Edisi September Edit.indd 1 01/11/2012 9:08:36

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Edisi September Edit.indd 1 01/11/2012 9:08:36"

Transkripsi

1 Edisi September Edit.indd 1 01/11/2012 9:08:36

2 Edisi September Edit.indd 2 01/11/2012 9:08:38

3 Jurnal Vol. 32 No. 3 September 2012 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD D A F T A R Sistem Pengendalian Latihan yang Efektif dan Implementasinya di Tingkat Kotama Desain Makro Pembinaan Latihan Jangka Panjang TNI AD dan Permasalahannya Menggagas Formulasi Keterpaduan Guna Mensinergikan Kekuatan Kecabangan TNI AD Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembinaan Latihan Antar Kecabangan I S I Mewujudkan Kemampuan BTP Kodam III/Slw Dalam Operasi Lawan Insurjensi Melalui Latihan yang Berkesinambungan Konsepsi Pembinaan Latihan Yonif Raider Untuk Menjawab Tantangan Tugas Masa Depan Peran dan Upaya Ditziad Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Latihan TNI AD 62 Peran Dithubad Dalam Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Latihan Tni Ad Penyelenggaraan Latihan Pratugas TNI Dalam Rangka Misi Pemeliharaan Perdamaian Peran Satuan Penerangan Dalam Mendukung Latihan Antar Kecabangan TNI AD Tingkat Brigade Edisi September Edit.indd 3 01/11/2012 9:08:43

4 Jurnal Yudhagama Kata Pengantar Susunan Redaksi Jurnal Media Informasi dan Komunikasi TNI AD PELINDUNG : Kepala Staf TNI Angkatan Darat PEMBINA : Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat PENASEHAT : Irjenad, Aspam Kasad, Asops Kasad, Aspers Kasad, Aslog Kasad, Aster Kasad, Asrena Kasad, Koorsahli Kasad. PEMIMPIN REDAKSI : Brigadir Jenderal TNI Sisriadi WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : Kolonel Kav Bambang Hartawan, M.Sc. DEWAN REDAKSI : Kolonel Arh Erwin Septiansyah, S.IP. Kolonel Caj Drs. Moh. Noor, M.M. Kolonel Inf Drs. Zaenal Mutaqim, M.Si. Kolonel Arh Heru Sudarminto, S.IP., M.Sc. KETUA TIM EDITOR : Kolonel Inf Drs. Andi Suyuti, M.M. SEKRETARIS TIM EDITOR : Mayor Caj (K) Dra. Sri Indarti ANGGOTA TIM EDITOR : Letkol Caj Drs. M. Yakub Mayor Caj (K) Yeni Triyeni, S.Pd. Mayor Inf Dodi Fahrurozi, S.Sos. Mayor Inf Achmad Siswahadi Kapten Inf Candra Purnama, S.H. Lettu Caj (K) Besarah Septiana M., S.S. DISTRIBUSI : Mayor Inf Ibnu Yudho Prawiro, S.E. DESAIN GRAFIS : Serka Enjang TATA USAHA : Peltu (K) Ety Mulyati, PNS Suwarno, PNS Supriyatno REDAKTUR FOTO : Letkol Czi Drs. Syarifuddin Sara, M.Si. ALAMAT REDAKSI : Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Jl. Veteran No. 5 Jakarta Pusat Tlp. (021) , , Fax. (021) , Alamat jurnalyudhagama@yahoo.co.id Salam Indonesia!! Tanpa kita sadari, saat ini kita sudah memasuki triwulan ketiga tahun 2012, dimana program kerja selama setengah semester ini telah kita laksanakan dengan baik. Tentunya hal tersebut patut kita syukuri bersama, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, redaksi dapat menghadirkan Jurnal Yudhagama Volume 32 Nomor 3 September Pada edisi kali ini, Pembaca Jurnal Yudhagama akan dimanjakan dengan tampilan fresh look dengan menampilkan tulisan-tulisan aktual berisi informasi yang bersifat strategis mengenai Angkatan Darat yang berasal dari buah pikiran para perwira yang berpengalaman dan mempunyai kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan bidangnya. Seperti kita ketahui bersama, salah satu fungsi organik militer adalah latihan yaitu menyelenggarakan pembinaan latihan perorangan dan satuan dalam rangka pembinaan kemampuan TNII AD yang diatur oleh Undang-Undang. Untuk mengetahui kebijakan Pimpinan Angkatan Darat khususnya dibidang pembinaan latihan akan diulas oleh Asrena Kasad Mayjen TNI Dicky W. Usman, S.IP., M.Si. dalam tulisan berjudul Desain Makro Pembinaan Latihan Jangka Panjang TNI AD dan Permasalahannya. Pembaca yang budiman, pada tahun 2012 ini, pemerintah telah menaikkan anggaran pertahanan negara sebesar 35%, dimana sebagian besar anggaran tersebut dialokasikan untuk peremajaan dan modernisasi Alutsista TNI termasuk TNI Angkatan Darat. Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mencanangkan tahun 2012 sebagai tahun latihan TNI Angkatan Darat. Untuk memberikan pemahaman tentang latihan, Asops Kasad Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim mengupasnya dalam tulisan berjudul Sistem Pengendalian Latihan yang Efektif dan Implementasinya di Tingkat Kotama. Konsekuensi logis sebagai alat pertahanan negara di darat, TNI AD dituntut untuk selalu siap menghadapi tantangan tugas kedepan, sehingga latihan merupakan salah satu hal mendasar yang terus dikembangkan sesuai tuntutan perubahan zaman. Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayjen TNI M. Nasir membahasnya dalam tulisan berjudul Menggagas 4 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 4 01/11/2012 9:08:45

5 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD Formulasi Keterpaduan Guna Menyinergikan Kekuatan Kecabangan TNI AD dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembinaan Latihan Antar Kecabangan. Dewasa ini, hakikat ancaman yang menonjol adalah permasalahan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, separatis, terorisme konflik komunal yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), serta gerakan radikal yang anarkis. Guna menghadapi kemungkinan adanya pemberontakan bersenjata di setiap wilayah, Pangdam III/Slw Mayjen TNI Sonny Widjaya membahasnya dalam tulisan berjudul Mewujudkan Kemampuan BTP Kodam III/Slw dalam Operasi Lawan Insurjensi Melalui Latihan yang Berkesinambungan. Sumbangan pemikiran yang sangat strategis dari Kas Kostrad, Mayjen TNI Harry Purdianto, S.IP., M.Sc. dengan judul Konsepsi Pembinaan Latihan Yonif Raider Untuk Menjawab Tantangan Tugas Masa Depan turut menjadi bagian penting dari jurnal edisi Kali ini. Masih berkaitan tentang pembinaan latihan, Dirziad Brigjen TNI Zainal Arifin, S.IP. pun turut menyumbangkan tulisan berjudul Peran dan Upaya Ditziad dalam rangka Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Latihan TNI AD. Tulisan tersebut mengupas tentang pembinaan latihan yang dilaksanakan oleh Ditziad dalam rangka pembinaan kekuatan, latihan dalam rangka penggunaan kekuatan dan latihan dengan negara lain. Selain tulisan dari Dirziad, Dirhubad Brigjen TNI Sahrun Abu Junwar juga menyumbangkan buah pikirnya kedalam tulisan berjudul Peran Dithubad dalam Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Latihan TNI AD. Prajurit Perhubungan didalam mendukung tugas pokok TNI AD khususnya dalam bidang latihan disiapkan juga untuk dapat mendukung fungsi pembinaan latihan TNI AD khususnya yang berkaitan dengan perhubungan. Selain itu, redaksi juga menurunkan tulisan yang masih berkaitan dengan pembinaan latihan. Dalam keterlibatannya pada misi perdamaian dunia, pasukan TNI yang dikirimkan dalam misi PBB hampir selalu menorehkan sukses dan keberhasilan, serta mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Komandan PMPP TNI Brigjen TNI Imam Edi Mulyono, M.Sc. membahasnya dalam tulisan yang berjudul Penyelenggaraan Latihan Pratugas TNI dalam Rangka Misi Pemeliharaan Perdamaian. Yang tak kalah menariknya, tulisan dari Kabaginfosus Dispenad berjudul Peran Dispenad Dalam Mendukung Latihan Antar Kecabangan Tingkat Brigade Tahun Anggaran 2012 dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca setia Jurnal Yudhagama. Akhirnya segenap redaksi Jurnal Yudhagama menyampaikan terima kasih atas sumbangan tulisan baik berupa ide/gagasan maupun konsepsi yang sangat bermanfaat bagi kemajuan TNI Angkatan Darat dimasa yang akan datang. Redaksi berharap kiranya apa yang disajikan pada edisi kali ini senantiasa dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Selamat membaca! Redaksi Jurnal Yudhagama sebagai media komunikasi internal TNI Angkatan Darat, mengemban misi: a. Menyebarluaskan kebijakan Pimpinan TNI Angkatan Darat kepada seluruh prajurit di jajaran TNI Angkatan Darat. b. Memberikan wadah untuk pemikiran-pemikiran yang konstruktif dalam pembinaan TNI Angkatan Darat dan fungsi teknis pembinaan satuan sesuai tugas pokok TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan negara matra darat. c. Menyediakan sarana komunikasi untuk penjabaran Kemanunggalan TNI-Rakyat. Tulisan yang dimuat dalam Jurnal Yudhagama ini merupakan pandangan pribadi penulisnya dan bukan pandangan resmi TNI Angkatan Darat, namun redaksi berhak merubah tulisan (rewrite) tanpa mengubah inti tulisan untuk disesuaikan dengan misi yang diemban Jurnal Yudhagama dan kebijakan Pimpinan TNI Angkatan Darat. Redaksi menerima karangan dari dalam maupun dari luar lingkungan TNI Angkatan Darat, dengan syarat merupakan karangan asli dari penulis. Karangan yang dimuat dalam jurnal ini dapat dikutip seluruh atau sebagian dengan menyebut sumbernya. Topik dan judul tulisan diserahkan kepada penulisnya, dengan ketentuan panjang tulisan berkisar sepuluh halaman kertas folio, dengan jarak satu setengah spasi. Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 5 01/11/2012 9:08:45

6 Jurnal Yudhagama DESAIN MAKRO PEMBINAAN LATIHAN JANGKA PANJANG TNI AD DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Mayor Jenderal TNI Dicky W. Usman, S.IP., M.Si. (Asrena Kasad) PENDAHULUAN. Ditinjau dari analisa lingkungan strategis, maka pada tahun 2012, berdasarkan cakupannya, ancaman terhadap bangsa Indonesia dapat dikategorikan menjadi ancaman internasional, regional dan nasional. Ancaman internasional meliputi terorisme internasional, perkembangan senjata pemusnah massal dan persaingan dalam pembangunan kekuatan militer. Ancaman regional meliputi konflik bersenjata, kejahatan internasional, sengketa perbatasan dan bencana alam. Sedangkan ancaman nasional meliputi separatisme, terorisme, gangguan keamanan darat dan perbatasan, kerusuhan sosial dan bencana alam. Berdasarkan UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 bahwa tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan dari segala ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut, telah ditentukan berbagai fungsi yang melekat pada organisasi TNI AD, diantaranya adalah fungsi organik militer. Salah satu dari fungsi organik militer adalah latihan yaitu menyelenggarakan pembinaan latihan perorangan dan satuan dalam rangka pembinaan kemampuan TNI AD yang diatur oleh Undang-Undang. Pada pelaksanaan kegiatan pembinaan latihan tentunya dibutuhkan suatu konsep desain makro pembinaan latihan jangka panjang yang dapat dipedomani dalam rangka mengarahkan pencapaian suatu tingkat kemampuan profesionalisme baik kemampuan dan keterampilan perorangan maupun kemampuan dan keterampilan dalam hubungan satuan. Dalam upaya pencapaian tersebut tentunya akan ditemukan berbagai macam permasalahan yang harus segera dieliminir sehingga seiring dengan berjalannya waktu diharapkan pada masa yang akan datang kualitas latihan semakin meningkat dan dapat menjawab tantangan tugas sebagaimana yang telah diuraikan pada tinjauan dari analisa lingkungan strategis diatas. KEBIJAKAN PEMBINAAN LATIHAN. Pembinaan latihan TNI AD diproyeksikan sebagai acuan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit TNI AD sesuai bidang keterampilannya guna mencapai sasaran dan tugas pokoknya. Dimana sasaran pembinaan latihan itu sendiri adalah meningkatnya kemampuan prajurit TNI AD di Satpur, Satbanpur, Satbanmin, Sat Kewilayahan, Sat Intel dan Sat Markas/Pendukung baik pengetahuan dan keterampilan secara perorangan maupun dalam hubungan satuan dengan mengacu kepada pencapaian tingkat profesionalisme prajurit yang tinggi dalam rangka menghadapi tantangan tugas. Kebijakan pembinaan latihan sebagai prioritas utama dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan satuan jajaran TNI AD dalam pelaksanaan tugas operasi baik dalam rangka OMP maupun OMSP. Adapun Tugas-tugas bidang pembinaan latihan mengacu kepada pokok-pokok 6 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 6 01/11/2012 9:08:45

7 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD kebijaksanaan dan tugas umum pembinaan latihan TNI AD, yang mencakup delapan tugas-tugas esensial. Pertama, meningkatkan profesionalisme prajurit baik secara perorangan sampai dengan satuan, maka setiap pelaksanaan program kegiatan selalu berpedoman pada Proglatsi. Kedua, meningkatkan kepedulian pembinaan latihan di Kotama dan Puscabfung selaku pembina LKT terhadap penyelenggaraan latihan, Sisbinlat maupun penerapan manajemen latihan satuan jajarannya, maka dilaksanakan kegiatan asistensi maupun pengendalian dan pengawasan latihan sebagai upaya untuk menjamin tercapainya tujuan latihan. Ketiga, penyusunan program latihan satuan jajaran TNI AD yang dilaksanakan melalui penyeimbangan materi taktik konvensional dan gerilya/lawan gerilya, sesuai dengan dinamika yang berkembang. Keempat, penyelengaraan program yang disesuaikan dengan status satuan tersebut dalam Protita (program tiga tahunan). Kelima, dalam rangka mengatasi keterbatasan dukungan munisi latihan yang dialokasikan kepada prajurit Satpur, Satbanpur, Satbanmin dan Satwil, Satintel maka dikembangkan suatu program latihan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menembak prajurit untuk mencapai nilai minimal 80%. Keenam, untuk meningkatkan kemampuan dan peran Bintara sebagai pelatih di Satuan maka dilaksanakan penataran pelatih khusus untuk prajurit yang berpangkat Bintara bekerja sama dengan USARPAC. Sedangkan untuk peningkatan kemampuan Perwira dilaksanakan kegiatan penataran tentang tehnik penyelenggaraan latihan. Ketujuh, meningkatkan kerjasama Internasional antara TNI AD dengan Angkatan Darat Negara Sahabat sesuai naskah kesepakatan dan hasil koordinasi berupa penawaran/undangan dari Negara Sahabat dalam rangka memperluas wawasan dan meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AD sesuai tingkat jabatan masing-masing. Kedelapan, pembenahan 10 Komponen Latihan untuk meningkatkan profesionalisme para pelatih maupun para prajurit TNI AD. Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 7 01/11/2012 9:08:47

8 Jurnal Yudhagama Kebijakan-kebijakan Pimpinan Angkatan Darat saat ini khususnya di bidang Pembinaan Latihan terlihat adanya perubahan dukungan anggaran yang sangat signifikan bila dibandingkan dukungan anggaran pada tahun-tahun sebelumnya yakni dukungan anggaran latihan TA sebesar Rp ,00- sedangkan dukungan anggaran latihan TA 2012 sebesar Rp ,00- artinya meningkat sebesar 255,6%. Demikian halnya Kebijakan pada alokasi anggaran Per Program terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada Program Peningkatan Profesionalisme Personel Matra Darat yang semula alokasi anggaran pada TA 2011 sebesar Rp ,00- menjadi Rp ,00- atau meningkat sebesar 48%. Diikuti dengan komitmen kebijakan untuk tetap melanjutkan Kebijakan Modernisasi Alutsista TNI AD yang semakin membaik dengan memberikan alokasi anggaran pada Program Modernisasi Alutsista dan non- Alutsista/Sarana dan Prasarana Matra Darat TA 2012 sebesar Rp ,00-. Dari uraian diatas terlihat jelas adanya upaya dan perhatian pimpinan Angkatan Darat yang sangat besar di bidang Latihan sehingga sudah seyogyanya Pemetaan atau Desain Makro di bidang Pembinaan Latihan TNI AD yang bersifat jangka panjang segera dirumuskan bersama kearah yang lebih baik dan diharapkan pembangunan Kemampuan Matra Darat yang Tangguh dan Profesional dapat segera diwujudkan. Pada sistem pembinaan Latihan TNI AD diketahui bersama bahwa peranan Latihan adalah membina prajurit agar miliki kemampuan dan keterampilan tertentu untuk mengisi jabatan dan melaksanakan tugas dalam organisasi satuan serta membina kemampuan satuan agar memiliki kesiapan tempur dan kesiapan operasional untuk tugas-tugas pertahanan negara di darat. Beragamnya fungsi tekhnis TNI AD yang diselenggarakan dalam rangka pencapaian tugas pokok TNI AD tentunya memberikan dampak konsekuensi pada pola pembinaan latihan secara menyeluruh. Secara umum pola Pembinaan Latihan dalam rangka pembinaan kemampuan perorangan dapat dilakukan dengan menggelar latihan dasar militer namun bila dihadapkan dengan kemampuan dalam hubungan satuan dan sesuai dengan peran dan fungsi tekhnisnya dilapangan penugasan secara umum dan secara khusus pada pelaksanaan pertempuran yang sesungguhnya. SASARAN PEMBINAAN KEMAMPUAN. Bila diuraikan kemampuan yang harus dikembangkan sebagaimana yang tercantum dalam Postur TNI AD tahun maka arah pembinaan latihan jangka panjang TNI AD dalam rangka pemenuhan dan pengembangan kemampuan TNI AD ditujukan pada empat kemampuan pokok, yaitu kemampuan intelijen, kemampuan tempur, kemampuan pembinaan teritorialdan kemampuan dukungan. Pembinaan kemampuan intelijen diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dibidang penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Kemampuan penyelidikan perlu ditingkatkan melalui programprogram yang tepat guna meweujudkan kemampuan deteksi dini dan cegah dini yang sampai saat ini masih 8 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 8 01/11/2012 9:08:49

9 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD terkendala oleh keterbatasan materil khusus intelijen yang dimiliki saat ini. Secara umum kemampuan pengamanan telah dimiliki oleh seluruh satuan TNI AD yaitu kemampuan pengamanan dalam rangka pengamanan personel, materiil, berita, dokumen, kegiatan militer, operasi dan obyek vital nasional yang bersifat strategis serta pengamanan terhadap pejabat VVIP dan VIP. Kemampuan penggalangan dan pembentukan opini dalam rangka menciptakan kondisi yang dikehendaki untuk kepentingan TNI dan TNI AD telah dimiliki oleh satuan Intelijen pada setiap tingkat komando, namun kemampuan penggalangan ini secara khusus lebih dikuasai oleh satuan Sandi Yudha Kopassus. Pembinaan kemampuan tempur diarahkan untuk meningkatkan kemampuan satuan pemukul strategis, operasi khusus, Raider, pertahanan wilayah darat, pertahanan udara, Pernika serta Nubika pasif. Satuan Pemukul Strategis diharapkan mampu menyelenggarakan operasi pertahanan tingkat strategis dalam rangka pertahanan negara. Satuan-satuan khusus diharapkan mampu menyelenggarakan pertempuran darat dan operasi intelijen strategis dalam bentuk operasi komando, operasi penanggulangan teror dan operasi sandhi yudha. Satuan Raider diharapkan mampu beroperasi di berbagai bentuk medan untuk menghancurkan lawan dengan memanfaatkan unsur pendadakan melalui kemampuan Raid maupun mobil udara yang dimiliki. Kemampuan pertahanan wilayah darat harus dibngun sedemikian rupa sehingga satuan-satuan jajaran TNI AD mampu untuk menyelenggarakan pertahanan wilayah secara cepat, tepat, ulet berdiri sendiri dan berlanjut yang dilaksanakan oleh Komando Kewilayahan dalam rangka pertahanan negara. Satuan pertahaanan udara diharapkan mampu menyelenggarakan pertahanan udara dalam rangka melindungi instalasi strategis dari kemungkinan ancaman serangan udara lawan. Kemampuan Pernika dibangun agar mampu melaksanakan fungsi komando dan pengendalian serta mencegah dan meniadakan gangguan komunikasi dari pihak lawan. Pembinaan kemampuan Nubika pasif diarahkan pada peningkatan kemampuan pengamanan terhadap kemungkinan serangan Nubika lawan. Pembinaan kemampuan Binter dilaksanakan untuk meningkatkan lima kemampuan teritorial. Pertama, kemampuan melaksanakan temu dan lapor cepat tentang kejadian di wilayah, yang bertujuan untuk menciptakan situasi wilayah yang kondusif. Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 9 01/11/2012 9:08:50

10 Jurnal Yudhagama Kedua, mantapnya kemampuan menyelenggarakan manajemen teritorial di wilayah, sehingga pelaksanaan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat terlaksana secara optimal dan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Ketiga, kemampuan penguasaan wilayah, yang bertujuan untuk mengetahui potensi wilayah yang dapat digunakan untuk penyiapan kekuatan pertahanan. Keempat, kemampuan pembinaan terhadap masyarakat yang diarahkan pada penyiapan dan penyelenggaraan perlawanan rakyat di wilayah dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelima, kemampuan menyelenggarakan komunikasi sosial dengan seluruh aparatur dan komponen bangsa, dengan tujuan terciptanya kesamaan visi, misi dan interpretasi dalam pemberdayaan wilayah pertahanan dan terciptanya kemanunggalan TNI-Rakyat. Pembinaan kemampuan dukungan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan satuan-satuan dukungan dalam menyelenggarakan fungsi dukungan operasi. Pertama, kemampuan K4I (Komando Kendali Komunikasi Komputerisasi Informasi) yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan K4I guna menjamin ketepatan, kecepatan dan kerahasiaan dalam penyelenggaraan pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan. Selain itu, kemampuan K4I juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kemampuan Senhub dan Sisinfolahta dalam rangka mendukung K4I Puskodal Mabes TNI AD dan Kotamaops. Kedua, kemampuan kukungan administrasi yang meliputi personel dan administrasi umum yang diarahkan untuk menjamin pelaksanaan pembinaan dan penggunaan kekuatan secara berlanjut, terpadu, terarah, efektif dan efisien dalam suatu keutuhan sistem. Ketiga, kemampuan pembinaan doktrin agar mampu mewujudkan keterpaduan dalam upaya pembinaan dan penggunaan kekuatan. Selain itu, pembinaan doktrin juga diarahkan untuk mencapai kuantitas dan kualitas TNI AD serta menjadi rujukan dalam semua bidang kegiatan di jajaran TNI AD sehingga mampu menunjang tugas pokok TNI AD yang berhasil dan berdaya guna. Keempat, penelitian dan pengembangan serta penguasaan Ilpengtek yang diarahkan untuk meningkatkan badan-badan Litbang TNI AD dalam penyelenggaraan pembinaan Ilpengtek serta Litbang guna mewujudkan penataan dan penerapan teknologi di jajaran TNI AD sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Alutsista untuk pemenuhan kebutuhan TNI AD dalam rangka mendukung pertahanan negara. Kelima, kemampuan kualitas lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit sesuai fungsi dan tugasnya serta tersedianya Alins, sarana dan prasarana serta pelatih yang memadai. Keenam kemampuan survei dan pemetaan yang diprioritaskan pada pemutakhiran data dan revisi peta. PEMBINAAN LATIHAN JANGKA PANJANG SESUAI SASARAN PEMBINAAN KEMAMPUAN. Bentuk pembinaan latihan jangka panjang yang dapat menjawab tuntutan dan sasaran pembinaan kemampuan sebagaimana yang telah diuraikan diatas sudah seyogyanya direncanakan secara dini dalam bentuk desain makro pembinaan latihan jangka panjang TNI AD, sehingga secara bertahap tuntutan dan sasaran pembinaan kemampuan tersebut diatas secara realistis dapat diukur dan mendapatkan hasil yang signifikan dalam rangka pencapaian tugas pokok TNI AD secara umum dan khususnya menjawab tuntutan peningkatan kemampuan satuan jajaran TNI Angkatan Darat baik dalam rangka OMP maupun OMSP. Desain Makro pembinaan latihan tersebut harus diarahkan pada skala prioritas pencapaian kemampuan yang diinginkan sesuai dengan besarnya ancaman yang mungkin timbul di suatu wilayah dan prioritas modernisasi Alutsista yang diperlukan menghadapi ancaman di wilayah tersebut, demikian halnya pada dukungan anggaran yang diperlukan disesuaikan dengan prioritas pencapaian 10 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 10 01/11/2012 9:08:52

11 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD kemampuan yang hendak dicapai pada program kerja (Progja) tahun berjalan dan rencana strategis (Renstra) pada periode tersebut. Pada naskah sistem Pembinaan Latihan TNI AD telah diuraikan secara detail mulai dari bagaimana manajemen latihan yakni pentahapan latihan dan siklus latihan baik latihan perorangan maupun satuan, bagaimana program latihan yang distandarisasikan (Proglatsi) yakni dimulai dari pedoman latihan, waktu latihan dan materi latihan yang sajikan, bagaimana spesialisasi jabatan militer (SJM) yakni mulai buku pedoman kelompok jabatan (BPKJ 1-7), struktur kelompok karier, penggunaan SJM, tangungg jawab SJM, uraian kelompok karier dan pelaksanaan SJM, termasuk bagaimana teknik penyelenggaraan latihan (NIKGARLAT) yang harus dipedomani dalam pelaksanaannya yakni macam, methoda dan sifat latihan serta bagaimana bentuk rencana latihannya. Terakhir sampai dengan bagaimana rencana pengendalian dan pengawasan latihan (RENDALWASLAT) telah diatur sedemikian rupa sehingga pencapaian tujuan dan sasaran latihan yang dilaksanakan sesuai tahapan latihan dapat dicapai secara optimal. Desain Makro Binlat yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah program jangka selama 20 tahun serta sasaran-sasaran yang ingin dicapai pada setiap tahapan secara menyeluruh. Adapun sasaran atau materi binlat pada pencapaian kemampuan yang diinginkan pada setiap Progja tahunan, Renstra dan RPJP dapat dilihat pada tabel Desain Makro Pembinaan Latihan. Contohnya, salah satu kemampuan yang akan ditingkatkan di bidang tempur adalah PEMUKUL STRATEGI dengan asumsi bahwa bidang pemukul strategi yang perlu menjadi prioritas pertama dalam pembangunan kemampuan yang bermuara pada peningkatan kemampuan perorangan dan satuan serta modernisasi peralatan yang digunakan oleh satuansatuan pemukul strategi dengan mempertimbangkan urgensi penggunaannya sesuai dengan spesifikasi wilayahnya yang perlu didukung dengan skala prioritas. Satuan pemukul strategi yang berada atau akan berangkat penugasan di wilayah atau daerah rawan tentunya diprioritaskan lebih awal dukungannya dibandingkan yang berada di daerah damai, demikian juga pertimbangannya pada setiap tahapan Renstra sehingga pada rentang waktu jangka panjang (20 tahun) diharapkan pembangunan kemampuan satuansatuan pemukul strategi sudah terwadahi dengan baik terutama di bidang Pembinaan Latihan. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI. Pencapaian sasaran program latihan tidak akan optimal manakala para pemangku kepentingan pembinaan latihan tidak mampu menegasi berbagai Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 11 01/11/2012 9:08:53

12 Jurnal Yudhagama TABEL DESAIN MAKRO PEMBNINAAN LATIHAN JANGKA PANJANG TNI AD permasalahan klasik yang seringkali ditemukan di lapangan. Pertama, keterpaduan dan integrasi dalam penyusunan program. Azas keterpaduan dan integritas sangat diperlukan dalam memanage latihan terutama dalam skup yang lebih besar sehingga peningkatan kemampuan Matra Darat yang diharapkan dapat dicapai dalam rentang waktu yang relatif lebih singkat. Kedua, kepedulian peran Kotama dalam pelaksanaan Binlat. Panjangnya bentangan dan luasnya wilayah yang menjadi tanggung jawab Kotama serta sulitnya medan yang dihadapi dilapangan menuju dislokasi satuansatuan yang terpencil memungkinkan timbulnya kelemahan dan kekurangan dalam hal pengawasan dan pengendalian latihan Ketiga, ketepatan pemanfaatan alokasi anggaran. Diperlukan adanya personel Dansat yang mampu berkreatifitas tinggi sehingga alokasi anggaran latihan yang diperuntukan bagi satuannya tidak dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan satuan lainnya. Keempat, kreativitas komandan satuan dalam penyusunan program latihan. Program latihan yang telah disusun dari Komando Atas tentunya menjadi pedoman utama dalam mengembangkan kreatifitas Dansat sehingga program-program latihan dalam satuan yang mengacu pada peningkatan kemampuan yang harus dihadapi dalam program latihan yang sudah disusun tadi dapat diantisipasi sebelum pelaksanaan program tersebut dilaksanakan. Kelima, keterbatasan anggaran dalam memodernisasi Alutsista. Lamanya rentang waktu dimasa lalu yang tidak dibarengi dengan Peremajaan atau Modernisasi Alutsista menyebabkan besarnya alokasi yang disiapkan pada saat ini untuk mengejar ketertinggalan Alutsista. Walaupun demikian adanya keterbatasan anggaran dalam memodernisasi Alutsista bukanlah menjadi suatu alasan pembenaran untuk tidak melakukan sesuatu yang esensial sehingga yang perlu dikembangkan adalah kemauan dan semangat untuk berbuat untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan mutu latihan. Keenam, kesiapan tenaga pelatih yang berkualitas masih minim. Perlu adanya pemikiran bersama yang komprehensif integral dalam menyikapi sikap mental prajurit yang berada di stara pelaksana, dimana sikap mental prajurit yang tangguh seperti di masa lalu yang syarat dengan penugasan tugas operasi ke daerah konflik sudah semakin sulit kita temukan di lapangan. Prajurit yang dimaksud ini adalah prajurit yang begitu mudahnya semangat patriotik dan disiplinnya kendor setelah sekian lama bergabung dengan rekannya karena terbawa arus pemikiran globalisasi, mereka dengan mudahnya melihat dan membanding prajurit yang setia dan sejati dibandingkan dengan prajurit yang biasa-biasa saja namun hak yang mereka terima sama besar adanya. Oleh karena itu dalam rangka penyiapan tenaga pelatih 12 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 12 01/11/2012 9:08:53

13 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD yang berkualitas yang masih sangat minim ditemukan di lapangan, diperlukan adanya perhatian yang lebih atau Reward yang lebih baik dan jaminan Karier yang lebih dibanding dengan rekan-rekannya. Ketujuh, rentang waktu dan jarak serta padatnya kegiatan di suatu wilayah menyebabkan penyelenggaraan latihan tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Rentang waktu dan jarak yang jauh dengan dislokasi Markas Komandonya memungkinkan adanya peluang yang dapat digunakan oleh satuan bawah untuk tidak melaksanakan kegiatan latihan dengan baik dan sempurna terlebih jika satuan tersebut juga melaksanakan kegiatan protokoler yang sulit dihindari karena dislokasi dan peran pelayanan yang diperlukann dari keberadaan satuan tersebut. Kedelapan, kepemilikan lahan sarana/prasarana latihan yang ada di satuan-satuan masih ditemukan adanya beberapa kasus belum jelas status hukumnya. Salah satu contohnya lapangan tembak Ambal di Kebumen hingga sampai dengan saat ini masih adanya beberapa permasalahan yang digugat oleh masyarakat. Hal demikian seyogya dan harus dilakukan upaya-upaya atau langkah-langkah penyelesaian permasalahan dengan berbagai macam cara yang harus ditempuh sekalipun memakan waktu lama dan membutuhkan dana yang cukup besar. Terlepas dari semua kendala tersebut diatas tentunya setiap prajurit harus sangat memahami bahwa peran pembinaan latihan itu sangat penting sehingga tidak ada kata menyerah atau mundur selangkahpun untuk tidak melaksanakan latihan dengan baik dan benar. Demikian penulisan Desain Makro Pembinaan Latihan Jangka Panjang TNI AD dan Permasalahannya disusun, semoga dapat menjadi bahan masukan bagi satuan dan Komando atas dalam mengambil suatu kebijakan dan keputusan lebih lanjut terutama dalam pembinaan latihan secara menyeluruh. RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENULIS I. Data Pokok. 1. Nama : Dicky W. Usman, S.IP., M.Si. 2. Pangkat/NRP : Mayjen TNI/ 3. Tempat/Tgl. Lahir : Makassar/ Agama : Islam 5. Status : Kawin 6. Sumber Pa/Th : AKABRI/ Jabatan : Asrena Kasad II. Pendidikan. A. Dikbangum. 1. AKABRI : Sussarcabzi : Suslapa Zeni : Seskoad : Sesko TNI : Lemhannas : 2008 III. Riwayat Penugasan. A. Dalam Negeri. 1. Ops Seroja Tim-Tim : Ops Seroja Tim-Tim : Ops Seroja Tim-Tim : Ops Irja : Ops Lihkam NAD : 2000 B. Luar Negeri. 1. Kamboja : Singapura : Bosnia : Malaysia : Malaysia : 2012 IV. Riwayat Jabatan. 1. Danton Denzipur-4 Dam VII/Wrb 2. Pa Intel Operasi Denzipur-4 Dam VII/Wrb 3. Wadan Denzipur-4 Dam VII/Wrb 4. Kasiminkar Bagpers Setditziad 5. Wadanyon Zipur-5 Dam V/Brw 6. Kasdim-0817/Surabaya Utara 7. Kadeptiknikzi Pusdikzi 8. Danyon Zipur-2 Kodam II/Swj 9. Dandim-0404 Muara Enim 10. Waasrendam II/Swj 11. Kasrem 041/Gamas Dam II/Swj 12. Irdya Lat Pra Itops Itjen TNI 13. Sespri Menkopolhukkam 14. Paban III/Manwil 15. Wadirziad 16. Dirziad 17. Asrena Kasad Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 13 01/11/2012 9:08:53

14 Jurnal Yudhagama SISTEM PENGENDALIAN LATIHAN YANG EFEKTIF DAN IMPLEMENTASINYA DI TINGKAT KOTAMA Oleh : Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamim (Asops Kasad) Pada tahun 2012, pemerintah telah meningkatkan anggaran pertahanan negara sekitar 35%. Sebagian besar anggaran tersebut dialokasikan untuk melakukan peremajaan, modernisasi serta kualitas pemeliharaan dan kesiapan Alutsista TNI termasuk TNI Angkatan Darat didalamnya. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada HUT Ke-66 TNI tanggal 5 Oktober 2011 di Cilangkap mengatakan: Pada saatnya nanti modernisasi Alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI harus diuji dalam latihanlatihan termasuk dalam latihan gabungan TNI, serta penugasan secara berkelanjutan untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan dan penindakan yang tinggi dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas operasional yang efektif. Hal tersebut tentunya selaras dengan motto latihan yaitu: Apa yang akan dilaksanakan itu yang dilatihkan dan apa yang dilatihkan itu pula yang akan diujikan. Dalam Rapim TNI Angkatan Darat pada awal tahun 2012, Kepala Staf Angkatan Darat telah mencanangkan tahun 2012 sebagai tahun latihan bagi TNI Angkatan Darat. Sebagai tindak lanjut dari pencanangan tersebut Staf Umum Operasi Angkatan Darat telah menempatkan kegiatan pembinaan latihan sebagai prioritas utama dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan satuan jajaran TNI Angkatan Darat dalam pelaksanaan tugas operasi, baik dalam rangka OMP maupun OMSP. Selama tahun 2012 TNI Angkatan Darat telah menyelenggarakan berbagai kegiatan latihan mulai dari tingkat latihan perorangan sampai dengan latihan satuan setingkat Batalyon dan puncaknya pada bulan September 2012 diselenggarakan latihan antar kecabangan tingkat Brigade. Dengan demikian, latihan yang diprogramkan dalam TA diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mencapai tingkat kesiapan operasional satuan yang tinggi. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya para pembina latihan di satuan dalam menjamin terlaksananya seluruh program latihan, sehingga berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan TNI Angkatan Darat. Tingkat kesiapan operasional yang tinggi bagi satuan di jajaran TNI Angkatan Darat khususnya di tingkat Kotama selaku kompartemen strategis dan seluruh satuan yang termasuk dalam komandonya merupakan konsekuensi logis yang harus dipenuhi. Realitas menunjukkan bahwa kesiapan operasional satuan sangat dipengaruhi oleh kondisi kekuatan dan kemampuan satuan yang diimplementasikan melalui penyelenggaraan latihan yang terarah, terukur, dan berorientasi kepada tugas pokok. Ironisnya, penyelenggaraan latihan yang dilaksanakan saat ini masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan. Bila dibiarkan, kondisi tersebut dapat mendorong timbulnya hal-hal yang bersifat kontraproduktif terhadap pelaksanaan tugas pokok satuan itu sendiri. Guna menyikapi permasalahan tersebut serta 14 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 14 01/11/2012 9:08:54

15 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD tercapainya sistem pengendalian latihan yang efektif oleh setiap tataran kewenangan satuan khususnya di tingkat Kotama, perlu dirumuskan acuan yang benar dalam pembinaan latihan di lingkungan TNI Angkatan Darat, diantaranya dengan mengoptimalkan sistem pengendalian latihan dan implementasinya di tingkat Kotama. Pertanyaannya adalah: Bagaimana meningkatkan sistem pengendalian latihan yang efektif dan implementasinya di tingkat Kotama? Pembinaan latihan merupakan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam merencanakan dan menyusun program latihan, mengelola sumber daya latihan dan mengatur serta mengendalikan kegiatan latihan yang dilakukan para pembina latihan untuk mencapai tingkat kesiapan operasional satuan dalam melaksanakan tugas-tugas operasi peperangan di darat. Salah satu fungsi dalam manajemen latihan adalah pengawasan dan pengendalian latihan yang merupakan rangkaian kegiatan untuk menjamin tercapainya tujuan latihan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengawasan dan pengendalian latihan merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling terkait dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana latihan dapat dilaksanakan disertai hasil latihan yang dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengawasan yang seksama dan pengendalian yang baik dari semua eselon akan mempermudah pimpinan menentukan kebijaksanaan latihan satuan pada tahun yang akan datang. Dalam melaksanakan pengendalian latihan para pejabat sebagai pembina latihan perlu memedomani langkahlangkah dalam penyelenggaraan latihan meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan, pengawasan dan pengendalian. Pada tahap perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan wewenang latihan ada pada Kotama, sedangkan tahap pengarahan dan pengawasan pengendalian latihan wewenang ada pada Kotama dan pada Puscab/Fung/ Dit selaku LKT (Sumber: Bujukmin tentang Garlat). Oleh karena itu, agar fungsi pengawasan dan pengendalian dapat terlaksana secara optimal sesuai dengan tataran kewenangan dan kebijaksanaan pimpinan TNI Angkatan Darat, maka setiap pembina latihan perlu memedomani ketentuan umum yang meliputi tujuan, sasaran, sifat, peranan, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab, persyaratan personel, teknik, metode, obyek, bentuk dan prosedur, serta alat perlengkapan dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian latihan. Implementasi pengawasan dan pengendalian latihan yang dilaksanakan oleh satuan di tingkat Kotama saat ini masih belum berjalan dengan efektif. Hal ini disebabkan karena: Pertama, keterbatasan kemampuan pembina latihan dalam menyusun program latihan, sehingga penyusunan rencana program latihan yang bersifat bottom up di tingkat Kotama belum selaras dengan program latihan dari komando atas. Kedua, penyelenggaraan latihan yang dibuat dalam program kerja satuan masih belum sepenuhnya mengacu pada program latihan standardisasi yang disebabkan karena adanya dinamika penugasan, sehingga kemampuan standardisasi satuan belum semua dapat tercapai. Ketiga, sarana dan prasarana latihan yang dimiliki oleh masing-masing satuan TNI Angkatan Darat khususnya di tingkat Kotama masih terbatas baik kualitas maupun kuantitas, sehingga Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 15 01/11/2012 9:08:58

16 Jurnal Yudhagama Untuk mengefektifkan kegiatan pengendalian latihan yang dilakukan oleh Kotama, maka diperlukan penyamaan persepsi kita sebagai pembina latihan terhadap implementasi kegiatan pengawasan dan pengendalian latihan. berpengaruh terhadap pelaksanaan latihan itu sendiri. Keempat, pengawasan dan pengendalian latihan pada level komandan satuan selaku pembina latihan belum dilaksanakan dengan optimal. Kelima, evaluasi latihan yang terdiri dari pencatatan dan laporan masih sering diabaikan dan berupaya menutupi kelemahan, sehingga penyelenggaraan latihan tidak dapat dievaluasi dengan baik dan benar. Keberhasilan dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian latihan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: Pertama, kemampuan personel yang tergabung dalam Tim Wasdallat memiliki pemahaman tentang penyelenggaraan latihan, sehingga tidak sekedar melaksanakan program Wasdallat saja. Kedua, dislokasi satuan yang tersebar dihadapkan pada besaran anggaran Wasdallat yang terbatas menyebabkan tidak seluruh satuan dapat dijadikan sasaran Wasdallat. Ketiga, dukungan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan pengawasan dan pengendalian latihan tidak tepat waktu, sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan Wasdallat itu sendiri. Keempat, terbatasnya referensi dan buku-buku petunjuk tentang pedoman pengawasan dan pengendalian latihan menjadi kendala dalam melaksanakan tugas pengendalian latihan. Dengan demikian, pengawasan dan pengendalian latihan perlu dilaksanakan dengan efektif oleh seluruh komandan satuan maupun pembina latihan dalam mencapai keberhasilan pada setiap penyelenggaraan latihan. Untuk mengefektifkan kegiatan pengendalian latihan yang dilakukan oleh Kotama, maka diperlukan penyamaan persepsi sebagai pembina latihan terhadap implementasi kegiatan pengawasan dan pengendalian latihan. Berdasarkan Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Latihan disebutkan bahwa Pengawasan latihan adalah kegiatan untuk mengawasi berlangsungnya penyelenggaraan latihan terhadap penyelenggara, pelaku, sarana dan prasarana, serta metode dan perangkat latihan lain yang digunakan. Sedangkan Pengendalian Latihan adalah suatu proses tindakan oleh penyelenggara latihan atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan latihan untuk mengarahkan/memengaruhi jalannya latihan dengan metode dan perangkat tertentu agar latihan dapat berlangsung sesuai skenario yang direncanakan. Kesemua itu bertujuan untuk : Pertama, mewujudkan 16 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 16 01/11/2012 9:09:04

17 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD keselarasan antara program latihan yang ditetapkan dengan penyelenggaraan latihan. Kedua, ketepatan dalam menerapkan sistem dan metode latihan yang ditentukan. Ketiga, ketepatan penggunaan teknik, taktik, dan prosedur operasi sesuai kecabangan/ fungsi. Keempat, menghindari kesalahan dalam teknik penyelenggaraan latihan. Adapun obyeknya terdiri dari: Piranti lunak yang berhubungan dengan latihan, program latihan, sistem dan metode latihan, penyelenggara dan pelaku latihan, mekanisme dan realisme latihan, taktik dan teknik sesuai kecabangan, produk latihan, Sarpras latihan, dan anggaran latihan. Upaya untuk mengefektifkan Pengendalian Latihan diperlukan suatu alat pengendalian latihan, baik secara lampiran Sprin Pangkotama serta petunjuk latihan diterbitkan oleh Komando dibawah Kotama. Ketiga, Rencana Garis Besar Latihan diterbitkan oleh Komando latihan memuat hal-hal secara garis besar tentang pelaksanaan latihan dan merupakan hal-hal yang harus dikembangkan oleh staf perancang latihan. Keempat, Naskah Latihan, produk komando latihan secara lengkap sebagai panduan penyelenggaraan latihan bagi penyelenggara maupun pelaku tingkat Batalyon ke atas. Kelima, Rencana Lapangan, produk komando latihan memuat segala kebutuhan dan pekerjaan di lapangan yang dibuat oleh koordinator materi latihan. Keenam, Pencatatan Hasil Latihan, produk penyelenggara latihan sebagai bahan penyusun laporan latihan. Ketujuh, administratif (tertulis) maupun secara operasional (kegiatan). Pengendalian Administratif merupakan pengendalian latihan tertulis terhadap hal-hal yang menyangkut administrasi untuk dapat mendukung penyelenggaraan latihan yang meliputi: Pertama, Program Latihan sebagai salah satu sarana pengendalian yang memuat kegiatan, waktu dan dana serta menjadi pedoman utama bagi seluruh penyelenggaraan latihan di satuan. Kedua, Direktif Latihan meliputi direktif latihan Kasad, diterbitkan tersendiri sebagai lampiran Sprin Kasad, dan direktif latihan Pangkotama ditujukan kepada Komando penyelenggara latihan sebagai Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 17 01/11/2012 9:09:09

18 Jurnal Yudhagama Laporan Latihan, produk komando latihan yang berisi hasil penyelenggaraan latihan atau disebut dengan Buku III dan merupakan objek pengamatan tidak langsung oleh komando atasan penyelenggara untuk mengendalikan mutu latihan selanjutnya. Pengendalian Operasional dilaksanakan pada saat berlangsungnya pelaksanaan latihan agar latihan dapat berjalan sesuai rencana dan skenario yang ditetapkan. Penanggung jawab latihan atau Komandan Latihan/ Direktur Latihan dapat mengarahkan dan memengaruhi jalannya latihan dengan berbagai cara antara lain: Pertama, teguran dan pujian yang dilakukan pimpinan secara langsung di lapangan terhadap penyimpangan dan keberhasilan latihan yang dilaksanakan, biasanya cara ini sangat efektif untuk membangkitkan motivasi peserta latihan agar berbuat lebih baik. Kedua, rapat latihan secara periodik dalam tahun anggaran berjalan melalui forum Wandiklat (Rapim, Raker maupun Rakornis) atau bersifat situasional sesuai kebutuhan, termasuk paparan-paparan dengan tujuan membahas rencana latihan tahunan, mengevaluasi hasil latihan yang telah dilaksanakan, memberikan pengarahan tentang pelaksanaan latihan yang akan datang. Ketiga, konsultasi untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh komando bawahan dalam penyelenggaraan latihan. Keempat, perwasitan dan pengendalian latihan yang diberikan oleh Wasit dan pengendali latihan untuk memengaruhi kegiatan pelaku agar sesuai skenario 18 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 18 01/11/2012 9:09:12

19 Media Informasi dan Komunikasi TNI AD latihan yang telah dirancang, sedangkan pengendali berfungsi atas dasar informasi yang diberikan oleh Wasit. Guna menjamin terselenggaranya seluruh kegiatan pengendalian latihan yang dilakukan oleh pembinaan latihan berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan beberapa hal. Pertama, keterpaduan dan integrasi dalam penyusunan program. Kedua, peningkatan dan kepedulian peran Kotama dalam pelaksanaan Pembinaan Latihan. Ketiga, ketepatan pemanfaatan alokasi anggaran. Keempat, kreatifitas para Komandan satuan dalam penyusunan program latihan dan penyelenggaraan latihan di satuan. Kelima, menghindari terjadinya kerugian personel dalam setiap pelaksanaan latihan. Keenam, tidak mengalihkan alokasi dukungan program latihan satuan tanpa persetujuan pimpinan TNI AD. Dari uraian tersebut diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hasil akhir suatu upaya pengendalian latihan yang efektif sangat ditentukan oleh para Pembina latihan di satuan, sekalipun rencana telah disusun secara baik dan persiapan sudah dilakukan secara matang namun apabila pelaksanaannya menyimpang dan tidak terkendali akan menghasilkan sesuatu di luar ketentuan yang sudah digariskan oleh komando atas. Dengan demikian, sistem pengendalian latihan yang efektif melalui pengendalian latihan secara administratif dan operasional merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam mengoptimalkan pembinaan latihan di satuan jajaran TNI AD. Oleh karenanya sistem pengendalian latihan tersebut harus di implementasikan oleh Kotama dengan sungguhsungguh sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan/digariskan oleh Komando Atas. RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENULIS I. Data Pokok. 1. Nama : Dedi Kusnadi Thamim 2. Pangkat/NRP : Mayjen TNI/ Tempat/Tgl. Lahir : Bandung/ Agama : Islam 5. Status : Kawin 6. Sumber Pa/Th : AKABRI/ Jabatan : Asops Kasad II. Pendidikan. A. Dikbangum. 1. AKABRI : Diklapa II/Inf : Seskoad : Sesko TNI : Lemhannas : 2009 B. Dikbangspes. 1. Sus Sar Para : Sussarcab Inf : Sus Danki : Suslapa I/Inf : Sus Danyonif : Sus Danrem : 2007 III. Riwayat Penugasan. A. Dalam Negeri. 1. Ops Tim-Tim : Ops Tim-Tim : Ops Tim-Tim : 1999 IV. Riwayat Jabatan. 1. Danton Ban/C Yonif Linud Danton-1/C Yonif Linud Danton-1/B Yonif Linud Dankipan A Yonif Linud Kasi-2/Ops Yonif Linud PS Wadan Yonif Wadan Yonif Kasdim-0821/Lumajang 9. Danyonif-521 Rem-083/BDJ 10. Pamen Kodam V/Brw 11. Kabag Dikbangum Pussenif 12. Kasbrigif-1/PIK/JS Dam Jaya 13. Danbrigif-1/PIK/JS Dam Jaya 14. Asops Kasdam Jaya 15. Danrem-163/WS Dam IX/Udy 16. Pamen Mabesad (Dik) 17. Irdam VII/Wrb 18. Sekretaris Pussenif 19. Pati Ahli Kasad Bid Jemen 20. Kasdam IV/Dip 21. Danpussenif 22. Asops Kasad Volume 32 No. 3 September Edisi September Edit.indd 19 01/11/2012 9:09:12

20 Jurnal Yudhagama MENGGAGAS FORMULASI KETERPADUAN # GUNA MENYINERGIKAN KEKUATAN KECABANGAN TNI AD DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBINAAN LATIHAN ANTAR KECABANGAN Oleh : Mayor Jenderal TNI M. Nasir (Danpussenif Kodiklat TNI AD) # Formulasi keterpaduan yang dimaksud dalam judul tulisan ini lebih pada pemahaman keterpaduan kecabangan TNI AD sehingga diperlukan suatu rumusan formulasi keterpaduan, sedangkan definisi keterpaduan. Dapat dilihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kemendiknas RI terbitan Balai Pustaka tahun 2008 hal 810 esensi dari keterpaduan; sudah padu, disatukan, dilebur menjadi satu, kompak, sudah bercampur dan menjadi satu, utuh dan kuat. PENDAHULUAN. Seperti halnya esensi kebijakan Kasad bahwa tahun ini adalah tahun latihan dan latihan harus realistis sesuai dengan medan operasi sesungguhnya. memberikan semangat baru untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi-inovasi baru yang cerdas dan bijak untuk mendukung perwujudan profesionalitas prajurit TNI AD. Konsekuensi logis sebagai alat pertahanan negara di darat, TNI AD dituntut untuk selalu siap menghadap tantangan tugas ke depan, sehingga latihan merupakan salah satu hal mendasar yang terus dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Latihan yang berkesinambungan sebagai upaya kolektif dalam penyiapan dini perwujudan kekuatan TNI AD yang handal untuk selalu siap dalam merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman. TNI AD bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan Negara di darat, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi keselamatan bangsa serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diselenggarakan melalui pola OMP dan OMSP yang didasarkan atas kebijakan dan keputusan politik negara 1. Untuk melindungi kepentingan nasional suatu Negara, diperlukan perwujudan kekuatan pertahanan yang tangguh dan handal. Perwujudan pembangunan kekuatan TNI AD merupakan prasyarat utama dan mutlak untuk disiapkan bagi terlaksananya tugas pokok TNI AD, dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman secara efektif. Mengacu kepada semboyan Si Vis Pacem Para Bellum, kalau menginginkan perdamaian maka harus bersiap berperang 2. Filosofis tersebut memberikan makna perlunya melakukan berbagai pembangunan kekuatan secara komprehensif untuk mempersiapkan secara dini perwujudan kekuatan militer yang handal agar mampu menjaga kepentingan nasional dan merespon berbagai bentuk ancaman. Fenomena kekinian seperti yang dikemukakan dalam berbagai literatur tentang teori generasi peperangan, bahwa abad ke-21 merupakan era peperangan generasi keempat (4GW) 3 yang bertumpu pada ruang tempur (battlespace) dan meninggalkan pendekatan medan tempur (battlefield), karateristik perang menjadi sedemikian kompleks dan bersifat multi dimensional dan sulit diprediksi. Berbagai bentuk perang kekinian tidak lagi bersifat simetris namun lebih pada pola asimetris dan tidak selalu konvensional dengan menggunakan cara-cara yang bersifat regular, dan juga tidak linier. Potret model pola peperangan tersebut menjadikan hal penting artinya untuk digunakan sebagai critical review bagi satuan-satuan Infanteri khususnya 20 Volume 32 No. 3 September 2012 Edisi September Edit.indd 20 01/11/2012 9:09:13

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2015 PERTAHANAN. Pertahanan Negara. 2015-2019 Kebijakan Umum. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1318, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pembangunan. Pertahanan Negara. Perencanaan. Sistem. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. No.110, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 19 Nov 2010 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR : 7 TAHUN 2008 TANGGAL : 26 JANUARI 2008 KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA A. UMUM. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan usaha untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.190, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Wilayah. Penataan. Penetapan. Perencanaan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Koramil dalam proses pemberdayaan wilayah pertahanan sangat strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi

IV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Batalyon Infanteri 143 Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi organisasi disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan instruksi KSAD NO:2/KSAD/Instr/52

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi membawa banyak perubahan pada hampir segala bidang di Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 2012, No.86 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 1. Latar Belakang.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

RAHASIA SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN RAHASIA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT Lampiran III Keputusan Dankodiklat TNI AD Nomor : Kep / 106 / III / 2010 Tanggal : 10 Maret 2010 SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL Jakarta, 16 Oktober 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN

BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang pertama, yaitu

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR)

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR) TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Surat Kasad Nomor B / 2295 / VII / 2015 Tanggal 27 Juli 2015 TERM OF REFERENCE (TOR) PENGARUH MODERNISASI ALUTSISTA TNI AD TERHADAP KEMAMPUAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

KAJIAN Tentang LIAISON OFFICER (LO) TNI AL DAN TNI AU DI KODAM DAN KOSTRAD JAJARAN TNI AD BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN Tentang LIAISON OFFICER (LO) TNI AL DAN TNI AU DI KODAM DAN KOSTRAD JAJARAN TNI AD BAB I PENDAHULUAN MARS BESAR ANGTAN DARAT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO JIAN Tentang LIAISON OFFICER (LO) TNI AL DAN TNI AU DI KO DAN KOSTRAD JAJARAN TNI AD BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Kodam dan Kostrad sebagai komando utama

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan. No.227, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI 2.1. Sejarah Inspektorat Jenderal TNI Satuan kerja Inspektorat Jenderal Tentara Nasional Indonsia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH A. Pendahuluan. KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH Dra. Sumartini. Setiap undang-undang dapat dikategorikan sebagai salah satu elemen yang menentukan atau penyebab terjadinya suatu perubahan. Hal ini

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

Edisi Desember Edit_OK.indd 1 12/01/ :52:01

Edisi Desember Edit_OK.indd 1 12/01/ :52:01 Edisi Desember Edit_OK.indd 1 12/01/2013 13:52:01 Roket Multi Launcher (Multiple Launch Rocket System/MLRS) Astros Pada Pameran Indo Defence 2012 di Kemayoran, Jakarta Edisi Desember Edit_OK.indd 2 12/01/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1538,2014 KEMENHAN. Penelitian. Pengembangan. Pertahanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA I. UMUM Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.398, 2016 KEMHAN. Pasukan. Misi Perdamaian Dunia. Pengiriman. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGIRIMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara merupakan salah satu fungsi

Lebih terperinci

CATATAN TANGGAPAN TERHADAP RUU KAMNAS

CATATAN TANGGAPAN TERHADAP RUU KAMNAS CATATAN TANGGAPAN TERHADAP RUU KAMNAS Prof. Dr. Farouk Muhammad I. Naskah Akademik 1. Penyusunan norma (Bab II.A) didasarkan pada hakekat kepentingan nasional dan kesejahteraan nasional serta kepentingan

Lebih terperinci

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Angkatan Darat merupakan bagian dari sistem pertahanan darat yang dimiliki TNI dan mengambil peran yang tetap di wilayah pertahanan darat, oleh sebab

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan 9 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.5 Profil Perusahaan Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan Operasional, membina kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu, membina potensi maritim menjadi

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5343 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 183) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan bagi meningkatkan prajurit TNI AD bertujuan untuk kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan jasmani yang samapta dalam rangka proses regenerasi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA. 2010 SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pendidikan Reguler (Dikreg)

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KOMANDAN RESORT MILITER (DANREM) 132 TADULAKO SULAWESI TENGAH SELASA, 03 MEI 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Administrasi. Instansi. Susunan Organisasi. TNI. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba No.77, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Tunjangan Pengamanan Persandian. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN 2012-2032 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya peran logistik perbekalan. Salah satu gambaran tentang peran perbekalan dapat dilihat dalam perang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang TNI (Tentara Negara Indonesia) dalam negara kita mengemban tugas sebagai alat pertahanan negara. Yang dimaksud pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG ALOKASI PASIS DIKREG SESKOAD GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN ORGANISASI TNI AD BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG ALOKASI PASIS DIKREG SESKOAD GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN ORGANISASI TNI AD BAB I PENDAHULUAN KAJIAN TENTANG ALOKASI PASIS DIKREG SESKOAD GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN ORGANISASI TNI AD BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Seskoad merupakan lembaga pendidikan pengembangan umum (Dikbangum) tertinggi di TNI AD

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si ISU STRATEGIS BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN DALAM RPJMN 2015-2019 PENINGKATAN KAPASITAS DAN STABILITAS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi banyak perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Perubahan tersebut sangat dirasakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Gerakan pemisahan diri (separatisme) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku merupakan masalah

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P No.379, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Penanganan Konflik Sosial. Penggunaan dan Pengerahan. Kekuatan TNI. Bantuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009 Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, 05-10-09 Senin, 05 Oktober 2009 Â AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN TNI KE-64 DI MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN

DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Menyikapi dinamika perubahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya dibidang pertahanan negara, TNI tengah melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angkatan bersenjata untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya 1. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. angkatan bersenjata untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya 1. Karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan suatu angkatan bersenjata tidak akan terlepas dari struktur formal negara. Terkait dengan hal tersebut, salah satu ahli teori kenegaraan ternama Thomas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Alloh SWT, atas berkat taufik dan hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transdmigrasi Kabupaten Garut Tahun 20115-2019

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK TNI DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pendahuluan Anna Nunuk Nuryani, Dra. Arsiparis BPAD Provinsi DIY Esensi Pengelolaan arsip adalah mengelola informasi, dalam hal ini kompetensinya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS PENERAPAN NILAINILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 KEMHAN. Pelibatan TNI. Pencarian dan Pertolongan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TENTARA

Lebih terperinci