RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2012 2016"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kehendak- Nya penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) Tahun dapat diselesaikan. Renstra ini berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun , guna memandu gerak langkah Dinas Sosial sebagai amanah Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Penyusunan Renstra SKPD ini dipergunakan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kurun waktu Tahun untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas. Penyelesaian penyusunan Renstra SKPD ini atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan. Disadari bahwa dalam penyusunan Renstra SKPD ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu sumbang saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai bahan untuk penyempurnaan dan perbaikan Renstra SKPD di masa yang akan datang. pihak. Semoga dengan tersusunnya Renstra SKPD ini dapat bermanfaat bagi semua Pangkalan Bun, April 2012 KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT S U Y A N T O, SH. Pembina Tingkat I NIP DAFTAR ISI 7

3 Kata Pengantar. Daftar Isi. ii Daftar Lampiran.. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan.. 5 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Sumber Daya SKPD Sumber Daya Aparatur Sarana dan Prasarana Kinerja Pelayanan SKPD Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 24 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Permasalahan Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Program Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Telaahan Rentra K/L dan Renstra Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-Isu Strategis.. 46 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi SKPD Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Strategi dan Kebijakan SKPD. 61 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Program Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma 80 Hal i iv 8

4 5.6 Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Pegawai Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. 83 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD.. 95 DAFTAR TABEL 9

5 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 5.1 Tabel 6.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat 23 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat 53 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, StrategiI dan Kebijakan Pelayanan Dinas Sosial. 63 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Tahun Indikator Kinerja Dinas Sosial Tahun yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

6 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan pada umumnya telah memberi kontribusi peran pemerintah dan masyarakat di dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang makin adil dan merata. Sasaran utama program pembangunan kesejahteraan sosial adalah manusia, maka perubahan-perubahan yang secara langsung terkait dengan sasaran program tersebut terutama permasalahan dan kebutuhannya, serta ukuran-ukuran taraf kesejahteraan sosialnya sangat berpengaruh terhadap arah,tujuan dan kegiatan-kegiatan program. Permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan manusia tidak terlepas dari kondisi dan perubahan lingkungan baik fisik maupun non-fisik; dalam kawasan lokal dan nasional. Maka perencanaan yang lebih cermat perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek manusia, lingkungan fisik, sosial dan lingkungan strategisnya. Hal-hal ini akan mengkaitkan pembangunan kesejahteraan sosial dengan bidang pembangunan yang lain; ekonomi, politik, sosial-budaya, dan keamanan. Dalam konteks inilah sesungguhnya posisi pembangunan kesejahteraan sosial dapat diperhitungkan sebagai bagian integral dan bagian strategis pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat Meskipun pembangunan kesejahteraan sosial secara nyata telah memberikan kontribusi di dalam meningkatkan kesejahteraan umum serta peran aktif masyarakat dan pemeliharaan iklim yang kondusif, namun seiring dengan perjalanan pembangunan terjadi pula perubahan-perubahan di dalam kehidupan masyarakat. Disinilah diperlukan perencanaan strategis jangka menengah yang merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang dan acuan rencana tahunan perlu dirumuskan dengan mengedepankan prioritas-prioritas; sasaran program, lokasi dan kegiatan yang dapat segera mengurangi beban masalah, mendukung terwujudnya rasa aman sehingga masyarakat mendapatkan kesejahteraan secara adil, sebagaimana dimaksud di dalam RPJMD tahun yang tidak hanya ditujukan kepada masyarakat rentan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang diakibatkan kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, keterpencilan, korban bencana dan tindak kekerasan saja, melainkan juga pada keberperanan dan keberdayaan sosial masyarakat secara lebih komprehensif. Permasalahan kesejahteraan sosial ke depan masih didominasi oleh permasalahan konvensional terutama kemiskinan dan keterlantaran, kecacatan, keterpencilan dan ketertinggalan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku serta akibat bencana. Namun demikian, permasalahan aktual yang terkait dengan kelangsungan kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan seperti disintegrasi sosial, kesenjangan sosial, perlu memperoleh perhatian yang serius dan berkelanjutan. Dalam rangka membangun ketahanan sosial dan mampu memberikan bantuan, pelayanan dan rehabilitasi dan pemberdayaan diperlukan penyikapan secara terfokus, profesional dan proporsional dalam wujud visi, misi, arah kebijakan, strategis, program dan kegiatan pokok indikator kinerja dan dukungan sumber yang lebih jelas; agar hasil nyata pembangunan kesejahteraan sosial menjadi 11

7 lebih nyata manfaatnya bagi masyarakat dan lebih terhitung kontribusinya di dalam pembangunan daerah. Keberhasilan yang telah dicapai dalam lintasan perjalanan historis pembangunan kesejahteraan sosial, akan membawa implikasi positif terhadap tingkat kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial ke depan. Tantangan yang dihadapi tercermin dari masih rendahnya kemampuan sosial-ekonomi sebagian masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat, masih rendahnya daya dorong perekonomian, keterbatasan penyediaan infrastruktur, serta populasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang masih menjadi beban sosial, baik bobot maupun kompleksitasnya. Peluang untuk mengelola program/kegiatan secara lebih profesional sangat didukung oleh pengalaman dan pemahaman mengelola anggaran berbasis kinerja, serta payung berupa berbagai ketentuan perundang-undangan terutama tentang pengelolaan keuangan negara, perbendaharaan negara, pemerintahan daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, sistem perencanaan pembangunan nasional yang memberikan kejelasan koridor perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah. Memperhatikan kondisi dan kecenderungan perkembangan permasalahan sosial serta tantangan dan kemampuan penanganan yang dimiliki, maka dipandang perlu disusunnya suatu Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial Tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMD RENSTRA Dinas Sosial ini secara substansial akan dijabarkan ke dalam program-program yang aplikatif sesuai visi dan misi Kabupaten Kotawaringin Barat periode tahun Landasan Hukum Berbagai peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan hukum pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial, meliputi: 1. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1954 tentang Undian; 2. Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang; 3. Undang-Undang RI No. 5 PRPS Tahun 1964 tentang Pemberian Penghargaan / Tunjangan Kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan / Kemerdekaan; 4. Undang-Undang RI No. 33 PRPS Tahun 1964 tentang Penetapan Penghargaan dan Pembinaan Terhadap Pahlawan; 5. Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian; 6. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak; 7. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan; 8. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan; 9. Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian; 10. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 11. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera; 12. Undang-Undang RI No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak; 13. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat; 14. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika; 15. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika; 16. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia; 12

8 17. Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (HAM); 18. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 19. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 20. Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 21. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 22. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 23. Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 24. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga; 25. Undang-Undang RI No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 26. Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004; 27. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2008; 28. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 29. Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 30. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 31. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 32. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin; 33. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan; 34. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis; 35. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian; 36. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Fakir Miskin. 37. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak Bagi Anak Yang Mempunyai Masalah; 38. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah; 39. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat; 40. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. 41. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 42. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 43. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 44. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 45. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 13

9 46. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 47. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; 48. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana; 49. Instruksi Presiden No. 20 Tahun 1998 tentang Penertiban Sumber Dana Yayasan; 50. Keppres RI No. 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia; 51. Keppres RI No. 23 Tahun 1979 tentang Badan Koordinasi dan Pengembangan Generasi Muda; 52. Keppres RI No. 40 Tahun 1983 tentang Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis; 53. Keppres RI No. 83 Tahun 1999 tentang Lembaga Koordinasi Pengendalian dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat; 54. Keppres RI No. 3 Tahun 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi; 55. Keppres RI No. 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 56. Keppres RI No. 34 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No.124 Tahun 2001 tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan; 57. Keppres RI No. 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan dan Anak; 58. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 59. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 129/Huk/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; 60. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 111/Huk/2009 Tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial; 61. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 62. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penyandang Cacat 63. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat; 64. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 65. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra yang merupakan dokumen rencana taktis stratejik dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan program/kegiatan dalam 14

10 kurun waktu Tahun , dan tujuannya adalah memberikan arah dan sasaran yang ingin dicapai dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun kedepan yang selanjutnya akan dijabarkan dalam Rencana Kinerja (Renja) Tahunan dalam kaitannya dengan kebijakan anggaran. Renstra ini digunakan untuk menilai kinerja Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 1.4 Sistematika Penulisan Berdasarkan substansi sajian tersebut di atas, maka naskah Rencana Strategis ini, disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang; landasan hukum; maksud dan tujuan; serta sitematika penulisan; Bab II Gambaran Pelayanan SKPD, memuat tentang tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi tata kerja Dinas Sosial; sumber daya yang dimiliki, baik aparatur, serta sarana dan prasarana aparatur dan pelayanan; mengulas capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh Dinas Sosial, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD; Bab III, pada bab ini menjelaskan Isu-Isu Strategis berdasarkan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, dengan memperhatikan visi, misi serta program pemerintah Daerah Tahun , serta memperhatikan Renstra K/L yang melaksanakan urusan pemerintah bidang sosial; Bab IV, berisikan tentang visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial; Bab V memuat tentang rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif; Bab VI, menguraikan tentang indikator kinerja Dinas Sosial yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat 15

11 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat, salah satu urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah kewenangan di bidang kesejahteraan sosial. Guna menjalankan urusan kewenangan tersebut, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, dibentuk SKPD Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas Sosial sebagaimana diatur berdasarkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat. Tugas pokok, fungsi dan kewenangan Dinas Sosial adalah sebagai berikut : 1) Tugas Dinas Sosial adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di Bidang Kesejahteraan Sosial; 2) Fungsi Dinas Sosial adalah : a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Kesejahteraan Sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pembinaan dan pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosial; c. Pembinaan, rehabilitasi dan bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial; d. Perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; e. Pengelolaan Unit Pelayanan Teknis Dinas; f. Penyelenggaraan usrusan kesejahteraan dinas; 3) Untuk melaksanakan fungsi tersebut di atas, Dinas Sosial mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. Penetapan kebijakan dan rencana bidang sosial skala kabupaten; b. Koordinasi pemerintahan dan penyelenggaraan kerjasama Bidang Sosial skala kabupaten; c. Identifikasi sasaran penanggulangan masalah sosial skala kabupaten; d. Penggalian dan pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial skala kabupaten; e. Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial skala kabupaten; f. Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro di Bidang Sosial; g. Penyediaan sarana dan prasarana sosial skala kabupaten; h. Pendidikan dan pelatihan Bidang Sosial; i. Alokasi sumber daya manusia potensial; j. Penelitian bidang sosial mencakup wilayah kabupaten; k. Penyusunan kebijakan teknis serta program kerja; l. Pelaksanaan pengawasan penempatan pekerja sosial professional dan fungsional panti sosial swasta; m. Mendukung pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial; n. Mendukung pengembangan pelayanan sosial; 16

12 o. Pemberian penghargaan di bidang sosial skala kabupaten; p. Pemberian izin pengumpulan uang atau barang skala kabupaten; q. Pemberian rekomendasi izin undian skala kabupaten; r. Pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu skala kabupaten; s. Pemberian Izin Pengangkatan Anak antar WNI. Struktur Organisasi untuk melaksanakan Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas Sosial adalah sebagaimana gambar di bawah ini. Kepala Dinas Kelompok Jab Fungsional Sekretaris Kasub Bag Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Kasub Bag Keuangan Kasub Bag Perencanaan dan Pdalian Program Kabid Pemberdayaan Sosial Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kabid Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Kasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kasi Pelayanan Sosial Anak dan Lansia Kasi Bansos, Penanganan Korban Bencana dan Tindak Kekerasan Kasi Pemberdayaan Keluarga Miskin Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Kasi Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial Kasi Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kasi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Napza Kasi Jaminan Kesejahteraan Sosial UPTD Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 Sebagaimana bagan struktur organisasi tersebut di atas, dalam tata kerja organisasi Dinas Sosial dalam pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas; 2. Sekretaris; membawahkan : a. Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan; b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program; 3. Bidang, terdiri dari : a. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, membawahkan : 1) Kepala Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil; 17

13 2) Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Fakir Miskin; 3) Kepala Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; b. Kepala Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial, membawahkan : 1) Kepala Seksi Pelayanan Sosial Anak dan Lansia; 2) Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; 3) Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif; c. Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial, membawahkan : 1) Kepala Seksi Bansos, Penanganan Korban Bencana dan Tindak Kekerasan; 2) Kepala Seksi Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial; 3) Kepala Seksi Jaminan Kesejahteraan Sosial; 4. Kelompok Jabatan Fungsional; 5. Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD). Berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja sebagaimana tersebut di atas, dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangan dinas, maka tugas dan fungsi jabatan pada adalah : 1. Kepala Dinas Sosial, mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana berikut : 1.1 Tugas Kepala Dinas Sosial memimpin, membina dan mengkoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan semua kegiatan sosial serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok Dinas Sosial; 1.2 Kepala Dinas Sosial menyelenggarakan fungsi : a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan program bidang sosial sesuai dengan kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah; b. Mengkoordinasikan perencanaan program Bidang Sosial; c. Menyelenggarakan kerja sama program Bidang Sosial; d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan program Bidang Sosial; e. Mengevaluasi terhadap pelaksanaan program Bidang Sosial; dan f. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati 2. Sekretaris Dinas, mempunyai tugas dan fungsi : 2.1 Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan program, penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratrif yang meliputi : perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tata laksana dan analisa jabatan, serta perpustakaan, dokumentasi dan data pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. 2.2 Sekretaris menjalankan fungsi : a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran SKPD; b. Mengatur pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan perlengkapan SKPD; c. Mengatur pelaksanaan administrasi keuangan SKPD; d. Menyusun evaluasi dan pelaporan kegiatan SKPD; 18

14 e. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan tugas bidang secara terpadu. 3. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas dan fungsi : 3.1 Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas koordinasi, perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pengembangan pemberdayaan sosial, pembinaan kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial; 3.2 Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, melaksanakan fungsi : a. Melaksanakan koordinasi, perencanaan, pembinaan dan pengendalian pemberdayaan sosial; b. Melaksanakan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil; c. Melaksanakan pemberdayaan keluarga fakir miskin; d. Melaksanakan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial; e. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan; f. Melaksanakan pembinaan nilai-nilai kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial; g. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 4. Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, mempunyai tugas dan fungsi : 4.1 Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, mempunyai tugas pelayanan sosial anak dan lanjut usia, koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, pembinaan dan pengembangan rehabilitasi sosial; 4.2 Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, menyelenggarakan fungsi : a. Melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial anak; b. Melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia; c. Melaksanakan koordinasi, perencanaan, pembinaan dan pengembangan rehabilitasi sosial penyandang cacat, tuna susila, gelandangan, pengemis, bekas narapidana, korban narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; d. Melaksanakan bimbingan teknis, pengendalian rehabilitasi sosial; e. Melaksanakan upaya pencegahan timbulnya masalah tuna susila; f. Menyelenggarakan evaluasi, pemantauan dan laporan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial. 5. Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas dan fungsi : 5.1 Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, pembinaan dn pengembangan pelayanan bantuan sosial tindak kekerasan, pekerja migrant dan orang terlantar, pengumpulan dan pengelolaan sumber dana sosial serta jaminan kesejahteraan sosial; 5.2 Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial, menyelenggarakan fungsi : a. Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengembangan pelayanan bantuan sosial korban bencana, korban tindak kekerasan dan pekerja migrant serta orang terlantar, pengumpulan dan pengelolaan sumber dana sosial serta jaminan kesejahteraan sosial; 19

15 b. Melaksanakan bimbingan teknis dan pengendalian terhadap korban tindak kekerasan dan pekerja migrant serta jaminan kesejahteraan sosial masyarakat rentan; c. Melaksanakan upaya pencegahan timbulnya tindak kekerasan dan pekerja migran; d. Menyelenggarakan evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial. Memperhatikan struktur organisasi dinas, kondisi PNS berdasarkan jabatan struktural pada struktur organisasi Dinas Sosial per 31 Desember 2011adalah sebagai berikut : No. Jabatan Eselon Jumlah Kepala Dinas II.b 1 2 Sekretaris III.a 1 2.a Kasub. Bag. Umum, Kepegawaian, dan Perlengkapan IV.a 1 2.b Kasub. Bag. Keuangan IV.a 1 2.c Kasub. Bag. Perencanaan dan Pengendalian Program IV.a 1 3 Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial III.b 1 3.a Kasi. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil IV.a - 3.b Kasi. Pemberdayaan Keluarga Miskin IV.a 1 3.c Kasi. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial IV.a 1 4 Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial III.b 1 4.a Kasi Pelayanan Sosial Anak dan Lansia IV.a 1 4.b Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat 4.c Kasi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif 5 Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial 5.a Kasi. Bansos, Penanganan Korban Bencana dan Tindak Kekerasan 5.b Kasi. Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial IV.a 1 IV.a 1 III.b 1 IV.a 1 IV.a 1 5.c Kasi. Jaminan Kesejahteraan Sosial IV.a Sumber Daya SKPD Sumber daya yang dimiliki terdiri dari ; 1) Sumber Daya Aparatur; dan 2) Sarana dan Prasarana Sumber Daya Aparatur. Per 31 Desember 2011, jumlah pegawai pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 42 Pegawai, dengan rincian Pegawai Negeri Sipil sejumlah 39 orang dan Pegawai Harian Lepas sebanyak 3 orang. 20

16 Komposisi Pegawai per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : a. Komposisi PNS menurut Golongan : No. Golongan Jumlah Pegawai Keterangan Golongan I/a - Golongan I/b 1 Golongan I/c - Golongan I/d - 2. Golongan II/a 1 Golongan II/b - Golongan II/c 4 Golongan II/d 1 3. Golongan III/a 13 Golongan III/b 1 Golongan III/c 6 Golongan III/d 6 4. Golongan IV/a 3 Golongan IV/b 2 Golongan IV/c - Golongan IV/d - Golongan IV/e - Jumlah Pegawai 39 b. Komposisi Pegawai pada menurut Tingkat Pendidikan : No. Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan 1. Sekolah Dasar - 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 16 3 PHL 4. Diploma I 1 5. Diploma II - 6. Diploma III 4 7. Sarjana Muda - 8. Sarjana (S1) Pasca Sarjana ( S2) Sarana dan Prasana. Jumlah Pegawai 42 Perlengkapan kantor yang ada pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta memberikan pelayanan publik per 31 Desember 2011, dapat dilihat dalam daftar berikut : 21

17 NAMA BARANG JUMLAH BARANG 1 2 TANAH 1. Tanah Lokasi Kantor M³ 2. Tanah LBK M2 3. Tanah Panti Persinggahan M2 PERALATAN DAN MESIN 1. Mesin Tik Manual Portable/Olivetti 1 2. Mesin Tik Manual Partable 1 3. Mesin Tik Portable / Olympia 1 4. Mesin Tik Manual Lagenwagon/Olympia International 1 5. Mesin Tik Manual Remington/Langenwagon 1 6. Mesin Stensil Manual Folio/Cycles 1 7. Lemari Besi/Brother 2 8. Lemari Besi/Royal 2 9. Filling Kabinet/Brother Filling Kabinet / Pioner Filling Kabinet/ Yamanaka Filling Kabinet/Brother Brankas/Galant Papan Nama Papan Pengumuman White Board Lambang Garuda CPU Printer/Epson Scanner/Acer Kursi Pojok Meja ½ Biro Kursi Putar Kursi Pimpinan Filling Kabinet Filling Kabinet Meja 1 Biro Meja 1 Biro Meja ½ Biro Meja ½ Biro Kipas Angin Maspion Laptop Toshiba AC/Sharp AC ¾ Oica / sharp Kursi Pimpina / Isabel Kursi Lipat / Olimpic Kursi Tamu Kulkas / Panasonic Lemari Arsip Brankas / Crisbow Printer / Hp Laser Jet Lemari arsip 1 Pintu Lemari Arsip 2 Pintu Kursi ruang tunggu kantor Meja ½ Biro 2 22

18 Filling Kabinet White Board Gorden lengkap Meja 1 biro eselon II Kursi Eselon II Manitor 17 " plat canon Monitor Meja ½ Biro /Solid Meja rapat Kursi lipat Gorden Lengkap Kipas Angin Komputer/Samsung + Printer Hardisk External / Trivelling CPU LCD Prejektor lengkap Meja 1 Biro Komputer Digital Parabola/ Goldsat Wireles / tens Televisi / Panasonic Faximile Pesawat telepon/ Vitaphone KX-T 2002 LM Tower Air bersih dan pompa air kantor Note Book/ Laptop Accer Printer Cannon Printer Epson LK Kamera Digital Handy Cam Komputer PC Note Book/Laptop Toshiba UPS Prolink Dispenser Almari Arsip Geser Mebelair/tempat tidur LBK dan Panti Persinggahan Tower Air Bersih dan Pompa Air di LBK Peralatan Latihan Ketrampilan Tata Rambut dan Rias 1 Paket 83. Peralatan Latihan Ketrampilan Cetak dan Sablon 1 Paket 84. Peralatan Latihan Ketrampilan Pertukangan Kayu 1 Paket 85. Peralatan Latihan Ketrampilan Menjahit 1 Paket 86. Peralatan Latihan Ketrampilan Service Motor 1 Paket 87. Peralatan Latihan Ketrampilan Service AC dan Lemari Es 1 Paket 88. Peralatan Latihan Ketrampilan Las Listrik 1 Paket 89. Kendaraan Roda Kendaraan Roda Mesin Potong Rumput 2 GEDUNG DAN BANGUNAN 1. Bangun Gedung Kantor 304 M3 2. Bangunan Gedung LBK 286 M2 3. Bangunan Gedung Panti Persinggahan 100 M2 23

19 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Keberadaan efektif operasional pada 2 Agustus 2008 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Terkait dengan perencanaan program dan kegiatan termasuk di dalamnya pendanaan pada 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2008 Dinas Sosial hanya melanjutkan program dan kegiatan yang sebelumnya ditangani Bagian Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Setda. Sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat telah menyusun dokumen perencanaan berupa program dan kegiatan. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun , sebagaimana tersebut pada Tabel 2.1 di bawah ini : 24

20 Pelaksanaan kinerja, pada Tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan memperhatikan struktur organisasi, kinerja pelayanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok pelayanan, yaitu : 1) pelayanan yang bersifat pelayanan administratif; 2) pelayanan bidang kesejahteraan sosial yang merupakan kewenangan Dinas. Pelayanan yang bersifat pelayanan administratif, kelompok sasaran pelayanan adalah aparatur pada. Program yang dilaksanakan pada kurun waktu , meliputi : 1. Program Pelayanan Administrasi Kantor; Sasaran program pelayanan administrasi kantor adalah penyediaan pelayanan perkantoran, ketatausahaan, perkantoran, kepegawaian dan rumah tangga untuk menunjang pelaksanaan tugas aparatur Dinas Sosial. Indikator Kinerja program pada kurun waktu adalah : 1.1 Penyediaan keperluan pendistribusian surat menyurat; 1.2 Penyediaan keperluan komunikasi, listrik dan air bersih; 1.3 Penyediaan keperluan pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas; 1.4 Penyediaan keperluan adminitrasi keuangan; 1.5 Penyediaan keperluan pemeliharaan kebersihan dan keamanan kantor; 1.6 Penyediaan keperluan pemeliharaan peralatan kerja; 1.7 Penyediaan keperluan barang cetakan, penggandaan, dan penjilidan; 1.8 Penyediaan keperluan pemeliharaan jaringan instalasi listrik; 1.9 Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor; 1.10 Penyediaan peralatan rumah tangga kantor; 1.11 Penyediaan makan minum aparatur dan makan minum rapat; 1.12 Penyediaan keperluan pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. Kegiatan yang dilaksanakan pada program administrasi perkantoran, meliputi : 1) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, indikator kinerja kegiatan ini adalah terkirimnya surat keluar, terutama surat dinas ke wilayah luar kota Pangkalan Bun dan surat dinas ke luar daerah. Realisasi kegiatan ini setiap tahun anggaran pada kurun waktu Tahun adalah surat dinas ke luar dapat terdistribusikan dengan baik (100%). 2) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik, indikator kinerja kegiatan ini adalah tersedianya keperluan komunikasi telepon/faximili, air PDAM dan sumber daya listrik pada Dinas Sosial. Keluaran dari kegiatan ini selama Tahun , aparatur dapat memanfaatkan komunikasi telepon, tersedianya air bersih dan sumber daya listrik dengan baik (100%) setiap tahunnya. 3) Kegiatan Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional. Alat transportasi darat yang dimiliki Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, sampai dengan Tahun 2011 terdiri dari : a) kendaraan dinas bermotor roda empat, sebanyak 2 unit, satu unit mobil dinas kepala dinas dan satu unit mobil operasional penanggulangan bencana yang merupakan kendaraan operasional pinjam pakai dari Kementerian Sosial RI, dan b) kendaraan dinas bermotor roda dua, sebanyak 2 unit. Selama kurun waktu Tahun kendaraan dinas/operasional tersebut dapat terpelihara dengan baik (100%). 19

21 4) Kegiatan Penyediaan jasa administrasi keuangan, indikator kinerja kegiatan ini adalah a) terlaksananya pembayaran honorarium pengelola keuangan dinas, penyediaan materai dan pembayaran jasa bank kas dinas. 5) Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor, indikator kinerja kegiatan adalah terpeliharanya kebersihan kantor dan keamanan kantor. Melalui kegiatan ini tersedia pegawai harian lepas sebanyak 1 orang untuk melayani pemeliharaan kebersihan dan 2 orang PHL untuk menjadi petugas jaga malam. 6) Kegiatan Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja, kegiatan ini dilaksanakan untuk pemeliharaan peralatan kerja. 7) Kegiatan Penyediaan alat tulis kantor, kegiatan ini untuk penyediaan alat tulis kantor bagi aparatur dalam melaksanakan tugas rutin dinas. 8) Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan, merupakan kegiatan untuk melayani kebutuhan penggandaan surat dan dokumen dinas lainnya. 9) Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, merupakan pelayanan rutin kantor untuk pemeliharaan penerangan/listrik kantor. 10) Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, merupakan kegiatan untuk penambahan peralatan dan perlengkapan pelaksanaan tugas aparatur dinas sosial. 11) Kegiatan penyediaan peralatan rumah tangga, merupakan kegiatan penyediaan keperluan rumah tangga kantor. Seperti ; gelas, bahan/peralatan kebersihan dan lain-lain. 12) Kegiatan penyediaan makanan dan minuman, dengan indikator kinerja penyediaan snack dan minum pegawai pada hari kerja dan penyediaan snack dan minum untuk keperluan rapat. 13) Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah, merupakan kegiatan penyediaan biaya keperluan dinas pegawai melaksanakan tugas rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana program dan kegiatan di bidang kesejahteraan sosial dengan Kementrian Sosial RI di Jakarta, Dinas Sosial Provinsi Kalteng, dan atau lembaga teknis lainnya yang melaksanakan urusan kesejahteraan sosial. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Pelaksanaan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur yang dilaksanakan oleh pada kurun waktu , melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Kegiatan pembangunan gedung kantor; 2) Kegiatan kendaraan dinas/operasional; 3) Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor; 4) Kegiatan pemeliharaan rutin berkala perlengkapan gedung kantor. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut di atas dengan tujuan tersedianya sarana dan prasarana aparatur yang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas aparatur. 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; Pelaksanaan program peningkatan disiplin aparatur dilaksanakan, melalui kegiatan : 1) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; 2) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu 20

22 4. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS; dilaksanakan melalui kegiatan Pemulangan pegawai yang pensiun, sebanyak 2 orang pada tahun diberikan bantuan kembali ke tempat asal setelah pegawai pensiun. 5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; dilaksanakan melalui kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dilaksanakan melalui kegiatan : a) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD; b) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran, dan c) Pelaporan keuangan akhir tahun. Hasil dari kegiatan ini adalah terselesaikannya laporan capaian kinerja, laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan. Pelaksanaan kinerja pelayanan dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun , adalah sebagai berikut : 1. Upaya pelayanan bagi PMKS yang disebabkan oleh faktor kemiskinan, dengan sasaran keluarga miskin, dilayani melalui Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnnya, dengan kegiatan : a. Peningkatan kemampuan (capacity building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya; b. Pengadaan sarana dan prasaran pendukung usaha bagi keluarga miskin. Dinas Sosial telah memberikan pelayanan kepada KK dengan melakukan penyaluran bantuan usaha melalui KUBE. Jumlah KK Miskin di Kabupaten Kotawaringin Barat hasil pendataan perlindungan sosial BPS Tahun 2008 sebanyak KK. 2. Pelaksanaan pelayanan akibat bencana dilaksanakan melalui program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, melalui kegiatan Penanganan masalahmasalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, dengan sasaran korban bencana sosial, termasuk didalamnya pemulangan pengemis yang didatangkan dari luar daerah, eks napi, orang yang mengalami keterlantaran diperjalanan, dan korban penipuan pencari kerja dari luar daerah. 3. Upaya pelayanan bagi PMKS yang disebabkan Kecacatan, dengan sasaran penyandang cacat, dilayani melalui program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma, melalui kegiatan : Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma, Pada Tahun 2009 telah dilayani sebanyak 15 Penyandang Cacat diberikan bimbingan kewirausahaan dan telah disalurkan bantuan usaha melalui 3 KUBE yang masing-masing beranggotakan 5 Orang. Pada Tahun 2010 dilayani 3 Orang Penyandang Cacat dengan cara di rujuk ke Pusat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Wirajaya Makasar. 4. Upaya pelayanan bagi PMKS yang disebabkan keterlantaran, dengan sasaran anak terlantar telah dilayani sebanyak 45 Anak, melalui kegiatan Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar. 10 Anak di rujuk ke PSBRKW Palangka Raya, 35 Anak dilayani melalui Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun. Jumlah data anak terlantar yang diperoleh Dinas Sosial dari desa/kelurahan sebanyak 147 Anak. 21

23 5. Upaya peningkatan sarana dan prasarana rehabilitasi sosial bagi PMKS, yaitu dengan meningkatkan sarana dan prasarana Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun di Jalan Delima Kelurahan Madurejo dilakukan melalui program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, melalui kegiatan Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS dalam upaya peningkatan sarana asrama bagi penerima pelayanan LBK. 6. Upaya peningkatan peran serta masyarakat dilakukan melalui program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, meliputi kegiatan a) Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat, dengan sasaran warga masyarakat petugas pendamping pelayanan lansia sebanyak 6 Orang, petugas pendamping pelayanan sosial anak 1 Orang, dan pelaksanaan pelembagaan pelayanan lanjut usia (Komda lansia tingkat kabupaten dan 6 Komda lansia kecamatan); b) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat, dengan sasaran pengurus karang taruna; c) Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial, dengan bentuk santunan kematian bagi penduduk yang memiliki KTP Nasional yang dikeluarkan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Dalam kurun waktu telah tersantuni sebanyak 675 Pemilik KTP Kabupaten Kotawaringin Barat; d) Pelestarian dan pendayagunaan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial; dengan sasaran pejuang/ahli waris pejuang, ahli waris pendiri kobar, generasi muda, dan pemeliharaan TMP Indra Pura Pangkalan Bun. Anggaran dan Realisasi Anggaran pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun dalam melaksanakan pelayanan tersebut di atas, dapat dilihat pada Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Tahun sebagaimana tersebut di bawah ini : 22

24 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. merupakan bagian dari perangkat daerah Kabupaten Kotawaringin Barat yang melaksanakan kewenangan pemerintah daerah di bidang sosial. Sudah barang tentu dalam pelaksanaan pelayanan yang berhubungan dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun Dewasa ini pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat menginginkan hal-hal terkait dengan pembangunan nasional termasuk pembangunan kesejahteraan sosial yang pro poor, pro growt dan pro job, serta tercapaianya Millenium Development Goals (tujuan pembanguan millennium), Justice for all (keadilan untuk semua). Sehubungan dengan hal tersebut maka tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Sosial pada Tahun , diperlukan adanya pemahaman bersama dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin barat, yang meliputi : a. Integrasi pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan lainnya. Adanya pandangan yang melihat bahwa pembangunan kesejahteraan sosial merupakan sektor yang terpisah dengan pembangunan lainnya khususnya pembangunan ekonomi dan politik. Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan dan pengalaman yang terjadi selama ini, di mana pembangunan ekonomi kurang mempertimbangkan aspek pembangunan kesejahteraan sosial, bahkan akibat pembangunan ekonomi dan politik sering menjadi sumber permasalahan sosial. Karena itu, pengintegrasian sektor-sektor ini menjadi agenda yang penting dan prioritas di masa-masa mendatang. b. Pelayanan yang menekankan pendekatan HAM. Pelayanan sosial yang diberikan selama ini diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) dan berorientasi pada masalah melalui pendekatan selektivitas. Di masa mendatang, pelayanan sosial perlu diarahkan pada pelayanan yang bersifat universal bagi setiap orang. c. Pelayanan pengembangan (developmental services). Fungsi ini bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan berbagai sumber-sumber dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat baik yang bersifat individu, kelompok, maupun yang bersifat sosial. Fungsi ini di samping berperan sebagai fungsi pengembangan juga berperan sebagai fungsi pencegahan. d. Penanganan masalah-masalah yang berskala makro. Pelayanan kesejahteraan sosial perlu diarahkan pada pelayanan-pelayanan yang berskala luas (makro), mendasar dan mempunyai cakupan luas atau berdampak positif terhadap penanganan permasalahan sosial lainnya, secara lintas sektor. e. Pendekatan bottom-up. Untuk masa yang akan datang, Dinas Sosial harus menerapkan pendekatan bottom up yang bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan, aspirasi-aspirasi, sumbersumber dan potensi serta kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat setempat, dan perlu membangun suatu jaringan kerja sama dengan tokoh masyarakat untuk dapat merumuskan suatu pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan, sumber dan potensi masyarakat setempat. 50

25 f. Pendekatan masyarakat sejahtera. Di masa mendatang, Dinas Sosial hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang serta berperan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. g. Pendekatan modal sosial (sosial capital). Di masa-masa mendatang pelayanan sosial harus berupaya menggali modal sosial (social capital) yang ada dalam masyarakat. Banyak permasalahpermasalahan sosial yang belum terjangkau pelayanan karena kemampuan modal ekonomi pemerintah daerah yang sangat terbatas. Di sisi lain, permasalahan sosial cenderung semakin bertambah dan berkembang serta semakin kompleks. Untuk itu, pengembangan pelayanan sosial yang mengandalkan modal sosial melalui kemampuan masyarakat menjadi prioritas utama. h. Peranan sebagai role maker. Di masa mendatang Dinas Sosial perlu melakukan role making, yaitu mengembangkan peran baru yang dapat mengatasi dan menjawab berbagai masalah yang sifatnya lebih mendasar, dan meningkatkan peranan agent of change dalam pembangunan tersebut. i. Penanganan masalah yang bersifat sosietal. Penanganan masalah yang bersifat sosietal seperti masalah disintegrasi bangsa, pembangunan nilai-nilai sosial budaya, dan lain-lain perlu mendapat perhatian dalam pelayanan kesejahteraan sosial. Pergeseran pelayanan ke arah sosietal ini menjadi semakin penting seiring dengan diterapkannya desentralisasi yang memerlukan kearifan local. j. Profesi Pekerjaan Sosial. Penanganan permasalahan sosial membutuhkan profesionalisme khususnya disiplin pekerjaan sosial yang didasarkan pada kerangka nilai, teoritik dan keterampilan, sehingga program-program pelayanan yang diberikan tidak menimbulkan bias. Profesi pekerjaan sosial harus proaktif untuk terlibat dalam merumuskan dan mengembangkan berbagai konsepsi, model dan pendekatanpendekatan penanganan permasalahan sosial demi terwujudnya pelayanan sosial yang profesional. Pengembangan SDM Kesejahteraan Sosial. Untuk dapat mengimbangi permasalahan sosial yang semakin kompleks, maka pengembangan kualitas SDM kesejahteraan sosial yang profesional perlu semakin ditingkatkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan nonformal, yaitu pelatihan struktural, teknis dan fungsional. Pengembangan SDM ini perlu dirumuskan secara konseptual sehingga terlihat sinkronisasi antara kebutuhan real dengan konsepsi penyediaan SDM. k. Tantangan yang bersifat teknis operasional Makin beragamnya permasalahan yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kecenderungan kerawanan sosial yang timbul dari kurangnya sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat. Akurasi data populasi sasaran, target dan hasil program masih mengalami kendala. Peningkatan motivasi, pemahaman, kemampuan SDM kesejahteraan sosial belum secepat tuntutan terhadap peningkatan kinerja. Dengan berlakunya sistem anggaran berbasis kinerja, maka konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan menjadi makin diperlukan. 51

26 BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Penetapan isu strategis Dinas Sosial sebagai satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, yang menjalankan urusan pemerintah daerah di bidang sosial, dalam hal ini menjalankan pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial berdasarkan isu-isu strategis pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, yang merupakan penjabaran visi, misi Kepala Daerah terpilih. Perumusan isu stretegi berdasarkan tugas dan fungsi dinas, mengacu pula pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, berhubungan dengaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, yang meliputi : a) rehabilitasi sosial; b) jaminan sosial; c) pemberdayaan sosial; dan d) perlindungan sosial. Sasaran utama penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Sebagaimana tugas dan fungsi Dinas Sosial dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial bertujuan untuk mengurangi resiko ketidak mampuan individu / kelompok / masyarakat mengakses sistem sumber, yang ada dalam proses pembangunan yang diselenggarakan di Kabupaten Kotawaringin Barat khususnya, dampak pembangunan nasional serta pengaruh perubahan pada tingkat regional dan global. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi. Memperhatikan tugas dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan bidang sosial di daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Dalam melakukan identifikasi permasalahan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial pada kurun waktu sesuai dengan tugas dan fungsinya, memfokuskan pada : 1) Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); dan 2) Permasalahan Kesejahteraan Sosial Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial. Dalam UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah wajib membangun sebuah ssstem kesejahteraan yang universal, hal ini lama kelamaan akan memberikan dampak pada pembebanan keuangan Negara dan masyarakat, dan selanjut dengan adanya pembagian kewenangan antara pemerintahan pusat dan daerah, sudah barang tentu akan berpengaruh pula pada kemampuan keuangan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin, sebagai unsur penyelenggaran pembangunan bidang sosial, berupaya mengembangkan jaminan sosial untuk memenuhi kebutuhan dan hak sosial dasar bagi masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat secara selektif mengingat keterbatasan jangkauan APBD. 52

27 Guna mengatasi hal tersebut, maka Dinas Sosial berupaya menggali dan mengembangkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial di lingkungan sosial masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kemampuan memanfaatkan potensi dan sumber dilingkungan sosialnya untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang dihadapinya. Dari berbagai sudut pandang dan ukuran apapun, pelayanan sosial bagi PMKS yang dilakukan oleh keluarga dan komunitas/masyarakat adalah yang paling murah biayanya. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang perlu digali, dikembangkan, dan didayagunakan dalam pembangunan bidang sosial adalah : Sumber Daya Manusia Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan Dinas Sosial. Integritas dan kompetensi sumber daya manusia kesejahteraan sosial merupakan potensi utama dalam menjawab tuntutan pembangunan dan kualitas penanganan permasalahan kesejahteraan sosial. Sumber daya manusia dimaksud meliputi : tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial profesional, relawan sosial, dan penyuluh sosial. Potensi pegawai pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat pada akhir Desember 2011, sebagai mana telah diuraikan pada Bab II menunjukkan dari sisi jumlah aparatur telah mencukupi, yang perlu dikembangkan adalah kemampuan profesionalisme pelayanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama yang berkaitan dengan keahlian dan keterampilan pekerjaan sosial dan penyuluhan sosial Pilar Partisipan Usaha Kesejahteraan Sosial. Pengembangan pilar partisipasi Usaha Kesejahteraan Sosial sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) diharapkan mampu berada pada barisan terdepan di tengah masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosialnya sendiri, masalah sosial keluarga, dan masalah sosial lingkungannya. Besarnya jumlah pilar partisipasi usaha kesejahteraan sosial dapat dilihat, adalah sebagai berikut. Komposisi PSKS berdasarkan Jenis PSKS Per 31 Desember 2011 No Jenis PSKS Jumlah 1. Pekerja Sosial Masyarakat 16 PSM 2. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan 6 TKSK 2. Organisasi Kesejahteraan Sosial 15 Orsos 3. Karang Taruna 67 Karang Taruna 4. Taruna Siaga Bencana 56 Anggota 5. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat - 53

28 6. Dunia Usaha - Memperhatikan pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial dari sisi jumlah dan sebaran di masyarakat masih kurang memadai dan masih memerlukan dukungan serta fasilitasi untuk menunjang peran sertanya dalam usaha kesejahteraan sosial masyarakat. Bentuk dukungan dan fasilitasi penunjang peran serta dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan peningkatan kerja sama terutama dengan Dunia Usaha, secara transfaran sehingga menumbuhkan kepercaayaan dan peran serta dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Meningkatkan peran serta PSM, dan Karang Taruna melalui peningkatan kemampuan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di lingkungan sosialnya Sarana dan Prasarana Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Sampai akhir Tahun 2011 Dinas Sosial belum mempunyai panti sosial, terutama panti sosial (Lembaga Kesejahteraan Sosial) yang memberikan pelayanan sosial dan perlindungan sosial bagi Anak dan Lanjut Usia. Dalam upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Orang Dengan Kecacatan khususnya dan PMKS lainnya pada umumnya, telah berupaya meningkatkan fungsi Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun sebagai tempat pelayanan sistem luar panti. Kondisi LBK sampai dengan saat ini masih perlu dilakukan peningkatanan sarana dan prasarana, terutama pertimbangan aksesibilitas bagi pelayanan terhadap orang dengan kecacatan Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha. Pembangunan kesejahteraan sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, khususnya Dinas Sosial, namun juga tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Partisipasi dunia usaha dilakukan melalui program corporate social responsibility (CSR) yaitu program yang mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat melalui kegiatan dan pelayanan kesejahteraan sosial Nilai Kesetiakawanan Sosial. Kesetiakawanan sosial atau rasa solidaritas sosial merupakan potensi spiritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa. Oleh karena itu, kesetiakawanan sosial merupakan nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi pengertian, kesadaran, keyakinan, tanggung jawab, dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap 54

29 3.1.2 Permasalahan. lingkungan sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi kesetiakawanan sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain. Tak terkecuali bagi organisasi, lembaga publik dan dunia usaha yang dalam gerak kegiatannya membutuhkan dukungan dari masyarakat. Nilai kesetiakawanan sosial solidaritas sosial, dan kearifan lokal merupakan potensi dan kekuatan Dinas Sosial dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan sosial. Pemerintah menyadari pentingnya pembangunan di bidang kesejahteraan sosial untuk mengupayakan agar berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaansosial, penyimpangan perilaku, ketertinggalan/ keterpencilan, serta korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Upaya mengangkat derajat kesejahteraan sosial tersebut, dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia, sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Sosial yang melaksanakan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial seiring dengan paradigma pembangunan yang semula sentralistik menjadi desentralistik. Sudah barang tentu harus dapat menciptkan peluang dan posisi agar masyarakat dapat berperan serta dalam pembangunan. Tantangan kedepan permasalah kesejahteraan sosial dimasa yang akan datang akan semakin beragam dan kompleks. Hal ini sudah barang tentu menuntut profesionalisme untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Paradigma semakin beragam dan kompleks permasalahan kesejahteraan sosial, merupakan dampak dari perubahan sosial yang terjadi di Indonesia, baik dari segi ekonomi, politik, dan pergeseran nilai-nilai dari tata nilai tradisional kearah modernisasi. Perubahan sosial telah menunjukkan perbaikan sisi kehidupan masyarakat baik ekonomi, politik dan sosial, tetapi komitmen nasional masih menekankan bahwa Indonesia ke depan akan lebih mengacu pada upaya untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa dengan lebih menekankan pada perwujudan rasa aman, adil, dan sejahtera bagi seluruh warga masyarakat. Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Sosial, dalam rangka pembangunan di bidang sosial, khususnya pembangunan kesejahteraan sosial, perumusan permasalah yang masih perlu diperhatikan dalam upaya mewujudkan masyarakat kabupaten Kotawaringin Barat yang sejahtera, adalah : 55

30 Kemiskinan. Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan interaksi sosial. Itulah sebabnya masalah kemiskinan dapat muncul sebagai penyebab ataupun pemberat berbagai jenis permasalahan kesejahteraan sosial lainnya seperti ketunaan sosial, kecacatan, ketelantaran, ketertinggalan/keterpencilan dan keresahan sosial, yang pada umumnya berkenaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber pelayanan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan hasil pendataan perlindungan sosial dari BPS Tahun 2009 sebanyak KK. Dalam upaya penurunan angka kemiskinan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat melalui program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, dengan kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha bagi Keluarga Miskin, yang pelaksanaannya bersumber dari Dana APBD Kabupaten Kotawaringin Barat, telah melaksanakan sub kegiatan berupa Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif melalui pembentukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) dengan sasaran keluarga miskin dan keluarga yang rentang mengalami masalah sosial ekonomi. Sampai dengan Tahun 2011 telah dibentuk 193 KUBE yang beranggotakan KK. Termasuk dalam upaya penanggulangan kemiskinan kelompok sasaran lainnya, terutama dalam rangka pelayanan kesetaraan gender adalah pemberdayaan perempuan kelompok penyandang masalah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Datan yang berhasil dihimpun Dinas Sosial terhadap kelompok sasaran PMKS Wanita Rawan Sosial Ekonomi, sebagai mana berikut ini : No. Kecamatan Jumlah WRSE 1 Arut Selatan 10 Orang 2 Kumai 41 Orang 3 Pangkalan Lada 5 Orang 4 Pangkalan Banteng - 5 Arut Utara - 6 Kotawaringin Lama 2 Orang Jumlah 58 Orang Data tersebut masih jauh tingkat akurasinya, karena sumber data yang diperoleh hanya berasal dari 2 Kelurahan dan 3 Desa Ketelantaran. 56

31 Maksud dari keterlantaran adalah pengabaian/penelantaran anak-anak dan orang lanjut usia karena berbagai penyebab. Kita semua sependapat bahwa anak merupakan aset dan generasi penerus bangsa yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dalam era globalisasi. Begitu pula lanjut usia perlu dijaga dan diasuh melalui pelayanan sosial agar kualitas hidup mereka meningkat dan mampu memberi kontribusi dalam kehidupan sosialnya. Disadari Data Keterlantaran yang dimiliki oleh Dinas Sosial sampai dengan saat ini masih kurang valid dan belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya, Data tersebut masih perlu pemutahiran terus menerus. Penyebab masih kurang validnya Data karena Dinas Sosial belum dapat menjangkau seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Untuk mengatasi masalah validasi data tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, perlu dilakukan upaya peningkatan SDM penyelenggara usaha kesejahteraan sosial baik dari masyarakat/aparatur kecamatan, desa/kelurahan yang melaksanakan tugas bidang kesejahteraan. Selain itu perlu upaya penyamaan persepsi dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Data sementara keterlantaran yang berhasil dihimpun Dinas Sosial sampai dengan saat ini, adalah sebagai berikut : Data Kondisi Masalah Keterlantaran Sampai dengan akhir Tahun 2011 Penyandang Keterlantaran No. Kecamatan Anak Balita Anak Jalanan Lansia 1 Arut Selatan Kumai Pangkalan Lada Pangkalan Banteng Arut Utara Kotawaringin Lama Jumlah Sumber data adalah aparat desa/kelurahan Tahun 2009 Memperhatikan data dan informasi tentang data keterlantaran yang diperoleh Dinas Sosial (tidak seluruh Desa/Kelurahan menyampaikan data keterlantaran). Masalah keterlantaran pada kondisi masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat tidak dominan, hal ini disebabkan masih kentalnya sistem kekeluargaan yang masih kuat sehingga Balita, Anak, Lansia masih memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar (terutama kebutuhan fisik) dari keluarga terdekat atau lingkungan sosialnya. Yang perlu kesamaan persepsi terhadap bentuk keterlantaran, adalah Ukuran keterlantaran tidak hanya dilihat dari aspek pemenuhan psikis 57

32 (fisik), tetapi juga pemenuhan kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial, yang merupakan satu kesatuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kendala Dinas Sosial terhadap pelayanan sosial bagi anak terlantar adalah adalah pemenuhan hak dan kebutuhan anak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Adalah hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai kegiatan yang dapat mengganggu pertumbuhannya, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah, karena kondisi tersebut akan berakibat tumbuhnya kualitas SDM yang rendah dan tidak mampu menghadapi persaingan global. Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak, merupakan amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan membangun masa depan bangsa. Aspek lain yang perlu memperoleh perhatian khusus dalam kaitan dengan masalah ketelantaran adalah jumlah orang lanjut usia yang kecenderungannya semakin meningkat. Keberhasilan pembangunan tercermin antara lain dengan semakin meningkatnya jumlah lanjut usia dalam struktur kependudukan. Masalah yang harus dihadapi pemerintah adalah bagaimana memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan sosial bagi para lanjut usia agar kualitas hidup mereka terjamin sampai kematian Kecacatan. Kecacatan diartikan sebagai hilang/terganggunya fungsi fisik atau kondisi abnormal fungsi struktur anatomi, psikologi, maupun fisiologi seseorang. Kecacatan telah menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan terhadap fungsi sosialnya sehingga memengaruhi keleluasan aktivitas fisik, kepercayaan, dan harga diri yang bersangkutan, dalam berhubungan dengan orang lain ataupun dengan lingkungan. Kondisi seperti ini menyebabkan terbatasnya kesempatan bergaul, bersekolah, bekerja dan bahkan kadang-kadang menimbulkan perlakuan diskriminatif dari mereka yang tidak cacat. Pada tahun 2008, sebelum dibentuknya Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penyandang Cacat, hal ini menjadikan permasalahan utama bagi Dinas Sosial dalam rangka pelayanan sosial bagi penyandang cacat, terutama untuk memberikan pelayanan perlindungan dan jaminan sosial bagi penyandang cacat yang tidak dapat diberikan pelayanan rehabilitasi sosial. Data masalah kecacatan yang berhasil dihimpun Dinas Sosial, adalah sebagai berikut : 58

33 Data Sementara Orang Dengan Kecacatan Sampai dengan akhir Tahun 2011 No. Kecamatan Anak Cacat (dibawah 18 Thn) Orang Dengan Kecacatan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1 Arut Selatan Kumai Pangkalan Lada Pangkalan Banteng Arut Utara Kotawaringin Lama Jumlah Sumber data adalah aparat desa/kelurahan Tahun Ketunaan sosial dan Penyimpangan Perilaku. Ketunaan sosial merupakan wujud ketidakmampuan seseorang melaksanakan fungsi sosialnya (menjalankan tugas dan peran sosial) di lingkungan sosialnya, sesuai dengan sistem nilai dan norma yang berlaku dilingkungan sosialnya. Ketunaan sosial berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, emosi, konsep diri, dan juga kebutuhan religius, rekreasi, dan pendidikan seseorang. Kegagalan seseorang menjalankan fungsi sosialnya menyebabkan seseorang menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Jenis ketunaan sosial, meliputi : tuna susila, pengemis, gelandangan, eks Napi, Orang Dengan HIV/AIDS, serta penyalahgunaan Napza. PMKS ketunaan sosial sampai dengan saat ini, masih sulit diidetifikasi. Pelaku tuna susila, dan pengemis berasal dari luar daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Tindakan yang dilakukan terhadap pelaku tuna sosial, berupa pengembalian ke daerah asal mereka. Jumlah eks napi yang tercatat pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 23 Orang, dengan sebaran : No. Kecamatan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1. Arut Selatan Kumai

34 3. Kotawaringin Lama 3 - Jumlah 22 1 Identifikasi yang telah dilakukan terhadap data Eks Napi yang bersumber dari desa/kelurahan, menunjukan bahwa eks napi dimaksud telah dapat menjalankan fungsi sosialnya di lingkungan sosial mereka berada. Permasalahan pokok yang perlu mendapatkan perhatian seriun dimasa yang akan datang, adalah diperlukannya tempat rehabilitasi sosial pelaku penyalahgunaan napza. Dinas Sosial belum bias memberikan pelayanan baik yang bersifat rujukan ke panti rehabilitasi sosial korban ketergantungan obat atau pelayanan langsung, hal ini mengingat masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam proses pelayanan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza. Dalam hal ini adalah diri pelaku dan atau keluarga pelaku. Kecenderungan penambahan jumlah ketunaan sosial jenis penyalahgunaan napza semakin meningkat. Dari pengalaman pemberian pelayanan sosial terhadap anak terlantar, apabila ditinjau dari pemenuhan kebutuhan fisik/psikis anak sudah terpenuhi dalam keluarga, tetapi pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosial masih kurang tercukupi. Prilaku akibat dari kurangnya pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosial anak adalah penyalahgunaan napza (jenis minuman beralkohol, dextro, lem). Data yang tercatat pada Dinas Sosial yang bersumber dari desa/kelurahan tentang pelaku penyalahgunaan napza, adalah : No. Kecamatan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1. Arut Selatan Kumai 4 - Jumlah 19 - PMKS ketunaan sosial jenis masalah orang dengan/penyandang HIV/AIDS belum tercatat pada Dinas Sosial. Permasalahan kesejahteraan sosial, yang perlu mendapat perhatikan semua pihak, tidak hanya Dinas Sosial, terutama dengan keberhasilan pembangunan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dari sisi pembangunan ekonomi, akses perhubungan, dan peluang kesempatan kerja, memberikan dampak yang cukup signifikan terjadinya prilaku penyimpangan seks komersial. Prilaku ini dapat terjadi pada semua tingkat usia, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi. Kecenderungan ini meningkat akibat terdorong oleh gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan pola hidup dan penghasilan yang mereka dapatkan. Kehancuran ekonomi telah memperlebar jurang antara masyarakat mampu dan tidak mampu, dan mereka yang tidak mampu berusaha untuk tetap hidup walau dengan cara tidak layak. 60

35 Korban Bencana, Korban Tindak Kekerasan, Eksploitasi dan Diskriminasi. Permasalahan kesejahteraan sosial yang diakibatkan bencana alam di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ditinjau dari kondisi alam daerah sangat tidak dominan terjadinya bencana alam, yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Yang perlu di waspadai adalah terjadinya bencana sosial, yang cenderung akan berdampak pada perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat. Bencana sosial, yakni bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (man-made disasters) antara lain karena kesenjangan ekonomi, diskriminasi, ketidakadilan, kelalaian, ketidaktahuan, ataupun sempitnya wawasan dari sekelompok masyarakat. Untuk mencegah terjadinya bencana sosial yang mengganggu tatanan kehidupan masyarakat, diperlukan upaya bersama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan model keserasian sosial dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kecenderungan dampak keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan terbukanya akses transportasi darat, laut, dan udara, serta peluang kesempatan kerja dan peluang ekonomi pasar berdampak pada kecenderungan terjadinya penipuan ketenagakerjaan, keterlantaran orang diperjalanan, eksploitasi sosial (praktek prilaku mengemis yang dilakukan terhadap seseorang, pelacuran dan tindak kekerasan). Bencana Sosial yang perlu diwaspadai di Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama wilayah Kecamatan Arut Selatan dan Kumai adalah bencana sosial akibat kebakaran pemukiman penduduk. Upaya yang perlu ditingkatkan oleh Dinas Sosial adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran di lingkungan pemukiman penduduk. Banyaknya peristiwa bencana alam dan sosial yang tercatat pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin barat, adalah : Banyaknya Peristiwa Kecamatan Perahu Tenggelam Kebakaran Banjir Tanah Longsor Angin Puyuh Paceklik Disambar Petir Jumlah Arut Selatan Kumai Pangkalan Lada Pangkalan

36 Banteng Arut Utara Kotawaringin lama Tahun Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat dalam Pembangunan Tahun , adalah : Terwujudnya Kabupaten Kotawaringin Barat yang Sejahtera, Berkeadilan dan Jaya. Visi tersebut mengandung makna bahwa dalam 5 (lima) tahun mendatang diharapkan: 1. Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia 3. Jaya, terwujudnya kemajuan daerah dalam segala bidang pembangunan yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Adapun Misi Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai berikut: 1. Melanjutkan Pembangunan Kotawaringin Barat Sebagai Daerah Pengembangan Pembangunan 2. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang 3. Menuju Kejayaan Kotawaringin Barat Program Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Isu strategis dalam pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat ke depan adalah : 1. Penyelenggaraan pendidikan berkualitas bagi semua 2. Perbaikan derajat kesehatan masyarakat 3. Dampak aktivitas pertambangan dan kehutanan terhadap lingkungan hidup 4. Penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial 5. Optimalisasi potensi sumber daya unggulan 62

37 6. Kebutuhan infrastruktur penunjang investasi 7. Kapasitas aparatur pemerintah menghadapi tantangan otonomi daerah dan perkembangan global. Dengan berdasarkan pada isu-isu strategis sebagaimana tersebut diatas, maka pokok-pokok Prioritas Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut: Prioritas 1 : Program peningkatan kualitas pendidikan Dalam jangka panjang, peningkatan kesejahteraan masyarakat hanya akan dicapai jika kualitas dan akses pendidikan meningkat. Pengalaman sejarah menunjukkan peningkatan akses pendidikan seluas-luasnya merupakan cara yang efektif untuk memperkecil kesenjangan untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif. Fokus Program aksi Pendidikan adalah : 1. Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika. 2. Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBD, pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau sampai dengan pendidikan 12 tahun pada tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA. 3. Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras. 4. Meneruskan perbaikan kualitas guru, agar menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya. Diupayakan sebelum 2015 seluru guru telah berpendidikan S1. 5. Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan. 6. Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan kedepan. 7. Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan rendah maupun daerah yang tertinggal. 8. Meningkatkan peran pendidikan kejuruan. Prioitas 2 : Program peningkatan kualitas kesehatan Kesehatan merupakan komponen penting dalam investasi sumber daya manusia. Tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau akan mengubah prilaku manusia. 63

38 Oleh karena itu, fokus utama program bidang kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Menyempurnakan dan memantapkan peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat baik dari segi kualitas pelayanan,akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, maupun penataan administrasi yang transparan dan bersih. 2. Peningkatan pembudayaan pola hidup sehat 3. Menyediakan obat dalam kuantitas yang memadai 4. Meneruskan dan meningkatkan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanudin. 5. Meningkatkan kualitas ibu dan anak di bawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti Posyandu yang memungkinkan imunisasi dan vaksinasi masal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif. Diharapkan dalam lima tahun mendatang, semua anak sudah mendapatkan vaksin DPT dan campak sehingga tingkat kematian bayi dan balita lebih cepat dari sasaran dalam MDG s. 6. Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan TBC. 7. Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di bawah 15% pada tahun Revitalisasi program keluarga berencana. Pengendalian pertumbuhan penduduk ini diharapkan mengubah paradigma kuantitas menjadi kualitas dalam keluarga. 9. Pengembangan sistem insentif bagi tenaga medis dan paramedis yang bertugas di daerah terpencil 10. Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika profesi dan perlindungan masyarakat 11. Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan cara pencegahannya untuk mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak korban. Prioritas 3 : Program Penanggulangan Kemiskinan Pertumbuhan ekonomi sesungguhnya tidak cukup untuk mengatasi kemiskinan secara menyeluruh. Oleh karena itu, di samping terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka sejumlah intervensi yang efektif dan terarah perlu terus dilakukan. Kebijakan diarahkan untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin yang mencakup terpenuhinya 10 (sepuluh) hak dasar bagi penduduk dalam menjalankan kehidupannya meliputi : (1) kecukupan dan mutu pangan, (2) akses dan mutu Iayanan kesehatan, (3) akses dan mutu layanan pendidikan, (4) akses layanan air bersih, (5) kesempatan kerja dan pengembangan usaha, (6) akses layanan perumahan dan sanitasi, (7) kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah, (8) kondisi lingkungan hidup dan sumber 64

39 daya alam, (9) jaminan rasa aman dan (10) partisipasi dalam kebijakan publik. Dengan demikian, maka program penanggulangan kemiskinan harus dilakukan melalui beberapa program aksi sebagai berikut: 1. Meneruskan, meningkatkan dan menyempurnakan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan sebagai inti dari program penanggulangan kemiskinan yang bercirikan program yang memberdayakan masyarakat, terdesentralisasi dan implementasi program disesuaikan dengan kebutuhan lokal dengan perencanaan yang bersifat bottom-up pada tingkat akar. 2. Mengembangkan program Desa Mandiri yang difokuskan pada desa desa tertinggal agar tidak terjadi kesenjangan kemajuan yang semakin luas, melalui sektor sektor pembangunan utama, seperti infrastruktur dasar, pendidikan, kesehatan, serta menumbuhkan ekonomi rakyat berbasis keunggulan lokal. 3. Penyempurnaan data keluarga miskin dan memutakhirkan data rumah tangga sasaran. Data rumah tangga sasaran akan diintegrasikan untuk semua program afirmasi dan subsidi sehingga berbagai duplikasi dapat dihindari. 4. Pemantapan dan penyempurnaan Program Jagung Hibrida yang difasilitasi pemerintah daerah meliputi penyediaan akses modal, bimbingan teknis pertanian, pengolahan hasil, sampai dengan pemasaran. 5. Penyediaan beras murah bagi keluarga miskin untuk menjamin ketahanan pangan. 6. Melaksanakan dan memperkuat program nasional seperti : Program Jamkesmas, BOS, PKH, BLT, PNPM, Raskin yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. 7. Pemihakan kepada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi, antara lain dengan penguatan peran dan kemampuan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Marunting Sejahtera untuk memberikan akses modal bagi masyarakat kecil. Prioritas 4 : Program Penciptaan Lapangan Kerja Empat masalah utama dalam pasar yaitu: (i) persentase sektor informal yang relatif tinggi; (2) adanya kesenjangan upah sektor formal informal; (3) penurunan produktivitas tenaga kerja, terutama di sektor manufaktur; dan (4) kecenderungan peningkatan pengangguran terbuka pada kelompok umur muda. Upaya untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka hingga 5-6% pada akhir tahun 2015, maka program ketenagakerjaan akan menekankan pada: 1. Peningkatan kualitas pekerja baik dilihat dari upah yang diterima, produktivitas dan standar kualifikasinya untuk dapat memperluas peningkatan kesempatan di sektor formal, serta mengurangi jumlah pengangguran terbuka 65

40 usia muda, dengan mengintegrasikan program prioritas ini dengan program prioritas bidang pendidikan. 2. Peningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi sehingga kesempatan kerja baru dapat tercipta. 3. Perbaikan iklim usaha dan pemihakan kepada perbaikan kesempatan berusaha kepada sektor usaha kecil menengah sebagai tiang penyerap tenaga kerja. 4. Membangun infrastruktur fisik yang dapat memperlancar arus lalu-lintas barang dan informasi, serta mendorong program industrialisasi yang dapat menarik industri lanjutan (PMDN, PMA) untuk berinvestasi. 5. Memperluas dan meningkatkan industri kreatif dan pariwisata sebagai sumber potensi perekonomian rakyat. Prioritas 5 : Program Pembangunan Infrastruktur dasar Infrastruktur mempunyai peran strategis baik dalam mewujudkan kesejahteraan maupun dalam memperkecil kesenjangan dan memperbaiki keadilan. Selama lima tahun terakhir, pemerintah daerah telah berusaha untuk mengejar ketertinggalan dan kesenjangan infrastruktur. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar ke depan akan diarahkan sebagai berikut : 1. Mempercepat pembangunan jalan darat untuk membuka keterisolasian. 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan wilayah kecamatan. 3. Melanjutkan pengembangan pelabuhan multipurpose, pelabuhan roro, dan serta pelabuhan samudera guna mendukung percepatan perekonomian daerah. 4. Pembangunan Bandara Internasional secara bertahap mengantisipasi kemajuan perekonimian daerah. 5. Peningkatan fasilitas Kabupaten dan Kecamatan 6. Peningkatan dan Perluasan Pasar Kabupaten, Kecamatan dan Desa. 7. Pelayanan dan akses air bersih dengan harga terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Prioritas 6 : Program Ketahanan Pangan Pemerintah akan memberikan perhatian lebih besar kepada upaya peningkatan produksi pangan beras dan bahan pangan lainnya, serta diversifikasi konsumsi pangan. Program aksi peningkatan pangan meliputi antara lain: 1. Memperbaiki infrastruktur pertanian meliputi pembanguan dan perbaikan irigasi, saluran air, dan pelabuhan yang menghubungkan produksi pangan dan tujuan pasar. 2. Meningkatkan kualitas input baik dengan dukungan penelitian dan pengembangan bibit unggul, dan penyuluhan untuk penggunaan secara tepat dan akurat dengan resiko yang dapat dijaga. 66

41 3. Menjamin pelaksanaan subsidi pupuk, agar tidak terjadi kelangkaan, dan penggunaan pupuksubsidi kepada yang tidak berhak. 4. Peningkatan dan penyempurnaan program Jagung Hibrida agar petani memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. 5. Perkuatan dan pemberdayaan petani, nelayan, petambak dan menjaga daya beli dan nilai tukar petani dengan menjaga stabilitas harga-harga komoditas yang dapat memberikan keuntungan pada petani namun tidak memberatkan konsumen yang berpendapatan rendah. 6. Melaksanakan kebijakan pengembangan industri hilir pertanian Melalui Badan Usaha Milik Daerah Agrotama Mandiri yang telah dibentuk dua tahun yang lalu. 7. Peningkatan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan petani melalui program peningkatan penyuluh pertanian. Prioritas 7 : Program Energi Program dalam sektor energi diarahkan pada upaya Peningkatan diversifikasi, distribusi serta akses energi sehingga masyarakat mampu memperoleh energi sesuai kebutuhan dan kemampuan daya belinya. Perhatian lebih besar ditujukan untuk menyediakan energi listrik desa desa tertinggal. Prioritas 8 : Program Tata Kelola Pemerintahan Perbaikan dan pelaksanaan tata kelola pemerintahan, secara garis besar ditujukan untuk peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah dan pelayanan publik, serta penguatan aksi anti korupsi, dilakukan antara lain: 1. Penguatan kelembagaan satuan kerja perangkat daerah untuk peningkatan kualitas kinerja aparatur daerah. 2. Program perbaikan peraturan yang menyangkut rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel dan berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sispil. 3. Meningkatkan kinerja dengan memperbaiki prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali struktur organisasi agar makin efisien dan efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan. 4. Melakukan pengawasan kinerja dan termasuk pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin dan hukuman yang tegas bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi. 5. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan minimum. 6. Penyesuaian dan perbaikan kesejahteraan pegawai. 67

42 Prioritas 9 : Program Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi Implementasi agenda reformasi penegakan hukum akan dilakukan ke dalam dua aksi yaitu reformasi penegakan hukum (rule of law) dan penegakan ketertiban umum. Prioritas 10 : Program Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan ketidakadilan baik di antara kelompok masyarakat dan kelompok penghasilan, antar daerah, dan antar jender. Program aksi yang inklusif dan berkeadilan meliputi : 1. Penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dengan perluasan akses kredit untuk UMKM termasuk dan utamanya melalui fasilitasi pemerintah daerah mengakses modal, Penguatan Bank Perkreditan Rakyat untuk membantu usaha mikro, penciptaan dan pendidikan bagi para pengusaha dan enterpreneur baru di tingkat kecil dan menengah di daerah-daerah, mendukung inovasi dan kreativitas masyarakat dan pengusaha dalam menciptakan produk, mengemas, memasarkan dan memelihara kesinambungan dalam persaingan yang sehat. Menciptakan kebijakan yang berpihak pada usaha kecil menengah baik dalam kebijakan produksi, distribusi, dan penggunaan anggaran pemerintah pusat dan daerah, termasuk aktivitas BUMD. 2. Mengurangi kesenjangan antar desa dengan melakukan terus menerus perbaikan kebijakan Alokasi Dana Desa 3. Mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal dan daerah perbatasan terluar dan terpencil. 4. Mengurangi kesenjangan jender dengan meningkatkan kebijakan pengarusutamaan jender dalam strategi pembangunan. Meningkatkan partisipasi perempuan di segala bidang baik dalam proses pembuatan kebijakan, proses pelaksanaan kebijakan. Prioritas 11 : Program Lingkungan Hidup Progam di bidang lingkungan hidup bertujuan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, menjaga kelestarian alam, dan menjaga kesinambungan daya dukung alam terhadap aktivitas ekonomi dan masyarakat. 1. Memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan dan mencegah bencana alam dengan melakukan reboisasi, penghutanan kembali, dan perbaikan daerah aliran sungai. 2. Mengembangkan strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak perubahan iklim global khususnya melalui upaya pengurangan emisi karbon baik di sektor kehutanan, energi, transportasi, kelautan, dan pertanian. 3. Mengajak seluruh masyarakat luas, rumah tangga maupun dunia usaha untuk aktif menjaga lingkungan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 68

43 Prioritas 12 : Program Pengembangan Budaya Pengembangan budaya ditujukan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki budaya dan peradaban luhur dan mampu menjaga jati diri ditengah pergaulan global: 1. Menjaga suasana kebebasan kreatif dibidang seni dan keilmuan. 2. Menyediakan prasarana untuk mendukung kegiatan kebudayaan dan keilmuan yang bersifat non-komersial. 3. Memberikan insentif kepada kegiatan kesenian dan keilmuan untuk mengembangkan kualitas seni dan budaya serta melestarikan warisan kebudayaan lokal dan nasional, modern dan tradisional. Prioritas 13 : Program Pengembangan Agribisnis berbasis Agropolitan Latar belakang pelaksanaan program pengembangan agribisnis berbasis agropolitan adalah bersumber dari beberapa permasalahan sistem agribisnis, yakni: (1) belum terintegrasi dan berkembang optimalnya sistem agribisnis; (2) masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem agribisnis; dan (3) kurang sesuainya model agribisnis yang dikembangkan dengan karakter masing-masing daerah pertanian akibat keterbatasan partisipasi petani dalam perencanaan model agribisnis, sisa-sisa pola pengembangan yang bersifat top-down yang masih dipertahankan; serta generalisasi model yang kurang tepat. Pertanian di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan sektor utama pertanian jika dilihat dari produktivitas pertaniannya yang cukup besar dan kontribusinya terhadap PDRB. Langkah dari program pengembangan agribisnis berbasis agropolitan: 1. Meningkatkan produktivitas kualitas dan produksi komoditas pertanian yang dapat dipasarkan sebagai bahan baku industri pengolahan maupun untuk komoditas ekspor. 2. Mensinergikan potensi dari setiap sistem usaha agribisnis mulai dari sub-sistem hulu, on-farm, hilir, pemasaran, dan usaha penunjangnya, secara maju, berkelanjutan, dan terdesentralisasi, melalui pengembangan agropolitan yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. 3. Menetapkan pusat agribisnis dan unit-unit kawasan pengembangannya yang terintegrasi dalam bentuk keterkaitan antar wilayah (pergerakan barang, modal dan manusia). 4. Menyediakan infrastruktur pendukung. Prioritas 14 : Program Peningkatan Iklim Investasi Perkembangan investasi pada sektor industri di Kabupaten Kotawaringin Barat mengalami peningkatan signifikan. Namun demikian masih banyak sektor lain yang masih potensial untuk dikembangkan, sehingga sangat membutuhkan investor untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan potensi daerah. 69

44 Salah satu kendala pelaksanaan investasi di daerah adalah adanya aturan dari pusat yang sampai saat ini masih dalam proses sehingga daerah mengalami kesulitan dalam menetapkan regulasi yang tepat untuk lebih memberikan daya tarik bagi investor. Kondisi tersebut telah menyebabkan turunnya minat dunia usaha untuk melakukan kegiatan investasi, baik untuk melakukan kegiatan ekspansi usaha yang telah ada maupun untuk merintis investasi baru. Kondisi ini perlu ditangani secara cepat agar tidak menimbulkan dampak ekonomi yang lebih luas utamanya dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini lebih banyak didominasi oleh konsumsi daripada investasi atau ekspor. Prioritas 15 : Program Penataan Ruang Wilayah Penataan ruang adalah merupakan kerangka strategis dalam mengelola dan mengatur sumber daya alam dan sumber daya lainnya, serta sebagai upaya untuk mentransformasikan ruang yang ada serta tendensinya menuju ke arah suatu struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang kondusif guna mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan. Struktur dan pola penataan ruang wilayah pada dasarnya merupakan pedoman dalam merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan ruang wilayah, mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian antar sektor. Dari sisi pengembangan wilayah, perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat memperlihatkan beberapa fenomena antara lain: belum selarasnya hubungan perkotaan dan perdesaan, ketidakseimbangan perkembangan antar wilayah/disparitas yang terjadi antar wilayah. Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong pelaksanaan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peruntukannya, pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan antar fungsi, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan mengoptimalkan peran penataan ruang sebagai media koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan antar sektor dan antar wilayah. Memperhatikan uraian tersebut di atas, Sesuai dengan kewenangan Dinas Sosial sebagaimana telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Serta Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, yang selanjutnya diatur beradasarkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat. dalam pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun terfokus 70

45 pada upaya pencapaian visi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, yang menekankan terjadinya keadilan terutama bagi seseorang, keluarga, kelompok masyarakat yang mengalami permasalahan kesejahteraan sosial, dengan program prioritas penanggulangan kemiskinan. 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra. Memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian Sosial RI Tahun adalah sebagai berikut : Sasaran pokok dari rencana pembangunan jangka menengah Kementerian Sosial RI terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), diantaranya adalah : 1) Meningkatnya fungsi sosial PMKS melalui pemberdayaan dan pemenuhan kebutuhan dasar, yang meliputi : a) Tersalurkannya bantuan pemberdayaan masyarakat bagi fakir miskin dalam bentuk KUBE dan UEP; b) Terpenuhi kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT); 2) Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial, yang meliputi : a) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi anak dan balita terlantar, anak jalanan, anak berhadapan dengan hukum, dan anak yang membutuhkan perlindungan khusus. b) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi lanjut usia. c) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi bagi penyandang cacat. 3) Meningkatkan fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial, yang meliputi : a) Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban bencana alam. b) Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban bencana sosial. c) Terlaksnanya pemberian Bantuan Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH) Program pokok dari rencana pembangunan jangka menengah Kementerian Sosial RI terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang dilaksanakan adalah : 1. Program Pemberdayaan Sosial, dengan sub program : a) Penanggulangan Kemiskinan, dan b) Pemberdayaan Komunitas Adat (KAT) Terpencil. 2. Program Rehabilitasi Sosial, dengan sub program : a) Rehabilitasi dan perlindungan anak, b) pelayanan sosial lanjut usia, dan c) Rehabilitasi dan perlindungan penyandang cacat. 3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, dengan seub program : a) Bantuan sosial korban bencana alam, b) bantuan sosial korban bencana sosial, dan c) bantuan tunai bersyarat. Dasar dari pelaksanaan program terhadap sasaran startegis rencana pembangunan jangka menengah tersebut adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, sehingga arah kebijakan dan strategi adalah : a) rehabilitasi sosial, b) jaminan sosial, c) pemberdayaan sosial, dan d) perlindungan sosial. 71

46 Memperhatikan rencana strategis Kementrian Sosial dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial, terdapat peluang yang dapat mendukung pelayanan Dinas Sosial lima tahun kedepan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan upaya penggalian dan pengembangan Potensi Suber Kesejahteraan Sosial (PSKS), terutama untuk mengurangi biaya APBD dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang memerlukan anggaran yang cukup besar. Faktor pendukung tersebut adalah adanya peluang untuk melaksanakan pemberdayaan sosial bagi fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan lainnya, sesuai sasaran rencana program dan kegiatan pada Kementrian Sosial (seperti penyaluran bantuan pemberdayaan fakir miskin dan keluarga miskin melalui KUBE dan UEP; Jaminan Sosial bagi Lanjut Usia; Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan; Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS); penyaluran pemenuhan kebutuhan dasar bagi penerima layanan panti). Faktor penghambat belum meratanya pelayanan Dinas Sosial disebabkan masih lemahnya data PMKS, dan pembagian sebaran sasaran karena keterbatasan anggaran pada Kementrian Sosial RI dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Sesuai dengan tugas pokok fungsi dinas, Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat tidak mempunyai kewenangan melaksanakan perencanaan tata ruang wilayah dan melakukan kajian lingkungan hidup strategis 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis. Dewasa ini pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat menginginkan hal-hal terkait dengan pembangunan nasional termasuk pembangunan kesejahteraan sosial yang pro poor, pro growt dan pro job, serta tercapaianya Millenium Development Goals (tujuan pembanguan millennium), Justice for all (keadilan untuk semua), maka perlu adanya pemahaman bersama sebagai berikut sebagai berikut: a. Integrasi pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan lainnya. Adanya pandangan yang melihat bahwa pembangunan kesejahteraan sosial merupakan sektor yang terpisah dengan pembangunan lainnya khususnya pembangunan ekonomi dan politik. Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan dan pengalaman yang terjadi selama ini, di mana pembangunan ekonomi kurang mempertimbangkan aspek pembangunan kesejahteraan sosial, bahkan akibat pembangunan ekonomi dan politik sering menjadi sumber permasalahan sosial. Karena itu, pengintegrasian sektor-sektor ini menjadi agenda yang penting dan prioritas di masa-masa mendatang. b. Pelayanan yang menekankan pendekatan HAM. Pelayanan sosial yang diberikan selama ini diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) dan berorientasi pada masalah melalui pendekatan selektivitas. Di masa mendatang, pelayanan sosial perlu diarahkan pada pelayanan yang bersifat universal bagi setiap orang. c. Pelayanan pengembangan (developmental services). 72

47 Fungsi ini bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan berbagai sumber-sumber dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat baik yang bersifat individu, kelompok, maupun yang bersifat sosial. Fungsi ini di samping berperan sebagai fungsi pengembangan juga berperan sebagai fungsi pencegahan. d. Penanganan masalah-masalah yang berskala makro. Pelayanan kesejahteraan sosial perlu diarahkan pada pelayanan-pelayanan yang berskala luas (makro), mendasar dan mempunyai cakupan luas atau berdampak positif terhadap penanganan permasalahan sosial lainnya, secara lintas sektor. e. Pendekatan bottom-up. Untuk masa yang akan datang, Dinas Sosial harus menerapkan pendekatan bottom up yang bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan, aspirasi-aspirasi, sumbersumber dan potensi serta kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat setempat, dan perlu membangun suatu jaringan kerja sama dengan tokoh masyarakat untuk dapat merumuskan suatu pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan, sumber dan potensi masyarakat setempat. f. Pendekatan masyarakat sejahtera. Di masa mendatang, Dinas Sosial hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang serta berperan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. g. Pendekatan modal sosial (sosial capital). Di masa-masa mendatang pelayanan sosial harus berupaya menggali modal sosial (social capital) yang ada dalam masyarakat. Banyak permasalahpermasalahan sosial yang belum terjangkau pelayanan karena kemampuan modal ekonomi pemerintah daerah yang sangat terbatas. Di sisi lain, permasalahan sosial cenderung semakin bertambah dan berkembang serta semakin kompleks. Untuk itu, pengembangan pelayanan sosial yang mengandalkan modal sosial melalui kemampuan masyarakat menjadi prioritas utama. h. Peranan sebagai role maker. Di masa mendatang Dinas Sosial perlu melakukan role making, yaitu mengembangkan peran baru yang dapat mengatasi dan menjawab berbagai masalah yang sifatnya lebih mendasar, dan meningkatkan peranan agent of change dalam pembangunan tersebut. i. Penanganan masalah yang bersifat sosietal. Penanganan masalah yang bersifat sosietal seperti masalah disintegrasi bangsa, pembangunan nilai-nilai sosial budaya, dan lain-lain perlu mendapat perhatian dalam pelayanan kesejahteraan sosial. Pergeseran pelayanan ke arah sosietal ini menjadi semakin penting seiring dengan diterapkannya desentralisasi yang memerlukan kearifan lokal. j. Profesi Pekerjaan Sosial. Penanganan permasalahan sosial membutuhkan profesionalisme khususnya disiplin pekerjaan sosial yang didasarkan pada kerangka nilai, teoritik dan keterampilan, sehingga program-program pelayanan yang diberikan tidak menimbulkan bias. Profesi pekerjaan sosial harus proaktif untuk terlibat dalam merumuskan dan mengembangkan berbagai konsepsi, model dan pendekatanpendekatan penanganan permasalahan sosial demi terwujudnya pelayanan sosial yang profesional. Pengembangan SDM Kesejahteraan Sosial. Untuk dapat 73

48 mengimbangi permasalahan sosial yang semakin kompleks, maka pengembangan kualitas SDM kesejahteraan sosial yang profesional perlu semakin ditingkatkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan nonformal, yaitu pelatihan struktural, teknis dan fungsional. Pengembangan SDM ini perlu dirumuskan secara konseptual sehingga terlihat sinkronisasi antara kebutuhan real dengan konsepsi penyediaan SDM. k. Tantangan yang bersifat teknis operasional Makin beragamnya permasalahan yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kecenderungan kerawanan sosial yang timbul dari kurangnya sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat. Akurasi data populasi sasaran, target dan hasil program masih mengalami kendala. Peningkatan motivasi, pemahaman, kemampuan SDM kesejahteraan sosial belum secepat tuntutan terhadap peningkatan kinerja. Dengan berlakunya sistem anggaran berbasis kinerja, maka konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan menjadi makin diperlukan. Mencermati hal-hal tersebut di atas, sebagaimana pembagian kewenangan antara Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui Dinas Sosial menyelenggarakan kewenangan di Bidang Sosial dengan melaksanakan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui kegiatan Rehabilitasi Sosial, Jaminan Sosial, Pemberdayaan Sosial, dan Perlindungan Sosial berdasarkan identifikasi isu-isu strategis sebagai berikut: Form.B.1.2a. Identifikasi Isu - Isu Strategis yang mempengaruhi Kinerja Pelayanan SKP Identifikasi Isu dan Masalah Strategis No. Tingkat Kabupaten Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Kotawaringin Barat Kemiskinan Kemiskinan Kemiskinan 2 Keterlantaran Keterlantaran Kecacatan 3 Kecacatan Kecacatan Keterlantaran 4 Keterpencilan Keterpencilan Ketunaan Sosial 5 Ketunaan Sosial dan Penyimpangan Perilaku Ketunaan Sosial dan Penyimpangan Perilaku Korban Bencana Alam 6 Korban Bencana Korban Bencana Korban Bencana Sosial 7 Korban tindak kekerasan Korban tindak kekerasan 8 Eksploitasi dan diskriminasi Eksploitasi dan diskriminasi Korban tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Form.B.1.2b. Penentuan dan Prioritas Isu - isu Strategis Dinas Sosial 74

49 Kriteria Penilaian Isu Isu Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Skor Totak Skor Urutan Prioritas Kemiskinan Kecacatan Keterlantaran Ketunaan Sosial Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Korban tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Memperhatikan hal tersebut diatas, maka dirumuskan isu-isu strategis dalam kinerja pelayanan Dinas Sosial untuk lima tahun mendatang adalah Penanggulangan Permasalahan Kesejahteraan Sosial, yang meliputi : 1. Pemberdayaan sosial fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan lainnya; 2. Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial, serta jaminan sosial bagi Orang Dengan Kecacatan; 3. Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial, serta jaminan sosial bagi penyandang masalah keterlantaran (anak dan lanjut usia); 4. Peningkatanan pelayanan dan jaminan sosial korban bencana, serta untuk menunjang pelaksanaan dan kelanjutan program penyelenggaraan kesejahteraan sosial diperlukan 5. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, yang merupakan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang ada dari lingkungan sosial PMKS. 75

50 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Dalam rangka menunjang pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Kotawaringin Barat , dengan visi Daerah Terwujudnya Kabupaten Kotawaringin Barat yang Sejahtera, Berkeadilan dan Jaya, yang akan dicapai melalui misi sebagai berikut : a. Melanjutkan Pembangunan Kotawaringin Barat Sebagai Daerah Pengembangan Pembangunan. b. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang. c. Menuju Kejayaan Kotawaringin Barat. Konsisten terhadap RPJMD tersebut di atas, Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat yang melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang sosial, merumuskan Arah Pembangunan Kesejahteraan Sosial periode untuk , sebagai berikut : a. Peningkatan kualitas hidup dan akses seluas-luasnya bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial terhadap pelayanan sosial dasar dan fasilitas umum serta sumber daya sosial-ekonomi, seiring dengan meningkatnya kepedulian masyarakat dalam pembangunan di bidang kesejahteraan sosial. b. Peningkatan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber sosial masyarakat, meliputi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat (TKSM) dan relawan sosial, organisasi sosial kemasyarakatan dan LSM, karang taruna dan organisasi kepemudaan, kalangan dunia usaha dan kelompok usaha produktif, lembaga perlindungan sosial dan lembaga sumbangan sosial masyarakat. c. Peningkatan aksesibilitas terhadap sumber daya alam dan sumber daya iptek, sebagai hasil kinerja penerapan profesi pekerjaan sosial dan pengamalan kepedulian sosial yang didasari oleh nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam bentuk ketahanan sosial guna mencegah dan menangani masalah serta memperbaiki kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial para penyandang masalah. d. Peningkatan dukungan terhadap terwujudnya rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Peningkatan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial untuk mencegah, mengendalikan dan mengatasi permasalahan sosial, dampak negatif pembangunan serta beragam krisis yang mungkin terjadi. Memperhatikan hal tersebut di atas, untuk menunjang pencapaian RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun , maka Dinas Sosial merumuskan Visi dan Misi dalam pembangunan kesejahteaan sosial sebagai berikut : Visi Visi Dinas Sosial dalam pembangunan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun adalah : Terwujudnya Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang Merata dan Berkeadilan. Visi ini mengandung arti bahwa pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya 76

51 4.1.2 Misi. dan gerakan seluruh komponen baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat Kotawaringin Barat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial sebagaimana amanat UUD Oleh karena itu setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya dan sekaligus mempunyai kewajiban yang sama pula untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Dalam pencapaian misi dirumuskan Misi, sebagai berikut : 1. Meningkatkan Pemberdayaan Sosial dan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. 2. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial. 3. Meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial. 4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 menyebutkan bahwa, Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk : (a) meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; (b) memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian; (c) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; (d) meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; (e) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan (f) meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ditujukan kepada: (a) perseorangan; (b) keluarga; (c) kelompok; dan/atau (d) masyarakat. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial: a. kemiskinan; b. ketelantaran; c. kecacatan; d. keterpencilan; e. ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku; f. korban bencana; dan/atau g. korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi: a. Rehabilitasi sosial; dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. b. Jaminan sosial; Jaminan sosial dimaksudkan untuk: (a) menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial-ekonomi 77

52 agar kebutuhan dasarnya terpenuhi. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung berkelanjutan. (b) menghargai pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan atas jasa-jasanya. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk tunjangan berkelanjutan. c. Pemberdayaan sosial; pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk: (a) memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri; (b) meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. d. Perlindungan sosial, perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial dilaksanakan melalui: (a) bantuan sosial; (c) advokasi sosial; dan/atau (c) bantuan hukum Berdasarkan hal tersebut diatas pelaksanaan visi dan misi Dinas Sosial dalam pembangunan di bidang sosial, dengan tujuan : 1. Meningkatnya fungsi sosial fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan lainnya; 2. Meningkatnya ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial; 3. Terciptanya aksesibilitas PMKS (Lanjut Usia Terlantar, Eks-Tuna Sosial, Korban Bencana) mencapai pelayanan dan rehabilitasi sosial. 4. Terciptanya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak yang mengalami masalah kesejahteraan sosial. 5. Terciptanya aksesibilitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Orang Dengan Kecacatan (ODK) dan eks penyandang penyakit kejiwaan. 6. Terciptanya pelayanan sosial melalui sistem panti; 7. Terciptanya pemeliharaan tingkat kesejahteraan sosial Lanjut Usia; 8. Terciptanya pemeliharaan tingkat kesejahteraan sosial Orang Dengan Kecacatan (ODK); 9. Terwujudnya mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas dalam pengelolaan risiko kehilangan atau penurunan pendapatan berbasis kontribusi (iuran); 10. Terwujudnya peningkatan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, lebih rinci sebagaimana tersebut pada Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan di bawah ini. 78

53 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD Strategi pelayanan jangka menengah Dinas Sosial, difokuskan pada : 1. Peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah kemiskinan di lingkungan sosialnyapeningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah kemiskinan di lingkungan sosialnya. 2. Peningkatan kemampuan dan peran serta penerima pelayanan dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan sosialnya. 3. Pemberian bantuan dan perlindungan bagi fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan lainnya. 4. Peningkatan kesadaran, kepercayaan dan partisipasi mayarakat dan dunia usaha untuk mencegah dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang ada di lingkungannya. 5. Kemitraan Sosial, yang mengandung makna adanya kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja yang menumbuh kembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra. 6. Penyaluran bantuan penunjang operasional bagi pelaku penyelenggaraan kesejahteraan sosial masyarakat. 7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat bagi Lanjut Usia, ODK, dan Anak 8. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana LBK Pangkalan Bun sebagai tempat pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi ODK khususnya, dan PMKS pada umumnya, serta Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Panti Persinggahan sebagai tempat penampungan sementara korban bencana. 9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana. 10. Meningkatkan pemeliharaan kesejahteraan sosial anak dan perlindungan sosial anak, yang mengandung anak menjamin tumbuh kembang anak; 11. Meningkatkan sumber daya anak, mengandung makna pemberian bimbingan mental, bimbingan sosial dan keterampilan bagi anak yang mengalami masalah keterlantaran. 12. Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha, mengandung makna mengembangkan bakat dan keterampilan, serta bantuan usaha bagi anak yang ikut membantu memenuhi kebutuhan dasar bagi keluarga dan/atau untuk dirinya sendiri. 13. Melaksanakan deteksi dini dan pendataan ODK dan penyandang penyakit psikotik serta pelaksanaan Unit Pelayanan Sosial Keliling bagi ODK. 14. Melaksanakan penyaluran bantuan dan rujukan bagi ODK. 15. Peningkatan kompetensi SDM Aparatur rehabilitasi sosial ODK dengan melaksanakan magang di pusat rehabilitasi sosial ODK 16. Menyediakan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) sistem panti bagi Lanjut Usia. 17. Perlindungan dan pemeliharaan pemenuhan kebutuhan dasar lansia terlantar tidak potensial dan Orang Dengan Kecacatan (ODK) Berat melaui jaminan sosial. 18. Menjalin kemitraan dengan Organisasi/Lembaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, untuk penyelenggaraan Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS) bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal 19. Pembinaan profesionalisme dan kinerja aparatur dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kebijakan Dinas Sosial dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun mendatang adalah : 79

54 1. Menciptakan kemampuan masyarakat mengatasi masalah kesejahteraan sosial berdasarkan potensi dan sumber daya kesejahteraan yang ada di lingkungan sosialnya. 2. Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang lebih adil, dalam arti bahwa setiap orang khususnya penyandang masalah kesejahteraan sosial berhak untuk memperoleh pelayanan sosial yang sebaik-baiknya. 3. Menciptakan iklim yang dapat mendorong, meningkatkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial. 4. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial yang berbasis pekerjaan sosial baik yang dilaksanakan oleh masyarakat dan dunia usaha terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial. 5. Mengembangkan nilai-nilai keperintisan, kejuangan dan kepahlawanan serta kesetiakawanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 6. Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial bagi PMKS terutama Lansia, ODK dan Anak 7. Mendorong tumbuhnya Tempat Penitipan Anak di lingkungan industri, perkantoran, pasar baik milik pemerintah daerah dan masyarakat 8. Menyediakan Rumah Penampungan Anak Sementara (RPAS) dalam upaya perlindungan sosial 9. Menciptakan iklim mencegah terjadinya pekerja anak di bawah umur. 10. Mewujudkan pemerataan akses pelayanan sosial bagi ODK. 11. Meningkatkan pemberdayaan ODK dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial. 12. Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi ODK. 13. Penyediaan sarana dan prasarana pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia. 14. Penyaluran jaminan sosial dari pemerintah daerah bagi penerima pelayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai pendamping pemanfaatan jaminan sosial. 15. Penyaluran jaminan sosial dari pemerintah daerah bagi penerima pelayanan dengan melibatkan peran serta organisasi/lks masyarakat sebagai pengelola jaminan sosial. 16. Pengelolaan pelayanan sosial yang berkualitas dan akuntabel. Gambaran lebih rinci tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, strategi dan kebijakan Pelayanan Dinas Sosial Tahun sebagaimana tersebut pada Tabel 4.2 di bawah ini : 80

55 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program-program yang direncanakan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun di arahkan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang ditempuh melalui : (1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnnya; (2) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; (3) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; (4) Program Pembinaan Anak Terlantar; (5) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma; (6) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo; serta (7) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; (8) Program Peningkatan Disiplin Pegawai; (9) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; dan (10) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Dengan indikator dampak (impact) yang ingin dicapai diarahkan kepada : (i) peningkatan keberfungsian sosial dan kemandirian penerima manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial, (ii) peningkatan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan, dan (iii) peningkatan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial tahun , cross cutting issues mengenai keadilan dan kesetaraan gender akan mendapat perhatian karena memberikan Kontribusi positif terhadap keberhasilan program yang berkelanjutan. 5.1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnnya. Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya, ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan ketidak-berdayaan. kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan telah menjadi prioritas nasional. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang sulit ditanggulangi, karena mayoritas termasuk kategori kemiskinan kronis (chronic poverty) yang terjadi terusmenerus atau juga disebut kemiskinan struktural. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dikategorikan sebagai fakir miskin termasuk kategori kemiskinan kronis, yang membutuhkan penanganan sungguh-sungguh, terpadu secara lintas sektor dan berkelanjutan. Selain itu, terdapat sejumlah penduduk yang dikategorikan mengalami kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan kondisi normal menjadi kritis. Kemiskinan sementara jika tidak ditangani secara serius dapat menjadi kemiskinan kronis. Upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui peningkatan daya kelompok keluarga miskin untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan diperlukan peran serta masyarakat dilingkungan untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang ada dilingkungannya. 81

56 Pemberdayaan Fakir Miskin, Kominitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, merupakan upaya untuk mewujudkan warga masyarakat/penduduk yang mengalami kemiskinan agar mempunyai kemampuan/daya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Pengertian ini mesti dimaknai secara arif, yaitu bahwa tujuan pemenuhan kebutuhan dasar adalah tujuan awal agar secara bertahap kehidupan yang lebih berkualitas dan kemandirian dapat dicapai. Dalam upaya pemberdayaan warga masyarakat yang mengalami masalah kemiskinan diperlukan peran serta masyarakat (baik secara individual atau sebagai anggota kelembagaan sosial yang ada di lingkungan sosial) membantu meningkatkan daya warga masyarakat miskin dan PMKS lainnya, termasuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dalam peningkatan kesejahteraan sosial. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan, melalui pemberdayaan fakir miskin, keluarga miskin, dan kelompok rentan lainnya adalah : Peningkatan Kemampuan (capacity building) Petugas dan Pendamping Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya; Sasaran Kegiatan : - Warga masyarakat dilokasi pemberdayaan fakir miskin/keluarga miskin, pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dalam upaya penanggulangan Kemiskinan. Target sasaran dalam kurun waktu Tahun : Orang. Sub Kegiatan : - Pelatihan teknis pemperdayaan sosial; - Pemberian instensif / penunjang operasional pendampingan Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin; Sasaran Kegiatan : - Anggota keluarga dari keluarga miskin, yang berusia di atas 20 Tahun dan belum menikah. Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun : Orang Sub Kegiatan : - Bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan berusaha - Penyaluran bantuan usaha melalui KUBE atau Usaha Ekonomi Produktif Fasilitasi Manajemen Usaha bagi Keluarga Miskin; Sasaran kegiatan : - Pengurus Kelompok Usaha Bersama (KUBE) calon penerima bantuan usaha KUBE Keluarga Miskin. Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun : Pengurus KUBE Keluarga Miskin. Sub Kegiatan : - Bimbingan sosial dan bimbingan kewirausahaan Pengadaan Sarana dan Prasaran Pendukung Usaha bagi Keluarga Miskin; Sasaran kegiatan : 82

57 - Keluarga Miskin. Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun : Kepala Keluarga Miskin. Sub Kegiatan : - Penyaluran bantuan usaha bagi keluarga miskin melalui KUBE Keluarga Miskin Pelatihan Keterampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Sasaran Kegiatan : - Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun : WRSE. Sub Kegiatan : - Bimbingan Sosial dan bimbingan kewirausahaan, - Penyaluran bantuan usaha bagi WRSE melalui Usaha Ekonomi Produktif (UEP) WRSE. Memperhatikan struktur organisasi dan tata kerja Dinas Sosial, sesuai dengan tugas dan fungsinya sangatlah proporsional jika lingkup ini dikelola secara khusus melalui Bidang Pemberdayaan Sosial, Bidang Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas koordinasi, perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pengembangan pemberdayaan sosial, pembinaan kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial; dan melaksanakan fungsi : melaksanakan koordinasi, perencanaan, pembinaan dan pengendalian pemberdayaan sosial; melaksanakan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil; melaksanakan pemberdayaan keluarga fakir miskin; melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan; serta melaksanakan pembinaan nilai-nilai kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial. 5.2 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. Kelembagaan sosial masyarakat dalam konteks pembangunan kesejahteraan sosial menjadi salah satu komponen penting di samping pemerintah dan dunia usaha. Kelembagaan sosial masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai agen sosialisasi perubahan terencana yang tumbuh dari masyarakat dan atau diprakarsai oleh pemerintah. Lebih dari itu, dapat berperan sebagai perekat dan penguat keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dalam konteks pemberdayaan, suatu kegiatan dapat bertahan lama dan berkelanjutan apabila didukung oleh kelembagaan lokal yang berakar pada masyarakat. Serangkaian kegiatan pemberdayaan tersebut akan memperkuat potensi sumberdaya kesejahteraan sosial dari dimensi kelembagaan sosial masyarakat. Peran Karang Taruna, Organisasi Sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sangat vital untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat di tingkat lokal dan akar rumput. Upaya pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial merupakan upaya untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian serta kecintaan terhadap bangsa dan negara, dan untuk menumbuhkan partisipasi sosial masyarakat terhadap kegiatan kesejahteraan sosial. Kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan peran serta masayarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, meliputi : 83

58 5.2.1 Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha; Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, perlu dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun melalui penyampaian informasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat dalam upaya menggali dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan pelaku dunia usaha terhadap penyelenggegaraan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sasaran Kegiatan : - Warga masyarakat dan Dunia Usaha Target Sasaran : - Tokoh masyaraka/agama/generasi muda dan pelaku dunia usaha yang ada di 6 wilayah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sub kegiatan : - Penyuluhan Sosial tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat; Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial sangat berperan dalam mencegah, menanggulangi dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungan sosial masyarakat. Sasaran Kegiatan : - TKSK, Karang Taruna, Organisasi Sosial milik masyarakat yang menjalankan penyelenggaraan kesejahteraan sosial Target Sasaran : - Karang Taruna, Organisasi Sosial milik masyarakat, TKSK. Sub Kegiatan : - Pemberian bantuan peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial Karang Taruna, Organisasi Sosial milik masyarakat, - Pemberian insentif / penunjang pelayanan TKSK Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat Mengingat semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial dewasa ini, maka diperlukan penguasan pengetahuan dan teknik pekerjaan sosial bagi pelakupelaku kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat dalam melaksanakan perannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Sasaran Kegiatan : - Pengurus Karang Taruna, petugas pelayanan sosial yayasan/organisasai/lembaga kesejahteraan sosial milik masyarakat, PSM dan Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS). Target Sasaran : Orang 84

59 Sub Kegiatan : - Pelatihan dasar bagi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM); - Bimbingan Teknis dan Manajemen Pengurus Karang Taruna; - Bimbingan Teknis bagi petugas pelayanan sosial lembaga milik masyarakat Pelestarian dan Pendayagunaan Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, dan Kesetiakawanan Sosial. Pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial merupakan upaya untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian serta kecintaan terhadap bangsa dan negara, dan untuk menumbuhkan partisipasi sosial masyarakat terhadap kegiatan kesejahteraan sosial. Sasaran Kegiatan : - Generasi Muda - Para pejuang/keluarga pejuang/ahli waris pejuang. - Keluarga/ahli waris pendiri Kotawaringin Barat. - Taman Makan Pahlawan (TMP) Indra Pura Pangkalan Bun. Sub kegiatan : - Kegiatan saresehan antara generasi muda dengan generasi pendahulu; - Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan (TMP) Indra Pura Pangkalan Bun. Terkait dengan hal tersebut lingkup ini dikelola oleh Bidang Pemberdayaan Sosial, sesuai tugas dan fungsi bidang dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan pada kurun waktu Tahun , merencanakan upaya memelihara tingkat kesejahteraan sosial warga masyarakat yang rentan mengalami penurunan tingkat kesejahteraan sosial, melalui perlindungan dan jaminan sosial dengan sasaran : 1) Lanjut Usia Terlantar. 2) Penyandang Cacat / Orang Dengan Kecacatan (ODK); serta 3) Warga masyarakat yang bekerja di sektor informal, yang rawan mengalami resiko penurunan pendapatan. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dalam upaya perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat yang tergolong dalam kelompok rentan, dilakukan melalui kegiatan : Kegiatan Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial. Pada kegiatan ini Dinas Sosial merencanakan pemberian perlindungan dan jaminan sosial melalui sub kegiatan penyaluran Jaminan Kesejahteraan Sosial bersyarat bagi warga masyarakat yang tergolong dalam kelompok rentan. Sasaran Kegiatan : a) Lanjut Usia Terlantar Tidak Potensial; b) Penyandang Cacat/Orang Dengan Kecacatan (ODK) Berat; c) Warga masyarakat yang bekerja disektor informal. Target Sasaran pada Tahun : a) Lanjut Usa Terlantar Tidak Potensial, sebanyak 150 Lansia/5 Tahun; b) Penyandang Cacat/ ODK Berat, sebanyak 50 ODK Berat/5 Tahun; c) Warga Masyarakat yang bekerja disektor informal, sebanyak pekerja sektor informal. 85

60 Sub kegiatan : Bentuk kegiatan dalam pelaksanaan jaminan kesejahteraan sosial, untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi warga masyarakat yang rentan mengalami penurunan tingkat kesejahteraan sosial adalah : 1. Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU). Penyaluran jaminan sosial lanjut usia, ditujukan bagi lanjut usia yang mengalami keterlantaran dengan ketentuan : a) Usia 60 Tahun ke atas; b) Sudah tidak bisa bekerja, sudah tidak potensial/produktif, sering sakitsakitan; c) Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tergantung pada keluarga terdekatnya, atau lingkungan sosial terdekatnya; d) Keluarga terdekat lanjut usia, yang memenuhi kebutuhan hidup lansia tergolong dalam kelompok keluarga miskin; e) Tidak menerima pelayanan sosial/bantuan sosial dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) milik pemerintah atau milik masyarakat baik melalui sistem panti maupun non panti; f) Tidak sebagai penerima pensiunan PNS/TNI/POLRI; g) Bukan penyandang cacat berat. Bentuk Jaminan Kesejahteraan Sosial, berupa penyaluran bantuan tunai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Rencana penyaluran bantuan tunai seumur hidup bagi lansia yang memenuhi kriteria tersebut di atas sebesar Rp /bulan/lansia. Mengingat keterbatasan pagu definitif yang disedia bagi Dinas Sosial maka rencana Jaminan yang dilaksanakan pada tahun hanya 30 Lanjut Usia, sehingga jumlah perlima tahun anggaran yang digunakan untuk jaminan tersebut adalah untuk memberikan jaminan bagi 150 Lansia/lima tahun. 2. Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat. Jaminan sosial bagi penyandang cacat/orang dengan kecacatan (ODK) dengan ketentuan sebagai berikut : a) Penyandang cacat karena derajat kecacatannya tidak dapat diberikan pelayanan rehabilitasi sosial; b) Dalam melakukan aktifitas sehari-hari sangat tergantung pada orang lain. c) Tidak menerima pelayanan sosial dari lembaga kesejahteraan sosial (LKS) milik pemerintah atau milik masyarakat; Bentuk Jaminan Kesejahteraan Sosial, berupa penyaluran bantuan tunai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Rencana penyaluran bantuan tunai seumur hidup bagi penyandang cacat/odk yang memenuhi kriteria tersebut di atas sebesar Rp /bulan/ODK Berat. Mengingat keterbatasan pagu definitif yang disedia bagi Dinas Sosial maka rencana Jaminan yang dilaksanakan pada tahun hanya 10 ODK Berta, sehingga jumlah perlima tahun anggaran yang digunakan untuk jaminan tersebut adalah untuk memberikan jaminan bagi 50 ODK Berat/lima tahun. 86

61 3. Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS). Pelayanan berupa pemberian premi asuransi bagi warga masyarakat yang bekerja disektor informal. Dengan ketentuan : a) Bekerja secara perorangan; b) Tidak memiliki jaminan asuransi; seperti Asuransi Kesehatan; Asuransi Ketenaga Kerjaan dan jenis asuransi lainnya; c) Tercatat sebagai penduduk Kotawaringin Barat. Sesuai dengan tugas dan fungsi menurut struktur organisasi dan tata kerja Dinas, maka secara proporsional dikelola oleh Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial. 5.3 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Sasaran pelayanan Dinas Sosial dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu : (1) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dan (2) Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Salah satu bentuk pelayanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah rehabilitasi sosial. Pengelolaan pelayanan rehabilitasi sosial, berdasarkan karakteristik PMKS dan penyebab individu/kelompok/keluarga/masyarakat menjadi PMKS. Pelayanan Rehabilitasi Sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial dibagi menjadi 2 pelayanan rehabilitasi sosial, yaitu : (i) Pelayanan Rehabilitasi Sosial untuk meningkatkan fungsi sosial seseorang di lingkungan sosialnya akibat kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial dan penyimpangan prilaku, penyalahgunaan Napza; (ii) Pelayanan Rehabilitasi Sosial untuk meningkatkan fungsi sosial keluarga/kelompok/masyarakat, akibat bencana/tindak kekerasan/diskriminasi/ eksploitasi sosial. Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan dilakukan oleh : (i) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial; dan (ii) Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial. Kegiatan-kegiatan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Tahun , meliputi kegiatan : Pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Kegiatan dimaksud adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial bagi lanjut usia, anak, dan penyandang cacat/orang dengan kecacatan, baik secara perorangan atau menumbuhkan bentuk pelembagaan pelayanan sosial sehinga dapat mewujudkan pelayanan sosial yang berkesinambungan. Sasaran kegiatan : Warga masyarakat Target Sasaran : - Pendamping Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU); - Pendamping Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat; - Forum Komunikasi Orang Tua dengan Anak Cacat; - Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Kabupaten, Komisi Lanjut Usia Kecamatan, dan Komisi Lanjut Usia Desa/Kelurahan. 87

62 - Lembaga Kesejahteraan Sosial yang memberikan pelayanan sosial bagi anak, baik pelayanan sosial anak sistem panti dan sistem non panti. Sub Kegiatan, pada Tahun : a) Pemberian intensif bagi para pendamping pelayanan sosial lanjut usia, pelayanan sosial ODK, serta pelayanan sosial anak, b) Fasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan Forum Komunikasi Orang Tua dengan Anak Cacat; c) Fasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan Komda Lansia Kabupaten dengan Komisi Lanjut Usia Kecamatan dan Komisi Lanjut Usia Desa/Kelurahan. Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan dilakukan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Peningkatan Kualitas Pelayanan, Sarana, dan Prasarana Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial bagi PMKS. Dalam upaya pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang sosial skala Kabupaten/Kota, yaitu : penyediaan sarana dan prasarana sosial luar panti. Pada kurun waktu Tahun Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat merencanakan kegiatan Peningkatan Kulaitas Pelayanan, Sarana dan Prasarana Rehabilitasi Sosial bagi PMKS. Sasaran Kegiatan : 1) Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun di Jalan Delima Kelurahan Madurejo Kecamatan Arut Selatan. 2) Panti Persinggahan di Jalan P. Diponegoro RT. 01 Kel. Madurejo Kecamatan Arut Selatan. Target Sasaran pada Tahun : 1) Peningkatan fungsi LBK Pangkalan Bun sebagai tempat pelayanan dan rehabilitasi sosial sistem luar panti bagi penyandang cacat/odk, Anak Terlantar, dan PMKS lainnya. 2) Peningkatan fungsi Panti Persinggahan sebagai tempat penampungan sementara korban bencana. Sub Kegiatan : - Pemeliharaan LBK dan Panti Persinggahan; - Penyediaan sarana dan prasarana bimbingan mental, bimbingan sosial dan bimbingan vokasional/keterampilan pada LBK Pangkalan Bun; - Penyediaan sarana dan prasarana penampungan/pengasaramaan penerima pelayanan LBK dan Panti Persinggahan; - Penempatan pengelola pelayanan pada LBK Pangkalan Bun dan Panti Peringgahan. Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas 88

63 dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan dilakukan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa. Kegiatan penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam upaya memerikan perlindungan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial yang diakibatkan oleh faktor bencana, baik bencana alam, dan/atau bencana sosial dalam fase tanggap darurat. Pelaksanaan kegiatan merupakan upaya pemeliharan pemenuhan kebutuhan dasar seseorang/keluarga/kelompok/masyarakat. Sasaran kegiatan, meliputi : - Warga masyarakat, baik secara perorangan/keluarga/kelompok yang mengalami bencana (Korban bencana alam; korban bencana sosial, yang meliputi : orang yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja antar daerah/antar pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban tindak kekerasan, korban eksploitasi sosial (praktek pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi dan Penderita Psikotik yang menggelandang. - Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Target kegiatan : - Tersedianya keperluan penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana alam setiap tahun anggaran pada pada kurun waktu Tahun ; - Tersedianya keperluan penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembalian orang yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja antar daerah/antar pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban eksploitasi sosial (praktek pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi dan keperluan rujukan penderita psikotik yang menggelandang/terlantar setiap tahun anggaran pada kurun waktu Tahun ; - Tersedianya keperluan pendukung peran serta TAGANA dalam upaya penanggulangan bencana setiap tahun anggaran pada kurun waktu Tahun Sub Kegiatan : - Penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana; - Penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan biaya pemulangan orang yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja antar daerah/antar pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban eksploitasi sosial (praktek pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi dan biaya rujukan penderita psikotik yang menggelandang/terlantar. - Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi peran serta TAGANA dalam penanggulangan bencana. Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan dilakukan oleh Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial. 89

64 5.4 Program Pembinaan Anak Terlantar. Salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial, yaitu anak terlantar. Anak mengalami keterlantaran karena suatu hal yang mengakibatkan anak tidak terpenuhinya kebutuhan fisik, dan/atau kebutuhan psikologis, dan/atau kebutuhan sosial dari keluarga/lingkungan sosial terdekatnya. Program anak terlantar, merupakan rangkaian proses pelayanan berupa konseling, bimbingan mental/sosial, vokasional (pelatihan keterampilan). Kegiatan yang dilaksanakan adalah : Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar; Pada kurun waktu lima tahun kedepan (Tahun ) dalam upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, sebagai upaya untuk memenuhi standar pelayanan minimal di bidang sosial sampai dengan Tahun 2015, Dinas Sosial berencana menyediakan tempat penampungan sementara bagi anak, berupa Rumah Penampungan Sementara Anak. Sasaran Kegiatan : - Rumah Penampungan Sementara Anak (RPSA), RPSA merupakan tempat penampungan sementara bagi anak yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, terutama bagi bagi anak yang mengalami tindak kekerasan, eksploitasi dan perlakuan salah dari keluarganya atau lingkungan sosial terdekatnya, yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak; anak berhadapan dengan hukum, dan anak penyandang masalah kesejahteraan sosial. Target Kegiatan pada tahun : - Tersedianya RPSA sebanyak 1 buah. Sub kegiatan : - Pembangunan RPSA Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar; Kegiatan ini merupakan pelayanan sosial sistem luar panti yang dilaksanakan bagi anak yang mengalami keterlantaran, akibat tidak/kurang terpenuhinya kebutuhan fisik, dan/atau kebutuhan psikologis, dan/atau kebutuhan sosial anak dalam keluarga/lingkungan sosial terdekat anak. Kegiatan ini ditujukan bagi anak yang berusia antara 12 sampai 20 tahun, terutama yang tidak sekolah atau tidak dapat melanjutkan sekolah, dan keluarga tidak dapat memberikan kebutuhan peningkatan keterampilan kerja bagi anak, karena keterbatasan ekonomi, dan/atau ketidak harmonisan keluarga, dan/atau orang tua/ayah/ibu menderita penyakit kronis menahun, dan/atau yatim/piatu/yatim piatu, dan/atau akibat penelantaran lainnya. Sasaran Kegiatan : - Anak baik laki-laki atau perempuan yang mengalami masalah keterlantaran Target kegiatan : Anak Sub Kegiatan : 90

65 1) Merujuk anak untuk memperoleh bimbingan mental/sosial dan bimbingan vokasional/keterampilan ke Panti Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, sebanyak 25 Anak. 2) Bimbingan Mental, Sosial, dan Bimbingan Keterampilan melalui Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun, sebanyak 75 Anak. 3) Penyaluran Bantuan usaha melalui KUBE bagi anak, 5 KUBE ( 75 Anak) Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar; Pada kegiatan ini ditujukan bagi anak dari keluarga miskin, yang masih sekolah dan memiliki keterampilan atau dapat melakukan/mempunyai kegiatan usaha yang dapat menopang penghasilan keluarga : Sasaran Kegiatan : - Anak dari keluarga miskin yang masih sekolah. Target kegiatan pada tahun : Anak Sub Kegiatan : - Bimbingan kewirausahaan; - Penyaluran bantuan usaha ekonomi produktif bagi anak Peningkatan Keterampilan Pembina Anak Terlantar. Rencana, dalam rangka peningkatan kemampuan aparatur dalam pelayanan sosial bagi anak, terutama anak terlantar perlu dilakukan mengingat pelayanan sosial bagi anak yang mengalami masalah kesejahteraan sosial dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang berupa kegiatan konseling, bimbingan mental/sosial dan bimbingan vokasional/keterampilan. Terkait hal tersebut kondisi aparatur terutama pada Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial saat ini 1 Orang dengan latar pendidikan sarjana pekerjaan sosial, 2 orang sarjana psikologi, 1 orang sarjana ilmu sosial, dan 1 orang sarjana hukum, 3 orang dengan pendidikan setingkat SLTA. Kondisi ini menuntut peningkatan kemampuan praktek dan keterampilan pekerjaan sosial, selain itu diperlukan peningkatan kemampuan aparatur dalam proses bimbingan keterampilan. Sasaran kegiatan : Aparatur dinas yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial anak Target kegiatan : 5 orang aparatur pelaksana pelayanan dan rehabilitasi, Sub kegiatan : - Magang di Panti pelayanan dan rehabilitasi sosial anak. - Kursus singkat keterampilan berusaha bagi aparatur. Terkait dengan pengelola program dan kegiatan, berdasarkan tugas dan fungsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. 5.5 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma. Seseorang termasuk dalam PMKS akibat kecacatan adalah apabila seseorang yang menyandang kecacatan mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi sosialnya di lingkungan sosial karena kecacatan yang dialaminya, misalnya tidak dapat 91

66 memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri/tergantung pada orang lain, tidak dapat mengakses pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, tidak dapat mengakses kesempatan kerja, serta pelayanan sosial dasar lainnya,. Penyandang cacat terdiri dari : a) Penyandang cacat tubuh; Seseorang yang mengalami ketidak lengkapan anggota tubuh atau yang mengalami hambatan fungsi tubuh yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan. b) Penyandang cacat netra; Seseorang yang mengalami hambatan fungsi penglihatan yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan pencarian nafkah dan atau kegiatan kemasyarakatan. c) Penyandang cacat wicara (bisu tuli); Seseorang yang mengalami hambatan fungsi pendengaran dan kemampuan bicara yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan masyarakat d) Penyandang cacat mental retradasi; Seseorang yang mempunyai hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya, yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk mengurus diri sendiri, pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan e) Penyendang cacat mental eks psikotik; Seseorang yang mengalami kelainan tingkah laku karena pernah mengalami sakit jiwa yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan f) Penyandang cacat eks penyakit kronis; Seseorang yang sudah sembuh dari penyakit menahun atau kronis (Kusta, TBC, dll) yang mengakibatkan kelainan pada anggota tubuh yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan. g) Penyandang cacat ganda; Seseorang yang menyandang cacat mental plus cacat tubuh / dan atau cacat netra (mata) / dan atau cacat rungu wicara. Penyelenggaraan kesejahteraaan sosial bagi penyandang cacat/orang dengan kecacatan adalah melaui upaya upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, memperluas jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, meningkatkan mutu dan profesionalisme pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan memantapkan manajemen pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat. Berdasarkan fungsi pelayanan Dinas, pengelolaan program dan kegiatan dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Kegiatan yang dilaksanakan pada program pemberdayaan para penyandang cacat dan eks trauma pada Tahun adalah : Pendataan penyandang cacat dan penyakit kejiwaan; Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan pelayanan langsung bagi penyandang cacat/orang Dengan Kecacatan (ODK), mulai dari proses pendataan, proses identitifikasi pelayanan sesuai dengan potensi penyandang cacat, proses peningkatan peran serta masyarakat, sampai dengan proses rujukan pelayanan sosial bagi penyandang cacat. Pelaksanaan kegiatan berupa Tim Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK), yang terdiri dari : petugas/pekerja sosial, tenaga medis, 92

67 tenaga para medis, tenaga psikolog dan masyarakat selaku Kader Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM). Tujuan kegiatan adalah (i) pendataan penyandang cacat/odk, (ii) detiksi dini terjadinya kecacatan pada seseorang, baik kecacatan fisik atau kecacatan mental, (iii) teraksesnya pelayanan sosial yang diperlukan bagi ODK dan penderita penyakit kejiwaan. Sasaran Kegiatan : - Penyandang cacat dan penyandang penyakit kejiwaan. Target kegiatan : - Terlaksananya kegiatan Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) di 5 Kecamatan. Sub Kegiatan : - Pelaksanaan Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma. Sasaran kegiatan : - Penyandang cacat/ orang dengan kecacatan Target Kegiatan pada tahun Orang Dengan Kecacatan. Sub kegiatan : - Merujuk ODK ke Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat milik pemerintah; - penyaluran bantuan alat bantu sesuai dengan jenis kecacatan; - penyaluran bantuan usaha bagi ODK Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik; Pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam upaya peningkatan keterampilan dan praktek pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi aparatur Dinas Sosial yang menjalankan tugas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi ODK Sasaran kegiatan : - Apartur Dinas yang menjalankan tugas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi ODK. Target kegiatan : - Pelaksanaan magang bagi aparatur di Pusat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat. Sub kegiatan : - Melaksanakan pemagangan aparatur di pusat rehabilitasi Cacat Netra; - Melaksanakan pemagangan aparatur di pusat rehabilitasi Cacat Tubuh; - Melaksanakan pemagangan aparatur di pusat rehabilitasi Cacat Mental; - Melaksanakan pemagangan aparatur di pusat rehabilitasi Cacat Rungu dan Wicara. - Melaksanakan pemagangan aparatur di pusat rehabilitasi eks penyandang penyakit kejiwaan. 5.6 Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo. Program pembinaan panti asuhan/panti jompo yang direncanakan akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial pada Tahun adalah untuk menyiapkan panti milik 93

68 pemerintah daerah yang memberikan pelayanan bagi lanjut usia, kegiatan yang dilaksanakan adalah : Pembangunan sarana dan prasarana panti asuhan/jompo. Kegiatan ini dikelola oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Dalam upaya peningkatan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial, maka sesuai dengan tugas dan fungsi sekretariat Dinas Sosial mengelola beberapa program sebagaimana tersebut berikut ini : 5.7 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Kegiatan-kegiatan pada program peayanan administrasi perkantoran, terdiri dari : Penyediaan Jasa Surat Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional; Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja; Penyediaan Alat Tulis Kantor; Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor; Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Penyediaan Peralatan Rumah Tangga; Penyediaan Makanan dan Minuman; Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah. 5.8 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Kegiatan pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut : Pengadaan kendaraan dinas/operasional; Pengadaan mebelaier; Pengadaan Peralatan Gedung Kantor; Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional; Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 5.9 Program Peningkatan Disiplin Pegawai. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah : Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu 5.10 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dilakukan melalui kegiatan : Bimbingan Teknis Implementasi peraturan perundang-undangan 5.11 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan, bertuan untuk mewujudkan akuntabilitas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial pada Tahun Melalui kegiatan : Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD; Penyusunan pelaporan keuangan semesteran; Pelaporan Keuangan Akhir Tahun. Terkait dengan tugas dan fungsi sekretaris, tugas sekretaris adalah mengkoordinasikan penyusunan program, penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu, dengan fungsi : 94

69 Mengkoordinasikan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran SKPD serta Menyusun evaluasi dan pelaporan kegiatan SKPD, sehubungan dengan hal tersebut Sekretaris Dinas Sosial melaksanakan pula pengelolaan Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, pada Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Guna menunjang terlaksananya program dan kegiatan Dinas Sosial pagu indikatif yang diperlukan sebesar Rp ,- lebih rinci rencana program dan kegiatan Dinas Sosial Tahun , dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut : 95

70 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Proses penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesungguhnya telah berlangsung lama dalam masyarakat kita, bukan sebuah fenomena baru. Tugas Dinas Sosial adalah mereformulasi dan mereaktualisasi nilai-nilai luhur yang hidup di tengah masyarakat dengan beragam latar belakang budaya, namun memiliki tujuan sama. Nilai-nilai itu membentuk jati diri dan budaya bangsa, antara lain nilai terpenting adalah : keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial. Ibarat mendirikan sebuah rumah, inilah yang menjadi fondasi dari segenap proses penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial tidak boleh dipandang sebagai aktivitas yang bersifat konsumtif belaka, namun harus ditempatkan sebagai investasi sosial berjangka panjang berkelanjutan, yang akan menentukan eksistensi masyarakat Kotawaringin Barat di tengah perubahan global. Di atas fondasi itu diletakkan lantai dasar Sumber Daya Manusia kesejahteraan sosial yang menjadi motor penggerak pembangunan sosial. Sumber daya itu terdiri dari para pekerja sosial profesional, tenaga kesejahteraan sosial, relawan sosial, dan penyuluh sosial. SDM kesejahteraan sosial merupakan bagian dari Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), yakni unsur yang paling penting karena seluruh potensi lain tergantung dari kualitas SDM penggeraknya. Pembinaan dan peningkatan kompetensi SDM kesejahteraan sosial menjadi agenda utama. Potensi lain yang dikembangkan adalah sarana dan prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi, kelembagaan, organisasi dan manajemen yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Apabila fondasi (nilai) dan lantai (SDM) itu terbina dengan baik, maka pilar-pilar kokoh yang menjadi tugas pokok penyelenggara kesejahteraan sosial, yaitu rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial dapat terlaksana dengan baik. Tugas lain ialah penanggulangan kemiskinan sebagai karya kolaboratif berbagai kementerian/lembaga yang menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Keberhasilan penyelenggaraan kesejahteraan sosial akan memberi arti bagi penurunan angka kemiskinan. Masyarakat sering terpaku pada hasil akhir angka kemiskinan, padahal di balik itu berlangsung proses pelayanan sosial yang berkesinambungan, memakan waktu lama dan anggaran besar. Karena itu, penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan dalam kerangka kebijakan yang terpadu dengan melibatkan segenap unsur pemerintah, masyarakat, dan kalangan dunia usaha di dalam maupun luar negeri. Demi mencapai hasil optimal, intervensi kebijakan kesejahteraan sosial dilakukan berdasarkan segmen penyandang masalah kesejahteraan sosial, meliputi aspek kemiskinan, kecacatan, ketunaan sosial, keterlantaran, keterpencilan, korban bencana dan korban tindak kekerasan, eksploitasi serta diskriminasi. Pada jangka waktu tertentu, bila segenap proses penyelenggaraan kesejahteraan sosial berlangsung optimal, maka terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat bukan sekadar impian. Kesejahteraan sosial tidak hanya dambaan warga yang tergolong Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), sebab seluruh warga masyarakat merasakan dampak buruk dari kehadiran PMKS, bila tidak tertangani secara efektif. Kondisi konflik, kerawanan, bahkan disintegrasi bangsa akan terjadi, jika agenda pelayanan dan pemenuhan kebutuhan dasar PMKS terabaikan. Untuk itu, Dinas Sosial tidak akan bekerja sendirian. Berdasarkan 96

71 OUT COMES Pemberdayaan Sosial Rehabilitasi Sosial Jaminan Sosial Perlindungan Sosial Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, masyarakat yang menginginkan ketenteraman, kenyamanan, dan ketertiban sosial diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial yang merata akan membentuk ketahanan sosial masyarakat yang kuat. Ilustrasi bangunan kesejahteraan sosial, sebagaimana gambar berikut : TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT TERPENUHINYA KEBUTUHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (Kemiskinan, Kecacatan, Keterlantaran, Ketunaan Sosial, Korban Bencana) SUMBER DAYA KESEJAHTERAAN SOSIAL Pekerja Sosial Profesional, Tenaga Kesejahteraan sosial, Relawan Sosial, Penyuluh Sosial JATI DIRI DAN BUDAYA BANGSA (Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Sosial) Konsep penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial yang secara skematis digambarkan dalam bangunan kesejahteraan sosial tersebut. Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, frame work penyelenggaraan kesejahteraan sosial dijabarkan seperti di bawah ini : 97

72 INPUT PROCES OUTPUT TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT Keberfungsian sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Kemiskinan, Keterlantaran, Kecacatan, Ketunaan Sosial, Korban Bencana) Terehabilitasi nya PMKS secara sosial Terlindunginya PMKS secara sosial Terjaminnya PMKS secara sosial Terbedayakan nya PMKS secara sosial Tertanganinya kemiskinan PMKS secara sosial REHABILITASI SOSIAL PERLINDUNGAN SOSIAL JAMINAN SOSIAL PEMBERDAYAAN SOSIAL Penanggulangan Kemiskinan POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) SDM Kesejahteraa n Sosial Sarana dan Prasarana Kesejahteraa n Sosial Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesejahteraa n Sosial Kelembagaan Kesejahteraa n Sosial Organisasi dan Manajemen Kesejahteraa n Sosial Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata, maka sebagaimana tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dalam menjalankan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat di bidang sosial, sebagaimana diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat, dengan frame work tersebut di atas komitmen Dinas Sosial dalam pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD adalah dengan meningkatkan keberfungsian sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) guna mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), PMKS adalah seseorang/kelompok/keluarga/masayarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial yang disebabkan karena kemiskinan, atau keterlantaran, atau kecacatan, atau ketunaan, atau kebencaaan, atau keterpencilan. Di Kabupaten Kotawaringin Barat kelompok masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial yang disebabkan keterpencilan menurut Kementerian Sosial RI sudah tidak ada. Kelompok PMKS yang menjadi sasaran pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun , meliputi : 1. Balita Terlantar; 2. Anak Terlantar; 3. Wanita Rawan Sosial Ekonomi; 98

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2, pasal

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1. 57 Dinas Sosial 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem mempunyai tugas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG 1 PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

B U P A T I T A S I K M A L A Y A B U P A T I T A S I K M A L A Y A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004 memperlihatkan kondisi yang menggembirakan, terutama

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau 54 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau Instansi Sosial lahir dua hari setelah diproklamirkannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya pada

Lebih terperinci

13. URUSAN WAJIB SOSIAL

13. URUSAN WAJIB SOSIAL 13. URUSAN WAJIB SOSIAL A. KEBIJAKAN PROGRAM Penyelenggaraan urusan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluasluasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan,

Lebih terperinci

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan untuk mendukung

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintahan Organisasi :.4. KETENAGAKERJAAN :.4.0. DINAS TENAGA KERJA,TRANSMIGRASI DAN SOSIAL DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 05

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 9 Organisasi / SKPD :... -DINAS SOSIAL Halaman dari 4 Program.. SOSIAL.9.445.3.9... PROGRAM PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 15 29 December 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1/2015 28 January 2015 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KECAMATAN LAMANDAU TAHUN 2014 I. Dasar Hukum A. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008

Lebih terperinci

Created with XFRX, commercial use prohibited. Hal 1 dari 5

Created with XFRX,  commercial use prohibited. Hal 1 dari 5 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.13 - SOSIAL 1.13.01 - DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI DOKUMEN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015 Hal 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI Formulir RKA SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 1.14. KETENAGAKERJAAN ORGANISASI : 1.14.01. DINAS TENAGA

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN 2014 DPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.13 - SOSIAL 1.13.01 - REKAPITULASI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa

Lebih terperinci

Sasaran Prioritas Pembangunan Lokasi

Sasaran Prioritas Pembangunan Lokasi RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN KABUPATEN ACEH TAMIANG SKPK Kode : Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan dan Program/Kegiatan (1) (2) Sasaran Indikator Prioritas Pembangunan Lokasi Program

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK I. SASARAN STRATEGIS -1 NO SASARAN STRATEGIS 1 Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi rehabilitasi terhadap jumlah 0,29% 0,04% 0,12%

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 Tahun 2016 3 Februari 2016 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 214-218 BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 2.1.1. Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan manifestasi tanggung jawab Pemerintah sebagai urusan wajib bidang sosial dalam penyediaan pelayanan kebutuhan dasar bagi

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI URAIAN JUMLAH Retribusi Perpanjangan IMTA

DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI URAIAN JUMLAH Retribusi Perpanjangan IMTA LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 44 TAHUN 2014 TANGGAL 30 DESEMBER 2014 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : KODE REKENING : 1.13. - SOSIAL

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang No Jabatan Tugas : Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

Lebih terperinci

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI Kode Rekening : 1.14 : 1.14.01 KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL 1.14 1.14.01 00 00 5 BELANJA DAERAH 7.869.700.000,00 7.382.776.373,00 486.923.627,00

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014 ANALISIS EFESIENSI DAN ITAS KEGIATAN TAHUN 2014 INSTANSI : DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG PROGRAM URAIAN INPUT TK PEN Pelayanan 1. Penyediaan 100,00 100,00 100,00 1. Input (Masukan) Administrasi Jasa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasosialan,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat secara lengkap termuat dalam Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan suatu

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 21 Desember 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB SOSIAL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

URUSAN WAJIB SOSIAL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 13. A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan pada urusan sosial diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat terutama bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 97 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA PEKANBARU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG INFORMASI BERKALA A. Profil Kedudukan SKPD 1. Kedudukan Kedudukan Dinas Sosial yaitu penyelenggara pelayanan dalam bidang kesejahteraan 2. Struktur Struktur Organisasi Dinas Sosial

Lebih terperinci

REKAPITULASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018

REKAPITULASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018 REKAPITULASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018 OPD : DINAS SOSIAL PROVINSI BENGKULU INDIKATOR KERJA 1 2 3 4 5 A BELANJA TIDAK LANGSUNG 15.667.567.437 1 Belanja Pegawai 15.667.567.437 Belanja Gaji dan Tunjangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL Jln. A. Yani No. 38 Telp. ( 0342 ) 801357 BLITAR KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN BLITAR NOMOR : 460/14.2/409.102/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017 1 A. Realisasi Anggaran Untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan sasaran strategis yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN GEDEBAGE 2.1.1. TUGAS POKOK Tugas Pokok Kecamatan Gedebage mengacu kepada Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 05 Formulir DPPA - SKPD. Urusan Pemerintahan Organisasi :.. - SOSIAL :..0. - DINAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan URUSAN PEMERINTAHAN : 1.13. - SOSIAL ORGANISASI : 1.13.01. - DINAS SOSIAL Halaman. 113 Jumlah 1.13.1.13.01.00.00.4. PENDAPATAN 1.13.1.13.01.00.00.4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.13.1.13.01.00.00.4.1.2. RETRIBUSI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 06 Urusan Wajib Pelayanan Dasar Sosial Organisasi :. 06.

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Menimbang WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan APBD. Hal tersebut memiliki konsekuensi terhadap semua unit kerja yang ada di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG 23 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG 2.1. Latar Belakang Terbentuknya Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS SOSIAL KABUPATEN BIMA TAHUN 2013 0 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I : PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan: SOSIAL

Urusan Pemerintahan: SOSIAL Urusan Pemerintahan: 1.01.06. - SOSIAL Unit Organisasi KODE REKENING : 1.01.06.01. - DINAS SOSIAL URAIAN JUMLAH PENJELASAN 1 2 3 4 1.01.06.1.01.06.01.00.00.4. PENDAPATAN DAERAH - 1.01.06.1.01.06.01.00.00.5.

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 01 Tahun 2015 12 Januari 2015 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014 1.13. - SOSIAL 1.13.01. - DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. 3. Bermanfaat bagi instansi yang diteliti di harapkan dapat memotivasi pegawai untuk lebih giat dalam bekerja secara maksimal untuk tujuan organisasi. BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Dinas

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1 2 Berkontribusinya menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas Kepala Dinas

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci