BAB VI SYARAT KHUSUS INSTALASI LISTRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI SYARAT KHUSUS INSTALASI LISTRIK"

Transkripsi

1 BAB VI SYARAT KHUSUS INSTALASI LISTRIK PASAL 1. UMUM Syarat-syarat Khusus Teknis Pekerjaan Listrik yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Khusus Teknik ini. PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan untuk instalasi di dalam area pelabuhan Pontianak yang terlingkup pada pekerjaan ini. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh KONSUIL (Sertifikasi Laik Operasi/SLO), LMK dan/atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima, pemeliharaan dan garansi selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Pekerjaan ini meliputi : 3.1 Pekerjaan di Dalam Power House Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah (TM) 20 kv HVMDP, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi megger, hi-pottest dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay, secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana dan BoQ Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah (TM) 6,6 kv MVMDP, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay, secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana dan BoQ Pengadaan dan pemasangan 2 (tiga) unit trafo distribusi 20 kv/6,6kv dengan kapasitas masing-masing 5000 kva, oil immersed- conservator type lengkap dengan double action bucholz relay, temperature relay dan temperature gauge beserta pengkabelan kontrol ke shunt tripcoilcbdi dalam transformer protection cubicle HVMDP. 1

2 3.1.4 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel tegangan menengah (TM) 20 kv jenis N2XSY untuk menghubungkan HVMDP dengan trafo distribusi 5000 kva dan dari trafo 5000 kva dengan MVMDP Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) unit automatic battery charger 110 VDC/20 ADC dan 1 (satu) set battery bank 9 x 12 VDC/38 Ah jenis sealed lead acid battery, lengkap berikut battery rack untuk penyediaan daya penting (essential supply) bagi sistem proteksi dan kontrol yang ada di dalam HVMDP dan MVMDP Pengadaan dan pemasangan seluruh terminasi kabel tegangan menengah 20 kv sesuai dengan jenis kabel dan bushing trafo Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan normal dan darurat, stop kontak, lengkap dengan panel-panel daya/penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah instalasi kabel daya 110 VDC dan 220 VAC untuk HVMDP dan MVMDP Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik pentanahan sistem listrik maupun badan (body) peralatan listrik Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem interlock antara HVMDP dengan MVMDP sesuai dengan cara kerja sistem yang diinginkan Pengadaan dan pemasangan instalasi cable ladder dan di sekitar trafo lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan. Cable ladder ini ditanahkan dengan BC 50 mm2 menuju pentanahan sistem listrik Pengujian seluruh kabel tegangan menengah 20 kv meliputi continuity test, megger dan hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN) dan energizing Pengadaan dan pemasangan instalasi tata udara (air conditioner) lengkap dengan instalasi pemipaan refrigerant dan drain, kabel daya, bracket. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengisian refrigerant dan pengujian fungsional Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis konvensional, lengkap berikut 2 (dua) titik pentanahan dan bak kontrolnya Pengadaan dan pemasangan instalasi fire alarm termasuk pengujian yang disyaratkan. 3.2 Pekerjaan di Dalam Gardu PLN Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah (TM) 6,6 kv, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay, secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana dan BoQ Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah (TM) 6,6 kv, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay, secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana dan BoQ. 2

3 3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan menengah 20 kv jenis N2XSEYBY yang menghubungkan HVMDP-PLN dengan panel TM PLN Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan HVMDP-PLN dan kabel. Pentanahan ini bisa digabung dengan sistem pentanahan panel TM PLN. 3.3 Pekerjaan di Luar Power House Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan menengah 20 kv jenis N2XSEYBY 3 x 185 mm2 (3 jalur) yang menghubungkan MVMDP di Power House ke unit crane QCC Pengadaan dan pemasangan kabel daya tegangan rendah 600/1000 V jenis NYFGbY 4 x 16 mm2 yang menghubungkan LVMDP eksisting dengan PP-GUCC Pengadaan dan pemasangan seluruh terminasi kabel tegangan menengah 20 kv sesuai dengan jenis kabel yang diterminasi. Hasil terminasi ini dipasangkan ke terminal trafo, HVMDP- PLN, HVMDP dan MVMDP Pengadaan dan pemasangan seluruh jointing kabel tegangan menengah 20 kv antara kabel N2XSEYBY untuk container crane dengan flexible trailing cable dari Crane Reel System (CRS). Jointing dilakukan di dalam jointing pit Pembuatan Box Culvert antara Power House dengan dengan jointing pit di area dermaga Pengujian seluruh kabel tegangan menengah 20 kv yang dipasang meliputi continuity test, megger dan hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN) dan energizing. PASAL 4. GAMBAR-GAMBAR. Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Direksi/Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu. PASAL 5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI. 5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah. Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan Kotak-kotak (doos) Outlet. a. Jenis. Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000 atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan. 3

4 Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar. b. Ukuran. Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan.setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran konduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan. c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type). Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca : - tempat-tempat yang kena matahari. - tempat-tempat yang kena hujan. - tempat-tempat yang kena minyak. - tempat-tempat yang kena udara lembab. - tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar. d. Outlet Pada Permukaan Khusus. Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak Saklar dan Stop Kontak. a. Bahan Doos. Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 101 mm x 101 mm untuk peralatan tunggal dan 119 mm x 119 mm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan. b. Cara Pemasangan. Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok (inbouw), kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 160 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas. Saklar dan Stop Kontak ex PANASONIC, BERKER, CLIPSAL. c. Jumlah Kutub. Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10 A/220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan. d. Pendukung dan Pengikat. Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap. 4

5 5.1.3 Kabel-kabel. Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan. a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 volt). Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm 2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm 2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas cable tray/cable rack dan diklem/diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %. Kabel merek SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL, TRANKA (4 BESAR). c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm 2, kecuali tercatat lain. d. Splice/Pencabangan. Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di dalam pipa konduit.sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. f. Kabel Kontrol. Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 mm 2 untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang sirkuit dan 5

6 sebagainya. Kabel merek SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL, TRANKA (4 BESAR). g. Bahan Isolasi. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya. h. Pemasangan Kabel. 1. Pemasangan di Permukaan. Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai. Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL, EGA, DOUBLE H. 2. Pemasangan di Dalam Dinding. Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy-gauge dengan ukuran minimum 3/4". Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam. 3. Pemasangan Menembus Dinding. Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel. i. Penggunaan Warna Kabel. Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu : 1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa : hitam : fasa biru : netral kuning/hijau : pentanahan 2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa : merah : fasa R kuning : fasa S hitam : fasa T biru : netral (N) kuning/hijau : pentanahan (G) j. Pendukung Kabel. Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung. 6

7 k. Konduit Tertanam. Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam/tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit Kabinet Panel Daya. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor standing. Permukaan panel dipoles merata (hairline brushed) dan harus dijaga agar tidak rusak/tergores pada saat transportasi dan pemasangan. Panel harus memenuhi IP55 menurut EN Kabinet harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurutkebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak perlu sesak. Frame/rangka panel harus ditanahkan secara efektif. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar. a. Finishing. Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat dari bahan plat baja dengan ketebalan tidak kurang dari 1,7 mm. Engsel pintu harus dari jenis tersembunyi (hidden hinges). b. K u n c i. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock".jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci. c. Tinggi Pemasangan Panel. Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam panel, bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar. d. L a b e l. Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan karet dengan huruf-huruf hitam Sistem Race Way dalam Bangunan. Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel daya dalam bangunan, penerangan dan kontrol. a. Ukuran. Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan lain-lain. Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %. 7

8 b. Bahan. Konduit untuk instalasi daya dan penerangan di bangunan gardu baru harus dari bahan upvc high-impact heavy gauge. c. Pemasangan. 1. Race Way yang Ditanam di Dinding. Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula. Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya. 2. Race Way yang Dipasang di Permukaan. Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup/dilengkapi dengan bahan yang sesuai. Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut : a. Pipa penerangan dan daya : orange b. Pipa fire alarm : merah 3. Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah. Race way/sparing yang dipasang di dalam tanah (di bawah paving block, jalan aspal dan jalan beton) atau ditanam di dalam beton harus dari jenis pipa GIP atau BSP sesuai dengan gambar rencana. Diameter pipa sebagai berikut : - 6 untuk kabel TM 20 kv N2XSEYBY 3 x 185 mm 2, - 4 untuk kabel TM 20 kv N2XSEYBY 3 x 35 mm 2 dan N2XSEYBY 3 x 50 mm 2-4 untuk kabel TR NYFGbY 4 x 16 mm 2 4. Race way Melintas/Menembus Dinding. Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap. 5. Pentanahan. Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari 8

9 tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm 2 dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut : a. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm. b. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm Cable Ladder. a. Bahan. Cable ladder dari jenis heavy duty, bahan dari besi lunak/pelat hitam SPHC dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 1,8 mm. Jarak antar rung 30 cm. Keseluruhan permukaan digalvanis secara elektrolisa (electrogalvanized) atau hot dipped yang memenuhi standar ASTM B633. Cable ladder ex THREE ABADI, CABLEPORT, NOBI. b. Penggantung/penyangga. Untuk cable ladder yang dipasang menggantung, penggantung cable ladder harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. Ujung penggantung diulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable ladder Peralatan Penerangan. 1. U m u m Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Armatur harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar. 2. Kualitas dan Pengerjaan. Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus harus dari kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armatur setara dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang dipersyaratkan di bawah ini. 3. Jenis Armatur. a. Armatur Lampu Flourescent (TL). Lampu TL (neon) harus dengan warna cool day light (TL-D 54). Armatur inbouw (pemasangan terbenam) dan outbouw (pemasangan permukaan) harus dibuat dari pelat besi dengan ketebalan minimal 0,7 mm, diproses anti karat dan electrostatic powder coating finished yang tidak akan pudar atau berubah warna menjadi kuning kotor. Setiap armatur harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus ditanahkan secara efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik pentanahan panel (setiap kabel menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm 2 ). Untuk twin lamp atau TL ganda harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis. Masing-masing lampu menggunakan satu set ballast dan starter yang terpisah, 9

10 tidak diperkenankan menggunakan satu ballast untuk dua lampu TL secara bersamaan. Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN/SII/LMK. Armatur ex PHILIPS, ARTOLITE, HOLOPHANE. Fitting ex PHILIPS, VOSLOH. Ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS. b. Armatur Lampu Tahan Air (Waterproof). Armatur lampu tahan air akan dipasang di dinding luar bangunan gardu baru, dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan cuaca (tahan lembab), baik untuk badan maupun kaca pelindung armatur. Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear cover) terbuat dari bahan fiberglass yang diperkuat dengan polyester. Lampu yang digunakan adalah TLD 18/54, cool daylight, Keseluruhan peralatan lampu, yaitu ballast secara lengkap harus dipasangkan di dalam armature. Armatur ex PHILIPS, ARTOLITE, HOLOPHANE. Fitting ex PHILIPS, VOSLOH. Ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS. c. Lampu Darurat. Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam (setelah pengisian 16 jam). Jenis batere yang digunakan harus Ni-Cad, yang diletakkan di dalam armatur bersama dengan electronic emergency kit board (inverter dan charger). Emergency kit board harus mempunyai battery charger dengan mode single rate constant current dan inverter yang menghasilkan keluaran gelombang sinus dengan frekuensi tinggi. Emergency kit board harus bekerja secara electronis (solid state) dengan rugirugi daya yang rendah. Lampu darurat ex PNE, PHILIPS, KRISBOW. 4. Pemasangan. Semua armatur dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi/Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang diperlukan agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Pengikat, penyangga dan penggantung harus sudah termasuk di dalam harga armatur yang ditawarkan. Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus dan rapi. Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian armatur dan permukaan - permukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur, peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan. Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap. 10

11 5.2 Kabel Daya Tegangan Menengah. Kabel daya instalasi tegangan menengah yang digunakan meliputi kabel tegangan menengah jenis kabel N2XSY dan N2XSEYBY, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang perlu untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem instalasi tegangan menengah Syarat-syarat. a. Kabel tegangan menengah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi daya tegangan menengah 20 kv. Kabel ex SUPREME, KABELMETAL, KABELINDO, TRANKA (4 Besar). b. Kabel harus memiliki karakteristik listrik sebagai berikut: Insulation sheath: XLPE Conductor: compact circular stranded copper conductor. Screen : Cu tape +polyester binder Outer/inner sheath : PVC Rated voltage : 12/20 kv Test voltage :30 kv/min c. Sebelum pemesanan kabel dan alat-alat bantu lainnya yang akan digunakan, harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas Terminasi dan Penyambungan Kabel TM. a. Kabel tegangan menengah akan masuk ke dalam panel TM (MVMDP) melalui bagian bawah panel. Untuk itu sistem terminasi panel harus sesuaidengan kebutuhan ini. b. Terminasi kabel daya tegangan menengah ini harus dilakukan dengan silicone rubber termination kit - cold pour system. Pemasangan terminasi harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dan dilakukan sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya. c. Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan menengah jenis epoxy resin - cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. d. Resin yang digunakan harus dari jenis penuangan dingin (cold pour) dengan waktu pengerasan yang singkat, tahan kelembaban, mempunyai nilai isolasi yang tinggi, mempunyai ketahanan mekanis yang tinggi, dan mampu menempel dengan baik pada peralatan-peralatan penyambungan/terminasi. Terminasi ex RAYCHEM, 3M. 11

12 5.3 Panel Tegangan Menengah (HVMDP-PLN, HVMDP, MVMDP). Konfigurasi panel tegangan menengah yang digunakan di dalam power house baru sesuai dengan gambar rencana (diagram satru garis). Panel ini harus dibuat untuk memenuhi hal-hal berikut : menjamin kelangsungan pelayanan daya menjamin keselamatan operator memberikan kemudahan operasi dan perawatan yang minimum menjaminkemudahan instalasi dan menyederhanakan pekerjaan sipil. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh panel TM ini antara lain : Standar. Panel tegangan menengah harus dirancang, dibuat dan diuji berdasarkan rekomendasi-rekomendasi/standar-standar berikut : IEC 129, 265, 298, 420 dan 694 BS 5227 standar PLN PUIL 2000 VDE 0670 parts 2, 3, 6 dan 1000 NF C SEN NEN Sertifikat pengujian dari LMK-PLN (Lembaga Masalah Kelistrikan - PLN) terhadap panel tegangan menengah harus dilampirkan pada saat panel tiba di lokasi proyek dan diserahkan ke Direksi/Pengawas. Adalah merupakan tanggung-jawab Kontraktor untuk memahami rekomendasi-rekomendasi dan standar-standar tersebut. Setiap penggantian atau perubahan peralatan panel agar memenuhi rekomendasi-rekomendasi dan standar-standar di atas adalah mutlak di luar tanggung-jawab Pemberi Tugas. Pada umumnya persyaratan yang dibuat di dalam spesifikasi teknis ini adalah berdasarkan standar IEC. Standar atau rekomendasi yang setara, sebagaimana didaftarkan di atas, dapat digunakan Bahasa dan Unit Satuan. Dalam pengajuan shop drawing dan as built drawing. Kontraktor hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris dengan satuan ukuran/dimensi dalam sistem MKS Kondisi Lingkungan. Panel dan peralatannya harus dirancang dan dibuat berdasarkan kondisi lingkungan berikut : ketinggian : kurang dari m temperatur : abs. maks. 37,7 o C abs. min. 19,0 o C relative humidity. Peralatan listrik harus tropicalized dan harus bisa beroperasi dengan baik pada kelembaban relatif 100 %. 12

13 5.3.4 Panel HVMDP-PLN. Panel HVMDP-CC-PLN merupakan indoor free standing, metal enclosure, fully withdrawable, galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik sbb. : operational/service voltage : 20 kv rated voltage : 24 kv 50/60 Hz insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 50 kv rms impulse 1,2/50 us : 125 kv p short time (1 second) withstand current : 16 ka electrodynamic withstand current : 36,5 ka rated busbar current : 1250 A phase : 3 arc extinguishing media : SF6 motorization voltage : 110 VDC close coil voltage : 110 VDC trip coil voltage : 110 VDC heater voltage : 220 VAC 50 Hz CB aux contact : 6 NO + 6 NC earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC tebal pelat panel : min 2,5 mm in/out going cable entry : bottom access : front Konfigurasi Panel : - 1 unit Incoming Cable Connection Cubicle for Incoming Feeder from PLN. - 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Outgoing Feeder to HVMDP. TOTAL : 3 unit cubicle LOKASI : Gardu PLN Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB Panel HVMDP. Panel HVMDP merupakan indoor free standing, metal enclosure,fully withdrawable, galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik sebagai berikut : operational/service voltage : 20 kv rated voltage : 24 kv 50/60 Hz insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 50 kv rms impulse 1,2 / 50 us : 125 kv p short time (1 second) withstand current : 16 ka electrodynamic withstand current : 36,5 ka rated busbar current : 1250 A phase : 3 arc extinguishing media : SF6 motorization voltage : 110 VDC close coil voltage : 110 VDC trip coil voltage : 110 VDC heater voltage : 220 VAC 50 Hz CB aux contact : 6 NO + 6 NC earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC tebal pelat panel : min 2,5 mm in/out going cable entry : bottom access : front 13

14 Konfigurasi Panel : - 2 unit Isolating Switch Cubicle for Incoming Feeder from HVMDP-PLN. - 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit - Right Outgoing Line Cubicle for Totalization metering. - 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for 5000 kva Transformer Protection. - 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for 1250 kva Transformer Protection. - 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Spare TOTAL : 8 unit cubicle LOKASI : Power House Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB Panel MVMDP. Panel MVMDP-CC merupakan indoor free standing, metal clad, fully withdrawable, galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik sebagai berikut : operational/service voltage : 6,6 kv rated voltage : 7.2 kv, 50/60 Hz insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 20 kv rms impulse 1,2/50 us : 60 kv p short time (1 second) withstand current : 40 ka 3 sec rated busbar current : 1250 A phase : 3 arc extinguishing media : SF6 motorization voltage : 110 VDC close coil voltage : 110 VDC trip coil voltage : 110 VDC heater voltage : 220 VAC 50 Hz CB aux contact : 6 NO + 6 NC earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC tebal pelat panel : min 2,5 mm in/out going cable entry : bottom access : front Konfigurasi Panel : - 3 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Incoming Feeder from 5000 kva Transformer - 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit - Right Outgoing Line Cubicle for Totalization metering - 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Outgoing Feeder to QCC-04-4 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Spare TOTAL :98 unit cubicle LOKASI : Power House Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB Syarat Teknis. a. Sistem Pentanahan. Saklar pentanahan ditempatkan di dalam ruang kabel dan dioperasikan dari depan panel. Kecepatan gerak dari saklar tidak tergantung dari kecepatan gerak tangan operator. Fasilitas pengunci padlock harus diberikan untuk mengunci kontak pentanahan pada kedua posisi (open dan close). 14

15 Posisi dari kontak pentanahan harus tampak dengan jelas dari depan panel. b. Fasilitas Interlock. Panel harus dilengkapi dengan fasilitas interlock secara mekanis untuk menghindari kesalahan-kesalahan sebagai berikut : menutup kontak pentanahan bila CB/LBS/IS dalam posisi pelayanan. menutup CB,LBS atau IS bila kontak pentanahan dalam posisi menutup. dapat dibukanya pelat penutup ruang fuse pada saat feeder trafo belum ditanahkan (untuk keperluan penggantian HRC fuse) dan sebelum handel LBS dilepas. LBS untuk trafo dapat dioperasikan kembali tanpa menutup kembali ruang fuse. dapat dibukanya pelat penutup ruang CB/LBS/IS untuk feeder incomer sebelum CB/LBS/IS yang bersangkutan diposisikan pada pentanahan. c. Capacitive Voltage Devider. Capacitive voltage devider dipasang dekat kontak pentanahan, dihubungkan ke lampu indikator dari potensial tester yang ditempatkan di bagian depan panel. d. Pelat Penutup Panel. Panel dilengkapi dengan pelat penutup bagian depan untuk masing-masing ruang (ruang kabel, ruang fuse dan ruang CB/LBS/IS) secara terpisah, sehingga pembukaan penutup tersebut cukup dilakukan untuk ruang yang diperlukan. e. Ventilasi. Panel harus mempunyai ventilasi secara natural, atau bila dengan cara lain harus mendapat persetujuaan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas. Setiap hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal pendinginan tersebut, harus diberitahukan dengan jelas kepada Direksi/Pengawas. f. Pabrikasi. Panel harus sudah dirangkai dipabrik pembuat kecuali bila tidak memungkinkan dari segi pengangkutan, bisa dipisah-pisah sesuai dengan kebutuhan untuk perangkaian kembali di lokasi secara mudah dan singkat. g. Load Break Switch (LBS) Transformer Protection Cubicle. LBS harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi. Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan dalam standar IEC dengan kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun. Pengoperasian LBS secara manual dengan handel yang dipasangkan di bagian depan panel (front drive). LBS yang dipasangkan di dalam transformer protection cubicle harus dilengkapi dengan shunt trip solenoid 220 V, 50 Hz yang akan dihubungkan dengan saklar gangguan trafo di DGPT-2/Bucholz Relay. LBS harus mempunyai indikasi positive break, sebagaimana disebutkan di dalam IEC 129. Karakteristik lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : opening time : 50 ms closing time : 80 ms arcing time : 12 ms mechanical endurance : operation 15

16 electrical endurance : * 100 breaking operation at In (pf = 0.7) * 3 breaks at 7 x fuse rated current (pf = 0.2) h. Isolating Switch (IS). IS harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi. Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan dalam standar IEC dengan kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun. Pengoperasian IS secara manual dengan handel yang dipasangkan di bagian depan panel (front drive). IS harus mempunyai indikasi positive break, sebagaimana disebutkan di dalam IEC 129. Karakteristik lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : opening time : 50 ms closing time : 80 ms mechanical endurance : operation i. Circuit Breaker untuk HVMDP-PLN dan HVMDP. CB harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi. Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan dalam standar IEC 56, edisi 1987 appendix EE, VDE 0670, BS 5311, UTE C /101. Tekanan gas SF6 di dalam enclosure 0,5 bar, kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun. Jenis CB fully withdrawable, 3 pole, independent type, breaking capacity 16 karms 1 sec, making capacity 40 kapeak, short time withstand current 16 ka 3 sec. Rated operation O 0.3 sec CO 15 s CO, opening time 50 ms, breaking time 65 ms, closing time 70 ms. Stored energy mechanism, pengisian pegas harus bisa dilakukan secara manual dan otomatis melalui charging motor 110 VDC. Dilengkapi dengan UVT dan shunt trip untuk keperluan electrical interlocking antara HVMDP dengan MVMDP di sisi transformer protection cubicle. Terdapat tiga posisi CB di cubicle, yaitu posisi service (pelayanan), posisi test dan posisi tertarik sepenuhnya (fully withdrawable). Pada posisi test, fungsi operasi ON-OFF masih bisa diaktifkan tetapi kutub-kutubnya dalam kondisi bebas tegangan dan bebas arus. Rack-in dan rack-out harus bisa dilakukan dengan mudah tanpa alat bantu. Terdapat mekanisme pencegah rack-in/rack-out pada saat kutub CB masih menutup (ON/CLOSE). Perintah trip pada saat terjadinya gangguan dilakukan oleh electronic relay yang dipasang terpisah dari CB. Tegangan trip solenoid adalah 110 VDC. k. Circuit Breaker untuk MVMDP. CB harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi. Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan dalam standar IEC 56, edisi 1987 appendix EE, VDE 0670, BS 5311, UTE C /101. Tekanan gas SF6 di dalam enclosure 0,5 bar, kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun. Jenis CB fully withdrawable, 3 pole, independent type, breaking capacity 40 karms 16

17 3sec. Rated operation O 0.3 sec CO 15 s CO, opening time 50 ms, breaking time 65 ms, closing time 70 ms. Stored energy mechanism, pengisian pegas harus bisa dilakukan secara manual dan otomatis melalui charging motor 110 VDC. Dilengkapi dengan UVT dan shunt trip untuk keperluan electrical interlocking antara HVMDPdengan MVMDP di sisi transformer protection cubicle. Terdapat tiga posisi CB di cubicle, yaitu posisi service (pelayanan), posisi test dan posisi tertarik sepenuhnya (fully withdrawable). Pada posisi test, fungsi operasi ON-OFF masih bisa diaktifkan tetapi kutub-kutubnya dalam kondisi bebas tegangan dan bebas arus. Rack-in dan rack-out harus bisa dilakukan dengan mudah tanpa alat bantu. Terdapat mekanisme pencegah rack-in/rack-out pada saat kutub CB masih menutup (ON/CLOSE). Perintah trip pada saat terjadinya gangguan dilakukan oleh electronic relay yang dipasang terpisah dari CB. Tegangan trip solenoid adalah 110 VDC. l. HRC Fuse. Fuse tegangan menengah digunakan untuk melindungi trafo daya dan trafo pengukuran dari gangguan hubung-singkat. Fuse tersebut dipasang di dalam ruang fuse pada panel tegangan menengah transformer protection cubicle dan metering. Jenis fuse yang digunakan untuk proteksi trafo daya adalah High Rupturing Capacity (HRC) dengan rating(jenis SOLEFUSE, UTE NFC standard atau jenis Fusearc CF) : - 6,3 A untuk proteksi trafo pengukuran - 31,5A untuk proteksi trafo distribusi400 kva 20 kv/400 V A untuk proteksi trafo distribusi1000 kva 6,6 kv/400 V A untuk proteksi trafo distribusi1000 kva 6,6 kv/550 V A untuk proteksi trafo distribusi1600 kva 6,6 kv/400 V Untuk fuse yang dipasangkan di dalam distribution transformer protection cubicle harus dilengkapi dengan striker pin yang akan membuka semua kutub LBS transformer protection secara serentak apabila salah satu atau ketiga fuse link terputus akibat arus gangguan pada sisi primer trafo yang dilindungi. Dimensi fuse harus sesuai dengan fuse base dan harus dari merk yang sama dengan merek panel TM yang digunakan. Fuse dibuat berdasarkan IEC publ Lama waktu antara beroperasinya striker pin dengan putusnya fuse link harus lebih dari 100 ms, bila dialirkan suatu arus pengujiaan sebesar 0,8 x min, breaking current atau arus sebesar 600-second fusing current. 5.4 Trafo Daya 5000 kva Standar. Trafo dirancang, dibuat dan diuji berdasarkan pada standar IEC-76, IEC-44, IEC-726, UTE-Perancis, VDE/DIN Jerman, NEMA-USA, B.S - British, SPLN 50/82 Indonesia Kondisi Lingkungan Trafo harus mampu beroperasi pada lingkungan yang korosif dan kondisi alam tropis, dengan kondisi lingkungan sebagai berikut : - temperatur lingkungan maksimum : 40 o C - temperature rata-rata maksimum harian : 35 o C 17

18 - temperatur lingkungan minimum : 25 o C - ketinggian tidak lebih dari : 1000 m dpl - tegangan kontrol: 220/280 VAC + 10 %, 3 fasa, 4 W, 50 Hz + 5% 110 VDC + 10 % Belitan. Belitan primer (MV) dan belitan sekunder (LV) menggunakan konduktor tembaga yang tidak menyerap kelembaban dan harus sesuai untuk penggunaan di daerah tropis dengan temperatur lingkungan tidak lebih dari 40 o C. Inti belitan harus dilindungi terhadap korosi Insulating Material. Turn Insulation HV/LV Insulation between cover & LV : Paper & Oil : Press Board Konstruksi. a. Tangki. - Tangki trafo harus dibuat dari low carbon steel dari kualitas terbaik. Ketebalan dinding dan penutup atas harus mampu menahan tekanan sampai 8 kg/cm 2. - semua sambungan harus dilas dua kali (double welded) dan pengelasan harus bebas dari stress. Tangki harus diperkuat dengan stiffener untuk menjamin kekokohannya sehingga tidak rusak akibat goncangan selama transportasi dan pengisian minyak secara hampa udara. - Harus disediakan manhole dengan ukuran yang memadai untuk mencapai kawat, belitan dan bagian bawah dari bushing. Semua penutup yang bisa dibuka harus dilengkapi dengan gasket tahan cuaca dan tahan minyak trafo. - Tangki trafo harus dilengkapi dengan roda baja dua arah untuk menggeser trafo - Tangki harus dilengkapi dengan jacking pads, lifting eyes, pulling lugs memudahkan pemindahan trafo. Semua bagian yang berat harus dilengkapi dengan eye bolts untuk memudahkan penanganannya. b. Inti Besi. Inti besi trafo harus dibuat dari bahan high grade non-aging, low loss, high permeability, grain oriented, cold rolled silicon steel lamination yang khusus dibuat untuk bahan inti besi. Susunan inti harus secara kokoh diikat pada posisinya sehingga tidak akan bergeser dan rusak pada saat transportasi atau pemindahan trafo maupun pada saat hubung-singkat. c. Kumparan. - Kumparan harus dibuat dari bahan electrolytic copper solid conductor, fully insulated for rated voltage. - Ukuran konduktor sisi tegangan tinggi dan tegangan rendah harus dipilih sesuai dengan spesifikasi IEC dengan ukuran standar yang ditetapkan oleh IEC - Semua kawat yang keluar dari kumparan/belitan menuju bushing harus disangga secara kokoh untuk mencegah kerusakan akibat getaran dan stress hubung-singkat. d. Tapping. Sadapan (tap) yang dioperasikan secara manual dalam kondisi tanpa beban harus dipasang di sisi tegangan tinggi. Trafo harus mampu dioperasikan pada beban penuh di setiap tap dan tegangan pada setiap tap tidak boleh bervariasi lebih dari 10% dari tegangan masing-masing tap. e. Minyak Trafo. Tangki trafo harus diisi dengan minyak isolasi jenis mineral. Untuk setiap trafo harus disediakan cadangan minyak sebanyak 10% dari kapasitas penuh, 18

19 ditempatkan di dalam wadah (misalnya drum) yang tahan cuaca dan tidak bocor untuk penyimpanan di luar ruang. Minyak mineral harus dari jenis yang mudah didapat di Indonesia dengan harga ekonomis, misalnya Shell Diala B. f. Tangki Konservator. Konservator harus dipasang di bagian atas trafo dan disangga oleh braket yang kokoh. Volume konservator paling tidak 8 % dari volume minyak di dalam tangki utama. Konservator dihubungkan ke tangki oleh pipa melalui double float (double action) Bucholz relay. Untuk mencegah masuknya udara lembab harus dipasang silica gel di posisi yang cukup rendah agar dapat dicapai dengan mudah. g. Pengecatan. Semua struktur baja harus dibersihkan secara menyeluruh dengan sand blasting atau dengan bahan kimia sehingga menghasilkan permukaan yang halus dan dilapisi dengan cat dasar berkualitas tinggi dan diikuti dengan filler (dempul). Pengecatan akhir harus dilakukan dua kali dengan cat enamel abu-abu. Permukaan dalam yang kontak dengan minyak trafo harus dicat pernis yang tahan panas dan tidak larut di dalam minyak.. h. Inspeksi di Pabrik. Trafo akan diperiksa dan diuji di pabrik pembuat sebelum dinyatakan layak untuk dikirim ke lokasi proyek. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pengujian oleh Pemberi Tugas dan pihak-pihak yang ditunjuk harus sudah termasuk di dalam harga trafo yang ditawarkan. Sertifikat uji harus diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum dikeluarkan persetujuan untuk dikirim ke lokasi proyek. Untuk aksesori (bushing dan minyak, bucholz relay, pressure relay dll), salinan pengujian oleh pembuat harus diserahkan. i. Jenis Pengujian yang Dilakukan. 1. Routine Test. Routine test akan dilakukan terhadap seluruh trafo di pabrik, sesuai dengan standar IEC yang terbaru, meliputi : - pengukuran tahanan belitan - pengukuran perbandingan tegangan dan vector group (TTR test) - pengukuran impedance voltage - pengukuran rugi-rugi daya - dielectric test - dan lain sebagainya sesuai standar pabrik b. Type Test Type test akan dilakukan terhadap 1 (satu) unit trafo 5000 kva yang dipilih secara acak, meliputi : - Full Wave Impulse Withstand Test (on one limb) - Temperature Rise Test j. Instalasi, Testing dan Commissioning di Lapangan. Kontraktor harus memasang trafo di lokasinya di dalam ruang trafo. Seluruh peralatan pemasangan dan biaya yang diperlukan harus sudah termasuk di dalam harga penawaran. Sebelum dilakukan energizing, Kontraktor harus melakukan pengujian awal, termasuk treatment minyak trafo dan melakukan megger yang diperlukan. Pemasukkan tegangan (energizing) diijinkan setelah seluruh prosedur pengujian awal disaksikan oleh Pemberi Tugas, Direksi/Pengawas Lapangan dan dinyatakan siap untuk energizing. 19

20 k. Garansi. Seluruh trafo harus diberikan garansi selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua terhadap kerusakan akibat kesalahan pembuatan. Seluruh biaya untuk perbaikan atau penggantian suku cadang harus ditanggung oleh Kontraktor. l. Spesifikasi Teknis/Rating Trafo 5000 kva (2 unit) Type : oil filled with conservator and bucholz relay 1. Jumlah fasa : 3 2. Frekuensi : 50 Hz 3. Kapasitas : 5000 kva 4. Bahan kumparan : Tembaga 5. Pendinginan : ONAN 6. Tegangan primer : 20 kv 7. Tegangan sek. : 6,6kV 8. Tapping voltage : 5 2,5 % (off load) di sisi 20 kv 9. Vector group : Dd0 10. Karakteristik listrik : Insulation class primary winding : 24 kv Basic impulse voltage primary winding : 125 kv 11. Power frequency test voltage for 1 minute : - primary winding : 50 kv - secondary winding : 20 kv 12. Kelas isolasi : A 13. Batas kenaikan temperatur (di atas temperatur lingkungan maskimum) : - minyak : 50 o C - belitan : 55 o C 14. Exciting current : 1,7 % 15. No load losses : max 5400 W + toleransi IEC 16. Full load losses : max W + toleransi IEC 17. Imp. voltage : 7,5 % at principle tap, 75 o C 18. Efficency : min 99,28 % (beban penuh, pf = 1,75 o C) 19. Voltage regulation : max 0,9 % (full load pf=1) ; max 5,14% (full load pf = 0,8) 20. Duty Cycle : continuous 21. Noise level at 2 m dist. : 62 db 22. Perlengkapan standar : - name plate dan rating plate - HV indoor type bushing (elastimold) kv LV outdoor porcelain bushing - 5 step off load tap changer - oil filling valve - oil drainage valve - lifting lugs dan lifting for complete transformer - grounding terminal - skid base - pressure relief device with contact - oil level indicator with contact - oil thermometer with contact - double action bucholz relay - marshaling kiosk - conservator + dehydrating breather 20

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta maryonoam@yahoo.com http://maryonoam.wordpress.com Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Siswa memahami macam-macam kriteria pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI TEKNIS

BAB V SPESIFIKASI TEKNIS BAB V SPESIFIKASI TEKNIS 1.1 Modul Surya Modul Surya berfungsi sebagai catudaya yang menghasilkan energi listrik dari energi matahari. Spesifikasi Modul Surya : Jenis Module : Polycristaline Type : LEN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III PENGAMBILAN DATA BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari sisi primer ke sisi sekunder

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

Komponen instalasi tenaga listrik

Komponen instalasi tenaga listrik Komponen instalasi tenaga listrik KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasangan penyerangan jalan(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - 도로조명설비 ( 인도네시아어

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

Pengujian Transformator

Pengujian Transformator Pengujian Transformator Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN 50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu : - Pengujian Rutin Pengujian

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) 4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kv dengan Konstruksi

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN BOILER

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN BOILER LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.011/2011 /PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN BOILER DAN/ATAU TRANSFORMATOR UNTUK PEMBANGKIT

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PENERiMAAN DAN PENGOPERASiAN TRANSFORMER

BUKU PETUNJUK PENERiMAAN DAN PENGOPERASiAN TRANSFORMER BUKU PETUNJUK PENERiMAAN DAN PENGOPERASiAN TRANSFORMER PT. WISMA NIAGATAMA PERKASA Jl. Ngagel Jaya Selatan ( Komplek Ruko Manyar Megah Indah Plaza Blok C-31 ) Telp. : +62 31 5041242 Fax. : +62 31 5044580

Lebih terperinci

METODE INSTALASI LISTRIK. Trainer Agus Suwardono

METODE INSTALASI LISTRIK. Trainer Agus Suwardono METODE INSTALASI LISTRIK Trainer Agus Suwardono Informasi Umum Regulasi Scope of Work Blok Diagram Listrik Penangkal Petir Instalasi Indoor Instalasi outdoor Kabel Tray/Ladder Instalasi Lampu taman dan

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Trafo Distribusi

Pemeliharaan Trafo Distribusi Pemeliharaan Trafo Distribusi TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR SEBAGAI SALAH SATU PERALATAN LISTRIK PADA DASARNYA DALAM PENGOPERASIANYA MEMBUTUHKAN LEBIH SEDI- KIT PEMELIHARAAN BILA DI- BANDINGKAN PERALATAN

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI

1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI 1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI 1.1. Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu peralatan hubung bagi : PHB tegangan menegah PHB tegangan rendah Masing-masing dilengkapi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk BAB IV ANALISA DATA 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) ETAP merupakan program analisa grafik transient kelistrikan yang dapat dijalankan dengan menggunakan program Microsoft Windows 2000,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Pelanggan Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis,

Lebih terperinci