BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Produk adalah suatu keluaran (out put) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transformasi) dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku (material input). Sedangkan produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan dimana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skiil. Sebuah produk pasti mempunyai siklus kehidupan atau disebut (Product Life Cycles). Gambar 2.1 Product Life Cyles (PLC) Tahapan-tahapan siklus kehidupan produk ada 4 antara lain : 8

2 a. Tahap Pengenalan (introduction). Bila produk baru diperkenalkan, operasi penjualan tidak selalu bekerja baik, masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah masalah teknis yang belum dapat diatasi dan harga tinggi. Diperlukan analisis pemasaran yang baik. b. Tahap pertumbuhan (Growth) Dalam tahap ini produk diperbaiki dan distandarisasi, dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen membeli dengan sedikit desakan. c. Tahap Kejenuhan (Maturity) Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi, alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil dan sebagainya, berada dalam tahap kejenuhan produk adalah matang, keandalan dalam performance, harga wajar dan tidak terjadi perubahan banyak dari tahun ke tahun. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk sehingga penjualan sangat tergantung pada penggantian (replacement) dan pertambahan penduduk. d. Tahap Penurunan (decline) Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat, tahap penurunan dalam permintaan bila produk-produk digantikan oleh yang baru. Tetapi tidak semua produk akan mengalami tahap ini. Oleh karena itu diperlukan ilmu pengembangan produk. 9

3 2.2 Perancangan dan Pengembangan Produk Definisi Desain baru dapat di artikan sebagai pengembangan barang yang pada pokoknya sama dengan produk yang telah dipasarkan oleh perusahaan tetapi lebih baik (Polly, 1969). Pengembangan desain dapat ditujukan sebagai suatu proses berturut-turut didasarkan pada informasi tertentu. Tahap-tahap pengembangan ini dapat dilakukan melalui penyaringan, analisa, pengembangan komersialisasi. Desain mungkin sekali merupakan titik tolak produk baru yang diminta oleh konsumen dan ini terutama berlaku dalam perusahaan. Dalam hal ini mungkin desainnya meliputi gagasan baru, yang harus dikembangakn dan di terapkan ke dalam produk yang sedang digarap. Rancangan atau desain (Design) adalah dimensi yang unik, dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut (Philip Kotler, 2011), menyatakan bahwa rancangan adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan. Adapun parameter rancangan yang didefinisikan menurut (Philip Kotler, 2001) adalah sebagai berikut : a. Gaya (style), menggambarkan penampilan dari suatu produk. b. Daya Tahan (durability), menggambarkan umur beroperasinya produk dalam kondisi normal atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produkproduk tertentu. 10

4 c. Kehandalan (reliability), merupakan ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu. d. Mudah diperbaiki (reparability), ukurankemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak. Desain produk, atau dalam bahasa keilmuan disebut juga Desain Produk Industri, adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri. Sedang pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari perencanaan kemudian di akhiri dengan tahapan produksi yang mengacu pada penawaran pasar Aspek-aspek Perencanaan dan Pengembangan Produk Dalam perencanaan produk (Planing of Product) terdapat 3 Aspek yaitu : 1. Aspek Produk Pada tahap eksploitasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk / jasa baru yaitu : a. Menarik pasar (Need Pull / Market Pull) Menurut pandangan ini, anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk baru di tentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar dan 11

5 umpan balik pelanggan, dengan sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan menuju pada terbentuknya incremental innovation. Gambar 2.2 Aliran aktivitas dari Model Need Pull (Ulrich, Eppinger, 2001) b. Mendorong Teknologi (Technology Push) Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau di jual ke pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru tersebut. Technology Push akan menuju kepada radical innovation. 12

6 Gambar 2.3 Aliran aktivitas dari Model Technology Push (Ulrich, Eppinger. 2001) c. Antar fungsional (Interfunctional) Produk baru memerlukan kerja sama diantar pemasaran, operasi, ketrampilan teknik dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru di perlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsiderans dalam menciptakan peluang bisnis baru yaitu : Relevant problem, Technology sourcer dan Market demand. 2. Aspek Jumlah Produk Aspek ini berkaitan dengan berapa jumlah produk yang seharusnya diproduksi. Untuk menentukan jumlah produk terdapat 2 cara : cara nonstatitik dan cara kuantitatif. Cara non statistik menentukan jumlah produk yang harus dibuat dan dijual dengan berdasarkan pertimbangan semata. Ada 3 cara pertimbangan non-statistik, yaitu : Pertimbangan Tenaga Penjual, Pertimbangan Eksekutif dan Ahli. Cara kuantitatif adalah menentukan jumlah produksi berdasarkan analisa kuantitatif dengan 13

7 menggunakan data-data masa lalu untuk meramalkan jumlah produk yang ditawarkan atau dijual di pasar pada masa yang akan datang. 3. Aspek Kombinasi Produk Aspek ini lebih memfokuskan pada beberapa jenis produk yang di produksi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. Setiap proses pengembangan produk diawali dengan fase perencanaan, Output Fase perencanaan ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan pengembangan konsep. Dalam perencanaan produk, proyek pengembagan produk dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu : 1. Platform produk baru : Tipe proyek ini adalah melibatkan usaha pengembangan utama untuk merancang suatu keluarga produk baru berdasarkan platform yang baru dan umum. Keluarga produk baru akan memasuki pasar dan produk yang sudah dikenal. 2. Turunan dari platform produk yang sudah ada : Proyek-proyek ini memperpanjang platform produk supaya lebih baik dalam memasuki pasar yang telah dikenal dengan satu atau lebih produk baru. 3. Peningkatan perbaikan untuk produk yang telah ada : Proyek-proyek ini mungkin hanya melibatkan penambahan atau modifikasi beberapa detail produk-produk yang telah ada dalam rangka menjaga lini produksi yang ada pesaingnya. 14

8 4. Pada dasarnya produk baru : Proyek-proyek ini melibatkan produk yang sangat berbeda atau teknologi produksi dan mungkin membantu untuk memasuki pasar yang belum dikenal dan baru. Proyek-proyek ini umumnya melibatkan lebih banyak resik, yang mana keberhasilan jangka panjang perusahaan mungkin tergantung dari apa yang dipelajari melalui proyek-proyek penting ini. 2.3 Tahapan dalam Pengembangan Produk Proses pengembangan produk secara umum terbagi menjadi beberapa fase. Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan Tingkat Sistem Fase 3 Perancangan Detail Fase 4 Pengujian dan Perbaikan Fase 5 Peluncuran Produk Gambar 2.4 Proses Pengembangan Produk (Ulrich, Eppinger, 2001) Proses diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. Penyelesaian dari proses pengembangan produk adalah peluncuran produk, Dimana produk tersebut untuk dibeli pasar. 15

9 2.3.1 Fase Perencanaan Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk tim pengembangan. Langkah-langkah dalam proses perencanaan produk. Pertama, melipat gandakan peluang-peluang yang diprioritaskan dan sekumpulan proyek-proyek yang menjanjikan dipilih. Sumber daya dialokasikan dan dijadwalkan. Kegiatankegiatan perencanaan ini berfokus pada portofolio dari peluang dari proyekproyek yang potensial dan kadang-kadang disesuaikan dengan manajemen portofolio, perencanaan produk keseluruhan, perencanaan lini produk, atau manajemen produk. Segera setelah proyek dipilih dan sumber daya dialokasikan, suatu pernyataan misi dikembangkan untuk tiap proyek. Formulasi dari suatu rencana produk dan pengembangan dari pernyataan misi akan mendahului proses pengembangan produk aktual. Identifikasi Peluang Evaluasi dan Prioritas Proyek Alokasi Sumber Daya dan Rencana Waktu Proses Pengembangan Produk Gambar 2.5 Proses Pengembangan Produk (Ulrich, Eppinger, 2001) 16

10 Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek, Karl T. Ulrich & Steven D. Eppinger mengusulkan lima tahapan proses berikut : 1. Mengidentifikasi peluang. 2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek. 3. Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu. 4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek. 5. Merefleksikan kembali hasil dan proses. Langkah 1 : Mengidentifikasi Peluang-peluang Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasi peluang-peluang pengembangan produk. Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber, diantaranya: a. Personal pemasaran dan penjualan. b. Peneliti dan organisasi pengembangan teknologi. c. Tim pengembang produk saat ini. d. Manufaktur dan operasional organisasi. e. Pelanggan sekarang atau potensial. f. Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan rekan bisnis. Selain beberapa peluang telah dikumpulkan secara pasif, pendekatan proaktif juga dapat dilakukan, meliputi: a. Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang ada sekarang. 17

11 b. Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh pengguna-pengguna ini dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang ada. c. Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang-peluang kategori produk baru. d. Mengumpulkan usulan pelanggan secara sistematis. e. Studi para pesaing dengan berdasarkan pada basis sekarang. f. Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian ke arah pengembangan produk. Langkah 2 : Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek-proyek Langkah kedua dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti. Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah strategi bersaing, segmentasi pasar, mengikuti perkembangan teknologi, dan platform produk. Setelah itu, proses mengevaluasi peluang produk baru didiskusikan, dan menyeimbangkan portfolio proyek. Langkah 3 : Mengevaluasi Sumber daya dan Merencanakan penentuan Waktu Perencanaan sumber daya agregat dapat dicapai dengan menggunakan suatu metode lembar kerja sederhana yang berdasarkan pada perkiraan 18

12 permintaan sumber daya. Kapasitas dan utilisasi sumber daya akan diketahui sehingga dapat diputuskan perencanaan proyek yang mana yang paling penting untuk dilanjutkan. Sedangkan penentuan waktu proyek mempertimbangkan faktor- faktor antara lain, penentuan waktu pengenalan produk, kesiapan teknologi, kesiapan pasar, dan persaingan. Langkah 4 : Menyelesaikan Perencanaan Proyek Merupakan langkah lanjutan dimana output dari langkah ini adalah suatu pernyataan Visi dan misi dari produk yang akan dikembangkan. Langkah 5 : Merefleksikan Hasil dengan Proses Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, beberapa pertanyaan diperlukan untuk memperkirakan kualitas proses dan hasil. Beberapa pertanyaan berhubungan dengan rencana produk, kesiapan sumber daya dan peluang pasar Tahapan Pengembangan Konsep Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek. 19

13 Menurut (Ulrich, Eppinger, 2001) metode 5 langkah adalah metode untuk memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah menjadi lebih sederhana. Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah menggunakan prosedur pencarian eksternal dan internal. Pohon klasifikasi dan Tabel Kombinasi kemudian digunakan untuk menggali secara sistematis konsep penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan penyelesaian submasalah ke dalam sebuah penyelesaian total. 1. Memperjelas masalah (Mengerti masalah, Dekomposisi masalah, Focus pada submasalah penting) Sub masalah 2. Pencari Eksternal (Penggunaan utama, Pakar, Paten, Literatur, Bencmarking) 3. Pencari Internal (Secara Individu, Secara Kelompok) Konsep yang sudah ada 4. Menggali secara sistematis (Pohon Klasifikasi, Tabel Kombinasi) Solusi Terintegrasi Konsep baru 5. Merefleksikan pada hasil dan proses (Menyusun Umpan Balik) Gambar 62.6 Lima langkah metode penyusunan konsep (Ulrich, Eppinger. 2001) A. Spesifikasi produk 20

14 Kebutuhan pelanggan pada umumnya diekspresikan dalam bahasa pelanggan. Untuk menyediakan tuntunan yang spesifik mengenai bagaimana mendesain dan membuat sebuah produk, tim pengembangan menetapkan serangkaian spesifikasi. Spesifikasi ini akan menjelaskan detail-detail mengenai hal-hal yang harus dilakukan agar diperoleh kesuksesan komersial. Spesifikasi ini juga harus dapat mencerminkan kebutuhan pelanggan, membedakan produk dari produk-produk pesaing, dan secara teknik maupun ekonomis dapat direalisasikan. Proses menentukan spesifikasi target terdiri dari 4 langkah yaitu: 1. Menyiapkan daftar metrik, dengan menggunakan matriks kebutuhanmatriks. 2. Mengumpulkan informasi mengenai produk pesaing. 3. Menetapkan nilai target ideal dan nilai target marginal yang dapat diterima untuk setiap matriks. 4. Merefleksikan hasil dan proses. Proses mengubah kebutuhan pelanggan menjadi sekelompok spesifikasi dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode Kansei Engineering. B. Pemilihan Konsep 21

15 Pemilihan atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan pertimbangan kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya, membandingkan kekuatan dan kelemahan konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan atau pengembangan lebih lanjut. Ada dua tahapan yang digunakan dalam pemilihan konsep yaitu tahapan pertama disebut penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep. C. Pengujian Konsep Pengujian konsep mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi konsep produk dari pelanggan potensial di dalam target pasar. Pengujian konsep berbeda dengan seleksi konsep dalam hal pengumpulan data secara langsung dari pelanggan dan lebih sedikit mengandalkan penilaian yang dibuat oleh tim pengembang. Beberapa langkah untuk pengujian konsep produk, yaitu : 1. Mendefinisikan maksud pengujian konsep. 2. Memilih populasi survei. 3. Memilih format survei. 4. Mengkomunikasikan konsep. 5. Mengukur respons pelanggan. 6. Menginterpretasikan hasil. 7. Merefleksikan hasil dan proses Fase Perancangan Tingkatan Sistem 22

16 Fase perancangan tingkatan system mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. Metode untuk menetapkan arsitektur produk terdiri dari empat tahap: 1. Membuat skema produk. 2. Mengelompokkan elemen-elemen yang terdapat pada skema. 3. Membuat rancangan geometris yang masih kasar. 4. Mengidentifikasikan interaksi fundamental dan insidental Fase Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam system produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk: gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk Fase Pengujian dan Perbaikan 23

17 Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya. Prototipe (alpha) diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir. Metode empat langkah untuk merencanakan sebuah prototipe adalah : 1. Menetapkan tujuan dari prototipe. 2. Menetapkan tingkat perkiraan prototipe. 3. Menggariskan rencana percobaan. 4. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian. 24

18 2.3.6 Fase Peluncuran Produksi Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan system produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati- hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang muncul. 2.4 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian integral dari proses pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing (competitive benchmarking), dan menetapkan spesifikasi produk. Posisi identifikasi pelanggan di dalam aktifitas pengembangan diperlihatkan pada gambar 6, di mana seluruh aktifitas ini secara kolektif disebut sebagai fase pengembangan konsep. 25

19 Pernyataan Misi Rencana Pengembangan Identifika si Kebutuha n Menetapka n spesifikasi Mendesai n Konsep2 Memilih Konsep Produk Menguji Konsep Produk Menetapka n Spesifikasi Akhir Rencana Alur Pengembanga n Proses Analisa Ekonomi Produk Benchmark Produk Kompetitor Membangun model pengujian dan prototipe produk Gambar 2.7 Aktifitas identifikasi kebutuhan pelanggan dalam hubungan dengan aktivitas pengembangan konsep. (Ulrich, Eppinger. 2001) Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi menjadi lima tahap (Ulrich, Eppinger, 2001). Lima tahap tersebut adalah : 1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan. 2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan. 3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan (jika diperlukan) tertier. 4. Menetapkan derajat kepentingan relative setiap kebutuhan. 5. Menganalisa hasil dan proses. 26

20 2.5 Kansei Engineering Pengertian Kansei Engineering Otak manusia utamanya menampilkan dua jenis proses informasi, yaitu proses inteligen dan proses Kansei. Kansei digunakan untuk tes sensor atau pengujian di berbagai bidang untuk menentukan perasaan manusia. Di Jepang, istilah Kansei diambil dari ahli filsafat Jerman bernama Baumgarten (Lee. Et.al, 2000). Karyanya yang berjudul AESTHETICA merupakan penelitian pertama yang mempengaruhi Kansei Engineering. Dalam bahasa jepang kata kansei memiliki makna feeling (rasa), impression (kesan), emotion (emosi). Kansei Engineering merupakan sebuah metode untuk menerjemahkan citra (image) konsumen atau perasaan konsumen menjadi komponen desain yang riil (Nagamichi, Mitsuo, 1995). Kansei Engineering ditemukan oleh M. Nagamichi di Universitas Hiroshima kira-kira 30 tahun yang lalu. Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomi yang berorientasi pada konsumen, memungkinkan citra (image) atau perasaan konsumen bersatu dengan proses desain sebuah produk baru. Kansei Engineering didefinisikan sebagai teknologi penerjemahan perasaan konsumen (Kansei) tentang produk yang akan datang (baru). Menjadi sebuah elemen desain. Dengan definisi ini, berarti Kansei Engineering berusaha memproduksi produk baru berdasarkan perasaan dan permintaan konsumen. Tujuan dari penelitian Kansei ini adalah untuk mencari struktur emosi yang ada dibawah sikap atau tingkah laku manusia. Struktur ini mengacu pada Kansei sebagai seseorang. 27

21 Dibidang seni dan desain, Kansei adalah salah satu elemen-elemen yang paling penting yang membawa kemauan atau kekuatan menciptakan sesuatu.dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harada, ditemukan bahwa sikap seseorang di depan karya seni dan desain seni tidak berdasarkan pada logika tetapi berdasarkan pada Kansei. Kansei Engineering berhubungan dengan empat hal: a. Untuk menangkap perasaan konsumen tentang produk menurut istilah ergonomik dan estimasi psikologis. Semantic Differential (SD) yang dikembangkan oleh Osgood merupakan teknik utama untuk menagkap Kansei konsumen (Jayne Al-Hindawe,1991). Sebuah contoh diterangkan di dalam gambar berikut ini: Human Perception Decision Kansei Word Kansei Word Statistical Analysis Warm Comfort X cooll discomfort Attribute Design sampels sampel Real Design Product Gambar 2.8 Semantic Differential For Kansei Words b. Untuk mengidentifikasi karakteristik desain produk dari Kansei konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei atau eksperimen ergonomi untuk mengamati elemen-elemen. c. Untuk membangun Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomik. Beberapa teknologi komputer yang canggih. Inteligen buatan, 28

22 model jaringan syaraf, dan algoritma genetik termasuk juga teori Fuzzy, disertakan juga untuk membangun rangka kerja yang sistematik dari teknologi Kansei Engineering. Dan untuk mengkonstruksi database yang terhubung dan sistem interface. d. Untuk menyesuaikan desain produk dengan perubahan sosial yang sedang terjadi yang sesuai dengan pilihan orang. Hal ini bertujuan untuk merawat kesehatan database dari Kansei Engineering system dan trend kansei konsumen yang sedang meningkat dengan memasukkan data Kansei baru konsumen dalam setiap tiga atau empat tahun Semantic Differential Kansei Engineering diawali dengan semantic defferential, dimana langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : a. Memilih konsep yang berupa kata-kata yang akan dinilai dengan tujuan bipolar ( berkutub 2 ). Kata kata ini merupakan kata kansei yang berupa kata sifat dari obyek. b. Memilih kata-kata kansei atau sepsang kata sifat berdasarkan keinginan dengan skala semantic. Semantic differential ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang memiliki hubungan. Responden dihadapkan pada beberapa kata dan diminta untuk menilai dengan beragam kata sifat yang saling berlawanan pada skala dengan poin 5. Pemberian nilai pada skala poin 5 dilakukan pada kata 29

23 sifat evaluatif yang saling berlawanan, hal ini digunakan untuk mendefinisikan arti sebuah konsep pembagiannya pada poin dalam ruang semantik multidimensi. Keunggulan teknik Semantic Differential dibandingkan dengan metode pengskalaan lain adalah : a. Semantic Differential merupakan kombinasi tipe-tipe skala-skala penilaian dengan menggunakan analisa faktor. b. Metodenya fleksibel dan simpel untuk dilakukan, dikelola dan dinilai. c. Semantic Differential (SD) merupakan metode dengan subyek dari semua pembatasan skala-skala penilaian, kemungkinan memalsukan respon, menyetujui (tendensi untuk menempatkan nilai-nilai diposisi tengah) penandaan sebuah konsep diatas skala yang tak berarti. d. Nilai validitas dan reliabilitas dari skala Semantic Differential pada umumnya menunjukkan nilai yang valid dan reliabel yaitu menunjukkan koefisien hubungan sebesar 0,80 antara penilaian Semantic Differential dengan skala Thurstone, likert dan butman Analisa Faktor Analisa faktor adalah analisa statistik yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data oleh variabel asal. Sehingga analisa faktor merupakan metode yang digunakan untuk menyederhanakan hubungan yang kompleks dan hubungan bermacam-macam antara beberapa 30

24 variabel yang diteliti. Penyederhanaan ini dilakukan dengan cara membuka faktor-faktor yang bersama-sama menghubungkan variabel-variabel yang tidak berhubungan dan sebagai hasilnya faktor ini menyediakan pengetahuan kedalam struktur yang mendasari sebuah data. Tujuan dari analisa faktor adalah untuk menggambarkan hubungan-hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati, kuantitas random yang disebut faktor, (Johson dan Wichern, 2002). Istilah-istilah yang sering digunakan dalam proses analisa faktor adalah : a. Matrik korelasi anti image : Matrik hubungan parsial bagian antara variabel setelah analisis faktor, melambangkan derajad yang mana faktor-faktor itu saling menjelaskan hasilnya satu sama lain. b. Test kebulatan atau kelengkungan Bartllet : Model faktor yang mana faktor-faktornya berdasarkan Reduced Correlation Matrik (matrik hubungan menurun). Yaitu berhubungan dengan umum atau bersama dimasukkan pada diagonal matrik korelasi dan faktor-faktor ini berdasrkan hanya pada varian umum, dan varian yang spesifik dan error tidak termasuk didalamnya. c. Matrik korelasi : tabel menunjukkan interkorelasi diantara semua variabel. d. Pengukuran kecukupan sampling : mengukur perhitungan baik untuk seluruh matrik korelasi maupun masing-masing variable individual yang mengevaluasi ketetapan dalam menerapkan analisis faktor. Nilai diatas 0,50 baik untuk keseluruhan matrik maupun untuk variabel individual. 31

25 e. Analisis faktor R : menganalisis hubungan antara variabel atau menidentifikasi kelompok-kelompok variabel yang membentuk dimensi laten (faktor). adalah : Tujuan dari analisis faktor menggunakan matrik korelasi yang diperhitungkan 1. Mengidentifikasi jumlah faktor-faktor umum terkecil (contoh, model faktor yang paling hemat) yang menjelaskan dengan baik atau memberi keterangan tentang korelasi diantara indikator-indikator. 2. Mengidentifikasi solusi faktor yang paling masuk akal melalui rotasi faktor. 3. Memperkirakan muatan pola dan struktur, komunalitas (berhubungan dengan umum), dan varian variabel unik indikator-indikator. 4. Menyediakan sebuah interpretasi faktor-faktor umum. 5. Jika perlu, memperkirakan nilai-nilai faktor Kaiser Mayer Oikin (KMO) Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Hipotesis dari KMO adalah sebagai berikut : Hipotesis H0 : Jumlah data cukup untuk difaktorkan. 32

26 H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan. Statistik uji : KMO = p p 2 i=1 j=1 r ij p p r 2 p p ij + a2 i=1 j=1 i=1 j=1 ij...(2.3) i = 1,2,3,..., p dan j = 1,2,..., p rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan Quantifikasi Hayashi Tipe 1 Teori Quantifikasi Hayashi Tipe 1 merupakan metode efektif yang dapat menganalisa hubungan variabel kriteria yang mempunyai sifat kualitatif dan variabel penjelas yang memiliki satu kuantitas di lingkungan kita (Nagamachi, 1995). Sedangkan pada Kansei Engineering, Teori Quantifikasi Hayashi Tipe 1 berperan untuk menganalisa hubungan antara Kansei yang memiliki sifat kualitatif dan elemen-elemen desin yang memiliki sifat kuantitatif. Jadi, hal ini dapat digunakan sebagai sebuah metode regresi efektif dalam sistem Kansei Engineering. (Nagamachi, 1995). 33

27 2.5.6 Analisa Conjoint Sejak pertengahan tahun 1970 an, analisis Conjoint telah menarik perhatian yang besar sebagai sebuah metode teknik analisis yang digunakan untuk menetukan tingkat kepentingan yang relative berdasarkan presepsi pelanggan yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut-atribut produk terkait. Filosofi dari teknik analisis ini adalah setiap stimulus apa saja yang bisa berupa produk, merek atau barang yang dijual dipasar akan dievaluasi oleh konsumen sebagai suatu kumpulan atribut-atribut tertentu. Oleh karena itu, teknik ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk yang diluncurkan di pasar. Kegunaan dari analisa conjoint adalah sebagai berikut : 1. Menetukan tingkat kepentingan relatif atribut-atribut pada proses pemilihan yang dilakukan oleh konsumen. 2. Membuat estimasi pangsa pasar suatu produk tertentu yang berbeda tingkat atributnya. 3. Untuk menentukan komposisi produk yang paling disukai oleh konsumen. 4. Untuk membuat segmentasi pasar yang didasarkan pada kemiripan preferensi terhadap tingkat-tingkat atribut. Dalam menggunakan analisa conjoint ada beberapa langkah yang dilakukan, dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 34

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Anthropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Sedangkan menurut Nurmianto (1991) anthropometri adalah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antropometri Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian untuk perencanaan atau perancangan arsitektur atau kota dibagi dalam tiga kelompok yaitu survei, observasi dan arsip.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI ANTROPOMETRI PENGERTIAN Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI Antropometri Statis Antropometri Dinamis Antropometri statis pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

ANTHROPOMETRI NURJANNAH

ANTHROPOMETRI NURJANNAH ANTHROPOMETRI NURJANNAH Suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa dan kekuatan tubuh (Sritomo,2003). Satu kumpulan data numerik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK ENGINEERING DISETUJUI DAN DITERIMAH OLEH : DOSEN PEMBIMBING

HALAMAN PERSETUJUAN : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK ENGINEERING DISETUJUI DAN DITERIMAH OLEH : DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PERSETUJUAN NAMA : DEDI GUNAWAN NPM : 10. 322. 009 FAKULTAS PROGRAM STUDI JUDUL PROPOSAL : TEKNIK : TEKNIK INDUSTRI : INOVASI RANCANG BANGUN FIDEKS COMPACK WORKSTATION MENGGUNAKAN METODE KANSEI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh (ruang gerak),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Produk adalah suatu keluaran (out put) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transformasi) dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku (material

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124402/ Perancangan Produk Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN ULANG FASILITAS BELAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING (STUDI KASUS TK ISLAM SILMI SAMARINDA) Mifta Khurrohmah M, Dutho Suh Utomo, Lina Dianati Fathimahhayati

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

Tujuan penggunaan antropometri pemakai : ANTROPOMETRI Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok. Ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Perancangan Produk 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Perancangan dan pengembangan produk secara garis besar adalah rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisis dan peluang dan kemudian diakhiri dengan tahap produksi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Kansei Word. Langkah awal penentuan kansei word yaitu dengan memberikan beberapa gambar produk dopplet bookcase kepada penguji atau responden yang akan

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2) ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2) 2. Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang segala pertimbangan manusia (membahas kelebihan dan keterbatasan manusia), dan secara sistematis manfaat tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING Oleh: I Wayan Sukania iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur 1 PRODUCT PLANNING Produk Manufaktur Economic of scale Critical Mass Sales life Komponen khas produk Integrasi teknologi Diskrit dan fiscal Kandungan engineering Industrial Organization Global/regional

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Metode Penelitian Mulai Studi Pustaka Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Interview dan observasi untuk penentuan Kansei Word Penyebaran, Penyusunan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Novi Rustiana Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya E-mail: nrdewimath09@gmail.com

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil merek Toyota Kijang Innova di Bandar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Definisi Ergonomi Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara hakiki akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam suatu sistem kerja, Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan hendaknya selalu berpegangan pada prinsip ergonomis karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penentuan Kansei Word ini berdasarkan persepsi atau andangan penguji atau

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penentuan Kansei Word ini berdasarkan persepsi atau andangan penguji atau BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Kansei Word Langkah awal penentuan Kansei Word yaitu dengan memberikan beberapa gambar produk Workstation kepada penguji atau responden yang akan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi pendahuluan Studi pustaka Observasi Wawancara Perumusan Masalah Penentuan Tujuan serta Manfaat penelitian Batasan Masalah Penentuan populasi dan jumlah sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan deskripsi

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. ENGINEERING DESIGN PROCESS Engineering design process atau proses desain engineering merupakan proses atau tahapan dimana seorang engineer merancang sebuah produk/alat atau mesin

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

BAB 3. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal

BAB 3. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal 37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Metode Dasar Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan brand ban Accelera Elang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Perencanaan Produk Menurut Ulrich (2001) perencanaan produk adalah proses periodik yang mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk dijalankan. Rencana

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK DEFINISI KONSEP PRODUK Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anthropometri Tubuh Manusia 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Anthropometri Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pakaian yaitu Wellborn. Penelitian ini dilakukan di Oraqle sebagai distributor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang pernah

METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang pernah III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang pernah membeli atau menggunakan jasa PT JNE di kota Bandar Lampung. 3.2 Jenis Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAHAN SERUNDENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING JANRIKO SIREGAR Program Studi Teknik Industri, Universitas TanjungPura. janriko_siregar@yahoo.com Abstrak- Buah kelapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut sugiyono (2012:14), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawanya

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. SS Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan sepatu dan sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik 15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Alat Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan, yaitu: 1. Berorientasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah penelitian. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Home industry, home yang memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang ataupun perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci