OPTIMASI DAYA DUKUNG TANAH PADA STRUKTUR PONDASI TELAPAK DENGAN METODE SUB-SOIL IMPROVEMENT PADA PROYEK AUDITORIUM UNSYIAH BANDA ACEH
|
|
- Agus Kusnadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMASI DAYA DUKUNG TANAH PADA STRUKTUR PONDASI TELAPAK DENGAN METODE SUB-SOIL IMPROVEMENT PADA PROYEK AUDITORIUM UNSYIAH BANDA ACEH Iskandar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280, P.O. Box 90, Buketrata, Lhokseumawe Abstrak Pelaksanaan soil improvement ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pada pelaksanaan proyek terutama pekerjaan pondasi. Adapun metode yang dilakukan untuk meningkatkan daya dukung tanah dan menaikkan level dasar pondasi adalah melakukan stabilisasi tanah dengan menggunakan Semen Portland Tipe-I (PC-I). Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium dan pelaksanaan di lapangan diperoleh komposisi campuran, untuk 1 m 3 tanah diperlukan 130 kg Semen Portland Tipe I dengan ketebalan soil mix pada setiap dasar pondasi 70 cm, yang dibagi dalam 2 tahap pelaksanaan, yaitu pengadukan pada ketebalan 35 cm dan 70 cm. Setelah berumur 7 hari dan 14 hari dilakukan pengujian core drill, diperoleh peningkatan daya dukung dari semula 40 kg/cm 2 menjadi 55 kg/cm 2. Kemudian kedalaman pondasi menjadi lebih rendah dari semula 3,8 m menjadi 1,8 m, sehingga mempermudah pelaksanaan pondasi, waktu pelaksanaan menjadi lebih singkat, dan biaya pun dapat terkontrol. Kata kunci: Tanah (Soil), Soil Improvement, pondasi Pendahuluan Struktur pondasi merupakan salah satu elemen struktur yang sangat berperan dalam menahan berat bangunan, sehingga harus didesain dengan baik dan kokoh. Adapun beberapa faktor yang menentukan kekuatan pondasi adalah daya dukung tanah yang berada di bawah pondasi serta kedalaman tanah keras untuk perletakan pondasi. Kemampuan daya dukung juga dipengaruhi oleh jenis dan kondisi tanah. Dalam pelaksanaan konstruksi, tipe struktur dan kedalaman pondasi juga berpengaruh terhadap waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi. Kondisi tanah yang berair akibat terlalu dalam, serta terbatasnya waktu pelaksanaan menyebabkan bertambah rumitnya pelaksanaan. Sehingga dalam hal ini membutuhkan suatu metode yang bisa mempercepat pelaksanaan pekerjaan tersebut, karena bila satu pekerjaan terlambat akan menyebabkan yang lain juga akan mengalamai keterlambatan. Hal inilah yang terjadi ketika penulis terlibat langsung sebagai Structure Engineer dari Pelaksana (Contractor) PT. Pembangunan Perumahan pada Proyek Pembangunan Gedung Auditorium Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Proyek ini merupakan suatu proyek yang dibiayai dengan dana bantuan Pemerintah Jepang (JBIC) sekitar 82 % dan Pemerintah Indonesia dengan dana APBN sekitar 18 %. Untuk perencanaan dan pengawasan, langsung melibatkan pihak konsultan Jepang, yaitu Nisoken Architect dan Pacifik Consultan International (PCI). Pembangunan Gedung ini telah selesai dilaksanakan dan saat ini telah digunakan untuk berbagai kegiatan yang diadakan di lingkungan kampus Unsyiah. 126
2 Gedung yang telah dibangun ini terdiri dari 3 lantai untuk Event Hall dan Gedung Seminar sedangkan Gedung Pertemuan, Cafetaria dan Guest House tediri dari 1 lantai. Konstruksi bangunan terdiri dari beton bertulang yang berdiri diatas pondasi telapak beton bertulang. Sistem pondasi telapak sesungguhnya cukup sederhana, namun pada proyek ini timbul berbagai kesulitan yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Diperlukan galian yang cukup dalam (sd. 4 meter) 2. Karena jarak antar pondasi cukup dekat, dan kondisi tanah yang labil sehingga keseluruhan tapak gedung harus digali secara terbuka 3. Faktor kesulitan besar karena bekerja dibawah muka air tanah 4. Mutu beton kurang dapat terkontrol 5. Banyak dibutuhkan peralatan berat 6. Banyaknya penggunaan pompa (data awal muka air tanah (MAT) pada elevasi 1,5 m dari muka tanah asli ) sehingga pekerjaan lokasi kerja akan becek dan kotor 7. Banyak tanah yang akan ditimbun kembali sehingga kepadatannya kurang baik 8. Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama 9. Biaya pelaksanaan akan lebih sulit diprediksi dan dikontrol Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan perubahan pondasi dengan jenis pondasi lain atau dengan menaikkan elevasi pondasi menjadi di atas permukaan air tanah. Setelah dilakukan berbagai analisa terhadap kondisi lapangan dan proyek, salah satu cara yang diusulkan oleh pihak pelaksana adalah melalui system perbaikan tanah atau Sub soil Improvement. Adapun penulisan artikel ini bertujuan untuk mensosialisasikan suatu metode peningkatan daya dukung tanah dengan menggunakan semen sebagai salah satu bahan campuran, dengan mempertimbangkan berbagai data dan konsisi yang terjadi dilapangan. Sehingga nantinya dengan metode soil improvement ini bisa menjadi suatu inovasi baru pada pelaksaan suatu proyek, serta juga bisa meningkatkan efisiensi kerja lapangan. Berdasarkan data analisa lapangan dan kondisi proyek, untuk mengatasi masalah ini akhirnya pihak pelaksana (dalam hal ini penulis sebagai salah satu staf teknik (structure engineer) dari pelaksana) yang bekerja sama dengan Laboratorium Mekanika Tanah Unsyiah, serta disetujui oleh pihak Konsultan Nisoken Architect & PCI Jepang, akhirnya sepakat dilakukannya peningkatan daya dukung tanah. Peningkatan daya dukung tanah ini direncanakan menggunakan system soil improvement dengan menggunakan bahan semen yang dicampur langsung dengan tanah sehingga nantinya diharapkan akan membentuk suatu lapisan yang cukup keras untuk mendukung pondasi di atasnya. Untuk memilih jenis pondasi suatu bangunan harus diperhatikan beberapa hal, antara lain keadaan dan bentuk bangunan, beban yang bekerja, kondisi tanah dan lapisannya, studi yang lebih rinci tentang bentuk pondasi. Secara umum kegagalan pondasi disebabkan oleh dua hal yaitu daya dukung tanah (bearing capacity) dan bentuk deformasi tekanan tanah dan batuan (Ralph B.Beck, 1993). Menurut Bowles J (1993), stabilisasi dapat dilakukan dengan mekanis dan bahan pencampur. Stabilisasi mekanis yaitu memperbaiki sifat-sifat tanah dengan cara memadatkan, yang dilakukan dengan cara ditumbuk/digilas atau digetarkan, sehingga volume rongga tanah menjadi sekecil mungkin dan volume rongga yang terisi air menjadi seoptimum mungkin serta daya dukungnya juga akan meningkat. Kemudian stabilisasi juga dapat dilakukan dengan mencampur tanah dengan bahan lain, seperti semen Portland, semen abu terbang, semen pozolan kapur dan bahan lainnya. Stabilisasi dengan cara ini umumnya disertai dengan pemadatan. Untuk stabilisasi dengan semen, dapat digunakan hampir semua jenis semen, antara lain, semen Portland (Cement Stabilization) baik tipe I - IV, semen abu terbang (Puzzoland). Stabilisasi dengan semen pada prinsipnya dapat digunakan untuk semua jenis tanah, kecuali tanah yang kandungan bahan organisnya tinggi (gambut) Untuk merencanakan persentase campuran tanah dan bahan campuran serta pengujian kepadatan harus dilakukan beberapa pengujian di laboratorium antara lain, gradasi butiran, batas atterberg, berat jenis, pemadatan (proctor/modified), test CBR dan kuat tekan bebas. 127
3 Adapun di lapangan juga di lakukan tes untuk mendapatkan tebal lapisan yang efektif untuk dipadatkan (Nakazawa K, 1994). Menurut Theodorus A., dkk (2008), campuran semen tanah atau soil cement adalah hasil campuran tanah, semen dan air, yang dengan tingkat pemadatan tertentu akan menghasilkan suatu campuran material baru, soil cement, yang mana dikarenakan kekuatannya, karakteristik ketahanan terhadap air, panas dan pengaruh cuaca lainnya adalah sangat baik sebagai suatu lapis pondasi. Mekanisme stabilisasi dengan semen terhadap material yang akan distabilisasi adalah hidrasi pertukaran kation, karbonasi fisika, reaksi pozzolanik dana sementasi. Hidrasi dari semen merupakan faktor penting pada perubahan sifat teknis dari material, perubahan ini terwujud dari adanya pembentukan sementasi material selama proses hidrasi. Ikatan yang kuat pada akhirnya material menjadi kuat dan permanen. Metode Menurut Theodorus A., dkk (2008), kriteria kekuatan struktural stabilisasi tanah dengan semen sebagai target proses stabilisasi diberikan dalam nilai-nilai parameter kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength (UCS)), maupun nilai California Bearing Ratio (CBR). Dalam penelitian ini digunakan parameter kekuatan terhadap stabilisasi tanah adalah Kuat Tekan Bebas (UCS). Untuk melakukan stabilisasi terhadap daya dukung tanah secara umum dapat ditempuh melalui beberapa tahapan, yaitu : 1. Pemilihan jenis tanah yang akan dilakukan stabilisasi. 2. Melakukan analisis sifat-sifat statis dari campuran semen dan tanah. 3. Melakukan pengujian terhadap daya dukung tanah yang telah distabilisasi. Adapun pada Proyek Pembangunan Gedung Auditorium ini, upaya yang dilakukan adalah menaikkan level tanah dasar pondasi dengan stabilisasi tanah dasar menggunkan semen. Untuk melakukan perubahan posisi letak pondasi, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pengujian tanah (sondir dan boring) bekerjasama dengan Laboratorium Teknik Unsyiah. Kemudian berdasarkan hasil pengujian dilakukan perlakuan mekanis terhadap tanah yang ada pada dasar pondasi bangunan gedung, dengan melakukan pencampuran semen pada tanah permukaan pondasi. Alat yang digunakan untuk pelaksanaan soil improvement ini adalah Excavator dan alat bantu lainnya. Bahan tambahan adalah Semen Portland Tipe-I. Excavator melakukan galian tanah secara merata sd. Elevasi ( elevasi di atas muka air tanah ) sampai seluruh tapak bangunan tergali merata dan tanah di tempatkan pada Stock pile untuk nantinya digunakan kembali. Semen disiapkan pada lokasi lahan yang akan dicampur (Soil cement) dalam jumlah yang cukup. Kemudian excavator menggali sampai kedalaman 35 cm turun dari elevasi galian yang pertama (stock tanah diletakkan di sampingnya) kemudian pada tanah tersebut ditaburkan semen sebanyak 45.5 kg tiap 1 m 2, diaduk dan diratakan dengan excavator kemudian di padatkan. 350 El Gambar 1. Pencampuran Semen dengan Excavator 350 El El
4 Tahap kedua tanah yang distock disamping dimasukkan kembali ke lokasi pengadukan (untuk lapis 35 cm kedua) kemudian ditaburkan semen dengan jumlah yang sama seperti lapis pertama, aduk, ratakan dan padatkan. Untuk menjaga kondisi air tanah, pada sisi samping pondasi perlu dibuatkan sampit dengan kedalaman tertentu sehingga air kelebihan (yang keluar dari tanah) dapat dibuang keluar lokasi. Untuk menjaga mutu dari sub soil improvement, maka perlu dilakukan test dan dilakukan setelah umur adukan mencapai 7 hari, pengujian meliputi pemukulan dengan menggunakan besi beton dia 19 mm dan dipukul dengan palu 5 kg, pukulan dilakukan 5 (lima) kali dan dicatat penurunan besi beton tersebut dengan sehingga dapat diketahui kekuatannya. Adapun model pengujian lainnya adalah dengan mengambil sampel menggunakan alat core drill, dimana hasilnya di uji di laboratorium dengan test tekan seperti test beton pada umumnya. Setelah pekerjaan Sub Soil Improvement, dipasang lantai kerja ketebalan 5 cm, selanjutnya pemasangan bekisting dan pembersian untuk kemudian dicor sampai seruh pekerjaan pondasi selesai. Pekerjaan selanjunya adalah penimbunan tanah, Tie Beam (sloof) dan plat beton, kolom dan seterusnya. Hasil dan Pembahasan Setelah dilakukan pengujian tanah (sondir dan boring) bekerjasama dengan Laboratorium Fakultas Teknik Unsyiah, maka dari hasil rata-rata 8 (delapan) titik sondir didapati lapisan tanah keras hanya berupa lensa, yakni tanah keras dengan kekuatan dukung 40 kg/cm2 hanya pada kedalaman 3.5 sd. 6 meter, dan sampai dengan kedalaman 30 m dari muka tanah asli kondisi tanah masih belum menemui tanah keras, seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Cone Resistance (kg/cm2) Cone Resistance (kg/cm2) N.G.L MAT Gambar 2. Hasil Tes Sondir Sebelum dilakukan Soil Improvement Berdasarkan hasil pengujian tanah yang dilakukan timbul permasalahan baru, dimana penggunaan tiang pancang tidak effisien dan memerlukan biaya yang cukup besar. Cara yang paling memungkinkan adalah dengan menaikkan elevasi pondasi telapak untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah dasar sehingga terbentuk dst lensa sd. baru yang mempertebal lensa kekuatan tanah yang telah ada dengan cara perbaikan Kedala kekuatan tanah dasar. man Metode yang diusulkan adalah dengan sistim perbaikan tanah (Sub Soil Improvement) yakni perbaikan tanah dengan menggunakan bahan semen yang dicampur langsung dengan tanah sehingga terbentuk lapisan keras (Soil Cement) yang mempunyai kekuatan yang cukup untuk medukung pondasi di atasnya. Mengenai komposisi semen, air dan kedalaman soil cement
5 dilakukan beberapa percobaan yang melibatkan laboratorium teknik beton dan Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Syiah Kuala disaksikan oleh Pihak Konsultan Nisoken dari Jepang, sehingga diperoleh data sebagai berikut : 1. Setiap 1 m 3 tanah diperlukan 130 kg semen Type I 2. Ketebalan soil mix pada saat pengadukan 70 cm. 3. Pengadukan dilakukan dalam dua tahap pada 35 cm dan 70 cm 4. Kadar air tanah jenuh namun tidak ada air yang keluar dari tanah 5. Pengadukan harus rata dan dipadatkan 6. Perlu dilakukan pengujian percobaan langsung di lokasi kemudian di lakukan pengujian hasil setelah umur 7 hari dan 14 hari Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa dasar dari pemilihan metode tersebut di atas adalah karena alternatif lainnya kurang memadai dan tentunya waktu pelaksanaan dan biaya juga menjadi faktor penentu. Pada Tabel 1 berikut dapat dilihat perbandingan/efisiensi yang didapat dari pemilihan metode tersebut. Tabel 1. Perbandingan Metode Kerja & Biaya Pelaksanaan Pondasi Telapak Aspek yang ditinjau Pondasi Telapak Awal Pondasi Telapak perbaikan Waktu Pelaksanaan + 4 bulan + 1 sd. 2 bulan Peralatan yang digunakan Excavator, Dump truck, dan Pompa (banyak) Lokasi pekerjaan / proyek Kotor dan becek Bersih Excavator, Dump truck, dan pompa (sedikit) Metode pelaksanaan Sulit dan rumit Lebih gampang Biaya Pelaksanaan Sulit diperkirakan serta sulit dikontrol Mudah diprediksi serta mudah dikontrol. Setiap 1 m 3 tanah dicampur dengan 130 kg PC type I dengan kadar air tanah jenuh air namun tidak sampai ada air yang keluar. System pencampuran dilakukan secara langsung dengan menaburkan semen tersebut secara merata dan dibantu pengadukkannya dengan excavator sampai pada dalaman 70 cm dibagi dalam 2 tahap / lapis, dimana tiap-tiap lapis mempunyai ketebalan 35 cm dan dibuat setempat yakni pada lokasi masing-masing pondasi. Dimensi dari lapisan sub soil improvement tersbut sesuai dengan dimensi dari masingmasing pondasi telapak ditambah 30 cm keliling. Kekuatan tanah setelah perbaikan adalah 55 kg/cm 2. Berdasarkan hasil pengujian kembali dapat dilihat (estimasi) grafik daya dukung tanah stelah dilakukan perbaikan Sub Soil Improvement sebagai berikut. Cone Resistance (kg/cm2) N.G. L MAT Perkuatan perbaikan akibat Subsoil improvement Gambar Hasil tes Sondir Setelah dilakukan Soil Improvement
6 Gambar 4. Foto Pelaksanaan Sub Soil Improvement dengan Semen PC-Tipe I Gambar 5.. Foto Pengambilan Sampel Core Test Untuk Pengujian Tanah Setelah dilakukan Sub Soil Improvement Gambar 6. Sampel Sub Soil Improvement yang telah dilakukan pengujian laboratorium 131
7 Gambar 7. Foto Kondisi Lantai kerja Pondasi di atas tanah yang telah distabilisasi Selanjutnya setelah dilakukan pengujian hasil laboratorium dan lapangan, maka kondisi tanah dapat ditingkatkan daya dukungnya, sehingga ketinggian pondasi bangunan dapat dinaikkan lebih tinggi mendekati permukaan, sehingga galian tanah menjadi lebih rendah. Kondisi ini dapat dilihat paga Gambar 8. Yang Telah di Lakukan Soil Improvement Filling 1 FL : GL : Existing GL El El Water Level Cement Mixing Soil Rencana Pondasi (Awal) Rencana Pondasi (Perubahan) Gambar 8. Kondisi Pondasi Setelah dilakukan Soil Improvement Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai Sub-Soil Improvement pada Pembangunan Gedung Auditorium Unsyiah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan soil improvement ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pada pelaksanaan proyek terutama pekerjaan pondasi. Adapun metode yang dilakukan adalah meningkatkan daya dukung tanah dengan melakukan stabilisasi tanah menggunakan Semen Portland Tipe-I (PC-I), sehingga level dasar pondasi dapat dinaikkan. 2. Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium dan pelaksanaan di lapangan diperoleh komposisi campuran, untuk 1 m 3 tanah diperlukan 130 kg Semen Portland Tipe I (PC-I) dengan ketebalan soil mix pada setiap dasar pondasi 70 cm, yang dibagi dalam 2 tahap pelaksanaan, yaitu pengadukan pada ketebalan 35 cm dan 70 cm. Setelah berumur 7 hari dan 14 hari dilakukan pengujian core drill, diperoleh peningkatan daya dukung dari semula 40 kg/cm 2 menjadi 55 kg/cm Kemudian kedalaman pondasi menjadi lebih rendah dari semula 3,8 m menjadi 1,8 m, sehingga mempermudah pelaksanaan pondasi, waktu pelaksanaan menjadi lebih singkat, dan biaya pun dapat terkontrol. Referensi [1] Ralph B.P., 1993, Teknik Pondasi, Terjemahan Muslikh, Penerbit Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. 132
8 [2] Bowles J.E., 1993, "Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah)", terjemahan Johan K.H, Edisi I, Penerbit Erlngga Jakarta. [3] Nakazuma K., 1994, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Terjemahan Taulu L, Penerbit PT. Pradnya Paramita Jakarta. [4] Theodorus A., dkk (2008), Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement, JURNAL TEKNIK SIPIL, Vol. 15 No. 2, Agustus 2008 : [5] Pembangunan Perumahan, PT, 2002, Laporan Sub Soil Improvement, Proyek Unsyiah Darussalam Banda Aceh.. 133
BAB III DATA PERENCANAAN
BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA
ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square
Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square Diameter 3 Cm Terhadap Daya Dukung Tanah Ahya Al Anshorie, Yulvi Zaika,
Lebih terperinciKONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali
KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT Wowo Afif Fathurohman 1 Asri Wulan 2 Tri Handayani 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT 1 Wowo Afif Fathurohman 2 Asri Wulan, ST., MT 3 Tri Handayani, ST., MT 1 Afief_fathuroman@rocketmail.com 2 Asr_wulan@yahoo.com
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi
Lebih terperinciLAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)
BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Stabilisasi
Lebih terperinciPERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)
PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta) Anita Widianti, Dedi Wahyudi & Willis Diana Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN I. UMUM Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, dan gabungan dari keduanya. Perkerasan lentur mengguanakan bahan pengikat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Tanah lempung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciTabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang
5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Sifat-sifat teknis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar (subgrade) secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tanah yang letaknya paling bawah pada suatu konstruksi jalan raya. Tanah dasar dapat berupa tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu konstruksi, tanah merupakan pondasi pendukung suatu bangunan. Keruntuhan suatu konstruksi sangat dipengaruhi oleh tanah dasarnya sehingga tanah dasar atau
Lebih terperinciPENGARUH CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBUATAN SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO-SURABAYA
PENGARUH CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBUATAN SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO-SURABAYA Halim 1 dan Prawono 2 ABSTRAK : Aplikasi dari soil cement column untuk memperbaiki daya dukung dari tanah lempung
Lebih terperinciDR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA
PERKERASAN JALAN BY DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA Perkerasan Jalan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah berguna sebagai bahan bangunan dalam pekerjaan teknik sipil, salah satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara langsung akan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan, seorang Engineer diharapkan dapat menentukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Solusi tersebut harus sesuai dengan ketersediaan
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON Aiyub.ST Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. B. Aceh Medan Km 280. Buketrata. PO.BOX 90 Lhokseumawe E-mail : Aiyub.ts @ gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI
DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI 1 SNI 03-2835-2002 PEKERJAAN PERSIAPAN PA 6,8 1 m² Membersihkan lapangan dan perataan SNI 03-2835-2002 / 6.8 Upah Pekerja 0,100 Oh x Rp 0 = Rp 0,00 Mandor 0,005 Oh x Rp
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus yang diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan secara umum. Dalam pelaksanaannya,
Lebih terperinciANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF
bidang REKAYASA ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mencari kuat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG
PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG Puspa Ningrum 1), Soewignjo Agus Nugroho 2), Muhardi 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa kontruksi jalan raya di Sumatera Selatan dibangun di atas tanah lempung. Daya dukung tanah yang berkadar lempung tinggi sangat sensitif terhadap pengaruh air,
Lebih terperinciPEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 1. UMUM A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : - Pekerjaan galian, - Pekerjaan Pilecap, Tie beam & Kolom. B. Pengukuran Peil (Levelling) Sebagai patokan tinggi peil (level)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah ilmu pengetahuan mengenai penerapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilisasi Tanah dengan Abu Sekam Padi dan Kapur Abu sekam padi (rice husk ash) merupakan sisa pembakaran tanaman padi dan salah satu bahan pozzolan yang memiliki potensi sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Team ilmu sipil dalam websitenya mengartikan pile cap sebagai bagian dari pondasi bangunan yang digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan dukungan terakhir untuk penyaluran beban yang ditimbulkan akibat beban konstruksi di atasnya pada sebuah pembangunan proyek konstruksi. Pembangunan
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,
Lebih terperinciSri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON DAN PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA MENURUT SNI DT 91-00008-2007 DAN SK SNI T-15-1991-03 (STUDI KASUS GEDUNG BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BESAR) SRI INDAH SETIYANINGSIH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN Parea Russan Ranggan 1, Hendrianto Masiku 2, Marthen
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar
Lebih terperinciPROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA
PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA Veronika Miana Radja 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Flores
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016
- 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia khusunya di Provinsi Sumatera Selatan kebutuhan prasarana jalan sangat dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi barang
Lebih terperinciDalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :
Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya : A. Jumlah lantai yang akan di bangun, misalnya: Pada bangunan sederhana atau rumah 1
Lebih terperinciSTUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.
STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT G. Perangin-angin 1 Abstrak Tanah merupakan salah satu material penting sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang saling terikat sehingga sebuah bangunan menjadi kokoh, adapun elemen-elemen struktur tersebut yaitu
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 41 KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR Azwar, Yudit Agus Prawono, Reza Maulana Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciTEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR
Ferdinand Fassa TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR Outline Pertemuan 5 Pendahuluan Workabilitas Segregasi Bleeding Slump Test Compacting Factor Test Tugas Pendahuluan Beton segar atau
Lebih terperinciPENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)
PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED) Adzuha Desmi 1), Utari 2) Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email:
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI
ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI Faisal Estu Yulianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Madura
Lebih terperinciRevisi SNI T C. Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
Lebih terperinciUPAYA PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN NON-ENGINEERED MASJID DARUSSALAM KALINYAMATAN JEPARA
UPAYA PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN NON-ENGINEERED MASJID DARUSSALAM KALINYAMATAN JEPARA Himawan Indarto 1, Ferry Hermawan 1, Hanggoro Tri Cahyo A. 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciGAMBAR KONSTRUKSI JALAN
1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Dasar Teori Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air yang membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah campuran
Lebih terperinciKepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)
Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR) Mahesa Hidayat, Arief Rachmansyah, Yulvi Zaika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR
PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Campuran agregat sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan raya sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perencanaan suatu konstruksi maka tanah menjadi komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi dengan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI % FLY ASH DAN % SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING MAKALAH JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR oleh : Yenny Nurcahasanah, ST., MT. Agus Susanto, ST., MT. Dibiayai Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT
EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.
Lebih terperinciTINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)
TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPenanganan Longsoran Badan Jalan Dengan Penjangkaran. disajikan oleh: Gompul Dairi, BRE., Ir., M.Sc. Jalaluddin, ST., MT.
Penanganan Longsoran Badan Jalan Dengan Penjangkaran disajikan oleh: Gompul Dairi, BRE., Ir., M.Sc. Jalaluddin, ST., MT. Banda Aceh 1 Latar Belakang 2 Maksud dan Tujuan Tulisan dimaksudkan untuk memberikan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciUJI EKSPERIMEN STABILISASI TANAH DASAR DENGAN SEMEN PADA RUAS JALAN MALAWILI DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG
UJI EKSPERIMEN STABILISASI TANAH DASAR DENGAN SEMEN PADA RUAS JALAN MALAWILI DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG Rokhman 1, Hendrik Pristianto 2*, Anisari Lingara 3 1,2 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT This study is aimed to find out the influence of initial pressure
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KAPUR TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) DI DONOMULYO KABUPATEN MALANG
ANALISA PENGARUH KAPUR TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) DI DONOMULYO KABUPATEN MALANG Supiyono Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang Email : myusufsupiyono@gmail.com Abstrak Pengembangan
Lebih terperinciMETODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT
METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Muhammad Jafri 1 Abstract Cement type used at this research is PCC (Portland Composite Cement) which produced by
Lebih terperinciSTUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)
STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2) Abstract The tested soil sample in this research is organic soil that derived
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Upaya stabilisasi yang dapat diambil salah satunya adalah dengan menstabilisasi tanah lempung dengan cara kimia sehingga kekuatan dan daya dukung tanah dapat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinci1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip
Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya membuat jumlah kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan meningkat. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian ini merupakan hasil limbah olahan besi-besi bekas produksi dari PT. Inti General Yaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang sangat populer digunakan dalam dunia jasa konstruksi. Banyak penelitian tentang beton yang sudah dilakukan dan akan terus berlanjut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang
ISSN Cetak: 2087-4286; ISSN On Line: 2580-6017 Analisis Daya Dukung Tanah dan Bahan Untuk Pondasi...(Ruslan) Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan
Lebih terperinciKORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda
KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII/Kementerian Pekerjaan Umum Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciPROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI
PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Laurensia Nadia 1, Cindy Aristia 2, Indriani Santoso 3, and Budiman Proboyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran. rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar yang lunak, umumnya berupa endapan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON Aiyub Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. B. Aceh Medan Km 280. Buketrata. PO.BOX 90, Buketrata, Lhokseumawe 2401 E-mail : Aiyub.ts @
Lebih terperinciKORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 99 KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN Aazokhi Waruwu Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciKAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 42 KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI Virgo Erlando Purba, Novdin M Sianturi Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB VI BAHAN DAN PERALATAN
BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI
KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI Pegawai Negeri Sipil Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting karena tanah dasar akan mendukung beban lalulintas atau beban konstruksi diatasnya. Jika
Lebih terperinci