EVALUASI UNJUK KERJA POMP A SEKUNDER REAKTOR G.A SIW ABESSY SETELAH BEROPERASI SELAMA 15 TAHUN1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI UNJUK KERJA POMP A SEKUNDER REAKTOR G.A SIW ABESSY SETELAH BEROPERASI SELAMA 15 TAHUN1)"

Transkripsi

1 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN EVALUAS UNJUK KERJA POMP A SEKUNDER REAKTOR SERBAGUNA G.A SW ABESSY SETELAH BEROPERAS SELAMA 15 TAHUN1) Pusat Pengembangan Suroso, Slamet Wranto Teknolog Reaktor Rset -BATAN ABSTRAK EVALUAS UNJUK KERJA POMPA SEKUNDER REAKTOR SERBAGUNA GA. SWABESSY SETELAH BEROPERAS SELAMA 15 TAHUN. Setelah reaktor beroperas lebh dar 15 tahun sejak doperaskan pertama kal tahun 1987 terdapat ndkas penurunan knerja sstem pendngn sekunder. Penurunan knerja sstem pendngn sekunder n dantaranya dsebabkan oleh kurang optmalnya knerja pompa pendngn sekunder, salah satu cara untuk memastkan dugaan n adalah dengan melakukan evaluas terhadap knerja pompa pendngn sekunder dar karakterstk pompa pada awal doperaskannya yatu konds komsonng dengan konds setelah pompa beroperas lebh dat 15 tahun. Ekspermen dlakukan pada dua pompa yang beroperas yatu PA02 APO clan PAO APO. Hasl ekspermen menunjukkan bahwa konds pompa sekunder PAO2APO pada ttk kerja pompa antara % mash dalam keadan bak, sedangkan untuk pompa PAO1 APO1 menunjukkan adanya penurunan knerja yatu pada harga kapastas 1950 m3/h dperoleh harga head, efsens clan daya pompa terdapat penympangan lebh dat 10 % dad harga konds komsonng. Kata kunc : evaluas, pompa, unjuk kerja ABSTRACT EVALUATON OF THE SECONDARY PUMP GA. SWABESSY REACTOR PERFORMANCE AFTER 15 YEARS OPERATON. Reactor has been operated more than 15 years snce ts frst crtcalty n The reactor has an ndcaton degradaton of secondary coolng system performance. Due to the secondary pumps not well performance. To ensure ths predcton t was carred out evaluaton of the secondary pumps characterstcs durng commssonng and after 15 years operaton. The experment has been done whle two pumps PAO APO and PAO2 APO were n operaton. The results showed that the pumps PA02 APO1 s under %n s workng performance and PAO1 APO1 wth the flow capacty of 1950 m3fh has decreased performance arround 10 %. Key word: Evaluaton, Pump, Performance 105

2 <nc SSN Evaluas Unjuk Kerja PompA Suroso, dkk Sekunder.. PENDAHULUAN Keselamatan reaktor nuklr sangat bergantung kepada keutuhan elemen teras, panas yang dbangktkan oleh bahan bakar d teras reaktor, dpndahkan oleh fluda pendngn sstem pendngn prmer secara konveks paksa dengan bantuan pompa prmer ke penukar kalor, kemudan sstem pendngn sekunder mengambl panas dar penukar kalor secara konveks paksa pula dengan bantuan pompa sekunder yang akhrnya dbuang ke lngkungan melalu menara pendngn. Reaktor Serbaguna G.A Swabessy telah beroperas selama 15 tahun lebh sejak doperaskannya pertama kal tahun 198) terdapat ndkas penurunan unjuk kerja sstem " pendngn reaktor, hla pacta saat awal operas pembuangan panas pacta daya reaktor 15 MW cukup menggunakan 3 blower akhr-akhr n pacta daya yang sarna membutuhkan 4 sampa dengan 5 blower menara pendngn. Penurunan unjuk kerja n pacta sstem sekunder dapat dsebabkan oleh alat penukar kalor, menara pendngn atau pompa pendngn sekunder, untuk tu perlu dlakukan evaluas. Evaluas pacta kertas kerja n dbatas hanya untuk unjuk kerja pompa sekunder dengan mennjau ulang karakterstk pompa pada konds terakhr setelah beroperas 15 tahun atau jam operas dbandngkan dengan konds komsonng (awal operas) yang telah sesua hasl ekspermennya dengan konds desannya. Evaluas unjuk kerja pompa melput evaluas head total, daya clan efsens pompa sebaga fungs kapastas alran serta ttk kerja pompa, dharapkan dar evaluas n dperoleh kurva karakterstk pompa sekunder RSG-GAS pactakonds mutakhmya. DASAR TEOR Pompa Sentrfugal Pompa adalah suatu me sn yang memndahkan fluda dar tempat yang lebh rendah ke tempat yang lebh tngg, pacta pompa jens sentrfugal hal terse but dlakukan oleh sudu-sudu (111peller)2) Daya dar luar dberkan kepada paras untuk memutar sudu-sudu ddalam zat car, maka zat car yang terdapat d dalam sudu-sudu akan kut berputar, karena tmbul gaya sentrfugal maka zat car mengalr dar tengah sudu-sudu ke luar melalu saluran dantara sudu-sudu. Head tekanan zat car menjad lebh tngg, demkan pula head kecepatannya bertambah besar karena zat car mengalam percepatan. Zat car yang keluar dar sudu-sudu dtampung d dalam saluran yang berbentuk spral (volute) d sekellng sudu-sudu clan dsalurkan keluar pompa melalu nose!. D dalam nosel n sebagan head kecepatan alran dubah menjad head tekanan, dalam hal n terlhat bahwa sudu-sudu berfungs memberkan kerja kepada zat car, sehngga energ yang dkandungnya menjad bertambah besar. Selsh energ persatuan massa atau head

3 107 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN total zat car antaraflens hsap danflens keluar pompa dsebut head total pompa. Jelas dar uraan d atas bahwa pompa sentrfugal dapat mengubah energ mekank dalam bentuk kerja paras menjad energ ddalam fluda, energ nlah yang mengakbatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan clan head potensal pada zat car yang mengalr secara kontnyu. Beberapa pertmbangan yang perlu dlakukan dalam desan clan pemlhan pompa sentrfugal adalah efsens pompa tngg dengan konds tekanan postp neto ss hsap yang dperlukan kecl, keandalan tngg, rentang kapastas operas cukup lebar clan harga rendah tetap pada kenyataannnya antara parameter-parameter tersebut salng mempengaruh bahkan salng berlawanan satu dengan yang lan. Hasl desan suatu pompa sult untuk memenuh banyak krtera sehngga dperlukan teknk clan pedoman untuk menentukan karakterstk clanunjuk kerja, untuk keperluan tersebut dgunakan krtera menggunakan suatu kurva karakterstk yang menyatakan hubungan antara. head, daya clan efsens sebaga flngs] kapastas alran. Karakterstk pompa sentrfugal dtentukan oleh desan sudu-sudu clan motor penggeraknya. Bentuk clanukuran sudu serta besarnya motor penggerak akan 111enentukanharga clan hubungan antam kapastas alran dengan head, daya clan e:llsens.terjadnya kerusakan clan. perubahan sudut sudu-sudu pompa selama operas menjad faktor utama yang menyebabkan perubahan karakterstk pompa, kerusakan sudu-sudu dapat terjad karena masuknya benda-benda asng bersama fluda ke dalam pompa saat beroperas. Hal lan yang dapat mempengaruh perubahan karakterstk pompa adalah karena poras motor clan pompa tdak segars, atau ketdak smetrsan pondas saat pembuatan sehngga berakbat getaran terlalu besar dsampng unjuk kerja motor penggerak clantata letak juga akan berpengaruh terhadap karakterstk clan ttk kerja pompa. Faktor lan yang dapat menyebabkan penurunan unjuk kerja pompa adalah terjadnyanya kavtas. Kavtas adalah gejala menguapnya zat car yang sedang mengalr karena tekanannya turun sampa dbawah tekanan jenuhnya'). Hal n dapat terjad pada zat car yang sedang mengalr d dalam pompa maupun d dalam ppa Pada pompa, bagan yang mudah mengalam kavtas adalah pada ss hsapnya. Jka pompa mengalam kavtas maka akan tmbul suara bersk clangetaran, selan tu unjuk kerja pompa akan menurun secara tba-tba, sehngga pompa tdak dapat bekerja pada konds terbaknya. Untuk menghndar terjadnya kavtas hams dusahakan agar tdak ada satupun bagan dar alran d dalam pompa yang mempunya tekanan stats lebh rendah dar tekanan uap jenuh caran pada temperatur yang bersangkutan. D dalam hal n perlu

4 A1"\'" SSN Evaluas Unjuk Kerja PompA Sekunder.. Suroso, dkk dperhatkan dua macam tekanan yang memegang peranan, yatu tekanan yang dtentukan oleh konds lngkungan dmana pompa dpasang yang dsebut sebaga tekanan postp ss hsap yang terseda (Net Postve Sucton Head Avalable=NPSHA) dat tekanan yang dtentukan oleh keadaan alran ddalam pompa yang dsebut sebga tekanan postp ss hsap yang dperlukan (Net Postve Sucton Head Requred=NPSHR). NPSHA adalah head yang dmlk zat car pactass hsap pompa yang harganya ekvalen dengan tekanan mutlak pactass hsap pompa dkurang dengan tekanan uap jenuh zat car d tempat tersebut yang besarnya sarna dengan tekanan pacta konds luar dmana pompa dpasang. Bla pompa doperaskan, tekanan terendah d dalam pompa terdapat pacta suatu ttk dekat ss masuk sudu-sudu. D tempat tersebut tekanan lebh rendah dar tekanan pacta lubang hsap pompa. Agar tdak terjad penguapan zat car, maka tekanan pacta lubang masuk pompa dkurang penurunan tekanan ddalarn pompa harns lebh tngg dar tekanan uap ar. Head tekanan yang besarnya sarna dengan penurunan tekanan n dsebut head neto postp ss hsap yang dperlukan (NPSHR). Harga NPSHR untuk suatu pompa berbeda-beda, datberubah sebga fungs kapastas dat putaran sudu-sudunya. Suatu pompa agar dapat bekerja tanpa mengalam kavtas, maka harus memenuh persyaratan, dmana nla bahwa NPSHA barns lebh besar darpada NPSHR. Besar harga NPSHA dapat dhtung dat dtentukan dar harga konds nstalas, sedangkan besar harga NPSHR dperoleh dar pabrk pembuat pompa. Karakterstk suatu pompa dapat dtentukan dar hubungan antara head, efsens datdaya pompa sebaga fungs kapastas alran yang dgarnbarkan dalam suatu kurva karakterstk. TATAKERJA Sstem Reaktor Reaktor Serbaguna G.A. Swabessy merupakan reaktor nuklr jens materal testng reactor (MTR) menggunakan kolam terbuka dengan daya nomnal 30 MW thermal. Teras reaktor bers 40 bundel elemen bakar dat 8 clemen kendal yang tersusun dengan matrx lox 10. Bunde! elemen bakar tersusun dar 21 plat elemen bakar yang terbuat dar U 30sA dengan pengkayaan U235 19,95 % dat kerapatan 2,96 %.1) Sstem pendng n reaktor terdr sstem pendngn prmer dat sstem pendngn sekunder, yang berfungs untuk menjaga suhu teras reaktor agar tetap dalam konds operasonal. Sstem pendng n prmer menggunakan ar rngan bebas mneral (H2O) sebaga fluda pendng n yang sekalgus berfungs sebaga moderator neutron untuk mendukung berlangsungnya reaks fs. Panas yang dhaslkan teras reaktor

5 109 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN dambl oleh sstem pendngn prmer clanmelalu alat penukar kalor dteruskan ke sstem pendngn sekunder untuk selanjutnya dlepaskan ke udara blower menara pendngn. Pompa Sstem Sekunder oleh Sstem pendngn sekunder merupakan tempat pembuangan panas terakhr dar sstem RSG.GAS. Fluda kerja system pendngn sekunder adalah ar yang dambl langsung dar system penyedaan ar setempat. Sstem terdr dar 2 jalur pempaan yang masng-masng bagan mempunya kapastas 50% yang terdr dar pompa, alat penukar kalor, sarngan mekank clan dua blok menara pendngn dengan masng-masng dlengkap 3 blower menara pendngn3) Mekansme system sekunder adalah pompa menghsap fluda kerja dar kolam menara pendngn dteruskan ke alat penukar kalor untuk mengambl panas dar system pendngn prmer kemudan dalrkan lag ke kolam menara pendngn. Pompa pacta system sekunder dsebut pula pompa system sekunder yang terdr dattga pompa dengan dua beroperas clan satu sebaga cadangan, ketga pompa mempunya tpe clanfungs yang sarna, setap unt terdr datpompa proses yang dgerakkan oleh motor sangkar kurung melalu sambungan koplng sentrfugal. Bagan-bagan pompa yang berhubungan dengan ar sepert runner, castng dll., terbuat dar cast ron yang dperkuat dengan stanless steel. Spesfkas teknk dar pompa sstem sekunder n dberkan pacta Tabel 1. Prosedur Pengamblan Data Pembuatan kurva karakterstk unjuk kerja pompa dsusun mengacu pacta prosedur pengetesan pompa Amercan nsttute of Chemcal Engneers (AChE) Equpment Testng Procedures Commttee dengan penyesuaan konds d lapangan. 3) Hasl yang dperoleh dbandngkan dengan kurva karaterstk pompa pada saat komsonng yang telah dlakukan oleh nteraton GmBH clan Tm Komsonng RSG.GAS pacta tahun Peneltan hanya dlakukan pacta dua pompa aktfyang dgunakan yatu pompa PA 01 APO clanpa 02 APO.

6 110 SSN Evaluas Unjuk Kerja PompA Sekunder.. Suroso, dkk Tabel 1. Spesfkas teknk pompa sstem sekunder reaktor serbaguna G.A. Swabess/) No. Parameter Hargo/keterangan Satuan.. 1 Tpe Sentrfugal - 2 Fabrkas - KSB 3 Dameter sudu-sudu 390 Mm 4 Dameter ppa ss masuk 600 Mm 5 Dameter ppa ss keluar 500 Mm 6 Kapastas alran 1950 m3fh 7 Head total 28 M 8 NPSHA 10 M 9 NPSHR 9 M 10 Tpe motor nduks - 11 Daya motor PAOPA02 250/220 W 12 Kecepatan putaran motor 1480 Rpm 13 Tegangan 380 Volt 14 Fase 3-15 Frekuens 50 Hz 16 Factor daya 0,86-17 Efsen motor 93,6 % 18 Efsens pompa 78 % 19 Fluda kerja Ar - 20 Suhu operas c 21 Suhu desan 60 c 22 Tekanan operas ss hsap 0,28 BD: 23 Tekanan operas ss tekan 3 Bar 24 Masa jens fluda kerja 994 kg/m3 Peralatan percobaan Peralatan yang dgunakan dalam percobaan melput peralatan terpasang dad portable, peralatan terpasang melput,. Alat ukur tekanan ss hsap pompa yatu PAO CPOOdaDPA02 CPOO, masng mempunya jangkau ukur 0-0,5 bar 2. Alat ukur tekanan ss keluar pompa PAO CPO02 dad PA02 CPO02 yang mempunya jangkauan 0-0,5 bar. 3. Alat ukur kapastas alran PAO CFOO dad PA02 CF 001 yang.. masmg-masmg mempunym jangkauan m3fh 4. Alat ukur kecepatan putaran motor PAO CSOOdan PA 02 CSOO yang

7 111 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN masng-masng mempunya jangkau ukur rpm 5. Alat ukur temperatur ar pendngn sekunder ss hsap PAO1 CTOO1 clan PA02 CT 002 yang masng-masng mempunya jangkau ukur 0-60 c Semua peralatan ukur terpasang terse but menggunakan transduser elektrk dengan jangkau ukur 0-20mA, sedangkan peralatan portable yang dgunakan melput : 1. Multmeter dgtal 2. Tang ampermeter Konds Awal 1. Reaktor dalam keadaan tdak beroperas 2. Semua alat ukur dalam keadaan bak "' j. clan sudah terkalbras Katup manual throttlng pada kedua ss pompa dalam keadaan operas normal, clan ndkator bukaan katup telah dtanda 4. Ketnggan permukaan ar pada menara pendngn kerja berada pada poss. 5. Sstem pendngn sekunder sap doperaskan Langkah Percobaan. Catat data-data awal termasuk data spesfkas teknk yang dperlukan 2. Hdupkan pompa pendngn sekunder pada kapastas nomnal, setelah konds stabl tercapa yang terdr dar data, tekanan masuk pompa, tekanan keluar pompa, kapastas alran, arus clan kecepatan motor. putaran 3. Buka katup throttlng hngga ddapat kapastas alran sebesar 2100 m3/h, setelah konds stabl catat seper pada langkah 2 4. Lakukan sepert langkah 3 pada setap kenakan kapastas alran 100 m3/h hngga bukaan katup maksmum 5. Tutup katup hngga kapastas alran 1900 m3/h 6. Setelah percobaan selesa kembalkan katup pada poss operasonal 7. Matkan pompa pendngn sekunder PAO APO 8. Dengan cara yang sarna lakukan langkah 1 sampa dengan 7 untuk pompa sekunder PA02 APO. HASL DAN PEMBAHASAN Hasl pengujan karakterstk pompa setelah beroperas lebh dar 15 tahun' (1997 sd 2003) clan konds komsonng (1997) dberkan pada Tabel 2 untuk. pompa PAO1 APO1, sedangkan untuk pompa PA02 APO1 dberkan pada Tabel 3 clan grafk karakterstknya dberkan pada Gambar 1 sampa dengan 4 untuk konds komsonng clan pengujan setelah 15 tahun lebh beroperas. Gambar 1 clan Gambar 2 adalah merupakan kurva karakterstk pompa PAO APO pengujan pada saat komsonng clan pengujan setelah 15

8 112 SSN Evaluas Unjuk Kerja PompA Sekunder. Suroso, dkk tahun lebh beroperas dab Gambar 3 dab 4 adalah kurva karakterstk pompa PA02 APO pengujan pacta saat komsonng dab setelah 15 tahun lebh beroperas yang masng-masng menunjukkan harga head, daya dad efsens pompa sebaga fungs kapastas. Tabel2. Hasl pengujan karakterstk pompa PAO APO 1 saat komsonng (1987) clan pengujan setelah lebh dar 15 tahun beroperas. No. Kapastas (m3/h) Head ( %) Daya (%) Efsens (%) Koms Vj Koms Vj Koms Vj ,43 151,16 82,87 80, ,30 138,79 82,76 81,27 34,00 29,18 -'.., ,54 123,54 89,66 89,37 46,00 47, ,32 111,53 96,55 93,56 74,00 58,, ,00 100,00 100,00 100,00 84,00 66, ,14 91,22 75,86 101,79 82,00 63,60 Tabel 3. Hasl pengujan karakterstk pompa PAO2 APO 1 saat komsonng (1987) dan pengujan setelah lebh dar 15 tahun beroperas. No. Kapastas (m3/h) Head (%) Daya (%) Efsens (%) Koms Vj Koms Vj Koms Vj ,64 133,45 82,10 81, ,18 125,66 81,18 81,47 34,00 32, ,27 117,81 87,88 87,00 57,00 56, ,18 114,14 93,94 93,54 75,00 76, ,00 100,00 100,00 100,00 84,00 81, ,45 95,72 103,03 101,63 83,00 80,15 Harga 100 % head, daya dan efsens adalah harga pacta operas nomnalnya yatu 25,06 m, 198,60 kw dab 66,87 % untuk pompa PAO APO dan 29,42 m, 191,06 kw dab 81,31 % untuk pompa PA02 APO1 masng-masng pacta kapastas alran 1950 m31h, sedangkan pacta saat komsonng masng-masng untuk PAO APO adalah 28,33 m, 181,25 kw dan 84 % dan PA02 APO adalah 28 m, 183,33 kw dan 84 %.

9 --- J A A"" Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN n _u T ~~', 120 -' ~ ::100 j-~ +.~ ~! w g ;~t=ead-- '--Daya. _Efsens ~--' t--.! '---~ ~ _ !, r +-- j ',---' - '! _n n " Kapastas (m3/h) Gambar. Karakterstk pompa PAO APO saat komsonng 160., _n_~ L n ' ~ 100.~ :1! n 80 g =- 60 x L _n ' 1 r! 1- _n """'.t. -' ! rr-l ~Head--- '---Daya Efsens, Kapast.. (m3/h) Gambar 2. Karakterstk pompa PAO APO setelah 15 tahun operas

10 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN ~ ~- --- ~ ~---~ , ~ ~ ~ ;t V c.. V ff ! ~ 601 '" ~Head- -,--Daya :~..efs:~s~ =, ~--- -; ' , , , Kapastas (m3/h) Gambar 1. Karakterstk pompa PAO APO saat komsonng ~ ~ ~ 100 ~ ~ ~ = ~ _2 ff 80 C... :: 60-'-- '", ~ =.1 ~- - ~A r- _A~ t ;;;;e;;;.h.ad -- -_Daya -Elsens "v OJ// Kapastu (m3/h) Gambar 2. Karakterstk pompa PAO APO setelah 15 tahun operas 113

11 Prosdng Semnar Hasl Peneltan P2TRR SSN (1987) dengan konds setelah beroperas 15 tahun lebh (2003). Jka kurva bermpt maka hal tersebut menunjukkan bahwa konds komsonng dan setelah beroperas 15 tahun mash dalam konds sarna dan bak sebalknya jka mula terjad penympangan berart terjad perbedaan atau penurunan unjuk kerja. Pompa sekunder PAO1 APO1 bak head, daya dan efsens sebaga fungs kapastas antara konds komsonng dan setelah beroperas 15 tahun, kurva karakterstknya berjauhan, hal n berart terjad penympangan unjuk kerja. Harga head dan efsens lebh rendah setelah beoperas 15 tahun dbandngkan konds komsonng, dbawah 95 % dan harga dayanya lebh tngg d atas 110 %. Harga perbedaan terse but d luar rentang harga nomnal yang dpersyaratkan dalam perawatan yatu antara % yang danggap dalam krtera bak. mash Pompa sekunder PA02 APO 1 bak head, daya dan efsens sebaga fungs kapastas antara konds komsonng dan setelah beroperas 15 tahun, kurva karakterstknya hampr bermpt, hal n berart tdak tejad penympangan unjuk kerja. Harga head, efsens dan daya setelah beroperas 15 tahun dbandngkan konds komsonng, berada pacta rentang perbedaan %. Berart mash memenuh krtera bak Perbedaan unjuk kerja pompa sekunder PA 01 APO clan PA 02 APO tersebut dmungknkan karena pacta pompa PAO1 APO1 pemah mengalam penggantan motor penggeraknya yang mengalam kerusakan5), sehngga dduga hal tersebut menjad penyebab penurunan unjuk kerja yang terjad pacta pompa PAO APO. KESMPULAN Hasl evaluas unjuk kerja pompa sekunder setelah beroperas 15 tahun lebh dapat dambl kesmpulan sebaga berkut : 1. Unjuk kerja pompa sekunder PA02 APO tdak terjad penurunan setelah beroperas lebh dat 15 tahun, karena parameter unjuk kerja pompa setelah beroperas lebh dar 15 tahun tdak berbeda jauh dengan konds komsonng, parameter unjuk kerja pompa mash memenuh persyaratan yang dtentukan dalam spesfkas perawatan yatu berada pacta ksaran harga % dat harga nomnal. 2. Unjuk kerja pompa sekunder PAO APO terjad penurunan karena setelah beroperas 15 tahun lebh, terdapat perbedaan jka dbandngkan dengan konds komsonng, yatu head total pompa dan efsens lebh renda dat95 %, sedangkan daya pompa lebh besar dat110 % datharga nomnalnya.

12 SSN Eva/uas; Unjuk Kerja PompA Sekunder.. Suroso, dkk DAFT AR rust AKA 1. ANONM, Analyss Safety Report Reaktor serbaguna G.A. Swabessy, revs 8, BATAN, Jakarta, SULARSO, TAHARA, H., Pompa clankompresor, Pradnya Paramta, Jakarta BANDRYANA, Desan, nstalas clanperawatan Komponen Japan Research 4. Reactor,LaporanTranng,Tokamura, AUSTN H.C., HARAHAP, Z., Pompa clanblower sentrfuga, Erlangga, Jakarta ANONM, Buku nduk Operas Reaktor Serbaguna G.A. Swabessy, BATAN, Jakarta, 2001 DSKUS Penanya Pertanyaan : : Rokhmad 1. Apa yang menyebabkan perbedaan unjuk kerja pompa PA01 clan PA02, Penyelesaan 2. Apa sudah dvaldas dengan program lan? Jawaban : 1. Perbedaan unjuk kerja pompa sekunder PAOl, APO clan PAO2, APO1 penyebabnya karena pada pompa PAOl APO1 pemah mengalam penggantan motor penggeraknya yang mengalam kerusakan. 2. Jka maksudnya dengan metoda karaktersas yang lan belum pernah dlakukan 116

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804 Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BUPATI PACriAN PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR TAHUN 2012 PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

BUPATI PACriAN PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR TAHUN 2012 PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, BUPAT PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR TAHUN 2012 1 TENTANG PEMERKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. ^ bahwa dalam rangka untuk mcnsap sagakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Review Thermodinamika

Review Thermodinamika Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR

PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR Volume 2 No.1 Januar 2017 Webste : www.ournal.unska.ac.d Emal : barometer_ftusk@staff.unska.ac.d PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR Adolf Ash Supryanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Penelitian

BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Penelitian A VIII PENUTUP 8.. Kesmpulan Peneltan Dalam peneltan yang tela dlakukan, dperole nformas knerja transms dan spektrum gelombang serta stabltas terumbu ottle Reef TM sebaga peredam gelombang ambang terbenam

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci