PENGARUH INTERNAL CONTROL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENETAPAN AUDIT FEE. Santika Hita Prastika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH INTERNAL CONTROL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENETAPAN AUDIT FEE. Santika Hita Prastika"

Transkripsi

1 PENGARUH INTERNAL CONTROL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENETAPAN AUDIT FEE Santika Hita Prastika Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh internal control dan good corporate governance terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Surabaya dan Malang. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 51 responden dari 14 Kantor Akuntan Publik di Surabaya dan Malang. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa internal control berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan audit fee, dan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan audit fee. Hal ini dapat dilihat dari komponen dalam internal control yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Serta dengan good corporate governance yang kuat akan cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penetapan audit fee. Kata Kunci : internal control, good corporate governance, audit fee. ABSTRACT This research aims to analyze the effect of internal control and good corporate governance on audit fees. Respondents of this research areauditors who work in public accounting firms insurabaya and Malang. Based on a purposive sampling method, the total sample of this research is51 respondents of 14 public accounting firms in Surabaya and Malang.The hypotheses are testedusing the multiple regression analysis.the results of this research indicate that internal control and good corporate governance positively and significantly affect audit fees.it can be seen from the internal control components which are very important and helpful for external auditors to gain an understanding and develop the overall audit program that eventually became a consideration in the determination of audit fee. Strong corporate governance will tend to demandhigher quality of audit services to protect company brand name. Obviously with the demands of high quality audits will lead to an increased audit fee. Keywords : internal control, good corporate governance,audit fees.

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai audit fee di Indonesia merupakan suatu hal yang menarik. Audit fee merupakan salah satu faktor yang memotivasi seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya, (Wanous et. al 1983 dalam Hanifah 2013). Masalah fee adalah suatu hal yang dilematis karena auditor mendapat fee dari perusahaan klien yang diaudit, dimana disatu sisi auditor harus mempertahankan independensinya dalam memberikan opini, disisi lain auditor juga memperoleh imbalan dari klien atas pekerjaan yang dilakukannya, Tuanakotta (2011:206). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan surat keputusan No KEP.0241/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 yang berisi mengenai kebijakan penentuan fee audit, pada bagian lampiran 1 dijelaskan bahwa panduan itu dikeluarkan berlaku bagi seluruh anggota IAPI yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar atas jasa profesional yang diberikannya. Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik disebutkan bahwa fakta terjadinya jumlah imbalan jasa professional yang diusulkan oleh praktisi yang satu lebih rendah dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa professional yang diusulkan. Hal itu tentu saja akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi para akuntan publik. Sampai saat ini belum ada standar yang mengatur besarnya audit fee yang harus diterima auditor dari klien atas jasa audit yang diberikan. Surat keputusan yang dikeluarkan oleh IAPI hanya sebagai panduan untuk menetapkan imbalan jasa secara wajar. Kondisi tersebut memberikan indikasi bahwa masih ada penetapan audit fee yang dilakukan secara subyektif, artinya ditentukan oleh salah satu atau atas dasar kekuatan tawar menawar antara auditor dan klien dalam situasi persaingan sesama akuntan publik. Peran sistem internal control adalah untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Hal tersebut merupakan bagian dari implementasi Good Corporate Governance (Kawedar 2010:2). Good corporate governance (GCG) bukan merupakan pola baru atau merupakan sebuah inovasi, tetapi merupakan suatu pertanggungjawaban kepada publik mengenai perkembangan yang ada. Konsep GCG ini mempunyai maksud tata kelola organisasi atau pemerintahan yang baik, ditinjau dari konsep tersebut maka GCG mencakup tidak hanya diterapkan pada sektor pemerintah saja tetapi juga pada sektor swasta, yang jelas tuntutan untuk transparan dan akuntabel diperlukan dalam konsep ini (Astuti 2010:1). 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti-bukti empiris guna menguji: 1. Pengaruh internal control terhadap penetapan audit fee 2. Pengaruh good corporate governance terhadap penetapan audit fee 3. Pengaruh internal control dan good corporate governance secara simultan terhadap penetapan audit fee 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah Internal control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee? 2. Apakah good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee?

3 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Kantor Akuntan Publik, memberikan kontribusi pemikiran yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk penetapan audit fee terhadap jasa-jasa audit yang diberikan kepada auditee. 2. Bagi Auditee, memberikan manfaat dalam penetapan audit fee yang dibayarkan kepada Kantor Akuntan Publik, serta pengaruh dari internal control dan good corporate governance terhadap penetapan audit fee. 3. Bagi Akademisi dan pihak lain, memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya auditing, dan sebagai referensi untuk dijadikan bahan dalam penelitian berikutnya. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Internal Control The Committe of Sponsoring Organizations Of The Treadway Commisision (COSO) menjelaskan rerangka pengendalian yang dapat memperkuat pengendalian internal dalam perusahaan yang terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yaitu: a. Lingkungan pengendalian Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. b. Penafsiran Resiko Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis c. Komunikasi dan Informasi Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi kontrol internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola operasinya. d. Aktivitas Pengendalian Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan. e. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja internal control sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan

4 pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau idang yang memerlukan perbaikan. 2.2 Penetapan Audit Fee Audit Fee adalah imbal jasa yang dibebankan oleh suatu Kantor Akuntan Publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik. Fee audit merupakan salah satu faktor yang memotivasi seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya, (Wanous et. al 1983 dalam Hanifah 2013). Surat Keputusan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008: a. Besaran Fee Audit fee adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah mendapatkan jasa audit dari sebuah KAP. Audit fee merupakan hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan. Besarnya fee dapat bervariasi tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. b. Fee Kontinjen Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi. Agoes (2012 :46). 2.3 Good Corporate Governance Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan Good Corporate Governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu, diterapkannya Good Corporate Governance bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Adapun prinsip prinsip utama dari Good Corporate Governance, yaitu: a. Transparansi Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Transparansi mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan. Prinsip transparansi diharapkan dapat membantu stakeholders dalam menilai risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan serta meminimalisasi adanya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak dalam manajemen undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif.

5 b. Akuntanbilitas Prinsip akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan komisaris. Beberapa bentuk implementasi dari prinsip accountability adalah adanya praktek audit internal yang efektif serta kejelasan fungsi, hak, dan kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan Statement of Corporate Intent (target pencapaian perusahaan di masa depan). Apabila prinsip accountability diterapkan secara efektif, maka ada kejelasan fungsi, hak kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi. c. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Pedoman pelaksanaannya antara lain: 1) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain. 2) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. d. Kewajaran dan Kesetaraan Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hakhak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor lainnya. Praktik kewajaran juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak Prinsip fairness diharapkan untuk membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan hati-hati (prudent) sehingga terdapat perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Penegakan prinsip fairness mensyaratkan adanya peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif. e. Pertanggungjawaban Responsibilty diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung masyarakat. 2.4 Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Internal Control dengan Audit Fee Banyak faktor yang mempengaruhi pertimbangan audit fee, salah satu di antaranya adalah dengan adanya pengendalian internal. Pengendalian internal merupakan suatu proses dari aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari proses manajemen meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan

6 pengendalian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2011), Keane (2011), Mitra (2009), dan Hay et al., (2008) yang yang mengatakan ada hubungan signifikan positif antara komponen pengendalian internal terhadap penetapan fee audit eksternal. Hubungan antara fungsi audit internal yang meningkatkan pengendalian dalam perusahaan dan auditor eksternal adalah dalam kaitannya untuk memperkuat pengendalian operasi lingkungan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Goodwin stewart (2006) yang menyatakan bahwa entitas hubungan adanya pengendalian internal dan tugas audit eksternal adalah saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan. Pandangan ini konsisten dengan peran yang lebih luas dari audit internal, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang dari yang awalnya hanya berfokus pada pengawasan menjadi lebih luas menyangkut manajemen risiko. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 1 : Internal control berpengaruh positif terhadap pertimbangan audit fee 2. Good Corporate Governance dengan Audit Fee Good corporate governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Dalam struktur corporate governance dalam penelitian ini mencakup dewan komisaris dan komite audit, yaitu sebagai wakil dari pemegang saham yang mempunyai kekuasaan kuat untuk mencegah dan mendeteksi perilaku oportunistik manajemen dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian struktur governance yang baik cenderung akan mengurangi dan mengontrol resiko sehingga mengarah kepada fee audit eksternal yang rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahab et al. (2011) menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee, dikarenakan tata kelola perusahaan yang kuat akan mengarah ke permintaan kualitas jasa audit yang lebih tinggi, dan menarik resiko audit yang lebih tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Boo dan Sharma (2008) yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh negatif terhadap audit fee karena perusahaan berskala besar cenderung memiliki corporate governance yang baik dan tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari auditor eskternal sebab perusahaan telah diawasi berbagai regulator dan juga dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik dan kuat, perusahaan juga cenderung tidak mau atau merasa tidak perlu membayar lebih kepada auditor eksternal dan lebih mementingkan keuntungan bagi perusahaannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 2 : Good corporate governance berpengaruh positif terhadap pertimbangan audit fee 3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu internal control (lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi dan pemantauan). Serta Good corporate governance (transparansi, akuntabilitas, independensi, kewajaran dan pertanggung jawaban) terhadap variabel dependen yaitu penetapan audit fee. Ruang lingkup dalam penelitian ini berkaitan dengan persepsi akuntan publik mengenai internal control, good corporate governance dan penetapan audit fee. Dengan menggunakan objek

7 penelitian di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Kota Surabaya dan Malang. 3.2 Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam memperoleh data data pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer yang telah diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada para responden. Pengumpulan data ini dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan mendatangi KAP dan menyerahkan kuesioner kepada staf KAP untuk diserahkan kepada sasaran responden penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian untuk pembobotan item kuisioner adalah menggunakan skala Likert 5 poin. 4. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Uji Hipotesis Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji parsial bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dari hasil output uji t yang telah diolah pada tabel 4.6 diatas, nilai signifikansi variabel internal control sebesar 0,009 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel internal control secara parsial berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee. Hasil Uji H 1 : Internal control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Nilai signifikansi variabel good corporate governance sebesar 0,000 yang juga berarti lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel good corporate governance secara parsial berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee. Hasil Uji H 2 : Good corporate governance berpengaruh terhadap penetapan audit fee. 4.2 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent. Dari hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.6 nilai adjusted R 2 sebesar 0,523. Hal ini menandakan bahwa variabel internal control dan good corporate governance dapat menjelaskan variabel penetapan audit fee sebesar 52%, sehingga sisanya yaitu sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini berarti persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam persamaan regresi tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup kuat yaitu sebesar 52%.Hasil output uji koefisien determinasi dapat dilihat pada lampiran. 4.3 Pembahasan Internal Control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa variabel X 1 yaitu internal control berpengaruh secara signifikan positif terhadap penetapan audit fee. Ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013), Herawaty (2012) yang menyatakan bahwa pengendalian internal memiliki pengaruh terhadap penetapan audit fee, serta Keane (2012) yang memperlihatkan hasil bahwa internal control berpengaruh signifikan positif terhadap audit fee. Hasil penelitian ini juga sependapat dengan penelitian

8 sebelumnya yang dilakukan oleh Singh dan Newby (2010) dan Hay et al (2010) yang mengatakan ada hubungan signifikan positif antara komponen internal control terhadap penetapan fee audit eksternal. Hubungan antara fungsi audit internal yang meningkatkan control dalam perusahaan dan auditor eksternal adalah dalam kaitannya untuk memperkuat control operasi lingkungan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Goodwin stewart (2006) yang menyatakan bahwa entitas menganggap hubungan adanya internal control dan tugas audit eksternal adalah saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan. Pandangan ini konsisten dengan peran yang lebih luas dari audit internal, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang dari yang awalnya hanya berfokus pada pengawasan menjadi lebih luas menyangkut manajemen risiko. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yang berarti adanya fungsi internal control dalam perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan positif dalam mempertimbangkan penetapan audit fee. Hal ini karena unsur-unsur yang terdapat dalam internal control yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, Informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian hingga pada tahap pemantauan, merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program atau prosedur audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Sebaliknya hasil penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian widiasari (2009) dan Meutia (2007) yang menunjukkan bahwa internal control yang ada dalam perusahaan tidak berpengaruh terhadap penetapan fee audit. Good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lestari (2013), Steward dan kent (2006) yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh signifikan positif terhadap penetapan fee audit, karena perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penentapan fee audit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahab et. al. (2011) pun menunjukkan hasil yang sama yaitu, bahwa tata kelola perusahaan yang kuat mengarah ke permintaan kualitas jasa audit yang lebih tinggi, menarik resiko audit yang lebih tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Untuk menyelidiki hubungan antara tata kelola perusahaan dan biaya audit pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan politik. Hal ini terjadi karena didalam good corporate governance terdapat pengimplementasian prinsip-prinsip yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan. Prinsip pertama yang terdapat dalam good corporate governance adalah transparansi, perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara transparan dan analisa manajemennya guna memperluas informasi dengan menerbitkannya melalui media elektronik (internet), maka perusahaan telah dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Sehingga dengan demikian para pihak yang berkepentingan dalam perusahaan akan menaruh kepercayaan lebih kepada perusahaan untuk mengelola investasi mereka. Prinsip akuntabilitas, dengan adanya pedoman kode etik dan tingkah laku misalnya, yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan, kemudian juga dengan adanya

9 rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan akan lebih meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat menghasilkan kualitas yang baik, dengan begitu perusahaan akan dituntut untuk menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen, sehingga berdampak pada penentuan audit fee. Prinsip selanjutnya adalah kemandirian atau independensi, sifat kemandirian ini dapat digambarkan seperti dengan menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis, serta menggunakan tenaga ahli untuk pekerjaan disegala bidang. Agar setiap pekerjaan dapat terkontrol dengan baik, dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat menguntungkan pemegang saham. Prinsip kewajaran dalam good corporate governance pun harus diperhatikan, sifat kewajaran ini dapat terlihat dengan memberikan perlakuan setara kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan konstribusi yang diberikan pada organisasi. Kemudian juga dengan disediakannya informasi keuangan pada pemangku kepentingan untuk menunjukkan perbandingan guna pengambilan keputusan, serta memberikan kesempatan bagi para pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan sehingga dapat memberikan masukan guna kepentingan organisasi. Prinsip terakhir dalam good corporate governance adalah petanggungjawaban, yaitu dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, kemudian juga menetapkan kebijakan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan bersikap professional dan mematuhi etika. Bila prinsip-prinsip tersebut telah dijalankan oleh perusahaan dengan baik, maka perusahaan telah berusaha menaikkan kualitas kerjanya untuk dapat memberikan keuntungan kepada para pemangku kepentingan. Sebaliknya penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Boo dan Sharma (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara GCG dan penetapan audit fee, karena perusahaan dengan corporate governance yang baik tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari auditor eksternal dikarenakan sudah ada pengawasan lebih dari berbagai regulator. 5.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Internal control berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi positif sebesar 0,009 dari hasil uji regresi berganda. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu Lestari (2013), Keane (2012), Herawaty (2012) yang menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan audit fee. Hal ini yang berarti komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, Informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian hingga pada tahap pemantauan, merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Sependapat dengan penelitian Goodwin-Stewart (2006) yang menyatakan hubungan adanya pengendalian internal dan audit eksternal adalah

10 saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan yang berarti adanya fungsi pengendalian internal dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dalam mempertimbangkan penetapan audit fee. 2. Good corporate governance berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Lestari (2013), Goodwin-Stewart (2006) bahwa penerapan GCG dalam perusahaan berpengaruh postif terhadap penetapan audit fee. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penetapan fee audit. Hal ini terjadi karena didalam good corporate governance terdapat pengimplementasian prinsip-prinsip yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan yaitu transparansi, akuntanbilitas, kemandirian (independensi), kewajaran dan pertanggungjawaban yang menandakan bahwa jika prinsip - prinsip tersebut terpenuhi maka perusahaan dapat dikatakan good corporate governance sehingga perusahaan akan mempertahankan kualitasnya yang akhirnya berdampak pada permintaan peningkatan kualitas audit. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pengembalian kuesioner kurang maksimal karena penyebaran kuesioner dilakukan pada masa sibuk KAP dan adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. 5.3 Saran-Saran 1. Bagi Kantor Akuntan Publik, agar semaksimal mungkin melakukan pemahaman mengenai kondisi dan karakteristik auditee, sehingga dapat memaksimalkan prosedur audit maupun mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan fee audit sehingga dapat penetapan fee audit yang sewajarnya. 2. Bagi Auditee, kelima komponen yang menjadi unsur internal control terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Internal control yang terjalin dengan aktifitas operasional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi). 3. Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal sebagai berikut: a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas lokasi sampel penelitian, bukan hanya di wilayah kota Malang dan Surabaya tetapi di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

11 b. Berdasarkan saran langsung dari beberapa responden, penelitian sebaiknya tidak dilakukan pada masa sibuk KAP, yaitu akhir tahun hingga pertengahan tahun, sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih maksimal dan mendapatkan hasil yang akurat. DAFTAR PUSTAKA Astuti, D. S. (April 2010). Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 8 No 1, Hal 1-9. COSO. (2013). Internal Control - Financial Reporting Integrated Framework. The Committe of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. Gay Simnett, G. &. (2007). Auditing and Assurance Service In Australia Fifth Edition. McGraw - Hill. Hanifah. (2013). The Influence Of Audit Fee, Professional Commitmentand Auditors Competency To Audit Quality. International Conference on Manangement. ISBN: Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hay, D. W. (2008). Evidence on the Impact of Internal Control and Corporate Governance on Audit Fees. International Journal of Auditing Volume 12 No 1. Hazmi, M. A. (2013). Pengaruh Struktur Governance dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Dipenonegoro Journal Of Accounting Volume 2 No. 2 ISSN: Herawaty, N. (2011). Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit terhadap Fee Audit (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora. Volume 13 No. 1 ISSN: IAPI. (2013). Daftar Kantor Akuntan Publik Wilayah Malang. Dipetik April 7, 2016, dari IAPI. (2013). Daftar Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya. Dipetik April 7, 2016, dari Indriantoro, N. B. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Keane, M. J. (2012). The effect of the type and number of internal control weaknesses and their remediation on audit fees. Review of Accounting and Finance Volume 11 No 4. Lestari, V. (2013). Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap Audit Fee. Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

12 Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Nugrahani, N. R. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penetapan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang Terdafatar di BEI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Nurani, M. F. (2007). Pengaruh Internal Control, Auditee Size, Auditee Complexity dan Resiko Audit Terhadap Penentuan Besarnya Audit Fee Yang Diterima Kantor Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Rapina, S. L. (2010). Pengaruh Independensi Eksternal Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada beberapa KAP di Bandung). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 2. Rikawati. (2012). Pengaruh Peer Review Dan Penerapan Standar Pengendalian Mutu Kap Terhadap Kinerja Auditor. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. Sarjono, J. (2013). SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Sawyer, D. (2009). Internal Auditing. The Institute of Internal Auditors. Jakarta: Salemba Empat. Simunic, D. A. (1980). The Pricing of Audit Service: Theory and Evidence. Journal of Accounting Research Vol 18 No 2 Spring pp Stewart, J. G. (2016). The Relation Between External Audit Fees, Audit Committee Characteristics and Internal Audit. Business Papers. School of Accountancy Queensland Univeristy & UQ Business School University of Queensland. Sukrisno, A. (2012). Auditing Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Tuanakotta, T. (2011). Berpikir Kritis Dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Wahab, E. A. (2011). Political connections, corporate governance and audit fees in Malaysia. Managerial Auditing Journal Vol. 26 No 5 PP

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, sangat diperlukan adanya komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya. Perekonomian masyarakat tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imbal jasa audit (fee audit) dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan. Besarnya fee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor eksternal yang berprofesi sebagai akuntan publik. Terkait dengan itu, bahwa laporan keuangan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang di laporkannya setiap tahun. Apabila posisi keuangan perusahaan tersebut terus stabil dan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga meningkat. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga meningkat. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan sebuah perusahaan tidak terlepas dari laporan keuangan. Seiring dengan perkembangan ekonomi, kebutuhan terhadap informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN LAMANYA WAKTU AUDIT TERHADAP FEE AUDIT (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang)

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN LAMANYA WAKTU AUDIT TERHADAP FEE AUDIT (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang) Volume 13, Nomor 1, Hal. 07-12 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN LAMANYA WAKTU AUDIT TERHADAP FEE AUDIT (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang) Netty Herawaty Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN KAP TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL. Putri Puspita Ayu *1 Tika Septiani

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN KAP TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL. Putri Puspita Ayu *1 Tika Septiani JURNAL AKUNTANSI, 12 (1), 1-15. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Gedung Karol Wojtyla, Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930 PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media informasi yang dibuat oleh perusahaan berupa laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi era globalisasi saat ini, indonesia mengalami perkembangan ekonomi dengan cepat dan kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pelaku usaha atas usaha yang dijalankannya atau perusahaan yang telah didirikannya pasti memiliki harapan agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada. penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada. penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang didapatkan dari suatu perusahaan. Perusahaan membuat laporan keuangan guna untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi yang di percaya oleh stakeholders dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan. Seorang Akuntan publik memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imbal jasa audit (fee audit) dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan. Besarnya fee

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Idealnya pasar modal adalah merupakan wadah bagi terjadinya mekanisme transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah menjadi suatu kebutuhan bagi Perusahaan. GCG diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan tentu sudah menjadi kebutuhan utama bagi berbagai pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan

Lebih terperinci

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA I _ SEttEN IN00NESiA GRO P IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁 PToSEMEN丁 ONASA 2015 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) MARET 2013 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 2 PENDAHULUAN.. 2 1. LATAR BELAKANG 2 2. ISI DAN MISI... 2 3. MAKSUD DAN TUJUAN 2 BAGIAN II....

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Ponny Harsanti, Aprilia Whetyningtyas 1 Diterima : 6 Sepember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menerangkan hubungan antara pemegang saham dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menerangkan hubungan antara pemegang saham dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan (Agency Theory) Awal mula teori agensi di perkenalkan jansen dan meekling (1976). Teori keagenan menerangkan hubungan antara pemegang saham dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Proses penjualan saham ke masyarakat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai skandal akuntansi di beberapa negara yang melibatkan perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertama kali teori agensi dibuat oleh Jensen dan Meckling di tahun 1976.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertama kali teori agensi dibuat oleh Jensen dan Meckling di tahun 1976. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Pertama kali teori agensi dibuat oleh Jensen dan Meckling di tahun 1976. Teori agensi menjelaskan adanya hubungan kontrak kerja

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara, kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi. Eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang Thailand, Bath, menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menguji seberapa besar nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi sehingga diketahui seberapa

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) Bandung, 24 juli 2008 Kepada Yth, Bapak/Ibu responden Di tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada mulanya Corporate Governance dilatarbelakangi oleh negara Amerika dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di negara tersebut

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) This study aimed to determine whether there was influence of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan hasil kegiatan operasional pada satu periode tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba rugi yang diperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan digunakan oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi tersebut. Instrumen penting yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh aktivitas perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public secara tidak langsung telah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, sehingga laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

Lebih terperinci