Petunjuk Teknis Aplikasi BC 2.3
|
|
- Hendri Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Teknis Aplikasi BC 2.3 Sesuai Ketentuan (P 38/BC/2007) Hotmauli Simamora ( ) DITJEN. BEA DAN CUKAI
2 DAFTAR ISI BAB I... 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM... 5 BAB II... 6 TUJUAN PENGEMBANGAN... 6 BAB III... 8 SPESIFIKASI HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE, DAN JARINGAN HARDWARE, SOFTWARE dan O/S DATABASE... 8 BAB IV URAIAN PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN TEKNOLOGI INFORMASI Prinsip Pelayanan BC Alur Proses Data BC Pembuatan BC Aplikasi Pelayanan BC 2.3 Versi Server Daftar respon SAP BC Pelayanan BC 2.3 dengan aplikasi pelayanan ekspor versi PC
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BC 2.3 adalah pemberitahuan pabean untuk pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat (TPB). Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean untuk ditimbun di TPB wajib diberitahukan oleh Pengusaha TPB dengan menggunakan BC 2.3. Sebelumnya pemberitahuan BC 2.3 ini dilakukan secara manual. Dari cara tersebut banyak terdapat kekurangan, yaitu : 1. Pengisian formulir tidak lengkap atau benar; Hal ini disebabkan tidak adanya standardisasi formulir, sehingga pengajuan dokumen BC 2.3 bisa berbeda-beda antar pengusaha yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) belum dapat mendefinisikan bagaimanakah pengisian dokumen BC 2.3 yang lengkap dan benar. 2. Penelitian kurang valid; Disebabkan penelitian dokumen dilakukan oleh petugas, maka penelitian tersebut seringkali tidak valid karena terdapat perbedaan cara penelitian antara petugas yang satu dengan yang lainnya. 3. Tidak tersedianya data referensi/ data pembanding dengan lengkap; Untuk melakukan penelitian, petugas membutuhkan data referensi atau data pembanding sebagai alat bantu. Tidak tersedianya data ini menyulitkan petugas dalam melakukan penelitian. 3
4 4. Kurangnya sinkronisasi antara Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai; Aliran informasi BC 2.3 melibatkan Kantor Pengawasan dan Kantor pembongkaran. Bila aliran informasi tidak sinkron atau tidak terlaksana dengan baik, maka akan mengganggu sisi pelayanan dan/ atau pengawasan oleh KPPBC. 5. Pengolahan data manual memerlukan waktu yang lama; Secara umum, pengolahan data secara manual lebih lambat dibandingkan dengan pengolahan data secara elektronik. Hal ini akan sangat signifikan bila jumlah data yang harus diolah sangat banyak. BC 2.3 dalam bentuk data elektronik adalah pemberitahuan pabean untuk pengeluaran impor dari Kawasan Pabean untuk ditimbun di TPB dalam bentuk data elektronik yang disampaikan dengan sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE). PDE adalah alir informasi bisnis secara elektronik antar aplikasi, antar organisasi secara langsung yang terintegrasi melalui jaringan komputer. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk meningkatkan kinerjanya adalah dengan mengembangkan sistem otomasi diantaranya SAP TPB dalam hal ini pengeluaran barang impor yang di kenal sebagai BC 2.3. SAP BC 2.3 adalah sistem aplikasi untuk melakukan pelayanan terhadap pengajuan dokumen BC 2.3 yang diajukan oleh importir dengan menggunakan media disket atau pertukaran data elektronik (PDE). 4
5 1.2. DASAR HUKUM Dasar hukum dari SAP BC 2.3 adalah sebagai berikut : Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 48 / PMK.04 /2005 tanggal Agustus 2005 Tentang Perubahan Kedelapan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 Tentang Pemberitahuan Pabean. Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai Nomor 38/BC/2007 Tanggal 28 Desember 2007 tentang Tata Kerja Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean Untuk Ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat dengan Menggunakan Sistem Pertukaran Data Elektronik. Surat Direktur Jenderal u.p Direktur Teknis Kepabeanan Nomor S- 1209/BC.2/2005 tanggal 06 Juni 2005 tentang Prosedur Pengeluaran Barang dari TPS dengan SPPB BC 2.3 dalam rangka Ujicoba. 5
6 BAB II TUJUAN PENGEMBANGAN Tujuan dari pengembangan Sistem Aplikasi Pelayanan BC 2.3 adalah sebagai berikut : A. Memudahkan Pengajuan Dokumen BC 2.3 Pengajuan BC 2.3 yang melibatkan Kantor Pengawas dan Kantor Bongkar membutuhkan suatu jalur komunikasi yang cepat, aman, dan lebih murah. Hal ini disebabkan letak antara Kantor Pengawas dan Kantor Bongkar yang seringkali berjauhan. Dengan adanya aplikasi dan media komunikasi yang memadai diharapkan dapat mendukung kegiatan pelayanan sehingga lebih sederhana dan dapat mengurangi interaksi antara pengguna jasa dengan petugas. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kecepatan pelayanan dokumen BC 2.3 dan seharusnya dapat menghemat biaya dalam proses pengajuan BC 2.3. B. Standardisasi Data SAP dirancang sesuai dengan standard aplikasi yang ada di DJBC. Aplikasi pada DJBC telah mengadopsi beberapa standar internasional, diantaranya mengikuti rekomendasi World Customs Organization (WCO) dan standar Electronic Data Interchange for Administration, Commerce and Transportation (EDIFACT) dari United Nations. Dengan adanya standardisasi ini maka diharapkan data BC 2.3 yang diajukan memiliki keseragaman isi yang lengkap dan teratur sehingga dapat dipertukarkan dengan aplikasi lainnya. 6
7 C. Memudahkan Pengambilan Keputusan Data yang tersimpan dalam database yang teratur dan rapi akan mudah ditampilkan kembali jika diperlukan. Proses ini tentu akan banyak membantu dalam memantau aktivitas setiap perusahaan yang melakukan kegiatan pengeluaran barang impor agar selalu memenuhi ketentuan yang berlaku. D. Memudahkan Pengawasan Dari sisi pengawasan, SAP BC 2.3 sangat menunjang fungsi pengawasan. Dengan adanya aplikasi tersebut, terdapat pengaturan tugas dan wewenang petugas pada proses pelayanan dan pengawasan. Pejabat yang berwenang dapat melakukan pengawasan terhadap datadata BC 2.3 yang diajukan dengan menggunakan fungsi-fungsi pada aplikasi. Selain memantau data, aplikasi juga bermanfaat dalam mengawasi aktivitas para pengguna SAP BC 2.3 karena setiap proses perubahan data dan pengambilan keputusan akan tersimpan datanya, termasuk data petugas yang melakukan kegiatan dan waktunya. Hal ini berarti akan membantu sistem pengawasan intern di DJBC. 7
8 BAB III SPESIFIKASI HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE, DAN JARINGAN 3.1. HARDWARE, SOFTWARE dan O/S Aplikasi pelayanan BC 2.3 versi server dibuat menggunakan Oracle Developer Patch 6i. Aplikasi pelayanan impor ditempatkan pada server IBM Regatta PSeries IBM tipe P 690, P 670, P 650, P 630 dan P 610 dengan O/Snya AIX. Aplikasi diletakkan di IAS (Internet Aplication Server) berbasis web client. SAP BC 2.3 versi PC dibuat dengan menggunakan software Visual Basic. Aplikasi pelayanan ini ditempatkan pada komputer PC dengan operating system Windows 2000/NT/XP, processor minimal intel pentium II, space hardisk minimal 500 MB, RAM 128 MB DATABASE Sedangkan user memakai PC sebagai client dengan operating system Windows. Untuk menjalankan aplikasi pada client diperlukan software internet explorer atau browser lainnya. Disamping itu juga diperlukan adanya Oracle J-Initiator. Database aplikasi BC 2.3 merupakan database Oracle 9i, dengan nama SID DBIMP9. Untuk tipe server tertentu posisi server database ditempatkan terpisah dengan server aplikasi, misalnya untuk server tipe P 690 dan P 670. Sedangkan untuk server tipe P 650, P 630 dan P 610 8
9 posisi server database ditempatkan sama dengan Aplikasi tetapi pada partisi yang berbeda. Table Utama Keterangan 1. TB_DP_ID Data Importir/ Pemasok 2. TB_DP_HDR Data Header PIB 3. TB_DP_KMS Data kemasan 4. TB_DP_CONT Data kontainer 5. TB_DP_DOK Data dokumen lampiran 6. TB_DP_PERHIT Data nilai perhitungan header 7. TB_DP_HDR_CALC Data pungutan header 8. TB_DP_BRG Data detil barang Table Proses 9. TB_TP_HDR Data Header PIB 10. TB_TP_KMS Data kemasan 11. TB_TP_CONT Data kontainer 12. TB_TP_DOK Data dokumen lampiran 13. TB_TP_PERHIT Data nilai perhitungan header 14. TB_TP_HDR_CALC Data pungutan header 15. TB_TP_BRG Data detil barang 16. TB_TP_STATUS Data status waktu PIB Tabel Referensi 17. TB_TR_REFERENCE Data referensi 9
10 BAB IV URAIAN PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN TEKNOLOGI INFORMASI Pada prinsipnya semua pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean untuk ditimbun di TPB wajib diberitahukan oleh Pengusaha TPB dengan menggunakan dokumen BC 2.3. Namun BC 2.3 tersebut tidak dapat dipergunakan untuk mengeluarkan barang impor dari Kawasan Pabean berupa makanan dan/atau minuman, yang dimaksudkan untuk dikonsumsi di TPB. Dalam kegiatan pelayanan, Kantor Pengawasan berperan sebagai kantor pendaftaran. Kantor Pengawasan adalah Kantor Pabean yang mengawasi TPB. Kantor Pembongkaran adalah Kantor Pabean yang mengawasi pelabuhan pembongkaran barang impor. Pengajuan BC 2.3 dilakukan melalui media disket atau secara PDE atau formulir, tergantung dari KPPBC tempat BC 2.3 didaftarkan. DJBC telah menyediakan aplikasi untuk membantu perusahaan membuat dokumen BC 2.3 yaitu Modul Aplikasi BC 2.3. Kelengkapan data yang dimasukkan oleh pengusaha akan diperiksa oleh modul agar nantinya bisa diterima oleh aplikasi BC 2.3 di Kantor Pelayanan. Untuk mengirimkan data BC 2.3 ke KPBC ada dua cara, yaitu melalui disket dan melalui PDE. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dari KPBC tempat pendaftaran BC 2.3. Berdasarkan fungsinya maka aplikasi pelayanan BC 2.3 meliputi fungsi pelayanan, pengawasan, pelaporan. Proses pelayanan BC 2.3 meliputi penerimaan data BC 2.3, pemeriksaan BC 2.3 yang masuk Analyzing Point, pemeriksaan fisik barang, perekaman hasil pemeriksaan fisik barang, pembetulan BC 2.3, pembatalan BC 2.3, penerbitan SPPB/SPPBM, penerbitan SPPD dan pelayanan BC 2.3 manual dan pemasukan datanya ke dalam aplikasi. 10
11 Pada KPBC yang tidak terpasang server, disediakan aplikasi pelayanan BC 2.3 versi PC. Pada prinsipnya proses pelayanan BC 2.3 versi PC hanya bersifat data collecting (pengumpulan data). Di masa yang akan datang, tentu saja SAP BC 2.3 versi akan disempurnakan agar dapat menjalankan fungsi-fungsi lain yang telah diterapkan pada SAP BC 2.3 versi server Prinsip Pelayanan BC Pembuatan BC 2.3 Pada prinsipnya atas semua pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean untuk ditimbun di TPB wajib diberitahukan oleh Pengusaha TPB dengan menggunakan dokumen BC 2.3. Namun BC 2.3 tersebut tidak dapat dipergunakan untuk mengeluarkan barang impor dari Kawasan Pabean berupa makanan dan/atau minuman, yang dimaksudkan untuk dikonsumsi di TPB. BC 2.3 disampaikan oleh Pengusaha TPB ke Kantor Pengawasan. TPB yang berada dibawah pengawasan Kantor Pengawasan yang telah memiliki sistem PDE wajib menyampaikan BC 2.3 dalam bentuk data elektronik dengan menggunakan sistem PDE. 2. Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan adalah Kantor Pabean yang mengawasi TPB. Dalam kegiatan pelayanan, kantor pengawasan berperan sebagai kantor pendaftaran. Selain sebagai tempat pendaftaran, permohonan pembatalan terhadap BC2.3 juga diajukan ke Kantor Pengawasan. Kantor Pengawasan juga melakukan kegiatan menerima dan meneliti dokumen BC 2.3 yang dikirim oleh Pengusaha TPB. Selain itu, 11
12 sebagian besar kantor pengawasan juga dapat sekaligus berperan sebagai Kantor Pembongkaran (Kantor Bongkar). 3. Kantor Pembongkaran Kantor Pembongkaran adalah Kantor Pabean yang mengawasi pelabuhan pembongkaran barang impor. SAP di Kantor Pembongkaran menerima dan mendistribusikan data BC 2.3, SPPB Merah atau SPPB dari dan kepada SAP pada Kantor Pengawasan serta mengirimkan data penutupan pos BC 1.1 dan realisasi pengeluaran barang impor ke SAP di Kantor Pengawasan. 4. Pendaftaran BC 2.3 BC 2.3 didaftarkan oleh Pengusaha TPB ke Kantor Pengawas. Pada Kantor Pengawasan yang telah menggunakan sistem PDE, pendaftaran BC 2.3 wajib dilakukan dengan menggunakan sistem PDE. Pada Kantor Pengawasan yang tidak menggunakan sistem PDE, pendaftaran BC 2.3 dilakukan dengan menggunakan disket atau formulir. 12
13 Gambar 1. Alur BC Pengajuan BC 2.3 secara PDE Pada prinsipnya setiap Pengusaha TPB boleh mengajukan dokumen BC 2.3. Pengajuan BC 2.3 secara PDE dilakukan pada Kantor Pengawasan yang telah menggunakan sistem PDE. 6. Reject BC
14 Data BC 2.3 yang diajukan, secara otomatis akan direject oleh sistem aplikasi dalam hal : Data BC 2.3 tidak benar dan atau tidak lengkap; Data pemberitahu diblokir Penghitungan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan pelunasan PNBP tidak benar. 7. Pemeriksaan Fisik. Di dalam sistem aplikasi pelayanan BC 2.3, pemeriksaan fisik dilakukan bila BC 2.3 mendapatkan SPPB Merah, yaitu BC 2.3 yang termasuk salah satu dari kriteria berikut ini : Barang impor merupakan barang yang diimpor kembali atau barang contoh; BC 2.3 termasuk katagori analyzing point dan oleh petugas diputuskan untuk pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik tersebut dilakukan di TPB. Terdapat perbedaan alur pelayanan antara Barang Berhubungan Langsung (BBL) dan Barang Berhubungan Tidak Langsung (BTBL). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 14
15 Pelayanan Dokumen BC 2.3 untuk jenis Barang Berhubungan Langsung Yang termasuk jenis barang berhubungan langsung yaitu : a. Bahan Baku; b. Bahan Penolong; dan c. Mesin Spare Part. Sedangkan yang termasuk jenis barang tidak berhubungan langsung yaitu : 15
16 a. Peralatan Pabrik; b. Peralatan Kantor; dan c. Peralatan Konstruksi. Pelayanan Dokumen BC 2.3 untuk jenis Barang Berhubungan Tidak Langsung 8. Pembatalan BC 2.3. Dalam hal terjadi pembatalan BC 2.3, pengusaha TPB wajib mengajukan permohonan pembatalan ke Kantor Pengawasan 16
17 tempat BC 2.3 didaftarkan dengan dilampiri alasan dan bukti-bukti pendukung. Permohonan pembatalan tersebut harus disampaikan sebelum barang impor dikeluarkan dari Kawasan Pabean. Pembatalan dapat dilakukan bila permohonan pembatalan telah disetujui oleh Kepala Kantor Pengawasan setelah terlebih dahului dilakukan penelitian Alur Proses Data BC 2.3 Alur proses pelayanan data BC 2.3 PDE sesuai P-38/BC/2007 adalah sebagai berikut : 1. Validasi Proses validasi merupakan proses yang pertama kali dilakukan oleh sistem ketika data BC 2.3 masuk ke Kantor Pendaftaran (Kantor Pengawas). Sistem melakukan pengecekan terhadap hal- hal berikut ini: Status blokir pengusaha TPB; Penghitungan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan pelunasan PNBP; Pengecekan kelengkapan dan kevalidan data- data yang harus diisi. Jika ketiga pengecekan tersebut valid, maka akan diteruskan ke proses yang selanjutnya. 17
18 2. Pengecekan Skep Penangguhan Setelah melakukan validasi, sistem melakukan pengecekan skep penangguhan dari pengajuan BC 2.3. Bila terdapat skep penangguhan pada pengajuan BC 2.3 tersebut, maka BC 2.3 akan masuk proses analyzing point. Bila tidak proses akan dilanjutkan ke tahap yang berikutnya. 3. Pengecekan HS Barang Larangan dan Pembatasan (lartas) Setelah melakukan pengecekan Skep Penangguhan, sistem akan melakukan pengecekan apakah barang barang yang ada pada pengajuan BC 2.3 diduga termasuk barang yang dilarang atau dibatasi. Bila terdapat barang-barang yang diduga termasuk barang yang dilarang atau dibatasi, maka BC 2.3 akan masuk proses analyzing point. 4. Analyzing Point Proses analyzing point merupakan proses perekaman hasil keputusan Petugas Analyzing Point terhadap skep penangguhan atau HS barang larangan dan pembatasan pada BC 2.3 yang bersangkutan. Bila petugas analyzing point memutuskan bahwa barang pada dokumen BC 2.3 merupakan barang larangan, maka sistem akan memberikan respon penolakan (reject). Bila tidak, petugas dapat memutuskan untuk menunggu Skep Perijinan atas barang yang dimaksud. Bila demikian, maka sistem akan memberikan respon Konfirmasi Skep Perijinan. Untuk barang contoh, reimpor KB dan lainnya, yang tidak terkena analyzing point secara otomatis akan memperoleh respon SPPB Merah atau SPPB. 18
19 5. Gate Out Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan SPPB Merah atau SPPB. Pada proses ini juga dilakukan penyegelan oleh Pejabat Bea dan Cukai. Selain itu juga dilakukan pencatatan waktu keluarnya barang dari kantor bongkar (kawasan pabean). Pada tahap ini juga terjadi proses pencatatan jumlah kontainer/ kemasan yang keluar dari kawasan pabean. Informasi telah keluarnya barang dari kawasan pabean ini akan dikirimkan ke kantor pengawasan. 6. Gate In Pemasukan barang impor kr TPB dilakukan dengan menggunakan SPPB Merah atau SPPB. Pada tahap gate in terjadi proses pencatatan waktu masuknya barang ke kawasan berikat (kantor penngawas). Pada tahap ini juga terjadi proses pencatatan jumlah kontainer/ kemasan yang masuk ke kawasan berikat. 7. Perekaman Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Proses perekaman LHP dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Barang (PFPB). Proses ini bertujuan merekam realisasi pemeriksaan barang apakah sesuai dengan dokumen BC 2.3 yang diajukan. 8. Penelitian Dokumen Proses penelitian dokumen terhadap BC 2.3 meliputi hal-hal berikut ini: a. kelengkapan dan kebenaran pengisian BC 2.3; 19
20 b. kebenaran penghitungan bea masuk, cukai, PDRI, dan pelunasan PNBP; dan c. kelengkapan pengisian dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan, berupa BL/AWB, invoice dan packing list, serta dokumen pelengkap pabean lainnya antara lain Surat Keputusan dan atau barang yang memerlukan izin dari instansi terkait. Alur proses dari pelayanan BC 2.3 secara elektronik dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 2. Alur Proses Pelayanan Data BC
21 Berdasarkan software aplikasinya, Sistem Aplikasi Pelayanan BC 2.3 terdiri atas aplikasi pelayanan pada Kantor Pengawas dan aplikasi pelayanan pada Kantor Bongkar yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman Oracle Developer, serta aplikasi pelayanan pada hanggar yang dibangun menggunakan software Visual Basic 6.0. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-38/BC/2007 SAP BC 2.3 ini mulai diimplementasikan pada bulan Juni tahun Sejalan dengan otomasi pelayanan dokumen BC 2.3 di lingkungan DJBC, sebagai standardisasi data BC 2.3 maka perusahaan yang mengajukan dokumen BC 2.3 harus menggunakan aplikasi untuk mendukung otomasi SAP BC 2.3 tersebut. Aplikasi ini biasa disebut dengan Modul TPB, yang berfungsi untuk membuat data, mencetak dokumen TPB dan mengirimkan data TPB Pembuatan BC 2.3 Berikut ini, akan diuraikan mengenai proses pembuatan data BC 2.3 dengan modul aplikasi sampai dengan pengajuan data BC 2.3 ke Kantor Pengawas, proses penanganan data BC 2.3 pada KPPBC. Pembuatan BC 2.3 pada Perusahaan 1. Modul Aplikasi BC 2.3 Pengusaha TPB wajib menyediakan media komunikasi data elektronik yang terhubung dengan system aplikasi kepabeanan dalam rangka pelayanan kepabeanan. DJBC telah menyediakan aplikasi BC 2.3 yang selanjutnya disebut modul BC 2.3 untuk membantu perusahaan membuat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem dan prosedur BC 2.3. Modul ini hanya diberikan kepada perusahaan yang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan modul aplikasi dan 21
22 terhadap permohonan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Modul BC 2.3 yang dipakai saat ini dibuat dengan software Visual Basic 6.0 dan database Microsoft Access yang berbasis pada PC dengan operating system Windows. 2. Membuat BC 2.3 Dengan menggunakan modul aplikasi BC 2.3 tersebut, perusahaan dapat membuat dokumen BC 2.3. Modul aplikasi BC 2.3 juga telah dilengkapi dengan modul validasi yang menjamin agar data yang dibuat valid dan memenuhi standard yang dipakai oleh DJBC. Uraian lebih rinci tentang tatacara pemakaian Modul Aplikasi BC 2.3 dapat dibaca pada buku petunjuk operasionalnya. Di dalam modul ini hanya akan disampaikan layar-layar yang ada di modul BC 2.3 secara garis besar saja, terutama yang terkait dengan dokumen BC 2.3. Berikut ini diuraikan tentang layar-layar yang berhubungan dengan pembuatan dokumen BC 2.3 pada modul aplikasi BC 2.3, dimulai dari layar header. Perekaman data BC 2.3 terdiri dari beberapa layar, yaitu header, dokumen, kemasan, kontainer dan layar detil BC 2.3. Layar Header merupakan layar editing data-data yang merupakan data umum BC 2.3, sedangkan layar detail untuk merekam data yang berhubungan dengan data per barang. a. Layar header Layar header pada modul aplikasi BC 2.3 berguna dalam pengisian informasi berikut ini : 22
23 1. Identifikasi dokumen BC 2.3, meliputi nomor dokumen pengajuan, KPPBC pendaftaran, tujuan, tujuan pengiriman dan jenis barang. 2. Data Pemberitahuan, meliputi data pemasok, data importir, PPJK, pengangkutan, pelabuhan, KPPBC pengawas, KPPBC bongkar, tempat penimbunan, valuta, dan berat (berat bersih dan berat kotor). 23
24 Gambar 3 : Layar Perekaman Data Header Dokumen BC 2.3 dengan Aplikasi TPB Versi 2.5 b. Layar detail Layar detail memuat informasi setiap barang yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Identitas Barang, meliputi nomor seri barang, jenis barang, tujuan pengiriman, HS dan seri barang, uraian barang, merk, tipe, spesifikasi lain, kode barang, Negara asal barang, dan uraian fasilitas. 2. Harga, meliputi informasi CIF (Cost Insurance Freight), jumlah satuan, jenis satuan, serta FOB (Freight On Board). 3. Kemasan, meliputi jumlah, jenis, dan berat bersih kemasan. 4. Tarif dan Fasilitas, meliputi tarif BM, PPN, PPnBM, PPh, dan tariff cukai untuk Komoditas cukai. 24
25 Gambar Layar Perekaman Data Detail Barang Dokumen BC 2.3 dengan Aplikasi TPB Versi Aplikasi Pelayanan BC 2.3 Versi Server Untuk SAP BC 2.3 Versi Server mengadopsi ketentuan pelayanan dokumen BC 2.3 yang berlaku. SAP BC 2.3 Versi Server terbagi atas 3 bagian yaitu : 1. Aplikasi Kantor Pusat Untuk aplikasi pada Kantor Pusat berperan dalam hal melayani permohonan pengajuan SKep Penangguhan. Aplikasi ini melayani 25
26 mulai dari perekaman permohonan pengajuan Skep Penangguhan hingga pengiriman Skep Penangguhan yang telah disetujui dari Kantor Pusat ke Kantor Pengawas. 2. Aplikasi Kantor Pengawasan Untuk aplikasi pada Kantor Pusat berperan dalam hal melayani bidang perbendaharaan, penerimaan dokumen, proses analyzing point, pemeriksaan barang, pemeriksaan dokumen, pengawasan P2(Penegahan dan Penyidikan), pembatalan dan perbaikan BC 2.3 serta Gate-In manual. 3. Aplikasi Kantor Bongkar Untuk aplikasi pada Kantor Bongkar berperan dalam hal melayani gate out secara manual, serta pengawasan P2. 4. Modul Hanggar Modul hanggar berguna dalam mencatat dan mengirimkan waktu keluar dan masuk gate. Selain itu, modul hanggar juga berguna dalam mencatat dan mengirimkan Laporan Hasil Pemeriksaan ke Kantor Pengawas Daftar respon SAP BC 2.3 Berikut ini adalah daftar respon elektronik yang ada pada SAP BC 2.3 versi server yang nantinya akan diterima oleh pengusaha: 26
27 No Nama Respon Keterangan 1. Queued Data BC 2.3 ada pada antrian jaringan. 2. Delivered Data BC 2.3 sudah sampai pada mailbox KPPBC. 3. Completed Data BC 2.3 sudah diambil oleh komputer gateway. 4. Terima Data pemberitahuan bahwa dokumen BC 2.3 sudah diterima. 5. NPP Nota Pemberitahuan Penolakan (Reject) 6. NPPD Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen 7. SPPB-Merah Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dan Pemeriksaan Barang di TPB. 8. SPPB Surat Persetujuan Pengeluaran Barang 9. SPPD Surat Pemberitahuan Penyelesaian Dokumen 10. Pembatalan Pemberitahuan Pembatalan 11. Umum Text Narasi 4.6. Pelayanan BC 2.3 dengan aplikasi pelayanan ekspor versi PC. Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) BC 2.3 Versi PC sangat berbeda dengan SAP BC 2.3 Versi Server yang dibahas pada bagian awal modul. SAP BC 2.3 versi PC ini bersifat sangat sederhana. Aplikasi ini pada dasarnya dibangun hanya untuk pengumpulan data (data collecting) saja. Aplikasi ini menyediakan fungsi untuk loading disket BC 2.3 dan fitur-fitur standard seperti browse dan pencetakan laporan pelayanan BC 2.3. Aplikasi ini telah diimplementasikan di KPPBC Sunda Kelapa dimana frekuensi pengajuan BC 2.3-nya cukup sering. 27
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007 TENTANG TATA KERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERTUKARAN
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI TEMPAT
Lebih terperinci-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 35/BC/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-15/BC/2016 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-15/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG DARI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT KE TEMPAT LAIN DALAM
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-14/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK DIIMPOR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN IMPOR BARANG KIRIMAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG IMPOR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 42/BC/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI
Lebih terperinciSISTEM BARANG KIRIMAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SISTEM BARANG KIRIMAN Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sistem Pos / PJT Mekanisme Pengajuan CN / PIBK Internet Validasi Sistem CEISA Portal Pengguna Jasa 2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Mandatory
Lebih terperinciUser Manual SINGLE SUBMISSION. Version 4.0 Pelaku Usaha. Pengertian Umum INSW
User Manual Version 4.0 Pelaku Usaha SINGLE SUBMISSION Pengertian Umum INSW i Daftar Isi Daftar Isi... i Pendahuluan... 3 Pengertian Umum... 3 Pengertian Umum INSW... 3 Pengertian Umum Aplikasi INSW...
Lebih terperinciP - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG
P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG Contributed by Administrator Monday, 30 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Menimbang DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-40/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR
Lebih terperinciTATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK
LAMPIRAN SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-19/BC/2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 30/BC/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 30/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-08/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciTATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciTATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-06/BC/2007 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012 TENTANG UJICOBA PENERAPAN SISTEM PINTU OTOMATIS TEMPAT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 19 /BC/2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2017 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI PUSAT LOGISTIK BERIKAT
Lebih terperinciDokumen Petunjuk Operasional (User Manual) Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman. Dipersiapkan oleh: Susilawati
Dokumen Petunjuk Operasional (User Manual) Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman Dipersiapkan oleh: Susilawati - 199107302014022008 Tanggal: Maret 2017 LEMBAR PERSETUJUAN DOKUMEN PETUNJUK OPERASIONAL
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 83 /BC/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal
Lebih terperinci: Jakarta, September 2013
Penerapan : Jakarta, September 2013 Opsi Metode Penyampaian Data Centrallized Integrated Automated (CEiSA) EDI VAN Pengguna Jasa Data Recovery Center VPN Internet Pengguna Jasa Data Center Utama KP DJBC
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-152/BC/2003 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-152/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-45/BC/2001 TANGGAL 31 JULI 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PABEAN BARANG EKSPOR YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR Menimbang : DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NO.P- 42/BC/2008 TGL.31 DES 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NO.P- 42/BC/2008 TGL.31 DES 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI Dasar Hukum Per.Dirjen No.P- 42/BC/2008 merupakan petunjuk
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN DI BIDANG IMPOR DAN EKSPOR. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN DI BIDANG IMPOR DAN EKSPOR Direktorat Jenderal Bea dan Cukai PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI PERDIRJEN NOMOR PER-16/BC/2016 Direktorat Jenderal Bea dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-08/BC/2016 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-08/BC/2016 TENTANG TATACARA PELAYANAN PERIZINAN TRANSAKSIONAL DI KAWASAN BERIKAT SECARA ONLINE DIREKTUR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 61 /BC/2000 TENTANG TATACARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciPEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK BC 2.3 BBK Kantor Pelayanan Bea dan Cukai : Halaman 1 dari
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.04/2005 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN. PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE BC 2.3 BBK Kantor Pelayanan Bea
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciSISTEM CEISA TPB. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SISTEM CEISA TPB Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Dasar Pengembangan 1. PDJ No. 13/BC/2016 ttg Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean Untuk ditimbun ke TPB (BC 2.3), 2. PDJ No. 14/BC/2016
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 152/BC/2003 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 152/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR UNTUK BARANG EKSPOR YANG MENDAPAT KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR Menimbang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER-16/BC/2016 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER-16/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI DIREKTUR JENDERAL BEA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-40/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-40/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR PENYAMPAIAN PEB KE KANTOR PABEAN PEMUATAN Data elektronik atau tulisan diatas formulir PDE
Lebih terperinciPEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 60/PMK.04/2005 TENTANG : TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KE BC 2.3 BBK
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan tempat dimana penulisi melakukan kegiatan kerja praktek dan penulis ditempatkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46/PMK.04/2009 TENTANG PEMBERITAHUAN PABEAN DALAM RANGKA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK
Lebih terperinciPENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR
PENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR Direktorat Teknis Kepabeanan DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI FUNGSI IMPLEMENTASI DJBC 1 Revenue Collector Mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea
Lebih terperinci10. Nama Sarana Pengangkut & No.Voy/Flight dan Bendera: 25. Valuta : 26. NDPBM /Kurs: 29. Asuransi LN : 32. Harga Penyerahan :
Lampiran XI Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-39/PJ/2009 Tanggal : 30 Maret 2009 Formulir PPFTZ-01 PEMBERITAHUAN PABEAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KE DAN DARI KAWASAN BEBAS ATAU PELABUHAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jalan Jenderal A. Yani By Pass Telepon 4890308 Jakarta 13230 Faksimile 4897928 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Yth. 1. Kepala Kantor
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-32/BC/2014 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 21/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Bea dan Cukai Jawa Barat. Penulis ditempatkan pada Bidang Fasilitas
23 BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat. Penulis ditempatkan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 18 /BC/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 18 /BC/2008 TENTANG PELAKSANAAN UJICOBA IMPLEMENTASI SISTEM NATIONAL SINGLE
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori atas Penyelesaian BM & PDRI pada Pekerjaan Subkontrak dari Kawasan Berikat ke TLDDP pada KPPBC TMC Kudus.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori atas Penyelesaian BM & PDRI pada Pekerjaan Subkontrak dari Kawasan Berikat ke TLDDP pada KPPBC TMC Kudus. 3.1.1 Pengertian Kepabeanan Menurut UU No.17 Tahun 2006 Pasal
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 44 /BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JL. Jenderal A. Yani Telepon : 4890308 Jakarta - 13320 Faksimili : 4890871 Kotak Pos 108 Jakarta - 10002 Kepada : 1. Sekretaris
Lebih terperinciPROSEDUR EKSPOR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN MIGAS. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
PROSEDUR EKSPOR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN MIGAS Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
DASAR HUKUM UU KEPABEANAN PASAL 3 UU NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UU NOMOR 17 TAHUN 2006 PERATURAN MENTERI KEUANGAN PMK NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PABEAN DI BIDANG
Lebih terperinciPAPARAN IT INVENTORY PLBInventory PT. MANTARI BAJA PRIMA UTAMA. Jl. AM SANGAJI NO. 2B PETOJO UTARA GAMBIR JAKPUS INDONESIA
PAPARAN IT INVENTORY PLBInventory PT. MANTARI BAJA PRIMA UTAMA Jl. AM SANGAJI NO. 2B PETOJO UTARA GAMBIR JAKPUS INDONESIA Daftar Isi DASAR HUKUM... 3 PENGERTIAN... 3 GAMBARAN SISTEM PLBInventory :... 4
Lebih terperinciPengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera (Rush Handling) Abstrak
1 Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera (Rush Handling) Oleh : Rita Dwi Lindawati Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan fasilitas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.04/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciTATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PEB BERKALA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-151/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR TATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 24 /BC/2007 TENTANG MITRA UTAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang :
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN Direktorat Jenderal Bea dan Cukai LATAR BELAKANG 1. Mendukung Paket Ekonomi XIV Mendorong pertumbuhan dan kelancaran perdagangan e-commerce
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PENGAWASAN PABEAN DAN PENETAPAN TINGKAT RISIKO DI BIDANG IMPOR A. PENGAWASAN DALAM REGISTRASI IMPORTIR
BAB III GAMBARAN UMUM PENGAWASAN PABEAN DAN PENETAPAN TINGKAT RISIKO DI BIDANG IMPOR Pengawasan Pabean sebagai satu metode untuk mencegah dan mendeteksi adanya pelanggaran kepabeanan. A. PENGAWASAN DALAM
Lebih terperinciLampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...
Lampiran I Hal : Permohonan untuk melakukan Kegiatan Kepabeanan di wilayah Kerja Kantor... (kop surat dari yang bersangkutan)... Yth :...... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Mekanisme Pemungutan PPh Ps. 22, PPN, dan Bea Masuk Atas Impor BKP PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciP - 22/BC/2009 PEMBERITAHUAN PABEAN IMPOR
P - 22/BC/2009 PEMBERITAHUAN PABEAN IMPOR Contributed by Administrator Friday, 08 May 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P - 22/BC/2009 TENTANG PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciTATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK
TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- /BC/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.332, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemberitahuan. Pabean. Kawasan. Perdagangan Bebas. Pelabuhan Bebas. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.04/2012
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM 2 Direktorat Jenderal Bea Bea dan dan Cukai Cukai Kementerian Keuangan Keuangan RI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 22/BC/2009 TENTANG PEMBERITAHUAN PABEAN IMPOR DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-50/BC/2009 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-24/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK SERTA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 06 /BC/2007 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciDaftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2
Daftar Isi i User Manual Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2 Daftar Isi ii Daftar Isi Definisi dan Singkatan... iv Pendahuluan... 5 Tujuan Penulisan Dokumen... 5 Pengenalan Aplikasi e-inkaber...
Lebih terperinci-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA
Lebih terperinciTATAKERJA PENERBITAN NIPER
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA TATAKERJA PENERBITAN NIPER A. Perusahaan
Lebih terperinciJANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN
JANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN 1 2 3 4 1. SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN 1. Pengawasan Pembongkaran Barang Impor dari Sarana Pengangkut Udara di Kawasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
Lebih terperinci148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE
148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE Contributed by Administrator Wednesday, 07 September 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa
Lebih terperinciKOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...
LAMPIRAN I NOMOR : /BC/2007 Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA Kepada : Yth. Kepala KPU... Di... KOP PERUSAHAAN Sehubungan dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :.../BC/2007
Lebih terperinciFORMULIR PIB BARU - PER-20/BC/2016 (PERUBAHAN KETIGA P-22/BC/2009) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
FORMULIR PIB BARU - PER-20/BC/2016 (PERUBAHAN KETIGA P-22/BC/2009) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciDaftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Petugas BC VERSI 2.1
Daftar Isi User Manual Aplikasi e-inkaber untuk Petugas BC VERSI 2.1 Daftar Isi i Daftar Isi Definisi dan Singkatan... iii Pendahuluan... 4 Tujuan Penulisan Dokumen... 4 Pengenalan Aplikasi e-inkaber...
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-15/BC/1999 TENTANG PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-15/BC/1999 TENTANG PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM
Lebih terperinciFASILITAS KB DAN KITE:
FASILITAS KB DAN KITE: FASILITAS KB DAN KITE: ALTERNATIF PEMANFAATAN FASILITAS IMPOR BAGI INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR Oleh: AHMAD DIMYATI Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai I. Pendahuluan Industri yang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG TATALAKSANA PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR
Lebih terperinciKewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik
Kewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik ABSTRAK Impor tenaga listrik sebagaimana impor barang/komoditi lainnya wajib menyelesaikan kewajiban pabean berupa penyampaian dokumen pemberitahuan impor
Lebih terperinciKonsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean ABSTRAK Pengajuan dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) bersifat self assessment. Oleh karena itu pihak pabean melakukan penelitian atas kebenaran informasi
Lebih terperincipengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor
Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Memberikan sedikit gambaran tentang Bea dan Cukai Indonesia di bawah Kementerian Keuangan RI Macam- macam Pemberitahuan Pabean Dalam rangka melayani pengurusan
Lebih terperinci