HALAMAN JUDUL PENGARUH PRODUK MUDHARABAH DAN BAGI HASIL TERHADAP MINAT MENABUNG PADA BANK BNI SYARIAH CABANG KOTA MAKASSAR. Oleh NUR ASNI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HALAMAN JUDUL PENGARUH PRODUK MUDHARABAH DAN BAGI HASIL TERHADAP MINAT MENABUNG PADA BANK BNI SYARIAH CABANG KOTA MAKASSAR. Oleh NUR ASNI"

Transkripsi

1 HALAMAN JUDUL PENGARUH PRODUK MUDHARABAH DAN BAGI HASIL TERHADAP MINAT MENABUNG PADA BANK BNI SYARIAH CABANG KOTA MAKASSAR Oleh NUR ASNI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020 ii

2 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Muh. Nur dan ibu Asiah serta saudaraku Rivaldi yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini MOTTO HIDUP Man jadda wa jada Barang siapa bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil ii

3

4

5

6 KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Produk Mudharabah Dan Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung pada Bank BNI Syariah cabang Kota Makassar. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasi kepada kedua orang tua penulis Bapak Muhammad Nur dan Ibu Asiah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan doa tulus tanpa pamrih. Dan saudaraku tercinta Rivaldi yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis alam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat. vii

7 Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampakan dengan hormat kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ibu Dr. Hj Ruliaty, MM selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik. 5. Bapak Asri Jaya, SE., MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi. 6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas Manajemen 15.H yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongannya dalam akivitas studi penulis. viii

8 9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu alaikum Wr. Wb Makassar, Januari 2020 Nur Asni ix

9 ABSTRAK NUR ASNI, Pengaruh Produk Mudharabah dan Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk mudharabah terhadap minat menabung dan untuk mengatahui pengaruh bagi hasil terhadap minat menabung pada bank BNI Syariah cabang kota Makassar. Dibimbing oleh Hj. Ruliaty dan Asri Jaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah dan pegawai bank yang sekaligus juga nasabah dalam bank BNI. Dengan menggunakan teknik pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 91 orang. Sedangkan pengujian hipotesis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa produk mudharabah berpengaruh dan signifikan terhadap minat menabung. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,387 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05 maka hal inii dapat dinyatakan bahwa variabel produk mudharabah berpengaruh terhadap minat menabung. Dan Bagi hasil tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat menabung hal ini dutunjukan bahwa bagi hasil memiliki koefisien regresi sebesar dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0.05 maka hal ini dapat dinyatakan bahwa variabel bagi hasil berpengaruh terhadap minat menabung. Kata Kunci: Produk Mudharabah, Bagi Hasil, Minat Menabung x

10 ABSTRACK NUR ASNI, The Influence Of Mudharabah Products And Profit Sharing On The Interest Of Saving At the Makassar Branch Of Syariah BNI Bank. Thesis of the management study program at the faculty of economics and business university of Muhammadiyah Makassar. This study aims to determine the effect of revenue sharing on saving interest and to determine the effect of revenue sharing on saving interest in BNI Syariah Branch Makassar City. Supervisor by Hj. Ruliaty and Asri Jaya. This type of research used in this research is quantitative descriptive research. Population in this study are customers and bank employess who are also customers in BNI banks. By using data collection techniques by distributing uestionnaires with a sample size of 91 people. While testing the hypothesis used is a multiple liniear resgresion equation. The results showed that mudharabah products had a significant and significant influence on saving interest. This is indicated by a regression coefficient of 0,387 with a significance value of 0,008 < 0,05 then it can be stated that the mudharabah product variable influences saving interest. Profit sharing has no effect and is insignificant to customer deposits it show that the revenue share has a regression coefficient of with a significance value of 0,044 > 0,05 then it can be stated that the profit sharing variable has no influence on saving interest. Keywoards: Mudharabah Products, Profit Sharing, Saving Interest xi

11 DAFTAR ISI SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iii LEMBAR PERSETUJUAN... iv LEMBAR PENGESAHAN... v SURAT PERNYATAAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK BAHASA INDONESIA... x ABSTRACT... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 A. Teori Mudharabah... 5 xii

12 B. Teori Bagi Hasil C. Teori Minat Menabung D. Kajian Empiris E. Kerangka Pikir F. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Sumber Data D. Operasional Variabel dan Pengukuran E. Populasi dan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Metode Analisis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Penyajian Data C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN xiii

13 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 4.1 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin 48 Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Umur 48 Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan 49 Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pendidikan 50 Tabel 4.5 Indeks Tanggapan Responden Mudharabah 51 Tabel 4.6 Indeks Tanggapan Responden Bagi Hasil 52 Tabel 4.7 Indek Tanggapan Reponden Minat Menabung 53 Tabel 4.8 Uji Validitas 55 Tabel 4.9 Uji Reliabilitas 56 xiv

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Skema Tabungan Mudharabah 16 Gambar 2.2 Kerangka Pikir 37 Gambar 4.1 Struktur Organisasi 47 Gambar 4.2 Analisis Regresi Linier Berganda 57 Gambar 4.3 Uji Model 59 Gambar 4.4 Koefisien Determinasi 60 xv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner 67 Lampiran 2 Tabulasi Data 71 Lampiran 3 Dokumentasi kegiatan 79 xvi

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berkembang dan berpengaruh besar disetiap negara modern. Kehadiran perbankan muncul ketika masyarakat menginginkan akan tersedianya jasa keuangan yang berasaskan keadilan tanpa adanya keterlibatan dengan riba. Keresahan terjadi kepada masyarakat yang disatu sisi mereka menyadari perlunya perbankan untuk membangun kegiatan ekonomi yang berarti juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi disisi lain mereka juga dihadapkan pada ajaran agama yang mengharuskan untuk tidak melibatkan riba. Untuk mengatasi hal tersebut sejumlah ekonomi islam telah menawarkan konsep perbankan yang sesuai dengan ajaran islam. Seperti yang kita ketahui jenis bank dibagi menjadi dua yaitu bank berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Perbedaan utama antara kedua jenis bank ini termasuk dalam hal penentuan harga, baik untuk harga jual maupun harga beli. Dalam bank konvensional penentuan harga selalu didasarkan pada bunga, sedangkan dalam Bank Syariah didasarkan pada konsep Islam, yaitu kerja sama dalam skema bagi hasil, baik untung maupun rugi. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Syariah, merupakan Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada al-quran dan Hadits Nabi SAW, dengan kata lain Bank 1

17 2 Syariah adalah lembaga keuangan yang memiliki usaha pokok memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Bank Syariah juga berfungsi sebagai perantara yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, bank Islam lahir sebagai salah satu solusi alternative terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian kerinduan umat islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia yang gencarnya pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang- Undang No. 7 Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah. Bagi hasil dalam perbankan syariah didasarkan pada konsep mudharabah dimana bank syariah berfungsi sebagai mitra kerja, untuk nasabah penabung dan nasabah pengguna dana. Oleh karena didasarkan atas bagi hasil, maka keuntungan yang diperoleh nasabah tidak selalu sama besarnya dari waktu ke waktu (Karim, 2010). Seperti yang kita ketahui perkembangan bank syariah yang sangat pesat di era global termasuk di daerah yang berpendudukan non muslim. Keberhasilan manajemen bank

18 3 syariah yang mampu merebut hati masyarakat maka Bank Syariah sangat berperan penting dalam mempromosikan keunggulannya dengan bagi hasil yang tidak dimiliki oleh bank konvensional. Bank Syariah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik untuk para mayarakat yang memerlukan dana. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Produk Mudharabah Dan Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung Pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. B. Rumusan Masalah a. Apakah produk mudharabah berpengaruh terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar? b. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh produk mudharabah terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. b. Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

19 4 1. Bagi Bank Bagi praktisi perbankan syariah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi yang bergunakan sebagai bahan evaluasi untuk menentukan kebijakan perbankan syariah untuk mengakselerasi perkembangan perbankan syariah di kota Makassar. 2. Bagi pihak lain a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan atau gagasan tentang pengaruhi produk mudharabah dan bagi hasil terhadap minat menabung. b. Manfaat teoritis yaitu dapat melakukan perbandingan antara teori yang penulis peroleh dari buku maupun dari perkuliahan dengan aplikasinya di lapangan. c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan oleh oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola yang bertanggung jawab. Mudharabah berasal dari kata dharb, bararti memukul atau berjalan, pengertian memukul atau barjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dengan menjalankan usaha. Secara teknis al Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal apabila kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggunga jawab atas kerugian tersebut. Menurut Abdur Rahman L.Doi, mudharabah dalam terminologi hukum adalah suatu kontrak di mana suatu kekayaan ( property) atau 5

21 6 persediaan (stock) tertentu ( Ras al-mal) ditawarkan oleh pemiliknya atau pengurusnya ( Rab al-mal) kepada pihak lain untuk membentuk suatu kemitraan ( joint partnership) yang di antara kedua pihak dmnfalam kemitraan itu akan berbagi keuntungan. Pihak yang lain berhak untuk memperoleh keuntungan karena kerjanya mengelola kekayaan itu. Orang ini disebut mudarib. Perjanjian ini adalah suatu contract of co-partnership (Doi). Menurut Kazarian, mudharabah didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara sekurang-kurangnya dua pihak di mana satu pihak, yaitu pihak yang menyediakan pembiayaan (financier atau shahib al-mal), memercayakan dana kepada pihak lainnya, yaitu pengusaha ( mudarib) untuk melaksanakan suatu kegiatan. Mudarib mengembalikan pokok dari dana yang diterimanya kepada shahib al-mal ditambah suatu bagian dari keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya (Kazarian). Fatwa Dewan Syariah Nasional mendefinisikan mudharabah sebagai berikut, mudharabah adalah akad kerja sama dalam suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama ( malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua ( amil, mudarib, nasabah) bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. 2. Kontrak Mudharabah Kerja sama dalam bidang usaha sejak zaman Rasulullah sudah pernah dipraktikkan, Rasulullah pernah dipercaya oleh Khadijah untuk menjalankan bisnis perdagangan dengan akad kerjasama, akad yang dijalankan antara pemilik modal dengan yang menjalankan modal.

22 7 Khadijah sebagai pemilik modal menyerahkan kepercayaan penuh kepada Rasulullah untuk menjalankan usaha. Akad kerjasama seperti ini dalam ilmu fiqh dinamakan akad Mudharabah. Mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan lebih tepat dapat diartikan sebagai proses seseorang memukulkan kaki dalam merintis sebuah usaha artinya berjalan di bumi untuk mencari rezeki. Sedangkan secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama antara dua belah pihak, yaitu pemilik modal (Shahibul Maal) untuk mempercayakan seluruh modal kepada pengusaha (mudharib) untuk digunakan dalam berdagang atau membangun usaha. Dalam hal ini nasabah dapat diartikan sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib. Mudharabah menurut Iska (2012:184) secara etimologis berasa l dari bahasa Arab الضرب فى الا رض yang bermakna pergi untuk urusan dagang sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Muzzammil : 20, dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah. Sedangkan mudharabah secara istilah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, ada satu pihak yang memiliki modal atau dalam bahasa fiqih disebut Shahibul mal sedangkan pihak yang lain sebagai pelaksana usaha atau Mudharib. Akad kerjasamamudharabah secara detail dijelaskan bahwa akad yang tejalin antara pihak pertama (Shahibul mal) dengan menyediakan modal 100% dengan pihak yang lain sebagai pengelola ( Mudharib), sedangkan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama. Apabila terjadi kerugian yang bukan karena

23 8 kelalaian pihak pengelola maka yang menanggung adalah pihak pemilik modal. Defenisi umum mudharabah secara fikih menurut Sadr (2000), disebut sebagai kontrak/perjanjian khusus antara shahibul maal dan mudarib dalam rangka membangun usaha yang modalnya berasal dari pihak pertama dan kerja dari pihak kedua, mereka bersatu dalam keuntungan dengan pembagian berdasarkan persentase. apabila proyek usaha mendatangkan sebuah keuntungan, maka keuantungan dibagi berdasarkan perjanjian yang terjalin diawal antara kedua belah pihak, apabila modal tidak memiliki kelebihan atau kekurangan maka tidak ada hak untuk pemilik modal selain dari modal pokok tersebut, demikian pula dengan pengusaha tidak akan mendapatkan apa-apa. Jika usaha mengalami kerugian dan mengakibatkan hilangnya modal pokok maka kerugian yang terjadi sedikit maupun banyak akan ditanggung oleh pemilik modal. Tidak diperkenankan kerugian tersebut untuk ditanggung oleh pengusaha dan menjadikannya sebagai jaminan bagi modal kecuali proyek itu dibuat dalam bentuk pinjaman dari pemilik modal kepada pengusaha jika demikian maka pemilik modal tidak tidak memiliki hak untuk mendapatkan apapun dari keuntungan tersebut. Akan tetapi menurut Murinde, Naser dan Wallace, bentuk khusus dari kontrak keuangan yang telah dikembangkan untuk mekanisme bunga dalam transaksi keuangan islam (syariah) adalah mekanisme bagi hasil atau mudharabah. Hal ini sesuai dengan pandangan Warde dan Mallat (2000), yang menyatakan bahwa mekanisme bagi hasil ini merupakan core product bagi lembaga keuangan syariah, sepert bank. Sebab bank

24 9 syariah secara eksplisit melarang penerapan tingkat bunga pada semua transaksi keuangannya. Menurut pasal 231 kompilasi hukum ekonomi syariah dalam Mardani (2012 :198) syarat mudharabah, adalah s ebagai berikut: 1) pemilik modal atau shahibul mal wajib menyerahkan dana atau barang yang bernilai kepada pihak lain untuk melakukan kerjasama dalam usaha. 2) penerima modal atau mudharib menjalankan usaha dalam bidang yang disepakati. 3) kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam akad. Transaksi dengan menggunakan akad mudharabah menghadirkan dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama dengan mengutamakan kesepakatan berdasarkan rukun dan syarat yang diketahui dan disepakati bersama. Ketentuan mudharabah menurut kompilasi hukum ekonomi syariah adalah antara lain sebagai berikut (Mardani: 200): Pasal 238: 1) status benda yang berada di tangan mudharib yang diterima dari shahibul mal adalah modal, 2) mudharib berkedudukan sebagai wakil shahib almal dalam menggunakan modal yang diterimanya, 3) keuntungan yang dihasilkan dalam mudharabah menjadi milik bersama. Pasal 239: 1) mudharib berhak membeli barang yang dengan maksud menjualnya kembali untuk memperoleh untung, 2) mudharib berhak menjual dengan harga tinggi atau rendah baik dengan tunai atau non tunai, 3) mudharib berhak menerima pembayaran dari harga barang dengan pengalihan piutang, 4) mudharib tidak boleh menjual barang dalam jangka waktu yang tidak biasa dilakukan oleh para pedagang.

25 10 Ketentuan yang lain ada dalam pasal 240: mudharib tidak boleh menghibahkan, meyedekahkan, dan atau meminjamkan harta kerjasama, kecuali bila mendapat izin dari pemilik modal. Pasal 241: 1) mudharib berhak memberi kuasa kepada pihak lain untuk bertindak sebagai wakilnya untuk membeli dan menjual barang jika telah disepakati dalam akad mudharabah, 2) mudharib berhak menginvestasikan harta kerjasama dengan sistem syariah, 3) mudharib berhak menghubungi pihak lain untuk melakukan jual beli barang sesuai kesepakatan dalam akad. Pasal 242: 1) mudharib berhak atas keuntungan sebagai imbalan pekerjaannya yang disepakati dalam akad, 2) mudharib tidak berhak mendapatkan imbalan jika usaha yang dilakukan rugi. Pasal 243: 1) pemilik modal berhak atas keuntungan berdasarkan modalnya yang disepakati dalam akad, 2) pemilik modal tidak berhak mendapatkan keuntungan jika usaha yang dilakukan oleh mudharib merugi. Pasal yang lain pasal 252: kerugian usaha dan kerusakan barang dagangan dalam kerja sama mudharabah yang terjadi bukan karena kelalaian mudharib, dibebankan pada pemilik modal. Pasal 253: akad mudharabah berakhir dengan sendirinya jika pemilik modal meninggal dunia, atau tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Pasal 254: 1) pemilik modal berhak melakukan penagihan terhadap pihak-pihak lain berdasarkan bukti dari mudharib yang telah meninggal dunia, 2) kerugian yang diakibatkan oleh meninggalnya mudharib, dibebankan pada pemilik modal. Akad mudharabah menjadi batal apabila ada beberapa perkara sebagai berikut: 1) tidak terpenuhinya salah satu syarat mudharabah, 2)

26 11 pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya atau bertentangan dengan tujuan akad sebagai pengelola modal maka harus bertanggungjawab jika terjadi kerugian karena mudharib menjadi penyebab kerugian, 3) apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia, akad mudharabah menjadi batal. Perkara tersebut menjadi penyebab akad mudharabah tidak bias dilanjutkan walaupun sebelumnya sudah disepakati antara pihak shahibul mal dengan mudharib. Akad mudharabah mempunyai dasar hukum Al-Qur an dan Assunnah sebagaimana di fatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Islam (Mardani, 2012:204) Dasar hukum bersumber dari firman Allah SWT surat an-nisa ayat 29: Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu Firman Allah SWT.dalam QS. Al- Maidah :1 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu... Firman Allah SWT dalam QS. Al- Baqarah:283 Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya Dasar hukum mudharabah dari al- Hadist antara lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib: Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, mudharabah, dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual Hadist lain diriwayatkan oleh Thabrani: Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib- nya agar tidak mengarungi lautan dan

27 12 tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya Sedangkan sumber hukum dari ijma atau kesepakatan para ulama: diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, muidharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tidak ada seorangpun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma. Transaksi mudharabah di qiyaskan kepada transaksi musaqoh atau muzara ah yaitu si penggarap hanya bertanggung jawab atas pemeliharaan sebagai imbalan dan berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. Transaksi mudharabah juga diperbolehkan berdasarkan kaidah fiqh: Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Semua bentuk muamalah pada awalnya diperbolehkan dalam syariah Islam selama tidak ditemukan dalil yang memberatkan atau melarangnya. Beberapa dasar hukum tersebut mendasari diperbolehkannya melakukan kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah. Adanya hukum diperbolehkannya kerjasama melalui akad mudharabah memberikan kejelasan sekaligus memberikan solusi bagi para pemilik modal yang tidak mempunyai kemampuan mengoperasionalkan usaha diperbolehkan menjalin kerjasama dengan seseorang yang tidak memiliki modal namun mempunyai kemampuan untuk menjalankan usaha. Bentuk-bentuk akad mudharabah antara lain: 1) mudharabah bilateral atau sederhana, akad kerjasama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pihak yang men jalankan usaha (mudharib) seperti shahibul

28 13 mal menyerahkan seluruh modal kepada mudharib dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati misalnya 40:60, keuntungan 40% untuk shahibul mal dan 60% untuk mudharib. 2) Mudharabah multilateral yaitu akad mudharabah antara beberapa pemilik modal atau shabul mal dengan satu pihak pengelola atau mudharib, seperti pemilik modal satu dan pemilik modal dua menyerahkan modal dana kepada pengelola dengan kesepakatan bagi hasil antara ketiga belah pihak misalnya membagi prosentase keuntungan 70:30. 70% dibagi antara pemilik modal 1 dan pemilik modal 2. 3) Mudharabah bertingkat (Re -mudharabah), bentuk akad mudharabah antara shahibul mal dengan dua mudharib yaitu mudharib antara dengan mudharib akhir. Kemitraan yang dibangun dengan menyepakati bagi hasil keuntungan misalnya dengan mudharib antara 70:30 dan dengan mudharib akhir 60:40. 4) kombinasi Musharakah dan Mudharabah, yaitu akad terjadi antara shabul mal dengan mudharib, mudharib diberi kesempatan berinvestasi selama proses usaha berlangsung dan pihak mudharib berhak mendapatkan nisbah bagi hasil dari modal yang diinvestasikan. (Ascarya, 2011:68-74). Ketentuan kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah terjalin dengan mengedepankan unsur saling percaya, jujur, dan kerelaan antara pihak penyedia modal dengan pengelola modal. Kesepakatan antara shahibul mal dan mudharib terjadi bukan karena unsur keterpaksaan, unsur kekeluargaan lebih diutamakan tetapi bukan berarti mengindahkan aturan-aturan, syarat dan rukun yang telah diketahui dan disepakati bersama. Misalnya jika terjadi kelalaian dari pihak mudharib

29 14 maka pihak pengelola sepenuhnya harus menanggung segala bentuk kerugian. 3. Rukun Mudharabah Suatu akad mudharabah akan terlaksana jika memenuhi rukunrukun berikut ini (Karim, 2011:205): a. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Rukun akad mudharabah sama dengan rukun jual beli, ditambah nisbah keuntungan. Transaksi dalam akan mudharabah melibatkan dua pihak. Pihak pertama sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan pihak kedua sebagai pengelola usaha (mudharib atau amil). Jadi, tanpa dua pihak tersebut tidak akan terlaksana akad mudharabah. b. Obyek mudharabah (modal dan kerja) Pihak shahibul maal menyerahkan modal sebagai obyek mudharabah dan keahlian (kerja) diserahkan pelaksana usaha sebagai obyek mudharabah. c. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) Persetujuan dari kedua pihak adalah konsekuensi prinsip samasama rela (an-taroddin minkum). Artinya, kedua pihak harus sepakat untuk bersama mengikatkan diri dalam akan mudharabah. Pemilik modal setuju sebagai penyedia dana, dan pelaksana usaha setuju dengan tanggung jawab menyerahkan keahlian kerjanya. d. Nisbah Keuntungan Nisbah atau pembagian keuntungan ini merupakan ciri khas yang ada pada mudharabah karena nisbah tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh pihak

30 15 yang terkait dalam akad mudharabah. Imbalan untuk pemodal atas penyertaan modal dan imbalan kepada mudharib atas kontribusi kerjanya. Dengan nisbah atau pembagian keuntungan ini yang dikatakan dapat mencegah terjadinya perselisihan diantara keduanya. 4. Jenis-Jenis Mudharabah Menurut Asmuni (2013:170) secara umum mudharabah terbagi menjadi dua: a. Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau mudharabah yang terbatas apabila shahib al-mal atau rabb-ul mal menentukan bahwa mudarib hanya boleh berbisnis dalam bidang tertentu. Berarti mudarib hanya boleh menginvestasikan uang rabb-ul mal pada bisnis di bidang tersebut dan tidak boleh pada bisnis di bidang yang lain. b. Mudharabah Muthlaqah Mudharabah Muthlaqah atau mudharabah yang mutlak merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelolah usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Paspi (2003), Mudharabah mutlaqah adalah akad mudharabah di mana shahibul maal memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya. Berikut ini, contoh produk Mudharabah Muqayyadah, diantaranya: 1) Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (investasi terikat)

31 16 Yaitu pengelolaan dana yang memiliki syarat sehingga mudharib hanya melakukan mudharabah di bidang, waktu, cara dan tempat tertentu. Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) yang artinya pemilik dana menentukan syarat yang harus dipatuhi pihak bank. Contohnya, disyaratkan untuk bisnis tertentu atau nasabah tertentu. 2) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet Yaitu jenis mudharabah yang penyerahan dana mudharabah langsung pada pelaksana usaha dan bank hanya bertugas sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Menurut Ismail (2011:90) dan Asmuni (2013:167) skema tabungan mudharabah sebagai berikut: BANK SYARIAH (SHAHIBUL) Menyimpan dana dan melakukan akad tabungan mudharabah NASABAH (MUDHARIB Pembiayaan Pendapatan Bagi hasil sesuai dengan % Saldo Tabungan Bagi hasil sesuai dengan % Gambar 2.1. Skema Tabungan Mudharabah

32 17 Penjelasan: 1. Nasabah meletakkan dananya di Bank Syariah dalam bentuk tabungan mudharabah sekaligus mengadakan akad di antara keduanya. 2. Bank Syariah menyalurkan semua dana tabungan mudharabah dalam bentuk pembiayaan. 3. Atas pembiayaan yang disalurkan, pihak bank syariah memperoleh dana. 4. Bank syariah akan menghitung hasil dari pembiayaan berdasarkan revenue sharing yaitu pembagian dengan sistem bagi hasil atas dasar pendapatan sebelum dikurangi biaya. Jumlahnya disesuaikan dengan saldo rata-rata tabungan dalam bulan laporan. 5. Pada akhir bulan, nasabah penabung akan mendapatkan hasil sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati. 6. Pada waktu nasabah menarik dana, akan dikeluarkan dananya sesuai dengan jumlah penarikannya. 5. Prinsip Mudharabah Dalam prinsip mudharabah, penyimpanan atau deposan bertindak sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola. Prinsip mudharabah dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Mudharabah mutlaqah: prinsipnya dapat berupa tabungan dan deposito, sehingga ada dua jenis yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Tidak ada pembatasan bagi bank untuk mrnggunakan dana yang tehimpun.

33 18 2. Mudharabah muqayyadah on balance sheet: jenis ini adalah simpanan khusus dan pemilik dapat menetapkan syarat-syarat khusus yang harus dipatuhi oleh bank. 3. Mudharabah muqayyadah off balance sheet: yaitu penyaluran dana langsung kepada pelaksana usaha dan bank sebagai perantara pemilik dana dengan pelaksana usaha. 6. Tabungan mudharabah Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah menggunakan akad mudharabah muthlaqah (Ismail, 2011: 89). Menurut Ascarya (2015: 117) tabungan mudharabah merupakan produk dari bank yang menawarkan rekening tabungan berupa investasi yang menggunakan prinsip bagi hasil yang telah disepakati bersama. Menurut Darsono, dkk (2017) tabungan mudharabah adalah simpanan pihak ketiga berupa investasi tidak terikat pada bank syariah yang penarikannya dilakukanmenurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuitansi, kartu ATM atau kartu debit, atau sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Dari berbagai pengertian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tabungan mudharabah adalah tabungan dengan akad mudharabah dan bagi hasil sebagai imbalan yang diperoleh oleh penabung. Besar nisbah bagi hasil yang dibagikan sesuai kesepakatan di awal kontrak oleh kedua belah pihak.

34 19 7. Dasar Hukum Mudharabah Secara umum, landasan dasar Syariahal-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Menurut Mardani (2015: 196) dan Asmuni (2013: 168), dasar hukum kebolehan praktik mudharabah terdapat dalam firman-nya : ل ی س ع ل ی ك م ج ن اح أ ن ت ب ت غ وا ف ض لا م ن ر بك م ف ا ذ ا أ ف ض ت م م ن ع ر ف ات ف اذ ك ر وا الله ع ن د ال م شع ر ال ح ر ام و اذ ك ر وه ك م ا ھ د اك م و إ ن ك ن ت م م ن ق ب ل ھ ل م ن ال ضال ین Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S Al-Baqarah 198) Adpun dalil sunah adalah bahwasanya Nabi pernah melakukan akad Mudhrabah (bagi hasil) dengan harta Khadijah ke negeri Syam (waktu itu Khadijah belum menjadi istri Rasulullah SAW). dan hadis dari shuhaibah, Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga perkara yang diberkati : jual beli yang ditangguhkan, memberi modal, dan mencampur gandum dengan kurma untuk keluarga, bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah dalam Mardani, 2012:196). Kebolehan mudharabah juga dapat di qiyaskan dengan kebolehan praktik musaqah (bagi hasil dalam perkebunan). Selain itu, kebolehan praktik mudharabah merupakan ijma ulama. Antonio (2001: 95) menambahkan dalil dari firman Allah : ف ا ذ ا ق ض ی ت ال صلا ة ف ان ت ش ر وا ف ي الا ر ض و اب ت غ وا م ن ف ض ل الله و اذ ك ر وا الله ك ث یر ا ل ع ل ك م ت ف ل ح ون yaartin : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S Al-Jumu ah:10)

35 20 8. Syarat Mudharabah Menurut Mardani (2015:197) Syarat -syarat sah Mudharabah berhubungan dengan rukun-rukun mudharabah itu sendiri: syarat-syarat sah mudharabah adalah sebagai berikut: a. Modal atau barang yang diserahkan itu bebentuk uang tunai. Apabila barang itu berbentuk emas atau perak batangan, maka emas hiasan atau barang dengan lainnya, mudharabah tersebut batal. b. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tasaruf, maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila dan orang-orang yang berada dibawah pengampuan. c. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang diperdagangkan dan laba atau keuntungan dari dagangn tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang elah disepakati. d. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas presentasenya, misalnya setengah, sepertiga atau seperempat. e. Melafazkan ijab dari pemilik modal. f. Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola harta untuk dagangan di Negara tertentu, memperdagangkan barangbarang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, sementara diwaktu lain tidak terkena persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari tujuan akad mudharabah, yaitu keuntungan.

36 21 9. Landasan Hukum Berdasarkan Fatwa-Fatwa DSN-MUI tentang Mudharabah Terdapat beberapa fatwa DSN-MUI berkenaan dengan akad mudharabah yakni salah satunya tentang pembiayaan mudharabah yaitu yang mendefinisikan mudharabah adalah akad kerja sama dalam suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama ( malik, shahib al-maal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua ( amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.30 Adapun ayatnya yakni : ف ا ذ ا ق ض ی ت ٱل صل و ة ف ٱنت ش ر وا ف ى ٱلا ر ض و ٱب ت غ وا م ن ف ض ل ٱ و ٱذ ك ر وا ٱ ك ث یر ا ل ع ل ك م ت ف ل ح و ن Artinya : Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah: 10) Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) Pertama : Ketentuan Pembiayaan 1. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada pihak lain untuk usaha yang produktif. 2. Dalam pembiayaan ini Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudarib atau pengelola usaha.

37 22 3. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha atau nasabah). 4. Mudarib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah, dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. 5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 6. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudarib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lali, atau menyalahi perjanjian. 7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudarib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudarib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudarib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. 8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN. 9. Biaya operasional dibebankan kepada mudarib. 10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudarib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.

38 23 Kedua : Rukun dan Syarat Pembiayaan 1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudarib) harus paham hukum. 2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut : a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit (jelas) menunjukkan tujuan kontrak (akad). b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 3. Modal ialah sejumlah uang atau asset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudarib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut: a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal yang diberikan dalam bentuk asset, maka asset tersebut harus dinilai pada waktu akad. c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudarib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a. Harus diperuntukan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

39 24 b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk persentase ( nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. 5. Kegiatan usaha oleh pengelola ( mudarib), sebagai pertimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudarib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melaksanakan atau melakukan pengawasan. b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan. c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu. Ketiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan 1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu. 2. Kontrak tidak boleh dikaitkan ( mu allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi.

40 25 3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah ( yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. 4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapaimkesepakatan melalui musyawarah. 10. Rukun dan Syarat Mudharabah Terdapat beberapa rukun dan syarat yaitu: 1. Pihak yang melakukan akad ( shahibul maal dan mudarib) harus paham hukum. 2. Modal yang diberikan oleh shahibul maal yaitu sejumlah uang atau aset untuk tujuan usaha dengan syarat : a) Modal harus jelas jumlah dan jenisnya. b) Dapat berbentuk uang atau barang yang dapat dinilai pada waktu akad. c) Modal tidak berbentuk piutang. Modal harus dibayarkan kepada mudarib, secara bertahan maupun sekaligus, sesuai dengan kesepakatan dalam akad mudharabah. d) Pernyataan Ijab Kabul, dituangkan secara tertulis yang menyangkut semua ketentuan yang disepakati dalam akad. 3. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal yang telah diserahkan oleh shahibul maal kepada mudarib, dengan syarat sebagai berikut :

41 26 a) Pembagian keuntungan harus untuk kedua belah pihak (shahibul maal dan mudarib). b) Pembagian keuntungan harus dijelaskan secara tertulis pada saat akad dalam bentuk nisbah bagi hasil. c) Penyedia dana menanggung semua kerugian, kecuali kerugian akibat kesalahan yang disengaja oleh mudarib. 4. Kegiatan usaha mudarib sebagai pertimbangan modal yang disediakan oleh shahibul maal, akan tetapi harus mempertimbangkan sebagai berikut: a) Kegiatan usaha adalah hak mudarib, tanpa campur tangan shahibul maal, kecuali untuk pengawasan. b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan mudharabah, yaitu memperoleh keuntungan. c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah, dan harus mematuhi semua perjanjian. B. Teori Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasil Bagi Hasil Menurut Terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai laba. Secara definitif profit sharing dapat diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada suatu kegiatan usaha. Dalam usaha tersebut diperjanjikan akan adanya pembagian hasil atas sebuah keuangan yang akan didapatkan antara kedua belah pihak atau bahkan lebih.dalam sistem perbankan syariah bagi hasil yang ditawarkan

42 27 merupakan cirii khusus yang ditawarkan kepada masyarakat yang didalam sebuah aturan syariah berkaitan dengan pembagian hasil usaha yang dimana harus harus ditentukan terdahulu pada sebuah akad. Besar kecilnya penentuan bagi hasil antara keduanya semua ditentukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama. Dasar yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih usaha setelah dikurangi dengan biaya operasional (Suseno, 2003). Bagi hasil dalam transaksi mudharabah merupakan pembagian atas hasil usaha yang dilakukan mudharib atas modal yang diberikan kepada shahibul maal. Bagi hasil atas kerja sama usaha ini diberikan sesuai dengan nisbah yang telah dituangkan dalam akad mudharabah. Secara umum prinsip prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu, al Musyarokah, al Mudharabah, al muzara ah, dan al musaqolah. Demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al musyarakah dan al mudharabah, sedangkan al muzara ah dan al musaqolah dipergunakan khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian untuk beberapa Bank Islam. Dapat ditarik kesimpulan bahwa bagi hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah yang diterapkan dalam bank syariah dibagi menjadi dua jenis yaitu: a. Profit Loss Sharing. perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit / loss sharing merupakan perhitungan bagi hasil yang berasal

43 28 dari nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan.pendapatan kotor dikurangi dengan harga pokok penjualan, biaya-biaya (biaya administrasi dan umum biaya pemasaran biaya penyusutan dan biaya lain-lain) sama dengan laba usaha sebelum pajak. Laba usaha sebelum pajak dikalikan dengan nisbah yang disepakati, merupakan bagi hasil yang harus diserahkan oleh nasabah kepada bank syariah. b. Revenue Sharing merupakan perhitungan bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing ialah berasal dari nisbah dikalikan dengan pendapatan sebelum dikurangi biaya. Dalam sistem ini, penentuan bagi hasil akan selalu bergantung pada pendapatan kotor setiap bank. Setiap bank syariah yang terdapat di Indonesia pada umumnya menerapkan sistem Revenue Sharing. Karena pada dasarnya pola ini dapat memperkecil kerugian bagi nasabah, akan tetapi jika bagi hasil didasarkan pada profit loss sharing, maka presentase bagi hasil untuk para nasabah akan jauh lebih meningkat. Dalam pembagian keuntungan yang didasarkan nisbah terdapat 2 bagian yaitu : a. Prosentase Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk presentasi antara kedua pihak, tidak dinyatakan ke dalam bentuk nilai nominal rupiah.. Nisbah keuntungan itu misalnya adalah 50:50, 70:30 atau 60:40 atau bahkan 99:1. Jadi keuntungan nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi setoran modal, tentu dapat saja bila nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal.

44 29 b. Bagi Untung dan Bagi Rugi Dalam kontrak ini, return dan Timing Cash Flow kita bergantung kepada kinerja sektor riil. Bila laba bisnis besar, kedua belah pihak mendapat bagian yang besar pula. Bila laba bisnis kecil, maka kedua belah pihak juga akan mendapatkan bagian yang kecil pula. Filosofi ini hanya dapat berjalan jika nisbah ditentukan dalam bentuk presentasi, bukan dalam bentuk nominal rupiah tertentu. 2. Konsep Bagi Hasil Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak sebagai pengelola dana. b. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal dengan sistem pool of fund (penghimpunan dana), selanjutnya pengelola akan menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah. c. Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut. 3. Jenis-jenis Akad Bagi Hasil Bentuk-bentuk kontrak kerjasama bagi hasil dalam perbankan syariah secara umum dapat dilakukan dalam empat akad, yaitu Musyarakah, Mudharabah, Muzara ah dan Musaqah. Namun, pada

45 30 penerapannya prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada umumnya bank syariah menggunakan kontrak kerjasama pada akad Musyarakah dan Mudharabah. a. Musyarakah (Joint Venture Profit &Loss Sharing) Menurut Antonio Musyarakah adalah akad kerja sama antara dun pihak atau lebih untuk suatu tertentu dimana masing-mating pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Manan mengatakan, musyarakah adalah hubungan kemitraan antara bank dengan konsumen untuk suatu masa terbatas pada suatu proyek baik bank maupun konsumen memasukkan modal dalam perbandingan yang berbeda dan menyetujui suatu laba yang ditetapkan sebelumnya, Lebih lanjut Manan mengatakan bahwa sistem ini juga didasarkan atas prinsip untuk mengurangi kemungkinan partisipasi yang menjerumus kepada kemitraan akhir oleh konsumen dengan diberikannya hak pada bank kepada mitra usaha untuk membayar kembali saham bank secara sekaligus ataupun secara berangsurangsur dari sebagian pendapatan bersih operasinya. Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam harta dengan harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan di antara keduanya. Dalam pengertian lain musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau

46 31 amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. b. Mudharabah (Trustee Profit Sharing) Mudharabah atau qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah (perkongsian). Istilah laian mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh. Dengan demikian, mudharabah dan qiradh adalah istilah maksud yang sama. Mudharabah termasuk juga perjanjian antara pemilik modal (uang dan barang) dengan pengusaha dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha /proyek dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan bagi hasil sesuai dengan perjanjian. Di samping itu mudharabah juga berarti suatu pernyataan yang mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal niaga kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjian keuntungannya dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedang kerugian ditanggung oleh pemilik modal. C. Pengertian Minat 1. Teori Minat Minat (interest) berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat bukan istilah yang popular karena ketergantungannya pada faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan (Syah, 2004). Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai

47 32 sebuah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan (Moeliono,1999). Minat merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Pandji (1995) minat adalah rasa suka (senang) dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat lebih dikenal sebagai keputusan pemakaian atau pembelian jasa-jasa atau produk tertentu. Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan atas pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan tersebut diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu kebutuhan dan dana yang dimiliki (Assauri, 2011). Secara etimologi pengertian minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan. Sedangkan menurut istilah ialah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare, 1997). Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat fikiran dan

48 33 perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur dengan sebaik-baiknya (Sukanto, 1985). Ada beberapa tahapan minat antara lain: a) Informasi yang jelas sebelum menjadi nasabah. b) Pertimbangan yang matang sebelum menjadi nasabah. c) Keputusan menjadi nasabah. 2. Pengertian Minat Menabung Minat menabung seseorang merupakan bagian dari motivasi seseorang menabung. Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw (2005), adalah dorongan dari dalam individu yang menyebabkan dia bertindak. Minat mengarahkan individu akan suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Masyarakat mempunyai pilihannya sendiri sesuai dengan keinginan hatinya dalam menentukan dimana mereka akan menabung, apakah di bank konvensional atau di bank syariah. Orang lain tidak dapat memaksakan kehendak seseorang tersebut. Menurut Hantoro (2005), faktor intrinsik atau faktor yang dipengaruhi dari dalam diri individu itu sendiri (meliputi: pendapatan, perasaan senang dan harga diri). Faktor ekstrinsik atau faktor yang berasal dari luar (meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan) (Sutanto, 2002). Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi minat menabung, yaitu (Aromasari, 1991):

49 34 a. Kebudayaan; kebiasaan yang biasa ditanamkan oleh lingkungan sekitar, misalnya guru yang mengarahkan anak didiknya untuk rajin menabung. b. Keluarga; orang tua yang rajin menabung secara tidak langsung akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. c. Sikap dan Kepercayaan; seseorang akan merasa lebih aman dalam mempersiapkan masa depannya jika ia memiliki perencanaan yang matang, termasuk dalam segi finansialnya. d. Motif sosial; kebutuhan seseorang untuk lebih maju agar dapat diterima oleh lingkungannya dapat ditempuh melalui pendidikan, penampilan fisik, yang kesemuanya membutuhkan biaya yang akan lebih mudah dipenuhi bila ia menabung. e. Motivasi dan pelayanan; pelayan yang baik akan mempengaruhi keinginan seseorang mendatang dapat mendorong seseorang untuk menabung. Sukardi dan Anwari berpendapat bahwa minat menabung pada pokoknya menyangkut dua hal, yakni (Sukardi dan Anwar, 1984): a) Masalah kemampuan untuk menabung yang ditentukan oleh selisih antara pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan. b) Kesediaan untuk menabung. Setiap individu pada umumnya mempunyai kecenderungan menggunakan seluruh pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya. Karena ada kecenderungan tersebut, maka kemampuan menabung tidak secara otomatis diikuti dengan kesediaan menabung.

50 35 D. Kajian Empiris Novi fadhila (2010) mengenai Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Terhadap Laba Bank Syariah Mandiri Pengujian hipotesis menemukan bahwa mudharabah dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal ini menyatakan bahwa peningkatan peningkatan atas pembiayaan mudharabah dan murabahah dapat meningkatkan laba bank syariah. Wirdayani Wahab (2016) mengenai Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah dari hasil penelitian ditemui bahwa bagi hasil berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung. Devi Yulianti dkk (2014) mengenai Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah pada bank mandiri Syariah cabang kota Pekanbaru dari hasil penelitian ditemui bahwa tingkat bagi hasil dan alasan menghindari riba sangat berpengaruh terhadap Simpanan Mudharabah. Abdaliah & Adhisyahfitri Evalina Ikhsan (2018) meng enai Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Kantor, dan Ukuran Bank Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, jumlah bank dan ukuran bank secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada perbankan syariah. 2. Tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada perbankan syariah. 3. Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada perbankan syariah 4. Jumlah bank berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada perbankan syariah.

51 36 Evi Natalia, dkk (2014) mengenai Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode ) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat Bagi hasil deposito bank syariah dan tingkat suku bunga deposito bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah simpanan deposito mudharabah. Agung Yulianto, dkk ( 2013) mengenai Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang Terhadap Simpanan Mudharabah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan mudharabah, tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap simpanan mudharabah, ukuran bank syariah tidak berpengaruh terhadapam simpanan mudharabah dan jumlah kantor cabang berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan nasabah. Lydia Rahmadini dan Ade Sofyan Maulazid (2017) mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia) dari hasil penelitian detemui bahwa 1). Financing to deposits ratio terhadap tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. 2) non performing financing terhadap tingkt bagi hasil tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. 3) pengaruh inflsi terhadap tingkat bagi hasil, hasil penelitian menunjukan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap Bagi Hasil.

52 37 E. Kerangka Pikir Sesuai dengan latar belakang masalah dan uraian teori yang telah dikemukakan di atas, maka disusunlah kerangka pikir untuk penelitian ini, sebagai berikut: Produk Mudharabah (x1) 1. Pelaku 2. Obyek 3. Persetujuan kedua belah pihak 4. Nisbah keuntungan (Ghufron A. Mas adi 2002) Bagi Hasil (x2) 1. Sebuah perjanjian 2. Tepat waktu 3. Penjelasan diawal akad 4. Menguntungkan (Hastuti 2013) Minat Menabung (Y) 1. Ingin menjadi nasabah 2. Preferensi 3. Minat ekploratif (Taylor dan Baker 1994) Gambar 2.2. Kerangka Pikir Dari kerangka pikir di atas menunjukkan bahwa minat menabung dipengaruhi oleh produk mudharabah dan bagi hasil.

53 38 F. Hipotesis 1. Diduga produk mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. 2. Diduga bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar.

54 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas. Menurut Sugiyono (2015:14), yaitu metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling, sedangkan pengmpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Bank BNI Syariah cabang Kota Makassar. Waktu penelitian ini telah dilaksanakan sekitar 2 bulan yaitu bulan Agustus sampai September C. Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama (Indriantoro & Supomo, 2011). Metode yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data primer yaitu melalui wawancara, penyebaran kuesioner dan observasi secara langsung kepada invidu atau perorangan. Dalam 39

55 40 penelitian ini, data yang digunakan diambil dari penyebaran kuesioner yang telah diisi langsung oleh responden yaitu nasabah Bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada yaitu dari perusahaan atau instansi. Data sekunder dalam penelitian ini diolah lebih lanjut misalnya data yang ada di Bank BNI Syariah, majalah, arsip, laporan keuangan publikasi dan sebagainya. D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2015:38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Produk Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak yaitu pemilik modal dan pengelola usaha yang dimana pemilik modal mempercayakan sejumlah uangnya kepada pengelola usaha dengan perjanjian diawal atau ijab qabul. 2. Bagi Hasil adalah sistem pembagian hasil dan tata cara pembagian antara pemilik modal dan pengelola modal. 3. Minat menabung adalah hasrat atau rasa ingin seseorang dalam membeli atau menabung.

56 41 E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 1000 orang dari yang memiliki tabungan mudharabah pada Bank BNI Syariah cabang kota Makassar. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil, maka penelitian ini menggunakan Formula Slovin: Formula Slovin (Slovin, 2010:35) = + ( )² Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah seluruh populasi e = Error margin 10% (0.1)

57 42 = (0,1)² n = 90,909 (dibulatkan menjadi 91 orang) Hasil dari pengelola data populasi diatas dapat di simpulkan bahwa jumlah sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 91 orang dari nasabah dan pegawai bank. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Tika 2006: 58) 2. Kuesioner Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah metode penyebaran kueisioner. Menurut Iskandar (2008:77) Kueisioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 3. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 201), di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki sumber-sumber tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, catatan hariah, dan sebagainya. Teknik pengumpulan data ini di lakukan untuk mengumpulkan data dari pegawai bank BNI Syariah cabang Kota Makassar mengenai nasabahnya.

58 43 Dalam penelitian ini, peneliti harus terjun langsung guna untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun instrument penelitian yaitu: 1) Uji Validitas Menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. 2) Uji Reabilitas Menurut Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Realibilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. G. Metode Analisis Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengelolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah dipahami dan bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian. Model persamaan yang menghubungkan antara variabel dependent dengan variabel independent maka digunakan rumus persamaan regresi linier berganda.

59 44 Rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut : Y=a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana: Y a b x1 x2 e = Minat Menabung = Konstanta = Koefisien variabel independen = Produk Mudharabah = Bagi Hasil = error

60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undangundang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional ( office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni

61 46 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point. 2. Visi dan Misi a. Visi BNI Syariah Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. b. Misi BNI Syariah a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

62 47 3. Struktur Organisasi Gambar 4.1. Struktur Organisasi Gambar 4.1. Struktur Organisasi 4. Gambaran Umum Responden Jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini adalah berjumlah 91 orang. Namun secara praktis pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan lebih dari 91 kuesioner. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap tanggapan responden yang kurang lengkap. Penyajian data mengenai identitas responden yaitu untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri responden. Adapun gambaran tentang responden yang diklasifikan berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan

63 48 tingkat pendidikan. Berikut akan dibahas mengenai kondisi dari masingmasing klasifikasi responden. a. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada table 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah responden Persentase Pria Wanita Total Sumber data: Data diolah, 2019 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah wanita yaitu sebanyak 49 orang sedangkan responden pria sebanyak 42 orang. b. Jumlah responden berdasarkan umur Dengan variatifnya responden bank BNI Syariah Cabang Kota Makassar maka akan memungkinkan responden juga bervariasi berdasarkan umur. Tabulasi umur responden dapat dilihat sebagai berikut: Tabel: 4.2 Jumlah responden berdasarkan umur Umur Jumlah responden Persentase Tahun Tahun Tahun Total Sumber data: Data diolah, 2019

64 49 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang terbanyak adalah tahun yaitu sebanyak 40 orang dan kemudian diikuti oleh usia responden tahun sebanyak 38 orang, dan terakhir adalah usia tahun yaitu sebanyak 13 orang. c. Jumlah responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan seringkali mempengaruhi pendapatan seseorang dalam perbulannya maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam menabung. Maka dapat dilihat tabulasi responden Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Jumlah responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Jumlah responden Persentase Pegawai Negeri Pegawai swasta Pegawai BMUN Pengusaha , ,79 Total Sumber data: Data diolah, 2019 Berdasarkan tabel 4.3 hal ini menunjukan bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 54 orang dan kemudian selanjutnya adalah pegawai negeri sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukan bahwa minat menabung pegawai swasta lebih tinggi dibanding yang lainnya. d. Jumlah responden berdasarkan pendidikan Tabulasi data berdasakan pendidikan dapat dilihat sebagai berikut:

65 50 Tabel 4.4 Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Jumlah responden Persentase Sekolah menengah atas S ,20 97,80 Total Sumber data: Data diolah, 2019 Berdasarkan data yang disajkan dalam tabel 4.4 maka dapat dilihat responden terbanyak adalah dari kalangan S1 yaitu sebanyak 89 orang dan disusul oleh SMA yaitu sebanyak 2 orang. Hal ini menjelaskan bahwa minat menabung S1 lebih tinggi dibanding SMA. 5. Analisis Indeks Tanggapan Responden Analisis ini dilakuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden penelitian ini, khususnya variabel-variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan menggunakan skala Likert. Maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini: Nilai indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)/5 Dimana: F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 Dan seterusnya hingga F5 untuk menjawab 5 skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini. Pada kuesioner penelitian ini angket angket jawaban responden tidak dimula dari angka 0, melainkan dari angka 1 hingga 5. Oleh karena itu angka indeks yang dihasilkan akan dimulai dari angka 20 hingga 100

66 51 dengan rentang 80. Dalam penelitian ini digunakan kriteria 3 kotak (three box method), Maka rentang sebesar 80 akan dibagi menjadi 3 maka menghasilkan rentang sebesar 26,67. Rentang tersebut akan digunakan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi konsumen terhadap vriabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006:292), yaitu sebagai berikut: 73,36-100,00 = Tinggi 46,68-73,35 = Sedang 20,00-46,67 = Rendah a. Indeks Tanggapan Responden Mengenai Produk Mudharabah Dalam penelitian ini menggunakan 3 item kuesioner untuk mengur persepsi responden mengenai produk mudharabah. Hasil tanggapan terhadap produk mudharabah dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Tanggapa responden mengenai produk mudaharabah Skor N Indek Pernyataan Jml o SS S N TS ST Kriteria s S 1. X ,0 Tinggi 2. X ,2 Tinggi 3. X ,2 Tinggi Jumlah 1,207 Rata-rata 402,33 80,46 Tinggi Sumber data: Data diolah, 2019 Perhitungan indeks tanggapan responden mengenai produk mudhrabah adalah sebagai berikut:

67 52 1. X1.1 Nilai indeks: [(0x1) + (0x2) + (5x3) + (30x4) + (56x5)]/5= 83,0 2. X1.2 Nilai indeks: [(0x1) + (1x2) + (4x3) + (28x4) + (58x5)]/5= 83,2 3. X1.3 Nilai indeks: [(0x1) + (2x2) + (20x3) + (33x4) + (36x5)]/5= 75,2 4. Produk mudharabah (X1) Nilai indeks= (83,0 + 83,2 + 75,2] / 3= 80,46 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan penilaian sangat setuju dengan nilai indeks yang tinggi sebesar 80,46. Artinya tanggapan responden menunjukan pengakuan baik terhadap produk mudharabah pada BNI Syariah Cabang Kota Makassar. b. Indeks Tanggapan Responden Mengenai Bagi Hasil Hasil tanggapan responden terhdap bagi hasil dapat dijelaskan pada tabel 4.6 berikut ini: No Pernyataan Tabel 4.6 Tanggapan responden mengenai bagi hasil Skor SS S N TS STS Jml Indek s Kriteria 1. X ,2 Tinggi 2. X ,0 Tinggi 3. X ,8 Tinggi 4. X ,4 Tinggi Jumlah 1,577 Rata-rata 394,25 78,85 Tinggi Sumber data: Data diolah, 2019

68 53 Perhitungan indeks tanggapan responden mengenai bagi hasil adalah sebagai berikut: 1. X2.1 Nilai indeks: [(0x1) + (0x2) + (13x3) + (38x4) + (40x5)]/5= 78,2 2. X2.2 Nilai indeks: [(0x1) + (1x2) + (23x3) + (26x4) + (41x5)]/5= 76,0 3. X2.3 Nilai indeks: [(0x1) + (1x2) + (15x3) + (33x4) + (42x5)]/5= 77,8 4. X2.4 Nilai indeks: [(0x1) + (0x2) + (4x3) + (30x4) + (57x5)]/5= 83,4 5. Bagi Hasil (X2) Nilai indeks: (78,2 + 76,0 + 77,8 + 83,4) / 4= 78,85 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar responden memberi tanggapan sangat setuju terhadap bagi hasil pada BNI Syariah Cabang Kota Makassar dengan nilai indeks tinggi sebesar 78,85. Artinya responden puas dengan bagi hasil yang diberikan. c. Indeks Tanggapan Responden Mengenai Minat Menabung Hasil tanggapan responden terhadap minat menabung dapat dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Tanggapan responden mengenai minat menabung No Pernyataan Skor SS S N TS STS Jml Indeks Kriteria 1. Y ,2 Tinggi

69 54 2. Y ,4 Tinggi 3. Y ,5 Tinggi 4. Y ,2 Tinggi 5. Y ,4 Tinggi Jumlah 2,063 Rata-rata 412,6 82,54 Tinggi Sumber data: Data diolah, 2019 Perhitungan indeks tanggapan responden mengenai minat menabung adalah sebagai berikut: 1. Y1 Nilai indeks: [(0x1) + (2x2) + (4x3) + (25x4) + (60x5)]/5 = 83,2 2. Y2 Nilai indeks: [(0x1) + (0x2) + (4x3) + (25x4) + (62x5)]/5 = 84,4 3. Y3 Nilai indeks: [(0x1) + (2x2) + (12x3) + (33x4) + (44x5)]/5 = 78,5 4. Y4 Nilai indeks: [(0x1) + (1x2) + (6x3) + (24x4) + (60x5)]/5 = 83,2 5. Y5 Nilai indeks: [(0x1) + (0x2) + (3x3) + (32x4) + (56x5)]/5 = 83,4 6. Minat Menabung (Y) Nilai Indeks= (83,2 + 84,4 + 78,5 + 83,2 + 83,4)/5 = 82,54 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.7 menunjukan bahwa sebagian responden memberikan tanggapan minat menabung tinggi dengan nilai 82,54.

70 55 B. Penyajian Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf signifikan 0,05. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Jika r hitung besar dari r tabel maka butir pernyataan atau indikator tersebut tidak dikatakan valid (r hitung > r tabel ). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode Analisis korelasi, pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS 22. Nilai signifikansi yang berada dibawah 0,05 menunjukan sebagai item valid. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil pengujian validitas No. Pernyataan r hitung r tabel Keterangan 1. Produk mudharabah - X1.1 0,358 0,171 Valid - X1.2 0,270 0,171 Valid - X1.3 0,293 0,171 Valid 2. Bagi hasil - X2.1 0,199 0,171 Valid - X2.2 0,269 0,171 Valid - X2.3 0,361 0,171 Valid - X2.4 0,280 0,171 Valid 3. Minat Menabung - Y1 0,623 0,171 Valid - Y2 0,551 0,171 Valid

71 56 - Y3 0,719 0,171 Valid - Y4 0,596 0,171 Valid - Y5 0,452 0,171 Valid Sumber data: Data diolah, 2019 Tabel 4.8 menunjukan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai korelasi yang lebih besar 0,171. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa semua indikator tersebut adalah valid. b. Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2016:48) reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.dalam penelitian ini dalam menguji reliabilitas masing-masing instrumen penulis menggunakan uji statistk Cronbach Alpha. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel 4.9 beikut ini: Tabel 4.9 Hasil pengujian reliabilitas Variabel Alpha Keterangan Produk mudharabah 0,648 Reliabel Bagi hasil 0,673 Reliabel Minat menabung 0,656 Reliabel Sumber data: Data diolah, 2019 Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari

72 57 kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis linier berganda digunakan dalam penelitin ini diguanakan dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai variabel dimensidimensi produk mudharabah dan bagi hasil secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap minat menabung. Menurut Ghozali (2016:8) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 22. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations Zero- Model B Std. Error Beta T Sig. order Partial Part 1 (Constant) total_x total_x a. Dependent Variable: total_y Gambar 4.2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

73 58 Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:509) dalam Gonggom (2015:31), model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tesebut dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y= 13, ,300 X 1 + 0,225 X 2 + e Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai koefisien regresi variabel produk mudharabah sebesar 0,300 mempunyai arah positif (+) terhadap minat menabung hal ini menunjukan bahwa semakin baik mudharabah pada suatu bank maka semakin meningkat pula minat masyarakat untuk menggunakan tabungan mudharabah pada bank tersebut. b. Nilai koefisien regresi variabel bagi hasil sebesar 0,225 mempunyai arah positif (+) hal ini menunjukan bahwa apabila bagi hasil suatu perbankan syariah meningkat maka semakin meningkat pula minat menabung masyarakat pada bank tersebut. 3. Pengujian Hipotesis a. Uji t Menururt Ghozali (2016:171) uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji parsial pada analisis data penelitian ini menggunakan derajat signifikansi yaitu 0,05, uji t dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 22 yang disajikan pada tabel Coefficient. 1) Pengujian Hipotesis Pertama Hasil pengujian diperoleh dari nilai t untuk variabel produk mudharabah menunjukan nilai t=2,728 dengan nilai signifikansi

74 59 sebesar 0,008 < 0,05. Dengan nilai siginifikan dibawah 0,05 tersebut menujukan bahwa produk mudharabah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 diterima. 2) Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian diperoleh dari nilai t untuk variabel bagi hasil menunjukan nilai t=2,045 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05. Dengan nilai signifikan dibawah 0,05 tersebut menunjukan bahwa bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap minat menabung. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 diterima. b. Uji model Menurut Ghozali (2016:171) uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan untuk mempengaruhi variabel dependen. Uji pengaruh simultan (Uji F) dikenal dengan uji serentak atau uji model/uji Anova. Uji statistik F pada analisis data penelitian ini menggunakan standar kepercayaan 0,05. Hasil perhitungan regresi secara bersama-sama diperoleh pada gambar 4.3 berikut ini:

75 60 Gambar 4.3 Hasil analisis regresi linier bersama-sama ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression b Residual Total a. Dependent Variable: total_y b. Predictors: (Constant), total_x2, total_x1 Gambar 4.3. Hasil Analisis Regresi Linier Bersama-sama Pengujian pengaruh variabel bebas secara secara bersama-sama terhadap variabel terkaitnya dilakukan dengan menggunakan uji F. hasil perhitungan statistik menunjukan nilai F hitung = 11,675 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukan bahwa secara bersama-sama produk mudharabah dan bagi hasil mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat menabung. c. Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square.

76 61 Gambar 4.4 Koefisien Determinasi Model Summary Change Statistics R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Model R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change a a. Predictors: (Constant), total_x2, total_x1 Gambar 4.4. Koefisien Determinasi Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 22 diketahui nilai R square sebesar 0,210 hal ini berarti bahwa pengaruh variabel X1 (produk mudharabah) dan X2 (bagi hasil) mengambarkan fakta sebesar 21 % terhadap variabel Y (minat menabung). Sedangkan sisanya 79 % merupakn keterbatasan peneliti dalam mengungkap fakta. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini dalam analisis deskriptif menunjukan bahwa nasabah banyak menggemari produk mudharabah tetapi tidak dengan bagi hasil yang diberikan. Ada beberapa nasabah yang merasa kurang puas dengan bagi hasil karna harus ditanggung bersama untung dan ruginya. Produk mudharabah memiliki koefisien regresi sebesar 0,387 berdasarkan hasil uji t dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05 maka variabel ini berpengaruh terhadap minat menabung.

77 62 Bagi hasil memiliki koefisien regresi sebesar 0,217 berdasarkan hasil uji t dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05 maka variabel ini berpengaruh terhadap minat menabung

78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Produk mudharabah berpengaruh terhadap minat menabung. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan program SPSS 22 berdasarkan nilai signifikansi 0,008 < 0,05 yang berarti bahwa variabel X1 berpengaruh terhadap minat menabung. 2. Bagi hasil berpengaruh terhadap minat menabung. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan SPSS 22, berdasarkan nilai signifikansi 0,044 < 0,05 yang berarti bahwa variabel X2 berpengaruh terhadap minat menabung. B. Saran 1. Adapun sebagai saran yang dapat dikemukakan bahwa perbankan syariah merupakan salah satu pilar pendukung perekonomian Indonesia selain perbankan konvensional. Peran tersebut dapat dilakukan dengan baik jika industry perbankan syariah memiliki volume usaha cukup ekonomis dalam menggerakkan sistem perekonomian Indonesia. Dengan adanya temuan bahwa mudharabah dan bagi hasil berpengaruh dan signifikan maka hal ini menunjukan bahwa bank syariah mampu menarik minat masyarakat dalam menabung. 2. Dalam upaya meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga hendaknya manajemen dapat mempertahankan kinerjanya agar dapat menarik lebih banyak masyarakat untuk menabung dalam bank syariah. 63

79 DAFTAR PUSTAKA Abdaliah, Ikhsan Adhisyahfitri Evalina, (2018) Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Kantor, dan Ukuran Bank Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 3, No. 4 E-ISSN Aromasari Hubungan Antara Sikap Terhadap Tabungan Berhadia Dengan Minat Menabng Mahasiswa Pada Bank di Beberapa Universitas Di Yogyakarta. Ascarya Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers. Fadhila,Novi, (2015) Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah terhadap Laba Bank Syariah Mandiri. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol. 15 No. 1. Ghozali Aplikasi Analisis multivariate dengan program Spss. Edisi keempat. Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali Aplikasi analisis multivariate dengan program program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: badan penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 2. Semarang: Universitas Diponegoro. Iska, syukri Sistem perbankan syari ah di indonesia dalam perspektif fikih ekonomi. Fajar media press. Yogyakarta. Iskandar Metode penelitian pendidikan dan social (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: GP Press. Ismail Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ismail, Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Karim, Adiwarman Azwar, Bank Islam: Analisis Fikih dan keuangan, edisi keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Karim, Adiwarman A Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Mappiare Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Moeliono Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Natalia, evi. Dkk Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah. Jurnal administrasi bisnis (JAB). Vol.9 no.1 64

80 65 Schiffman and Kanuk Perilaku Konsumen. Edisi kedua. Jakarta: PT. Indeks Gramedia. Sugiono Metologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiharto, Sitinjak Lisrel edisi Pertama. Cetakan pertama Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharyadi dan Purwanto Metodologi Penelitian. Jakarta: gramedia pustaka utama. Sutanto Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sukardi dan Anwar Manfaat Menabung dalam Tabanas dan Taska. Jakarta: Balai Aksara. Slovin, Husein Umar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Syah Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah Psikologi Belajar. Bandung: Grafindo Persada. Rachmawati, Erna, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Simpanan Mudharabah Perbankan Syariah Di Indonesia Periode universitas padjadjaran, Bandung. Rahmadhini, Lydia Arfiani, Sofyan Ade Mulazid (2017) Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Indonesia Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah. Vol. 4, No. 1 E-ISSN: Saladin, Djaslin Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Bank. Mandiri maju,jakarta. Sugiyanto Pardi Analisis Metode Perhitungan Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), IAIN Raden Intan Lampung. Tika, Pabandu Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wahab, wirdayani (2016) Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung di Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam. Vol 1, no.2.

81 66 Yulianti,Devi dkk, (2 014) Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah pada Bank Mandiri Syariah cabang Kota Pekanbaru. Jurnal JOM FEKOM. Vol. 1, No. 2. Yulianto, agung. Dkk (2013) Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank, dan Jumlah Cabang Terhadap Simpanan Mudharabah. Jurnal akuntansi. Vol 2 no.4 ISSN Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

82 LAMPIRAN 1 KUESIONER UNTUK PARA NASABAH DAN PEGAWAI PADA BANK BNI SYARIAH CABANG KOTA MAKASSAR Bapak/Ibu/Sdr (i) yang terhormat, Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penulisan skripsi dalam rangka salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar mengenai : Pengaruh Produk Mudharabah Dan Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka saya memohon dengan sangat kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Data kuesioner ini akan digabung dengan data lain untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam penelitian ini. Demikian saya sampaikan, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/ Sdr(i) terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih. Hormat saya, Nur Asni

83 PENGARUHI PRODUK MUDHARABAH DAN BAGI HASIL TERHADAP MINAT MENABUNG PADA BANK BNI SYARIAH CABANG KOTA MAKASSAR IDENTITAS BAPAK / IBU/ SDR (I) 1. Umur tahun tahun tahun Diatas 50 tahun 2. Jenis Kelamin Pria Wanita 3. Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai BUMN Pegawai Swasta Anggota ABRI Mahasiswa/Pelajar Pensiunan Pengusaha 4. Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas

84 Akademi S1 PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN PERTANYAAN DI BAWAH INI YANG DIANGGAP PALING TEPAT DENGAN MEMBERI TANDA (Contreng) : Pilihan jawaban : Nilai a. Sangat tidak setuju : 1 b. Tidak setuju : 2 c. Netral : 3 d. Setuju : 4 e. Sangat setuju : 5 A. Produk Mudharabah (x1) No PERNYATAAN Tanggapan Responden STS 1 Mudharabah Memberikan kerja sama yang baik dalam bidang bisnis 2 Memberikan bagi hasil kedua belah pihak 3 Produk mudharabah banyak digemari oleh nasabah TS N S SS

85 B. Bagi Hasil (x2) No PERNYATAAN Tanggapan Responden STS 1 Nisbah bagi hasil mudharabah sesuai dengan perjanjian. 2 Bagi hasil yang diberikan lebih menguntungkan. 3 Pembayaran bagi hasil tepat waktu. 4 Perhitungan bagi hasil dijelaskan pegawai bank. TS N S SS C. Simpanan Nasabah (Y) No PERNYATAAN Tanggapan Responden STS 1 Saya tertarik untuk menabung di bank BNI karena saya percaya pada kinerja bank 2 Saya tertarik menabung di bank BNI karena merupakan bank yang menerapkan system syariah 3 Saya tertarik menabung di bank BNI karena kepuasan pelayanan yang saya dapatkan dari bank. 4 Saya tertarik menabung di bank BNI karena adanya kerjasama dengan bank lain perihal penarikan ATM sehingga lebih muda. 5 Saya tertarik menabung di bank BNI karena fasilitasnya yang lengkap dan terjamin keamanannya. TS N S SS

86 LAMPIRAN 2 Frequecies Statistics x1.1 X1.2 X1.3 x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 y1 y2 y3 y4 y5 N Valid Missing Frecuency Table x1.1 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Netral setuju sangat setuju Total X1.2 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak setuju netral setuju sangat setuju Total

87 X1.3 Cumulative Frequency Valid tidak setuju Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total x2.1 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total x2.2 Cumulative Frequency Valid tidak setuju Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total x2.3 Cumulative Frequency Valid tidak setuju netral Percent Valid Percent Percent

88 setuju sangat setuju Total x2.4 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total y1 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak setuju netral setuju sangat setuju Total y2 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total

89 y3 Cumulative Frequency Valid tidak setuju Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total y4 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent tidak setuju netral setuju sangat setuju Total y5 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent netral setuju sangat setuju Total

90 Reability Scales: ALL VARIABLES Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N total_x total_x total_y Item-Total Statistics Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted total_x total_x total_y Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 3

91 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid Excluded a Total a. % ,0 0, ,0

92 Regression

93 ANOVA a Model 1 a. b. df Regression Mean Square 53, ,784 Residual 184, ,995 Total 238, F 5,362 Sig.,009 b

94 LAMPIRAN 3

95

96

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Mudharabah (Qiradh) Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, 20120730138 I. Flow-chart Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : 1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank dengan akad musyarakah untuk mendapatkan tambahan modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah berasal dari kata dharb, berari memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ib Pendidikan 1. Pengertian Tabungan ib Pendidikan Tabungan ib Pendidikan merupakan jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi

Lebih terperinci

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh Fiqri Yunanda Pratama 20120730132 Swasti Saraswati 20120730137

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL A. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000:31.1) Bank adalah suatu lembaga yang berperan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad Mudharabah Mudharabah berasal dari adhdharby fil ardhy yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal) BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283:

1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283: Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) رمس للٱ للٱر ٱل للٱ س Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tabungan Mudharabah SIRELA KJKS BINAMA mempunyai beberapa produk penghimpunan dana (funding) salah satunya adalah produk SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) yang merupakan produk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya,(ب ب ( dharb Mudharabah berasal dari kata yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya.

BAB II LANDASAN TEORITIS. memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pemasaran Bank Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perbankan syariah, sistem bagi hasil produk penghimpunan dana terus dilakukan sebagai sarana kajian. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah 1. Pengertian Deposito Pengertian deposito menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud deposito

Lebih terperinci

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Aplikasi Pengambilan Nisbah Pembiayaan

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal BAB III PEMBAHASAN III.1. Pengertian Mudharabah Istilah Mudharabah menurut literatur Fiqh adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal kepada yang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi

BAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wa At-Tamwil Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi Syariah, merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN A. Analisis Penerapan Syarat Hasil Investasi Minimum Pada Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA A. Kedudukan Koperasi Dalam Perspektif Hukum Islam Dalam garis besarnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23).

BAB II LANDASAN TEORI. rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23). 23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Keberadaan perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI 22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH. No.12, yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH. No.12, yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Pembiayaan Mudharabah 1. Pengertian pembiayaan mudharabah Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bab I pasal I

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Pada UU No.21 Tahun 2008 dijelaskan mengenai Perbankan Syariah dan Bank syariah. Perbankan Syariah adalah segala yang menyangkut bank syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEPOSITO PERBANKAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEPOSITO PERBANKAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEPOSITO PERBANKAN Mustofa STAI Diponegoro,Jl. RA Kartini No. 47 Tulungagung, Email: m.tofa_elhajj@yahoo.co.id Abstract One fund products offered by the bank to customers

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS 81 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS A. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Produk Penghimpunan Dana Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL

BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL A. BAGI HASIL 1. Pengertian Bagi Hasil Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang mendasari kegiatan operasional perbankannya sesuai dengan aspek kehidupan ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian. A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh MUHAMMAD IBNU AZIZAN NIM. 3223103047 JURUSAN PERBANKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Analisis Praktek Penalti Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG BAGI HASIL MENURUT PRINSIP EKONOMI SYARIAH DI KOTA MEDAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG BAGI HASIL MENURUT PRINSIP EKONOMI SYARIAH DI KOTA MEDAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG BAGI HASIL MENURUT PRINSIP EKONOMI SYARIAH DI KOTA MEDAN Assalamu alaikum Wr, Wb. Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Pengertian Lembaga Keuangan Dalam sistem keuangan suatu Negara, lembaga keuangan berperan dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA A. Pengertian Produk Penghimpunan dana Produk Penghimpunan Dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Bagi Hasil 2.1.1.1. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil atau profit sharing ini dapat diartikan sebagai sebuah bentuk kerjasama antara

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27 DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (SERTIFIKAT IMA) Dewan Syari ah Nasional, setelah

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE.

PEMBIAYAAN MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE. PEMBIAYAAN MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI Oleh Yeni Bunga Anggraini 20120730130 Intan C Tyas 20120730135

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Mandiri Hasil pengujian Uji t data di atas dapat diketahui dari tabel Coefficient menunjukkan bahwa Pembiayaan

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) ب س م االله الر ح من الر ح ي م Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan bagian dari pelaksanaan ekonomi Islam. Bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh orang islam yang ingin terhindar dari transaksi bank yang dipandang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 37/DSN-MUI/IX/2002 Tentang PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Fatwa

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Ekspor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 99 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH Oleh: Ikin Ainul Yakin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

BAB II LANDASAN TEORI. Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mudharabah Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti memukul dan bergerak. 15 Pengertian memukul ini lebih tepatnya adalah seseorang memukulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun

Lebih terperinci