SKRIPSI NURLAELATUL QADRI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI NURLAELATUL QADRI NIM"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MA WIHDATUL ULUM PARANGLOE SKRIPSI NURLAELATUL QADRI NIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2020

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MA WIHDATUL ULUM PARANGLOE SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan NURLAELATUL QADRI NIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2020 i

3 i

4 ii

5 iii

6 iv

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka akan merasakan pahitnya kebodohan sepanjang hidupnya (Imam Asy-Syafi i) Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku, saudaraku, dan seluruh temanteman Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkannya. Serta sebagai motivator dalam setiap langkahku. v

8 ABSTRAK Nurlaelatul Qadri Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MA Wihdatul Ulum Parangloe. Skripsi. Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Bunga Dara Amin dan Pembimbing II: Rahmawati. Proses pembelajaran fisika di MA Wihdatul Ulum Parangloe terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik masih bersifat pasif dikarenakan peserta didik hanya mejadi pendengar saja. Selain itu, peserta didik terlihat tidak semangat dalam mengikuti proses pembelajaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Metode penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan desain tipe one group pretest-postest. Sampel diambil menggunakan teknik penunjukan secara langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum diterapkan metode pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi diperoleh skor rata-rata sebesar 8,7 dengan standar deviasi 4,30 dan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi diperoleh skor rata-rata sebesar 12,25 dengan standar deviasi 5,34. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X IPA di MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah dilakukan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi diperoleh N-Gain sebesar 0,87 (berada kategori tinggi). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi mengalami peningkatan. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama diharapkan agar penelitian yang dilakukan lebih disempurnakan lagi baik dalam pelaksanaan maupun hasilnya. Kata kunci: Inkuiri terbimbing, media animasi, kemampuan berpikir kritis. vi

9 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MA Wihdatul Ulum Parangloe. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta atas segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendo akan dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi (S1) penulis. Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Dr. Hj. Bunga Dara vii

10 Amin, M.Ed., selaku pembimbing I dan Ibunda Rahmawati, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini. Kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.d.,selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd., dan Bapak Ma ruf, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar, Ayahanda dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang telah diberikan, H. Ilyas Thahir, Lc., MA selaku kepala MA Wihdatul Ulum Parangloe yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, Bapak dan Ibu guru fisika sekaligus guru pamong MA Wihdatul Ulum Parangloe yang selalu memberikan arahan selama melakukan kegiatan penelitian, Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2015 program studi Pendidikan Fisika, yang telah bersamasama penulis menjalani masa-masa perkuliahan, atas sumbangsi dan motivasinya selama ini. Semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya, dan Adikadik peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe atas perhatian dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini, serta seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya. Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do a viii

11 penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika. Amin Yaa Rabbal Alamin. Wassalam Makassar, Januari 2020 Penulis ix

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii SURAT PERNYATAAN... iii SURAT PERJANJIAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 A. Tinjauan Pustaka Konsep Media Pembelajaran 8 2. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pengertian Media Animasi Keterampilan Berpikir Kritis B. Kerangka Pikir x

13 C. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Desain Penelitian D. Populasi dan Sampel E. Definisi Operasional Variabel F. Prosedur Penelitian G. Instrumen Penelitian H. Teknik Pengumpulan Data I. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Analisis Inferensial (Uji N-Gain) B. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

14 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.2 Kategori Tingkat N-Gain Hasil Validasi Prangkat Pembelajaran Statistik Skor Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis Distribusi Interval Skor Keterampilan Berpikir Kritis Distribusi Perolehan N-Gain Ternormalisasi Peserta Didik.. 47

15 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Bagan Kerangka Fikir Diagram Distribusi Interval Skor Pre-test Diagram Distribusi Interval Skor Post-test Diagram Distribusi Interval skor pre-test dan post test...46

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran A... A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... A.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)... A.3 Bahan Ajar... A.4 Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis... A.5 Uji Gregory... Lampiran B... B.1 Uji validitas instrumen penelitian... B.2 Uji reliabilitas instrumen penelitian... Lampiran C... C.1 Absen Kehadiran... Lampiran D... D.1 Analisis Deskriptif... D.2 Analisis statistik Inferensial... Lampiran E... A. Dokumentasi... Lembar Observasi... Persuratan...

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman yang semakin modern senantiasa mempengaruhi pola pikir manusia untuk selalu berperan aktif mengikuti perkembangan tersebut agar mampu bertahan dan mengembangkan pola kehidupan. Era globalisasi dan komputerisasi merupakan wujud nyata dari perkembangan yang terus terjadi. Demikian juga aplikasi multimedia yang semakin dikembangkan untuk mengubah cara manusia untuk berinteraksi dengan komputer melalui unsur teks, gambar, audio serta animasi dan visual dalam satu aplikasi. Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Pendidikan di masa sekarang ini hendaknya mampu membekali generasi muda dengan menemukan konsep-konsep sains dengan matang, agar masalah-masalah yang akan timbul di masa depan dapat diantisipasi. Pendidikan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) yang terdiri dari berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis dan kreatif merupakan dua kemampuan yang dapat mendorong seseorang untuk 1

18 2 senantiasa memandang setiap permasalahan yang dihadapi secara kritis serta mencoba mencari jawabannya secara kreatif (kurniawan, 2017) Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Bahan dan alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pembelajaran. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya membantu guru dalam penyampaian materi, akan tetapi juga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu mutu pendidikan perlu ditingkatkan dengan adanya pembaharuan dibidang pendidikan. Salah satu caranya adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan pembaharuan pendekatan atau peningkatan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika dalam prosesnya mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat menunjang penyampaian materi dengan baik. Salah satu upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami materi fisika dan dapat menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan masih mendapatkan bimbingan dari pendidik. Adapun salah satu media pembelajaran yang baik untuk digunakan yaitu media yang interaktif berbasis Komputer. Media pembelajaran dapat disajikan secara tekstual, video, dan gambar. Perpaduan penyajian tersebut diharapakan agar

19 3 siswa lebih termotivasi dalam belajar serta dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil observasi proses belajar terhadap peserta didik di MA Wihdatul Ulum Parangloe, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik masih sangat rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai fakta sebagai berikut: aktivitas peserta didik dalam proses belajar bersifat pasif dikarenakan peserta didik hanya mejadi pendengar saja. Selain itu, peserta didik terlihat tidak semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan adanya beberapa peserta didik yang mengantuk ketika guru sedang menjelaskan materi, bahkan sebagian peserta didik sibuk mengobrol pembahasan di luar materi pelajaran dengan teman sebangkunya sehingga tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru, peserta didik juga tidak berani dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang tidak dipahami. Hal ini terlihat pada saat guru memberikan tugas mengenai materi yang telah disampaikan, hanya sebagian kecil saja yang mampu mengerjakan tugas tersebut. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan, maka diperlukan suatu model pembelajaran serta media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sehingga membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Salah satu model pembelajaran dan media yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan Media Animasi. Pembelajaran inkuiri diterapkan agar peserta

20 4 didik bebas mengembangkan konsep yang mereka pelajari bukan hanya sebatas materi yang dicatat saja kemudian dihafal. Pengembangan keterampilan berpikir kritis yang didasarkan pada kegiatan merumuskan masalah hingga menemukan pemecahannya dengan masih mendapat arahan dari pendidik merupakan proses dalam pembelajaran inkuiri terbimbing yang mengakibatkan peserta didik mempunyai keterampilan memecahkan masalah. Dan dengan menggunakan media animasi pula, materi fisika yang disampaikan akan terlihat lebih menarik sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik karena penyajian materi dengan menggunakan media animasi ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep fisika dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MA Wihdatul Ulum Parangloe. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diselidiki dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe sebelum diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi?

21 5 2. Seberapa besar keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi? 3. Apakah terdapat peningkatan yang berarti dalam keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe sebelum diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi. 2. Untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi. 3. Untuk menganalisis apakah terdapat peningkatan yang berarti dalam keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi.

22 6 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika. 2. Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai variasi model pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. 3. Bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran sebagaialternatif meningkatkan kualitas hasil belajar melalui keterampilan berpikir kritis, khususnya kualitas hasil belajar fisika di MA Wihdatul Ulum Parangloe 4. Pengembang Ilmu Pendidikan Manfaat penelitian ini bagi ilmu pendidikan yaitu memberikan masukan tentang sejauh mana penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi sebagai salah satu model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. 5. Peneliti

23 7 Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya dalam hal mengidentifikasi masalahmasalah pembelajaran fisika.

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Media Pembelajaran Istilah media sering digunakan secara sinonim dengan teknologi pembelajaran. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam perkembangan awal teknologi pembelajaran memberikan penekanan pada tiga unsur utama; guru, kapur dan buku teks yang merupakan intisari media pembelajaran. Berdasarkan definisi tersebut, media lahir dari revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi, istilah media mengacu pada segala sesuatu yang berfungsi untuk membawa dan menyampaikan informasi antara sumber dan penerima informasi. Misalnya video, televisi, bahan cetak, komputer, dan instruktur dianggap sebagai mediakarena berfungsi membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi berlangsungnya komunikasi. (Yaumi, 2017:6) Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas yang pada dasarnya mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar juga secara 8

25 9 khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum (Dimyati, 2009) Pembelajaran juga dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh tujuan yang dipelajari (Driscoll, 2000). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan dengan media pembelajaran adalah semua bentuk fisik yang digunakan pendidik untuk penyajian pesan dan memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat bersifat tradisional seperti kapur tulis, handout, gambar, slide, OHP, objek langsung, videotape, atau film begitu pula dengan bahan dan metode terbaru seperti komputer, DVD, CD- ROM, Internet, dan konferensi video interaktif (Scanlan, 2012). Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan di atas, yang dimaksud media pembelajaran adalah semua peralatan yang telah dirancang atau didesain dengan sengaja dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. 2. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Tinjauan pustaka mengenai variabel independent pada penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang akan dijabarkan dalam beberapa penjelasan sebagai berikut:

26 10 a. Model Pembelajaran Model pembelajaran pada penelitian ini adalah pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang merupakan strategi dalam prosespembelajaran. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar Peserta didik di dalam kelas. Salah satunya adalah model pembelajaran yang telah banyak dicetuskan oleh para ahli. Menurut Joyce ( dalam Nurul Kindy, 2015:6): Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, danlain-lain. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancangan pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Soekamto, dkk (dalam Nurul Kindy, 2015: 6) b. Model Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri pada penelitian ini merupakan model pembelajaran pada proses pembelajaran yang memberikan bimbingan dan

27 11 informasi-informasi kepada peserta didik dan dapat dijelaskan sebagaiberikut: 1) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti; penyelidikan/meminta keterangan; terjemahan bebas untuk konsep ini adalah peserta didik diminta untuk mencari dan menemukan sendiri (Anam, 2017: 7). Hal ini selaras dengan maksud dan pengertian dasar dari pembelajaran berbasis inkuiri seperti yang diungkapkan oleh W. Gulo (Anam, 2017: 11) mengatakan bahwa: Pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menarik kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa, ciri pada pembelajaran inkuiri yaitu menekankan pada suatu aktifitas yang dilakukan peserta didik dalam mencari dan menyelidiki suatu masalah. Aktifitas mencari dan menemukan solusi dari permasalahan tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. 2) Kelebihan Pembelajaran Inkuiri Menurut Bruner (Anam, 2017:16) seorang psikolog dari Harvard University di Amerika Serikat menegaskan bahwa pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut: a) Peserta didik akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

28 12 b) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasisituasi proses belajar yang baru. c) Mendorong siswa untuk berfikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. d) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. e) Memberikan kepuasan yang bersifat intristik. f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 3) Tingkatan inkuiri Menurut tingkat penurunan keterlibatan guru, inkuiri dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu: a) Inkuiri terkontrol. Inkuiri terkontrol merupakan tahap dimana pendidik memiliki kontrol penuh dalam proses pembelajaran dimana masalah atau topik pembelajaran berasal dari pendidik ataupun berasal dari buku yang ditentukan oleh pendidik. b) Inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing merupakan tahapan inkuiri yang mana peserta didik tidak hanya duduk, mendengarka lalu menulis, tetapi peserta didik diarahkan untuk menemukan jawaban terhadap masalah atau topik dibawah bimbingan pendidik. c) Inkuiri terencana. Dalam inkuiri terencana peserta didik difasilitasi untuk mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Pendidik berperan mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan kuantitatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan para ahli.

29 13 d) Inkuiri bebas. Tahap terakhir adalah inkuiri bebas, dimana peserta didik bebas untuk menentukan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendidik disini berperan pasif sehingga siswa didorong untuk belajar secara mandiri dan tidak lagi mengandalkan intruksi dari pendidik. c. Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pembelajaran inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada penelitian ini merupakan model pembelajaran pada proses pembelajaran yang memberikan bimbingan/petunjuk dan informasi-informasi kepada peserta didik dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pengertian Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided Inquiry) ini, guru memberikan petunjuk-petunjuk kepada peserta didik seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa bertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar peserta didik mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara kelompok. 2) Peranan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para peserta didik antara lain sebagai berikut:

30 14 a) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh pesertadidik Membuat konsep dari peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnyamemiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para pesertadidik b) Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjamin kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya c) Tidak menjaminkan pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar 3) Ciri utama pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) mempunyai ciri utama dalam menjalankan proses pembelajaran pada peserta didik antara lain sebagai berikut: a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktiitas peserta didik secara maksimal mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar b) Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik, peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiridari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat membunuh sikap percaya diri. c) Tujuan dan penggunan model pembelajata Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry), adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi peserta didik dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

31 15 4) Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Menurut Nuryani (Dessy, 2014:30) lebih lanjut mengatakan bahwa pada inkuiri terbimbing guru membimbing peserta didik melakukan kegiatan dengan memberi pertanyan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Kemudian pendidik mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan membimbing peserta didik dalam mencatat data. 3. Pengertian Media Animasi Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang berarti menggerakkan. Pengertian animasi menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Reiber dalam jurnal Rakim menyatakan bahwa salah satu bagian penting pada multimedia adalah animasi. Animasi merupakan rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Animasi juga dapat diartikan dengan menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat metamorfosa dari bentuk semula ke bentuk selanjutnya. Animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak peserta didik dapat melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. animasi menyediakan suatu tiruan yang apabila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal atau berbahaya. (Rakim dan Hamdani dalam skripsi Mira, 2017)

32 16 Suatu medium (jamak: media) adalah perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam kaitannya dengan pengajaranpembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contohcontohnya termasuk video, televisi, computer, diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran (Depdiknas, 2005). Animasi Sebagai media ilmu pengetahuan memiliki kemampuan untuk dalam menjelaskan sesuatu yang rumit untuk dijelaskan dengan sebuah koonsep berupa teks. Dengan adanya media animasi yang kemampuan, maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang tidak mampu digambarkan secara nyata dengan melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan. Sanjaya (2010) media animasi yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi seperti media-media lain mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kepentingan atau kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:

33 17 a. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya membantu dalam proses pemahaman. b. Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat dinamik dibanding media yang bersifat statik. c. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara maya. Ini utamanya untuk keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya yang tinggi. d. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu materi pelajaran atau pesan yang ingin disampaikan oleh para pendidik. e. Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun demonstrasi.

34 18 Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk diubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animasi yang justru tidak penting. 4. Keterampilan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan salah satu strategi kognitif dalam pemecahan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola yang lebih tinggi.(surya, 2015:123) Ada tiga macam cara mendefinisikan berfikir kritis. Pertama, berfikir kritis merupakan suatu pola berfikir reflektif yang berfokus pada pembuatan keputusan tentang apa yang diyakini atau yang dilakukan (Ennis, 1987, dalam Surya, 2015). Definisi kedua tentang berfikir kritis adalah berfikir yang lebih baik (Perkins, 2001, dalam Surya, 2015). Definisi ketiga, adalah berfikir yang membedakan antara berfikir yang diharapkan mendapat tujuan dengan mengklarifikasikan tujuan (Nickerson, 1987 dalam Surya, 2015). Maka dapat ditarik kesimpulan berfikir kritis adalah suatu pola berfikir yang mengakibatkan penemuan yang terarah secara rasional sehingga mampu mendapatkan dan mengklarifikasikan tujuan.

35 19 Pendidikan memiliki tujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking) yang terdiri dari berfikir kritis dan kreatif. Berfikir kritis dan kreatif merupakan dua kemampuan yang dapat mendorong seseorang untuk senantiasa memandang setiap permasalahan yang dihadapi secara kritis serta mencoba mencari jawaban secara kreatif. Kemampuan berfikir kritis dan kreatif memungkinkan peserta didik untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang permasalahan yang dipandang relatif baru (Kurniawan, 2014: 128). Model PBM dapat membuat peserta didik bereksplorasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk berfikir kritis, analitis, sistematis dan logis. (Kurniawan, 2014: 128) Ada sejumlah keterampilan atau kecakapan yang diperlukan untuk dapat melakukan berfikir kritis secara efektif. Menurut Ennis (1987) dalam Surya (2015) ada dua faktor penting yang menunjang kecakapan berfikir kritis yaitu disposisi dan kecakapan. Hal yang perlu diingat ialah bahwa segala bentuk berfikir kritis, tidak mungkin dapat dilakukn tanpa komponen utama yaitu pengetahuan (Surya, 2015: 125). Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang fenomena alam atau tingkah laku alam dan berbagai bentuk gejalanya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam belajar fisika tidak cukup dengan belajar dari buku atau mendengar penjelasan dari

36 20 orang lain, melainkan haruslah dengan proses inkuiri ilmiah. Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses berpikir untuk mengembangkan kemampuan dalam memahami konsep, prinsip, maupun hukumhukum fisika, sehingga dalam proses kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan strategi dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika, peserta didik perlu diarahkan untuk mencari tahu konsep-konsep fisika terbentuk, sehingga dengan pembelajaran tersebut diharapkan keterampilan berpikir peserta didik dapat terbentuk. Salah satu keterampilan berpikir yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan berpikir kritis (Nasution, 2018: 1) Indikator keterampilan berpikir kritis yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu : (1) bertanya dan menjawab pertanyaan, (2) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, (3) mengidentifikasi asumsi-asumsi, dan (4) menentukan suatu tindakan (Nasution, 2018: 1). Penelitian ini menggunakan 7 indikator kemampuan Berpikir kritis dan contoh indikator soalnya adalah sebagai berikut: 1. Memfokuskan pertanyaan 2. Bertanya dan menjawab 3. Mengidentifikasi asumsi-asumsi 4. Menganalisis argumen 5. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi 6. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

37 21 7. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan Kemampuan berpikir kritis dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis sebagai salah satu pola berpikir kompleks merupakan pola berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi. Berpikir kritis mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis. Pola berpikir ini juga berfungsi memahami asumsi dan bisa mendasari tiap-tiap posisi. Pola berpikir ini dengan demikian dapat memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas, dan meyakinkan. Tahapan pengembangan program keterampilan berfikir kritis, yang pertama identifikasi keterampilan yang tepat, yang kedua menerapkan pengajaran, dan ketiga menilai program (Surya, 2015:127)

38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah praeksperimen karena hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. B. Lokasi Penelitian MA Wihdatul Ulum Parangloe. Kecamatan Parangloe, kabupaten Gowa. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Pada desain ini sebelum diberi perlakuan, maka terlebih dahulu sampel diberikan tes awal (pretest) dan di akhir pembelajaran sampel di beri tes akhir (posttest).penggunaan desain ini sesuai dengan tujuan pada penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran fisika peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran fisika. Berikut adalah desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design : Keterangan : O 1 X O 2 = Tes awal (pretest) dilakukan sebelum peserta didik diberikan 22

39 23 perlakuan dengan model Problem Based Istruction. = Perlakuan (treatment) dengan menerapkan model Problem Based Istruction. = Tes akhir (posttest) dilakukan setelah peserta didikpeserta didik diberikan perlakuan dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media animasi. (Emzir, 2017: 97) D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sujarweni (2014), populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 32 orang peserta didik kelas X MA Wihdatul Ulum Parangloe Tahun Pelajaran 2019/ Sampel Menurut Sujarweni (2014), sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ditentukan melalui penunjukan secara langsung sehingga terpilih satu kelas sebagai sampel.

40 24 E. Definisi Operasional Variabel Untuk menggambarkan secara operasional variabel penelitian, di bawah ini diberikan definisi operasional masing-masing variabel. Variabelvariabel tersebut adalah : a. Model pembelajaran inkuiri terbimbing Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang diterapkan dengan beberapa langkah yaitu perumusan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh data, mengumpulkan data dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan b. Media pembelajaran berbasis animasi Media pembelajaran berbasis animasi adalah segala sesuatu atau alat bantu yang digunakan pada proses belajar mengajar dimana media yang digunakan adalah media phet. c. Keterampilan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan untuk menganalisis suatu materi pembelajaran secara logis, reflektif, sistematis dan produktif sehingga dapat membantu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis yaitu; dalam pembelajaran siswa aktif bertanya dan menjawab serta mampu menganalisis argumen dengan baik.

41 25 F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan penelitian, dan (3) tahap akhir. 1. Tahap perencanaan penelitian a. Studi literatur untuk memperoleh konsep dan teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji. b. Studi pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal tentang proses pembelajaran di kelas, respon peserta didik terhadap pembelajaran fisika, cara peserta didik belajar, prestasi peserta didik dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran fisika. c. Telaah Kurikulum 2013 untuk menentukan kompetensi dasar yang hendak dicapai. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran. e. Menyusun instrumen penelitian. f. Melakukan uji coba instrumen dengan membagikan instrumen tes kepada peserta didik untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. g. Melakukan analisis uji coba instrumen dan revisi instrumen penelitian yang belum atau kurang sesuai. 2. Tahap pelaksanaan penelitian a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan (treatment). b. Mengelola data hasil pre-test.

42 26 c. Menerapkan pengajaran berbasis masalah pada proses belajar mengajar di kelas. d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diberi perlakuan. e. Mengelola data hasil post-test. f. Melakukan analisis terhadap hasil pre-test dan post-test, kemudian membandingkan keduanya 3. Tahap Akhir Penelitian a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil penelitian. b. Melakukan penulisan laporan penelitian. G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa Tes keterampilan berpikir kritis. Untuk mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik, instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan berpikir kritis meliputi soal-soal yang memuat keterampilan memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan teknik. Tes yang dimuat berbentuk soal pilihan ganda. Semua item yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen pembimbing dan kemudian dilakukan validasi instrumen oleh tim validator yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji gregory yang dimaksudkan untuk melihat tes kemampuan pemecahan masalah fisika

43 27 peserta didik dalam bentuk pilihan ganda layak atau tidak untuk digunakan, dalam artian apakah tes tersebut valid dan dapat dipercaya. 1.Validasi Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel. Untuk menganalisis validitas soal, peneliti menggunakan persamaan korelasi biserial dengan menggunakan r tabel one tailed (satu arah). Dari 45 butir soal yang diuji coba, diperoleh 27 butir soal valid yang akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest disaat penelitian. Penetuan butir soal instrumen tes yang digunakan dalam penelitian didasarkan pada hasil uji validitas. Butir soal yang digunakan untuk penelitian adalah butir soal yang terbukti valid. Analisis untuk mengetahui validitas dengan menggunakan korelasi biserial. pbi M p M S t t p q 93) (Arikunto, 2012: dengan: pbi M p = Koefisien korelasi biseral = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.

44 28 M t S t p = Rerata skor total = Standar deviasi dari skor total = Proporsi peserta ddik yang menjawab benar Banyaknya siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q = 1 - p) Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai (i) dengan nilai r pbi tabel pada taraf signifikan = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut: Jika: Nilai (i) r pbi tabel, item dinyatakan valid Nilai (i) <r pbi tabel, item dinyatakan invalid 2. Reabilitas Reabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat ukur. Alat ukur dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya, konsisten atau stabil untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reliabilitas tes yang akan digunakan untuk menguji hasil belajar dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR-20) karena data yang digunakan dari pemberian skor 1 dan 0. Adapun rumus yang dignakan adalah sebagai berikut: r 11 2 n S n 1 S 2 pq (Purwanto, 2008: 169)

45 29 dengan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan p = Proporsi subyek yang menjawab item benar q = Proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1 - p) pq n S = Jumlah hasil perkalian antara p dan q = Banyaknya item = Standardeviasidarites (akar variansi) (Sumber: Arikunto, 2015: 89) a. Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku ajar peserta didik, lembar kerja peserta didik (LKPD), Tes Keterampilan Berpikir Kritis (Pre Test dan Post Test) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MA Wihdatul Ulum Parangloe. telah divalidasi oleh dua orang pakar, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Gregory.

46 30 Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat Uji Gregory ( r ) Ket 1 RPP 0,88 Layak digunakan 2 LKPD 0,85 Layak digunakan 3 Buku Peserta Didik 1,00 Layak digunakan 4 Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis 1,00 Layak digunakan Sumber: Data hasil pengolahan (2019) Dari tabel di atas berdasarkan uji Gregory dengan syarat r 0,75, maka semua perangkat layak di gunakan dalam penelitian. (Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A). H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pemberian tes (pretest-postest) berupa instrument yang telah divalidasi. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberi perlakuan pretest dan postest dilakukan setelah diberi perlakuan, untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran fisika MA Wihdatul Ulum Parangloe. I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan uji N-Gain. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tes keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

47 31 dengan: N = Nilai peserta didik SS= Skor hasil belajar peserta didik SI= Skor ideal Uji N-gain Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternomalisasi (N-Gain). Menurut Richard (dalam Nurhidayah, 2016: 25) rumus yang digunakan untuk uji Chi Square adalah sebagai berikut: g = dengan: S post = Skor tes akhir S pre = Skor tes awal S maks = Skor maksimum yang mungkin dicapai Kriteria tingkat N Gain menurut Richard (dalam Nurhidayah, 2016: 25) terdapat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Kategori Tingkat N-Gain Batasan Kategori g > 0,7 Tinggi 0,30 g 0,70 Sedang g < 0,3 Rendah

48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data melalui pemberian tes sebelum dan setelah dilakukan suatu perlakuan pada kelas penelitian. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya tentang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Adapun gambaran tes keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan setelah diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu: Tabel 4.2.Statistik Skor Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Fisika Sebelum dan Setelah Diajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Peserta didik Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe Statistik Skor Statistik Pretest Posttest Ukuran sampel sambungan 32

49 33 Skor tertinggi Skor terendah 3 10 Skor ideal Rentang skor Skor rata-rata 8,7 12,25 Standar deviasi 4,30 5,34 Variansi 18,55 28,5 Sumber: Data hasil pengolahan (2019) a. Hasil Penelitian Data Pre-test Dari Tabel 4.2 peserta didik yang menjadi sampel penelitian (Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe) memiliki jumlah peserta didik sebanyak 32 orang. Dilihat dari skor tertinggi dari hasil tes keterampilan berpikir kritis pada pre test dicapai sebesar 18 dan skor terendah yang dicapai peserta didik sebesar 3 dari skor ideal 30,dan skor rata-rata peserta didik sebesar 8,7 dengan standar deviasi 4,30. Jika skor hasil tes belajar fisika peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe dianalisis menggunakan persentase pada distribusi frekuensi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

50 34 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Tes Keterampilan berpikir kritis Fisika Peserta Didik Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe Pada Pretest Skor Frekuensi Persentase ,25 % % ,75 % Ʃ % (2019) Sumber: Data hasil pengolahan Data distribusi frekuensi pretest pada Tabel 4.3 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

51 Frekuensi 35 Diagram Distribusi Frekuensi Pre-Test Skor Keterampilan Berpikir Kritis Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kumulatif Skor Keterampilan berpikir kritis Fisika Peserta Didik Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe pada Pre-test Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai skor pretest keterampilan berpikir kritis peserta didik, terlihat bahwa hanya 10 peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas X MA Wihdatul Ulum Parangloe rendah.

52 36 b. Hasil Penelitian Data Post-test Adapun data yang diperoleh dari tes keterampilan berpikir kritis Fisika peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe setelah diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media animasi selama 3 kali pertemuan dengan materi Gerak Lurus, maka dapat dilihat pada Tabel 4.4 skor tertinggi dari tes keterampilan berpikir kritis Fisika peserta didik yaitu 27 dan skor terendah yang dicapai yaitu 10 dari skor ideal 30. Adapun Jumlah sampel pada Posttest sebanyak 32 orang dan standar deviasi yang diperoleh sebesar 5,34 dengan skor rata-rata 12,25. Berdasarkan data yang diperoleh dari tes keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi, maka dapat dilihat dari table 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Tes Keterampilan berpikir kritis Fisika Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe pada saat Post test Skor Frekuensi Persentase ,50 % ,25 % %

53 Frekuensi % Ʃ % Sumber: Data hasil pengolahan (2019) Data distribusi frekuensi post test pada Tabel 4.4 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut: Diagram Distribusi Frekuensi Post-Test Skor Keterampilan Berpikir Kritis Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kumulatif Skor Keterampilan berpikir kritis Fisika Peserta Didik Kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe pada Post-test Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.2 di atas mengenai skor pretest keterampilan berpikir kritis peserta didik, terlihat bahwa terdapat 0 peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang peserta

54 38 didik yang memiliki skor pada rentang peserta didik yang memiliki skor pada rentang Dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe meningkat yaitu terdapat perbedaan yang berarti tes keterampilan berfikir kritis sebelum dan setelah diberi perlakuan. Jika distribusi interval skor keterampilan berpikir kritis fisika peserta didik dikategorisasikan dalam skala lima yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, maka akan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Interval Skor, Persentase dan Kategori Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pretest dan Posttest Interval Pre-test Frekuensi Persentase Post-test Frekuensi Persentase Kategori ,25% 0 0 Sangat Rendah ,00% 4 12,50% Rendah ,75% 10 31,25% Sedang ,25% Tinggi ,00% Sangat Tinggi Jumlah % % Sumber: Data hasil pengolahan (2019)

55 Frekuensi 39 Diagram Distribusi Interval Skor Pre-test dan Post-test Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi Tes Keterampilan berpikir kritis Fisika Peserta didik saat Pre-test dan Post-test Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 diatas dapat dikemukakan bahwa skor keterampilan berpikir kritis (pretest) peserta didik sebelum diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak terdapat peserta didik dalam kategori tinggi dan kategori sangat tinggi. Kemudian dari 38 tes keterampilan berpikir kritis yang diujikan terdapat 6 peserta didik dalam kategori sedang, 24 peserta didik dalam kategori rendah, dan 2 peserta didik dalam kategori sangat rendah. Sedangkan skor keterampilan berpikir kritis (posttest) peserta didik setelah diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak terdapat peserta didik dalam kategori sangat rendah. Sedangkan terdapat 5 peserta didik dalam kategori rendah, 12 peserta didik dalam kategori sedang, 12 peserta didik dalam kategori tinggi, dan 3 peserta didik dalam kategori sangat tinggi.

56 40 Berdasarkan Gambar 4.3 yaitu kategorisasi keterampilan berfikir kritis peserta didik terlihat bahwa sebelum diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, skor peserta didik sangat rendah. Setelah penerapan model pembeljaran inkuiri terbimbing maka skor peserta didik berada pada kategori sedang. 2. Hasil analisis N-Gain Untuk melihat kategori peningkatan tes keterampilan berpikir kritis fisika peserta didik. Rata-rata gain ternormalisasi (N-Gain), berikut disajikan distribusi dan perolehan rata-rata N-Gain berdasarkan kriteria indeks gain. = 0,87 Tabel 4.6 Distribusi Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik Kriteria Indeks Gain Frekuensi Persentase (%) Rata-rata N-Gain Tinggi g > 0, % Sedang 0,70 g 0, % Rendah 0,30 g % Jumlah ,87 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe tahun ajaran 2019/2020 sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi

57 41 memiliki skor rata-rata N-gain ternormalisasi sebesar 0,87 yang merupakan kategori tinggi B. Pembahasan Dalam penelitian ini merupakan bentuk penelitian pra eksperimen dengan desain yang digunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam proses pembelajaran setiap pertemuan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam prosedur penelitian dan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan. Penelitian ini membandingkan skor tes keterampilan berpikir kritis Fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi pada satu kelas yaitu kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe sebagai sampel penelitian dengan jumlah peserta didik 32 orang. Instrumen keterampilan berpikir kritis yang digunakan telah divalidasi oleh dua pakar dan layak untuk digunakan. Indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakan adalah interpretasi, anasilis, dan inferensi. Pretest dilaksanakan pada pertemuan-pertemuan pertama dan setelah beberapa kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing selanjutnya diberikan posttest untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa skor pada posttes lebih besar daripada skor ketika pretest. Hal ini dapat dilihat pada skor rata-rata yang diperoleh peserta didik saar pretest yaitu 8,7 dengan standar deviasi sebesar 4,30. Sedangkan skor rata-rata pada saat posttest diperoleh lebih besar yaitu 12,25

58 42 dengan standar deviasi sebesar 5,34. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil keterampilan berpikir peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe sebelum dan setelah diterapkan model pembelajan inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi. Dari hasil analisis N-gain, diperoleh peningkatan keterampilan berpikir kritis fisika peserta didik dalam kategori tinggi. Secara individual dari 32 peserta didik terdapat 6 peserta didik atau (19 %) yang memperoleh kategori tinggi, 14 peserta didik atau (37 %) yang memperoleh kategori sedang dan 12 peserta didik atau (44 %) yang memperoleh kategori rendah. Adapun skor hasil N-gain adalah 0,87 yang masuk dalam kategori tinggi, hasil analisis ini menggambarkan bahwa setelah diterapkan Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi di kelas tersebut terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian terdahulu, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Hendriani (2016) bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing mampu merangsang kemampuan berpikir peserta didik untuk dapat memecahkan masalah sehingga mereka dapat berpikir untuk merumuskan hipotesisnya sendiri serta dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. Selain itu menurut Situmorang (2018) bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik berdasarkan temuan yang diamati dalam penelitian yaitu belajar melalui model inkuiri terbimbing memberi kesempatan kepada

59 43 peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Kemudian penggunaan media animasi mampu meningkatkan antusias peserta didik dalam belajar. Berdasarkan beberapa hal tersebut dapat memberikan indikasi bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi merupakan salah satu model pembelajaran fisika yang efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa serangkaian proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran inkuiri terbimbing membuat peserta didik terlatih untuk memecahkan permasalahan fisika yang bersifat matematis dan membutuhkan daya analisis yang tinggi, peserta didik dapat berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman, bertanya pada pendidik, menanggapi pertanyaan dan mengungkapkan apa yang diketahui dengan semaksimal mungkin.

60 44 B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Proses Belajar Mengajar di MAWIHDATUL ULUM PARANGLOE Kurangnya media dan model pembelajaran yang menarik Fasilitas di sekolah sebagian belum dimanfaatkan guru Rendahnya Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Animasi Meningkatnya Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Gambar Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

61 45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum diterampkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi berada dalam kategori rendah ditandai dengan skor rata-rata sebesar 8,7. 2. Keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi berada dalam kategori sedang ditandai dengan skor rata-rata sebesar 12, Terdapat peningkatan yang berarti sebelum dan setelah diajarkan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi, dengan skor N-Gain 0,87 yang berada pada kategori tinggi. 45

62 46 B. Saran Berdasarkan kesimpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi pendidik, diharapkan dapat menggunakan metode pemberian tugas terstruk turmodel pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam mata pelajaran fisika untuk mencapai keterampilan berpikir kritis fisika yang diharapkan serta menjadikan peserta didik dominan aktif di dalam kelas. 2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama diharapkan agar penelitian yang dilakukan lebih disempurnakan lagi baik dalam pelaksanaan maupun hasilnya. 3. Bagi pengembangan ilmu, diharapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

63 47 DAFTAR PUSTAKA Anam, Khoirul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir Metodogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok: PT Raja Grafindo Persada. Hendriani, H. (2016). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media animasi terhadap hasil belajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah Kelas VIII semester I MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya). Kindy, Nurul Perbandingan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Sub Konsep Sistem Indera. Skripsi Unpas Bandung:Tidak diterbitkan. Kurniawan, Edy Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Takalar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, 2(5).128. Nasution, S. W. R. (2018). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Education and Development, 3(1), 1-1. Nurhidayah Penerapan Model Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Handayani Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal pendidikan fisika UNISMUH. Vol. 2, No Sari,M.M. (2017). penggunaan animasi multimedia dalam pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan self esteem peserta didik kelas x pada mata pelajaran biologi sma n 13 bandar lampung (doctoral dissertation, iain raden intan lampung). Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 47

64 Seh,A.Situmorang, R. P., & Hastuti, S. P. (2018). penerapan model inkuiri terbimbing berbantuan macromedia flash untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas viii pada materi sistem peredaran darah manusia di smp kristen 4 salatiga. wahana didaktika, 16(2), Sugiyono Metode Penelitian kombinasi (mix methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, A Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sujarweni, wiratna Metodologi penelitian. Yogyakarta: pustaka baru press. Surya, Muhammad Strategi Kognitif dalam Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Yaumi Muhammad Media & Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prena media group. Yuliani, H. (2017). Pembelajaran Fisika menggunakan Media Animasi Macromedia Flash-MX dan Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1),

65 LAMPIRAN A perangkat pembelajaran A.1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A.2. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) A.3. MATERI AJAR A.4. INSTRUMENT KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS A.5 UJI GREGORY

66 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Ganjil Materi Pokok : Gerak Lurus Alokasi Waktu : 9 x 45 menit ( 3 Pertemuan ) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

67 B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator 3.4 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya keselamatan lalu lintas 4.4 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Mengidentifikasi jarak dan perpindahan Menentukan kecepatan dan kelajuan suatu benda Menganalisis kecepatan rata-rata suatu benda Mengidentifikasi gerak dengan kecepatan konstan Menentukan jarak benda dengan kecepatan konstan Menganalisis gerak benda pada kecepatan konstan Mengidentifikasi gerak benda dengan percepatan konstan Membedakan grafik gerak benda GLB dan GLBB Menentukan gerak benda dengan percepatan konstan Menganalisis gerak benda pada percepatan konstan Mengidentifikasi gerak jatuh bebas Menentukan waktu lamanya benda di udara Menganalisis gerak jatuh bebas Menganalisis gerak vertical benda Menganalisis data dan grafik hasil percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB) Mempresentasikan hasil diskusi percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB).

68 C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu untuk : 1. Mengidentifikasi jarak dan perpindahan. 2. Menentukan kecepatan dan kelajuan suatu benda. 3. Menganalisis kecepatan rata-rata suatu benda. 4. Mengidentifikasi gerak dengan kecepatan konstan. 5. Menentukan jarak benda dengan kecepatan konstan 6. Menganalisis gerak benda pada kecepatan konstan 7. Mengidentifikasi gerak benda dengan percepatan konstan. D. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 : 1. Posisi, Jarak, dan Perpindahan 2. Kecepatan, Kelajuan 3. Kecepatan rata-rata, kelajuan rata-rata, percepatan rata-rata 4. Kecepatan sesaat, kelajuan sesaat, percepatan sesaat E. Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing Metode Pembelajaran : Eksperiment dan diskusi. F. Alat dan Sumber Belajar Alat : Spidol, papan tulis, alat dan bahan praktikum Sumber Belajar : Bahan Ajar, RPP dan LKPD G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke- 1 Kegiatan Pendahuluan Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik Alokasi Waktu 1. Mengucapkan salam 2. Guru meminta salah satu peserta didik memimpin doa 3. Menanyakan kehadiran peserta didik 1. Peserta didik menjawab salam 2. Peserta didik berdoa bersama 3. Merespon kehadiran 4. Peserta didik menyimak dan menjawab pertanyaan dari guru dan menunjukkan rasa 10 Menit

69 4. Menyampaikan fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan mengilustrasikan cerita sebuah bus yang melaju kencang di jalan tol. Menurut orang dipinggir jalan supir bus tersebut bergerak sangat cepat, namun menurut penumpang yang duduk dibelakang supir, supir tersebut terlihat diam saja. Mengapa demikian? Definisi gerak menurut kalian seperti apa? 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran ingin tahu 5. Mendengarkan topik dan tujuan pembelajaran a. Orientasi Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menyampaikan materi 2. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 6-7 peserta didik 3. Guru membagi bahan bacaan 1. Peserta didik menyimak penjelasan guru 2. Peserta didik membagi diri menjadi beberapa kelompok 3. Peserta didik menerima bahan bacaan 4. Peserta didik membaca bahan bacaan yang diberikan guru 5. Setiap kelompok

70 b. Merumuskan masalah/ identifikasi masalah c. Merumuskan hipotesis d. Mengumpulk an data setiap kelompok 4. Guru meminta para peserta didik untuk membaca masing-masing bahan bacaan tentang: kecepatan dengan kelajuan, kecepatan sesaat dengan kelajuan sesaat, kecepatan rata-rata dengan kelajuan ratarata. 5. Membagikan LKPD pada masing-masing kelompok 6. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang kuran dipahami 7. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan Mencoba menerima LKPD yang diberikan guru 6. Salah satu peserta didik bertanya tentang materi yang kurang dipahami 7. Mendengarkan penjelasan guru mengenai percobaan yang akan dilakukan 8. Peserta didik merumuskan masalah sesuai peristiwa yang diberikan guru dan bimbingan guru 9. Peserta didik membuat hipotesis atau dugaan sementara sesuai rumusan masalah 10. Melakukan percobaan sesuai langkah-langkah yang terdapat pada LKPD 11. Peserta didik mendengarkan arah dari guru 12. Peserta didik megolah data sesuai hasil percobaan 13. Peserta didik menarik kesimpulan 14. Salah peserta didik naik mempresentasikan hasil percobaannya didepan kelas 70 Menit e. Mengolah data / analisis f. Membuat 8. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan

71 kesimpulan permasalahan atau identifikasi masalah sesuai dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 9. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan hipotesis yaitu guru mengarahkan peserta didik dengan memberi pertanyaan sesuai rumusan masalah. 10. Memantau perkembangan percobaan yang dilakukannya. 11. Membimbing dari kelompok ke kelompok lain jika peserta didik kurang paham dengan percobaan yang akan dilakukan 12. Guru membimbing peserta didik untuk mengola data 13. Membimbing peserta didik dari kelompok ke kelompok untuk menarik kesimpulan 14. Mengarahkan

72 setiap kelompok mempresentasika n hasil percobaan 1. Memberi penghargaan pada peserta didik dan motivasi 2. Membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari 3. Menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bahagia dan bangga diberi penghargaan berupa pujian 2. Salah satu peserta didik menyimpulkan pelajaran 3. Merespon penyampaian selanjutnya 10 Menit

73 A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

74 B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya keselamatan lalu lintas 4.4 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya. Indikator Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Mengidentifikasi jarak dan perpindahan Menentukan kecepatan dan kelajuan suatu benda Menganalisis kecepatan rata-rata suatu benda Mengidentifikasi gerak dengan kecepatan konstan Menentukan jarak benda dengan kecepatan konstan Menganalisis gerak benda pada kecepatan konstan Mengidentifikasi gerak benda dengan percepatan konstan Membedakan grafik gerak benda GLB dan GLBB Menentukan gerak benda dengan percepatan konstan Menganalisis gerak benda pada percepatan konstan Mengidentifikasi gerak jatuh bebas Menentukan waktu lamanya benda di udara Menganalisis gerak jatuh bebas Menganalisis gerak vertical benda Menganalisis data dan grafik hasil percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB) Mempresentasikan hasil diskusi percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB).

75 C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 2 : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu untuk : 1. Membedakan grafik gerak benda GLB dan GLBB 2. Menentukan gerak benda dengan percepatan konstan 3. Menganalisis gerak benda pada percepatan konstan 4. Mengidentifikasi gerak jatuh bebas 5. Menentukan waktu lamanya benda di udara 6. Menganalisis gerak jatuh bebas 7. Menganalisis gerak vertical benda D. Materi Pembelajaran Pertemuan 2: 1. GLB 2. GLBB E. Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing Metode Pembelajaran : Eksperiment dan diskusi. F. Alat dan Sumber Belajar Alat : Spidol, papan tulis, alat dan bahan praktikum Sumber Belajar : Bahan Ajar, RPP dan LKPD G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke- 2 Kegiatan Pendahuluan Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik 1. Mengucapkan salam 2. Guru meminta salah satu peserta didik memimpin doa 3. Menanyakan kehadiran peserta didik 4. Menyampaikan 1. Peserta didik menjawab salam 2. Peserta didik berdoa bersama 3. Merespon kehadiran Alokasi Waktu 10 Menit

76 a. Orient asi motivasi kepada peserta didik agar peserta didik mau berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara aktif. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menyampaikan materi 2. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 6-7 peserta didik 3. Guru membagi bahan bacaan setiap kelompok 4. Guru meminta para peserta didik untuk membaca masingmasing bahan bacaan tentang: grafik hubungan x-t dan v-t dari GLB dan GLBB, contoh kasus megenai GLB dan GLBB. 5. Membagikan LKPD pada masing-masing kelompok 6. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai 4. Peserta didik menyimak dan menjawab pertanyaan dari guru dan menunjukkan rasa ingin tahu 5. Mendengarkan topik dan tujuan pembelajaran 1. Peserta didik menyimak penjelasan guru 2. Peserta didik membagi diri menjadi beberapa kelompok 3. Peserta didik menerima bahan bacaan 4. Peserta didik membaca bahan bacaan yang diberikan guru 5. Setiap kelompok menerima LKPD yang diberikan guru 6. Salah satu peserta didik bertanya tentang materi yang kurang

77 b. Merumus kan masalah/ identifika si masalah c. Merumus kan hipotesis d. Mengump ulkan data materi yang kuran dipahami 7. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan Mencoba 8. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan permasalahn atau identifikasi masalah sesuai dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 9. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan hipotesis yaitu guru mengarahkan peserta didik dengan memberi pertanyaan sesuai rumusan masalah. dipahami 7. Mendengarka n penjelasan guru mengenai percobaan yang akan dilakukan 8. Peserta didik merumuskan masalah sesuai peristiwa yang diberikan guru dan bimbingan guru 9. Peserta didik membuat hipotesis atau dugaan sementara sesuai rumusan masalah 70 Menit e. Mengolah data / analisis f. Membuat kesimpula n 10. Memantau perkembangan percobaan yang dilakukannya. 11. Membimbing dari kelompok ke kelompok lain jika peserta didik kurang paham dengan percobaan yang akan dilakukan 10. Melakukan percobaan sesuai langkahlangkah yang terdapat pada LKPD 11. Peserta didik mendengarka n arah dari guru 12. Guru membimbing peserta didik untuk mengola data 13. Membimbingbpesert a didik dari 12. Peserta didik megolah data sesuai hasil percobaan 13. Peserta didik

78 kelompok ke kelompok untuk menarik kesimpulan 14. Mengarahkan setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan menarik kesimpulan 14. Salah peserta didik naik mempresentas ikan hasil percobaannya didepan kelas Kegiatan Penutup 1. Memberi penghargaan pada peserta didik dan motivasi 2. Membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari 3. Menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 1. Peserta didik bahagia dan bangga diberi penghargaan berupa pujian 2. Salah satu peserta didik menyimpulka n pelajaran 3. Merespon penyampaian selanjutnya 10 Menit

79 A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

80 B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya keselamatan lalu lintas 4.4 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya Indikator Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Mengidentifikasi jarak dan perpindahan Menentukan kecepatan dan kelajuan suatu benda Menganalisis kecepatan rata-rata suatu benda Mengidentifikasi gerak dengan kecepatan konstan Menentukan jarak benda dengan kecepatan konstan Menganalisis gerak benda pada kecepatan konstan Mengidentifikasi gerak benda dengan percepatan konstan Membedakan grafik gerak benda GLB dan GLBB Menentukan gerak benda dengan percepatan konstan Menganalisis gerak benda pada percepatan konstan Mengidentifikasi gerak jatuh bebas Menentukan waktu lamanya benda di udara Menganalisis gerak jatuh bebas Menganalisis gerak vertical benda Menganalisis data dan grafik hasil percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB) Mempresentasikan hasil diskusi percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB).

81 C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 3 : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu untuk : 1. Menganalisis data dan grafik hasil percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB). 2. Mempresentasikan hasil diskusi percobaan gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (GLBB). D. Materi Pembelajaran Pertemuan 3 : 1. GLB 2. GLBB E. Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbi Metode Pembelajara : Eksperiment dan diskusi. F. Alat dan Sumber Belajar Alat : Spidol, papan tulis, alat dan bahan praktikum Sumber Belajar : Bahan Ajar, RPP dan LKPD G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke- 3 Kegiatan Pendahuluan Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik 1. Mengucapkan salam 2. Guru meminta salah satu peserta didik memimpin doa 3. Menanyakan kehadiran peserta didik 1. Peserta didik menjawab salam 2. Peserta didik berdoa bersama 3. Merespon kehadiran 4. Peserta didik Alokasi Waktu 10 Menit

82 g. Orientasi 4. Menyampaikan motivasi Pada saat pulpen dan spidol dijatuhkan secara bersamaan dengan ketinggian dan waktu yang sama, yang manakah yang terlebih dahulu sampai di lantai? 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menyampaikan materi 2. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 6-7 peserta didik 3. Guru membagi bahan bacaan setiap kelompok 4. Guru meminta para peserta didik untuk membaca masing-masing bahan bacaan tentang: jenis gerak pada suatu benda 5. Membagikan LKPD pada masing-masing kelompok menyimak dan menjawab pertanyaan dari guru dan menunjukkan rasa ingin tahu 5. Mendengarkan topik dan tujuan pembelajaran 1. Peserta didik menyimak penjelasan guru 2. Peserta didik membagi diri menjadi beberapa kelompok 3. Peserta didik menerima bahan bacaan 4. Peserta didik membaca bahan bacaan yang diberikan guru 5. Setiap kelompok menerima LKPD yang diberikan guru 6. Salah satu

83 h. Merumuskan masalah/ identifikasi masalah i. Merumuskan hipotesis j. Mengumpulk an data k. Mengolah data / analisis l. Membuat kesimpulan 6. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang kuran dipahami 7. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan Mencoba 8. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan permasalahn atau identifikasi masalah sesuai dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 9. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan hipotesis yaitu guru mengarahkan peserta didik dengan memberi pertanyaan sesuai rumusan masalah. 10. Memantau perkembangan percobaan yang dilakukannya. peserta didik bertanya tentang materi yang kurang dipahami 7. Mendengarka n penjelasan guru mengenai percobaan yang akan dilakukan 8. Peserta didik merumuskan masalah sesuai peristiwa yang diberikan guru dan bimbingan guru 9. Peserta didik membuat hipotesis atau dugaan sementara sesuai rumusan masalah 10. Melakukan percobaan sesuai langkahlangkah yang terdapat pada LKPD 11. Peserta didik mendengarka n arah dari guru 12. Peserta didik megolah data sesuai hasil 70 Menit

84 11. Membimbing dari kelompok ke kelompok lain jika peserta didik kurang paham dengan percobaan yang akan dilakukan 12. Guru membimbing peserta didik untuk mengola data 13. Membimbingbpe serta didik dari kelompok ke kelompok untuk menarik kesimpulan 14. Mengarahkan setiap kelompok mempresentasika n hasil percobaan 1. Memberi penghargaan pada peserta didik dan motivasi 2. Membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari Kegiatan Penutup 3. Menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. percobaan 13. Peserta didik menarik kesimpulan 14. Salah peserta didik naik mempresentas ikan hasil percobaannya didepan kelas 1. Peserta didik bahagia dan bangga diberi penghargaan berupa pujian 2. Salah satu peserta didik menyimpulka n pelajaran 3. Merespon penyampaian selanjutnya 10 Menit

85 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Pertemuan I Besaran Dalam Gerak Lurus A. Jenis LKPD : Aktivitas Diskusi B. Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan. C. Tujuan : 1. Mengidentifikasi pengertian jarak dan perpindahan. 2. Menjelaskan perbedaan jarak dan perpindahan. 3. Menghitung kelajuan rata-rata dan kecepatan rat-rata. 4. Menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan. D. Nama Peserta Didik : E. Bahan Diskusi : 1. Perhatikan beberapa ilustrasi berikut! a. Budi pergi ketoko buku dengan mengendarai sepeda motor sejauh 5 km pada lintasan lurus. Dalam hal ini budi telah menempuh jarak sejauh 5 km. b. Fara setiap hari melakukan aktifitas lari pagi mengelilingi kompleks sebanyak 4 kali. Keliling kompleks adalah 1 km dalam hal ini farah telah menempuh jarak sejauh 4 km. c. Mobil angkutan umum melaju dari pelabuhan Babang menuju ke Kampung Makian dan kembali lagi ke pelabuhan Babang. Jika jarak dari pelabuhan Babang ke Kampung Makian adalah sejauh 50 km, maka mobil angkutan umum tersebut menempuh jarak sejauh 100 km. Dari beberapa ilustrasi di atas, definisikan pengertian jarak serta berikan beberapa contoh lain!

86 2. Perhatikan beberapa ilustrasi berikut! a. Febian memacu mobilnya pada lintasan sejauh 4 km dari arah utara menuju selatan. Dalam hal ini Febian telah melakukan perpindahan sejauh 4 km ke arah selatan. b. Alen mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Keliling lapangan adalah 500 m. dalam hal ini Alen tidak melakukan perpindahan. c. Filmin berjalan dari rumahmenuju ke sekolahdan kembali lagi ke rumah setelah jam pelajaran selesai. Jika jarak dari rumah ke sekolah adalah sejauh 50 m, maka Filmin tidak melakukan perpindahan. Dari beberapa ilustrasi di atas, definisikan pengertian perpindahan serta berikan satu contoh lain! Perhatikan beberapa ilustrasi berikut! a. Febian memacu mobilnya pada lintasan sejauh 4 km selama 80 sekon. b. Filmin berjalan dari rumahmenuju ke sekolah dan kembali lagi ke rumah selama 50 menit. jarak dari rumah ke sekolah adalah sejauh 50 m. c. Alen mengelilingi lapangan sebanyak 5 kalidalam waktu 50 menit. Keliling lapanganadalah 500 m. Jika persamaan untuk menghitung kelajuan rata-rata adalah Hitunglah kelajuan rata-rata dari ketiga ilustrasi di atas! Perhatikan beberapa ilustrasi berikut! a. Febian memacu mobilnya pada lintasan sejauh 4 km dari arah utara menuju selatan selama 80 sekon. b. Filmin berjalan dari rumahmenuju ke sekolah dan kembali lagi ke rumah dalam waktu50 menit. Jarak dari rumah ke sekolah adalah sejauh 50 m.

87 c. Alen mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali dalam waktu 50 menit. Keliling lapangan adalah 500 m. Jika persamaan untuk menghitung kelajuan rata-rata adalah Hitunglah kecepatan rata-rata dari ketiga ilustrasi di atas! A. Berdasarkan permasalahan nomor 1 dan 2, jelaskan perbedaan antarajarak denganperpindahan! B. Berdasarkan permasalahan nomor 3 dan 4, jelaskan perbedaan antarakelajuan dengan kecepatan!

88 Pertemuan II Gerak Lurus Beraturan (GLB) A. Tujuan : 1. Memformulasikan persamaan umum pada GLB 2. Menghitung waktu tempuh benda pada GLB 3. Menggambarkan grafik kedudukan terhadap waktu dari GLB 4. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu dari GLB B. Alat Eksperimen : 1. Ticker timer 2. Mobil mainan 3. Penyangga 4. Landasan miring 5. Gunting 6. Pita C. Desain Percobaan : D. Langkah Kerja : 1. Rangkailah alatseperti pada gambar di atas. 2. Aturlah kemiringan landasan sedemikian rupa sehingga saat mobil mainan diletakkan di puncak landasan tepat meluncur ke bawah. (mobil mainan makin lama meluncur makin cepat, maka kemiringan landasan harus direndahkan). 3. Hubungkan ticker timer dengan mobil mainan dan biarkan bergerak menuruni landasan sambil menarik pita ticker timer. 4. Guntinglah pita yang ditarik oleh mobil mainan, hanya ketika mobil mainan bergerak pada landasan miring. 5. Bagilah pita menjadi beberapa bagian, dengan setiap bagian terdiri dari 5 titik. 6. Tempelkan setiap potongan pita secara berurutan ke samping. 7. Amati diagram yang diperoleh dari tempelan-tempelan pita, kemudian tulislah karakteristik dari gerak lurus beraturan!

89 8. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) dan waktu (t) dengan cara menghubungkan titik nomor 1 pada potongan pita paling kiri dengan titik nomor 2 pada potongan pita kedua, titik nomor 3 pada potongan pita ketiga dan seterusnya samapi titik teratas pada potongan pita palin kanan. 9. Buatlah grafik hubungan antara kelajuan (v) dan waktu (t) dengan cara menghubungkan satu titik pada nomor yang sama dari setiap potongan pita yang telah tersusun. E. Bahan Diskusi : Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tentukan : 1. Jelaskan mengapa kita harus membuang beberapa titik bagian depan pita? Jawab: Adakah perbedaan panjang potongan pita yang satu dengan potongan lainnya? Jawab: Perhatikan grafik jarak dan waktu yang telah dibuat. Dari garafik tersebut, bagaimanakah hubungan antara jarak dan waktu tempuhnya? Jawab: Bagaimanakah hasil bagi antara jarak dan waktu tempuh pada setiap dua titik? Jawab: Perhatikan grafik kelajuan dan waktu yang telah dibuat. Dari grafik tersebut, bagaimanakah hubungan antara kelajuan dan waktu tempuhnya? Jawab: Dari percobaan yang telah dilakukan, bagaimanakah karakteristik gerak lurus beraturan? Jawab:... F. Kesimpulan :

90 G. Tugas : 1. Sebutkan variabel-variabel apa saja yang ada dalam eksperimen! 2. Jelaskan pengertian gerak lurus beraturan (GLB) berdasarkan ekspermen yang telah anda lakukan dan berilah satu contoh dalam kehidupan seharihari! 3. Bagaimana hubungan antara jarak dan waktu tempuh, serta kecepatan dengan waktu tempuh pada benda yang bergerak lurus beraturan? Tuliskan dalam persamaan matematis! 4. Raymond mengendarai sepeda motor dengan kecepatan konstan 40 km/jam. Berapa detik waktu yang diutuhkan Raymond untuk menempuh jarak sejauh 20 km? 5. Perhatikan gambar berikut Dari gambar di atas, tentukan jarak yang ditempuh benda pada saat bergerak dengan kecepatan konstan! H. Tugas : I. Tujuan : II. Dasar Teori : III. Data Pengukuran : IV. Analisis Data : V. Pembahasan : VI. Kesimpulan : VII. Jawaban Pertanyaan : VIII. Daftar Pustaka : IX. Anggota Kelompok :

91 Pertemuan III Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) A. Tujuan : 1. Memformulasikan persamaan umum pada GLBB 2. Menghitung percepatan benda pada GLBB 3. Menggambarkan grafik kedudukan terhadap waktu dari GLBB 4. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu dari GLBB B. Alat Eksperimen : 1. Kelereng 2. Rel gordyn dengan panjang 4 meter dibelah menjadi 2 bagian. 3. Stopwatch 4. Mistar/ pita ukur C. Langkah Kerja : 1. Rangkailah alat seperti gambar diatas! 2. Hidupkan power supply dan ticker timer. 3. Pasanglah beban 1 ons pada tempat beban. Kemudian, biarkan beban terjatuh ke bawah. 4. Ambillah pita kemudian gunting pita tersebut dalam beberapa bagian dengan setiap bagian mempunyai 5 titik. 5. Ukurlah panjang setiap potongan pita. 6. Ulangi langkah 1 sampai 5 sebanyak 3 kali. 7. Tempelkan tiap potongan pitapada kertas grafik. Bagian depan pita berada di paling kiri dan bagian belakang berada di paling kanan, sehingga diperoleh diagram batang. 8. Amatilah diagram batang yang anda peroleh dari dua percobaan di atas. 9. Buatlah grafik hubungan antar kelajuan (v) dengan waktu (t) dengan cara menghubungkan titik-titik yang berada paling atas dari setiap potongan pita yang telah tersusun.

92 10. Buatlah grafik hubungan antara percepatan (a) dan waktu (t) dengan cara menghubungkan titik nomor 1 pada potongan paita paling kiri dengan titik nomor 2 pada potongan pita kedua, titik nomor 3 pada potongan pita ketiga dan seterusnya sampai titik teratas pada potongan pita paling kanan. D. Bahan Diskusi : Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tentukan : 1. Adakah perbedaan panjang dari setiap potongan kertas pita? Jawab: Perhatikan grafik hubungan antara kecepatan dan waktu yang telah dibuat. Berbentuk apakah grafik tersebut? Dari grafik tersebut, bagian manakah yang menunjukkan percepatan? Jawab: Dari percobaan yang anda lakukan, bagaimanakah karakteristik gerak lurus berubah beraturan? Jawab: Bagaimanakah bentuk grafik hubungan antara percepatan (a) dan waktu (t) dan bagian manakah dari grafik tersebut yang menunjukkan kecepatan? Jawab:... E. Kesimpulan : Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah andalakukan! F. Tugas : 1. Isnain berangkat ke sekolah dengan sepeda. Karena waktu sudah siang, Isnain mengendarai sepeda semakin lamasemakin cepat. Pada sekon pertama, kecepatan sepeda Isnain adalah 12 km/jam. Jika percepatan sepeda Isnain 3 km/jam, berapakah kecepatan sepeda Isnain saat t = 30 sekon? 2. Pada perlombaan lari marathon, seorang pelari dapat menempuh jarak 18 km dalam waktu 30 menit pertama. Karena kelelahan, setiap sekon percepatan berkurang 0,2 m/s. Berapakah total waktu mulai dari start sampai pelari tersebut tidak sanggup berlari lagi? 3. Sebuah bola mengelinding pada bidang miring dengan percepatan tetap 3,2 m/s2. Jika bola sebelum mengelinding diam, berapakah kelajuannya setelah 5 sekon? 4. Seekor anjing berlari di taman. Kelajuan lari anjing pada saat t, ditunjukkan pada grafik berikut.

93 Dari grafik tersebut, tentukan: a. Kelajuan anjing pada saat t = 20 sekonb. b. Percepatan anjing pada selang waktu t = 10 sekon dan t = 25 sekonc. c. Jarak yang ditempuh anjing pada 10 sekon pertamad. d. Bagian grafik yang menunjukkan percepatan dan perlambatan 5. Mobil penumpang melaju dengan kelajuan 72 km/jam. Pada jarak 50 meter dari lampu lalu-lintas, supir mobil melihat lampu merah menyala. Ia kemudian mengerem laju bunya. Berapakah perlambatan yang harus diberikan agar mobil berhenti tepat disamping lampu lau-lintas dalam waktu 3 sekon? A. Format Laporan X. Tujuan : XI. Dasar Teori : XII. Data Pengukuran : XIII. Analisis Data : XIV. Pembahasan : XV. Kesimpulan : XVI. Jawaban Pertanyaan : XVII. Daftar Pustaka : XVIII. Anggota Kelompok :

94 BAHAN AJAR Gerak Lurus Kompetensi Dasar : 3.4 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya keselamatan lalu lintas 4.4 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya

95 PENDAHULUAN GERAK Suatu benda dikatakan bergerak bila kedudukannya selalu berubah terhadap suatu acuan. Ilmu yang mempelajari gerak tanpa mempersoalkan penyebabnya disebut Kinematika. Gerak lurus disebut juga sebagai gerak satu dimensi. Contoh Gerak Lurus : mobil yang bergerak lurus, apel yang jatuh dari pohonnya A. Posisi BESARAN DASAR KINEMATIKA Posisi merupakan definisi besaran vektor yang menyatakan jarak dari sebuah pergerakan partikel. Perpindahan adalah perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu. Misal pada saat t 1 vektor posisi awal titik materi adalah r 1 dan pada saat t 2 vektor posisi akhir titik materi adalah r 2. Perpindahan, yang dilambangkan dengan r dituliskan dengan persamaan berikut. B. Kecepatan ( ) ( ) ( ) Dalam fisika dikenal istilah laju (speed) yang mengacu pada seberapa jauh sebuah benda melintas dalam selang waktu tertentu.jika sebuah mobil menepuh 300 km daalm 4 jam, kita mengatakan bahwa laju rata-ratanya adalah 75 km/jam.secara umum laju rata-rata sebuah benda didefinisikan seebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak ini. Dalam bahasa sehari- hari istilah laju dan kecepatan (velocity) seringkali dapat dipertukarkan.dalam fisika kita membedakan dua istilah itu.laju hanya mempunyai niali positif dan satuannya.sedangkan kecepatan digunakan untuk menunjkan besar (nilai numerik) dari cepatnya suatu benda yang sedang

96 bergerak dan arah geraknya.jadi kecepatan merupakan besaran vektor. Laju didefinisikan dalam jarak total yang ditempuh, sedangkan kecepatan didefinisikan dalam pergeseran sebagai Kecepatan rata-rata dan laju rata-rata bisa sama atau berbeda.sebagai contoh jarak yang ditempuh orang adalah 50 m + 20 m = 70 m, sedangkan pergeseranya adalah 30 m misalkan perjalanan tersebut memerlukan waktu 50 sekon. Oleh karena itu laju rata-ratanya adalah... Sedangkan besar kecepatan rata-ratanya adalah... Pergeseran benda Δx= x₂ -x₁ dan waktu yang diperlukan adalah Δt = t₂ -t₁. Oleh karena itu kecepatan rata-rata benda tersebut yang didefinisikan sebagai pergeseran dibagi dengan waktu yang diperlukan dapat ditulis sebagai dengan v menunjukan kecepatan benda dan tanda garis atas (bar) menunjukan nilai rata-rata,sehingga v adalah lambangϋ untuk kecepatan rata-rata.

97 KECEPATAN SESAAT Ketika anda mengendarai sepeda motor pada jalan yang lurus dan menempuh jarak 80 km dalam waktu 2,0 jam, maka besar kecepatan rataratanya adalah 40 km/jam. Dalam kenyataan anda dapat memperhatikan bahwa besar kecepatan anda tidak selalu tepat 40 km/jam hal ini dapat anda lihat pada speedometer kendaraan yang tidak selalau menunjuk angka 40 km/h. Oleh karena itu diperlukan konsep kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dalam selang waktu sangat kecil.kita dapat mendefinisikan kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata dalam batas (limit) Δt menjadi sangat kecil,mendekati nol.untuk gerak satu dimensi kita dapat menuliskan kecepatan sesaat, v sebagai.. Notasi lim dapat diartikan bahwa selama Δt mendekati nol, Δx juga mendekati nol, dan Δx/Δt mendekati suatu nilai tertentu yang merupakan kecepatan sesaat pada saat tertentu. Lambang v menunjukkan kecepatan sesaat yang selalu kita gunakan dalam pembicaraan berikutnya dengan hanya menyebutkan dengan kecepatan jika kita mengacu kecepatan rata-rata akan disebutkan secara lengkap dengan kata rata-rata. Perlu diperhatikan bahwa laju sesaat selalu sama dengan besar kecepatan karena jarak dan pergeseran akan menjadi sama bilamana nilai dua besaran itu menjadi sangat kecil. C. Percepatan Jika kecepatan benda yang bergerak mengalami perubahan dikatakan bahwa benda itu dipercepat.ketika anda mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan mula-mula nol kemudian menjadi 60 km/jam,maka kendaraan anda mengalami percepatan.percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk membuat perubahan ini,sehingga

98 Jika dalam selang waktu Δt = t₂ -t₁ benda mengalami perubahan kecepatan Δv=v₂ -v₁, maka percepatan rata-rata, â dalam selang waktu itu dapat didefinisikan sebagai Seperti halnya kecepatan, percepatan merupakan besaran vektor, namun untuk gerak satu dimensi kita hanya mengunakan tanda positif untuk percepatan kekanan dan tanda negatif untuk percepatan ke kiri. Dengan analogi pada kecepatan, percepatan sesaat α pada suatu saat tertentu dapat didefinisikan sebagai... Dalam hal ini Δv adalah perubahan kecepatan yang sangat kecil dalam selang waktu Δt yang sangat pendek. Contoh : Sebuah mobil bergerak di jalan lurus bebas hambatan dan pengemudi mengerem mobil itu.jika kecepatan mobil awal adalah v₁ = 30 m/s dan diperlukan waktu 4 s untuk memperlambat menjadi v₂ = 20 m/s. Berapa percepatan rata-rata mobil itu? Penyelesaian : Misalkan kita mengambil waktu awal t₁ = 0 dan waktu akhir adalah t₂ = 4,0 s sehingga Δt= t₂ -t₁ = 4,0 s. Oleh karena itu percepatan rata-rata mobil dalam selang waktu 4,0 adalah

99 Tanda negatif muncul karena kecepatan akhir lebih kecil daripada kecepatan awal. Dalam hal ini arah percepatan berlawanan dengan arah kecepatan.untuk gerak satu dimensi, jika kecepatan mobil ke kanan maka percepatanya ke kiri sebaliknya jika kecepatan mobil ke kiri, maka percepatanya ke kanan. Ketika sebuah benda bergerak melambat,kita mengatakan benda itu diperlambat. Tetapi perlu juga diperhatiakan perlambatan tidak berarti bahwa percepatan itu negatif karena tanda positif dan negatif sudah kita gunakan untuk gerak stu dimensi; pergeseran,kecepatan, dan percepatan mempunyai tanda positif jika mempunyai arah ke kanan, dan tiga besaran itu mempunyai tanda negatif jika mempunyai arah ke kiri. Lebih tepat dikatakan bahwa sebuah benda mengalami perlambatan jika kecepatan dan percepatan menunjuk arah berlawanan. Contoh Soal Soal 1: Sebuah partikel benda yang bergerak lurus ke arah sumbu x dengan persamaan yaitu x = 5t 2 + 4t 1, dimana x dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan sesaat pada waktu t = 2 sekon! Soal 2 : Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dengan persamaan sebagai berikut; kecepatan v = 2t 2, v dalam m/s dan t dalam s. Pada saat t = 0 s, maka posisi benda x 0 = 3 m, tentukan a. persamaan posisi setiap waktu, b. jarak yang ditempuh benda setelah bergerak 5 sekon pertama! GERAK LURUS BERATURAN (GLB) Benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika menunjukkan beberapa ciri-ciri:

100 1. Lintasan berupa garis lurus, atau masih bisa dianggap sebagai lintasan yang lurus 2. Kecepatan benda tetap atau konstan 3. Tidak memilik percepatan ( a = 0 ) GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) Gerak lurus yang percepatannya tidak berubah (tetap) terhadap waktu

101 Perumusan dari Gerak Lurus Berubah Beraturan:

102 Contoh Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan : 1. Sebuah benda mula-mula bergerak dengan kecepatan 36 km/jam, lalu dipercepat sehingga dalam waktu 10 sekon kecepatannya menjadi 144 km/jam. Jarak yang ditempuh benda setelah 10 sekon tersebut adalah?? 2. Sebuah mobil di rem dengan perlambatan konstan dari kecepatan 25 m/s menjadi 15 m/s dalam jarak 40 m. Jarak total (dalam meter) yang telah ditempuh oleh mobil tersebut sampai berhenti adalah?? 1. Gerak Vertikal ke bawah Percepatannya a = +g (gravitasi) v 1 = v 0 + gt 2 h = h 0 + v 0 t + ½ gt 2 v t 2 = v gh 2. Gerak Vertikal ke atas GERAK VERTIKAL

103 v 1 = v 0 - gt 2 h = h 0 - v 0 t - ½ gt 2 v t 2 = v 0 2-2gh 3. Benda mencapai tinggi maksimum (vt=0) v 0 = gt = (2g h) dan GERAK JATUH BEBAS Merupakan contoh dari gerak lurus berubah beraturan Percepatan yang digunakan untuk benda jatuh bebas adalah percepatan gravitasi (biasanya g = 9,8 m/s 2 ) Sumbu koordinat yang dipakai adalah sumbu y Hati-hati mengambil acuan Arah ke atas positif (+) Contoh Soal Soal 1 Arah ke bawah negative (-) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 27 km/jam, kemudian mobil dipercepat dengan percepatan 2 m/s 2. Hitunglah kecepatan mobil dan jarak yang ditempuhnya selama 5 detik setelah percepatan tersebut? Soal 2 Seorang pemain baseball melempar bola sepanjang sumbu Y dengan kecepatan awal 12 m/s. Berapa waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai

104 ketinggian maksimum dan berapa ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola tersebut? Soal 3 Seorang pemain baseball melempar bola sepanjang sumbu Y dengan kecepatan awal 12 m/s. Berapa waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai ketinggian maksimum dan berapa ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola tersebut?

105 INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

106 Kompetensi Dasar Soal Kunci Jawab an 3.4 Menganalisis besaranbesaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut penerapannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya keselamatan lalu lintas 3.4 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya 1. Berikut ini yang termasuk GLBB diperlambat adalah. a. Senjata api yang ditembakkan ke atas b. Bola yang menggelinding turun pada bidang miring licin c. Apel yang jatuh dari pohonnya d. Meteor yang jatuh ke Bumi e. Pesawat saat take off atau lepas landas 2. Sebuah mobil bergerak lurus kea rah timur sejauh 100 meter, kemudian bergerak lurus ke barat sejauh 50 meter. Berapa besar perpindahan mobil tersebut dari posisi awal? A A Aspek Keterampilan Berfikir Kritis yang Dikembangkan Inter preta si Ana lisis inf ere nsi a. 50 m b. 100 m c. 150 m d. 200 m e. 250 m 3. Sebuah motor bergerak secara lurus sejauh 200 meter menuju arah utara. Setelah itu motor bergerak lagi ke arah selatan sejauh 100 meter. Perpindahan yang dilakukan oleh motor tersebut adalah. C

107 a. 300 m b. 200 m c. 100 m d. 50 m e. 25 m 4. Seekor kucing bergerak sejauh 5 m menuju arah utara dan bergerak lagi ke arah barat 3 m. Jarak dan perpindahan kucing tersebut adalah adalah a. 5 m b. 4 m c. 3 m d. 2 m e. 1 m 5. Doni berjalan kaki dengan kecepatan ratarata 1,5 meter/detik. Jarak yang ditempuh oleh Doni setelah 2 jam berjalan adalah. a. 10,8 km b. 10,7 km c. 11,8 km d. 11,7 km e. 12,8 km 6. Sebuah mobil menempuh 20 km dalam waktu 30 menit. Dapat dipastikan bahwa mobil tersebut bergerak dengan kecepatan. a. 10 km/jam b. 20 km/jam c. 40 km/jam d. 60 km/jam e. 30 km/jam 7. Perhatikan tabel data tiga benda bergerak lurus berubah beraturan secara,mendatar berrikut : Benda Kecepatan Awal (m/s) Kecepa Akhi (m/s B A C D

108 A B P C Q Jika percepatan ketiga benda sama, maka besar P dan Q berturut-turut adalah. a. 250 m dan 10 m/s b. 200 m dan 10 m/s c. 150 m dan 15 m/s d. 150 m dan 20 m/s e. 100 m dan 20 m/s 8. Grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan adalah. B v A. t v B. t v C. t v D. t 9. Sebuah mobil sedang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Saat tangki olinya bocor A

109 tetesan oli pada jalan yang dilaluinya seperti pada gambar berikut: Ditinjau dari pola tetesan oli, maka jenis gerak yang ditimbulkan pada lintasan P-Q dan lintasan Q-R secara berurut adalah. a. GLBB diperlambat dan GLBB dipercepat b. GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat c. Gerak Lurus Braturan dan GLBB dipercepat d. GLBB diperlambat dan Gerak Lurus Beraturan e. GLB dan GLBB 10. Grafik suatu benda bergerak lurus beraturan tampak seperti gambar berikut : D Jarak yang ditempuh selama 4 sekon adalah. a. 20 m b. 40 m

110 c. 60 m d. 80 m e. 100 m 11. Perhatikan gambar berikut : A Grafik di atas merupakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) dari suatu gerak lurus. Bagian grafik yang menunjukkan gerak lurus beraturan adalah. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e Grafik berikut ini melukiskan hubungan antara kecepatan dan waktu dari sebuah benda yang bergerak lurus. Kecepatan benda setelah 5 detik adalah. A a. -9 m/s b. -6 m/s c. -4 m/s d. -3 m/s e. -2 m/s 13. Diperoleh data hasil percobaan gerak sebagai berikut : Waktu (s) Jara 5,00 1 7,00 4 9,00 7 Jika percobaan ini C

111 dilanjutkan dengan waktu 16,00 sekon, maka kira-kira jara pada percobaan tersebut akan menjadi. a. 16,0 b. 16,5 c. 7,0 d. 17,5 e. 18,0 14. Yovi mengendarai motor dari A ke B sejauh 600 meter selama 40 sekon, kemudian berbalik arah menuju C sejauh 100 meter selama 10 sekon. A Maka kecepatan motor yang dikendarai Yovi adalah. a. 25 m/s b. 20 m/s c. 14 m/s d. 10 m/s e. 7 m/s 15. Sebuah batu dilempar keatas dan mencapai ketinggian 25 m. Jika batu tersebut dilempar keatas di bulan, (gravitasi di bulan 1/6 percepatan gravitasi bumi) maka ketinggian batu tersebut adalah. a. 150 m b m c. 100 m d. 160 m e m 16. Rumus untuk mencari kecepatan adalah. a. v = s/t b. a = s/t D A

112 c. F = m.a d. s = AB+BC e. Ek = ½ mv Seorang murid berenang menempuh kolam renang yang panjangx 40 m selama 20 detik kemudian dia berputar balik keposisi awal dalam waktu 22 detik. Hitunglah kecepatan rata-rata murid tersebut pada bagian pertama perjalanannya yaitu saat murid menyebrangi kolam meninggalkan posisi awalnya, bagian kedua perjalanannya yaitu saat kembali, saat ia kembali ke posisi awal! a. 2 m/s dan 1,8 m/s b. 2 m/s dan 2 m/s c. 2,5 m/s dan 2 m/s d. 2,5 m/s dan 1,8 m/s e. 1,8 m/s dan 2 m/s 18. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s dan mengalami perlambatan 2 m/s. dalam 5 sekon, mobil tersebut menempuh jarak sejauh. a. 5 m b. 10 m c. 15 m d. 20 m e. 25 m 19. Besar kecepatan suatu kelereng yang mengalami perlambatan konstan ternyata berubah dari 30 m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh D A D

113 jarak sejauh 75 m. kelereng tersebut akan berhenti setelah menempuh lagi jarak sejauh. a. 30 m b. 20 m c. 25 m d. 15 m e. 50 m 20. Kecepatan (v) benda yang bergerak lurus terhadap waktu (t)diperlihatkan pada grafik v-t berikut : C Benda akan berhenti setelah bergerak selama. a. 4 sekon b. 5 sekon c. 8 sekon d. 10 sekon e. 20 sekon 21. Empat orang anak berjalan melalui lintasan A B C D dari rumahnya ke sekolah yang digambar berikut! C Berdasarkan gambarkan

114 di atas, maka urutan perpindahan anak dari yang terbesar ke yang terkecil adalah. a. (2)-(1)-(3)-(4) b. (2)-(3)-(4)-(1) c. (4)-(2)-(1)-(3) d. (4)-(3)-(2)-(1) e. (2)-(4)-(1)-(3) 22. Buah kelapa dan buah manga jatuh bersamaan dari ketinggian h 1 dan h 2. Bila h 1 :h 2 = 2:1 maka perbandingan waktu jatuh antara buah kelapa dengan buah manga adalah. a. 1 : 2 b. 2 : 1 c. 1 : 3 d. 2 : 1 e. 2 2 : Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal setelah 2 detik benda sampai ditanah (g adalah 10 ms - 2 ) ketinggian menara tersebut adalah. a. 40 m b. 25 m c. 10 m d. 15 m e. 20 m 24. Sebuah benda memiliki persamaan kecepatan v = 2m/s + 3m/s 2.t pada saat 5 sekon kecepatan benda tersebut adalah. a. 14 m/s b. 15 m/s c. 16 m/s d. 17 m/s B D C

115 e. 18 m/s 25. Sebuah partikel bergerak sepanjang sumbu-x, mula-mula partikel benda pada x 1 = +27 m pada t 1 =1s. Setelah waktu t 2 = 4s, posisi partikel itu di x 2 =+34 m. Kecepatan ratarata partikel itu selama selang waktu t 1 hingga t 2 adalah. A a. 1,4 m/s b. 2,3 m/s c. 1,6 m/s d. 2,7 m/s e. 2,5 m/s 26. Sebuah benda dari keadaan diam dipercepat 2 m.s -2 selama 5 sekon, kemudian diperlambat 0,5 m.s-2 selama 4 sekon, dan bergerak konstan selama 5 sekon, kemudian benda tersebut diperlambat 2 m.s-2 hingga hingga berhenti. Grafik yang menggambarkan perjalanan benda tersebut tersebut yang benar adalah. B

116 a. Gambar A b. Gambar B c. Gambar C d. Gambar D e. Gambar E 27. Mobil edha yang sedang mogok didorong kebelakang sejauh 4 m. Kemudian didorong lagi kedepan sejauh 12 m, hingga mobil dapat berjalan kembali. Perpindahan mobil tersebut adalah. a. -8 m b. 8 m c. -9 m d. 10 m e. 9 m 28. Sebuah pesawat tempur terbang dari sebuah pangkalan angkatan darat pada arah A D

117 30⁰ timur dari utara sejauh 100 km, kemudian berbelok kearah timur sejauh 40 3 dan akhirnya berbelok kearah selatan sejauh 40 km. Maka besar perpindahan pesawat tempur tersebut dari pangkalan angkatan darat adalah. a. 540 m b. 350 m c. 270 m d. 180 m e. 160 m 29. Alwi berlari dengan kecepatan 2 m/s. Jarak yang ditempuh Reza selama 3,5 menit adalah. a. 420 m b. 120 m c. 320 m d. 220 m e. 183 m 30. Seorang anak berlari dengan kecepatan 10 m/s. Perubahan kedudukan anak tersebut selama 20 detik adalah. a. 50 m b. 100 m c. 150 m d. 200 m e. 250 m 31. Sebuah benda berpindah dari posisi A ke posisi C melalui lintasan A-B-C. Panjang A D C

118 perpindahan yang dilakukan benda tersebut adalah. a. 10 m b m c m d m e m 32. Seorang anak yang berada dilantai dua sebuah gedung setinggi 4 m dari tanah melemparkan bola kepada temannya. Bola tersebut ditangkap oleh temannya yang berada dilantai dasar jika setelah 1,5 s berselang maka kecepatan awal bola sebesar. a. 4,8 m/s b. 24,5 m/s c. 15,25 m/s d. 16 m/s e. 16,5 m/s 33. Tabel di bawah merupakan table sebuah kereta dengan t menyatakan waktu dalam sekon dan v menyatakan kecepatan dalam m/s B A Perpindahan kereta selama 10 sekon adalah. a. 24 m b. 30 m c. 34 m d. 38 m

119 e. 40 m 34. Lilis berlari mengelilingi sebuah lapangan berukuran 40x40 cm dan ia mulai berlari dari salah satu sudut lapangan. Perpindahan dan jarak yang ditempuh lilis setelah berkeliling 1 ½ kali lapangan tersebut adalah. a ; 300 m b ; 300 m c ; 240 m d ; 300 m e ; 240 m 35. Sebuah mobil mulamula bergerak dengan kecepatan 18 km/jam. Setelah menempuh jarak 20 m, kecepatan mobil menjadi 45 km/jam. Percepatan mobil tersebut adalah. a. 5 ms -2 b. 4 ms -2 c. 3 ms -2 d. 6 ms -2 e. 7 ms Selama 10 sekon kecepatan sebuah truk yang massanya 5 ton mengalami perubahan dari 5 m/s menjadi 15 m/s. Besarnya gaya yang menyebabkan perubahan kecepatan tersebut adalah. a N b N c N d N e N E E A 37. Perhatikan contoh A

120 berikut! 1) Kereta melaju dengan kecepatan tetap di atas rel 2) Meteor yang jatuh ke bumi 3) Bersepeda di jalan yang menurun 4) Gerak mobil dengan kecepatan tetap Dari beberapa peristiwa di atas, yang termasuk contoh gerak lurus beraturan (GLB) adalah. a. (1) dan (4) b. (1) dan (2) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4) e. (3) dan (2) 38. Jika v adalah kecepatan, s adalah jarak yang ditempuh dan t adalah waktu tempuh, maka hubungan antara ketiga besaran dapat dirumuskan. a. v= s/t b. v = t/s c. s = t/v d. s = v/t e. t = v/s 39. Perhatikan grafik berikut! A D Pada grafik diatas, yang menunjukkan benda

121 dalam keadaan diam adalah. a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan Budi berjalan kebarat sejauh 50 meter lalu berbalik arah ke timur sejauh 10 meter. Jarak dan perpindahan yang ditempuh Budi adalah. a. 60 m dan 40 m b. 60 m dan 60 m c. 40 m dan 40 m d. 50 m dan 10 m e. 10 m dan 50 m A

122 Analisis hasil validasi RPP No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket Format Isi Bahasa 1. Sesuai format Kemampuan terkandung dalam kompetensi inti 4 4 D 3. Ketetapan penjabaran dari kompetensi inti ke kompetensi dasar 4 4 D 4. Kejelasan rumusan indicator 4 4 D 5. Indikator dikembangkan menjadi beberapa tujuan pembelajaran 4 2 B 6. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik 3 4 D 1. Sistematika penulisan 4 4 D 2. Kesesuaian konsep dan tujuan 1. Penggunaan bahasa ditinjau dari kaidah bahasa Indonesia yang baku I II D D D Sifat komunikatif bahasa yang digunakan 4. Waktu 1. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 5. Pendahuluan 1. Orientasi peserta didik kepada masalah (mengamati) 3 4 D 4 3 D 4 2 B Metode sajian Kegiatan inti 1. Mengorganisasikan 2. Membimbing atau mencoba 3. Mengembangkan Kegiatan inti Menganalisis dan mengevaluasi 4 4 D 4 3 D 4 3 D 4 3 D 4 3 D

123 = 0.88 R 7 Kelayakan 1. Analisi hasil Bahan Ajar Peserta Didik No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket 1. Format Buku Peserta didik 2. Isi Buku Peserta didik a. Sistim penomoran jelas 4 4 b. Pembagian materi jelas 3 4 c. Pengaturan ruang (tataletak) 3 4 d. Teks dan Illustrasi seimbang 3 3 e. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 f. Memiliki daya tarik 3 4 a. Kebenaran konsep / materi 3 3 b. Sesuai dengan KTSP. 4 4 c. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas konsep 4 3 d. Memberi rangsangan secara visual 4 3 e. Mudah dipahami 3 4 I II D D D D D D D D D D D f. Kontekstual,artinya ilustrasi/gambar yang dimuat berdasarkan konteks daerah/ tempat /lingkungan peserta didik dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari mereka 4 3 D

124 3. Bahasa dan Tulisan 4. Manfaat/Kegunaan a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar b. Menggunakan tulisan dan tanda baca sesuai dengan EYD c. Menggunakan istilah istilah secara tepat dan mudah dipahami. d. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan struktur kalimat yang sederhana, sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan membaca dan usia peserta didik. e. Menggunakan arahan dan petunjuk yang jelas, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. a. Dapat mengubah kebiasaan pembelajaran yang tidak terarah menjadi terarah dengan jelas D D D D D D b. Dapat digunakan sebagai pegangan bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran 4 3 D = 1 R 7 Kelayakan 2. Analisi Hasil Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket I II

125 1. Format 1. Kejelasan pembagian materi Sistem penomoran jelas Jenis dan ukuran huruf sesuai Kesesuaian tata letak gambar, grafik maupun tabel Teks dan ilustrasi seimbang 4 1 D D D B B 2. Isi Bahasa Manfaat/ Kegunaan LKPD 1. Kesesuain dengan RPP danbuku ajar. 2. Isi LKPD mudah dipahami dan konstektual 3. Aktivitas siswa dirumuskan dengan jelas dan operasional 4. Kesesuaian isi materi dan tugastugas dengan alokasi waktu yang ada 1. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam LKPD mudah dipahami 2. Bahan yang digunakan benar sesuai EYD dan menggunakan arahan/petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda 1. Penggunaan LKPD sebagai bahan ajar guru 1. Penggunaan LKPD sebaagai pedoman belajar bagi peserta didik 4 4 D 4 4 D 3 3 D 4 3 D 4 4 D 4 4 D 4 3 D 4 3 D = 0,85 R 7 Kelayakan

126 4. Analisis Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket 1. SOAL KONSTR UKSI 1. Soal-soalsesuaidengan indicator 3 4 D 2. Soal-soalsesuaidenganaspek yang diukur 3. Batasanpertanyaandirumuskandenganj elas 4. Mencakupmateripelajaransecararepren sentatif 1. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas 2. Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda 3. Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas 4. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama 1. Menggunakanbahasa yang sesuaidengankaidahbahasa Indonesia yang benar I II 3 3 D 3 3 D 3 3 D 4 4 D 4 4 D 4 3 D 4 3 D 4 3 D BAHASA 2. Menggunakan bahasa yang sederhana 4 3 D dan mudah dimengerti 3. Menggunakan istilah (kata-kata) 4 3 D yang dikenal peserta didik 4. WAKTU Waktu yang digunakansesuai 3 3 D = 1 R 7 Kelayakan

127 LAMPIRAN B Analisis Validitas & ReLIabilitas B.1. ANALISIS VALIDITAS ITEM B.2. ANALISIS RELIABILITAS ITEM

128 B.1. Uji Validasi Instrumen Penelitian Semua item yang telah disusun, di uji validitasn. Dari 40 butir soal yang diuji cobakan kemudian divalidasi terdapat 35 item soal yang valid dan 5 butir soal yang di drop. Adapun jumlah anggota yang digunakan untuk uji coba sebanyak 32 peserta didik. Validitas instrument di analisis menggunakan persamaan koefisien korelasi biseral dengan rumus sebagai berikut: dengan: = Koefisien korelasi biserial = Rerata skor pada tes dari peserta yang memiliki jawaban benar = Rerata skor total = Standar deviasi dari skor total = Proporsi peserta didik yang menjawab benar = Proporsi peserta didik yang menjawab salah ( q = 1 - p ) Dengan kriteria jika r tabel maka item dinyatakan valid dan jika r tabel maka item dinyatakan drop. Dengan r tabel = 0,349. Untuk lebih jelasnya, perhitungan validitas item instrument dipaparkan pada table berikut.

129 1. Untuk validasi soal no 2 dari 30 soal yang telah diteskan kepada 32 peserta didik a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar( ) b. Mean dari skor total ( ) 77 c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar 7 7 0,219. 0,939 0,206 Karena yang diperoleh dalam perhitungan ( ) ternyata lebih kecil dari pada (0,349), maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir item nomor 1 tersebut drop. 2. Untuk validasi soal no 3 dari 30 soal yang telah diteskan kepada 32 peserta didik a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar ( )

130 77 b. Mean dari skor total ( ) 77 c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar ,903. 0,826 0,746 Karena besar dari pada yang diperoleh dalam perhitungan ( 7 ) ternyata lebih (0,349), maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir item nomor 3 tersebut valid. B.2. UJI REALIBILITAS INSTRUMEN PENELITIAN ( ) ( ) Σpq = 7,781 n = 32 Jumlah skor peserta didik ( ) = 779 Jumlah kuadrat skor tiap peserta didik ( ) = 7 a. Mencari varians

131 ( )( ) ( ) ( ) ( )( 7 ) (7 ) ( ) ( ) 7 77 a. Mencari realibilitas (r) ( ) ( ) ( ) ( ( )( ) ) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas tes yaitu 0,940 dan berada pada rentang 0,800 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar fisika peserta didik memiliki kategori reliabilitas sangat tinggi. Tabel. Kriteria Reliabilitas Rentang Kategori 0,800 1,000 Sangat tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah 0,000 0,200 Sangat rendah

132 LAMPIRAN C Absen kehadiran

133 DAFTAR HADIR SISWA KELAS X IPA MA WIHDATUL ULUM PARANGLOE TAHUN AJARAN 2019/2020 No Nama L/P Pertemuan ke Adriansyah L 2 Afdal L 3 Ardiansyah L 4 Ashar Arcad L 5 Dimas L 6 Aprilya P 7 Firmayanti P 8 Fitriani P 9 Halim L 10 Harfina P 11 Lalu Fatdol Wiranda N L 12 Mirnawati P 13 Muh Resky Amir L 14 Muh Asra L 15 Muh Asri L 16 Muh Kadafi L 17 Muh Rafli L 18 Muhammad Akbar L 19 Nur Lenteng P 20 Nurhandayani P 21 Sindi Febiola P 22 Suci Rahmadhani P 23 Ummahatul Mu minin P

134 24 Ummul Mu minin P 25 Zulfadli L 26 Siti Mannia P 27 Dani Wardani L 28 Sulaiman L 29 Nur Adelia L 30 Nur Leha P 31 Asrianti Hamzah P 32 Leli Lestari P

135 LAMPIRAN D Analisis hasil PENELiTiaN D.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

136 Lampiran D.1 Analisis Deskriptif ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF 1. Analisis Statistik Deskriptif Pre Test a. Skor tertinggi = 18 b. Skor terendah = 3 c. Rentang skor (R) = Skor tertinggi- Skor terendah =18-3= 15 d. Banyaknya data (n) = 32 e. Banyaknya kelas (K) = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 32 = 5,97 6 (dibulatkan) f. Panjang kelas interval (i) = ( ) ( ) 3 (dibulatkan) Tabel. 1 Distribusi frekuensites hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe. Interval skor Tepi Kelas Bawah Atas fi 3-5 2,5 5, ,5 8, ,5 11, ,5 14, ,5 17, ,5 20, Jumlah g. Skor rata-rata = 8,7

137 h. Standar Deviasi = ( ) = ( ) = = = = 4,30 i. Varians ( ) = = = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) = = 18,55 2. Analisis Statistik Deskriptif Post Test a. Skor tertinggi = 27 b. Skor terendah = 10 c. Rentang skor (R) = Skor tertinggi- Skor terendah =27-10 = 17 d. Banyaknya data (n) = 32 e. Banyaknya kelas (K) = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 32 = 5,97 6 (dibulatkan)

138 f. Panjang kelas interval (i) = ( ) ( ) 3 (dibulatkan) Tabel. 2 Distribusi frekuensi tes hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe Interval skor Tepi Kelas Bawah Atas fi ,5 12, ,5 15, ,5 18, ,5 21, ,5 24, ,5 27, Jumlah g. Skor rata-rata = 12,25 h. Standar Deviasi = ( ) = ( ) = = = = 5,34

139 i. Varians ( ) = = = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) = = 28,5

140 Analisis uji N-Gain Uji N-Gain hasil pre test dan post test kelas X IPA MA Wihdatul Ulum Parangloe Skor No Nama Responden Pre-test Post-test N-Gain Kategori 1 Adriansyah Rendah 2 Afdal Rendah 3 Ardiansyah Rendah 4 Ashar Arcad Rendah 5 Dimas Rendah 6 Aprilya Rendah 7 Firmayanti Rendah 8 Fitriani Sedang 9 Halim Sedang 10 Harfina Tinggi 11 Lalu Fatdol Wiranda N Tinggi 12 Mirnawati ,84 Tinggi 13 Muh Resky Amir Rendah 14 Muh Asra ,08 Rendah 15 Muh Asri sedang 16 Muh Kadafi Sedang 17 Muh Rafli Tinggi 18 Muhammad Akbar Tinggi 19 Nur Lenteng Rendah 20 Nurhandayani Rendah 21 Sindi Febiola Sedang 22 Suci Rahmadhani Sedang 23 Ummahatul Mu minin Tinggi

141 24 Ummul Mu minin Rendah 25 Zulfadli Sedang 26 Siti Mannia ,50 Sedang 27 Dani Wardani Sedang 28 Sulaiman Sedang 29 Nur Adelia Sedang 30 Nur Leha sedang 31 Asrianti Hamzah sedang 32 Leli Lestari Sedang Jumlah ,16 Rata-rata , Sedang = 0,87 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 6 peserta didik memiliki kriteria tinggi, 14 peserta didik memenuhi kriteria sedang, dan 12 peserta didik yang memenuhi kriteria rendah. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas X IPA memiliki skor rata-rata N-Gain ternormalisasi sebesar 0,87 yang merupakan kategori Tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran fisika setelah diajar menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media animasi berada pada kategori Tinggi berdasarkan kriteria N-Gain.

142 LAMPIRAN E dokumentasi

143 Uji Coba Soal di Kelas XI MIPA 2

144 Pembelajaran di Kelas MIPA 2

145 Foto Bersama

146

147

148

149

150

151

152 RIWAYAT HIDUP Nurlaelatul Qadri. Dilahirkan di Kampungkassi Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa pada tanggal 04 Mei Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari buah cinta Ayahanda mammiri dan Ibunda Nursiah. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2002 pada jenjang sekolah dasar di SD Negeri Bontojai dan tamat pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di Mts Wihdatul Ulum Parangloe dan tamat pada tahun Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di MA Wihdatul Ulum Parangloe dan tamat pada tahun Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikannya pada tahun 2015 di perguruan tinggi swasta yaitu sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata 1 (S1).

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan kategori eksperimental. 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi secara operasional, diantaranya: 1. Kemampuan berpikir kritis yang akan diukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kota Bandung. Pemilihan sekolah tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes satu kelompok, one design group pretest-postest (Arikunto, 2002). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif yaitu metode Pre Experiment (Quasi Experiment). Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Jenis, Bentuk dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 tahap pengembangan multimedia menurut Munir (2003), yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM: ANALISIS KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN LEBIH LANJUT PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR

ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di SMA SWASTA KARTIKA XIX-1 Bandung. Peneliti memilih sekolah ini karena model pembelajaran yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s.d. 26 September 2013. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 7 yang beralamat di Jalan Siliwangi km 15 Baleendah,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM: PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS KELAS X MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-postest. Metode pra-eksperimen

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini terdapat lima tahap pengembangan multimedia yaitu: 1. Tahap Analisis Pada tahap ini diawali dengan menetapkan tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Banyak jenis penelitian yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah

III. METODE PENELITIAN. Banyak jenis penelitian yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Banyak jenis penelitian yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah pembelajaran diantaranya adalah tindakan kelas, penelitian deskriptif, penelitian korelasi,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Pre-Experiment yaitu metode penelitian yang hanya menggunakan satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung yang berada di Jalan Pak Gatot Raya 73s KPAD, Bandung. Subjek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group A III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian erdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Lokasi dari penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Kota Bandung, jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 12 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH TAMAN PEMUDA ISLAM KERAMAT BANJARMASIN

EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH TAMAN PEMUDA ISLAM KERAMAT BANJARMASIN EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH TAMAN PEMUDA ISLAM KERAMAT BANJARMASIN OLEH IDA ANITATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas manusia yang tidak akan berhenti selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas manusia yang tidak akan berhenti selama 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas manusia yang tidak akan berhenti selama masih hidup. Belajar akan menjadikan manusia lebih baik dari makhluk lainnya. Belajar juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah quasi experiment. Dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah quasi experiment. Dengan desain 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah quasi experiment. Dengan desain eksperimen yang digunakan adalah one group before after atau pre-test and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Cijati beralamat di Kecamatan Majalengka Kulon Kabupaten Majalengka. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Pemilihan model Four-D ini karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara Nomor 48, Leuwigajah Kota Cimahi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak adanya kesalahan dalam penafsiran dan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, ada beberapa istilah yang akan dijelaskan berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian 1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode preexperimental design. Pre- Experimental Designs (non designs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

Oleh. Devi Anggraeni NIM

Oleh. Devi Anggraeni NIM PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 2 PROBOLINGGO SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AUDIO MIXER KOMPETENSI KEAHLIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AUDIO MIXER KOMPETENSI KEAHLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AUDIO MIXER KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO di SMK PIRI 1 YOGYAKARTA Diajukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA IPA MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI BANJARNEGARA

PENGEMBANGAN MEDIA IPA MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI BANJARNEGARA PENGEMBANGAN MEDIA IPA MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN GERAKAN DAN BACAAN SHALAT PADA SISWA KELAS III SDN WONOSARI BARU TAHUN AJARAN

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN GERAKAN DAN BACAAN SHALAT PADA SISWA KELAS III SDN WONOSARI BARU TAHUN AJARAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN GERAKAN DAN BACAAN SHALAT PADA SISWA KELAS III SDN WONOSARI BARU TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : Elis Rahmawati NPM : 20080720163

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Menurut Panggabean (1996: 21) Pre-Experiment yaitu penelitian yang secara

Lebih terperinci

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data BAB IV A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data Pada analisis uji coba instrumen terdiri dari 15 butir soal setelah di analisis diperoleh 10 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

Lebih terperinci