TC125 Indonesia TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri Tampak Kanan BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TC125 Indonesia TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri Tampak Kanan BE BIKER, BE BROTHER & BE SAFE!!"

Transkripsi

1 TAMPILAN THUNDER 125 Tampak Kiri Tampak Kanan 1

2 DATA SPESFIFIKASI DIMENSI DAN BERAT KERING Panjang keseluruhan Lebar keseluruhan Tinggi keseluruhan Jarak sumbu roda Jarak terendah ke lantai Jarak ketinggian tempat duduk Berat kering 1945 mm 735 mm 1070 mm 1265 mm 160 mm 750 mm 122 kg MESIN Jenis 4-Langkah, pendingin udara, OHC Cylinder 1 (Tunggal) Diameter 57.0 mm Langkah piston 48.8 mm Isi cylinder 124 cm 3 Perbandingan kompresi 9.2 : 1 Karburator MIKUNI BS26SS Saringan udara Elemen Busa Polyurethane Sistem starter Listrik Sistem pelumasan Terendam (wet sump) TRANSMISI Kopling Basah, manual, plat majemuk Transmisi 5 Percepatan Pola pemindah gigi 1 Ke bawah, 4 Ke atas Reduksi awal (59/17) Reduksi akhir (45/14) Perbandingan gigi, rendah (33/11) Ke (26/14) Ke (26/19) Ke (24/21) Top (22/23) Rantai penggerak KMC 428H 118 mata 2

3 KELISTRIKAN Jenis pengapian Pengapian elektronik (Transistor) Saat pengapian 13 o TMB sebelum 1950 r/min 32 o TMB diantara r/min 29.9 o TMB diantara r/min 34.1 o TMB diatas 9000 r/min Busi NGK CR8E, NIPPON DENSO U24ESR-N Battery 12V 28.8 kc 7Ah 10HR Sekering 10A, 15A Lampu utama 12V 35W/35W Lampu rem/belakang 12V 5W/21W Lampu sein 12V 21W Lampu indikator sein 12V 2W X 2 Lampu indikator netral 12V 2W Lampu speedometer 12V 3W Lampu Tachometer 12V 3W Lampu kapasitas bensin 12V 3W Lampu indikator dim 12V 2W Lampu posisi 12V 5W Indikator posisi gigi 12V 2W SASIS Suspensi depan Teleckopic, pegas spiral, bantalan oli Suspensi belakang Lengan ayun, bantalan oli, 5 tingkat penyetelan pegas Sudut kemudi 42 o (kanan dan kiri) Caster 64 o 30 Trail 90 mm Radius Putar 2.1 m Rem depan Disc Rem belakang Tromol Ban depan 80/ PR Ban belakang 90/ PR KAPASITAS Tangki bensin, termasuk cadangan Cadangan Oli mesin Oli suspensi depan 14 L 2.0 L 1100 ml 150 ml Catatan : Spesifikasi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu 3

4 KONSEP DESAIN Suzuki Thunder 125 adalah model sepeda motor sport touring 4 langkah (4 stroke light touring sport) dengan kapasitas mesin 125 CC. Model ini diciptakan untuk memenuhi selera laki-laki sejati yang mengutamakan style dalam bermotor. Umur antara tahun. Pekerjaan karyawan dan mahasiswa dengan personal style modern dan dynamic. Desain yang sporty, mesin sport 4 langkah dangan kapasitas 125 CC dilengkapi Real Electric Starter, Real Double Piston Disk Brake, Real Casting Wheel, Real Multi Reflektor Head Lamp, Real Aluminum Trail Grip dan daya tahan yang tinggi serta harga yang kompetitif merupakan gaya sejati bagi Thunder 125. It s The Real Style 4

5 PENAMPILAN 1. Sepeda Motor Sport Touring dengan Penampilan Kekar. Thunder 125 dikonsepkan sebagai sepeda motor sport touring yang simple, ekonomis/irit dan tangguh. Produk ini memang dikeluarkan karena keinginan konsumen terhadap produk Suzuki yang berkonsep sport touring dengan harga kompetitif. 2. Stylish Panel Instrument Panel instrument berkesan stylish, sporty dan mudah dibaca saat berkendara. Panel instrument terdiri dari Speedometer dan Tachometer dengan warna dasar putih dan hitam, angka berwarna putih sedangkan jarum penunjuk berwarna oranye menyala. Juga terdapat indikator Gear position, indikator lampu sein, indikator lampu jauh dan fuel meter. 3. Head Lamp Diamond - Eye Type Head lamp berbentuk bulat dengan desain multi reflector diamond eye memberikan cahaya terang dan dilengkapi dengan lampu senja. 4. Aluminum Die Casting Wheel Roda belakang dan akan menggunakan Aluminum Die Casting yang menarik, ringan dan kuat untuk kestabilan pengndalian dan kenyamanan berkenadara. 5. Tail Grip Tail Grip Aluminum yang fungsional dipasang di bagian belakang menambah sporty tampilan keseluruhan. 5

6 MESIN Mesin Thunder 125 memiliki desain yang maju yang memberikan keuntungan pada kecepatan akselerasi, peningkatan tenaga dan pengendalian yang mantap. Disamping itu juga mesin Thunder 125 menawarakan ketahanan yang tinggi, perawatan mudah dan sangant ekonomis. 1. Mesin 4 Langkah 2. Kapasitas mesin 125 Cm 3 3. Karburator Mikuni BS 26 SS 4. Torsi didapat pada rpm rendah dan menengah 5. Alumunium Cylinder 6. Silent Cam Chain 7. Oil filter yang mudah diganti 8. Saringan Bensin 9. Oil Filter 10. Oli Sump Filter 11. Pengapian transistor 6

7 ENGINE CUT MODEL 7

8 PENGENDALIAN, KENYAMANAN DAN PEMAKIAN YANG PRAKTIS Thunder 125 didesain sebagai kombinasi kenyamanan dan kemudahan dengan kemampuan manuver dan pengendalian yang baik pada setiap situasi jalan. 1. Electric Starter Dilengkapi electric starter untuk memudahkan dalam menghidupkan mesin. 2. Transmisi Dengan Lima Tingkat Kecepatan Dengan Pola Pemindahan Return Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan dan torsi. 3. Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar berkapasitas 14 liter termasuk cadangan sebanyak 2 liter yang memungkinkan perjalanan jarak jauh. 4. Rangka Pipa Tubular Dengan Konstruksi Diamond Kunci dari pengedalian yang baik adalah rangka yang ulet tetapi ringan dan konstruksi diamond dirancang untuk mendapatkan kemampuan diatas yakni ringan dan ulet. 5. Suspensi Dengan Lima Tingkat Penyetelan Pagas suspensi belakang dapat disetel (lima posisi penyetelan) sesuai dengan keinginan pengendara, beban muatan, cara pengendaraan dan kondisi permukaan jalan. Posisi pertama menghasilkan pegas yang lebih lunak dari pada posisi ke lima. Pegas disetel pada posisi ke dua saat dikirim dari pabrik. 6. Foot Rest Depan Dipasang rubber Mount untuk kenyamanan pengendara 8

9 7. Dimmer Switch Saklar dimmer yang terletak di sebelah kiri kemudi pada Thunder 125 menjadi satu dengan saklar lampu sein, sehingga dalam satu saklar mempunyai dua fungsi, yang pertama berfungsi untuk mengoperasikan lampu jauh/dekat sedangkan yang kedua berfungsi untuk mengoperasikan lampu sein kiri/kanan. 9

10 INFORMASI UMUM 1. Lokasi Nomor Seri Nomor rangka terletak dibagian pipa kemudi sebelah kiri sedangkan nomor mesin terletak di bagian cranckcase sebelah kiri. 2. Bahan Bakar Dan Oli Yang Disarankan a. Bahan Bakar Pergunakanlah bensin yang berkadar oktan 90 atau lebih ( Metoda Riset ), dan yang lebih baik lagi bensin tanpa timbal dan kadar timbalnya rendah. b. Oli Mesin Pergunakan oli mesin dengan klasifikasi API service SF atau SG dengan tingkat kekentalan SAE 10W Bila SAE 10W - 40 tidak tersedia, pilihlah alernatif lain sesuai tabel dibawah ini : SAE W/50 10W/50 10W/30 20W 10W TEMP C F

11 3. Prosedur Pemakaian Awal Saat dibuat, sepedamotor ini menggunakan bahan/material pilihan dan semua parts dibuat dengan standar kualitas yang tinggi namun bagian-bagian yang bergerak dan saling berhubungan masih memerlukan proses penyesuaian sebelum mesin tersebut dapat dioperasikan secara maksimum. Kemampuan dan daya tahan mesin tergantung dari penanganan dan perawatan pada pemakaian awal. Berikut adalah penjelasan secara umum : Perhatikan batas kecepatan pada masa pemakaian awal 800 km pertama Kurang dari Rpm Sampai dengan km Lebih dari km Kurang dari Rpm Kurang dari Rpm Setelah menempuh jarak km, sepedamotor sudah dapat dipergunakan dengan tarikan gas sepenuhnya, tetapi jangan melewati Rpm. Jangan menggunakan kecepatan konstan pada masa pemakaian awal. Gunakan kecepatan yang beragam / bervariasi. 11

12 CYLINDER HEAD TDCC (Twin Dome Combustion Chamber) Cylinder Head Thunder 125 terbentuk dari alumunium tuang yang memiliki disipasi panas sempurna. Karakter bentuk dua kubah bola ini dapat meningkatkan efek kecepatan tinggi pada campuran gas segar yang masuk dan sisa pembakaran (gas buang). 12

13 VALVE TIMING Timing katup (Valve Timing) adalah saat membuka dan menutupnya katup pemasukkan dan pembuangan. Membuka dan menutupnya katup digerakkan oleh camshaft. Seperti port timing pada mesin 2 langkah, valve timing pada mesin 4 langkah sangat menetukan hasil kerja mesin karena ha ini sebagai pengatur saat pemasukkan dan pembuangan Pemasukan Buka : 35º sebelum T.M.A Tutup : 57º setelah T.M.B Pembuangan Buka : 56º sebelum T.M.B Tutup : 24º setelah T.M.A Sudut Overlap Katup : 59º Keausan pada cam sering disebabkan oleh kinerja katup yang lemah sehingga mengakibatkan berkurangnya tenaga mesin. Batas pemakaian cam ditentukan oleh ketinggian cam intake dan exhaust, yang diukur dengan menggunakan mikrometer. Bila ketinggian cam sudah tidak sesuai spesifikasi, ganti camshaft dengan yang baru. Ketinggian cam Tinggi cam Batas pemakaian Intake cam mm Exhaust cam mm 13

14 PEGAS KATUP Pegas yang digunakan berpasangan, biasanya permukaan lebih renggang terpasang di bagian atas. Untuk menjaga agar pegas tidak bertautan, penempatan pegas dengan arah ulir. Valve spring berfungsi untuk menutup katup. Pada Thunder 125 digunakan valve spring ganda untuk mencegah timbulnya valve floating dan mengurangi valve surging. Panjang pegas katup ( saat bebas ) Pegas INNER OUTER Batas pemakaian 31.2 mm 33.6 mm Tegangan pegas katup Pegas INNER OUTER Standar kg/26.78 mm kg/29.78 mm 14

15 TOP KOMPRESI Posisi top kompresi pada sepeda motor sangat diperlukan terutama bila akan melakukan penyetalan atau ingin melakukan pembongkaran mesin. Pada Thunder 125 posisi Top kompresi di dapat dengan cara-cara sebagai berikut : Posisi top Lepaskan cap bagian kiri penutup cylinder head. Lepaskan cap bagian kanan penutup cylinder head. Lepaskan busi, cap lubang pemeriksa katup dan penutup lubang pemeriksaan timing. Lepaskan cap magneto cover dan putarlah rotor magneto dengan menggunakan kunci sock 14 mm untuk menyetel piston agar berada pada posisi TMA ( Titik Mati Atas ) pada langkah kompresi. ( Putarlah rotornya sampai garis I berada di tengah lubang cover cranckcase ). Lubang pin pad cam driven sprocket harus berada di atas. 15

16 KERENGGANGAN KATUP Kerenggangan katup terdapat di antara ujung tangkai katup dan sekrup penyetel pada rocker arm. Bila kerenggangannya melebihi batas, akan mengakibatkan timbulnya bunyi. Bila kerenggangan katup terlalu kecil, katup tidak dapat duduk dengan tepat dan mengakibatkan gas bocor sehingga tenaga yang dihasilkan tidak maksimum. Hal yang paling buruk dengan kerenggangan katup terlalu kecil adalah katup akan menyentuh kepala piston dan dapat mengakibatkan kerusakan pada keduanya yakni katup dan piston. Pada penyetelan katup IN, lakukan seperti biasa. Pada katup EX terdapat pegas pengembali (return spring) pada bagian rocker arm, sehingga saat melakukan penyetelan, rocker arm harus diungkit dengan obeng sambil memasukkan thickness gauge antara adjusting screw dan tangkai katup. Kerenggangan katup : Intake : Exhaust : Catatan : Ketika mengukur atau menyetel kerenggangan katup, laksanakan ketika mesin dingin. 16

17 PISTON DAN RING PISTON 1. Piston Ukur diameter luar piston dengan mikrometer pada posisi 10 mm dari tepi bawah piston. Bila diameternya kurang dari batas yang diijinkan, ganti piston. Batas pemakaian piston adalah mm 2. Ring-Ring Piston Mesin ini dilengkapi dengan tiga ring yang di tempatkan pada piston untuk menahan piston pada tempatnya dan mencegah oli masuk ke ruang pembakaran dan menyebarkan panas ke dinding silinder ketika menerima panas, disamping tugas utama sebagai penyekat kompresi (sealing effect). Celah ring piston saat bebas Ring Standard Batasan Ke mm 5.6 mm Ke mm 4.8 mm Side rail Spacer 45 E X 45 Side rail Celah ring piston didalam silinder Ring Standard Batasan Ke mm 0.32 mm 0.50 mm TOP 45 I N 45 2nd Ke mm 0.32 mm 0.50 mm Ring pertama dan ring kedua, bentuk permukaannya berbeda. Ring pertama permukaannya dilapisi chrome, sedangkan ring kedua tidak dilapisi chrome. Warna ring kedua terlihat lebih gelap daripada ring pertama 17

18 TEKANAN KOMPRESI Tekanan kompresi Standard : KPa / Kg/Cm 2 Batas : 800 Kpa / 8.0 Kg/Cm 2 Mengukur tekanan kompresi dengan menggunakan Compression Gauge pada putaran mesin kira-kira menapai r/min. Hal tersebut menunjukkan kondisi mesin. RANTAI CAM DAN SPROCKET CAM Camshaft digerakkan oleh putaran crankshaft diteruskan oleh cam drive chain dan sprocket yang terdapat pada masing-masing shaft. Rantai yang digunakan jenis silent type. Gigi Camshaft : 34 gigi Gigi Crankshaft : 17 gigi SILENT TYPE ROLLER TYPE 18

19 PENGATUR TEGANGAN RANTAI OTOMATIS Mekanisme pengatur tegangan rantai otomatis adalah semacam rachet. Pada tipe ini menjamin tegangan rantai tidak berubah/tetap dan berfungsi untuk meredam kekenduran pada rantai (menghilangakan bunyi). Rachet 19

20 KOPLING Thunder 125 menggunakan kopling manual jenis inner push plat majemuk. Spring menekan pressure plate sehingga drive plate dan driven plate saling berhubungan dan memindahkan gaya dari poros engkol ke transmisi (lihat hal 23 mengenai Power Train). Yang perlu di perhatikan adalah pada saat pemasangan push rod jangan sampai terbalik, lihat gambar. 20

21 PERPINDAHAN TENAGA CRANKSHAFT PRIMARY DRIVE GEAR PRIMARY DRIVEN GEAR CLUTCH HOUSING CLUTCH DRIVE PLATE CLUTCH DIRVEN PLATE CLUTCH SLEEVE HUB COUNTER SHAFT DRIVE GEAR DRIVEN GEAR DRIVE SHAFT ENGINE SPROCKET DRIVE CHAIN REAR WHEEL 21

22 KARBURATOR Thunder 125 menggunakan karburator Constan velocity Mikuni tipe BS. Pada karburator tipe ini kecepatan aliran udara dipertahankan tetap. Berdasarkan sistem katup/throttle, karburator dibagi menjadi dua tipe yaitu : tipe VM dan BS. Secara konstruksi umum tipe VM dan BS sama kecuali dalam hal throttle valve dan piston valve. Perbedaan kedua tipe karburator tersebut adalah : Tipe VM : Respon cepat pada saat awal ( detik) dengan pengendalian yang tepat oleh pengendara. Tipe BS : Pada awal akselerasi, respon tidak secepat tipe VM namun demikian akselerasi yang halus dapat dicapai walau pengoperasian throttle valve kasar. Hal ini dikareanakan kontrol vakum piston valve. Cara kerja karburator tipe BS sama seperti yang terdapat pada Thunder 250, FXR 150, FU 125 dan FU 150 SC. 22

23 KONSTRUKSI KARBURATOR B E D C A ITEM SPECIFICATION ITEM SPECIFICATION Carburetor Type MIKUNI BS26SS Jet Needle (J.N) B 4DH41-2 nd Bore Size 26 Needle Jet (N.J) C P-0 (390) I.D.No Pilot Jet (P.J) D #12.5 Idle r/min 1450 ± 50 R/min Starter Jet (S.J) #37.5 Flat Height 29 ± 0.5 Pilot Screw (P.S) PRE-SET (2.5/8 turn out) Main Jet (M.J) A # 110 Pilot Air Jet (P.A.J) E Ø 1.25 Main Air Jet (M.A.J) 0.6 Throttle Cable Play

24 KERJA DIAPHRAGMA DAN PISTON Venturi pada daerah melintang pada karburator tipe BS membesar dan mengecil secara otomatis karena gerakan katup piston 1. katup piston bergerak menurut tekanan negative di bawah aliran venturi A. Tekanan negative terjadi di dalam ruang diafragma 2. memalui lubang kecil (orifice) 3 yang berada di katup piston 1. Tekanan negative lebih besar dari gaya pegas 4 yang menyebabkan katup piston 1 terangkat ke ruang diafragma dan mempertahankan aliran udara dalam venturi. Dengan demikian aliran udara pada saluran venturi dapat pertahankan tetap konstan untuk memperbaiki pengabutan bahan bakar. Perbandingan bahan bakar udara tetap sesuai dengan putaran mesin. 24

25 SISTEM PELUMASAN 25

26 DENAH SISTEM PELUMASAN CAMSHAFT JOURNAL AND CAM FACE CONROD SMALL END ROCKER ARM SHAFT CAM CHAIN CYLINDER WALL CONROD WALL END BEARING CLUTCH RELEASE CAM DRIVESHAFT BEARING COUNTERSHAFT BEARING OIL FILTER DRIVESHAFT AND GEARS COUNTERSHAFT AND GEARS OIL PUMP PRIMARY DRIVEN GAER SPACER SUMP OIL CLUTCH PLATES OIL PAN 26

27 SISTEM PENGAPIAN Pada sistem pengapian full transistor, saat kunci kontak ON arus listrik dari accu mengalir ke ignitor unit, saat rotor tidak berputar (mesin tidak hidup) potensial listrik pada basis transistor tinggi sehingga transistor aktif dan arus mengalir dari accu ke kumparan primer ignition coil. Saat mesin hidup (rotor berputar), timbul arus bolak-balik pada pick-up coil yang brupa gelombang sinyal yang berubah dari (+) ke ( ) seperti ditunjukkan pada gambar. 27

28 Apabila sinyal arus bolak-balik (+), potensial listrik pada basis juga (+) sehingga transistor tetap dalam kondisi ON yang juga berarti arus listrik dari kolektor mengalir ke emitor melalui kumparan primer ignition coil. Tetapi sebaliknya apabila sinyal arus bolak-balik (-), potensial listrik pada basis juga (-), sehingga transistor dalam kondisi OFF yang berarti arus diputus secara mendadak (dari kolektor ke emitor atau kumparan primer ignition coil) yang menibulkan indukso pada kumparan sekunder ignition coil. Hal inilah yang menciptakan bunga api. 28

29 Sistem Pengapian Elektronik Transistor Sistem pengapian Thunder 125 menggunakan sistem pengapian Elektronik Transistor. Pengapian elektronik ini meminimalkan ketidakteraturan waktu pengapian dan memperbaiki performa pengapian pada putaran tinggi. Beberapa fungsi ignitor : (1). Mengontrol pemajuan (advance) waktu pengapian Mengontrol waktu pengapian dalam merespon putaran mesin (lihat Fig.1). (2). mengontrol Closing Angle Saat mesin berputar pada kecepatan rendah, periode conducting (closing angle) transistor berkurang sehingga pemakaian energi berkurang. Saat putaran mesin tinggi, periode conducting (closing angle) meningkat untuk mencegah voltase ignition coil turun (lihat Fig. 2 dan 3). 29

30 PICK-UP Coil Gunakan pocket tester (skala R x 10 Ω), ukur tahanan diantara kabel-kabelnya sesuai tabel berikut. Tahanan B H Pick-up coil Kira-kira Ω Tahanan Charging coil K K Kira-kira 0,5 2,0 Ω 30

31 Ignitor Dengan pocket tester (skala R x 1kΩ) ukur nilai tahanan diantara terminalterminalnya sesuai tabel berikut KATUB TESTER ( + ) KATUB TESTER (-) 1 Kira-kira Kira-kira Kira-kira Kira-kira Kira-kira Kira-kira ~ ~ ~ Ignition coil Periksa ignition coil dengan elektro tester. Periksa performa pengapian ignition coil. Untuk kondisi pengetesan lihat gambar. Pastikan ketiga jarum penunjuk berjarak minimal 8 mm. Periksa ignition coil dengan pocket tester. Nilai tahanan Ignition Coil O/P P Primer Kira-kira Ω Cap busi O/P Sekunder Kira-kira TG 30 KΩ 31

32 SISTEM PENGISIAN Sirkuit sistem pengisian terdiri dari generator AC, Regulator / Rectifier dan batere. Arus AC yang dihasilkan generator AC dikonversikan oleh rectifier dan dirubah menjadi arus DC kemudian mengisi battery. Saat putaran mesin rendah dan tegangan yang dihasilkan oleh generator AC lebih rendah daripada teagangan yang diatur oleh regulator, regulator tidak berfungsi, arus yang dihasilkan mengisi battery secara langsung. 32

33 Bila putaran mesin bertambah, tegangan yang dihasilkan oleh generator AC juga meningkat dan tegangan antara titik A dan B pada regulator menjadi tinggi dan ketika mencapai nilai tegangan yang sesuai unit control, unit control berada pada kondisi ON. Kemudian SCR mengatur arah titik A ke titik C. Pada kondisi seperti ini arus dari generator AC mengalir melalui SCR tanpa mengisi batere dan kembali ke generator AC lagi. Akhirnya, ketika arus AC dari generator AC mengalir ke titik B, arus balik mengalir ke SCR, sehingga sirkuit SCR berubah ke posisi OFF dan mulai mengisi batere kembali. Jadi dengan demikian tegangan pengisian ke batere terjaga konstan / stabil dan mencegah terjadinya kelebihan pengisian / overcharging. 33

34 Pemeriksaan Hasil Pengisian Hidupkan mesin dan tahan pada putaran rpm. Dengan pocket tester, ukur tegangan DC antara kutub batere + dan - Bila nilai tegangan dibawah 13.5 V atau diatas 16.0 V, periksa unjuk kerja generator AC tanpa beban dan regulator / rectifier. Standar hasil pengisian 13.5 V 16.0 V pada rpm Unjuk Kerja Generator AC Tanpa Beban Lepaskan sambungan ketiga buah kabel dari terminal generator AC. Hidupkan mesin dan tahan pada putaran rpm. Dengan pocket tester, ukur tegangan AC diantara ketiga kabel. Bila tegangannya dibawah 70V, artinya generator rusak. Standar unjuk kerja tanpa beban Lebih dari 70 V (AC) pada rpm Regulator / Rectifier Gunakan pocket tester ( skala x 1k Ω ), ukur nilai tahanan diantara kabel-kabel sesuai tabel berikut. Bila tahanannya tidak sesuai, ganti regulator / rectifier. KATUB TESTER ( + ) M H H H H/P KATUB TESTER (-) M H H H H/P

35 SISTEM STARTER Gambar dibawah ini adalah diagram sistem starter yang terdiri dari motor starter, relay, sakelar pemutus arus, kunci kontak, tombol starter dan batere. Dengan menekan tombol starter ( terletak dikemudi bagian kanan ) relay bekerja sehingga motor starter terhubung dengan batere. Motor starter membutuhkan arus 80 ampere untuk menghidupkan mesin Starter Relay S. Button Ig. Switch ON Fuse Engine Kill Switch RUN Starter Motor 35

36 WIRING HARNESS DIAGRAM 36

37 SPECIAL TOOLS ITEM PART NO. PART NAME Snap ring pliers (opening type) Snap ring pliers (closing type) Impact driver set Verniers calipers (150 mm) Micrometer (25-50mm) Micrometer (50-75mm) Micrometer (0-25mm) Cylinder gauge set Dial gauge 1/ Magnetic stand Thickness gauge V-block Pocket tester Electro tester Hydro tester Conrod holder Crankshaft installer Piston pin puller "T" Type Hexagon wrench (5 mm) Oil seal remover Bearing installer Bearing installer Compression pressure adaptor Compression gauge Oil pressure gauge Valve spring compressor Valve seat cutter set Solid pilot (N ) Valve seat cutter 15º(N-121) Valve seat cutter 45º (N-122) Valve seat cutter 30º (N-126) Reamer handle Reamer 5.0 mm Reamer 10.8 mm Valve guide installer Tweezers 37

38 ITEM PART NO. PART NAME Tappet adjust driver Crankcase separating tool/crankshaft remover Clutch sleeve hub holder Bearing puller Bearing installer set Rotor remover slide shaftf Attachment Rotor and sprocket holder Rotor holder Steering stem nut socket wrench "T" handle Attachment "D" Fork oil seal installer Bearing Installer Steering race installer Fork oil level gauge 38

39 39

40 40

41 41

42 JALUR KABEL LISTRIK, KABEL DAN SELANG 42

43 MOMEN PENGENCANGAN MESIN Bagian Kg.m N.m Baut tutup cylinder head Baut camshaft sprocket Mur cylinder head ø 8 mm Mur cylinder head ø 6 mm Mur cylinder ø 6 mm Mur Magneto rotor Mur primary drive gear/oil pump drive gear Mur clutch sleeve hub Baut pembuangan oli mesin Mur engine sprocket Baut engine mounting ø 8 mm (A 80 mm length) Baut engine mounting ø 8 mm (B yang lainnya) Mur pipa exhaust Baut pemegang knalpot Baut kopling starter

44 SASIS Bagian Kg.m N.m Mur as roda depan Baut batang peredam garpu Baut pemegang garpu depan atas Baut pemegang garpu depan bawah Baut kepala batang kemudi Baut clamp handlebar Baut pemegang master cylinder rem depan Baut pemegang caliper rem depan Baut selang rem depan Katup pembuangan udara caliper rem depan Baut cakram rem Mur as lengan ayun Baut pijakan kaki depan Mur batang pemegang panel rem belakang (depan & belakang) Mur pemegang shock absorber belakang (atas & bawah) Mur as roda belakang Mur sprocket belakang Mur tuas cam rem belakang Baut tutup garpu depan

45 TABEL MOMEN PENGENCANGAN Diameter Baut dengan tanda 4 atau baut konvensional Baut dengan tanda 7 (mm) Kg.m N.m Kg.m N.m

46 DATA SERVIS KATUP DAN BOS KATUP unit : mm BAGIAN STANDARD BATASAN Diameter katup IN EX Kerenggangan katup IN (saat dingin) EX Diameter dalam pengarah katup IN & EX Diameter luar tangkai katup IN EX Penyimpangan tangkai katup IN & EX Ketebalan kepala katup IN & EX Panjang ujung tangkai katup IN & EX - 2 Lebar dudukan katup IN & EX Penyimpangan kepala katup IN & EX Panjang pegas katup saat bebas INNER OUTER Tegangan pegas katup Kg INNER - pada panjang mm Kg - OUTER pada panjang mm KEPALA SILINDER + CAMSHAFT BAGIAN STANDARD BATASAN Ketinggian cam IN EX - 33 Diameter journal camshaft IN & EX Penyimpangan camshaft IN & EX Jarak 20 mata rantai cam Diameter dalam rocker arm IN & EX Diameter luar as rocker arm IN & EX Kelengkungan kepala silinder Kelengkungan tutup kepala silinder

47 SILINDER + PISTON unit : mm BAGIAN STANDARD BATASAN Tekanan kompresi kpa 800 kpa ( kg/cm²) (8.0 kg/cm²) Kerenggangan piston ke silinder Diameter silinder Diameter piston Diukur 10 mm dari bawah Penyimpangan silinder PISTON + RING PISTON BAGIAN STANDARD BATASAN Jarak ujung ring piston 1st N Kira-kira nd N Kira-kira Jarak ujung ring piston 1st nd Kerenggangan ring piston 1st dengan alurnya 2nd st Lebar alur ring piston 2nd Oli Ketebalan ring piston 1st nd Diameter lubang pin piston Diameter luar pin piston CONROD + CRANKSHAFT BAGIAN STANDARD BATASAN Diameter lubang conrod ujung kecil Kelengkungan ujung kecil - 3 Celah sisi ujung besar conrod Lebar ujung besar conrod Lebar crankshaft 53.0 ± Penyimpangan crankshaft POMPA OLI BAGIAN STANDARD BATASAN Perbandingan reduksi pompa oli (30/15) - Tekanan oli Diatas 10 kpa (0.1 kg/cm²) Dibawah 30 kpa (0.3 kg/cm²) - pada 3000 r/min 47

48 KOPLING unit : mm BAGIAN STANDARD BATASAN Jarak main kabel kopling 4 - Sekrup pembebas kopling 1/4-1/2 putaran balik - Ketebalan kampas kopling Lebar kuku kampas kopling Ketebalan plat kopling 1.60 ± Distorsi plat kopling Panjang pegas kopling saat bebas TRANSMISI + RANTAI PENGGERAK BAGIAN STANDARD BATASAN Perbandingan reduksi awal (59/17) - Perbandingan reduksi akhir (45/14) - Rendah (33/11) - 2nd (26/14) - Perbandingan gigi 3rd (26/19) - 4th (24/21) - Top (22/23) - Celah antara garpu pemindah dengan alurnya No.1 & Lebar celah garpu pemindah No No Ketebalan garpu pemindah No.1 & No No Panjang countershaft 88.0 ± Tipe KMC 428 H - Rantai penggerak Panjang Panjang 20 pitch 259 Ketegangan rantai

49 KARBURATOR unit : mm BAGIAN SPESIFIKASI Jenis Karburator MIKUNI BC26SS Diameter Karburator 26 No. ID Stasioner 1450 ± 50 r/min Tinggi pelampung 29 ± 0.5 Main jet (M.J.) # 110 Main air jet (M.A.J.) 0.6 Jet needle (J.N.) 4DH41-2nd Needle jet (N.J.) P - 0 (390) Pilot jet (P.J.) # 12.5 Stater jet (S.J.) # 37.5 Pilot screw (P.S.) PRE - SET 2 ⅝ Putaran balik Pilot air jet (P.A.J.) ø 1.25 Jarak main kabel gas KELISTRIKAN BAGIAN SPESIFIKASI CATATAN Waktu Pengapian 13 TMB dibawah1950 r/min 32 TMB diantara r/min 29.9 TMB diantara r/min 34.1 TMB diatas 9000 r/min Type NGK CR8E Busi N.D U24ESR-N Gap Daya pengapian Diatas 8 pada 1 atm Primer P - O/P Tahanan kumparan pengapian Kira-kira Ω Sekunder Tutup busi - O/P Kira-kira Ω Pick up B - H Tahanan kumparan magnet Kira-kira Ω Pengisian K - K Kira-kira Ω Generator tegangan rendah Lebih dari 70 V (AC) pada 5000 r/min Tegangan regulator pada 5000 r/min Tahanan starter relay Kira-kira 3-4 Ω Tipe GM7Z-A Kapasitas 12 V 28.8 kc (7 Ah)/10 HR Battery Berat 1280 pada 20 C (68 F) jenis Sekring 10 A, 15 A 49

50 REM + RODA unit : mm BAGIAN STANDARD BATASAN Jarak main pedal rem belakang Tinggi pedal rem 10 - Ketebalan rem cakram Front 4.0 ± Penyimpangan rem cakram Front Diameter rem cakram Front Diameter piston master cylinder Front Diameter cylinder caliper rem Front Diameter piston caliper rem Front Diameter dalam teromol rem Rear Ketebalan lining rem Rear Kelengkungan as roda Front Rear Ukuran ban Front 80/ PR - Rear 90/ PR - Kedalaman gurat ban Front Rear SUSPENSI BAGIAN STANDARD BATASAN Langkah garpu depan Panjang bebas pegas garpu depan Ketinggian oli garpu depan Pergerakan suspensi depan 75 - Penyimpanagan as lengan ayun BAHAN BAKAR + OLI BAGIAN SPESIFIKASI CATATAN Jenis bahan bakar Pergunakan bensin yanmempunyai Kapasitas tangki bensin + cadangan Cadangan Tipe dan tingkat kekentalan oli mesin Kapasitas oli mesin nilai oktan atau lebih 14 L 2.0 L SAE 10 W/40 SF atau SG Penggantian 1100 ml Ganti saringan 1150 ml Pembongkaran 1350 ml Jenis oli garpu depan oli garpu # 10 Kapasitas oli garpu depan 150 ml 50

51 TEKANAN BAN PEMAKAIAN NORMAL TEKANAN BAN SAAT DINGIN SENDIRI BONCENGAN Kpa Kg/cm 2 Psi Kpa Kg/cm 2 Psi Depan Belakang

Be Biker, Be Brother & Be Safe!

Be Biker, Be Brother & Be Safe! thunder125@yahoogroups.com thunder125@yahoogroups.com thunder125@yahoogroups.com ΤΗΥΝ ΕΡ 125 PENGANTAR Suzuki sekali lagi mengembangkan sebuah sepedamotor Spor terbarunya, berkapasitas 125 cc 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

LAMPIRAN A Pohon Keputusan 72 LAMPIRAN A Pohon Keputusan Identifikasi Kerusakan pada motor Yamaha V-ixion B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110 B120 B130 B140 B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Sepeda Motor Kode Soal : 1316 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRACT... ix INTISARI... x DAFTAR

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT ALAT UKUR I. DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Uraian Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm Apabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman

DAFTAR ISI. Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman DAFTAR ISI Nama Barang Halaman Nama Barang Halaman 420 ( Rantai ) 01 Colboster Set 18 428 ( Rantai ) 01 Clutch One Way 18 520 ( Rantai ) 01 Cop Busi 18-19 Advenser 01 Cop CDI 19 Angker Dinamo Stater 01-02

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF

PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF Supriyono 1*, Muh.Arifin 1, Qomaruddin 2 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

FRAME F - 1. Dimention (mm) No. Notes. l/w (_ ) HARNESS, WIRE

FRAME F - 1. Dimention (mm) No. Notes. l/w (_ ) HARNESS, WIRE F - AME No..... Part Number Part Name Qty HP F-R&X F 00 00 BODY COMP, AME RANGKA HP F-R&X F 0068 00 HARNESS, WIRE KABEL BODY HP F-R&X F 00 00 COVER SET, RR. STANDING PANGKON TUTUP COVER, BODY HP F-R&X

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Mesin uji yang akan menggunakan cylinder head, cylinder dan crankshaft

III. METODOLOGI PENELITIAN. Mesin uji yang akan menggunakan cylinder head, cylinder dan crankshaft III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang akan menggunakan cylinder head, cylinder dan crankshaft sepeda motor Honda Supra X 125 dalam

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Identifikasi Engine Honda Beat PGM-FI Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder head (mekanisme katup) : Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Honda Tipe Absolute Revo Produksi Tahun 2009 Secara umum tipe motor Honda Absolute Revo ini seperti halnya kebanyakan jenis motor di pasaran, dengan menggunakan sistim

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pengukuran dan analisis tugas akhir sebagai berikut : 3.1.1 Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan ini kurang

Lebih terperinci

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN 4.1. Data Sebelum Dilakukan Overhoul. Sebelum melakukan proses overhoul atau pembongkaran mesin, terlebih dahulu melakukan pengujian dan pengambilan data awal

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mesin Secara umum, mesin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi (air, panas, listril, dll) menjadi sebuah tenaga penggerak (mekanik). Mesin motor termasuk mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR TEORI SECARA UMUM SISTIM SUSPENSI Sistim suspensi biasanya ditempatkan diantara frame dan poros roda. Pada umumnya dilengkapi dengan shock absorber. Sistim suspensi terletak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Sepeda Motor Untuk penelitian ini sepeda motor yang digunakan YAMAHA mio sporty 113 cc tahun 2007 berikut spesifikasinya : 1. Spesifikasi Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK 70 Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK Faktor Penyabab masalah 1 2 3 4 5 1 Andri 4 2 1 1 5 2 Denny 4 4 1 4 5 3 Eko 5 3 4 1 4 4 Fahrul 4 4 1 3 5 5 Handi 5 3 3 1 4 6 Hery 4 3 3 1 5 7 Mujilan 4 3 3 1 5 8 Montes 4

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Alokasi Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Alokasi Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci