SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan filsafat pada masa modern telah berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan, yang berarti bahwa pengalaman dan akal pikiran manusia mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Pada masa ini, Renaissance dan Humanisme menjadi awal masa modern dimulai. Oleh sebab itu, pada masa ini dipandang sebagai masa dimana ilmu pengetahuan yang alamiah yang dapat dipakai. Ilmu pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh berkembangnya sains yang sangat pesat. Hampir di semua hal menggunakan ilmu sains sebagai landasannya, sehingga konsep-konsep pemikiran baru yang diperkenalkan oleh sains sangat berpengaruh terhadap filsafat masa modern. KARAKTERISTIK PEMIKIRAN Pemikiran pada masa modern sangat kompleks dan bervariasi jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pemikiran pada masa modern lebih banyak dipengaruhi oleh adanya sains yang hampir mendominasi di semua sektor kehidupan, khususnya dalam ilmu biologi, geologi, dan kimia. Orang-orang selalu berpikir menggunakan rasio atau akal pikirannya karena salah satu ciri-ciri dari sains adalah logis. Pemikiran yang logis inilah yang dapat disosialisasikan dan diterima oleh masyarakat dunia sebagai pemikiran yang alami. Kemudian, adanya penemuan pada bidang mesin memberikan kontribusi yang luar biasa pada perkembangan industri di dunia. Pada awalnya sektor industri dikerjakan dengan tenaga tangan manusia dan dibantu dengan tenaga hewan, kemudian tergeser karena adanya mesin-mesin industri yang membantu mempermudah pekerjaan dan menghasilakn output/produk industri yang lebih banyak, lebih baik, dan tentunya lebih ekonomis. Penemuan mesin-mesin tersebut juga mempengaruhi pola pikir manusia untuk mendalami ilmu pengetahuan terutama sains guna mengembangkannya di masyarakat. Pemikran filsafat pada abad modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi secara modern, serta membuka sistematika yang sifatnya logis-ilmiah (Asmoro Achmadi, 2007 : 27). Metode induksi berarti suatu metode yang menarik suatu kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum. Pada intinya, metode induksi menuntut manusia untuk belajar menyimpulkan dari data eksperimen indrawi yang diteliti atau diamati. Hal tersebut penting bagi manusia agar kesimpulan akhir yang didapatkan memang benar-benar akurat dan bersifat logisilmiah. Artinya, bahwa kesimpulan tersebut memang benar-benar bisa dinalar dengan logika dan bisa dibuktikan keabsahannya. Akal pikiran manusia pada masa modern menempati posisi yang mengagumkan. Segala tingkah laku dan tuturan manusia harus harus dipikirkan dengan logis terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada masyarakat. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang diperlukan juga pemecahannya (Asmoro Achmadi, 2007 : 114). Jadi sangatlah jelas bahwa akal pikiran manusia sangat berperan dalam kemajuan pengetahuan di semua sektor kehidupan. Manusia yang yakin akan akalnya secara otomatis mampu menghasilkan output dari eksperimennya, sehingga permasalahanyang ada dapat diatasi dengan baik. Filosof yang Hidup pada Masa Modern a. Rene Descartes ( ) Rene Descartes dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern. Pada awalnya Descartes menuntut ilmu di sekolah Yesuit dan selanjutnya ia mempelajari ilmu alam, 1

2 ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Descartes memiliki sifat atau watak yang baik dan tidak suka menonjolkan ilmu yang dimilikinya. Ia lebih sering bersikap biasa-biasa saja di setiap kesempatan. Pada tahun 1612, Descartes pergi ke Paris, namun tak lama kemudian ia mengasingkan diri di Faubourg St. Germain, yaitu suatu daerah terpencil guna lebih fokus untuk menekuni geometri. Pengasingan dirinya tersebut tidak berlangsung mulus, karena tak berselang lama teman-temannya mapu menemukan keberadaannya. Sehingga untuk menyembunyikan jejaknya tersebut, Descartes pada tahun 1617 nmendaftrakan dirinya untuk menjadi Tentara Belanda dan pada tahun 1619 menjadi Tentara Bavaria. Bukunya yang berjudul Discours de la Methode ditulisnya selama ia menjadi Tentara Bavaria. Kemudian ia memutuskan untuk berhenti dari tentara dan memilih tinggal di Paris pada tahun Lagi-lagi teman-temannya mengetahui keberadaannya, sehingga memaksa Descartes untuk bergabung kembali menjadi tentara pada tahun Setelah itu, ia memutuskan untuk lebih memilih tinggal di Belanda. b. Spinoza ( ) Nama lengakapnya adalah Baruch Spinoza, merupakan seorang filosof yang berasal dari keluarga yang sederhana. Ia menerima pendidikan di sekolah Yahudi. Ia menulis beberapa karya dalam bukunya yang antara lain berrjudul Ethics,Tractatus Theologico-Politicus dan Tractatus Politicus. c. John Locke ( ) John Locke lahir di Wrington,Inggris pada tahun Ia adalah seorang ahli hukum yang menyukai filsafat dan teologi. Selain itu, ia juga gemar mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Locke memilih menempuh pendidikan di Universitas Oxford untuk memperoleh gelar sarjana. d. G. W. Leibniz ( ) Leibniz adalah seorang doktor yang lahir di Leipzig. Ayahnya merupakan seorang profesor filsafat moral. Tahun 1666, ia berhasil meraih gelar doktor yang pada masa kuliahnya ia belajar tentang hukum. Tahun 1672, Leibniz pergi ke Paris karena ia tahu bahwa pada saat itu Paris merupakan negara dimana matematika dan filsafat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam perkembangan keilmuan. Ia kemudian menulis karya yang berjudul Monadology dan Principle of Nature and of Greece. e. George Berkeley ( ) George Berkeley adalah salah satu dari anggota Trinity Gollege yang berasal dari Irlandia. Ia kemudian menjadi Uskup Cloyne di tahun Ia menulis beberapa karya yang antara lain berjudul Theory of Vision, The Principles of Human Knowledge, dan The Dialogues of Hylas and Philonous. f. William James ( ) William James merupakan seorang filosof berkebangsaan Amerika yang ladir di New York tahun 1842, tepatnya pada tanggal 11 Januari. Ia telah mewarisi bakat ayahnya yaitu seorang pemikir. James mempelajari ilmu kedoteran di Universitas Harvard, kemudian melanjutkan studinya mengenai psikologi di Jerman dan Perancis. Setelah itu, ia mengabdikan dirinya sebagai dosen di Universitas Harvard dengan mengajar filsafat, psikologi, fisiologi, dan anatomi. Selama hidupnya, James banyak menghasilkan karya buah pemikirannya yang antara lain berjudul : The Principles of 2

3 Psicology, The Meaning of Truth, The Will to Believe, The Varieties of Relogious Experience, dan Pragatism. g. John Dewey John Dewey lahir di Amerika pada tanggal 20 Oktober Ia menempuh pendidikan di Baltimore, dan akhirnya ia mengajar filsafat dan bidang pendidikan (pedagogi) di universitas-universitas di Amerika. Dewey kemudian merealisasikan mimpinya untuk mendirikan Laboratory School yang kemudian dikenal masyarakat dengan nama The Dewey School. Selama adanya sekolah tersebut, ia sedikit banyak menerapkan teorinya tentang pendidikan, dan pada akhirnya secara terus-menerus meninggalkan pola pendidikan tradisional. Pada pola pendidikan tradisional, siswa dituntut untuk selalu mendengarkan apa yang diucapkan gurunya dan menghafalkan semua materi mata pelajaran. Tentu ini sangat kontradiktif dengan teori Dewey, ia memaparkan bahwa efektifitas pembelajaran akan maksimal apabila guru mengajak siswa secara langsung untuk melibatkan diri dalam diskusi mengenai suatu permasalahan, sehingga kreativitas siswa akan terasah dan potensi yang terpendam dalam dirinya tidak akan hilang. PEMIKIRAN PARA FILOSOF YANG HIDUP PADA MASA MODERN a. Rene Descartes Descartes berusaha membangun pemikiran filsafat tanpa mempertimbangkan dasar-dasar pendahulunya. Ini merupakan tanda dari suatu kepercayaan diri baru sebagai efek dari majunya pengetahuan sains. Memang sains menjadi salah satu ciri dari masa modern. Adanya sains mendorong manusia-manusia untuk lebih merasionalkan pemikiran mereka. Descartes mengonsepkan bahwa suatu ilmu pengetahuan harus berdiri sendiri dan terpilah dari ilmu pengetahuan yang lainnya. Ia juga mengatakan bahwa kebenaran memang ada, dan kebenaran dapat dikenal, asal jiwa kita berusaha untuk membebaskan diri dari isinya yang semula, meniadakan jalan dari luar ke dalam dan mulai lagi dengan jalan dari dalam ke luar, seperti yang terjadi di dalam ilmu pasti (DR. Harun Hadiwijono, 1994 : 19). Ini jelas mengatakan kepada manusia apabila manusia ingin mendapatkan suatu kebenaran, maka hendaknya manusia harus menetralkan dahulu apa yang ada di dalam pikirannya, karena pemikiran yang lama akan sedikit banyak mempengaruhi hasil pemikiran yang baru. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk selalu berusaha membangun ide-ide pemikiran baru yang rasional agar ilmu pasti yang didapat tidak tercampur adukkan dengan yang lainnya. Keraguan atau ketidakpastian yang dialami masyarakat pada masa Descartes menunjukkan bahwa masyarakat terlalu terpengaruh oleh bermacam-macam khayalan yang sudah lama tertanam dalam pemikiran. Berbekal pengalaman inilah Descartes terdorong dirinya untuk melepaskan diri dari segala macam pemikiran tradisional dan semua gagasan filsafati yang terdapat pada zamannya. Ia menginginkan untuk segera memulai dengan cara yang baru. Padahal untuk memulai hal-hal yang baru dibutuhkan suatu pangkal pemikiran yang pasti, yang menurutnya dapat ditemukan dengan rasa keragu-raguan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keraguan selalu muncul dalam diri manusia, namun inilah sebenarnya awal mula dari proses pencarian kebenaran. b. Spinoza Menurut Spinoza kebebasan berpendapat itu penting. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang mempunyai kapasitas/hak yang sama untuk mengeluarkan pendapat di depan publik, sehingga tidak akan terjadi diskriminasi pendapat. 3

4 Sistem metafisika Spinoza termasuk jenis yang telah dirintis oleh Parmenides (Bertrand Russel, 2007 : 748). Ia memikirkan bahwa Tuhan juga memiliki sifat-sifat lainnya yang tak terbatas jumlahnya, karena Tuhan tidak terbatas dalam setiap aspeknya. Ia mempercayai Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Agung. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan ketentuan dari Tuhan. Posisi manusia adalah sebagai makhluk yang terbatas yang mempunyai kemungkinan terbuka dari segala ancaman pengaruh yang bertentangan dengan wataknya untuk mempertahankan diri, sehingga manusia perlu melakukan usaha untuk mempertahankan diri yang disadari sebagai suatu keinginan. Keinginan manusia tidaklah lain kecuali hanya untuk selalu berpikir murni dan bertindak sesuai dengan etika yang berlaku. c. John Locke John Locke adalah filosof yang berusaha untuk menggabungkan teori empirisme dan ajaran rasionalisme, walaupun pada kenyataannya penggabungan ini sangat menguntungkan pihak teori empirisme. Ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan manusia hanya didapatkan melalui pengalaman. Akal tidak pernah melahirkan pengetahuan secara mandiri, sehingga akal akan pasif saat penegtahuan telah didapatkan. Locke mengatakan bahwa gagasan-gagasan atau ide-ide adalah objek pengetahuan yang timbul karena pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman batiniah (reflection). Pengalaman lahiriah mengajarkan kepada manusia hal-hal yang ada di luar, sedangkan pengalaman batiniah mengajarkan tentang keadaan psikis diri individu sendiri. Kedua pengalaman ini saling berkesinambungan, sehingga tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena pengalaman lahiriah harus ditanggapi oleh pengalaman batiniah. Segala gejala psikis yang secara sadar manusia saksikan adalah sebuah kenyataan yang nantinya akan menjadi suatu pengalaman yang bertujuan agar manusia nantinya selalu berbuat dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma. Bagi Locke, kebebasan kehendak adalah kecakapan manusia untuk menentukan apa yang akan dilakukan, semata-mata karena pandangan dan pertimbangan rasional, tanpa ada paksaan dari luar (DR. Harun Hadiwijono, 1994 : 38). Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk selalu mengungkapkan kehendaknya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak lain, sehingga output yang dihasilaknpun akan lebih murni. d. G. W. Leibniz Mendasarkan pada substansi adalah konsep pemikiran dari Leibniz. Ia menyebut setiap substansi adalah monade. Setiap monade bersifat tunggal dan tidak dapat dibagibagi, sehingga manusia hanya cukup mengenal satu monade saja untuk mengetahui segala sesuatu di alam semesta ini melalui suatu usaha. Usaha memang penting dilakuakn manusia agar manusia melalui suatu tahap pemikiran yang baik. e. George Berkeley Berkeley mengenalkan teorinya bahwa pengetahuan yang manusia miliki bersandar pada pengamatan. Pengamatan terjadi karena adanya kesinambungan antara indera yang satu dengan indera yang lainnya. Disini, sifat pengamatan adalah konkret, artinya bahwa isi yang diamati memang benar-benar dapat diamati secara nyata dan bukannya hasil rangkuman individual seseorang yang abstrak. Jadi, sanagtlah jelas bahwa gagasan atau ide yang dimiliki manusia pada hakeketnya merupakan hasil akhir dari suatau pengamatan sebelumnya. 4

5 f. William James Yang dimaksud dengan pengalaman murni ialah perubahan-perubahan langung yang terus-menerus dari hidup ini, yang melengkapi bahan-bahan yang diperlukan bagi pemikiran kembali atau refleksi kita di kemudian hari (DR. Harun Hadiwijono, 1994 : 131). Perbuatan yang dilakukan manusia menaklukkan akal,artinya bahwa akal hanya sebagai pemberi informasi dan pembuka jalan baru bagi perbuatan riil manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan sementara manusia terhadap sesuatu merupakan sebuah kepercayaan yang ini nanti merupakan persiapan langsung yang diperlukan bagi perbuatan. Dari sini jelas bahwa akal manusia bisa ditaklukkan oleh perbuatan. Perbuatan yang dilakukan manusia pada intinya hanyalah untuk mencari kebenaran. Padahal menurut James, tidak ada satupun kebenaran yang sifatnya mutlak, berlaku umum, dan berdiri sendiri. Setiap hari manusia senantiasa melakukan aktifitas dan mobilitas, sehingga pengalaman yang manusia dapatkanpun akan juga berubah. Ini menunjukkan bahwa apa yang manusia anggap benar saat ini akan dikoreksi melalui pengalaman selanjutnya. g. John Dewey Menurut pendapat Dewey, filsafat bertugas untuk memberikan garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup, sehingga filsafat harus berlandaskan pada pengalaman, menyelidiki, serta mengolah pengalaman secara aktif dan kritis. Hasil pengalaman haruslah selalu bersinergi dengan orang yang mengalaminya secara langsung. Jika keduanya tidak disatukan, dalam arti dipisahkan antara sujek dan objeknya, maka tidak akan pernah terjadi yang namanya pengalaman, namun yang akan tejadi hanyalah pemikiran kembali atas pengalaman yang terjadi. Selanjutnya penyelidikan adalah suatu aktivitas yang terarah guna menemukan bukti nyata dari sesuatu. Penyelidikan berkaitan dengan penyusunan kembali pengalaman yang dilakukan dengan sengaja. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyelidikan adalah suatu cara untuk menyusun teori yang logis dan tepat dari konsep dengan penuh pertimbangan. KESIMPULAN Pemikiran pada masa modern lebih banyak dipengaruhi oleh adanya sains yang hampir mendominasi di semua sektor kehidupan. Orang-orang selalu berpikir menggunakan rasio atau akal pikirannya karena salah satu ciri-ciri dari sains adalah logis. Pemikran filsafat pada abad modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi secara modern. Akal pikiran manusia pada masa modern menempati posisi yang mengagumkan. Segala tingkah laku dan tuturan manusia harus harus dipikirkan dengan logis terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada masyarakat. Rene Descartes dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern Descartes berusaha membangun pemikiran filsafat tanpa mempertimbangkan dasardasar pendahulunya. Ini merupakan tanda dari suatu kepercayaan diri baru sebagai efek dari majunya pengetahuan sains. Descartes mengonsepkan bahwa suatu ilmu pengetahuan harus berdiri sendiri dan terpilah dari ilmu pengetahuan yang lainnya. Menurut Spinoza kebebasan berpendapat itu penting. 5

6 Spinoza memikirkan bahwa Tuhan juga memiliki sifat-sifat lainnya yang tak terbatas jumlahnya, karena Tuhan tidak terbatas dalam setiap aspeknya, dan posisi manusia adalah sebagai makhluk yang terbatas yang mempunyai kemungkinan terbuka dari segala ancaman pengaruh yang bertentangan dengan wataknya untuk mempertahankan diri. John Locke adalah seorang ahli hukum yang menyukai filsafat dan teologi. Locke berpendapat bahwa ilmu pengetahuan manusia hanya didapatkan melalui pengalaman. Locke mengatakan bahwa gagasan-gagasan atau ide-ide adalah objek pengetahuan yang timbul karena pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman batiniah (reflection). Leibniz menyebut setiap substansi adalah monade. Setiap monade bersifat tunggal dan tidak dapat dibagi-bagi. William James mengungkapkan bahwa perbuatan yang dilakukan manusia pada intinya hanyalah untuk mencari kebenaran. Padahal menurut James, tidak ada satupun kebenaran yang sifatnya mutlak, berlaku umum, dan berdiri sendiri. Menurut pendapat Dewey, filsafat bertugas untuk memberikan garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup, sehingga filsafat harus berlandaskan pada pengalaman, menyelidiki, serta mengolah pengalaman secara aktif dan kritis. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Asmoro Filsafat Umum. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Harun Hadiwijono, DR Sari Sejarah Filsafat Bara 2. Yogyakarta : Kanisius Russel, Bertrand Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio- Politik dari Zaaman Kuno hingga Sekarang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Verhaak, C. Dan R. Haryono Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PT Gramedia M.Pd, Agoes Hendriyanto Filsafat Ilmu. Surakarta : Cakrawala Media Surajiyo, Drs Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara Oleh: Elfi Zulaicha 6

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin (philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia.

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

RASIONALISME RENE DESCARTES. NGISMATUL CHOIRIYAH Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRACT

RASIONALISME RENE DESCARTES. NGISMATUL CHOIRIYAH Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRACT RASIONALISME RENE DESCARTES NGISMATUL CHOIRIYAH Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRACT Rasionalisme is assumption where mind is the only resource to overcome truth

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kehendak dan Kebebasan Kecuali memiliki pengetahuan yang merupakan

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU Sumber Dilampirkan Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Slamet Widodo, MS., MM. OLEH NAMA : TOMMY LIM NIM : 07011281520163

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Oleh : FEBI GELAR RAMADHAN UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono)

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) Bahan Bacaan Mahasiswa Kelas filsafat Barat John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) JOHN LOCKE (1632-1704), baginya yang penting bukan memberi pandangan metafisis

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan SD Disusun Oleh: -----CONTOH----- PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia atau memanusiakan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia atau memanusiakan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana atau wadah untuk mengembangkan potensi manusia atau memanusiakan manusia. Pendidikan sangat penting untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kebenaran selalu aktual di zaman yang dipengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia memungkinkan manusia

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN Filsafat merupakan induk dari segala ilmu, dengan demikian ranah dari filsafat sangatlah luas. Pembagian mengenai filsafat sangatlah beraneka ragam, ada yang

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah

Lebih terperinci

Renaissance. Encep Supriatna

Renaissance. Encep Supriatna Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun

Lebih terperinci

Filsafat IPA Scientific Attitude

Filsafat IPA Scientific Attitude Filsafat IPA Scientific Attitude Dosen: Prof. Dr. Suyono, M.Pd Nama kelompok: 1. Khimayaturrosyida arfi 12030234003 / kimia A 2012 2. Fenty wiyana puspita 12030234207 / kimia A 2012 3. Firdas aviantri

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A 1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA (PTK Kelas VIII D SMP Negeri 2 Sawit Tahun Ajaran 2009 / 2010) SKRIPSI

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN 84 BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN Keyakinan agama dewasa ini telah dipinggirkan dari kehidupan manusia, bahkan harus menghadapi kenyataan digantikan oleh ilmu pengetahuan. Manusia modern merasa tidak perlu

Lebih terperinci

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

PRAGMATISME (1) Pragmatisme: Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)

Lebih terperinci

TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN

TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN Oleh RAHMAWATI M / NIM : 30215005 RIRI JONUARTI / NIM : 30215004 PROGRAM STUDI DOKTOR FISIKA

Lebih terperinci

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 ILMU ALAMIAH DASAR Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 Menurut Anda, apakah dasar munculnya sains? Ketidakpuasan terhadap penjelasan mitos

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia

Lebih terperinci

ANALITIK (1) Analitik:

ANALITIK (1) Analitik: ANALITIK (1) Analitik: Bahasa dalah alat yang paling penting dari seorang filosof serta perantara untuk menemukan ekspresi. Perhatian ini telah menyebabkan perkembangan semantik atau penyelidikan tentang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan zaman berlangsung begitu cepat. Masyarakat berjalan secara dinamis mengiringi perkembangan zaman tersebut. Seiring dengan hal itu, filsafat sebagai suatu

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 2ID08 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA A. INVESTIGASI Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus-menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. PPK Jatim (2008:

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Pertemuan II: Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi

PSIKOLOGI UMUM 1. Pertemuan II: Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi PSIKOLOGI UMUM 1 Pertemuan II: Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi Mechanism Determinism Pengertian & Konsep-Konsep Umum Reductionism Empiricism 1. Semangat Mekanistik Dasar pengetahuan

Lebih terperinci

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana dan alat yang tepat dalam membentuk masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam hidup manusia. Tanpa pendidikan seorang anak tidak akan menjadi pribadi berkembang. Dari pendidikan formal, pendidikan dasar

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah BAB II KAJIAN TEORI A. Biografi Bertrand Russell (1872-1970 M) Bertrand Russell dilahirkan di Cambridge pada abad ke-19 M dia dilahirkan setahun sebelum kematian John Stuart Mill. Ibunya adalah anak Lord

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok 1 Pengantar Ilmu Pendidikan Oleh : 1. Abdul Karim K 5410001 2. Bhian Rangga JR K 5410012 3. Hendri Sulistiawan K

Lebih terperinci

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia. Kenyataan menunjukkan sebagian besar kehidupan adalah berhadapan dengan masalah. Untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Sejauh mana peranan dan efektivitas pendidikan dalam pembinaan kepribadian manusia, para ahli tidak sama pandangannya. Secara fisiologis, pandangan pandangan tersimpul dalam teori teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme Salah satu pendekatan konstruktivistik dalam belajar dan pembelajaran adalah upaya untuk membangun pengetahuan. Dasar dari pembelajaran

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN

LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN Oleh: Eva Fitriana PENDAHULUAN Dalam menghadapi problema hidup, manusia sering dibenturkan kepada suatu masalah yang mereka sendiri tidak mampu menyelesaikannya sehingga

Lebih terperinci

Unit 4. MENYUSUN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono

Unit 4. MENYUSUN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono Unit 4 MENYUSUN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono Banyak orang yang berpendapat bahwa matematika itu adalah ilmu yang pasti. Masalah-masalah atau persoalan matematika dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya ETIKA, MORAL dan AKHLAK Oleh Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom / Teknik Informatika Untag Surabaya Materi 1. ETIKA 2. MORAL 3.AKHLAK Pengertian Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika

Lebih terperinci

Dosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd

Dosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd Mata Kuliah PENGANTAR ILMU SOSIAL Dosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd PERTEMUAN 2 SEJARAH ALAM PIKIRAN MANUSIA Manusia Sebagai Individu JIWA RAGA Manusia Makhluk Berakal Budi Manusia berbeda dengan hewan.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju dewasa, interaksi sosial diantara

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7 Beberapa ciri pembelajaran matematika SD/MI adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kegidupan seseorang bail dalam keluarga, manyarakat, bangsa,

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Filsafat modern lahir melalui proses panjang yang berkesinambungan, dimulai dengan munculnya abad Renaissance. Istilah ini diambil dari bahasa Perancis yang berarti

Lebih terperinci

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh : MAMIK PURWITOSARI A

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh : MAMIK PURWITOSARI A 1 PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DIKELAS IV SEMESTER I SD WONOKERTO 3 (PTK Di SD N Wonokerto 3 Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Di masa perkembangannya, ilmu telah mengalami banyak kemajauan. Kini telah banyak ditemukan berbagai macam bentuk pengetahuan maupun jenis penerapan ilmu yang ada.

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu disiplin ilmu, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan struktur yang terorganisasi, sebab ilmu ini berkembang dari unsur yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan siswa selama kegiatan pembelajaran sebagai

Lebih terperinci

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dyson, L. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Bina Ilmu. Habib Mustopo, M. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya. Usaha Nasional. Hartoko,

Lebih terperinci

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) Oleh: Muhammad Hasmi Yanuardi Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ Abstrak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional yang dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan sekolah sebagai lembaga formal, khususnya SMP untuk dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara historis zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15). Yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance.

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto FILSAFAT ILMU & LOGIKA Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto 1. Tujuan Mata Kuliah : 1.1 Agar Mhs Mempunyai Falsafah dari Ilmu yang Telah Dimilikinya. 1.2 Agar Mhs Memahami Tentang Apa yang Disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Menurut Sanjaya (2010), salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

FILSAFAT BARAT MODERN

FILSAFAT BARAT MODERN FILSAFAT BARAT MODERN Oleh : Firdaus M. Yunus 1 Pendahuluan Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05 MODUL PERKULIAHAN Filsafat Barat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 MK61003 Arie Suciyana S., M.Si Abstract Sejarah Filsafat Barat; Filsafat Yunani; Filsafat

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 249 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Di dalam bab ini dibahas mengenai tiga hal: (1) simpulan, yakni jawaban atas rumusan masalah; (2) implikasi atau kebermanfaatan penelitian yang dilakukan;

Lebih terperinci