Menyasar Warga Miskin dan Memilih Instrumen yang Tepat: Studi Kasus Indonesia
|
|
- Vera Sasmita
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Menyasar Warga Miskin dan Memilih Instrumen yang Tepat: Studi Kasus Indonesia
2 Indonesia mencoba beralih dari sekumpulan program bantuan sosial menjadi suatu jaring pengaman yang terintegrasi
3 Usaha menyasar warga miskin secara tepat sangat penting. Namun, Indonesia menghadapi lingkungan penentuan sasaran yang menyulitkan Indonesia merupakan lingkungan penentuan sasaran yang rumit Negara kepulauan terbesar Populasi terbesar keempat dunia Sangat Terdesentralisasi Pemerataan Rendah Kemiskinan Mengalir Penentuan sasaran dengan banyak sasaran Mengoptimalkan penentuan sasaran merupakan salah satu cara mengurangi ketergantungan Setiap program secara historis menggunakan pendekatan penentuan sasaran yang terpisah dan mempertahankan database yang terpisah
4 Persentase Penerimaan % Penerima Bantuan Bantuan Persentase Penerimaan Bantuan % Penerima Bantuan Sekarang, separuh dari seluruh warga miskin tersisihkan, dan setengah dari seluruh bantuan diterima oleh rumah tangga yang bukan sasaran Cakupan Bantuan berdasarkan Desil 100 Bukan Sasaran Sasaran Bantuan Diterima Sesuai Desil Sasaran Bukan Sasaran Desil Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga Desil Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga U C T B e r a s K e s e h a t a n U C T B e r a s K e s e h a t a n
5 Penentuan sasaran dapat dilakukan dengan serangkaian metode Mengumpulkan pilihan: Rumah tangga yang mana yang akan dinilai? Penentuan sasaran secara geografis Menyasar wilayah warga miskin Survei menyisir Mengunjungi seluruh rumah tangga Rujukan dari masyarakat Kunjungan ulang ke daftar yang ada Penilaian pribadi Semua keluarga boleh mendaftar Penentuan Pilihan: Bagaimana cara menilai rumah tangga? Pengujian Rerata Memastikan pendapatan dengan arsip/catatan Pengujian Rerata Terdekat/Proxy Means Kategori Menggunakan aset rumah tangga untuk menilai secara statistik Muda, tua, hamil, dll Pemilihan oleh masyarakat Pemilihan secara mandiri Semua orang yang mendaftgar Suatu campuran metode dapat diterapkan di berbagai wilayah atau konteks yang berbeda: tidak ada satu metode terbaik untuk segala situasi
6 Pemerintah Indonesia, J=PAL dan Bank Dunia melaksanakan dua percobaan lapangan untuk menguji metode penentuan sasaran Pemerintah, J-PAL dari MIT dan Bank Dunia melakukan dua uji acak pengendali (RCT) untuk menguji tiga metode penentuan sasaran yang berbeda - Percobaan kedua disesuaikan dengan perluasan program CCT (PKH) Metode 1: Status Quo: PMT - Skor PMT digunakan untuk memilih penerima bantuan - Varian A: Mengunjungi kembali daftar warga miskin dan melakukan wawancara ulang untuk memperbarui data PMT (praktika yang sekarang) - Varian B: Mengunjungi seluruh rumah tangga dan melakukan wawancara untuk data PMT Metode 2: Penentuan sasaran berbasis masyarakat - Varian A: Masyarakat memilih penerima bantuan dari seluruh rumah tangga yang hidup di desa - Varian B: Separuh penerima bantuan dipilih dari daftar PMT yang sudah ada; masyarakat dapat menambahkan rumah tangga lain, dan mencoret rumah tangga dari daftar dan menggantinya dengan rumah tangga baru Metode 3: Penentuan sasaran secara mandiri - Sembarang rumah tangga yang ingin mendaftar untuk wawancara dengan survei PMT - Rumah tangga yang telah melakukan wawancara diverifikasi dengan kunjungan rumah
7 Pewawancara PMT menanyakan anggota rumah tangga tentang kondisi rumah mereka dan berbagai karakteristik lainnya
8 Rumah tangga dengan atap rumah, dinding dan lantai yang rusak kemungkinan akan dianggap sebagai warga miskin oleh PMT
9 Rumah tangga penerima bantuan diumumkan secara terbuka
10 Ranking masyarakat tentang rumah tangga dilakukan melalui proses yang dirancang dan difasilitasi secara cermat 1a. Pemuka kampung mengundang pemuka masyarakat ke hari/malam pertemuan 2. Fasilitator mengadakan diskusi terbuka mengenai konsep kemiskinan 4. Dua rumah tangga pertama diurutkan 6a. Pemuka masyarakat menentukan apakah RT lebih miskin atau lebih makmur dari RT lain yang telah diurutkan 1b. Pemuka kampung mengundang seluruh masyarakat ke hari/malam pertemuan 3. Tumpukan kartu untuk setiap rumah tangga 5. Fasilitator mengumumkan rumah tangga selanjutnya yang akan diurutkan. 6b. Masyarakat menentukan RT mana yang lebih miskin atau lebih makmur dibanding RT yang telah diurut
11 Masyarakat membandingkan antara kesejahteraan dua rumah tangga satu sama lain
12 Untuk penentuan sasaran secara mandiri, dilakukan pertemuan desa untuk menjelaskan program CCT
13 Setelah mendapatkan hari dan waktu yang dijadwalkan, rumah tangga kembali untuk wawancara PMT
14 Pertanyaan kebijakan: metode mana yang paling efektif untuk memperbarui data? Seberapa efektif metode Seberapa efektif motode berbasis berbasis masyarakat untuk perbaruan? masyarakat untuk memperbarui? APAKAH APAKAH ADA PEMUKA PEMUKA MASYARAKAT MASUK? YANG MASUK? 2 Seberapa efektif penentuan sasaran secara mandiri untuk memperbarui? Seberapa efektif metode penentuan sasaran secara mandiri untuk perbaruan?
15 1 Seberapa efektif metode berbasis masyarakat untuk perbaruan?
16 Persen Presentase % Desil Terpilih Persentasse Desil Terpilih PMT dianggap memiliki tingkat kesalahan penentuan sasaran terendah, namun masyarakat lebih mampu mengidentifikasi warga yang sangat miskin Kesalahan penentuan sasaran PMT Secara statistik signifikan Secara statistik tidak signifikan Masyarakat Kesalahan penentuan sasaran: (1) Rumah tangga diberi ranking lebih rendah daripada batas kuota desa yang bukan penerima bantuan; (2) Rumah tanggan diberi ranking lebih tinggi daripada batas kuota desa penerima bantuan Penerima bantuan Masyarakat Menggunakan batas ukuran PPP$2 belanja per hari per kapita, poin 3 persentase (atau 10) meningkatkan kesalahan penentuan sasaran di masyarakat dan campuran pada PMT. Metode masyarakat memilih lebih banyak dari warga sangat miskin (mereka yang hidup kurang dari PPP$1 per hari)
17 Masyarakan mungkin memiliki konsep kemiskinan yang berbeda: PMT berhubungan erat dengan konsumsi, namun lebih erat hubungan masyarakat dengan penilaian rumah tangga secara mandiri Korelasi antara Ranking dan Konsumsi Per Kapita Rumah Tangga Korelasi antara Ranking dan Penilaian Mandiri Rumah Tangga PMT Masyarakat Secara statistik signifikan PMT Masyarakat Secara statistik tidak signifikan
18 Presentase (%) Secara umum, rumah tangga di wilayah masyarakat dan campuran lebih puas dengan proses dibandingkan dengan yang di wilayah pengendali Apakah Anda puas dengan proses secara umum? Kontrol Komunitas Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.
19 Poin Presentase Pada percobaan, tidak ada bukti pemuka desa yang disertakan Tambahan kesempatan Menerima CCT jika Pemuka dan pada Pemuka dengan perlakuan di bawah standar Peluang Tambahan Untuk Menerima PKH Angka tersebut menggambarkan kemungkinan tambahan menerima PKH jika pada wilayah penentuan masyarakat yang banyak dihuni pemuka, berbanding relatif terhadap wilayah yang ditinggali masyarakat, sifatnya tergantung atas konsumsi rumah tangga.
20 Presentase Di antara program penentuan sasaran non-eksperimental, terdapat temuan penyertaan pada Bantuan Kesehatan bagi Warga Miskin Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Secara statistik signifikan Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras Tidak ada temuan pada UCT, atau Raskin Kondisional pada catatan belanja per kapita, persentase pemuka adalah 2,9 poin (6,8 persen) lebih berkesempatan menerima bantuan Kesehatan untuk warga miskin Kuat atas definisi pemuka, kuat bagi pemuka saja (bukan kerabat), kuat pengendalian apakah seseorang masuk pada kelompok sosial pemuka masyarakat
21 Persen Presentase (%) Presentase (%) Persen Ini dikendalikan oleh pemuka formal, yang lebih mungkin menerima bantuan, dibandingkan dengan pemuka informal Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Pemuka Elit Formal Formal Pemuka Informal Elit Informal UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras Secara statistik signifikan Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras
22 Persen Presentase (%) Presentase (%) Persen Terlebih lagi, pemuka lebih mungkin menerima bantuan jika ada 'kelebihan' kuota Kemungkinan Tambahan Pemuka menjadi Penerima Bantuan (Konsumsi kondisional per kapita rumah tangga) Elit Formal Elit Informal ,5 0-0, ,5 UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras UCT Kesehatan Beras Secara statistik signifikan 0 Secara statistik tidak signifikan UCT Kesehatan Beras
23 2 Seberapa efektif metode penentuan sasaran secara mandiri sasaran secara mandiri untuk perbaruan?
24 Meskipun waktu tunggu cukup lama, namun proses pengajuan permohonan berjalan lancar. Waktu tunggu lama - Rumah tangga rata-rata menunggu 3.5 jam per orang - 14 persen rumah tangga kembali esok hari karena menunggu terlalu lama. Proses pengajuan biasanya berjalan lancar - Ada beberapa kasus konflik, gangguan, kekerasan - Ketika ditanya seberapa lancar prosesnya, jawaban rumah tangga tidak berbeda dengan kendali penelitian (rumah tangga PPLS08 yang dikunjungi di rumah)
25 Presentase yang mendaftar Persentase Pengajuan Warga miskin lebih tertarik mengajukan permohonan dibandingkan dengan yang bukan warga miskin, dan tidak terganggu oleh ketentuan yang diterapkan Kemungkinan Pengajuan Berdasarkan Kuintil Konsumsi Kuintil Konsumsi Rumah tangga Kuintil Konsumsi Rumah Tangga Alasan utama bagi mereka yang tidak mengajukan adalah mereka tidak tahu prosesnya Dari rumah tangga yang seharusnya menerima PKH dan tidak mengajukan, tidak ada yang tidak mengajukan karena ketentuan yang diterapkan Kuintil konsumsi rumah tangga ada dalam survei batas, dan tidak menggambarkan kuintil konsumsi nasional
26 Persen Presentase Warga miskin yang memilih tidak ikut berarti lebih rendahnya kesalahan inklusi pada wilayah penentuan sasaran mandiri dibandingkan dengan penelitian pengendali Insiden Manfaat Penentuan sasaran secara mandiri Dibandingkan dengan Penelitian Pengendali Kontrol 15 Sasaran Mandiri Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.
27 Persen Presentase &meskipun pengajuan dari warga miskin dari luar daftar yang telah ada sebelumnya mengurangi kesalahan eksklusi Cakupan Penentuan sasaran secara mandiri Dibandingkan dengan Penelitian Pengendali Kontrol 6 Sasaran Mandiri Percobaan pengendali mengunjungi ulang rumah tangga PPLS08 sebagai warga yang sangat miskin (dengan tambahan rumah tangga dari kantor desa dan hasil sisiran BPS), dan melaksanakan wawancara PMT serupa seperti pada penentuan sasaran secara mandiri.
28 Konsumsi penerima bantuan penentuan sasaran secara mandiri lebih rendah dibandingkan dengan jika seluruh rumah tangga menjalani wawancara PMT, dan ada beberapa peningkatan dalam kesalahan inklusi Kemungkinan Penerima Manfaat Bersyarat terhadap Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Penentuan sasaran secara mandiri Rumah Tangga Penentuan sasaran secara mandiri menunjukkan 13% rerata konsumsi yang lebih rendah Kesalahan Eksklusi serupa Wawancara Semuanya Kesalahan Inklusi lebih rendah untuk penentuan sasaran secara mandiri
29 3 Metode apa yang sebaiknya digunakan untuk memperbarui sistem database terpadu?
30 Metode perbaruan yang berbeda memiliki kelebihan masing-masing metode pendekatan campuran mungkin yang terbaik Metode Kelebihan Kekurangan Kemungkinan Penggunaan di 2014 Survei Sisir (PMT) Menjangkau seluruh warga miskin Secara signifikan meningkatkan jangkauan Makan biaya/mahal Di wilayah kemiskinan tinggi Di wilayah di bawah kuota Penentuan sasaran secara mandiri (PMT) Warga makmur mungkin tidak akan muncul Menarik lebih banyak warga miskin Tidak seluruh rumah tangga layak menerima mendaftar Di wilayah dengan kemiskinan rendah Di wilayah yang melebihi kuota Tidak mahal Tambahan dari Sensus PMT masih valid Beberapa rumah tangga Di wilayah kemiskinan sedang Pra-pendaftaran sensus Memungkinkan perluasan (PMT) ke kuota yang diinginkan Tidak Rumah tangga tidak lagi tinggal di sana wilayah Di wilayah yang tepat/kurang kuota mahal Masyarakat Lebih mampu mengidentifikasi Kurang akurat Di wilayah dengan angka kesalahan eksklusi warga tambahan (non- Warga sangat miskin Di luar warga miskin PMT) Tingkat kepuasan lebih miskin Untuk menangkap guncangan tinggi Tidak ada pemuka yang masuk daftar Tidak mahal sementara Untuk memverifikasi daftar program
31 Metode perbaruan yang berbeda memiliki kelebihan masing-masing metode pendekatan campuran mungkin yang terbaik (02) Metode Kelebihan Kekurangan Kemungkinan Penggunaan di 2014 Meninjau kembali tambahan PPLS11 + dari Sensus (PMT) Menangkap perubahan sejak terakhir kali Dapat mengumpulkan data baru Cukup Mahal Jika data tambahan dibutuhkan bagi rumah tangga yang telah ada
32 RINGKASAN Penentuan sasaran secara mandiri merupakan mekanisme perbaruan yang efektif - Kemungkinan besar warga miskin akan muncul dibandingkan dengan yang tidak miskin - Banyak rumah tangga tidak miskin yang tidak mengajukan: kesalahan inklusi turun secara signifikan - Namun, rumah tangga miskin non PPLS08 mengajukan: kesalahan eksklusi turun secara signifikan - Proses lancar, meskipun waktu tunggu lama - Kepuasan warga secara keseluruhan lebih rendah dibanding penelitian pengendali, namun masih normal, dan lebih sedikit warga bukan miskin yang terseleksi. Gabungan antara Masyarakat-PMT merupakan mekanisme perbaruan yang efektif - Tidak ada temuan pemuka masuk, meskipun tingkat manfaatnya hanya sedang - Masyarakat menambahkan warga miskin yang tidak ada dalam daftar PPLS08, menekan kesalahan eksklusi - Masyarakat menambah rumah tangga tidak miskin, meningkatkan kesalahan inklusi - Kepuasan rumah tangga dengan proses secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian pengendali (atau penentuan sasaran secara mandiri) Setiap mekanisme perbaruan menghasilkan kesalahan yang lebih rendah dibandingkan dengan tidak melakukan perbaruan sama sekali, namun pendekatan metode campuran mungkin yang paling efektif - Meninjau kembali daftar yang ada di wilayah tertentu, atau meninjau kembali seluruh rumah tangga di wilayah sangat miskin dapat menjadi metode perbaruan yang efektif
BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL
KANTOR WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL Dr. Bambang Widianto Deputi Bidang
Lebih terperincij-pal policy briefcase [ januari 2013 ] Menyajikan evaluasi oleh Vivi Alatas, Abhijit V. Banerjee, Rema Hanna, Benjamin A. Olken, dan Julia Tobias
briefcase j-pal policy briefcase [ januari 2013 ] MENERJEMAHKAN PENELITIAN KE DALAM AKSI NYATA melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi orang miskin Metode-metode berbasis masyarakat dalam menyeleksi
Lebih terperinciMENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA
1 MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA Forum Kebijakan Publik Asia Robert Wrobel, Fasilitas Pendukung PNPM Indonesia 2 Pertanyaan Pembatas Apa yang menjadi tantangan
Lebih terperinciKertas Kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang masalah kesetaraan gender utama
KEMISKINAN, KERENTANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL Kertas Kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang masalah kesetaraan gender utama terkait upaya untuk mengatasi kerentanan dan memberikan perlindungan
Lebih terperinciUNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL
UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL Bambang Widianto Deputi Setwapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K JAKARTA, 31 JANUARI 2013 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciPENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIIK INDONESIA PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN
Lebih terperinciPENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN, SELAKU
Lebih terperinciPEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN
PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN DATA MAKRO DAN DATA MIKRO ANALISIS DETERMINAN MASALAH BERBASIS DATA PENGGUNAAN DATA SEBARAN (AGREGAT) DALAM PENSASARAN WILAYAH Pemalang, 4 Oktober
Lebih terperinciEfektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan
Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Asep Suryahadi, Niken Kusumawardhani, Ridho Al Izzati The SMERU Research Institute % Ekonomi terus tumbuh, kemiskinan menurun,
Lebih terperinciHASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI
HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI Oleh: TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (TKPKD) PROV. BALI Disampaikan Pada Acara: Verifikasi dan Validasi Basis Data Terpadu (BDT) 2015
Lebih terperinciMENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS
MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2
Lebih terperinciHybrid: Perbaikan dari Masyarakat
Hybrid: Perbaikan dari Masyarakat Manual untuk Fasilitator Metode untuk melengkapi daftar keluarga calon peserta PKH dari Pusat (BPS) dengan mengundang warga SLS yang bersangkutan ke sebuah pertemuan masyarakat.
Lebih terperinci1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?
1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) adalah sebuah sistem yang
Lebih terperinciPENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA CAPAIAN DAN TARGET ANGKA KEMISKINAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN
Lebih terperinciHybrid: Tambahan dari Masyarakat Manual untuk Fasilitator
Hybrid: Tambahan dari Masyarakat Manual untuk Fasilitator Metode untuk melengkapi daftar rumah tangga calon peserta PKH dari BPS dengan cara mengundang masyarakat di RT bersangkutan ke sebuah pertemuan.
Lebih terperinciMendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan
Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan Elan Satriawan Koordinator Kelompok Kerja Kebijakan Seminar Hari Oeang ke-71 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan 19
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian
Lebih terperinciPemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial
Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial Disampaikan oleh: Kepala BPS DI Yogyakarta Sosialisasi Pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015, TKPKD Kabupaten Bantul
Lebih terperinciPentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan
Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan Evaluasi yang Efektif Inovasi Untuk Fasilitasi Kegiatan Lapangan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Survei Tenaga Kesehatan Papua: Hasil penelitian di empat daerah. Hasil penting
RINGKASAN EKSEKUTIF Survei Tenaga Kesehatan Papua: Hasil penelitian di empat daerah Pada saat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1968, puskesmas berfungsi sebagai
Lebih terperinciPendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun
Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah... 2 2. Pelaksanaan Pertemuan
Lebih terperinciSOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)
SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Sri Kusumastuti Rahayu (TNP2K) Juli 2013 PERSEPSI/KOMENTAR SOAL KEBIJAKAN BLSM Kebijakan BLSM menimbulkan
Lebih terperinciSosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat
Lebih terperinciMENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS
MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2
Lebih terperinciPendaftaran di Kecamatan oleh Suami & Istri
Pendaftaran di Kecamatan oleh Suami & Istri Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising)... 2 a. Koordinasi dengan Camat... 2 b. Koordinasi
Lebih terperinciPendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun
Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising)... 2 a. Koordinasi dengan Camat... 2 b. Koordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan dikehendaki oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan,
Lebih terperinciPendaftaran di Desa/Kelurahan oleh Suami & Istri
Pendaftaran di Desa/Kelurahan oleh Suami & Istri Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah..... Error! Bookmark
Lebih terperinciPEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II
PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II I. PENGANTAR Pedoman ini ditujukan untuk memberikan petunjuk pengisian form pada studi Effective
Lebih terperinciBASIS DATA TERPADU 1
BASIS DATA TERPADU 1 TANYA-JAWAB Tanya Jawab KUMPULAN TANYA JAWAB UMUM BASIS DATA TERPADU (BDT) 2 BASIS DATA TERPADU Pendahuluan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang dikelola oleh
Lebih terperinciRachel Slater Program Perlindungan Sosial. 30 Mei 2013
Mitos, salah penyebutan, salah penafsiran: Perdebatan tentang membatalkan penentuan sasaran versus penentuan sasaran secara universal Pemaparan pada Forum Kebijakan Publik Asia 2013, Jakarta Rachel Slater
Lebih terperinciINOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Rapat Kerja Teknis TKPK
INOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Rapat Kerja Teknis TKPK Jakarta, November 2015 KERANGKA MATERI Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk
Lebih terperinciPenduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 22 Agustus 2017 1 Jumlah Lansia (60+) diperkirakan 21,7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuah dasar, sementara lingkungan pendukungnya kurang memberikan
Lebih terperinciPenentuan Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga (P2K), 2008
BADAN PUSAT STATISTIK Penentuan Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga (P2K), 2008 ABSTRAKSI Untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) dipercaya pemerintah untuk menyajikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung
PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia
Lebih terperinciPERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor
PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta,
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR INSTRUKSI BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI POLEWALI MANDAR, Dalam rangka percepatan penurunan persentase
Lebih terperinciMEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 6 November 2014 Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif TIM NASIONAL
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komputerisasi sering kali digunakan untuk membantu pencatatan dan pengolahan data dalam kegiatan instansi pemeritahan. Data yang
Lebih terperinciBUKTI DARI PEDESAAN INDONESIA
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/village capacity 2010 SERI RINGKASAN STUDI KAPASITAS DESA DALAM MEMELIHARA INFRASTRUKTUR: (NOVEMBER 2010) 2 Ringkasan Biaya pemeliharaan
Lebih terperinciProgram Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif
Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 6 NOVEMBER 2014 1 Pesan
Lebih terperinciBDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU
BASIS DATA TERPADU TANYA-JAWAB 2013 Pendahuluan BASIS DATA TERPADU BDT Basis Data Terpadu (BDT) untuk Program Perlindungan Sosial adalah sistem data elektronik yang memuat informasi sosial, ekonomi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak negara di dunia, karena dalam negara maju pun terdapat penduduk miskin. Kemiskinan identik dengan
Lebih terperinciRPSEP-08 KEMISKINAN PROVINSI VERSUS KEMISKINAN KABUPATEN DI BALI
RPSEP-08 KEMISKINAN PROVINSI VERSUS KEMISKINAN KABUPATEN DI BALI Tedi Erviantono FISIP Universitas Udayana, Bali Jl. PB Sudirman Bali E-mail : erviantono2@yahoo.com Abstrak Kondisi kemiskinan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciPENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH
PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 KERANGKA MATERI 1.Situasi dan Tantangan Pembagunan Sosial di Indonesia 2.Pensasaran Rumah Tangga/Keluarga Prioritas
Lebih terperinciMengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data
Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data Disampaikan oleh: DeputiMenteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan pada Peluncuran Peta Kemiskinan dan Penghidupan
Lebih terperinciPemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai
Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) September 2017 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan bukan masalah baru, namun sudah ada sejak masa penjajahan sampai saat ini kemiskinan masih menjadi masalah yang belum teratasi. Di negara berkembang
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT PERKOTAAN, PERUMAHAN, DAN PERMUKIMAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS JAKARTA, 9 OKTOBER 2017 DATE KEBIJAKAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN SASARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
Lebih terperinciData Kemiskinan, Survai atau Partisipatif? Oleh Ivanovich Agusta. Salah satu pelajaran berharga yang tersembul dari kisruh pemberian dana tunai
Data Kemiskinan, Survai atau Partisipatif? Oleh Ivanovich Agusta Salah satu pelajaran berharga yang tersembul dari kisruh pemberian dana tunai kompensasi BBM secara langsung, ialah kelemahan metode survai.
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/07/31/Th XI, 1 Juli 2009 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta pada bulan Maret
Lebih terperinciBASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIIK INDONESIA BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN/ SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN DESA
EVALUASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN DESA (BANTUAN KEUANGAN PEUMAKMU GAMPONG, BKPG) DI PROVINSI ACEH Latar Belakang dan Dasar Pemikiran Provinsi Aceh telah mencatat kemajuan yang mengesankan menuju pemulihan
Lebih terperinciPemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya
Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya Jakarta, 15 Januari 2018 Dr. andi za Dulung msc DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN KEMENTERIAN Sosial Republik Indonesia Sept 2017 10.12% (26,58juta)
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 14/02/21/Th. XII, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,352 Pada September
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011
No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan)
Lebih terperinciPERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciSOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)
SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris
Lebih terperinciProgram Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi
Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Elan Satriawan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Jakarta, Februari 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama para ekonom penentu kebijakan. Beberapa tahun terakhir, tingkat kemiskinan khususnya di Indonesia mengalami
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN
38/07/Th. XX, 17 JULI 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciSAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012
MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU Jakarta, 17 Juli 2012 Bismillahir rahmaanir rahim,
Lebih terperinciPenduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 22 Agustus 2017 1 Jumlah Lansia (60+) diperkirakan 21,7
Lebih terperinciDaripada Meratapi Mari Bicara Solusi
Si-Miskin dan BLSM: Antara Teori, Implementasi dan Solusi Daripada Meratapi Mari Bicara Solusi Teguh Dartanto Peneliti/Pengajar/Kepala Divisi Informasi dan Data LPEM FEUI Diskusi LPEM-TNP2K, 29 Juli 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dan cita-cita dari setiap negara. Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013
No. 07/07/62/Th. VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber daya yang dapat digunakan memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan sekelompok
Lebih terperinciHighlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia
Highlights May 2017 Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 93 kabupaten 4 provinsi di wilayah timur Indonesia Jawa Timur Populasi: 38.8 juta Responden: 6,873 Wilcah: 447 desa Selatan
Lebih terperinciKesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014
Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan World Bank September 2014 Indonesia tumbuh dengan kuat sejak krisis keuangan Asia, dan kelas menengahnya terus bertambah Pertumbuhan PDB Riil (%) 1996
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014
No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan sudah menjadi masalah global yang dialami oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya berada di negara-negara berkembang dan terbelakang, melainkan
Lebih terperinciKECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN SKTM/ SKM/ REKOMENDASI PROPOSAL
Jabatan Tanda Tangan Dibuat oleh Staf Dikmas Diperiksa oleh Kasi Dikmas Disetujui oleh Camat Status TIDAK DIKENDALIKAN No Salinan Halaman : 1 dari 6 1.0 TUJUAN Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan
Lebih terperinci2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan masalah sosial yang saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2014
No. 04/01//91/Th.XI, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi Maret 2014 sebesar
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013
No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciUSULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIIK INDONESIA USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Problematik Desa Sudimoro terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Ratarata penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang mengandalkan hasil
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017
No. 34/07/91 Th. XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah ) di Papua Barat kondisi September 2016 sebesar 223,60 ribu
Lebih terperinciTARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %
1 TARGET PEMBANGUNAN TPT Tk. Kemiskinan Kondisi Terkini 2015 NAWACITA 2016 RPJMN 2019 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 % Target Pembangunan akan tercapai bila ditopang oleh pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciKEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL UNTUK PEMUGARAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI WILAYAH KELURAHAN KABUPATEN
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2015
No. 04 / 01 / 91 Th. X, 04 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi Maret 2015
Lebih terperinciMengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan
Mengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan Forum Kebijakan Publik Asia 2013, Jakarta, Indonesia Matthew Wai-Poi, Bank Dunia Mei 2013 Apa yang kami maksud ketika kami berbicara tentang pengukuran kerentanan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 40/7/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan
Lebih terperinciSINERGI PUSAT-DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
www.tnp2k.go.id SINERGI PUSAT-DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bambang Widianto Deputi Setwapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan Sekretaris Eksekutif TNP2K Badung, 10 April 2012 1 1 TANTANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan ketergantungan yang menjerat konsumennya tanpa pandang status sosial ekonomi penggunanya. Konsumen rokok
Lebih terperinciKINI DAN MASA YANG AKAN DATANG
PERLINDUNGAN SOSIAL UNTUK SEMUA, ADIL GENDER & MEMBERDAYAKAN KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG DIAN K ARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA Disampaikan Dalam K onferensi N asional MAMPU, Perempuan Inspirasi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN
07/07/Th. XI, 18 JULI 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2016
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014
12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibahas adalah masalah kemiskinan. Baik di negara maju atau negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permasalahan utama pada setiap negara yang tidak akan pernah selesai dibahas adalah masalah kemiskinan. Baik di negara maju atau negara berkembang, kemiskinan merupakan
Lebih terperinciLAPORAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA TRIWULAN I DAN TRIWULAN II BIDANG DAN BAGIAN
LAPORAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA TRIWULAN I DAN TRIWULAN II BIDANG DAN BAGIAN 1 T1 Tujuan 1. Peningkatan kualitas data statistik Persentase konsumen yang merasa puas dengan kualitas data statistik 80 1.1.
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2016
No. 03/01/91 Th.XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi Maret 2016 sebesar
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN NIM. I
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Integrasi Bimbingan Manajemen Keuangan Keluarga dalam Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan dalam penanganannya membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Kemiskinan
Lebih terperinciBAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?
BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK? Bambang Widianto Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan/Sekretaris Eksekutif
Lebih terperinci