ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI 5 KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN JURNAL
|
|
- Glenna Makmur
- 2 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI 5 KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN JURNAL Oleh : Nama : Muhammad Ramadhan Nomor Mahasiswa : Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA (2019) 1
2 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI 5 KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN Muhammad Ramadhan Universitas Islam Indonesia m.ramadhan1003@gmail.com ABSTRAK Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari tiga komponen yaitu kesehatan, pendidikan dan standar hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa seberapa berpengaruh variabel independen yang terdiri atas angka partisipasi sekolah (APS), jumlah penduduk (JP), laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dan belanja pemerintah (BP) terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di 5 kota besar Provinsi Sumatera Barat periode tahun Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data panel (pooled least square) dengan periode waktu (time series) selama tujuh tahun dari tahun dan cross section sebanyak 5 kota di Provinsi Sumatera Barat yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat. Metode analisis data menggunakan regresi data panel. Analisis regresi data panel dengan menggunakan metode Fixed Effect Model yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia di 5 kota besar Provinsi Sumatera Barat. 2
3 Dari hasil penelitian ini menunjukan variabel angka partisipasi sekolah (APS) berpengaruh signifikan terhadap IPM, variabel jumlah penduduk (JP) tidak berpengaruh terhadap IPM. Sedangkan, variabel laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dan belanja pemerintah (BP) berpengaruh signifikan terhadap IPM di 5 kota besar Provinsi Sumatera Barat pada tahun Kata Kunci: Indeks pembangunan manusia, Angka partisipasi sekolah, Jumlah penduduk, Laju pertumbuhan ekonomi, Belanja pemerintah. 3
4 PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah suatu cara yang dilakukan oleh pemerintah guna menciptakan perubahan maupun peningkatan dalam berbagai aspek, apabila pembangunan ekonomi berjalan dan terencana dengan baik maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Tujuan pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini manusia bukan hanya menjadi objek pembangunan saja tetapi diharapkan menjadi subjek, sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kemajuan suatu wilayah. Di era seperti sekarang ini, pembangunan manusia menjadi hal yang sangat penting dalam strategi kebijakan nasional disamping pembangunan infrastruktur. Pentingnya kualitas pembangunan manusia menjadi prioritas utama dan harus dikedepankan karena dengan sumberdaya yang berkualitas maka akan menghasilkan dampak positif di berbagai aspek dan juga akan berpengaruh secara makro bagi pembangunan nasional. Pada tahun 1990 dalam laporan Human Development Report yang dipublikasikan oleh United Nations Development Program (UNDP) menyebutkan Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia menjadi indikator penting dalam hal pengukuran keberhasilan membangun kualitas hidup manusia. Pembangunan manusia itu sendiri adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan bagi manusia. IPM merupakan indikator yang digunakan mengukur derajat perkembangan manusia yang mana salah satu dari banyak aspek penting yang berkaitan dengan kualitas pembangunan ekonomi. IPM mempunyai tiga aspek yaitu, kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak atau dengan kata lain ekonomi (Hakim, 2002). Dari ketiga aspek tersebut saling memengaruhi satu sama lain, apabila ketiga aspek tersebut dapat ditingkatkan maka nilai IPM suatu wilayah akan meningkat. Provinsi Sumatera Barat secara administratif terbagi menjadi 12 Kabupaten dan 7 Kota Besar, banyaknya jumlah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat akan memberikan gambaran mengenai pembangunan manusia yang bervariatif melihat 4
5 banyaknya keragaman ekonomi, sosial dan budaya yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Barat. Dalam upaya meningkatkan pembangunan manusia, pemerintah daerah mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mebiayai pembangunan di sektor-sektor yang mana menjadi indikator-indikator penting dalam peningkatan pembangunan manusia yaitu, kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Pada penelitian ini penulis berinisiatif menjadikan 5 kota besar di Provinsi Sumatera barat untuk dijadikan objek penelitian, dikarenakan 5 kota besar tersebut yaitu; Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh dan Pariaman yang di pilih oleh penulis merupakan kota yang lebih maju pembangunan manusianya daripada 12 Kabupaten dan 2 Kota lainnya yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Dan dapat dilihat dari data yang ada pada tabel di bawah ini. Tabel Data Indeks Pembangunan Manusia 5 Kota Besar Di Provinsi Sumatera Barat ( ) Tahun IPM Kota IPM Kota IPM Kota IPM Kota IPM Kota Padang Bukittinggi Pariaman Payakumbuh Padang Panjang
6 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Barat Berdasarkan data pada tabel diatas, nilai IPM pada 5 Kota besar di Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 7 tahun ( ) selalu mengalami peningkatan. Di tahun nilai IPM tertinggi adalah Kota Padang. Seperti yang kita ketahui bahwa Kota Padang merupakan kota yang paling umum dikenal pada tingkat nasional. Hal ini juga tidak dipungkirkan 4 kota besar lainnya memiliki IPM tidak terlalu jauh berbeda dari Kota Padang. Dilihat dari segi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Barat cukup pesat. Total penduduk Sumatera Barat sendiri pada tahun 2017 sebanyak jiwa dengan luas wilayah sebesar km². Angka kepadatan penduduk di wilayah Sumatera Barat terbilang tinggi di angka jiwa/km², dengan jumlah penduduk Sumatera Barat yang cukup padat sehingga pembangunan manusianya sangat diperhitungkan. Dilihat dari segi angka partisipasi sekolah di Provinsi Sumatera Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan dan pada tahun 2017 angka partisipasi sekolah tertinggi berada di Kota Bukittinggi yang mencapai angka 94.23%, akan tetapi perbedaan tingkat kualitas sumber daya manusia di setiap kabupaten/kota sangat bervariatif. Hal ini salah satunya dikarenakan perbedaan peraturan dibidang pendidikan pada setiap kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Kemudian jika dilihat dari total PDRB di Provinsi Sumatera Barat pada tahun mengalami fluktuatif dalam pertumbuhan ekonomi dan Kota Padang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di Sumatera Barat pada tahun 2013 yang mencapi angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6.66%. Dengan PDRB sebesar itu seharusnya pemerintah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat berbagai kebijakan-kebijakan yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan terkait kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan unsur-unsur lain yang terkait dengan pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 6
7 KAJIAN PUSTAKA Dewi (2017), dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau (Novita Dewi, 2017), melakukan analisis pengaruh kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. Penelitian tersebut menggunakan data sekunder yang kemudian diolah dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Dari hasil penelitan tersebut menunjukan bahwa kemiskinan berpengaruh signifikan dan pertumbuhan ekonomi tidak signifikan terhadap IPM di Provinsi Riau. Arif (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Barat Tahun Dalam penelitan ini Provinsi Sumatera Barat menjadi objek penelitian terkait pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh signifikan. Namun pada pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan jumlah penduduk miskin tidak signifikan. Nurfadhli (2017), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Sumatera Periode Tahun yang mana dalam penelitian ini Pulau Sumatera dengan variable pengeluaran pemerintah bidang kesehatan, pendidikan, pengangguran terbuka, PDRB dan tingkat kemiskinan. Ditemukan variabel pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan PDRB yang mempengaruhi IPM, sedangkan variabel pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan tidak berpengaruh terhadap IPM di Pulau Sumatera. Mirza (2012), dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun yang mana hasil penelitiannya menunjukan perkembangan IPM di Jawa Tengah mengalami peningkatan dengan kategori menengah hingga mampu mencapai target yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Dari 7
8 hasil regresi panel didapatkan hasil kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Dalam penelitian ini pemerintah disarankan apabila dalam merencanakan kebijakan tidak hanya melihat dari peningkatan pertumbuhan ekonomi saja namun juga target peningkatan pembangunan manusia karena pertumbuhan ekonomi sendiri belum mampu untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia khususnya di wilayah Jawa Tengah. Christiani dkk. (2013), dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah yang mana dalam penelitiannya menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif sumber data dalam penelitiannya adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan dokumentasi sedangkan analisa data dilakukan dengan analisa kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menjelaskan bahwa daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi biasanya terjadi di daerah perkotaan yang mana banyak perantau datang untuk mencari lapangan pekerjaan. Dampak dari tingginya angka kepadatan penduduk itu sendiri yaitu penurunan kualitas penduduk ( pendidikan, kesehatan, pendapatan dan pekerjaan). Dengan masuknya para perantau yang mayoritas berpendidikan rendah di kota-kota besar khususnya akan mengisi lapangan pekerjaan di sektor informal (buruh kasar) yang memiliki upah dibawah standar. Dengan pendapatan yang rendah para perantau tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yang meliputi sandang, pangan dan papan sehingga menyulitkan mereka untuk hidup sejahtera. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu : 1. Kebijakan kependudukan dan keluarga berencana di wilayah Jawa Tengah cukup memadai. 2. Kualitas hidup masyarakat di provinsi Jawa Tengah di bidang pendidikan masih rendah. 8
9 3. Kepadatan penduduk provinsi Jawa Tengah sebesar 995 jiwa/km² dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,37%. 4. Kebijakan pemerintah provinsi Jawa Tengah di bidang pendidikan dibidang pendidikan adalah melaksanakan program belajar 9 tahun, BOS, pemberian beasiswa keluarga kurang mampu serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesastraan dan vokasi ; dibidang kesehatan dilakukan dengan program jamkesmas, jamkesda, peningkatan gizi, akses air bersih dan sanitasi bagi keluarga miskin serta peningkatan sarana dan prasarana kesehatan ; bidang pendapatan dilakukan dengan pengembangan usaha ekonomi produktif, pendampingan UMKM dan memberikan kemudahan akses permodalan bagi industri kecil atau mikro ; bidang pekerjaan dilakukan dengan pengembangan kewirausahaan dan pengadaan pendidikan serta latihan bagi tenaga kerja dalam dan luar negeri ; sedangkan untuk mengatasi masalah kemiskinan dilakukan dengan inpres desa tertinggal, meningkatkan ketersediaan sarana dan pra sarana sosial ekonomi seperti bedah rumah. 5. Kebijakan untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk dilakukan dengan menyukseskan program KB dan untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk dilakukan dengan program transmigrasi. METODE PENELITIAN Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi data panel. Terdapat alasan dimana penggunaan data panel lebih baik dibandingkan data time series atau cross section (Baltagi, 2008). Secara umum untuk mengestimasi model regresi dengan data panel dapat menggunakan beberapa model pendekatan yaitu Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Untuk itu persamaan dapat dimodelkan dengan persamaan linear sebagai berikut: IPMit = β₀ + β₁apsit + β₂logjpit + β₃loglpeit + β₄logbpit + ɛit 9
10 Keterangan : 1. IPM = Indeks Pembangunan Manusia (%) 2. APS = Angka Partisipasi Sekolah (%) 3. JP = Jumlah Penduduk (ribu jiwa) 4. LPE = Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5. BP = Belanja Pemerintah (ribu rupiah) Regresi ɛ = Error Term i = Jumlah Cross Section/wilayah t = Periode Waktu Dari ketiga model tersebut, maka dapat dilakukan pengujian untuk menentukan model terbaik, pertama untuk memilih antara model Common Effect dengan Fixxed Effect dengan menggunakan uji Chow. Jika hasil uji chow ini signifikan (F-statistik > F-hitung atau P-value < α 0.05) maka model Fixxed Effect yang layak digunakan dan dilanjutkan ke model Random Effect, dan jika hasilnya tidak signifikan (F-statistik < F-hitung atau P-value > α 0.05) maka model yang layak digunakan yaitu Common Effect dan tidak perlu dilanjutkan ke model Random Effect. Selanjutnya yaitu pengujian antara model Fixxed Effect dengan Random Effect dengan menggunakan uji Hausman untuk memilih model yang layak digunakan dalam estimasi akhir. Ketika hasil uji Hausman signifikan (chi-sq statistik > chi-sq tabel atau P-value < α 0.05) maka model yang layak digunakan yaitu Fixxed Effect, dan ketika hasil uji Hausman tidak signifikan (chi-sq statistik < chi-sq tabel atau P-value > α 0.05) maka model yang layak digunakan yaitu Random Effect. Dalam penelitian ini, penulis juga melakukan pengujian statistik diantaranya yaitu Koefisien Determinasi (R 2 ), pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F-statistik), dan pengujian koefisien regresi secara individul (Uji t-statistik). Kemudian dilihat dari hasil beberapa uji yang telah dilakukan oleh peneliti dengan 10
11 menggunakan uji Chow dan uji Hausman, maka model yang layak digunakan untuk estimasi akhir yaitu Fixed Effect Models. HASIL ANALISIS Uji Chow Uji Chow digunakan untuk memilih antara model Common Effect dan model Fixed Effect. H0 : Memilih model common effect jika nilai probabilitas F statistik lebih besar dari Alpha ( α =5% ). H1 : Memilih model fixed effect jika nilai probabilitas F statistik lebih kecil dari Alpha ( α = 5% ). Uji Chow Tabel Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F (4,26) Cross-section Chi-square Berdasarkan hasil pengujian uji Chow dengan Redundant Test diperoleh nilai probabilitas chi-square sebesar 0,0000. Dikarenakan semua model pengujian memiliki nilai probabilitas chi-square lebih kecil dari alpha 0,05, maka model yang tepat adalah menggunakan Fixed Effect Model. 11
12 Dari hasil pengujian di atas, maka akan ditentukan apakah akan menggunakan model Fixed Effect ataukah Random Effect yang akan dibandingkan dengan model Fixed Effect dengan menggunakan uji Hausmant Test. Uji Hausman Uji hausman digunakan untuk memilih model yang terbaik antara Fixed Effect dan Random Effect. H0 : Memilih model Random Effect, jika nilai Chi-squarenya tidak signifikan pada α5% H1 : Memilih model Fixed Effect, jika nilai Chi-squarenya signifikan pada α5%. Tabel Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh nilai probabilitas chi-square sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 ( 0,0000< 0,05), maka model yang tepat adalah menggunakan Fixed Effect Model. Dengan demikian berdasarkan uji Hausman model yang tepat untuk menganalisis tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5 kota besar di Sumatera Barat adalah model Fixed Effect dari pada model Random Effect. 12
13 Model Regresi Panel Fixed Effect Berdasarkan hasil Uji Chow dan Uji Hausman, maka model terbaik yang di pilih ialah model fixed effect, jadi hasil regresi akan di estimasi dengan beberapa uji adalah sebagai berikut uji kebaikan garis regresi (R 2 ), uji kelayakan model (Uji F), dan (uji T) Tabel Model Fixed Effect Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 08/06/19 Time: 22:50 Sample: Periods included: 7 Cross-sections included: 5 Total panel (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C X X2 1.18E E X X4 5.24E E Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion
14 Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Model regresi berganda fixed effect pada IPM : Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 Y = E E-09 Dimana : Y = Indeks Pembangunan Manusia (%) X1 = Angka Partisipasi Sekolah (%) X2 = Jumlah Penduduk (ribu jiwa) X3 = Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) X4 β β1 β2 β3 = Belanja Pemerintah (ribu rupiah) = Kostanta = Koefisien Regresi Berganda 14
15 PEMBAHASAN Analisis Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dari hasil estimasi Fixed Effect Model, besarnya probabilitas variabel angka partisipasi sekolah sebesar Artinya, angka partisipasi sekolah berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Hal ini terlihat pada APS di kelompok umur tahun dan kelompok umur tahun. Pada kedua kelompok umur ini, APS untuk anak-anak yang berasal dari pengeluaran rumah tangga sedang dan tinggi lebih tinggi dibandingkan APS untuk anak-anak yang pengeluaran rumah tangganya rendah. Pada kelompok umur tahun, APS yang berasal dari pendapatan rumah tangga sedang dan tinggi yaitu berturut-turut 96,06 persen dan 99,03 persen. Untuk kelompok umur tahun dengan pengeluaran rumah tangga sedang dan tinggi, APS-nya berturut-turut 82,87 persen dan 89,06 persen. Sementara untuk kelompok umur 7-12 tahun sedikit berbeda, APS tertinggi justru berada pada anak-anak yang berasal dari Sarana dan Prasarana Pendidikan di Profil Pendidikan Provinsi Sumatera Barat 2016 pengeluaran tumah tangga sedang yaitu 99,61 persen sementara APS dengan pengeluaran rumah tangga tinggi lebih rendah sebesar 99,56 persen, dilihat menurut tipe daerah terdapat pola yang sama. Terlihat di daerah perdesaan bahwa semakin meningkat pengeluaran rumah tangga maka semakin meningkat pula APS anak usia sekolah (BPS Sumbar, 2016). Apabila melihat data angka partisipasi sekolah di 5 Kota Besar Provinsi Sumatra Barat pada tahun , secara makro memang selalu terjadi peningkatan setiap tahunnya, akan tetapi melihat data angka partisipasi sekolah di 5 Kota Besar Provinsi Sumatra Barat pada tahun angka partisipasi sekolah mengalami kenaikan setiap tahunnya, yang tertinggi angka partisipasi sekolah di Kota Bukit Tinggi di 5 Kota Besar Provinsi Sumatra Barat. 15
16 Analisis Jumlah Penduduk Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi Fixed Effect Model, besarnya probabilitas variabel kepadatan penduduk sebesar Artinya, jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Penyebabnya Permasalahan kependudukan di Provinsi Sumatra Barat ternyata belum menjadi prioritas pemerintah. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Dukcapil (DP2KBD) Provinsi Sumatra Barat, Novrial, menyayangkan persoalan kependudukan masih dipandang sebelah mata dan unit kerja yang mengurusinya tidak mendapat perhatian dan sumber daya yang cukup untuk bisa bekerja maksimal. Menurutnya, kependudukan merupakan landasan dari naik turunnya kesejahteraan masyarakat di sebuah wilayah. Pemda, menurutnya harus menggunakan analisis kependudukan dalam menerbitkan sebuah kebijakan. Menurutnya, masalah kependudukan akan bermuara pada empat hal, yakni daya tampung atau dukung lingkungan, kemiskinan, ketenagakerjaan dan pengangguran, serta ketahanan pangan. Soal daya tampung lingkungan misalnya, pertambahan jumlah penduduk yang tidak dibarengi dengan kesiapan lingkungan juga berujung pada bencana kependudukan. Mengambil contoh ketersediaan air bersih, peningkatan penduduk yang tak diiringi peningkatan ketersediaan dan akses terhadap air bersih akan menyebabkan penduduk kesulitan mendapatkan air bersih, katanya. Hal yang sama juga terjadi pada angka kemiskinan dan pengangguran yang merupakan ekses dari peningkatan jumlah penduduk. Laju pertambahan penduduk yang tak terkendali bisa disebabkan oleh tingginya akan kelahiran, imigrasi, maupun urbanisasi yang berbanding terbalik dengan akses terhadap sumber-sumber ekonomi dan lapangan kerja. Untuk Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat baru mencapai persentase 1,26 persen, sedangkan kota Bukittinggi sudah pada kisaran 1.77 persen. (DP2KBD) 16
17 Analisis Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dari hasil estimasi Fixed Effect Model, besarnya probabilitas variabel PDRB perkapita sebesar Artinya, Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Menurut Maria (2007) Pembangunan ekonomi diyakini harus sejalan dengan pembangunan sosial sehingga pertumbuhan ekonomi dapat menyumbang langsung terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan sosial; dan sebaliknya, pembangunan sosial dapat menyumbang langsung terhadap pembangunan ekonomi. Salah satu strategi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah adalah berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan memacu pertumbuhan sektor-sektor dominan. Pembangunan pada sektor-sektor tersebut mendorong tersedianya kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan dan memeratakan distribusi pendapatan antar anggota masyarakat. Sehingga akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil estimasi Fixed Effect Model, besarnya probabilitas jumlah penduduk miskin yaitu Artinya, variabel Belanja Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Belanja pemerintah sangat penting dalam Pembangunan manusia suatu daerah salah satunya anggaran untuk Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat makin baik kualitas sumber dayanya. Pendidikan adalah upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan, Keterampilan serta memperluas wawasan. Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga masyarakat dan keluarga. (BPS, 2006). Mengacu pada UU No 20 tahun 2003 dimana menyebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional 17
18 (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD. (Tri Maryani, 2011). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia 5 kota besar di Provinsi Sumatera Barat maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel angka partisipasi sekolah berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia. 2. Variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia. 3. Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh postif terhadap indeks pembangunan manusia. 4. Variabel belanja pemerintah berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia. Dalam penelitian ini sudah diketahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan maupun yang tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di 5 kota besar di Provinsi Sumatera Barat Dengan demikian dapat dilakukan langkah-langkah yang efektif untuk memanfaatkan faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia,yaitu : 1. Pemerintah di 5 kota besar di Provinsi Sumatera Barat khususnya dinas pendidikan lebih berperan aktif terhadap dunia pendidikan di 5 kota besar di Provinsi Sumatera Barat karena pendidikan merupakan salah satu dari komponen IPM yang mana sebagai aspek penting dalam hal pembangunan manusia. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, beasiswa, teknologi, tenaga pengajar yang mumpuni serta perbaikan kurikulum pada setiap periode 18
19 menjadi hal yang perlu ditingkatkan dan dilakukan secara terus menerus agar kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan semakin baik. 2. Pemerintah di 5 kota besar di Provinsi Sumatera Barat harus mengerakkan lagi tentang keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan jumlah penduduk sehingga kualitas manusia terjamin Kota Besar di Provinsi Sumatera Barat mesti fokus pada tiga hal pariwisata, pendidikan, dan keuangan. Ketiganya untuk mendukung perdagangan atau sektor ekonomi. Belanja pemerintah sangat dibatasi oleh sumber penerimaan yang lebih banyak berasal dari pemerintah pusat. Ditambah lagi, sumber penerimaan tersebut lebih banyak tersedot untuk belanja rutin sehingga alokasi anggaran untuk Belanja Modal Pemerintah menjadi terbatas. Dengan Belanja Modal Pemerintah yang 19
20 DAFTAR PUSTAKA Arif, Hubban Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera Barat. Padang: Skripsi Sarjana (Tidak Dipublikasikan). Universitas Bung Hatta. Padang Boediono Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. Bpfe Ugm Charis Christiani Dkk. (2013). Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Serat Acitya - Jurnal Ilmiah. Damodar N., Gujarati Dan Dawn C. Porter Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2. Edisi 5. Raden Carlos Mangunsong (Penj.). Jakarta: Salemba Empat Dewi, Novita Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau. Jom Fekon, Vol. 4 No. 1 Hakim, Abdul Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Ekonosia Kampus Feuii. Mirza, Sulistio Denni Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah. Jejak, Volume 4 Nomor 2 Nurfadhli, Rizki Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Pulau Sumatera Periode Tahun Skripsi Sarjana (Tidak Dipublikasikan). Universitas Islam Sunan Kalijaga. Yogyakarta Ramirez, A., G. Ranis, Dan F. Stewart Economic Growth And Human Capital. Qeh Working Paper No. 18. Sriyana, J. (2014). Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia. Sukirno, Sadono Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah Dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta. Lpfe Ui Todaro, Michael Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Adminitrasi Kependudukan 20
21 Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia. 21
Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling
Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak
Lebih terperinciLampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun
72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang
Lebih terperinciLampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)
Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinci1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.
LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penelitian
Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Penelitian
Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder
4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi
LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data
1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel
LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151
Lebih terperinciPENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN
PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan
Lebih terperinciANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN 2004-2015 Oleh: Ira Fitrotus Syariyah Ira.fitrotus@gmail.com 133401041 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian
62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2009-2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Produk
Lebih terperinciLampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)
Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Oleh : Vebryna Permatasari Rantung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia vebrynarantung@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 4 No. 3, Januari Maret 2017 ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online) Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi
Lebih terperinciLampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun
113 Lampir 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 2001 2008 2001 Daerah Pertambg Gas Bgun/Kon struksi & Jumlah Kab.Gorontalo 200,112.10 7,765.10 57,181.65 2,589.39 26,654.01 73,005.43 63,954.37 45,763.04
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun , dapat diperoleh
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2008-2012, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciLampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)
81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
DAFTAR PUSTAKA A.A.Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Car, Bopo, Ldr Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di Bei. Ahmad Buyung Nusantara.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Indeks Pemberdayaan Gender, dan Infrastruktur Jalan
Lebih terperinciVariable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.
. LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Hasil Estimasi Untuk Model usia SD Pooled least Square Dependent Variable: LOG(SKUL_SD01) Method: Panel Least Squares LOG(BOS_SD) 0.829950 0.065559 12.65954 0.0000 LOG(J_RIIL_DIKDAS)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh
89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.
81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen
Lebih terperinciAnalisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera
Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera Kartira Dorcas Andhiani; Erfit; Adi Bhakti Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi E-mail korespondensi:
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta
45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa model
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa model random effect yang diterima, dan berdasarkan pengujian disimpulkan sebagai berikut: 1. Dana alokasi umum
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan terhadap Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil regresi pada analisis
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
156 Halaman ini sengaja dikosongkan 157 Lampiran 1 Hasil pengujian antara fixed effect dengan random effect (Uji Hausman) untuk model peran pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia, tahun 2007-2010.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2016 JURNAL PUBLIKASI Oleh : Nama : Indri Larasati No. Mahasiswa : 14313258 Jurusan : Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.
A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan data-data yang digunakan dalam bentuk deskripsi data. Kemudian dari data yang ada, diperoleh hasil analisis dengan menggunakan beberapa alat analisis,
Lebih terperinciPEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL
PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL Hendro Waryanto, Sarwani ABSTRAK Dalam melakukan suatu penelitian terhadap tingkat kemiskinan di lima Provinsi Indonesia,
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)
Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) ANALISIS PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR 2011-2014 Yhoga Bagus Adhikrisna
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random
67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN BELANJA DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA DI SEKTOR INFORMAL KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR, KOTA BANDAR LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Yolan Cahyani 125020101111021
Lebih terperinciFAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN
FAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN Ary Satria Pamungkas Universitas Tarumanagara, Jakarta, aryp@fe.untar.ac.id ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, keputusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi analisis hasil penelitian mengenai Pengaruh Perkembangan Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun 1994-2009. Analisis data
Lebih terperinciANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 237 251. ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Doni Silalahi, Rachmad Sitepu, Gim Tarigan Abstrak.
Lebih terperinciDATA PANEL Pengertian Data Panel
Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 5 (3) (2016) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj DETERMINAN KUALITAS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH ERA OTONOMI DAERAH
Lebih terperinciBAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA
BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2008-2012 Disusun oleh : Agustina Mega Puspitasari Putri NPM : 10 11 18448 Pembimbing D. Sriyono Program Studi Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2012-2015 THE ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL KALIMANTAN PERIOD 2012-2015 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return
Lebih terperinciLampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari
76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia
PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Mentairi A Iyonu 1, La Ode Rasuli, Spd, SE, MSA 2, Hj. Valentina Monoarfa, SE, MM 3 Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan ekonomi di Propinsi Nusa Tenggara Timur dipengaruhi beberapa sektor, yaitu sektor kehutanan, sektor perkebunan, sektor pertambangan dan energi, sektor
Lebih terperinciKontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun
Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun 2015-2016 Purwanto Sekolah Tinggi Agama Islam al-husain poerwanto073@gmail.com ABSTRAK Lahirnya undang-undang No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN
ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT
KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT Apip Supriadi 1, Gusti Tia Ardiani Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this study is to analyze
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA
ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA Mita Pangestika 1 *Jurusan Statistika FIMIPA Universitas Islam Indonesia *mitapanges@gmail.com
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa
72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI
DAFTAR PUSTAKA Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Hasibuan, Malayu. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad & Enny P. (2012).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.
64 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Variabel X 1 (PDRB) Kabupaten Kapuas Hulu berpengaruh secara signifikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan yaitu 1) Dalam jangka pendek jumlah uang beredar tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap
Lebih terperinci