Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Jangka Menengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Jangka Menengah 2015-2019"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Jangka Menengah Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Bappenas Batam, 8 September 2014

2 KERANGKA PAPARAN I. KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN II. III. IV. KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA RPJMN STRATEGI PERCEPATAN, PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN WILAYAH PERKOTAAN :(KUMUH DAN ILEGAL) V. PROYEK PERCONTOHAN PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (P2B) VI. PERAN TKPK-D DALAM EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

3 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL I. KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN

4 RPJMN DALAM KERANGKA RPJPN (UU 17 TAHUN 2007) Visi Pembangunan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR RPJM memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

5 PENYUSUNAN RPJMN DALAM KERANGKA KESINAMBUNGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Arahan RPJPN Visi Misi Presiden terpilih Evaluasi RPJMN Isu Strategis Jangka Menengah (background studies) Rancangan Teknokratis RPJMN Aspirasi Masyarakat Rancangan RPJMN Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet Rancangan Akhir RPJMN

6 MEMPERKUAT LANDASAN UNTUK MENGHINDAR DARI MIDDLE INCOME TRAP Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat AEC, BONUS DEMOGRAFI, ASEAN POST 2015, PERUBAHAN IKLIM POLHUKAM EKONOMI KESRA SDA-LH DAERAH RB Tertib hukum Anti korupsi Demokrasi Stabilitas DN Tranformasi Struktur Resiliensi: Pangan, Energi dan Air Infrastruktur Inovasi Mutu SDM Kemiskinan Pemerataan Kesempatan kerja SJSN Pengelolaan SDA dan biodiversity Kelautan Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM Pemerataan SPM terpenuhi Urbanisasi Pelaksanaan Desentralisasi JANGKA PANJANG: TERHINDAR DARI MIT (tercapai tahun 2030 apabila ekonomi tumbuh 6-8%/tahun) RT RPJMN penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT. (tidak boleh meleset dalam masa 5 tahun ke depan). Membutuhkan comprehensive reform Not Business as Usual (out of the box) Prinsip berkelanjutan Terpadu, tidak sendiri-sendiri Kerangka Pendanaan: APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan

7 TANTANGAN UTAMA RPJMN Upaya jangka panjang agar keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA dan pengembangan Iptek dan inovasi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Ketahanan pangan, energi, dan air Penyediaan infrastruktur yang memadai Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan Pemberantasan korupsi Percepatan konsolidasi demokrasi Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim

8 ARAH KEBIJAKAN RPJMN SOSIAL EKONOMI POLHUKAM Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menyiapkan landasan pembangunan yang kokoh. DAERAH Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah. INFRASTRUKTUR SDA DAN LH Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam yang berkelanjutan. Meningkatkan mitigasi bencana alam dan perubahan iklim.

9 II. KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA

10 Persentase Indeks PERKEMBANGAN KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 adalah sebesar 11,25 persen atau turun 0,22% dibandingkan September Tingkat Kemiskinan (P0) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Gini Ratio Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Bahkan, dibandingkan Maret 2013, jumlah penduduk miskin bulan Maret 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,11 juta orang. Hal ini menunjukan bahwa target menurut APBN-P 2013 yaitu dengan tingkat kemiskinan 9,5%-10,5% tidak tercapai. Adapun target kemiskinan tahun 2014 adalah 9,0% -10,5% dan 2015 adalah 9,0%-10,0%

11 Tingkat Kemiskinan antar Provinsi Beberapa propinsi mengalami kenaikan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin Maret 2013 Maret Kenaikan Jumlah Penduduk Miskin Maret Maret 2014 (ribu orang)

12 KEMISKINAN KRONIS DAN KERENTANAN TERUS BERLANJUT Mobilitas dalam 3 tahun ( ) Jumlah RTM Keluar dari miskin, namun tetap rentan 1.5 juta Keluar dari sangat miskin, namun tetap miskin Keluar dari kondisi sangat miskin, tapi jatuh lagi Senantiasa dalam kemiskinan kronis RTM 2.1 juta 0.9 juta 1.5 juta 6.0 juta 4.5 juta RTM (75%) tidak pernah keluar dari kemiskinan selama 3 tahun 1.5 juta (25%) tidak pernah membaik tingkat kemiskinan Rumah Tangga Miskin (10%, PPLS 2011)

13 KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH KEMISKINAN PER PROVINSI TAHUN 2013 Tingkat kemiskinan masih tinggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur Namun, Jumlah penduduk miskin masih didominasi di Pulau Jawa 35 Jumlah penduduk miskin tertinggi Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)

14 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga /Kapita/tahun (%) ISU KESENJANGAN DAN KERENTANAN 8 Kurva pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, /3 Rumah Tangga konsumsi terendah tumbuh di bawah rata2 nasional Sumber: Susenas, World Bank calculations Persentil Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Growth Incidence 2003 to 2010 Growth in mean Semakin banyak penduduk yang berpendapatan menengah, namun rentan terhadap guncangan ekonomi yang dapat dengan sangat mudah membawa mereka ke bawah garis kemiskinan. Sampai dengan persentil 40 dianggap masih rentan. Kesenjangan meningkat karena 2/3 rumah tangga termiskin tumbuh di bawah rata-rata nasional. Pertumbuhan lebih besar rumah tangga terkaya.

15 PERMASALAHAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Belum efektif dan optimalnya pelaksanaan program/ kegiatan penanggulangan kemiskinan: menyangkut ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan koordinasi antar program/ kegiatan maupun program/ kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang belum selaras; masih adanya social exclusion (marjinalisasi) pada penerima program penanggulangan kemiskinan penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/ terpencil, daerah perbatasan masih belum efektif; peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal; Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan dan penganggaran. Belum optimalnya dukungan dari aspek kebijakan makro dalam mendukung upaya penanggulangan kemiskinan Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan serta kesehatan ibu dan anak

16 PENYEBAB MENINGKATNYA KESENJANGAN 1 2 Keterbatasan Rumah Tangga Miskin untuk terlibat dalam proses pembangunan Tidak meratanya pertumbuhan sektor ekonomi Sisi kebijakan: Kesempatan RTM untuk meningkatkan penghidupannya relatif rendah Penyerapan tenaga kerja yang belum optimal Sistem logistik yang kurang efisien: distribusi, persaingan usaha, dan peran lembaga pangan belum memihak masyarakat miskin Sisi akses: Kurangnya jangkauan pelayanan dasar Rendahnya akses kredit usaha bagi RTM Rendahnya kepemilikan aset RTM terutama lahan produktif Perkembangan ekonomi yang mengarah ke sektor industri dan jasa melebihi pertumbuhan di sektor pertanian, sedangkan rata-rata RTM bekerja di sektor pertanian. Peningkatan produksi dalam negeri bersifat padat modal dan padat skilled labor, lebih banyak dinikmati oleh golongan menengah ke atas.

17 TANTANGAN BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN Meningkatkan pertumbuhan dan menjaga stabilitas ekonomi untuk mempercepat penurunan kemiskinan. Melaksanakan sistem perlindungan sosial yang komprehensif dan integratif. Peningkatan keterampilan dan kewirausahaan masyarakat miskin dalam menghadapi globalisasi dan perubahan iklim. Penguatan desentralisasi dan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan oleh berbagai pihak: Public, People, Private Partnerships. Peningkatan akses penghidupan bagi masyarakat miskin

18 III. ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA RPJMN

19 ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN ISU STRATEGIS Perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin Percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan perluasan perlindungan sosial Meningkatkan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar Mengurangi kemiskinan dengan memfokuskan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan pada lokasi-lokasi termiskin 1. Penataan bantuan sosial reguler berbasis siklus hidup dan peningkatan kapasitas keluarga 2. Penataan bantuan sosial temporer 3. Perluasan cakupan SJSN 4. Penguatan kelembagaan dan pelaksanaan bantuan sosial 5. Peningkatan inklusivitas penyandang disabilitas Peningkatan ketersediaan dan jangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan: pendidikan, kesehatan, sanitasi, perumahan, listrik, dsb Pemberdayaan masyarakat miskin dengan fokus Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B): Peningkatan kapasitas dan keterampilan penduduk miskin dan rentan Peningkatan ketersediaan akses dan aset penghidupan bagi penduduk miskin

20 TRANSFORMASI KLASTER I Saat ini (2013) 2025 Pelayanan Panti Anak, Lansia, Disable Tunjangan Lansia Tunjangan Penyandang Disabilitas Tunjangan Anak Terlantar Beasiswa Siswa Miskin Program Keluarga Harapan (PKH) Pelayanan, rehabilitasi, & pemberdayaan sosial Berbasis Institusi/Komunitas: Lansia, Penyandang Disabilitas, dan Anak Telantar Pelayanan, rehabilitasi & pemberdayaan Berbasis Keluarga: Bantuan Tunai Bersyarat bagi Keluarga Miskin sesuai karakteristik keluarga (a.l. anak balita, usia sekolah, ibu hamil, disabilitas) Bansos Reguler SINERGI DAN INTEGRASI Sistem Rujukan Terpadu, Perbaikan Penargetan Raskin Bantuan Langsung Tunai Bansos korban bencana alam Bansos korban bencana sosial Bansos korban bencana ekonomi Bansos Temporer PENGUATAN IMPLEMENTASI Penyusunan SPM Kesos, Penataan Kelembagaan, Penguatan Pekerja Sosial Jamkesmas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun

21 TRANSFORMASI KLASTER II, III, IV DAN KETERLIBATAN CSR DALAM PENGKAYAAN 5 ASET 2013 Klaster II, III, IV PNPM UMKMK Program Pro-Rakyat Pembangunan rumah murah dan sangat murah Penyediaan air bersih untuk rakyat Penyediaan listrik murah dan hemat serta terjangkau Penyediaan angkutan umum murah Peningkatan kehidupan nelayan Peningkatan kehidupan masyarakat miskin perkotaan Klaster IV Program CSR Transformasi dan Harmonisasi Sinkronisasi 2025 Sustainable Livelihood Bantuan kredit, pelatihan usaha kecil mandiri, dan bantuan integrasi terhadap pasar (aset finansial) Balai pelatihan kerja (bekerjasama dengan industri, sertifikasi, pendidikan universal (aset manusia) Perbaikan kampung, listrik mudah pakai dan jaringan air bersih (aset infrastruktur) Perlindungan lingkungan dan penanggulangan polusi (aset alam) perencanaan partisipatif komunitas (aset sosial)

22 SASARAN PENGURANGAN KEMISKINAN RPJMN RPJPN MP3KI Background Study RPJMN Evaluasi RPJMN Rancangan RPJMN Teknokratis RPJMN RPJMN RPJMN RPJMN *** *** Target Realisasi 8,2 9,0 10,5** 6,0-8,0 4,0 5,0 14,15-15,97 11,47* Catatan: * September 2013; ** sesuai revisi APBN 2014 (Target RPJMN 8,0-10,0%); *** sesuai MP3KI dan revisi RKP 2014

23 ARAH KEBIJAKAN DAN FOKUS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2015 Penyempurnaan dan pengembangan sistem perlindungan sosial yang komprehensif Peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan Meningkatkan sinergi dan manfaat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan UMK dan koperasi Pembenahan aspek kelembagaan penanggulangan kemiskinan ARAH KEBIJAKAN Penyempurnaan dan pengembangan sistem perlindungan sosial yang komprehensif Peningkatan sinkronisasi dan efektivitas perluasan pelayanan dasar untuk penduduk miskin dan rentan Penguatan pengembangan penghidupan berkelanjutan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui transformasi PNPM menuju Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B) Peningkatan peran UMKMK dalam penanggulangan kemiskinan FOKUS PRIORITAS

24 SASARAN RKP 2015: KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran Tingkat Kemiskinan: 9-10 persen dan Tingkat pengangguran: 5,5-5,7 persen Program Perlindungan Sosial Peningkatan kesejahteraan sosial pada individu, rumah tangga, dan komunitas, terutama yang termasuk dalam penduduk miskin dan rentan Pemberdayaan UMK dan Koperasi Pertumbuhan wirausaha baru, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi; dan Peningkatan proporsi UMK yang dapat mengakses layanan keuangan formal

25 GRADUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM P2B Program Klaster I: sebagai program dasar yang akan dilengkapi dengan P2B Program Klaster II (modal bergulir) dan Klaster III (modal usaha kecil/mikro): sebagai program dengan potensi modal yang dapat dimanfaatkan oleh beneficiaries P2B Program Klaster IV: sebagai pendukung P2B dengan berbagai dukungan pelayanan dasar. Dana Amanah/Modal Bergulir/Lapangan kerja Program-program Bantuan Sosial Akses lanjut Program P 2 B (peningkatan kapasitas, akses thd pasar, keuangan) Pembekalan lanjut Karitatif Murni Bernilai Tambah (i.e.: Pembekalan Dasar)

26 TRANSFER OF KNOWLEDGE PNPM MANDIRI PADA PELAKSANAAN UU DESA Proses perencanaan partisipatif Keberlanjutan pendampingan Keberlanjutan kelembagaan masyarakat yang akuntabel Peningkatan peran pemerintah daerah Mekanisme Musdes mengacu pada tahapan perencanaan pembangunan yang ada di PNPM Pendampingan diperlukan untuk peningkatan kualitas dan pengawasan pelaksanaan pembangunan desa Pemanfaatan kelembagaan PNPM untuk membantu struktur pemerintahan desa Mendorong inisiatif pemerintah daerah dalam mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat sesuai kondisi di daerahnya Transisi PNPM Mandiri Setelah Diberlakukannya UU Desa PNPM Mandiri fokus P2B Variabel UU Desa Kecamatan (lintas Desa) Lokus kegiatan Desa Lokasi kantong-kantong kemiskinan BLM kegiatan Seluruh Desa secara nasional Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (pemenuhan 5 aset penghidupan bagi masyarakat miskin dan rentan: SDA, SDM, finansial, sosial, dan infrastruktur) Fokus Pelaksanaan kegiatan Memperbaiki tata kelola pemerintahan desa meliputi kegiatan pelayanan publik, pembagunan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa Pendampingan di tingkat Kecamatan Pendampingan Pendampingan di tingkat Desa

27 PERCEPATAN PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN (1/2) Optimalisasi pelaksanaan percepatan penurunan tingkat kemiskinan 2014 Mendorong sinkronisasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan oleh K/L dan Pemerintah Daerah baik dari sisi penentuan target dan waktu di kantong-kantong kemiskinan (Quick Wins) Penggunaan KPS (Kartu Perlindungan Sosial) sebagai acuan untuk distribusi penerima program bantuan sosial (Raskin, BSM, dan PBI Jaminan Kesehatan Nasional) Memperkuat kelembagaan penanggulangan kemiskinan di daerah (TKPKD)

28 PERCEPATAN PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN (2/2) Reformasi Menyeluruh Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Penguatan kelembagaan Penguatan pengelolaan sistem data terpadu Kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat Sinkronisasi dan harmonisasi regulasi dan kebijakan sektoral a. Penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan di daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan percepatan penurunan kemiskinan b. Peningkatan peran pihak swasta, BUMN dan masyarakat dalam penguatan sinergi percepatan penurunan kemiskinan termasuk pendekatan pelayanan dasar terpadu ke masyarakat miskin dan pelibatan perencanaan dan pemantauan kualitas layanan dasar c. Penguatan harmonisasi dan sinkronisasi regulasi dan kebijakan sektoral yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penghidupan dan pelayanan dasar penduduk miskin

29 SINERGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT INDIVIDU/KELUARGA Program-program Perlindungan Sosial G A R I S Program Keuangan Mikro dan Pengembangan Penghidupan Sangat Miskin Miskin K E M I S K I N A N Hampir Miskin/ Rentan Tidak Miskin Sejahtera Sinergi di tingkat rumah tangga/keluarga dimungkinkan saat ini dengan adanya Basis Data Terpadu (BDT).

30 PRASYARAT UTAMA UNTUK SINERGI REGULASI Landasan hukum yang dapat memberikan kekuatan dan dukungan dalam melaksanakan kebijakan PK Mekanisme pelaksanaan dan koordinasi antar Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, dan stakeholders lainnya (BUMN, Swasta, NGO/LSM) Basis data yang akurat dengan update regular yang dilakukan melalui kelembagaan yang solid Definisi kemiskinan yang tepat dan dapat mencerminkan taraf kesejahteraan rakyat SISTEM PROSEDUR DATA

31 IV. STRATEGI PERCEPATAN, PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN BERBASIS WILAYAH PERKOTAAN:(KUMUH DAN ILEGAL)

32 Fenomena Permasalahan Kemiskinan di Perkotaan Peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang bermukim di kawasan kumuh dan illegal. Luas area permukiman kumuh mengalami peningkatan dari tahun-ke tahun. Berdasarkan renstra Ditjen Cipta Karya luas area kumuh mengalami peningkatan ha pada 2004 menjadi ha pada akhir 2009 (Renstra Dirjen Cipta Karya PU ), demikian pula dengan permukiman ilegal dan penduduk yang bermukim di kawasan illegal. Peningkatan luas kawasan ini disebabkan oleh, antara lain, meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota besar di Indonesia yang diiringi dengan urbanisasi kemiskinan. Dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah penduduk perkotaan meningkat dari 85,2 juta jiwa (41,9%) pada 2000 menjadi 118,3 juta jiwa (49,7%) pada Angka ini diprediksikan akan terus meningkat seiring tingkat urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun. Persentase penduduk miskin perkotaan pada tahun 2008 mencapai sekitar 11.65%. Angka ini pada tahun 2013 menurun sekitar 3.26% hingga menjadi sekitar 8.39%. Selama periode , penurunan rata-rata persentase penduduk miskin perkotaan per tahun sekitar 0.65%.

33 Fenomena permasalahan kemiskinan di perkotaan penduduk miskin yang bermukim di kawasan kumuh dan kawasan ilegal menghadapi permasalahan yang hampir sama: Tinggal di kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi, memiliki keterbatasan akses terhadap layanan dasar, serta memiliki keterbatasan di bidang ekonomi dan keuangan. Keterbatasan pendidikan dan keterampilan membuat sebagian besar penduduk wilayah ini pada umumnya bekerja di sektor informal dengan tingkat kepastian usaha dan pendapatan yang relatif rendah. Bagi perempuan, kondisi kerentanan kerja di sektor ini sering kali lebih tinggi. Untuk beberapa jenis pekerjaan, kondisi kerja perempuan lebih buruk daripada kondisi kerja laki-laki; mereka berada dalam kondisi kerja yang lebih berbahaya dan dengan upah yang lebih rendah. Di beberapa lokasi permukiman kumuh dan permukiman ilegal, seperti bantaran sungai/kali dan pemukiman padat di tengah kota, penduduknya juga sangat rentan terhadap bencana alam, khususnya banjir dan kebakaran Ketidakjelasan status hukum lahan bagi masyarakat miskin yang tinggal di kawasan illegal, mengakibatkan ketidakpastian status tempat tinggal dan ketiadaan identitas kependudukan. Rentan terhadap penggusuran dan keterbatasan akses terhadap bantuan program pemerintah.

34 Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh di Indonesia No Koridor berdasarkan Pulau- Pulau Besar Jumlah Desa Jumlah Keluarga Permukiman Kumuh (Slum Area) Jumlah Lokasi Jumlah Bangunan Jumlah Keluarga Koridor Sumatra Koridor Jawa Koridor Bali & Nusa Tenggara Koridor Kalimantan Koridor Sulawesi Koridor Maluku & Papua Indonesia Sumber : Podes 2010

35 Strategi Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Perkotaan 1. Pada kawasan kumuh, strategi kebijakan akan diarahkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Kebijakan akan difokuskan pada pemenuhan akses terhadap listrik, air bersih, air minum, dan sanitasi, termasuk sanitasi lingkungan (misalnya, pengelolaan air limbah dan sampah). 2. Pada kawasan permukiman ilegal, strategi kebijakan berfokus pada pembenahan status lahan permukiman atau relokasi permukiman dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah kota yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan. Pembenahan ini juga akan diikuti dengan upaya menjamin pemenuhan hak masyarakat akan identitas kependudukan resmi yang meliputi KTP, KK, akta kelahiran, dan nomor induk kependudukan (single identity number/sin). 3. Di kedua kawasan tersebut juga dilakukan upaya-upaya penjangkauan yang lebih inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan melalui pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau. Selain itu, dilakukan pula upaya untuk memberikan perlindungan bagi dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

36 Strategi, Agenda Transformasi, dan Target Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Kawasan Kumuh dan Kawasan Permukiman Ilegal Strategi Kebijakan Kawasan kumuh: Peningkatan kualitas lingkungan Periode Periode Periode Agenda Transformasi Target Akhir Periode Agenda Transformasi Target Akhir Periode Agenda Transformasi Pemetaan lokasi & identifikasi permasalahan pelayanan dasar Tersedianya data yang komprehensif terkait lokasi dan permasalahan permukiman kumuh Pengembangan skema perbaikan lingkungan berbasis komunitas (listrik, air bersih, sanitasi) Skema perencanaan dan pembangunan infrastruktur komunitas sudah berjalan Perluasan skema perbaikan lingkungan berbasis komunitas Target Akhir Periode Skema penjangkauan layanan perbaikan lingkungan sudah berjalan Kawasan Ilegal: Pembenahan status lahan dan kepastian tempat tinggal Pemetaan lokasi & permasalahan pelayanan dasar untuk permukiman ilegal dan pengembangan skema legalisasi tanah atau relokasi Tersedianya data yang komprehensif terkait lokasi, permasalahan permukiman ilegal, dan prosedur standar baku penanganan permukiman ilegal Penyelesaian masalah legalitas permukiman dan kepastian tempat tinggal berdasarkan skema standar baku penanganan permukiman ilegal Skema penyelesaian masalah legalitas tanah sudah terintegrasi dengan program pengurangan kemiskinan Pengembangan rencana perumahan perkotaan nasional Peningkatan ketersediaan lahan dan perumahan bagi kelompok miskin Pemenuhan hak atas identitas kependudukan Pengembangan mekanisme pendataan berbasis komunitas Skema pendataan dan pembaruan data penduduk berbasis komunitas sudah siap Pengembangan skema penjangkauan dan pelayanan berdasarkan hasil pendataan Sistem nomor identitas tunggal sudah siap Pemberian KTP, KK, dan akta kelahiran pada kelompok miskin di kawasan kumuh dan kawasan permukiman ilegal Sistem pemantauan, pendataan dan penjangkauan penduduk miskin di kawasan kumuh dan kawasan permukiman ilegal sudah berjalan dan terintegrasi dengan SIN Perluasan skema penjangkauan dalam pendataan dan pelayanan penduduk miskin dan termiskin perkotaan di kawasan kumuh dan kawasan permukiman ilegal Skema penjangkauan penduduk miskin ekstrem perkotaan sudah terarusutamakan dalam program pengurangan kemiskinan

37 Strategi Pengembangan Penghidupan di Perkotaan Penyediaan lembaga-lembaga yang memfasilitasi peningkatan kualifikasi dan kualitas tenaga kerja penduduk miskin. Pemberdayaan dan pembinaan usaha kecil mikro dan kecil di perkotaan.

38 Arah Program Pengembangan Penghidupan di Perkotaan Usaha peningkatan penjangkauan terhadap penduduk miskin dan rentan. Penguatan kelurahan/kecamatan yang terintegrasi dengan unit Pusat Pelayanan dan Rujukan Terpadu (PPRT) dengan sistem kedatangan langsung (walk in). Penguatan mekanisme penjangkauan bagi kelompok miskin dan rentan kelompok usia muda dan kelompok dengan ketersisihan khusus. Penguatan kemitraan dengan dunia usaha. Pelatihan keterampilan, misalnya melalui penguatan lembaga BLK menjadi BLK+. Penguatan lembaga pembinaan UMKM dan pelatihan kewirausahaan. 38

39 Skema Pengembangan Penghidupan di Perkotaan

40 V. PROYEK PERCONTOHAN PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (P2B)

41 KETENTUAN UTAMA PNPM P2B 1. Program difokuskan kepada masyarakat miskin. 2. Membekali masyarakat mengenai esensi berkelompok. 3. Membiasakan menabung sebagai salah satu indikator kesungguhan dan komitmen masyarakat untuk maju dan berkembang. 4. Melibatkan Pemda secara aktif dalam mengenali potensi lokal yang dapat dikembangkan oleh masyarakat miskin. 5. Memberikan pilihan usaha dan ketrampilan sesuai minat dan kemampuan masyarakat dan prospektif. 6. Praktek pengelolaan yang baik dari program-program pemberdayaan akan terus dilanjutkan dan menjadi bagian dari P2B. 7. Fasilitasi dan pendampingan yang intensif, dengan memperjelas siapa yang melakukan dan bagaimana mekanismenya. 8. Menentukan pola kelembagaan yang paling sesuai dalam mengelola program di daerah (kab./kota).

42 UJI COBA PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (P2B) DESAIN UMUM PNPM P2B TUJUAN : Mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin secara berkelanjutan KEGIATAN UTAMA : 1. Peningkatan kapasitas masyarakat, melalui pelatihan pengelolaan kelompok, pelatihan keahlian sesuai minat usaha anggota kelompok 2. Pengembangan penghidupan masyarakat, melalui pendampingan dan penyaluran dana bergulir 3. Peningkatan pelibatan Pemda dalam mengenali potensi lokal yang dapat dikembangkan oleh masyarakat miskin PROGRESS Ujicoba dilakukan di 6 kecamatan di 3 kabupaten terpilih yakni Kab. Brebes, Kab. Pekalongan dan Kab. Pemalang Kegiatan dilakukan dengan fasilitasi dan pendampingan yang intensif dari fasilitator Telah diberikan pembekalan kepada pendamping daerah dan pemerintah daerah dalam menjalankan pelaksanaan uji coba penghidupan berkelanjutan Masing-masing kecamatan terpilih diberikan anggaran sebesar 1,9-2 Miliar

43 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN Kelembagaan ini diharapkan dapat memberdayakan kelompok masyarakat miskin lebih optimal meningkatkan kapabilitas dan produktivitas serta partisipasi aktif dalam proses pembangunan Koordinasi/ Pembinaan Koridor pengembangan wilayah INDIVIDU/ RUMAH TANGGA KELOMPOK DESA KECAMATAN KABUPATEN/ PROPINSI Peningkatan Keterampilan Simpan pinjam Peningkatan Aset Kewirausahaan Penempatan kerja Penentuan target dan jenis kegiatan Pengusulan Kegiatan Analisa Potensi Desa Perencanaan Desa Kriteria target PK Linkage masyarakat dan UPK Potensi Kecamatan Potensi Tenaga Kerja Potensi Daerah Potensi Tenaga Kerja BUMN, Swasta, dunia usaha

44 PENGEMBANGAN KONSEP PEMETAAN POTENSI WILAYAH SEBAGAI BAGIAN KETERLIBATAN PEMDA Pengembangan Wilayah Pengembangan Desa Pemerintah Daerah Analisis Potensi Wilayah Pemerintah daerah berperan dalam pengenalan potensi lokal yang efektif sehingga dapat menjadi masukan bagi masyarakat miskin sebagai peluang usaha yang dapat dikembangkan Kelompok Usaha Kelompok Usaha Kelompok Usaha Kelompok Masyarakat Masyarakat Miskin

45 LOKASI UJICOBA P2B (TA 2014) Potensi daerah (kontribusi sektor terbesar dalam PDRB 2012): Brebes: pertanian dan perkebunan (padi, jagung, ubi kayu, dan bawang merah) Pekalongan: industri pengolahan (pakaian dan makanan) Pemalang: perdagangan, hotel, dan restoran. Ketiga kabupaten memiliki potensi sektor pertanian dan perikanan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2012: Brebes: 9,54% Pekalongan: 4,75% Pemalang: 6,55% (Nasional: 5,92%; Jateng: 6,02). Kab. Kondisi Kemiskinan Kecamatan Pdd. Miskin (jiwa) Tingkat Kemis. (%) Desa Sample Kondisi Geografis Potensi Usaha RTM Brebes jiwa (22,72%) Bulakamba Paguyangan Bantarkawung ,42 35,83 42,37 Kluwut (BS) Wanatirta (SM) Pangarasan (MS) Dat. rendah & pesisir Perbukitan (hutan) Dat. rendah (hutan) Tani & Nelayan Tani & Ternak Tani & Ternak Pemalang jiwa (20,68%) Belik ,26 Mendelem (AS) Dat. tinggi Tani & Ind. RT Pekalongan jiwa (15%) Petungkriyono Paninggaran ,84 33,75 Simego Tlogohendro (KI) Yosorejo Tlogopakis Kayupuring Lambanggelun (PW) Dat. tinggi Dat. rendah (hutan) Tani & Ternak Tani

46 VI. PERAN TKPK-D DALAM EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

47 STRUKTUR KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PUSAT DAN DAN DAERAH

48 DASAR LEGAL KEBERADAAN LEMBAGA TKPK-KABUPATEN/KOTA Dasar Kebijakan Keppres No. 124/2001 jo. Keppres No. 8/2002 tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan Perpres No. 54/2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Perpres No. 13/2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Dasar Operasional Permendagri No. 34/2009 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota Permendagri No. 42/2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota Perpres No. 15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan kemiskinan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota

49 Struktur Lembaga TKPK Kabupaten/Kota Penanggungjawab Bupati/Walikota Ketua Wakil Bupati/ Wakil Walikota Wakil Ketua Sekretaris Daerah Sekretaris Kepala Bappeda Wakil Sekretaris Kepala BPMD Kelompok Kerja Pendataan dan Informasi Pengembangan Kemitraaan Pengaduan Masyarakat Sekretariat TKPK Kepala Sekretaris Bappeda Wakil Kepala Sekretaris BPMD Anggota Bappeda dan BPMD Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan UMKM Program lainnya

50 Tugas dan Fungsi Lembaga TKPK Kabupaten/Kota TKPK Kabupaten/ Kota Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Pengendalian Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan TUGAS 1. Koordinasi penyusunan SPKD sebagai dasar penyusunan RPJMD 2. Koordinasi penyusunan Renstra SKPD 3. Koordinasi penyusunan rancangan RKPD 4. Koordinasi penyusunan Renja SKPD 5. Koordinasi evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah 1. Pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan PK 2. Pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program PK oleh SKPD (target,dana dan kendala) 3. Penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program /kegiatan PK secara periodik 4. Pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan PK 5. Pengendalian penanganan pengaduan masyarakat 6. Penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program dan kegiatan PK (Bupati/Walikota dan TKPK Provinsi) FUNGSI

51 KUNCI KEBERHASILAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH 1. Adanya pendataan dan pemetaan kemiskinan (termasuk kemiskinan multidimensi) sebagai basis data dan informasi untuk penyusunan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. 2. Mengintegrasikan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran. 3. Sinkronisasi dan sinergi antara intervensi pusat dan intervensi daerah, dan antara berbagai intervensi daerah (antar SKPD) kedalam proses perencanaan reguler di daerah melalui mekanisme Musrenbang. 4. Mengoptimalkan peran TKPKD dalam mengawal dan memastikan terlaksananya sinkronisasi dan sinergi berbagai intervensi (strategi, kebijakan, program, kegiatan, anggaran) serta aliansi, kerjasama, dan kemitraan antar pelaku (pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat madani). 5. Pemantauan, pengawasan, dan evaluasi yang kontinyu oleh TKPKD terhadap pelaksanaan program/kegiatan serta kinerja pencapaian target program/kegiatan. 6. Koordinasi dan konsultasi yang intensif antara TKPKD Kabupaten dengan TKPKD Provinsi, Bappenas dan TNP2K (pusat) dalam perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan. 7. Dukungan regulasi yang menjamin keberlangsungan pelaksanaan kebijakan, program/kegiatan penanggulangan kemiskinan

52 PENUTUP 1. Upaya penurunan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan merupakan langkah strategis dan mendasar yang harus dilakukan secara sistemik dan konvergen guna mencapai pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Dalam rancangan RPJMN mendatang, titik berat pencapaian pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan difokuskan kepada: (a) Peningkatan kualitas dan perluasan hak dasar terutama pengentasan kemiskinan, pemenuhan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, perlindungan soial, dan pengembangan penghidupan berkelanjutan; serta (b) Peningkatan kapasitas nasional dalam mengelola sumber daya produktif dengan mengedepankan kepentingan nasional dalam memenangkan persaingan global. (c) Peningkatan daya saing sektor riil berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah serta keberpihakan kepada koperasi; 3. Peningkatan kesadaran kolektif antar pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah serta segenap komponen pembangunan, agar mampu mereduksi berbagai ketimpangan terutama ego sektoral dan wilayah.

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas

Lebih terperinci

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN PERSIAPAN RPJMN 2015-2019 TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN Direktorat Penanggulangan Kemiskinan 29 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN 2004-2014 45 40 35 30 36.15 35.10 39.30 37.17

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL

PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS LEMHANAS, 14 AGUSTUS 2014 I. RT RPJMN 2015-2019 RPJMN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DEPUTI BIDANG KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BAPPENAS Rapat Koordinasi Pembangunan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam Pembukaan Acara:

Lebih terperinci

Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN. Jakarta, 3 September 2014

Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN. Jakarta, 3 September 2014 Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Jakarta, 3 September 2014 1 1. Sesuai dengan UU 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan Lukita Dinarsyah Tuwo Solo, 26 Agustus 2017 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 2. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI 3. PRIORITAS QUICK WIN Arah Kebijakan

Lebih terperinci

Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM

Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan-ICDD Jakarta, 9 Februari 2011 Arah Kebijakan Penanggulangan

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Rapat Koordinasi TKPK Tahun 2015 dengan Tema : Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Soreang, 27 November 2015 KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Peraturan Presiden

Lebih terperinci

Peran TKPK Kabupaten/Kota dalam Penggulangan Kemiskinan pasca UU 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc

Peran TKPK Kabupaten/Kota dalam Penggulangan Kemiskinan pasca UU 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Peran TKPK Kabupaten/Kota dalam Penggulangan Kemiskinan pasca UU 6 Tahun 2014 tentang Desa Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG PADA ACARA MUSRENBANG RKPD KAB WONOSOBO TH 2019 DENGAN TEMA PEMANTAPAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI HARMONISASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN CAPAIAN INDIKATOR MAKRO

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN Oleh: Menteri PPN/Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN TKPK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM TUGAS PENGENDALIAN PROGRAM. Rapat Koordiansi TKPK Provinsi Jawa Timur

PENGUATAN PERAN TKPK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM TUGAS PENGENDALIAN PROGRAM. Rapat Koordiansi TKPK Provinsi Jawa Timur PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PENGUATAN PERAN TKPK DALAM TUGAS PENGENDALIAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Rapat Koordiansi TKPK Provinsi Jawa Timur Pokja Kebijakan Advokasi Daerah Tim Nasional Percepatan

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 % 1 TARGET PEMBANGUNAN TPT Tk. Kemiskinan Kondisi Terkini 2015 NAWACITA 2016 RPJMN 2019 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 % Target Pembangunan akan tercapai bila ditopang oleh pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR INSTRUKSI BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI POLEWALI MANDAR, Dalam rangka percepatan penurunan persentase

Lebih terperinci

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) September 2017 1

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di

Lebih terperinci

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan pada acara FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS RAPAT KOORDINASI NASIONAL TKPK 2014 JAKARTA, 13 MEI 2014 BAMBANG WIDIANTO Depu% Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: MOHAMAD RAHMAT MULIANDA DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Batam, 22 Agustus 2014 1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

Isu Strategis Kota Surakarta

Isu Strategis Kota Surakarta Isu Strategis Kota Surakarta 2015-2019 (Kompilasi Lintas Bidang) Perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sinkronisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Oleh: DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perencanaan Penyediaan Perumahan Tahun 2015, Wilayah

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI JOGJAKARTA, 4 MARET 2015 DR HANIBAL HAMIDI, M.Kes DIREKTUR PELAYANAN SOSIAL

Lebih terperinci

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI) MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI) Woro S. Sulistyaningrum Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, BAPPENAS Kerangka Paparan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2

Lebih terperinci

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD 6.1. Pemetaan Program Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial dan berjangka pendek, tetapi kebijakan

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan dalam Rapat Kerja Rencana Pemanfaatan DAK Bidang LH TA-2014 Jakarta, 14 Oktober 2014 OUTLINE I. RT RPJMN 2015-2019

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL

Lebih terperinci

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL KANTOR WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL Dr. Bambang Widianto Deputi Bidang

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan

SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT.  Direktorat Penanggulangan Kemiskinan SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT http://simpadu-pk.bappenas.go.id Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Materi Paparan OVERVIEW SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN AGENDA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1. Pemetaan Program Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial dan berjangka pendek, tetapi kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa Disampaikan oleh: Direktur Perkotaan dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 KERANGKA MATERI 1.Situasi dan Tantangan Pembagunan Sosial di Indonesia 2.Pensasaran Rumah Tangga/Keluarga Prioritas

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 16 JANUARI 2014 Tema Prioritas Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8 10% pada akhir 2014, yang diikuti dengan: perbaikan distribusi perlindungan sosial, pemberdayaan

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DASAR PENYUSUNAN RIK 1. UU No. 18

Lebih terperinci

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci