RingkasanKajian. Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk. Pada dekade-dekade sebelumnya, Indonesia. Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RingkasanKajian. Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk. Pada dekade-dekade sebelumnya, Indonesia. Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan."

Transkripsi

1 UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012 RigkasaKajia Air Bersih, Saitasi & Kebersiha Isu petig Saitasi da perilaku kebersiha yag buruk serta air mium yag tidak ama berkotribusi terhadap 88 perse kematia aak akibat diare di seluruh duia. Bagi aak-aak yag bertaha hidup, serigya mederita diare berkotribusi terhadap masalah gizi, sehigga meghalagi aak-aak utuk dapat mecapai potesi maksimal mereka. Kodisi ii selajutya meimbulka implikasi serius terhadap kualitas sumber daya mausia da kemampua produktif suatu bagsa di masa yag aka datag. Di Idoesia, diare masih merupaka peyebab utama kematia aak berusia di bawah lima tahu. Lapora Riskesdas 2007 meujukka diare sebagai peyebab 31 perse kematia aak usia atara 1 bula higga satu tahu, da 25 perse kematia aak usia atara satu sampai empat tahu. Agka diare pada aak-aak dari tagga yag megguaka sumur terbuka utuk air mium tercatat 34 perse lebih tiggi dibadigka dega aak-aak dari tagga yag megguaka air ledeg, Selai itu, agka diare lebih tiggi sebesar 66 perse pada aak-aak dari keluarga yag melakuka buag air besar di sugai atau seloka dibadigka mereka pada tagga dega fasilitas toilet pribadi da septik tak. Pera petig kebersiha serig diabaika. Kematia da peyakit yag disebabka oleh diare pada umumya dapat dicegah. Bahka tapa perbaika pada sistem pegairada saitasi, mecuci taga secara tepat dega megguaka sabu dapat meguragi resiko peyakit diare sebesar 42 sampai 47 perse. Situasi masyarakat miski perkotaa perlu medapatka perhatia segera. Di daerah-daerah kumuh perkotaa, saitasi yag tidak memadai, praktek kebersiha yag buruk, kepadata peduduk yag berlebiha, serta air yag terkotamiasi secara sekaligus dapat meciptaka kodisi yag tidak sehat. Peyakitpeyakit terkait dega ii meliputi disetri, kolera da peyakit diare laiya, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, peyakit perapasa krois da ifeksi parasit usus. Selai itu, keluarga miski yag kurag berpedidika cederug melakuka praktekpraktek kebersiha yag buruk, yag berkotribusi terhadap peyebara peyakit da peigkata resiko kematia aak. Studi tetag mega-kota Jakarta (yag disebut Jabotabek), i Badug da Surabaya pada tahu 2000 meujukka bahwa peduduk miski yag tiggal di daerah piggira kota Jakarta kurag berpedidika dibadigka warga Jakarta sediri, da memiliki tigkat tamat sekolah meegah haya seperempat dari mereka yag tiggal di pusat kota. Studi yag sama meghitug agka kematia aak sampai lima kali lebih tiggi di kecamata-kecamata miski di piggira kota Jabotabek daripada di pusat kota Jakarta. Pola da kecederuga Pada dekade-dekade sebelumya, Idoesia telah meujukka kemajua sigifika dalam meigkatka akses terhadap persediaa air bersih da pelayaa saitasi. Air bersih da saitasi merupaka sasara Tujua Pembagua Mileium (MDG) yag ketujuh da pada tahu 2015 diharapka sampai dega setegah jumlah peduduk yag tapa uite for childre

2 a tu i t. k or g Pola da kecederuga Pada dekade-dekade sebelumya, Idoesia telah meujukka kemajua sigifika dalam meigkatka rigkasa akses Kajia ke pelayaa persediaa air OKTOBER 2012 bersih da saitasi. Sasara air bersih da saitasi WHO-UNICEF (JMP) utuk air bersih 2 aka diguaka, Idoesia harus mecapai tambaha Dki Dki jakarta megalami peurua dari 63 perse pada 2010 mejadi Bagka Belitug 36,3 juta orag pada tahu Saat ii, bahka provisi-provisi 28 perse pada yag tahu berkierja 2007, lebih baik Riskesdas. (Jawa Yag Cetral kalimata kalteg Tegah megheraka, da DI Yogyakarta), dua sekitar kuitil satu tertiggi dari tiga riau islads juga kepri West kalimata kalbar WHO-UNICEF megalami tagga tidak peurua (JMP) memiliki utuk aksesterhadap air bersih ke persediaa air 2 aka bersih masigmasig (Gambar sebesar Idoesia air Bate bersih south sumsel sumatra diguaka, 1). 8 da harus 32 perse mecapai dibadigka tambaha dega East usa Teggara TT 36,3 tahu juta orag Mereka pada yag tahu berasal dari Saat ii, bahka mampu di aceh aceh jambi jambi provisi-provisi 5 membeli Quitile 5 air mium yag kemasa berkierja atau lebih botol: baik sepertiga (Jawa East kalimata (highest (kekayaa wealth) kaltim Tegah Tertiggi da tagga DI Yogyakarta), perkotaa di Idoesia sekitar satu melakukaya dari tiga orth sulut West pada tagga tahu tidak memiliki akses ke persediaa air Barat Quitile 4 riau riau bersih (Gambar 1). south kalimata gambar 1. kalsel Gambar 1. D Prosetase Prosetase Figure south 1. Quitile 3 tagga sulsel Percetage West sumatra akes of ke tagga dega Quitile 5 sumbar sumber air with (highest (kekayaa wealth) Bali Bali akes ke access bersih sumber yag to Quitile Tertiggi 2 West 2007 improved water sulbar orth sumatra air bersih lebih sources, yag baik, by Quitile sumut Quitile West java lebih baik, provice. provisi. Source: (lowest (kekayaa wealth) jawa Barat Cetral Riskesdas D Terredah Sumber: gambar Gambar sulteg Begkulu JMP provisi. criteria, Riskesdas Quitile 3 Prosetase Begkulu Sumber: Riskesdas Lampug bottled water ot Urba Kriteria JMP, kota Figure tagga 2. yag Percetage dega of 2010 southeast Lampug Kriteria JMP, icluded. tidak termasuk tidak termasuk akses ke air with bersih, tagga East sultra air botol kemasa java air botol Quitile 2 access yag to desa/kota safe dega water, West usa jawa Teggara Timur rural Desa kemasa by da rural/urba ad 2007 orth TB Quitile 1 1 wealth kekayaa. akses quitile, 2007 ke 2007 & air & gorotalo (lowest (kekayaa Sumber: wealth) bersih, Source: Riskesdas 2007 Riskesdas ad da Di Di Yogyakarat idoesia Yogyakarta Terredah desa/kota gambar 2. jawa Cetral Tegah Prosetase java Urba kota 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% da Figure tagga 90% 100% 2. yag Percetage dega of 0% 20% 40% 60% 80% 100% akses air with bersih, kekayaa 2007 access to desa/kota safe water, rural Desa by da rural/urba Perbadiga dega tahu & ad Sumber: wealth kekayaa. quitile, Riskesdas 2007 & 2007 & Tujua Pembagua Mileium (MDG) yag ketujuh Sumber: 2007meujukkaaksesair bersihpada da tahu Source: Riskesdas 2007 Riskesdas ad da idoesia adalah akses meguragi ke air bersih yag sampai layak setegah mium da jumlah saitasi dasar 2010telah megalami peurua kira-kira peduduk dapat berkurag. yag tidak Bagi memiliki Idoesia, akses ii berarti ke air Idoesia bersih sebesartujuhperse. 0% 10% Pembalikaiipada 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% umumya 90% 100% yag perlu layak mecapai mium agka da peigkata saitasi dasar. akses air Bagi bersih disebabka olehpeuruadi daerah Idoesia, higga 68,9 ii perse berarti da pecapaia 62,4 perse, tigkat utuk saitasi. akses perkotaa(sebesar Perbadiga Sejak tahu 1993, dega 23 persesejaktahu Idoesia telah meujukka sebesar 68,9 da 62,4 perse, masig-masig utuk 2007,Gambar2). 2007meujukkaaksesair Akseske air bersihdi peigkata dua kali lipat prosetase bersihpada Jakartatelah tahu tagga megalami air bersih Saat ii, da Idoesia saitasi. tidak berada pada arah yag 2010telah peurua dega akses megalami dari63persepada ke fasilitas peurua saitasi yag kira-kira 2010 mejadi28 lebih baik, sebesartujuhperse. persepada tahu Pembalikaiipada 2007, umumya tepat utuk mecapai target MDG utuk masalah Riskesdas. tetapi masih berada pada arah yag belum tepat utuk Saat air ii, bersih Idoesia MDG pada tidak tahu berada Perhituga pada arah dega yag disebabka Yag olehpeuruadi megheraka, daerah dua kekayaatertiggijuga mecapai target saitasi MDG Utuk mecapai tepat megguaka utuk mecapai kriteria MDG target asioal air bersih Idoesia MDG utuk pada perkotaa(sebesar 23 telah persesejaktahu megalami peuruaakses target saitasi asioal MDG, diperluka pecapaia tahu Perhituga dega megguaka 2007,Gambar2). ke Akseske air bersih air masig-masig bersihdi Jakartatelah air bersih da data dari sesus tahu 2010 meujukka sebesar megalami tambaha 8 da32perse peurua 26 juta orag dibadigka dari63persepada dega saitasi dega yag 2010 lebih tahu baik kriteria MDG asioal Idoesia utuk air bersih da bahwa Idoesia harus mecapai tambaha 56,8 juta mejadi28 pada Mereka tahu persepada yagmampu Perecaaa tahu membeliyamembeli pada 2007, jagka pajag data dari sesus 2010 meujukka bahwa orag dega persediaa air bersih pada tahu airmiumkemasaatau Riskesdas. memerluka Yag pecapaia megheraka, botol: agka-agka sepertiga dua yag lebih Idoesia harus mecapai tambaha 56,8 juta orag taggaperkotaadi Di sisi lai, jika kriteria Program Pemataua Bersama kekayaatertiggijuga Idoesiamelakukayapada besar: Data Riskesdas 2010 telah meujukka megalami bahwa secara dega persediaa air bersih pada tahu Di tahu WHO-UNICEF (JMP) utuk air bersih ii aka diguaka, peuruaakses keseluruha, kira-kira ke air 116 bersih juta orag masig-masig masih kekuraga sisi lai, jika kriteria Program Pemataua Bersama Idoesia harus mecapai tambaha 36,3 juta orag pada sebesar saitasi 8 yag da32perse memadai. dibadigka dega tahu Sejak tahu Mereka 1993, yagmampu Idoesia membeliyamembeli telah meujukka tahu Saat ii, bahka di provisi-provisi yag peigkata airmiumkemasaatau dua kali lipat botol: prosetase sepertiga berkierja lebih baik (Jawa Tegah da DI Yogyakarta), tagga Buag air besar di tempat terbuka merupaka masalah taggaperkotaadi dega akses Idoesiamelakukayapada ke fasilitas saitasi yag sekitar satu dari tiga tagga tidak memiliki akses lebih tahu kesehata baik, tetapi da masih sosial yag berada perlu pada medapatka arah yag perhatia ke persediaa air bersih (Gambar 1). tidak segera. tepat Sekitar utuk 17 mecapai perse target tagga saitasi pada tahu MDG Sejak 2010 Utuk tahu atau mecapai sekitar 1993, 41 Idoesia juta target orag saitasi masih telah asioal buag meujukka air besar di Perbadiga dega tahu 2007 meujukka MDG,diperluka peigkata tempat terbuka. dua pecapaia Ii kali meliputi lipat tambaha lebih prosetase dari sepertiga 26 juta orag peduduk dega akses air bersih pada tahu 2010 telah megalami tagga saitasi di Gorotalo, dega yag Sulawesi akses lebih Barat, ke baik fasilitas pada tahu Sulawesi saitasi Tegah, Nusa yag Perecaaa peurua kira-kira sebesar tujuh perse. Kodisi lebih Teggara baik, jagka Barat tetapi da masih pajag Kalimata berada memerluka Barat. pada Praktek arah tersebut yag pecapaia terbalik ii pada umumya disebabka oleh peurua tidak bahka tepat agka-agka ditemuka utuk mecapai yag lebih di provisi-provisi target besar: saitasi Data dega cakupa MDG Riskesdas Utuk 2010 mecapai meujukka target bahwa saitasi secara asioal di daerah perkotaa (sebesar 23 perse sejak tahu keseluruha, saitasi yag relatif tiggi, da pada peduduk perkotaa MDG,diperluka kira-kira pecapaia 116 juta orag tambaha masih 26 juta orag 2007, Gambar 2). Akses ke air bersih di Jakarta telah kekuraga da di seluruh kuitil (Gambar 3 da 4). dega saitasi saitasi yag yag lebih memadai. baik pada tahu Perecaaa jagka pajag memerluka Buag 2 pecapaia air besar agka-agka di tempat terbuka yag lebih merupaka besar: Data masalah Riskesdas kesehata 2010 meujukka da sosial yag bahwa perlu secara keseluruha, kira-kira 116 juta orag masih kekuraga saitasi yag memadai. 2 Kriteria JMP tidak meetapka jarak atara persediaa air da medapa ta orag ma meliputi le Sulawesi Barat meda da ditemuka t orag m East usa Teg meliput goro Sulawe Cetral kalima West sula Barat ds P West ditemuk usa Teg West P West sum southeast East usa sula s Cetral sula su West kalima kg Cetral ka Lam West orth Ma south sum West usa Pap We Ma M south kalima k West j southeast Cetral jawa EastT West ka ido jawa West Malu ort Bagka south Bag Bel south Be Beg ka south sula s Cetral orth jawa sum Te jae id Ba s B orth sula ja W East kalima k Di Bagka Yogya B B riau isl south Dki jaw Ce ja orth orth kelomp East ka (kekay Di Yo Terti ria Dk kelompo kelompo (ke T kelo kelomp (kekay kelo Terre kelom k kelo (ke TeD ido saitasi ya perkotaa (Gambar i Cakupa berbeda saitas m kuat perkota darip 4). (Gamba Propor ke fasilitas

3 di a a air f ya h hu a g g G rag 5. D ah ga tage of sih, ota ater, d 2007 & & esdas da medapatka perhatia segera. Kira-kira 17 perse tagga pada tahu 2010 atau sekitar 41 juta orag masih buag air besar di tempat terbuka. Ii meliputi lebih dari sepertiga peduduk di Gorotalo, Sulawesi OKTOBER Barat, Sulawesi 2012 Tegah, Nusa Teggara rigkasa Kajia medapatka perhatia segera. Kira-kira 17 perse Barat da Kalimata tagga pada Barat. tahu Praktek 2010 atau tersebut sekitar bahka 41 juta ditemuka orag masih di provisi-provisi buag air besar dega di tempat cakupa terbuka. Ii meliputi lebih dari sepertiga peduduk di Gorotalo, East usa Sulawesi Teggara TT Barat, Sulawesi Tegah, Nusa improved Teggara Cakupa saitasi pada - yag saitatio saitasi yag facilities Barat gorotalo da Kalimata Barat. Praktek tersebut Cetral kalimata lebih baik bahka berbeda meujukka perbedaa yag jauh lebih kalteg West ditemuka sulbar di provisi-provisi dega cakupa kuat daripada cakupa utuk air bersih (Gambar 4). West usa Teggara TB Proporsi tagga perkotaa dega akses ke East West usa Barat Teggara TT shared/ saitasi improved West sumatra fasilitas saitasi yag lebih baik hampir dua kali lipat sultra uimproved bersama/tidak saitatio saitasi yag southeast Cetral saitatio facilities dari proporsi tagga perdesaa. Proporsi Cetral sulteg kalimata gorotalo facilities lebih lebih baik baik West West kalimata kalbar kalteg sulbar tagga yag memiliki fasilitas saitasi yag lebih baik Lampug West usa Teggara Buag air orth Utara TB West besar di pada kuitil tertiggi adalah 2,6 kali proporsi kuitil Ope defecatio south sumatra sumsel Barat shared/ saitasi West sumatra tempat uimproved bersama/tidak teredah. Perbedaa geografis juga terlihat jelas. Tigkat sultra southeast terbuka saitatio lebih baik facilities south kalimata Cetral kalsel sulteg akses ke saitasi yag lebih baik di provisi yag West jambi kalimata kalbar Figure 3. gambar 3. Percetage of berkierja terbaik (69,8 perse, DKI Jakarta) adalah tiga aceh Lampug Buag air Prosetase jawa East orth Timur java Utara besar di Ope tagga defecatio kali lebih tiggi daripada tigkat akses di provisi yag idoesia south sumatra sumsel usig yag differet tempat terbuka meas of excreta berkierja terburuk (22,4 perse, Nusa Teggara Timur). jawa West Barat java megguaka south kalimata kalsel riau disposal, cara-cara by lai Bagka Belitug jambi Figure 3. Bagka B. provice. pembuaga gambar Source: 3. Begkulu aceh Percetage Riskesdas kotora Prosetase of Begkulu Sumber: 2010, south jawa East Timur java usig Riskesdas JMP tagga sulsel Cetral idoesia usig java criteria Megguaka yag differet for jawa Tegah orth sumatra jawa West Barat java meas improved kriteria megguaka of excreta JMP sumut Bate riau saitatio. utuk disposal, cara-cara saitasi by lai Bagka Bate orth Bagka Belitug yag lebih baik East kalimata sulut Begkulu B. provice. pembuaga Source: south Begkulu Riskesdas kotora Sumber: 2010, kaltim Bali usig Riskesdas JMP sulsel Cetral java Di Yogyakarta criteria Megguaka for riau orth jawa islads kepri sumatra Tegah improved kriteria JMP sumut Bate saitatio. utuk saitasi Dki orth jakarta Bate yag lebih baik East kalimata sulut 0% 20% 40% 60% 80% 100% kaltim Bali Gambar Di Yogyakarta 3. Prosetase tagga yag riau islads kepri megguaka 5 cara-cara lai pembuaga kotora. Dki jakarta Sumber: (kekayaa Riskesdas 2007 da megguaka kriteria JMP utuk saitasi yag Tertiggi lebih baik 0% 20% 40% 60% 80% 100% gambar 3. Prosetase tagga yag 4 megguaka cara-cara 5 lai pembuaga (kekayaa kotora, Tertiggi (kekayaa 2 Terredah 1 (kekayaa kota Terredah Desa kota idoesia Desa idoesia gambar desa-kota 3. Prosetase da kekayaasumber: tagga yag Riskesdas megguaka cara-cara lai pembuaga kotora, desa-kota da kekayaasumber: Riskesdas saitasi yag lebih baik saitasi yag lebih baik saitasi bersama/tidak lebih baik Buag saitasi air besar di tempat bersama/tidak terbuka lebih baik Buag air besar di tempat terbuka saitasi yag relatif tiggi, da pada peduduk perkotaa da di seluruh kekayaa Gambar 4. Prosetase tagga yag (Gambar saitasi 3 da 4). megguaka yag cara-cara relatif tiggi, lai pembuaga da pada peduduk kotora, perkotaa da di desa-kota seluruh kekayaa da kekayaa Cakupa Sumber: Riskesdas saitasi (Gambar 3 da pada 4). - yag berbeda meujukka perbedaa yag jauh lebih kuat Cakupa daripada saitasi cakupa pada utuk - air bersih (Gambar yag 4). Proporsi berbeda meujukka tagga perkotaa perbedaa dega yag jauh akses lebih ke fasilitas kuat daripada saitasi cakupa yag lebih utuk baik hampir air bersih dua (Gambar kali lipat 4). dari Proporsi proporsi tagga tagga perkotaa perdesaa. dega Proporsi akses ke fasilitas saitasi yag lebih baik hampir dua kali 2 Kotamiasi feses terhadap taah da air merupaka hal yag umum di daerahh perkotaa, hal ii diakibatka oleh kepadata peduduk yag berlebiha, toilet yag kurag sehat da pembuaga limbah metah ke tempat terbuka tapa diolah. Sebagia besar tagga di perkotaa yag megguaka pompa, sumur atau mata air utuk persediaa air bersih mereka memiliki sumber-sumber air ii dega jarak 10 meter dari septik tak atau pembuaga toilet. Di Jakarta, Bada Pegelolaa Ligkuga Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta meujukka bahwa 41 perse sumur gali yag diguaka oleh tagga berjarak kurag dari 10 meter dari septik tak. Septik tak jarag disedot da kotora merembes ke taah da air taah sekitarya. Lapora Bak Duia tahu 2007 meyebutka bahwa haya 1,3 perse peduduk memiliki sistem pembuaga kotora. Sistem pipa reta terhadap kotamiasi akibat kebocora da tekaa egatif yag disebabka oleh pasoka yag tidak teratur. Ii merupaka masalah khusus dimaa kosume megguaka pompa hisap utuk medapatka air bersih dari sistem perarira kota. Dibadigka dega kaya, kaum miski perkotaa megeluarka biaya yag lebih besar dari pedapata mereka utuk air yag berkualitas lebih buruk. Misalya, sistem pipa kota Jakarta haya mecakup sebagia kecil peduduk, karea perluasa pelayaa tidak dapat megimbagi perkembaga peduduk di daerah perkotaa. Peduduk laiya tergatug pada berbagai sumber lai, termasuk sumur dagkal, pejual air kelilig da jariga privat yag terhubug dega sumur yag dalam. Bayak dari sumber-sumber alteratif ii memerluka biaya yag lebih besar per satua volume daripada pasoka air ledeg da serig diguaka oleh masyarakat miski. 3

4 rigkasa Kajia OKTOBER 2012 Hambata Diperluka ivestasi yag lebih bayak di sektor air bersih da saitasi. Ivestasi pemeritah di sektor tersebut kurag dari satu perse dari PDB. Pemeritah sedag melakuka upaya utuk megatasi masalah ii. Setelah dimulaiya PPSP (Program Percepata Saitasi Nasioal) tahu 2010, alokasi aggara saitasi oleh pemeritah daerah meigkat sebesar 4 sampai 7 perse pada tahu Beberapa kemeteria da lembaga yag terlibat dalam sektor air bersih da saitasi memerluka koordiasi yag lebih kuat. Misalya, kotraktor yag membagu sistem peraira perdesaa lebih bertaggug jawab kepada lembaga pemeritah, buka pada peggua jasa. Taggug jawab pemeliharaa sistem ii tidak jelas da struktur maajeme masyarakat masih lemah. Dalam tahu-tahu terakhir, koordiasi tersebut telah meigkat dega terbetukya kerja yag disebut Pokja AMPL di tigkat pusat, provisi da kabupate utuk air bersih da saitasi ligkuga. Setelah masa desetralisasi, bayak pemeritah kabupate terhambat oleh kuragya keahlia di sektor peraira da kapasitas kelembagaa. Kabupate-kabupate terpecil megalami kesulita utuk merekrut teaga terampil, yag pada umumya lebih memilih utuk tiggal da bekerja di daerah perkotaa. Masyarakat perlu meigkatka kesadara da perilaku kebersiha mereka. Situasi kebersiha serigkali buruk di pusat-pusat kesehata da tempat-tempat umum laiya, seperti pasar lokal da di atara para pejual makaa jalaa. Sebuah survei di eam provisi, yag dilakuka oleh Uiversitas Idoesia pada tahu 2005 utuk USAID, meyataka bahwa kurag dari 15 perse ibu meyataka mecuci taga mereka dega sabu setelah buag air besar, sebelum meyiapka makaa, sebelum meyuapi aak mereka, sebelum maka, atau sebelum membersihka patat aak. Kujuga lapaga meujukka perluya meigkatka kebersiha, air bersih da saitasi sekolah, tetapi tidak ada data yag memadaai tetag hal ii. Data dari Kemeteria Pedidika da Kebudayaa meujukka bahwa 77 perse sekolah meegah pertama dilegkapi dega persediaa air bersih dari sumur ledeg, yag berarti bahwa lebih dari SMP tidak memiliki fasilitas tersebut. Perhituga proporsi utuk semua sekolah dasar da meegah (2009) di Idoesia meujukka skala aksi yag diperluka. Lebih dari sekolah mugki memerluka persediaa air bersih. Pemafaata air bersih di perkotaa tidak diatur dega baik da secara umum cakupaya kecil. Dari 402 perusahaa daerah air mium (PDAM), yag melayai sebagia besar daerah perkotaa, haya 31 yag memiliki lebih dari sambuga pada tahu Ukura yag lebih kecil dari optimal meyebabka biaya operasi yag tiggi. Pada tahu 2010, agka air bersih yag tidak dipertaggugjawabka adalah atara perse da haya 30 PDAM mampu meutup biaya operasioal da pemeliharaa secara peuh. PDAM megalihka sebagia pedapata diperkiraka sebesar 40 perse - kepada pemeritah kabupate dega sedikit taggug jawab, da memiliki sedikit atau tidak ada daa tersisa utuk operasi da pemeliharaa. Tidak megheraka, sistem persediaa air bersih perkotaa pada umumya tidak terawat da rusak. Beberapa PDAM telah megadaka Kemitraa Publik-Publik, tetapi kompleksitas egosiasi atara pemeritah pusat, provisi da kabupate telah meyebabka pembatala da peudaa. Sistem pembuaga kotora da air limbah di perkotaa pada umumya kurag berkembag da tidak ditagai dega baik. Studi Bak Duia memperkiraka bahwa setiap tahu, tagga tapa fasilitas saitasi yag layak di Jakarta da di seluruh Idoesia membuag masig-masig sebesar to da 6,4 juta to kotora mausia ke pegumpula-pegumpula air tapa diolah. Pegelolaa limbah padat di perkotaa dilakuka sedikit demi sedikit da tidak diatur dega baik. Bada yag secara resmi bertaggug jawab terhadap sektor tersebut megadaka kotrak dega pegusaha-pegusaha swasta kecil yag megumpulka da membawa sampah dari tagga ke fasilitas peyimpaa semetara utuk selajutya diagkut oleh bada tersebut. Rumah tagga membayar pelayaa ii melalui tukag sampah lokal. Peimbua taah sedag dikembagka, tetapi tidak bayak megalami kemajua., peralata da trasportasi utuk pegelolaa limbah padat tetap terbatas. 4

5 OKTOBER 2012 rigkasa Kajia Peluag utuk melakuka tidaka Kebijaka Nasioal utuk Persediaa Air Bersih da Saitasi Ligkuga Berbasis Masyarakat memberika keragka kerja yag memugkika. Kebijaka tersebut memafaatka dega baik pegalama yag diperoleh di bidag air bersih da saitasi di Idoesia da egara-egara lai. Kebijaka ii megikuti prisip-prisip kuat yag resposif terhadap permitaa, megguaka pedekata berbasis masyarakat, da meekaka perluya keterlibata perempua serta memfokuska pada prisip-prisip operasioal, pemeliharaa da pembiayaa yag berkesiambuga. Program Nasioal Saitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) da lima pilarya merupaka keragka kerja yag petig. Kelima pilar tersebut adalah peghapusa buag air besar di tempat terbuka, mecuci taga dega sabu, pegolaha air tagga, pegelolaa sampah padat da pegelolaa limbah cair. Kepemimpia Kemeteria Kesehata sagat petig dalam meigkatka STBM. Kabupate da provisi perlu mempercepat upaya-upayaya, sesuai dega stadar da pedoma asioal. Kelompok masyarakat termiski perlu memiliki akses ke pembiayaa utuk memulai STBM. STBM memerluka pedekata pemasara sosial yag memobilisasi sejumlah besar peduduk da meigkatka permitaa fasilitas saitasi yag lebih baik. Revitalisasi air bersih da saitasi sekolah dega tema-tema kesehata da sosial aka memberika beberapa peluag. Para siswa dapat mejadi age perubaha dalam masyarakat dalam hal STBM da praktek-praktek kesehata da kebersiha yag baik, yag sebaikya juga mecakup peagaa tempat pegguaa air bersih, peyimpaa air bersih yag layak, peurua diare, da peaggulaga demam berdarah da malaria. Advokasi yag berhubuga dega gizi, pegembaga aak usia dii da kierja pedidika aka lebih kuat daripada pesa-pesa tetag kesehata prevetif saja. Studi di tempat lai meujukka tigkat sifat persuasive dari alasa sosial, seperti keigia utuk merasaka da mecium sesuatu yag bersih da megikuti orma-orma sosial, da pegguaa sabu sebagai produk kosume yag diigika. Sistem data perlu diperkuat. Pemeritah telah meujukka perhatiaya dalam megembagka program STBM Nasioal di Sekolah. Program ii memerluka sistem pegumpula da pemataua data yag lebih baik daripada yag ada saat ii utuk air bersih da saitasi sekolah. Selai itu, sistem utuk pegujia da pelapora kualitas air perlu diperkuat da data tersebut diumumka kepada masyarakat. Keterlibata baik pemeritah daerah maupu sektor swasta sagat petig utuk meigkatka sistem perkotaa da piggira kota. Utuk daerah perkotaa, tekologi iovatif dalam peyediaa saitasi da air bersih perlu dikaji. Sistem saitasi da pembuaga kotora di perkotaa memberika tataga yag lebih besar, karea tekologi saitasi stadar tidak dapat bekerja karea kepadata peduduk yag berlebiha, kuragya ruag, da dekatya jarak sumber air. Dalam peyediaa air, desetralisasi tekologi da pedekata, seperti pegolaha tempat pegguaa air bersih, aka jauh lebih efektif dibadigka dega sistem setralisasi, karea berbagai sumber yag berbeda da bayakya peyedia. Utuk memperkuat tata kelola da kapasitas PDAM, diperluka pegkajia ulag terhadap berbagai tugas, proses da akutabilitas kelembagaa, khususya kepala PDAM. Tigkat pusat harus meetapka stadar miimal kierja utuk PDAM, dega mekaisme pemataua, peegaka da isetif. Lembaga-lembaga tigkat kabupate memerluka perecaaa da sasara yag tepat utuk membuat sistem perdesaa lebih berkesiambuga. Dalam proses perecaaa mereka, lembaga-lembaga tigkat kabupate yag berbeda (pekerjaa umum, pemberdayaa desa, dias kesehata kabupate da dias perecaaa kabupate) harus meetapka sasara masyarakat yag sama, sehigga mobilisasi masyarakat da pelatiha berlagsug dalam komuitas yag sama dimaa ifrastruktur dibagu. Ii aka megoptimalka pera serta masyarakat dalam perecaaa, pembagua da pegelolaa pelayaa saitasi da pasoka air bersih. Kesiambuga da keberlajuta persediaa air bersih perlu medapatka perhatia yag lebih 5

6 rigkasa Kajia OKTOBER 2012 besar. Satu dari sepuluh tagga megalami kekuraga persediaa air bersih, khususya pada musim kemarau. Optimalisasi kualitas, kuatitas da kesiambuga air bersih memerluka pegelolaa sumber air yag melibatka berbagai pemagku kepetiga. Pemeritah telah memulai diskusi kebijaka tetag Recaa Keamaa Air Bersih, yag bertujua utuk memastika kualitas, kuatitas, kotiuitas da keterjagkaua pelayaa air bersih. Sumber Adair, T. (2004): Child Mortality i Idoesia s Mega- Urba Regios: Measuremet, Aalysis of Differetials, ad Policy Implicatios. 12th Bieial Coferece of the Australia Populatio Associatio, September 2004, Caberra. Bakker, K. ad Kooy, M. (2010): Citizes without a City: The Techo-Politics of Urba Water Goverace, Chapter 5 i Beyod Privatizatio: Goverace failure ad the world s urba water crisis, K. Bakker. Ithaca: Corell Uiversity Press. Bappeas (2010): Peta Jala Percepata Pecapaia Tujua Pembagua Mileium di Idoesia (Roadmap for Acceleratio of MDG Achievemet i Idoesia) Jakarta: Bappeas (Natioal Developmet Plaig Agecy) Available from: peta-jala-percepata-pecapaia-tujua-pembaguamileium-di-idoesia/ Black, R.E., Morris, S.S. ad Bryce, J. (2003): Where ad why are 10 millio childre dyig every year? Lacet 361: BPPSPAM (2010): Performace Evaluatio of PDAMs i Idoesia. Jakarta: Miistry of Public Works, Bada Pedukug Pegembaga Sistem Peyedia Air Mium (Support Agecy for the Developmet of Drikig Water Supply Systems) BPS-Statistics Idoesia ad Macro Iteratioal (2008): Idoesia Demographic ad Health Survey (IDHS 2007). Calverto, Marylad, USA: Macro Iteratioal ad Jakarta: BPS. Crompto, D.W.T. ad Savioli, L. (1993). Itestial parasitic ifectios ad urbaizatio Bulleti of the World Health Orgaizatio, 71 (1): 1-7 Curtis, V. ad Caircross, S. (2003): Effect of washig hads with soap o diarrhoea risk i the commuity: A systematic review. Lacet Ifect Dis 2003; 3: Fewtrell, L., Kaufma, R.B., Kay, D., Eaoria, W., Haller, L. ad Colford Jr, J.M. (2005): Water, saitatio, ad hygiee itervetios to reduce diarrhoea i less developed coutries: A systematic review ad metaaalysis Lacet Ifect Dis 2005; 5: Jakarta Evirometal Agecy (BPLHD) (2012): Neraca Ligkuga Hidup Provisi DKI Jakarta Jakarta: Bada Pegedalia Ligkuga Hidup Daerah (BPLHD) Miistry of Health (2008): Lapora Nasioal: Riset Kesehata Dasar (Riskesdas) 2007, Jakarta: Miistry of Health, Natioal Istitute of Health Research ad Developmet. Miistry of Health (2011): Lapora Nasioal: Riset Kesehata Dasar (Riskesdas) 2010, Jakarta: Miistry of Health, Natioal Istitute of Health Research ad Developmet. PERPAMSI (2010): Pemetaa Masalah PDAM di Idoesia (Mappig of PDAM Problem i Idoesia). Jakarta: Persatua Perusahaa Air Mium Seluruh Idoesia (Idoesia Water Supply Associatio) Uger, A. ad Riley, L.W. (2007) Slum health: From uderstadig to actio. PLoS Med 4(10): e295. doi: /joural.pmed Uiversity of Idoesia Ceter for Health Research (2006): Survei tagga pelayaa kesehata dasar di 30 kabupate di 6 provisi di Idoesia Fial report. Jakarta: USAID - Idoesia Health Services Program Victora, C.G., Adair, L., Fall, C., Hallal, P.C., Martorell, R., Richter, L. ad Sachdev, H.S. (2008): Materal ad child uderutritio: cosequeces for adult health ad huma capital. Materal ad Child Uderutritio 2, Lacet 371: World Bak (2008): Ecoomic Impacts of Saitatio i Idoesia: A five-coutry study coducted i Cambodia, Idoesia, Lao PDR, the Philippies, ad Vietam uder the Ecoomics of Saitatio Iitiative (ESI). Research Report August Jakarta: World Bak, Water ad Saitatio Program. i Daerah perkotaa di sekitar Jakarta: meliputi Bekasi; da Bogor da Depok di Provisi Jawa Barat; Tagerag da Tagerag Selata di Provisi Bate ii Kriteria JMP tidak meetapka jarak atara persediaa air da tempat pembuaga kotora da oleh karea itu kurag tepat. 6 Ii adalah salah satu dari seragkaia Rigkasa Kajia yag dikembagka oleh UNICEF Idoesia. Utuk iformasi lebih lajut, hubugi jakarta@uicef.org atau klik

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN I. LATAR BELAKANG Pembagua kesehata merupaka bagia itegral dari pembagua asioal yag bertujua utuk meigkatka kesadara, kemaua da kemampua masyarakat

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM Persentase lembaga pendidikan nonformal yang memiliki alat dan bahan belajar

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM Persentase lembaga pendidikan nonformal yang memiliki alat dan bahan belajar MS URUSA SASARA STRATEG DKATOR KERJA KODS KODS AKHR Persetase lembaga pedidika oformal yag memiliki alat da baha belajar 71,36 73,71 85,45 Dias Pedidika 5 Mewujud ka Peigka ta Budaya Sehat da Aksesibil

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jala Lapaga Hatta No. 1 Keluraha Pasar Muara ama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

sarana dan prasarana rumah `1 `1 sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah prasarana `1 `1 Peningkatan pelayan kesehatan di rumah sakit jiwa

sarana dan prasarana rumah `1 `1 sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah prasarana `1 `1 Peningkatan pelayan kesehatan di rumah sakit jiwa Meigkatya Pembagua/reh Pembagua/rehabi Ligkuga RSUD yag `0.9 `0.9 Program pemeliharaa kesehata ifrastruktur da abilitasi/pemelihar litasi ifrastruktur yama da bersih saraa da prasaraa rumah saraa prasaraa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

Tujuan Pengelolaan Perikanan. Suadi Lab. Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan UGM

Tujuan Pengelolaan Perikanan. Suadi Lab. Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan UGM Tujua Pegelolaa Perikaa Suadi Lab. Sosial Ekoomi Perikaa Jurusa Perikaa UGM suadi@ugm.ac.id Tujua Pegelolaa teggelamka setiap kapal lai kecuali milik saya (sik every other boat but mie) (David Cushig)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Tabel 5.1 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Pembagua peyeleggaraa Musrebag Racaga RPJMD Peetapa RPJMD Tabel 5.1 Recaa da, Idikator Kierja, Kelompok Sasara da Pedaaa Idikatif Tujua Sasara Idikator Kode da Idikator Data Target Kierja da Keragka Pedaaa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

P r o s i d i n g 149

P r o s i d i n g 149 P r o s i d i g 149 PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KOPI TRADISIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Heptari Elita Dewi (1), Aisa Aprilia (2), Heru Satoso Hadi Subagyo (3) Fakultas Pertaia, Uiversitas

Lebih terperinci

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph M.H. Fariduddi Ath-thar, Vitas Atmadi Prakoso, Otog Zeal Arifi, da Rudhy Gustiao Balai Riset Perikaa Budidaya Air Tawar, Jl. Sempur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

UPTD PUSKESMAS SURADE

UPTD PUSKESMAS SURADE CONTOH SOP PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Bidag Stadar PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Dikes Kab.Sukabumi Pegertia : Kegiata mematau status gizi secara periodik utuk meilai perkembaga status gizi balita yag

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA Duwi Basuki STIKES PPNI MOJOKERTO, Jl. Raya Jabo Km 06 Mojoayar- Mojokerto. Email

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fagidaea,c*, Elisabeth Herwatib, Maria Y. Biac a b Mahasiswa S-1 Prodi Keperawata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

RENCANA AKSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA AKSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA AKSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT TAHUN ANGGARAN 207 No. Tujua Sasara Kierja ua Kierja Idikatif (Jutaa Rp) Waktu Pelaksaaa. Mewujudka Aparatur Perecaa yag profesioal da berkualitas.. Meigkatya Profesioalisme

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA Rai Febri Ramadai. Elfreda Aploia Lau, Suyati Jurusa Akutasi, Fakultas Ekoomi Uiversitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang C463 Keterkaita Karakteristik di Kawasa Piggira Terhadap Kesediaa Megguaka BRT di Kota Palembag Dia Nur afalia, Ketut Dewi Martha Erli Hadayei Departeme Perecaaa Wilayah da Kota, Fakultas Tekologi Sipil

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas dan Strategi Penanganan Aksesibilitas Terhadap Prasarana Pendidikan di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya

Penentuan Prioritas dan Strategi Penanganan Aksesibilitas Terhadap Prasarana Pendidikan di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Istitut Tekologi Padag, 7 Juli 7 ISBN: 978-6-757-6-7 http://eproceedig.itp.ac.id/idex.php/spi7 Peetua Prioritas da Strategi Peagaa Aksesibilitas Terhadap Prasaraa Pedidika di Kecamata Sugai Kakap Kabupate

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Peelitia 4.1.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka pada bula September sampai Desember 2009, bertempat di Laboratorium Terpadu IPB yag beralamat di Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

Realisasi Capaian Kinerja dan Anggaran Renja SKPD yang dievaluasi

Realisasi Capaian Kinerja dan Anggaran Renja SKPD yang dievaluasi target kierja SKPD megacu pada sasara RKPD : Terlaksaaya koordiasi pegelolaa pelaksaaa rehabilitasi serta rekostruksi, mempercepat peaggulaga korba peigkata kemampua peaggulaga EVALUASI TERHADAP HASIL

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Muslimi da Saritag Balai Pegkajia Tekologi Pertaia Sulawesi Selata Jl. Peritis Kemerdekaa, KM.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MUSEUM INTERAKTIF BERBASIS MOBILE DEVICE

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MUSEUM INTERAKTIF BERBASIS MOBILE DEVICE Media Iformatika Vol. 0 No. 3 (20) PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MUSEUM INTERAKTIF BERBASIS MOBILE DEVICE Aa Hadiaa Sekolah Tiggi Maajeme Iformatika da Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Djuada o.96 Badug 4032

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Peelitia Metodologi peelitia ii merupaka cara yag diguaka utuk memecahka masalah dega lagkah-lagkah yag aka ditempuh harus releva dega masalah yag telah dirumuska.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses 28 KERANGKA PEMIKIRAN Kepuasa merupaka peilaia seseorag terhadap produk atau jasa yag telah dikosumsiya. Seorag pelagga aka merasa puas apabila mafaat produk yag didapatya melebihi harapa mereka yag timbul

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo Pedahulua Pelayaa keperawata merupaka ujug tombak utama pelayaa kesehata di rumah sakit da merupaka cermi utama dari keberhasila pelayaa kesehata secara keseluruha. Pelayaa keperawata yag bermutu tiggi

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

STATISTIKA NON PARAMETRIK

STATISTIKA NON PARAMETRIK . PENDAHULUAN STATISTIKA NON PARAMETRIK Kelebiha Uji No Parametrik: - Perhituga sederhaa da cepat - Data dapat berupa data kualitatif (Nomial atau Ordial) - Distribusi data tidak harus Normal Kelemaha

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSTANSI : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR VISI : Mewujudka Pelayaa Trasportasi yag Berkualitas

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

INFORMASI JABATAN. membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

INFORMASI JABATAN. membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. INFORMASI JABATAN Dias Pekerjaa Umum da Peataa Ruag mempuyai tugas membatu Bupati dalam melaksaaka peyusua da pelaksaaa kebijaka daerah di bidag pekerjaa umum da peataa ruag. 1. NamaJabata : Kepala Seksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji da syukur, kami pajatka kehadapa Allah SWT, karea atas perkea da da ridho-nya telah diselesaika peyusua Output Pael Kelauta Da Per

KATA PENGANTAR Puji da syukur, kami pajatka kehadapa Allah SWT, karea atas perkea da da ridho-nya telah diselesaika peyusua Output Pael Kelauta Da Per DATA DAN INFORMASI PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) Karakteristik Sumberdaya Mausia da Pedapata Rumah Tagga Nelaya Pusat Peelitia Sosial Ekoomi Kelauta da Perikaa Bada Peelitia da Pegembaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel) DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Pearika Sampel) I. PENDAHULUAN Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah Bab 3 Keragka Pemecaha Masalah 3.1. Metode Pemecaha Masalah Peelitia ii disajika dalam lagkah-lagkah seperti ag terdapat pada gambar dibawah ii. Peajia secara sistematis dibuat agar masalah ag dikaji dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai 37 Gambar 4-3. Layout Model Awal Sistem Pelayaa Kedai Jamoer F. Aalisis Model Awal Model awal yag telah disusu kemudia disimulasika dega waktu simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalaka, aimasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek da Tempat Peelitia Subjek dari peelitia adalah siswa kelas.b SMA Muhammadiyah 2 Badar Lampug Tahu Ajara 2011-2012 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 15 siswa laki-laki

Lebih terperinci

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS A. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupaka uit kesehata masyarakat yag petig da dibutuhka dalam upaya pemeuha tututa masyarakat aka kesehata.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk Lampira 1 Bukti Kas Masuk Lampira 2 Bukti Kas Keluar Lampira 3 Struktur Orgaisasi Lampira 3 Tabel Jawaba Respode Lampira 4 Tabel Hasil Pegujia Data dega SPSS N A1 N A2 N A3 N A4 N A5 N A6 N A7 Pearso TOTAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PRISMA 1 (2018) PRISMA, Prosidig Semiar Nasioal Matematika https://joural.ues.ac.id/sju/idex.php/prisma/ PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang

Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 1 Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag (Causality Aalysis of

Lebih terperinci