Keywords: Articulation model teaching, LCD Proyektor.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: Articulation model teaching, LCD Proyektor."

Transkripsi

1 PENGARUH PERSEPSI PEMBELAJARAN MODEL ARTIKULASI DENGAN MEDIA LCD PROYEKTOR DAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 LICIN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN Oleh Waris leluhur ABSTRAK Pendidikan adalah parameter maju tidaknya suatu Negara, karena itu pendidikan seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Sehingga pemerintah Indonesia terus selalu melakukan inofasi dalam pengelolaan pendidikan nasional termasuk dilakukan evaluasi dan pembaharuan kurikulum dalam rangka untuk penyesuaian terhadap tuntutan jaman dan dunia. Termasuk dalam hal ini sangat diperlukan peningkatan kualitas guru sebagai praktisi langsung dalam dunia pendidikan dalam proses pengembangan kualitas guru dan dituntut untuk selalu memiliki kemampuan kreatifitas dalam proses Belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan secara terus menerus. sehubngan dengan itu peneliti melakukan pengujian dengan aplikasi pembelajaran melalui model Artikulasi dengan media LCD Proyektor bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Pembelajaran model artikulasi, LCD Proyektor ABSTRACT Education is a parameter development of a country wheter the countriy develop or not, therefore education should receive special attention. So that the Indonesian government continues to always do innovation in national education management including evaluation and curriculum renewal in order to adjust to the demands of the globalisation. Inncluding with this, it isvery necessary to improve the quality of teachers as direct practitioners in education in teacher quality and development process required to always have the capability of creativity in teaching learning process effective and fun continously. For this reason the researcher conducted a testcomnsist of the application of learning through articulation models with LCD Projectors how the media affect student achievement. Keywords: Articulation model teaching, LCD Proyektor. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

2 1. PENDAHULUAN Pendidikan adalah parameter maju tidaknya suatu Negara, karena Lembaga Pendidikan sangat strategis dalam usaha peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan pem bangunan Nasional dibidang Pen didikan diperlukan peningkatan penyelenggaraan pendidikan Nasional yang sesuai dengan ke butuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Guru sebagai praktisi pendidikan memiliki tanggung jawab langsung dalam peningkatan mutu pendidik an, selalu dituntut dalam upaya inovasi dan kreativitas terus menerus baik dari segi penguasaan materi dan inovasi proses, lebihlebih lembaga pendidikan yang berada didaerah pinggiran perlu sekali merumuskan gagasan dalam upaya peningkatan mutu yang diharapkan. karena itu Lembaga pendidikan yang tergolong didaerah pinggiran harus selalu melakukan perubahan cara berpikir dan berbuat untuk lebih aktif dan kreatif dalam memenej lembaga pendidikanya mulai dari pengembangan kurikulum dan jenis pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakanya Menurut Abu Ahmadi (2005: 11) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam kontek sipembelajaran. Sesuai dengan paradigma baru hendaknya strategi belajar mengajar khususnya pada pelajaran IPS mengacu pada konsep pembelajaran yang berubah dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 130) ada beberapa pertimbangan untuk memilih strategi pembelajar an yaitu (1) pertimbangan tujuan yang akan dicapai, (2) pertimbang an bahan dan materi pembelajaran, (3) pertimbangan sudut pandang siswa yang meliputi pola pikir, minat dan bakat, dan (4) pertimbang kan efektifitas dan efisiensi. Salah satu hal yang juga perlu diperhati kan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah factor masyara kat serta sarana dan prasarana karena factor ini kurang diperhati kan tetapi secara tidak langsung membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Setidaknya ada tiga faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar meng ajar yaitu : 1) Siswa kurang memiliki kemampuan untuk me rumuskan gagasan sendiri. 2). Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain 3). Siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampai kan pendapat dengan teman yang lain (Soli Abimanyu, 1995:89) Adapun Pembelajaran dengan menggunakan media LCD Proyek tor diharapkan akan menimbulkan persepsi yang positif bagi seluruh peserta didik karena untuk siswa kelas VIII dalam tingkat kedewasa an berfikir masih dalam usia anakanak tentang penggunaan Media Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

3 LCD Proyektor sangat asing dan dianggap paling menarik karena ada gambar-gambar yang bisa menarik pada program power sehingga tidak akan mengalami jenuhan, ngantuk justru akan menambah semangat dan menyenangkan serta kon sentrasi terhadap proses belajar. sedangkan kondisi latar belakang orang tua murid pada obyek penelitian secara ekonomi tergolong rendah rata-rata berprofesi buruh tani dan buruh perkebunan maka dijastifikasi dukungan fasilitas belajarpun kategori rendah, dan tingkat input SD yang masuk sebagai siswa SMP Negeri 1 Licin tergolong nilai rendah, sehingga hasil Prestasi belajar yang didapat kan selama menjadi siswa SMP Negeri I Licin dalam mata Pelajaran IPS selalu kurang membanggakan, sekedar sebagai pelengkap latar belakang permasalahan penelitian ini, permasalahan pada siswa kelas VIII paralel SMP Negri I Licin adalah rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dengan data sebagai berikut: pada Hasil Evaluasi Kompetensi Dasar: 3.2. Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam kehidupan seharihari. Hasil Nilai Rata-Rata Kelas paralel = Dan hasil Prosentase Ketuntasan Kelas pralel 3 kelas jumlah 115 siswa dengan SKBM diatas 70 berjumlah = 20,58 %. Ini berarti bahwa proses PBM yang berlangsung mengalami ke gagalan yang sangat fatal, dan setelah Peneliti sekaligus sebagai Guru melakukan refleksi bahwa dalam proses pembelajaran hanya bersifat konvensional, oleh karena itu peneliti ingin melakukan per ubahan dalam prestasi siswa, maka Peneliti ingin mengetahui bagai manakah persepsi siswa dalam pembelajaran dengan model Artikulasi dan dengan Media LCD Proyektor terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran IPS. Sehingga dalam penelitian ini Peneliti mengambil Judul Pengaruh Persepsi Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor dan tingkat Motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 1licin- Banyuwangi semester 2 Tahun Pelajaran KAJIAN PEMBAHASAN Menurut Tabrani Rusyan, Mutu Pendidikan dapat terwujud, jika Kekiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat berjalan efektif yang artinya proses belajar dapat berjalan lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kreteria proses belajar yang efektif meliputi: (1). Mampu mengembangkan konsep generalisasi bahan ajar yang abstrak menjadi jelas dan nyata. (2). Mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda-beda. (3). Mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda dan (4). Melibatkan Peserta didik secara aktif dalam pengajaran sehinga mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan (Tabrani Rusyan,1969) Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

4 Kajian Pembahasan Teori tentang Persepsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Persepsi memiliki arti : 1. Tanggapan (Penerimaan) langsung dari sesuatu ; Serapan : Perlu diteliti masyarakat terhadap alasan pemerintah menikan harga bahan bakar minyak; 2. Proses seorang mengatakan beberapa hal melalui panca inderanya. Maka peneliti memberikan makna bahwa Kata Persepsi dalam Judul Penelitian tersebut memiliki makna bagaimana tanggapan siswa terhadap Model Pembelajaran Artikulasi dengan menggunakan media LCD proyek tor terhadap minat belajar dan prestasi hasil belajar siswa. Kajian Pembahasan Teori tentang Pembelajaran Model Artikulasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Artikulasi adalah Sambungan antara dua bagian, misal tempat melekatnya daun pada ranting. Ini yang dimaksud dalam proses pembelajaran adalah bentuk pembelajaran kelompok yang terdiri dua orang, dan tiem dua orang dalam anggota kelompok berko operative disambungkan dengan cara kerja sama dalam menerima keterangan atau penjelasan dari guru dan kemudian masing-masing dituntut untuk mampu menerangkan kembali kepada anggotanya dan teman sekelasnya dengan cara bergantian, karena itu cara pem belajaran ini adalah cara yang dapat memberikan tanggungjawab secara individu tetapi tidak lepas dari proses kerja sama antar kelompok nya masing-masing. Kajian Pembahasan Teori tentang LCD Proyektor Tehnologi pengajaran yang sering digunakan adalah sebagai media yang lahir sebagai akibat hasil revolusi komunikasi yang dapat dipakai untuk kegiatan proses belajar mengajar Guru, antara lain berupa Radio, Tape Recorder, Film, Televisi, Slides, Overhead Proyek tor, yang dapat dibedakan sebagai perangkat keras (Hardware) dan Perangkat lunak (Software). Perkembangan tehnologi ter utama tehnologi digital sangat cepat salah satunya adalah LCD (Liquid Cristal Display). LCD Proyektor adalah suatu jenis proyektor Vidio untuk menampilkan vidio, foto atau atau data komputer pada layar atau permukaan datar lainya. Media ini merupakan analog modern slide proyektor (Wikipedia.Com,2010) Penerapan Pembelajaran Model Artikulasi dengan menggunakan LCD Proyektor Berdasarkan Dasar pandangan teori diatas tentang pembelajaran dengan menggunakan model Artikulasi Prosesnya adalah sebagai Berikut : 1.Guru Menyampaikan Tujuan Pem belajaran yang ingin dicapai 2. Guru Menyajikan materi sebagai mana mestinya Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

5 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, dibentuk kelompok berpasangan dua orang 4. Dari pasangan itu disuruh men ceriterakan materi yang baru diterima dari Guru dan pasanga nya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran, begitu juga kelompok lain. 5. secara bergiliran / diacak me nyampaikan hasil wawancara nya dengan teman pasanganya sampai sebagian siswa sudah me nyampaikan hasil wawancara nya 6. Guru mengulangi / Menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami dipahami siswa 7. Kesimpulan penutup. Kajian Pembahasan Teori tentang Motivasi Belajar Menurut Mc. Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesorang yang ditandai dengan muncunya Feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adaanya tujuan. Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manausia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem Neurophysiological yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia 2. Motivasi ditandai dengan muncul nya, rasa Feeling, refleksi se seorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan per soalanpersoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentu kan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupa kan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Mativasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculanya karena terangsang/terdorong oleh ada nya unsur lain. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, ke biasaan, pada waktu belajar atau bekerja, oleh karena itu bagaimana yang paling penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Menurut Sardiman A.M. (2007 :83) tentang Kebutuhan dan Teori tentang Mortivasi. dalam belajar diperlukan motivasi, Motivation is an essential of learning. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dari delapan 8 (delapan) ciriciri Motivasi yang dimiliki manusia tersebut diatas disini Peneliti merangkum dalam peneliti an ini yang dijadikan suatu indikator Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

6 dengan score 1-5 semakin tinggi nilai motivasinya semakin tinggi scorenya yaitu dengan kreterian sebagai berikut: Tabel : 1.1 Indikator Penilaian Motivasi NO CIRI MOTIVASI SCORE MOTIVASI Bekerja dengan Tekun 2 Ulet menghadapi kesulitan 3 Minat menghadapi macammacam masalah 4 Dapat mempertahankan pendapatnya/tidak mudah melepaskan yang diyakini 5 Senang mencari dan memecahkan masalah Kterangan : 5. = Minatnya Sangat Tinggi 4. = Minatnya Tinggi 3. = Minatnya Cukup Tinggi 2. = Minatnya Kurang 1. = Minatnya Sangat Kurang Penilaian ini didapat melalui hasil angket dengan menggunakan skor rentang 1 sampai 5, jika siswa memperoleh nilai maksimal maka pada setiap item siswa tersebut mendapat skor maksimal 25 adapun grade atau rentang perskoranya adalah sebagai berikut : = A = B = C = D = E Adapun rumus untuk memperoleh nilai tersebut diatas adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : SKOR NA = X 100 % SKOR MAKSIMAL KETERANGAN: NA : Nilai Akhir SKOR : Jumlah Skor yang diperoleh SKOR MAKSIMAL : 25 Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

7 Kajian Pembahasan Teori tentang Prestasi Hasil Belajar Setelah mengkaji berbagai masalah tentang metode belajar model Artikulasi dengan mengguna kan Meda LCD Proyektor, maka pada kajian selanjutnya akan dibahas tentang masalah hasil belajar yang meliputi; pengertian belajar, faktor yang mempengaruhi nya, pengertian Hasil belajar, penilaian hasil belajar. Definisi Belajar Belajar merupakan suatu proses menasimilasikan dan meng hubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengerti an yang sudah dimiliki, sehingga pengertianya mejadi berkembang. Sehubungan dengan itu, ada beberpa ciri atau prinsip dalam belajar (Paul Suparno, 1977) dijelaskan sebagai berikut: 1. Belajar berarti mencari makna, makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan mereka alami 2. Konstruksi makana adalah pro ses yang terus menerus 3. Belajar merupakan pengembang an pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. 4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dan lingkung anya 5. Hasil belajar seseorang ber gantung pada apa yang telah diketahui, si subyek belajar, tujuan, motivasi, yang mem pengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Gegne dalam bukunya The conditions of learning 1997 (dalam Purwanto, 1998:85) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami itu kewaktu sesuadah mengalami situasi itu. Witherington 1952 (dalam effendi Dkk, 1985:103) merumus kan pengertian belajar sebagai suatu perubahan dalam kepribadian, sebagaimana yang dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan polapola respon atau tingkah laku yang baru yang nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggup an atau pemahaman. Dari berbagai pendapat tentang definisi belajar diatas maka dapat di identifikasi ciri-ciri kegiat an yang disebut belajar, diantaranya belajar merupakan aktifitas yang menghasilkan per ubahan pada diri individu yang belajar, baik tingkah laku, afektif kognitif ataupun psikomotorik menuju kearah yang lebih baik. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu pucak proses belajar yang dapat merubah perilaku seseorang yang berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dan hasil belajar tersebut terjadi, terutama disebabkan oleh pem belajaran yang baik dari guru. Hasil belajar merupakan proses internal Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

8 yang komplek. Sedangkan yang terlibat dari proses internal tersebut adalah seluruh mental yang me lingkupi segenap ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dibeda kan menjadi tiga aspek yaitu: a). aspek kognitif. b) aspek afektif. c) aspek psikomotorik. Untuk men dapatkan nilai dari tiga aspek tersebut apakah telah memenuhi tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan adanya pengukuran dan penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar, khusus nya kegiatan belajar individu. Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan meng gunakan tes, baik tes tulis, tes perbuatan, tes lisan, atau dengan melihat produk yang di hasilkan dari peserta didik. Adapun Prestasi Hasil belajar mata pelajaran IPS yang dipakai sebagai obyek penelitian ini di lakukan dengan cara ulangan harian dengan ranah penilaian Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dirancang pada Instrumen yang telah disiapkan dengan didesain untuk menyusun naskah yang Validit dan Reliabel, yaitu perancangan dengan kisi-kisi soal, adapun batas minimal ketuntasan belajar peneliti menggunakan angka Kreteria Kentutasan Minimal (KKM) adalah nilai 7. Kajian Pembahasan Teori tentang Mata Pelajaran IPS Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tujuan dan Esensi Pendidik an Mata Pelajaran IPS adalah penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat (Hamid Hasan, 1996; Kosasih 1992) Menurut Gross (1978) mengenai Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS) para ahli sering mengaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Ia menyebutkan bahwa tujuan pen didikan IPS adalah untuk mem persiapkan peserta didik men jadi warga negara yang baik dalam hidupnya di masyarakat, secara tegas Ia mengatakan To Prepare Students to be Well-Functioning Citizens in a democratic society Tujuan lain pendidikan IPS untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalar an dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978). Maka pada dasarnya tujuan Pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, ke mampuan dan lingkunganya, serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia 1. Interaksi Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

9 Interaksi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga manusia harus mampu interaksi dengan baik. Hal ini diperlukan karena manusia me miliki naluri untuk Interkasi. Berhubungan, dan bergaul dengan sesama sejak dilahirkan sampai sepanjang hidupnya. 2. Saling Ketergantungan Kodrati manusia sebagi makluk sosial maka, Setiap orang dapat dipastikan memerlukan orang lain, Manusia dapat saling bergantung dalam beragam cara, mulai dari pemeliharaan (perawat an) dan dukungan perasa an sampai pada pertukaran barang dan jasa. Untuk me menuhi kebutuhanya manusia bergantung pada orang lain. 3. Kesinambungan dan Perubahan (Continuity and Change) Sejumlah nilai, simbul dan kebiasaan yang lahir dari satu generasi senantiasa dipelihara dan disosialisasikan kepada generasi berikutnya, meskipun terjadi pembaharuan dan perubah an, tetapi inti dan muatan nilai, simbul dan kebiasaanya pada umumnya tetap diteruskan secara berkesinambungan. Kesinambu ngan terjadi karena adanya lembaga perkawinan dapat me lanjutkan keturunan yang kemudian melakukan perkawin an pula. 4. Keragaman/Kesamaan/Perbedaan Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ini sebuah keunikan setiap orang, Oleh karena itu keunikan harus dihargai sebagai sesuatu yang datang secara kodrati dan alami. Terjadinya keragaman, perbeda an, dan kesamaan adalah karena setiap individu menginginkan keberadaan dirinya. 5. Konflik dan Konsensus Di masyarakat senantiasa ada konflik yang ditimbulkan oleh berbagai sebab. Bahkan konflik dapat muncul di dalam diri sendiri. Demikian pula halnya dengan Konsensus dapat muncul setelah adanya konflik atau bahkan sebaliknya karena satu pihak dengan pihak tertentu melakukan konsensus, maka pihak ketiga justru menimbulkan konflik, ini bisa terjadi pada kelompok kecil sampai tingkat Nasional bahkan Internasional. 6. Pola (Pattern) Pola dapat diartikan se bagai suatu Corak, Model, atau Bentuk yang sama yang ditiru, yang terulang. Setiap Pribadi atau masyarakat memiliki pola hidup tersendiri. Pola hidup yang dijalani selama bertahun-tahun akan melahirkan karakteristik tertentu. 7. Tempat (Lokasi) Tiap makluk pasti me miliki ruang dan lokasi. Tiap peristiwa alam dan peristiwa sosial termasuk peristiwa sejarah tidak hanya terjadi dalam waktu tetapi juga pada tempat (ruang) tertentu. Perebutan ruang atau tempat yang sama dapat menimbulkan benturan atau tabrakan dan akibatnya dapat Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

10 terjadi perubahan bentuk (deformasi). 8. Kekuasaan (Power) Kekuasaan memiliki 3 Elemen yang utama yaitu Pengaruh (Influence), Wewenang (Authority), dan kekuatan (Force). Seseorang dapat me miliki salah satu unsur tersebut atau semua unsur sekaligus. Seseorang yang memiliki pengaruh dapat dituruti orang lain, walaupun ia tidak memiliki kekuasaan, demikian pula se seorang yang memiliki kewenang an tetapi tidak berkuasa, tetapi tidak memiliki wewenang untuk memetintah orang lain. Oleh karena itu kekuasaan (power) barulah sempurna apabila me miliki ketiga unsur tersebut. 9. Nilai Kepercayaan Nilai, Simbol, dan lambang adalah sesuatu yang berharga dan memiliki karakter istik tertentu. Nilai (Value) me rupakan keyakinan yang di pegang dan dilaksanakan dari generasi kegenerasi secara turuntemurun dipelihara. Jika suatu masyarakat tidak memiliki Nilai maka masyarakat tersebut tidak akan berharga dimata orang lain. Nilai inilah yang meng angkat derajat seseorang, kelompok atau masyarakat, bahkan suatu bangsa. 10. Keadilan dan Pemerataan Keadilan merupakan dambaan setiap orang. Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya oleh karena itu jika sesuatu keputusan belum ditempatkan pada selayaknya maka banyak orang yang kemudian berkomentar Hal ini Tidak adil. Adil adalah sebuah cita-cita, sehingga jika telah sampai pada satu titik yang dianggap Adil 11. Kelangkaan (Scarcity) Juka terjadi kelangkaan atau keterbatasan jumlah barang, maka secara otomatis harga barang akan naik. Jika hal ini tidak dikendalikan maka pembeli akan tidak puas dan tidak diperlakukan secara adil, kemudian pembeli dapat ver tindak diluar kebiasaanya. 12. Kekhususan (Specialization) Dalam perkembangan hidup dewasa ini pola hidup telah lebih mengarah pada hal-hal yang khusus. Perilaku hidup kolektif dewasa ini relatif di tinggalkan, terutama pada ke hidupan di kota-kota besar. Namun pola hidup kolektif masih terasa didaerah-daearah atau di desa-desa. 13. Budaya (Culture) Setiap generasi mengalami perubahan dan menerima pe ninggalan budaya dari generasi sebelumnya. Budaya selayaknya kepercayaan (Belief) harus diper tahankan, jika budaya itu merupakan hal yang baik. Se baliknya budaya yang me nyimpang dan bertentangan dengan perkembangan Zaman haruslah dilupakan. 14. Nasionalisme Nasionalisme merupakan Sense atau Rasa Cinta yang Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

11 ada pada setiap warga negara terhadap negaranya. Aktualisasi dari rasa cinta bermacammacam, Namun demikian inti dari semua perilaku tersebut adalah rasa Nasionalisme yaitu Rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa 2. Dalam Penelitian ini penulis memiliki kerangka berfikir sebagai berikut: Tabel 2: 1 Kerangka berpikir penelitian Persepsi Pemebelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor (X ₁) Tingkat Motivasi belajar (X ₂) Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin Semester 2 Tahun Pelajaran Kabupaten Banyuwangi (Y) Dalam Kerangka berpikir peneliti dalam penelitian ini adalah Persepsi siswa tentang Pembelajar an Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor dan tingkat motivasi belajar siswa akan me miliki pengaruh yang positif, se hingga akan berpengaruh secara signifikan terdapan tingkat tinggi nya Motifasi belajar dan secara simultan juga akan ber pengaruh secara signifikan terhadap Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin - Banyuwangi Semester 2 Tahun Pelajaran METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan (Desain) peneliti an merupakan strategi untuk meng digunakan untuk memperoleh buktibukti empiris dalam menjawab atur tata (setting) penelitian agar pertanayaan penelitian. Dalam peneliti memperoleh data yang tepat Penelitian Experimental, rancangan (valid) sesuai dengan karakteristik penelitian disebut rancangan variabel dan tujuan penelitian. (desain) eksperimental. Menurut Mc. Millan dalam Ibnu Sugiono (2009:73-79) Meng Hadjar (1999:102) adalah rencana kategorikan bentuk desain dan struktur penyelidikan yang eksperimental menjadi: 1) Pre- Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

12 Eksperimental Design, 2) True Experimental Design, 3) Factorial Design, dan 4) Quasi Experimental Design. Setyosaro Punaji (2010: ) mengkategorikan rancangan eksperimen ini meliputi : 1) posttest-only control group design; 2) Utreated control group design with pretest and posttest; 3) Pretestpostest control group design; 4) Randomized Solomon four group design; dan 5) Rancaangan factorial (Factorial design) Suharsimi Arikunto (1998: 85-88) mengkategorikan desain eksperimen menjadi 8 yaitu: 1) Control group pre-test post test, 2) Random terhadap subjek, 3) Pasangan terhadap subyek, 4) Random pre test post test, 5) Random terhadap subjek dengan pre test kelompok control post test kelompok eksperimen, 6) tiga kelompokeksperimen dan control, 7) empat kelompok dan 3kelompok control, dan 8) desain waktu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang me nerapkan dua Variabel independen X₁ dan satu Variabel dependen Y. Untuk mencari pengaruh persepsi X₁ dengn Y dan X₂ dengan Y, menggunakan teknik pengaruh sederhana. Untuk mencari peng aruh persepsi X₁ dengan X₂ secara bersama sama terhadap Y meng gunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey dan bertujuan member penjelasan (Eksplanation) Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor ( Tingkat motivasi belajar dan Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS (Y) Berdasarkan ketiga obyek tersebut diatas maka dapat dianalisa sebagai berikut : Pertama: Besar Pengaruh Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor terhadap Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin- Banyuwangi Semester 2 Tahun Pelajaran Kedua: Tingkat motivasi belajar terhadap Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin-Banyuwangi Semester 2 Tahun Pelajaran Ketiga: Besar Pengaruh Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor dan Tingkat Motivasi Belajar terhadap Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin-Banyuwangi Semester 2 Tahun Pelajaran Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan peneliti an diatas yang pada dasarnya adalah untuk mencari dan menjelaskan pengaruh sejumlah Variabel bebas yang mencakup Pembelajaran model Artikulasi dengan media LCD Proyektor dan Tingkat motivasi belajar terhadap Prestasi hasil belajar pada mata pelajaran Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

13 IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Licin - Banyuwangi Semester 2 Tahun Pelajaran , maka penelitian yang diguna kan termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey dan bertujuan memberi penjelasan (eksplanation). Dilihat dari tingkat eksplanation, penelitian ini ter masuk penelitian asosiatif, dengan bentuk pengaruh variabel kausal (Sugiyono, 1999:6). Menurut Sugiyono (1999:11). Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubung an antara dua variabel atau lebih. Sedangkan pengaruh kausal adalah sebab akibat, bila X maka Y. (Sugiyono, 1999:12). Dari uraian beberapa pen dapat tersebut dapat diambil ke silmpulan bahwa penelitian ini ter masuk: penelitian metode survey, tingkat eksplanation asosiatif dengan hubungan variabel kausal, dan jenis data kuantitatif. Operasional Variabel Pada penelitian ini ditetapkan tiga jenis variabel yang akan diukur, yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variabel yang memberikan kontribusi kepada variabel terikat. Notasi (X) adalah Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor ( dan Tingkat motivasi belajar ) 2. Variabel terikat (dependent variable) dengan notasi (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel tersebut adalah Prestasi Hasil Belajar (Y). Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mem punyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Menurut Suharsimi (1998: 115) adalah keseluruhan subjek penelitian.sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1984:70) Populasi penelitian adalah seluruh Individu yang akan dikenai sasaran generalaisasi dan sampelsampel yang akan diambil dalam suatu penelitian Adapun Populasi target (Population target) Penelitian ini adalah Kelas VIII di SMP Negeri I Licin- Banyuwangi Semester 2 tahun pelajaran yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 114 siswa, dengan diasumsikan bahwa tiga kelas ini memiliki kemampuan akademis yang bervariasi. 2. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling, yaitu Pada tahap pertama, semua kelas VIII dari tiga kelas VIII yang ada di SMP Negeri 1 Licin- Banyuwangi. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

14 dilakukan secara random kelas, artinya kelas yang dirandom dengan menggunakan dengan semua jumlah populasi yaitu Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Licin Banyuwangi berjumlah 114 orang siswa, maka untuk menentukan besarnya ukuran sampel dipakai rumus Slovin (Umar, 2006:108) sebagai berikut: Untuk menentukan besarnya sampel dapat digunakan model rumus dari Slovin (Azhari : 1992, hal 53), dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi E = Error (% yang dapat ditoleransi terhadap ketidaktepatan penggunaan sampel sebagai pengganti populasi) Pada penulisan ini penulis menggunakan error sebanyak 10 % sehingga besarnya sampel dapat dihitung sebagai berikut : N n 2 1 N(e) n = n = n = n = 53 Sampel Berdasarkan rumus daiatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang siswa Tabel: 3.1 Distribusi Sampel NO KLAS JUMLAH SISWA JUMLAH SAMPEL 1 VIII A : 114 X 53 = VIII B : 114 X 53 = 17,66 3 VIII C : 114 X 53 = 17,66 Jumlah ,98 = 53 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel 1. Variabel Penelitan Menurut Sugiyono (2001: 38) Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga mem peroleh informasi tetang hal tersbut. Kemudian ditarik kesimpula nya. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa Variabel adalah konstruksi (Constructs) atau sifat yang akan dipelajari, diberi Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

15 kan contoh misalnya tingkat aspirasi, Penghasilan, Pendidik an, Status social, Jenis kelamin, Golongan Gaji, Produktivitas kerja dll. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa Variabel dapat dikatakan se bagai suatu sifat yang diambil dari suatu Nilai yang berbeda (Different Values). Dengan demikian Variabel ini merupa kan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981) me nyatakan bahwa Variabel adalah suatu kualitas (Qualities)dimana peneliti mempelajari dan me narik kesimpulan darinya. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibeda kan sebagai berikut: a.variabel Independen: Variabel ini sering disebut sebagai Variabel stimulus, pre dictorantecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat) b. Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Variabel terikat me rupakan Variabel yang mem pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. c. Variabel Moderator : adalah Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan mem perlemah) hubungan antara Variabel Indevenden kedua d. Variabel Intervening : dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan An Ingter vening Variabel is that vactor that Theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, mesure, or manipulate. Variabel Inter vening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diatara Variabel indevenden dan dependen, sehingga Variabel Independen tidak langsung mempengaruhi ber ubahnya atau timbulnya veriabel dependen. e. Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh Variabel indepen den terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila kan dilakukan penelitian yang bersifat membadingkan. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

16 Metode Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan data Menurut Sugiyono (2009: ) terdapat dua hal uatama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu: Kualiatas Instrumen penelitan dan kualitas pengumpulan data, kualitas Instrumen berkenaan dengan validitas dan reliabelitas instru ment dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpul kan data. Oleh karena itu instrument yang telah teruji validitas dan reliabelitas nya, belum tentu dapat menghasil kan data yang valid dan reliable, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam mengumpul kan datanya. Adapun menurut Sugiyono bahwa pengumpulan data ber dasarkan tehniknya dapat melalui cara : 1) Interview (Wawancara) dan Angket, 2) Observasi. 3) Test Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang prestasi belajar IPS, oleh karena itu untuk mengumpulkan data mengenai variable yang diteliti dalam penelitian ini dipergunakan tes untuk meng ukur prestasi belajar siswa dengan menggunakan instrument berupa tes prestasi belajar IPS. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dengan menggunakan alat Test Prestasi Hasil Belajar, Test Hasil Belajar sering dikenal dengan istilah test pencapaian, yakni test yang bisa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pen capaian atau prestasi belajar. Test Prestasi hasil belajar dapat didifinisikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang dapat ditempuh) dalam rangka pengukuran hasil belajar (baik berupa pertanyaanpertanyaan atau soal-soal) yang harus dijawab, Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi hasil belajar IPS siswa adalah Instrumen evaluasi berupa Teks soal setelah berakhirnya proses belajar meng ajar pada Kompetensi tertentu yang dirancang dengan kisi-kisi dengan konsep 3 ranah yaitu ranah koqnitif, afektif dan psikomotorik. Kompetensi Dasar Tabel 3:2, Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar IPS Jumlah No. Butir Soal Indikator Soal C1 C2 C3 Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

17 Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal No. Butir Soal C1 C2 C3 dst dst Adapun prosedur peng kumpulan datanya adalah sebagai berikut : 1. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengumpulkan data tentang Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor dan Tingkat Motivasi Belajar 2. Tehnik Dokumentasi dari hasil Evaluasi dari Instrumen yang telah disiapkan pada pelaksanaan Ualangan harian Semester 2 Tahun Pelajaran Tehnik Pengumpulan data tersebut dilaksanakan dengan langkah langkah sebagai berikut : 1.Mengadakan uji coba terhadap 53 responden di luar responden pe nelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas Instru men 2.Mengumpulkan data 53 Respon den penelitian yaitu siswa Kelas VIII SMP Negeri I Licin Banyuwangi Semester 2 tahun Pelajaran Uji Validitas Instrumen Validitas instrumen dalam pe nelitian ditinjau dari dua segi yaitu validitas isi dan validitas butir. Validitas isi instrumen ini dalam penyusunannya didasar kan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Untuk mengetahui hal ini, maka tes prestasi hasil belajar IPS dimintakan penilaian kepada dua orang penilai (rater) yang kompeten. Respon yang diberi kan dari kedua rater pada tes prestasi hasil belajar mata pel ajaran IPS dihitung validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi (VI) instrumen yang berupa tes prestasi hasil belajar mata pelajaran IPS digunakan formula yang dikemukakan oleh Gregory. Adapun formula untuk menghitung validitas isi ini menurut Gregory adalah: Keterangan: VI VI = D/(A+B+C+D) = validitas isi Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

18 A = sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua penilai B dan C= sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua D kedua penilai Validitas instrumen adalah untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:6). Dengan demikian, kesimpulan penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan keadaan yang Keterangan: r pbi = = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara r pbi M p M t SD sebenarnya. Untuk menguji validitas butir secara empirik dilakukan uji coba instrumen dengan menggunakan rumus korelasi point-biserial, di mana angka indeks korelasi yang diberi lambang r pbi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April t koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item M p = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul M t = Skor rata-rata dari skor total SD t = Deviasi standar dari skor total P = Q = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya proporsi testee yang menjawab salah terhadap item yang sedang diuji validitas itemnya 5. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berhubungan kepada konsistensi skor yang diperoleh melalui beberapa orang jika diuji ulang dengan tes yang sama pada saat yang berbeda, atau dengan perbedaan se kelompok item-item yang setara, atau di bawah kondisi pengujian variabel yang lainnya (Anastasi, 1976: 102). Reliabilitas atau p q keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam me nentukan apakah tes telah me nyajikan pengukuran yang baik. Hal yang paling penting dalam keajegan atau reliabilitas skor adalah adanya pengambilan ke putusan tentang peserta tes (Surapranata, 2006: 86). Reliabilitas tes prestasi hasil belajar mata pelajaran IPS

19 dihitung dengan rumus KR-20 karena tingkat kesukaran dari masing-masing butir tes yang digunakan heterogen. Disamping itu karena soal yang digunakan adalah kategori skor dikotomi yang skornya adalah benar salah, benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0. Adapun rumus KR-20 tersebut adalah: k p iqi r 11 1 (Maba, 2002: 30) 2 k 1 St Keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas k = jumlah butir valid 2 S t = varian total Σp i q i = jumlah varian butir p = proporsi jawaban benar butir ke-i q = proporsi jawaban salah butir ke-i Menurut Guilford (1954) reliabilitas suatu tes dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan, seperti ditunjukkan pada Tabel 3-4. Kriteria Kualifikasi Tabel 3-3, Reliabilitas suatu Tes Kualifikasi 0,80 s.d 1,00 Reliabilitas tes sangat tinggi 0,60 s.d 0,80 Reliabilitas tes tinggi 0,40 s.d 0,60 Reliabilitas tes cukup 0,20 s.d 0,40 Reliabilitas tes rendah 0,00 s.d 0,20 Reliabilitas tes sangat rendah Metode Analisa Data Analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitul 1. Secara parsial dilakukan dengan melihat probabilitas koefisien regresi parsial (sumbangan efektif) masing-masing variabel bebas (pemberian nilai-nilai karakter dan motivasi belajar) terhadap fariabel tergantung (prestasi belajar siswa), yang dapat dilihat paada persamaan regresi sebagai berikut: Ý= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

20 Dimana : Ý = Prestasi belajar siswa X 1 = Pemberian nilai-nilai karkter X 2 = Motivasi belajar a = Konstanta b 1, b 2 = Koefisien regresi parsial 2. Analisis secara bersama-sama dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel ter gantung, dapat dilihat pada probabiitas koefisiensi regresi berganda dari analisis regresi ganda pada bagian ANOVA dari analisis regresi ganda. Ke dua analisis tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 10 (Santoso, 2001:324). 3. Penggunaan model regresi linier ganda, dilandasi hasil uji asumsi klasik bebas multikolinier, heteroskedastisitas, dengan data berdistribusi normal dan linier, dilakukan analisis dengan bantu an computer program SPSS (Santoso, 2000: ). Uji Persyaratan Analisis Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis statistika, yaitu: (1) uji normalitas, untuk me ngetahui apakah sebaran data sampel berdistribusi normal atau tidak, Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis asosiatif adalah uji regresi berganda dari analisis regresi ganda pada bagian ANOVA dari analisis regresi ganda. Kedua analisis tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 10 (Santoso, 2001:324). Penarikan Kesimpulan Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih disini adalah (X 1 ), (X 2 ) dangan satu Variabel terikat (Y) Langkah-langkah manjawab Regresi ganda adalah: 1. Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat 2. Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik 3. Langkah 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik 4. Langkah 4. Hitung nilai-nilai persamaan b 1, b 2 dan a dengan rumus nilai persamaan untuk 2 variabel bebas menggunakan Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.9. No. 25. April

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi 53 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Way Halim Kedaton Bandar Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang 70 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan relibilitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Boyolali Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, pada kelas XI IA semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai pola asuh orang tua,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji model pembelajaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan dimana tempat peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal Olympic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, prosedur penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan penentuan sampel, definisi konseptuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ceramah dalam proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ceramah dalam proses pembelajaran. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Turi yang berada di kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Di pilihnya SMP N 1 Turi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Eksperimen Semu. Menurut Sugiyono (2006 : 4), Metode Penelitian Eksperimen merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data 49 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuisioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III Metodologi penelitian. objek penelitian pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau. Dengan alamat

BAB III Metodologi penelitian. objek penelitian pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau. Dengan alamat 34 BAB III Metodologi penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penulisan propsal skripsi ini penulis mengambil lokasi di Pekanbaru dengan objek penelitian pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut Kerlinger dalam Emzir (2010: 119) penelitian ini disebut dengan penelitian ex post facto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis danpendekatanpenelitian Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif-verifikatif dengan tujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat serta menguji hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Subyek Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi di Pekanbaru dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kerlinger (Takona, 2002: 47) mengartikan eksperimen sebagai A scientific investigation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2001). Dengan metode penelitian ini dibuktikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun dan bertempat tinggal di kota Malang. Pemilihan di Malang dikarenakan

BAB III METODE PENELITIAN. tahun dan bertempat tinggal di kota Malang. Pemilihan di Malang dikarenakan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, lingkup penelitian dibatasi secara geografis hanya di kota Malang, dimana lingkup penelitian ini meliputi masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi ada empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Salah satu bagian yang terpenting dalam kegiatan penelitian adalah mengenai cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atas suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan judul dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kausatif.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah data yang dapat membantu untuk membahas masalah dalam suatu penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari III. METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan penarikan sampel, definisi konseptuan dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (2013: 107) Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (2013: 107) Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 9) Jenis-jenis metode penelitian juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH MATERI PUASA RAMADHAN SISWA KELAS III DI MI MIFTAHUL ULUM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang mengikuti aturan atau prosedur tertentu. Ruseffendi mengemukakan bahwa: Penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci