Tabel Luas penampang nominal kabel dan kabel tanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tabel 7.1-1 Luas penampang nominal kabel dan kabel tanah"

Transkripsi

1 SNI Tabel 7.11 Luas penampang nominal kabel dan kabel tanah Kabel dan kabel tanah instalasi tetap dari aluminium atau tembaga Kabel dan kabel tanah instalasi tetap dari aluminium atau tembaga bentuk sektor Kabel fleksibel, lebih fleksibel, sangat fleksibel dari tembaga mm 2 mm 2 mm 2 (a) (b) (c) (d) ,5 0,75 1,0 0,5 *) 0,75 *) 1,0 *) 0,5 0,75 1,0 1,0 2,5 4 1,5 *) 2,5 *) 4 1,0 2, **) 500 **) CATATAN : *) Hanya untuk tembaga **) Tidak digunakan untuk kabel sangat fleksibel a) Berbentuk pejal bulat b) Berbentuk dipilin bulat c) Berbentuk dipilin bulat dipadatkan d) Penghantar bulat terdiri dari sektorsektor 273

2 SNI Tabel 7.11a Luas penampang penghantar konsentris Luas penampang inti mm Luas penampang konsentris mm Tabel 7.11b Jumlah luas penampang geometri pelindung listrik Luas penampang nominal inti mm Jumlah luas penampang geometri lapisan pelindung listrik mm *) 25 *) 25 *) *) Untuk kabel yang dipasang dalam tanah adalah 16 mm 2 ; Untuk kabel berinti tunggal yang dipasang dalam tanah adalah 16 mm 2. KETERANGAN : Luas penampang nominal (LPN) suatu penghantar konsentris di dapat dari pengukuran listrik. Luas penampang geometri (LPG) suatu pelindung listrik didapat dari pengukuran geometri. 274

3 SNI Tabel 7.12 Luas penampang nominal penghantar udara telanjang Penghantar udara tembaga telanjang Penghantar udara aluminium atau campuran Aluminium telanjang mm 2 mm

4 SNI No Nama kabel Nomenklatur Tegangan nominal (antara penghantar) Tabel 7.13 Daftar konstruksi kabel instalasi Jumlah inti Luas penampang nominal inti mm 2 Dalam ruang kering Daerah penggunaan Dalam ruang lembab, basah dan yang sejenis, juga di alam terbuka Dalam tempat kerja dan gudang dengan bahaya kebakaran Dalam tempat kerja dan gudang dengan bahaya ledakan Kabel lampu termoplastik NYFA NYFAF 230/400 () 230/400 () 1,3 & 4 1,3 & 4 0,5 & 0,75 sda Untuk pasangan tetap di dalam dan pada lampu NYFAZ 230/400 () 2 sda NYFAD 230/400 () 3 sda 2 Kabel lampu termoplastik tahan panas sampai 105 o C NYFAw NYFAFw 230/400 () 230/400 () 1,3 & 4 1,3 & 4 0,5. 1 0,5. 1 Untuk pasangan tetap di dalam dan pada lampu NYAFAZw 230/400 () 2 0,5 & 0,75 NYFADw 230/400 () 3 0,5 & 0,75 3 Kabel rumah termoplastik NYA NYAF 400/690 (600) 400/690 (600) 1 1 0, , Dalam pipa yang dipasang di atas atau di dalam plesteran (pada kamar mandi di rumah dan di hotel, hanya pipa plastik), pasangan terbuka pada isolator di atas plesteran di luar jangkauan tangan, dalam alat listrik, lemari hubung bagi Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 276

5 SNI Tabel 7.13 (lanjutan) Kabel termoplastik khusus NSYA NSYAF NSYAW 400/690 (600) 400/690 (600) 400/690 (600) , , , sda Dipasang secara terbuka pada isolator di luar jangkauan tetapi tidak di alam terbuka. Terutama sebagai penghantar masuk di luar jangkauan tangan. Dipasang di pipa plastik di atas dan di dalam plesteran Dalam lemari hubungbagi diperbolehkan 5 Kabel lampu tabung termoplastik NYL 4000 atau 8000 terhadap tanah 1 1,5 Hanya di dalam pipa baja dalam udara, atau dalam pipa seperti itu di atas dan di bawah plesteran, selanjutnya untuk dipasang dalam kotak lampu reklame dan benda relief juga dalam kanal hantaran dari logam (juga pada kendaraan) Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 6 Kabel termoplastik pipih a. berselubung karet b. berselubung termoplastik NYIF NYIFY 230/400 () 230/400 () ,5 & 2,5 1,5 & 2,5 Pada kabel berinti 2 dan 3, juga sampai 4 mm 2 Di dalam dan di bawah plesteran juga pada kamar mandi di rumah dan di hotel di dalam celahcelah dari langitlangit dan dinding tanpa plesteran, yang terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar selanjutnya dalam langitlangit balok kayu dari bangunan masif antara langitlangit palsu dan langitlangit yang diplester. Tidak diperbolehkan pada rumah kayu dan bangunan yang dipakai untuk pertanian. Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 277

6 SNI Tabel 7.13 (lanjutan) Kabel gantung termoplastik tahan penas sampai 105 o C NYPLY 230/400 () 2 4 0,75 Untuk lampu gantung ringan 8 a. Kabel rumah termoplastik berselubung b. Kabel rumah termoplastik berselubung oval NYM NYMO 230/400 () 230/400 () dan 3 1,5 35 Bila berinti tunggal hanya sampai 16 mm 2 Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu Di atas, di dalam di bawah plesteran juga di atas kayu Di atas, di dalam di bawah plesteran juga di atas kayu Di atas, di dalam dan di bawah plesteran dengan memperhatikan pengaruh kimia dan termis. Juga di atas kayu 9 Kabel termoplastik berperisai logam NYRAMZ 230/400 () sda Tidak diperbolehkan Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu Sda 10 Kabel termoplastik berperisai logam berselubung termoplastik NYRUZY NYRUYr /500 (400) /500 (400) ,5 25 1,5 25 Berinti lima hanya sampai 16 mm 2 Di atas, di dalam dan di bawah plesteran, tetapi tidak pada kamar mandi dalam rumah dan hotel. Juga di atas kayu. Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu Tidak diperbolehkan 11 Kabel termoplastik berperisai logam berpelindung elektris berselubung termoplastik. NHYRUZY NHYRUZYr /500 (400) /500 (400) ,5 25 1,5 25 Berinti lima hanya sampai 6 mm 2 Di atas, di dalam dan di bawah plesteran, tetapi tidak pada kamar mandi dalam rumah dan hotel, dalam ruangan dengan instalasi frekuensi tinggi. Juga di atas kayu. Di atas di dalam dan di bawah plesteran, dalam ruang dengan instalasi frekuensi tinggi. Juga di atas kayu Di atas di dalam dan di bawah plesteran, dalam ruang dengan instalasi frekuensi tinggi. Juga di atas kayu Tidak diperbolehkan 278

7 SNI Tabel 7.13 (lanjutan) Kabel termoplastik berselubung timah hitam dan termoplastik. NYBUY /500 (400) 2 5 1,5 35 Berinti lima hanya sampai 6 mm 2 Di atas, di dalam dan di bawah plesteran, tetapi tidak pada kamar mandi dalam rumah dan hotel. Juga di atas kayu. Di atas, di bawah plesteran. Juga di atas kayu Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu Di atas, di dalam dan di bawah plesteran. Dengan memperhatikan pengaruh kimia dan termis. Juga di atas kayu 13 Kabel termoplastik lampu tabung dengan selubung termoplastik NYLRZY 4000 dan 8000 terhadap tanah. 1 1,5 Di atas, dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu. Di atas, dan di bawah plesteran. Juga di atas kayu. Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 14 Kabel rumah karet NGA /500 (400) Dalam pipa yang di pasang di atas atau di dalam plesteran (pada kamar mandi di rumah dan hotel hanya pipa plastik). Pemasangan terbuka pada isolator di atas plesteran di luar jangkauan tangan, dalam alat listrik, lemari hubung bagi. Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan Tidak diperbolehkan 15 Kabel karet tahan panas N2GAU N2GAU /500 (400) /500 (400) ,5 95 Pemasangan dalam pipa di atas dan di bawah plesteran juga di dalam dan pada lampu Tidak diperbolehkan Pemasangan di dalam pipa plastik di atas dan di bawah plesteran. Di dalam lemari hubung bagi 16 Kabel karet NPL 230/400 () 2 dan 3 0,75 Untuk lampu gantung ringan. Tidak diperbolehkan 279

8 SNI CATATAN : a) Kabel instalasi dalam tabel di atas tidak boleh dipasang pada atau di dalam tanah, serta tidak boleh pula dipasang sebagai kabel udara. b) Nilai tegangan pengenal di dalam tanda kurung adalah nilai kerja tegangan tertinggi antara fase dan netral yang diperbolehkan. c) Untuk kabel berpenghantar tembaga, Nomenklaturnya dimulai dengan huruf N 280

9 SNI No. Nama penghantar Nomenklatur Tabel Daftar konstruksi kabel fleksibel untuk dihubungkan dengan peralatan listrik yang dapat dipindahpindahkan atau bergerak Tegangan nominal (antara penghantar) Jumlah inti Luas penampang nominal inti mm Kabel termoplastik ringan NLYZ 230/400 () 2 0,1 Ya Hanya dalam ruang kering Untuk menyambung alat listrik tangan yang sangat ringan (alat cukur, jam meja dll). beban arus dan panjang hantaran tidak boleh lebih dari 1 A dan 2 m. 2 Kabel termoplastik kembar dua dan tiga NYZ NYD 230/400 () 230/400 () 2 3 0,5 & 0,75 0,5 & 0,75 Ya Hanya dalam ruang kering Dengan tekanan mekanik sedikit, untuk alat listrik tangan yang ringan, misalnya : pes, radio, alat cukur, dsb. Tidak untuk peralatan listrik termis. 3 Kabel termoplastik ringan berselubung termoplastik NYLHY rd NYLHY n 230/400 () 230/400 () ,5..0,75 0,5..0,75 Ya Hanya dalam ruang kering Dengan tekanan mekanik sedikit, untuk alat listrik tangan yang ringan, misalnya : mesin kantor, lampu meja dsb. Tidak untuk peralatan listrik termis. 4 Kabel termoplastik sedang berselubung termoplastik NYMHYrd NYMHYfl 230/400 () 230/400 () ,5 0,25 0,75 Ya Hanya dalam ruang kering untuk peralatan listrik domestik juga dalam ruang lembab semen tara. Dengan tekanan mekanik sedang, misalnya : untuk mesin cuci, lemari es dsb. Tidak untuk peralatan listrik termis. 281

10 SNI Tabel (lanjutan) Kabel termoplastik pipih fleksibel berselubung karet NYFLY /500 (400) ,5 Ya Hanya dalam ruang kering Dengan tekanan mekanis sedang, sebagai penghantar tenaga dan kontrol misalnya : pada alat angkat, alat transport, mesin kerja dsb. bila penghantar hanya tertekuk pada sisi pipihnya saja. 6 Kabel karet berurat banyak berselubung karet NSA 230/400 () 2 & 3 0,75 1,5 Tidak Dalam ruang kering Dengan tekanan mekanis sedikit, untuk alat listrik ringan misalnya setrika. 7 Kabel karet ringan berselubung karet NLH 230/400 () 2.4 0,75 4 Ya Dalam ruang kering tapi tidak dalam bengkel Dengan tekanan mekanis sedikit, untuk alat listrik ringan misalnya penghisap debu, setrika, panggangan roti dsb. 8 Kabel karet sedang berselubung karet NMH NMHou /500 (400) 1 4 0,5 & 0,75 Ya Dalam ruang ke ring & lembab dalam tempat kerja dengan bahaya kebakaran diperbolehkan mulai penampang 1,5 cm 2. Dalam tempat kerja dengan bahaya kebakaran, untuk maksud pertanian & di alam terbuka. Dalam air dan untuk keperluan industri dsb., hanya dengan NMHoc atau NMHoc(rf) Tidak boleh diregangkan seperti penghantar udara. Dengan tekanan mekanis sedang : untuk alat listrik dapur, bengkel, pertanian, misalnya: pemanas air yang besar, lampu tangan dan alat listrik tangan. Dengan tekanan mekanis sedang, untuk alat listrik tangan seperti alat bor dsb, dimana penghantar penyambungannya terkena tekanan karena tekukan dan puntiran. 282

11 SNI Table (lanjutan) Kabel karet panggung berselubung khusus NTSK /500 (400) 2 2,5.35 Ya Di ruang kering, digantung pada panggung Bilamana digantung, maka harus dijahitkan pada selubung luar kabel yang terbuat dari kain tenda. 10 Kabel las NSLFFou Dalam ruang kering dan lembab, juga di alam terbuka Tahan terhadap puntiran dan tekukan. 11 Kabel karet berselubung sangat fleksibel Ya Di ruang kering dan NMHVou 230/400 () 2 4 0,75 1,5 Dua inti hanya sampai 0,75 mm 2 lembab juga di alam terbuka. Tahan terhadap puntiran dan tekukan 12 Kabel karet berselubung pipih sangat fleksibel NGFLGou /500 (400) ,5 Ya Di ruang kering dan lembab juga di alam terbuka. Dengan tekanan mekanis sedang sebagai penghantar tenaga dan kontrol, mesin kerja dsb. Bila penghantar tertekuk hanya pada sisi pipihnya saja. 13 Kabel karet berat berselubung karet NSHou 450/750 (690) , , ,5 70 1,5 6 Ya Dalam ruang kering dan lembab, dalam ruang kerja dengan bahaya kebakaran dan ruang kerja pertanian, juga dalam alam terbuka dan dalam air untuk keperluan industri dsb. Dalam ruang kerja dengan bahaya ledakan. Dengan tekanan mekanis berat, untuk alat listrik berat seperti mesin pembangkit listrik dan motor yang bergerak, motor kerja listrik, mesin pertanian dan pada pembangunan. 283

12 SNI Tabel (lanjutan) Kabel karet berat berselubung karet berpelindung elektris NSHCou 450/750 (690) ,5.16 Ya Dalam ruang kering dan lembab, dalam ruang kerja dengan bahaya kebakaran dan ruang kerja pertanian, juga dalam alam terbuka dan dalam air untuk keperluan industri dsb. Dalam ruang kerja dengan bahaya ledakan. Dengan tekanan mekanis berat, untuk alat listrik berat seperti mesin pembangkit listrik dan motor yang bergerak, motor kerja listrik, mesin pertanian dan pada pembangunan. CATATAN Kabel fleksibel dalam tabel di atas tidak boleh di pasang pada atau di dalam tanah, serta pula tidak boleh dipasang sebagai kabel udara. 284

13 SNI Tabel Daftar konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik Nama kabel No. Nomenklattur 1) Tegangan Luas penampang Perlindungan/ Jumlah tanah nominal 2) 3) 4) nominal penghantar Penggunaan utama Penggunaan dengan pembatasan inti mm 2 konsentris Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik NYY 3) NAYY 3) 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2) 0,6/1(1,2) 3,6/6(7,2) , , Bila berinti tunggal bisa sampai 500 mm 2. Tanpa Kabel tenaga : Di dalam ruang, saluran kabel, dan di alam terbuka, untuk mesin tenaga, lemari penghubung, instalasi industri bila diharap kan tidak terjadi kerusakan mekanis. Bila berinti banyak (lebih dari 5) untuk kabel kontrol. Dalam tanah dengan pelindung bila diperhitungkan kemungkinan terjadi kerusakan mekanis. Dengan NAYY disyaratkan tindakan pengamanan khusus. Bila paralel dengan kabel tenaga atau penghantar udara TM dan TT perlu diperhatikan pengaruhnya. 2 Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan perisai pita baja NYBY NAYBY Sda dan 4 3 dan dan 4 n ) Dobel perisai pita baja yang digalvaniskan Dobel perisai pita aluminium Di dalam ruang, saluran kabel, dan di dalam tanah untuk instalasi industri dan lemari penghubung, serta untuk mesin tenaga bila mungkin terdapat gangguan mekanis ringan. Dalam penggelarannya harus diperhatikan agar kabel tanah ini tidak mengalami tarikantarikan yang berkelebihan atas pengaruhnya. 3 Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan perisai kawat baja NYFGbY NYRGbY NAYFGbY NAYRGbY Sda dan 4 3 dan dan 4 3 dan 4 1, Perisai kawat baja bundar atau pipih yang digalvaniskan NYFGbY dan NAYFGbY : di dalam ruang, saluran kabel dan dialam terbuka, dan di dalam tanah untuk mesin tenaga, untuk instalasi industri dan lemari penghubung, bila diharapkan terjadi gangguan mekanis sedang. NYRGbY dan NAYRGbY : untuk pemasangan dalam tanah, didalam ruang saluran kabel dan alam terbuka, bila disyaratkan perlindungan mekanis yang lebih tinggi atau tekanan tarik yang lebih besar pada waktu montase dan pada waktu pembebanan. NYFGby dan NAYFGbY : di dalam air dan sungai, bila tidak akan terjadi gang guan gaya tarik mekanis. NYRGbY dan NAYRGbY : di dalam air dan sungai, bila tidak akan terjadi gangguan gaya tarik mekanis 285

14 SNI Tabel 7.15 (lanjutan) Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan penghantar konsentrik. NYCY NYCWY NAYCY NAYCWY 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2 ) 6/10 (12) dan 4 3 dan dan 4 3 dan 4 1, Bila berinti tunggal bisa sampai 500 mm 2, sampai 100mm 2 bisa berinti banyak Berpenghan tar konsentris tembaga (c) Penghantar konsentris tidak membelit uraturat (zigzag)(cw) Luas penam pang nominal penghantaran konsentris maksimum 240 mm 2 NYCY dan NAYCY : untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris, untuk pemasangan dalam tanah, di dalam ruang, saluran kabel dan alam terbuka; untuk penerangan jalan dan sambungan rumah dalam jaringan listrik, diperlukan pengaman mekanis tambahan. NYCWY dan NAYCWY : Untuk jaring listrik dengan penghantar konsentris bergelombang yang pada pencabangan tidak dipotong, untuk pemasangan dalam tanah di dalam ruang, untuk penerangan jalan dan sambungan rumah dalam jaringan listrik, diperlukan pengamanan mekanisme tamabahan. NYCY dan NAYCY : Pada waktu montase dan pada waktu pembebanan dapat dibebani gaya mekanis ringan (lihat lajur 1) NYCWY dan NAYCWY : Pada waktu montase dan pada waktu pembebanan dapat dibebani gaya mekanis ringan (lihat lajur 1). 5 Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan lapisan pelindung elektris. NYSY NAYSY Sda 3 dan 4 3 dan dan 4 3 dan Berpelindung elektris dari bahan tembaga sesuai Di dalam ruangan sempit karena radius tekuknya yang kecil untuk instalasi mesin tenaga dan lemari penghubung. Disebabkan karena ringannya, sebagai kabel tanah tepat untuk daerah dengan perbedaan tinggi yang besar. Di dalam memilih penampang lapisan Cu perlu diperhatikan syarat pembumian jaringan. 6 Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan penghantar NYCEY NAYCEY Sda 3 dan 4 3 dan dan 4 3 dan Penghantar konsentris melilit setiap urat, jumlah luas penampang semua penghantar konsentris sesuai Di dalam ruang, saluran kabel, di alam terbuka dan di dalam tanah untuk mesin tenaga, instalasi industri dan lemari penghubung. Dalam memilih pemasangan penghantar konsentris Cu perlu diperhatikan syarat pembumian dari jaringan. 286

15 SNI Tabel 7.15 (lanjutan) Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan lapisan pelindung elektris membungkus tiap inti NYSEY NAYSEY Sda 3 dan 4 3 dan 4 3 dan 4 3 dan Lapisan pelindung elektris melilit setiap urat, luas penampang pelindung elektris yang membungkus tiap urat sesuai Di dalam ruang, saluran kabel, di alam terbuka dan di dalam tanah untuk mesin tenaga, instalasi industri dan lemari penghubung. Dalam memilih pemasangan penghantar konsentris Cu perlu diperhatikan syarat pembumian dari jaringan. 8 Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan lapisan pelindung elektris dan lapisan pembatas medan magnit. NYHSY NAYHSY Sda 1 dan 4 1 dan 4 1 dan 4 1 dan Lapisan pelindung elektris melilit sesuai dan lapisan pembatas medan magnit pada setiap inti. Di dalam ruang, saluran kabel, di alam terbuka dan di dalam tanah untuk mesin tenaga, instalasi industri dan lemari penghubung. Dalam memilih penampang lapisan Cu perlu diperhatikan syarat resistansi dari jaringan. Karena susut dielektris yang rendah, tepat untuk jaringan umum yang sangat panjang. 287

16 SNI CATATAN : a) Untuk kabel berpenghantar aluminium, Nomenklaturnya dimulai dengan huruf kombinasi NA.. b) Untuk kabel tanah bertegangan pengenal lebih dari 0,6/1 kv (1,2 kv), luas penampang penghantar terkecil adalah 25 mm 2 untuk Cu, dan 35 mm 2 untuk A1. c) Untuk 1,5 s/d 10 mm 2 berpenghantar tembaga bisa berurat banyak, bila berinti tunggal berpenghantar aluminium minimum 35 mm 2. d) Kabel tanah berinti 4 juga dengan ukuran 2,5 mm² e) Untuk menahan kebocoran terhadap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini dapat diberi lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa. f) Untuk keperluan khusus, misalnya menyeberangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi perisai aluminium atau stainless steel yang berombakombak (corrugated), atau untuk kabel berselubung timbal harus dilindungi dengan perisai kawat bulat. g) Kecuali bahan XLPE (Cross linked Polyethylene), boleh juga digunakan PE (Polyethylene) sebagai bahan isolasi kabel, dalam hal ini momenklaturnya adalah N2Y.. (atau NA2Y.). 288

17 SNI Tabel 7.15a Daftar konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubung PVC No. Nama kebel tanah Nomenklatur Tegangan nominal kv Jumlah inti Luas penampang nominal Perlindungan Penggunaan utama mm 2 Penggunaan dengan pembatasan Kabel tanah berisolasi XLPE, berselubung termoplastik dengan lapisan pelindung elektris. N2XSY NA2XSY 3.6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,7/15 (17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) 3.6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,7/15 (17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) 1 dan 3 1 dan Berpelindung elektris pita kawat tembaga Di dalam ruang, di dalam saluran, untuk trafo distribusi pada sistem dengan netral dibumikan melalui resistans Di dalam tanah bila terdapat cukup perlindungan mekanis. 2 Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubung termoplastik berpenghantar konsentris N2XCY NA2XCY sda 1 dan 3 sda Penghantar konsentris Di dalam ruang, dan saluran, untuk trafo distribusi pada sistem dimana netral dibumikan langsung Sda 3 Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubung termoplastik dengan perisai pita baja dan lapisan pelindung elektris pada tiap inti. N2XSEYBY NA2XSEYBY sda 3 3 sda Perisai pita baja dan lapisan pelindung pita/kawat tembaga pada tiap inti. Di dalam ruang, di dalam saluran di alam terbuka. Di dalam tanah dengan perlindungan bila gangguan mekanis sering terjadi. 4 Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubung termoplastik dengan pelindung elektris pada tiap inti. N2XSEY NA2XSEY sda 1 dan 3 1 dan 3 sda Pelindung elektris pita/ kawat tembaga tiap inti Di dalam ruang, di dalam saluran di alam terbuka. Di dalam tanah dengan perlindungan bila gangguan mekanis sering terjadi. 5 Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubung termoplastik dengan perisai kawat dan pita baja dan lapisan pelindung elektris pada tiap inti. N2XSEYFGby NA2XSEYFGby sda 1 dan 3 sda Perisai kawat dan pita baja dan lapisan pelindung elektris pita/ kawat tembaga pada tiap juti Di dalam ruang dan saluran, untuk trafo distribusi pada sistem di mana netral dibumikan langsung sda 289

18 SNI CATATAN : a) Untuk kabel berpenghantar aluminium, Nomenklaturnya dimulai dengan huruf kombinasi NA.. h) Untuk kabel tanah bertegangan pengenal lebih dari 0,6/1 kv (1,2 kv), luas penampang penghantar terkecil adalah 25 mm 2 untuk Cu, dan 35 mm 2 untuk A1. i) Untuk 1,5 s/d 10 mm 2 berpenghantar tembaga bisa berurat banyak, bila berinti tunggal berpenghantar aluminium minimum 35 mm 2. j) Kabel tanah berinti 4 juga dengan ukuran 2,5 mm² k) Untuk menahan kebocoran terhadap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini dapat diberi lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa. l) Untuk keperluan khusus, misalnya menyeberangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi perisai aluminium atau stainless steel yang berombakombak (corrugated). m) Kecuali bahan XLPE (Cross linked Polyethylene), boleh juga digunakan PE (Polyethylene) sebagai bahan isolasi kabel, dalam hal ini momenklaturnya adalah N2Y.. (atau NA2Y.). 290

19 SNI Tabel 7.16 Daftar konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi kertas No. Nama kabel tanah Nomenklat ur Tegangan pengenal kv Jumlah inti Luas penampang nominal mm 2 Perlindunga n Penggunaan utama Penggunaan dengan pembatasan Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan lapisan luar bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKA NAKA NHKA NAHKA 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,7/15 (17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) 8,7/15 (17,5) 12/20 (24) 18./30 (36) dan dan dan dan Umumnya berinti tunggal Berpelindung selubung timbal Di dalam gedung dalam saluran kabel juga di luar bangunan, bila tidak diperlukan perlindungan khusus terhadap karat Bila cukup perlindungan terhadap kemungkinan perusakan secara mekanis, boleh ditanam 2 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan lapisan luar bahan termoplastik. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKY NAKY NHKY NAHKY Sda Sda Umumnya berinti tunggal Berpelindung selubung timbal Di dalam gedung dalam saluran kabel juga di luar bangunan, baik untuk tempat yang mengandung bahaya karat terhadap timah hitam (timbal) Sda 3 Kabel tanah ber isolasi kertas berselubung timbal dengan perisai pita baja dan lapisan luar anti karat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKBR NAKBR NHKBR NAHKBR sda sda Umumnya berinti tunggal Berpelindung selubung timbal dan berperisai pita baja serta lapisan tahan karat Di dalam ruang yang kering dan dalam saluran kabel. Tahan terhadap gangguan mekanis ringan. 291

20 SNI Tabel 7.16 (lanjutan) Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai pita baja dan lapisan luar dari bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKBA (GPLK) NAKBA NHKBA NAHKBA S.d.a S.d.a Berpelindung selubung timbal dan berperisai pita baja serta lapisan luar dari serat. Langsung ditanam dalam tanah 5 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai pita baja dan lapisan luar dari bahan serat dengan bahan peredam api. NKBAfl NAKBAfl Seperti lajur 4 (NKBA) dengan pelindung tam bahan terhadap kebakaran. Langsung di tanam dalam tanah. Baik untuk tempat yang mengandung bahaya kebakaran. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NHKBAfl NAHKBAn S.d.a S.d.a Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai pita baja dan lapisan luar dari bahan termoplastik. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKBY NAKBY NHKBY NAHKBY S.d.a S.d.a Berpelindung selubung timbal dan berperisai pita baja. Langsung di tanam dalam tanah. Baik untuk tempat yang mengan dung bahaya karat. 7 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai kawat baja pipih dan lapisan luar dari bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKFA NAKFA NHKFA NAHKFA 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,75/15 (17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) S.d.a Berpelindung selubung timbal dan berperisai kawat baja pipih Langsung di tanam dalam tanah, dimana mungkin timbul gaya tarik mekanis. Bila lapisan luar dari bahan serat berlapis dua dan cukup berisi bahan tahan karat, boleh dipasang di dalam air. 292

21 SNI Tabel 7.16 (lanjutan) Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai kawat baja bulat dan lapisan luar dari bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKRA NAKRA NHKRA NAHKRA 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,7/15 (17,5) 12/20 (24) 8,75/15 (17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) S.d.a Berpelindung selubung timbal dan berperisai kawat baja bulat. Langsung di tanam dalam tanah, dimana mungkin timbul gaya tarik mekanis. Bila lapisan luar dari bahan serat berlapis dua dan cukup berisi bahan tahan karat, boleh dipasang di dalam air. 9 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai lapislapis dari kawat baja bulat dan lapisan luar dari bahan termoplastik. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NKRFGbY NAKRFGbY NHKRFGbY NHKRFGbyR Sda S.d.a Berpelindung selubung timbal dan berperisai kawat baja bentuk Z. Langsung ditanam dalam tanah, dan di dalam air dimana terdapat gayagaya tarik mekanis. Baik untuk tempattempat yang mengandung bahaya korosi. 10 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal dengan perisai lapislapis dari kawat baja berbentuk Z dan lapisan luar dua lapis bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NKZAA NAKZAA NHKZAA NAHKZAA Sda Sda Berpelindung selubung timbal dan berperisai dua lapis kawat baja bulat. Langsung ditanam dalam tanah, dan di dalam air di mana banyak terjadi gaya tarik mekanis 293

22 SNI Tabel 7.16 (lanjutan) 11 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal berperisai kawat baja bulat tanpa lapisan luar. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NKFGbR NAKFGbR KHKFGbR NAHKFGbR Sda Sda Berpelindung selubung timbal dan berperisai kawat baja pipih. Di dalam ruang kering dan tabung kabel. Baik untuk tempattempat di mana pada waktu pemasangannya kabel harus ditarik. 12 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung timbal berperisai kawat baja bulat tanpa lapisan luar. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NKRGbR NAKRGbR NHKRGbR NAHKRGbR Sda Sda Berpelindung selubung timbal dan berperisai kawat baja bulat. Di dalam ruang kering dan tabung kabel. Baik untuk tempattempat di mana pada waktu pemasangannya kabel harus ditarik keras. 13 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung aluminium berlapisan luar bahan termoplastik. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NKLY NAKLY NHKLY NAHKLY Sda Sda Berpelindung selubung aluminium Di dalam gedung, saluran kabel atau di luar gedung. Langsung ditanam dalam tanah bila cukup perlindungan mekanis. 14 Kabel tanah berisolasi kertas berselubung tembaga bergelombang dan berlapisan luar bahan termoplastik. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NKWKZY NAKWKZY NHKWKZY NAHKWKZY Sda Sda Berpelindung selubung tembaga bergelombang Di dalam gedung, saluran kabel atau di luar gedung bila diperlukan fleksibilitas pada saat pemasangan nya. 294

23 SNI Tabel 7.16 (lanjutan) Kabel tanah masingmasing inti berselubung timbal, seluruhnya berperisai pita baja dan lapisan luar bahan serat S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NEKBA NAUKBA NHEKBA NAHKEBA 6/10 (12) 8,7/15(17,5) 12/20 (24) 6/10 (12) 8,7/15(17,5) 12/20 (24) Masingmasing inti berpelindung berselubung timbal dan kabel berperisai pita baja. Langsung ditanam dalam tanah 16 Kabel tanah masingmasing inti berselubung timbal, dan masingmasing diberi pula lapisan pita bahan termoplastik seluruhnya diberi perisai pita baja dan lapisan luar bahan serat. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam. NEKEBA NAEKEBA NHKEBA NAHEKEBA 6/10 (12) 8,7/15(17,5) 12/20 (24) 6/10 (12) 8,7/15(17,5) 12/20 (24) Masingmasing inti berpelindung berselubung timbal yang satu dengan yang lainnya tidak berhubungan, kabel berperisai pita baja. Langsung ditanam dalam tanah 17 Kabel tanah aluminium berisolasi kertas berselubung aluminium berlapis pitapita bahan termoplastik dan bahan lapisan bahan termoplastik. NKLEY NAKLEY 0,6/1 (1,2) 3,6/6 (7,2) 6/10 (12) 8,7/15(17,5) 12/20 (24) 18/30 (36) 1 5 1,3 dan 4 1,3 dan 4 1,3 dan 4 1,3 dan 4 1,3 dan Berpelindung selubung aluminium Di dalam gedung, saluran kabel dan di luar gedung Bila cukup perlindungan terhadap gangguan mekanis boleh ditanam. S.d.a Inti berpelindung medan magnit dari kertas logam NHKLEY NAHKLEY 8,7/15(17,5) 12/20 (24) 18/30 (36)

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar

Lebih terperinci

Jenis Bahan Konduktor

Jenis Bahan Konduktor Jenis Bahan Konduktor Bahan bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

Bab 6 Penentuan Luas Penampang Penghantar Arus. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

Bab 6 Penentuan Luas Penampang Penghantar Arus. PDF created with FinePrint pdffactory trial version Bab 6 Penentuan Luas Penampang Penghantar Arus Ko-ordinasi antara konduktor dan gawai proteksi kaidah yg harus diikuti untuk mendapatkan pengaman kabel yg memadai. IEC 364-4-433-2 waktu 1h q pengaman dengan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH 2.1 Umum Rancangan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensif untuk keberhasilan sistem dan untuk menentukan keefektifan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI.1 Umum Tujuan utama penggunaan isolasi adalah sebagai sarana pengaman, yaitu untuk memisahkan dua buah penghantar atau lebih yang saling berdekatan sehingga tidak terjadi kebocoran

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan dinamis dari hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BB II TINJUN PUSTK Pada penelitian ini yang berjudul Perbandingan nalisa liran Daya dengan Menggunakan Metode lgoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson. Dari hasil perbandingan dua metode diatas didapatkan

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur

Lebih terperinci

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI 83 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran

Lebih terperinci

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai analisis sistem suplai daya instalasi listrik tenaga. Sehingga, dalam upaya

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT MATERIAL TEKNIK 2 SKS Ruang B2.3 Jam 8.40-11.10 Dedi Nurcipto, MT dedinurcipto@dsn.dinus.ac.id Perbedaan struktur logam dan non logam Perbedaan yang sangat mendasar antara bahan logamdibanding dengan bahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Perencanaan Proses Produksi. : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya

Perencanaan Proses Produksi. : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya Layout EM 150 71 72 Perencanaan Proses Keterangan gambar : : ruang lingkup departemen PPC : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya 73 Arti Kode Pengenal untuk Kabel Listrik Kode Huruf N NA NFA

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH. MDU pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah adalah :

KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH. MDU pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah adalah : KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH Komponen Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Menegah merupakan rangkaian komponen yang terpasang membentuk satu

Lebih terperinci

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Perhitungan Digital Nilai Geometrik G dan Faktor Screening K. A.1 Faktor geometrik G untuk kabel ikat berinti tiga dengan konduktor bulat

LAMPIRAN A. Perhitungan Digital Nilai Geometrik G dan Faktor Screening K. A.1 Faktor geometrik G untuk kabel ikat berinti tiga dengan konduktor bulat LAMPIRAN A Perhitungan Digital Nilai Geometrik G dan Faktor Screening K A.1 Faktor geometrik G untuk kabel ikat berinti tiga dengan konduktor bulat (Gambar 3.4) dan di mana : merupakan fungsi X dany. Dengan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH BAGAN DARI MESIN LISTRIK Konversi energi Trafo Listrik Listrik Medan magnet Generator Motor mekanik BAGIAN-BAGIAN MESIN ARUS SEARAH Bagian-bagian penting pada suatu mesin

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Daftar Riwayat Hidup. Kartu Mata Kuliah. Surat Keterangan Survey Tugas Akhir

LAMPIRAN A. Daftar Riwayat Hidup. Kartu Mata Kuliah. Surat Keterangan Survey Tugas Akhir 111 LAMPIRAN A Daftar Riwayat Hidup Kartu Mata Kuliah Surat Keterangan Survey Tugas Akhir SURAT KETERANGAN SURVEY TUGAS AKHIR 114 115 LAMPIRAN B Faktor Batas Kendali Peta Variabel FAKTOR BATAS KENDALI

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di PT. Furin Jaya Co. LTD. Perusahaan ini bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi semua tipe kabel baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK Ahmad Mohajir Lutfhi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Lebih terperinci

instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan parameter listrik. baik secara kualitas maupun kuantitas. 1. LATAR BELAKANG

instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan parameter listrik. baik secara kualitas maupun kuantitas. 1. LATAR BELAKANG KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN PEMAKAIAN LEBIH DARI 10 TAHUN DI KANAGARIAN NANGGALO KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

Komponen instalasi tenaga listrik

Komponen instalasi tenaga listrik Komponen instalasi tenaga listrik KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK

ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK TM - 1 ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK Mengapa keselamatan kerja di lingkungan kerja listrik menjadi prioritas utama? Kecelakaan kerja di lingkungan kerja listrik disebabkan adanya sengatan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Dasar Mekanisme Perpindahan Energi Panas Pada dasarnya terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi, konveksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan. Energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit dan disalurkan ke konsumen-konsumen

Lebih terperinci

MENGATUR DAN MEMBENTUK KABEL F.20.04

MENGATUR DAN MEMBENTUK KABEL F.20.04 DASAR DASAR LISTRIK MENGATUR DAN MEMBENTUK KABEL F.20.04 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan DTG1I1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan By Dwi Andi Nurmantris Apakah anda pernah kesetrum? Bahaya Listrik q Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Oleh : Brayen pontoh NIM : 13-021-020 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNK NEGERI MANADO

Lebih terperinci

TEORI LISTRIK TERAPAN

TEORI LISTRIK TERAPAN TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Ano/ppl/2012 RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Pelajaran Bahan Kajian Kelas/semester Potensi Dasar : Dasardasar listrik dan elektronika :

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI RUDY TRIANDI 0706199874 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK DESEMBER 2010 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik TM - 2 LISTRIK Pengertian Listrik Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut: - Listrik adalah kondisi dari partikel sub-atomik

Lebih terperinci

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak e SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Terdapat dua risiko utama dalam pemanfaatan energi listrik, yaitu arus kejut listrik dan suhu

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004

Training Center ISSUED - 4/17/2004 ISSUED - 4/17/2004 1 Tujuan Peserta dapat memahami jenis spesifikasi kabel tembaga dan asesoris yang digunakan di TELKOM, sehingga diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan prosedur instalasi dan spesifikasi

Lebih terperinci

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasangan penyerangan jalan(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - 도로조명설비 ( 인도네시아어

Lebih terperinci

DASAR PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK

DASAR PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK MODUL PEMBELAJARAN KODE : MK.H.LI (1) 07 (100 Jam) DASAR PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK BIDANG KEAHLIAN : KETENAGALISTRIKAN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK PEMBANGKITAN PROYEK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERORIENTASI

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : 3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : R = Dimana : = tahanan jenbis tanah ( ) L = Panjang elektroda batang (m) A = Jari-jari

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah tinggal. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi penerangan.

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

MODUL 1 2 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

MODUL 1 2 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA MODUL 1 2 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA () TINGKAT : XII PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1-2 Bahan yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB II SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI BB II SISTEM JRINGN DISTRIBUSI 2.1 SISTEM JRINGN DISTRIBUSI PLN Di Indonesia jaringan listrik yang ada dikelola dan diatur oleh PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau disingkat PT PLN (persero). Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, listrik sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar sudah jarang

Lebih terperinci

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA II.1 Jenis Isolator Isolator merupakan salah satu bahan dielektrik yang digunakan untuk memisahkan konduktor bertegangan dengan kerangka penyangga yang dibumikan.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL 0405030699 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JULI 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PEMASANGAN. 1 Sambungan gas A B C. PERINGATAN! Silakan baca bab Keselamatan.

PEMASANGAN. 1 Sambungan gas A B C. PERINGATAN! Silakan baca bab Keselamatan. PEMSNGN Silakan baca bab Keselamatan. 1 Sambungan gas Sebelum menyambung gas, lepaskan steker utama dari soket utama atau matikan sekering dalam kotak sekering. Tutuplah katup utama dari suplai gas. Saluran

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1 Standar Nasional Indonesia SNI 0225:2011/Amd 1:2013 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1 ICS : 13.260; 91.140.50 (IEC 60364552:2009, MOD) Badan Standardisasi Nasional BSN 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara umum sistem tenaga listrik tersusun atas tiga subsistem pokok, yaitu subsistem pembangkit, subsistem transmisi, dan subsistem distribusi.

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK Pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan peraturan PUIL 2000, sehingga instalasi aman untuk

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

5

5 BAB II TEORI PERFORMANSI JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK SISWA SMK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fasa dan Instalasi penerangan WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga motor

Lebih terperinci

METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN. Murni * ) Abstrak

METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN. Murni * ) Abstrak METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN Murni * ) Abstrak Instalasi perpipaan supaya terjamin dan aman dari kerusakan baik karena pemuaian maupun berat instalasi pipa sendiri

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Dewan Eksekutif Yuan Berdasarkan data 5 tahun terakhir dari pemeriksaan

Lebih terperinci