Moh. Ja far. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Moh. Ja far. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMAJA PUTUS SEKOLAH ( Studi Kasus Di Desa Banyubang Solokuro Lamongan ) Moh. Ja far Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Latar belakang Rendahnya tingkat dan kesadaran akan pentingnya pendidikan di Indonesia merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemerintah guna memajukan peradaban dan tingkat kehidupan yang lebih baik dan mandiri. Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia mendorong timbulnya berbagai permasalahan sosial yang kian hari semakin meresahkan bangsa Indonesia. Salah satu faktor yang dapat menjadi tolak ukur rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia adalah tingginya angka putus sekolah anak usia produktif (usia sekolah). Selain tingginya angka putus sekolah, rendahnya minat anak bahkan orang tua untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dirasakan masih sangat kurang. Adapun satu hal pokok di atas dapat menjadi satu alasan betapa rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia yang memang bila ditelaah lebih mendalam bukan hanya pemerintah saja yang perlu berpikir jauh, namun masyarakat dan tentunya para orang tua harus memahami benar betapa pentingnya pendidikan untuk bekal hidup maupun sebagai anggota dalam sistem tatanan masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Putus sekolah didefinisikan sebagai mereka yang pernah bersekolah di salah satu tingkat pendidikan, tetapi pada saat survey berlangsung mereka tidak terdaftar di salah satu tingkat pendidikan formal, Kelangsungan hidup bangsa kedepan berada ditangan anak-anak dimasa sekarang. Jika menginginkan kesenangan dimasa yang akan datang maka anak juga memperoleh haknya dimasa sekarang. Misalnya tempat bermain, pendidikan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya. Sebagai perwujudan rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa. Anak merupakan bagian dari generasi muda, penerus cita-cita, dan perjuangan bangsa. Disamping itu, anak merupakan sumber daya manusia yang perlu mendapatkan perhatian dan perlindungan dari berbagai ancaman dan gangguan agar supaya hak-haknya tidak terabaikan.

2 Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu, hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan di bidang pendidikan. Penyebab utama putus sekolah antara lain karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai investasi masa depannya; kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan keadaan geografis yang kurang menguntungkan. Pembelajaran akan bisa berjalan lancar jika diiringi motivasi yang berkelanjutan. Memberikan motivasi secara bertahap dan terus-menerus sangat diperlukan. Penekanan ini ditujukan untuk orang tua. Orang tua bertanggung jawab penuh atas kebutuhan yang diperlukan oleh anak. untuk mengembangkan anak, membutuhkan partisipasi secara menyeluruh dari orang tua. Karena dengan adanya partisipasi orang tua untuk memberikan dorongan belajar anak, akan menumbuhkan semangat belajar. Permasalahan yang muncul di desa Banyubang, Solokuro, Lamongan mengenai banyaknya remaja yang putus sekolah menjadikan paradigma masyarakat menganggap pendidikan tidak begitu penting, banyak hal yang menjadi dasar pemahaman masyarakat mengenai permasalahan putus sekolah seperti putus sekolah itu sudah menjadi kewajaran atau bisa di katakana sebagai culture karena hal ini berlangsung pada setiap periode masa sekolah. Dari problem yang dijelaskan di atas, mengambarkan begitu pentingnya sebuah pengambilan keputusan, Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga setiap manusia memerlukan pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan menjadi suatu hal yang biasa dilakukan karena setiap individu menghadapi berbagai permasalahan yang berbeda untuk dapat menatap masa depan yang lebih baik Kajian Teori Pengambilan keputusan menurut Geoge R. Terry adalah pemilihan alternatif prilaku (kelakuan) dari dua atau lebih alternative yang ada. Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi

3 Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Pembuatan keputusan atau desicion making ialah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan-kemungkinan dian tara situasi-siuasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi didalam situasi yang meminta seseorang harus a) membuat prediksi kedepan, b) memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih atau membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas. Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Margon dan cerullo, memberikan definisi sebagai berikut: a desicion is a conclusion reached after consederation, it occurs when one option is selected, to the exclusion of other (suatu keputusan adalah sebuah kesimpulan yang dipakai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sambil menyampingkan yang lain) Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasional. Di samping itu, fungsi pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-oarang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan ndividu tersibut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi, perlu memandangnya sebagai baian dari suatu keutuhan. Adapun jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian studi kasus. Menurut Suharsimi Arikunto penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Studi kasus atau

4 penelitian kasus adalah penelitian tentang suatu subjek penelitian yang berenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompo, lembaga, masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interakasi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (cause study) yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atu gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sempit, akan tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan subjeknya adalah remaja yang putus sekolah Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian kualitatif ini bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan remaja putus sekolah dikarenakan,. faktor keluarga meliputi: Kurang perhatianya pihak keluarga kepada para remaja yang putus sekolah, kurangnya komunikasi sang anak dengan orang tua faktor sosial meliputi: Mengikuti kelompok acuan karena di lingkungan sosialnya banyak juga yang putus sekolah (reference group), dan ketergantungan kepada teman ketika mau berangkat sekolah karena tidak mempunyai transportasi sendiri. faktor psikologis meliputi: tidak ada motivasi, tidak ada minat dan, rasa tidak senang ketika ketemu gurunya. Faktor pribadi meliputi: merasa bosen sekolah, malas, ingin merasa bebas, suka keluar kelas waktu pelajaran hal ini berlaku berulang-ulang sehingga mereka memilih untuk tidak sekolah saja. Dan dalam penelitian ini ternyata politik dan ekonomi tidak mempengaruhi mereka putus sekolah. Dan dampak yang dirasakan secara langsung bagi mereka, yaitu merasa sulit untuk mencari pekerjaan, rasa kesepian, perasaan binggung sumpek karena tidak ada kegiatan rutin yang bisa di lakukan. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan didasarkan oleh beberapa aspek yaitu, structural, fisik, interpersonal, emosional, rasional dan practical. Sehingga kesimpulan yang dapat di ambil yaitu faktor-faktor tersebut yang menjadaikan remaja mengambil keputusan untuk puttus sekolah

5 faktor dari luar yaitu pengaru teman sebaya, kelompok acuan yang menjadi cermin perilaku seseorang, keluarga yaitu kurang komunikasinya atau hubunganya remaja dengan keluarga terutama orang tua akan sehingga menjadikan sesorang ketika mendapat permasalahan akan merasa tidak ada sosok yang memberikan arahan dan nasehat dan ketika mengambil sebuah keputusan akan berfikir mengenai jangka pendeknya saja dengan mengesampingkan jangka panjang yang lebih penting. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu adanya permaslahan dengan guru-guru di sekolahan, sehingga sesorang akan mencoba menghindari untuk tidak ketemu dengan gurugurunya dengan tidak masuk sekolah dan dalam penelitian ini faktor ekonomi dan politik tidak berpengaruhi terhadap remaja yang putus sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban sebuah bangsa. arti penting kesadaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban sebuah bangsa. arti penting kesadaran pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan tiang kebudayaan dan fondasi utama untuk membangun peradaban sebuah bangsa. arti penting kesadaran pendidikan menentukan kualitas kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Sekolah Menengah Atas adalah siswa yang berada pada rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk memasuki dunia pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimisme merupakan kemampuan seseorang memandang positif dalam segala hal. Memiliki pemikiran yang selalu positif akan menghasilkan hasil yang positif pula.

Lebih terperinci

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI Madrasah Neni Wahyuningtyas 1 Abstract Environmental education is one effort to realize environmental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara untuk mengumpulkan data-data, dan untuk penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara untuk mengumpulkan data-data, dan untuk penelitian ini 46 BAB III METODE PENELITIAN Adapun teknik penelitian yang akan dilakukan ini kedepannya nantinya ada beberapa cara untuk mengumpulkan data-data, dan untuk penelitian ini memilih lokasi di SMA Negeri 1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu BAB V PEMBAHASAN Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistimatis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya,

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pengertian Masalah(problem) adalah suatu deviasi antara yang seharusnya terjadi dengan suatu yang nyata terjadi, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada hakikatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran.dalam penelitian, kita mengenal dua bentuk

Lebih terperinci

Pembuatan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan

Pembuatan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan PEMBUATAN KEPUTUSAN Pembuatan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor yang dirujuk oleh Lexy J. Moleong, bahwasanya metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 71 Metode

Lebih terperinci

PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH

PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH Elita Metica Tamba Dra. Hetty Krisnani, M.Si. Arie Surya Gutama,S,Sos., SE.,M.Si Email: elitametica@yahoo.com ABSTRAK Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sukses dalam karir pasti menjadi impian setiap orang. Tapi untuk mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya menetapkan tujuan dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kualitatif suatu strategi yang dipilih penulis untuk mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah merasakan kesedihan, kekecewaan, kegagalan serta kondisi sulit lainnya. Hal ini sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam 44 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam penelitian ilmiah, sebab dengan menggunakan metode akan mempengaruhi proses pengumpulan data, juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki dambaan untuk hidup bersama dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. Perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara kita (Indonesia) tentang pendidikan juga diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak manusia yang tertuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar)

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar) FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pemahaman konsep dan implementasi softskills

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pemahaman konsep dan implementasi softskills 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pemahaman konsep dan implementasi softskills kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN 1 Model Palangka Raya. B. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah kunci peradaban dalam suatu negara terutama bagi negara Indonesia, karena mahasiswa adalah tiang penerus bangsa yang akan datang. Namun di zaman sekarang

Lebih terperinci

Teori Pengambilan Keputusan

Teori Pengambilan Keputusan Teori Pengambilan Keputusan Iman Murtono Soenhadji Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Iman Murtono Soenhadji 1 Bab 1: Pendahuluan Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh, Ralp C. Davis; Mary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam rangka memperoleh hasil yang representatif dari pembahasan yang dibutuhkan data yang valid dari kenyataan obyek yang ada dikaitkan dengan konsep yang berasal dari kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang masih menghadapi masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang dialami tidak saja masalah kesehatan terkait fisik tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990: 131) bahwa: Metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Secara sosial, perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan 65 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah strategi umum yang ada dalam pengumpulan data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan rencana pemecahan bagi persoalan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara BAB II PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga nbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban

Lebih terperinci

BAB II DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB II DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Pendahuluan Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 737-746 JUDUL : POLA ASUH ORANGTUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis mengambil lokasi untuk penelitian ini pada Naura Collection

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis mengambil lokasi untuk penelitian ini pada Naura Collection BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian. Penulis mengambil lokasi untuk penelitian ini pada Naura Collection Probolinggo, yang berlokasi di jalan Mastrip no.125, Probolinggo. Citra Naura Collection

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan masa depan. Masa remaja dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Panti Asuhan AR-Rahman merupakan salah satu Panti Asuhan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditempuh seseorang dari kanak- kanak menuju dewasa, atau merupakan kepanjangan dari masa kanakkanak sebelum mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa yang dipersiapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ` Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena dengan pendidikan akan mencapai kemajuan baik dalam pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara menurut sistem aturan tertentu untuk mengarahkan suatu kegiatan praktis agar terlaksana secara rasional guna mencapai hasil yang optimal. 1 Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi dari setiap individu, karena dengan pendidikan potensi-potensi individu tersebut dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sebagaima Bodgan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sumber dan simbol kemajuan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sumber dan simbol kemajuan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sumber dan simbol kemajuan suatu bangsa. Kemajuan peradaban, kesejahteraan hidup masyarakat, pertumbuhan ekonomi, ketentraman dalam menjalani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Tylor (Molenong, 2007:4),

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan 231 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan siklus karir dan isu yang dihadapi ketiga mantan pemain sepakbola generasi tahun 1960-an,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena dibekali memiliki akal budi, kepribadian serta kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sebagai makhluk hidup senantiasa berinteraksi dengan dirinya, orang lain, dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa dimana usianya berkisar antara 12-21 tahun. Pada masa ini individu mengalami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017

Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017 MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG MANAGER TERHADAP PERILAKU KARYAWAN Oleh : Setiyowati 01214030 Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan tanggung-jawab bersama, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip Moleong mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial kita memerlukan hubungan interpersonal secara

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang, yang berlokasi di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang, yang berlokasi di Jl. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi untuk penelitian ini pada Lembaga Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang, yang berlokasi di Jl. Masjid No. 33 Telp. (0341)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Puji Rahayu Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are to see informations abaut headmaster to decision

Lebih terperinci

manusia yang memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

manusia yang memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dilahirkan belum bersifat sosial artinya dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terus menerus berlangsung dan menjadi dasar bagi kelangsungan kehidupan manusia. Undangundang nomor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Data yang telah dikumpulkan itu belum dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan ketika memilih jurusan. Pengambilan keputusan akan dilalui oleh setiap individu dalam memilih jurusan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup bersama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut Walgito (2001)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga hingga kini kian meluas dan memiliki makna sebagai sebuah fenomena yang bersifat global, mencakup wilayah kajian hampir seluruh sendisendi kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di usia republik yang sudah melebihi setengah abad ini, sudah sepatutnya bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI FETY IRAWAN A.220100002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian 55 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu melipui kegiatan-kegiatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari, baik diri sendiri yang merokok atau melihat orang lain merokok. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai

Lebih terperinci

KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN. Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN

KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN. Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dari segi bahasa, manusia disebut juga insan, yang dalam bahasa arab berasal dari kata nasiya yang berarti

Lebih terperinci

KESIAPAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DI KOTA SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KESIAPAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DI KOTA SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KESIAPAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DI KOTA SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Aji Nugroho Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana dikutip Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

atau menjalaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 37 rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 38

atau menjalaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 37 rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 38 34 Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau pristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjalaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase

Lebih terperinci