PEDOMAN PENINGKATAN KINERJA KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) SERTA PEMBERDAYAAN PPNS TAHUN 2014
|
|
- Sri Kusumo
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian PEDOMAN PENINGKATAN KINERJA KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) SERTA PEMBERDAYAAN PPNS TAHUN 2014 DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
2 KATA PENGANTAR Pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terkordinasi antara pusat dan daerah, antar instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota merupakan wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Dengan keterlibatan instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida dalam komisi pengawasan tersebut diharapkan permasalahan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida yang terjadi di daerahdapatdiatasisecaracepatdantepat. Disamping melalui peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) akan sangat mendukung dalam mengatasi permasalahan pupuk dan pestisida terutama dalam penyelesaian tindak kasus pidana dibidang pupuk dan pestisida, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (1) Undang -Undang No12 tahun 1992 tentang Sistem Budiadaya Tanaman. Melalui Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, diharapkan kinerja KPPP baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota tersebut dapat lebih optimal sehingga pupukdanpestisida yang beredarlebihterjaminketersediaandankualitasnyasehinggatidakmerugikanpengguna dankelestarianlingkungansertamendukungpeningkatanketahananpangannasional.
3 Buku Pedoman PeningkatanKinerjaKomisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP)serta Pemberdayaan PPNSTahunAnggaran 2014 dimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan tersebut didaerah. Diharapkan melalui pedoman inipimpinan Daerah dapatmemberikankontribusidalampendampingandanpembiayaanuntukoperasional KPPP, sehinggapengelolaanpengawasanpupukdanpestisida di masingmasingwilayahdapatdilakukansecaraefektif, berdayagunadanberhasilguna. Jakarta, Desember 2013 DirekturJenderal PSP, Sumarjo Gatot Irianto NIP
4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tujuan dan Sasaran 3 II. RUANG LINGKUP KEGIATAN. 4 A. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida.. 4 B. Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 8 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 12 A. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Propinsi.. 13 B. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota 20 C. Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 23 IV. EVALUASI DAN PELAPORAN 26 A. Evaluasi 26 B. Pelaporan.. 26 i iii iv iii
5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1. Alokasi Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Kab/Kota Lembaga Uji Mutu Pupuk An-Organik Lembaga Uji Mutu Pupuk Organik, Pembenah Tanah dan Hayati Lembaga Uji Mutu Pestisida Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida (Provinsi ) Format Laporan Penguatan KP3 dan Pemberdayaan PPNS Outline Laporan Hasil Analisa Sampel iv
6 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang sangat menentukan dalam pencapaian sasaran produksi nasional. Oleh sebab itu pupuk dan pestisida harus tersedia sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka penyediaan pupuk dan pestisida untuk mencapai prinsip tersebut. Khusus untuk penyedian pupuk pemerintah telah menerapkan subsidi pupuk yang menyebabkan harga pupuk relatif lebih murah dan terjangkau oleh kemampuan modal petani. Selain dari pupuk bersubsidi. Kebijakan lain yang telah ditempuh dibidang pupuk dan pestisida adalah dengan diberlakukannya deregulasi dibidang pendaftaran pupuk dan pestisida. Kebijakan tersebut memberikan dampak dengan semakin banyaknya jenis pupuk dan pestisida yang beredar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian. Sampai dengan Desember 2013, jumlah pupuk yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian mencapai 1.576merek pupuk an-organik dan 969 merek pupuk organik, hayati dan pembenah tanah, demikian halnya dengan pestisida sudah mencapai formulasi untuk pertanian dan kehutanan dan 394 formulasi untuk pestisida rumah tangga dan pengendalian verktor penyakit manusia. Kondisi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada petani untuk memilih jenis pupuk dan pestisida yang sesuai dengan kemampuannya. Berbagai perangkat peraturan perundang-undangan terkait dengan peredaran pupuk dan pestisida telah diterbitkan, namun kenyataannya 1
7 dilapangan masih ditemukan pupuk dan pestisida ilegal, palsu yang tidak diketahui mutu dan efektifitasnya. Kasus lainnya pada pupuk subsidi yang sangat menonjol yakni ekspor serta penggantian karung pupuk subsidi. Mengingat kondisi tersebut maka pengawasan pupuk dan pestisida harus dilaksanakan secara terkoordinir antara pusat dan daerah serta antara instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) merupakan wadah koordinasi pengawasan antar intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida baik tingkat Provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur maupun tingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Disamping wadah koordinasi tersebut upaya mengatasi permasalahan pupuk dan pestisida juga sangat diharapkan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida terutama dalam penyelesaian tindak kasus pidana sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (1) Undang -undang no. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Dalam mendukung penyelesaian tindak kasus pidana dibidang pupuk dan pestisida, Direktorat Pupuk dan Pestisida pada tahun 2013 telah memfaslitasi penyiapan tenaga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida sejumlah 90 orang yang berasal dari Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia sebagai tambahan tenaga penyidik yang sudah ada sebelumnya. 2
8 B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Pedoman Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bertujuan untuk memberikan arahan operasional pelaksanaan kegiatan dilapangan 2. Sasaran 1) Terciptanya koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar instansi terkait 2) Tersedianya informasi jenis pupuk dan pestisida yang beredar di masing-masing daerah 3) Tersedianya informasi mutu pupuk dan pestisida yang beredar di seluruh Indonesia. 4) Terciptanya koordinasi penyelidikan kasus pupuk dan pestisida antara PPNS Pupuk dan Pestisida dengan Korwas Polda 5) Tersosialisasikannya Pasal 60 ayat (1) dan ayat (2) huruf f,g dan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman baik dilingkungan aparat pengawas pupuk dan pestisida maupun pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida 3
9 II. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota adalah salah satu wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Agar semua intansi terkait dibidang pupuk dan pestisida mempunyai peran sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka komisi pengawasan pupuk dan pestisida baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota sebaiknya teridiri dari unsur-unsur pemerintah daerah dan dinas terkait dengan ketua komisi ditetapkan adalah Sekretaris Daerah.Gambaran umum susunan komisi pengawasan pupuk dan pestisida baik tingkat Provinsi adalah sebagai berikut : Pembina : 1. Gubernur 2. Wakil Gubernur Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi Ketua I : Kepala Dinas Pertanian Provinsi Ketua II : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sekretaris : Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sekretaris I : Kepala Bidang yang menangani pupuk dan Pestisida, Dinas Pertanian Provinsi Sekretaris II : Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Anggota : 1. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi 2. Kepala Dinas Peternakan Provinsi 3. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinis 4
10 4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi 6. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi (khusus untuk KPPP Provinsi). 7. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan Provinsi (khusus untuk KPPP Provinsi) 8. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi 9. Kepala Badan Koordniasi dan Penyuluhan Provinsi 10. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi 11. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi 12. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi 13. Unsur kejaksaan Tinggi/Negeri Provinsi 14. Unsur Polisi Daerah Provinsi 15. Kepala Kantor wilayah Bea dan Cukai Provinsi 16. Kepala Biro Hukum setda Provinsi 17. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi 18. Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan Provinisi 19. Kepala Balai Riset dan Standarisasi Nasional Provinsi 20. Kepala Laboratorium dan Pengujian Mutu dan Residu Pestisida Provinsi 21. Kepala Laboratorium Hama...(khusus Kabupaten/ Kota) 5
11 Sedangkan susunan komisi pengawasan pupuk dan pestisida Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: tingkat Pembina : 1. Bupati/Walikota 2. Wakil Bupati/Wakil Walikota Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Ketua I : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Ketua II : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota Sekretaris : Kepala Biro Perekonomian Setda Kabupaten/Kota Sekretaris I : Kepala Bidang yang menangani pupuk dan Pestisida, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Sekretaris II : Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota Anggota : 1. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota 2. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota 3. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota 4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota 6. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten/ Kota 7. Kepala Badan Koordniasi dan Penyuluhan Kabupaten/Kota. 8. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten/Kota 6
12 9. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota 10. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten/Kota 11. Unsur kejaksaan Tinggi/Negeri Kabupaten/Kota 12. Unsur Polisi Daerah Kabupaten/Kota 13. Kepala Biro Hukum setda Kabupaten/Kota 14. Kepala Laboratorium Hama...(khusus Kabupaten/ Kota) Ruang lingkup kegiatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) 1. Provinsi Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) Provinsi dialokasikan di 30 Provinsi di seluruh Indonesia kecuali Papua Barat, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta, secara umum meliputi : 1) Pertemuan Evaluasi Kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida 2) Rapat Koordinasi KPPP Provinsi 3) Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida 4) Analisa Sampel Pupuk dan Pestisida 5) Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Selain kegiatan tersebut diatas, di beberapa Provinsi tersedia kegiatan Pelatihan Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida yakni Provinsi Kalimantan Barat,Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,dan Sulawesi Barat. 7
13 2. Kabupaten/Kota Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP PP) tingkat Kabupaten/Kota dialokasikan di 441 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, dengan kegiatan utama meliputi : 1) Identifikasi Penggunaan Pupuk dan Pestisida di Tingkat Kelompok. 2) Rapat Evaluasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) 3) Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) 4) Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida 5) Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida Dana KPPP untuk tiap propinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan alokasi pupuk bersubsidi B. PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS). Kegiatan pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida diarahkan untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan POLDA/Korwas Daerah dan dialokasikan di 26 Provins,i yakni Provinsi NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Bangkabelitung, Jambi, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, D.I. Yogjakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Kegiatan yang sama juga dilakokasi di 11 Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Mandailing Natal, Kampar, Tuban, Kota Palembang, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Barat, Bungo dan Merangin 8
14 Secara umum ruang lingkup kegiatan antara lain Pemberdayaan PPNS baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain: 1. Koordinasi Penyelidikan dengan Korwas Propinsi; 2. Pengawasan, pengamatan dan pencarian informasi; 3. Penyusunan laporan pengawasan; 4. Penyusunan Pemberkasan. 5. Pembelian sampel pupuk dan pestisida 6. Analisa sampel pupuk dan pestisida Secara rinci kegiatan pemberdayaan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida tahun 2014 adalah sebagai tabel berikut : 9
15 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PEMBERDAYAAN PPNS PUPUK DAN PESTISIDA TA 2014 TINGKAT PROVINSI KODE KEGIATAN VOLUME HARGA JUMLAH SATUAN BIAYA (Rp) Belanja Bahan ATK 2,00 PKT Fotocopy Bahan-bahan 2,00 PKT Penjilidan dan Penggandaan 2,00 PKT Biaya Komunikasi 1,00 PKT Dokumentasi 1,00 PKT Pembelian sampel pupuk 10,00 SMPL Pembelian sampel pestisida 10,00 SMPL Belanja Barang Non Operasional Lainnya Penyusunan Laporan Pengawasan, pengamatan dan Pencarian 18,00 OH Keterangan - Penyusunan Pemberkasan 36,00 OH Rapat koordinasi dengan Korwas Polda ( 3 x 10 OH) 30,00 OH Belanja Jasa Lainnya Analisa Sampel Pupuk 10,00 Sampel Analisa Sampel Pestisida 10,00 Sampel Belanja Perjalanan Lainnya (DN) Pengawasan, Pengamatan dan Pencarian Informasi 18,00 OP Perjalanan Sumber Informasi 12,00 OP Pemanggilan saksi 3,00 OP Konsultasi ke Pusat 3,00 OP
16 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PEMBERDAYAAN PPNS PUPUK DAN PESTISIDA TA 2014 TINGKAT KABUPATEN/KOTA KODE KEGIATAN VOLUME HARGA JUMLAH SATUAN BIAYA (Rp) Belanja Bahan ATK 1,00 PKT Fotocopy Bahan-bahan 1,00 PKT Penjilidan dan Penggandaan 2,00 PKT Biaya Komunikasi 1,00 PKT Dokumentasi 1,00 PKT Pembelian sampel pupuk 3,00 SMPL Pembelian sampel pestisida 3,00 SMPL Belanja Barang Non Operasional Lainnya Penyusunan Laporan Pengawasan, pengamatan dan Pencarian 12,00 OH Keterangan - Penyusunan Pemberkasan 12,00 OH Rapat koordinasi dengan Korwas Polda 10,00 OH Belanja Jasa Lainnya Analisa Sampel Pupuk 3,00 Sampel Analisa Sampel Pestisida 3,00 Sampel Belanja Perjalanan Lainnya (DN) Pengawasan, Pengamatan dan Pencarian Informasi 12,00 OP Perjalanan Sumber Informasi 10,00 OP Pemanggilan saksi 3,00 OP Konsultasi ke Provinsi 4,00 OP Konsultasi ke Pusat 2,00 OP
17 III. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota tahun 2014 berasal dari dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan mata anggaran kegiatan/akun yang terdiri dari : belanja bahan, belanja jasa lainnya, belanja perjalanan biasa dan belanja perjalanan paket meeting dalam kota. (bukan dalam bentuk belanja sosial lainya). Kegiatan penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan PestisidaTA 2014dialokasikan ke Provinsi seluruh Indonesia (3 0 Provinsi kecuali Kepulauan Riau, Papua Barat dan DKI Jakarta) dan 441 Kabupaten/Kota. Lokasi kegiatan Penguatan Kelembagaan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi dan Kabupaten/kota sebagaimana lampiran 1. Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi berada pada Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi (Dana Dekonsentrasi) sedangkan kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota berada pada satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau berada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 12
18 A. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) PROVINSI 1. Pertemuan Evaluasi Kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Pertemuan evaluasi kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dilaksanakan dengan tujuan utama untuk melakukan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi komisi sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) masing -masing daerah/provinsi. Kegiatan tersebut disamping dihadiri oleh anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi juga dihadiri oleh wakil Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota dari Provinsi masing-masing serta pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida. Narasumber dalam pertemuan adalah Instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida di Provinsi ( Pemda, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perdagangan, Polda, Kejaksaaan, serta dari Pusat (Mabes Polri dan Direktorat pupuk dan Pestisida). 2. Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP). Rapat koordinasi KPPP dilaksanakan dengan tujuan mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja terkait dalam melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran dan efek samping yang 13
19 ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Rapat koordinasi dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KPPP) Provinsi Rapat koordinasi tidak semata-mata hanya membahas pupuk bersubsidi tetapi juga pupuk non subsidi dan pestisida serta permasalahan lain tekait dengan pupuk dan pestisida. 3. Pengambilan/Pembelian Sampel Pupuk dan Pestisida Pengambilan/Pembelian sampel pupuk dan pestisida diarahkan hanya untuk pupuk dan pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian dan diusahakan agar berasal dari kios yang berbeda. Khusus untuk pupuk, mengingat biaya analisa mutu pupuk sangat bervariasi (tergantung jumlah unsur hara yang akan dianalisa), disamping pupuk bersubsidi sebaiknya juga lebih diarahkan untuk pupuk-pupuk non subsidi termasuk pupuk organik. Semua sampel pupuk dan pestisida yang diambil harus mempunyai BARCODEdan TAHUN PRODUKSIdisertai dengan bukti pembelian di kios, sebagai dasar tindaklanjut dari hasil pengujian mutu di laboratorium. Tanpa adanya Barcode dan Tahun Produksi teguran terhadap penyimpangan mutu pupuk dan pestisida sulit ditindaklanjuti oleh Pemegang Nomor Pendaftaran. 4. Analisa Sampel Pupuk Analisa sampel pupuk bertujuan untuk mengetahui konsistensi mutu pupuk pada saat didaftarkan dengan pada saat diedarkan. Analisa 14
20 sampel pupuk dilakukan terhadap pupuk yang diambil/dibeli di kios pupuk dan pestisida yang telah dijamin legalitasnya. Jumlah sampel yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau dapat disesuaikan dengan memperhitungkan biaya analisa yang dibutuhkan dengan biaya yang tersedia. Analisa dilakukan untuk semua unsur hara yang terkandung pada label pupuk dan dlakukan oleh Lembaga Pengujian Yang Terakreditasi atau lembaga uji mutu pupuk yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian : Nomor 43/Permentan/ SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An-Organik dan Permentan Nomor :70/Permentan/ SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (Lampiran 2 dan 3). 5. Analisa Sampel Pestisida Sebagaimana halnya pupuk, analisa sampel pestisida bertujuan untuk mengetahui konsistensi mutu pada saat didaftarkan dengan pada saat diedarkan. Analisa sampel pestisida yang dianalisa adalah hasil pengambilan/pembelian sampel pestisida yang telah dijamin legalitasnya. Jumlah sampel pestisida yang dianalisa sesuai dengan Petunjuk Operasional (POK). Analisa dilakukan dilembaga uji mutu pestisida yang terkareditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida sebagaimana lampiran 4. 15
21 6. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kegiatan pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida diarahkan untuk meningkatkan peran dan kemampuan petugas pengawas Kabupaten/Kota serta pembinaan terhadap distributor, kios pupuk dan pestisida terkait dengan peraturan perundang-undangan tentang pupuk dan pestisida. Hasil pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida seharusnya ditindaklanjuti, terutama terhadap kasus peredaran yang mengarah kepada tindak pidana. Penyelesaian tindak kasus pidana pupuk dan pestisida dikoordinasikan dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang ada di daerah atau dengan pihak Polda yang merupakan bagian dari anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi. Pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terpadu oleh anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dan dilaksanakan secara periodik. Khusus untuk pupuk bersubsidi pembinaan pengawasan lebih diarahkan kepada ketersediaan pupuk, penyaluran pupuk dari Distributor ke Kios Pengecer dan dari Kios Pengecer kepada Kelompok Tani yang sudah tercantum dalam Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sementara untuk pupuk non subsidi dan pestisida lebih diarahkan kepada legalitas pupuk dan pestisida yang beredar di lapangan. Mengingat masih banyaknya beredar pestisida dengan bahan aktif Indosulfan seperti Akodan, Akodani dan Indodan, maka fokus utama untuk pengawasan peredaran pestisida sebaiknya diarahkan kepada produk tersebut, karena produk pestisida dimaksud adalah produk ILEGAL yang sudah dilarang beredar 16
22 dan digunakan untuk pertanian dan tambak ikan. Modus peredaran pestisida tersebut biasanya dilakukan melalui distributor tidak resmi dan sulit dilacak keberadaannya. 7. Pelatihan Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida Kegiatan Pelatihan Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida dialokasikan di 4 Provinsi yakni Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat masing-masing (1 angkatan). Peserta pelatihan adalah petugas pengawas pupuk dan pestisida dari Kabupaten/Kota masing-masing Provinsi dengan jumlah peserta 30 (tiga puluh) orang per angkatan. Pelatihan dilaksanakan selama 5 (lima) hari efektif. Narasumber berasal dari daerah dan pusat ( Balittanah, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Direktorat Pupuk dan Pestisida dan HMPN/Crop life). Peserta setelah mengikuti apresiasi wajib diberikan sertifikat pelatihan untuk selanjutnya dapat diusulkan menjadi tenaga pengawas pupuk dan pestisida Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, serta dapat dimasukan dalam kelompok jabatan fungsional pengawas pupuk dan pestisida (saat ini Pusat sedang mempersiapkan jenjang karier fungsional pengawas pupuk dan pestisida). Jadwal tentatif pelaksanaan Apresiasi Teknis Pupuk dan Pestisida sebagai berikut : 17
23 JADWAL PELATIHAN PETUGAS PENGAWAS PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 NO. WAKTU JAM PELAJARAN MATERI 1 HARI I Pendaftaran Peserta Panitia NARASUMBER 2 HARI II Pembukaan Kepala Dinas Pertanian Istirahat Kebijakan di Bidang Pupuk dan Pestisida Direktorat Pupuk dan Pestisida Klasifikasi dan Spesifikasi Mutu Pupuk Balai Penelitian Tanah - Bogor ISHOMA Metode Evaluasi Hasil Analisis Contoh Pupuk Balai Penelitian Tanah - Bogor Istirahat Metode Pendeteksian Pupuk Palsu Secara Balai Penelitian Tanah - Bogor Cepat 3 HARI III Mekanisme Pendaftaran Pupuk dan Pestisida Direktorat Pupuk dan Pestisida Istirahat Mekanisme Pengawasan Pupuk dan Pestisida Direktorat Pupuk dan Pestisida Pengenalan dan dan Pemeriksaan Pestisida Crop Life/HMPN Secara Sederhana ISHOMA Pengambilan dan Pengiriman Pestisida dan BPTPH Provinsi Residu Pestisida pada Hasil Pertanian dan Lingkungan Istirahat Keselamatan Kerja dan Kesehatan Tenaga Kerja Direktorat Pengawasan Norma di Bidang Pestisida Keselamatan & Kesahatan Kerja Kemenakertrans 18
24 NO. WAKTU JAM PELAJARAN MATERI NARASUMBER 4 HARI IV Penanganan Pestisida Tidak Layak Pakai BPTPH Provinsi Istirahat Mekanisme Penyaluran Pupuk Bersubsidi Dinas Perdagangan Provinsi Koordinasi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Dinas Pertanian Provinsi Melalui Komisi Pengawasan Pupuk & Pestisida ISHOMA Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pupuk dan Korwas Polda Pestisida Istirahat Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pupuk dan Korwas Polda Pestisida 5 HARI V Metode Evaluasi Hasil Analisis Contoh Pestisida BPTPH Provinsi Istirahat Evaluasi Akhir Panitia Penutupan 19
25 B. PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) KABUPATEN/KOTA 1. Identifikasi Penggunaan Pupuk dan Pestisida di Tingkat Kelompok Tani. Kegiatan Identifikasi penggunaan pupuk dan pestisida di tingkat kelompok tani dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : a) tingkat pemahaman kelompok tani/petani dalam penerapan pupuk berimbang dan spesifik lokasi; b) gambaran kemampuan penyerapan pupuk bersubsidi berdasarkan RDKK yang sudah disusun; c) pengetahuan kelompok tentang pestisida yang dilarang serta penggunaan pestisida dalam berusahatani. Identifikasi lebih diarahkan di daerah dengan tingkat penggunaan pupuk dan pestisida yang relatif lebih banyak, sehingga didapatkan gambaran kecendrungan petani dalam penggunaan pupuk dan pestisida tertentu. 2. Evaluasi Kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota Kegiatan evaluasi kinerja komisi pengawasan pupuk dan pestisida (KPPP) dilaksanakan pada akhir tahun anggaran dengan tujuan untuk mengetahui kinerja komisi dimaksud. Permasalahan dan upaya tindaklanjut pemecahannya seharusnya dapat disampaikan dalam pertemuan evaluasi tersebut. Pertemuan evaluasi kinerja komisi 20
26 pengawasan pupuk dan pestisida (KPPP) dihadiri oleh seluruh anggota komisi dan pelaku usaha dibidang pupuk dan pestisida di masingmasing Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 3. Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP). Sebagaimana halnya dengan Provinsi, rapat koordinasi KPPP Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan tujuan mengkoordinasikan kegiatan masing-masing Instansi/Unit Kerja terkait yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan pestisida ditingkat Kabupaten/Kota. yang meliputi pengadaan, peredaran, penggunaan, mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran dan efek samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Rapat koordinasi dilaksanakan 4 kali yang dihadiri oleh semua anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota serta petugas pengawas pupuk dan pestisida Kabupaten/Kota. 4. Pembinaan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kegiatan pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida diarahkan untuk meningkatkan peran dan kemampuan petugas pengawas Kabupaten/Kota serta pembinaan terhadap distributor, kios pupuk dan pestisida terkait dengan peraturan perundang-undangan tentang pupuk dan pestisida. Hasil pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida seharusnya ditindaklanjuti, terutama terhadap kasus peredaran yang mengarah kepada tindak pidana. Penyelesaian tindak kasus pidana 21
27 pupuk dan pestisida dikoordinasikan dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang ada di daerah atau dengan pi hak Polda yang merupakan bagian dari anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten/Kota. Pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terpadu oleh anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dan dilaksanakan secara periodik. Khusus untuk pupuk bersubsidi pembinaan pengawasan lebih diarahkan kepada ketersediaan pupuk, penyaluran pupuk dari Distributor ke Kios Pengecer dan dari Kios Pengecer kepada Kelompok Tani yang sudah tercantum dalam Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sementara untuk pupuk non subsidi dan pestisida lebih diarahkan kepada legalitas pupuk dan pestisida yang beredar di lapangan. Mengingat masih banyaknya beredar pestisida dengan bahan aktif Indosulfan seperti Akodan, Akodani dan Indodan, maka fokus utama untuk pengawasan peredaran pestisida sebaiknya diarahkan kepada produk tersebut, karena produk pestisida dimaksud adalah produk ILEGAL yang sudah dilarang beredar dan digunakan untuk pertanian dan tambak ikan. Modus peredaran pestisida tersebut biasanya dilakukan melalui distributor tidak resmi dan sulit dilacak keberadaannya. 5. Inventarisasi Peredaran Pupuk dan Pestisida Inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida bertujuan untuk mengetahui sebaran peredaran pupuk dan pestisida di suatu Kabupaten/Kota serta untuk mengetahui jenis formulasi pestisida yang 22
28 dominan digunakan untuk masing-masing komoditi. Hasil inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida di Kabupaten/Kota diharapkan dapat memberikan gambaran jenis pupuk dan pestisida mana yang dominan beredar dan digunakan oleh petani di wilayah tersebut. Format hasil inventarisasi sebagaimana lampiran 5. C. PEMBERDAYAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PUPUK DAN PESTISIDA Kegiatan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida yang berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan maupun Dinas Perkebunan Provinsi atau PPNS Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota meliputi : 1. Koordinasi Penyelidikan Dengan Korwas Polda Kegiatan koordinasi penyelidikan dilaksanakan dalam rangka menggalang koordinasi dengan aparat penegak hukum seperti Polda (korwas) dan kejaksaan serta aparat penegak hukum lainnya terhadap kasus tindak pidana dibidang pupuk dan pestisida yang perlu dilakukan penyelidikan. Melalui koordinasi tersebut diharapkan tercipta sinergi penerapan pengawasan peredaran pupuk dan pestisida yang mengacu kepada tugas dan fungsi masing-masing instansi. Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang ada, rapat koor dinasi penyelidikan dilaksanakan 2 kali dan dihadiri oleh PPNS (baik bidang pupuk dan pestisida maupun bidang benih dan perkebunan), Polda, 23
KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara
KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL 2012 REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara 2 Bali Kabupaten Badung 1 Kabupaten Bangli 1 Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciKABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012
KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012 NAMA DAERAH Kabupaten Kota Total Bali NT 19 2 21 Bali 7 1 8 Kabupaten Badung 1 1 Kabupaten Bangli 1 1 Kabupaten Buleleng 1 1 Kabupaten
Lebih terperinciDAERAH JUMLAH PROPINSI (A)
RINCIAN DANA KONTINJENSI UNTUK BANTUAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH YANG MENGALAMI SURPLUS MARJINAL SETELAH PENGALIHAN PERSONIL, PERALATAN, PEMBIAYAAN DAN DOKUMEN (P3D) Lampiran I NO DAERAH JUMLAH PROPINSI
Lebih terperinciRINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018
RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. BAGI HASIL DAK N FISIK TOTAL ALOKASI UMUM TA PROFESI DESA TA I Provinsi Aceh 126.402.087 76.537.898 19.292.417 396.906.382
Lebih terperinciC. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN)
C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) DAFTAR ISI No. 01. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 10 / 136 23 1. Kabupaten Aceh Selatan 14 24 2. Kabupaten Aceh Sungkil
Lebih terperinciKAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014
KAWASAN PERKEBUNAN di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 FOKUS KOMODITI 1. Tebu 2. Karet 3. Kakao 4. Kopi (Arabika dan Robusta) 5. Lada 6. Pala 7. Sagu KAWASAN TEBU
Lebih terperinciTARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014
ROMS - 1 (kumulatif) 216 212 4 4 212 2 0 214 0 0 214 2 0 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 16 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 1 Aceh Besar 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 2 Pidie 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 3 Bireuen 8 8
Lebih terperinciALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 33/PMK.07/2011 TENTANG : ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN
Lebih terperinciDaftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014
Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 KABUPATEN/KOTA DISETUJUI
LAMPIRAN 2 KABUPATEN/KOTA DISETUJUI Manual Prosedur Edisi Pertama September 2013 1 Banten Banten Banten 1. Barat 2. Barat Daya 3. Besar 4. Jaya 5. Selatan 6. Singkil 7. Tamiang 8. Tengah 9. Tenggara 10.
Lebih terperinciPENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016
PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat 5 Aceh 5 BNN Kab. Subulussalam
Lebih terperinciNO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/HUK/2010 TANGGAL : 26 APRIL 2010 TENTANG : PENETAPAN NAMA-NAMA PENYANDANG CACAT BERAT PENERIMA BANTUAN DANA JAMINAN SOSIAL TAHUN 2010 NO.
Lebih terperinciDAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016
DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.
Lebih terperinciDAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)
DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) NO PER 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat
Lebih terperinciLAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 RINCIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PANAS BUMI MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciDAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016
DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.
Lebih terperinciALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab.
ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882,904.00 2 Kab. Bangka DBH SDA 57,289,532,092.00 3 Kab. Bangka DAU
Lebih terperinciRINCIANALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2007, TAHUN ANGGARAN 2008, DAN TAHUN ANGGARAN 2009 YANG DIALOKASIKAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciKAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012
KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012 No Provinsi Kab/Kota 1 Nanggro Aceh Darussalam Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh Nagan Raya Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tenggara
Lebih terperinciA. LEMBAGA YANG DITUNJUK UNTUK MELAKUKAN PENGUJIAN MUTU PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH Balai Penelitian Tanah Bogor
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 70/Permentan/SR.140/10/2011 Tanggal: 25 Oktober 2011 A. LEMBAGA YANG DITUNJUK UNTUK MELAKUKAN PENGUJIAN MUTU PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH No Nama Alamat
Lebih terperinciDAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMK KABUPATEN/KOTA
NO PROVINSI DK KABUPATEN JUMLAH PESERTA JML PESERTA PROVINSI 1 A C E H 1 Kab. Aceh Besar 30 180 2 Kab. Aceh Jaya 30 3 Kab. Bireuen 30 4 Kab. Pidie 30 5 Kota Banda Aceh 30 6 6 Kota Lhokseumawe 30 2 BANGKA
Lebih terperinciLampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan
Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Banjarnegara 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Banyumas 3. Kepala Badan
Lebih terperinciKode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA
BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 212 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER
Lebih terperinciJumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548
4. Kota Bekasi 23 109 5. Kota Bekasi 10 110 6. Kabupaten Purwakarta 17 111 7. Kabupaten Bandung 43 112 8. Kodya Cimahi 3 113 9. Kabupaten Sumedang 26 114 10. Kabupaten Garut 39 115 11. Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciLAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 1 Provinsi Sumatera Utara 39.666.323 2 Provinsi Sumatera Barat 41.853.286
Lebih terperinciNAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014
NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA
Lebih terperinciTRIWULAN IV (Oktober-Desember 2014)
Total 33 JAWA TENGAH 2 3375 KOTA PEKALONGAN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100,00 Sangat Mendukung 14 RIAU 1 1471 KOTA PEKAN BARU 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 95,00 Sangat Mendukung 21 KEPULAUAN RIAU 1 2171 KOTA BATAM 2 1
Lebih terperinciALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN No Daerah DBH CHT
2012, No.885 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.07/2012 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010 ALOKASI KURANG BAYAR DANA
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN, AGUS D.W. MARTOWARDOJO.
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DAN BAGI HASIL PAJAK DAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2009 DAN TAHUN ANGGARAN 2010 YANG DIALOKASIKAN
Lebih terperinciRINCIAN ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2012
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/PMK.07/2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2012 RINCIAN ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciDaftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019)
Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019) No Provinsi Akhir Masa Jabatan 1. Sumut 17-06-2018 2. Sumsel
Lebih terperinciPERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 SATKER PAGU REALISASI % DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 3,025,650,000 2,207,781,900 72.97 BADAN KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciRINCIAN ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2012 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH
5 2012, No.1235 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.07/2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2012 RINCIAN ALOKASI DEFINITIF
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung
Lebih terperinciDAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI
DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO. DK KABUPATEN/KOTA 1 DKI 1 Kota Jakarta Selatan 50 250 2 Kota Jakarta Barat 50 3 Kota Jakarta Timur 50 4 Kota Jakarta
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014
EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014 kd_ prov PROVINSI kd_ kota KOTA/KABUPATEN NILAI FASILITASI NILAI OUTPUT NILAI AKHIR 35 JAWA TIMUR 3501 KAB. PACITAN 90,2 100,0
Lebih terperinciLampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :
Lampiran Surat No : KL.01.01.01/BIII.1/1022/2017 Kepada Yth : Provinsi Banten 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak 3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
Lebih terperinciRekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/Desa Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 November 2015
Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/ Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 vember 2015 T1 T2 T3 SPM SP2D Nasional 1449 1304 1279 867 818 120 113 20.99 1442 7 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Lebih terperinciKEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 211 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 DEPARTEMEN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 SEMULA SETELAH 1 IKHTISAR
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014
EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 PROVINSI KOTA/KABUPATEN P P M Pelatihan Sosiali sasi RLF MK Infrastruktur LOCAL GOV'T BLM NILAI KINERJA
Lebih terperinciLAMPIRAN XVII PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 Pendidikan Kesehatan dan KB Perumahan, Air Minum, dan Kedaulatan Pangan
Lebih terperinciLuas Kawasan Mangrove Per Kabupaten
Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten NAD (Nangroe Aceh Darussalam) Aceh Barat 246.087 Aceh Besar 15.652 Aceh Jaya 110.251 Aceh Singkil 3162.965 Aceh Tamiang 9919.959 Aceh Timur 5466.242 Kota Banda Aceh
Lebih terperinciNomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya
Nomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Nanggroe Aceh Drslm 30 17 11 2 Rp 4,971,210,858.00 1 Kab. Pidie 3 3 - - Rp 504,893,559.00 2 Kab. Aceh Utara 6 5 1 - Rp
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015
REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 No. SATKER PAGU ANGGARAN (RP.) REALISASI (RP.) % 1 019032 DINAS KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN
Lebih terperinciDAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013
DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO 1 DKI JAKARTA 6 630 1 Jakarta Pusat 110 2 Jakarta Utara 110 3 Jakarta Barat 110 4 Jakarta Selatan 135 5 Jakarta Timur 135
Lebih terperinciDAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota
DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota 1 2 3 4 1. Aceh 12 5 1 Kabupaten Aceh Barat Aceh 2 Kabupaten Nagan Raya Aceh 3 Kabupaten
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik
1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1105 ACEH BARAT 1105 ACEH BARAT
Lebih terperinciKAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012
KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 No. Provinsi Kab/Kota 1 Provinsi Nangroe Aceh Kab. Aceh Barat Darussalam Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh
Lebih terperinciNama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG
Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG : INDO JARWO TRANSPLANTER - LJ-RTP2040 Periode : Januari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.39/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 TENTANG PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN UNTUK TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI SELURUH INDONESIA DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA JALAN IMAM BONJOL NO. 29 JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA JALAN IMAM BONJOL NO. 29 JAKARTA TELP. 31937223 FAX. 3157759 PENGUMUMAN E-LELANG ITEMIZED KATALOG PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR TAHUN 2018 NOMOR : 12/PENGUMUMAN-BP/Katalog/IV/2018
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014
EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 PROVINSI KOTA/KABUPATEN PARTS MISKIN PARTS PERP PEMILU BKM REALISASI DDUB TRIDAYA SELESAI KUALITAS INFRA
Lebih terperinci2011, Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 615, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. Pajak. Cukai. Tahun Anggaran 2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR
Lebih terperinciCode Propinsi/Kabupaten/Kota (Province/Regency/Municipality) Code Propinsi/Kabupaten/Kota (Province/Regency/Municipality)
1100 Prov. Dista Aceh 1100 Prov. Dista Aceh 1105 Kab. Aceh Barat 1105 Kab. Aceh Barat 1101 Kab. Aceh Selatan 1101 Kab. Aceh Selatan 1101 Kab. Aceh Selatan 1101 Kab. Aceh Selatan 1102 Kab. Aceh Tenggara
Lebih terperinciDAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DAFTAR SATUAN KERJA DAN TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM NO. KAB/KOTA 1 PENATAAN RUANG - - 32 32 2 SUMBER DAYA AIR 28 132-160 3 BINA MARGA 31 - - 31 59 132 32 223 E:\WEB_PRODUK\Agung\Pengumuman\NAMA
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 243/PMK.07/2010 TENTANG : ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 243/PMK.07/2010 TENTANG : ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010 ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN
Lebih terperinciDAERAH PENGHASIL DAN RENCANA PENERIMAAN SEKTOR PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2003
I Nanggroe Aceh Darusallam 27,000,000 1,201,858,630 1,228,858,630 27,000,000 30,670,630 0 1,085,445,000 0 85,743,000 1 Kab. Nagan Raya KK 0 309,348,000 309,348,000 0 0 0 309,348,000 0 0 2 Kab. Aceh Barat
Lebih terperinciINFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012
INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 Berikut Informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masing-masing Regional atau Kabupaten
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 451/KMK
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 451/KMK.07/2001 TENTANG PENETAPAN RINCIAN JUMLAH DANA KONTINJENSI UNTUK BANTUAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH YANG MENGALAMI SURPLUS MARJINAL SETELAH PENGALIHAN
Lebih terperinciPariwisata. Sentra DAK REGULER. dan Pertanian. dan. Kawasan. Kedaulatan Berencana Pariwisata Pariwisata. Pariwisata.
RINCIAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS () FISIK MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TA 2017 RINCIAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS () FISIK MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TA 2017 (dalam jutaan rupiah) Nama Kelautan
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat
Lebih terperinciRINCIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 178/PMK.07/2016 TENTANG : RINCIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU MENURUT PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2016 RINCIAN DANA BAGI
Lebih terperinciPENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007
PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN
Lebih terperinciKatalog Plasma Nutfah Tanaman Pangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Katalog Plasma Nutfah Tanaman Pangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Jl. Tentara Pelajar No.3 A, Bogor 16111 Tel. 0251-337975 Fax. 0251-338820 E-mail.
Lebih terperinciLampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan
Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat Daya 3. Kepala
Lebih terperinciLAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003 DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN BAGIAN DAERAH PENGHASIL SEKTOR PERTAMBANGAN UMUM UNTUK
Lebih terperinciB. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat
LAMPIRAN UNDANGAN (PEMERINTAH DAERAH) A. Sekretaris Daerah Provinsi Wilayah Barat 1. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh 2. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera
Lebih terperinci2011, No.11 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
No.11, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. SDA. Pertambangan Umum. 2007 2009. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI
Lebih terperinciRINCIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2017
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 43/PMK.07/2017 TENTANG : RINCIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU MENURUT PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2017 RINCIAN DANA BAGI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK.06/4 TANGGAL 31 MEI 4 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN JUMLAH DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS ALAM TAHUN ANGGARAN 4
Lebih terperinciALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 96/PMK.07/2011 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011
6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 5/PMK.07/2014 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG PEMERINTAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH ATAS SISA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 /PMK.07/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 /PMK.07/2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN
Lebih terperinciJUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Lebih terperinciNomor : UM ca/97 Jakarta, 17 Mei 2013
Nomor : UM.02.06-ca/97 Jakarta, 17 Mei 2013 Lampiran K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Jl. Pattimura 20 Kebayoran Baru, Jakarta
Lebih terperinciOngkos Kirim Mesin Tempel OBM Suzuki / Unit
Nama Penyedia : PT Suzuki Indomobil Sales Alamat : Jalan Raya Bekasi Km. 19 - Pulogadung, Jakarta Merk : Suzuki Type : DT 15A Periode : 1 Januari 2016-31 Desember 2016 Ongkos Kirim Mesin Tempel OBM Suzuki
Lebih terperinciJUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI
2013, No.1161 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi
Lebih terperinci2016, No Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang diusulkan oleh Gubernur kepada Menteri Keuangan ditetapkan dengan Peraturan Me
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.461, 2016 KEMENKEU. Dana. Bagi Hasil. Cukai Hasil Tembakau. Rincian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.07/2016 TENTANG RINCIAN DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciKode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA
BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER
Lebih terperinciPETA KAPASITAS FISKAL KABUPATEN/KOTA
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam 1 Kab. Aceh Barat 0,3460 Rendah 2 Kab. Aceh Besar 0,3684 Rendah 3 Kab. Aceh Selatan 0,4836 Rendah 4 Kab. Aceh Singkil 5 Kab. Aceh Tengah 6 Kab. Aceh Tenggara 0,5461 Sedang
Lebih terperinciDAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH
DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 No 1 Kab. Aceh Selatan 2 Kab. Aceh Singkil 3 Kab. Aceh Tengah
Lebih terperinciDAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH AKHIR JABATAN AKHIR JABATAN
DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 Jambi 3/8/2010 2 Kalimantan Tengah 4/8/2010 5/6/2010 3 Kalimantan Selatan 5/8/2010 4 Sulawesi Utara 13/08/2010 5 Sumatera Barat
Lebih terperinciDATA DASAR PUSKESMAS
DATA DASAR PUSKESMAS DATA KONDISI PUSKESMAS, PUSTU DAN POLINDES DATA KONDISI KENDARAAN DI PUSKESMAS DATA TENAGA DI PUSKESMAS (Keadaan Akhir Desember 2011) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA,
Lebih terperinciUNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011
UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011 Panitia Pengadaan Barang/Jasa Komisi Penanggulangan AIDS Nasional mengundang calon penyedia barang/jasa guna berpartisipasi mengajukan penawaran
Lebih terperinciProvinsi Jawa Tengah. Daftar Lampiran:
Daftar Lampiran: 1. Daftar Lokasi Program Pamsimas 2. Daftar Kegiatan Program Pamsimas Tahun 2013 3. Status pemenuhan kewajiban replikasi sampai dengan Tahun 2013 4. Matriks Laporan Kesiapan Dukungan Anggaran
Lebih terperinciPNBP PSDH DR IIUPH
NO KABUPATEN PENGHASIL I Provinsi NAD 1 Kab. Aceh Pidie 45,191,594.95 93,844,410.59 0.00 2 Kab. Aceh Utara 57,595,868.62 115,391,211.08 0.00 3 Kab. Aceh Timur 135,159,630.33 564,872,995.78 0.00 4 Kab.
Lebih terperinciJUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH PENERIMA ALOKASI DANA STIMULUS FISKAL
LAMPIRAN A1 : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009 TANGGAL : 17 APRIL 2009 DAFTAR DAERAH PENERIMA ALOKASI DANA STIMULUS FISKAL NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KET 1 N A D KABUPATEN ACEH TIMUR
Lebih terperinciLAPORAN PENETAPAN NIP PER INSTANSI
LAPORAN PENETAPAN NIP PER INSTANSI NO LOKASI NAMA INSTANSI FORMASI USUL MASUK DITETAPKAN SISA PENYELESAIAN SISA FORMASI 1 Pusat Kementerian Koordinasi Bidang Politik dan Keamanan 17 16 16 0 1 2 Pusat Kementerian
Lebih terperinciWILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA
Lampiran 1 WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA 1. Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta
Lebih terperinciFORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016
FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 3.
Lebih terperinciDAFTAR PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG AKAN MELAKSANAKAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH SERENTAK GELOMBANG I (9 DESEMBER 2015)
DAFTAR PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG AKAN MELAKSANAKAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH SERENTAK GELOMBANG I (9 DESEMBER 2015) PROVINSI NO NAMA PROVINSI 1 PROVINSI BENGKULU 2 PROVINSI
Lebih terperinciDAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)
DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.
Lebih terperinciPerihal : Daftar Rincian Lokasi dan Alokasi Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan T.A. 2012
K E MEN T E R I A N P EKE R J A A N U,M U M DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LlNGKUNGAN JI. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan ~ (021) 723-2373 Fax. (021)
Lebih terperinciWILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA
LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT
Lebih terperinciDAFTAR PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA PESERTA BIMTEK PENGGUNAAN APLIKASI PENCALONAN
DAFTAR PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA PESERTA BIMTEK PENGGUNAAN APLIKASI PENCALONAN NO NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/ KOTA AMJ 1 PROVINSI BENGKULU - 29/11/2015 2 PROVINSI BENGKULU KAB. MUKOMUKO 15/08/2015 3
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)
Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinci