Peran Satelit Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Satelit Komunikasi"

Transkripsi

1 Peran Satelit Komunikai Oleh Dr. Suryadi Siregar DEA Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Initut Teknologi Bandung Orai Ilmiah: Wiuda III - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. STMIK, Bandung Bali Denpaar, 30 Oktober 2010

2 Pengantar Yth, 1. Koordinator koperti wilayah 8 2. Pimpinan APTISI wilayah 8 3. Pimpinan Yayaan STMIK Bandung Bali 4. Ketua Senat, Anggota Senat, doen, karyawan dan mahaiwa STMIK Bandung Bali 5. Pimpinan PTS, intani ipil dan militer 6. Wiudawan/wiudawati 7. Undangan dan hadirin Selamat pagi Om watiatu Salam ejahtera bagi kita emua Aalammualaikum Wr.Wb Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan yukur kepada Tuhan Yang Maha Ea yang ata rahmat dan karunia Nya kita dapat berkumpul diini. Hadirin yang aya hormati pada keempatan yang berbahagia ini izinkan aya menyampaikan Orai Ilmiah dengan judul Peran Satelit Komunikai dengan harapan informai ingkat ini dapat bermanfaat bagi kita emua. Mengenal Satelit Komunikai Pertanyaan pertama yang mungkin muncul ketika Indoneia memutukan untuk menggunakan atelit dalam itim komunikai adalah: Manfaat apa yang ditawarkan oleh uatu Satelit? Keuntungan apa aja yang diperoleh dengan adanya atelit? erta maih banyak pertanyaan lainnya yang bia aja muncul kemudian Satelit mempunyai ifat yang univeral, dengan banyak kelenturan dalam aplikainya, efiien dalam biaya, dan mampu menjawab dalam berbagai maalah antara lain; 1. Komunikai data maupun uara tanpa kabel 2. Menghubungkan atu peruahan dengan peruahaan yang lain 3. Menjawab kebutuhan akan tranaki finanial 4. Merupakan arana untuk hubungan internet 5. Melalukan informai video dan jaringan Salah atu aplikai atelit adalah pemanfaatannya ebagai alah atu arana komunikai. Satelit komunikai mempunyai banyak keuntungan dibanding dengan item komunikai teretrial. Paling tidak ada 7 keunggulan atelit komunikai dibanding dengan komunikai teretrial. Keunggulan terebut antara lain; 1. Univeral, artinya atelit komunikai dapat digunakan dimana aja. Sebuah atelit paling tidak mampu merangkum 1/3 lua permukaan Bumi. Selain itu biaya yang dibutuhkan jauh lebih edikit dari biaya yang digunakan pada item komunikai 1

3 teretrial. Dengan kontelai tiga atelit yang ditempatkan pada ketinggian tertentu maka eluruh permukaan Bumi dapat di jangkau 2. Veratile, erba guna melalukan informai dalam beragam bentuk, data, video, uara ataupun aplikai multimedia lainnya dari arana hiburan, ampai ke jaringan elular dan warta berita. Akibat ifat erbaguna ini penggunaan atelit berdampak pada banyak hal; a) Memberikan kemudahan bagi dunia uaha dalam bertranaki ekaligu melayani banyak pengguna ecara imultan b) Memunculkan inovai dan regulai baru yang emakin lepa dari pengaturan kekuaaan c) Infratruktur komunikai akan terebar ke eluruh pelook tanpa dibatai oleh bata negara dan geografi. Menjadi alternatif pengganti arana komunikai teretrial dengan keunggulan teknologi yang lebih akurat dan biaya yang emakin murah 3. Reliable, handal dan dapat dipercaya. Satelit merupakan arana yang bia membantu kebutuhan dunia uaha untuk melakukan kominikai ecara cepat dan akurat, terutama pada kondii dimana jaringan internet protocol, IP terretrial ering bertabrakan dengan bermacam topologi jaringan yang emrawut (congetion) dan parah (latency). Jaringan atelit dapat melayani ratuan lokai dengan tandard kualita yang ama tanpa terhambat oleh bata-bata geografi 4. Seamle, empurna. Satelit ebagai media penyiaran membuat komunikai terditribui ecara imultan dan ideal dari umbernya ke ribuan lokai dalam tempo dan waktu yang beramaan(real time) 5. Fat, cepat tidak eperti komunikai terretrial yang lambat dan mahal. Jaringan atelit dapat menghubungkan kota, daerah dan tempat yang teriolir, melintai daerah dimana penggunaan kabel tembaga dan erat optik menjadi mahal. Jaringan atelit dapat di et-up dengan cepat dalam melayani kebutuhan paar 6. Expandable, dapat diperlua kala jangkauannya termauk juga kebutuhan akan lebar pita (bandwith), elain itu kebutuhan pengguna dapat dikoordinaikan dengan penjual dan pengembang dibandingkan dengan jaringan konvenional yang membutuhkan terminal baru yang tentu aja akan memerlukan biaya tambahan 7. Flexible, atelit dengan mudah bia diintegraikan dengan cara melengkapi, menambah maupun memperlua jaringan komunikai. Memberikan olui ata keterbataan infratruktur maupun geografi yang ering ditemukan dalam komunikai terretrial Satelit komunikai pada hakekatnya merupakan taiun relay yang ditempatkan diata Bumi dengan tujuan untuk menerima, memperkuat, dan menerukan inyal analog yang ia terima dan mengubahnya menjadi inyal digital maupun frekueni radio. Ada beberapa macam atelit, menurut funginya antara lain; 1. Satelit cuaca, atelit ini dirancang untuk keperluan penelitian meteorologi. Data yang diampaikan oleh atelit dipergunakan untuk memprediki cuaca, Satelit 2

4 dilengkapi dengan perangkat intrumentai yang mampu menapi, mengolah dan menerukan informai yang diperlukan ke pengamat di Bumi 2. Satelit obervai Bumi( Satellite Obervation), atelit ini dirancang untuk menyampaikan informai kepada ilmuwan tentang kontinen, lautan, hutan, gurun dan pergerakan yang ada diatanya. Data terebut digunakan untuk mempelajari tentang hal ihwal ekoitem planet Bumi 3. Satelit Navigai(Navigation Satellite), atelit ini dikenal juga ebagai atelit GPS(Geo Poitioning Satellite). Bertujuan untuk menyampaikan poii dan gerak dari objek yang ada di permukaan Bumi. Satelit mampu menentukan lokai di Bumi dengan ketelitian ampai beberapa meter Selain funginya atelit juga dibedakan dari bentuk orbitnya, tiap orbit dirancang untuk mengemban mii tertentu mialnya; Geoynchrounou orbit, Medium Orbit dan Low Orbit. Ilutrai ketiga orbit terebut bila dilihat dari Utara langit diragakan dalam gambar berikut 1. Geoynchronou Orbit(GEO), atelit mengorbit pada ketinggian kilometer dari permukaan Bumi. Ketinggian ini dibutuhkan agar atelit elalu berada tepat diata ebuah titik di ekuator Bumi, oleh ebab itu ia memerlukan tempo yang ama dengan periode rotai Bumi yaitu, 24 jam dalam geraknya mengelilingi Bumi. Sebuah atelit dapat mengamati ampai epertiga lua permukaan Bumi, jika tiga buah atelit dtempatkan pada ketinggian tertentu ehingga Bumi terletak dalam egitiga ama ii dengan poii atelit ebagai udut egitiga terebut, maka eluruh permukaan Bumi akan dapat diamati dengan baik 2. Medium Orbit(MEO), atelit jeni ini bergerak pada ketinggian kilometer. Lintaan dirancang agar melewati kedua kutub Bumi Utara dan 3

5 Selatan difungikan untuk atelit komunikai. Tidak eperti atelit GEO yang orbitnya berbentuk lingkaran, atelit tipe MEO mempunyai orbit berbentuk elip 3. Low Orbit (LEO) berada pada ketinggian 500 ampai 2000 kilometer. Lintaannya lebih dekat ke Bumi, hal ini mengharukan atelit bergerak dengan kecepatan tinggi agar dapat mengimbangi gaya entripetal yang menarik atelit ke Bumi. Satelit bergerak dengan orbit berbentuk lingkaran dalam periode 1 jam 30 menit Kebanyakan atelit komunikai dewaa ini ditujukan untuk kepentingan komerial dan diletakkan pada ketinggian tertentu ehingga lintaannya menjadi atelit tipe GEO. Satelit komunikai jeni GEO mempunyai beberapa keuntungan antara lain; 1. Satelit dapat merangkum epertiga kawaan permukaan Bumi, ehingga memberikan peluang lebih banyak dalam pemanfaatannya, dibandingkan dengan jaringan komunikai berbai di Bumi (earthly ) 2. Untuk melalukan informai atelit memerlukan antenna yang tetap. Karena atelit geoinkron elalu berada di ata titik yang ama epanjang perjalanannya. Pengguna di Bumi dapat mengarahkan piringan antena atelit tanpa terlalu beruah payah dan mengeluarkan biaya bear, membuat komunikai menjadi mudah dan aman 3. Sepanjang ejarahnya atelit GEO telah terbukti dapat dipercaya dan aman umur atelit berkiar antara 10 ampai 15 tahun Aritektur Satelit Data dan komunikai yang datang pada atelit diarahkan oleh perangkat yang diebut tranponder, umumnya atelit mempunyai 24 ampai 72 tranponder. Sebuah tranponder dapat menangani hingga 1, bit informai perdetik. Dengan kemampuan eperti ini komunikai menggunakan atelit merupakan arana yang paling ideal untuk menyampaikan dan menerima egala macam informai; data, uara, dan video maupun ragam informai audio dan internet yang komplek 4

6 Lokai Orbit dan Jejaknya (Footprint) Lokai atelit geotaioner mengacu pada kedudukannya di bola langit, ditentukan pada bujur dan lintang berapa ia berlokai. Sebagai contoh Intelat 805 mengambil tempat pada poii Bujur Timur, dituli, E Daerah yang dapat menerima atau menyampaikan informai ke ebuah atelit diebut footprint. Footprint dapat dirancang ebagai fungi dari bermacam frekueni dan daya tangkap atelit terebut Pita frekueni dan berka Satelit menyampaikan informai dalam rentang radio. Pita frekueni umumnya digunakan oleh peruahaan atelit komunikai, diebut C-band dan frekueni yang lebih tinggi lagi diebut Ku-band. Dalam beberapa tahun mendatang penggunaan frekueni tinggi Ku-band diperkirakan akan emakin bertambah, dewaa ini atelit dirancang agar dapat bekerja untuk bermacam rentang frekueni erta daya yang berbeda tingkatannya, foku daerah ini diebut beam. Satelit Intelat mialnya menyediakan empat macam beam dengan kemampuan ebagai berikut; 1. Global : merangkum 1/3 lua permukaan Bumi 2. Hemi : merangkum hampir 1/6 lua permukaan Bumi 3. Zone: merangkum daerah yang lua namun tidak ebear Hemi 4. Spot: merangkum daerah geografi yang tertentu Seluruh item komunikai dengan atelit geotaioner memerlukan taiun Bumi atau antenna. Staiun bia aja bergerak dari atu poii ke poii lain (mobil), mialnya diata kapal perang, peawat terbang, dan kenderaan tempur. Namun ia dapat juga berifat tetap pada lokai tertentu. Piringan antenna bervariai dari ukuran 4,5 meter ampai 15 meter, dan dari tipe yang bear ampai dengan tipe VSAT(very mall apertur telecope) yang umumnya digunakan untuk melayani aluran TV dan telepon ke pemukiman penduduk. Antena itu endiri dihubungkan ke perangkat internal yang ada dalam rumah(indoor unit), kantor dan gedung yang elanjutnya dihubungkan ke perangkat telekomunikai eperti jaringan lokal (LAN=local area network) maupun jaringan infratruktur terretrial lainnya Topologi Jaringan(Network Topologie) 5

7 Topologi jaringan bergantung pada aplikai yang dipilih. Ada beberapa topologi yang biaa dipergunakan, beberapa contoh berikut adalah topologi yang aat ini dipergunakan orang Simplex Tranmiion. Pada model ini pelaluan informai berifat atu arah dan digunakan untuk melayani egala macam keperluan eperti, iaran televii, video dan radio.perinip kerjanya informai, TV, radio dan Video diampaikan oleh pemancar dan kemudian atelit melalukannya ke penerima, ilutrai diampaikan pada Gb.1 Gb. 1 Point-to-point duplex tranmiion. Tranmii yang digunakan bia aja implex atau duplex, ymmetri atau aymmetri. Aplikai untuk model point-to-multipoint, layanannya antara lain adalah untuk; 1. jaringan kerjaama, termauk layanan VSAT dan televii komerial 2. ditribui video dan iaran, termauk layanan internet langung yang berifat peribadi Konfigurai point-to-point duplex tranmiion diperlihatkan dalam Gb.2 Gb.2 Mobile Antenna Service Layanan antena bergerak umumnya digunakan untuk kegiatan, yang berifat ementara eperti; 6

8 1. Liputan kegiatan tertentu yang berlangung dalam periode ingkat mialnya iaran pertandingan olah raga, promoi kegiatan bini, politik dan kemayarakatan lainnya(atellite new gathering) 2. Layanan kegiatan maritim, mengarahkan atelit dari kapal penjelajah Cara kerja pelaluan informai diampaikan pada Gb.3 Gb.3 Star Network Aplikai jaringan ini antara lain digunakan untuk menyampaikan informai yang diterima dari pemancar di Bumi, diterukan ke jaringan komunikai yang tertentu erta menerima informai untuk diampaikan kembali ke puat pengendali informai digunakan untuk ; 1. Pengembangan dan pemanfaatan atu jaringan yang dirangkaikan dengan jaringan lain(corporate network) 2. Pemanfaatan untuk penyelenggarakan pendidikan untuk daerah tertinggal atau jauh dari puat-puat informai(ditance learning) model komunikai atelit berbai tar network diperlihatkan dalam Gb.4 dibawah ini, Gb.4 Meh Network Jaringan Meh umumnya digunakan untuk aluran telpon, baik naional maupun internaional, khuu dirancang untuk daerah pinggiran(rural telephony) Prinp kerja diperlihatkan dalam ilutrai Gb.5 berikut ini 7

9 Gb.5 Untuk mengetahui dengan baik cara, memanfaatkan atelit tentu aja pengetahuan tentang gerak, lintaan dan deain orbit menjadi penting. Berikut diampaikan beberapa contoh atelit yang pernah dibuat orang. Gb.6 Lintaan atelit membentuk kemiringan dengan udut inklinai i dengan bidang ekuator. Bentuk orbit ditentukan oleh elemen orbit, periode, P, aat terakhir melewati perige (titik terdekat ke Bumi),T, etengah umbu panjang orbit yang berbentuk elip, a, ekentriita,e, udut impul naik(acending node) Ω, dan argument perige, ω 8

10 Gb 7 Geo Poitioning Satellite (GPS) berjumlah 24 meyebabkan etiap permukaan Bumi dapat diamati. Satelit bergerak dengan tipe low earth orbit (LEO). Poii atelit tidak terlalu jauh dari Bumi ehingga inyal yang lemah dapat terdeteki 9

11 Tabel. 2-3 Nama atelit, informai tentang orbit, mii utama yang diemban dan intrumen yang dibawa ( download 19 Februari 2008 dari Primary Apogee Period Satellite i E Perigee (km) No Application (km) (min) 1. ADEOS/RIS ADEOS AJISAI ,485 1, Apollo 11 Sea of Lunar , ,700 Tranquility Science day 5. Apollo 14 Fra Lunar , ,700 Mauro Science day 6. Apollo 15 Hadley Lunar , ,700 Rille Science day 7. BE-C , DIADEM-1C , DIADEM-1D , ERS Space ETALON Experiment 19,105 19, ETALON ,135 19, FIZEAU GEOS ,108 2, GEOS ,077 1, GEOS GFO GFZ

12 Lanjutan Tabel GLONASS(49- Poitioning ,140 19, ) 20. GPS-35 Poitioning ,195 20, GPS-36 Poitioning ,030 20, LAGEOS ,850 5, Primary Apogee Period Satellite i E Perigee (km) No Application (km) (min) 23. ADEOS/RIS ADEOS AJISAI ,485 1, Apollo 11 Sea of Lunar , ,700 Tranquility Science day 27. Apollo 14 Fra Lunar , ,700 Mauro Science day 28. Apollo 15 Hadley Lunar , ,700 Rille Science day 29. BE-C , DIADEM-1C , DIADEM-1D , ERS Space ETALON Experiment 19,105 19, ETALON ,135 19, FIZEAU GEOS ,108 2, GEOS ,077 1, GEOS

13 GFO GFZ GLONASS(49- Poitioning ,140 19, ) 42. GPS-35 Poitioning ,195 20, GPS-36 Poitioning ,030 20, LAGEOS ,850 5, LAGEOS ,625 5, Luna 17 Sea of Lunar , ,700 Rain Science day 47. Luna 21 Sea of Lunar , ,700 Serenity Science day 48. RESURS SEASAT Starlette , Stella SUNSAT Tether TiPS Science ,025 1, TOPEX/Poeidon ,350 1, WESTPAC Satellite ZEYA Percobaan Global Poitioning Sytem (GPS), Tipe Orbit dan Mii Alat penerima (receiver) GPS menampilkan koordinat poii berdaarkan data yang dipancarkan oleh atelit yang mengitari Bumi pada ketinggian kilometer. Hampir eluruh permukaan Bumi dapat dideteki oleh 24 atelit GPS (ebenarnya ada 27 atelit, tiga digunakan ebagai cadangan). Satelit GPS pertama diluncurkan pada tanggal 22 Februari 1978 dari ebuah pangkalan udara di California,USA. Satelit ke-24 12

14 diluncurkan pada tanggal 9 Maret Ke 24 atelit terebut kemudian mengitari Bumi dua kali putaran etiap hari, melewati 6 lintaan orbit (maing-maing orbit 4 atelit). Ketika ebuah receiver GPS diaktifkan, atelit yang pancaran inyalnya meliputi lokai pembawa GPS egera mengirimkan inyal. Sinyal itu kemudian diterukan oleh lebih dari atu atelit GPS. Untuk menentukan ebuah lokai dibutuhkan minimal tiga pancaran inyal atelit. Data dari tiga atelit tadi kemudian diolah dan ditampilkan berupa koordinat lokai atau nama uatu tempat jika ebelumnya nama lokai terebut telah ada dalam data bae demikian juga keberadaan pembawa GPS dapat ditampilkan pada monitor komputer dalam bentuk titik yang bergerak dalam peta. Penetapan poii pembawa GPS oleh tiga atelit dapat diilutraikan dengan gambaran berikut. Suatu aat mialnya, kita berada pada uatu tempat yang tidak kita kenal, tapi diketahui bahwa lokai kita berjarak 179 kilometer dari Bandung. Keterangan ini tidak cukup untuk mengidentifikai, karena ada banyak tempat yang jaraknya 179 kilometer dari Bandung ama dengan lingkaran dengan puat kota Bandung. Petunjuk akan lebih jela ketika ada keterangan lain yang mendukung, mialnya poii kita 195 kilometer dari Cirebon. Di ekitar Cirebon pada jarak 195 kilometer juga ada tak terhingga titik-titik kalau dihubungkan merupakan lingkaran dengan puat kota Cirebon. Kedua lingkaran ini akan berpotongan, namun tidak pada atu titik ehingga lokai tempat kita berada belum dapat ditentukan dengan pati. Dengan bantuan atu keterangan yang lain mialnya tempat kita berada berjarak 127 kilometer dari Jakarta, maka lokai keberadaan kita dapat ditentukan dari titik potong ketiga lingkaran hayal tadi. Tempat yang berjarak 179 kilometer dari Bandung, 195 kilometer dari Cirebon dan 127 kilometer dari Jakarta adalah ebuah kota yang dapat dilihat pada peta (coba tentukan di peta!). Data generik yang dihailkan GPS berupa koordinat Bumi yaitu gari lintang(latitude, ϕ) dan bujur (longitude, λ). Namun tampilan dapat dilengkapi dengan identifikai lain jika dalam data bae GPS telah terimpan data poiinya. Mialnya data kota Lembang dengan lintang, ϕ= dan bujur λ= maka tatkala pembawa GPS berada pada poiii itu, monitor komputer akan menampilkan nama Lembang. Titik lokai dapat juga ditampilkan pada peta. Titik dalam peta akan bergerak euai dengan arah gerak pembawa GPS. Data lain yang mungkin ditampilkan adalah ketinggian dan waktu. Hal ihwal pengetahuan tentang GPS dapat dilihat di 13

15 Gb 5-2 Global Poitioning Sytem(GPS). GPS Seorang prajurit yang dilengkapi dengan perangkat hand-held receiver membentuk konfigurai trianguali dengan kontelai atelit. Memberikan peluang bagi prajurit dilapangan untuk menentukan poii dengan ketelitian ampai beberapa meter dan untuk objek bergerak yang ada dipermukaan Bumi ketelitian dapat mencapai ampai m/detik.gps dipandu oleh 24 atelit yang mengorbit Bumi Mengakhiri orai ini izinkan aya menyampaikan pean kepada Wiudawan-wiudawati yang aya cintai. Saudara ebagai generai muda hendaknya dapat menggunakan ilmu pengetahuan ebagai alat untuk memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sebagai eorang yang terdidik hendaklah audara dapat memegang tiga perkara berikut; 1. Memandang pendidikan ebagai euatu yang menyeluruh dan berjalan epanjang hayat, dimana hakekat dari pendidikan itu adalah uaha untuk mentranmiikan kebudayaan. Ia haru dapat meningkatkan daya pikir, mengembangkan bakat dan keperibadian yang kuat, menumbuhkan kemampuan hidup bermayarakat meningkatkan pengetahuan tentang pokok-pokok pikiran dan permaalahan zaman. 2. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan peat, acap kali menimbulkan perubahan yang ukar diantiipai. Speialiai emakin menajam, oleh ebab itu kita tidak aja perlu menguaai materi pengetahuan tetapi juga haru dapat memahami itematika dan truktur ilmu pengetahuan itu, erta cara-cara pendekatan dan metodologinya. Sangatlah penting untuk mengembangkan daya pikir agar dapat menelaah euatu ecara itemati, taat aza dan berpikir ecara tertruktur. 3. Ilmu pengetahuan itu berifat univeral, merupakan milik mayarakat umum, dikembangkan oleh emangat ingin tahu erta digali oleh kecendrungan menyoal euatu yang belum jela. Keahlian dan kemahiran dalam ilmu pengetahuan menuntut ikap ilmiah yakni menjunjung tinggi objektifita, terbuka dalam menerima hal baru, raional erta cendrung untuk elalu mempertanyakan egala euatu, tanpa haru cepat meraa pua. Terima kaih ata perhatian dan keabaran hadirin dalam mengikuti orai ini. Semoga Tuhan Yang Maha Ea enantiaa memberikan bimbingan dan perlindungannya kepada kita emua. 14

16 Om anti-anti om Wabillahi taufik walhidayah. Waalammualaikum Wr.Wb Daftar Putaka Celletti, A., Ferraz Mello, S., Henrard, J., Modern Celetial Mechanic: From Theory to Application, Springer, Monten Bruck,O,and Gill,E., Satellite Orbit: Model, Method and Application, Springer-verlaag, Berlin, Siregar, Suryadi,. Catatan Kuliah Gerak dan Poii Benda Langit. Bandung: Penerbit ITB,

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Bala Keselamatan di Indonesia

Bala Keselamatan di Indonesia 1 TGAS AKHIR #### Redeain Panti Auhan Putra Tuna Harapan Bala Keelamatan Bala Keelamatan di Indoneia Bala Keelamatan mauk di Indoneia pada tahun 1894 pertama kali di dea Sangiran Jawa Tengah. Bala Keelamatan

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK 258 BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK. Apa yang dimakud dengan alat-alat optik? 2. Mengapa mata ebagai alah atu alat optik? 3. Bagaimana pembentukan bayangan pada mata? 4. Bagaimana cara menolong cacat optik mata?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2 l t3 tel t3 tel LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Statu Revii : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Deember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

Monthly Outlook

Monthly Outlook Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S S a h i d S u d i r m a n C e n t e r, l t 4 0 J l. J e n d. S u d i r m a n k a v. 8 6 J a k a r t a 1 0 2 2 0 0 2 1-2 7 8 8 9 3 9 3 Konten dalam Daily

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

TELEKOMUNIKASI SATELIT

TELEKOMUNIKASI SATELIT TELEKOMUNIKASI SATELIT Asep Munawarudin Asep.munawardudin@raharja.info Abstrak Satelit adalah salah satu media komunikasi yang banyak digunakan saat ini. Sebagai salah satu media yang banyak digunakan,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

Nilai Kebajikan pada Anak

Nilai Kebajikan pada Anak Seni Menanamkan Nilai Kebajikan pada Anak Judul Ali :... Penuli :... Penerbit :... Tahun Terbit : Cetakan..., tahun... H /... M Penerjemah :... PT. Kuwai International Jl. Bambu Wulung No. 10, Bambu Apu

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER SISTEM KOMUNIKASI DATA Komponen-komponen penting yang menyusun sistem komunikasi data, antara lain : 1. Komputer untuk memproses data 2. Terminal atau peralatan masukan/keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.

Lebih terperinci

Memantau apa saja dengan GPS

Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS (Global Positioning System) Dalam film Enemy of The State, tokoh pengacara Robert Clayton Dean (diperankan oleh Will Smith) tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi

Lebih terperinci