Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 0

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 0"

Transkripsi

1 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 0

2 I. PENDAHULUAN Dalam usaha meningkatkan suasana akedemik di perguruan tinggi serta dalam upaya menumbuhkan sikap, kemampuan dan keterampilan meneliti pada mahasiswa dan dosen, pengetahuan program kemasan komputer yaitu program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) yang bisa digunakan dalam analisis data dalam Rancangan Percobaan merupakan hal yang esensial untuk dikuasai. Setiap bidang studi diharapkan dapat menimbulkan kegairahan meneliti, disamping mengembangkan penguasaan materi diharapkan juga memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan dan ketrampilan meneliti. Dewasa ini berbagai metode statistika makin banyak dipergunakan untuk analisis atau menguji data hasil percobaan, dan sebaliknya tidak jarang model-model matematis yang biasa dipakai untuk percobaan dipertimbangkan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan metode bukan percobaan. Dewasa ini, fasilitas pengolahan data berupa komputer dengan berbagai program kemasan statistika yang tersedia makin canggih, dengan kemampuan dan kecepatan olah komputer yang makin tinggi, serta tenaga yang makin propesional lebih terbuka kemungkinan untuk memilih analisis yang lebih sesuai dan mendalam, dengan hasil yang lebih cermat serta dikerjakan dalam waktu yang singkat. Mungkin saja selama penyelenggaraan percobaan terjadi yang hal-hal mengakibatkan penyimpangan terhadap apa yang telah direncanakan dan dipertimbangkan dalam bentuk anggapan-anggapan sebelumnya, sehingga rencana terutama analisis data hasil penelitian harus diubah sesuai dengan paket program kemasan yang ada, Program SPSS sangat mudah menyesuikan dengan apa yang kita rencanakan atau telah kita rancang dalam rancangan percobaan karena tersedia Syntax SPSS, dalam syntax SPSS kita dapat mengubah bahasa atau model matematis dalam rancangan percobaan menjadi bahasa computer, sehingga sesuai dengan yang kita rancang.. Pemeriksaan kesesuaian model adalah suatu langkah penting dalam menganalisa data, model statistik yang digunakan tak lain dari suatu bayangan penyederhanaan atau penyarian bagi masalah yang dikaji. Model dengan komponen-komponennya dan anggapan-anggapan yang melandasinya perlu diperiksa dan dinilai secara kritis. Teknikteknik grafis umumnya dapat membantu dalam analisis data dengan menggunakan program SPSS. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 1

3 Analisis data dengan SPSS dalam rancangan percobaan ini khusus membicarakan tentang penggunaannya dalam analisis ragam serta uji lanjutanya yaitu uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD) dan Uji Duncan serta Analisis Regresi untuk perlakuan yang bersifat kuantitatif yaitu berupa contoh-contoh analisis mulai dari memasukkan data, tranformasi data, analisis data dan cara menyimpulkannya. Sedangkan data dengan skala pengukuran Nominal dan Ordinal maupun skala pengukuran Interval dan Rasional yang tidak memenuhi syarat untuk analisis ragam atau homoginitas ragam tidak dipenuhi tidak dibahas dalam buku ini. Rancangan percobaan yang dibahas adalah rancangan percobaan sederhana yaitu : Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK), Rancangan Acak Kelompok Sub-Sampling, Rancangan Bujur Sangkar Lathin (RBSL), Rancangan Acak Lengkap dan Acak Kelompok pola Faktorial, Tersarang dan Berjenjang(Split Plot). Tulisan ini hanya membahas sebagian kecil saja dari Rancangan Percobaan yang ada, sebenarnya banyak lagi jenis rancangan percobaan yang belum bisa dibahas, hal ini semata-mata karena keterbatasan waktu, tenaga yang tersedia, namun kami harapkan para pembaca bisa mengembangkannya sesuai dengan rancangan serta tujuan penelitian yang dilakukan.. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 2

4 II. RANCANGAN PERCOBAAN Percobaan didefinisikan sebagai suatu uji coba (trial) atau pengamatan khusus yang dibuat untuk menegaskan atau membuktikan keadaan dari sesuatu yang meragukan, dibawah kondisi-kondisi khusus yang ditentukan oleh peneliti. Jadi, percobaan merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang diselenggarakan dengan seksama dalam rangka menemukan beberapa pengaruh yang tak diketahui, atau menguji suatu kebenaran yang diketahui atau membayangkan suatu kebenaran yang dipikirkan. Mencoba atau Mengadakan Percobaan adalah satu cara dalam mendapatkan keterangan (data) yang diperlukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. Oleh karena itu suatu percobaan tidak diperlukan bilamana sesuatu yang hendak diketahui itu, sebelumnya sudah diketahui. Merancang : dapat diartikan sebagai merencanakan, memikirkan atau menimbangnimbang apa yang hendak diperbuat, yang segala sesuatunya diatur terlebih dahulu. Rancangan adalah apa yang sudah dirancangkan, dipersiapkan, direncanakan atau diprogramkan. Rancangan Percobaan : dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan berupa pemikiran dan tindakan yang dipersiapkan secara kritis dan seksama mengenai berbagai aspek yang dipertimbangkan dan sedapat mungkin diupayakan kelak dapat diselenggarakan dalam suatu percobaan dalam rangka menemukan sesuatu pengetahuan baru. Semua pemikiran, perkiraan, pedoman dan rencana itu dituangkan dalam suatu Rancangan Percobaan, yang seharusnya dibuat sebelum percobaan dilakukan. Rancangan Percobaan yang baik adalah yang efektif, terkelola dan efesien serta dapat dipantau, dikendalikan dan dievaluasi. Pengertian efektif adalah berkaitan dengan kemampuan mencapai tujuan, sasaran dan kegunaan yang direncanakan atau digariskan. Terkelola adalah berkenaan dengan kenyataan adanya berbagai keterbatasan atau kendala yang terdapat dalam pelaksanaan percobaan maupun dalam menganalisis data. Sedangkan efesien adalah bersangkut-paut dengan pengrasionalan dalam penggunaan sumber daya, dana dan waktu dalam memperoleh keterangan dari percobaan. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 3

5 Peubah-peubah dalam Rancangan Percobaan. Peubah Bebas atau Peubah Tetap adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau respons penelitian. Peubah ini pada pelaksanaan percobaan atau penelitian disebut perlakuan atau factor, yaitu suatu peubah yang bebas ditetapkan oleh peneliti, misalnya dois obat, jenis antibiotika, cara melakukan pengawetan daging dan sebagainya. Peubah Tak-bebas atau Peubah Terikat adalah : respons suatu penelitian atau percobaan yaitu sejumlah gejala atau respons yang muncul karena adanya peubah bebas. Misalnya perbedaan berat badan ayam Broliler akibat diberikan jenis pakan yang berbeda. Jadi : Peubah bebasnya Jenis Pakan dan Peubah terikatnya adalah berat badan. Peubah Kontrol (Controle Variable) adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang dengan sengaja dikendalikan, atau disamakan agar tidak mengganggu atau mempengaruhi peubah bebas atau pebah terikat. Dengan dikendalikan pengaruhnya berarti peubah ini tidak ikut menentukan ada tidaknya atau muncul tidaknya respon hasil penelitian. Jadi dapat diharapkan peubah terikat yang muncul adalah murni akibat dari peubah bebas atau perlakuan. Misalnya pada percobaan ayam Broiler dengan jenis pakan yang berbeda, maka galur ayam, jenis kelaminnya dan kandangnya harus sama, jadi galur, jenis kelamin dan kandang ayam disebut peubah kontrol. Peubah Sampingan atau Peubah Antara (Intervining Variable) adalah : sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap peubah terikat atau respons hasil penelitian. Oleh karena peubah ini berpengaruh terhadap peubah bebas, maka akan menyebabkan peubah terikat yang muncul tidak murni akibat peubah bebas, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh peubah ini. Salah satu cara untuk memperhitungkan pengaruhnya adalah dengan melakukan pemblokan atau pengelompokan. Misalnya : bila kita ingan meneliti semua jenis kelamin ayam broiler kita harus mengelompokkan jantan dan betina, jadi Jenis kelamin bukan lagi merukan peubah Kontrol melainkan sudah dijadikan peubah Antara. Jadi tergantung obyek atau fenomena apa yang ingin atau jadi focus pengamatan Peubah Galat atau Peubah Ektra (Extranius Variable) adalah : sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat pula diperhitungkan pengaruhnya ataupun dieleminasi pengaruhnya terhadap peubah bebas dan atau peubah terikat, peubah ini mungkin bersumber dari kondisi contoh dan mungkin pula berada diluar contoh. Peubah Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 4

6 ini akan atau muncul pada saat penelitian berlangsung, peubah ini akan mempengaruhi ketelitian penelitian. Adanya peubah ini dapat dilihat pada besarnya kuadrat tengah galat, makin besar kuadrat tenghn galat berarti peubah ini makin besar pengaruhnya. Rancangan Percobaan dibuat berkenaan dengan teknik-teknik dalam mengatasi dan mengendalikan keragaman/peubah-peubah yang mengganggu pengaruh sebenarnya dari perlakuan atau factor yang kita teliti atau tetapkan disebut Rancangan Lingkungan (Enviromental Design). Agar pengaruh perlakuan itu terlihat dengan jelas maka keragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan bahan percobaan hendaknya jangan sampai mengaburkan atau mengacaukan penampilan pengaruh perlakuan tadi. Oleh karena itu, keragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keadaan bahan percobaan yang digunakan perlu diperhitungkan atau disingkirkan atau diawasi, sehingga hingarnya terhadap pengaruh perlakuan dapat ditekan sampai sekecil kecilnya. Faktor Kualitatif dan Faktor Kuanditatif Sebagai suatu peubah bebas atau peubah terikat atau suatu faktor, dapat digolongkan sebagai faktor kualitatif dan faktor kuanditatif. Faktor kualitatif terdiri atas taraf-taraf berskala penilaian nominal atau taraf-taraf yang sebenarnya dapat dipandang sebagai nilai-nilai tertentu peubah khusus yang berkepekatan kontinu (mengikuti kaedah penjumlahan dan perkalian), tetapi tidak memberikan suatu tataan bermakna. Sedangkan faktor kuanditatif berskala ukuran ordinal, interval atau rasional. Faktor kuanditatif dengan taraf-taraf tertentu dapat dipandang sebagai nilai-nilai peubah berkepekatan kontinu, bila antara taraf-taraf tersebut dapat membentuk suatu hubungan peningkatan atau penurunan, tidak setiap faktor berskala ordinal dimasukkan kedalam faktor kuanditatif, ada kalanya diperlakukan sebagai faktor kualitatif. Faktor jenis kelamin ternak yang terdiri dari jantan, betina dan kebirian adalah suatu factor kualitatif, sedangkan dosis pemberian obat dengan taraf-taraf 0, 5, 10 dan 15 ml merupakan faktor kuantitatif. Jarak antara taraf terendah dengan taraf tertinggi suatu faktor bergradien dari peubah bebas dinamakan rentang perhatian (range of interest). Meskipun dalam rentang tersebut hanya ditentukan t taraf efektif saja, peneliti berminat untuk mengkaji pengaruh faktor tersebut dalam rentangan sebatas rentang perhatian yang telah ditentukan, dengan perkataan lain pendugaan atau peramalan dilakukan diantara rentang perhatian (intra polasi). Tetapi tidak untuk melakukan pendugaan atau peramalan di luar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 5

7 rentang perhatian (ekstra polasi). Karena ini sudah diluar rentang perhatian yang telah ditentukan dan sudah tidak menjamin keterandalan data hasil percobaan. Jarak antara dua taraf beururutan dalam suatu tataan bermakna faktor bergradien dinamakan jarak antar taraf. Dalam suatu rancangan perlakuan, jarak-jarak antar taraf ini mungkin seragam atau mungkin tidak. Faktor dengan jarak-jarak antar taraf seragam dinamakan juga sebagai faktor dengan taraf-taraf berjarak sama, sedangkan yang tak seragam disebut berjarak tak sama. Dosis pemberian obat mempunyai taraf berjarak sama, misalnya 0, 5, 10 dan 15 ml, sedangkan yang berjarak tak sama misalnya 0, 6, 8, 9 dan 10 ml. Faktor kualitatif tidak mengenal konsep jarak antar taraf, sedangkan jarak antar taraf berurutan faktor yang berskala penilaian ordinal yang tak terukur tetap. Kita mengenal 4 skala yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena sebagai sebagai sumber data adalah sebagai berikut : Skala Nominal. Skala nominal adalah pengukuran yang paling rendah tingkatannya, ini terjadi apabila bilangan atau lambang-lambang lain digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, orang, hewan atau benda-benda lain. Apabila bilangan atau lambang-lambang yang lain digunakan untuk mengidentifikasikan kelompok dimana beberapa obyek dapat dimasukkan kedalamnya, maka bilangan atau lambing-lambang itu membentuk suatu skala nominal (klasifikasi). Sebagai contoh, misalnya kita menggolongkan ternak dalam himpunan ternak besar, ternak kecil, ternak unggas dan aneka ternak. Demikian pula penggolongan ternak setelah diobati menjadi mati dan sembuh. Dalam hal ini skala untuk pengukuran peubah jenis ternak terdiri dari 4 titik, sedangkan kesembuhan terdiri dari 2 titik. Titik skala dinamakan kelas atau katagori. Skala nominal tidak mengenal urutan atau ranking. Skala Ordinal (Ranking). Skala ordinal terjadi bila obyek yang ada dalam suatu katagori suatu skala tidak hanya berbeda dengan obyek-obyek itu, tetapi juga mempunyai hubungan satu dengan yang lain, Hubungan yang biasa kita jumpai diantaranya kelas-kelas adalah : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya, jadi disini ada ranking Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 6

8 Pengukuran yang dilakukan dalam skala ordinal adalah obyek yang dibedakan menurut persamaannya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibuat urutan atau ranking yang lengkap dan teratur diantara kelas-kelas.. Sebagai contoh kejadian suatu penyakit pada ternak babi yaitu sering sekali, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Skala Interval. Pengukuran dalam skala interval lebih kuat daripada skala ordinal, sebab pengukuran dicapai disamping berdasarkan persamaan dan urutannya, juga jarak antara dua kelas yang berbeda (interval) bias diukur, tapi belum bias diperbandingkan Skala interval mempunyai ciri dengan unit pengukuran yang sama dan konstan yang memberi suatu bilangan nyata untuk setiap pasangan obyek-obyek dalam himpunan berurutan. Dalam pengukuran semacam ini perbandingan antara interval sembarang adalah independent dengan unit pengukuran, dan skala interval mempunyai titik nol. Sebagai contoh skala interval adalah suhu, misalnya pengukuran suhu dengan skala Celcius dan Fahrenheit, kedua pengukuran suhu ini mempunyai titik nol dan unit pengukuran yang berbeda, namun keduanya memberikan informasi yang sama. Demikian juga persentase (0 100%). Semua skala ordinal yang mempunyai titik nol dan unit pengukuran sembarang, dengan range lebih besar atau sama dengan 5 bisa dimasukkan kedalam skala interval. Skala Rasional Skala rasional suatu skala disampimg mempunyai sifat seperti skala interval, ditambah lagi sifat lain yaitu titik nolnya tertentu. Dalam skala rasional, perbandingan dua titik skala sembarang adalah independent dengan unut pengukuran. Contoh skala rasional adalah skala untuk pengukuran berat, panjang, isi (volume), termasuk juga banyaknya orang atau banyaknya ternak dan sebagainya. Jadi dengan kata lain skala ini bias dibandingkan atau dirasionalkan Merancang Perlakuan dalam Rancangan Percobaan Perlakuan adalah suatu pengkondisian atau kondisi yang sengaja dibuat pada bahan percobaan. Jadi perlakuan bisa merupakan karakter dari suatu bahan percobaan atau sering disebut perlakuan karateristik dan bisa juga suatu kondisi yang dibuat atau dihipotesiskan oleh peneliti atau sering disebut perlakuan hipotetik. Perlakuan hipotetik dibuat untuk mencari penyebab dari sesuatu yang terjadi. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 7

9 Perlakuan yang akan dicobakan atau diteliti dalam penelitian seharusnya ditentukan dari tujuan, sasaran dan kegunaan yang hendak dicapai dari pengujian pilihan pemecahan masalah melalui metode percabaan. Merancang suatu perlakuan berdasarkan kondisi materi percobahan atau homogenitas sampel dan ada tidaknya peubah antara/penggangu dan juga banyaknya peubah pengganggu disebut Rancangan Lingkungan. Rancangan Lingkungan dengan materi homogen atau tidak ada peubah pengganggu disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL), bila ada satu peubah pengganggu disebut Rancangan Acak Kelompok (RAK), bila ada dua peubah antara disebut Rancangan Bujur Sangkar Latin(RBSL) dan bila ada tiga peubah pengganggu disebut Rancangan Bujur Sangkar Griko Latin (BSGL). Sedangkan merancang suatu perlakuan berdasarkan strategi melakukan percobaan atau cara melakukan percobaan disebut Rancangan Perlakuan (Treament Design). Dalam merancang suatu perlakuan dikenal tiga yaitu cara kombinasi, tersarang dan berjenjang, cara ini dalam rancangan perlakuan disebut pula pola yaitu Pola Faktorial,Pola Tersarang dan Pola Berjenjang (Split-Plot atau Petak terpisah). Disamping itu merancang suatu percobaan berdasarkan pula hasil yng ingin dicapai, merancang seperti ini disebut Rancangan Respon, rancangan renpon penting dalam menentukan rentang perhatian suatu perlakuan yang bersifat kuantitatif, sebab rentang perhatian ini sangat menentukan respons yang akan terjadi. Jadi Rancangan Percobaan (Experimental Design) terdiri dari Rancanag Lingkungan, Rancanan Perlakuan dan Rancangan Respons, rancangan percobaan harus dibuat sebelum melakukan suatu percobaan. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 8

10 III. ANALISIS DATA Dewasa ini berbagai metode statistika makin banyak dipergunakan untuk analisis atau menguji data hasil percobaan, dan sebaliknya tidak jarang model-model matematis yang biasa dipakai untuk percobaan dipertimbangkan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan metode bukan percobaan. Dewasa ini, fasilitas pengolahan data berupa komputer dengan berbagai program kemasan statistika yang tersedia makin canggih, dengan kemampuan dan kecepatan olah komputer yang makin tinggi, serta tenaga yang makin profesional lebih terbuka kemungkinan untuk memilih analisis yang lebih sesuai dan mendalam, dengan hasil yang lebih cermat serta dikerjakan dalam waktu yang singkat. Mungkin saja selama penyelenggaraan percobaan terjadi hal yang mengakibatkan penyimpangan terhadap apa yang telah direncanakan dan dipertimbangkan dalam bentuk anggapan-anggapan sebelumnya, sehingga rencana terutama analisis data hasil penelitian harus diubah sesui dengan kenyataan yang ada. Pemeriksaan kesesuaian model adalah suatu langkah penting dalam menganalisa data, model statistik yang digunakan tak lain dari suatu bayangan penyederhanaan atau penyarian bagi masalah yang dikaji. Model dengan komponen-komponennya dan anggapan-anggapan yang melandasinya perlu diperiksa dan dinilai secara kritis. Teknikteknik grafis umumnya dapat membantu dalam analisis data. Metode statistika adalah pedoman yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan menguji kenetralan dan keabsahan dalam menafsir hasil percobaan. Pemilihan dan penggunaan metode statistika yang tepat, dalam analisis memungkinkan kita untuk mengukur besarnya galat/kesalahan dalam menarik suatu kesimpulan atau memberi suatu taraf (selang) kepercayaan terhadap suatu pernyataan, dengan demikian batasbatas ketakpastian dapat diberikan. Pemilihan Analisis atau Uji Statistika yang Cocok Dalam merencanakan suatu penelitian atau percobaan kemungkinan ada beberapa macam uji statistika yang dapat dipakai untuk kepentingan tersebut, oleh sebab itu perlu dengan pertimbangan untuk memilih salah satu diantaranya yang paling cocok dan menguntungkan dari segi ilmiah. Keampuhan uji dalam analisis statistika merupakan salah satu bagian penting dari suatu pengujian. Suatu uji statistika dikatakan baik atau memadai, bila dengan metode Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 9

11 uji tersebut peluang untuk menolak H 0 cukup kecil kalau H 0 benar dan peluang akan besar kalau H 0 salah. Apabila pada suatu saat menghadapi dua macam metode pengujian misal Uji A dan Uji B, kemudian ternyata kedua macam uji tersebut mempunyai peluang yang sama untuk menolak H 0, dalam hal ini dapat dipilih salah satu diantaranya dengan jalan melihat peluang terbesar untuk menolak H 0 bila H 0 salah. Selain tingkat keampuhan uji, maka terdapat pertimbangan-pertimbangan lain dalam menentukan atau memilih salah satu uji statistik, pertimbangan tersebut didasarkan atas : 1. Bagaimana cara mengambil/menarik sampel atau melakukan percobaan 2. Keadaan atau sifat dari populasi yang diamati. 3. Satuan atau skala pengukuran apa yang dipergunakan dalam menilai respons hasil penelitian 4. Dasar teori serta tujuan dari penelitian yang dilakukan. Semua hal tersebut di atas, akan menentukan uji statistika mana yang akan dipilih atau digunakan, sehinga uji tersebut cukup memadai atau bahkan sangat cocok untuk menganalisis suatu data hasil pengamatan dari suatu penelitian. Pengujian statistik akan berlaku apabila model dan cara pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Kadang-kadang perlu dipertimbangkan apakah syarat yang diperlukan tersebut dipenuhi. Jadi dengan demikian, syarat-syarat model statistik dari suatu pengujian hanya merupakan asumsi saja, semua keputusan yang diambil dari beberapa uji statistika sekurang-kurangnya harus mempunyai kuilifikasi sebagai berikut : Kalau model yang dipakai tersebut sesuai dan bila pengujian yang dilakukan juga cukup memadai, maka hal ini menyatakan bahwa asumsi tersebut adalah lemah dan terbatas untuk suatu model tersebut. Dengan ditariknya suatu keputusan yang kurang kuat dari hasil uji statistik dengan model yang bersangkutan, maka kelemahan tersaebut harus dibantu dengan asumsi yang kuat untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam menarik suatu kesimpulan. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 10

12 Asumsi-asumsi dalam Uji Statistika Pengujian yang paling teliti adalah pengujian dengan asumsi yang kuat dan tepat.. Uji statistika parametrika (Uji t dan uji F) dapat dipakai jika ada asumsi-asumsi yang kuat untuk mendapatkan hasil yag baik. Kalau asumsi yang dikemukakan memang benar, maka uji t dan uji F adalah uji yang paling baik dalam memberikan nilai peluang untuk menolak H 0 salah, dari asumsi yang dikemukakan tadi, dengan catatan data pengamatan memenuhi asumsi yang diperlukan untuk pengujian tersebut. Syarat-syarat atau asumsi-asumsi yang diperlukan untuk uji t dan uji F adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan dilakukan secara acak atau bebas, artinya pemilihan setiap sampel dari populasi harus bebas terhadap kesempatan untuk dipilih. 2. Variabel atau Peubah respons yang diukur harus dalam skala interval atau rasional. 3. Data pengamatan yang diambil hendaknya menyebar mengikuti sebaran normal atau paling sedikit tidak melanggar sebaran normal. 4. Data pengamatan harus mempunyai varians/keragaman yang homogen antar perlakuan yang dibandingkan. Semua syarat-syarat tersebut diatas harus dipenuhi untuk melakukan uji t dan uji F, dalam penelitian biasanya syarat No.1 mudah/selalu dipenuhi, sedangkan syarat No. 2 tergantung dari kemampuan peneliti untuk menggunakan atau mencari skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian. Syarat No. 1 dan 2 harus terpenuhi, sedangkan syarat No. 3 dan 4 bila tidak terpenuhi, maka dapat diusahakan supaya dapat terpenuhi dengan jalan melakukan transformasi data. Transformasi data bertujuan untuk mengubah data dari data yang tidak mengikuti sebaran normal dengan keragaman antar perlakuan tidak homogen menjadi mengikuti/mendekati sebaran normal dengan keragaman antar perlakuan menjadi homogen, sehingga syarat No. 3 dan 4 tidak dlanggar. Transformasi data yang biasa dipergunakan adalah : 1. Transformasi akar Yi (( Yi ), transformasi ini digunakan jika data mengikuti _ sebaran Poisson. Ciri-cirinya adalah rata-rata ( Y.) data hasil pengamatan masing-masing perlakuan hampir sama dengan variannya ( 2 ), data yang mengikuti sebaran Poisson ini biasanya data dalam persen dengan persentase yang sangat kecil atau peluang kejadiannya sangat kecil atau sebaliknya yaitu Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 11

13 sangat besar (mendekati O% atau 100%). Jika hasil pengamatan ada data yang nilainya 0, karena akar 0 tak terdifinisikan, maka transformasinya ini diubah menjadi (Yi 1 atau (Yi ½) 2. Transformasi ArcSin Yi, transformasi ini digunakan jika data mengikuti sebaran Binomial. Ciri-ciri data yang mengikuti sebaran ini adalah rata-rata (ў) data tersebut sebanding dengan variannya (т 2 ), perlu diiangat bahwa ў = np dan т 2 = np(1-p). sebaran ini. Data dalam satuan pengukuran persentase (Yi%) biasanya mengikuti 3. Transformasi Log Yi atau Ln Yi, transformasi ini biasanya digunakan bila data berkaitan dengan waktu dan rata-ratanya (ў) mengikuti rata-rata Geometrik. Ciriciri data ini adalah bila rata-rata (ў) suatu perlakuan semakin besar, maka variannya (т 2 ) juga semakin besar, sehingga homogenitas ragam/varian antar perlakuan tidak terpenuhi. Data yang mempunyai ciri-ciri tersebut adalah data yang berkaitan dengan waktu misalnya jumlah mikroorganisme pada daging yang disimpan pada suhu dingin selama 10 hari, bobot badan ayam dari minggu ke minggu. 4. Transformsi kebalikan (1/Yi), transformasi ini diguakan jika rata-rata data mengikuti rata-rata Harmonik. Data ini diperoleh jika satuan pengukuran yang digunakan dalam penelitian dari dua satuan (misalnya Rp./butir, jumlah anak/jumlah induk dan sebagainya, sehingga jika satuan tersebut tidak rasional maka perlu dibalik atau diharmoniskan dalam analisis data. 5. Transformasi Ln(A Yi) atau Ln[(A Yi)/Yi], disini A adalah nilai maksimum dari respons yang mungkin dicapai atau nilai maksimum teoritis. Transformasi ini digunakan jika nilai A diketahui atau dapat diduga dan data tidak linear dalam urutan waktu. Dalam hal ini data mengikuti kurva Logistik atau Sigmoid. Homogonitas Varian/ragam antar perlakuan dianggap homogen bila perbandingan antara ragam terbesar dengan terkecil lkurang dari 3 (ragam terbesas/ragam terkecil < 3), dan dapat juga diuji dengan menggunakan uji Bartlett atau Uji Cochran. Kedua uji ini memberikan keputusan apakah transformasi yang kita lakukan sudah dapat diterima atau tidak, jika telah berubah melakukan berbagai tranformasi data ternyata homogenitas ragam juga tetap dilanggar atau tidak memenuhi, maka uji t ataupun uji F tidak bisa kita paksakan untuk digunakan. Dengan kata lain kita harus menggunakan analisis/uji lain selain uji t dan uji F, yaitu dengan menerapkan analisis Statistika Nonparametrika. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 12

14 Kenormalan data dapat diketahui dengan menggunakan teknik-teknik grafis atau dengan uji Chi-Square (X 2 ). Teknik-teknik grafis biasanya jauh lebih baik dan komunikatif digunakan karena dapat menarik kesimpulan yang lebih luwes sesuai dengan keadaan data dan tujuan transformasi yang diinginkan. Pelanggaran syarat nomor 3 dan 4 biasanya berkaitan dengan jumlah sampel, makin banyak jumlah sampel kemungkinan pelanggaran syarat nomor 3 dan 4 akan semakin kecil jika syarat nomor 1 dan 2 telah terpenuhi. Jadi jumlah sampel juga sangat menentukan homogenitas ragam dan kenormalan data (ingat syarat jumlah sampel minimum). Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 13

15 IV. PROGRAM SPSS Berbagai perangkat lunak khusus statistik telah beredar, SPSS adalah yang paling popular dan paling banyak digunakan di seluruh dunia (Singgih, 2001), SPSS banyak dipakai dalam menganalisis data dari berbagai hasil riset atau percobaan pada berbagai bidang ilmu. SPSS sebagai perangkat lunak, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe SPSS menjalankan berbagai kebijakan strategis antara tahun , untuk mengembangkan software statistik dan juga menjalin aliansi stratergis dengan software house terkemuka lainnya. Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengelola data statistik untuk ilmu sosial (SPSS adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences), diperluas untuk melayani berbagai bidang ilmu sehingga SPSS berubah menjadi Statistical Product and Service Solutions. SPSS berkembang pada berbagai versi, dalam hal ini yang dibicarakan pada buku ini adalah SPSS versi 13, yaitu SPSS for Windows.Inc Memasukkan Data pada SPSS. Teladan 1. Misalnya kita punya data berat badan 12 ekor sapi Bali dengan jenis kelamin jantan dan betina serta umur 1, 2 dan 3 tahun, seperti Tabel berikut : Tabel 1. Data Berat Sapi Bali Jantan dan Betina Umur 1, 2 dan 3 Tahun Jenis kelamin Umur Berat (Kg) (Tahun) 1 2 Jantan Betina ,5 Bila kita ingin mengolah dat diatas dengan SPSS, computer harus sudah di Intal dengan program SPSS 13.0, untuk menjalankannya Klik Stast, kumudian cari Program cari SPSS Windows Klik SPSS 13.0 for Windows, maka Muncul Gambar 4.1. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 14

16 Gambar 1.4. SPSS for Windows Klik OK, Klik tanda X, hingga kotak data Gambar 4.1 menghilang dan muncul Gambar 2.4. Gambar 2.4 Menu Utama SPSS Setelah Muncul Gambar 2.4, Lalu Klik Variable View, maka muncul Gambar 3.4 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 15

17 Gambar 3.4 Kotak Variable View Ketik pada Kolom Name JK, Umur, Ulangan dan Berat, pada Kolom Type pilih Numerik, pada Kolom Width Klik atau pilh angka 8, pada Kolom Decimals pilih atau ketik angka 0 pada baris JK, Umur dan Ulangan, sedangkan pada baris Berat pilih atau ketik angka 1 (karena berat 1 desimal dibelakang koma). Kolom Label diisi dengan Jenis Kelamin, Umur (Tahun), Ulangan dan Berat Kg), perhatiakan Gambar 3.4 Perhatikan JK (Jenis Kelamin) merupakan factor atau Variabel Kualitatif yaitu Jantan dan Betina, maka perlu definisikan 1 Jantan dan 2 betina, dengan janan meng Klik kolom Values pada baris 1 di pojok kanan atas maka muncul Gambar 4.4. Gambar 4.4. Kotak Dialog Value Labels Ketik angaka 1 pada Value dan Jantan pada Value label, lalu Klik Add Ketik lagi angka 2 pada Value dan Betina pada Value Label, Lalu Klik Add Klik OK, maka layer kembali ke Gambar 3.4, Kemudian Klik Data View pada pojok kiri bawah maka Muncul Gambar 5.4. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 16

18 Gambar 5.4. Kotak Data View Lengkapi atau ketik data pada Gambar 5.4. pada kolom JK, Umur, Ulangan dan Berat seperti tampak pada layer. Gambar 5.4 Setelah selesai memasukan data pada Gambar 5.4, lalu data disimpan dengan meng Klik File, pilih Save AS, berikan nama, misalnya Berat Sapi. Ingat tempat menyimpannya, data tersebut bisa dipanggil sewaktu-waktu melalu SPSS, dengan Meng Klik File, kemudian open dan selanjutnya pilih Data. Dalam Program SPSS data, Output dan Syntax disimpan pada tempat yang berbeda Analisis Data pada SPSS. Kemampuan SPSS untuk mengolah data berupa tranformasi data, penyajian data dalam berbagai bentuk Tabel maupun Grafik, analisis data deskriptif maupun inferensial sangat baik digunakan pada berbagai data hasil penelitian, dan memberikan hasil yang sangat komunikatif. Proram SPSS juga dapat melakukan proses otomatisasi program yang disebut Syntax, yaitu berupa ringkasan prosedur statistika. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 17

19 Tranformasi data, merupakan perubahan data yang disediaka oleh SPSS, baik berupa operasi penjumlahan perkalian, kuadrat, akar, log, sinus dan sebagainya, juga sebaran peluang yaitu berupa sebaran binom, sebaran normal, sebaran F, t dan sebagainya. Sebagai contoh penggunaan tranformasi data, kita panggil data Berat sapi, Klik File, kemudian Open, klik dan pilih Data, kemudian cari File Sapi Bali, lalu pada lakukan Transformasi data. Klik Tranform Gambar 5.4, kemudian pilih dan Klik Compute : Jika Umur dikuadratkan, maka Ketik UU pada Target Variable dan Umur*Umur pada Numeric Expression, kemudian Klik OK Jika berat ingin diakarkan, maka Ketik AkarBerat pada Target Variable dan SQRT(Berat) pada Numeric Expression, kemudian Klik OK, Gambar 6.4. Kotak Dialog Cumpute Variable. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 18

20 Hasil Transformasi adalah sebagai berikut : Gambar 5.4. Kotak Data View setelah Tranformasi Data Mencari Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data, ukuran pemusatan Berupa Mean, Median Modus, sedangkan ukuran penyebaran data yaitu berupa Standar Deviasi, Range, Standar Error dan sebagainya. Klik Analyze, pilih Compare Means Klik Means, maka muncul pada layar Gambar 6.4 Klik Berat, pindahkan dengan tanda ke Dependen List Klik Berat, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik Umur, pindahkan dengan tanda ke Independent List Kemudian untuk mencari ukuran pemusatan dan penyebaran data yang diinginkan Klik Options pada Gambar 6.4., maka muncul gambar 7.4. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 19

21 Gambar 6.4. Kotak Dialog Means Gambar 7.4. Kotak Dialog Means Options Klik Ukuran pemusatan atau penyebaran data yang diinginkan pada Kolom Statistics, pindahklan dengan tanda ke Cell Statistics, kemudian Klik Continue, maka akan kembali ke Gambar 6.4 Klik OK Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 20

22 Means Berat (Kg) * Jenis Kelamin Berat (Kg) Jenis Kelamin Mean N Std. Deviation Median Range Std. Error of Mean Jantan Betina Total Berat (Kg) * Umur (Tahun) Berat (Kg) Umur (Tahun) Mean N Std. Deviation Median Range Std. Error of Mean Total Membuat grafik dengan SPSS, dalam pembuatan grafik kita harus memperhatikan peubah bebasnya yaitu apakah kulitatif atau kuanditatif, perhatikan pula peubah terikatnya atau respons penelitian yang diperhatikan adalah sekala pengukurannya apakah nominal, ordinal, interpal atau rasional. Sebagai contoh jenis kelamin pada data Berat Sapi adalah merupakan peubah bebas kualitatif, dengan peubah terikat berat badan dengan skala pengukuan rasional, maka grafik Bar yang dibuat sebagai berikut: Data berat sapi yang telah tampil pada Layar Komputer (Gambar 5.4): Klik Graph, kemudian pilih Bar, Simple, Define, maka muncul Gambar 8.4 Klik Other statistic (e.g. mean) Kelik Berat, pindahklan dengan tanda ke Variable Klik Jenis Kelamin, pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik OK Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 21

23 Mean Berat (Kg) Gambar 8.4. Kotak Dialog Define Simpel Bar Graph Jantan Jenis Kelamin Betina Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 22

24 Jika kita menggambar grafik Umur pada jenis kelamin jantan dan betina dengan berat badan sapi Bali, maka kita menggunakan garis, karena umur adalah merupakan peubah bebas kuantitatif, dengan peubah terikat berat badan dengan skala pengukuan rasional, maka grafik yang dibuat sebagai berikut: Data berat sapi yang telah tampil pada Layar Komputer (Gambar 5.4) : Klik Graph, kemudian pilih Line, Multiple, Define, maka muncul Gambar 9.4 Klik Other statistic (e.g. mean) Kelik Berat, pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Umur, pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik Jenis Kelamin, pindahkan dengan tanda ke Define Lines by Klik OK Gambar 9.4. Kotak Dialog Define Multiple Lines Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 23

25 Graph Menganalisis pengaruh Jenis Kelamin dan Umur terhadap Berat Badan sapi bali atau ingi mengetahui perbedaan berat badan antar jantan dan Betina dan antara umur 1, 2 dan 3 tahun, maka kita bisa melakukan analisis ragam dan uji LSD, Duncan dan sebagainya, hal ini akan dibicarakan pada bab berikutnya. Penggunaan Syntax pada analisis data adalah sangat penting untuk menjelaskan Model Matematis pada Rancangan Percobaan, sebagi contoh kita gunakan data Berat Sapi Klik Analyze, pilih General linear Model, Klik Univariate, maka muncul Gambar 9.4 Klik Berat, pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Jenis Kelamin, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Umur, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 24

26 Gambar 9.4. Kotak Dialoge Univariabe Klip Paste, maka muncul Gambar Jika Model Matematis : Yijk = µ + Ki + Uj + єijk K i (Jenis Kelamin) dan Uj (Umur), maka sintaknya : Gambar Kotak Dialog Syntax1 SPSS Untuk menjalankan Syntax Klik tanda pada kotak dialog Gambar 10.4 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Berat (Kg) Type III Sum of Source Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept JK Umur Error Total Corrected Total a R Squared =.876 (Adjusted R Squared =.829) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 25

27 Jika Model Matematis : Yijk = µ + Ki + Uj + KUij + єijk K i (Jenis Kelamin), Uj (Umur) Syntaxnya : dan KUij Interaksi Jenis Kelamin dengan Umur, maka Gambar Kotak Dialog Syntax2 SPSS Untuk menjalankan Syntax Klik tanda pada kotak dialog Gambar 11.4 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Berat (Kg) Type III Sum of Source Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept JK Umur JK * Umur Error Total Corrected Total a R Squared =.989 (Adjusted R Squared =.981) Untuk model matematis yang lain dan pembahasan hasilnya dibicaran pada BAB selanjutnya. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 26

28 V. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Syaratnya adalah hanya ada satu peubah bebas (independent variable) yang disebut perlakuan, jadi tidak ada peubah lain selain perlakuan yang mempengaruhi respons hasil penelitian (dependent variable). Model Matematis Yij = µ + Pi + єij i = 1, 2, 3,,p dan j = 1, 2, 3,,u Disini : Yij : Pengamatan perlakuan ke-i dan ulagan ke-j µ : Rataan Umum Pi : Pengaruh perlakukan ke-i dan Єij : Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Teladan 2. Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh lama desinfeksi H 2 O 2 terhadap log jumlah bakteri E coli pada limbah RPH dengan dosis 30%. Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan lama desinfeksi 0, 2, 4 dan 8 jam dengan ulangan masing-masing sebanyak 5 kal;i. Tabel 2. Data Jumlah E. coli (Log E. coli) Ulangan (j) Lama Desinfeksi (i) dalam jam Memasukkan data melalui Program SPSS for Windows, yaitu : SPSS 13.0 for Windows Kompurter telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjuk pada Gambar 1.5. dibawah kemudian ketik pada Kolom Name L, Ulangan dan Ecoli, Kolom Type Numeric, kolom Decimals 0, 0 dan 2 dan kolom Label Lama desinfeksi (jam), Ulangan dan Log E coli Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 27

29 Gambar 1.5. Kotak Dialog Variable View Klik Data View, lalu saling data pada Tabel 2., pada seperti Tabel dibawah ini Gambar 2.5 Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 28

30 5.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi). Dan hasil penelitian diharapkan rataannya berbeda antar perlakuan (meningkat atau menurun) sedangkan standar deviasinya diharapkan tidak begitu berbeda antar perlakuan (homogen). Analisis Data Klik Analyze pada Gambar 2.5, pilih Compare Means lalu Klik Means Log Jumlah Ecoli pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Lama Deseinfeksi pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Gambar 3.5. Kotak Diolog Means Klik OK untuk mendapatkan hasil analisisnya Means Report Log Jumlah Ecoli. Lama Desinfeksi (Jam) Mean N Std. Deviation E E E-02 Total Analisis Ragam Analisis Ragam (Analisis Varian) dilakukan untuk menguji pengaruh perlakuan (Lama Desinfeksi H 2 O 2 ) terhadap Log jumlah E coli pada limbah RPH, apakah ada pengaruhnya atau Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 29

31 tidak. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedaan mean (rataan) jumlah E coli antara perlakuan lama desinfeksi 0, 2, 4 dan 8 jam, yaitu dengan melakukan uji LSD atau Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Klik Analyze pada Gambar 2.5. pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate, maka muncul Gambar 4.5. Klik Log Jumlah Ecoli pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Lama Desinpeksi pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Gambar 4.5. Kotak Diolog Univariabe Klik Post Hoc, pindahkan L dengan tanda ke Post Hoc Test for pada Gambar 4.5, maka muncul Gambar 5,5. seperti dibawah ini, lalu centang (V) LSD dan Duncan Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 30

32 Gambar 5.5 Kotak Dialog Post Hoc Klik Continue maka layar kembali ke Gambar 4.5 Klik Paste, maka muncul Gambar 6.5. dibawah ini Periksa Syntax didalam tampilan dibawah ini, terutama : /DESIGN=L. jika beda bisa diperbaiki seperti mengetik biasa Paste. Syntax-SPSS Gambar 6.5. Kotak Dialog Syntax Untuk menjalankan Syntak Klik tanda (Run Current) pada tampilan diatas Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 31

33 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Log Jumlah Ecoli Source Type III Sum of df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model Intercept LD Error E-03 Total Corrected Total a R Squared =.987 (Adjusted R Squared =.985) Kesimpulan dari table diatas adalah Lama Desinfeksi H 2 O 2 (LD) berpengaruh sangat nyata (P<0,01), terhadap jumlah E coli limbah RPH, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F nya yang lebih besar dari F Tabel (lihat Tabel F (0,01) db 3; 16) atau Sig 0,00 (P<0,01) Post Hoc Tests Lama Desinfeksi (Jam) Multiple Comparisons Dependent Variable: Log Jumlah Ecoli (I) Lama (J) Lama Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Desinfeksi Desinfeksi Differen Lower Upper Bound (Jam) (Jam) ce (I-J) Bound E E E E E E E E E E E E Based on observed means. * The mean difference is significant at the.05 level. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 32

34 Homogeneous Subsets (a) Log Jumlah Ecoli (b) Duncan Lama Desinfeksi (Jam) N Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 8.297E-03. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan dari Uji BNT (LSD) dan uji Duncan terjadi penurunan jumlah E coli yang sangat nyata (P<0,01) dari hari ke- 0 sampai dengan hari ke- 6, hal ini dapat dilihat dari Sig. pada Uji LSD yaitu 0,00 (P<0,01) dan Subset pada uji Duncan dimana semua ratarata terletak pada sunset yang berbeda Analisis Regresi Analisis Regresi dilakukan untuk mencari bentuk hubungan antara Lama Desinfeksi H 2 O 2 (L) dengan Log jumlah E coli (Y), hal ini perlu dilakukan karena perlakuan bersifat kuantitatif dengan bentuk persamaan : Y = o + 1 L + 2 L L 3 Digunakan pangkat 3 atau derajat polinom kubik, karena L = 4 atau P = 4, derajat polinom p 1 = 4 1 = 3 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 33

35 Kembali ke data SPSS, Klik Transform Gambar 2.5. Compute, maka muncul tampilan Gambar 7.6 dibawah ini Gambar 7.5. Compute Variable Ketik LL pada Target Variable dan L*L pada Numeric Expression Kelik OK Kemudian LL diganti dengan LLL dan L*L diganti dengan L*L*L Klik OK, maka diperoleh tampilan seperti Gambar 8.5 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 34

36 Gambar 8.5. Gambar. Data View Hasil transformasi Setelah tampilan diatas muncul : Klik Analyze, pilih atau Klik Regression, lalu Klik Lenear, maka muncul tampilan seperti dibawah ini. Klik Lama Desinfksi (jam), LL dan LLL pindahkan dengan tanda ke Indedent(s) Klik Log Jumlah Ecoli pindahkan dengan tanda ke Dependent Klik OK Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 35

37 Gambar 9.5. Kotak Dialog Linier Regression Regression Model Summary Model R R Adjusted R Std. Error of the Estimate Square Square E-02 a Predictors: (Constant), LLL, Lama Desinfeksi (Jam), LL ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-03 Total a Predictors: (Constant), LLL, Lama Desinfeksi (Jam), LL b Dependent Variable: Log Jumlah Ecoli Coefficients Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) Lama Desinfeksi (Jam) LL LLL E a Dependent Variable: Log Jumlah Ecoli Jadi persamaannya : Y = L L L 3 Kita menggambar persamaan diatas dengan SPSS Klik Variable View, maka muncul tampilan Gambar dibawah Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 36

38 Kemudian lengkapi Name dengan mengetik L dan Y Lengkapi Label dengan mengetik Lama Desinfeksi (jam() dan Log Jumlah E coli Gambar Kotak Dialog Variable View Klik data View pojok kiri bawah, kemudian ketik pada Kolom L 0,1, sampai dengan 10. Klik Transform, kemudin Klik Compute, maka muncul tampilan Gambar 11.5 : Ketik Y pada Target Variable Ketik *L *L*L *L*L*L pada Numeric Expression Klik OK Gambar Kotak Dialog Compute Variable Bila muncul change existing variable Klik OK lagi, maka diperoleh hasil seperti dibawah ini. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 37

39 Gambar Data View Klik Graphs, kemudian pilih Line, Simple Klik Difine, maka muncul tampilan Gambar dibawh ini Gambar Kotak Dialog DefineSimple Line Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 38

40 Mean Log Jumlah E coli Klik Othes statistic (e.g. mean)) Klik Log Jumlah E coli pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Lama Desinfeksi (jam) pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik OK Graph Y = L L L Lama Desinfeksi (jam) Keterangan : Semakin lama didesinfeksi nilai log jumlah bakteri E coli semakin menurun, penurunannya mula-mula cepat kemudian lambat dan akhirnya bertambah cepat. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 39

41 VI. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1, 2, 3,,k dan j = 1, 2, 3,,p Disini : Yij : Pengamatan Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j µ : Rataan Umum Ki : Pengaruh Kelompok ke-i Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan Єij : Galat Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j Teladan 3. Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh Jenis antibiotika (A, B, C, dan D) terhadap diameter Zone Bakteri Coliform. Peneltitian ini dilakukan sebanyak 5 kali setiap minggu sekali Tabel 3. Data Diameter Zona Bakteri Coliform yang diperoleh sebagai berikut : Kelompok Jenis Antibiotika (j) (i) A B C D Memasukkan data melalui Programe SPSS for Windows-.. SPSS 13.0 for Windows Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjuk pada Gambar 1.6 dibawah kemudian ketik pada Kolom Name ketik JA, Kelompok dan Zona, Kolom Type Numeric, kolom Label ketil Jenis Antibiotika, Kelompok dan Zona Bakteri Koliform. Gambar 1.6. Kotak Dialog Variable View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 40

42 Kemudian pada baris 1 (jenis Antibiotika) yaitu kolom Values Klik pada sisi kanannya, maka muncul Gambar 2.6 : Gambar 2.6. Kotak Dialog Variable Label Ketik angka 1 pada Value dan A pada Value Label, kemudian Klik Add Ketik angka 2 pada Value dan B pada Value Label, kemudian Klik Add Ketik angka 3 pada Value dan C pada Value Label, kemudian Klik Add Ketik angka 4 pada Value dan D pada Value Label, kemudian Klik Add Kelik OK, kembali ke Gambar 1.6, kemudian Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul Gambar 3.6, Salinlah data Tabel 3. sesuai dengan yang tampak pada Gambar 3.6. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 41

43 Gambar 3.6. Data View 6.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi). Dari hasil penelitian diharapkan rataannya berbeda antar perlakuan (meningkat atau menurun) sedangkan standar deviasinya diharapkan tidak begitu berbeda antar perlakuan (homogen). Klik : Analyze pada Gambar 3.6, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar 4.6. Klik Zona Bakteri Koliform pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Jenis Antibiotika dan Kelompok pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 42

44 Gambar 4.6. Kotak Dialog Means Klik OK Means Zona Bakteri Coliform * Jenis Antibiotika Zona Bakteri Coliform Jenis Antibiotika N Mean Std. Deviation A B C D Total Zona Bakteri Coliform * Kelompok (c) Zona Bakteri Coliform Kelompok N Mean Std. Deviation Total Analisis Ragam Analisis Ragam (Analisis Varian) dilakukan untuk menguji pengaruh perlakuan (jenis Antibiotika) terhadap zona bakteri Koliform, apakah ada pengaruhnya atau tidak, juga untuk mengetahui apakah ada pengaruh waktu pengambilan (Kelompok) terhadap Zona Bakteri koliform. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedaan antara nilai mean (rataan) Zona Bakteri koliform antara jenis Antibiotika A, B, C dan D yaitu dengan melakukan uji LSD atau Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 43

45 Klik Analyze pada Gambar 3.6., pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate, maka muncul Gambar 5.6 seperti tampilan dibawah ini : Klik Zona bakteri Koliform pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Kelompok pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Jenis Antibiotika pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Gambar 5.6. Kotak Dialog Univariete Klik Post Hoc, maka muncul Gambar 6.6 dibawah ini : Klik JA dan pindahkan dengan tanda ke Post Hoc Tests for Kemudian Centang LSD dan Duncan Klik Continu, maka kembali ketampilan diatasnya yaitu Gambar 5.6 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 44

46 Gambar 6.6. Kotak Dioalog Univaiate Post Hoc Setelah kembali ke Gambar 5.6 Klik Paste, maka muncul Gambar 7.7 seperti tampilan dibawah ini : Gambar 7.7 Kotak Diolog Syntax Perhatikan : /DESIGN = Kelompok JA Jika tidak sama, mungkin pada Komputer tertulis : /DESIGN = Kelompok JA Kelompok*JA, harus diganti Klik untuk mendapatkan hasil analisisnya Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 45

47 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Zona Bakteri Coliform Source Type III Sum of df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model Intercept JA KELOMPOK Error Total Corrected Total a R Squared =.869 (Adjusted R Squared =.792) Kesimpulan : Jenis Antibiotika berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap diameter Zona bakteri Coliform Kelompok atau hari pengambilan sampel tidak berpengaruh nyata (P>0,05) atau P=0,811 terhadap diameter zona bakteri Coliform. Jenis Antibiotika Multiple Comparisons Dependent Variable: Zona Bakteri Coliform Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Differenc e (I-J) (I) Jenis (J) Jenis Lower Bound Upper Bound Antibiotika Antibiotika A B C D B A C E D C A B E-02 D D A B C Based on observed means. * The mean difference is significant at the.05 level. Homogeneous Subsets Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 46

48 Zona Bakteri Coliform Duncan Jenis Antibiotika N Subset D C B A Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan : Hasil Uji LSD = Uji DUNCAN Diameter Zona bakeri Coliform yang diberikan Jenis Jenis Antibiotika D nyata (P<0,05) lebih kecil dibandingkan dengan jenis antibiotika yang lain Diameter Zona bakteri Coliform yang diberikan jenis antibiotika C tidak berbeda nyata (P>0,05) dibandingan dengan jenis antibiotika B. Diameter Zona bakteri Coliform Jenis Antibiotika A nyata (P<0,05) paling besar dibandingkan dengan diameter zona bakteri Coliform jenis antibiotika yang lainnya 6.3. Analisis Regresi Oleh karena Jenis Antibiotika merupakan peubah kualitatik maka kita tidak bias melakukan analisis regresi antara Jenis Antibiotika dengan Diameter Zona bakteri Coliform, hanya bias digambar dalam bentuk grafik Histogram Klik Graphs, kemudian pilih Bar, kemudian Simple Klik Define, maka muncul tampilan dibawah ini : Klik Other statistic (e.g. mean) Klik Zona Bakteri Koliform dan pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Jenis Antibiotika dan pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik OK, maka diperoleh Gambar Histogram. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 47

49 Mean Zona Bakteri Koliform Graph A B Jenis Antibiotika C D Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 48

50 VII. RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING Jika Rancangan Acak Kelompok (RAK) kelompoknya terbatas dan perlakuannya tidak bias atau tidak mungkin diperbanyak, maka hasil penelitiannya kurang dijamin kekonsistensinya atau sampelnya dianggap kurang banyak, sehingga perlu ditambah sampel pada tiap kelompoknya untuk memperbanyak jumlah contoh atau memperbesar derajat bebas galatnya. Rancangan Acak Kelompok dengan melakukan pengulangan pada kelompoknya disebut Rancangan Acak Kelompok Sub-Sampling. Jika kita kembali ke RAK, maka modelnya sebagai berikut : Model Matematis RAK : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1, 2, 3,,k dan j = 1, 2, 3,,p Disini : Yij : Pengamatan Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j µ : Rataan Umum Ki : Pengaruh Kelompok ke-i Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan Єij : Galat Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j Jika dilakukan pengulangan pada tiap kelompoknya, maka modelnya menjadi sebagai berikut : Model Matematis RAK Sub-Samling : Yijk = µ + Ki + Pj + єij + єijk i = 1, 2, 3,,k j = 1, 2, 3,,p dan k = 1,2,...u Disini : Yijk : Pengamatan Kelompok ke-i, Perlakuan ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum Ki : Pengaruh Kelompok ke-i Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan Єij : Galat Sampling Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j Єijk : Galat Kelompok ke-i, Perlakuan ke-j dan Ulangan ke-k Teladan 4. Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh bahan pengawet terhadap ph daging ayam Broiler yang diambil dari dua tempat penjualan karkas ayam Broiler. Untuk tujuan tersebut diteliti 4 macam dosis bahan pengawet yaitu 0, 5, 10 dan 15% dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali datanya disajikan dalam program SPSS sebagai berikut : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 49

51 Tabel 4. Data ph Daging Ayam Broiler Kelompok Ulangan Dosis Bahan Pengawet (j) (i) (k) Memasukkan data melalui Programe SPSS for Windows-.. SPSS 13.0 for Windows Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjuk pada Gmbar 1.7 di bawah kemudian ketik pada Kolom Name ketik P, Kelompok, Ulangan dan ph, Kolom Type Numeric, kolom Label ketil Dosis Bahan Pengawet, Kelompok, Ulangan dan ph Daging Ayam Broiler Gambar 1.7. Kotak Diolog Varieble View Klik Data View pada pojok kiri bawah Gambar 1.7, maka muncul Gambar 2.7 Masukkan atau saling data Tabel 4, sesui dengan yang tampak pada Gambar 2.7 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 50

52 Gambar 2.7. Data View 7.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah nilai mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Standar Deviasi (Std. Deviaton). Data hasil penelitian diharapkan rataannya berbeda antar perlakuan (meningkat atau menurun) sedangkan standar deviasinya diharapkan tidak begitu berbeda antar perlakuan (homogen). Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 51

53 Klik Analyze pada Gambar 2.7. pilh Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar 3.7. Klik ph pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Dosis Bahan Pengawqet Kelompok Pengaewt pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik OK Gambar 3.7. Kotak Diolog Means ph Daging Ayam Broiler * Dosis Bahan Pengawet ph Daging Ayam Broiler Dosis Bahan Pengawet N Mean Std. Deviation E Total ph Daging Ayam Broiler * Kelompok (Tempat Penjualan) ph Daging Ayam Broiler Kelompok (Tempat Penjualan) N Mean Std. Deviation Total Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 52

54 7.2. Analisis Raqgam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakuakan untuk menguji pengaruh Dosis Bahan pengawet (P) terhadap ph daging ayam broiler, apakah ada pengaruhnya atau tidak, juga untuk mengetahui apakah ada pengaruh Tempat penjualan (Kelompok) terhadap ph daging ayam Broiler. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedan mean (rataan) ph daging ayam Broiler antara dosis bahan pengawet yang diberikan, yaitu dengan Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Klik Analyze pada Gambar 2.7, pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate, maka muncul Gambar 4.7. seperti tampilan dibawah ini : Klik ph Daging Ayam Broiler pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Kelompok pindahkan dengan tanda ke Rancom Factor(s) Klik Dosis Bahan pengawewt pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Gambar 4.7. Kotak Diolog Univariate Klik Post Hoc, maka muncul Gambar 5.7, lalu Klik P dan pindahkan dengan tanda ke Post Hoc Tests for. Kemudian Klik Continue maka kembali ke Gambar 4.7 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 53

55 Gambar 5.7. Kotak Diolog Univariate Post Hoc Setelah kembali atau muncul Gambar 4.7, lalu Klik Paste, maka muncul Gambar 6,7 Paste. Syntax-SPSS Gambar 6.7. Kotak Diolog Syntax Perhatikan uraian yang ada pada kotak diolog Gambar 6.7, terutama /DESIGN = Kelompopk P Kelompok*P, kemungkinan tidak sama dengan apa yang tampat pada Gambar 6.7. Ketik sesuaikan dengan yang tampak pada Gambar 6.7., jika tidak maka hasil analisisnya juga akan berbeda. Jika sudah yakin sama, untuk menjalankan Program Klik tanda Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 54

56 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: ph Daging Ayam Broiler Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: ph Type III Sum of Squares Mean Square F Sig. Source df Intercept Hypothesis Error (a) P Hypothesis Error (b) Kelompok Hypothesis Error (b) P * Kelompok Hypothesis Error (c) a MS(Kelompok) b MS(P * Kelompok) c MS(Error) Kesimpulan : Bahan pengawet (P) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap ph daging ayam Broiler (Lihal Sig,000). Tempat penjualan karkas (Kelompok) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap ph daging ayam Broiler. Sedangkan galat Sampling (P*Kelompok) tidak nyata (P>0,05) atau Sig=0,191) hal ini berarti sampel daging dalam kelompoknya tidak ada keragaman yang nyata (P>0.05), jadi contoh yang diambil seragam. Post Hoc Tests Dosis Bahan Pengawet Homogeneous Subsets ph Daging Ayam Broiler (d) Duncan Dosis Bahan Pengawet N Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 4.875E-03. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 55

57 a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan : Kesimpulan terjadi penurunan ph daging ayam Broiler yang nyata (P<0,05) dengan semakin meningkatnya dosis bahan pengawet Analisis Regresi Analisis Regresi dilakukan untuk mencari bentuk hubungan antara Dosis Bahan Pengawet (P) dengan ph daging ayam Broiler (Y.) Kita perhatikan perlakuan atau dosis bahan pengawet bersifat kuanditatif dengan 4 macam dosis, jadi perlu dilakukan Analisis Regresi dengan derajat polinom maksimun 4-1=3 yaitu : Persamaan Garis Regresi Diduga : Y = o + 1 P + 2 P P 3 Kita kembali lagi ke data semula yaitu Gambar 2.7. Klik Tranform pada Gambar 2.7 pillih Compute, maka mumcul Gambar 7.7. Ketik PP pada Target Variable, kemudian ketik P*P pada Numeric Expressien Klik OK Ketik PPP pada Target Variable, kemudian ketik P*P*P pada Numeric Expressien Klik OK, maka muncul Gambar 8.7 Gambar 7.7 Kotak Dialog Compute Variable Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 56

58 Gambar 8.7 Data View Hasil Tranformsi Klik Analyze, lalu Pilih Regressien, kemudian Klik Linear, maka muncul Gambar 9.7 Klik ph daging ayam Broiler, pindahkan dengan tanda ke Dependent Klik Dosis Bahan Pengawet (P), pindahkan dengan tanda ke Independebt(s) Klik PP, pindahkan dengan tanda ke Independebt(s) Klik PPP, pindahkan dengan tanda ke Independebt(s) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 57

59 Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya Gambar 9.7. Kotak Dialog Linear Regressien Regression Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a Predictors: (Constant), PPP, Dosis Bahan Pengawet, PP (e) ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total a Predictors: (Constant), PPP, Dosis Bahan Pengawet, PP b Dependent Variable: ph Daging Ayam Broiler Coefficients Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) Dosis Bahan Pengawet PP 2.564E PPP E a Dependent Variable: ph Daging Ayam Broiler Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 58

60 Jadi persamaan Regresinya Y = P P P 3 Kita menggambar persamaan diatas dengan SPSS, maka kita kembali ke data semula, kemudian Klik File, kemudian pilih New lalu Klik Data Klik Variable View, maka muncul tampilan Gambar dibawah Gambar Kotak Dialog Variable View Ketik P dan Y pada Kolom Name, ketik angka 0 dan 2 pada kolom Decimals sesui yang diinginkan. Pada Kolom Label ketik Dosis Bahan Pengawet dan ph Daging Ayam Broiler, sesuikan dengan yang tampak pada Gambar Klik Data View, maka muncul Gambar 11.7, kemudian lengkapi datanya pada Kolom P dari 0 sampai 17, sesuai dengan yang tampak pada Gambar 11.7, untuk mengisi Kolom Y, Klik Transform, lalu pilih Compute, maka muncul gambar Gambar Kotak Dialog Compute Variable Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 59

61 Ketik Y pada Target Variable dan Ketik *P *P*P *P*P pada Numeric Expressien, Lalu Klik OK, jika muncul chang existing variable Klik OK Lagi, maka muncul Gambar Gambar Data View Klik Graphs, lalu pilih dan Klik Line, Klik Define, maka muncul Gambar 13.7 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 60

62 Mean ph Daging Ayam Broiler Gambar Kotak Dialog Define Simple Line Tantai atau Klik Other Statistic (e.g.mean) Klik ph Daging Ayam Broiler, pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Dosis Bahan Pengawet, pindahkan dengan tanda ke Catagory Axis Klik OK Graph Y = P P P Dosis Bahan Pengawet Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 61

63 Kesimpulan : Semakin semakin tinggi persentase bahan pengawet yang diberikan maka ph daging ayam Broiler semakin menurun, penurunannya mula-mula cepat kemudin lambat dan akhirnya cepat lagi. VIII. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATHIN (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Lathin terdiri dari dua buah peubah pengganggu atau sampingan dan sebuah peubah bebas, ketiga peubah tersebut tidak saling berinteraksi dan taraf atau level ketiga peubah tersebut jumlahnya sama sehingga berbentuk bujur sangkar. Syarat : Terdapat satu peubah bebas yang disebut perlakukan. Terdapat dua peubah sampingan yang disebut baris dan kolom Ketiga peubah ini tidak saling berinteraksi. Disebut Bujur Sangkar Lathin karena jumlah perlakuan sama dengan jumlah kolom dan jumlah baris (Perlakuan = Baris = Kolom). Model Matematisnya : Yij(k) = µ + Bi + Kj + Pk + єij(k) i, j dan k 1, 2, 3,,a dan Disini : Yij(k) : Pengamatan Baris ke-i, Kolom kej dan Perlakuan ke-k µ : Rataan Umum Bi : Pengaruh Baris ke-i Kj : Pengaruh Kolom ke-j dan Pj : Pengaruh Perlakuan ke-k єij(k): Pengaruh galat pada Baris ke-i, Pengaruh Kolom ke-j dan Pengaruh Perlakuan ke-k Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 62

64 Teladan 5. Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh 4 jenis Suplementasi (penambahan) sumber protein pakan kelinci terhadap jumlah sel darah merahnya. Kelinci yang dipakai percobaan sebanyak 25 ekor dan dikelompokkan berdasarkan berat badan dan cara pengambilan darahnya : Adapun pengelompokannya sebagai berikut : Kelompok Berat (Baris ke-i Cara Pengambilan Darah (Kolom ke-j A B C D E 2 E A B C D 3 D E A B C 4 C D E A B 5 B C D E A A, B, C, D dan E adalah Jenis Protein Tabel 5. Data Sel darah Merah Kelinci.: Kelompok Berat Cara Pengambilan Darah (Kolom ke-j (Baris ke-i A 5.39 B 5.63 C 5.93 D 6.26 E E 6.32 A 5.38 B 5.64 C 5.95 D D 6.24 E 6.35 A 5.36 B 5.61 C C 5.91 D 6.27 E 6.38 A 5.35 B B 5.62 C 5.93 D 6.28 E 6.37 A 5.40 Memasukkan data melalui Programe SPSS for Windows-.. SPSS 13.0 for Windows Kompurter telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukkan pada Gambar 1.8 di bawah kemudian pada Kolom Name ketik Kolom, Baris, Protein dan Darah, pada Type Numeric, kolom Label ketik Cara Pengambil;an darah, Berat Badan, Suplemen Protein dan Sel darah Merah seperti tampak pada Gambar 1.8. Klik pada pojok kiri atas pada baris 3 Protein, kolom Values, maka muncul Gambar 2.8. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 63

65 Gambar 1.8. Kotak Dialog Variable View Gambar 2.8. Kotak Diolog Value Labels Kitik angka 1 pada Value dan A pada Value Label, kemudian Klik Add Kitik angka 2 pada Value dan B pada Value Label, kemudian Klik Add Kitik angka 3 pada Value dan C pada Value Label, kemudian Klik Add Kitik angka 4 pada Value dan D pada Value Label, kemudian Klik Add Kitik angka 5 pada Value dan E pada Value Label, kemudian Klik Add Klik OK, maka layer kembali ke Gambar 1.8. Klik Data View, maka muncul Gambar 3.8. Masukkan data Tabel 4. pada Kolom, Baris Protein dan Darah, seperti tampak pada Gambar 3.8. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 64

66 Gambar 3.8. Data View 8.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi) dari sel darah merah pada berat badan, cara pemeliharaan dan s dan Suplemen Protein yang berbeda. Data hasil penelitian diharapkan rataannya berbeda antar Suplemen protein yang diberikan (meningkat atau menurun) sedangkan standar deviasinya diharapkan tidak begitu berbeda (homogen). Klik : Analyze pada Gambar 3.8, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar 4.8. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 65

67 Klik Sel Darah Merah pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Cara pengambilan Darah(Kolom) pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Berat badan (Baris) pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Suplementasi Protein (Protein) pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik OK Gambar 4.8. Kotak Dialog Means Means Sel Darah Merah * Berat Badan Sel Darah Merah Berat Badan N Mean Std. Deviation Total Sel Darah Merah * Cara Pengambilan Darah Sel Darah Merah Cara Pengambilan Darah N Mean Std. Deviation Total Sel Darah Merah * Suplementasi Protein Sel Darah Merah Suplementasi Protein Sum N Mean Std. Deviation A E-02 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 66

68 8.2. Analisis Ragam. Analisis B E-02 C E-02 D E-02 E E-02 Total Ragam (Analisis Varian ) dilakukan untuk menguji pengaruh Suplementasi Protein (Protein) pakan kelinci apakah ada pengaruhnya atau tidak. Disamping itu terhadap sel darah merah kelinci, juga untuk mengetahui apakah ada pengaruh Cara Pengambilan Darah (Kolom) dan Brat badan (Baris) terhadap sel darah merah kelinci. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedaan mean (rataan) sel darah merah kelinci antara 4 jenis Suplementasi protein yang diberikan, yaitu dengan Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Klik Analyze pada Gambar 3.8, pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate, maka muncul Gambar 5.8. seperti tampilan dibawah ini : Gambar 5.8. Kotak Diolog Univariate Klik Sel Darah Merah pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Cara pengambilan Darah(Kolom) pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Berat badan (Baris) pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 67

69 Klik Suplementasi Protein (Protein) pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Post Hoc, maka muncul Gambar 6.8 Gambar 6.8. Kotak Diolog Post Hoc Klik Suplementasi Protein (Protein) pindahkan dengan tanda ke kotak Post Hoc Tests for. Berikan tanda V pada Duncan, kemudin Klik Continue, maka kembali ke Gambar 5.8 Klik Paste, maka muncul Gambar 7.8 Gambar 7.8. Kotak Diolog Syntax Perhatikan /DESIGN = Kolom Baris Protein, kemungkinan pada Gambar 6.8. ada interaksinya yaitu Kolom*Baris dan seterusnya, harus dihilangkan interaksinya jika tidak hasilnya akan berbeda. Klik tanda untuk menjalankan Syntax, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut : Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 68

70 Dependent Variable: Sel Darah Merah Source Type III Sum of df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model Intercept BARIS 1.416E E KOLOM 1.336E E PROTEIN Error 4.768E E-04 Total Corrected Total a R Squared =.999 (Adjusted R Squared =.997) Kesimpulan : Berat badan dan cara pengambilan darah (Baris dan Kolom) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah sel darah merah kelinci. Sedangkan Jenis Protein yang disuplementasikan pada makanannya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah sel darah merah kelinci percobaan. Post Hoc Tests Suplementasi Protein Homogeneous Subsets Sel Darah Merah Duncan Suplementasi Protein N Subset A B C D E Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 3.973E-04. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan hasil uji Duncan : jumlah sel darah merah kelinci percobaan berbeda nyata (P<0,01) antar jenis suplementasi protein yang diberikan. Lihat Alpha 0,05 Coba Alpha 0,01?dengan jalan mengganti alpha 0,05 dengan o,o1 pada Syntax Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 69

71 8.3. Analisi Regresi. Oleh karena perlakuan yaitu jenis Suplementasi Protein bersifat kualitatif, maka tidak bisa melakukan analisis regresi, maka cukup digambar dengan grafik histogram. Klik Graph pada Gambar 3.8, kemudian pilih dan Klik Bar, Klik Simple, lalu Klik Define, maka muncul Gambar 7.8 Klik Other statistic (e.g.mean) Klik Sel Darah Merah, pindahkan dengan tanda ke Kotak Variable Klik Suplementasi Protein, pindahkan dengan tanda ke Catagori Axis Klik OK, maka muncul Grafik Histogram Gambar 7.8. Kotak Diolog Define Simple Bar. Graph Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 70

72 Mean Sel Darah Merah A B C Suplemtasi Protein D E IX. RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA FAKTORIAL AxB Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A yang terdiri dari a taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi dimasudkan bahwa pengaruh suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi interaksi berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf faktor yang lain. Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu sama lainnya, sebaliknya bila ada interaksi tidak saling sejajar. Model Matematisnya : Yijk = µ + Ai + Bj + ABij + єijk i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,b dan k =1.2.3,...u Disini : Yijk : Pengamatan Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf kej dan Ulangan ke-k µ : Rataan Umum Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 71

73 Ai : Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i Bj : Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j ABij : Interaksi antara Faktor A dengan Faktor B єijk : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k Teladan 6 Seorang Peneliti ingin mengetahui pengaruh jenis ekstrak bawang putih (Allium sativum L) yaitu kontrol (tanpa ekstrak bawang putih), ekstrak bawang putih lokal dan ekstrak bawang putih import dan jangka waktu penyimpanan pada suhu 5 o C (dingin) yaitu : 0, 3, 6, dan 9 hari terhadap angka lempeng total bakteri (ALTB) pada daging sapi. Penelitian ini menggunakan 4 ulangan dengan berat masing-masing 30 gram, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 3x4x4=48 sampel daging sapi. Tabel 6. Data Log Angka Lempeng Total Bakteri (Log ALTB).: Jenis Bawang Putih (i) Kontrol Lokal Import Lama Ulangan (k) Simpan Hari (j) Memasukkan data melalui Programe SPSS for Windows-.. SPSS 13.0 for Windows Kompurter telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok keri bawah, ditunjukan pada Gambar 1.9 di bawah ini, kemudian pada Kolom Name ketik, Jenis, L, Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 72

74 Ulangan dan ALTB, pada Kolom Type Numeric, kolom Label ketik Jenis Bawang Putih, Lama Simpan, Ulangan dan Log. ALTB seperti tampak pada Gambar 1.9. Gambar 1.9. Kotak Diolog Variable View Klik pada pojok kiri atas pada baris 1 yaitu Jenis, kolom Values, maka muncul Gambar 2.9. Gambar 2.9 Kotak Diolog Value Labels Ketik angka 1 pada kotak Value, ketik Kontrol pada kotak Value Label, kemudian Klik Add Ketik angka 2 pada kotak Value, ketik Lokal pada kotak Value Label, kemudian Klik Add Ketik angka 3 pada kotak Value, ketik Import pada kotak Value Label, kemudian Klik Add Kelik OK, maka kembali ke Gambar 1.9, kemudian Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul Gambar 3.9 Lengkapi atau salin data Tabel 6. seperti tertera pada Gambar 3.9. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 73

75 Gambar 3.9. Data View 9.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi) dari Log ALTB pada jenis ekrtak bawang putih yang berbeda dan lama simpan selama 9 hari.yaitu 0, 3, 6 dan 9 hari). Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 74

76 Klik : Analyze Gambar 3.9, pilih Compare Means, kemudian Klik Means, maka muncul Gambar 4.9. Klik Log ALTB, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Jenis Esktrak Bawang Putih, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Lama Simpan(L), pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Gambar 4.8. Kotak Diolog Mean KLik OK, maka diperoleh hasil beriklut : Means Log. ALTB * Ekstrak Bawang Putih Log. ALTB Ekstrak Bawang Putih N Mean Std. Deviation Kontrol Bawang Putih Lokal Bawang Putih Impor Total Log. ALTB * Lama Simpan (Hari) Log. ALTB Lama Simpan (Hari) N Mean Std. Deviation Total Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakukan untuk menguji pengaruh Jenis Ekstrak Bawang Putih dan Lama Penyimpanan(L) suhu dingin, apakah ada pengaruhnya atau tidak. Disamping itu terhadap Log. ALTB daging sapi yang disimpan pada juga untuk menguji apakah terdapat interaksi yang nyata antara Jenis ekstrak bawang putih dengan lama penyimpanan Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 75

77 (Ekstrak*L). Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedaan mean (rataan) Log ALTB antara 3 jenis ekstrak bawang putih (Kontorl, Lokal dan Import) dan antara lama penyimpanan 0, 3, 6, dan 9 hari yaitu dengan Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Klik Analyze pada Gambar 3.9, pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate, maka muncul Gambar 5.9. seperti tampilan dibawah ini : Gambar 5.9. Kotak Dialog Univariate Klik Log ALTB, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Jenis Ekstrak Bawang Putih (Ekstrak), pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Lama Simpan(L), pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Post Hoc, maka muncul Gambar 6.9 Klik Ekstrak, pindahkan dengan tanda ke kotak Post Hoc Test for Klik L, pindahkan dengan tanda ke kotak Post Hoc Test for Berikan tanda V pada Duncan Klik Continu, maka kembali ke Gambar 5.9. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 76

78 Gambar 6.9. Kotak Diolog Univariate Post Hoc Klik Paste, maka muncul Gambar 7.9 Gambar 7.9. Kotak Diolog Syntax Perhatikan /DESIGN = Ekstrak L Ekstrak*L. bila tidak sama, harus disamakan dengan yang tertera pada Gambar 7.9., jika tidak hasilnya akan berbeda. Klik tanda untuk menjalankan Syntax, maka diperoleh hasil analisis sebagai beriku : Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Log. ALTB Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 77

79 Source Type III Sum df Mean Square F Sig. of Squares Corrected Model Intercept EKSTRAK L EKSTRAK * L Error E-02 Total Corrected Total a R Squared =.994 (Adjusted R Squared =.993) Kesimpulan : Hasil Analisis Varian menunjukkan bahwa Ekstrak bawang putih dan jangka waktu penyimpanan (L) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap log ALTB daging sapi yang disimpan pada suhu dingin (lihat Sig.000<0,01). Terdapat interaksi yang sangan nyata (P<0,01) antara jenis ekstrak bawang putih dengan jangka waktu penyimpanan tehadap log ALTB daging sapi yang disimpan pada suhu dingin. Post Hoc Tests Ekstrak Bawang Putih Homogeneous Subsets Log. ALTB Duncan Ekstrak Bawang Putih N Subset Bawang Putih Impor Bawang Putih Lokal Kontrol Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.446E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan : Hasil Uji Duncan pada Alpha 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P,0,05) log jumlah ALTB antara ketiga jenis ekstrak bawang putih yang diberikan pada daging sapi yang disimpan pada suhu dingin. Homogeneous Subsets Log. ALTB Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 78

80 Duncan Lama Simpan (Hari) N Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.446E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan : Hasil Uji Duncan pada Alpha 0,05 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah log ALTB yang nyata (P,0,05) mulai dari penyimpanan 0 hari sampai dengan 9 hari 9.3. Analisis Regresi. Analisis regresi diperlukan untuk mencari hubungan antara lama simpan dengan log ALTB, oleh karena faktor lama simpan bersifat kualitatif dan jenis ekstrak bawang putih kualitatif, maka kita lakukan Analisis Regresi antara lama penyimpanan dengan Log ALTB pada masing-masing jenis ekstrak bawang putih (kontrol, bawang putih lokal dan bawang putih import). Persamaan regresi penduga adalah dalam bentuk polinom pangkat 3, hal ini disebabkan karena lama penyimpanan ada 4 taraf yaitu 0, 3, 5 dan 9, maka derajat polinomnya 4-1 = 3, jadi persamaan penduganya adalah : Y = o + 1 L + 2 L L 3 Gambar 8.9. Kotak Dialog Variable View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 79

81 Kita buat Variable View seperti tampak Gambar 8.9., Ketik pada Kolom Name L, Y1, Y2 dan Y3, pada Kolom Decimals, 0, 4, 4 dan 4 dan pada Kolom Label ketik Lama Simpan, Log ALTB Kontrol, Log ALTB Lokal dan Log ALTB Import Setelah kolom kolom pada Gambar 8.9 dilengkapi, kemudian Klik Data View pada pojok kiri bawah gambar tersebut, maka muncul Gambar Lengkapi datanya, pada Kolom L, Y1, Y2 dan Y3. Kemudian Klik Transform, lalu Klik Compute, maka muncul Gambar 9.9. Ketik LL pada Target Variable dan L*L pada Numeric Expression, kemudian Klik OK Ketik LLL pada Target Variable dan L*L*L pada Numeric Expression, kemudian Klik OK Maka Gambar yang kolomnya hanya diisi data L, Y1, Y2 dan Y3, dilengkapi dengan LL dan LLL Gambar 9.9. Kotak Dialog Compute Variable Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 80

82 Gambar 10.9 Data View Klik Analyze, kemudian pilih Regression, lalu Linear, maka muncul Gambar Klik Lama Simpan, pindahkan dengan tanda Independent(s) Klik LL pindahkan dengan tanda Independent(s) Klik LLL, pindahkan dengan tanda Independent(s) Klik Log ALTB(Y1), pindahkan dengan tanda Dependent Perhatikan Kotak Method, biasanya tertulis Enter, ganti atau pilih Stepwise Kelik OK Dengan cara yang sama Log ALTB Kontrol (Y1), diganti dengan Log ALTB Lokal(Y2), Klik OK, selanjutnya diganti dengan Log ALTB Impor(Y3), Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya. Ingat tampilan hasil analisis yang tidak penting telah di delete Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 81

83 Gambar Kotak Diolog Linear Regression Regression : Kontrol Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LLL c Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LLL, LL ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LLL c Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LLL, LL d Dependent Variable: Log. ALTB Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 82

84 Coefficients Unstandardize Standardized T Sig. d Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) Lama Simpan (Hari) (Constant) Lama Simpan (Hari) LLL 9.193E (Constant) Lama Simpan (Hari) LLL 7.324E LL E a Dependent Variable: Log. ALTB Persamaan Garis Regresi Kontrol (Tanpa Bawang Putih) : Y1 = L L L 3 R = Regression : Bawang Putih Lokal Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) (f) ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) b Dependent Variable: Log. ALTB Coefficients Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) Lama Simpan (Hari) a Dependent Variable: Log. ALTB Persamaan Garis Regei Bawang Putih local : Y2 = L R = Regression pada Ekstrak Bawang Putih Import Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate E-02 a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 83

85 b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LL ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-03 Total a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari), LL c Dependent Variable: Log. ALTB Coefficients Unstandardized Std. Error Standardized T Sig. Coefficients Coefficients Model B Beta 1 (Constant) Lama Simpan (Hari) 2 (Constant) Lama Simpan (Hari) LL 1.129E a Dependent Variable: Log. ALTB Persamaan Garis Regresi Bawang Putih Import : Y 3 = L L 2 R = Setelah kita peroleh persamaan garis regresi yaitu Y1, Y2 dan Y3, maka kita menggambar ketiga persamaan tersebut, dengan langkah sebagai berikut : Kita buat data buat Data View seperti Gambar 13.9, ketik data pada kolom L angka 0 9,. Klik Tranform, kemudian pilih dan Klik Compute, maka muncul Gambar 12.9 Ketik Yi pada kotak Target Variable, dan ketik *L *L*L *L*L*L pada Numeric Expression, kemudian Klik OK, dengan cara yang sama ketik Y2 pada kotak Target Variable, dan ketik *L pada Numeric Expression, kemudian Klik OK Ketik Y3 pada kotak Target Variable, dan ketik *L *L*L pada Numeric Expression, kemudian Klik OK Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 84

86 Gambar Kotak Dialog Compute Variable Untuk bisa menggambar dalam satu Grafik, maka kita gabung saja Y1, Y2 dan Y3 menjadi Y pada satu Kolom, dan diletakkan sesuai dengan jenis ekstrak bawang putih (Kolom Eklstrak) yaitu Y1 pada Estrak 1, Y2 pada ekstrak 32 dan Y3 pada estrak 3, seperti tampak pada Gambar 13.9 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 85

87 Gambar Data View Klik Graphs, pilih dan Klik Line, Klik Mutiple, Klik Difine, maka muncul Gambar tandai atau Klik Other statistic (e.g. mean). Klik Log ALTB (Y), dan pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Lama Simpan (L), dan pindahkan dengan tanda ke Catagori Axis Klik Jenis Ekstrak Bawang Putih (Ekstrak), dan pindahkan dengan tanda ke Define Lines by Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 86

88 Gambar 14.9 Kotak Dialog Define Multiple Line Graph Dari Gambar diatas tampak bahwa rata-rata nilai log ALTB paling rendah selama penyimpanan adalah jenis ekstark bawang putih iimpor, kemudian ekstrak bawang putih lokal dan yang paling tinggi adalah control (tanpa ekstrak bawang putih) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 87

89 X. RANCANGAN ACAK KELOMPOK POLA FAKTORIAL AxB Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial AxB yaitu terdiri dari dua peubah bebas atau faktor (A dan B) dan kedua faktor tersebut saling diduga berinteraksi dan kedua faktor tersebut termasuk dalam klasifikasi silang. Terdapat satu peubah pengganggu atau sampingan yang disebut kelompok dan tidak berinteraksi dengan peubah lainnya. Model Matematisnya : Yijk = µ + Ai + Bj + Kk + ABijk+ єijk i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,b dan k =1.2.3,...u Disini : Yijk : Pengamatan Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf kej dan kelompok ke-k µ : Rataan Umum Ai : Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i Bj : Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j Kk : Pengaruh Kelompok ke-k ABij : Interaksi antara Faktor A dengan Faktor B єijk : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan kelompok ke-k Teladan 7. Seorang ingin mengetahui pengaruh Konsentrasi dan lama Desinfeksi Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) yang diberika 0,0%, 0,15%, 0,30% dan 0,45% dan lama Desinfeksi 0, 2, 4 dan 6 jam. Pengambilan sampel air limbah sebanyak 8 liter untuk diberikan perlakuan, yaitu dibagi menjadi 16 kombinasi perlakuan, dengan cara yang sama diulang sebanyak 3 kali, dan pengambilan sampel dilakukan setiap 4 harti sekali. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 88

90 Tabel 7. Jumlah Bakteri E. Coli (Data Transformasi Log Y. Konsentrasi Hidrogen Peroksida (i) 0,00% 0,15% 0,30% 0,45% LamaDesinfeksi Kelompok (k) Dalam Jam (j) Memasukkan data melalui Programe SPSS for Windows-.. SPSS 13.0 for Windows Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukan pada Gambar 1.10 di bawah ini, kemudian pada Kolom Name ketik K, L, Kelompok dan Ecoli, pada Kolom Type Numeric, kolom Label ketik Jenis Konsentrasi Hidrogen Peroksida, Lama Lama Desinfeksi(jam(, Kelompok dan Log. Jumlah E. coli seperti tampak pada Gambar Gambar Kotak Dialog Variable View Klik Data View, maka munncul Gambar 2.10 Salinlah data Tabel 7 pada Kolom K, L Kelompok dan Ecoli seperti pada Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 89

91 Gambar 2.10 Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 90

92 10.1.Analisis Deskriptif Analisis deskripif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi) dari Log Jumlah E coli. pada Konsentrasi Hidrogen Peroksida yang berbeda dan lama desinfeksi selama 6 jam hari.yaitu 0, 2, 4 dan 6 jam). Disamping itu juga untuk pengaruh Kelompok atau waktu pengambilan sample, apakah ada variasi harian jumlah E coli pada air limbah RPH Pesanggaran Denpasar Klik Analyze pada Gambar 3.9, Klik Compare Means, lalu pilih Means, maka muncul Gambar Klik Log Jumlah E coli, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Kelllompok, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Konsentrasi Hidrogen Peroksida, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Klik Lama Desinfeksi, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya Gambar 3.10 Kotak Dialog Mean Means Log. Jumlah E. coli * Konsentrasi Hidrogen Peroksida Log. Jumlah E. coli Konsentrasi Hidrogen Peroksida N Mean Std Deviation Total Log. Jumlah E. coli * Lama Desinfeksi (Jam) Log. Jumlah E. coli Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 91

93 Lama Desinfeksi (Jam) N Mean Std. Deviation Total Log. Jumlah E. coli * Kelompok Log. Jumlah E. coli Kelompok N Mean Std. Deviation , , , , , , Total 48 6, , Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakuakan untuk menguji pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida dan Lama Desinfeksi terhadap Log. Jumlah E coli air limbah RPH Pesanggaran, apakah ada pengaruhnya atau tidak, apakah terdapat interaksi yang nyata antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida dengan lama desinfeksi (K*L). Disamping itu untuk mengetahui pengaruh Kelompok terhadap Log Jumlah e coli air limbah RPH Pesanggaran Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedann mean (rataan) Log jumlah e coli antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida yang diberikan dan antara lama desinfeksi 0, 2, 4, dan 6 jam yaitu dengan Uji Duncan. Prosedur analisis ragam dan uji rataannya sebagai berikut : Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar 4.10 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 92

94 Gambar 4.10 Kotak Dialog Univariate Klik Log Jumlah E coli, pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Kelompok, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor*s) Klik Konsentrasi Hidrogen Peroksida, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor*s) Klik Lama Desinfeksi, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor*s) Klok Post Hoc, maka muncul Gambar 5.10 Gambar Kotak dialog Univariate Post Hoc Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 93

95 Klik K, pindahkan dengan tanda Post Hoc Tests for Klik L, pindahkan dengan tanda Post Hoc Tests for Tandai dengan tanda V pada Kotak Duncan Klik Continu, maka layar kembali ke Gambar 4.10, kemudian Klik Paste, maka muncul Gambar 6.10 Gambar 6.10 Kotak Dialog Syntax Perhatikan /DESIGN = Kelompok K L K*L, mungkin di lahar anda akan muncul tidak seperti Gambar 6.10., sesuaikan dengan gambar tersebut. Klik tanda untuk menjalankan program, maka diperoleh hasil analisisnya Univariate Analysis of Variance (g) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Log. Jumlah E. coli Source Type III Sum of df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model Intercept , KELOMPOK 3.214E E K L K * L Error E-02 Total Corrected Total a R Squared =.995 (Adjusted R Squared =.993) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 94

96 Kesimpulan : Kelompok (Waktu pengambilan sampel) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran denpasar (lihat Sig 0,329>0,05), Konsentrasi Hidrogen Peroksida dan lama Desinfeksi berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran denpasar (lihat Sig 0,000< 0,01). Terjadi interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida dengan Lama desinfeksi terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran denpasar (lihat Sig 0,000<0,05). Post Hoc Tests Konsentrasi Hidrogen Peroksida Homogeneous Subsets Log. Jumlah E. coli Duncan Konsentrasi Hidrogen Peroksida (%) N Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.393E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Lama Desinfeksi (Jam) Homogeneous Subsets Log. Jumlah E. coli Duncan Lama Desinfeksi (Jam) N a. Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.393E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 95

97 Kesimpulan Uji Duncan : Makin tinggi Konsentrasi Hidrogen Peoksida yang diberikan terjadi penurunan jumlah bakteri E. coli yang nyata (P>0,05). (P<0,05). Makin lama waktu Desinfeksi terjadi penurunan jumlah bakteri E coli yang nyata Kedua uji Duncan tersebut diatas dilakukan pada Alpha 0,05, sehingga disimpulkan nyata (P<0,05), uji Duncan juga bisa dilakukan pada Alpha 0,01 dan disimpulkan sangat nyata (P<0,01) Analisis Regresi. Analisis reresi diperlukan untuk mencari hubungan antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida (K) dan Lama Desinfeksai (L) dengan log jumlah E coli (Y), oleh karena kedua faktor yaitu faktor konsentrasi hydrogen peroksida dan faktor lama desinfeksi bersifak kualitatif, maka kita lakukan Analisis Regresi antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida (K) dan Lama Desinfeksai (L) dengan log jumlah E coli (Y). Persamaan regresi penduga adalah masing-masing dalam bentuk polinom pangkat 3, serta interaksinya, dengan persamaan garis Regresi dugaan sebagai berikut : Y = o + 1 K + 2 K K L + 5 L L K L + 8 K L K L L+ 11 K 2 L K 2 L K 3 L+ 14 K 3 L K 3 L 3 Kita kembali ke Gambar 2.10., hilangkan atau delete Kelompoknya, lalu Klik Compute, maka muncul Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 96

98 Gambar Compute Variable Ketik KK pada Target Variable dan L*L pada Numeric Expression, Klik OK Denan cara yang sama : Ketik KKK pada Target Variable dan K*K*k pada Numeric Expression, Klik OK Ketik LL pada Target Variable dan L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik LLL pada Target Variable dan L*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KL pada Target Variable dan K*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KLL pada Target Variable dan K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KLLL pada Target Variable dan K* L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKL pada Target Variable dan K* K*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKLL pada Target Variable dan K*K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKLLL pada Target Variable dan K*K* L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKKL pada Target Variable dan K*K* K*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKKLL pada Target Variable dan K* K*K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKKLLL pada Target Variable dan K*K*K* L*L pada Numeric Expression, Klik OK, maka tampak seperti Gambar 8.10 Ingat Kolom Decimals ketik angka 0 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 97

99 Gambar 8.10 Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 98

100 Klik Analyze, pilih Regression, kemudian Lenear, maka muncul Gambar 9.10 Gambar Linear Regression Klik Log Jumlah E coli, kemudian dengan tanda ke kotak Dependent Klik Konsentrasi Hidrogen Peroksida (K), Lama Desinfeksi (L), KK, KKK, LL, LLL, KL, KLL, KLLL, KKL, KKLL, KKLLL, KKKL, KKKLL, KKKLLL, kemudian dengan tanda ke kotak Independent(s) Pilih atau Klik Stepwise pada kotak Method Klik Ok maka diperoleh hasil analisisnya (dalam tampilan hasil analisis sebagian yang dianggap tidak penting telah di delete) Regression Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 99

101 ANOVA Model Sum of df Mean Square F Sig. Squares 1 Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total a Predictors: (Constant), KL b Predictors: (Constant), KL, Konsentrasi Hidrogen Peroksida c Predictors: (Constant), KL, Konsentrasi Hidrogen Peroksida, KKL d Predictors: (Constant), KL, Konsentrasi Hidrogen Peroksida, KKL, Lama Desinfeksi (Jam) e Predictors: (Constant), KL, Konsentrasi Hidrogen Peroksida, KKL, Lama Desinfeksi (Jam), KKKL f Predictors: (Constant), KL, Konsentrasi Hidrogen Peroksida, KKL, Lama Desinfeksi (Jam), KKKL, KK g Predictors: (Constant), KL, KKL, Lama Desinfeksi (Jam), KKKL, KK h Predictors: (Constant), KL, KKL, Lama Desinfeksi (Jam), KKKL, KK, LLL i Predictors: (Constant), KL, KKL, Lama Desinfeksi (Jam), KKKL, KK, LLL, KLLL j Dependent Variable: Log. Jumlah E. coli Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 100

102 Coefficients Model Unstandardiz ed Coefficients Std. Error Standardi zed Coefficie nts 1 (Constant) KL (Constant) KL Konsentrasi Hidrogen Peroksida (Constant) KL Konsentrasi Hidrogen Peroksida KKL (Constant) KL Konsentrasi Hidrogen Peroksida KKL Lama Desinfeksi (Jam) (Constant) KL Konsentrasi Hidrogen Peroksida KKL Lama Desinfeksi (Jam) KKKL (Constant) KL Konsentrasi Hidrogen Peroksida KKL Lama Desinfeksi (Jam) KKKL KK (Constant) KL KKL Lama Desinfeksi (Jam) KKKL KK (Constant) KL KKL Lama Desinfeksi (Jam) KKKL KK LLL E (Constant) KL KKL Lama Desinfeksi (Jam) KKKL KK LLL E KLLL 1.082E a Dependent Variable: Log. Jumlah E. coli B Beta t Sig. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 101

103 Jadi Persamaan Garis Regresinya yang dipilih adalah yang No. 9, karena nilai R nya palinga besar (0,994) dan semua koefisien garis regresinya sangat nyata (P,0,01) dengan persamaan sebagai berikut : Y = K L L KL KL K 2 L K 3 L Untuk bisa menggambar dalam satu Grafik, maka kita buat Data View seperti Gambar dengan Kolom diisi dengan K, L dan Y, pada K dan Y datanya diisi seperti Gambar Gambar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 102

104 Gambar Compute Variable. Sebelum ditampilkan dalam bentuk Grafik, definisikan dulu Variabelnya seperti tampak pada Gambar 12.10, sehingga grafiknya tampak lebih menarik, Gambar Kotak Dialog Variable View dan Value Label Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 103

105 Klik Graphs, pilih dan Klik Line, Klik Mutiple, Klik Difine, maka muncul Gambar tandai atau Klik Other statistic (e.g. mean). Klik Log Jumlah E coli, pindahkan dengan tanda ke Variable Klik Lama Desinfeksi ), pindahkan dengan tanda ke Catagori Axis Klik Konsentrasi Hidrogen peroksida, pindahkan dengan tanda ke Define Lines by Gambar Kotak Dialog Define Multiple Line Graph Dari Grafik diatas dapat disimpul;kan bahwa : Makin tinggi konsentrasi Hidrogen Peroksida yang diberikan jumlah bakteri E coli semakin menurun. Semakin lama waktu Desinfeksi yang diberikan Hidrogen Peroksida jumlah E coli-nya semakin menurun, sedangkan yang tidak diberikan Hidrogen Peroksida (0,00) jumlah E coli-nya semakin meningkat. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 104

106 XI. RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA TERSARANG Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang adalah rancangan percobaan dengan materi homogen atau tanpa peubah pengganggu, terdiri dari dua peubah bebas atau faktor dalam klasifikasi tersarang yaitu Faktor A terdiri dari a taraf dan Faktor B terdiri dari b taraf yang tersarang (tergantung) dari pada Ai. (taraf B pada A 1 tidak sama dengan taraf B pada A 2 dan seterusnya) Rancangan ini seolah-olah terdiri dari dua atau lebih Rancangan Acak Lengkap yang responsnya sama kemudian digabung menjadi satu model percobaan. Model Matematisnya : Yijk = µ + Ai + Bj(i) + є ijk Disini : i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,b dan k =1.2.3,...u Yijk : Pengamatan Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum Ai : Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i Bj(i) : Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j pada Ai є ijk : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan Ulangan ke-k Teladan 8. Seorang peneliti ingin mengetahui perubahan ph daging ayam yang disimpan pada suhu dingin (5 o C) selama penyimpanan 0, 4 dan 8 hari dan suhu beku (0 o C) selama 0, 1 dan 2 bulan. Tabel 8. Data ph Daging Ayam yang Disimpan pada Suhu Dingin dan Beku. Suhu (i) Dingin Beku Lama Simpan Ulangan (k) (j) hari hari hari bulan bulan bulan Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukan pada Gambar 1.11 di bawah ini, kemudian pada Kolom Name ketik Suhu, Lama, Ulangan dan ph, pada Kolom Type Numeric, kolom Label ketik Suhu, Lama Penyimpanan, Ulangan dan ph Daging seperti tampak pada Gambar 1.11 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 105

107 Gasmbar Kotak Dialog Variabele View Klik pada Kolom Value pada baris 1, maka muncul Gamabr 2.11 atas Ketik anggak 1 kotak Value dan Dingin Value Label, kemudian Klik Add Ketik anggak 2 kotak Value dan Beku Value Label, kemudian Klik Add Klik OK Klik pada Kolom Value pada baris 1, maka muncul Gamabr 2.11 bawah Ketik anggak 1 kotak Value dan 0 Jam/0 Hari Value Label, kemudian Klik Add Ketik anggak 2 kotak Value dan 4 Jam/1 Hari Value Label, kemudian Klik Add Ketik anggak 3 kotak Value dan 8 Jam/2 Hari Value Label, kemudian Klik Add Ketik OK Gambar Kotak dialog Value Label Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 106

108 Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul Gambar Salinlah data pada Tabel 8. pada Kolom Suhu, Lama, Ulangan dan ph, seperti yang tampak pada Gambar Gamabar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 107

109 11.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi) dari ph daging ayam pada Suhu penyimpanan suhu dingin dan suhu beku serta lama penyimpanan yang berbeda. Klik : Analyze, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar Klik ph Daging, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Suhu, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Lama Penyimpanan, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya Gamabar Kotak Dialog Mean Means ph * Suhu ph Suhu N Mean Std. Deviation Dingin Beku Total ph * Lama ph Lama N Mean Std. Deviation o jam/0 hari jam/ 1 hari E-02 8 jam/2hari Total Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 108

110 11.2. Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakuakan untuk menguji pengaruh Suhu Penyimpanan dan Lama Penyimpanan pada suhu Dingin dan Suhu Beku terhadap ph daging ayam, apakah ada pengaruhnya atau tidak. Oleh karena suhu penyimpanan hanya ada 2 taraf yaitu suhu Dingin dan suhu beku maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan baik LSD maupun Duncan, sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan ph antara lama penyimpanan dilakukan penetapan Confidence Interval pada taraf 0,05. Prosedurnya sebagai berikut : Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar 5.11 Gamabar Kotak Dialog Univaiate Klik ph Daging, pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Suhu, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Lama Penyimpanan, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Options, maka muncul Gambar 6.11 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 109

111 Gambar Univarate Options Klik Suhu*Lama, pindahkan dengan tanda ke Display Means for Klik Contionue, maka kembali ke Gambar Klik Paste, maka muncul Gambar Gamabar 7.11 Dialog Syntax Perhatikan /DESIGN + Suhu Suhu*Lama., periksa yang tampak pada layer computer apakah sudah sesuai, jika belum sesuaikan Klik tanda untuk menjalankan Syntax, maka diperoleh hasil nalisis dibawah ini : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 110

112 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: ph Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model Intercept SUHU SUHU * LAMA Error E-02 Total Corrected Total a R Squared =.968 (Adjusted R Squared =.959) Kesimpulan : Suhu Penyimpanan berpengaruh sangat nata (P<0,01) terhadap ph Daging (lihat Sig 0,001<0,01). Jadi rata-rta ph daging yang disimpan pada suhu dingin berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan yang disimpan pada suhu beku. Lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) papa suhu dingan dan suhu beku (liaht SUHU*LAMA Sig. 0,000<0,01). Estimated Marginal Means Suhu * Lama Dependent Variable: ph 95% Confidence Interval Suhu Lama Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound Dingin 0 hari/0 bulan hari 1 bulan hari /2 bulan Beku 0 hari/0 bulan hari 1 bulan hari /2 bulan Kesimpulan : Pada suhu dingin terjadi penurunan ph daging yang nyata (P<0,05) dari 0 hari ke lama penyimpanan 4 hari demikinan juga dari 4 jam ke- 8 hari.( Lihat Batas bawah dan batas atas pada 95% Confidence Interval tidak ada yang berpotongan berarti nyata (P<0,05), sebalinya kalau berpotongan erarti tidak nyata (P>0,05)) Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 111

113 Pada suhu beku juga terjadi penurunan ph daging yang nyata (p<0,05) dari penyimpanan 0 bulan sampai dengan 2 bulan ( Lihat Batas bawah dan batas atas pada 95% Confidence Interval tidak ada yang berpotongan berarti nyata (P,0,05) ), sebaliknya kalau berpotongan berarti tidak nyata (P>0,05)) Analisis Regresi. Analisis reresi diperlukan untuk mencari hubungan antara Lama penyimpanan pada suhu Dingin dan suhu Beku dengan ph daging ayam. Oleh karena suhu dingin disimpan pada 0, 4, dan 8 hari, sedangkan pada suhu beku disimpan pada 0, 1 dan 2 bulan, maka analisis regresi dilakukan secara terpisah pada kedua suhu tersebut Persamaan garis Regresi dugaannya sebagai berikut : Suhu Dingin : Y1 = o + 1 D + 2 D 2 Suhu Beku : Y2 = o + 1 B + 2 B 2 Kita kembali ke Vareible View Gambar 8.11., Ketik pada Name D, B, Y1 dan Y2, pada Kotak Decimals Ketik 0, 0, 2 dan 2, pada Kolom Label Ketik Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin, Lama Simpan (Bulan) pada Suhu Beku, ph Daging Ayam dan ph Daging Ayam Gambar Kotak Dialog Variable View Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul gambar 9.11 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 112

114 Gambar Data View Lengkapi Gambar 7.11, Kolom D, B, Y1 dan Y2 dengan Data seperti tampak pada gambar tersebut Klik Transform, Klik Compute, maka muncul Gambar 8.11 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 113

115 Gambar Kotak Dialog Compute Variable Untuk melangkapi Kolom DD dan BB, maka lakukan prosedur sebagai berikut : Ketik BB pada Target Variable dan B*B pada Numeric Expression, lalu Klik OK Ketik DD pada Target Variable dan D*D pada Numeric Expression, lalu Klik OK Klik Analisis, pilih Regession, Klik Linear, maka muncul Gambar Gambar Linear Regression Klik ph Daging Ayam(Y1), pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 114

116 Klik Lama Simpan (Hari), pindahkan dengan tanda ke kotak Independent(s) Klik DD, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent(s) Klik OK Dengan cara yang sama seperti diatas : Klik ph Daging Ayam(Y2), pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent Klik Lama Simpan (Bulan), pindahkan dengan tanda ke kotak Independent(s) Klik BB, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent(s) Klik Ok, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut : Regression pada Suhu Dingin Model Summary Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.924(a) (b) a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin, DD ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total Regression Residual E-02 Total a Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin b Predictors: (Constant), Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin, DD c Dependent Variable: ph Daging Ayam Coefficients Unstandardized Standardized t Sig. Model Coefficients Std. Error Coefficients B Beta 1 (Constant) Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin 2 (Constant) Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin DD 1.891E a Dependent Variable: ph Daging Ayam Jadi persamaannya Y1 = D D 2 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 115

117 Regression pada Suhu Beku Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate E-02 a Predictors: (Constant), Lama Penyimpanan(Bulan) pada Suhu Beku b Predictors: (Constant), Lama Penyimpanan(Bulan) pada Suhu Beku, BB ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual E-02 Total Regression Residual 4.605E E-03 Total a Predictors: (Constant), Lama Penyimpanan(Bulan) pada Suhu Beku b Predictors: (Constant), Lama Penyimpanan(Bulan) pada Suhu Beku, BB c Dependent Variable: ph Daging Ayam Coefficients Unstandardized Standardized t Sig. Model Coefficients Std. Error Coefficients B Beta 1 (Constant) Lama Penyimpana n(bulan) pada Suhu Beku 2 (Constant) Lama Penyimpana n(bulan) pada Suhu Beku BB a Dependent Variable: ph Daging Ayam Jadi persamaannya Y 2 = B B 2 Untuk menggambar kedua persamaan garis regresi diatas, maka kita kembali ke Data View Gambar Dengan mengganti data pada Kolom D dan B (ingat Decimal diganti dari 0 menjadi 2), seperti tampak pada Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 116

118 Gambar Sedangkan untuk mengisi Kolom Y1 dan Y2, Klik Tranform, lalu Klik Compute, maka muncul gambar Gambar Kotak Dialog Compute Variable Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 117

119 Ketik Y1 pada kotak Target Variable dan *D *D*D pada kotak Numeric Expression, lalu Klik OK, jika muncul Change existing variable Klik OK lagi. Ketik Y2 pada kotak Target Variable dan *B *B*B pada kotak Numeric Expression, lalu Klik OK, jika muncul Change existing variable Klik OK lagi. Kolik Graphs, Klik Line, Klik Simple, lalu Klik Difine. Tandai atau pilih Other statistic (e.g. mean) Klik ph Daging Ayam (Y1), pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Lama Penyimpanan (Hari), pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik OK Gambar Kotak Dialog Define Simple Line Dengan cara yang sama : Klik ph Daging Ayam (Y2), pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Lama Penyimpanan (Bulan), pindahkan dengan tanda ke Category Axis Klik OK, maka diperoleh Gambar Grafik dibawah ini : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 118

120 Mean ph Daging Ayam Mean ph Daging Ayam Graph Y1 = D D Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin Y 2 = B B Lama Simpan (Hari) pada Suhu Dingin 7 8 Kesimpulan : Perubahan ph daging selama penyimpanan pada suhu dingin mengalami penurunan yang cukup cepat hinga hari ke4 selanjutnya penurunannya semakin lambat. Demikian penurunan ph daging yang disimpan pada suhu beku terjadi penurunan yang cukup cepat hingga bulan ke-1, selanjutnya penurunnannya semakin lambat. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 119

121 X.II. RANCANGAN ACAK KELOMPOK POLA TERSARANG Rancangan Acak Kelompok Pola Tersarang adalah rancangan percobaan dengan materi tidak homogen atau ada peubah pengganggu, terdiri dari dua peubah bebas atau faktor dalam klasfikasi tersarang yaitu Faktor A terdiri dari a taraf dan Faktor B terdiri dari b taraf yang tersarang (tergantung) dari pada Ai (taraf B pada A 1 tidak sama dengan taraf B pada A 2 dan setrusnya). Rancangan ini seolah-olah terdiri dari dua atau lebih Rancangan Acak Lengkap yang responsnya sama kemudian digabung menjadi satu model percobaan. Model Matematisnya : Yijk = µ + Ai + Bj(i) + K k + є ijk i = 1, 2, 3,,a Disini : j = 1,2,3...,b dan k =1.2.3,...u Yijk : Pengamatan Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf kej dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum, Ai : Pengaruh Faktor A pada taraf ke-i Bj(i) : Pengaruh Faktor B pada taraf ke-j pada Ai K k : Pengaruh Kelompok ke-k. є ijk : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan kelompok ke-k Teladan 9. Seorang peneliti ingin mengetahui citarasa olahan daging itik, ayam buras dan ayam Broiler. Daging itik yang diambil terdiri dari itik Petelur afkir, itik muda jantan dan itik muda betina, daging ayam buras yang diamati terdiri dari ayam buras muda, ayam buras betina afkir dan ayam jantan aduan, sedangkan daging ayam Broiler terdiri dari ayam Broiler umur 4 minggu, ayam broiler umur 7 minggu dan ayam Broiler umur 8 minggu. Cita rasa masing-masing jenis olahan daging diamati oleh 3 orang Panelis. Tabel 9. Data Skor Citarasa Olahan Daging. Unggas Jenis Panelis (k) (i) (j) Itik Ayam Buras Ayam Briler Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 120

122 Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukan pada Gambar di bawah ini. kemudian pada Kolom Name ketik Unggas, Jenis, Panelis dan Citaras, pada Kolom Type Numeric, kolom Label ketik Unggas Jenis, Panelis dan Citarasa seperti tampak pada Gambar Setelah kolom tersebut dilengkapi, kemudian Klik pada pojok kiri atas Kolom Values baris 1 (Unggas), maka muncul Gambar Gambar Kotak dialog Variable View Gambar Kotak Dialog Value Label Ketik angka 1 pada kotak Value dan Itik pada kotak Value Label, lalu Klik Add Ketik angka 2 pada kotak Value dan Ayam Buras pada kotak Value Label, lalu Klik Add Ketik angka 3 pada kotak Value dan Ayam broiler pada kotak Value Label, lalu Klik Add Klik OK, maka layar kembali ke Gambar 1.12, lalu Klik Data View pda pojok,kiri bawah, cul Gambar Salinlah data pada Tabel 9. pada kolom Unggas, Jenis, Panelis dan Cita Rasa, sesui dengan yang tampak pada Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 121

123 Gambar Data View Analisis Deskriptif Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi). dari Citarasa olahan daging Itik, ayam buras dan ayam Broiler serta citarasa masing-masing jenis pada unggas yang berbeda. Disamping itu juga untuk mengetahui ukuran pemusatan dan penyebaran citarata antara panelis. Klik : Analyze, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 122

124 Gambar Kotak Diaolog Means Klik Citarasa, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent List Klik Unggas, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent List Klik Jenis, pindahkan dengan ke kotak Independent List Klik Panelis, pindahkan dengan ke kotak Independent List Klik OK, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut : Means Citarasa * Unggas Citarasa Unggas Mean N Std. Deviation Itik Ayam Buras Ayam Broiler Total Citarasa * Jenis Citarasa Citarasa * Panelis Citarasa Jenis Mean N Std. Deviation Total Panelis Mean N Std. Deviation Total Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 123

125 12.2. Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakukan untuk menguji pengaruh Unggas dan Jenis terhadap Citarasa olahan dagingnya, apakah ada pengaruhnya atau tidak. Disamping itu juga untuk mengatahui apakah ada pengarus atau variasi penelain antara Panelis. Uji LSD (Uji BNT) dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan citarasa olahan daging itik, ayam Buras dan ayam Broiler, sedangkan untuk mengetahui apadakan ada perbedaan citarasa antara Jenis pada Itk, ayam Buras dan ayam Broiler dilakukan uji Confidence Interval pada taraf 0,05. Prosedurnya sebagai berikut : Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar 5.12 Gambar Kotak Dialog univariate Klik Citarasa, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent Variable Klik Panelis, pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Unggas, pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Jenis, pindahkan dengan tanda ke kotak Fixed Factor(s) Klik Options, maka muncul Gambar Klik Unggas, pindahkan dengan tanda ke kotak Display Mean for Klik Unggas*Jenis, pindahkan dengan tanda ke kotak Display Mean for Kasi tanda V di depan Copare main effects, pilih LSD pada kotak dibawahnya. Klik Continue, mka layer kembali ke Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 124

126 Gambar Kotak Dialog Univariate Options Klik Paste, maka muncul Gambar Gambar Kotak Dialog Syntax Perhatika /DESIGN = Panelis Unggas Unggas*Jenis. Jadi dalam Design Jenis, karena tersarang pada unggas, demikian juga interaksi antara Panelis dengan Unggas dan Jenis (Panelis*Unggas, Panelis*Jenis) kapene kita buat modelnya tidak berinteraksi. Untuk menjalankan Syntax Klik tanda maka diperoleh hasil analisisnya Ingat hasil analisis yang dianggap tidak penting tidak ditampilkan (didelete). Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 125

127 Univariate Analysis of Variance (h) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Citarasa Source Type III Sum of Df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model Intercept PANELIS 3.630E E UNGGAS UNGGAS * JENIS Error E-02 Total Corrected Total a R Squared =.989 (Adjusted R Squared =.983) Kesimpulan : Panelis tidak berpengaruh nyata(p>0,05) terhadap citarasa daging olahan (lihat PANELIS Sig 0,467>0,05), hal ini mengetest citarasa olahan daging tersebut. berarti tidak ada variasi diantara Panelis yang Unggas berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap citarasa daging olahan (lihat UNGGAS Sig 0,000<0,01). Klasfikasi unggas/jenis unggas pada itik, ayam buras dan ayam Broiler berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap citarasa daging olahan (lihat UNGGAS*JENIS Sig. 0,000<0,01) Estimated Marginal Means 1. Unggas Estimates Dependent Variable: Citarasa 95% Confidence Interval Unggas Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound Itik Ayam Buras Ayam Broiler Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 126

128 Pairwise Comparisons Dependent Variable: Citarasa (I) Unggas (J) Unggas Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for Difference Lower Bound Upper Bound Itik Ayam Buras Ayam Broiler Ayam Buras Itik Ayam Broiler Ayam Broiler Itik Ayam Buras Based on estimated marginal means * The mean difference is significant at the.05 level. a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). Kesimpulan : Uji LSD Citrasa olahan daging itik berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan citarasa daging ayam buras dan Broiler, demikian juga citarasa olahan daging ayam buras berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan ayam Broiler (lihat Sig 0,000<0,01). 2. Unggas * Jenis Dependent Variable: Citarasa Unggas Jenis Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Itik Ayam Buras Ayam Broiler Kesimpulan : Citarasa Olahan daging itik jenis 1 (itik Petelur Afkir berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan citarasa olahan daging itik Jenis 2 (muda jantan) dan jenis 3 (muda betina), sedangkan citarasa olahan daging antara itik muda jantan dengan muda betina tidak berbeda nyata (P>0,05). Lihat batas bawah dan atas pada selang kepercayaan 95% (95% Confidence interval) antara jenis 1 tidak berpotongan dengan jenis 2 dan 3 (batas bawah jenis 1=5.651 lebih kecil dari batas atas jenis 2), sedangkan antara jenis 2 berpotongan dengan jenis 3 (batas bawah jenis 3 = lebih Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 127

129 besar dari batas atas jenis 2 =6.415). yaitu batas atas jenis 3 = 6,651 berada diantara 6,415 dan 6,765). Citarasa daging olahan Ayam Buras Jenis 1(ayam buras muda) berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan citarasa olahan daging ayam buras jenis 2 dan 3 (betina afkir dan jantan aduan), demikian juga citarasa daging olahan betina apkir nyata(p<0,05) lebih enak daripada jantan aduan. Lihat batas bawah dan atas pada selang kepercayaan 95% ( 95% Confidence interval) antara ketiga jenis ayam buras tidak ada yang berpotongan. Citarasa daging olahan Ayam Broiler Jenis 1(umur 4 minggu) nyata (P<0,05) kurang enak dibandingkan dengan citarasa olahan daging ayam Broiler jenis 2 (umur 7 minggu) dan nyata (P<0,05) lebih enak dibandingkan dengan ayam broiler jenis 3 (umur 8 minggu). Citarasa daging olahan ayam Broiler umur 7 minggu nyata (P<0,05) paling enak dibandingkan dengan umur 4 dan 8 minggu. Lihat batas bawah dan atas pada selang kepercayaan 95% (95% Confidence interval) antara ketiga jenis ayam Broiler tidak ada yang berpotongan. 12,3, Analsis Regresi. Oleh karena kedua faktor bersifat kualitatif, maka kita tidak bisa melakukan analisis Regresi-korelasi, kita hanya bisa menggambar dalam bentuk Histogram pada masing-masing Jenis Unggas, prosedurnya sebagai berikut : Klik Graphs, lalu Klik Bar, pilh dan Klik Custered, Klik Define, maka muncul Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 128

130 Mean Citarasa Gambar Define Clustered Bar Klik atau tandai Other statistic (e,g, mean) Klik Citarasa, pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Unggas, pindahkan dengan tanda ke kotak Catagory Axis Klik Jenis, pindahkan dengan tanda ke kotak Define Clusters by Klik OK Graph 10.0 Jenis Jenis 1 Jenis 2 Jenis Itik Ayam Buras Unggas Ayam Broiler _ Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 129

131 XIII. RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG Rancangan Acak Lengkap Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi homogen atau tidak ada peubah pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan rancangan acak lengkap sederhana (satu faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda, cara pengulangan yang berbeda tersebut disebut faktor Tambahan, sedangkan faktor yang dirancang dengan materi yang homogen disebut faktor Utama. Rancangan ini disebut pula Rancanagan Acak Lengkap Spilt- Plot atau Petak Terpisah dimensi waktu yang berbedaa maka sering disebut Rancangan Acak Lengkap Pola Split-Time. Kita kembali ke Model Matematis RAL : RAL : Yij = µ + Ai + є ij i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,u Jika diulang sebanyak k yang berbeda, maka model matematisnya menjadi Model matematis RAL Pola Split-Plot : Yijk = µ + Ai + є ij + Bk + ABij + є iijk i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,u dan k =1.2.3,...b Disini : Yijk : Pengamatan Faktor Utama taraf ke-i, Ulangan ke-j dan Faktor Tambahan taraf ke-k µ : Rataan Umum Ai : Pengaruh Utama pada taraf ke-i є ij : Pengaruh Galat I pada Faktor Utama ke-i dan Ulangan ke-j Bk : Pengaruh Faktor Tambahan pada taraf ke-k ABik : Interaksi antara faktor Utama dengan faktor Tambahan Kelompok ke-k. є ijk : Pengaruh galat II pada Faktor Utama taraf ke-i, Ulangan ke-j dan faktor tambanan pada taraf ke-k Teladan 10. Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan fertilitas telur ayam Buras yang dipelihara dengan 3 sistem perkandangan yang berbeda, tiap sistem perkandangan diulang atau digunakan 5 buah kandang dan tiap kandang diisi dengan 5 ekor ayam buras betina dan 1 ekor ayam buras jantan, sehingga dalam penelitian ini digunakan 75 ekor ayam buras betina dan 15 ekor jantan. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 130

132 Fertilitas yang diamati sebanyak 3 kali yaitu pada periode peneluran pertama, kedua dan ketiga sebagai faktor tambahan. Tabel 10. Data Fertilitas Telur Ayam Buras. Sistem Pemeliharaan (i) Peride Peneluran (k) Ulangan (j) Komputer telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukan pada Gambar di bawah ini. kemudian pada Kolom Name ketik Sistem, Periode, Ulangan dan Fertilitas, pada Kolom Type Numeric, pada Kolom Decimal ketik 0, 0, 0 dan 2, Kolom Label ketik Sistem Pemeliharaan, Periode Peneluran, Ulangan dan Fertilitas Telur (%) seperti tampak pada Gambar Gambar Kotak Dialog Variable View Setelah kolom tersebut dilengkapi, kemudian Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul Gambar Salinlah data Tabel 10 pada Kolom Sistem, Periode, Ulangan dan Fertilitas seperti tampak pada Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 131

133 Gambar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 132

134 13.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi). dari fertilitas telur ayam buras pada Sistem Pemeliharaan dan periode Peneluran yang berbeda. Klik : Analyze, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar 3.13 Gambar Kotak dialog Means Klik Fertilitas Telur, pindahkan dengan tanda ke Dependent List Klik Sistem Pemeliharaan, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik Periode Peneluran, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya sebagai berikut : Means. Fertilitas * Sistem Pemeliharaan Fertilitas Sistem Pemeliharaan Mean N Std. Deviation Total (i) Fertilitas * Periode Penelursn Fertilitas Periode Peneluran Mean N Std. Deviation Total Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 133

135 13.2. Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakuakan untuk menguji pengaruh Sistem Pemeliharaan dan Periode Peneluran terhadap Fertilitas telur ayam Buaras, apakah ada pengaruhnya atau tidak. Disamping itu juga untuk mengatahui apakah interaksi antara Sistem Pemeliharaan dengan Periode Peneluran. Uji LSD dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan fertilitas antara Sistem Pemeriharaan yang berbeda dan Periode Peneluran yang berbeda dan juga dilakukan Confidence Interval pada taraf 0,05. Prosedurnya sebagai berikut : Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar 4.13 Gambar Kotak Dialog Univariate Klik Fertilitas, pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Sistem Pemeliharaan, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Periode Peneluran, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Ulangan, pindahkan dengan tanda ke Random Factor(s) Klik Options, maka muncul Gambar Klik Sistem, pindahkan dengan tanda ke kotak Displey Means for Klik Periode, pindahkan dengan tanda ke kotak Displey Means for Klik Sistem*Periode, pindahkan dengan tanda ke kotak Displey Means for Ketik tanda V di depad Compare main effects, pilih LSD pada kotak di bawahnya Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 134

136 Gamabar Univariate Options Klik Continue, maka layer kembali ke Gambar 4.13, kemudian Klik Paste, maka muncul Gambar Gambar Kotak Dialog Syntax Perhatikan /DESIGN = Sistem Sistem*Ulanagan Periode Sistem*Periode. Pada layar komputer anda tentu designnya tidak sama dengan yang tampak pada Gambar harus disamakan, jika tidak hasil analisisnya akan berbeda. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 135

137 Untuk menjalankan Syntax Klik tanda maka diperoleh hasil analisisnya, sebagai berikut : Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Fertilitas Source Type III Sum Df Mean Square F Sig. of Squares Intercept Hypothesis Error Sistem Hypothesis Error Siatem * Ulangan Hypothesis Error Periode Hypothesis Error Sistem * Periode Hypothesis Error a MS(SISTEM * ULANGAN) b MS(Error) Kesimpulan : Sistem perkandangan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap fertilitas telur ayam buras (Lihat Sig. 0,000<0,01). Periode Peneluran berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap fertilitas telur ayam buras (Lihat Sig. 0,000<0,01). Tidak terdapat interaksi yang nyata (P>0,05) antara Faktor Utama (system perkandangan) dengan Faktor Tambahan (Periode Peneluran). Liuhat SISTEM*PERIODE Sig. 0,241>0,05. Estimated Marginal Means 1. Sistem Pemeliharaan Estimates Dependent Variable: Fertilitas Sistem Pemeliharaan Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 136

138 Pairwise Comparisons Dependent Variable: Fertilitas Pemelih Pemelih Mean Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound araan araan Difference (I-J) Based on estimated marginal means * The mean difference is significant at the.05 level. a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). 2. Periode Penelursn Kesimpulan : Fertilitas telur ayam buras Sistem pemeliharaan 1 berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan system pemeliharaan 2, sedangkan antara system pemeliharaan 2 dengan 3 tidak berbeda nyata (P>0,05). Lihat Sig 1 dengan 2 dan 1 dengan 3 sebesar 0,000<0,01, sedangan sig 2 dengan 3 sebasar 0,495>0,05 atau lihat table yang diatasnya lagi 2 dengan 3 berpotongan yaitu batas atas 2 (88.087) lebih besar dari batas bawan 3 (81.077). Estimates Dependent Variable: Fertilitas 95% Confidence Interval Periode Peneluran Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound Pairwise Comparisons Dependent Variable: Fertilitas (I) Periode (J) Periode Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval for Penelursn Penelursn Difference (I- J) Difference Lower Bound Upper Bound Based on estimated marginal means * The mean difference is significant at the.05 level. a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 137

139 Kesimpulan : Fertilitas ayam buras antara periode peneluran 1, 2 dan 3 saling berbeda sangat nyata (P<0,01) Lihat Sig <0,01. Oleh karena antara Sistem Pemeliharaan dengan Periode Peneluran tidak terjadi interaksi yang nyata (P>0.05), mka Tabel di bawah ini tidak perlu disimpulkan. Dependent Variable: Fertilitas Telur (%) Sistem Periode 95% Confidence Interval Mean Std. Error Pemeliharaan Peneluran Lower Bound Upper Bound Analsais Regresi Kita juga tidak bisa melakukan analisis rergresi, oleh karena kedua faktor bersifat kualitatif, maka cukup digambar grafik barnya saja. Prosedur pembuatan grafiknya adalah sebagai berikut : Klik Graphs, lalu Klik Bar, pilh dan Klik Simple, Klik Define, maka muncul Gambar 8.12 Gambar Kotak Dialog Define Simple Bar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 138

140 Mean Fertilitas Telur (%) Mean Fertilitas Telur (%) Tandai atau Klik Other statistic (e,g,mean) Klik Fertilitas Telur, pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Sistem Pemeliharaan, pindahkan dengan tanda ke kotak Category Axis Klik OK Kemudian pada kotak Category Axis Sistem Pemeliharaan diganti dengan Periode peneluran, lalu Klik OK, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Graph Sistem Pemeliharaan 3 _ _ Periode Peneluran 3 _ Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 139

141 Klik Graphs, lalu Klik Bar, pilh dan Klik Custered, Klik Define, maka muncul Gambar Gambar Define Clustered Bar Klik atau tandai Other statistic (e,g, mean) Klik Fertilitas, pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Sistem Pemeliharaan, pindahkan dengan tanda ke kotak Catagory Axis Klik Periode Peneluran, pindahkan dengan tanda ke kotak Define Clusters by Klik OK Graph Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 140

142 XIV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK POLA BERJENJANG Rancangan Acak Kelompok Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi tidak homogen atau ada peubah pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan rancangan acak kelompok sederhana (satu faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda, cara pengulangan yang berbeda tersebut disebut faktor Tambahan, sedangkan faktor yang dirancang dengan materi yang homogen disebut faktor Utama. Rancangan ini disebut pula Rancangan Acak Kelompok Pola Split-Plot atau Petak Terpisah, jika diulang dengan dimensi waktu yang berbedaa maka sering disebut Rancangan Acak Kelompok Pola Split-Time. Model Matematis RAL : Yij = µ + Ai+ Kj + є ij i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,u Jika diulang sebanyak k yang berbeda, maka model matematisnya menjadi Model matematis RAL Pola Split-Plot : Yijk = µ + Ai + Kj + є ij + Bk + ABij + є iijk i = 1, 2, 3,,a j = 1,2,3...,u dan k =1.2.3,...b Disini : Yijk : Pengamatan Faktor Utama taraf ke-i, Kelompok, ke-j dan Faktor Tambahan taraf ke-k µ : Rataan Umum Ai : Pengaruh Utama pada taraf ke-i Kj : Pengaruh Kelompok ke-j є ij : Pengaruh Galat I pada Faktor Utama ke-i dan Ulangan ke-j Bk : Pengaruh Faktor Tambahan pada taraf ke-k ABik : Interaksi antara faktor Utama dengan faktor Tambahan Kelompok ke-k. є ijk : Pengaruh galat II pada Faktor Utama taraf ke-i, Ulangan ke-j dan faktor tambanan pada taraf ke-k Teladan 11. Seorang Peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian Kaporit dan lama Klorinasi terhadap bakteri Koliform air limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pesanggaran Denpasar Bali. Untuk tujuan tersebut diambil 4 liter air limbah, kemudian dimasukkan kedalam 4 buah toples plastik masing-masing sebanyak 1 liter, kemudian toples tersebut diberikan : 0 ppm, 200 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 141

143 ppm, 200 ppm dan 300 ppm kaporit. Waktu Klorinasi yang diamati 0, 2, 4 dan 6 jam. Penelitian ini diulang sebanyak 3 kali, setiap 3 hari sekali. Tabel 11. Data Log Jumlah Koliform. Dosis Kaporit (i) 0 ppm 100 ppm 200 ppm 300 ppm Kelompok (j) Lama Klrinasi (k) Komprter telah siap dengan Program SPSS, Klik Variable View pada pojok kiri bawah, ditunjukan pada Gambar di bawah ini. kemudian pada Kolom Name ketik L, K, Kelompok dan Koliform, pada Kolom Type Numeric, pada Kolom Decimal ketik 0, 0, 0 dan 4, Kolom Label ketik Konsentrasi Hidrogen Peroksida (ppm), Lana Kloronasi (Jam),, UKelompok dan Log Jumlah Koligorm seperti tampak pada Gambar Gambar Kotak Dialog Variable View. Klik Data View pada pojok kiri bawah, maka muncul Gambar Salinlah data Tabel 11. pada kolom K, L, Kelompok dan Koliform Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 142

144 Gambar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 143

145 14.1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif diperlukan untuk melihat ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data, dalam hal ini ukuran pemusatan datanya adalah mean (Rataan) dan ukuran penyebarannya adalah Std Deviation (Standar Deviasi). dari Log Jumlah Koliform. Air Limbah RPH pada Berbagai konsentrasi Kaporit yang diberikan dan antara lam klorinasi yang berbeda. Disamping itu juga mencari rataan dan standar deviasi masing-masing kelompok atau waktu pengambilan sample. Adapun prosedurnya sebagai berikut :. Klik Analyze pada Gambar 2.14, pilih Compare Means, lalu Klik Means, maka muncul Gambar 3.14 Gambar Kotak dialog Means Klik Log Jumlah Koliform, pindahkan dengan tanda ke Dependent List Klik Konsentrasi Kaporit, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik Lama Klorinasi, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik Kelompok, pindahkan dengan tanda ke Independent List Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya sebagai berikut : Means Log Jumlah koliform * Konsentrasi Kaporit (ppm) (j) Log Jumlah koliform. Konsentrasi Kaporit (ppm) Mean N Std. Deviation Total Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 144

146 Log Jumlah koliform * Lama Klorinasi (Jam) Log Jumlah koliform Lama Klorinasi (Jam) Mean N Std. Deviation Total Log Jumlah koliform * Kelompok Log Jumlah koliform Kelompok Mean N Std. Deviation Total Analisis Ragam. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakukan untuk menguji pengaruh Kelompok, Konsentrasi Kaporit dan Lama Klorinasi terhadap Log Jumlah Koliform air limbah RPH apakah ada pengaruhnya atau tidak. Disamping itu juga untuk mengatahui apakah ada Interaksi antara Konsentrasi Kaporits dengan Lama Kloronasi. Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan Log Jumlah Koliform antara Konsentrasi Kaporit yang diberikan dan antara Lama Klorinasi yang dilakuklan., sedangkan untuk mengetahui perbedann Log Jumlah Koliform antara lama Klorinasi pada masing-masing konsentrasi Kaporit yang diberikan dilakukan uji Confidence Interval pada taraf 0,05. Prosedurnya sebagai berikut : Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar 4.14 Gambar Kotak Dialog Univariate Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 145

147 Klik Log Jumlah Kolifor, pindahkan dengan tanda ke Dependent Variable Klik Kosentrasi Kaporit, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Lama Klorinasi, pindahkan dengan tanda ke Fixed Factor(s) Klik Kelompok pindahkan dengan tanda ke Random Factor(s) Klik Options, maka muncul Gambar Gambar Univariate Options Klik K*L, pindahkan dengan tanda ke kotak Displey Means for Klik Cotinue, maka kembali ke Gambar 4.14 Klik Post Hoc, maka muncul Gambar 6.14 Klik K, pindahkan dengan tanda ke Post Hoc Test for Klik L, pindahkan dengan tanda ke Post Hoc Test for Berikan tanda V pada kotak Duncan, lalu Klik Continue, mak kembali ke Gambar 4.14 Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 146

148 Gamabar Univariate Post Hoc Klik Continue, maka layer kembali ke Gambar 4.13, kemudian Klik Paste, maka muncul Gambar Gambar Kotak Dialog Syntax Perhatikan /DESIGN = Kelompok K K*Kelompok L K*L. Pada layar komputer anda tentu designnya tidak sama dengan yang tampak pada Gambar harus disamakan, jika tidak hasil analisisnya akan berbeda. Untuk menjalanklan Syntax Klik tanda maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 147

149 Univariate Analysis of Variance Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Log Jumlah koliform Source Type III Sum df Mean F Sig. of Squares Square Intercept Hypothesis Error E-02 Kelompok Hypothesis E Error K Hypothesis Error K * Kelompok Hypothesis Error E-02 L Hypothesis Error E-02 K * L Hypothesis Error E-02 a MS(Kelompok)) b MS(K * Kelompok) c MS(Error) Kesimpulan : Ulangan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar atau tidak ada variasi harian yang nyata (P<0,05) jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar selama penelitian. Lihat ULANGAN Sig 0,739>0,05. Pemberian Kaporit berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Lihat K sig 0,00<0,01. Lama Klorinasi Kaporit berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Lihat L sig 0,00<0,01. Terjadi interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara pemberian kaporit dengan lama klorinasi Kaporit Lihat K*L sig 0,00<0,01. terhadap jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 148

150 Estimated Marginal Means 1. Konsentrasi Kaporit (ppm) * Lama Klorinasi (Jam) Dependent Variable: Log Jumlah koliform Konsentrasi Kaporit (ppm) Lama Klorinasi (Jam) Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kesimpulan : Jumlah Koliform air limbah RPH Sanggaran Denpasar yang tidak diberikan Kaporit (K = 0 ppm) makin lama Klorinasi terjadi peningkatan yang nyata (P<0,05) mulai jam ke-4 sampai dengan jam ke-6, sedangkan antara jam ke-0 dengan jam ke-2 peningkatannya tidak nyata (P>0,05). Jumlah Koliform air limbah RPH Sanggaran Denpasar yang diberikan Kaporit 100 ppm makin lama Klorinasi terjadi penurunan yang nyata (P<0,05) mulai jam ke-0 sampai dengan jam ke-4, sedangkan antara jam ke-4 dengan jam ke-6 peningkatannya tidak nyata (P>0,05). Jumlah Koliform air limbah RPH Sanggaran Denpasar yang diberikan Kaporit 200 ppm makin lama Klorinasi terjadi penurunan yang nyata (P<0,05) mulai jam ke-0 sampai dengan jam ke-4, sedangkan antara jam ke-4 dengan jam ke-6 peningkatannya tidak nyata (P>0,05). Jumlah Koliform air limbah RPH Sanggaran Denpasar yang diberikan Kaporit 300 ppm makin lama Klorinasi terjadi penurunan yang nyata (P<0,05) mulai jam ke-0 sampai dengan jam ke-4, sedangkan antara jam ke-4 dengan jam ke-6 peningkatannya tidak nyata (P>0,05). Lihat batas bawah dan batas atas 95% Confidence Interval. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 149

151 Post Hoc Tests Konsentrasi Kaporit (ppm) Homogeneous Subsets Log Jumlah koliform Duncan Konsentrasi Kaporit (ppm) N , , Subset , , Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 7,817E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000. b Alpha =,05. Kesimpulan : Rata-rata jumlah Koliform air limbah RPH Pesanggaran Denpasar nyata (P<0,05) semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi Kaporit yang diberikan. Lihat tabel diatas semua rata-rata berada pada Subset yang berbeda dengan Alpha 0,05. Lama Klorinasi (Jam) Homogeneous Subsets (k) Log Jumlah koliform Duncan Lama Klorinasi (Jam) N Subset Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 7.817E-02. a Uses Harmonic Mean Sample Size = b Alpha =.05. Kesimpulan : Rata-rata jumlah Koliform air limbah RPH Pesanggaran Denpasar nyata (P<0,05) semakin menurun dari Klorinasi 0 jam sampai 4 jam, sedangan antara Lama Klorinasi 4 jam dengan 6 jam tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05). Lihat tabel diatas ratarata lama Klorinasi 4 dan 6 berada pada Subset yang sama yaitu Subset I, sedangkan lama Klorinasi 0 dan 2 berda pada Subset berbeda pada Alpha 0,05.. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 150

152 14.3. Analisis Regresi Oleh karena kedua faktor yaitu faktor Utama dan faktor Tambahan bersifat kuantitatif, maka perlu dicari persamaan garis Regresi antara Dosis Kaporit (K) dan Lama Klorinasi (L) dengan jumlah Log Koliform (Y) dengan melakukan analisis Regresi-Korelasi dengan persamaan penduga sebagai berikut : Y = o + 1 K + 2 K K L + 5 L L K L + 8 K L K L L+ 11 K 2 L K 2 L K 3 L+ 14 K 3 L K 3 L 3 Klik Tranform pada Gambar 2.14., lalu Klik Compute, maka muncul Gambnar Gambar Kotak Dialog Compute Variable Ketik KK pada Target Varible, Ketik K*K pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKK pada Target Varible, Ketik K*K*K pada Numeric Expression, Klik OK Ketik LL pada Target Varible, Ketik L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik LLL pada Target Varible, Ketik L*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KL pada Target Varible, Ketik K*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KLL pada Target Varible, Ketik K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KLLL pada Target Varible, Ketik K*L*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKL pada Target Varible, Ketik K* K*L* pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKL L pada Target Varible, Ketik K* K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKLL pada Target Varible, Ketik K* K*L*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKKL pada Target Varible, Ketik K* K*K*K*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKLLL pada Target Varible, Ketik K* K*K*L*L pada Numeric Expression, Klik OK Ketik KKKLLL pada Target Varible, Ketik K* K*K*L*L*L pada Numeric Expression, Klik OK, maka diperoleh hasil pada Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 151

153 Gambar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 152

154 Kelompoknya karena tidak diperlukan boleh di delete atau dibiarkan saja, karena tidak mempengaruhi analisis data selanjutnya. Klik Analyze, pilih Regression, lalu Klik Linear, maka muncul Gambar Gambar Linear Regresision Klik Log Jumlah Koliform, pindahkan dengan tanda ke kotak Dependent Klik K, L, KK, KKK, LL, LLL, KL, Kll,KLLL, KKl,KKLL,KKLLL, KKKL, KKKLL, KKKLLL, pindahkan dengan tanda ke kotak Independent(s) Pilih atau Klik Stepwise pada kotak Method, lalu Klik OK, maka diperoleh hasil analisisnya Regression Moel Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.763(a) (b) (c) (d) (e) (f) a Predictors: (Constant), KL b Predictors: (Constant), KL, LL c Predictors: (Constant), KL, LL, KKL d Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL e Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL, K f Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL, K, L Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 153

155 ANOVA(g) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression (a) Residual Total Regression (b) Residual Total Regression (c) Residual Total Regression (d) Residual Total Regression (e) Residual Total Regression (f) Residual Total a Predictors: (Constant), KL b Predictors: (Constant), KL, LL c Predictors: (Constant), KL, LL, KKL d Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL e Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL, K f Predictors: (Constant), KL, LL, KKL, KKKL, K, L g Dependent Variable: Log Jumlah Koliform Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 154

156 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta 1 (Constant) KL (Constant) KL LL (Constant) KL LL KKL 1.84E (Constant) KL LL KKL 7.20E KKKL -1.19E (Constant) KL LL KKL 7.33E KKKL -1.22E K (Constant) KL LL KKL 7.60E KKKL -1.26E K L a Dependent Variable: Log Jumlah Koliform Madel terbaik adalah Model 6 karena R cukup besar dan koefesien garis Regresinya semuanya nyata (P<0.05) Persamaan Garis Regresinya : t Sig. Y = K L L KL K 2 L K 3 L Kita buat Data View seperti Tampak pada Gambar 11.14, lengkapi Kolom K dan L, seperti tampak pada gambar tersebut, kemudian Klik Tansform, Klik Compute, maka muncul Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 155

157 Gambar Data View Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 156

158 Gambar Compute Variable Ketik Y pada kotak Target Varible Ketik *K *L *L*L 0.014*K*L *K*K * L *K*K*K * L pada kotak Numeric Expression Klik OK, maka Gambar kembali ke Gambar 11.14, dimana Kolom Y telah dilengkapi datanya. Ingat definisikan masing-masing variable, pada Variable View Klik Graphs, Klik Line, lalu Klik Multiple, kemudian Klik Define, maka muncul Gambar Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 157

159 Gambar Kotak dialog Define Multiple Line Klik Log Jumlah Koliform (Y), pindahkan dengan tanda ke kotak Variable Klik Lama Klorinasi (L), pindahkan dengan tanda ke kotak Catagori Axis Klik Log Konsentrasi Kaporit(K), pindahkan dengan tanda ke kotak define Line by Klik OK, maka diperoleh Grafik sebagai berikut : Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 158

160 Graph.. Kesimpulan : Makin tinggi dosis Kaporit yang diberikan Log Jumlah Koliform semakin menurun, makin lama waktu Klorinasi terjadi peningkatan log jumlah Koliform pada air limbah RPH Pesanggaran Denpasar yang tidak diberikan Kaporit (K = 0 ppm), sedangkan yang diberikan kaporit makin lama waktu Klorinasi log jumlah Koliformnya semakin menurun. Penuntum Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPS- 159

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1,

Lebih terperinci

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING Jika Rancangan Acak Kelompok (RAK) kelompoknya terbatas dan perlakuannya tidak bias atau tidak mungkin diperbanyak, maka hasil penelitiannya kurang dijamin

Lebih terperinci

XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG

XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG Rancangan Acak Lengkap Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi homogen atau tidak ada peubah pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil

Lebih terperinci

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Teknik Analisis Ragam : Pengolahan data anova satu arah dan anova dua arah dengan rumus statistik dan SPSS. Oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Page 0 1.1 Rumus Anova

Lebih terperinci

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian

Lebih terperinci

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Rujukan: Disajikan oleh: Harrizul Rivai 1. David S. Jones, Statistika Farmasi, Penerjemah Harrizul Rivai, Penerbit EGC, Jakarta, 2008 2. Purbayu Budi Santosa dan Ashari,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu

Lebih terperinci

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan suhu pemanasan optimal dalam produksi

Lebih terperinci

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Analisis

Lebih terperinci

VII. ANALISIS REGRESI-KORELASI

VII. ANALISIS REGRESI-KORELASI VII. ANALISIS REGRESI-KORELASI.1. Analisis Regresi Linier Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk hubungan antara jumlah cacing jenis tertentu denagn jumlah telurnya pada usus ayam buras. Untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Penelitian Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di SMP N 1 Pamotan. SMP

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Selain regresi linier sederhana, metode regresi yang juga banyak digunakan adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis regresi linier merupakan salah satu jenis metode regresi yang paling banyak digunakan. Regresi linier sederhana terdiri atas satu variabel terikat (dependent)

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) umumnya dipakai pada kondisi lingkungan yang homogen diantaranya

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH Rancangan split plot design atau dalam bahasa Indonesia disebut Rancangan Petak Terpisah atau Rancangan Petak Terbagi (RPT) merupakan jenis percobaan faktorial (lebih

Lebih terperinci

BAB 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR

BAB 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR A 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR Dalam percobaan faktorial, pengaruh dua faktor atau lebih diselidiki secara bersama-sama. Apabila pengaruh suatu faktor diperkirakan akan berubah menurut

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi data Hasil Penelitian Data Pengamalan PAI dan Perilaku seks bebas peserta didik SMA N 1 Dempet diperoleh dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden

Lebih terperinci

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR Rancangan Acak Kelompok atau biasa disingkat RAK digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan tidak homogen. Dalam rancangan ini, petakan percobaan

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA)

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) MATERI III ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu S. I. Soeparno, SE., M.Si Analisa Ragam Satu Arah (Oneway) Analisa ragam satu arah ( oneway ANOVA) digunakan untuk membandingkan mean

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

ANCOVA (Analysis Of Covariance)

ANCOVA (Analysis Of Covariance) ANCOVA (Analysis Of Covariance) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis Prinsip Dasar ANCOVA merupakan teknik analisis yang berguna untuk meningkatkan presisi sebuah percobaan karena didalamnya dilakukan

Lebih terperinci

DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Oleh : Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd. NIDN. 0404088402 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR Pada bab sebelumnya telah dibahas aplikasi rancangan acak kelompok satu faktor dan dua faktor. Bab ini akan membahas aplikasi SPSS dan SAS untuk analisis

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN SPSS Analisis Perbedaan

MODUL PELATIHAN SPSS Analisis Perbedaan 1 MODUL PELATIHAN SPSS Perbedaan Dr. Sugiyanto Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada 1. Uji Prasyarat 2. Uji t 2 kelompok independen Data-1 hal. 10 3. Uji t 2 amatan ulang Data-2 hal. 12 4. varians

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE)

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) Manova merupakan uji beda varian. Jika pada anava varian yang dibandingkan berasal dari satu variable terikat (Y), pada manova varian yang dibandingkan

Lebih terperinci

Pendahuluan RRL Model Pengaruh Tetap Model Pengaruh Random

Pendahuluan RRL Model Pengaruh Tetap Model Pengaruh Random RANCANGAN RANDOM LENGKAP Pendahuluan RRL RRL atau Rancangan Random Lengkap merupakan rancangan di mana unit eksperimen yang dikenai perlakuan secara random dan menyeluruh lengkap untuk setiap perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA Uji t Independen Sebagai contoh kita gunakan data ASI Eksklusif yang sudah anda copy dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA PERTEMUAN KE-6 Materi : UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA Uji nonparametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak dipenuhi. Asumsi yang paling lazim pada uji parametrik adalah sampel acak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir LAMPIRA Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir Lampiran 2. Gambar rearing area yang berisi tungau predator Phytoseius sp. dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6) 17

Lebih terperinci

Dua sampel independen, tidak terikat, tidak

Dua sampel independen, tidak terikat, tidak 76 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 77 Jadi dari analisis keputusannya : p value < 0,05 Ho ditolak berarti Distribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan

BAB IV ANALISIS DATA. bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh masing-masing jumlah dari kategori variabel bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif,

Lebih terperinci

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) 62 Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) Kehilangan berat = berat sampel mula-mula berat sampel setelah dikeringkan Kadar air

Lebih terperinci

Analisis Varians Multivariats

Analisis Varians Multivariats Analisis Varians Multivariats Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM wahyupsy@gmail.com A. Apa Bedanya Anava Univariats dan Multivariats Bedanya adalah anava univariats dipakai ketika variabel yang dibandingkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total

Lebih terperinci

MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

MATERI / BAHAN PRAKTIKUM MODUL II ANOVA A. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan Anova, yaitu ANOVA satu arah dan ANOVA dua arah. 2. Untuk mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang

Lebih terperinci

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik) Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Tanggal 06/Mei/2013 Waktu 07.00-14.00 Nama WIB Proses: Operator Pak. Septian Kebisingan 70-80 db Dicatat Oleh: Jumlah Waktu Penyelesaian

Lebih terperinci

UJI ANOVA. Uji kesamaan varian. Lihat output TEST of HOMOGENEITY of VARIANCE

UJI ANOVA. Uji kesamaan varian. Lihat output TEST of HOMOGENEITY of VARIANCE UJI ANOVA Skor Sekolah Skor Sekolah Skor Sekolah Skor Sekolah 75 SMA X 74 SMA W 54 SMA Y 64 SMA Z 55 SMA X 75 SMA W 58 SMA Y 58 SMA Z 59 SMA X 64 SMA W 60 SMA Y 57 SMA Z 60 SMA X 64 SMA W 74 SMA Y 60 SMA

Lebih terperinci

Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013

Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013 Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan isika, Undiksha) 013 Anova Satu Jalur (One Way Anova) Suatu penelitian dilakukan di SMA N 1 Banjar untuk mengetahui perbedaan rata-rata dengan lima metode pembelajaran

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan adanya Praktikum Statistika Industri Modul V tentang Regresi, Korelasi, Analisis Varian, Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN MODUL PRAKTIKUM SPSS Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN 2013 LATIHAN 1: ENTRY DATA KASUS 1 Misalnya didapatkan data seperti di bawah ini dan akan memasukkannya

Lebih terperinci

BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH

BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH Rancangan split split plot design atau Rancangan Petak Petak merupakan jenis percobaan yang melibatkan tiga faktor atau lebih sekaligus dengan tingkat ketelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA

BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA SPSS menyediakan fasilitas untuk melakukan analisis deskriptif data seperti uji deskriptif, validitas dan normalitas data. Uji deskriptif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu penelitian, setelah menetapkan metodologi penelitian maka akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data, pengujian hipotesis dan analisa korelasi. Setelah

Lebih terperinci

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS)

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) MODUL 8 PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) Tujuan Praktikum : Mahasiswa mengenal aplikasi pengolah data statistik yaitu SPSS Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi SPSS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o Uji Beda: ANOVA ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o o Menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan

Lebih terperinci

BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR

BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana dibanding rancangan lainnya. Penggunaan RAL di berbagai bidang penelitian telah banyak

Lebih terperinci

Mengolah Data Bidang Industri

Mengolah Data Bidang Industri Mengolah Data Bidang Industri Pengolahan data dalam bidang industri menggunakan aplikasi SPSS 20 mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk memberikan gambaran dalam hal prediksi penjualan atau omzet perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Empat bagian penting yaitu bagian deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis penelitian, dan bagian keterbatasan penelitian akan disajikan di sini, dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging Perlakuan 1 2 3 4 5 total Rata-rata P0 61.50 61.23 61.51 62.00 61.02 307.26 61.45 P1 61.19 62.30 62.06 62.46 62.00 310.01 62.002 P2 62.30 63.20 63.20

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik. 101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan

Lebih terperinci

UJI VALIDITAS KUISIONER

UJI VALIDITAS KUISIONER UJI VALIDITAS KUISIONER Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas

Lebih terperinci

faktornya berbeda, misalnya 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk 2x2x3 maksudnya percobaan faktorial yang terdiri dari 3 faktor dengan taraf

faktornya berbeda, misalnya 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk 2x2x3 maksudnya percobaan faktorial yang terdiri dari 3 faktor dengan taraf RANCANGAN FAKTORIAL faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan menggunakan f faktor dengan t taraf untuk setiap

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics 55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20

Lebih terperinci

TUGAS SUMATIF ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF OLEH MUHAMAD YULIANTO Fakultas Teknik Departemen teknik mesin Universitas Indonesia

TUGAS SUMATIF ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF OLEH MUHAMAD YULIANTO Fakultas Teknik Departemen teknik mesin Universitas Indonesia TUGAS SUMATIF ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF OLEH MUHAMAD YULIANTO 96598644 Fakultas Teknik Departemen teknik mesin Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG ILMU TEKNIK

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22 Isram Rasal ST, MMSI, MSc Statistika Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova)

ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova) PERTEMUAN KE-11 Ringkasan Materi: ANALISIS DATA KOMPARATIF (ANOVA) ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova) Jika uji kesamaan dua rata-rata atau uji-t digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan 67 Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan Perlakuan Bobot Badan Awal Simpangan (x-x) Kuadrat simpangan (x-x)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kinerja guru, motivasi

Lebih terperinci

BAB 9 APLIKASI RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN

BAB 9 APLIKASI RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN 9 PLIKSI RNNGN UJUR SNGKR LTIN Rancangan bujur sangkar (Latin Square esign) merupakan salah satu model rancangan lingkungan dalam rancangan percobaan. isain rancangan ini berbentuk bujur sangkar sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANALISIS of VARIANS Setiap perusahaan perlu melakukan pengujian terhadap kumpulan hasil pengamatan mengenai suatu hal, misalnya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS

PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS Untuk melakukan analisa data dengan menggunakan program SPSS, langkah awal yang harus dilakukan adalah memasukkan data dalam sheet SPSS. Ada dua jenis sheet dalam SPSS, yaitu

Lebih terperinci

Pemodelan Linier menggunakan SPPS pada Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian Saiful Bahri

Pemodelan Linier menggunakan SPPS pada Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian Saiful Bahri Pemodelan Linier menggunakan SPPS pada Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian Saiful Bahri INTISARI Banyak perangkat lunak komputer menyediakan fasilitas analisis statistik dengan menggunakan pemodelan linier

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C 70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

Anacova Dua Jalur ( 3 x 3,

Anacova Dua Jalur ( 3 x 3, Komang Suardika, S.Pd, Pendidikan Fisika 013 Anacova Dua Jalur ( 3 x 3, I. Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran ( CTL, PBL dan Model Kooperative) terhadap hasil belajar mahasiswa semester V untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM ANALISIS STATISTIK

PEDOMAN PRAKTIKUM ANALISIS STATISTIK PEDOMAN PRAKTIKUM ANALISIS STATISTIK Oleh: Ali Muhson FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 ii KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Lebih terperinci

UJI PRASYARAT ANALISIS

UJI PRASYARAT ANALISIS UJI PRASYARAT ANALISIS Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Latar Belakang PENGANTAR Beberapa formula statistika disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Formula tersebut dapat menggambarkan sebuah

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM APLIKASI KOMPUTER LANJUT

PEDOMAN PRAKTIKUM APLIKASI KOMPUTER LANJUT PEDOMAN PRAKTIKUM APLIKASI KOMPUTER LANJUT Oleh: Ali Muhson FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 01 ii KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS)

BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) Berbagai macam penelitian yang dilakukan pada tanaman umumnya hanya mengkorelasikan sifat-sifat tanaman secara umum. Namun demikian, untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Homosedastisitas Tujuan: Digunakan untuk mengetahui kesamaan varians error untuk setiap nilai X. Error = residu = e = Y Y Lawan homosedastisitas adalah heterosedastisitas. Analisis

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test)

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test) PERTEMUAN KE-10 ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test) Ringkasan Materi: Komparasi berasal dari kata comparison (Eng) yang mempunyai arti perbandingan atau pembandingan. Teknik analisis komparasi yaitu salah

Lebih terperinci

XIII. STATISTIKA NON PARAMETRIKA

XIII. STATISTIKA NON PARAMETRIKA XIII. STATISTIKA NON PARAMETRIKA 8.. Pengujian Data Tidak Berpasangan 8.. Uji Khi-Khuadrat (X 2 ) Suatu kejadian penyakit disuatu daerah menyerang anak babi yang baru disapih dengan tingkat kematian belum

Lebih terperinci

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5)

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) ISSN : 1693 1173 Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) Abstrak Uji Chi-Square digunakan untuk pengujian hipotesa terhadap beda dua proporsi atau lebih. Hasil pengujian akan menyimpulkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Uji Pembedaan Sederhana UJI PEMBEDAAN SEDERHANA Nama : tanggal : Produk : Cookies ubi jalar Instruksi : 1. Dihadapan anda terdapat dua buah sampel cookies. Cicipi sampel

Lebih terperinci