Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 37/PERPUS/UG/2020

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 37/PERPUS/UG/2020"

Transkripsi

1 Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Nomor Pengunggahan SURAT KETERANGAN Nomor: 37/PERPUS/UG/2020 Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : IRVAN SEPTYAN MULYANA Nomor Penulis : Penulis : irvansepty@staff.gunadarma.ac.id Alamat Penulis : RT01, RW04 desa. dukuh kec.cibungbulang kab. bogor dengan penulis lainnya sebagai berikut: Penulis ke-2/nomor/ IRVAN SEPTYAN MULYANA / / irvansepty@staff.gunadarma.ac.id Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FTI/IC/PENELITIAN/37/2020 Judul Penelitian : PERPINDAHAN PANAS EXTRUDER PADA PRINTER 3D TIPE FDM PRUSA i3 Tanggal Penyerahan : 13 / 07 / 2020 Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III. Dicetak pada: 19/08/ :18:57 PM, IP: Halaman 1/1

2 PERPINDAHAN PANAS EXTRUDER PADA PRINTER 3D TIPE FDM PRUSA i3 1 Abdullah Raka Okta Pratama 1 Jl. Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Depok 16424(oktaraka99@gmail.com.) 2 Irvan Septyan Mulyana. 2 Jl. Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Depok 16424(irvansepty@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan distribusi panas yang terjadi pada nozzle menggunakan software solidworks 2017 dan mengetahui nilai dari perpindahan panas, efisiensi dan efektifitas dari penggunaan sirip yang terjadi pada extruder di dalam mesin 3D Printing. Dari hasil simulasi Solidworks yang telah dilakukan, nilai temperatur yang paling tinggi terdapat pada terdapat pada Hot End Extruder, karena Hot End Extruder terdapat Heater yang menghasilkan panas sehingga suhunya mencapai ⁰ C, ditandai dengan warna merah. Sedangkan nilai temperatur yang paling rendah sebesar ⁰ C berada di sekitar sisi-sisi frame, ditandai dengan warna biru. Dari hasil dari perhitungan teoritis yang telah dilakukan, ada beberapa nilai kalor yang dihasilkan, berikut beberapa hasil dari perhtiungan yang dilakukan. Hasil dari Q nofin sebesar W, Q fin sebesar 3.93 W, dan Q unfin sebesar W. Sehingga total nilai kalor yang dikeluarkan sebesar Watt dan nilai efektivitas dari adanya sirip keseluruhan yaitu 2.88, di mana angka tersebut sudah cukup efektif dalam penggunaan sirip pada extruder pada printer 3D Prusa i3. Kata Kunci : 3D Printing, Stereolitography, Rapid Prototyping, Konveksi, Heat Transfer. I. PENDAHULUAN Printer 3D tipe FDM adalah salah satu jenis printer 3D yang digunakan untuk mencetak model benda prototype, memiliki mekanisme kerja sebuah objek dibentuk dengan cara melelehkan material lalu di tempatkan lapis demi lapis sehingga membentuk sebuah objek yang di inginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan distribusi panas yang terjadi pada nozzle menggunakan software solidworks 2017 dan mengetahui nilai dari perpindahan panas, efisiensi dan efektifitas dari penggunaan sirip yang terjadi pada extruder di dalam mesin 3D Printing. II. LANDASAN TEORI a) 3D Printing 3D Printing atau dikenal juga sebagai Additive Manufacturing adalah proses membuat objek padat 3 dimensi dari model digital. Cara kerjanya objek dicetak dari sejumlah lapisan demi lapisan sesuai model gambar. Rapid Prototyping adalah teknologi yang digunakan membuat model tiga dimensi dari computer-aided design (CAD), awalnya di bangun lapisan demi lapisan tergantung input 3 Dimensinya (Laoui, 2003).

3 b) Fused Deposition Modelling (FDM) Gambar 2.1 Fused Deposition Modeling (FDM) [6] FDM adalah teknologi berbasis filamen di mana suhu nosel dikontrol untuk mengekstrusi lapisan material termoplastik secara berlapis ke platform build. Detail kerja FDM yaitu material termoplastik berbentuk benang (koil) dipanaskan diatas melt point oleh heater kemudian diekstruksi lewat lubang extruder nosel. Heater mempertahankan temperatur tersebut dan mendeformasi material dari solid menjadi semi-solid (liquid) agar mudah diekstruksi. Nosel bergerak mengeluarkan cairan ekstruksi membentuk layer. [6] Tabel 2.1 Spesifikasi Fused Depositioning Modeling (FDM) [6] c) Mekanisme Perpindahan Panas Perpindahan Panas yaitu merupakan salah satu dari disiplin ilmu teknik termal yang juga mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Konduksi termal merupakan pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas antara dua system. (Holman, J.P. 1986) Perpindahan panas (Q) secara konveksi memiliki rumus dasar sebagai berikut : Konveksi : Laju kalor = Q/t = ha (T 2 T 1 ) Dimana Q, Kalor (Watt). h, Koefisien Konveksi (W/m 2. K). A, Luas Permukaan (m 2 ) T 2, Suhu Permukaan (K) T 1, Suhu Fluida (K) d) Konveksi (atau Konveksi dan Radiasi Gabungan) dari Sirip Ujung Sirip ujung, dalam prakteknya, yang terkena lingkungan, dan dengan demikian kondisi properboundary untuk ujung sirip adalah konveksi yang juga mencakup efek dari radiasi. Persamaan sirip masih dapat dipecahkan dalam hal ini dengan menggunakan konveksi di ujung sirip sebagai kondisi batas kedua, tetapi beberapa analisis yang terlibat, dan menghasilkan ekspresi agak panjang untuk distribusi temperatur dan perpindahan panas. Namun, secara umum, daerah ujung sirip adalah sebagian kecil dari total luas permukaan sirip, dan dengan demikian kompleksitas yang terlibat tidak dapat membenarkan perbaikan dalam akurasi.. [11]

4 Gambar 2.2 panjang sirip L c didefinisikan sedemikian rupa perpindahan panas dari sirip panjang L c dengan ujung terisolasi sama dengan heattransfer dari sirip yang sebenarnya panjang L konveksi di ujung sirip [12] Untuk menentukan nilai dari L c : [11] L c = L + t 2 Dimana L adalah Panjang sirip dan t adalah ketebalan sirip e) Efisiensi Sirip Mempertimbangkan permukaan sebuah dinding bidang pada suhu T b terkena attemperature menengah T panas hilang dari permukaan ke media sekitarnya dengan konveksi dengan perpindahan panas koefisien h. mengabaikan radiasi atau perhitungan untuk kontribusinya dalam koefisien konveksi h, perpindahan panas dari luas permukaan seperti yang dinyatakan sebagai : Q = h (T b T ) Gambar 2.3 Sirip meningkatkan perpindahan panas dari permukaan dengan meningkatkan luas permukaan [12]. Sekarang mari kita pertimbangkan sebuah sirip yang konstan daerah penampang A c = A b dan panjang L yang melekat pada permukaan dengan kontak yang sempurna. Konveksi dari permukaan sirip menyebabkan suhu di setiap penampang turun agak dari bagian tengah menuju permukaan luar. Namun, luas penampang sirip biasanya sangat kecil, dan dengan demikian suhu setiap bagian silang dapat dianggap seragam. Juga, ujung sirip dapat diasumsikan untuk kenyamanan dan kesederhanaan terisolasi dengan menggunakan dikoreksi panjang untuk sirip bukan panjang yang sebenarnya. Dalam kasus membatasi nol resistensi termal atau konduktivitas termal tak terbatas (k ), suhu sirip akan seragam pada nilai dasar T b. Perpindahan panas dari sirip akan menjadi maksimum dalam kasus ini dan dapat diekspresikan sebagai: Q fin,max = ha fin (T b T )

5 Gambar 2.4 Ideal dan aktual distribusi suhu di sirip [12]. Namun, pada kenyataannya, suhu sirip akan turun sepanjang sirip, dan dengan demikian perpindahan panas dari sirip akan kurang karena perbedaan suhu menurun T(x) - T menuju ujung sirip. Untuk memperhitungkan efek penurunan suhu pada perpindahan panas, dapat definisikan efisiensi sirip sebagai : η fin = Q fin Q fin,max = Laju transfer panas aktual dari sirip Laju transfer panas ideal dari sirip Jika seluruh sirip berada pada suhu dasar Q fin = η fin Q fin,max = η fin ha fin (T b T ) di mana sirip adalah luas permukaan total sirip. Hubungan ini memungkinkan kita untuk menentukan perpindahan panas dari sirip ketika efisiensinya diketahui. f) Efektifitas Sirip Efektivitas sirip ε fin < 1 menunjukkan bahwa sirip sebenarnya bertindak sebagai isolasi, memperlambat perpindahan panas dari permukaan. Situasi ini dapat terjadi ketika sirip yang terbuat dari bahan konduktivitas termal rendah digunakan. Efektivitas sirip ε fin > 1 menunjukkan bahwa sirip meningkatkan perpindahan panas dari permukaan, sebagaimana mestinya. Namun, penggunaan sirip tidak dapat dibenarkan kecuali ε fin sirip cukup lebih besar dari 1. Permukaan bersirip dirancang atas dasar memaksimalkan efektivitas untuk biaya tertentu atau meminimalkan biaya untuk efektivitas yang diinginkan. Perhatikan bahwa baik efisiensi sirip dan efektivitas sirip terkait dengan kinerja sirip, tetapi mereka adalah jumlah yang berbeda. Namun, mereka berhubungan satu sama lain dengan: ε Q fin Q fin fin= = Q no fin ha b (T b T ) =η fin ha fin (T b T ) = A fin η ha b (T b T ) A fin b Oleh karena itu, efektivitas Fin dapat ditentukan dengan mudah ketika efisiensi Fin dikenal, atau sebaliknya. Ketika menentukan laju perpindahan panas dari permukaan bersirip, kita harus mempertimbangkan bagian permukaan yang tidak bersirip serta sirip. Oleh karena itu, termal transfer untuk permukaan yang mengandung n sirip dapat dinyatakan sebagai : Q total,fin = n(q fin + Q unfin ) = ha unfin (T b T ) + η fin ha fin (T b T ) Kita juga dapat mendefinisikan efektivitas keseluruhan untuk permukaan bersirip sebagai rasio transfer panas total dari permukaan bersirip ke perpindahan panas dari permukaan yang sama jika tidak ada sirip,

6 ε fin,overall = Q h(a total,fin unfin + ηfin A fin )(T b T ) = Q total,no fin ha nofin (T b T ) Dimana A no fin adalah area permukaan ketika tidak ada sirip, sirip adalah luas permukaan total dari semua sirip di permukaan, dan A unfin adalah daerah yang tidak bersirip bagian dari permukaan. Perhatikan bahwa efektivitas sirip keseluruhan tergantung pada kepadatan sirip (jumlah sirip per panjang unit) serta efektivitas sirip individu. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini gabungan antara mensimulasikan analysis heat transfer pada nozzle di mesin printer 3D menggunakan software Solidworks 2017 dan mengetahui nilai dari perpindahan panas, efisiensi serta efektifitas dari penggunaan sirip yang terjadi pada extruder di dalam mesin 3D Printing. Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: Mulai Studi Pustaka Persiapan Alat dan Bahan: Printer 3D FDM Filament PLA/ABS Termometer Uji Coba Pengambilan Data Perhitungan Tidak Simulasi Analisa Ya Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

7 a) Printer 3D FDM adalah Printer 3D yang memiliki teknologi berbasis solid material, menggunakan bahan filament, dimana suhu nosel dikontrol untuk mengekstrusi lapisan material termoplastik secara berlapis ke platform build sampai membentuk benda kerja yang sesuai dengan desain yang di print. Gambar 3.2 Bodi Printer 3D FDM UG 3D Tabel 3.1 Spesifikasi Printer 3D FDM UG 3D Nama Jenis Printer Akurasi Kecepatan Ukuran Volume Printing Besar Keterangan Prusa i3 FDM Printer - Open Source 0.1 mm 0.4 mm 100 mm/s 20 cm x 20 cm x 20 cm Board Arduino Mega 2560 Ramps 1.4 Step motor LG Nema 17 Hot Bed Nozzle Nozzle Diameter Filament Filament Diameter File Format Slice Up Software Save Format Connection Aluminium plate Single 0.4 mm PLA, ABS, Wood, PETG, HIPS 1.75 mm.stl/.obj/.dae/.amf Cura/ Repetier-Host G Code SD Card/ USB Frame T-Slot Aluminium Kossel 2020 Body kit Cast acrylic Berikut adalah dimensi bodi yang digunakan untuk printer 3D tipe FDM UG 3D :

8 Gambar 3.3 Dimensi Bodi Printer 3D Gambar 3.4 Printer 3D FDM Setelah Bodi Dipasang b) Hasil Pengukuran Suhu Pada Extruder Berikut adalah hasil pengukuran suhu pada extruder menggunakan alat ukur termometer digital : Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Pada Extruder Nama Komponen Extruder Nilai C C C C

9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Hasil Simulasi dan Cut Plot Heat Transfer Pada Extruder Berikut ini merupakan tampilan hasil heat transfer dari hasil simulasi dan cut plot heat transfer simulation : Gambar 4.1 Hasil Cut Plot Heat Transfer Simulation pada Extruder dan Nozzle Berdasarkan hasil simulasi tersebut heat transfer yang terjadi pada extruder sampai nozzle, hasil minimum heat transfer diberi tanda warna biru kehijauan dengan nilai sebesar C dan nilai maksimum von mises stress diberi tanda berwarna merah dengan nilai C. Dari gambar hasil simulasi, nilai suhu yang paling tinggi terdapat pada ujung nozzle, karena disitulah titik rambatan panas dari komponen extruder ditandai dengan warna merah. Sedangkan suhu yang paling rendah berada di sekitar sisi atas dari extruder ditandai dengan warna biru. b) Analisis Hasil Simulasi Thermal Analisys Heat Transfer Dengan Perhitungan Teoritis Pada Extruder 3D Printer Untuk mengetahui nilai distribusi panas yang dihasilkan, efisiensi serta efektifitas penggunaan sirip pada extruder, diperlukan untuk dilakukannya perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.1 Tipe Fluida serta Nilai Koefisien Konveksinya 1. Perhitungan Teoritis Pada Extruder Berikut ini merupakan data data yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai kalor yang dihasilkan (Q) :

10 T b : C T : 32 C D 1 : 14mm D 2 : 24mm Jarak Antar Fin/S : 1.50mm Ketebalan Fin/ : 2mm Jumlah Fin/ : 12 h : 60 W/m2. K Material : Aluminium 3003 alloy Konduktifitas Thermal :170 W/m. K L :45.5 mm Bentuk penampang yang dianalisis berbentuk silinder dengan diameter 14 mm, maka untuk mencari Q digunakan rumus persamaan berikut : A. Perhitungan Silinder Tanpa Sirip/Fin 1. Perhitungan luas daerah /penampang dari silinder tanpa sirip A nofin = πd 1 L A nofin = π(0.014)(0.0455) A nofin = Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar Perhitungan laju kalor dari silinder tanpa sirip Perpindahan panas pada silinder tanpa sirip akan menjadi maksimum dan dapat diekspresikan dengan rumus sebagai berikut : Q nofin = ha nofin (T b T ) Q nofin = (60)( )( ) Q nofin = W Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil laju kalor silinder ( ekstruder ) sebesar W. B. Perhitungan Silinder (extruder) dengan Sirip/Fin 1. Perhitungan Panjang Sirip pada Extruder L = 1 (D 2 2 D 1 ) = 1 ( ) = r 2c = r 2 + t 2 r 2c = r 2c = m Panjang sirip L c didefinisikan sedemikian rupa perpindahan panas dari sirip panjang L c dengan ujung terisolasi sama dengan heattransfer dari sirip yang sebenarnya panjang L konveksi di ujung sirip : L c = L + t 2 L c = ( ) = m 2 Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar m. 2. Perhitungan luas daerah / penampang sirip dari extruder

11 Untuk mencari luas penampang dari sirip, bias diekspresikan dengan rumus sebagai berikut : A p = L c t A p = ( )(0.002) = m 2 Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar m 2 3. Perhitungan efisiensi dari sirip pada extruder r 2c = = 1.86 r L C 3 2 h KA p ( ) 60 (170) ( ) = 1.03 Gambar 4.2 Efisiensi Sirip Melingkar Panjang L dan Ketebalan Konstant [12] Setelah menghitung dengan perhitungan di atas, maka nilai efisiensi dari sirip yang berada pada extruder sebagai berikut : Ƞ fin = Perhitungan luas daerah / penampang silinder dengan sirip (extruder) Untuk mencari luas penampang dari sirip, bias diekspresikan dengan rumus sebagai berikut : A fin = 2π(r 2c 2 r 12 ) A fin = 2π[(0.013) 2 (0.007) 2 ] = Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar 5. Perhitungan laju kalor silinder dengan sirip (extruder) Untuk memperhitungkan efek penurunan suhu pada perpindahan panas dan jika keadaan seluruh sirip berada pada suhu dasar, dapat definisikan efisiensi sirip sebagai berikut : Q fin = Ƞ fin ha fin (T b - T ) = 0.55(60)(7.54 x 10-4 )( ) = 4.07 W

12 Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar 4.07 W. C. Laju kalor dari bagian tabung atau body nozzle tidak bersirip yaitu: 1. Perhitungan luas daerah / penampang dari extruder pada bagian tidak bersirip. Untuk mencari luas penampang dari sirip, bias diekspresikan dengan rumus sebagai berikut : A unfin = πd 1 S A unfin = π(0.014)(0.0015) = Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar 2. Perhitungan laju kalor dari extruder pada bagian tidak bersirip Perpindahan panas dari bagian yang tidak sirip akan menjadi maksimum dalam kasus ini dan dapat diekspresikan sebagai : Q unfin = ha unfin (T b T ) Q unfin = (60)( )( ) Q unfin = W Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar W. 3. Perhitungan laju kalor total extruder termal transfer untuk permukaan yang mengandung n sirip dapat dinyatakan sebagai : Q total,fin = n(q fin + Q unfin ) Q total,fin = 12( ) Q total,fin = W Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil sebesar W. 2. Perhitungan efektivitas dari sirip pada extruder printer 3D : Berikut adalah perhitungan akhir untuk mengetahui angka efektivitas sirip pada ekstruder, dapat kita definisikan sebagai efektivitas keseluruhan untuk permukaan bersirip sebagai rasio transfer panas total dari permukaan bersirip ke perpindahan panas dari permukaan yang sama jika tidak ada sirip sebagai berikut : ε fin,overall= Q total,fin Q total,no fin ε fin,overall= ε fin,overall = 2.88

13 Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, didapat hasil angka efektivitas dari adanya fin/sirip yang ada pada extruder tersebut sebesar 2,88. V. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil simulasi rambatan panas (Heat Transfer) pada printer 3D FDM. Maka didapatkan beberapa kesimpulan sebegai berikut: Tahapan proses analisis perpindahan panas menggunakan software solidworks 2017 yaitu dengan memakai tools Heat Transfer Simulation kemudian menentukan Analysis Type. Setelah itu dilakukan pemberian Heat Source sebesar 200 W pada Heater Extruder, kemudian run simulation. Dalam simulasi perpindahan panas (Heat Transfer) yang telah dilakukan, nilai temperatur yang paling tinggi terdapat pada Hot End Extruder, karena Hot End Extruder terdapat Heater yang menghasilkan panas sehingga suhunya mencapai ⁰C, ditandai dengan warna merah. Sedangkan nilai temperatur yang paling rendah sebesar ⁰C berada di sekitar sisi-sisi frame, ditandai dengan warna biru. Dari hasil dari perhitungan teoritis yang telah dilakukan, ada beberapa nilai kalor yang dihasilkan, berikut beberapa hasil dari perhtiungan yang dilakukan. Hasil dari Q nofin sebesar Watt, Q fin sebesar 4.07 Watt, dan Q unfin sebesar Watt. Sehingga total nilai kalor yang dikeluarkan sebesar Watt dan efektivitas dari adanya sirip keseluruhan yaitu 2.88, di mana angka tersebut sudah cukup efektif dalam penggunaan sirip pada extruder pada printer 3D Prusa i3. DAFTAR PUSTAKA Patil, N. R., Kulkarni, R. R., Mane, B. R., & Malve, S. H., 2014, Static analysis of Go-Kart Chassis frame by Analytical and SolidWorks Simulation. International Journal of Scientific Engineering and Technology Dede Sumantri, 2012 Peningkatan Kinerja Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modelling Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Michael molitch-hou.2014.usa's Chuck Hull Nominated For European Inventor Award For 3d Printing. From diakses 24 Januari 2020 Holman, J.P., Heat Transfer, sixth edition, McGraw Hill, Ltd., New York, Cengel, Yunus A., Heat Transfer : A Practical Approach, 2nd edition, McGraw Hill, Ltd., Boston, 2003.

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm Ayi Ruswandi 1, Mochammad Arsyad Fauzan 2 (1) Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES

PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES Jurnal Teknik Mesin, Vol. 16, No. 2, Oktober 2016, 41-46 ISSN 1410-9867 DOI: 10.9744/jtm.16.2.41-46 PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES Wesley Budiman 1), Juliana

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA Kampus UMK Gondangmanis PO.BOX 53.Kudus. *

RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA Kampus UMK Gondangmanis PO.BOX 53.Kudus. * RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA 2560 Moh. Dahlan 1 *, Budi Gunawan 1, F. Shoufika Hilyana 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Kampus UMK Gondangmanis

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan

Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan Hasdiansah 1, Herianto 2, 1,2, Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK

PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Yolanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu. eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu. eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri harus didampingi dengan pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL 0.075 m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia industri dewasa ini, kecepatan inovasi produk baik dari segi teknologi maupun estetika dan fungsionalitasnya memegang peranan penting untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING

SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING Cristian Awi, Soeharsono dan Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Tarumanagara Abstract: Fused deposition modeling

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi

Lebih terperinci

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia industri, adanya model produk menjadi sangat penting dalam menentukan apakah produk yang akan diproduksi sudah memenuhi kriteria atau belum.

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rapid prototyping saat ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan dalam upaya penyempurnaan kualitas produk yang akan dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan

Lebih terperinci

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks Dwi Arif Santoso Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI PANAS PADA HEAT SINK PROCESSOR CPU DENGAN COMSOL MULTIPHYSICS

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI PANAS PADA HEAT SINK PROCESSOR CPU DENGAN COMSOL MULTIPHYSICS ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI PANAS PADA HEAT SINK PROCESSOR CPU DENGAN COMSOL MULTIPHYSICS ANALYSIS AND SIMULATION OF HEAT DISTRIBUTION IN HEAT SINK CPU PROCESSOR WITH COMSOL MULTIPHYSICS Tresna Dewi

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA Oleh Audri Deacy Cappenberg Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ABSTRAK Pengujian Alat Penukar Panas Jenis Pipa Ganda Dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rapid prototyping adalah metode pembuatan objek tiga dimensi dari data digital secara cepat (Heynick dan Stotz, 2006). Rapid prototyping juga dikenal sebagai additive

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Panas atau kalor merupakan salah satu bentuk energi. Panas dapat berpindah dari suatu zat ke zat lain. Panas dapat berpndah melalui tiga cara yaitu : 2.1.1

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA Firmansyah Burlian, M. Indaka Khoirullah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis

Lebih terperinci

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Bayu Anggoro 1, Nova R. Ismail 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Bahan yang dirancang adalah tangki pemanas air kapasitas 60 liter dan sistem insulasi tangki. Insulasi Tangki Gambar 3.1 Tangki dan insulasi 3.2. Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan panas tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh BAB II DASAR EORI 2.1 PROSES ELEKROFORESIS Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh muatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik 3. Pergerakan ini dapat dijelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 78-83 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F. Gatot Sumarno, Slamet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan

Lebih terperinci

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48 PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan munculnya teknologi manufaktur aditif pada pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produk berkelanjutan merupakan suatu hal yang menjadi sangat penting dalam perkembangan dunia industri. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan target pasar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Budiman Sudia 1, Abd. Kadir 2, Samhuddin 3 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Halu Oleo Kendari

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK 30 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Cetak Pellet Plastik Plastik, Hasil

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING

RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING Jeffrey, Didi Widya Utama dan Soeharsono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Heat Exchanger (HE) Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang memfasilitasi pertukaran panas antara dua cairan pada temperatur yang berbeda

Lebih terperinci

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan 5.1 Hasil Percobaan TUGAS AKHIR METALURGI BAB 5 HASIL DAN ANALISA DATA Hasil percobaan yang telah dilakukan di dapatkan cacat shrinkage yang cukup besar pada bagian pertemuan bagian silinder dan balok.

Lebih terperinci

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks Arif Budiman 1,a*, Sri Poernomo Sari 2,b*. 1,2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat yang Dipanaskan pada Rejim Nucleat Boiling dan Temperatur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi UCAPAN TERIMA KASIH vii DAFTAR ISI ix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN xvi

Lebih terperinci

Konduksi mantap 1-D pada fin. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

Konduksi mantap 1-D pada fin. Shinta Rosalia Dewi (SRD) Konduksi mantap 1-D pada in Shinta Rosalia Dewi (SRD) Tugas kelompok Presentasi : 1. Aplikasi konduksi (1-D, 2-D, bidang datar, silinder, bola) dalam bidang ood technology 2. Aplikasi in dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

Tabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit )

Tabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit ) h i = Konduktansi permukaan rata-rata fluida sebelah dalam pipa (Btu/h ft 2 F) R o = Tahanan pengotoran pada sebelah luar pipa (Btu/h ft 2 F) R i = Tahanan pengotoran pada sebelah dalam pipa (Btu/h ft

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN

PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN Pelapisan Produk Hasil Printer 3 Dimensi... (Febriantoko dan Riyanto) PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN Bambang Waluyo Febriantoko *, Rachman Rio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 2. JULI 2017 104 STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING I Kadek Ervan Hadi Wiryanta Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rapid prototyping merupakan proses pembuatan model fisik tiga dimensi dari model tiga dimensi digital menggunakan mesin otomatis secara cepat (Heynick dan Stotz, 2006).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 37 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA Pada bab ini dijelaskan bagaimana menentukan besarnya energi panas yang dibawa oleh plastik, nilai total laju perpindahan panas komponen Forming Unit

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Radiator Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan.radiator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Progam Studi Strara 1 Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR Oleh : HAOLIA RAHMAN 0606042020 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PENGGUNAAN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. Santika Department of Mechanical Engineering, Bali State Polytechnic,

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rapid Prototyping adalah salah satu langkah penting untuk finalisasi sebuah desain produk. Prototyping mempermudah dalam pembentukan konsep suatu desain. Sebuah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor

Lebih terperinci

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang

Lebih terperinci

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi

Lebih terperinci

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode

Lebih terperinci

PENGARUH KOEFISIEN PERPINDAHANKALOR KONVEKSI DAN BAHAN TERHADAP LAJU ALIRAN KALOR, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI SIRIP DUA DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK

PENGARUH KOEFISIEN PERPINDAHANKALOR KONVEKSI DAN BAHAN TERHADAP LAJU ALIRAN KALOR, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI SIRIP DUA DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK i PENGARUH KOEFISIEN PERPINDAHANKALOR KONVEKSI DAN BAHAN TERHADAP LAJU ALIRAN KALOR, EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI SIRIP DUA DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN Harto Tanujaya, Suroso dan Edwin Slamet Gunadarma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)

Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes) TURBO Vol. 5 No.. 016 p-issn: 301-6663, e-issn: 477-50X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN BEBAN RANGKA PADA ALAT COIL HEAT EXCHANGER MENGGUNAKAN SOLIDWORKS

ANALISIS PENGUJIAN BEBAN RANGKA PADA ALAT COIL HEAT EXCHANGER MENGGUNAKAN SOLIDWORKS ANALISIS PENGUJIAN BEBAN RANGKA PADA ALAT COIL HEAT EXCHANGER MENGGUNAKAN SOLIDWORKS Nama : APRIYANTO NPM : 21411033 Jurusan Fakultas : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii

Lebih terperinci

Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi

Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi FT Mesin Universitas Brawijaya, MT Haryono 167, Malang Indonesia, 65145

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN.

BAB III PERANCANGAN. BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Wire Cut adalah Suatu mesin potong dengan cara menggunakan tembaga untuk pembakaran. Tembaga tersebut dialirkan panas untuk memotong baja sehingga. Air adalah media yang berguna sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci