BAB III PEMBAHASAN. Indonesia yang tumbuh pesat mendorong perusahaan mengubah haluan bisnis ke

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. Indonesia yang tumbuh pesat mendorong perusahaan mengubah haluan bisnis ke"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Cipta Kridatama didirikan 08 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT Trakindo Utama Industri tambang Indonesia yang tumbuh pesat mendorong perusahaan mengubah haluan bisnis ke jasa pertambangan terpadu dari tambang hingga pelabuhan pada Dalam perkembangannya, sejak 2010 perusahaan diintegrasikan di bawah payung ABM Investama Group, perusahaan Investama strategis di bidang sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur. PT ABM Investama Tbk yang tercatat di bursa efek Indonesia dengan kode ABMM adalah bagian dari Tiara Marga Trakindo (TMT), salah satu kelompok usaha nasional terbesar di negeri ini yang telah berkecimpung lebih dari 40 tahun di sektor industri berat. Evolusi yang dilalui membawa CK berada dalam satu jaringan bisnis besar yang tersinergi, dari penjualan dan penyediaan jasa alat berat, investasi dalam berbagai macam usaha, jasa pembiayaan sampai dengan penyedia solusi energi terintegrasi. Kontribusi signifikan yang telah diberikan perusahaan dalam sinergi itu, telah menempatkan CK sebagai salah satu penyedia jasa pertambangan terkemuka, dan telah membuat CK berhasil membangun sistem dan praktek terintegrasi dari hulu ke hilir yang mutlak dibutuhkan setiap operasi pertambangan. Kompetensi dan tekat untuk memberikan layanan terbaik dan 16

2 17 komprehensif menjadikan CK dipilih sebagai mitra terpercaya dan memberikan nilai tambah maksimal bagi pengguna jasanya. Sejak awal 2013, CK telah mengembangan sayap bisnisnya ke area jasa konstruksi. Pengembangan ini dilakukan guna memperluas jaringan bisnis, sekaligus menyediakan solusi terintegrasi bagi seluruh klien atau calon klien di berbagai sektor industri, seperti pertambangan, minyak dan gas, geothermal, industri, dan infrastruktur umum. Saat ini perusahaan didukung oleh lebih dari 3000 karyawan kompeten dibidangnya, 650 unit alat berat dan penunjangnnya, serta sistem dan teknologi termodern sesuai izin pertambangan Nomor 757 K/30DJB/2014 tertanggal 28 Agustus Kompetensi CK sebagai penyedia jasa pertambangan kelas dunia, selain terefleksi dari dukungan ABM Investama Group, jajaran manajemen yang kokoh dan teruji, dibuktikan pula dengan perolehan ISO14001:2004, OHSAS18001:2007, dan ISO9001:2008, yang menunjukan praktik berstadar tinggi dalam kualitas ketatalaksanaan, keselamatan, kesehatan kerja dan pengelolaan lingkungan a. Visi dan Misi PT Cipta Kridatama VISI Menjadi penyedia jasa pertambangan Indonesia yang terkemuka b. Misi 1) Secara terus menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia 2) Selalu memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan yang memaksimalkan nilai pemegang saham

3 18 3) Senantiasa menyediakan solusi-solusi bernilai tambah yang akan mengoptimalkan kepuasan pelanggan 4) Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik Struktur dan Tata Kerja Perusahaan A. Struktur Perusahaan Sumber: PT Cipta Kridatama Gambar III.1 Struktur Organisasi PT Cipta Kridatama B. Tata Kerja Perusahaan Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tugas dan fungsi dari setiap departemen Supply Chain Management, yang dimana penulis melakukan suatu pengambilan data mengenai pengadaan barang. Departemen Supply Chain Management membawahi tiga subdepartemen yaitu Procurement Supervisor, Warehouse Supervisor dan Inventory Supervisor.

4 19 Berikut ini rincian dari setiap fungsi yang berkaitan dengan departemen Supply Chain Management: 1. Memastikan terjadinya rencana kerja tahunan departemen, anggaran dan pengendalian pengeluarannya. 2. Siapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kontrol implementasinya untuk memastikan bahwa semua persyaratan yang diminta di Purchase Request (PR) dan Good Receipt (GR) dipenuhi dengan cara yang efektif dan efisien, memenuhi jadwal pengiriman yang diharapkan, spesifikasi yang diharapkan dan kualitas standar dan mengikuti semua peraturan, proses, dan prosedur 3. Pastikan tepat waktu dalam melakukan pengiriman barang pembelian serta memastikan penerimaan, penyimpanan dan penerbitan barang dari gudang dilakukan sesuai proses administrasi agar berjalan dengan lancar dan baik. Departemen Supply Chain Management dibantu oleh: a. Procurement Supervisor 1) Melakukan pembuatan PO (Purchase Order) dengan tetap memonitor progress PR (Purchase Request)-PO (Purchase Order) 2) Memonitor proses PR (Purchase Request)-PO (Purchase Order) 3) Melakukan update progress pemenuhan supply, PO (Purchase Order)-GR(Good Received) b. Warehouse Supervisor Adapun tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

5 20 1) Membuat, mereview dan memonitor SOP, IK, standar di warehouse 2) Membuat, dan menganalisa report inventory warehouse secara corporate (inventory value, ITO, service level dan dead stock) 3) Melakukan approval terhadap purchase request stock replenishment 4) Merencanakan kebutuhan manpower warehouse dan fasilitas yang akan diperlukan di warehouse site, terutama untuk project baru. c. Inventory Supervisor Adapun tugas tanggung jawabnya meliputi: 1) Membuat dan melakukan monitor, call demand untuk fast moving dan critical parts 2) Membuat dan mengatur ROP, ROQ serta forecast material stock replenishment 3) Menganalisa dan utilisasi dead stock material 4) Membuat dan menentukan EOQ material 5) Membuat dan mengatur schedule stock taking terhadap stock material yang ada di warehouse Kegiatan Usaha Perusahaan A. Jasa Pertambangan PT Cipta Kridatama menyediakan jasa pertambangan kepada para produsen batu bara dalam kegiatan operasionalnya di wilayah konsesi. PT Cipta Kridatama mulai menyediakan jasa pertambangan

6 21 pada tahun 2002 dan saat ini menyediakan seluruh aktivitas jasa pertambangan kepada para pemilik konsesi diseluruh Indonesia. PT Cipta Kridatama menyediakan jasa pekerjaan pit to port kepada para produsen batu bara Indonesia. Jasa pertambangan PT Cipta Kridatama meliputi eksplorasi, perencanaan penambangan pengupasan tanah, pemindahan lapisan tanah penutup, ekstraksi dan pemuatan batu bara, transportasi dan pemrosesan, serta rehabilitasi dan reklamasi area pasca tambang. PT Cipta Kridatama mempekerjakan lebih dari 3400 karyawan pertambangan dan memilki serta mengoperasikan lebih dari 650 alat berat dan peralatan pendukung pertambangan yang digunakan untuk jasa pertambangan dan juga mengoperasikan berbagai jenis peralatan berat yang digunakan dalam penambangan dan produksi batu bara, termasuk buldoser, excavator, truk pengangkutan, mesin bor, prime movers dan dump, serta berbagai jenis truk lain Klien pengguna jasa pertambangan batu bara PT Cipta Kridatama pada tahun 2016, antara lain: 1) PT Lunas Inti Abadi 2) PT Kaltim Jaya Bara 3) PT Bangun Olahsarana Sukses 4) PT Indomining 5) PT Adimitra Baratama Nusantara 6) PT Cakra Bumi Pertiwi 7) PT Adidaya Tangguh

7 22 8) PT Mitrabara Adiperdana 9) PT Rinjani Keranegara B. Jasa Konstruksi PT Cipta Kridatama telah memulai jasa konstruksi semenjak aktivitas jasa pertambangan dilakukan pada tahun 2002, namun masih terbatas pada jasa konstruksi untuk produsen batu bara Indonesia. Semenjak paruh pertama tahun 20013, PT Cipta Kridatama mengumumkan pembentukan unit bisnis konstruksi dengan perluasan cakupan aktivitas, tidak hanya disektor pertambangan, namun juga di sektir migas, industry dan infrastruktur umum. Adapun cakupan jasa konstruksi yang disediakan oleh PT Cipta Kridatama meliputi pekerjaan tanah (Earth Works), konstruksi jalan atau jembatan berikut pelengkapnya, konstruksi dermaga/pelabuhan/dam dan prasarana sumber daya air lainnya, konstruksi jembatan atau terowongan dan subway, pekerjaan pembetonan, dan pekerjaan sipil struktur. Hingga saat ini, cakupan jasa PT Cipta Kridatama masih terbatas pada pengadaan material dan eksekusi pekerjaan konstruksi tanpa risiko design engineering. Dalam hal ini PT Cipta Kridatama mendapatkan dukungan dari kepemilikan peralatan berat sendiri termasuk jaringan rantai pasok yang solid dari rekanan penyedia jasa. Pengadaan jasa konstruksi multi sektor menuntut kesiapan dari segi perizinan. Untuk penyediaan jasa konstruksi terintegrasi, PT Cipta Kridatama telah mengantongi Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional terbaru Nomor yang diterbitkan

8 23 oleh Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Provinsi DKI Jakarta tanggal 13 Maret 2015 dan Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nomor yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 18 Februari Terkait pemenuhan persyaratan pekerjaan di sektor migas, PT Cipta Kridatama juga telah mengantongi Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Republik Indonesia dengan kualifikasi sebagai berikut: 1) Nonor 0172/SKT-01/DMT/2014 untuk Jasa Konstruksi subbidang Pelaksana Konstruksi Sipil. 2) Nomor 0212/SKT-02/DMT/2015 untuk Jasa Non-Konstruksi subbidang Jasa Lainnya (Jasa Penyedia Perlatana). Di samping itu, umumnya pekerjaan di sektor migas turut mempersyaratkan kepemilikan SKT yang secara spesifik diterbitkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan kualifikasi bidang/subbidang yang relevan dengan jenis pekerjaan yang akan disediakan oleh PT Cipta Kridatama. Klien pengguna jasa konstruksi PT Cipta Kridatama pada tahun 2016, antara lain: 1) PT Servindo Jaya Utama 2) PT Mulih Structure

9 Hasil Penelitian Prosedur Pengadaan Barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama Sumber: PT Cipta Kridatama Gambar III.2 Prosedur Pengadaan

10 25 Berdasarkan gambar di atas maka dapat dijelaskan bahwa prosedur pengadaan barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama adalah: 1. Request Barang Berawal dari adanya request barang yang terbit dari bagian user dengan mengidentifikasi terlebih dahulu barang Spare Part apa saja yang dibutuhkan oleh bagian user, biasanya cara identifikasi ini dilakukan melalui departemen yang mempunyai kebutuhan pengadaan barang spare part. Setelah teridentifikasi, selanjutnya dikirim ke bagian warehouse via . Tabel III.1 Request barang Created by Material Short Text Order type Requisition date Qty Requested HOSE AS SPIDER GP ZCK Q6422 HOSE AS 000-6N2469 GASK OIL PAN 000-4N1151 GASKET SEAL 000-2M5407 GASKET 000-1W5817 GASKET-O PAN D RECOIL SPRING CAP AS RADIATOR 2/2/2017 Sumber: Warehouse PT Cipta Kridatama

11 26 2. Stock Tersedia Setelah permintaan barang terbit maka warehouse akan melakukan pengecekan melalui yang masuk dari bagian user untuk mengetahui barang apa saja yang dibutuhkan, selain itu juga warehouse akan bertindak untuk melakukan pengecekan pada stock apakah tersedia atau tidak di warehouse. Untuk Stock yang berada di warehouse ini kebutuhan bersifat fast moving yang dimana pergerakannya cepat, agar tidak terjadi kekosongan pada saat penyelenggaran pengadaan, jadi PT Cipta Kridatama memiliki stock yang ada di Warehouse untuk bisa dipergunakan terlebih dahulu sambil menunggu barang baru sudah untuk menggantikan stock nya. Barang stock disini seperti spare part, pada bagian ini terdapat dua kemungkinan tersedia atau tidaknya di Warehouse barang yang diminta oleh bagain User 3. Good Issue (GI) Kemungkinan pertama yaitu jika barang spare part tersedia di warehouse maka akan langsung dilakukan Good Issue (GI). Good issue (GI) ini dilakukan di sistem SAP mulai dari mentransfer barang dari manajemen warehouse dengan memproduksi suatu dokumen-dokumen yang berhubungan dengan barang yang diminta oleh bagian user yang dimana proses ini didasarkan pada sebuah gerakan dengan menampilkan penggunaaan material yang telah atau akan dikeluarkan oleh bagian warehouse ke user. Tanpa harus dilakukan proses Good Receipt (GR) terlebih dahulu karena barang yang dibutuhkan user terdapat di stock warehouse.

12 27 4. Create Purchase Request (PR) Sedangkan kemungkinan kedua yaitu apabila request barang sudah terbit, akan tetapi barang yang dibutuhkan user tidak tersedia di warehouse maka bagian warehouse memiliki tanggung jawab untuk membuat Purchase Request (PR) di sistem SAP oleh bagian user. Dengan langkah awal memasukkan material number sesuai dengan jenis barang spare part yang dibutuhkan, kemudian memasukkan quantity atau jumlah yang diminta. Setelah itu akan di execute agar data tersimpan secara otomatis dan menjadi PR karena melakukan permintaan barang dilakukan melalui Purchase Request (PR) yang sudah mendapatkan validasi budget dari Departemen Budget and Cost Control, dan permintaan barang spare part akan diproses berdasarkan Purchase Request (PR) yang sudah mendapatkan validasi. Sumber : Procurement Specialist PT Cipta Kridatama Gambar III.3 Create PR di sistem SAP

13 28 Tabel III.2 Create PR (Purchase Request) Created by Material Short Text Order type Requisition date Qty Requested HOSE AS SPIDER GP ZCK Q6422 HOSE AS 0006N2469 GASK OIL PAN 0004N1151 GASKET SEAL 0002M5407 GASKET 0001W5817 GASKET-O PAN D RECOIL SPRING CAP AS RADIATOR 2/2/2017 Purchase Requisition Sumber: Warehouse PT Cipta Kridatama 5. Approval Purchase Request (PR) Pada tahap bagian ini, yaitu dilakukannya proses approval yang dimana dilakukan di sistem SAP agar setiap Purchase Request (PR) yang sudah di create dapat divalidasi untuk berlanjut ke tahapan berikutnya. 6. Request For Quotation (RFQ) Jika proses approval PR sudah dilakukan maka selanjutnya adalah bagian procurement memiliki tanggung jawab untuk membuatkan RFQ yang akan dikirimkan kepada vendor. RFQ ini berisi tentang barang apa saja yang dibutuhkan, jumlahnya berapa, dan disertai dengan informasi perusahaan.

14 29 Sebagai contoh dapat dilihat gambar dibawah ini RFQ yang berasal dari vendor PT Trakindo Utama. Sumber : Procurement Specialist PT Cipta Kridatama Gambar III.4 Request For Quotation 7. Bidding Di dalam tahapan ini, proses bidding dilakukan apabila RFQ sudah dikirim ke vendor. Vendor akan menerima dan membalas Quotation yang sudah dikirim oleh bagian procurement sesuai dengan penawaran harga dari material yang diajukan oleh bagain procurement, dimana procurement akan melakukan compare harga atau proses bidding. Setelah Procurement menerima Quotation yang telah dijawab oleh vendor maka langkah selanjunya adalah procurement memilih vendor dengan cara melakukan perbandingan

15 30 Quotation dari masing-masing vendor. Pada proses bidding memiliki dua kemungkinan yaitu apabila tidak disetujui maka prosesnya berakhir. 8. Create Purchase Order (PO) Kemudian setelah Quotation di setujui oleh kedua belah pihak, bagian procurement akan membuat Purchase Order (PO) dengan harga yang telah disepakati dari awal kedua belah pihak. Create Purchase Order (PO) ini akan dilakukan di sistem SAP, yang dimana ini akan memudahkan untuk mendapatkan suatu informasi yang berhubungan dengan Purchase Order (PO) seperti Purchase Request (PR) dan Quotation. Sumber : Procurement PT Cipta Kridatama Gambar III.5 Create Purchase Order (PO) di SAP

16 31 9. Approval Purchase Order (PO) Proses approval PO sama halnya seperti approval PR yang di lakukan di sistem SAP sebelumnya, yaitu untuk memvalidasi PO oleh bagian yang berwenang agar berlanjut ke proses berikutnya. 10. Print Purchase Order (PO) Setelah PO di approval oleh bagian yang berwenang, kemudian akan dilakukan print PO di sistem SAP dalam bentuk baik soft copy maupun hard copy. Print PO ini juga dianggap sebagai remainder atau dokumen untuk mengingatkan pihak vendor mengenai tanggal pengiriman barang kepada procurement. Sumber : Warehouse PT Cipta Kridatama Gambar III.6 Hasil print Purchase Order (PO)

17 Submit ke Vendor Berhubungan dengan submit ke vendor, Procurement mengirim print Purchase Order (PO) dalam bentuk soft copy. Agar dapat dibantu follow up nya, pihak vendor akan menerima hasil print tersebut dan akan melihat jadwal sesuai yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya. Sumber : Procurement PT Cipta Kridatama Gambar III.7 Submit via 12. Supply Barang Ketika barang sudah dikirim oleh pihak vendor ke bagian warehouse maka selanjutnya warehouse akan menyediakan barang yang telah dikirim oleh pihak vendor sesuai dengan material yang telah diajukan sebelumnya.

18 Good Receipt (GR) di SAP Langkah selanjutnya adalah melakukan Good Receipt (GR) di sistem SAP yang dimana jika barang sudah sampai di warehouse maka warehouse akan menerbitkan surat tanda terima barang. Sumber : Warehouse PT Cipta Kridatama Gambar III.8 Tanda Terima Barang Setelah tanda terima barang sudah diterbitkan, selanjutnya warehouse akan melakukan GR nya di sistem SAP dengan menginput nomor PO yang sesuai dengan tanda terima barang tersebut. Karena proses GR yang dilakukan di sistem SAP ini akan melihat atau menarik material-material dari barang spare part yang telah dipesan sebelumnya. Berikut adalah contoh GR yang dilakukan di SAP:

19 34 Sumber : Warehouse PT Cipta Kridatama Gambar III.9 Good Receipt (GR) di SAP 14. Good Issue (GI) Dalam tahapan ini, apabila barang sudah dilakukan proses GR maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses Good Issue (GI) atau pengeluaran barang yang akan di transfer ke bagian user. Selain itu juga dalam proses Good Issue ini dapat menampilkan penggunanaan material yang ada di warehouse. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pengadaan barang yang dilakukan pada departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama diawali dengan mengidentifikasi barang apa saja yang dibutuhkan oleh user dengan menerbitkan request barang ke bagian user, cara ini dapat dilakukan melalui departemen yang membutuhkan barang kemudian selanjutnya dengan melihat ketersediaan stock di warehouse yang memiliki dua kemungkinan tersedia atau

20 35 tidaknya material yang diharapkan. Jika tersedia maka akan langsung dilakukan Good Issue (GI) atau langkah pengeluaran barang ke user, sedangkan jika tidak tersedia maka akan dibuatkan Purchase Request (PR) yang akan di approval agar dapat ditindaklanjuti ke bagian procurement yang akan membuatkan Request For Quotation (RFQ) yang dimana proses ini membutuhkan compare harga atau melakukan perbandingan harga dengan menyeleksi vendor. Jika vendor sudah terpilih maka vendor akan dilakukan persetujuan kedua belah pihak dengan langsung melakukan create Purchase Order (PO) yang harus di approval di sistem SAP agar dapat di print baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy, yang dimana bentuk soft copy ini akan di submit ke vendor melalui . Pihak vendor akan menerima dan mengirim barang sesuai dengan material yang diminta oleh bagian procurement, ketika barang dikirim ke bagian warehouse oleh vendor maka warehouse akan mensupply barang yang diminta kemudian akan menerbitkan tanda terima barang dan akan dilakukan proses Good Receipt (GR) di sistem agar dapat di Good Issue (GI) ke bagian user. Sedangkan jika Quotation tidak disetujui maka proses selanjunya berakhir. Berikut daftar tabel pengadaan barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama periode Februari-Maret 2017

21 36 Tabel III.3 Data Pengadaan Barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama Periode Februari 2017 Created by Purchase Order Grand Total Material T Q Q W G-L T3013 Short Text Order Type Requisition Date Purchase Requisiti on Quantity Requested Unit of Measure HOSE AS HOSE AS 2/6/ Hose AS 2/7/ SPIDER G 2/8/ HOSA AS 2/9/ Hose As 2/10/ HOSE AS 2/11/ HOSE AS 2/12/ HOSE AS 2/13/ RING 2/14/ RING 2/15/ /17/ /22/ ADAPTE R SPIDER G 1579 Sumber : Departemen Supply Chain Management (SCM) PT Cipta Kridatama Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah permintaan pengadaan barang yang berupa spare part Adapter, Hose AS, Spider GP, Ring, dan Fitting pada bulan Februari permintaan pengadaan sebanyak 13 item dengan total 1579 untuk pemintaan jumlah barang. Permintaan pengadaan barang berupa spare part ini dilakukan oleh yang bertindak sebagai user dengan nomor Purchase Order (PO) yang berbeda pada setiap material dan nama barang yang diminta. Sedangkan, untuk type barang yang diorder sama yaitu. Dan

22 37 untuk jumlah permintaan barang itu disesuaikan dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi terlebih dahulu oleh bagian user. Tabel III.4 Data Pengadaan Barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama Periode Maret 2017 Created by Purchase Order Grand Total Material 535-L-L S05C G-L S05C X S05C0704 Short Text Order Type Requisition Date Purchase Requisiti on Quantity Requested Unit of Measure Adapter 3/1/ FITTING 3/2/ Adapter 3/3/ HOSE AS. 3/5/ FITTING 3/8/ HOSE AS 3/9/ ADAPTE R 3/10/ HOSE AS 3/11/ FITTING 3/12/ Sumber : Departemen Supply Chain Management (SCM) PT Cipta Kridatama Sedangkan, pada bulan Maret 2017 dapat dilihat untuk jumlah permintaan barangnya yang berupa spare part Adapter, Hose AS, Spider GP, Ring, dan Fitting mengalami penurunan jumlah permintaan pengadaan hanya 9 Item untuk grand total yaitu sebesar 155. Sama halnya seperti pada bulan februari bahwa yang melakukan permintaan spare part dilakukan oleh dengan menggunakan nomor Purchase Order (PO) yang berbeda dan disertai dengan material dan nama barang yang berbeda, akan tetapi dengan masih dengan type yang sama yaitu juga dengan nomor Purchase Request (PR) yang telah

23 38 disesuaikan dengan barang yang diminta dan diidentiffikasi terlebih dahulu oleh bagian user. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa permintaan pengadaan barang yang berupa spare part setiap bulannya tidak selalu sama karena tergantung kebutuhan dari masing-masing departemen perusahaan Kendala dan Solusi dalam Pengadaan Barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama Terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala yang dapat mempengaruhi dalam melakukan kegiatan pengadaan barang pada departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama, kendala tersebut ialah: 1. Budget Berkaitan dengan Budget atau anggaran, di PT Cipta Kridatama setiap project nya memiliki budget atas biaya operasionalnya tersendiri untuk melakukan kegiatan pengadaan barang. Jadi, jika kegiatan yang dilakukan dalam melakukan pengadaan barang telah melebihi budget maka proses selanjutnya tidak akan bisa dilakukan karena tersendat oleh budget. 2. Vendor Ketika PT Cipta Kridatama membutuhkan barang seperti spare part yang dimana spare part tidak banyak dijual oleh vendor lain, dan biasanya hanya dijual oleh Trakindo. Proses ini yang menjadi salah satu penghambat dalam melakukan pengadaan barang karena jika Spare part yang dimiliki Trakindo sedang tidak tersedia atau habis, maka PT Cipta Kridatama harus menunggu timbal baliknya jadi tidak dapat melakukan produksi unit.

24 39 3. Lead Time Lead time merupakan waktu tunggu atau keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pengadaan barang dan atau jasa mulai dari terbitnya suatu permintaan terhadap pengadaan barang hingga terbitnya sebuah PO (Purchase Order). Dalam hal ini, waktu tunggu berkaitan dengan vendor karena ketika Trakindo spare part nya sedang tidak tersedia maka dengan otomatis PT Cipta Kridatama tidak bisa melakukan produksi unit. 4. Barang Ketika suatu barang disimpan melebihi kapasitas maka dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Sama halnya dalam pengadaan barang yang tidak sesuai dengan permintaan. Maka dalam hal ini, pengadaan barang harus sesuai dengan permintaan. Keempat kendala di atas lah yang menjadi faktor penghambat dalam melakukan kegiatan pengadaan barang pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama. Yang dimana dalam sebuah pengadaan barang tentunya tidak selalu berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan baik oleh perusahaan maupun vendor itu sendiri. Akan tetapi, dibalik kendala yang terjadi pada Departemen Supply Chain Management (SCM) di PT Cipta Kridatama memiliki solusi untuk meminimalisir setiap kendala yang terjadi, diantaranya: 1. Untuk Budget Dalam hal anggaran atau Budget, PT Cipta Kridatama memiliki solusi untuk meminimalisir ketika terjadinya suatu kendala yang berhubungan dengan budget dalam melakukan pengadaan barang yaitu dengan menerbitkan

25 40 Request for Quotation (RFQ) yang dimana harga penawarannya disesuaikan dengan budget atas biaya operasionlanya sendiri dan sudah mendapatkan validasi dari Departemen Budget and Cost Control. 2. Untuk Vendor Berkaitan dengan vendor, PT Cipta Kridatama melakukan evaluasi terhadap vendor sesuai dengan kriteria dan ketepatan waktu. Jika ada suatu permasalahan yang terjadi dengan vendor maka dapat segera dilakukan atau ditangani dan sebagai bahan pertimbangan tersebut apakah masih layak untuk melakukan kerjasama atau sebaliknya. Berkaitan dengan itu semua, PT Cipta Kridatama melakukan evaluasi setiap 6 (enam) bulan sekali. 3. Lead Time Mengenai keseluruhan waktu juga berhubungan dengan purchase order (PO), yang dimana ketika adanya suatu permintaan maka harus jelas spesifikasinya, sesuai dengan budget, dan jelas kapan barang harus tersedia. Dalam hal ini, jangan pernah menerima barang tanpa adanya purchase order (PO). 4. Untuk Barang Sama halnya dengan Lead Time untuk meminimalisir kendala yang berkaitan dengan barang maka setiap adanya permintaan harus dengan spesifikasi, budget, dan lead time yang jelas.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Pamapersada Nusantara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan konstruksi berat Komatsu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Pembelian Kebutuhan Perdana Pengisian Kembali Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Manajemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Organisasi BUT Saka Indonesia Pangkah Limited anak usaha dari PT. Saka Energi Indonesia merupakan salah satu Bentuk Usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Pembelian Pada PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 1. Kebijakan Sistem Pembelian Kebijakan sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Arpeni Pratama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne merupakan sebuah televisi swasta nasional dan berproduksi sebagai perusahaan jasa dimana perusahaan

Lebih terperinci

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I LOGISTICS PART I Logistics Logistik adalah seluruh proses yang melibatkan barang / jasa yang diproduksi kemudian dijual oleh perusahaan tersebut Mulai dari persiapan sebelum produksi, proses produksi itu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian 31 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Kaliraya Sari (disingkat KRS) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data PT. Exterran Indonesia merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa yang meliputi pengadaan barang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, dampak dari internet (baca: teknologi informasi/ti) cukup besar dan mampu merubah wajah bisnis. Dahulu jika ingin membeli sesuatu maka kita harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kalakota dalam Hardiyanto (2010) definisi manajemen rantai suplai (supply chain management) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. M. Arif Rahmadi. Kajian penerapan..., FT UI., 2008.

BAB V ANALISA DATA. M. Arif Rahmadi. Kajian penerapan..., FT UI., 2008. BAB V ANALISA DATA Pada Bab 5 berikut di bawah ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data, penjabaran hasil penelitian ke dalam matrik pemetaan ketersediaan sumber daya berdasarkan variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 DETAIL PERUSAHAAN 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Cakra IntiAgung didirikan pada tanggal 1 Juni 1983, yang berletak di kawasan Grogol Jl. Daan Mogot II No. 25 Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK. No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait

Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK. No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait 1 Setelah bagian masing-masing divisi membuat menggunakan form permintaan pembelian secara manual maka proses

Lebih terperinci

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA Manajemen Bisnis Konstruksi ISI PRESENTASI Pendahuluan Tinjauan Pustaka Pola rantai pasok

Lebih terperinci

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING 4.1.1 Analisa PR Menu analisa PR ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG DAN MASALAH Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam perusahaan merupakan bagian yang penting dan bernilai tinggi serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat penyimpanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu faktor kunci strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan tujuan organisasi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing perusahaan memiliki tingkat kebutuhan pasti yang harus dipenuhi dalam menjalani proses bisnisnya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

Proposed Document MBT. Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX

Proposed Document MBT. Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX Proposed Document Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX 1.PENAWARAN TEKNIS...3 1.PENAWARAN TEKNIS...3 1.1 Kebutuhan Khusus PT XXX...3 1.2 Modul Modul...5 1.3 Arsitektur Teknis...7 RENCANA IMPLEMENTASI...9

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem distribusi barang dan jasa menuntut tingkat efisiensi yang tinggi dan tawaran harga yang kompetitif bagi konsumen yang akan membeli produk maupun bagi korporat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural maupun sebagai

Lebih terperinci

Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI

Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI PROPOSISI Logistics Value Creation Dari perspektif konsumen, logistik merupakan kegiatan untuk menyampai kan produk ke konsumen secara tepat, yang memenuhi tujuh kriteria tepat. Dikenal dengan tujuh tepat

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi terbaik agar dapat bertahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi terbaik agar dapat bertahan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah memperketat persaingan bisnis dalam pasar. Berbagai perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi terbaik agar dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan PT. X di Indonesia PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan gas untuk diolah menjadi LPG, Kondensat dan Propan. Pelanggan utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu kerja manusia, khususnya sebagai media pengolah

Lebih terperinci

SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek

SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek Mengelola perusahaan dan proyek melalui internet, tanpa batasan ruang dan waktu. SIAP Kontraktor adalah sebuah program komputer yang dirancang khusus untuk

Lebih terperinci

Prosedur Menjalankan Program

Prosedur Menjalankan Program Prosedur Menjalankan Program Gambar 4. 55 Login Page : Taowi ERP Login page merupakan halaman awal saat memasuki web Taowi ERP dimana halaman ini digunakan oleh user ketika mereka ingin menggunakan sistem.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

PROSES PEMBAYARAN HUTANG AKTIVA TETAP DI PT HEXINDO ADIPERKASA TBK

PROSES PEMBAYARAN HUTANG AKTIVA TETAP DI PT HEXINDO ADIPERKASA TBK PROSES PEMBAYARAN HUTANG AKTIVA TETAP DI PT HEXINDO ADIPERKASA TBK Nama :Novieta Hardiyant NPM :56213552 Program Studi :Manajemen Keuangan Pembimbing :Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM Latar Belakang BAB

Lebih terperinci

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kelancaran opersional suatu perusahaan atau bisnis.

Lebih terperinci

TABULASI. Pertanyaan TOTAL

TABULASI. Pertanyaan TOTAL TABULASI Pertanyaan Responden Nilai 4 5 6 7 8 9 0 Ya Tidak 0 0 0 0 0 0 4 0 0 8 5 0 0 6 0 0 7 0 0 0 7 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Teori Penunjang Proyek Akhir Di dalam melaksanakan Proyek Akhir di PT Pertamina (Persero) Aviation Region III kita mempunyai bekal ilmu yang di dapat dari perkuliahan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat, penggunaan sumber daya yang ada secara optimal dan pengiriman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang sangat pesat sekarang ini, dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, menyebabkan persaingan di dunia

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k No.1122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Tata Kelola BMN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN TATA KELOLA BARANG

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang lahir dari gagasan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,

Lebih terperinci

Persentase waktu yang didedikasikan untuk tiap tugas atau kewajiban. Kondisi kerja dan kemungkinan bahaya yang dihadapi

Persentase waktu yang didedikasikan untuk tiap tugas atau kewajiban. Kondisi kerja dan kemungkinan bahaya yang dihadapi TUGAS DESKRIPSI JABATAN NAMA : RIYANTI NIM : 3110911019 A. Pengertian Deskripsi Jabatan Deskripsi jabatan berisi tentang informasi mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab suatu jabatan yang spesifik.

Lebih terperinci

Cronos ERP - Warehouse Management System

Cronos ERP - Warehouse Management System Cronos ERP - Warehouse Management System 2013 IndoGlobal Solutions. All rights reserved. DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Tujuan... 3 Scope... 3 Komponen Utama... 4 Obyektifitas Sistem... 5 1. Proses Global

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.com BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berkembangnya teknologi di dunia bisnis terutama penggunaan internet yang semakin melekat, membuat para pelaku bisnis menjadikannya sebagai kebutuhan penting

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan rancangan dan implementasi sistem pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem industri dari kedatangan material sampai distribusi kepada konsumen dan desain ulang produk (barang

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.co.id BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

SCM DEPARTMENT 29 Maret 2017

SCM DEPARTMENT 29 Maret 2017 SCM DEPARTMENT 29 Maret 2017 29 Maret 2017 PHE WMO Supply Chain Management AGENDA PHE WMO Supply Chain Management AGENDA PROSES PRA PENGADAAN LATAR BELAKANG - Sesuai dengan syarat Lampiran Tender di Buku

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SYSTEM PENCETAKAN PO ONLINE PADA PT. DASS. suatu perusahaan yang memproduksi minuman kaleng didirikan pada tahun 1970.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SYSTEM PENCETAKAN PO ONLINE PADA PT. DASS. suatu perusahaan yang memproduksi minuman kaleng didirikan pada tahun 1970. 39 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SYSTEM PENCETAKAN PO ONLINE PADA PT. DASS 3.1 Sejarah dan Struktur PT. DASS PT.DASS adalah industry yang bergerak untuk supplay kebutuhan dari suatu perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah 30 31 3.1.Tahap Identifikasi dan Pendahuluan Tahap identifikasi dan pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan studi

Lebih terperinci

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera BHL Logistics Introduction BHL Logistics (CV. Bumi Hijau Lestari) adalah perusahaan Logistik yang potensial, dinamis dan berkembang dengan spesialisasi pada bidang Logistik. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera

Lebih terperinci

TATA KERJA ORGANISASI

TATA KERJA ORGANISASI NOMOR : PHER/FIN/STK/2016/002 HALAMAN : 1 dari 7 I. TUJUAN Tujuan dari TKO ini adalah untuk mengatur proses Usulan Pelepasan dan Penghapusan Material Persediaan yang efisien, transparan dan akuntable.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA

PENGADAAN BARANG/JASA MUTU 1. TUJUAN Untuk memperoleh barang/jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam jumlah yang cukup, dengan kualitas, spesifikasi dan harga yang terbaik dan dalam waktu yang masih dapat diterima. 2. RUANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Multi Structure adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan dibidang logistik, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan- keputusan dalam upaya pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/AGR-LOG/01 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 23 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci