PENINGKATAN KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI BUNGKIL INTI SAWIT FERMENTASI PADA AYAM BROILER
|
|
- Erlin Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI BUNGKIL INTI SAWIT FERMENTASI PADA AYAM BROILER (Increased Protein and Energi Metabolism Digestibility by Fermented Palm Kernel Meal in Broiler) PHILIPUS SEMBIRING Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan ABSTRACT Palm Kernel Meals (PKM) is apotential raw material for animal feed. It has not been used optimaly yet due to its low protein and high fibres and lignin content. Other problem being used as feed for poultry is the shells. The fermentation with Phanerocheate crysosporium under solid substrate method could improve its nutrient value and reduce the fibre content. The metabolic energy was measured according to a modified method of SIBBALD and MORSE (1983a) using 30 broilers kept in a batteray pen of 20 x 45 x 45 cm 3 size. The digestibility of protein was analysed using an external indicator according to a method described by SKLAN and HUENWITZ (l980). Digesta was collected following a produce of ALI and LESON (l995) and calculated according to COEN at al. (l996) on 20 broilers consisting10 broilers each as a replication. The birds were fed on non-fermented PKM and fermented PKM. The data were analysed by T-student test. The study showed that the metabolic energy of non-fermented PKM was 2261 kcal/kg compared to kcal/kg of fermented PKM. The digestible protein of fermented PKM (80.86%) was higher than non-fermented PKM (46.53%). The fermentation of P. Crysosporium increased metabolic energy at 255 kcal/kg and digestible protein at 34.33%. Key Words: Palm Kernel Meal (PKM), Fermentation, Metabnolic Energy, Digestible Protein, Broiler ABSTRAK Bungkil Inti Sawit (BIS) merupakan bahan baku pakan ternak yang potensial tetapi belum dimanfaatkan secara optimal karena kandungan protein yang rendah dan seat kasar serta lignin yang tinggi. Kelemahan lain lain bila digunakan sebagai pakan unggas adalah cangkang yang keras. Proses ferentasi dengan Phanerochaefe crysosporium melalui substrat padat dapat meningkatkan nilai gizi bahan pakan serta menurunkan kandungan serat kasar. Energi metabolis diukur mengikuti metode modifikasi dari SIBBLAD dan MORSE (1983a) menggunakan 30 ekor ayam broiler pada kandang baterai ukuran 20 x 45 x 45 cm3. Kecernaan protein diukur menggunakan indikator eksternal yang mengacu kepada metode SKLAN dan HUENWITZ (l980). Digesta dikoleksi mengikuti metode ALI dan LESON (l995) dan dihitung memakai metode COEN et al. (l996) terhadap 20 ekor ayam broiler yang terdiri dari 10 ekor sebagai ulangan. Ayam diberi BIS yang tidak difermentasi dan difermentasi dengan P. Crysosporium. Data dianalisa menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi metabolis BIS fermentasi sebesar 2261 kcal/kg dibanding 2516,24 kcal/kg BIS fermentasi. Kecernaan protein BIS fermentasi meningkat 80,86% dibanding tanpa fermentasi sebesar 46,53%. Fermentasi BIS dengan P. Crysosporium dapat meningkatkan energi metabolis sebesar 255 kcal/kg dan kecernaan protein sebesar 34,33%. Kata Kunci: Bungkil Inti Sawit (BIS), Fermentasi Energi, Metabolis, Kecernaan Protein, Broiler PENDAHULUAN Populasi ayam pedaging meningkat dari ekor pada tahun 2001 menjadi ekor pada tahun 2002 dan relatif stabil hingga tahun 2005 sebesar ekor, sedangkan populasi unggas lainnya pada tahun yang sama seperti ayam buras ekor, ayam petelur ekor, dan itik ekor (STATISTIK 626
2 PETERNAKAN INDONESIA, 2005). Kemajuan ternak unggas ini didukung oleh produknya yang disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena merupakan sumber gizi yang baik, rasanya enak dan harganya relatif murah. Di samping itu keberhasilan industri perunggasan ini selain ditopang oleh penguasaan manajemen beternak dan pengadaan bibit yang baik juga diimbangi dengan penyediaan ransum yang berkualitas. Sedemikian pentingnya peranan ransum pada peternakan unggas sehingga peran biaya tersebut mencapai 70 80% dari total biaya produksi. Pada industri perunggasan ayam ras, sering mengalami fluktuasi yang cukup tajam, karena sarana input utama masih tergantung kepada bahan impor, seperti tepung ikan (50%), jagung (50 60%) dan bungkil kedelai (100%) (KARTASUDJANA, 2002). Sebagai bahan impor harganya sangat bergantung pada kurs dollar yang fluktuatif. Oleh karena itu sewaktu krisis ekonomi pada medio Juli 1997 menimpa Indonesia, nilai valuta asing mencapai empat kali lipat hingga menyebabkan harga ransum melonjak. Kondisi ini menyebabkan hampir 80% peternakan ayam broiler menderita kerugian karena biaya pakan cukup tinggi dan sering tidak seimbang dengan harga jual hasil produksi. Ketergantungan sebagian besar kebutuhan bahan pakan yang masih didatangkan dari luar negeri menunjukkan bahwa Industri perunggasan Indonesia masih sangat labil. Impor jagung pada tahun 2003 mencapai 1,5 juta ton dan bungkil kedelai sekitar 1 juta ton (AFFANDI, 1996; FAO, 2003 yang disitasi SINURAT, 2003). Produksi pakan ternak di Indonesia pada tahun 2003 sebesar ton, meningkat menjadi ton pada tahun Angka ini menunjukkan bahwa produksi pakan ternak telah mulai bangkit kembali setelah krisis moneter tahun 1997 (STATISTIK PETERNAKAN, 2005). Untuk mengurangi biaya pakan perlu memanfaatkan pakan alternatif yang merupakan produk sumber daya alam Indonesia berupa limbah perkebunan dan hasil ikutannya dari pabrik minyak kelapa sawit yang tersedia relatif banyak sepanjang tahun seperti bungkil inti sawit (BIS). BIS sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal karena adanya kendala yang terkandung di dalamnya yakni serat kasar dan lignin yang tinggi sehingga sulit dicerna ternak terutama untuk ternak monogastrik. Potensi kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) cukup besar dan Indonesia menempati produksi pada urutan kedua di dunia setelah Malaysia. Menurut data pusat penelitian kelapa sawit di Medan pada tahun 2000 luas tanaman kelapa sawit di Indonesia sebesar Ha dengan produksi tandan buah segar (TBS) 20,18 ton/hektar/tahun. Sebesar 5% dari tandan buah segar ini dihasilkan inti sawit, dari jumlah itu dihasilkan sebanyak 45 46% minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dan 45 46% dihasilkan Bungkil Inti Sawit (Palm Kernel Meal/PKM). Produksi Bungkil Inti Sawit tahun 2005 sebesar ton (STATISTIK PERKEBUNAN INDONESIA, 2006). Bungkil Inti Sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pakan. ternak alternatif yang cukup potensial. Hasil penelitian terdahulu di Malaysia telah digunakan hingga 30% untuk pakan ayam pedaging dan petelur untuk pemenuhan kebutuhan energi dan protein (ELISABETH, 2002), namun palatabilitas untuk unggas rendah karena mengandung serat kasar yang tinggi yakni antara 21,1 24% (DAVENDRA, 1977; LUBIS, 1980). Kandungan nutrisi BIS sangat bervariasi terutama kandungan serat kasarnya cukup tinggi dengan proteinnya rendah (SUPRIYATI et al., 1998; DAVENDRA, 1977). Variasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan umur tanaman, daerah asal, jenis kelapa sawit dan proses pengolahan (ARITONANG, 1986). Penelitian tentang upaya peningkatan nilai gizi bungkil inti sawit dengan memanfaatkan kapang P. chrysosporium dalam proses fermentasi diharapkan dapat memperbaiki kecernaannya dan menurunkan kandungan serat kasar serta memperbaiki ketersediaan energi sehingga pemanfaatannya dalam ransum ayam broiler pun dapat ditingkatkan dengan tidak mengganggu performannya. MATERI DAN METODE Percobaan penentuan energi metabolis dan kecernaan protein bungkil inti sawit yang tidak di fermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi yang terbaik dari hasil percobaan pertama 627
3 yaitu dosis inokulum 5% dan waktu fermentasi 4 hari. Bahan utama yang digunakan dalam percobaan ini adalah bungkil inti sawit yang terdiri dari bungkil inti sawit tanpa fermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi hasil terbaik dari percobaan pertama. Ayam yang dipergunakan yaitu final stock ayam broiler CP 707 yang berumur 4 minggu sebanyak 30 ekor. Ayam ditempatkan secara acak pada kandang percobaan sesuai dengan perlakuan. Jumlah kandang batterey yang digunakan sebanyak 30 unit yang masing masing berukuran 20 x 45 x 45 cm 3, tiap unit ditempati oleh satu ekor ayam. Setiap unit kandang percobaan dilengkapi dengan tempat pakan dan minum, sedangkan lampu listrik digunakan hanya untuk penerangan. Sebelum penelitian dimulai, kandang dan semua peralatan yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan disucihamakan. Penyucihamaan kandang dilakukan satu minggu sebelum ayam dimasukkan. Penentuan energi metabolis Sebanyak 30 ekor ayam broiler dibagi kedalam dua perlakuan, yang masing-masing perlakuan terdiri atas 15 ekor ayam sebagai ulangan. Perlakuan yang dilaksanakan yaitu ayam broiler yang diberi bungkil inti sawit yang tidak difermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi. Metode yang digunakan untuk menentukan nilai energi metabolis adalah dengan menggunakan modifikasi metode SIBBALD dan MORSE (1983a). Nilai energi metabolis yang diukur adalah energi metabolis yang dikoreksi dengan nitrogen yang diretensi. Setelah semua data yang diperlukan diperoleh, perhitungan energi metabolis tepung bungkil inti sawit yang tidak difermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi kemudian dihitung menurut modifikasi metode SIBBALD dan MORSE (1983a) sebagai berikut: ME N (kcal/kg)= ( EB xa) ( J EB ) [( AxN )/ 100 ( J N /100)] p ex ex p ex ex x8, 22 A dimana: ME N = Energi Metabolis yang dikoreksi oleh N yang diretensi (kcal/kg) EB p = Energi bruto pakan (kcal/kg) EB ex = Energi bruto ekskreta (kcal/kg) A = Banyaknya bahan yang dikonsumsi tiap ekor ayam broiler (g/hari) J ex = Jumlah ekskreta (g/hari) N p = N pakan (%) N ex = N ekskreta (%) 8,22 = Konstanta energi N yang diretensi (faktor konversi) Penentuan kecernaan protein Metode yang digunakan untuk menentukan kecernaan protein bungkil inti sawit tanpa fermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi adalah dengan menggunakan indikator. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator internal. Sebanyak 20 ekor ayam broiler dibagi ke dalam dua perlakuan, yang masing masing perlakuan terdiri atas 10 ekor ayam sebagai ulangan. Perlakuannnya adalah bungkil inti sawit tanpa fermentasi dan bungkil inti sawit fermentasi yang terpilih dari percobaan pertama. Bungkil inti sawit yang telah dianalisa kadar Nitrogennya terlebih dahulu ditimbang untuk diketahui beratnya. Kemudian bungkil inti sawit perlakuan dalam bentuk pasta dimasukkan secara force-feeding ke dalam oesophagus ayam broiler masing-masing sebanyak 70 gram, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Untuk mendapatkan ekskreta didasarkan pada metode SKLAN dan HUWITZ (1980) yaitu menggunakan teknik mematikan ayam percobaan. Untuk mengoleksi digesta yang diperoleh kurang lebih 10 cm dari ileo-caecal dengan tujuan untuk menghindari adanya kontaminasi dengan urine (ALI dan LEESON, 1995). Sampel feses kemudian dikeringkan, digiling dan seterusnya dianalisis kandungan protein, indikatornya dianalisis dengan analisis proksimat. Untuk menghitung kecernaan protein dengan menggunakan indikator dapat dilakukan dengan memakai metode COEN et al. (1996) sebagai berikut: DC protein = Po/Io - P 1 /I 1 Po/Io X 00% Keterangan: 628
4 dimana: DC protein = kecernaan protein L 0 = kandungan indikator lignin pakan yang diberikan I 1 = kandungan indikator lignin dalam feses Po = kandungan protein dalam pakan yang diberikan = kandungan protein dalam feses P 1 Analisa statistik Pengaruh perlakuan, diuji dengan menggunakan uji student-t (STEEL dan TORRIE, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Energi Metabolis Bungkil Inti Sawit Fermentasi. Rataan kandungan energi metabolis bungkil inti sawit, bungkil inti sawit fermentasi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan kandungan energi metabolis bungkil inti sawit, bungkil inti sawit fermentasi Ulangan Bungkil inti sawit Bungkil inti sawit fermentasi kcal/kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,20 Rataan 2260, ,24 Pada Tabel 1 terlihat bahwa kandungan bungkil inti sawit fermentasi (2516,24 kcal/kg) lebih tinggi dibandingkan dengan bungkil inti sawit tanpa fermentasi ( kcal/kg) atau terjadi peningkatan 12,23%. Namun setelah dilakukan Uji t menunjukkan bahwa antara bungkil inti sawit fermentasi dengan bungkil inti sawit tanpa fermentasi tidak berbeda nyata (P > 0,05). Perbaikan nilai energi metabolis akibat fermentasi oleh P. chrysosporium merupakan adanya perubahan komposisi zat makanan secara biologis yang berpengaruh terhadap kandungan energi metabolis,namun tidak berbeda secara statistik. Hal ini sejalan dengan pendapat SHURTLEFF dan AOYAGI (1979), yang menyatakan bahwa pada proses fermentasi akan terjadi perubahan molekulmolekul komplek atau senyawa organik seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana dan mudah dicerna. P. chrysosporium menghasilkan enzim selulase yang dapat mendegradasi selulosa (komponen serat kasar) menjadi glukosa yang merupakan sumber energi bagi ayam broiler. Penurunan kandungan serat kasar akan berdampak terhadap nilai kecernaan, yang pada gilirannya akan memperbaiki nilai energi metabolis bahan pakan. Sejalan dengan pendapat TILLMAN et al. (1984) dan MCDONALD et al. (1995), yang menyatakan bahwa serat kasar adalah suatu zat makanan yang berpengaruh terhadap kecernaan, dan kecernaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap energi metabolis bahan pakan. Kecernaan protein bungkil inti sawit fermentasi Untuk memperoleh gambaran tentang kecernaan protein bungkil Inti Sawit fermentasi disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa kecernaan protein bungkil inti sawit fermentasi (80,86%) lebih tinggi dibandingkan dengan bungkil inti sawit tanpa fermentasi (46,53%) atau dengan perkataan lain perlakuan fermentasi pada bungkil inti sawit menyebabkan peningkatan kecernaan protein sebesar 34,33%. Uji T menunjukan bahwa antara kecernaan protein bungkil inti sawit fermentasi dengan bungkil inti sawit tanpa fermentasi berbeda sangat nyata lebih tinggi (P < 0,05). Sejalan dengan 629
5 pendapat RANJAHN (1985) pengolahan bahan pakan berpengaruh terhadap kecernaan zat-zat makanan. Pengolahan antara lain seperti penggilingan, pemanasan, pemasakan, pemberian alkali dan fermentasi. Akibat pengolahan bukan saja bentuk fisik bahan pakan yang berbeda namun berpengaruh terhadap kualitas seperti kecernaan bahan kering, energi, protein dan bahan organik lainnya. Demikian juga MONTONG et al. (1981), menyatakan bahwa kandungan serat kasar dalam bahan pakan berpengaruh terhadap kecernaan zat-zat makanan seperti protein dan bahan organik lainnya. Pakan yang berserat kasar tinggi, menghasilkan kecernaan yang rendah, hal ini disebabkan adanya ikatan lignoselulosa yang sulit dicerna (JANSEN dan CARRE, 1985). Terdegradasinya lignin, selulosa maupun hemiselulosa selama proses fermentasi berlangsung (telah dibahas pada penelitian tahap pertama) menyebabkan kecernaan BIS fermentasi semakin meningkat. Tabel 2. Rataan kecernaan protein Bungkil inti sawit (BIS) fermentasi Ulangan Bungkil inti sawit BIS fermentasi % ,03 63, ,75 77, ,58 88, ,23 85, ,13 84, ,89 82, ,25 81, ,46 84, ,35 84, ,61 75,58 Rataan 46,53 80,86 KESIMPULAN 1. Energi metabolis bungkil inti sawit tanpa fermentasi sebesar 2261 kcal/kg, dibandingkan energi metabolis BIS fermentasi kcal/kg. Kecernaan protein BIS fermentasi 80,86% meningkat dibandingkan dengan BIS tanpa fermentasi 46,53%. 2. Fermentasi Bungkil Inti Sawit dengan P. crysosporium meningkatkan energi metabolis sebesar 255 kcal/kg dan kecernaan protein sebesar 34,33% 3. Penggunaan bungkil inti sawit fermentasi dalam ransum ayam broiler sampai tingkat 30% tidak menyebabkan efek negatif terhadap performans ayam broiler sampai pemeliharaan 5 minggu. 4. Fermentasi Bungkil Inti Sawit dengan P. crysosporium yang dapat memperbaiki energi metabolis dan kecernaan protein diharapkan dapat meningkat penggunaannya dalam ransum ayam broiler sehingga berperan dalam pengembangan broiler sebagai sumber protein hewani dalam mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan. 5. Pemenfaatan Bungkil Inti Sawit yang merupakan hasil ikutan pabrik minyak inti sawit dan sumber daya bahan pakan local dapat menekan biaya ransum ayam broiler dan menekan import bahan pakan ternak serta dapat melestarikan lingkungan. DAFTAR PUSTAKA ALI, M.A. and LEESON, S The nutritive value of some indigenous asian poultry feed ingredients. J. Anim. Feed Sci. Technology 55: ARITONANG, D Pengaruh Penggunaan Bungkil Inti Sawit dalam Ransum Babi yang Sedang Tumbuh. Disertasi Doktor. Fakultas Pascasarjana Institute Pertanian Bogor. BIOLORAI, R.Z. HARDUF, B. LOSIF and E. ALUMOT, Apparent Amino Acid Absorption from Feather Meal by Broiler Chicks. J. Nutrition 49: BOOMINATHAN K. dan C.A. REDDY Fungal Degradation of Lignin: Biotechnological Applications. Handbooks of Mycology. Volume 4: Fungal Biotechnology. Edited by ARORA D.K., R.P. ELANDER and K.G. MUKERJI. Marcel Dekker, Inc. New York. Basel Hongkong. BUCKLE, K.A., G.H. EDWARD, dan M. WOOTON, Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Pres, Jakarta. 630
6 CHET, W World Technical Support Team. Emerging Cobb Broiler Concepts COEN H.M. SMITS, CHANTAL, A.A. MAARSEN, JOHAN, M.V.M. MOUWEN and JOS F.J.G. KONINKX The Antinutritive Effect of a Carbocymethylcellulose with High Viscosity in Broiler Chickens is not Assosiated With Mucosal Damage. In: Viscosity of Dietary Fibre in Relation to Lipid Digestibility in Broiler Chickens, Proefchrift. pp DAVENDRA, C Utilation of Feeding Stufs from the Oil Palm, Malaysia Society of Animal Production Serdang, Malaysia. DHAWALE, S.S. dan KATRINA, K Alternatif Methods for Production of Staining of Phanerochaete Crysosporium Bacydiospores. J. Applied. Environ. Microbiol. pp EATON, D., H.M. CHANG and T.K. KIRK Fungal Decoloritation of Kraft Bleach Plants Effluents, TAPPI J. 63(10). ELIZABETH Potensi Industri Kelapa Sawit dalam Mendukung Pengembangan Peternakan di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjend. Katamso No.51, Medan JANSSEN, VMMA dan B. CARRE Influence of Fiber on Digestibility of Poultry Feeds. In: Recent Developments in Poultry Nutrition. COLE, D.J.A. and W. HERESIGN (Eds.). London Butterworths pp KETAREN, P.P., A.P. SINURAT, D. ZAINUDDIN, T. PURWADARIA dan I.P. KOMPIANG Bungkil inti sawit dan produk fermentasinya sebagai bahan pakan ayam pedaging. JITV 4(2): KARTASUDJANA, R Manajemen Ternak Unggas (Buku Ajar). Dalam rangka kerjasama antara Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dengan DIKTI melalui Program Semi-Que IV Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. KIRK, T.K Polysaccharide Integrity as Related to Degradation of Lignin in Wood by White Rot Fungi. Phytopathology 63: KISMONO, S.S Toleransi Ayam Broiler Terhadap Kandungan Serat Kasar, Serat Detergent Asam, Lignin dan Silika dalam Ransum yang Mengandung Tepung Daun Alang-alang. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. LEISOLA, M.S.A and S. GARCIA The Mechanism of Lignin Degradation. In: Enzym system for Lignocellulose Degradation. COUGHLAN, M.P. (Ed.). Elsevier Applied Sci., London. LUBIS, D.A Ilmu Makanan Ternak, P.P. Pembangunan Jakarta. MC DONALD, P.R.A. EDWARDS, J.F.G. GREENHIGH and C.A. MORGAN Animal Nutrition. The Fifth Ed. Longman Scientific and Technical Harlow, UK. MESSNER, K. JACKLIN FARCHER, S., ERTLER, G. BLAHA, A., Decolorization and Dechlorination of Bleach Plant Effluents by Phanerochaete chrysosporium Immobilized on Foam, dalam DECHEMA Biotechnology Conferences Vol. 2 : Bioreactor, Down stream Processing, Process and Reactor Modelling, Bio Process, Vctt Publishers. MONTONG, M., J. TALUMEWO, P.SITORUS dan ABDURRAYS, Pengaruh pemberian litter dan onggok pada sapi perah dara. Bull. Lembaga Penelitian Peternakan (29): 1 4. PURWATI, Pemanfaatan aktivitas jamur untuk penurunan warna air limbah industri pulp dan kertas. Berita Sellulosa XXI(1). RANJAHN, S.K Source of feed for ruminant producton in South Asia. In: Forages in South Asia and South Pacific Agriculture. BALIR, G.J. D.A. IVORY and T.R. EVANS. Australian Centre for International Agriculture Reseach, Canberra. SCOTT, M.L., M.C. NEISHEIM, R.J. YOUNG Nutrition of The Chicken. Third Ed., Published M.L. Scott and Associates, Ithaca New York SETIAWIHARJA, B Fermentasi Media Padat dan Manfaatnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta. SHURTLEFF, W. Dan AOYAGI A., The Book of Tempeh. Profesional Edition. Harper and Row Publishing, New York Hagerstown, San Fransisco, London, A New Age Fodds Study Center Book SINURAT, A.P Pemanfaatan Lumpur Sawit Fermentase Sebagai Bahan Pakan Unggas. Wartazoa Volume VI. Pusat Penelitian Peternakan. SIBBALD, I.R. and P.M MORSE, Effect of Nitrogen Correction and of Feed Intake on True Metabolizable Energy Value. Poult. Sci. 62:
7 SKLAN, D. and S. HURWITZ, Protein Digestion and Absorpation in Young Chick and Turkey. J. Nutrition. 110: STATISTIK PETERNAKAN, Statistical on Livestock. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian RI. STEEL R.G.D. and J.H. TORRIE, Prinsip dan Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan Biometrik). PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hlm SUPRIYATI, T. PASARIBU, H. HAMID dan A.P. SINURAT Fermentasi bungkil inti sawit secara substrat pada dengan Menggunakan Aspergillus niger. JITV 3(3): TILLMAN, A.D., H. HARTADI, S. REKSO HADIPRODJO, S.PRAWIRO KUSUMO dan S. LEBDOSOEKOJO Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Pers, Yogyakarta. VALLI, K. BARRY. J. BROCK DINESH, K. JOSHI dan H. MITCHEL Degradation of 2,4 Dinitrotoluene by the Lignin Degrading. Fungus Phanerochaete Crysosporium. J. Appl. Environ. Microbiol. pp WINARNO, F.G Microbial Convertion of Lignocellulose into Feed Straw and Other Fibrous by Product as Feed. Elsevier, Amsterdam, Oxford, New York. YEONG, S.W., T.K. MUKHERJEE and R.I. HUTAGALUNG, The nutrition value of palm kernel cake as a feed stuff for poultry. Proc. of a Nutritional Workshop on Oil Palm by Product Utilisation. December 1981, Kuala Lumpur, Malaysia. pp ZABELL, R.A., MORREL J.J, Microbiology : Decay and its Prevention, Academic Press, Inc. 632
PENINGKATAN NILAI KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR PRODUK FERMENTASI CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN DEDAK PADI PADA BROILER
PENINGKATAN NILAI KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR PRODUK FERMENTASI CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN DEDAK PADI PADA BROILER (Improvement of Crude Protein and Crude Fiber Digestibility of fermented
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciNilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah)
Nilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah) NILAI KECERNAAN PROTEIN RANSUM YANG MENGANDUNG BUNGKIL BIJI JARAK
Lebih terperinciPengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh
PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler Abstrak Oleh Sri Rikani Natalia Br Sitepu, Rd. HerySupratman, Abun FakultasPeternakanUniversitasPadjajaran
Lebih terperinciPeningkatan Energi Metabolis Produk Fermentasi Campuran Bungkil Inti Sawit dan Dedak Padi
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol.10 (2): 138-143 ISSN 1410-5020 Peningkatan Energi Metabolis Produk Fermentasi Campuran Bungkil Inti Sawit dan Dedak Padi Increase of Metabolism Energy of Palm Kernel
Lebih terperinciRespon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan
Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan I.A.K. BINTANG, A.P. SINURAT, dan T. PURWADARIA Balai Penelitian Ternak, PO BOX 221, Bogor
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler Tampubolon, Bintang, P.P. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ktgmusical@yahoo.co.id
Lebih terperinciSUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT
PENGARUH TAKARAN INOKULUM (Trichoderma viridae) DAN SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT Tjitjah Aisjah Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciYunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vo.1, No.1, April 2005 Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum (Performance of Broiler Applied by Various Levels of Animal Protein
Lebih terperinciLUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA
LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA (Dried Palm Oil Sludge as A Substitute for Rice Bran on Feeding Ruminant) HARFIAH Jurusan Nutrisi
Lebih terperinciMairizal 1. Intisari. Kata Kunci : Fermentasi, Kulit Ari Biji Kedelai, Aspergillus Niger, Ayam Pedaging.
Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger sebagai Pengganti Jagung dan Bungkil Kedelai dalam Ransum terhadap Retensi Bahan Kering, Bahan Organik dan Serat Mairizal
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi
PENGANTAR Latar Belakang Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi pakan yang berasal dari jagung, masih banyak yang diimpor dari luar negeri. Kontan (2013) melaporkan bahwa
Lebih terperinciPEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN
Jurnal Peternakan Vol 13 No 2 September 2016 (48 53) ISSN 1829 8729 PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN E. IRAWATI 1, MIRZAH 2, DAN G.CIPTAAN 2 1 Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena
Lebih terperinciBUNGKIL INTI SAWIT DAN PRODUK FERMENTASINYA SEBAGAI PAKAN AYAM PEDAGING
BUNGKIL INTI SAWIT DAN PRODUK FERMENTASINYA SEBAGAI PAKAN AYAM PEDAGING P.P. KETAREN, A. P. SINURAT, D. ZAINUDDIN, T. PURWADARIA, dan I. P. KOMPIANG Balai Penelitian Ternak P.O. Box 221, Bogor 16002, Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN AYAM PEDAGING [The Effect of Usage Level of Fermented Palm Kernel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para peternak selayaknya memanfaatkan bahan pakan yang berasal dari hasil ikutan produk sampingan olahan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping agroindustri dari pembuatan minyak inti sawit. Perkebunan sawit berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk
Lebih terperinciPenampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter
Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Abdul Azis, Anie Insulistyowati, Pudji Rahaju dan Afriani 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan, oleh karena itu penyediaan
Lebih terperinciSeminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim
POTENSI LIMBAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF PADA AYAM NUNUKAN PERIODE PRODUKSI IMAM SULISTIYONO dan NUR RIZQI BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur JI. Pangeran M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam membangun suatu usaha peternakan terdapat tiga manajemen penting agar usaha tersebut berhasil yaitu manajemen bibit, manajemen tatalaksana dan manajemen pakan.
Lebih terperinciPenggunaan Bungkil Inti Sawit Terfermentasi untuk Sapi Perah
Penggunaan Bungkil Inti Sawit Terfermentasi untuk Sapi Perah (Utilization of Fermented Palm Kernel Cake for Dairy Cattle) 1 Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 yeni_widiawati14@yahoo.com 2
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia. Selain menghasilkan produksi utamanya berupa minyak sawit dan minyak inti sawit, perkebunan kelapa
Lebih terperinciPEMANFATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 1. LUMPUR SAWIT KERING DAN PRODUK FERMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PAKAN AYAM BROILER
PEMANFATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 1. LUMPUR SAWIT KERING DAN PRODUK FERMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PAKAN AYAM BROILER A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, P.P. KETAREN, D. ZAINUDDIN, dan I.P. KOMPIANG
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai
19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai subtitusi jagung dalam ransum terhadap kecernaan PK, SK dan laju digesta ayam broiler dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam broiler mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses produksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri peternakan di Indonesia khususnya unggas menghadapi tantangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri peternakan di Indonesia khususnya unggas menghadapi tantangan yang sangat berat akibat biaya pakan yang mahal. Mahalnya biaya pakan disebabkan banyaknya industri
Lebih terperinciProduk Samping Kelapa Sawit sebagai Bahan Pakan Alternatif di Kalimantan Tengah: 1. Pengaruh Pemberian Solid terhadap Performans Ayam Broiler
Produk Samping Kelapa Sawit sebagai Bahan Pakan Alternatif di Kalimantan Tengah: 1. Pengaruh Pemberian Solid terhadap Performans Ayam Broiler ERMIN WIDJAJA 1, WIRANDA G. PILIANG 2, IMAN RAHAYU 2 dan BAMBANG
Lebih terperinciKANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp
KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp Crude fat, BETN, Calcium and phosfor contents of poultry waste fermented with Lactobacillus sp Jamila
Lebih terperinciAde Trisna*), Nuraini**)
Pengaruh Pemakaian Campuran Biomassa Lalat Hijau (Lucilia illustris) dengan Faeses dan Dedak dalam Ransum Terhadap Performa Broiler (The Effect of The Biomass Mixed Usage of Fly [Lucilia illustris] Culture
Lebih terperinciFERMENTASI BUNGKIL INTI SAWIT SECARA SUBSTRAT PADAT DENGAN MENGGUNAKAN ASPERGILLUS NIGER
FERMENTASI BUNGKIL INTI SAWIT SECARA SUBSTRAT PADAT DENGAN MENGGUNAKAN ASPERGILLUS NIGER SUPRIYATI, T. PASARIBU, H. HAMID, dan A. SINURAT Balai Penelitian Ternak P.O. Box 221, Bogor 16002, Indonesia (Diterima
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah populasi dan produksi unggas perlu diimbangi dengan peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang selalu ada di dalam ransum
Lebih terperinciPEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER
Seminar Nasional Peternakan dan Yeteriner2000 PEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER Kata kunci : Penampilan, ayam kampung, cassapro HusmAwI dan MIRNAmi Fakullas
Lebih terperinciPENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN PRODUK FERMENTASINYA DALAM RANSUM ITIK SEDANG BERTUMBUH
PENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN PRODUK FERMENTASINYA DALAM RANSUM ITIK SEDANG BERTUMBUH I A. K. BINTANG, A. P. SINURAT, T. MURTISARI, T. PASARIBU, T. PURWADARIA, dan T. HARYATI Balai Penelitian Ternak,
Lebih terperinciEVALUASI NILAI GIZI LUMPUR SAWIT HASIL FERMENTASI DENGAN ASPERGILLUS NIGER PADA BERBAGAI PERLAKUAN PENYIMPANAN
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol.. No.. Th. 1 EVALUASI NILAI GIZI LUMPUR SAWIT HASIL FERMENTASI DENGAN ASPERGILLUS NIGER PADA BERBAGAI PERLAKUAN PENYIMPANAN T. PASARIBU 1, T. PURWADARIA 1, A.P. SINURAT
Lebih terperinciPERLAKUAN PENYEDUHAN AIR PANAS PADA PROSES FERMENTASI SINGKONG DENGAN ASPERGILLUS NIGER
PKMI-1-15-1 PERLAKUAN PENYEDUHAN AIR PANAS PADA PROSES FERMENTASI SINGKONG DENGAN ASPERGILLUS NIGER Pratiwi Erika, Sherly Widjaja, Lindawati, Fransisca Frenny Fakultas Teknobiologi, Universitas katolik
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA
PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA Tuti Widjastuti dan Endang Sujana Fakultas Peternakan Universitras Padjadjaran Abstrak Penelitian
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada tanggal 18 November
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Jenis Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 3. PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI LUMPUR SAWIT SEBELUM DAN SETELAH DIKERINGKAN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING
PEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 3. PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI LUMPUR SAWIT SEBELUM DAN SETELAH DIKERINGKAN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, T. PASARIBU, J. DARMA,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas lokal yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama yang bertempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia dewasa ini sudah berkembang sangat pesat, seiring dengan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi terutama protein yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di kandang penelitian Fakultas Peternakan Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman GUPPI (UNDARIS) Ungaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Burung puyuh mempunyai potensi besar karena memiliki sifat-sifat dan
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) sudah sejak lama dikenal masyarakat dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Burung puyuh mempunyai
Lebih terperinciKOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi
1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi
Lebih terperinciI. Mangisah, Tristiarti, W. Murningsih, M.H. Nasoetion, E.S. Jayanti, dan Y. Astuti Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK
KECERNAAN NUTRIEN ECENG GONDOK YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergilus niger PADA AYAM BROILER [Digestibility of Aspergilus Niger-Fermented Eichchornia Crassipes in Broiler] I. Mangisah, Tristiarti, W. Murningsih,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum banyak diminati masyarakat untuk dijadikan sebagai pakan alternatif. Produksi pisang di Sumatera
Lebih terperinciKONSUMSI DAN KECERNAAN JERAMI JAGUNG MANADO KUNING DAN JERAMI JAGUNG HIBRIDA JAYA 3 PADA SAPI PO
KONSUMSI DAN KECERNAAN JERAMI JAGUNG MANADO KUNING DAN JERAMI JAGUNG HIBRIDA JAYA 3 PADA SAPI PO Nancy W. H. Tuwaidan *, M.R. Waani *, Rustandi * dan S. S. Malalantang * Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016
PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DENGAN PELEPAH DAUN SAWIT TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN KECERNAAN SERAT KASAR PADA KAMBING Effect of Substitution of Elephant Grass (Pennisetum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 2. LUMPUR SAWIT KERING DAN PRODUK FERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK JANTAN YANG SEDANG TUMBUH
PEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 2. LUMPUR SAWIT KERING DAN PRODUK FERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK JANTAN YANG SEDANG TUMBUH ARNOLD P. SINURAT, I.A.K. BINTANG, T. PURWADARIA, dan T. PASARIBU
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica) sudah sejak lama dikenal masyarakat dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh mempunyai potensi besar karena
Lebih terperinciYosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian
Penggunaan Lumpur Sawit Fermentasi dengan Neurospora sp dan Suplementasi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) terhadap Performa Ayam Ras Petelur di Desa Srikaton Utilization of Palm Oil Sludge Fermented
Lebih terperinciPENGARUH FERMENTASI ISI RUMEN SAPI DENGAN Trichoderma viride TERHADAP ENERGI METABOLIS PADA AYAM BROILER. Jeni Rarumangkay*
PENGARUH FERMENTASI ISI RUMEN SAPI DENGAN Trichoderma viride TERHADAP ENERGI METABOLIS PADA AYAM BROILER Jeni Rarumangkay* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) Fermentasi dengan Aspergillus niger pada Ayam Broiler
Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) Fermentasi dengan Aspergillus niger pada Ayam Broiler RANTAN KRISNAN Loka Penelitian Kambing Potong, PO Box I Galang-Sumatera Utara, 20585 (Diterima dewan
Lebih terperinciOnggok Terfermentasi dan Pemanfaatannya dalam Ransum Ayam Ras Pedaging
Onggok Terfermentasi dan Pemanfaatannya dalam Ransum Ayam Ras Pedaging SUPRIYATI Balai Penelitian Ternak, PO BOX 221, Bogor 16002 Email: balitnak@indo.net.id (Diterima dewan redaksi tanggal 11 Agustus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan utama yang dialami oleh peternak. Hal tersebut dikarenakan harga pakan yang cukup mahal yang disebabkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 1 11 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER
PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate
Lebih terperinciDini Widianingrum 1, Ruhyat Kartasudjana 2, Hendi Setiyatwan 5 ABSTRAK. I. Pendahuluan
Pengaruh Suhu dan Lama Waktu Pengeringan terhadap Kualitas Kimia dan Biologi Tepung Limbah Ikan Lele (Clarias sp.) sebagai Sumber Protein Hewani dalam Ransum Ayam Broiler Dini Widianingrum 1, Ruhyat Kartasudjana
Lebih terperinciEFEK FERMENTASI AMPAS UMBI GARUT (Maranta arundinacea LINN.) DENGAN KAPANG Aspergillus niger TERHADAP NILAI KECERNAAN RANSUM AYAM PEDAGING
EFEK FERMENTASI AMPAS UMBI GARUT (Maranta arundinacea LINN.) DENGAN KAPANG Aspergillus niger TERHADAP NILAI KECERNAAN RANSUM AYAM PEDAGING ARTIKEL ILMIAH OLEH : A B U N FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciRETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLIS RANSUM YANG MENGANDUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA AYAM PEDAGING
RETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLIS RANSUM YANG MENGANDUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA AYAM PEDAGING (Nitrogen Retention and Metabolizable Energy of the Ration Containing of Earth Worm Lumbricus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciSUMBERDAYA INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI NASIONAL
SUMBERDAYA INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI NASIONAL Firman RL Silalahi 1,2, Abdul Rauf 3, Chairani Hanum 3, dan Donald Siahaan 4 1 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER
PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER Christian A. Tumewu*, F.N. Sompie, F.R. Wolayan dan Y.H.S. Kowel Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kegiatan pemeliharaan ikan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan. Pakan merupakan faktor penting dalam usaha budidaya ikan intensif dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemberian Tepung Daun Ubi Jalar Fermentasi dalam Ransum terhadap Massa Kalsium dan Protein Daging pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari
Lebih terperinciLokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
EVALUASI PERFORMANS AYAM MERAWANG PHASE PERTUMBUHAN (12 MINGGU) PADA KANDANG SISTEM KAWAT DAN SISTEM LITTER DENGAN BERBAGAI IMBANGAN ENERGI PROTEIN DIDALAM RANSUM TUTI WIDJASTUTI dan DANI GARNIDA Fakultas
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT FERMENTASI YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN DEFAUNASI DAN PROTEIN BY PASS RUMEN TERHADAP PERFORMANS TERNAK DOMBA
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT FERMENTASI YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN DEFAUNASI DAN PROTEIN BY PASS RUMEN TERHADAP PERFORMANS TERNAK DOMBA [Utilization of Fermented Palm Bunches Trash Combined with Defaunation
Lebih terperinciDulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK
Perbandingan Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok pada Ayam Broiler dan Ayam Petelur Tipe Medium pada Umur yang Sama serta Pengaruhnya terhadap Efisiensi Penggunaan Energi (Dulatip Natawihardja) ABSTRAK
Lebih terperinciPenampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh
Media Peternakan, April 2004, hlm. 25-29 ISSN 0126-0472 Vol. 27 N0. 1 Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh L. Khotijah, R. G. Pratas, &
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 9 17 Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 9 17 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KECERNAAN SERAT KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA AYAM KEDU UMUR 24 MINGGU YANG DIBERI RANSUM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. Pemanfaatan limbah industri gula tebu sebagai pakan alternatif merupakan
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA
PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA (Restricted Feeding and Its Implication on the Performance of Medium Type Layers at Second
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk 2010 tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya (BPS, 2010). Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah
TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinciFermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat
1 Fermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat Irfan Zidni 1, Iskandar 2, Yuli Andriani 2, 1 Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi ternak ruminansia. Pakan ruminansia sebagian besar berupa hijauan, namun persediaan hijauan semakin
Lebih terperinciPAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG
0999: Amir Purba dkk. PG-57 PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG Amir Purba 1, I Wayan Mathius 2, Simon Petrus Ginting 3, dan Frisda R. Panjaitan 1, 1 Pusat
Lebih terperinciNILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA
NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL
Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 75 85 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP
Lebih terperinciPERBANDINGAN KOMPOSISI DAN DOSIS INOKULUM KAPANG Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa DALAM PROSES FERMENTASI PAKAN TERNAK
PERBANDINGAN KOMPOSISI DAN DOSIS INOKULUM KAPANG Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa DALAM PROSES FERMENTASI PAKAN TERNAK Eko Joko Guntoro Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPemanfaatan Kapang Aspergillus niger sebagai Inokulan Fermentasi Kulit Kopi dengan Media Cair dan Pengaruhnya Terhadap Performans Ayam Broiler
Pemanfaatan Kapang Aspergillus niger sebagai Inokulan Fermentasi Kulit Kopi dengan Media Cair dan Pengaruhnya Terhadap Performans Ayam Broiler Akmal dan Filawati 1 Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPEMANFAATAN AMPAS KELAPA LIMBAH PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI MENJADI PAKAN
PEMANFAATAN AMPAS KELAPA LIMBAH PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI MENJADI PAKAN (Fermented Virgin Coconut Oil Waste Product as Feed Source) MISKIYAH, IRA MULYAWATI dan WINDA HALIZA Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS NUTRISI JERAMI PADI. Jamila Mustabi, Asmuddin Natsir, Ismartoyo dan Tutik Kuswinanti
PEMANFAATAN JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS NUTRISI JERAMI PADI Jamila Mustabi, Asmuddin Natsir, Ismartoyo dan Tutik Kuswinanti Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2010, bertempat di kandang C Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinci