MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH"

Transkripsi

1 MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian keempat dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Bahasan yang akan diuraikan masih berhubungan dengan alat untuk memvisualisasikan suatu masalah atau persoalan. Alat tersebut adalah Problem Tree Analysis (Analisis Pohon Masalah). Banyak istilah yang digunakan oleh para penulis untuk alat analisis ini. Scarvada, dkk (2004) mengistilahkan dengan nama issues tree. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah systematic diagram atau tree diagram, sedangkan Duffy, dkk. (2012) menggunakan istilah tree diagrams. Pembahasan analisis pohon masalah dalam tulisan ini terdiri dari tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah, Pengertian Analisis Pohon Masalah. Kedua, Manfaat Analisis Pohon Masalah. Ketiga, langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah. Pengertian Analisis Pohon Masalah Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon masalah. Miller (2004) dalam Scarvada (2004) menggunakan istilah issues trees. Lebih lanjut, Miller menyatakan issues trees merupakan pendekatan yang membantu merinci suatu masalah ke dalam komponen-komponen penyebab utama dalam rangka menciptakan rencana kerja proyek. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah tree diagram dan menyatakan diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Lebih lanjut, Modul Pola kerja Terpadu menguraikan pohon masalah sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi 1 Penulis adalah Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan SDM, BPPK, Magelang 1

2 semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa poin penting mengenai pengertian analisis pohon masalah: 1. Analisis pohon masalah merupakan suatu alat atau teknik atau pendekatan untuk mengidentifikasi dan menganalis masalah. 2. Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. 3. Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada tahap perencanaan. Manfaat Analisis Pohon Masalah Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah, analisis pohon masalah mempunyai banyak kegunaan. Alat analisis ini membantu untuk mengilustrasikan korelasi antara masalah, penyebab masalah, dan akibat dari masalah dalam suatu hirarki faktor-faktor yang berhubungan. Analisis ini digunakan untuk menghubungkan berbagai isu atau faktor yang berkontribusi pada masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah organisasi tersebut. Duffy, dkk. (2012) menyatakan tree diagram merupakan suatu alat generik yang dapat diadaptasikan untuk berbagai maksud yang luas diantaranya: Mengembangkan langkah-langkah logis untuk mencapai hasil yang spesifik. Melakukan analisis five whys dalam mengeksplorasi penyebab. Mengkomunikasikan untuk mendorong keterlibatan dalam pengembangan hasil yang didukung bersama. Menggali pada level yang lebih rinci suatu alur proses. Menggambarkan secara grafik suatu perkembangan hirarkis, seperti silsilah atau skema klasifikasi. Berdasarkan uraian di atas, beberapa manfaat dari penggunaan analisis pohon masalah adalah: 1. Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan persoalan utama atau masalah prioritas organisasi. 2

3 2. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya mengapa sampai lima level atau tingkat. 3. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya. 4. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik. 5. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama yang ada. Langkah-langkah dalam Penyusunan Pohon Masalah Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format penyusunan pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini: level Masalah Utama level level Gambar 1. Pohon Masalah Model Pertama 3

4 Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada titik sentral atau di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke bawah) dan akibat dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke atas). Format penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut ini: kedua ketiga Masalah Utama Sebab level level level Gambar 2. Pohon Masalah Model Kedua Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua. Langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Langkah dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas informasi yang tersedia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat, 4

5 dan lain-lain. Contoh perumusan masalah utama pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah rendahnya mutu lulusan diklat. Masalah utama ini kita tempatkan pada bagian tengah dari gambar. Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab 2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada poin 1 di atas. Misalnya akibat dari rendahnya mutu lulusan diklat adalah instansi pengguna tidak puas dengan lulusan diklat yang dihasilkan dan kinerja lulusan diklat di tempat kerja tidak meningkat. Hubungan antara masalah dengan akibat ini dapat digambarkan sebagai berikut: Instansi Pengguna tidak puas Kinerja lulusan tidak meningkat Rendahnya mutu lulusan diklat 3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama. pada tahap ini kita namakan penyebab level. Misalnya penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah kompetensi pengajar kurang, kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat (laboratorium, komputer, peralatan kelas) yang rusak. Hubungan antara 5

6 masalah utama dengan penyebab level dapat digambarkan sebagai berikut: Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab Kurangnya kompetensi pengajar Kurangnya kualitas kurikulum Banyaknya sarana rusak 4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level. dari munculnya penyebab level ini kita namakan penyebab. Contoh analisis penyebab adalah sebagai berikut: a. kurangnya kompetensi pengajar adalah pengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan kurangnya pengalaman pengajar. Hubungan antara kurangnya kompetensi pengajar dengan penyebab level kedua dapat kita gambarkan sebagai berikut: Kurangnya kompetensi pengajar Latar belakang pendidikan tidak sesuai Kurangnya pengalaman b. kurangnya kualitas kurikulum diklat adalah tidak dilakukannya training needs analysis (TNA) atas diklat dimaksud. Hubungan antara kurangnya kualitas kurikulum dan penyebab dapat digambarkan sebagai berikut: 6

7 Kurangnya kualitas kurikulum diklat Tidak dilakukannya TNA c. banyaknya sarana diklat yang rusak adalah kurang baiknya pemeliharaan sarana diklat dan tidak adanya dana penggantian sarana diklat yang baru. Hubungan antara banyaknya sarana diklat yang rusak dan penyebab nya dapat digambarkan sebagai berikut: Banyaknya sarana diklat yang rusak Kurangnya pemeliharaan Tidak adanya dana penggantian sarana 5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab. Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini, penulis batasi hanya sampai dengan penyebab. 6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan. Berdasarkan langkah sampai dengan kelima, pohon masalah secara keseluruhan dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut: 7

8 Instansi Pengguna tidak puas Kinerja lulusan tidak meningkat Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab Kurangnya kompetensi pengajar Kurangnya kualitas kurikulum Banyaknya sarana rusak Latar belakang pendidikan tidak sesuai Tidak dilakukannya TNA Tidak adanya dana penggantian sarana Kurangnya pengalaman Kurangnya pemeliharaan Gambar 3. Contoh Pohon Masalah Daftar Rujukan Duffy, Gace L., Scott A. Laman, Pradip Mehta, Goving Ramu, Natalia Scriabina, dan Keith Wagoner Beyond The Basics: Seven New Quality Tools Help Innovate, Communicate, and Plan. Asqqm.org/resourcesmodule/download_resource/id/881/. Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M. Hays, Arthur V. Hill A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on POM and 15 th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 May 3, Silverman, Steven N. dan Lori L. Silverman Using Total Quality Tools for Marketing Research: A Qualitative Approach for Collecting, Organizing, and Analyzing Verbal Response Data. 8

9 tools for marketing research.pdf., Modul Pola Kerja Terpadu. Lembaga Administrasi Negara. 9

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Tulisan ini akan membahas teknik

Lebih terperinci

Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011

Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011 Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011 Auli Fisty Noor Azizah 101111022 Jenius Setio Insanno 101111035 Ayu Tyas Purnamasari 101111044 Aderia Putri Prasanti 101111057

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi

Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi Petunjuk Sitasi: Ardine, N., Lukodono, R. P., & Ardianwiliandri, R. (217). Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi. Prosiding SNTI dan SATELIT 217 (pp. D118-124). Malang:

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN MENENTUKAN MASALAH PRIORITAS

TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN MENENTUKAN MASALAH PRIORITAS TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN MENENTUKAN MASALAH PRIORITAS Oleh: Hindri Asmoko 1 Suatu hari di Kantor Pajak Kota Impian, Negeri Antah Berantah temenunglah Pak Ali di ruang kerjanya. Beliau adalah Kepala

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUJUKAN TERENCANA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU SYSTEMATIC DELIVERY PLANNING AS DECREASING MATERNAL MORTALITY EFFORTS

PERENCANAAN RUJUKAN TERENCANA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU SYSTEMATIC DELIVERY PLANNING AS DECREASING MATERNAL MORTALITY EFFORTS PERENCANAAN RUJUKAN TERENCANA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU SYSTEMATIC DELIVERY PLANNING AS DECREASING MATERNAL MORTALITY EFFORTS Rindha Mareta Kusumawati Universitas Widyagama Samarinda, Kalimantan

Lebih terperinci

Peningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X

Peningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X Peningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X Ruth Yolanda Patricia Cahyono 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is an international manufacturing company. In October

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Little Step Dengan Studi Kasus Pembelajaran Materi Linear Programming Metode Grafik

Penerapan Model Pembelajaran Little Step Dengan Studi Kasus Pembelajaran Materi Linear Programming Metode Grafik Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 9 No 1, April 2013, pp 75-89 Penerapan Model Pembelajaran Little Step Dengan Studi Kasus Pembelajaran Materi Linear Programming Metode Grafik Vina Anggraeni,

Lebih terperinci

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015 PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diklat kepemimpinan merupakan pendidikan dan pelatihan yang dirancang

Lebih terperinci

TQM MENGGUNAKAN SIKLUS DEMING DENGAN METODE KONTRAKTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA

TQM MENGGUNAKAN SIKLUS DEMING DENGAN METODE KONTRAKTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA TQM MENGGUNAKAN SIKLUS DEMING DENGAN METODE KONTRAKTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA Hanifah Kusumawati Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga hanifahkusumawati00@gmail.com Abstrack:

Lebih terperinci

Check List Kesiapan Thesis/Skripsi. No Bagian Deskripsi Checklist Plagiarisme Berikan screen shoot hasil checking aplikasi

Check List Kesiapan Thesis/Skripsi. No Bagian Deskripsi Checklist Plagiarisme Berikan screen shoot hasil checking aplikasi Check List Kesiapan Thesis/Skripsi PASTIKA SEBELUM MENGHADAP KE DOSEN PEMBIMBING SUDAH MENGECEK DAFTAR DIBAWAH INI No Bagian Deskripsi Checklist Plagiarisme Berikan screen shoot hasil checking aplikasi

Lebih terperinci

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN SEBELUMNYA Jabnoun (2002) menyatakan bahwa Quality Assurance dan Total Quality Management memiliki fokus yang berbeda. Quality Assurance mementingkan pendekatan sistemik

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone

TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone disusun oleh : Kelompok 2 D 2013 / Kamis 9.30-12.00 Indira

Lebih terperinci

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Gaspersz, Vincent, All-in-one Integrated Total Quality Talent Management. Jakarta, Penerbit: Tri-Al-Bros Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Gaspersz, Vincent, All-in-one Integrated Total Quality Talent Management. Jakarta, Penerbit: Tri-Al-Bros Publishing. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving Panduan bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta:Penerbit Vinchristo Publication. Gaspersz, Vincent, 2013. All-in-one

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap pembuatan kesimpulan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH. Oleh : Nur Aini

PENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH. Oleh : Nur Aini PENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH Oleh : Nur Aini Abstrak Penulisan Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman metode Inquiri dalam proses pembelajaran mata diklat materi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DECISION MAKING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DECISION MAKING MENINGKATKAN KEMAMPUAN DECISION MAKING Oleh: Hindri Asmoko 1 Decision making (pengambilan keputusan) merupakan suatu hal yang sudah biasa kita lakukan dalam kehidupan ini. Setiap hari kita melakukan proses

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana

Lebih terperinci

Seminar Nasional Hasil Penelitian 2017, ISBN :

Seminar Nasional Hasil Penelitian 2017, ISBN : Perancangan Model Fault Tree Analysis dan Task Tree Diagram untuk Menilai dan Mengendalikan Kinerja Bisnis Industri Agro Sale Pisang di Kabupaten Banyuwangi Dewi Kurniawati #1, Luluk Cahyo Wiyono *2, Taufik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE

PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE Oleh : KELOMPOK VI 1. PIPID ARIWIBOWO 101111296 2. SHEILA SACHAVANIA 101111304 3. MEGA AYU BUDI A.R 101111328 4. ANGGRAENI 101111330

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan,

Lebih terperinci

BAB III MODEL POHON KEPUTUSAN. Pohon keputusan merupakan metode klasfikasi dan prediksi yang sangat

BAB III MODEL POHON KEPUTUSAN. Pohon keputusan merupakan metode klasfikasi dan prediksi yang sangat BAB III MODEL POHON KEPUTUSAN 3.1 Pohon Keputusan (Decision Tree) 3.1.1 Pengertian Pohon keputusan merupakan metode klasfikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal. Metode pohon keputusan mengubah

Lebih terperinci

DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN

DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN Oleh: Hindri Asmoko 1 Kepemimpinan di sektor publik utamanya pada pemerintahan merupakan suatu hal yang krusial. Keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENILAIAN BAKAT SISWA MENGGUNAKAN METODE ISHIKAWA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENILAIAN BAKAT SISWA MENGGUNAKAN METODE ISHIKAWA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENILAIAN BAKAT SISWA MENGGUNAKAN METODE ISHIKAWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs. Oleh : Nur Aini

PENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs. Oleh : Nur Aini PENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs Oleh : Nur Aini Abstrak Penulisan Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman metode Inquiri dalam proses

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT

MEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT MEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT 1. Latar Belakang Sejak tahun 2011 Bappenas bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) merancang kegiatan Technical Assistance ( TA )

Lebih terperinci

PERAN DIGITAL MARKETING DALAM EKSISTENSI BISNIS KULINER SEBLAK JELETET MURNI

PERAN DIGITAL MARKETING DALAM EKSISTENSI BISNIS KULINER SEBLAK JELETET MURNI Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 133-144 ISSN 2527-7502 PERAN DIGITAL MARKETING DALAM EKSISTENSI BISNIS KULINER SEBLAK JELETET MURNI Nadya Fakultas Teknologi dan Desain Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 PROGRAM KEAHLIAN: SENI MUSIK NON KLASIK (DRUM)

BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 PROGRAM KEAHLIAN: SENI MUSIK NON KLASIK (DRUM) BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN PROGRAM KEAHLIAN: (DRUM) BAGIAN II Halaman i DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penanganan masalah quality control yang dialami pada PT. Krama Yudha Ratu Motor dan membutuhkan penyelesaian

Lebih terperinci

Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit

Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru 2015 Topic Tree Pengantar Manajemen Rumah Sakit Patient Safety dan Hospital

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pertanyaan Kuesioner

Lampiran 1 Pertanyaan Kuesioner L1 Lampiran 1 Pertanyaan Kuesioner Kepada, Adik-adik kelas V SD Ipeka Tomang Di tempat Dengan Hormat, Kami adalah kakak mahasiswa Bina Nusantara yang sedang menjalankan tugas akhir sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Seven steps sebagai metode continuous improvement yang diimplementasikan pada CV. Cocoon Asia untuk perbaikan pengendalian kualitas pada produk furniture adalah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA

LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA Cipayung, 8 s.d 23 Juni 2016 Oleh: Arsita Putri Winanda LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA Cipayung, 8 s.d 23 Juni

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2018 ISSN 2085-4218 MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN Endra Yuafanedi Arifianto 1), Dwi Hadi

Lebih terperinci

Muhaimin. et al. (2011). Manajemen Pendidikan:Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana. Mujiman, Haris.

Muhaimin. et al. (2011). Manajemen Pendidikan:Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana. Mujiman, Haris. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (2004). Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Amtu, Onisimus. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan implementasi. Bandung:

Lebih terperinci

POLA KERJA TERPADU DAN PENTAHAPANNYA

POLA KERJA TERPADU DAN PENTAHAPANNYA POLA KERJA TERPADU DAN PENTAHAPANNYA A. PENGERTIAN Pola Kerja Terpadu adalah suatu alat kerja berupa perencanaan yang operasional untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan secara bersama antara stakeholders

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan 169 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengembangan program pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan program pelatihan berporos pada

Lebih terperinci

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendidikan adalah membangun kemampuan orang untuk menggunakan pengetahuannya. Whitehead (Abdullah, 2006) menegaskan hal ini dengan menyatakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut

Lebih terperinci

ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN METODE MCUA DAN DIAGRAM HOW- HOW

ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN METODE MCUA DAN DIAGRAM HOW- HOW ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN METODE MCUA DAN DIAGRAM HOW- HOW Disusun Oleh: Kelompok 3 Alifia Ardyara 25010113130261 Jihan Annisa 25010113140262 Yustina Hartiana Limasale 25010113140263 Tiara Tidy 25010113140264

Lebih terperinci

Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Abstrak

Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Abstrak PERAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN UNTUK MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KEUANGAN UNTUK MENJADI PENGGERAK UTAMA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA YANG INKLUSIF DI ABAD KE-21 Oleh: Suradi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecakapan berpikir merupakan landasan pokok yang harus dimiliki siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingakat III. 2. Mata Diklat : Merancang Proyek Perubahan 3. Alokasi Waktu : 39 Jp @ 45 = 1755 4. Deskripsi Singkat : Mata Diklat

Lebih terperinci

Pelatihan Joyfull learning pada Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013, Adaptasi dari modul 2 USAID prioritas

Pelatihan Joyfull learning pada Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013, Adaptasi dari modul 2 USAID prioritas PPM FIP Universitas Negeri Yogyakarta 2014 Pelatihan Joyfull learning pada Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013, Adaptasi dari modul 2 USAID prioritas Rahayu Condro Murti, Supartinah, dan

Lebih terperinci

UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EFFORT OF MATERNA L MORTALITY DECREASE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT APPROACH

UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EFFORT OF MATERNA L MORTALITY DECREASE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT APPROACH UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EFFORT OF MATERNA L MORTALITY DECREASE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT APPROACH Juni Dwi Kurnia Santi 1, Azizatul Hamidiyah 2 1 Dinas

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.968, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Metode E-Learning. DIKLAT. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian serta penjelasan pada setiap tahapannya. Secara detail penjelasan untuk setiap tahapan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) Wening Rahayuningtyas, Sriyanto *) Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih Analisa Tujuan Pembelajaran dan untuk Pelatih Kompetensi Tujuan Pembelajaran Indikator Materi Belajar 1. Memahami konsep dasar dan Vulnerability and Capacity Assessment () atau asesmen kerentanan dan kapasitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI

Lebih terperinci

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) A. Pengertian Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA LAN SASARAN Meningkatnya

Lebih terperinci

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN a. Kecacatan produk di CV. Resna Offset Surakarta secara umum dibedakan menjadi cacat meleset, warna belum rata, cacat kotor, salah ukuran kertas, dan Paper Jam.

Lebih terperinci

Format Proposal Tugas Akhir

Format Proposal Tugas Akhir PENDAHULUAN Proposal Tugas Akhir (selanjutnya disebut sebagai proposal) merupakan usulan yang berisi gambaran umum yang bisa dijadikan sebagai kontrak untuk menyusun Tugas Akhir. Dalam menyusun proposal,

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015 KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan

Lebih terperinci

BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI. Jakarta, 8 Juli 2011

BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI. Jakarta, 8 Juli 2011 BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI Jakarta, 8 Juli 2011 PEMBENTUKAN BKF Latar Belakang 1. Pemisahan fungsi perumusan kebijakan dengan fungsi pelaksanaan kebijakan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut

Lebih terperinci

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA R.I. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

KEMENTERIAN AGAMA R.I. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEMENTERIAN AGAMA R.I. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pelatihan Kode Mata Kuliah/SKS : PSI-415/3 SKS Semester : VII/Genap SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pertemuan ke : 1 Pokok Bahasan : Pelatihan & Pengembangan Sub Pokok Bahasan : Pengantar

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...4 1. Kompetensi Umum...4

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG Oleh Kurniawan Ade Eka Saputra Email : kurniawan.ade155@yahoo.co.id

Lebih terperinci

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari EVALUASI PELATIHAN Oleh : Sudiharto *) Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan keyakinan dan model yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS

PENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS PENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS TUGAS TUGAS OJL CALON KEPALA SEKOLAH Tugas OJL calon kepala sekolah terdiri dari 5 jenis, yakni: a) Rencana Tindakan kepemimpinan

Lebih terperinci

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA DIVISI CETAK KORAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN USE-PDSA DI PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA DIVISI CETAK KORAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN USE-PDSA DI PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG E.3. Upaya peningkatan kualitas pada divisi cetak koran... (Diana P. Sari, dkk.) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA DIVISI CETAK KORAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN USE-PDSA DI PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG Diana Puspita

Lebih terperinci

Panduan Tesis Studi Kasus Problem Solving

Panduan Tesis Studi Kasus Problem Solving Panduan Tesis Studi Kasus Problem Solving Studi kasus mengkaji fenomena kontemporer dalam konteks riil; dimana batasan antara fenomena dan konteks tidak jelas; dan dimana beberapa sumber bukti dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

Badan Diklat DIY

Badan Diklat DIY Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingakat IV 2. Mata Diklat : Penjelasan Proyek 3. Alokasi Waktu : 3 Jp @ 45 menit

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI Anang Widhi Nirwansyah 1, Agung Nugroho 2 1 Laboratorium Geologi dan Penginderaan Jauh FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di dasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan mata

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian terhadap perancangan job description peneliti melakukan beberapa tinjuan pustaka yang selama ini telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH Eko Nurmianto Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya, Email : nurmi@sby.centrin.net.id

Lebih terperinci

VISUALISASI POHON RENTANG MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL DAN PRIM

VISUALISASI POHON RENTANG MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL DAN PRIM VISUALISASI POHON RENTANG MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL DAN PRIM Imam Husni Al Amin Program Studi Teknik Informatika Universitas Stikubank, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Pakimam.husni@gmail.com

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III

Lebih terperinci

9. K omunikasi Bukti Bukti Secara Visual

9. K omunikasi Bukti Bukti Secara Visual 9. Komunikasi Bukti Bukti Secara 9. Komunikasi Bukti Bukti Secara Visual Pembaca akan menilai kualitas dari penelitian anda berdasarkan pentingnya klaim anda dan kekuatan dari argumen anda Sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam

BAB I PENDAHULUAN. berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputer yang berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam memecahkan suatu permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah yang akan diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global

Lebih terperinci