putusan hakim dalam mengadili suatu masalah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk meneliti hukum normatif atau dengan kata lain meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang 6

23 berkaitan dengan tentang konsep hak ayah angkat dalam mengelola harta waris anak angkat. 2. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data terbagi menjadi 2 macam, yaitu sumber data primair dan sumber data sekunder. Karena penelitian ini merupakan penelitian pustaka sehingga sumber data primair dalam penelitian ini adalah sebuah dokumen. Dan sumber data sekundernya adalah wawancara, observasi. 1. Dokumen Dokumen adalah data yang mencakup surat-surat resmi, bukubuku, hasil penelitian yang berbentuk laporan dan sejenisnya yang meliputi (Moleong, 2000:113): 1. Surat permohonan. 2. Salinan putusan. 3. Buku-buku yang memiliki kaitan dengan pelitian ini. 4. Artikel ilmiah. 5. Arsip-arsip yang mendukung. 2. Wawancara Wawancara adalah sebuah metode pengumpulan data dengan jalan dialog (interview) dengan nara sumber atau terwawancara (interviewer) (Arikunto, 1998:145). Disini wawancara bertujuan untuk menambah data- 7

24 data yang mugkin dianggap masih kurang apabila hanya mencari dalam dokumen-dokumen diatas. Dalam hal ini yang menjadi narasumber adalah Drs. Nurhadi, MH yang merupakan hakim Pengadilan Agama Salatiga. 3. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data adalah proses untuk mengmhipun data yang berkaitan dan relevan serta dapat memberikan gambaran dari aspek yang akan diteliti, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan. Dalam penelitian ini penulis meggunakan metode penelitian pustaka yaitu penelitian tentang putusan hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Prosedurnya meliputi: a. Mencari kasus yang sesuai dengan penelitian ini b. Mencari putusan hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. c. Mengumpulkan data-data di buku dan artikel yang sesuai dengan penelitian ini. 4. Analisis Data Analisis data adalah analisa pada teknik pengolahan data dengan melakukan penguraian dan penafsiran pada suatu dokumen ( Hasan, 2004:30). Analisis disini merupakan usaha untuk menganalisis yang menitikberatkan pada dokumen, peraturan dan putusan hakim. Dalam penelitian ini mengunakan beberapa metode pendekatan, yaitu: 8

25 a. Pendekatan analisis ( Analitical Approach ) adalah mengetahui makna yang terkandung oleh istilah-istilah yang digunakan dalam aturan perundang-undangan secara konseptual, sekaligus mengetahui penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum ( Ibrahim, 2006:310). b. Pendekatan kasus adalah mempelajari norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum ( Ibrahim, 2006:321). G. Penegasan Istilah Sebelum memulai menyusun skripsi ini, perlu penulis sampaikan bahwa judul skripsi ini tentang Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 0016/Pdt.P/2010/PA SAL). Untuk menghidari salah tafsir oleh pembaca mengenai skripsi ini maka penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini: 1. Hak Hak adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh aturan, undang-undang, dan sebagainya) (Poerwdarminta, 2006:397). 2. Ayah angkat a. Ayah angkat atau kebih dikenal dengan orang tua angkat adalah orang yang melakukan pengangkatan anak atau orang yang melakukan pengalihan atas hak seorang anak dari lingkungan 9

26 kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. b. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak di jelaskan bahwa orang tua angkat adalah orang yang diberi kekuasaan untuk merawat, mendidik dan membesarkan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan dan adat kebiasaan. 3. Harta Harta adalah barang-barang, uang, dan sebagainya yang menjadi kekayaan (Poerwdarminta, 2006:1063). 4. Waris Waris adalah orang yang berhak menerima pusaka dari orang yang telah meninggal ( Poerwdarminta, 2006:1363). 5. Anak angkat Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan (Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 9). 10

27 Dari pengertian kata-kata diatas dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Nomor: 010/Pdt.P/2011/PA SAL) adalah hak seorang ayah angkat yang diatur oleh undang-undang dalam mengelola harta waris anak angkatnya yang masih dibawah umur, yang lebih dikenal dengan istilah perwalian. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi yang digunakan oleh penulis adalah sistematika penulisan skripsi yang sesuai dengan pedoman penulisan skripsi dan tugas akhir yang berlaku di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : bagian muka, bagian isi dan bagian akhir. 1. Bagian muka Bagian muka berisi halaman sampu, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi. 2. Bagian isi Bagian isi terdiri dari V Bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Deskripsi Yurisprusensi, Bab IV Pembahasan dan Bab V Penutup. Dari kelima bab tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 11

28 Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang penelian ini di laksanakan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II Pengangkatan Anak dan Hak Ayah Angkat Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam. Dalam bab ini berisi dua sub bab yaitu: pengangkatan anak menurut hukum positi dan pengangkatan anak menurut hukum Islam. Karena bab ini merupakan bab kajian pustaka sehingga dalam bab ini semua menjelaskan tentang teori teori yang berkaitan tentang penelitian ini. Bab III Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Dalam Menetapkankan Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat. Dalam bab ini berisi empat sub bab yaitu:gambaran umum Pengadilan Agama Salatiga, proses pengajuan perkara hak ayah angkat dalam pengelolaan harta waris anak angkat, deskripsi putusan hakim dalam perkara hak ayah angkat dalam pengelolaan harta waris anak angkat dan dasar petimbangan hakim dalam menetapkan perkara hak ayah angkat dalam pengelolaan harta waris anak angkat. Bab IV Pembahasan Penetapan Pengadilan Agama Salatiga Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat. Dalam bab ini berisi dua sub bab yaitu: Analisis terhadap pertimbangan hakim yang dipakai dalam penetapan Perkara Hak Ayah Angkat 12

29 Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat dan Analisis Terhadap Penetapan Pengadilan Agama Salatiga Perkara Hak Ayah Angkat Dalam Pengelolaan Harta Waris Anak Angkat. Bab V Penutup berisi hasil pembahasan yang dirangkum dalam 3. Bagian akhir kesimpulan serta saran penullis. Bagian akhir berisi daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampira-lampiran. 13

30 BAB II PENGANGKATAN ANAK DAN HAK AYAH ANGKAT MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM A. Pengangkatan Anak Menurut Hukum Positif. 1. Pengertian Pengangkatan anak merupakan suatu perbuatan mengambil anak orang lain ke dalam keluarga, sehingga antara orang yang mengambil anak dan anak yang diambil tersebut timbul hukum kekeluargaan yang sama seperti orang tua dengan anak kandungnya sendiri (Soemitro, 1990:33). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak juga dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggungjawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, kedalam keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. Pengangkatan anak pada umumnya dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan orang tua angkatnya misalnya untuk melanjutkan keturunan orang tua angkat (Soemitro, 1990:35). Dalam hukum positif, Undang-Undang yang mengatur secara khusus tentang pengangkatan anak belum ada. Aturan yang berlaku sekarang ini masih beragam dan tersebar dalam berbagai peraturan yang ada. Di bawah ini adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengangkatan anak: 14

31 a. Staatsblad 1917 Nomor 129 pasal 5 s/d pasal 15 tentang Adopsi berlaku bagi golongan Tionghoa; b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan terhadap undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama; c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; d. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak; e. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Buku II BAB I pasal 171 huruf h dan pasal 209 tentang pengertian anak angkat dan tentang wasiat wajibah anak angkat dan orang tua angkat; f. Kepmen Sosial RI Nomor 41/HUK/KEP/VII/1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan Pengangkatan Anak; g. SEMA Nomor 2 Tahun 1979 disempurnakan dengan SEMA Nomor 6 Tahun 1983; h. SEMA Nomor 3 Tahun 2005 prihal Pengangkatan Anak dan Yurisprudensi Mahkamah Agung. Dari berbagai peraturan perundang-undangan di atas belum ada yang mengatur secara khusus perihal pengangkatan anak. Oleh karenanya diperukan undang-undang yang khusus mengatur tentang pengangkatan anak sehingga apabila ada kasus mengenai pengangkatan anak dapat diselesaikan 15

32 dengan lebih mudah dan dalam waktu yang lebih singkat karena pedomannya telah jelas dan tidak tercerai berai. 2. Prinsip Pengangkatan Anak Dalam hukum positif prinsip pengangkatan anak tertuang dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 119 tahun 2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak. Dalam Peraturan Menteri Sosial ini dijelaskan 5 buah prinsip pengangkatan anak yang dituangkan dalam sebuah pasal. Kelima prinsip itu adalah: a. Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang tua kandungnya; c. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh Calon anak angkat; d. Dalam hal asal-usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk tempat ditemukannya anak tersebut; dan e. Pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. 16

33 3. Bentuk-Bentuk Pengangkatan Anak Bentuk pengangkatan anak ada dua macam, yaitu: a. Pengangkatan anak antar Warga Negara Indonesia; Bentuknya ada dua macam yakni : 1) Pengangkatan anak berdasarkan adat kebiasaan setempat; 2) Pengangkatan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan yakni pengangkatan anak secara langsung maupun pengangkatan anak melalui lembaga pengasuhan anak. Pengangkatan anak baik secara adat maupun berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat dibenarkan sepanjang itu tetap dimohonkan penetapan kepada Pengadilan (PP No. 54 Tahun 2007 pasal 8 s/d 10). b. Pengangkatan anak antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing (intercountry adoption). Bentuknya ada dua macam yakni : a) Pengangkatan anak WNA oleh orang tua angkat WNI; b) Pengangkatan anak WNI oleh orang tua angkat WNA. Bentuk dua macam pengangkatan anak ini juga harus melalui putusan Pengadilan (PP No. 54 Tahun 2007 pasal 7dan 11). 17

34 4. Syarat-Syarat Pengangkatan Anak a. Pengangkatan anak antar Warga Negara Indonesia; 1) Persyaratan untuk anak angkat a) belum berusia 18 tahun dengan ketentuan anak belum berusia 6 tahun prioritas utama, anak berusia 6 tahun sampai 12 tahun sepanjang ada alasan mendesak (seperti anak korban bencana, anak pengungsian), anak berusia 12 tahun sampai belum berusia 18 tahun sepanjang anak memerlukan perlindungan khusus (seperti anak korban penyalahgunaan narkoba, alkohol, korban penculikan dll.); b) merupakan anak terlantar atau ditelantarkan; c) berada dalam asuhan keluarga atau lembaga pengasuhan anak; Bagi calon anak angkat yang diasuh oleh yayasan sosial harus memperoleh izin tertulis dari Menteri Sosial atau pejabat yang ditunjuk untuk pengangkatan anak tersebut (Soimin,2007:35). d) memerlukan perlindungan khusus ((PP No. 54 Tahun 2007 pasal 12). e) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak. f) Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kadungnya. 18

35 g) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat. h) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. i) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat (UU No. 23 Tahun 2002 pasal 3). 2) Persyaratan untuk calon orang tua angkat Pengangkatan anak dapat dilakukan secara langsung antara orangtua kandung dengan calon orang tua angkat (private adoption) atau oleh seseorang yang tidak terikat dalam perkawinan sah/belum menikah (single parent adoption) (Soimin,2007:35). Syarat-syarat calon orang tua angkat sebagai berikut: a) sehat jasmani dan rohani, b) berumur minimal 30 tahun dan maksimal 55 tahun, c) berkelakuan baik tidak pernah terlibat tindak pidana, d) berkelurga minimal 5 tahun (bagi berkeluarga), e) tidak pasangan sejenis (bagi berkeluarga), f) tidak atau belum mempunyai anak atau hanya memiliki satu orang anak (bagi berkeluarga), g) mampu ekonomi dan sosial, 19

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada umumnya tidak lepas dari kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah SWT untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENGANGKATAN ANAK SETELAH DIBERLAKUKAN UU NO 3 TAHUN 2006 DI PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KOTA MALANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENGANGKATAN ANAK SETELAH DIBERLAKUKAN UU NO 3 TAHUN 2006 DI PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KOTA MALANG 1 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENGANGKATAN ANAK SETELAH DIBERLAKUKAN UU NO 3 TAHUN 2006 DI PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KOTA MALANG Pengadilan Negeri sebagai salah satu pelaksana kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse), 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang anak adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, anak merupakan bagian dari generasi muda, penerus cita-cita perjuangan dan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat, dan hak-haknya sebagai manusia. faktor-faktor lainnya. Banyak pasangan suami isteri yang belum dikaruniai

BAB I PENDAHULUAN. martabat, dan hak-haknya sebagai manusia. faktor-faktor lainnya. Banyak pasangan suami isteri yang belum dikaruniai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara naluri insani, setiap pasangan suami isteri berkeinginan untuk mempunyai anak kandung demi menyambung keturunan maupun untuk hal lainnya. Dalam suatu rumah tangga,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PENGANGKATAN ANAK MENURUT PP NOMOR 54 TAHUN

BAB II PENGANGKATAN ANAK MENURUT PP NOMOR 54 TAHUN BAB II PENGANGKATAN ANAK MENURUT PP NOMOR 54 TAHUN 2007 A. Pengertian dan Dasar Hukum Pengangkatan anak. Pengangkatan anak disebut juga dengan adopsi, kata adopsi berasal dari bahasa latin adoptio yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Salah satu dampak menurunnya moral masyarakat, membawa dampak meluasnya pergaulan bebas yang mengakibatkan banyaknya

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh :

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh : STUDI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO.103/Pdt.G/2012/PTA.Smg TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KLATEN NO. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt KARENA GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL) Skripsi

Lebih terperinci

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo.

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. Pasal 58 KHI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Sejarah. Adopsi Dalam Hukum Islam. Surah Al-AhzabAyat4 dan5 08/03/2018

Sejarah. Adopsi Dalam Hukum Islam. Surah Al-AhzabAyat4 dan5 08/03/2018 Adopsi Dalam Hukum Islam Sejarah Oleh: Zakia Nur R. 155010100111151 (11) Selly P. 155010101111052 (14) Nadia Yulia K. 155010101111066 (16) Krisna Murti 155010101111177 (18) IkaFitriaA. 155010112111002

Lebih terperinci

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM Materi : HUKUM KEWARISAN Oleh : Drs. H.A. Mukti Arto, SH, M.Hum. PENDAHULUAN Hukum Kewarisan Hukum Kewarisan ialah Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM 1 RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa anak adalah amanah dan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kehidupan manusia tidak lepas dari keinginan untuk memiliki seorang keturunan. Keinginan untuk memiliki keturunan atau mempunyai anak merupakan suatu

Lebih terperinci

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK Muhammad Heriawan heriyawan67@gmail.com Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SALATIGA. NO 0441/Pdt.G/2009/PA.SAL DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TENTANG PEMBERIAN MUT AH DALAM CERAI TALAK.

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SALATIGA. NO 0441/Pdt.G/2009/PA.SAL DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TENTANG PEMBERIAN MUT AH DALAM CERAI TALAK. BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SALATIGA NO 0441/Pdt.G/2009/PA.SAL DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TENTANG PEMBERIAN MUT AH DALAM CERAI TALAK. A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Salatiga 1. Sejarah Pengadilan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA SALATIGA. 1. Sejarah Terbentuknya Pengadilan Agama Salatiga. 1

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA SALATIGA. 1. Sejarah Terbentuknya Pengadilan Agama Salatiga. 1 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA SALATIGA 1. Sejarah Terbentuknya Pengadilan Agama Salatiga. 1 a. Masa Sebelum Penjajahan Indonesia telah mempunyai dua jenis peradilan yaitu Peradilan Pradata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

ZAKIYAH SALSABILA

ZAKIYAH SALSABILA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANAK BEDA AGAMA YANG MENDAPATKAN HARTA PENINGGALAN BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH ( Analisis Penetapan Pengadilan Agama Cikarang Nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr ) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SALINAN PENETAPAN Nomor: 06/Pdt.P/2011/PA.Pkc.

SALINAN PENETAPAN Nomor: 06/Pdt.P/2011/PA.Pkc. SALINAN PENETAPAN Nomor: 06/Pdt.P/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara pengangkatan

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM WASIAT WAJIBAH YANG DIBERIKAN ORANG TUA ANGKAT KEPADA ANAK ANGKAT MENURUT HUKUM WARIS ISLAM

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM WASIAT WAJIBAH YANG DIBERIKAN ORANG TUA ANGKAT KEPADA ANAK ANGKAT MENURUT HUKUM WARIS ISLAM SKRIPSI KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM WASIAT WAJIBAH YANG DIBERIKAN ORANG TUA ANGKAT KEPADA ANAK ANGKAT MENURUT HUKUM WARIS ISLAM JURIDICAL REVIEW THE FORCE OF LAW WAJIBAH ESCROW GIVE BY ADOPTED PARENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan sistem hukum dan perasaan hukum yang hidup serta berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan sistem hukum dan perasaan hukum yang hidup serta berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangkatan anak bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sejak dulu pengangkatan anak telah dilakukan dengan cara dan motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna. Salah satu buktinya bahwa manusia diberikan cipta, rasa,

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul Alasan-alasan Perceraian di Luar Undang-undang (Studi Putusan Pengadilan Agama Tulungagung) yang ditulis oleh Imroatul Mukharomah ini telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerus baik bagi orang tua, bangsa maupun agama. Dalam Islam, anak

BAB I PENDAHULUAN. penerus baik bagi orang tua, bangsa maupun agama. Dalam Islam, anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri oleh siapapun, bahwa anak adalah generasi penerus baik bagi orang tua, bangsa maupun agama. Dalam Islam, anak diibaratkan kertas putih,

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

PENETAPAN. Pengangkatan Anak yang diajukan oleh:

PENETAPAN. Pengangkatan Anak yang diajukan oleh: PENETAPAN Nomor : 0051/Pdt.P/2012/PA.PRA DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Praya yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama telah memberikan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI

PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGANGKATAN ANAK

PROSEDUR PENGANGKATAN ANAK PROSEDUR PENGANGKATAN ANAK Pemerintah provinsi jawa tengah Dinas sosial Jalan Pahlawan Nomor 12 Semarang (024) 8311729 (hunting) www.dinsos.jatengprov.go.id/email 1 DASAR HUKUM ADOPSI UUD 1945 (34:2) UU

Lebih terperinci

PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL

PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL (Studi Pemikiran Masdar Farid Mas udi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM Oleh : Abdul Hariss ABSTRAK Keturunan atau Seorang anak yang masih di bawah umur

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM

ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM (Studi Kasus di KUA Kec. Parakan Kab. Temanggung) Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Demak No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEMAK PERKARA No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. TENTANG PENGANGKATAN ANAK

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEMAK PERKARA No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. TENTANG PENGANGKATAN ANAK BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEMAK PERKARA No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. TENTANG PENGANGKATAN ANAK 1. Analisis sebab terjadinya dissenting opinion dalam proses penyelesaian persidangan perkara

Lebih terperinci

PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Disusun Oleh : Abduloh Muslimin

PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Disusun Oleh : Abduloh Muslimin PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Disusun Oleh : Abduloh Muslimin 122211014

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah. PENGARUH BACAAN FIKSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 02 PEGADEN TENGAH WONOPRINGGO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 1 Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB III LEGISLASI ANAK LUAR NIKAH MENURUT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) Anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia

BAB III LEGISLASI ANAK LUAR NIKAH MENURUT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) Anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia BAB III LEGISLASI ANAK LUAR NIKAH MENURUT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) A. Anak Luar Nikah menurut Fatwa MUI Anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia lanjut sebagai modal untuk

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling

Lebih terperinci

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Lebih terperinci

PENGASUHAN ANAK YATIM QS. AL-BAQARAH AYAT 220 DALAM TAFSIR JAMI AL-BAYAN FI TAKWIL AL-QUR AN KARYA AL-THABARI SKRIPSI

PENGASUHAN ANAK YATIM QS. AL-BAQARAH AYAT 220 DALAM TAFSIR JAMI AL-BAYAN FI TAKWIL AL-QUR AN KARYA AL-THABARI SKRIPSI PENGASUHAN ANAK YATIM QS. AL-BAQARAH AYAT 220 DALAM TAFSIR JAMI AL-BAYAN FI TAKWIL AL-QUR AN KARYA AL-THABARI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan) PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila,

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR, ANAK YATIM DAN ANAK YATIM PIATU DENGAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk selanjutnya disebut UUP memberikan definisi perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memeperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S.1 ) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kewarisan itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa meninggal dunia di dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan yang suci antara pria dan wanita dalam suatu rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peranperan strategis

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0074/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0074/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 0074/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isbat nikah merupakan proses penetapan pernikahan dua orang suami isteri, tujuan dari isbat nikah adalah untuk mendapatkan akta nikah sebagai bukti sahnya perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peran-peran strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 0018/Pdt.P/2011/PA. Skh.

P E N E T A P A N Nomor : 0018/Pdt.P/2011/PA. Skh. P E N E T A P A N Nomor : 0018/Pdt.P/2011/PA. Skh. BISMILLAH HIRRAHMAAN NIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sukoharjo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH: KAWIN TERPAKSA KARENA HAMIL DAN DAMPAKNYA ATAS KELANGSUNGAN RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 47/Pdt.P/2011/PA. Sgr.

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 47/Pdt.P/2011/PA. Sgr. SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 47/Pdt.P/2011/PA. Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

Bagaimana Praktek Hukum di Indonesia?

Bagaimana Praktek Hukum di Indonesia? ADOPTION What is adoption? Is there any certain definition of adoption? Look at adoption system in: Islam Western countries Adat system in different islands in Indonesia Timur Asing See p. 86 89 HPI Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt).

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt). ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt). Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

SKRIPSI. CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN (Kasus di Pengadilan Agama Batang)

SKRIPSI. CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN (Kasus di Pengadilan Agama Batang) SKRIPSI CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN (Kasus di Pengadilan Agama Batang) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) Dalam Ilmu Syari ah Oleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH.

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH. PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI Drs. H. Masrum M Noor, MH. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat MUKADIMAH Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia,

Lebih terperinci

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 PENETAPAN Nomor 09/Pdt. P/2012/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGANGKATAN ANAK ANTAR WARGA NEGARA INDONESIA DAN AKIBAT HUKUMNYA DI KOTA SEMARANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGANGKATAN ANAK ANTAR WARGA NEGARA INDONESIA DAN AKIBAT HUKUMNYA DI KOTA SEMARANG TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGANGKATAN ANAK ANTAR WARGA NEGARA INDONESIA DAN AKIBAT HUKUMNYA DI KOTA SEMARANG TESISI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derjat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS TANPA KEHADIRAN TERGUGAT (VERSTEK) DI PENGADILAN AGAMA (KAJIAN PUTUSAN NOMOR 3838/ Pdt.G/2010/PA.

KAJIAN HUKUM PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS TANPA KEHADIRAN TERGUGAT (VERSTEK) DI PENGADILAN AGAMA (KAJIAN PUTUSAN NOMOR 3838/ Pdt.G/2010/PA. SKRIPSI KAJIAN HUKUM PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS TANPA KEHADIRAN TERGUGAT (VERSTEK) DI PENGADILAN AGAMA (KAJIAN PUTUSAN NOMOR 3838/ Pdt.G/2010/PA.Jr) JUDICIAL REVIEW DECISION DIVORCE CASE WITHOUT ATTENDANCE

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor: 0096/Pdt.P/2014/PA Pas.

P E N E T A P A N Nomor: 0096/Pdt.P/2014/PA Pas. P E N E T A P A N Nomor: 0096/Pdt.P/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT AHMAD HASSAN TENTANG KEBOLEHAN MENIKAH TANPA WALI DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMIKIRAN MADZHAB HANAFI

STUDI ANALISIS PENDAPAT AHMAD HASSAN TENTANG KEBOLEHAN MENIKAH TANPA WALI DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMIKIRAN MADZHAB HANAFI STUDI ANALISIS PENDAPAT AHMAD HASSAN TENTANG KEBOLEHAN MENIKAH TANPA WALI DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMIKIRAN MADZHAB HANAFI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan, manusia pun tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena mempunyai asas yaitu perkawinan untuk selama-lamanya yang diliputi oleh rasa kasih sayang

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAQ TERHADAP PEMBENTUKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAQ TERHADAP PEMBENTUKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAQ TERHADAP PEMBENTUKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya Latar Belakang UUD 1945 menjamin warga negaranya untuk memiliki keturunan. Hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 28B ayat (1), yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN DI AJB BUMIPUTERA SAYARI AH CABANG PEKALONGAN TUGAS AKHIR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN DI AJB BUMIPUTERA SAYARI AH CABANG PEKALONGAN TUGAS AKHIR STRATEGI PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN DI AJB BUMIPUTERA SAYARI AH CABANG PEKALONGAN TUGAS AKHIR Diajukan Kepada STAIN Pekalongan Dalam Rangka Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN AGAMA DALAM PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH ORANG- ORANG YANG BERAGAMA ISLAM PENULISAN HUKUM

KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN AGAMA DALAM PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH ORANG- ORANG YANG BERAGAMA ISLAM PENULISAN HUKUM KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN AGAMA DALAM PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH ORANG- ORANG YANG BERAGAMA ISLAM PENULISAN HUKUM Diajukan untuk melengkapi tugas- tugas dan memenuhi syarat-

Lebih terperinci