MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH
|
|
- Susanti Makmur
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian keempat dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Bahasan yang akan diuraikan masih berhubungan dengan alat untuk memvisualisasikan suatu masalah atau persoalan. Alat tersebut adalah Problem Tree Analysis (Analisis Pohon Masalah). Banyak istilah yang digunakan oleh para penulis untuk alat analisis ini. Scarvada, dkk (2004) mengistilahkan dengan nama issues tree. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah systematic diagram atau tree diagram, sedangkan Duffy, dkk. (2012) menggunakan istilah tree diagrams. Pembahasan analisis pohon masalah dalam tulisan ini terdiri dari tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah, Pengertian Analisis Pohon Masalah. Kedua, Manfaat Analisis Pohon Masalah. Ketiga, langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah. Pengertian Analisis Pohon Masalah Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon masalah. Miller (2004) dalam Scarvada (2004) menggunakan istilah issues trees. Lebih lanjut, Miller menyatakan issues trees merupakan pendekatan yang membantu merinci suatu masalah ke dalam komponen-komponen penyebab utama dalam rangka menciptakan rencana kerja proyek. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah tree diagram dan menyatakan diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Lebih lanjut, Modul Pola kerja Terpadu menguraikan pohon masalah sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi 1 Penulis adalah Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan SDM, BPPK, Magelang 1
2 semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa poin penting mengenai pengertian analisis pohon masalah: 1. Analisis pohon masalah merupakan suatu alat atau teknik atau pendekatan untuk mengidentifikasi dan menganalis masalah. 2. Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. 3. Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada tahap perencanaan. Manfaat Analisis Pohon Masalah Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah, analisis pohon masalah mempunyai banyak kegunaan. Alat analisis ini membantu untuk mengilustrasikan korelasi antara masalah, penyebab masalah, dan akibat dari masalah dalam suatu hirarki faktor-faktor yang berhubungan. Analisis ini digunakan untuk menghubungkan berbagai isu atau faktor yang berkontribusi pada masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah organisasi tersebut. Duffy, dkk. (2012) menyatakan tree diagram merupakan suatu alat generik yang dapat diadaptasikan untuk berbagai maksud yang luas diantaranya: Mengembangkan langkah-langkah logis untuk mencapai hasil yang spesifik. Melakukan analisis five whys dalam mengeksplorasi penyebab. Mengkomunikasikan untuk mendorong keterlibatan dalam pengembangan hasil yang didukung bersama. Menggali pada level yang lebih rinci suatu alur proses. Menggambarkan secara grafik suatu perkembangan hirarkis, seperti silsilah atau skema klasifikasi. Berdasarkan uraian di atas, beberapa manfaat dari penggunaan analisis pohon masalah adalah: 1. Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan persoalan utama atau masalah prioritas organisasi. 2
3 2. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya mengapa sampai lima level atau tingkat. 3. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya. 4. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik. 5. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama yang ada. Langkah-langkah dalam Penyusunan Pohon Masalah Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format penyusunan pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini: level Masalah Utama level level Gambar 1. Pohon Masalah Model Pertama 3
4 Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada titik sentral atau di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke bawah) dan akibat dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke atas). Format penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut ini: kedua ketiga Masalah Utama Sebab level level level Gambar 2. Pohon Masalah Model Kedua Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua. Langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Langkah dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas informasi yang tersedia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat, 4
5 dan lain-lain. Contoh perumusan masalah utama pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah rendahnya mutu lulusan diklat. Masalah utama ini kita tempatkan pada bagian tengah dari gambar. Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab 2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada poin 1 di atas. Misalnya akibat dari rendahnya mutu lulusan diklat adalah instansi pengguna tidak puas dengan lulusan diklat yang dihasilkan dan kinerja lulusan diklat di tempat kerja tidak meningkat. Hubungan antara masalah dengan akibat ini dapat digambarkan sebagai berikut: Instansi Pengguna tidak puas Kinerja lulusan tidak meningkat Rendahnya mutu lulusan diklat 3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama. pada tahap ini kita namakan penyebab level. Misalnya penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah kompetensi pengajar kurang, kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat (laboratorium, komputer, peralatan kelas) yang rusak. Hubungan antara 5
6 masalah utama dengan penyebab level dapat digambarkan sebagai berikut: Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab Kurangnya kompetensi pengajar Kurangnya kualitas kurikulum Banyaknya sarana rusak 4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level. dari munculnya penyebab level ini kita namakan penyebab. Contoh analisis penyebab adalah sebagai berikut: a. kurangnya kompetensi pengajar adalah pengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan kurangnya pengalaman pengajar. Hubungan antara kurangnya kompetensi pengajar dengan penyebab level kedua dapat kita gambarkan sebagai berikut: Kurangnya kompetensi pengajar Latar belakang pendidikan tidak sesuai Kurangnya pengalaman b. kurangnya kualitas kurikulum diklat adalah tidak dilakukannya training needs analysis (TNA) atas diklat dimaksud. Hubungan antara kurangnya kualitas kurikulum dan penyebab dapat digambarkan sebagai berikut: 6
7 Kurangnya kualitas kurikulum diklat Tidak dilakukannya TNA c. banyaknya sarana diklat yang rusak adalah kurang baiknya pemeliharaan sarana diklat dan tidak adanya dana penggantian sarana diklat yang baru. Hubungan antara banyaknya sarana diklat yang rusak dan penyebab nya dapat digambarkan sebagai berikut: Banyaknya sarana diklat yang rusak Kurangnya pemeliharaan Tidak adanya dana penggantian sarana 5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab. Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini, penulis batasi hanya sampai dengan penyebab. 6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan. Berdasarkan langkah sampai dengan kelima, pohon masalah secara keseluruhan dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut: 7
8 Instansi Pengguna tidak puas Kinerja lulusan tidak meningkat Rendahnya mutu lulusan diklat Sebab Kurangnya kompetensi pengajar Kurangnya kualitas kurikulum Banyaknya sarana rusak Latar belakang pendidikan tidak sesuai Tidak dilakukannya TNA Tidak adanya dana penggantian sarana Kurangnya pengalaman Kurangnya pemeliharaan Gambar 3. Contoh Pohon Masalah Daftar Rujukan Duffy, Gace L., Scott A. Laman, Pradip Mehta, Goving Ramu, Natalia Scriabina, dan Keith Wagoner Beyond The Basics: Seven New Quality Tools Help Innovate, Communicate, and Plan. Asqqm.org/resourcesmodule/download_resource/id/881/. Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M. Hays, Arthur V. Hill A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on POM and 15 th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 May 3, Silverman, Steven N. dan Lori L. Silverman Using Total Quality Tools for Marketing Research: A Qualitative Approach for Collecting, Organizing, and Analyzing Verbal Response Data. 8
9 tools for marketing research.pdf., Modul Pola Kerja Terpadu. Lembaga Administrasi Negara. 9
TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS
TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Tulisan ini akan membahas teknik
Lebih terperinciMakalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011
Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011 Auli Fisty Noor Azizah 101111022 Jenius Setio Insanno 101111035 Ayu Tyas Purnamasari 101111044 Aderia Putri Prasanti 101111057
Lebih terperinciAnalisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi
Petunjuk Sitasi: Ardine, N., Lukodono, R. P., & Ardianwiliandri, R. (217). Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi. Prosiding SNTI dan SATELIT 217 (pp. D118-124). Malang:
Lebih terperinciTEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN MENENTUKAN MASALAH PRIORITAS
TEKNIK ANALISIS PERMASALAHAN MENENTUKAN MASALAH PRIORITAS Oleh: Hindri Asmoko 1 Suatu hari di Kantor Pajak Kota Impian, Negeri Antah Berantah temenunglah Pak Ali di ruang kerjanya. Beliau adalah Kepala
Lebih terperinciPERENCANAAN RUJUKAN TERENCANA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU SYSTEMATIC DELIVERY PLANNING AS DECREASING MATERNAL MORTALITY EFFORTS
PERENCANAAN RUJUKAN TERENCANA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU SYSTEMATIC DELIVERY PLANNING AS DECREASING MATERNAL MORTALITY EFFORTS Rindha Mareta Kusumawati Universitas Widyagama Samarinda, Kalimantan
Lebih terperinciPeningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X
Peningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X Ruth Yolanda Patricia Cahyono 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is an international manufacturing company. In October
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Little Step Dengan Studi Kasus Pembelajaran Materi Linear Programming Metode Grafik
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 9 No 1, April 2013, pp 75-89 Penerapan Model Pembelajaran Little Step Dengan Studi Kasus Pembelajaran Materi Linear Programming Metode Grafik Vina Anggraeni,
Lebih terperinciPANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015
PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diklat kepemimpinan merupakan pendidikan dan pelatihan yang dirancang
Lebih terperinciTQM MENGGUNAKAN SIKLUS DEMING DENGAN METODE KONTRAKTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA
TQM MENGGUNAKAN SIKLUS DEMING DENGAN METODE KONTRAKTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA Hanifah Kusumawati Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga hanifahkusumawati00@gmail.com Abstrack:
Lebih terperinciCheck List Kesiapan Thesis/Skripsi. No Bagian Deskripsi Checklist Plagiarisme Berikan screen shoot hasil checking aplikasi
Check List Kesiapan Thesis/Skripsi PASTIKA SEBELUM MENGHADAP KE DOSEN PEMBIMBING SUDAH MENGECEK DAFTAR DIBAWAH INI No Bagian Deskripsi Checklist Plagiarisme Berikan screen shoot hasil checking aplikasi
Lebih terperinci2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality
Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN SEBELUMNYA Jabnoun (2002) menyatakan bahwa Quality Assurance dan Total Quality Management memiliki fokus yang berbeda. Quality Assurance mementingkan pendekatan sistemik
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone
TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone disusun oleh : Kelompok 2 D 2013 / Kamis 9.30-12.00 Indira
Lebih terperinciDiklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor
Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinci3.1 Persiapan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Gaspersz, Vincent, All-in-one Integrated Total Quality Talent Management. Jakarta, Penerbit: Tri-Al-Bros Publishing.
DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving Panduan bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta:Penerbit Vinchristo Publication. Gaspersz, Vincent, 2013. All-in-one
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap pembuatan kesimpulan.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH. Oleh : Nur Aini
PENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH Oleh : Nur Aini Abstrak Penulisan Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman metode Inquiri dalam proses pembelajaran mata diklat materi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN DECISION MAKING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DECISION MAKING Oleh: Hindri Asmoko 1 Decision making (pengambilan keputusan) merupakan suatu hal yang sudah biasa kita lakukan dalam kehidupan ini. Setiap hari kita melakukan proses
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana
Lebih terperinciSeminar Nasional Hasil Penelitian 2017, ISBN :
Perancangan Model Fault Tree Analysis dan Task Tree Diagram untuk Menilai dan Mengendalikan Kinerja Bisnis Industri Agro Sale Pisang di Kabupaten Banyuwangi Dewi Kurniawati #1, Luluk Cahyo Wiyono *2, Taufik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.
Lebih terperinciPERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE
PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE Oleh : KELOMPOK VI 1. PIPID ARIWIBOWO 101111296 2. SHEILA SACHAVANIA 101111304 3. MEGA AYU BUDI A.R 101111328 4. ANGGRAENI 101111330
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan,
Lebih terperinciBAB III MODEL POHON KEPUTUSAN. Pohon keputusan merupakan metode klasfikasi dan prediksi yang sangat
BAB III MODEL POHON KEPUTUSAN 3.1 Pohon Keputusan (Decision Tree) 3.1.1 Pengertian Pohon keputusan merupakan metode klasfikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal. Metode pohon keputusan mengubah
Lebih terperinciDIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN
DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN Oleh: Hindri Asmoko 1 Kepemimpinan di sektor publik utamanya pada pemerintahan merupakan suatu hal yang krusial. Keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENILAIAN BAKAT SISWA MENGGUNAKAN METODE ISHIKAWA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENILAIAN BAKAT SISWA MENGGUNAKAN METODE ISHIKAWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs. Oleh : Nur Aini
PENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs Oleh : Nur Aini Abstrak Penulisan Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman metode Inquiri dalam proses
Lebih terperinciMEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT
MEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT 1. Latar Belakang Sejak tahun 2011 Bappenas bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) merancang kegiatan Technical Assistance ( TA )
Lebih terperinciPERAN DIGITAL MARKETING DALAM EKSISTENSI BISNIS KULINER SEBLAK JELETET MURNI
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 133-144 ISSN 2527-7502 PERAN DIGITAL MARKETING DALAM EKSISTENSI BISNIS KULINER SEBLAK JELETET MURNI Nadya Fakultas Teknologi dan Desain Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 PROGRAM KEAHLIAN: SENI MUSIK NON KLASIK (DRUM)
BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN PROGRAM KEAHLIAN: (DRUM) BAGIAN II Halaman i DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penanganan masalah quality control yang dialami pada PT. Krama Yudha Ratu Motor dan membutuhkan penyelesaian
Lebih terperinciPanduan Modul Manajemen Rumah Sakit
Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru 2015 Topic Tree Pengantar Manajemen Rumah Sakit Patient Safety dan Hospital
Lebih terperinciLampiran 1 Pertanyaan Kuesioner
L1 Lampiran 1 Pertanyaan Kuesioner Kepada, Adik-adik kelas V SD Ipeka Tomang Di tempat Dengan Hormat, Kami adalah kakak mahasiswa Bina Nusantara yang sedang menjalankan tugas akhir sebagai syarat untuk
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Seven steps sebagai metode continuous improvement yang diimplementasikan pada CV. Cocoon Asia untuk perbaikan pengendalian kualitas pada produk furniture adalah
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA
LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA Cipayung, 8 s.d 23 Juni 2016 Oleh: Arsita Putri Winanda LAPORAN HASIL KEIKUTSERTAAN DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA Cipayung, 8 s.d 23 Juni
Lebih terperinciMENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2018 ISSN 2085-4218 MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN Endra Yuafanedi Arifianto 1), Dwi Hadi
Lebih terperinciMuhaimin. et al. (2011). Manajemen Pendidikan:Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana. Mujiman, Haris.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (2004). Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Amtu, Onisimus. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan implementasi. Bandung:
Lebih terperinciPOLA KERJA TERPADU DAN PENTAHAPANNYA
POLA KERJA TERPADU DAN PENTAHAPANNYA A. PENGERTIAN Pola Kerja Terpadu adalah suatu alat kerja berupa perencanaan yang operasional untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan secara bersama antara stakeholders
Lebih terperinciNama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian
PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan
169 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengembangan program pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan program pelatihan berporos pada
Lebih terperinci2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN
5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendidikan adalah membangun kemampuan orang untuk menggunakan pengetahuannya. Whitehead (Abdullah, 2006) menegaskan hal ini dengan menyatakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPALA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut
Lebih terperinciISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN METODE MCUA DAN DIAGRAM HOW- HOW
ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN METODE MCUA DAN DIAGRAM HOW- HOW Disusun Oleh: Kelompok 3 Alifia Ardyara 25010113130261 Jihan Annisa 25010113140262 Yustina Hartiana Limasale 25010113140263 Tiara Tidy 25010113140264
Lebih terperinciOleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Abstrak
PERAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN UNTUK MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KEUANGAN UNTUK MENJADI PENGGERAK UTAMA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA YANG INKLUSIF DI ABAD KE-21 Oleh: Suradi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecakapan berpikir merupakan landasan pokok yang harus dimiliki siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingakat III. 2. Mata Diklat : Merancang Proyek Perubahan 3. Alokasi Waktu : 39 Jp @ 45 = 1755 4. Deskripsi Singkat : Mata Diklat
Lebih terperinciPelatihan Joyfull learning pada Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013, Adaptasi dari modul 2 USAID prioritas
PPM FIP Universitas Negeri Yogyakarta 2014 Pelatihan Joyfull learning pada Pembelajaran Tematik Integratif dalam Kurikulum 2013, Adaptasi dari modul 2 USAID prioritas Rahayu Condro Murti, Supartinah, dan
Lebih terperinciUPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EFFORT OF MATERNA L MORTALITY DECREASE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT APPROACH
UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EFFORT OF MATERNA L MORTALITY DECREASE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT APPROACH Juni Dwi Kurnia Santi 1, Azizatul Hamidiyah 2 1 Dinas
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.968, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Metode E-Learning. DIKLAT. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciMODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific
MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian serta penjelasan pada setiap tahapannya. Secara detail penjelasan untuk setiap tahapan penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) Wening Rahayuningtyas, Sriyanto *) Departemen Teknik Industri,
Lebih terperinciAnalisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih
Analisa Tujuan Pembelajaran dan untuk Pelatih Kompetensi Tujuan Pembelajaran Indikator Materi Belajar 1. Memahami konsep dasar dan Vulnerability and Capacity Assessment () atau asesmen kerentanan dan kapasitas
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI
Lebih terperinciPANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang
PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) A. Pengertian Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA LAN SASARAN Meningkatnya
Lebih terperinciDESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN a. Kecacatan produk di CV. Resna Offset Surakarta secara umum dibedakan menjadi cacat meleset, warna belum rata, cacat kotor, salah ukuran kertas, dan Paper Jam.
Lebih terperinciFormat Proposal Tugas Akhir
PENDAHULUAN Proposal Tugas Akhir (selanjutnya disebut sebagai proposal) merupakan usulan yang berisi gambaran umum yang bisa dijadikan sebagai kontrak untuk menyusun Tugas Akhir. Dalam menyusun proposal,
Lebih terperinciKURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015
KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan
Lebih terperinciBADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI. Jakarta, 8 Juli 2011
BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI Jakarta, 8 Juli 2011 PEMBENTUKAN BKF Latar Belakang 1. Pemisahan fungsi perumusan kebijakan dengan fungsi pelaksanaan kebijakan di lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut
Lebih terperinciBENCHMARKING KE BEST PRACTICE
BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA R.I. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN AGAMA R.I. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website:
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Mata Kuliah : Pelatihan Kode Mata Kuliah/SKS : PSI-415/3 SKS Semester : VII/Genap SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pertemuan ke : 1 Pokok Bahasan : Pelatihan & Pengembangan Sub Pokok Bahasan : Pengantar
Lebih terperinciSistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan
Lebih terperinciKURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...4 1. Kompetensi Umum...4
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG Oleh Kurniawan Ade Eka Saputra Email : kurniawan.ade155@yahoo.co.id
Lebih terperinciEVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari
EVALUASI PELATIHAN Oleh : Sudiharto *) Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan keyakinan dan model yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi
Lebih terperinciPENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS
PENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS TUGAS TUGAS OJL CALON KEPALA SEKOLAH Tugas OJL calon kepala sekolah terdiri dari 5 jenis, yakni: a) Rencana Tindakan kepemimpinan
Lebih terperinciDiklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA DIVISI CETAK KORAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN USE-PDSA DI PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG
E.3. Upaya peningkatan kualitas pada divisi cetak koran... (Diana P. Sari, dkk.) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA DIVISI CETAK KORAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN USE-PDSA DI PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG Diana Puspita
Lebih terperinciPanduan Tesis Studi Kasus Problem Solving
Panduan Tesis Studi Kasus Problem Solving Studi kasus mengkaji fenomena kontemporer dalam konteks riil; dimana batasan antara fenomena dan konteks tidak jelas; dan dimana beberapa sumber bukti dapat digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat
Lebih terperinciBadan Diklat DIY
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingakat IV 2. Mata Diklat : Penjelasan Proyek 3. Alokasi Waktu : 3 Jp @ 45 menit
Lebih terperinciAECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,
AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI Anang Widhi Nirwansyah 1, Agung Nugroho 2 1 Laboratorium Geologi dan Penginderaan Jauh FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di dasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan mata
Lebih terperinciKPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)
KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian terhadap perancangan job description peneliti melakukan beberapa tinjuan pustaka yang selama ini telah dilakukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH
PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH Eko Nurmianto Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya, Email : nurmi@sby.centrin.net.id
Lebih terperinciVISUALISASI POHON RENTANG MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL DAN PRIM
VISUALISASI POHON RENTANG MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL DAN PRIM Imam Husni Al Amin Program Studi Teknik Informatika Universitas Stikubank, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Pakimam.husni@gmail.com
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III
Lebih terperinci9. K omunikasi Bukti Bukti Secara Visual
9. Komunikasi Bukti Bukti Secara 9. Komunikasi Bukti Bukti Secara Visual Pembaca akan menilai kualitas dari penelitian anda berdasarkan pentingnya klaim anda dan kekuatan dari argumen anda Sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputer yang berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam memecahkan suatu permasalahan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah yang akan diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global
Lebih terperinci