KERJASAMA INDONESIA-SINGAPURA DALAM EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERJASAMA INDONESIA-SINGAPURA DALAM EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN"

Transkripsi

1 118. Jurnal FISK, Vol. 2 No. 1 April 2021 ISSN : KERJASAMA INDONESIA-SINGAPURA DALAM EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Indonesia-Singapore Cooperation In The Import Export Of Agricultural Commodities Sindi Sucita 1, Muhammad Novan Prasetya 2 1,2 Jurusan Hubungan Internasional Universitas Potensi Utama 1,2 Universitas Potensi Utama, K.L.Yos Sudarso KM 6,5 No.3A Tj.Mulia Medan 1 sindisucita@gmailcom, 2 muhnovanprasetya@gmailcom ABSTRAK Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan hubungan kerjasama ekspor-impor komoditas pertanian Indonesia-Singapura dari tahun dan juga impresi apa yang terjadi setelah kesepakatan dibentuknya Indonesia-Singapore Agribusiness Working Group (ISAWG). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik telaah pustaka. Data bersumber dari buku, jurnal, laporan tertulis, koran, majalah dan dokumen-dokumen lainnya yang kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengacu pada Model Pengembangan Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Bidang Pangan oleh Denada Faraswacyen L. Gaol dan Rusdiyanta (2017), sejak pembentukan ISAWG 2010, realisasi ISAWG tersebut dibagi tiga yaitu: (1) meningkatkan kinerja ekspor Indonesia dalam produk holtikultura. Upaya ini dilakukan dengan prioritas dan fokus pengembangan tiga provinsi sebagai sumber produk hortirkultura yang akan di ekspor ke Singapura yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas buah dan sayuran. Upaya ini dilakukan dengan melihat tiga pihak yaitu peneliti, petani dan pemerintah. Peneliti menciptakan teknologi untuk perbaikan mutu produk hortikultura, petani menerapkan teknologi tersebut dengan mendapatkan pelatihan/training, serta pendidikan formal bidang pertanian dan terakhir peran pemerintah memberikan bantuan dana, alat pertanian dan akses pemasaran ke pasar Singapura. (3) Memperkuat kerjasama antara eksportir Indonesia dan importir Singapura. Kata Kunci: Kerjasama Indonesia-Singapura, Ekspor Impor, Komoditas Pertanian, ISAWG ABSTRACT This research aims to find out how the opportunities challenges of the Indonesia-Singapore agricultural commodity export-import cooperation relationship from and also the impact of what happened after the agreement was formed by the Indonesia-Singapore Agribusiness Working Group (AWG). The research method used in this study is qualitative. Data collection techniques are done using library research techniques. Data sourced from books, journals, written reports, newspapers, magazines, and other documents are then processed and analyzed qualitatively. The results showed that referring to the Indonesia-Singapore Cooperation Development Model in the Field of Food by Denada Faraswacyen L. Gaol and Rusdiyanta (2017), since the formation of ISAWG 2010, the realization of ISAWG was divided into three, namely: (1) increasing the performance of Indonesian exports in horticultural products. This effort is carried out with priority and focuses on the development of three provinces as a source of horticultural products that will be exported to Singapore, namely North Sumatra, Central Java, and East Java. (2) Improve the quality and quantity of fruits and vegetables. This effort is carried out by looking at three parties namely researchers, farmers, and the government. Researchers created technology to improve the quality of horticultural products, farmers applied the technology by getting training/training, as well as formal education in agriculture and finally the role of the government in providing financial assistance, agricultural equipment, and marketing access to the Singapore market. (3) Strengthening cooperation between Indonesian exporters and Singapore importers.

2 Sindi Sucita, Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Ekspor 119 Keywords: Indonesia-Singapore Cooperation, Export Import, Agricultural Commodities, ISAWG 1. PENDAHULUAN Hubungan bilateral Indonesia dan Singapura yang erat dan produktif mutlak diperlukan dan harus terus diupayakan guna menunjang upaya pembangunan nasional, khususnya dalam kerangka pemulihan ekonomi Indonesia. Terdapat komplementaritas kepentingan diantara kedua negara. Di satu pihak, Singapura memiliki kapital dan keahlian yang diperlukan untuk pembangunan Indonesia. Namun sebagai negara kecil, Singapura tidak mempunyai luas wilayah, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mencukupi untuk dapat ditawarkan oleh Indonesia, yakni dalam konteks hubungan yang setara, adil dan menguntungkan. Kerangka hubungan kerjasama Indonesia dan Singapura, telah menjadi landasan dasar bagi pengembangan hubungan bilateral Indonesia dan Singapura yang lebih mengikat, salah satunya melalui kunjungan antara Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan kedua negara yang menghasilkan kesepakatan substansial untuk meningkatkan dan mengembangkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara (2016:5). Dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa kedua komoditi yang diproduksi bersifat identik baik antara industri maupun antar negara. Setiap negara memiliki keunggulan yang berbeda-beda, namun keunggulan tersebut yang bisa memenuhi kekurangan negara lain. Sehingga dengan terjalin kerjasama mampu memberikan keuntungan bagi kedua negara. Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, seperti sumber daya alam, iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, serta kualitas dan kuantitas produk. Adanya interdepedensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional. Setiap negara memiliki keunggulan dan kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung karena berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya (2014:11). Dalam konsep kerjasama Internasional menyatakan bahwa perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara masing-masing. Indonesia melakukan kerjasama dengan Singapura dikarenakan adanya kepentingan pembangunan perekonomian dalam sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi produk-produk sektor industri dan sektor pertanian mampu menyediakan modal bagi pengembangan sektor-sektor lain (2014:1). Dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa setiap negara mempunyai keunggulan komparatif absolut dan relatif dalam menghasilkan suatu komoditas dibandingkan negara lain. Sektor pertanian mampu memberikan keuntungan bagi Indonesia dan Singapura dengan cara ekspor impor. Untuk mendukung keberhasilan ISAWG, Pemerintah Indonesia memilih beberapa provinsi yang ditargetkan mampu menumbuhkan tanaman yang dapat diekspor ke Singapura. Salah satu provinsi tersebut adalah jawa tengah. Berdasarkan data BPS (2013) mencatat bahwa Jawa Tengah memiliki pendapatan ekspor sebesar USD 411,18 juta pada januari 2013, turun sebesar USD 24,61 juta (5,65%) dari pendapatan pada bulan Desember 2012 sebesar USD 435,79 juta. Namun ekspor ke Singapura meningkat menjadi USD 23,09 juta, lebih tinggi daripada Desember Kenaikan nilai ekspor ke Singapura terkait dengan permintaan produk pertanian seperti terong, salak, paprika merah dan hijau, papaya dan kacang hijau (2017:7). Dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen antar negara. Kenaikan nilai ekspor terhadap permintaan komoditas pertanian mampu menjadi acuan untuk lebih meningkatkan kinerja para petani dalam menghasilkan produk pertanian. Berkaitan dengan penjelasan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis, mengkaji, serta memahami lebih jauh bagaimana perkembangan forum kerjasama agribisnis Indonesia dengan Singapura yang di sebut Indonesia-Singapore Agribusiness Working group (ISAWG). Maka pertanyaan penelitian yang di angkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peluang dan tantangan hubungan kerjasama ekspor impor komoditas pertanian Indonesia-Singapura

3 120. Jurnal FISK, Vol. 2 No. 1 April 2021 ISSN : dari tahun ? Impresi apa yang terjadi setelah dibentuknya Indonesia-Singapura Agribusiness Working Group (ISAWG)? 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif. Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Data yang didapatkan melalui sumber dokumen, situs resmi yang mendukung penelitian dari jurnal yang relevan (Creswel:2009) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan bilateral antar kedua negara tersebut Indonesia maupun Singapura baik transaksi barang dan jaksa, pola perdagangan antara keduanya sangatlah berbeda. Komoditas ekspor impor juga dibedakan berdasarkan mitra dagangnya. Masing-masing negara memiliki komoditas keunggulan dari ekspor dan impor kedua negara tersebut. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Singapura adalah barang-barang industri, bahan-bahan mentah dan bahan pertanian sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Singapura hanya barang-barang industri saja (2005:6-7). dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa dua negara masing-masing memproduksi dua jenis komoditi. berbedanya keunggulan komoditas antara Indonesia dan Singapura yang saling memenuhi ketergantungan kedua negara. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam menjadikan hal tersebut peluang kerjasama dengan Singapura yang memiliki keterbatasan sumber daya alam. Singapura yang unggul dalam bidang pariwisata harus tetap melakukan impor komoditas pertanian dari berbagai negara termasuk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Indonesia telah lama dikenal sebagai negara produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia, produsen karet alam terbesar kedua setelah Thailand, penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana, produsen kopi terbesar ketiga setelah Brazil dan Kolombia,serta produsen dan konsumen beras terbesar ketiga di dunia. Masih banyak hasil-hasil pertanian Indonesia yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk pasar ekspor. Untuk berbagai komoditas sayuran seperti kubis telah menjadi primadona di pasar ekspor dengan pangsa pasar mencapai 35,2% dari total ekspor sayuran Indonesia. Nilai ekspor kubis lebih besar dibandingkan komoditas sayur lainnya, yaitu senilai US$5,8 juta. Produk komoditas pertanian lainnya yang di ekspor ke Singapura seperti cabai, Paprika, caisin, wortel, baby buncis dan lainnya (2016:68). Dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa spesialisasi produk suatu negara dalam komoditi tertentu dilandasi oleh keunggulan komparatif yang dimiliki negara tersebut. Keunggulan komparatif tersebut berasal dari perbedaan kemampuan teknologi antar negara. Dalam kerjasama bilateral Indonesia dan Singapura, komoditas pertanian lebih menguasai pasar ekspor. Sebagai bentuk implementasi dari perjanjian dengan agribisnis Singapura, Departemen Pertanian bersama dengan otoritas dan eksportir terkait serta kelompok tani telah merencanakan beberapa kegiatan yang berfokus pada ekspor Singapura bersama dengan makanan pertanian dan Otoritas Veteriner Singapura (AVA). Demikian, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Produk mengamati Kabupaten Magelang sebagai daerah potensial yang menanam buah dan sayuran untuk komoditas ekspor terutama untuk produk holtikultura seperti kentang, kacang hijau, terong dan labu (2014:1-2). Dalam teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Indonesia terus menggali daerahdaerah yang memiliki potensial dalam komoditas pertanian, sehingga peluang dari kerjasama semakin besar.

4 Sindi Sucita, Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Ekspor 121 Gambar 1. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishn Sumber: ANTARA FOTO Tingginya nilai ekonomis tanaman hortikultura menunjukkan potensi tersembunyi yang apabila bisa dipacu dengan sebuah kebijakan pertanian yang tepat akan dapat menjadi komoditi harapan di masa depan. Tingginya nilai tambah per luas tanam merupakan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Langkah yang perlu dilakukan untuk memunculkan potensi yang tersembunyi dari subsektor hortikultura adalah dengan menambah luas tanam, yang dalam hal ini dapat distimulus dengan melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada para petani tentang potensi nilai ekonomis yang tinggi dari menanam tanaman hortikultura serta dengan membudayakan pola makan sehat yang terdiri dari makanan pokok ditambah dengan buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari (2015:8-10). Dalam teori integrasi ekonomi menyatakan bahwa penghapusan hambatanhambatan di sektor perdagangan ataupun juga ekonomi secara keseluruhan antar negara-negara yang saling bersepakat dengan tujuan tidak lain adalah untuk meningkatkan integrasi ekonomi di antara kedua negara. Indonesia masih harus memperbaiki tahapan produksi yang menghambat akses produksi ke pasar ekspor dan pasar domestik. Pengembangan komoditas pertanian ke depan perlu di dukung oleh sumber daya kapital, tekonologi maju dan sumber daya manusia terampil berwawasan agribisnis dan berkelanjutan. Pengembangan paradigma baru ini hendaknya dilaksanakan dalam konteks pembangunan wilayah, berbasis komunitas lokal dan sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Melalui pendekatan ini diharapkan akan terjadi keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan karena adanya dukungan partisipasi masyarakat luas, terdapat sinergi antar subsistem agribisnis, antar sektor pembangunan dan antar wilayah desa-kota (agropolitan). Petani adalah pelaku utama yang harus diberdayakan. Tahap awal yang perlu ditempuh untuk memberdayakan petani adalah membentuk kelembagaan berupa kelompok tani yang merupakan organisasi kerjasama. Kerjasama sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi pada dasarnya sangat sulit bila dihadapi secara individu. Selama ini petani lemah dalam menentukan harga produksinya karena sulit mendapat akses informasi pasar. Dalam hal ini petani harus melakukan konsolidasi yang bersifat horizontal. Selanjutnya melalui penyuluhan (pendidikan dan latihan) yang berkelanjutan terhadap kelompok yang mendapat pembinaan tersebut diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha tani (2015:71). Dalam konsep kerjasama internasional menyatakan bahwa pelaksanaan kerjasama internasional permasalahannya bukan hanya terletak pada identifikasi sasaran-sasaran bersama dan metode untuk mencapainya, tetapi terletak pada pencapaian sasaran itu. Indonesia sangat lemah dalam menangani hal yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi yaitu dalam sektor pertanian. Pemerintah harus memberikan edukasi yang bisa memberikan wawasan ke para petani sehinggah tidak ada yang mengalami penjajahan harga. Negara tujuan utama ekspor komoditas pertanian dari Indonesia adalah salah satunya Singapura. Sektor prioritas di Indonesia adalah sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran dari sektor pertanian bagi ekonomi Indonesia merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, penyedia makanan untuk populasi dan

5 122. Jurnal FISK, Vol. 2 No. 1 April 2021 ISSN : bahan baku untuk industri, pengusaha dan sebagai salah satu sumber pangan keamanan nasional (2013:56). Berdasarkan data statistik tahun 2014 luas wilayah Singapura sekitar 710 km persegi. Singapura bukanlah negara agraris. Hampir 95% kebutuhan buah dan sayuran segar Singapura diimpor yang berasal dari Malaysia, China, Thailand, USA, dan Indonesia. Hanya 5% yang dipasok dari Singapura. Ketiadaan lahan bagi Singapura, menjadikan Singapura memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada pasar pertanian internasional khususnya hortikultura (2015:5). Keterbatasan lahan Singapura menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk terus meningkatkan jumlah ekspor sayuran dan buah-buahan ke Singapura. Tetapi untuk mewujudkan hal tersebut Indonesia harus menghadapi persaingan dengan negara-negara ekpor komoditas pertanian ke Singapura. Sehingga pelaksanaan strategi yang telah disusun harus segera dilaksanakan untuk mempercepat kemajuan dalam ekspor komoditas pertanian. Tabel 1. Tantangan dan Peluang Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Komoditas Pertanian Dampak politik adanya forum ISAWG terhadap Indonesia dan Singapura tercapainya sasaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya Indonesia dan Singapura merupakan dua negara yang memiliki keunggulan berbeda. Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah tetapi pasar domestiknya sangat terbatas. Sedangkan Singapura memiliki keunggulan di sektor knowledge, networking, financial resources dan technological advance, tetapi Singapura memiliki keterbatasan dalam sumber daya alam sehingga Singapura sangat menggantungkan perekonomiannya pada perdagangan luar negeri. Solusi dari ketimpangan masing-masing negara yaitu dengan melakukan kerjasama bilateral. Indonesia dan Singapura meningkatkan kerjasama dengan mengagendakan mekanisme enam bidang kerjasama bilateral yaitu Bintan,Batam,Karimun dan Zona Ekonomi Khusus, investasi, tenaga kerja, perhubungan, agribisnis dan pariwisata. Forum ISAWG merupakan bagian dari kerjasama bidang agribisnis. Kinerja subsektor pertanian dalam forum ISAWG paling menonjol. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pembaruan data dan informasi terkait forum kerjasama agribisnis Indonesia dengan Singapura. Peneliti berpendapat bahwa forum kerjasama ini berhasil dilakukan dari sejak dibentuk pada tahun 2010 sampai saat ini. Keberhasilan forum ini terbukti

6 Sindi Sucita, Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Ekspor 123 dengan masih berlanjutnya sampai saat ini. Pada Januari 2019, volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat cukup besar. Hal ini mengingat potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi. Dari Bandung Barat, volume ekspor sayuran per tahunnya mencapai ton atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Jenis sayuran daun yang diproduksi merupakan komoditas baby buncis, buncis Kenya, buncis super, watercress, edamame, zucchini, kyuri, red oakleaf dan radicchio. Jenis sayuran tersebut dapat tumbuh baik di daerah Bandung dan sekitarnya. Sebanyak 3 perusahaan yang dilepas ekspor kali ini, yaitu PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm, CV. Fortuna Agro Mandiri dan PT. Alamanda. Produk yang diekspor perusahaan tersebut berasal dari kebun perusahaan serta petani dan kelompok tani mitra yang tersebar di daerah Lembang, Ciwidey, Pengalengan, Cibodas dan Sukabumi (Warta:2019). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan data-data yang ada di internet dan mengkaji dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa forum kerjasama Agribisnis Indonesia dengan Singapura atau dikenal dengan Indonesia-Singapore Agribusiness Working Group (ISAWG) adalah sebuah strategi yang dibuat oleh kedua negara dengan tujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kerjasama terkhusus dalam komoditas pertanian. Upaya peningkatan kerjasama ini dibentuk karena adanya saling ketergantungan antara Indonesia dan Singapura. Dekatnya letak geografis kedua negara membuat semakin kuatnya kerjasama yang dijalin. Peluang yang dirasakan dengan terbentuknya forum ini sangat berimpresi terhadap kebutuhan dalam negeri masing-masing negara. Impresi yang dirasakan oleh Indonesia yaitu adanya peningkatan ekspor buah dan sayur ke Singapura setiap tahun dan penghasilan para petani lebih terjamin dan semakin giat dalam berproduksi. Sedangkan impresi yang dirasakan oleh Singapura yaitu terpenuhinya kebutuhan buah dan sayur yang tingkat komsumsi masyarakatnya sangat tinggi. Singapura yang memiliki keterbatasan sumber daya alam harus mengakui bahwa pasokan buah dan sayuran bergantung pada impor dari negara lain termasuk Indoesia.

7 124. Jurnal FISK, Vol. 2 No. 1 April 2021 ISSN : Gambar 2. Bagan Alur Hasil Penelitian Penelitian ini fokus pada tahun , sehingga data-data yang dikumpulkan menunjukan perkembangan yang signifikan setiap tahunnya. Berhasil atau tidaknya forum kerjanya ini dibuktikan dengan pengumpulan data pada tahun 2019 dan Peneliti melihat forum kerjasama tersebut masih memperlihatkan adanya perkembangan yang nail dalam kegiatan ekspor ke Singapura dan semakin tingginya permintaan buah dan sayur dari Singapura. Sehingga para petani menjadi kewalahan dalam memenuhi permintaan. Hal ini di nilai memberikan peluang yang semakin besar untuk para petani dan generasi milineal untuk rajin berproduksi. Gunanya memberikan penyuluhan yaitu para petani lebih memahami standart produk yang akan di ekspor dan lebih memahami ekspor dan impor itu upaya pemerintah dengan menjalin kerjasama untuk kesejahteraan bangsa. Keberhasilan forum kerjasama ini membuahkan hasil yang baik buat kedua negara, sehingga forum ini masih terus berlanjut untuk dilaksanakan. Peneliti melampirkan data-data perkembangan sektor pertanian di tahun 2019 dan 2020 guna membuktikan keberhasilan forum kerjasama agribisnis Indonesia Singapura. Bahwa di masa pandemi yang melemahkan perekonomian negara, sektor pertanian masih tetap unggul dan menjadi satu-satunya sektor yang menguatkan kembali perekonomian negara. Hal ini berarti Pemerintah harus lebih mengedepankan kesejahteraan para petani agar tetap giat dalam berproduksi. Data-data yang dilampirkan peneliti, bertujuan untuk dijadikan bahan penelitian selanjutnya dalam meneliti kerjasama Indonesia Singapura dalam ekspor impor komoditas pertanian.

8 Sindi Sucita, Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Ekspor 125 Hasil penelitian ini sebagai bukti bahwa adanya pembaruan data dan informasi dari penelitian penelitian sebelumnya mengenai Kerjasama Indonesia-Singapura dalam ekspor impor komoditas pertanian. Penelitian ini lebih memfokuskan pada pembahasan kerjasama Indonesia-Singapura sebelum dan sesudah terbentuknya forum kerjasama agribisnis Indonesia dengan Singapura, menganalisis berhasil atau tidaknya forum ini dan melampirkan data-data yang dikumpulkan sebagai penguat penelitian. Keberlanjutan forum ini juga dijelaskan oleh peneliti sebagai bahan kajian bagi peneliti yang mengangkat permasalahan yang sama dengan penelitian ini. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan data-data yang ada di internet dan mengkaji dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa forum kerjasama Agribisnis Indonesia dengan Singapura atau dikenal dengan Indonesia-Singapore Agribusiness Working Group (ISAWG) adalah sebuah strategi yang dibuat oleh kedua negara dengan tujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kerjasama terkhusus dalam komoditas pertanian. Upaya peningkatan kerjasama ini dibentuk karena adanya saling ketergantungan antara Indonesia dan Singapura. Dekatnya letak geografis kedua negara membuat semakin kuatnya kerjasama yang dijalin. Dalam menembus peluang ekspor di pasar Singapura tidak terlepas dari tantangan yang akan dihadapi oleh para pengekspor seperti data pangan, sumber daya manusia, perubahan iklim, konsolidasi antar kementrian, pergeseran permintaan pangan dari karbohidrat ke protein serta konsolidasi lahan. Tantangan kerjasama ekspor komoditas pertanian berikutnya yaitu menurunnya sumber-sumber air untuk kepentingan pertanian, konversi lahan yang tidak terkendali, lemahnya program peningkatan kompetensi para petani dan penyuluh serta pengembangan kelembagaan petani, terjadi pola deagrarianisasi dalam kebijakan pembangunan nasional, kebijakan nasional untuk pelestarian dan pengembangan plasma nufta yang menjadi ciri khas tanaman masing-masing wilayah belum signifikan sehingga banyak potensi lokal yang hilang, sinkronasi sektor pertanian dan pariwisata yang dilakukan pemerintah masih belum terjalin dengan baik. Berdasarkan pandangan interdepedensi, kerjasama Indonesia dengan Singapura dalam ekspor impor komoditas pertanian merupakan kerjasama yang nilai ketergantungannya seimbang. Indonesia dengan Singapura saling membutuhkan. Dari segi sumber daya alam, Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan Singapura. Sedangkan dari segi alat produksi, Singapura mampu memenuhi kebutuhan Indonesia. Hal ini yang membuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Singapura semakin kuat demi tercapainya tujuan dan kesepakatan kerjasama yang dilakukan kedua negara. Meningkatnya hubungan antara Indonesia dengan Singapura dalam melakukan kerjasama, peneliti memutuskan menggunakan teori kerjasama internasional sebagai kerangka teori dalam penelitian ini. 5. SARAN Penelitian ini disarankan untuk dijadikan sebagai rujukan bagi akademisi yang mempelajari tentang kerjasama internasional, terlebih proses kerjasama Indonesia-Singapura. Serta disarankan untuk menganalisis forum kerjasama agribisnis Indonesia-Singapura untuk mengetahui dampak yang terjadi setelah dibentuk forum tersebut menggunakan teori yang relevan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Potensi Utama yang telah memberi dukungan terhadap penelitian ini.

9 126. Jurnal FISK, Vol. 2 No. 1 April 2021 ISSN : DAFTAR PUSTAKA [1] Arjuna, D., & Harto, S. (2016). Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura Dalam Realisasi Special Economic Zone (SEZ) di Batam, Bintan dan Karimun (Doctoral dissertation, Riau University). [2] Sutedi, A. (2014). Hukum Ekspor Impor. In N. Masruroh, Hukum Ekspor Impor (p. 11). Jakarta Timur: Raih Asa Sukses. [3] Asmara, R, dkk.(2014). Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Pertanian (p. 1). Malang: Gunung Samudera. [4] Gaol, D. F. L. (2018). MODEL PENGEMBANGAN KERJA SAMA INDONESIA SINGAPURA DALAM BIDANG PANGAN. POLITIS, 1(01), [5] Creswel, J. W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Los angeles: University of Nebraska Lincoln. [6] Anugrahita, J. S. (2005). Analisis Perdagangan Bilateral Antara Indonesia Dengan Singapura Periode Tahun September 9, Universitas Islam Indonesia, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. %20Anugrahita.pdf?sequence=1&isAllowed=y [7] Hermanto. (2018). Arah Kebijakan Kerjasama Pertanian Indonesia Di Kawasan Asia Pasifik. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 36(1), 68. [8] Romadlon, F. (2014). Logistics Cost Structure For Exporting Green Bean From Indonesia To Singapore. Desember, Thammasat University, Sirindhorn International Institute Of Techonology. ysis_for_exporting_green_bean_from_indonesia_to_singapore [9] Suryamin, D. (2015). Analisis Rumah Tangga Usaha Hortikultura Di Indonesia, Hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Tahun Retrieved from Badan Pusat Statistik: [10] Gustiana, C. (2015). Strategi Pembangunan Pertanian dan Perekonomian Pedesaan melalui Kemitraan usaha berwawasan agribisnis. Jurnal Agrisamudra, 2(1), [11] Ervani, E. (2013). Export and import performance of Indonesia s agriculture sector. Journal of Economics and Policy, 6(1), [12] Afrizal, A., & Pratiwi, H. I. (2015). Hambatan Ekspor Sayuran Organik Riau ke Singapura (Doctoral dissertation, Riau University). [13] Siregar, B. P. (2019). Mentan Lepas Ekspor Sayuran ke Singapura dan Brunei Darussalam. Warta Ekonomi.co.id, 4 Januari. Retrieved from

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis serta lahan yang luas dan subur, serta keanekaragaman hayati yang sangat beragam sehingga cocok untuk kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran sektor pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi primadona untuk membangun perekonomian negara. Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas serta iklim yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada pola pangan harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada di peringkat 55 dari 134 negara, menurun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antar negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh setiap negara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (mega biodiversity). Keanekaragaman tersebut tampak pada berbagai jenis komoditas tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting bagi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan beragam. Kekayaan akan sumber daya alam tersebut akan menjamin terjadinya arus perdagangan antar wilayah, sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Potensi pertanian di Indonesia tersebar secara merata di seluruh

Lebih terperinci

Bab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian

Bab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian 12 Rapat Dengan Wakil Presiden (Membahas Special Economic Zone) Dalam konteks ekonomi regional, pembangunan suatu kawasan dapat dipandang sebagai upaya memanfaatkan biaya komparatif yang rendah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan perubahan selera, gaya hidup dan peningkatan pendapatan. Karena, selain rasanya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG » Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah seyogyanya bertumpuh pada sumberdaya lokal yang dimiliki dan aktivitas ekonomi yang mampu melibatkan dan menghidupi sebagian besar penduduk. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi Perekonomian Indonesia Peran Pertanian pada pembangunan: Kontribusi Sektor Pertanian: Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Pemasok bahan pangan Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, peran tersebut antara lain adalah bahwa sektor pertanian masih menyumbang sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan yang berkontribusi sebesar 15,3 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2009. Pertimbangan lain yang menguatkan

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa. Di samping pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan terus mengupayakan pembangunan,

Lebih terperinci

Pe n g e m b a n g a n

Pe n g e m b a n g a n Potensi Ekonomi Kakao sebagai Sumber Pendapatan Petani Lya Aklimawati 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 9 Jember 68118 Petani kakao akan tersenyum ketika harga biji kakao

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN 2012-2016 Murjoko Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret email: murjoko@outlook.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia yang berperan sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

Muslim M. Amin Sama halnya dengan kakao, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah...

Muslim M. Amin Sama halnya dengan kakao, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah... Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dikenal sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Untuk lingkup Asia, Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci