TIM PENYUSUN. : Masyrofah, S.Ag., M.Si. : Muhammad Syarif, SH.I. : Indah, dkk : Indah. : Indah, Mutiah Tsani Asyfa, dan Yudi Setiadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN. : Masyrofah, S.Ag., M.Si. : Muhammad Syarif, SH.I. : Indah, dkk : Indah. : Indah, Mutiah Tsani Asyfa, dan Yudi Setiadi"

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Utama Penata Letak Design Cover Pemeriksa Teknis Penulisan Pemeriksa Kesesuaian Isi Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar Kontributor Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN- PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. SUPER2017_Kelompok KKN 100 : Masyrofah, S.Ag., M.Si. : Muhammad Syarif, SH.I. : Indah, dkk : Indah : Indah : Mutiah Tsani Asyfa, Marisya Ningrum, dan Yudi Setiadi : Indah, Mutiah Tsani Asyfa, dan Yudi Setiadi : Dodie Rachman dan Indah : Yudi Setiadi, Marisya Ningrum, Indah, Marsela Rahmawati, Maslakhatul Ummah, Mutiah Tsani Asyifa, Teti Nurjannah, Dede Falahudin, Sherly Tia Ananda, Citra Rizky, Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Muhammad Daivasmara Denaw, Muhammad Fadhli Dzil Iqbal, Hurunin Fathonah Muthmainnah, Nanang Tri Hidayat, Dodie Rachman, Berlyyana Harinto Wati Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidaytullah Jakarta Dengan Kelompok KKN Super 100

3 LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa Leuweungkolot yang berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot telah diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada tanggal, 18 Desember 2017 Dosen Pembimbing Masyrofah S.Ag., M.Si. NIP Menyetujui, Koord. Program KKN-PpMM Eva Nugraha, M.Ag. NIP Mengetahui, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Djaka Badranaya, ME. NIP iii

4 Cinlok adalah fana, Proker yang abadi. -Marisya Ningrum-

5 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta ala yang telah berfirman dalam kitab-nya: و ت ع او ن وا ع ل ى ال ب ر و الت ق و ى و ل ت ع او ن وا ع ل ى ا ل ث م و ال ع د و ان و ات ق وا الل ه إ ن الل ه ش د دد ال ع ق ا Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-nya. (QS. al-maidah [5]: 2). Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah bersabda dalam hadisnya: خير الناس أنفعهم للناس Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia. (HR. Ahmad). Semoga begitu pula halnya kepada keluarga, para sahabat, dan umat-umat beliau. Buku yang sedang saudara/i baca ini merupakan buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa Leuweungkolot yang berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot. Buku ini memuat dasar pemikiran, kondisi umum Desa Leuweungkolot, permasalahan umum Desa Leuweungkolot, profil kelompok KKN Super 100, dan program-program kelompok KKN Super 100. Data-data yang ada di dalam buku ini diambil dari berbagai sumber di antaranya berasal dari buku-buku, hasil survei lapangan, wawancara, serta observasi langsung. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersedia bahu-membahu dalam membantu melaksanakan kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 Kelompok Super 100. Atas keyakinan, dukungan, komitmen, kerja v

6 keras, serta kerja sama yang baik dari semua pihak kami dapat menaruh satu kepingan kecil usaha membangun Desa Leuweungkolot. Terima kasih khusus kami persembahkan kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sela-sela kesibukannya, beliau masih sempat menengok sekaligus melepas kepergian mahasiswa dan mahasiswinya dalam menjalankan tugas KKN. Terima kasih juga atas petuah yang telah diberikan sebelum kami berangkat, setiap kata yang beliau sampaikan adalah petunjuk dalam langkah yang kami jalani selama KKN. 2. Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM). Terima kasih atas segala ilmu, nasehat, serta arahan yang bapak berikan agar proses KKN kami berjalan lancar. 3. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN- PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Berkat jasa beliau, buku ini dapat tersusun secara rapih, sistematis, dan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. 4. Muhammad Syarif Nasution, SH.I selaku penyunting yang telah membimbing dan memberikan kami banyak ilmu baru mengenai penulisan buku. Terimakasih karena telah menyunting buku kami dengan teliti dan sabar. 5. Masyrofah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing. Terima kasih kami sampaikan atas semua masukan-masukan, nasihat, bimbingan, dan semua hal yang telah beliau berikan kepada kelompok KKN Super 100. Terima kasih telah membersamai kami dalam menjalani tugas pengabdian mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga pembuatan laporan. 6. Dr. H. Nahrowi, SH., MH. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang bersedia meluangkan waktunya untuk memonitor kami di Desa Leuweungkolot sekaligus menjadi pembicara pada salah satu agenda kami yakni Seminar Hukum Keluarga. Terima kasih atas ilmunya. vi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

7 7. Seluruh donatur KKN Super 100. Di antaranya Dompet Dhuafa, Yayasan PPPA Darul Qur an, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan juga esrumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Gaplek. Bantuan berupa dana, barang, maupun jasa yang telah diberikan kepada kami telah sangat membantu dalam berjalannya program-program kami selama KKN. 8. Bapak Aan Rusmana selaku Plt. Kepala Desa Leuweungkolot, Ibu Komariah selaku mantan Kepala Desa Leuweungkolot, Bapak Sekretaris Desa Leuweungkolot, Ketua BPD Desa Leuweungkolot, Bapak Kadus satu dan dua, serta seluruh Staf Desa Leuweungkolot, yang membantu kami dalam bersinergi menjalankan program di desa baik secara administrasi maupun silaturahmi. 9. Ketua MUI Desa Leuweungkolot, Ustadz Saepudin Juhri. Terima kasih karena telah diizinkan menginap dan bernaung di pesantren beliau yakni Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah selama menjalani KKN. 10. Kepala Sekolah SDN Leuweungkolot 01, Kepala Sekolah SDN Leuweungkolot 02, Kepala Sekolah Leuweungkolot 05, serta para jajaran guru seluruh SD yang telah mengizinkan kelompok KKN Super 100 turut serta dalam kegiatan di sekolahnya. 11. Seluruh aparatur desa yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk bekerja sama dengan kami selama KKN berlangsung. 12. Seluruh anggota kelompok KKN Super 100 yang selalu berusaha keras dalam menjalankan amanah yang diemban, terima kasih atas pikiran juga tenaga yang telah terkuras, dan keringat yang telah terperas. 13. Seluruh santri Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah yang telah bersedia membantu dan menjalin silaturahmi dengan kami selama KKN berlangsung. 14. Seluruh orang tua kami di rumah yang selalu memberikan dukungan moril dan finansial 15. Seluruh warga Desa Leuweungkolot yang tak dapat kami sebutkan, namun telah menerima kami dengan baik, dan selalu Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot vii

8 memberikan kami semangat dan dukungan dalam setiap kegiatan. Terima kasih banyak. Terakhir, kami meminta masukan serta kritik yang membangun, baik untuk penyusunan buku ini, evaluasi programprogram KKN, maupun kinerja kami selama kami menjalankan KKN. Ciputat, 20 September 2017 Tim Penyusun KKN-PpMM KKN Super 100 viii Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

9 DAFTAR ISI TIM PENYUSUN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR GRAFIK... xv TABEL IDENTITAS KELOMPOK... xvii RINGKASAN EKSEKUTIF... xix CATATAN EDITOR...xxiii BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN... 1 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Dasar Pemikiran... 3 B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot... 4 C. Permasalahan Utama Desa... 5 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super E. Fokus dan Prioritas Program F. Sasaran dan Target G. Jadwal Pelaksanaan Program H. Pendanaan dan Sumbangan...18 I. Sistematika Penyusunan BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Pemetaan Sosial B. Intervensi Sosial...24 C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat BAB III KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot B. Letak Geografis C. Struktur Penduduk D. Sarana dan Prasarana BAB IV DESKRIPSI HASIL LAYANAN DAN PEMBERDAYAAN...49 A. Kerangka Pemecahan Masalah...49 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN ix

10 BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF BAB VII KESAN DAN PESAN WARGA DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI SINGKAT LAMPIRAN-LAMPIRAN x Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

11 DAFTAR TABEL Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program Tabel 1.2: Sasaran dan Target Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN Tabel 1.4: Pelaksanaan program Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program Tabel 1.6: Pendanaan Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 3.3: Sarana dan Prasarana Desa Leuweungkolot Tabel 4.1 Analisis SWOT Bidang Keagamaan Tabel 4.2 Analisis SWOT Bidang Kesehatan Tabel 4.3 Analisis SWOT Bidang Pendidikan Tabel 4.4 Analisis SWOT Bidang Ekonomi Tabel 4.5 Analisis SWOT Bidang Lingkungan Tabel 4.6: Bentuk dan Hasil Kegiatan Seminar Hukum Keluarga Tabel 4.7: Bentuk dan Hasil Kegiatan Perayaan HUT RI Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mobil Qur an Tabel 4.9: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengobatan Gratis Tabel 4.10: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mengajar Tabel 4.11: Bentuk dan Hasil Kegiatan Bedah Perpustakaan Tabel 4.12: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pembuatan TPA Tabel 4.13: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon xi

12 Apa yang ada didepan manusia hanyalah jarak. Dan batasannya adalah ufuk, begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. -Pramoedya Ananta Toer-

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1: Logo KKN Super Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian Gambar 3.6: Balai Desa Gambar 3.7: Posyandu RW Gambar 3.8: Posyandu RW Gambar 3.9: Posyandu RW Gambar 3.10: SD Lueweungkolot 01 dan Gambar 3.11: SD leuweungkolot Gambar 3.12: PAUD Riyadhul Badi ah Gambar 3.13: PAUD Tunas Harapan Gambar 3.14: Masjid RW Gambar 3.15: Masjid RW 05 (a) Gambar 3.16: Masjid RW 05 (b) Gambar 3.17: Mushalla (a) Gambar 3.18: Mushalla (b) Gambar 3.19: Gedung Olahraga dan Kesenian Gambar 3.20: Jalan Kabupaten Gambar 3.21: Jalan Desa Gambar 3.22: MCK Umum (a) Gambar 3.23: MCK Umum (b) Gambar 3.24: MCK Umum (c) Gambar 3.25: MCK Umum (d) Gambar 4.1: Seminar Keluarga Gambar 4.2: Lomba Tafidz al-qur an Gambar 4.3: Mobil Qur an Gambar 4.4: Pengobatan Gratis Gambar 4.5: Mengajar Gambar 4.6: Bedah Perpustakaan Gambar 4.7: Pembuatan TPA xiii

14 Gambar 4.7: Pelatihan SAblon xiv Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

15 DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan xv

16 Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati -Pramoedya Ananta Toer-

17 Kode Desa Kelompok Dana J. Mhswa J. Keg J. Pembangunan Fisik TABEL IDENTITAS KELOMPOK 1/Bogor/Cibungbulang/100 Leuweungkolot Kelompok Super 100 Rp ,- 17 Orang 7 kegiatan: Mengajar, Lomba Tahfidz, Mobil Qur an, Pengobatan Gratis, Pelatihan Sablon, Seminar Hukum Keluarga, dan Bedah Perpustakaan 1 Kegiatan: Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) xvii

18 Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong -Pramoedya Ananta Toer-

19 RINGKASAN EKSEKUTIF Buku Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot selama 32 Hari. Ada 17 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang berasal dari 7 fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan Super 100 dengan nomor Kelompok 100. Kami dibimbing oleh Ibu Masyrofah, S.Ag., M.Si., beliau adalah dosen di Fakultas Syariah dan Hukum. Tidak kurang dari 8 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 2 RW, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar 16 Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggora kelompok KKN sebesar Rp ,-, hasil Fundraising sebesar Rp ,-, dan dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp ,-. Dari hasil yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang dapat kami raih yaitu : 1. Berjalan baiknya kegiatan belajar mengajar yang begitu disambut hangat dari desa yang memberikan kelancaran setiap program di sekolah-sekolah Desa Leuweungkolot. 2. Bertambahnya ilmu pengetahuan warga Desa Leuweungkolot mengenai keluarga yang ideal menurut Islam serta peraturan atau hukum keluarga yang ada di Indonesia. 3. Bertambanya ilmu pengetahuan dan motivasi anak-anak Desa Leuweungkolot dalam mempelajari dan menghafal al-qur an. 4. Bertambahnya kesadaran warga untuk lebih lagi mencintai al- Qur an salah satunya dengan menindaklanjuti program tahfidz yang bermula dari lomba tahfidz yang kami selenggarakan. 5. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para pemuda Desa Leuweungkolot khususnya di RW 01 dan RW 04 mengenai keterampilan sablon kaos yang dapat dipraktekkan sendiri, sehingga meningkatkan kesadaran dan motivasi para pemuda bahwa berkarya dan berkreativitas dapat menghasilkan nilai yang menguntungkan. xix

20 6. Bertambahnya sebuah bangunan fisik yang berguna bagi lingkungan desa yakni sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Desa Leuweungkolot yang berada di RW 06 dan dapat digunakan bersama. 7. Bertambahnya kesan baik warga terhadap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat merencakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi antara lain : 1. Kurangnya peran dan kerjasama pemimpin desa dalam pelaksanaan program KKN 2. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen pembimbing, pihak sponsor, dan desa. 3. Sulitnya berkoordinasi dengan warga yang sibuk dengan mata pencahariannya. 4. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan rencana kegiatan yang telah disusun. 5. Sejumlah masyarakat kurang merespon kegiatan kami karena lokasi KKN dekat perkotaan dengan sebagian besar masyarakat urban. Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah: 1. Kurangnya sosialisasi pada warga, sebaiknya kelompok KKN- PpMM melakukan kunjungan pada setiap rumah warga dengan fokus pada RW yang dijadikan target 2. Sebaiknya konsolidasi dan koordinasi internal kelompok dengan berbagai pihak desa dan sponsor dilaksanakan dari jauh hari agar program lebih efektif dan efisien. 3. Kurang maksimal dalam memahami dan menganalisis keadaan desa dan warga. Diharapkan KKN-PpMM selanjutnya lebih peka dan memperhatikan urgensi setiap program kerja agar tepat sasaran kepada masyarakat desa. 4. Kurang maksimal pada solusi permasalahan utama desa yaitu sampah, diharapkan di kelompok KKN berikutnya memiliki xx Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

21 program-program yang dapat meningkatkan kesadaran warga dalam pengelolaan sampah. 5. Kurang maksimal pada pembuatan program untuk pemberdayaan pemuda atau karang taruna desa, terutama pada bidang keagamaan, diharapkan ada program kajian intensif yang dapat meningkatkan keasadaran pemuda Desa Leuweungkolot terhadap agama. 6. Dibatalkannya program kewirausahaan dan ekonomi kreatif untuk memberdayakan ibu-ibu di Desa Leuwung Kolot, semoga kelompok berikutnya dapat meaksanakan program ini. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot xxi

22 Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karna usahanya sendiri, dan maju karna pengalamannya sendiri. -Pramoedya Ananta Toer-

23 CATATAN EDITOR MERAWAT ASA MALALUI USAHA Oleh: Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. Bismillahirohmaanirrahiim Alhamdulillahirobbil aalamiin..puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta ala berkat rahmat, taufik dan hidayah-nya pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 100 di Desa Leuweungkolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dapat berjalan dengan baik. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sahabat-sahabatnya, hingga keturunan-keturunannya. Waktu satu bulan terasa sangat singkat namun sarat manfaat dan nikmat. Hal ini tidak berlebihan melihat kegigihan dan kekompakan seluruh anggota KKN dalam merampungkan program kerja yang telah dirancang, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Program KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ini berlangsung selama satu bulan, yaitu dari tanggal 25 Juli hingga 25 Agustus Berdasarkan kata pengantar Djaka Badranaya, ME selaku kepala PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN- PpMM 207, ia menuturkan bahwa kegiatan KKN tahun ini terbagi ke tiga kabupaten/ kota di antaranya Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor. Tahun 2017 ini, Saya diberikan amanat oleh PPM sebagai dosen pembimbing KKN kelompok 100. Kelompok ini terpilih untuk mengabdi selama satu bulan di Desa Leuweungkolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Kelompok ini mereka namakan KKN Super 100, nama yang bagus, keren dan bermakna. Berdasarkan penuturan langsung dari Yudi Setiadi selaku ketua kelompok, nama kelompok ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang cukup panjang dan pemikiran yang cukup mendalam. Super (Suara Pemerhati Rakyat), dan 100 adalah penomoran kelompok yang diberikan langsung oleh PPM. Menurut Yudi dan kawan-kawan, nama kelompok ini xxiii

24 diharapkan menjadi sebuah do a kecil serta motivasi yang berkelanjutan bagi mereka. Nama adalah do a, begitu ujar pepatah ternama yang sering kita dengar. Seluruh anggota kelompok ini berasal dari fakultas-fakultas berbeda di UIN Syarif Hidayatullah di antaranya Fakultas Ushuluddin (FU) diwakili oleh Yudi Setiadi dan Maslakhatul Ummah, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) diwakili oleh Muhammad Daivasmara Denaw dan Hurunin Fathonah Muthmainnah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) diwakili oleh Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Marsela Rahmawati, dan Sherly Tia Ananda, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) diwakili oleh Muhammad Fadhli Dzil Iqbal dan Citra Rizky, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) diwakili oleh Mutiah Tsani Asyfa, Dodie Rahman, Teti Nurjannah, dan Marisya Ningrum, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) diwakili Dede Falahuddin, Nanang Tri Hidayat, dan Berlyyana Harinto Wati, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) diwakili oleh Indah. Keberagaman fakultas, keterampilan, serta keilmuan inilah yang membuat saya ketika mengadakan pertemuan pertama kali- meminta kepada seluruh anggota kelompok untuk menggali potensi diri mereka masing-masing yang dapat diamalkan di lokasi KKN. Koordinasi dan komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa merupakan kunci kesuksesan kegiatan KKN Super 100. Dalam buku ini, pembaca bukan saja disuguhkan gambaran dan data-data tentang Desa Leuweungkolot berdasarkan pengalaman dan analisis peserta KKN Super 100, namun juga pembaca akan sedikit merasakan pengalaman secara tidak langsung- tentang pahit dan manis KKN yang dirasakan oleh peserta KKN Super 100. Dalam buku ini dijelaskan letak geografis, keadaan penduduk, kekuatan-kekuatan warga serta lingkungan Desa Leuweungkolot yang dapat dijadikan bahan referensi atau mungkin sekedar membaca situasi Desa Leuweungkolot. Pada bagian kedua buku ini, terdapat secuil pengalaman-pengalaman pribadi peserta KKN Super 100. Kisah-kisah yang cukup menarik, inspiratif, dan tentu ada di bagian-bagian tertentu yang sangat emosional-sentimental. xxiv Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

25 Sebagai seorang dosen pembimbing sekaligus editor buku ini, pada bagian dua sekilas saya amati kisah-kisah yang menarik. Sebagian besar kisah inspiratif menceritakan seorang sosok peserta KKN Super 100 yang memang memiliki ketangguhan di atas rata-rata. Kisah yang akan membuat pembaca mengerti betapa kerja keras dan komitmen harus benar-benar dijunjung tanpa toleransi. Nilai-nilai perjuangan sosok yang di beberapa kisah digambarkan meminjam istilah Yudi Setiadi, ketua kelompok KKN Super 100- sebagai wonder woman. Sangat direkomdasikan untuk tidak membaca buku ini secara parsial. Kegiatan KKN merupakan bagian dari Tri Dharma yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN menjadi ajang untuk mempraktekkan keilmuan yang mahasiswa dapatkan di kampus, sehingga menimbulkan keseimbangan antara teori dan praktik. Program kerja KKN Super 100 dinilai tepat sasaran karena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Leuweungkolot, di antaranya adalah Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Bedah Perpustakaan, Seminar Hukum Keluarga, Pengobatan Gratis, Pelatihan Sablon dan lain-lain. Kegiatan ini akan selalu menjadi suatu pembelajaran kehidupan yang sangat berkesan bagi seluruh peserta KKN dan tentu saja kenangannya tidak akan mudah hilang di hati peserta KKN. Semua hal yang mereka usahakan bersama di tempat pelaksanaan KKN merupakan pelajaran tak ternilai oleh materi dan tak terhitung oleh jari. Pelajaran tentang makna kehidupan dan melihat langsung sulitnya mempertahankan serta mewujudkan harapan masyarakat, yang belum tentu mereka dapatkan di kehidupan normal mereka selama masa perkuliahan. Kegiatan KKN Super 100 ini tentu saja disambut dengan antusias warga desa, lokasi desa yang strategis dan masyarakat yang religius menjadi salah satu faktor penunjang program kerja. Kegiatan keagamaan yang sudah rutin dilaksanakan di Desa Leuweungkolot sudah sesuai dengan visi dan misi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bahkan adanya Pesantren Riyadhul Badi ah di tengah Desa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot xxv

26 Leuweungkolot menjadi icon masyarakat yang taat beragama. Infrastruktur yang cukup memadai ditambah dengan tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan warga menjadikan Desa Leuweungkolot sebagai desa yang sarat nilai-nilai agama, hal ini sangatlah penting di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi sebagai pondasi keimanan bagi generasi pemuda-pemudi Desa Leuweungkolot. Ada beberapa catatan penting yang saya dan peserta KKN Super 100 diskusikan seusai KKN dilaksanakan. Catatan ini, sesuai permintaan PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017, ditujukan kepada PPM sebagai bentuk evaluasi agar kegiatan KKN tahun mendatang dapat melampaui keberhasilan tahun Dalam prosesnya saya menganggap PPM telah sangat maksimal melakukan kewajibannya, namun tentu setiap kemaksimalan makhluk selalu ada celah yang dapat ditingkatkan lagi dan lagi. Tahun ini, saya dan peserta KKN Super 100 memberika saran kepada PPM agar meningkatkan koordinasi kepada aparatur-aparatur berwenang baik di tingkat desa, maupun kecamatan. Sebagai dosen pembimbing turut bangga dengan kesuksesan program kerja KKN Super 100. Semoga segala jerih payah dan usaha yang telah dilakukan menjadi ladang ibadah dan amal jariyah Aamiin Ya Robbal aalamiin. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan KKN Kelompok 100 tahun 2017 yaitu Kepala PPM dan staf, aparatur pemerintah Desa Leuweungkolot, para donatur. Semoga KKN Super 100 dapat menginspirasi KKN selanjutnya. Merci beaucoup et Au revoir a bientot. Ciputat, 28 Oktober 2017 Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si NIP xxvi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

27 BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN

28 Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut daan kehinaan. -Pramoedya Ananta Toer-

29 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam masyarakat yang berkewajiban untuk menjadi pihak yang menjadi fasilitator kesenjangan perkembangan dengan kata lain wujud nyata yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat, guna membantu masyarakat desa untuk mengembangkan atau memecahkan masalah yang ada di desa tersebut. Pada era globalisasi, dengan semakin berkembangnya teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterbukaan informasi, harus disadari bahwa masyarakat perlu mempunyai suatu pemikiran yang maju dan cerdas. Jika masyarakat sudah mempunyai pandangan berfikir yang lebih baik, maka tidak akan sulit bagi mereka untuk menjadikan masyarakat itu lebih maju dan lebih baik lagi dengan apa yang dicita-citakan. Keistimewaan yang dimiliki mahasiswa tidak dapat diukur dari sisi materi, melainkan dari sisi wawasan dan intelektualitas yang dimilikinya. Mahasiswa selalu mencoba berfikir ideal dan rasional dalam menghadapi masa depan masyarakat. Dengan demikian masyarakat dan mahasiswa yang merupakan elemen yang ada di dalamnya, diharapkan dapat bersikap bijak dan berfikir panjang dalam setiap menghadapai permasalahan yang akan dihadapi. Dan teori yang dimiliki mahasiswa serta pengalaman hidup masyarakat perlu diselaraskan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Untuk itu sangat diperlukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berupaya untuk membawa mahasiswa untuk memahami kenyataan-kenyataan yang berkembang dalam masyarakat desa, menggunakan teori keilmuan yang dipelajarinya di jenjang perkuliahan. Kenyataan hidup dalam masyarakat diharapkan dapat memperluas wawasan dan cakrawala pemikiran Interdisipliner dan multidisipliner yang diperlukan mahasiswa. Di samping itu, kehadiran mahasiswa KKN di wilayah-wilayah pelaksanaan KKN diharapkan dapat mendorong dan mengembangkan masyarakat, karena pembangunan masyarakat 3

30 perlu ditingkatkan melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak lepas dari kultur akademik perguruan tinggi yang dimanifestasikan melalui Tri Dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kami selaku mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berusaha mengggali, dan mengembangkan potensi masyarakat dan juga membantu pada berbagai kegiatan perihal kegiatan pendidikan, keagamaan, pembangunan, dan sosial, baik yang bersifat formal maupun non formal. KKN kelompok 100 yang terdiri dari 17 mahasiswa berasal dari 8 fakultas yang berbeda akan melaksanakan KKN reguler di Desa Leuweungkolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. KKN perlu diadakan di Desa Leuweungkolot untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi yang ada di desa tersebut dan menyelesaikan berbagai masalah, dari masalah sosial, pendidikan maupun pembangunan. Buku ini diberi judul Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot karena kami berharap program-program yang kami lakukan di desa ini dapat memberikan manfaat kepada warga desa. Dan kami berharap asa yang kami tanam sejak awal KKN bersama warga desa dapat terealisasi dalam program yang kami lakukan. B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot Desa Leuweungkolot merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan Kode Pos Dengan luas desa ± 189, 90 Ha, dan memilki batas wilayah dengan desa lainnya. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciaruteun Ilir, sebelah selatan dengan Desa Girimulia, sebelah barat dengan Desa Cimanggu I, dan sebelah timur dengan Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea. Jarak dengan kecamatan ± 2 KM, dengan Kantor Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM, dengan Kabupaten Bogor ± 25 KM, dan jarak dengan Provinsi ± 144 KM. Desa Leuweungkolot 4 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

31 terdiri dari total penduduk jiwa, dengan kepala keluarga. Berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah laki-laki jiwa, dan perempuan jiwa. Desa Leuweungkolot ini terdiri dari 25 unit Rukun Tetangga (RT) dan 6 unit Rukun Warga (RW). 1 Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di wilayah ini masih tergolong minim. Pada umumnya masyarakat di daerah ini memiliki tingkat pendidikan akhir sebatas tingkat SLTA/SMA bahkan mayoritas hanya sebatas SLTA/SMP. Tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan umum sebetulnya cukup baik namun karena pendapatan ekonomi yang tidak pasti, akhirnya masih ada warga yang mencukupkan pendidikan mereka dan lebih milih bekerja. Rata-rata penduduk di Desa Leuweungkolot berprofesi sebagai petani, wiraswasta, pedagang, dan buruh. Pada umumnya masyarakat Desa Leuweungkolot bisa dikategorikan sebagai wilayah yang cukup berkembang, dilihat dari segi kepribadian masyarakat, pendidikan dan pembangunan desa. Namun, terdapat satu permasalahan yang cukup alot di desa ini yaitu kesadaran akan pentingnya kebersihan. Hal ini terbukti dari banyaknya tumpukan sampah, pembuangan limbah pabrik sembarangan dan menjadikan sungai sebagai alternatif pembuangan sampah akhir. Serta masih terdapat beberapa aspek dari kebiasaan masyarakat yang perlu untuk dibenahi, yang terpenting yaitu merubah pola pikir masyarakat terhadap pendidikan, ekonomi serta sarana dan prasarana. C. Permasalahan Utama Desa Permasalahan yang ada di Desa Leuweungkolot, antara lain : 1. Bidang Pendidikan Berdasarkan survei yang kami lakukan kepada warga dan aparatur desa, pendidikan di Desa Leuweungkolot terbilang cukup baik, karena warga cukup menyadari pentingnya pendidikan, 1 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 5

32 setidaknya mereka menempuh pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Lanjut Atas (SLTA), dan tak sedikit yang melajutkan pendidikan hingga bangku perkuliahan. Namun, meski begitu masih terdapat beberapa kekurangan dalam pendidikan. Beberapa kekurangan itu adalah kurangnya fasilitas pendidikan yang disediakan desa misalnya perpustakaan desa, ada program pendidikan dan pelatihan Skill yang disediakan desa namun tidak ada tindak lanjut salah satu faktornya adalah karena kesibukan para warga dalam mencari nafkah, masih minimnya fasilitas yang ada di sekolah seperti perpustakaan, kurangnya SDM yang mampu mengajar. 2. Bidang Ekonomi Sebagian besar warga Desa Leuweungkolot masih mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Baik itu padi, umbi-umbian, ataupun sayuran. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar lahan yang ada desa ditanami tumbuhan-tumbuhan tersebut. Cara bertani warga juga masih cukup sederhana karena masih menggunakan alat-alat tradisional. Tingkat pertumbuhan ekonomi di desa ini tidak terlalu baik hal ini terbukti dari banyaknya warga yang akhirnya lebih memilih keluar desa untuk mencari pekerjaan dan penghidupan dan mengabaikan pendidikan karena biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan cukup tinggi. Dampak lainnya adalah masih cukup banyak pemuda yang menganggur. 3. Bidang Keagamaan Berdasarkan pernyataan dari tokoh masyarakat, pimpinan desa, dan para warga, kesadaran dalam beragama tidak cukup baik terutama pada sebagian besar pemuda yang ada di Desa Leuweungkolot. Meski tersedia beberapa masjid dan rutinnya diadakan pengajian setiap minggu, tetapi sepi dari kunjungan para pemuda desa. Tingkat kesadaran yang rendah dikarenakan kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan dalam agama. Dampak lain yang terlihat selain rendahnya semangat 6 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

33 pemuda untuk mengaji adalah kurangnya pemahaman masyarakat terkait hukum keluarga yang di dalamnya terdapat hukum tentang pernikahan, kewajiban suami istri, dan lain sebagainya. 4. Bidang Lingkungan Sekilas desa ini memang terlihat sangat bersih. Namun jika ditelusuri lebih jauh ke dalam desa, maka akan terlihat tumpukan sampah yang menggenang di selokan-selokan pemukiman warga dan irigasi. Beberapa warga Desa Leuweungkolot memiliki kebiasaan yang kurang baik, yakni membuang sampah ke kali atau selokan yang ada di dekat pemukiman mereka, dan kemudian sampah-sampah itu akan mengalir dan berhenti tepat di belakang Pesantren Riyadhul Badi ah yang berada di RW 01. Namun, sampah ini tidak hanya berasal dari sampah warga Desa Leuweungkolot, tetapi juga berasal dari warga wilayah desa lain, mereka membuang sampah di jembatan yang terletak dekat jalan besar Cibungbulang. Karena hal ini warga desa RW 01 Desa Leuweungkolot sempat terkena penyakit yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk. Selain itu, di RW 06 pun memiliki masalah pada limbah dari pabrik. 5. Bidang Sosial Kurangnya kebersamaan dan kekompakan antara warga, hal ini dikarenakan sibuknya warga dalam mencari nafkah, selain itu kurangnya koordinasi pemimpin dalam membuat program-program yang mampu membangun hubungan sosial yang baik antar warga, kurangnya komunikasi antarwarga juga mengakibatkan munculnya kecurigaan antarwarga. 6. Bidang Kesehatan Kemampuan warga desa dalam menyadari pentingnya menjaga kesehatan masih begitu minim, tidak jarang mereka terkena penyakit, namun tidak sedikit dari mereka yang tidak mampu berobat karena biaya pengobatan yang menurut mereka masih terbilang mahal. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 7

34 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super100 Nama Super pada kelompok KKN kami, menurut KBBI memiliki arti, yakni lebih dari yang lain, istimewa, atau luar biasa. Nama Super, juga merupakan bentuk akronim dari Suara Pemerhati Rakyat. Dasar pemikiran terciptanya nama ini adalah dari harapan anggota kelompok untuk menjadi medium suara-suara masyarakat di desa mengenai permasalahan yang ada, yang kemudian akan dicarikan penyelesaiannya. Dipilihnya nama Super juga menjadi do a, semoga kami memiliki kekuatan super untuk membantu masyarakat dalam mewujudkan niat baik kami di desa selama KKN berlangsung. Dalam logo yang menjadi brand kelompok Super, terkandung makna tersirat, yaitu: Gambar 1.1: Logo KKN Super Dua tangan yang saling meraih: menggambarkan sebagai mahasiswa yang berusaha menggandeng warga desa selama KKN berlangsung, demi memajukan dan mengoptimalkan potensi yang ada di Desa Leuweungkolot. 2. Lingkaran: memiliki makna bahwa apa yang kita lakukan di desa tidak memandang golongan mana pun. Lingkaran berarti keseimbangan, tidak bersudut, dan kesamarataan. 3. Warna hitam: dipilih karena menurut psikologi warna, hitam mempresentasikan kekuatan, kepercayaan diri, dan independent. 8 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

35 Kata kekuatan identik dan semakin menggambarkan kemampuan super kelompok. 4. Putih: dinilai dapat meredakan rasa sakit. Kami pilih, untuk menggambarkan keberadaan kami yang semoga dapat menjadi pereda masalah yang ada di desa. Selain itu, putih juga berarti keterbukaan kami dalam menerima masukan dan saran dari warga. Kelompok KKN Super 100 terdiri dari 17 orang, yaitu 10 mahasiswi dan 7 mahasiswa yang berasal dari 7 fakultas berbeda, di antaranya: Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan (FITK). Berasal dari fakultas dan jurusan yang berbeda, menyebabkan masing-masing dari kami memiliki kemampuan kompetensi yang berbeda pula. Berikut merupakan nama-nama beserta kompetensi yang dimiliki mahasiswa/i peserta KKN 2017: Dodie Rachman adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam manajemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan yang sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara tertentu. Muhammad Fadhli Dzil Iqbal adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang penyiaran radio, yaitu mencari, mengelola, dan menyiarkan data berupa informasi melalui media suara, radio. Ia tergabung dalam komunitas radio kampus, RDK FM. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas II, yakni orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 9

36 Fatma Fathi Hibatullah Saputra adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen data keuangan, yaitu mengelola data mengenai keuangan dengan baik dan benar, sesuai dengan PSAK dan ketentuanketentuan yang diberlakukan. Selain itu Ia mempunyai kemampuan menggunakan aplikasi Photoshop. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai publikasi, dekorasi dan dokumentasi, yakni bertugas untuk menyediakan banner acara, dan publikasi dokumentasi kegiatan acara. Muhammad Daivasmara Denaw adalah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem Informasi. Ia memiliki kompetensi di bidang application development, yaitu mampu membuat aplikasi dan/ atau website, baik dari segi perencanaan hingga programming. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi perlengkapan. Tugasnya adalah membuat data perlengkapan yang dibutuhkan untuk keberlangsungan KKN dan program kerja. Ia juga bertugas sebagai editor dalam tim dokumenter. Dede Falahuddin adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam (Jinayah). Ia memiliki kompetensi di bidang hukum pidana Islam, yaitu memahami mengenai hukum pidana, dan dapat mengkaji perbandingan hukum pidana Islam dengan hukum positif. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas I, yakni orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat. Nanang Tri Hidayat adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Ia memiliki kompetensi di bidang muamalah, yaitu memahami hukum dan tata cara jual beli, baik konvensional maupun modern, dengan prinsip syariah. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan), yakni dalam pembagian jadwal piket, pembelanjaan kebutuhan K3, serta pengawasan. Yudi Setiadi adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu al-quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir dan 10 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

37 hadis, salah satunya yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis dengan baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai ketua kelompok, yakni orang yang mengarahkan, mengawasi, serta bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan KKN dan setiap acara di dalamnya. Mutiah Tsani Asyfa adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar, yaitu mengajar mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara, dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai bendahara II, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci. Marisya Ningrum adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam manjemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh perpustakaan nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai wakil ketua, yakni membantu kinerja ketua kelompok dan membantu mengkoordinasi perihal akomodasi. Ia juga bertugas sebagai DOP (Director of Photography) II tim dokumenter. Citra Rizky adalah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang broadcasting, yaitu mengenai perencanaan, teknikteknik pengambilan gambar dan video dengan kamera dan mengelolanya hingga layak siar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan) dalam pencatatan pengeluaran kebutuhan K3, juga merangkap sebagai DOP (Director of Photography) I tim dokumenter. Sherly Tia Ananda adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Syariah dengan Konsentrasi Moneter. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen, yaitu pengelolah dana di perbankan. Ia juga memiliki kemampuan menghafal dan mengajar yang baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yag bertanggung Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 11

38 jawab di divisi konsumsi, yakni bagian penyerahan dan pencatatan pengeluaran uang belanja pangan harian kelompok. Marsela Rahmawati adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Perbankan Syariah. Ia memiliki keahlian di bidang manajemen, yaitu mengelola sistem dasar keuangan secara syariah. Ia juga memiliki kemampuan yang baik dalam membuat karya tulis. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris II, yaitu orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan surat atau undangan untuk kegiatan-kegiatan KKN. Indah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen, berupa manajemen sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, perkantoran, sistem informasi pendidikan, kurikulum, akuntansi dan ekonomi pendidikan. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris I, yaitu orang yang bertanggung jawab di bagian pencatatan, pembuatan agenda kegiatan, dan penyusunan arsip-arsip penting kelompok. Hurunin Fathonah Muthmainnah adalah mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi. Ia memiliki kompetensi di bidang konservasi, yaitu mengupayakan perlindungan, pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di bagian publikasi, dekorasi, dan dokumentasi. Tugasnya adalah mendesain logo dan banner acara, serta mempublikasikan dokumentasi kegiatan di akun sosial media kelompok KKN. Berlyyana Harinto Wati adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan llmu Hukum dengan Konsentrasi Hukum Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang edukasi, yaitu mengajarkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai hukum-hukum dasar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi acara, yakni menyusun dan mengawasi jalannya jadwal acara kegiatan selama KKN. 12 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

39 Maslakhatul Ummah adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir hadis, yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis dengan baik. Ia juga mengajarkan ilmu dan pemahaman al-quran Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai bendahara I, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci. Teti Nurjannah adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar, yaitu mengajarkan mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara, dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara tertentu. E. Fokus dan Prioritas Program Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Leuwungkolot dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota KKN Super 100, kami memiliki fokus dan prioritas program yang dapat kami laksanakan selama kegiatan KKN berlangsung. Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan Bidang Keagamaan Lomba Tahfidz Qur an Kegiatan: Pelayanan Penyenggaran Lomba Tahfidz Memperingati HUT RI ke 72 di RW 1 Mobil Qur an Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan Talkshow Cinta Qur an Seminar Hukum Keluarga Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 13

40 Bidang Kesehatan Bidang Pendidikan Bidang Ekonomi Bidang Lingkungan Seminar Hukum Keluarga Pengobatan Gratis Kegiatan: Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis Leuweungkolot Mengajar Kegiatan: Pelayanan Pengajaran SD di Desa Leuwungkolot Bedah Perpustakaan Kegiatan: Pelayanan Pembenahan dan Pengadaan Buku di Perpustakaan SD Pelatihan Sablon Kegiatan: Pemberdayaan Pemuda Desa Leuweungkolot dalam Bentuk pelatihan Pembuatan TPA Kegiatan: Pelayanan Pembuatan TPA di RW 6 Desa Leuwungkolot F. Sasaran dan Target Tabel 1.2: Sasaran dan Target No Kegiatan Sasaran Target 1. Seminar Hukum Keluarga Warga Desa Leuweungkolot 100 orang warga Desa Leuweungkolot mendapatkan informasi tentang kiat-kiat membangun keluarga sakinah, mawadah, 14 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

41 2. Leweungkolot Mengajar 3 Bedah Perpustakaan 4. Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Guru SDN Leuweungkolot 05, guru SDN Leuweungkolot 01, dan guru SDN Leuweungkolot 02 Perpustakaan SDN Leuweungkolot 02. Tempat pembuangan akhir (TPA). warahmah, hukum perkawinan di Indonesia, serta isbat nikah. 4 orang guru SDN Leuweungkolot 05, 2 orang guru SDN Leuweungkolot 01, dan 4 orang guru SDN Leuweungkolot 02 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya. 1 perpustakaan SDN Leuweungkolot 02 direnovasi dan mendapatkan buku bacaan. 1 TPA dibangun atau didirikan di Desa Leuweungkolot, RT 03 RW 06 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 15

42 5. Pengoatan Gratis Warga Desa Leuweungkolot 6. Perayaan HUT RI Perlombaan (Lomba Tahfidz) 7. Mobil Qur an Siswa/i SDN Leuweungkolot 1 dan SDN Leuweungkolot 2. Kampung Pos. 100 Warga Desa Leuweungkolot mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis serta obat-obatan gratis. 1 perlombaan dalam rangka HUT RI ke 72 terselenggara. 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 1 dan 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 02 mendapatkan informasi tentang amaliah yaumiyah sesuai panduan al- Qur an serta memberikan motivasi untuk giat membaca dan menghafal al- 16 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

43 8. Pelatihan Sablon Pemuda Desa Leuweungkolot Qur an. 20 pemuda Desa Leuweungkolot mendapatkan pelatihan sablon baju. G. Jadwal Pelaksanaan Program 1. Pra KKN-PpMM 2017 (Mei-Juli 207) Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1. Pembentukan Kelompok April Penyusunan Proposal 1 Juni Pembekalan 24 Mei Survei 1 Juni Juli Pelepasan 25 Juli Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli 25 Agustus 2017) Tabel 1.4: Pelaksanaan program No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 26 Juli Pembukaan di Lokasi KKN 26 Juli Implementasi Program 26 Juli 25 Agustus Penutupan 25 Agustus Kunjungan Dosen Pembimbing 26 Juli Agustus Agustus 2017 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 17

44 3. Laporan dan Evaluasi Program (September Oktober 2017) Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1. Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN- PpMM 1 15 September Verifikasi dan Penyuntingan oleh Kelompok dan Dosen Pembimbing September Penyelesaian dan Penguploadan Film Dokumenter 4. Pengesahan Buku Laporan 5. Pengirman Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 6. Penilaian Hasil Kegiatan 7. Pengajuan ISBN dan Penerbitan Buku 1 September 15 Oktober 2017 September November 2017 Desember 2017 Oktober Desember 2017 Januari 2018 H. Pendanaan dan Sumbangan Dana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok KKN Super 100 diperoleh dari berbagai sumber, yaitu : a. Pendanaan Tabel 1.6: Pendanaan No Uraian Asal Dana Jumlah 1 Kontribusi mahasiswa anggota Rp ,- 2 Dana penyertaan progam Rp ,- pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2017) 3 Hasil Fundraising Rp ,- Total Rp ,- 18 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

45 b. Sumbangan Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan No Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah 1 Darul Qur an Rp ,- 2 Dompet Duafa Rp ,- 3 RS Bineka Bhakti Husada Gaplek Obat-Obatan 4 Komisi Pemberantasan Korupsi Buku bacaan anakanak I. Sistematika Penyusunan Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi gambaran umum tentang pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 100 dimulai dari latar belakang pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot, kondisi umum lokasi Desa Leuweungkolot, permasalahan yang ada di Desa Leuweungkolot, profil dari kelompok KKN 100, fokus atau prioritas program kerja yang dilaksanakan, sasaran dan target dari program kerja yang dilaksanakan, jadwal pelaksanaan KKN-PpMM, serta sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot. Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian ini berisi teori-teori yang dikemukan oleh para ahli dan merujuk pada buku bacaan mengenai pemberdayaan masyarakat melalui intervensi sosial yang dilakukan oleh KKN Super di Desa Leuweungkolot, Bab ini bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis atas pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot. Bab III, Kondisi Desa Leuweungkolot. Bagian ini berisi gambaran umum mengenai kondisi Desa Leuweungkolot yang dilihat dari profil Desa Leuweungkolot secara umum, aspek geografis, aspek demografis yang dilihat dari sisi jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian, serta dari sarana dan prasarana Desa Leuweungkolot yang data-datanya Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 19

46 diperoleh dari Formulir Hasil Survei KKN dengan Staf Desa Leuweungkolot. Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bagian ini berisi matriks SWOT dari berbagai bidang yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada pada bab I, dengan disimpulkan pada beberapa program kerja yang muncul pada tiap-tiap bidang. Selain itu, dibahas juga mengenai hasil pelayanan dan pemberdayaan dari tiap-tiap program kerja yang dibuat dalam bentuk tabel lengkap dengan foto-foto kegiatan. Selain itu, dibahas pula mengenai faktor-faktor yang menjadi pencapaian hasil tersebut. Bab V, Penutup. Bab ini berisi gambaran umum hasil usulan program pemecahan masalah yang dicantumkan di bab I. Selain itu, dibahas pula mengenai hal-hal apa saja yang harus direkomendasikan pemerintah setempat, PPM UIN Jakarta, kelompok KKN masa mendatang, serta masyarakat setempat. Bagian 2, Refleksi Hasil Kegiatan. Yang terdiri dari 2 bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab VI, Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM Dalam bab ini disampaikan refleksi mahasiswa atas program KKN, sisi positif temanteman kelompok, kisah desa yang menginspirasi. Bab VII, Kesan dan Pesan Warga. Dalam bab ini terdapat kesan dan pesan warga atas pelaksanaan KKN-PpMM Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

47 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Pemetaan Sosial Pemetaan Wilayah Kerja Berdasarkan Desa Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh kelompok Super 100 di Desa LeweungKolot, kami memetakan daerah desa berdasarkan data yang ada, yakni sebagai berikut. Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang terbentuk pada tahun Desa Leuweungkolot berada dalam koordinat Bujur Timur dan Lintang Selatan. Dengan luas wilayah desa/ kelurahan sekitar Ha, dan jumlah penduduk laki-laki jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Desa Leuweungkolot juga terbagi atas 25 Rukun Tetangga (RT) dalam 6 Rukun Warga (RW) yang dipimpinan Bapak Aan Rusmana, S.E. sebagai Plt. Kepala Desa Leuweungkolot Bidang Pendidikan dan Spiritual atau Keagamaan Di Desa Leuweungkolot terdapat beberapa sarana pendidikan yaitu adanya 4 Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di antara 4 SD yang ada di sana terdapat beberapa SD yang cukup memprihatinkan karena kurang memadai baik dalam bentuk bangunan maupun tenaga pengajar. Sedangkan untuk sarana olahraga di sana juga terdapat sebuah bangunan yang cukup memadai. Begitupun juga dengan kondisi spritual atau keagamaan di sana sudah terdapat cukup banyak bangunan masjid atau mushalla, dan ada juga MUI tingkat desa, akan tetapi kurangnya antusias pemuda-pemudi untuk meramaikan masjid-masjid maupun mushalla-mushalla untuk shalat berjama ah. Begitupun dengan spiritual atau keagamaan perlu diberi himbauan lagi agar masyarakat tidak apatis dengan kegiatan gotong royong. Akan tetapi di sisi lain di sana sudah terdapat kegiatan 21

48 keagamaan TPQ dan yasinan secara rutin yang biasa diadakan setiap malam. Harapan KKN Super 100 semoga bidang pendidikan yang ada di desa ini lebih maju dan lebih baik lagi, serta selalu meningkatkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anak maupun pemuda bahkan orang tua. Maka dari itu tokoh masyarakat harus lebih giat lagi mengadakan acara-acara keagamaan baik itu pengajian maupun pengajaran ilmu-ilmu agama. Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup Permasalahan utama yang ada di desa yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Mayoritas warga di sana masih membuang sampah sembarangan, ada juga sebagian warga yang membuang sampah langsung ke sungai padahal sungai itu yang dijadikan sumber utama oleh masyarakat untuk perairan pertanian masyarakat. Di desa juga sudah ada mobil pengangkut sampah akan tetapi itu hanya berfungsi di sepanjang jalan raya dan tidak sampai ke semua penjuru desa maka dampaknya lingkungan masyarakat menjadi kotor, sungai-sungai dijadikan sasaran tempat pembuangan sampah, selokan-selokan pun mampet sehingga air tergenang karena sampah-sampah yang menumpuk di selokan. Dari kondisi seperti ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bisa menimbulkan penyakit. Akan tetapi Desa Leuweungkolot sendiri memilik akses kesehatan yang cukup baik karena hampir setiap RW sudah memiliki Posyandu. Namun, jarak dari desa ke Puskesmas cukup jauh, dan pihak Puskesmas pun sudah menyiapkan kendaraan darurat berupa mobil untuk masyarakat yang membutuhkan. Harapan KKN Super 100 yakni warga agar lebih menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Dari hasil pengamatan kami mengenai kesehatan dan lingkungan hidup di Desa Leuweungkolot, warga harus lebih giat lagi mengadakan kerja bakti setiap pekan untuk membersihkan sampah yang berserakan baik di jalan maupun sungai dan menyediakan tempat sampah agar menimbulkan kesadaran diri 22 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

49 masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat, agar terciptanya desa yang bersih dan warga yang sehat. Bidang Sosial Gotong Royong dan Keamanan Dalam bidang ini warga Desa Leuweungkolot dapat dikatakan sebagai masyarakat yang meiliki jiwa sosial dan gotong royong yang cukup tinggi, karena semua warga dapat diajak berpartisipasi dalam mengadakan sebuah acara seperi membersihkan sungai, memperingati HUT RI, dan ronda malam. Dalam segi keamanan juga desa ini dapat dikatakan aman karena setiap malam selalu ada warga yang ronda keliling untuk memantau keadaan lingkungan desa pada malam hari. Dengan jiwa sosial yang tinggi yang dimiliki oleh warga harapan kami, desa ini harus lebih maju, aman terkendali, dan harmonis. Maka dari itu warga harus selalu bekerja sama dalam mengadakan sebuah kegiatan atau acara serta harus lebih meningkatkan mutu keamanan dalam ronda malam. Bidang Perekonomian Di bidang ini hampir tidak ditemukakan masalah yang dialami oleh warga karena warga Desa Leuweungkolot sudah bisa dikatakan sejahtera, sebagian besar warga sudah berpenghasilan di atas rata-rata. Mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah sebagai buruh tani, pedagang, dan guru. Tetapi sebagian besar dari masyarakat Desa Leuweungkolot adalah sebagai buruh tani, karena sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh desa ini yakni dalam bidang pertanian. Mengenai perekonomian Desa Leuweungkolot dibantu dengan dana desa yang sangat membantu jadi untuk sekarang tidak ada desa yang tertinggal. Karena kebanyakan warga sudah memiliki lahan pekerjaan masing-masing ataupun ada perekonomian yang sudah dibantu oleh dana desa, maka harapan kami untuk warga Desa Leuweungkolot agar menjadi masyarakat madani dan dapat memanfaatkan kekayaan alamnya untuk dijadikan lahan usaha. Maka dari itu tugas warga hanyalah memikirkan cara tentang mengembangkan usaha mereka serta Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 23

50 menggunakan dana desa sebaik mungkin untuk kesejateraan masyarakat. Bidang Kesenian dan Budaya Dalam bidang kesenian dan budaya Desa Leuweungkolot tidak kalah hebatnya dengan desa-desa lain karena di desa ini juga memiliki beberapa kesenian seperti kesenian marawis, qasidah, dan seni tari untuk anak-anak tingkat SD. Dengan banyaknya kesenian yang di miliki oleh desa harapan kedepannya agar desa ini dapat mengembangkan semua kesenian yang dimiliki dan dapat mengenalkannya ke publik dan bukan hanya desa itu sendiri. Maka dengan itu tokoh yang berperan di desa seperti kepala desa harus lebih giat lagi mengadakan pelatihan serta memberikan pelatih yang profesional dalam bidang-bidang yang potensial agar lebih fokus dan dapat mencapai target yang diinginkan, serta harus lebih banyak mempromosikan kesenian yang dimiliki ke publik baik dalam pertemuan-pertemuan maupun media sosial. B. Intervensi Sosial Intervensi sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan masyarakat yang lebih luas, baik di tingkat kabupaten/ kota, provinsi, negara, maupun tingkat global. 2 Jadi intervensi sosial diartikan pula sebagai langkah bantuan terhadap suatu masyarakat, yang mana keberhasilannya dapat dievaluasi dan diukur demi mencapai kesejahteraan sosial di masyarakat. Tujuan dari intervensi sosial sendiri adalah memperbaiki fungsi kelompok sasaran perubahan. 3 Penggunaan intervensi sosial diterapkan oleh KKN Super 100 sebagai metode pendekatan terhadap para warga, 2 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Mayarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

51 tokoh masyarakat, dan orang terkemuka di Desa Leuweungkolot. Ketika fungsi sosial berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud ketika jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien. Langkah yang digunakan adalah mengetahui tentang kondisi pendidikan, ekonomi, dan soial masyarakat desa, dari data yang telah dikumpulkan dapat diketahui kebutuhan masyarakat yang perlu dikembangkan. Kemudian direalisasikan melalui kegiatan mengajar, bimbingan belajar, pembuatan tempat pembuangan akhir dalam pelestarian hidup desa serta kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat edukasi, keagamaan serta nilai dan norma-norma kebangsaan. C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Menurut Bruhn dan Rebach, setiap intervensi yang dilakukan maka harus dimulai dengan melakukan asesmen atau pemetaan. Baik yang berupa pemetaan kebutuhan masyarakat yang lebih cenderung memilih pendekatan pemecahan masalah (problem solving) ataupun pemetaan aset masyarakat yang lebih mengutamakan melihat sisi lebih atau positif aset yang dimiliki masyarakat atau disebut dengan Asset Based Approach. 4 Ada dua pendekatan terkait dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu Problem Solving Approach dan Asset Based Approach. Dari kedua pendekatan ini kelompok kami memilih menggunakan pendekatan Problem Solving Approach dalam melaksanakan program di Desa Leuweungkolot. Metode ini lebih efisien dan efektif untuk menjaring informasi tentang masyarakat dan membuat prioritas untuk masyarakat. 4 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017 (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h.17. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 25

52 Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. 5 Terdapat beberapa tahapan agar pemecahan masalah dapat berhasil sebagai berikut: 6 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu kepekaan, sebagai bagian dari komunitas yang terpengaruh oleh masalah yang ada. 2. Menggerakkan Sumber Daya Setelah masalah diidentifikasi, dipelajari, dan dimengerti, langkah berikutnya adalah menggerakan sumber daya yang diperlukan untuk mengaktifkan beragam jenis kemampuan warga komunitas, mengaktifkan energi dan imajinasi sebagai suatu proses penting dalam pengembangan komunitas. 3. Perencanaan Program Tahapan selanjutnya adalah perencanaan program pengembangan masyarakat dengan membutuhkan semua faktor yang mempengaruhi komunitas. Dalam kerangka perencanaan warga komunitas harus mempunyai kesempatan untuk mengkritik dan memberikan saran membangun. 4. Penggerakan Kapasitas Komunitas Dengan dukungan penuh warga komunitas dilakukan upaya penggerakan kapasitas komunitas untuk melayani dan mendukung suatu kegiatan pengembangan masyarakat di atas keragaman warga komunitas. 5. Pemecahan Masalah Tahap pemecahan masalah yang efektif dan membutuhkan evaluasi, yang berarti tidak ada hal terakhir yang tidak penting. Bahkan sesungguhnya akhir kegiatan akan tetap ada, penilaian 5 Djamara, dkk., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h Predian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

53 akhir harus dilakukan terhadap semua tahap untuk melaksanakan kegiatan yang akan dianalisis dengan kritis dalam hal kekuatan, kelemahan, kesuksesan, kegagalan. Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris empowerment yang biasa diartikan sebagai pemberkuasaan. Dalam arti pemberian atau peningkatan kekuasaan (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung. 7 Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, upaya itu hanya bisa dilakukan dengan membangkitkan keberdayaan mereka, untuk memperbaiki kehidupan di atas kekuatan sendiri. 8 7 Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan (Bandung: Humaniora, 2008), h. 82 diakses pada 13 September 2017 dari: 8 Engking Soewarman Hasan, Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya Unggul (Bandung: Pustaka Rosda Karya, 2002), h diakses pada 13 September 2017 dari: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 27

54 Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkakrangkak di hadapan orang lain. -Pramoedya Ananta Toer-

55 BAB III KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot Desa Leuweungkolot adalah masuk dalam wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Daerah ini konon merupakan sentra atau pusatnya para pedagang doclang, makanan tradisional khas Bogor yang dibalut dengan sambal kacang hampir mirip dengan lontong. 9 Awal nama Desa Leuweungkolot ini bermula dari kata luwang yang berarti pengaruh atau ilmu dari orang tua dulu. Lalu orang Belanda kesulitan menyebut luwang yang kelamaan menjadi leuweung. Kata kolot sendiri berarti tua yakni dari orang tua. Jadilah nama Leuweungkolot yang memiliki arti yaitu pengaruh atau ilmu yang berasal dari orang tua. Leuweungkolot memiliki beberapa kampung yakni Kp. Bubulak, Kp. Curug, Kp. Kabandungan, Kp. Cikonjen dan Kp. Pos. Pada awalnya desa ini hanya memiliki 18 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga (RW). Namun seiring perkembangan waktu kampung di desa melakukan pemekaran menjadi 25 Rukun Tetangga (RT) dan 6 Rukun Warga (RW). Kepala Desa (Kades) yang pertama kali memimpin di Desa Leuweungkolot adalah Bapak Suganda. Ketika Bapak Suganda memimpin pada tahun 1960-an periodenya belum ditetapkan sehingga beliau menjabat selama 8 tahun lebih. Kades berikutnya yakni Bapak Amit masih dengan periode 8 tahun, lalu Bapak Darmaji, Bapak 9 Wikipedia, Leuweungkolot Cibungbulang Bogor (2014) diakses pada 15 September 2017 dari: 29

56 Suriadana 6 tahun dan hingga kini dijabat oleh Ibu Komariyah yang digantikan oleh Bapak Aan sebagai Plt Kepada Desa. 10 B. Letak Geografis Desa Leuweungkolot adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Republik Indonesia. Desa ini secara administrasi berbatas dengan : Sebelah utara : Desa Ciaruteun Ilir. Sebelah selatan : Desa Girimulya. Sebelahan barat : Desa Cimanggu I. Sebelah timur : Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea. Luas wilayah Desa Leuweungkolot ± Ha, yang memiliki jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan sekitar ± 2 KM, dari Ibu Kota Kabupaten Bogor yakni ± 25 KM. Sementara jarak dari Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM dan jarak dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yakni ± 144 KM. Jarak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekitar 44 KM, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam 45 menit. Berikut adalah tampak lokasi Desa Leuweungkolot secara keseluruhan. Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Desa Leuweungkolot, Bapak Aji Sukarji, 13 September Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

57 Selanjutnya di bawah ini adalah peta pembagian wilayah desa secara rinci. Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa 12 Keterangan gambar 3.2 : 1. Bukit Cibodas 2. Lembah Pelangi 3. Kp. Bubulak RW Kp. Curug RW Kp. Cikonjen RW Kp. Cipakel RW Kp. Pos RW Kp. Pos RW Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor diakses pada 14 September 2017 dari: 12 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 31

58 Selain menampilkan pembagian wilayah desa, berikut ini menggambarkan lokasi pengabdian Kuliah Kerja Nyata kelompok Super 100 di Desa Leuweungkolot, sebagai berikut : Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian 13 Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor diakses pada 14 September 2017 dari: 14 Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor diakses pada 14 September 2017 dari: 32 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

59 Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian 15 Keterangan Gambar 3.3 sampai Gambar 3.5 : 1. Pesantren Riyadhul Badi ah, tempat tinggal sementara ketika KKN berlangsung. 2. LPK Tepi Sawah, tempat penyelenggaraan program Pelatihan Sablon. 3. Balai Desa Leuweungkolot, tempat penyelenggaraan program Seminar Hukum Keluarga dan Pengobatan Gratis. 4. Kediaman Ibu Kepala Desa Leuweungkolot, tempat kami memulai kerjasama dan sinergi sebelum KKN berlangsung. 5. Aliran sungai kecil sebagai pengairan sawah Desa Leuweungkolot. 6. SDN Leuweungkolot SDN Leuweungkolot 01 dan Jalan utama memasuki desa. 9. Lokasi pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. 15 Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor diakses pada 14 September 2017 dari: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 33

60 C. Struktur Penduduk 1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk Desa Leuweungkolot adalah jiwa. Jumlah kepala keluarga kepala keluarga. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk Laki-laki Desa Leuweungkolot adalah jiwa dan jumlah penduduk perempuan Desa Leuweungkolot adalah jiwa. Dapat dilihat pada grafik 3.1 di bawah ini : Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2. Keadaan Penduduk Menurut Agama Jika dilihat dari agama yang dianut maka didapati penduduk Desa Leuweungkolot sebagian besar memeluk Agama Islam. 99% penduduk Desa Leuweungkolot mayoritas beragama Islam sedangkan 1% memeluk agama lainnya. Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama 34 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

61 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Beragam mata pencaharian di desa ini cukup banyak digeluti masyarakat meskipun terlihat yang lebih mendominasi adalah sebagai seorang petani. Dan menurut survei yang dilakukan bedasarkan data-data yang diberikan terciptanya tabel 3.1 dan grafik 3. berikut ini : Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa Mata pencaharian Total Kayawan (PNS, TNI, Swasta) 140 Wiraswasta Petani Buruh Tani 456 Pekerja Seni 1 Pensiunan 48 Lainnya Tidak Bekerja Total Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 35

62 Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan 4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk desa ini terdiri dari lulusan terbanyak adalah SD sebanyak 410 orang, lalu kedua SMP sebanyak 274 orang, ketiga SMA sebanyak 156 orang, yang keempat lulusan D1/ D3 ada 34 orang serta 8 orang lulusan S2 yang berada di Desa Leuweungkolot terssebut. Namun ada beberapa warga yang lulus dalam pendidikan khusus yaitu sebanyak 30 orang dan berikut tabel 3.2 dan grafik 3.5 di bawah ini : Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Total Taman Kanak-kanak 82 Sekolah Dasar / sederajat 410 SMP / sederajat 214 SMA / sederajat 156 Akademi D1 / D3 34 Sarjana S2 8 Pendidikan Khusus 30 Total Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

63 Grafik Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan D. Sarana dan Prasarana Keberadaan fasilitas umum yang ada di Desa Leuweungkolot secara umum sudah cukup baik, namun kondisi dari fasilitas tersebut masih ada yang belum layak dan perlu adanya perbaikan. Berikut ditampilakan data sarana dan prasarana yang ada di Desa Leuweungkolot: Tabel 3.3: Sarana dan Prasarana Desa Leuweungkolot Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan a. Kantor Desa 1 Kondisi bangunan kantor desa cukup baik, namun sangat disayangkan penataan ruang di dalamnya kurang rapih, serta pemanfaatan ruangan belum maksimal Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 37

64 b. Prasarana Kesehatan - Posyandu c. Prasarana Pendidikan - Gedung SD - Gedung SMP - Gedung PAUD d. Prasarana Ibadah - Masjid - Mushalla e. Prasaran Umum - Olahraga - Kesenian/Budaya buah 1 buah Kondisi Posyandu di setiap RW berbeda, untuk kondisi bangunan terbilang cukup baik. Namun, fasilitas alat kesehatan yang ada di beberapa Posyandu belum memadai Menurut data 2014 Desa Leweungkolot memiliki 1 gedung SMP namun kami sendiri tidak menemui letak gedung itu, karena ternyata sudah memasuki wilayah desa lain, sedangkan kondisi gedung lumayan baik untuk melaksanakan pembelajaran, hanya saja fasilitas seperti perpustakaan, gudang, ruang seni, dan fasilitas menunjang lainnya belum terpenuhi karena kondisi lahan yang tidak mencukupi. Begitu juga dengan kondisi bangunan PAUD. Kondisi masjid dan mushalla dapat dikatakan baik karena warga sering menggunakan dan cukup terawat, fasilitas yang ada di dalamnya juga diperhatikan, misalnya seperti sound system, kipas angin, alat ibadah. Terdapat satu gedung yang menyatu dengan wilayah SDN Leuweungkolot 01 dan SDN Leuweungkolot 02 untuk sarana olahraga dan kesenian, biasanya jika desa 38 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

65 f. Prasarana Transportasi - Jalan Kabupaten g. Prasarana Air Bersih - Sumur Gali - Sumur Pompa h. Prasarana Sanitasi dan Irigasi - MCK Umum - Saluran Drainase - Saluran Irigasi Sumber : Data Desa tahun ,70 KM ,52 M 124 M mengadakan acara pertandingan seperti bulutangkis gedung ini digunakan, namun tak jarang juga gedung ini dijadikan untuk melaksanakan pertemuan penting antara warga desa. Kondisi jalan sangat baik, tidak ada kerusakan, dibeton dan diaspal. Sudah hampir keseluruhan warga sudah mengganti sumur air di rumahnya dengan sumur pompa, namun ada juga yang masih memiliki sumur gali Terdapat satu fasilitas MCK di RW 03 namun sayang kondisi MCK ini kurang baik, kotor dan tidak ada penerangan Saluran drainase kotor dipenuhi banyak sampah begitu juga dengan saluran irigasi 16 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 39

66 Berikut foto kondisi sarana dan prasarana Desa Leuweungkolot yang mampu berhasil didokumentasikan oleh KKN Super 100: Gambar 3.6: Balai Desa Gambar 3.7: Posyandu RW Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

67 Gambar 3.8: Posyandu RW 06 Gambar 3.9: Posyandu RW 04 Gambar 3.10: SD Lueweungkolot 01 dan 02 Gambar 3.11: SD leuweungkolot 05 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 41

68 Gambar 3.12: PAUD Riyadhul Badi ah Gambar 3.13: PAUD Tunas Harapan 42 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

69 Gambar 3.14: Masjid RW 03 Gambar 3.15: Masjid RW 05 (a) Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 43

70 Gambar 3.16: Masjid RW 05 (b) Gambar 3.17: Mushalla (a) 44 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

71 Gambar 3.18: Mushalla (b) Gambar 3.19: Gedung Olahraga dan Kesenian Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 45

72 Gambar 3.20: Jalan Kabupaten Gambar 3.21: Jalan Desa 46 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

73 Gambar 3.22: MCK Umum (a) Gambar 3.23: MCK Umum (b) Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 47

74 Gambar 3.24: MCK Umum (c) Gambar 3.25: MCK Umum (d) 48 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

75 BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah Dalam menyusun program utama KKN, terlebih dahulu kami melakukan analisis terhadap permasalahan yang terjadi. Kerangka pemecahan masalah yang kami buat adalah sebagai berikut: Tabel 4.1: Analisis SWOT Bidang Keagamaan MATRIKS SWOT 01. BIDANG KEAGAMAAN STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal Adanya lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren dan TPA/Q. Semangat warga dalam menuntut ilmu agama. Tingginya semangat anakanak untuk belajar membaca, menulis ataupun menghafal al- Qur an. Hubungan baik Kurangnya program keagamaan. Kurangnya koordinasi antara aparatur desa dengan warga untuk membuat program-program keagamaan. Sedikitnya pemahaman dan pengetahuan warga tentang halhal yang diatur dalam agama. Eksternal antara aparatur Anak-anak banyak desa dengan yang belum bisa pemangku keagamaan. membaca al- Qur an. Terdapat pengajian rutin. 49

76 OPPORTUNITIES (O) Adanya bantuan dari instansi luar seperti Yayasan Darul Qur an. Adanya bantuan dana dari kelompok KKN Super 100. Kemajuan teknologi Kemampuan anggota KKN Super 100 yang mumpuni dalam bidang keagamaan. STRATEGI (SO) Mensinergikan kemampuan aparatur desa, pemangku agama, dan anggota KKN Super 100. Menjalin kerja sama antara pihak desa dan instansi luar seperti Yayasan Darul Qur an Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pengajian rutin STRATEGI (WO) Membuat program keagamaan bekerja sama dengan instansi luar seperti Yayasan Darul Qur an. Mengadakan forum diskusi antara aparatur desa dan warga oleh KKN Super 100 Mengadakan program membaca, menulis, dan menghafal al- Qur an THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Semakin maraknya tontonan yang tidak mendidik. Memberikan pemahaman tentang tontonan yang baik Memberikan saran kepada para tokoh masyarakat untuk membuat program Melekatnya Mengadakan keagamaan. kepercayaan dan tradisi keagamaan yang berbau mistis. ngobrol bareng antara warga dan anggota KKN Super 100 untuk berdiskusi tentang hal-hal kaagamaan. Meningkatkan peran tokoh agama untuk memperkuat kepercayaan masyarakat. Mengadakan program membaca al-qur an untuk anak-anak. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program sebagai berikut: Seminar Hukum Keluarga 50 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

77 Peringatan HUT RI (Lomba Tahfidz) Mobil Qur an Tabel 4.2: Analisis SWOT Bidang Kesehatan MATRIKS SWOT 02. BIDANG KESEHATAN STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal Adanya sarana dan Sarana dan prasarana dalam prasarana desa di bidang kesehatan Adanya bidan di Desa Leuweungkolot Adanya apotek dan bidang kesehatan masih kurang memadai. kurangnya kesadaran Eksternal toko-toko penjual masyarakat akan obat pentingnya menjaga kesehatan. Jarak Puskesmas jauh OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) Adanya bantuan obat-obatan dari Rumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Gaplek. Adanya bantuan dana dari kelompok KKN Super 100. Program Pengobatan Gratis Mensinergikan bidan desa dengan anggota KKN Super 100. Mendistribusi kan bantuan obat-obatan dari Rumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Gaplek secara merata. Memaksimalk an sarana dan prasarana kesehatan sebagai tempat Memberikan penyuluhan kesehatan terkait pentingnya menjaga kesehatan. Mengadakan Program Pengobatan Gratis. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 51

78 Program Pengobatan Gratis THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Mahalnya biaya pengobatan. Banyak sampah penyebab penyakit Mensinergikan para pekerja bidang kesehatan di Desa Leuweungkolot untuk membantu warga sekitar. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada di Desa Leuweungkolot. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan sampah Posyandu desa harus menyediakan obatobatan yang sesuai dengan keluhan masyarakat Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh. Memperbaiki fasilitas kesehatan yang telah ada. Mengadakan Program Pengobatan Gratis. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program sebagai berikut: Program Pengobatan Gratis. 52 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

79 Tabel 4.3: Analisis SWOT Bidang Pendidikan MATRIKS SWOT 03. BIDANG PENDIDIKAN STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Eksternal Internal Adanya kemauan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan lebih layak dan terjangkau. Adanya semangat dari anak-anak Desa Leuweungkolot untuk belajar. Adanya sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung. Sekolah memberi izin untuk melaksanakan KBM dari KKN Super 100. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Kurangnya fasilitas pendidikan yang menunjang. Kurangnya tenaga pendidik di Sekolah Dasar (SD). Keterbatasan ekonomi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengetahuan bahasa asing yang kurang di masyarakat Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) Kemampuan anggota KKN Super 100 yang memadai dalam bidang akademis dan non akademis. Membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Memotivasi anakanak Desa Leuweungkolot untuk Membantu menjadi tenaga pendidik sementara di sekolah. Membantu merapikan dan membenahi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 53

80 Adanya dana bantuan dari seluruh anggota KKN Super 100. Pemerintah memberikan pendidikan gratis bagi siswa/i melalui dana BOS. Pemerintah memberikan buku teks pelajaran secara gratis kepada instansi pendidikan formal. Beberapa anggota KKN Super 100 memiliki kemampuan bahasa asing instansi yang memberi buku bacaan mendapatkan pendidikan yang layak dan terjangkau. Memberikan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan Membantu anak memahami buku bacaan agar mudah menyerap ilmunya. Menjalin kerja sama dengan instansi yang mendukung bidang pendidikan 54 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot fasilitas yang ada di sekolah seperti perpustakaan. Mengadakan ngobrol bareng untuk memberikan informasi beasiswa THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Mahalnya biaya pendidikan. Pengaruh negatif moderenisasi, westernisasi, dan globalisasi yang pesat Memberikan pemahaman kepada peserta didik dan orang tua akan pentingnya pendidikan. Memberikan pemahaman Memberikan bimbingan belajar di luar jam sekolah untuk membangkitkan semangat belajar anak. Sosialisasi tontonan positif

81 Konten tontonan kurang mendidik yang kepada orang tua mengenai pentingnya menjaga pergaulan sesuai dengan umur anak. Memberitahukan kepada anak mengenai pembagian jam belajar dan bermain. Mengadakan ngobrol bareng untuk memberikan informasi beasiswa Memberikan pemahaman kepada pemudapemudi desa mengenai manfaat serta pentingnya pendidikan untuk masa depan. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program sebagai berikut: Leuweungkolot Mengajar Bedah Perpustakaan Tabel 4.4: Analisis SWOT Bidang Ekonomi MATRIKS SWOT 04. BIDANG EKONOMI STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal Kemauan masyarakat yang tinggi Adanya Kurangnya kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan hidup. ketertarikan masyarakat terhadap pengembangan Kurangnya tingkat pendidikan warga Desa Leuweungkolot. potensi. Adanya LPK Tepi Sawah sebagai tempat untuk Beberapa masyarakat tidak memiliki pekerjaan tetap Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 55

82 Eksternal OPPORTUNITIES (O) Adanya bantuan dana dari kelompok KKN Super. Banyak tempat pariwisata sebagai sarana meningkatkan ekonomi Sebagian anggota KKN Super 100 memiliki kemampuan dalam bidang ekonomi melatih diri. STRATEGI (SO) Berkoordisani dengan LPK Tepi Sawah, aparatur desa, guru untuk mengadakan pelatihan skill untuk berwirausaha. Memaksimalkan LPK Tepi Sawah untuk mengembangkan potensi diri masyarakat Desa Leuweungkolot. Membuat produk kreatif untuk dijual di tempat pariwisata 56 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot STRATEGI (WO) Memberikan rekomendasi program untuk meningkatkan perekonomian warga desa. Mensosialisasikan program dan manfaatnya kepada masyarakat. THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Kebutuhan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dari perusahaan. Pertumbuhan teknologi yang sangat pesat. Menjadi fasilitator masyarakat sebagai wadah pengembangan potensi diri mereka. Memberikan informasi terkait lowongan pekerjaan. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat untuk bersaing dalam mencari pekerjaan Memberikan saran kepada karang taruna setempat untuk menjadikan kegiatan pelatihan sebagai program Memanfaatkan teknologi sebagai sarana meningkatkan ekonomi

83 masyarakat Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program sebagai berikut: Pelatihan Sablon Tabel 4.5: Analisis SWOT Bidang Lingkungan MATRIKS SWOT 05. BIDANG LINGKUNGAN STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) Internal Adanya dukungan Kurangnya dari aparat desa kesadaran untuk masyarakat pembangunan terhadap tempat pentingnya pembuangan menjaga sampah. kebersihan Adanya lahan lingkungan. tersedia untuk Masih banyak pembangunan warga yang tempat membuang pembuangan sampah ke sungai sampah. karena tidak Eksternal Adanya dukungan bersedia dari masyarakat membayar iuran untuk kebersihan. pembangunan tempat pembuangan sampah. OPPORTUNITIES (O) Adanya dukungan dan STRATEGI (SO) Bermusyawarah dengan aparatur STRATEGI (WO) Mensosialisasikan dan mengajak Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 57

84 bantuan dari warga untuk pembangunan tempat pembuangan sampah. Adanya bantuan dana dari Kelompok KKN Super 100. desa dan masyarakat untuk membangun tempat pembuangan sampah. masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Mahalnya biaya pengangkutan Bergotong royong dengan aparatur Mengadakan penyuluhan sampah dan dan warga sekitar kepada warga dirasa untuk sekitar bahwa membebani membangun telah tersedia warga. tempat tempat Tidak adanya pembuangan pembuangan tempat sampah. sampah sehingga pembuangan akhir sampah di Desa mereka tidak lagi membuang sampah ke sungai. Leuweungkolot. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programa sebagai berikut: Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat Tabel 4.6: Bentuk dan Hasil Kegiatan Seminar Hukum Keluarga Bidang Keagamaan Program Seminar Hukum Keluarga Nomor Kegiatan 1 Nama Kegiatan Seminar Hukum Keluarga Tempat, Tanggal Tempat : Balai Desa Leuweungkolot. Kecamatan : Cibungbulang. Kabupaten : Bogor. Tanggal : Sabtu, 12 Agustus Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

85 Lama Pelaksanaan Dua jam ( WIB) Tim Pelaksana Penanggung jawab :Berlyyana Harinto Wati, Tim pelaksana :Dodie Rachman, Fatma Fathi H.S, Mutiah Tsani, Marsela Rahmawati, Dede Falahuddin, Nanang Tri Hidayat, Yudi Setiadi. Tujuan Memberikan informasi tentang kiat-kiat membangun keluarga sakinah, mawadah, warahmah, hukum perkawinan di Indonesia, serta isbat nikah. Sasaran Warga Desa Leuweungkolot. Target 100 orang warga Desa Leuweungkolot mendapatkan informasi tentang kiat-kiat membangun keluarga sakinah, mawadah, warahmah, hukum perkawinan di Indonesia, serta isbat nikah. Deskripsi Kegiatan Satu minggu sebelum acara kami membentuk panitia yang terdiri dari panitia acara yang bertugas untuk membuat susunan acara, menghubungi pembicara, dan membuat konsep acara, panitia kesekretariatan yang bertugas menghimpun data peserta seminar, absensi, membuat undangan, menyiapkan handout powerpoint pembicara untuk diberikan kepada peserta, panitia publikasi dan dokumentasi yang bertugas membuat pamflet serta banner dan mendokumentasikan acara, panitia konsumsi, sosialisasi acara yang bertugas mensosialisasikan acara kepada warga, dan menyebarkan undangan kepada pejabat desa, dan panitia peralatan dan tempat yang mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti sound system, layar, proyektor dan menata layout tempat acara. Seminar ini memiliki tema Menuju Keluarga Sakinah, Mawadah, Warahmah (Samawa) yang bertempat di Balai Desa Leuweungkolot. Adapun pemateri seminar ini adalah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Bapak Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 59

86 Nahrowi. Sosialisasi acara kami lakukan pertama dengan menghubungi ketua RT dan RW sekaligus mengirim undangan. Kemudian menempel dan menebarkan pamflet dan memasang banner. Kegiatan ini diawali dengan lantunan ayat suci al-qur an yang dibacakan oleh salah satu santri Pesantren Riyadhul Badi ah, salah satu pesantren yang bertempat di Desa Leuweungkolot. Kemudian, perwakilan mahasiswa KKN maju ke depan untuk memandu para hadirin untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Setelah selesai, sambutan-sambutan yang disampaikan oleh perwakilan mahasiswa KKN, dan juga perwakilan aparatur Desa Leuweungkolot. Setelah sambutan usai, acara berlanjut ke acara inti, yakni pemaparan materi oleh Bapak Nahrowi tentang menjalani hubungan suamiistri agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Setelah materi selesai disampaikan, acara ditutup dengan pembacaan do a yang dipimpin oleh Ketua MUI Desa Leuweungkolot yakni Bapak Saepudin Juhri. Hasil Pelayanan 100 orang warga Desa Leuweungkolot mendapatkan informasi tentang kiat-kiat membangun keluarga sakinah, mawadah, warahmah, hukum perkawinan di Indonesia, serta isbat nikah. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program 60 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

87 Gambar 4.1: Foto Dokumentasi Seminar Keluarga Tabel 4.7: Bentuk dan Hasil Kegiatan Perayaan HUT RI Bidang Bidang Keagamaan Program Perayaan HUT RI (Lomba Tahfidz) Nomor Kegiatan 2 Nama Kegiatan Perayaan HUT RI (Lomba Tahfidz) Tempat, Tanggal Tempat : Pesantren Riyadhul Badi ah, Kp. Bubulak, RT 05 RW 01, Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kab. Bogor. Tanggal : 19 Agustus Lama Pelaksanaan Dua jam tiga puluh menit ( WIB) Tim Pelaksana Penanggung jawab :M. Daivasmara Denaw, Tim Pelaksana :Mutiah Tsani Asyfa, Dede Falahuddin, Fatma Fathi H.S, Sherly Tia Ananda, Berlyyana Harinto Wati, Marisya Ningrum. Tujuan Menyelenggarakan perlombaan dalam rangka HUT RI ke 72. Sasaran Perlombaan. Target 1 perlombaan dalam rangka HUT RI ke 72 terselenggara. Deskripsi Kegiatan Dua minggu sebelum acara kami membentuk kepanitiaan yang terdiri dari panitia acara yang bertugas untuk menyusun peraturan lomba, menentukan juri, menentukan surat hafalan untuk dua kategori, menyiapkan bentuk acara, panitia kesekretariatan yang bertugas menghimpun data peserta lomba Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 61

88 dan melakukan registrasi ulang, panitia publikasi dan dokumentasi yang bertugas membuat pamflet serta banner dan mendokumentasikan acara, panitian humas yang bertugas mensosialisasikan acara kepada warga, dan panitia peralatan mempersiapkan tempat serta mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti proyektor, panggung, menghias panggung, dan menata layout tempat acara. Sosialisasi program ini dilakukan secara masif dan intens kepada seluruh warga desa terutama kepada ketua RT 1 sampai 5 RW 1 kami mengirimkan undangan. Ini dilakukan agar mendapatkan peserta yang banyak, mengingat program ini bertujuan untuk meningkatkan minat hafal dan daya saing anak-anak dalam menghafal al-qur an. Perlombaan ini menghadirkan tiga orang juri, dua perwakilan warga yakni Saudara Reza dan Saudara Dede. Mereka berdua adalah santri dari Pesantren Riyadhul Badi ah, sedangkan satu juri berasal dari perwakilan mahasiswa KKN 100, Maslakhatul Ummah. Lomba ini dinilai dari tiga aspek, tahfidz (kelancaran), fashohah (kefasihan), dan adab. Setiap anak yang sebelumnya mendaftar, harus melakukan registrasi ulang ketika hari pelaksanaan sekaligus mengambil nomor urut tampil. Acara ini dibuka oleh pembawa acara sekaligus pembacaan peraturan perlombaan. Setelah itu, satu-persatu peserta dipanggil untuk maju ke depan sesuai urutan tampil. Mulai dari nomor satu hingga 24 yang terdiri dari kategori SD dan SMP. Setiap peserta diberikan kesempatan tiga soal yang harus dijawab dan diberikan dua kali kesempatan salah. Setelah semua selesai tampil. Pembawa 62 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

89 acara memberikan beberapa kata motivasi untuk anak-anak agar mereka lebih giat menghafal al-qur an. Adapun pembagian hadiah lomba dilakukan berbarengan dengan puncak perayaan HUT RI di RW 1 Desa Leuweungkolot yang diadakan pada tanggal 27 Agustus Perwakilan mahasiswa KKN yakni Mutiah Tsani Asyfa menyerahkan piala kepada masing-masing juara ketika puncak perayaan. Hasil Pelayanan 1 perlombaan dalam rangka HUT RI ke 72 terselenggara. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program Gambar 4.2: Foto Dokumentasi Lomba Tafidz al-qur an Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mobil Qur an Bidang Bidang Keagamaan Program Mobil Qur an Nomor Kegiatan 3 Nama Kegiatan Mobil Qur an Tempat, Tanggal Tempat : Aula PGRI Cibungbulang. Tanggal : 22 Agustus Lama Pelaksanaan WIB (Tiga jam) Tim Pelaksana Penanggung jawab :Marisya Ningrum Tim pelaksana :M. Fadhli Dzil Iqbal, Yudi Setiadi, Dodie Rachman, M. Daivasmara Denaw, Mutiah Tsani Asyfa, Citra Rizky, Indah. Tujuan Memberikan informasi tentang amaliah yaumiyah sesuai panduan al-qur an serta memberikan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 63

90 motivasi untuk giat membaca dan menghafal al- Qur an. Sasaran Siswa/i SDN Leuweungkolot 1 dan SDN Leuweungkolot 2. Target 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 1 dan 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 02 mendapatkan informasi tentang amaliah yaumiyah sesuai panduan al-qur an serta memberikan motivasi untuk giat membaca dan menghafal al-qur an. Deskripsi Kegiatan Persiapan program ini dilakukan satu minggu sebelum acara, kami membuat tim yang terdiri dari tim acara, peralatan dan tempat, serta publikasi. Sosialisasi kami lakukan di SDN Leuweungkolot 01 dan SDN Leuweungkolot 02 Leuweungkolot saja, tempat beberapa anggota kelompok mengajar sedangkan SD lain tidak dapat hadir karena lokasi yang cukup jauh serta terkendala waktu pembelajaran. Pada hari pelaksanaan kami cukup sulit mengatur siswa-siswa SD untuk tenang dan berbaris dengan rapih, dengan bantuan guru dan tim dari mobil Qur an akhirnya siswa-siswa dapat dikondusifkan. Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan nilai-nilai spiritual anak-anak SD melalui pemberian edukasi seputar amalan yaumiyah sesuai al-qur an. Kegiatan ini dikemas secara dialogis dan interaktif menyesuaikan sifat dan karakteristik anak-anak SD agar mudah dicerna. Diawali dengan dongengdongeng dan cerita-cerita keseharian anak-anak kecil yang berisi edukasi-edukasi keislaman. Kemudian pemberian stimulus dalam menghafal dan membaca al-qur an agar anak dapat mencintai al-qur an dan sering berinteraksi 64 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

91 dengan al-qur an. Di akhir sesi, diadakan tes atau lomba hapalan al-qur an juz 30. Hal ini dilakukan agar anak-anak berani menunjukan bakat mereka dalam menghafal, selain itu memberikan motivasi kepada sesama anak-anak lain agar mau menghafal al-qur an. Hasil Pelayanan 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 1 dan 50 siswa/i SDN Leuweungkolot 02 mendapatkan informasi tentang amaliah yaumiyah sesuai panduan al-qur an serta memberikan motivasi untuk giat membaca dan menghafal al-qur an. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program Gambar 4.3: Foto Dokumentasi kegiatan Mobil Qur an Tabel 4.9: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengobatan Gratis Bidang Bidang Kesehatan Program Pengobatan Gratis Nomor Kegiatan 4 Nama Kegiatan Pengobatan Gratis Tempat, Tanggal Tempat : Balai Desa Leuweungkolot. Kecamatan : Cibungbulang. Kabupaen : Bogor. Tanggal : Sabtu, 19 Agustus Lama Pelaksanaan Enam jam ( WIB) Tim Pelaksana Penanggung jawab : Hurunin Fathonah Muthmainnah, Tim Pelaksana :Dodie Rachman, Maslakhatul Ummah, Indah, Marsela Rahmawati, Nanang Tri Hidayat. Tujuan Memberikan pelayanan kesehatan berupa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 65

92 pengobatan gratis serta obat-obatan gratis. Sasaran Warga Desa Leuweungkolot Target 100 Warga Desa Leuweungkolot mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis serta obat-obatan gratis. Deskripsi Kegiatan Dua Minggu sebelum program ini berlangsung, kami mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Kami membentuk kepanitiaan yang terdiri dari panitia acara yang bertugas untuk menghadirkan dokter dan perawat serta apoteker, Panitia kesekretariatan yang bertugas menghimpun data pasien serta alur antrian pasien, panitia publikasi dan dokumentasi yang bertugas membuat pamflet serta banner dan mendokumentasikan acara, sosialisasi acara yang bertugas mensosialisasikan acara kepada warga, dan panitia peralatan menyiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan seperti kasur, alat-alat pemerikasaan kesehatan, tempat berlangsungnya acara, dan menata layout tempat acara. Kegiatan ini merupakan pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan Puskesmas Cibungbulang dan juga beberapa orang alumni Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pelayanan yang diberikan berupa pengobatan secara cuma-cuma dan pemberian obat-obatan gratis. Obat-obatan didapatkan dari donatur dan juga membeli di toko kesehatan. Adapun donatur yang memberikan obat-obatan yakni Rumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Gaplek. Setiap warga yang datang diharuskan untuk registrasi terlebih dahulu yakni menulis nama, umur, dan alamat. Setelah itu, mereka harus memeriksa tekanan darah, tinggi 66 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

93 badan, dan berat badan. Hasil pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan dibawa ke dokter. Setelah dokter memeriksa keluhan kesehatan pasien, dokter memberikan resep obat. Setelah itu, pasien mengambil obat di apotek yang telah disediakan oleh KKN Super 100. Setelah mengambil obat, pasien bisa langsung meninggalkan tempat. Hasil Pelayanan 144 Warga Desa Leuweungkolot mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis serta obat-obatan gratis. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program Gambar 4.4: Foto Dokumentasi Pengobatan Gratis Tabel 4.10: Bentuk dan Hasil Kegiatan Leuweungkolot Mengajar Bidang Bidang Pendidikan Program Mengajar Nomor Kegiatan 5 Nama Kegiatan Leuweungkolot Mengajar Tempat, Tanggal Tempat : SDN Leuweungkolot 05, SDN Leuweungkolot 01, dan SDN Leuweungkolot 02. Desa : Leuweungkolot. Kecamatan : Cibungbulang. Kabupaten : Bogor. Tanggal : Senin, 3-21 Agustus Lama Pelaksanaan Lima belas hari (3-21 Agustus 2017) Tim Pelaksana Penanggung jawab : Indah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 67

94 Tim Pelaksana : Marsela Rahmawati, Hurunin Fathonah, Sherly Tia Ananda, Citra Rizky, M. Fadhli Dzil Iqbal, Fatma Fathi H.S, M. Daivasmara Denaw, Dede Falahuddin, Yudi Setiadi, Nanang Tri Hidayat, dan Berlyyana Harinto Wati, Mutiah Tsani Tujuan Membantu guru sekolah dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswi. Sasaran Guru SDN Leuweungkolot 05, guru SDN Leuweungkolot 01, dan guru SDN Leuweungkolot 02. Target 4 orang guru SDN Leuweungkolot 05, 2 orang guru SDN Leuweungkolot 01, dan 4 orang guru SDN Leuweungkolot 02 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya. Deskripsi Kegiatan Program mengajar ini merupakan upaya kami untuk membantu mengajar di SD Leuweungkolot. Sebelumnya kami melakukan survei ke sekolah-sekolah dasar untuk mengetahui kondisi yang ada di sekolah, ternyata sekolah kekurangan tenaga pendidik terutama pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Pertama kami melakukan survei untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan sekolah, kemudian kami melakukan pembagian jadwal dan membuat rancangan pembelajaran. 3 Agustus 2017 kami memulai pengabdian Ke SD yang ada di Desa Leuweungkolot, dari 17 Anggota kelompok KKN 13 orang yang ditugaskan utuk mengajar yang dibagi pada 3 SD yaitu SD Leuweungkolot 05, 01, dan 02. Sedangkan 4 orang lainnya bertugas untuk membantu kegiatan pesantren dan bedah perpustakaan. Kami mengajar dari senin sampai Jum at dari jam 7 sampai 12 siang dan mengampu kelas 3 sampai 6 dengan mata pelajaran yang berbeda. 68 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

95 Sebetulnya di Leuweungkolot sendiri ada 4 SD, namun karena jarak SD 7 Leuweungkolot cukup jauh maka kami memutuskan untuk tidak mengajar di sana. Hasil Pelayanan 4 orang guru SDN Leuweungkolot 05, 2 orang guru SDN Leuweungkolot 01, dan 4 orang guru SDN Leuweungkolot 02 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program Gambar 4.5: Foto Dokumentasi Kegiatan Mengajar Tabel 4.11: Bentuk dan Hasil Kegiatan Bedah Perpustakaan Bidang Bidang Pendidikan Program Bedah Perpustakaan Nomor Kegiatan 6 Nama Kegiatan Bedah Perustakaan Tempat, Tanggal Tempat : SDN Leuweungkolot 02. Desa : Leuweungkolot. Kecamatan : Cibungbulang. Kabupaten : Bogor. Tanggal : Senin, 3 Agustus Lama Pelaksanaan Dua Belas hari (3-16 Agustus 2017) Tim Pelaksana Penanggung jawab : Marisya Ningrum Tim Pelaksana : Dodie Rachman, M. Daivasmara Denaw, Dede Falahuddin. Tujuan Merenovasi dan memberikan buku bacaan perpustakaan SDN Leuweungkolot 02. Sasaran Perpustakaan SDN Leuweungkolot 02. Target 1 perpustakaan SDN Leuweungkolot 02 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 69

96 direnovasi dan mendapatkan buku bacaan. Deskripsi Kegiatan Program bedah perpustakaan merupakan kegiatan merapikan dan memperbaiki perpustakaan SD di Desa Leuweungkolot, proram ini diadakan karena perpustakaan merupakan fasilitas yang belum terpenuhi dan kurangnya pengetahuan pihak sekolah terkait tata kelola perpustakaan. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan satu ruangan yang akan dijadikan perpustakaan, hal ini dilakukan selama 4 hari, karena kondisi ruangan yang cukup berantakan, dan peralatan yang ada di ruangan yang cukup besar, karena sebelumnya ruangan ini sempat dijadikan gudang. Kemudian menata layout lemari dan perlatan perpustakaan seperti meja dan kursi. Setelah itu memberikan kode pada buku yang tersedia di sekolah dan beberapa tambahan buku yang kami bawa, proses pengkodean buku ini cukup lama karena kami harus memikirkan cara bagaimana agar kode buku ini mudah dipahami guru dan siswa yang ada di SD tersebut. Kemudian kami berinisatif untuk memberi kode warna dan mengelompokkan buku sesuai jenis topik buku. Lama pengerjaan pengkodean 6 hari. Pada tahap terakhir kami menghias ruangan perpustakaan serta membersihkannya kembali. Selama 2 hari. Hasil Pelayanan 1 perpustakaan SDN Leuweungkolot 02 direnovasi dan mendapatkan buku bacaan. Keberlanjutan Program tidak berlanjut Program 70 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

97 Gambar 4.6: Foto Sebelum (kiri) dan Sesudah (kanan) Bedah Perpustakaan Tabel 4.12: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pembuatan TPA Bidang Bidang Lingkungan Program Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nomor Kegiatan 7 Nama Kegiatan Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tempat, Tanggal Tempat : RT 03 RW 06 Kampung Pos. Desa : Leuweungkolot. Kecamatan : Cibungbulang. Kabupaten : Bogor. Tanggal : Rabu, 9-13 Agustus Lama Pelaksanaan Lima hari (9-13 Agustus 2017) Tim Pelaksana Penanggung jawab : Nanang Tri Hidayat Tim Pelaksana : Bapak Hartono, Dodie Rachman, M. Fadhli Dzil Iqbal, Fatma Fathi H.S, M. Daivasmara Denaw, Dede Falahuddin, Yudi Setiadi Tujuan Membangun atau mendirikan TPA di Desa Leuweungkolot. Sasaran Tempat pembuangan akhir (TPA). Target 1 TPA dibangun atau didirikan di Desa Leuweungkolot, RT 03 RW 06 Kampung Pos. Deskripsi Kegiatan Pertama, kami mengadakan dialog dengan Bapak Hartono selaku ketua RW 06 untuk Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 71

98 meminta izin membangun TPA di wilayah RW 06. Kemudian kami melakukan survei ke seluruh wilayah RW 06 yang di Desa Leuweungkolot untuk menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan TPA. Setelah itu kami menemukan sungai yang terdapat banyak sampah dan kami memutuskan untuk membangun di pinggir sungai tersebut. Kedua, setelah mendapat persetujuan, kami beserta Bapak Hartono membeli barangbarang yang diperlukan untuk membuat TPA. Setelah membeli barang-barang, kami mulai membangun TPA bersama dengan warga dari pagi hari hingga siang hari. Dikarenakan ada beberapa bahan-bahan yang kurang, maka kami kembali membeli barang-barang tambahan. Ketiga, setelah bangunan selesai, kami mengecat TPA. Dan menempelkan plakat di TPA tersebut Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program Adapun TPA ini berukuran 3 X 2 X 1.5 meter. Terletak di tempat yang strategis, yakni di pertigaan jalan, dan berada di sebelah sungai, salah satu tempat biasa warga membuang sampah. 1 TPA dibangun atau didirikan di Desa Leuweungkolot, RT 03 RW 06 Kampung Pos. Program tidak berlanjut Gambar 4.7 Foto Sebelum (kanan) dan Sesudah(kiri) Pembuatan TPA 72 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

99 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat Tabel 4.13: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon Bidang Bidang Ekonomi Program Pelatihan Sablon Nomor Kegiatan 8 Nama Kegiatan Pelatihan Sablon Tempat, Tanggal Tempat : LPK Tepi Sawah RT 4 RW 4 Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Tanggal : Rabu, 13 Agustus Lama Pelaksanaan Enam jam ( WIB) Tim Pelaksana Penanggung jawab :Teti Nurjannah, Tim Pelaksana :Maslakhatul Ummah, Fatma Putra, Sherly Tia Ananda, Nanang Tri Hidayat, Citra Rizky, Marisya Ningrum, Dodie Rachman. Tujuan Memberikan pelatihan sablon baju kepada pemuda Desa Leuweungkolot. Sasaran Pemuda Desa Leuweungkolot Target 20 pemuda Desa Leuweungkolot mendapatkan pelatihan sablon baju. Deskripsi Kegiatan Kami merencanakan program ini dari minggu pertama berada desa karena melihat adanya keinginan dari pemuda desa yang tergabung dalam karang taruna untuk mengadakan program pelatihan skill yang bisa menjadi peluang peningkatan kesejahteraan ekonomi. Satu mingu sebelum pelatihan berlangsung kami membentuk kepanitiaan yang terdiri dari panitia acara, peralatan, publikasi, dan sosialisasi acara. Alhamdulilah berjalan lancar karena dukungan dan antusias warga dalam menyambutnya Pelatihan Sablon ini menghadirkan dua orang pemilik sablon profesional yang telah lama berkecimpung di bidangnya. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang peserta ditambah satu Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 73

100 orang RT yang memantau jalannya kegiatan. Kegiatan ini dibagi kepada dua sesi. Sesi pertama pemberian materi selama dua jam. Yang berisi teknik dan tahapan yang harus dilakukan untuk menyablon. Setelah itu sesi kedua pelatihan atau praktik langsung menyablon baju selama tiga jam. Kegiatan ini diawali oleh pembacaan al- Fatihah yang dipimpin oleh pembawa acara. Setelah itu, pemateri memberikan beberapa materi tentang menyablon kaos, seperti pemilihan bahan, cara-cara menyablon, dan juga peluang usaha dari hasil sablon ini. Materi ditampilkan di layar proyektor. Selain itu peserta juga dapat melihat materi yang diberikan di modul panduan menyablon yang telah disiapkan oleh panitia sebelumnya. Modul ini setelah acara selesai bisa dibawa oleh peserta untuk mereview materi-materi yang telah disampaikan di forum. Hasil Pemberdayaan Keberlanjutan Program Setelah penyampaian materi selesai, seluruh peserta dan pemateri istirahat sejenak. Setelah istirahat usai, semua peserta diberikan pelatihan langsung oleh pemateri tentang teknik-teknik menyablon sesuai dengan yang telah dipaparkan sebelumnya. Di akhir kegiatan, perlengkapan sablon yang tadi digunakan ketika praktek dihibahkan kepada pemuda desa dan diserahkan secara simbolik oleh perwakilan mahasiswa KKN kepada perwakilan pemuda. 20 pemuda Desa Leuweungkolot mendapatkan pelatihan sablon baju. Program tidak berlanjut. 74 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

101 Gambar 4.8 Foto Dokumentasi Pelatihan Sablon Sesi 1(kanan) Sesi 2(kiri) D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil Dalam pencapaian hasil KKN yang dilakukan ada faktor yang menjadi pendorong dan ada juga yang menjadi faktor penghambat terlaksananya kegiatan KKN ini. 1. Faktor Pendorong : a. Adanya pemberian dana Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen Terintegrasi KKN tahun b. Dukungan dari pihak desa, seperti kepala desa, sekretaris desa, dan pemuda desa. c. Dukungan seluruh masyarakat Desa Leuweungkolot. d. Kekompakan anggota KKN Super 100. e. Faktor lokasi. 2. Faktor Penghambat : a. Sering terjadi kesalahpahaman dengan ketua RT mengenai acara yang akan dilaksanakan. b. Adanya perbedaan pendapat antara warga yang ingin membantu acara yang kami laksanakan. c. Kurangnya asupan dana. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 75

102 Life can give everything to whoever tries to understand and is willing to receive new knowledge. -Pramoedya Ananta Toer-

103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 ini merupakan salah satu bentuk kegiatan perkuliahan di luar lingkungan kampus. Kegiatan ini menuntut mahasiswa untuk mengabdi baik dari segi usaha, ilmu dan juga waktunya untuk masyarakat. Dengan adanya kegiatan KKN, mahasiswa dilatih untuk bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki di lingkungan masyarakat. KKN Super 100 selama sebulan berusaha melakukan pengabdian kepada masyarakat Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Program-program yang dilaksanakan yakni, Pengobatan Gratis, Seminar Hukum Keluarga dan Pelatihan Sablon. Keberlangsungan kegiatan-kegiatan tersebut alhamdulillah berjalan dengan lancar, hal tersebut bisa terjadi tidak terlepas dari dukungan warga Desa Leuweungkolot itu sendiri KKN Super telah menjalankan tugas dan program kegiatan yang telah direncanakan. Adapun terdapat kekurangan atau program yang tidak terlaksana, maka akan menjadi tugas dan masukan bagi kelompok KKN tahun selanjutnya. B. Rekomendasi Ada beberapa saran atau rekomendasi yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Instansi/ Lembaga Setempat Kami memohon kepada instansi/ lembaga setempat untuk meningkatkan lagi semangat kebersamaan dan kekompakan anak muda di Desa Leuweungkolot agar dapat berdirinya karang taruna desa yang lebih terorganisasi. Karena dari observasi yang kita lakukan baik yang berupa pengamatan dan interviu, Desa 77

104 Leuweungkolot belum memiliki karang taruna tingkat desa yang benar-benar aktif. 2. Warga Desa Leuweungkolot Harapan di masa mendatang kepada warga yakni agar mereka lebih menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Dari hasil survei mengenai kesehatan dan lingkungan hidup di Desa Leuweungkolot, warga harus lebih giat lagi mengadakan kerja bakti setiap pekan untuk membersihkan sampah yang berserakan baik di jalan maupun sungai dan menyediakan tempat sampah agar menimbulkan kesadaran diri masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat, agar terciptanya desa yang bersih dan warga yang sehat. 3. PPM Diharapkan PPM lebih merata dalam pembagian desa karena UIN Jakarta terakhir mengirimkan mahasiswa KKN ke Desa Leuweungkolot adalah pada tahun 2012 dan tidak pernah ada lagi sampai tahun Dan diharapkan untuk tahun berikutnya PPM mengirimkan kembali mahasiswa KKN ke Desa Leuweungkolot untuk melanjutkan program yang belum sempat kami laksanakan. 4. Kelompok KKN UIN Jakarta di Masa Mendatang Masalah utama yang dihadapi Desa Leuweungkolot adalah masalah sampah, terutama di RW 01, RT 01. Hal ini disebabkan karena Desa Leuweungkolot merupakan desa yang menjadi ujung aliran sungai dari berbagai desa, masalah sampah perlu diselesaikan secara tuntas dengan melibatkan desa-desa sekitar. Oleh karena itu kami menyarankan agar membuat program kerja antara kelompok atau lintas desa agar masalah benar-benar tuntas dari akarnya. 78 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

105 BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN

106 Semua yang terjadi dibawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir -Pramoedya Ananta Toer-

107 BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF Yang Ingin Disampaikan A. ADA BUNDA DI KKN-KU Oleh: Yudi Setiadi Semenjak menangis untuk pertama kalinya, manusia telah ditakdirkan menjadi seorang pemimpin, namun yang menjadikannya pemimpin yang baik adalah wanita. Wanita memiliki kekuatan yang tak terduga. Wanita bisa menjadi seperti Aisyah binti Syati yang melahirkan karya monumental dalam bidang ilmu al-qur an dan tafsir yakni al-tafsir al-bayan li al-qur an al-karim. Wanita juga bisa menjadi seperti Raden Ajeng Kartini yang lantang dalam menyuarakan kesetaraan pendidikan wanita di Indonesia. Mereka bisa menjadi seberani Cut Nyak Dien yang melawan penjajah tanpa gentar, baik berada di depan layar maupun di belakang layar. Satu hal yang paling penting, semoga mereka tetap bisa menjadi sehebat Siti Aminah yang telah berhasil melahirkan Nabi Muhammad Shallallah Alaihi wa Sallam. Trilogi Soekram Tulisan ini mulai dibuat pada tanggal 25 September 2017 hingga selesai entah kapan saya tidak ingat. Bertempat di Kota Serang, Banten. Pagi itu, terasa sangat nyaman duduk santai di beranda rumah saya. Angin berhembus manja seolah mengajak saya bercanda. Matahari bersinar genit menyentuh kulit terluar saya yang sekarang terlihat lebih hitam jika dibandingkan beberarapa bulan sebelumnya. Kulit ini mulai menghitam pikir saya. Wajar saja, teman-teman senasib saya pun pasti berpikiran sama seperti itu, pikir saya kembali. Hal, ini pasti gara-gara Kuliah Kerja Nyata. KKN. Begitu teman-teman saya menyebutnya. Kulit saya ini hanyalah sebagian kecil cerita dari banyaknya cerita KKN yang saya miliki. Maaf, maaf, salah ketik. Ternyata bukan banyak, harusnya beberapa. Ternyata saya tak banyak memiliki cerita di KKN. 81

108 Memang benar hanya beberapa, tapi cukuplah untuk diceritakan kepada anak dan cucu nanti. Selain dapat diceritakan kepada anak dan cucu kelak, pengalaman KKN juga harus saya tuangkan menjadi sebuah tulisan untuk nantinya disetorkan sebagai laporan akhir KKN, epilog - katanya. Semoga saya masih ingat dengan jelas semua cerita KKN. Sebelum lanjut ke topik inti, saya ingin berterima kasih kepada salah seorang sastrawan Indonesia. Sapardi Djoko Damono. Pria kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940 ini telah mengilhami saya dalam memberanikan diri menulis lepas sesuai keinginan saya sendiri. Melalui bukunya Trilogi Soekram saya menyadari bahwa semua orang berhak menuliskan jalan ceritanya sendiri tanpa takut dikekang oleh siapa pun, bahkan tokoh rekaan sekali pun seperti Soekram misalnya. Hal inilah yang menjadi panduan saya menulis tulisan ini. Mungkin agak aneh. Tapi biarlah, inikan tulisan saya. Jika berkenan silahkan dibaca, jika tidak silahkan dibiarkan. Namun saya yakin, akan ada sebuah pelajaran yang dapat diambil dari tulisan ini. Semoga saja begitu. karna, walau itu pelajaran yang tidak berkuantitas maupun berkualitas. Hidup Berawal dari Mimpi Kujelang matahari dengan segelas teh panas Di pagi ini ku bebas, karena nggak ada kelas Di ruang mata ini kamar ini serasa luas Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas Hari-hari yang keras, kisah cinta yang pedas Perasaan yang was-was, dan gerakku yang terbatas Tinta yang keluar dari dalam pena Berirama dengan apa yang kurasa Dalam hati ini ingin kuubah semua Kehidupan monoton penuh luka putus asa Hidup Berawal dari Mimpi. Sebuah lagu beraliran pop bernuansa rap karya Bondan Prakoso & Fade 2 Black dalam albumnya Respect yang dirilis pada tahun 2005 ini memang lagu yang cocok untuk cerita saya 82 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

109 pagi itu. Mungkin tidak persis sama semua. Ada beberapa lirik yang tidak sesuai dengan kondisi saya pagi itu. Seperti segelas teh panas misalnya. Di pagi itu, saya kebetulan menyeruput kopi hitam bukan teh panas. Kedua, pagi itu bukan dengan tinta dan pena saya menulis, melainkan menggunakan laptop hitam yang orang tua saya belikan kurang lebih- satu tahun lalu. Yang pasti di sini, mulai ku tulis semua kehidupan di kertas (lalu diketik di laptop), (tentang) hari-hari yang keras, (tentang) kisah cinta yang pedas (dan) perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas dalam kehidupan KKN di Desa Leuweungkolot. Oke, lanjut. Biar saya jelaskan sedikit lagi saja sebelum masuk ke topik pembahasan. Sebenarnya, saya sangat malas membuat tulisan ini. Namun, ada beberapa faktor yang memaksa saya memeras otak untuk cepat-cepat menyelesaikan tulisan ini. Pertama, karena rasa takut ancaman dicoret dari kelompok KKN jika terlambat menyetorkan tugas. Kedua, dan saya mungkin harus berterima kasih banyak kepada sertetaris KKN Super 100, Indah dan Marsela Rahmawati karena reminder 17 beliau berdualah saya tergerak untuk menyelesaikan tulisan ini dengan sesegera mungkin, walau pada akhirnya saya mengerjakan dan menyerahkan di akhir deadline 18. Ketiga, adanya penyemangat tidak langsung yang beberapa bulan ini sadar atau tidak sadar mulai memasuki kehidupan saya. Tidak banyak yang tahu apa itu. Hanya segelintir orang saja yang sadar mungkin. Berkat ketiga faktor itulah, atau bahkan karena saya tidak sadar, bisa jadi lebih dari tiga, saya bisa menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya. Saya rasa cukup prolog yang panjang ini. Bosan. Silahkan membaca dengan suasana dan keadaan sesuka hati pembaca karena tulisan ini akan sangat menjenuhkan dan tentu akan diambil dari sudut pandang orang pertama tunggal. Saya. Yudi Setiadi. Siapkan dua bola mata, dan segelas kopi jika diperlukan. 17 Pengingat 18 Tenggang waktu yang ditentukan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 83

110 KKN Bulan Juni KKN di bulan Juni. Maaf, saya salah ketik lagi. KKN di bulan Juli. Lebih tepatnya Juli sampai Agustus. 25 Juli 2017 sampai 25 Agustus Satu bulan lamanya. Berdasarkan tahapan-tahapan yang ada, KKN terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, tahap persiapan. Kedua, Pelaksanaan. Ketiga, Tahap pembuatan laporan, tapi jika dipikir kembali KKN memang telah dimulai sejak bulan Juni. Bulan Juni semua peserta mulai mempersiapkan KKN, bahkan menurut saya pribadi persiapan merupakan tahapan yang cukup memusingkan. Tentu saja pusing. Harus membuat tim yang solid, mengumpulkan dana, merancang program kerja, banyak melakukan survei kesana-kemari, sedikit ketawa hahahihinya. Intinya pusing. Adapun tempat KKN tahun 2017 kali ini dibagi menjadi tiga wilayah besar. Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bogor. Seluruh mahasiswa yang mendaftar reguler pada KKN 2017 dibagi menjadi 170 kelompok yang disebar di tiga wilayah tadi. Saya, Yudi Setiadi, bersama 16 rekan saya lainnya tergabung di dalam kelompok 100. Kelompok Super 100. Suara Pemerhati Rakyat (Super) katanya. Semoga kelak nama itu dapat saya realisasikan dalam kehidupan saya kelak. Amiin. Masa persiapan, saya dan rekan-rekan saya lalui dengan, alhamdulillah 19, katakanlah lancar. Tidak ada kendala yang berarti. Tidak ada huru-hara di kelompok saya. Tidak ada gonjang-ganjing antara satu mulut ke mulut lainnya. Tidak ada laki-laki yang berebut pasangan. Tidak ada perempuan-perempuan yang saling jambak-jambakan. Tidak ada yang melakukan tindak kriminal apa pun. Pokoknya aman. Oiya, saya lupa. Ada satu kendala yang menjadi hambatan saya dan rekanrekan saya. Dana. Tentu saja. Semua peserta pasti memikirkannya. Pesan untuk rekan-rekan mahasiswa KKN 2018, semoga hambatan saya dan rekan-rekan saya tidak terjadi di tahun kalian. 19 Segala Puji Bagi Allah 84 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

111 Persiapan sedang saya dan rekan-rekan usahakan, proposal mulai kami sebar, program kerja mulai kami susun dan rancang, koordinasi mulai kami bangun, relasi mulai kami cari, tim mulai kami bangun kembali. Tepat tanggal 20 Juli 2017, saya ingat betul, salah satu rekan saya memberikan kabar yang sungguh mengejutkan. Rekan saya ini bernama Indah, wanita yang selalu berpakaian gamis ini tiba-tiba memberi kabar bahwa ada peserta KKN baru di kelompok saya dan rekan-rekan saya. Waduh, udah tinggal berapa hari lagi KKN nih, kok PPM baru ngasih tau ada anggota tambahan,. Begitu pikir saya dulu. Bagaimana tidak, pelaksanaan KKN tinggal menghitung hari, masih ada tambahan anggota. Sebenarnya bukan tambahan anggota yang saya pikirkan, malah hal itu menambah kuantitas dan kualitas saya dan rekan-rekan semua. Namun, koordinasi dan penyesuaian yang harus anggota baru ini lakukan yang tidak saya bayangkan. Saya berandai-andai, jika saya menjadi dia mungkin akan terasa sulit untuk ikut membaur dalam satu kelompok yang telah lama bersama, walau hanya beberapa bulan berbeda. Bagi saya yang sulit untuk beradaptasi, hitungan beberapa bulan menjadi hitungan beberapa tahun untuk orang biasa. Maklum, orang pendiam seperti saya sangat sulit untuk beradaptasi. Waktu Ini sepotong kisah, tentang perjalanan Seorang insan, menapaki jejak kehidupan Lagu Bondan Prakoso & Fade 2 Black lagi. Kali ini lagu berjudul Waktu yang tepat untuk mendeskripsikan awal kisah saya. Dimulai dari, Assalamu alaikum Bu, barusan saya dapat informasi, kelompok kita ada penambahan anggota satu orang. Beliau mahasiswi angkatan Mestinya KKN dua tahun lalu. Seharusnya beliau dapat daerah Jasinga, tapi karena kondisi sedang hamil besar jadi dipindahkan ke kelompok kita karena lebih dekat dan akses ke kota lebih dekat. ucap Indah di grup whatsapp KKN 100. Ketik maksudnya. Sontak, hal ini membuat saya kaget. Sedang hamil besar!?. Berarti beliau adalah perempuan pikir saya telat. Setelah dapat informasi lebih lanjut, ternyata, anggota tambahan itu bernama Teti Nurjannah. Bunda Teti. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 85

112 Begitu saya dan rekan-rekan KKN 100 kelak memanggilnya. Atau mungkin, biar memudahkan pembaca, saya akan menuliskannya dengan sebutan Bunda Teti, dalam tulisan-tulisan selanjutnya dalam tulisan ini. Beliau inilah yang akan menjadi wonder woman 20 dalam tulisan ini. Sebelum saya ceritakan narasi dan kisah-kisah KKN bersama beliau, ada baiknya saya ceritakan terlebih dahulu alasan saya menceritakan kisah beliau. Pertama, tentu saja, saya tak banyak memiliki kisah di KKN, tadi sudah saya sebutkan di atas toh. Kedua, saya mencoba membagi kisah yang menurut saya inspiratif dan semoga pembaca dapat mengambil isi dari apa yang saya ingin sampaikan. Oiya, sebelumnya saya lupa sesuatu, saya ingin berterima kasih sebesarbesarnya kepada beliau, Bunda Teti, karena dalam berjalannya KKN, saya telah mendapatkan banyak pelajaran dari beliau, dan mohon maaf saya sampaikan kepada Bunda Teti karena tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Bunda Teti dalam penulisan tulisan ini. Saya sengaja memberitahu beliau ketika tulisan ini sudah selesai dengan tujuan sebagai hadiah saya atas bimbingan beliau selama KKN berlangsung. Saya ingin memberikan satu kado untuk kelahiran anak beliau. Semoga menjadi anak yang saleh dan bermanfaat untuk agama, bangsa, dan negara. Pada saat pelaksaan KKN berlangsung, ketika saya dan rekanrekan semua sedang pusing-pusingnya karena memikirkan ketidaksesuaian harapan perencanaan awal dengan realita di lapangan yang ada, kalau kata Pak Eva Nugraha, inilah masalah. Masalah adalah adanya ketidaksesuaian antara harapan dan realita. ucapnya ketika menjelaskan. Lanjut. Ketika saya dan rekan-rekan mulai merencanakan ulang semuanya, mulai dari pengalokasian dana, perencanaan program dan lain sebagainya. Perencanaan awal program mencapai 12 jumlahnya, diperamping menjadi enam program, dan salah satunya adalah usulan Bunda Teti. Bunda Teti, saya ingat betul, memberikan motivasi secara langsung maupun tidak langsung. Beliau bahkan memberikan beberapa masukan program kerja yang sesuai dengan kondisi di Desa Leuweungkolot. 20 Wanita Kuat 86 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

113 Pelatihan Sablon adalah program yang beliau rekomendasikan saat saya dan rekan-rekan pusing memikirkan program kerja yang sesuai dengan situasi lapangan dan dana yang ada, bahkan beliau bersedia menjadi penanggung jawab program tersebut. Saya pada awalnya tidak tega memberinya tanggung jawab sebagai penanggung jawab, namun melihat situasi dan juga kesedian beliau, maka saya dan teman-teman setuju keputusan tersebut. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kembali sebelum melanjutkan tulisan saya. Jika saya mendapatkan nilai 80 untuk KKN saya, maka saya berani merekomendasikan nilai 90 untuk Bunda Teti. Pasti pembaca bertanya alasannya. Pertama, beliau adalah anggota KKN wanita yang paling rajin mengingatkan seluruh anggota KKN dalam melaksanakan tugas masing-masing. Terutama soal ibadah. Terutama soal shalat. Terutama shalat jama ah. Terutama jama ah untuk laki-laki. Hampir setiap waktu, jika bertemu beliau, saya selalu ditanya Yudi sudah shalat shubuh/ dhuhur/ ashar/ maghrib/ isya belum,?. Begitu pula rekan-rekan saya, hampir semua orang memberikan kesaksian yang sama. Inilah salah satu hal yang saya syukuri kehadiran Bunda Teti di dalam kelompok KKN saya dan rekan-rekan semua. Beliau tak henti-henti dan tak lelah-lelahnya mengingatkan saya dan rekan-rekan saya dalam hal ibadah, bahkan ada yang salah satu rekan KKN wanita saya yang selalu terngiang suara Bunda Teti ketika membangunkan shalat shubuh. Selain mengingatkan shalat, Bunda Teti juga selalu mengajak rekan-rekan wanita KKN saya membaca al-qur an selepas shalat maghrib. Sesegera mungkin, sebelum azan maghrib berkumandang beliau mengingatkan rekan-rekan semua terutama wanita untuk mengikuti shalat maghrib berjama ah. Oiya, saya lupa memberitahu bahwa saya dan rekan-rekan semua tinggal di pesantren selama KKN berlangsung. Pesantren Riyadhul Badi ah namanya. Seusai shalat maghrib beliau mengkoordinasi seluruh rekan-rekan wanita untuk membaca al-qur an bersama. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 87

114 Kedua, Bunda Teti adalah wanita yang amanah dalam mengemban tugas. Hal ini dibuktikannya ketika menjalankan tugasnya sebagai penanggung jawab program kegiatan Pelatihan Sablon. Mulai dari perencanaan, pencarian pemateri, penentuan tempat, hingga teknisteknis pelaksanaan, beliau memberikan kontribusi yang sangat besar. Hal yang tidak bisa saya lupakan sampai saat ini adalah, beliau masih bersedia kesana-kemari untuk mencari tempat untuk pelaksanaan Pelatihan Sablon, padahal jika beliau mau, beliau bisa saja meminta tolong kepada sesama teman yang ditugaskan dalam program kerja Pelatihan Sablon untuk mencari tempat tanpa perlu beliau ikut. Hal itu tidak ia lakukan, seolah tidak ingin berpangku tangan kepada orang lain, beliau berusaha ikut mencari tempat yang sesuai untuk program beliau. Dia takkan gentar, meski guntur menggelegar Alar melintang, tak mampu untuk buat pudar Hanya syukuri anugerah, akan nasib dan takdir Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir Begitu lanjutan lirik lagu Waktu, Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Mungkin lirik ini yang sesuai dengan sikap Bunda Teti. Beliau tidak mau menyusahkan orang lain dan selalu ingin berjuang hingga akhir. Hingga program terlaksana. Ketiga, selain sebagai penanggung jawab program kerja Pelatihan Sablon, beliau juga, dalam kegiatan KKN, menyematkan diri untuk membagikan ilmunya kepada siswa dan siswi Tempat Pendidikan al- Qur an (TPQ) Riyadhul Badi ah. Beliau mengajar TPQ sekitar jam delapan pagi hinggal jam 11 siang. Entah apa yang beliau ajarkan, saya tidak pernah memperhatikan sedetail itu, namun dari jauh saya, dan mungkin rekan-rekan KKN saya, merasa kalah telak ketika melihat semangat beliau yang sangat luar biasa. Saya sebagai mahasiswa, dengan jujur mengatakan bahwa, ketika KKN hal yang paling sulit untuk saya lakukan adalah mengajar. Mengajar pertama kali saya dapatkan di KKN. Belum pernah saya melakukan hal tersebut sebelumnya. 88 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

115 Oiya, saya ingat lagi. Terhitung dua atau tiga hari KKN berlangsung, berarti tanggal 27 Juli atau 28 Juli, Bunda Teti langsung mulai mengajar TPQ. Padahal keharusan yang mesti seluruh anggota KKN jalani adalah sekitar satu minggu setelah pembukaan. Berarti hari ketujuh. Selisih lima hari. Semangat banget yaa, begitulah hal pertama yang ada di benak saya ketika pertama kali melihat beliau mengajar TPQ. Istilahnya maah, belum diwajibkan tetapi sudah dilakukan, berbeda dengan saya, sudah diwajibkan tapi masih sering dilalaikan. Okey. Rehat sejenak. Lanjut. Keempat. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan terlaksananya KKN. Sosialisasi. Sama seperti anggota lainnya yang harus bersosialisasi, beliau juga sangat berhasil dalam melakukan sosialisasi. Bahkan Ustaz Udin pendiri Pesantren Riyadhul Badi ah, tempat tinggal saya dan rekan-rekan selama KKN- beserta keluarganya lebih dekat kepada Bunda Teti dibandingkan kepada rekan-rekan lainnya. Hampir setiap hari beliau berkomunikasi dengan istri Ustaz Udin. Hal yang jarang saya lakukan, selain itu juga, saya beberapa kali melihat beliau berinteraksi dengan ibu-ibu yang hampir setiap hari menunggu anak-anak mereka pulang dari TPQ. Tidak. Tidak wajar. Itu adalah suatu kelebihan. Buktinya saya dan rekan-rekan lainnya kecuali beberapa orang- jarang bahkan tidak pernah berinteraksi dengan orang tau atau wali siswa/ siswi SD 1 dan SD 2 Desa Leuweungkolot, tempat saya dan rekan-rekan mengajar selama KKN berlangsung. Leuweungkolot dan Harapan untuk Desa Saya Ketika saya membaca tulisan teman-teman kelompok saya yang lain, saya mendapati mereka bercerita tentang angan-angan mereka apabila mereka menjadi bagian dari Desa Leuweungkolot. Menarik, dan sungguh mulia harapan mereka. Kebanyakan ingin membenahi masalah sampah. Sebagian lain ada yang ingin memberikan pemahaman yang menurut mereka lebih baik dari pada pemahaman masyarakat. Sebagian lagi ada yang dengan tulusnya ingin membagi ilmu mereka. Sekarang, di sini saya akan mengungkapkan harapan saya. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 89

116 Wahai Leuweungkolot. Jika saya bagian darimu, saya hanya ingin menjadi orang biasa dan normal yang waras. Senormal dan sebiasa orang-orang seharusnya. Orang normal yang sadar akan menjaga lingkungan. Orang biasa yang sadar akan pentingnya pendidikan. Orang normal yang sadar bahwa materi bukan segala yang mesti ditimbangtimbang dengan usaha. Orang biasa yang melek dengan keikhlasan orang lain yang ingin membantunya. Orang normal yang membantu tanpa ingin dibantu. Orang waras yang percaya akan kata-kata sendiri tanpa kemunafikan yang membelah mukanya menjadi dua, di depan berkata manis di belakang bergunjing sadis. Orang waras yang memberi tanpa punya niatan untuk diberi. Orang biasa dan normal yang ingin menyebarkan virusnya kepada orang di sekitarnya. Semoga saya bisa menjadi orang biasa dan normal yang waras. Orang yang sadar bahwa desa dan kampung halaman menanti untuk dibenahi. Saya cinta tanah kelahiran saya. Serang, Banten. Saya cinta Indonesia. 90 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

117 B. CATATAN PENDEK UNTUK KISAH YANG PANJANG DI LEUWEUNGKOLOT Oleh: Marisya Ningrum Penggalan Awal dari Sebuah Kisah Kuliah Kerja Nyata atau disingkat KKN bagi saya bukanlah hal yang baru, karena saya sudah sering mendengar baik cerita dari senior maupun cerita dari teman seangkatan. Kegiatan KKN ini bersifat wajib, jadi hampir semua mahasiswa UIN Jakarta wajib mengikutinya. Tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, kelompok dan tempat KKN ditentukan oleh pihak kampus. Setelah pihak kampus menentukan, akhirnya saya mendapat kelompok 100 dan lokasi KKN saya di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Menuntut ilmu di sebuah universitas yang sama namun dibentengi dengan jurusan dan fakultas yang berbeda-beda membuat kami tidak saling mengenal satu sama lain. Jangankan dengan yang berbeda jurusan, dengan yang sejurusan pun ada juga yang belum saling mengenal. Pihak kampus menyatukan saya dan teman-teman lewat sebuah sistem yang mengumpulkan nama-nama saya dan teman-teman secara acak dan dijadikan sebuah tim. Tidak saling tahu, tidak saling kenal, tapi tiba-tiba dipertemukan dan disatukan. Mungkin seperti inilah gambaran jodoh yang dimaksud oleh Allah Subhanahu wa Ta ala. Kelompok saya dan teman-teman terdiri dari 16 orang pada awalnya, hingga suatu ketika saya dan teman-teman dapat kabar dari pihak kampus bahwa akan mendapatkan satu tambahan orang lagi untuk mengisi kelompok. Senang! Teman bertambah lagi. Kaget! Karena ternyata oh ternyata anggota yang masuk ke kelompok saya dan teman-teman ini sedang mengandung dalam usia yang tidak muda, kisaran delapan bulan kala itu. Setelah mengetahui nama-nama teman sekelompok saya, saya berusaha menghubungi mereka satu-persatu. Naasnya banyak nomor handphone yang tercantum sudah tidak aktif. Beruntungnya saya mendapatkan teman kelompok yang satu jurusan. Mulailah saya Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 91

118 mengirimkan pesan dengan menanyakan apakah sudah ada grup kelompok KKN 100 atau belum. Usaha saya tidak sampai di situ, saya pun berinisiatif untuk mencari kontak mereka lewat instagram. Satu persatu saya ketik dan cari nama mereka dan berhasil, beberapa nama dan kontak telpon saya dapatkan. Setelah itu teman saya membuat grup di whatsapp, selain untuk memudahkan saya dan teman-teman menukar info satu sama lain, grup ini pun saya dan teman-teman fungsikan sebagai ajang memperkenalkan diri sebelum saya dan teman-teman bertatap muka langsung nantinya. Seminggu setelah dibuat grup, saya dan teman-teman memutuskan untuk melakukan pertemuan awal. Hari itu saya dijemput oleh teman satu kelompok yang juga satu jurusan dengan saya yang bernama Dodie, seperti orang kebanyakan yang baru kenal, saya dan teman-teman sama-sama canggung dan malu padahal satu jurusan. Memang sih, kita berdua beda kelas dan selama hampir 3 tahun kuliah ini tak pernah bertegur sapa, hanya kenal muka dan nama. Singkat cerita, sampailah kami berdua di tempat yang sudah disepakati sebelumnya. Awalnya saya pikir di pertemuan pertama ini semuanya akan datang, tapi karena terhalang oleh kesibukan masingmasing jadi hanya 9 dari 16 orang kala itu. Setelah pertemuan pertama, saya dan teman-teman membuat pertemuan yang kedua dengan harapan semuanya bisa datang lengkap untuk membicarakan soal pemilihan ketua kelompok, akan tetapi sama seperti pertemuan pertama, yang datang tidak lengkap. Akhirnya kami mulai diskusi pemilihan ketua kelompok dengan orang yang seadanya. Tapi di tengah diskusi tiba-tiba kami dihampiri seorang laki-laki slengean dengan penampilan santai yang hanya mengenakan celana training, jaket dan sandal jepit. Ternyata dia salah satu anggota kelompok kami juga. Akhirnya ia bergabung ke dalam diskusi, dan setelah beberapa percakapan tanpa panjang lebar saya dan teman-teman memilihnya sebagai ketua dan saya pun terpilih sebagai wakil yang akan mendampingi Yudi berkerja sama dengan anggota kelompok yang lain. Diam-diam di balik penampilannya yang slengean ini ternyata dia banyak pengalaman di dalam organisasi luar kampus. Setelah memilih 92 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

119 ketua dan BPH, saya dan teman-temanmulai mendiskusikan nama kelompok, beberapa program dan waktu untuk survei ke desa. Nama kelompok kami adalah Super 100. Nama ini didapatkan tidak mudah, butuh beberapa kali adu argumen dan seleksi dalam pemilihannya. Berpatokan pada angka 100 yang menggambarkan sebuah kesempurnaan kami pun tak mau kalah mencari-cari nama yang bisa menggambarkan kata sempurna tersebut. Mulai dari nama yang serius seperti Generasi Emas Nusantar(GEN) sampai terfikir nama yang nyeleneh Family 100. Katanya sih biar mirip dengan sebuah acara talkshow 21 di tipi. Tanpa pikir panjang dan karena memang sudah mentok, kami ambil nama Family 100 itu, tapi setelah beberapa kali berkumpul dan lagi-lagi berembuk soal nama yang katanya harus mempunyai arti baik, kami pun sepakat mengubah nama menjadi Super 100. Yang artinya Suara Pemerhati Rakyat. Awalnya saya kurang srek dengan kata pemerhati rakyat, kenapa bukan pemerhati masyarakat saja? Ah, sudahlah, apalah arti sebuah nama. Awal Kisah yang Tak Ingin Diakhiri Akhirnya kami pun mulai melakukan survei ke Desa Leuweungkolot. Setelah kurang lebih dua jam perjalanan ternyata tak seperti yang ada dipikiran sebelumnya. Desanya sudah hampir terlihat seperti kota, sudah maju, mungkin juga faktor letaknya yang di pinggir perkotaan kali ya. Kami langsung mencari rumah kepala desa dengan tujuan meminta izin untuk melaksanakan KKN di desa. Singkat cerita setelah melakukan survei sebanyak empat kali, bertemu beberapa aparat dan tokoh masyarakat desa setempat akhirnya saya dan teman-teman dapat tumpangan di pesantren untuk tempat tinggal selama satu bulan. Awalnya ternyata tak hanya saya yang takut sekali dengan KKN ini, ternyata hampir semua anggota kelompok saya pun merasakan hal yang sama. Mulai dari takut mengenal orang baru, lingkungan baru, bahkan sampai takut tidak bisa diterima oleh warga desa tersebut. 21 Perbincangan sekelompok orang Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 93

120 Hari yang ditunggu-tunggu tapi tak diharapkan pun tiba. Tanggal 25 Juli 2017 kami beserta mahasiswa dan kelompok KKN yang lainnya dilepas oleh rektor untuk melaksanakan kegiatan KKN di desa masing-masing. Saya dan kelompok pun berangkat ke desa dengan membawa berbagai macam peralatan yang kira-kira nantinya kami butuhkan di sana. Hari pertama, kedua, ketiga dan akhirnya satu minggu telah kami lalui di desa. Belum ada kegiatan memang selama minggu pertama, dikarenakan sesuai dengan program yang telah kami rancang di minggu pertama kegiatan kami hanyalah mengenal dan silaturahmi dari pintu ke pintu masyarakat yang ada di desa. Minggu kedua kami mulai kegiatan pertama kami, yaitu mengajar di sekolah dasar. Sungguh hal yang sangat baru bagi saya, bercanda, senda gurau sekaligus mengajar di depan banyak anak-anak dengan berbagai karakter dan tingkah laku. Setelah mengajar biasanya saya dan temanteman pulang ke pesantren untuk makan dan tidur siang berjama ah. Sebelum KKN di desa, kelompok kami membuat sekitar 15 pogram kerja, namun setelah sekitar dua minggu kami berkeliling desa dan banyak berbincang dengan warga sekitar kami sepakat untuk merombak ulang program kerja yang telah kami rancang sebelumnya. Akhirnya kami tetapkan enam program yang sekiranya akan terealisasikan di desa tersebut. Program itu di antaranya: 1) Pengobatan Gratis, 2) Pelatihan Sablon, 3) Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir, 4) Mobil Qur an, 5) Perayaan HUT RI, dan 6) Seminar Hukum Keluarga. Saya menjadi penanggung jawab program Mobil Qur an. Mobil Qur an ini adalah layanan fasilitas yang kami dapat dari sponsor Yayasan Daarul Qur an. Mobil ini bukan sembarang mobil pada umunya. Mobil ini sebenarnya hanya julukan saja, yang kegiatan utamanya adalah memberi penyuluhan kepada anak-anak sekolah dasar mengenai betapa pentingnya belajar al- Qur an sejak dini. Kegiatan mengenal al-qur an yang disajikan Mobil Qur an ini juga diselingi dengan mendongeng dan menonton film edukasi bersama-sama. Sungguh sangat ciamik! Di sekolah selain mengajar, saya dan teman saya melakukan bedah perpustakaan, tidak 94 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

121 sepenuhnya membedah sih, bisa dibilang lebih seperti merapihkan buku, dan menata ulang tata ruang perpustakaan. Kegiatan tersebut saya dan Dodie lakukan sekitar empat hari. Siapa bilang kehidupan KKN saya dan teman-teman berjalan mulus tanpa konflik? Disatukan dengan 17 orang dengan isi kepala dan sifat yang berbeda tak jarang membuat kami berselisih paham. Mulai dari hal besar bahkan sampai hal yang kecil sekalipun kadang kami suka salah paham. Suatu ketika, kami berselisih paham tentang perizinan pulang yang diberikan oleh ketua. Dia memberikan waktu izin pulang 1x24 jam akan tetapi waktu itu hari Sabtu di minggu kedua banyak yang izin pulang hingga tersisa 7 orang. Mereka yang pulang ini tidak balik-balik ke pesantren sampai hari Senin. Baper lah para sisa penghuni di pesantren, kebetulan juga pada hari itu Yudi sedang mengambil jatah pulangnya yang ia gunakan untuk pergi berjalan-jalan dengan Tsani anggota kelompok saya juga. Langsunglah tanpa basa-basi sepulang dari kepergian Yudi dan Tsani hari itu, Yudi langsung diserbu oleh anak-anak, ditanya ngalor ngidul. Seperti biasanya, Yudi menanggapinya dengan tenang dan menyelesaikan konflik ini dengan kepala dingin. Cinlok atau cinta lokasi ini terjadi di kelompok saya, antara Yudi dan Tsani. Awalnya sih iseng-iseng diledekin oleh teman-teman saya, tetapi lama-lama terjalin juga kisah cinta antara Yudi dan Tsani. Sebulan KKN dapat menumbuhkan benih-benih cinta bagi mahasiswa yang baru mengenal satu sama lain. Faktor terjadinya cinta lokasi ini mungkin bisa karena merasa nyaman satu sama lain, kagum dengan kepribadian masing-masing, atau karena faktor selalu melakukan kegiatan bersama. Seperti yang kita tahu, perihal perasaan bisa jatuh kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Banyak sekali sebenarnya konflik yang terjadi, namun dari semua konflik/ masalah yang ada selama KKN, tidak bisa dipungkiri semua itu pasti ada hikmahnya. Saya mendapatkan banyak pelajaran kehidupan dari KKN, ketika kita bisa lebih banyak mengenal karakter orang, bisa lebih menghargai orang (apalagi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 95

122 dengan orang baru), melatih kesabaran, melatih kekompakan karena konflik bukan hanya akan menimbulkan masalah tapi juga justru menjadikan anggota kelompok bisa semakin kompak dan bersinergi. Semua kegiatan, kebersamaan saat KKN pasti akan sangat saya rindukan, ketika kami saling bercanda dengan celetukan-celetukan yang lucu, ngumpul sambil ngopi, jajan-jajan bareng, sholat berjama ah, gibah berjama ah. Ada Mama di Pesantren Sungguh KKN amat sangat campur aduk rasanya. Meninggalkan kisah konflik, ada lagi hal yang membuat saya merasa terkesan dengan KKN ini, seperti yang saya singgung di awal. Salah satu teman di kelompok saya ada yang tengah berbadan dua. Ia bernama Teti, dan kami biasa memanggil dengan sebutan Umi Teti, Bunda Teti, Kak Teti mengingat memang usianya juga lebih tua dari kami. Usia kehamilannya tidak muda saat itu, sekitar delapan menuju sembilan bulan, selain sedang hamil, Kak Teti ini ternyata juga sudah memiliki seorang anak. Seringkali setiap siang hari saya memergokinya sedang video call dengan anak dan suaminya. Kadang saya merasa sedih, kalau kangen yang saya rasakan hanya sebatas kepada kedua orang tua saya, sedangkan ia, selain kangen dengan orang tuanya juga menanggung rasa kangen dengan anaknya yang masih balita. Banyak hal yang ia ajarkan kepada saya dan teman kelompok saya. Pembawaannya yang keibuan karena memang sudah ibu-ibu, sangat banyak membantu di kelompok kami. Mulai dari memecahkan masalah, menjadi penengah ketika ada yang sedang beradu argumen. Membantu di lapangan dia tak turut ambil andil karena saya dan Yudi melarang keras dia untuk banyak beraktivitas di luar. Tapi tak jarang ia sangat membantu di dalam, dengan memberikan arahan dan masukan kepada saya dan Yudi. Masakannya sangat enak! Seperti masakan mama saya di rumah. 96 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

123 Banyak cerita tentang kehidupannya yang ia bagi kepada saya dan kelompok saya. Mulai dari cerita dia berta aruf 22 dengan suaminya, serta cerita dia dari belum berhijrah hingga sekarang. Mulai dari menasehati hingga mengingatkan saya dan kelompok saya dia tidak pernah bosan. Saya pun tak segan juga untuk berbagi cerita dan selalu meminta solusi dengan dia. Saya sangat merasa seperti punya mama di pesantren, hingga pada minggu akhir menuju selesainya KKN, setelah sehari sebelumnya kami melaksanakan Pelatihan Sablon yang tanggung jawabnya diberikan kepada Kak Teti. Dia tiba-tiba merasa tidak enak badan. Awalnya saya kira hanya capek biasa, saya ajak ia merebus air panas untuk merendam kaki agar rasa capek berkurang. Tapi bukan rasa capek hilang, malah ia semakin merasa badannya sakit tak keruan bahkan menjalar ke perut. Yudi memanggil dukun beranak yang ada di desa untuk mengecek keadaan Kak Teti. Ternyata katanya Kak Teti sedang kontraksi dan sudah mulai pembukaan pertama. Senang, haru, panik yang saya rasakan saat itu. Tanpa fikir panjang, saya dan Yudi bermusyawarah untuk memutuskan Kak Teti ini harus segera dipulangkan. Yudi sangat setuju dengan usulan saya kali ini. Akhirnya kami berdua mencoba mengobrol membahas soal ini dengan Kak Teti. Dia mau, sangat mau malah, tapi dia bilang dia kepikiran karena masih ada 2 program besar di kelompok kami yang belum terlaksana, tapi setelah kami bujuk dengan berbagai alasan akhirnya dia pun mau pulang dan dijemput oleh suaminya menuju rumah tercinta. Tak Kenal makata aruf Katanya Tak kenal maka tak sayang begitulah kata pepatah, dan begitulah yang saya rasakan di hari pertama dan kedua di kampung ini. Bingung itulah kata yang tepat untuk saya ungkapkan dalam keadaan awal datang di kampung orang lain. Canggung apabila bertemu dengan warga setempat, namun itulah tantangan untuk 22 Saling mengenal Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 97

124 saya, bagaimana mendapatkan simpati warga untuk kedatangan kami. Saya berkeyakinan semua itu akan nyaman seiring berjalannya waktu dengan hadirnya saya dan yang lainnya, yang penting prinsip saya, asalkan sopan dan santun terhadap masyarakat setempat mereka pasti nerima. Benar saja, setelah berberapa minggu berlalu saya mulai mengenal seluk-beluk yang ada di desa. Ternyata di balik penampilannya yang tak pantas disebut desa tapi tak pantas juga disebut kota Leuweungkolot ini dulunya adalah desa percontohan. Selain menjadi desa percontohan, usaha kerupuk tahu sangat terkenal pada masanya. Sayangnya usaha kerupuk tahu ini sekarang sudah mati, dikarenakan tak ada yang mau serius mengelola, tapi pabrik atau tempat produksi tahu tetap ada, tempatnya ada di RW 06. Kini tahu yang di produksi tersebut hanya dijual ke pasar atau kadang ditaruh di warung-warung sayur yang ada di desa. Penduduk pribumi di Leuweungkolot ini sendiri sampai sekarang masih kekeuh mempertahankan prinsip mereka. Mereka tak mau ada orang kota yang membeli tanah/ lahan persawahan mereka, alasan takut desanya habis tergerus dijadikan perumahan/ perkomplekan. Nilai-nilai agama bercampur adat istiadat pun masih sangat kental di sana. Apalagi di pesantren tempat saya dan kelompok tinggal. Pemilik pesantren atau yang biasa dipanggil ustaz ini pun masih percaya dengan ritual mandi kembang agar enteng jodoh. Entahlah. Memaknai Pulang dalam Bertualang Setelah 30 hari menjalani hari yang melelahkan tapi menyenangkan, tibalah saat yang dinanti-nanti, yaitu pulang ke rumah. Saya senang sekali rasanya bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan wajah-wajah yang selama ini dirindukan, tapi tak bisa dipungkiri rasa sedih juga menyelimuti hati saya dan teman-teman kelompok lainnya. Kami mulai terbiasa dan nyaman dengan semuanya, dengan keadaan desa dengan teman satu atap selama sebulan. Rasanya berat sekali meninggalkan pas lagi sayangsayangnya. 98 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

125 Pada tanggal 24 Agustus 2017 kami membuat acara penutupan yang berupa tasyakuran dan makan bersama seluruh warga dan perangkat desa setempat. Satu-persatu rangkaian acara mulai terlewati hingga tiba pada saat puncaknya, yaitu, pembacaan kesan dan pesan warga dan anak-anak kecil kepada kami dan sangat berhasil membuat saya meneteskan air mata haru karena mengingat akan perpisahan. Esok harinya kami mulai berkemas barang bawaan yang akan kami bawa pulang. Tapi sebelum pulang saya dan temanteman melakukan sesi pemotretan guna melengkapi data yang dibutuhkan untuk membuat film dokumenter. Melihat kilas balik dari awal mula saya datang hingga pulang, banyak sekali harapan dalam diri saya mengenai desa ini. Saya kira semua teman saya dan warga desa pun sama. Saya ingin desa lebih baik lagi, selain itu saya sendiri memiliki harapan untuk pemimpin desa selanjutnya agar lebih memperhatikan lagi lingkungan desa beserta masyarakatnya. Sehingga mungkin di masa mendatang tidak ada lagi komunitas pengangguran desa. Sebenarnya saya rasa banyak sekali potensi dari masyarakat dan alam yang bisa digali dan dimanfaatkan Desa Leuweungkolot ini. Saya pikir, desa ini membutuhkan sosok penggerak. Masalah yang tak kalah serius yaitu perihal sampah di desa. Saya harap dengan adanya penyuluhan kesehatan yang kami lakukan kemarin akan membuat hati warga tergerak untuk lebih memperhatikan kebersihan sekitar, dengan mulai membuang sampah pada tempatnya yang juga sudah kami bantu sediakan. Sebetulnya, 2500 kata tidak akan cukup untuk mendeskripsikan bagaimana rasa dan asa yang saya dapat di Desa Leuweungkolot selama sebulan. Banyak sekali pelajaran dan pengajaran yang saya ambil di sana. Mengenal berbagai macam watak orang yang berbeda-beda dan melongok lebih dalam dan jauh lagi serta terjun langsung ke masyarakat membuat saya mengerti makna hidup yang sebenar-benarnya. Pesan untuk kelompok saya, terimakasih telah mengizinkan saya mengenal kalian. Terimakasih karena telah menjadi bagian dari hal yang tak ada habisnya akan saya ceritakan pada anak cucu saya nanti. Terimakasih telah membuat saya Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 99

126 bisa mengukir kenangan manis dan pahit dalam waktu yang bersamaan. Semoga kata keluarga tidak hanya terpampang satu bulan kemarin. Saya sayang kalian! 100 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

127 C. KISAH YANG KUSYUKURI Oleh: Indah Bayangan Tentang Tantangan yang Akan Dilalui Tahun 2017 ini adalah tahun kedua jurusan saya, Manajemen Pendidikan mengikutsertakan mahasiswanya dalam kegiatan KKN- PpMM. Mendengar informasi bahwa angkatan saya akan mengikuti KKN saya menyambutnya dengan cukup baik, karena akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Terjun langsung ke lingkungan tempat saya akan mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di bangku perkuliahan kepada masyarakat yang sama sekali belum saya kenal, apakah teori yang saya dapatkan hanyalah sekedar teori atau tidak. KKN, tiga huruf yang menjadi singkatan dari Kuliah Kerja Nyata, berisi tentang pengalaman mahasiswa di suatu desa tempat mereka ditugaskan untuk menerapkan teori dari bidang keilmuan yang mereka tempuh di bangku perkuliahan selama enam semester. Inilah pemahaman saya tentang KKN. Kata mereka yang telah mengalaminya KKN itu nyebelin, nyusahin, ngerepotin, gak ada AC (untuk yang terbiasa tidur dengan AC), tapi juga seru, ngangenin, amazing, pengalaman baru, keluarga baru, dan sebagainya. Kesan-kesan itu tidak mempengaruhiku, ya memang pada akhirnya akan ada kesan seperti itu tapi bukan itu poin inti dari KKN, bagiku KKN itu merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, merupakan amanah besar perguruan tinggi dan juga mahasiswa yang menempuh pembelajaran di dalamnya. Ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi akan menjadi percuma jika ilmu itu tidak memberikan perbaikan dan perubahan pada masyarakat, karena sejatinya ilmu itu untuk diamalkan, akan menjadi manfaat jika diimplemetasikan, dan akan menjadi hasil jika diusahakan. Keberhasilan perguruan tinggi dalam mencetak sumber daya manusia unggul terletak pada keberhasilannya dalam pengabdian di masyarakat. Ini adalah hal yang sangat serius bukan hanya berbicara tentang nilai yang akan didapat hanya untuk lulus kuliah, tetapi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 101

128 tentang sebuah pengabdian untuk suatu perubahan. Ilmu, mental, dan karakter kepemimpinan akan diuji, seberapa jauh saya yang menyandang status mahasiswa mampu melewati pengabdian ini dengan sukses. Berbagai macam karakter masyarakat akan saya hadapi, lingkungan yang berbeda dengan kehidupan saya tentu akan saya lalui, dan pertanyaan-pertanyaan apakah saya mampu? terus terlintas dalam benak. Lalu, akan di posisi manakah masyarakat menempatkan saya apakah pada hati dan jiwa mereka saya dikenang sebagai mahasiswa yang dengan pengabdiannya mampu membawa perubahan atau sebagai mahasiswa yang tak memberi kebermanfaatan sedikit pun. Kekhawatiran yang terus menghampiri, saya betul-betul khawatir tidak dapat memberikan yang terbaik. Berada dalam kekhawatiran tanpa berusaha untuk mencari solusi untuk menghadapi kekhawatiran itu hanya akan menghasilkan gerakan yang statis, maka saya mencoba untuk menghadapinya dengan mempersiapkan diri dimulai dari mencari informasi mengenai desa, mengikuti pembekalan yang diadakan oleh PMM yang sebetulnya memang wajib dihadiri, melihat kondisi KKN kelompok sebelumnya melalui video di YouTube, dan hasilnya informasi-informasi yang saya dapatkan mampu mengurangi kekhawatiran saya meskipun sedikit dan memberikan gambaran tentang apa saja yang harus saya lakukan ketika di lokasi KKN nanti. Jika dari awal sudah memiliki gambaran dan perencanaan yang baik juga matang maka kemungkinan untuk gagal itu sedikit. Hari demi hari berlalu, tidak terasa waktu yang ditentukan untuk memulai KKN tiba di penghujung penantian, kala itu perkuliaan semester enam akan segera berakhir, dan itu tandanya saya akan segera menghadapi hari-hari pengabdian itu. Pengumuman pembagian kelompok KKN beserta nomor kelompok dan nama anggotanya sudah diumumkan melalui website PMM. Tidak lama juga diumumkan pembagian lokasi desa berikut dengan dosen pembimbingnya. 102 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

129 Untuk pertama kali saya mendengar nama desa tempat saya dan teman-teman kelompok ditugaskan Leuweungkolot di Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Nama yang sangat asing dan cukup aneh bagi saya, mungkin karena saya belum pernah mendengar nama itu serta bahasa yang berbeda dengan kehidupan saya sehari-hari. Setelah itu saya mencari informasi tentang arti dari nama desa, saya mendapatkan informasi tersebut dari teman saya yang asli orang sunda, leuweung artinya hutan,dan kolot artinya tua, jadi Leuweungkolot artinya hutan tua. Mengetahui arti dari nama desa maka persepsi awal saya tentang desa adalah tempat yang jauh, sulit akses, belum terlalu maju, jarak antara rumah warga jauh, dan karakter masyarakat yang begitu hangat serta antusias menyambut kedatangan saya karena biasanya masyarakat yang berada di daerah cukup pedalaman karakternya jauh berbeda dengan masyarakat kota yang sudah terkontaminasi virus hedonis dan individualis. Hehe namanya juga hutan tua, coba deh apa yang terbayang dibenak tentang hutan tua? Hmmm... Untuk membuktikan persepsi saya itu benar atau salah maka saya mencari informasi tentang desa dengan bertanya kepada teman sekelas yang tinggalnya di daerah Kabupaten Bogor. Ternyata tidak seperti persepsi saya, menurut teman saya itu Desa Leuweungkolot sudah dapat dikategorikan daerah kota karena aksesnya yang tidak terlalu jauh dari Kota Bogor dan berada di wilayah bawah gunung, serta kondisi desa yang sudah cukup modern. Akses untuk ke desa pun ternyata tidak jauh seperti yang saya bayangkan, saya mencoba untuk melihat jauh perjalanan melalui aplikasi Google Maps 23 dan Waze, ternyata hanya dibutuhkan waktu satu sampai dua jam untuk sampai di desa. Lama perjalanan ke desa sama dengan lama perjalanan saya pulang ke rumah yang ada di Tebet, sebetulnya secara jarak, lebih dekat ke Tebet hanya saja You know 24 lah Jakarta s traffic 25 guys. 23 Peta Google 24 Kamu tahu 25 Kemacetan Jakarta Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 103

130 Beberapa hari setelah diumumkan urutan nomor kelompok berikut nama-nama anggotanya diumumkan, saya langsung dimasukkan ke dalam grup Whatsapp kelompok KKN oleh salah seorang teman kelompok. Kalimat sapa pun memenuhi ruangan chatt whatsapp kelompok KKN, kemudian menyusun jadwal pertemuan pertama untuk saling mengenal satu sama lain. Hari yang dijanjikan tiba, pertemuan pertama kelompok KKN saya berlangsung meski tak banyak yang hadir hari itu karena ada aktivitas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Ada beberapa poin yang dibicarakan seperti tema kelompok, nama kelompok, struktur kelompok, menunjuk siapa yang membuat logo, sumber dana, dan sebagainya, serta tak lupa saling memperkenalkan diri. Suasana hari itu cukup canggung dan sedikit tegang, maklum lah pertemuan pertama. Membuat jadwal pertemuan di kelompok KKN saya cukup sulit karena jadwal antara anggota kelompok sering berbenturan, hanya ada satu momen seluruh anggota kelompok berkumpul yaitu saat pembekalan KKN tapi tanpa saya, karena saya ada keperluan penting dan tidak bisa ditinggalkan saat itu, dan saya mengambil jadwal pembekalan lebih awal. Dari hasil laporan rapat pada pertemuan ini poin-poin yang dibahas sama dengan pertemuan sebelumnya dan menghasilkan kesepakatan bersama bahwa nama kelompok saya adalah KKN Super 100 yang kemudian hari menjadi KKN Super 100 diketuai oleh Yudi. Sulitnya mengumpulkan temanteman kelompok KKN membuat saya khawatir tentang kekompakan kelompok KKN, sempat berfikir jika dari awal saja sudah tidak kompak bagaimana ke depannya nanti. Huft... Jadwal survei pertama telah dikabarkan di grup, hari itu grup whatsapp cukup ramai. Banyak yang menyatakan keikutsertaannya pada survei pertama, tetapi ketika hari yang dijadwalkan tiba mendadak banyak yang mengundurkan diri untuk tidak ikut karena ada kegiatan lain yang diprioritaskan, aku pun salah satunya, hari 104 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

131 itu tubuhku sedang kurang fit untuk bepergian cukup jauh dengan berkendara motor. Menurut laporan teman-teman yang ikut survei, tujuan pertama mereka adalah mengunjungi kepala desa yang tidak kusangka beliau adalah seorang perempuan yang memiliki anak kecil dan masih bayi, sempat berfikir bagaimana cara beliau membagi waktu, kemudian teman kelompok saya mengitari desa dan sempat mengambil beberapa foto lalu dikirim ke grup KKN, tapi tidak banyak informasi yang kudapatkan tentang desa dari foto-foto tersebut. Belum puas rasanya jika belum datang langsung, survei berikutnya kuniatkan diri harus ikut. Pada survei berikutnya, Alhamdulillah 26 saya ikut serta, dengan modal motor pinjaman dari seorang teman satu kosan dengan saya, saya berangkat menuju lokasi KKN bersama dengan teman lain, dengan jumlah tim yang tidak lengkap. Seorang perempuan membawa motor pulang pergi Bogor, memakai gamis dan kerudung lebar. Ada teman kelompok KKN saya yang tidak percaya bahwa saya bisa melakukannya. Hei... pakaian seorang muslimah memang begini, dan bukan berarti menjadi penghambat aktivitas. Karena memang belum pernah dikunjungi, perjalanan pertama terasa cukup jauh dan lama, karena perjalanan ini dilakukan dengan konvoi jadi saya dan kawan-kawan saling menanti kendaraan teman-teman yang lain khawatir mereka menempuh jalan yang salah dan akhirnya tersesat. Panas dan lelah memang, setelah sampai jauh dari bayangan saya, saya fikir lokasi KKN saya adalah wilayah yang sejuk, ternyata hampir sama dengan kondisi wilayah Ciputat hanya di desa tidak berpolusi seperti di Ciputat. Sejauh mata memandang saya masih bisa melihat ladang-ladang dan sawahsawah yang siap ditanami, di dalam fikiran saya sudah terbayang betapa indahnya jika sudah ditanami nanti, hijau sawah yang menyejukkan mata. Di belakang desa terdapat sebuah bukit yang menjadi pemisah antara Desa Leuweungkolot dengan Desa 26 Segala Puji Bagi Allah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 105

132 Ciampea. Warga bilang bukit itu sering dijadikan tempat galau dan ada ribuan monyet di sana. Lokasi Desa yang sudah terbilang wilayah yang cukup modern membuat saya mengkhawatirkan karakter warga, saya khawatir warga di desa adalah warga yang cuek, individualis, egois, dan sibuk. Tapi ternyata mereka cukup ramah dan mau membantu, meski pada awal kedatangan kelompok saya, mereka tidak hadir pada pembukaan karena mereka sedang sibuk bekerja. Ketika mengetahui saya harus melaksanakan KKN, hal yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah tempat tinggal. Hmmm... kekhawatiran saya mengenai tempat tinggal adalah tentang campur baur antara laki-laki dan perempuan. Hal ini yang sangat saya khawatirkan, karena memang sangat rentan terjadi dan memang di kalangan mahasiswa ini biasa terjadi. Dalam Islam hukum asal interaksi antara laki-laki dan perempuan terpisah, kecuali pada aktivitas bermuamalah seperti dalam rangka aktivitas akademik, jual-beli, kesehatan, dan dalam keadaan yang sangat genting. KKN sendiri termasuk ke dalam aktivitas akademik karena berupa tugas resmi dari kampus. Meski begitu tetap harus ada penjagaan interaksi demi menghindari Ikhtilat 27 juga khalwat 28. Saya faham bahwa tidak semua orang memahami hal ini begitu juga temanteman KKN saya. Maka dari itu saya mencoba untuk menyampaikan kekhawatiran saya ini kepada teman-teman KKN. Karena saya adalah muslim, begitu juga mereka. Peraturan Allah sudah jelas dan harus ditaati. Karena sejatinya kita hidup di dunia ini hanyalah untuk menggapai ridho Allah. Allah adalah satu-satunya tujuan hidup, jika Allah adalah tujuan hidup maka tidak ada aktivitas yang tidak sesuai dengan peraturan dan perintahnya (mestinya). Pada pertemuan pertama dengan teman-teman KKN saya menyampaikan hal ini, sempat terjadi ketegangan antara saya dengan teman-teman KKN, yaa saya sudah menduga hal ini pasti terjadi, saya faham dan kejadian ini biasa terjadi, ketika menyampaikan sesuatu hal yang tidak menjadi kebiasaan pasti akan ada penolakan. Kebenaran ini 27 Campur baur antara laki-laki dan perempuan 28 Berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan 106 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

133 harus disampaikan. Hanya saja cara menyampaikannya harus dengan cara yang baik, koreksi untuk diriku. Aku hanya ingin KKN ini tetap mendapat ridho dan berkah dari Allah, agar pengabdian ini pun menjadi berharga dan berarti karena Allah hadir di dalamnya. 25 Juli 2017, hari itu hari petualangan KKN dimulai. Saya dan teman kelompok berangkat menuju desa, membawa segala keperluan yang sudah dipersiapkan. Akses jalan yang mudah ke desa membuat saya dan teman-teman tidak kesulitan membawa barang-barang itu. Di desa saya tinggal di pesantren. Ada seorang ustaz yang mau menampung saya dan teman-teman. Pesantren Riyadhul Badi ah namanya yang dipimpin oleh Ustaz Saepudin. Kesulitan mendapatkan tempat tinggal yang layak, membuat saya dan teman kelompok mengambil tawaran Ustaz Udin untuk tinggal di pesantrennya. Ketika hal ini diputuskan ada rasa lega hadir dalam diri saya tentang tempat tinggal. Alhamdulillah 29, tempat tinggal lakilaki dan perempuan terpisah, dan koordinasi pun tidak sulit karena masih dalam satu wilayah pesantren. Pensil-pensil Warnaku Setelah mengalami hidup bersama sebulan, banyak hal yang saya pelajari dari kepribadian teman-teman KKN saya, meski tak terlalu dalam, sedikit banyak saya memahami karakter mereka. Karakter mereka begitu unik, masih sangat melekat diingatan saya sampai hari ini, berbagai macam karakter ada dan muncul, natural, apa adanya, tidak dibuat-buat, semuanya tampil begitu saja. Dari mereka saya betul-betul belajar bagaimana caranya memahami orang lain. Meski memang butuh waktu lebih, dan masih banyak kekurangan yang kutampilkan dari sifat burukku, tapi mereka tetap mau memahami. Kesal dan sebal sudah pasti ada, karena itu sifat manusia yang memang sudah tecipta. Tapi bukan berari itu menjadi masalah besar dan dibiarkan menjadi lama. Permasalahan sudah tentu hadir, terlebih jumlah ada 17 orang yang memiliki isi kepala yang berbeda. 29 Segala Puji Bagi Allah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 107

134 Permasalahan yang utama adalah menyesuaikan diri dengan anggota kelompok lain, hal ini sulit karena setiap orang memiliki pemahaman dan kebiasaan yang berbeda. Karena hal ini sempat terjadi pengelompokan antara anggota. Tetapi semua itu bisa diredam, karena sebetulnya hanya butuh komunikasi yang baik dan saling memahami. Ada teman yang tidak biasa makan bersama, tapi kebersamaan itu mengubah kebiasaannya, ia justru terlihat menjadi nyaman setelah mencoba ikut serta, dan sepertinya ia mengambil banyak pelajaran tentang cara memahami orang lain dan meyesuaikan diri. Ada yang sejak awal terihat begitu jutek rasanya kalau berhadapan dengan dia tidak bisa berekspresi santai, tetapi setelah membuka diri untuk berbicara bersama ternyata dia orang yang begitu ramah, dan senang menolong. Ada yang begitu manja, mudah emosi dan baper hehe... tapi belakangan dia mampu untuk lebih sabar dan calm down 30. Ada yang dari awal susah sekali dibangunkan shalat. Boro-boro mau shalat jama ah, shalat saja sering di akhir waktu. Tapi, akhirnya dia berubah, hanya saja aku tidak mengetahui alasan yang membuat dia tergerak, aku menganggap itu adalah hidayah dari Allah dan tentunya senang sekali melihat perubahan itu. Mungkin karena kejadian malam itu. Malam itu satu orang teman terpaksa membuka cerita tentang hal yang dia alami. Ia melihat ada bayangan laki-laki berdiri cukup lama tepat di depan jendela kamarnya, ternyata pada saat yang sama teman saya yang lain juga melihat bayangan, hanya saja dia melihat bayangan itu dari luar kamar karena memang ia tidur di aula depan kamar. Karena hal itu teman-teman saya merasa takut dan tidak aman. Akhirnya semua teman perempuan memutuskan untuk tidur di mushalla, dan dari situlah rasa kebersamaan itu semakin terukir kuat. Pada awalnya mushalla adalah tempat saya, Laha, Kak Teti dan Citra tidur, mushalla menjadi pilihan saya untuk tidur karena kondisi kamar yang kurang nyaman. 30 Tenang 108 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

135 Banyak sekali kisah yang saya pelajari dari mereka, rasanya tak cukup untuk diceritakan pada kisah inspiratif ini. Tapi memang ada satu momen kebersamaan yang jika diingat menjadi suatu keharuan, yaitu momen perubahan teman-temanku yang sebelumnya kuceritakan. Setidaknya aku melihat perubahan ini memang karena mereka menginginkannya, tapi ada satu faktor pendukung yang kusyukuri yaitu kehadiran Kak Teti. Sebelumnya aku mengkhawatirkan bagaimana cara berinteraksi dengan temanteman KKN ini, terlebih mengenai kebiasaan baik yang berstandar pada hukum Allah. Aku khawatir tidak bisa menyampaikannya, aku khawatir menyampaikannya dengan tidak baik dan terkesan menggurui. Tapi, kehadiran Kak Teti dengan sosok keibuannya menghilangkan kekhawatiranku. Pada awalnya teman-teman kesal dengan ocehan Kak Teti yang sering mengingatkan, bawel ih, namun, kemudian hari mereka merasa kehadiran Kak Teti seperti Ibu mereka sendiri, seperti ada mama di tempat KKN. Sosok Kak Teti yang menarik adalah ia sedang hamil besar anak ketiga, sebelumnya ia mengalami keguguran. Dan itu menjadi kekhawatiran tersendiri baginya selama KKN. Saya salut dengan semangatnya yang ingin tetap mengejar gelar sarjana dan melaksanakan amanah orang tuaya untuk menyelesaikan pendidikan. Dengan kondisi hamil dan anak yang masih kecil. Ia harus rela melangkahkan kakinya ke tempat KKN serta meninggalkan putra kecilnya di Sukabumi. Sosok lain yang saya soroti adalah ketua KKN saya. Sosok yang dari awal saya nilai kurang tegas. Dia terlihat lebih sering tidak enak dalam mengambil keputusan, sempat kesal sekali dengannya. Pada akhirnya ia tak mampu bertahan dalam sikapnya itu, kondisi kelompok menuntutnya untuk berubah menjadi tegas dan berani mengambil keputusan. Ada konfilk-konflik di kelompok KKN yang membuatnya banyak mengambil pelajaran. Pada akhirnya saya ingin mencintai mereka karena Allah berharap pertemuan ini tidak sampai di dunia saja tapi sampai pada Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 109

136 surga-nya. Sesungguhnya pertemuan antara muslim dengan muslim lainnya adalah pertemuan luar biasa yang disaksikan oleh Allah dan kelak bisa menjadi sebab atau alasan untuk masuk surga. Terlebih pertemuanku dengan mereka dalam rangka memberikan pengabdian untuk sebuah perubahan. Meski sedikit tapi bukan berarti tak memberi arti. Leuweungkolot Menjadi Kampung Baruku Ternyata warga di desa ini begitu baik. Meski ada beberapa yang memang sudah terkontaminasi virus masyarakat kota yang individualis. Senang rasanya bisa diterima, mereka menaruh harapan pada saya dan teman-teman kelompok untuk memberikan kontribusi terbaik. Sambutan hangat mereka terlihat dari sikap ramah mereka yang membuka tangan siap memberikan bantuan jika memang diperlukan. Mereka memang begitu adanya, tampil apa adanya jika mampu ya akan membantu jika tidak tolong dimaklumi. Pada awalnya saya dan teman kelompok cukup bingung karena pada survei sampai kedatangan awal kelompok saya kondisi desa begitu sepi karena mayoritas warga sibuk bekerja mencari nafkah. Permasalahan yang ada di desa pun cukup banyak. Setidaknya ada tiga hal yang soroti sebagai masalah utama yaitu kebersamaan antara warga desa kurang tercipta karena kesibukan, kurangnya koordinasi dari terpusat dari pimpinan desa untuk menyatukan warga, serta tumpukan sampah. Permasalahan ini menjadi PR besar kelompok saya. Karena di satu sisi kelompok saya ingin memberikan pengabdian maksimal dan di satu sisi saya dan teman-teman memerlukan bantuan dan dukungan dari kebersamaan warga. Keakaraban antara keompok KKN dan warga terjadi setelah beberapa minggu di desa, hal ini disebabkan karena kesibukan warga. Butuh waktu ekstra untuk membangun hubungan. Begitu juga dengan para santri, saya sendiri masih sangat canggung dengan mereka, yaa karena mereka santri, yang dalam benak saya mereka sangat menjaga interaksi dengan perempuan. 110 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

137 Banyak kisah yang terjadi, dan meyentuh. Di desa ini saya menemukan ketulusan warga dalam membantu kelancaran program kerja kami, terlebih ustaz, dan para santrinya. Ada satu momen yang sangat amat saya ingat. Yaitu saat lomba Tahfidz al-qur an dalam rangka peringatan HUT RI 2017 untuk tingkat SD dan SMP. Ini adalah momen pertama anak-anak Desa Leuweungkolot khususnya RW 01. Warga sangat berterima kasih kepada kelompok saya karena telah mengadakan lomba ini dan berharap Tahfidz Al-Qur an dapat menjadi program desa hingga Leuweungkolot dapat melahirkan para penghafal al-qur an. Saya pribadi sudah jatuh cinta dengan desa ini, selain pemandangannya yang cukup bagus, juga karena warganya yang begitu menghargai saya dan teman-teman. Kebaikan mereka yang tidak saya lupakan. Dan membuat saya ingin kembali lagi untuk mengabdi. Selain itu juga karena saya merasa belum maksimal dalam melaksanakan pengabdian. Harapku Jika Bagian Darimu Jika saya adalah bagian dari warga desa ini banyak hal yang ingin saya lakukan, terlebih tentang membangun kebersamaan yang berlandaskan ikatan karena Allah. Semua karena pemahaman warga tentang pentingnya memprioritaskan agama dalam kehidupan perlu ditingkatkan. Saya cukup optimis dari sisi potensi warga yang sebetulnya bisa melakukan itu karena masih ada sifat yag menginginkan kebaikan dari diri mereka. Saya ingin desa ini menjadi desa percontohan kembali seperti masa dahulu yang diceritakan oleh beberapa warga. Saya ingin Leuweungkolot menjadi desa percontohan dilihat dari segala bidang. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 111

138 D. KITA DI LEUWEUNGKOLOT Oleh: Marsela Rahmawati Mendengar Leuweungkolot KKN. Kuliah Kerja Nyata. Kegiatan yang diadakan oleh setiap kampus negeri termasuk kampus saya ini menuntut setiap mahasiswa siap dan tegar menghadapi rintangan yang akan dihadapi nantinya. Banyak rumor bertebaran mengenai KKN ini. Kuliah Kerja Ngaji, Kuliah Kerja Ngajar, Kuliah Kerja Nikah, Kuliah Kerja Nyeminar, Kuliah Kerja Ngelamar, sampai dengan Kali-Kali Nyangkut. Entahlah apa pun itu membuat saya ragu menjalani KKN ini. Pembekalan demi pembekalan dari kampus membuat bayangan KKN semakin jelas, hingga sampai pada saat menegangkan ketika lokasi KKN diumumkan. Awal mendengar nama desa yang didapat, yang terpikir adalah itu entah di mana, dan bingung cara menjalani sebuah rutinitas bersama orang asing dalam pandangan waktu itu. Kata orang Sunda, Leuweungkolot berarti hutan tua, ditambah pengetahuan saya yang kurang akan wilayah Bogor membuat takut. Bisa dikatakan bahwa kendala terbesar yang saya alami dalam diri adalah ketika semua ketakutan karena perasaan asing akan lokasi yang akan saya jalani nantinya, namun saya ingat betul nasihat ayah, apabila kita berada di sebuah tempat asing, jangan takut tapi jalani semua sesuai aturannya. Nanti pun tak terasa waktu semua akan selesai pada waktunya. Tatap muka demi muka mulai dilakukan bersama segelintir anggota kelompok yang tadinya jauh mendekat yang dekat merapat. Perkenalan sekilas pun terjadi di kelompok yang masih awal bertemu ini. Survei lokasi menjadi rencana yang ditentukan dalam waktu dekat meskipun bulan Ramadhan kala itu. Survei lokasi pertama saya jalani adalah mengunjungi balai Desa Leuweungkolot dan menemui kepala desa beserta jajarannya. Saya pribadi ketika di balai desa mengobrol dengan seorang ibu staf desa 112 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

139 bernama Ibu Tuti, beliau memahami kekhawatiran saya dan temanteman apabila selama Kuliah Kerja Nyata tinggal dimana dan beliau menyarankan kami mengunjungi sebuah pesantren tersohor di desa ini. Akhirnya kami menyambangi pesantren yang dimaksud yakni Pesantren Riyadhul Badi ah dan yang tak terduga justru menawarkan bertempat tinggal sementara di sana. Berdasarkan pengamatan saya pribadi, kendala mulai terlihat dari survei pertama ini. Seperti sampah yang berserakan di saluran air, saluran irigasi yang kurang lancar, dan lain sebagainya. Pada survei kedua yang saya jalani bersama kelompok, saya sudah menghubungi pihak ketua RT, ketua RW, beserta beberapa aparat desa lainnya. Dan pada hari itu pun terjadi pertemuan dan perkenalan kelompok saya dengan aparat desa. Alhamdulillah 31 yang diusahakan tidaklah sia-sia meskipun baru terbatas perkenalan ketika survei, tetapi aparat desa RW 01 sudah menyambut mesra kelompok kami yang akan melaksanakan KKN akhir bulan Juli sampai dengan akhir Agustus nantinya itu. Meski dengan tak sepenuhnya niat, sisanya hanyalah nekat yang digenggam kuat. Yaa semoga walau dengan semua kekurangan semua tulisan ini masih ada manfaat positifnya bila disadari. Spoilernya adalah, setiap subkisah yang sengaja dibuat mempunyai rasa yang berbeda-beda jika diteliti. Selamat menikmati KKN versi saya! Kita di Leuweungkolot Super 100. Nama yang akhirnya diketok palu setelah berulangulang membuat nama yang layak pada tiap rapat pertemuan kelompok KKN. Kelompok saya ini mempunyai nomer urut 100. Katanya sih, nomor hoki alias beruntung. Nomor sempurna, angka yang paling ditunggu oleh setiap murid di kelas. Kelompok yang semoga saja hoki ini beranggotakan 17 orang. Sepuluh orang kaum perempuan dan tujuh lelaki yang semoga dapat menjaga para perempuan ketika KKN 31 Segala Puji Bagi Allah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 113

140 dijalankan nanti. Awal dengan kesan baik itu saya hanya bisa berdo a semoga semua bisa sempurna seperti angka 100 ini. Rasanya tak perlu saya ceritakan setiap karakter rekan seatap selama 30 hari ini. Jangan tanya kenapa karena saya pun tak tahu mengapa hingga tak ingin merinci satu persatu yang ada di dalamnya. Insya Allah 32 tulisan pada ini semoga dapat mewakili apa yang disebut dengan kata teman yang saya temukan selama 30 hari tinggal seatap di Desa Leuweungkolot. Jujur, sepertinya memang bagian ini akan menceritakan ujian dan ujian. Maklum yang nulis mahasiswi sih, jadi sudah kenyang dengan ujian sampai terbawa ke KKN pula -Ehyyaaa engga gitu juga. Hanya semata-mata agar siapa pun yang membaca dapat merasakan sisi lain dari KKN dan memetik manfaat meski tak terbayang akan menjalani atau bahkan akan mengalaminya di semester mendatang. Hari demi hari KKN saya jalani bak sungai mengalir, banyak bebatuan menghalangi. Bebatuan yang berupa ujian-ujian terus menghalangi bahkan hingga menyumbat apa yang tengah mengalir. Seiring waktu berjalan, semakin banyak batu yang menghalangi. Hari terasa semakin terasa sulit, seakan menghalangi sungai waktu yang tengah berjalan di KKN ini. Rasa ingin pulang saja terus menghantui pun semakin sering menggentayangi pikiran. Di masa seperti ini saya belajar bahwa arti sebuah kata teman. Teman bukan hanya di saat tertawa terbahak, tetapi juga yang menenangkan ketika menangis sesak. Teman bukanlah yang meletakkan batu bersama ujian, namun yang tak meninggalkan kita sendirian. Teman bukanlah yang melangkah duluan, tetapi yang rela melewati bahaya bersamaan. Ujian-ujian kesabaran perlahan-lahan menjadi biasa. Namun tak sampai di situ saja. Itu dihitung ujian bagi kekompakan anggota, ujian tanggung jawab, hingga ujian bagi mental 32 Jika Allah Menghendaki 114 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

141 dan fisik yang ada kalanya terasa menyesakkan. Yaaa, pokoknya begitulah. Terpikir mungkin benar rumor bertebaran mengenai KKN bukan lagi sekedar Kuliah Kerja Nyata, namun bisa juga tiba-tiba membelok arah jadi Kuliah Kerja Nyabar. Nyabarin keadaan, nyabarin diri, nyabarin dia, nyabarin kamu juga. Iya kamu yang lagi baca sabar yaak. Ehehe. Oke abaikan. Pernah dengar lawakan lawas yang bilang, Mau pintar? Makan saja buku pelajarannya? Jika belum cukup simaklah saja, namun jika pernah ya Bisa jadi itu benar adanya. Karena yang dirasakan ketika KKN agaknya mirip dengan lawakan itu. Dicatat dulu, bukanlah memakan buku pelajaran sungguhan.tetapi, untuk terus terbiasa menghadapi sesuatu kadang hal itu haruslah menjadi lauk-pauk keseharian agar terus menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan itulah segelintir orang yang menyadari, perlahan jadi kuat dan menguatkan satu sama lain. Teringat begitu pekat di pikiran nasihat ayah, bahwa sabar adalah kunci segala keadaan. Karena semua batu menghalangi hanya bisa diluluhkan dan dilalui dengan kesabaran untuk mengalir perlahan melewatinya. Usaha memang tak menghianati hasil, setidaknya dari usaha sabar yang diuji terbukti hasil program kerja bersama kelompok Super 100 ini saya akui begitu lancar. Kendala demi kendala memang ada namun selalu diusahakan lancar untuk Desa Leuweungkolot. Kalau gak ada kendalanya bukan Kuliah Kerja Nyata namanya. Tetapi Kuliah Kerja Ngeliburan. Eeeh~ Canda Tangis Leuweungkolot Pada awal KKN berharap besar ditempatkan di daerah Kabupaten Tangerang agar dekat dengan rumah.namun ketika merasakan tinggal di desa ini, meskipun jauh dari rumah berbagai nikmat penawar Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 115

142 penatnya membuat saya mulai jatuh hati. Hamparan sawah beserta embun pagi yang tak bosan saya jejaki, dedaunan yang tak jenuh dipandangi, dan tak lupa yang selalu menyejukkan mata adalah pemandangan Bukit Kapur Ciampea yang berada dekat dengan pandangan, yakni sebelah Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah. Program-program kerja di Desa Leuweungkolot mulai dijalani oleh saya dan kelompok. Sambutan desa terhadap program yang dijalani mulai dari pembukaan terasa hangat dan terbuka. Saya dan kelompok mulai menampung segala kendala desa yang sekiranya dapat diupayakan bersama. Sambutan keramahan desa ini dari awal pembukaan menjadi penawar segala kendala yang saya pribadi rasakan dalam memulai KKN. Pada bagian ini saya hanya akan berfokus pada program kerja yang paling memberikan banyak pelajaran. Bisa dibilang inilah program ter-niat, termanis, tersenang, tertawa, dan terharu selama KKN berlangsung. Semoga siapa pun yang membaca akan menangkap setiap percikan manfaat pelajaran hidup yang tertuang. Semoga. Jadwal kegiatan mulai disusun sesuai waktunya. Jadwal piket, jadwal masak, dan tak lupa jadwal mengajar. Jadwal mengajar jelas ada, karena dari program kerja yang direncakan salah satunya mengajar di tiga SD yang ada. Saya diamanahkan di SDN Leuweungkolot 05 bersama dengan ketiga rekan lainnya yakni Fatma, Iin dan Tsani. Pembagian tugas bersama ketiga rekan adalah perorang mendapat amanah satu kelas. Kegiatan belajar-mengajar ini saya rasakan sangat bermanfaat sekali dari sisi banyak hal. Sisi paling dekat adalah untuk mengisi waktu saya sehari-hari di Desa Leuweungkolot, Senin sampai dengan Jum at pagi menjadi rutinitas mengajar yang dimulai pukul pagi. Padat memang, namun meningkatkan semangat. Selama mengajar ini, saya menjadi teringat ketika sekolah dasar dahulu berangkat pagi-pagi awal bersama ayah. Senang sekali menjadi mengenang masa itu. Berangkat pagi sejuk sekali, ketika matahari 116 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

143 belumlah meninggi, lalu pergi menikmati sarapan. Dan ini terulang kembali, namun hanya saja pada masa yang berbeda. Pada awal mengajar di kelas 3B, terdapat 24 murid seluruhnya. Hari pertama, gugup, ragu, dan takut menghinggapi diri. Wali kelas 3B, Bu Imas hingga tertawa terbahak-bahak heran ketika para murid sebagian besar berpindah duduk di emperan depan papan tulis. Mereka semua beranjak ke depan sembari bertanya Kak itu apa?, Kaka guru tulisannya itu apa?, Teteh, itu apa?, Ibu, tulisannya gak kelihatan. Tertawa sudah pasti, dan akhirnya itu membuat saya menjadi lebih peka dan mendekati satu-persatu murid memantau tulisan catatan mereka semua. Kesan hari pertama mengajar adalah menyenangkan. Hari berikutnya saya perbaiki tulisan menjadi lebih jelas dan lebih memperhatikan setiap anak. Saya dekati satu-persatu menuju kursi mereka duduk. Ada yang rajin, cepat tanggap, dan cerdas, ada anak penurut manis dan cantik, ada yang suka sekali mencari perhatian, ada anak yang begitu pemalu dan tak mau menatap langsung, ada anak yang bisa dikatakan lebih lambat dibanding temannya namun penurut, ada pula yang senang sekali mengganggu teman sendiri namun catatannya belum sama sekali. Sungguh tingkah semua anak-anak itu lucu sekali. Pengalaman pertama mengajar yang menjadi tak terlupakan karena langsung menghadapi kelas anak yang masih super aktif di kelas.dan ada yang mencuri perhatian sejak awal saya mengajar kelas 3B ini, seorang anak bernama Ferdiansyah. Tampang boleh preman, sangar, pipi gembul, sulit sekali jika diminta menulis. Bu Imas sudah memberi tahu saya hal itu sedari awal. Dan saya coba dekati anak itu. Awalnya dia tak peduli, namun perlahan mau mendengarkan. Hari berikutnya Ferdi menjadi penurut sekali dan mau menulis catatan di kelas. Meski harus ditemani hingga ia selesai menulis seluruh catatannya, saya justru senang. Betapa polosnya seorang anak yang walau di pergaulan sangar namun dapat menjadi penurut ketika diberi perhatian dan kesabaran lebih. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 117

144 Minggu berikutnya mengajar, saya mencoba ikut rekan mengajar di kelas 6B. Pikiran awal tujuan saya adalah mencari pengalaman mengajar berikutnya. Ternyata benar saja, kelas 6 memiliki karakter lebih beragam dibandingkan kelas 3, karena di tingkat inilah anak mulai ada perubahan ke masa remaja. Mereka mulai ada yang berdandan, ada yang berkirim surat cinta janji ketemuan di sawah. Tertawa dan heran pastinya melihat hal itu. Dibalik semua perubahan itu mereka semua masih tetaplah anakanak yang masih sangat manja. Terbukti ketika mengajar murid lelaki di kelas 6B ini. Mereka selalu minta perhatian dan dilihat hasil kerjanya padahal sudah fasih mengerjakan. Sementara yang perempuan seringkali mencari perhatian dengan rekan lelaki saya yakni Putra. Jadi dari 28 murid kelas 6B ini kami berbagi peran. Meskipun kelas ini dominan lelaki, jadi otomatis tanggungan lebih banyak pada saya, tetapi semua terasa manis ketika dinikmati. Sungguh. Manis sekali. Semanis rayuan lawak yang sering saya dapatkan ketika kegiatan mengajar berlangsung. Selalu ada saja tingkahnya murid lelaki memang. Mereka kadang tak semudah mengungkapkan seperti anak perempuan, namun menyampaikan dengan caranya sendiri. Hingga minggu berikutnya saya pun mengatur jadwal agar dapat mengajar dua kelas yang terlanjur membuat jatuh hati.semakin dekat dengan para murid entah mengapa membuat semangat KKN ini. Kedua kelas yang begitu saya sayangi pada KKN ini sungguh memberi warna berbeda pada KKN di desa ini. Senyum, canda tawa, tingkah lucu, tingkah aneh hingga rusuh, rengekan manja ketika meminta dilihat hasil kerjanya dan wajah sabar menanti ketika menunggu nilai di depan meja kerja tanpa duduk dahulu. Semua itu menjadi catatan-catatan rindu yang tak terganti.betapa masih ada yang menantikan keberadaan diri ini meskipun belum lama terjalin kedekatan dengan mereka. Tak kenal maka tak sayang. Rasa sayang membuat hati ingin melakukan lebih dari sekedar mengajar. Saya berniat membuat sebuah jadwal piket dari sisa styrofoam yang Bu Imas berikan. Sudah saya buat 118 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

145 dan telah rampung ditempel setiap nama murid, namun karena ternyata esok hari sebelum selesai finishing 33 jadwal piketnya rusak oleh murid kelas lain. Yaaa~ sudahlah. Maklum kelas yang ditempati oleh dua shift pagi dan siang. Anak-anak murid saya pagi dan sisanya kelas siang. Akhirnya saya berniat kolaborasi dengan Putra yang tengah membantu akreditasi secara kecil-kecilan dengan modal sendiri. Kegiatan difokuskan pada kelas 6B, dikarenakan Putra dekat dengan Pak Irawan selaku wali kelas. Yang dibuat antara lain jadwal piket lengkap dengan foto petugas piket, jadwal pelajaran, denah tempat duduk yang dilengkapi foto pula dan beberapa tabel yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Semua tempelan kelas itu dikerjakan setiap sempat, disempatkan. Dibuat dengan niat dan tekat. Pembelian peralatan seperti gabus, cetak ini itu, dan segala keperluannya dibeli dengan modal yang terbatas. Semakin padatnya program kerja di KKN tak menghalangi pengerjaan semua itu, bahkan pernah hingga larut malam. Mungkin benar kata orang, terlanjur sayang lelah pun dikatakan indah. Hari berjalan begitu cepat, tanggal sudah menunjukan H-1 menuju HUT RI, hari ini kelas 6 menjadi perwakilan lomba gerak jalan tingkat Kecamatan Cibungbulang. Saya dan ketiga rekan pun diajak mengikutinya menjadi tim hore. Bahkan hingga diantar baju seragamnya. Jelas tak akan menolak. Hari itu meriah sekali, ramai, dan tak lupa terus menyemangati para murid cantik, gigih dan semangat berkobar kala siang panas terik itu. Setelah hari itu, semakin dekat dan kenal dengan murid sudahlah pasti. Semua murid telah saya kenal dan hafal wajah, nama dan kebiasaan masing-masing di kelas. Namun yang justru disayangkan adalah semakin dekat dengan kepulangan dari desa ini. Senin 21 Agustus 2017 adalah agenda perpisahan secara resmi bersamaan dengan upacara bendera. 33 Penyelesaian Akhir Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 119

146 Setelah dikatakan perpisahan di saat upacara, wajah para murid masih terlihat biasa. Namun ketika saya minta waktu sebentar untuk menyampaikan pesan hidup yang mungkin saja diingat atau pun tidak oleh mereka, sungguh air mata tak tertahan. Mata terpejam menahan air mata, dan ketika membuka mata ternyata seluruh kelas ikut hening dan menangis di bangku masing-masing. Ketika selesai menyampaikan pesan, saya kembali ke kursi depan. Duduk menenangkan diri. Tiba-tiba seorang anak lelaki paling petakilan (super aktif, rusuh) namanya Faqih menaruh selembar tisu bertuliskan Love You Ka Sela lalu kabur ke tempat duduk belakang tak mau mengakui ia membuatnya sendiri. Saya tersenyum melihat tulisan bahasa Inggris yang masih saja salah, namun nyaris terharu barulah memotretnya. Melihat saya tersenyum seorang anak lelaki paling bongsor di kelas bernama Dwi Tri menghampiri dan menulis hal yang sama dan meminta saya memotretnya. Bisa dibayangkan seperti apa tulisannya? Sederhana sekali. Terimakasih Kak sudah ngajar di sini, kakak sangat baik.jangan lupain kami ya Kak. Setelah itu, tak lama hampir semua murid lelaki juga perempuan menuliskan segudang ucapan yang sama. Duh. Dan momen tak terlupakan lagi adalah, ada seorang anak berparas polos sekilas mirip dengan Derby Romero, bernama Ridwan. Ketika tengah meladeni berfoto perpisahan dengan beberapa anak di kelas ia mengatakan Kak sini deh.. Kenapa wan? Kak, aku sakit sakit hati kakak mau pulang. Uugh. Begitulah murid satu itu sejak awal saya mengajar, selalu ada yang ia katakan hingga membuat saya tersenyum. Tampak belum puas dengan waktu hari ini, para murid kelas 6B memohon dengan begitu berat agar masih mengajar hingga esok hari untuk benar-benar berpisah dengan mereka. Akhirnya saya dan Fatma menyanggupi pada 24 Agustus 2017 tepat H-1 kembali ke kelas untuk sekedar memberi sebuah foto untuk kenangan kelas. Tak disangka hari itu tengah pelajaran seni budaya, Pak Irawan yang sudah siap dengan seruling di tangan dan anak murid kelas 6B justru menyanyikan lagu 120 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

147 perpisahan untuk kami berdua. Sebuah lagu daerah berbahasa Sunda, bertema pahlawan. Saya tak menyangka ternyata seluruh kelas menangis. Tak kenal lelaki atau perempuan, semua air mata sama derasnya. Mulai dari anak yang selalu jahil, nakal, rusuh, semua menjadi satu menghampiri dan memeluk erat seakan tak ingin ditinggalkan. Hingga tak terkecuali Pak Irawan, Fatma dan saya sendiri. Semua terasa begitu luruh. Bahkan ketika akan benar-benar berpamitan dari sekolah anakanak menghampiri lari keluar kelas dan kembali memeluk saya juga Fatma. Banyak yang menangis di pelukan saya dan tak ingin melepasnya. Saya pribadi pun melepasnya perlahan dengan berat hati. Akhirnya, air mata dan pelukan para murid menjadi penutup perpisahan dari SDN Leuweungkolot 05. Terima kasih kelas 6B tahun ajaran , kalian semua luar biasa. Sisa hari sebelum kepulangan, saya dan Fatma melanjutkan project pribadi yang ditugaskan Fatma. Sebenarnya saya sudah membantu ketika awal project 34 ini dirancang bersama umi Fatma, dengan membuat tulisan pada alat peraga PAUD Riyadhul Badi ah. Namun, kini saya lanjutkan membantu Fatma di project ini berdua. Pagi, siang, sore, hingga dini hari kami berdua lakukan mengejar waktu agar selesai sebelum kepulangan tiba. Kawan lain kadang turut membantu kami berdua terutama Doni, dan Teh Puroh yang merupakan anak sulung pemilik Pesantren Riyadhul Badi ah sekaligus guru di PAUD. Semua dikerjakan totalitas, diusahakan tanpa batas. Karena kapan lagi hidup bermanfaat bagi masyarakat di masa kuliah kalau bukan masa-masa seperti ini? Toh di masa depan memang masih bisa. Di sini saya usahakan apa yang bisa dilakukan, maka lakukanlah! 34 Proyek Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 121

148 Setitik Harapan untuk Leuweungkolot Tak terasa 30 hari berlalu, sedih senang, sesak terbahak, canda meningggalkan desa bukanlah semudah yang dibayangkan di awal KKN. Pada awalnya ingin lekas pulang dari tempat asing yang kini tak lagi begitu. Berat rasanya meninggalkan semua anak murid yang terlanjur disayangi. Terlanjur cinta dengan suasana pagi di Pesantren Riyadhul Badi ah yang selalu bisa meredam lelahnya hari lalu. Saat di desa ini saya temukan semua panggilan lucu dari anak-anak yaitu Kakak India, panggilan teriakan nama saya di tengah sawah, lari-lari menuju kepada pelukan saya ketika berjalan di desa. Hingga di sekolah mereka langsung menghampiri dan berkata Kak, ngajar di kelas kan hari ini?, Kaka ngajar di kelas 6 aja., Teteh ayo ngajar di kelas 3 aja, maunya diajarin sama Teteh.. Semua membekas hingga KKN ini usai, bahkan masih terngiang raut wajah dan rengekan mereka hingga tulisan ini diketik. Semoga Leuweungkolot dan semua cinta yang bertebaran di setiap momen yang dilalui takkan terlupa meski jarak tak lagi bertemu. Semoga dapat lagi berjumpa dengan semua anak-anak itu, baik dari kelas, pengajian pesantren, dan semuanya. Semoga Leuweungkolot menjadi tanah yang tak habis melimpah berkah dan masyarakat seyogyanya tak lepas dari rahmat Allah. Terima kasih UIN Jakarta dan Super 100 tersayang. Kenangan singkat namun melekat, Terima kasih Desa Leuweungkolot. 122 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

149 E. KENANGAN INDAH DI LEUWEUNGKOLOT Oleh: Maslakhatul Ummah Satu bulan tinggal di Leuweungkolot bukanlah waktu yang sebentar, bukan pula waktu yang lama kita bertempat di sana. Banyak kenangan indah yang sudah aku lalui bersama kawan, warga, santri, ustaz dan anak-anak yang berada di sana. Banyak ilmu yang didapatkan selama KKN di desa itu. Tempat yang berbeda tentu ilmu yang didapat pun juga berbeda. Senang sedih pun pernah kita lalui bersama. Namanya juga jalan kehidupan, sudah pasti ada tantangannya, tapi dari tantangan itu kita bisa tahu cara menyelesaikan masalah bersama, meski tak bisa terselesaikan semua, tapi setidaknya pernah masalah itu kita lalui bersama. Saya sendiri banyak yang dipelajari dari sana. Mulai dari hidup bersama mereka teman-teman KKN. Dan dari pemahaman yang berbeda. Saya menyadari bahwa memang tidak semua orang harus sama dengan kita, apalagi dari segi pemahaman dalam menjalankan hidup bersama banyak orang. Dan dari KKN itu saya banyak belajar bagaimana menyikapi dan memahami mereka yang memang berbeda dengan kita baik dari sifat, perilaku, dan pemahaman. Saya belajar bahwa perbedaan itu adalah fitrah. Dan bagaimana kita menyikapi berbedaan itu dengan baik sehingga tak menyinggung perasaan teman kita sendiri. Selama satu bulan itu saya benar-benar merasakan indahnya hidup dengan mereka, yang sangat luar biasa untuk dijalaninnya. Kenapa saya sebut sebagai kehidupan yang luar biasa. Hal ini karena mereka memang luar biasa. Hari pertama survei melihat Desa Leuweungkolot rasanya seperti di kampung sendiri, suasana dan masyarakatnya masih ramah-ramah. Begitu pun waktu survei tempat pertama kali mendapatkan tempat yang sangat nyaman sekali yaitu Pesantren Riyadhul Badi ah yang tempatnya sangat bersih dan sangat rapi. Sudah melalui tahap survei tepat pada tanggal 25 juli 2017 kita berangkat untuk melaksanakan kuliah kerja nyata yang di sana bertujuan untuk membantu dan mengabdi kepada masyarakat. Di hari pertama tidak banyak yang saya dan teman-teman lakukan, hanya merapikan barang-barang ke tempat Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 123

150 yang sudah disediakan oleh ustaz dan santri yang ada di sana. Hari kedua pun masih sama kita masih bersosialisai ke warga tentang progam kerja yang akan kita laksanakan begitu pun hari selanjutnya. Karena di Desa Leuweungkolot pak RT dan RW sibuk akan pekerjaan yang lain, maka kita pun masih susah untuk meminta kesepakatan bersama dari mereka tentang progam apa saja yang akan kita laksanakan di Leuweungkolot tersebut sampai pada hari ke enam kita melaksanakan progam seperti mengajar, karena di Leuweungkolot itu ada tiga SD dan satu PAUD. Maka kita bagi-bagi jadwal mengajar di 4 tempat tersebut, dan saya pribadi mengajar di tempat anak-anak yakni PAUD Riyadhul Badi ah. Selama mengajar alhamdulillah 35 tidak ada keluhan yang menghampiri karena saya di Ciputat juga sudah biasa mengajar anak-anak TK jadi, ketika terpilih mengajar di PAUD. Dan di kelompok kita juga berkomitmen untuk jam steril yaitu jam 8 sampai jam 12 tidak ada yang boleh pulang ketempat tinggal kita di KKN. Dan jam 1 sampai ashar jam istirahat sore kita bersosialisai ke warga, baik itu hanya untuk berbincang-bincang ataupun menyebar undangan acara yang kami adakan. Oiya, ada kegiatan yang biasanya saya lakukan juga di waktu setelah shalat ashar yakni mengajar anak-anak untuk menghafal, meski hanya menghafal surah pendek, tapi itu sudah menjadi kebanggaan saya karena bisa mengenalkan kepada anak-anak arti dan makna dari menghafal itu sendiri, meski terkadang anak-anak itu ada yang hanya dua atau tiga orang dan ada pula yang banyak, tapi dengan komitmen saya dan anak-anak untuk giat untuk belajar menghafal, itu sudah cukup membuat saya bahagia. Sedikit ilmu saya bisa teramalkan kepada mereka. Selama dua minggu di sana kita sering diajak Ummi dan pak ustaz untuk ikut kajian atau tahlilan, baik itu kajian untuk ibu-ibu atau campur dari remaja sampai bapak dan ibu-ibu. Hal ini menjadi kenangan tersendiri, karena meski saya sendiri sering ikut pengajian tapi hanya sekedar pengajian remaja. Dan di sana saya merasakan bagaimana berbaur dengan ibu, para santri dan masyarakat yang lain. Dan kita bertempat di pesantren juga tidak sekedar numpang istirahat saja, tapi kita ikut shalat jama ah, ngaji, shalawat-an dan kajian yang lainnya. Meski terkadang teman-teman KKN saya hanya beberapa 35 Segala Puji Bagi Allah 124 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

151 saja yang ikut untuk ngaji atau shalat berjama ah tapi di sisi lain saya bersyukur karena dikasih tempat yang tidak membuat saya lalai akan ibadah saya. Seiring berjalannya waktu ternyata dua minggu sudah terlewati, dan banyak pelajaran yang sudah diambil. Baik dari kita bersama, berbaur dengan masyarakat ataupun menjalankan program yang sudah kita tetapkan. Minggu ketiga sudah ada kegiatan atau program yang sudah kita jalankan seperti seminar yang bertema tentang hukum dalam pernikahan, seminar ini diadakan dengan bertujuan agar warga bisa mengetahui hukum perkawinan di Indonesia yang sah, dan dalam seminar itu untuk program kedua kita berjalan dengan lancar. Seminar ini memberikan banyak pengalaman yang kita dapatkan, banyak kesalahan yang juga kita harus perbaiki. Salah satunya yakni bersosialisasi dengan warga Desa Leuweungkolot. Masih di minggu ketiga dari kelompok 100 kita mengadakan pelatihan sablon, yang bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas atau bakat yang sudah ada dalam diri warga itu sendiri. Tak luput dari program yang sudah kita adakan tentu ada sedikit atau banyaknya yang kita hadapi, tapi dengan kebersamaan yang mungkin tidak didapatkan di kelompok lain, hambatan itu pun selesai meski program yang kita adakan itu tidak 100% berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan tapi dengan melihat kekompakan teman-teman kelompok 100 membuat saya pribadi semangat dalam menjalankan program yang sedang kita jalani. Tiga minggu di sana waktu yang cukup buat saya mengenal sifatsifat yang ada pada diri teman-teman, tidak mungkin saya sebutkan nama, tapi akan saya jelaskan sifat-sifatnya. Mulai dari yang paling rajin, ke mana ustaz pergi kajian pasti teman saya ini ikut, bisa dibilang teman saya ini sangatlah konsisten dalam mengerjakan sesuatu, baik itu dari ngajar, piket dan yang lain, teman saya ini sangat menjaga amanah ketika dia ketua ngasih amanah kepadanya. Ada pula dia yang selalu semangat untuk bersosialisai ke warga, meski di tempat kita tinggal teman saya ini tipe orang yang mendengarkan dan tidak banyak bicara tapi dalam pekerjaan yang dia lakukan juga temasuk orang yang cekatan, tidak suka dengan orang yang berlama-lama dalam Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 125

152 menjalankan tugas. Ada pula ia yang sifatnya tegas, meski terkadang ketegasannya itu memaksakan yang lain, tapi di sisi lain teman saya yang satu ini banyak berkontribusi dalam menjalan program kita ini. Ada pula dia yang bekerja ketika teman deketnya juga bekerja, maksudnya ada salah satu teman yang memang dekat dengan yang lain entah itu ada hubungan atau tidak, saya tidak terlalu memikirkan. Saya akan menjelaskan sifat yang tidak terlalu bertanggung jawab ketika ia diberikan amanah. Terkadang ia menjalankan amanah yang menurut dia suka aja, ketika amanah itu tidak ia sukai atau tidak ada teman dekat yang menemani dia, bisa disebut terbengkalailah amanah yang ada dalam dirinya. Saya tak tau dia sadar akan sifatnya atau tidak, tapi dia jarang memperbaiki kesalahan yang sudah ia lakukan, sering melakukan kesalahan yang sama. Dan masih banyak sifat-sifat yang lain pula yang tidak saya sebutkan satu satu di sini. Dalam waktu tiga minggu pula saya mengenal banyak karakter baik dari warga, anak-anak, santri dan masyarakat yang lain, baik itu karakter yang baik ataupun yang buruk sekali pun. Tapi semua karakter itu membuat kita belajar, belajar dari pengalaman yang sudah kita dapatkan di sana. Tentu banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan, karena kita hidup di desa yang sangat baru kita kenal. Dengan waktu satu bulan untuk mengabdi di Masyarakat ini mungkin tidak banyak yang kita tahu karena waktu satu bulan tadi bukan waktu yang panjang bukan pula waktu yang sedikit untuk berkenalan lebih dekat ke masyarakat Leuweungkolot. Minggu keempat, saya dan teman-teman mengadakan acara yang setiap tahunnya pasti dirayakan, yakni 17-an. Di sana banyak perlombaan yang diadakan oleh warga, dari lomba sepak bola, panjat pinang, tarik tambang, lomba anak-anak dan ibu-ibu pun ada. Saya dan teman-teman mengadakan perlombaan yang berbau UIN katanya, karena permintaan Pak RW pun seperti itu, maka kita pun mengadakan perlombaan tahfidz untuk anak-anak SD dan SMP. Dan alhamdulillah karena perlombaan itu baru pertama kali di adakan di Desa Leuweungkolot, acaranya pun sangat meriah, banyak anak-anak yang ikut berpatisipasi dalam mengikuti perlombaan tersebut dan itu 126 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

153 membuat saya pribadi pun sangat senang. Karena ternyata di samping kebebasan dalam kehidupan mereka, keglamoran yang ada di sana tidak lupa akan selalu mencintai al-qur an, selalu rajin walau hanya rutin dalam mengaji al-qur an. Bagi saya itu sudah hal yang luar biasa, karena dengan kehidupan yang modern ini banyak sekali anak-anak yang susah untuk disuruh belajar agama apalagi mengaji. Tapi tidak untuk anakanak di Desa Leuweungkolot, walau meski mereka terkadang masih sibuk untuk belajar dan bermain tapi mereka tak lupa pula bahwa ada jadwal mereka harus menuntut ilmu agama. Di sana pun saya merasa sangat bersyukur karena dipertemukan dengan anak-anak yang sangat hebat. Minggu keempat, saya dan teman-teman juga mengadakan acara pengobatan gratis untuk semua warga Desa Leuweungkolot baik dari kalangan balita sampai lansia. Pengobatan gratis ini bertujuan untuk mencegah penyakit yang ada di desa tersebut dengan memberikan pemeriksaan gratis ke masyarakat Leuweungkolot. Pengobatan gratis ini juga bertujuan untuk membantu warga untuk mengurangi sedikit pengeluaran untuk membeli obat. Pengobatan gratis ini banyak diminati oleh warga Leuweungkolot sendiri. Dan banyak yang berpatisipasi dalam menjalankan pemeriksaan dan pengobatan. Detik-detik akhir penutupan, rasanya satu bulan di sana sangatlah sebentar. Sedih pun terkadang menyelimuti hati, bagaimana tidak, hidup di desa yang baru dengan masyarakat yang baru, dan pengalaman pun banyak yang baru. Banyak kenangan dari pribadi saya sendiri selama tinggal di pesantren karena saya lebih banyak kegiatan yang ada di pesantren itu sendiri, kedekatan saya dengan ummi membuat saya berada di sana terasa mempunyai orang tua baru yang sangat baik dan perhatian ke saya dan teman-teman. Banyak cerita dari Ummi yang membuat saya sendiri sering berkaca untuk terus memperbaiki diri sendiri. Hal yang sama juga datang dari ustaz dengan gaya yang masih remaja, tapi umur yang sudah berkepala empat ini tidak pernah kenal lelah ketika ada pengajian, dalam keadaan sakit pun ia tetap mendatangi majelis ilmu. Sunguh kekaguman saya kepada ustaz yang Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 127

154 luar biasa ini pula membuat saya banyak belajar dari beliau, yang bisa dibilang setiap harinya tak pernah bersantai di rumah. Yang selalu beliau fikirkan adalah tentang pengajian dan shalawat. sangat banyak sekali ilmu dan motivasi yang didapat baik itu dari ustaz atau para santrinya sendiri. Yang paling berkesan di sana adalah kebaikan mereka yang tiada bandingannya. Teladan yang baik untuk dicontoh, saya teringat apa kata ustaz, kata beliau bahwa kehidupan ini bukanlah yang utama, kita boleh mencari ilmu sebanyak-banyaknya, tapi bukan hanya untuk mencari materi saja, ketika kita mempunyai ilmu, maka amalkanlah, amalkan apa yang kita punya, jangan malas untuk datang di pengajian karena itu adalah ladang pahala dan ilmu buat kita, kita tak bisa mencari kekayaan tapi diri kita tak punya ilmu untuk akhirat kelak, itu sama saja menjerumuskan kita ke lubang neraka. Karena materi yang kita punya tidak ada bandingannya dengan ilmu yang kita dapatkan untuk akhirat kelak. Intinya pesan ustaz adalah jangan pernah meninggalkan pengajian. Pengajian adalah ladang ilmu kita semua di akhirat kelak, tak apa di dunia mencari harta, tapi jangan lupakan ilmu akhirat. Banyak aktifitas yang dilakukan dari pengajian setiap minggu, tahlilan, ngajar PAUD dan banyak lagi yang saya dapatkan di sana. Santri pun sama, banyak pengalaman yang dijadikan pelajaran buat pribadi saya sendiri, di sana (pesantren) meski santrinya masih sedikit tapi dari adab dan perlakuan ke keluarga ustaz itu luar biasa santunnya. Mereka yang rajin dalam mengikuti pengajian ustaz, mereka yang rajin mengaji, mereka yang rajin dalam kebersihan. Bagi ustaz dan para santri, kebersihan itu nomer satu. Kalo kita tidak bersih bagaimana kita mencontohkan kebersihan kepada yang lain. Itu kata pak ustaz. Jadi ketika di pesantren itu kebersihannya juga sangat luar biasa. Saya baru pertama kali pula menemukan pesantren yang konsisten dalam kebersihan. Banyak kegiatan kita yang dibantu oleh santri, baik itu kegiatan di luar pesantren atau pun di dalam pesantren itu sendiri. Banyak hal ketika kita ingin menceritakan tentang mereka, karena memang banyak pula partisipasi mereka dalam membantu kegiatan kita. Banyak pula cerita yang mereka berikan ke kita begitu pun 128 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

155 pengalaman mereka yang luar biasa. Hal ini menjadi pembelajaran tersendiri, bahwa kehidupan ini memanglah tak bisa sendiri, kita membutuhkan yang lain begitu pun yang lain juga membutuhkan kita, dalam kehidupan ini tak bisa kalo kita hidup sendiri apalagi dalam kebaikan tak bisa kita pendam sendiri, karena tujuan diciptakanya manusia adalah untuk saling menolong, saling memberi dan saling menghargai, dan itulah yang saya rasakan selama berada di sana, tiada lagi kenyamanan dalam hati ini ketika setiap harinya selalu melihat mereka dalam kebaikan, dalam ketaatan. Sungguh hidup ini indah ketika kita melihat akan kebebasan dalam menjalani kehidupan, kebebasan dalam berperilaku, kebebasan dalam pergaulan sehingga banyak orang-orang yang rusak, berkehidupan hedonis, apatis dan tidak peduli kepada yang lain tapi di sisi lain kita masih dipertemukan dengan orang-orang yang saleh, orang-orang yang selalu dalam kebaikan. Ketika saya melihat kebaikan itu sendiri seakan-akan hati dan diri ini malu untuk berbuat buruk. Dan iri karena belum bisa menjadi seperti mereka dalam mentaati perintah- Nya. Memang fitrah manusia adalah selalu suka dalam kebaikan, begitu pula dengan saya sendiri, yang ketika melihat kebaikan itu selalu berkaca apakah hari ini saya sudah baik, itulah setiap hari yang ketika saya sendiri, saya sering merenungkan bahwa dalam kehidupan ini kita butuh teman atau sauadara yang selalu menjalankan kebaikan, yang selalu mengajak kita dalam ketaatan, sehingga ketika kita ada cobaan, iman kita tidak tergoyahkan karena sudah ada suadara kita yang selalu mengingatkan dalam ketaatan. Progam kerja saya dan teman-teman yang terakhir yaitu penutupan, tak terasa perpisahan pun telah tiba, waktu yang tak disangka-sangka, yang terkadang perpisahan yang tak diinginkan, tapi inilah kenyataan. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tentu sedih pun yang kita rasakan. Hidup satu bulan bersama mereka, terutama bersama kawan KKN yang banyak sekali cerita, banyak pula masalah dan tak luput pula kebahagiaan. Tak banyak yang kami berikan di desa ini, selain karena terbatasnya biaya, juga karena keterbatasan yang ada dalam diri saya dan teman-teman yang tak bisa memberikan yang terbaik untuk Desa Leuweungkolot. Banyak kenangan yang tak bisa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 129

156 diukir dengan apa pun, banyak pula ilmu yang tak didapat dari mana pun. memang pada hakikatnya ilmu itu sama. Tapi pengalaman dalam menggapai ilmu itu berbeda. Karena kita mendapatkan ilmu itu pun di tempat yang berbeda. Sungguh indah kenangan itu ketika kita sedang memikirkannya. Di sanalah keluarga baruku, tempat baruku, dan sumber ilmu baru. Perpisahan pun datang menghampiri, tiada kata untuk mengungkapkan hati yang sedang bersedih, cukup tersenyum duka untuk menghadapi kenyataan yang ada. Memang inilah waktunya. Kita harus kembali ke kehidupan yang lama, dengan membawa bekal ilmu yang sangat luar biasa. Dari ilmu itu kita bisa tau arti kehidupan di luar sana, arti kebersamaan dengan mereka dan kekompakan yang berbeda dari yang lainnya. Terima kasih untuk teman-teman tersayang kelompok KKN Super 100. Kalian memberikan kehidupan yang penuh warna, dengan perbedaan sifat, perbedaan cara berpandang hidup, maupun perbedaan rasa sekalipun. Kalian tetap teman-teman yang sangat luar biasa, karena dari kalian saya bisa tahu apa arti kesabaran, keikhlasan, dan tulus dari kalian. Terima kasih banyak untuk teman-teman, karena kalian pula banyak ilmu dan pengalaman yang harus saya perbaiki lagi yang tidak didapatkan dari yang lain. KKN Super 100 is the best 36! Terima kasih juga untuk keluarga yang ada di Desa Leuweungkolot, pak ustaz, Ummi, para santri, anak-anak dan semua masyarakat yang di sana karena sudah membantu saya dan teman-teman untuk pengabdian selama di sana. Aku akan merindukan kalian. Wassalammualaikum. 36 Terbaik 130 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

157 F. KISAH TANPA JUDUL Oleh: Mutiah Tsani Asyifa Di rumah, saya tidak memiliki tetangga. Sebelah kanan rumah saya tanah kosong, dan sebelah kiri rumah saya adalah bengkel. Rumah saya terletak persis di pinggir jalan utama perkampungan. Hanya gaduh hilir mudik kendaraan yang saya jumpai setiap harinya. Berbaur dengan masyarakat?. Mungkin saya payah dalam hal ini, tapi dalam KKN ini saya mencoba untuk berbaur dengan masyarakat yang mungkin adalah kegiatan asing bagi saya. Mungkin di awal-awal kedatangan saya dan kawan-kawan di sana, kami masih santai-santai. Membaur dengan masyarakat yang sesungguhnya baru saya rasakan ketika menjelang kegiatan program kerja (proker) akan dilaksanakan. Demi mendapat partisipan yang banyak dalam acara yang akan kami selenggarakan, mau tidak mau kami melakukan sosialisasi ke seluruh warga Desa Leuweungkolot, enam RW kami terabas. Dalam satu RW kurang lebih ada 5-7 RT, dan satu RT bisa mencapai kurang lebih 100 kepala keluarga. Saat mengetahui semua itu, seketika saya merasa menjadi kepala desa yang sesungguhnya, yang dituntut untuk mengurus warga sebegitu banyaknya. DiKKN ini saya benar-benar dituntut untuk kerja kelompok, bekerja sama menjadi satu tim, saya benar-benar belajar apa arti kerja sama yang sesungguhnya. Tidak hanya itu, dalam satu tim kami terdapat 17 anggota, dan kami harus bisa menyatukan 17 kepala menjadi satu otak yang utuh. Saya juga bertemu dengan pribadi-pribadi yang beraneka ragam, yang mungkin bertolak belakang dengan pribadi saya sendiri. Konflik antar anggota sering kali terjadi, mulai dari perbedaan persepsi sampai perbedaan kepribadian. Dalam waktu sebulan, saya dan teman-teman berhasil melaksanakan tujuh program kerja, yaitu Seminar Keluarga, Pelatihan Sablon, Lomba 17 Agustus, Pengobatan Gratis, Revitalisasi Desa (Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir), Bedah Perpustakaan, dan Mobil Qur an. Saya dipercaya menjadi penanggung jawab program 17 Agustus bersama satu kawan saya yaitu Doni (Muhammad Daivasmara Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 131

158 Denaw). Dari semua program yang ada, eksekusi Perayaan 17 Agustus-an yang terjadi sangatlah jauh dari yang telah direncanakan di awal sebelum berlangsungnya KKN. Di awal rapat-rapat menjelang KKN, saya dan kawan-kawan sudah merancang kegiatan 17 Agustus sedemikian sempurna. Kami bahkan merencanakan untuk mengadakan perlombaan tingkat desa atau antar RW. Daftar perlombaan sudah kami catat, kemungkinankemungkinan baik dan buruknya sudah kami perkirakan. Namun, semua rencana seketika berubah menjelang pelaksanaan acara. Belakangan kami ketahui bahwa yang sudah-sudah, jika ada perlombaan antar RW akan terjadi konflik. Disamping mempertimbangkan hal tersebut, keterbatasan dana dan waktu menuntut kami mengambil jalan lain, yaitu mengganti konsep. Konsep perlombaan antar RW kami turunkan menjadi lomba antar RT yang hanya diselenggarakan pada RW 01 saja. Kenapa kami memilih RW 01? Itu dikarenakan selain kami bertempat tinggal sementara di RW 01, warga-warga yang lebih banyak andil dan membantu kami berasal dari RW 01. Akhirnya saya dan teman-teman mengikuti rapat RW 01 yang pada rapat tersebut membahas perihal perayaan 17 Agustusan. Rapat tersebut dihadiri oleh seluruh ketua RT dari RW 01. Yang dibahas pada rapat tersebut di antaranya adalah pembentukan kepanitiaan dan pembahasan jenis perlombaan. Dari pihak RW 01 telah berunding dan meminta agar saya dan teman-teman menyumbang satu perlombaan, yang perlombaan tersebut mewakili nama Universitas Islam Negeri. Sepulang dari rapat bersama RW 01 tersebut saya dan teman-teman langsung bermusyawarah untuk merundingkan perlombaan yang akan kami sumbangkan. Setelah melewati perundingan bersama kawan-kawan, saya dan teman-teman memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan tahfidz al-qur an dalam dua kategori, SD dan SMP. Kami memilih lomba tahfidz karena lomba ini belum pernah ada sebelumnya di sini, dan juga setelah beberapa kawan saya mengadakan program penghafalan al-qur an, sangat terlihat antusias dari anak-anak sekitar. Untuk itu kami 132 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

159 memutuskan untuk mencoba menyelenggarakan perlombaan tersebut. Konsep telah dipersiapkan, keperluan-keperluan telah dicatat. Kurang dari seminggu sebelum perlombaan berlangsung kawan saya dari tim pelatih program penghafal al-qur an mendadak pesimis dengan terselenggaranya perlomban tahfidz ini. Murid-murid yang kian hari kian berkurang membuat mereka, para pengajar, hampir putus asa. Dari sekian banyak murid penghafal, hanya tinggal tersisa sekitar empat anak didik saja. Tapi saya sebagai penanggung jawab perlombaan ini bersama dengan kawan-kawan lainnya tidak gentar. Kami terus melakukan sosialisasi ke seluruh warga RW 01. Kami mendatangi satupersatu RT di RW 01, kami juga mendatangi majelis-majelis pengajian anak kecil setempat. Kebetulan terdapat tiga majelis di RW 01 tersebut. Berdasarkan hasil sosialisasi, saya dan teman-teman hanya mendapat beberapa calon peserta lomba. Itu sedikit mengecewakan kiranya, dan sempat membuat saya sebagai penanggung jawab hampir putus asa. Setelah mendatangi majelis dan RT, ada yang beranggapan bahwa yang mengakibatkan peminat lomba tahfidz ini sangat sedikit adalah karena tempat pelaksanaan yang diadakan di salah satu dari tiga majelis di RW 01 yaitu majelis yang berada di pesantren tempat kami tinggal. Mereka mengira bahwa perlombaan ini yang mengadakan adalah pesantren, bukan dari kami, karena ternyata hubungan antara anak-anak didik dari ketiga Majelis ini kurang baik. Ada juga yang malu, padahal mereka hafal dengan surat-surat yang akan diujikan. Sempat berfikir untuk mengganti perlombaan tersebut, akan tetapi pamflet sudah terlanjur disebar, dan sosialisasi sudah terlanjur meluas. Dua hari sebelum acara baru ada sekitar 10 anak yang mendaftar. Kami pun memutuskan, berapa pun peserta yang mendaftar acara harus tetap berlangsung. Bahkan sehari sebelum acara kami masih mengadakan sosialisasi. Beberapa jam sebelum perlombaan berlangsung dengan tiba-tiba banyak anak yang mendaftar, dan jumlah anak yang mendaftar adalah 25 peserta. Ini sungguh di luar perkiraan saya dan teman-teman sampai saatnya eksekusi, kami benar-benar kewalahan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 133

160 karena ternyata penonton pun di luar perkiraan kami, sangat banyak. Alhamdulillah 37 acara berjalan dengan lancar. Kami sangat berharap perlombaan tahfidz ini tidak berhenti sampai pada program kami saja. Semoga perlombaan ini akan menjadi perlombaan yang berkelanjutan pada tahun-tahun selanjutnya dan turut melahirkan bibit-bibit penghafal al-qur an dari Desa Leuweungkolot. Acara perlomban ini benar-benar menguras tenaga, emosi, dan menguji kesabaran saya. Dari sini saya tahu sulitnya menyatukan sesuatu yang berbeda. Semakin mengetahui sifat-sifat dari orang lain, dan memahami sulitnya membangun. Saya semakin mengenal warga-warga sekitar, rasa tidak betah yang semula melanda kini berubah menjadi rindu yang mengancam. Saya mulai merasakan kedekatan saya dengan warga, demikian juga dengan kawan-kawan anggota lainnya, mereka sudah seperti keluarga ketiga saya setelah rumah dan kelas di kampus. Hari-hari terakhir saya terasa berat, ini jauh bertolak belakang dengan hari-hari pertama saya di sini yang selalu melamunkan keadaan di rumah. Selain sibuk bersosialisasi dan melaksanakan program, saya dan kawan-kawan di bagi menjadi empat kelompok untuk disebar di tiga SD dan satu PAUD. Pengalaman mengajar ini bukan hal yang asing bagi saya, karena sebelumnya saya sudah pernah mengajar di salah satu pondok pesantren di Ciseeng, akan tetapi mengajar anak kelas dua SD merupakan pengalaman pertama saya dalam mengajar. Mengajar sekolah dasar tingkat dua sama halnya seperti mengajar anak TK, sama pusing, dan sama susah diatur. Tapi itu merupakan pengalaman baru yang tidak bisa saya lupakan dalam hidup saya. Ada lagi satu kisah yang harus ditahui dari desa ini, yakni sebuah kisah dari seorang bapak peternak ikan yang berada di sudut desa. Saya boleh minta satu permintaan sama kamu dan temantemanmu? dengan nada sangat hati-hati, pria paruh baya tersebut berkata pada saya. 37 Segala Puji Bagi Allah 134 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

161 Saya ingin kalian membantu saya, sebenarnya bukan hanya saya tetapi juga masyarakat di sini untuk mengajukan sejenis proposal permohonan ke balai desa perihal penertiban kebersihan di kali-kali sekitar sini. lanjutnya. Namanya Pak Agus, beliau tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak tidak jauh dari pesantren tempat saya dan kawan-kawan tinggal. Persisnya di Kampung Cikonjen RT 04/ RW 04, Desa Leuweungkolot, Cibungbulang. Saya bertemu pertama kali dengannya tidak sengaja ketika saya dan beberapa kawan saya berkeliling desa. Beliau memiliki tambak ikan lele yang cukup luas, saya beberapa kali ke sana dan membantunya memberi pakan ikan-ikannya. Kegiatan sehari-harinya adalah mengurus ikan-ikan, memberi pakan dari satu kolam ke kolam yang lain. Ikan diberi pakan dua kali sehari. Memberi pakan ikan-ikan itu sangat menyenangkan, ya... walau membutuhkan waktu cukup lama untuk membersihkan tangan dari bau-bau amis sisa pakan yang menempel. Menghilangkan bau amis pakan ikan seusai memberi pakan ikan merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan yang saya benci di sana selain memakan masakan orang lain. Setelah saya amati dengan baik, ternyata Pak Agus benar-benar orang yang ulet. Bibit ikan yang tadinya sekecil kecebong disulapnya hingga sebesar ikan mas, bahkan bisa lebih. Beliau sangat telaten dalam merawat anak-anaknya itu. Kesan pertama yang saya dapat saat bertemu dengannya yaitu serius, beliau terlihat serius dengan segala tingkah dan mimik wajahnya. Kalian akan langsung percaya dengan semua perkataannya ketika berbicara dengannya. Sulit membedakan antara beliau yang sedang bergurau dan serius. Ketika beliau berbicara, beliau terlihat cerdas, itu kesan pertama saya terhadap beliau. Ada satu keanehan lagi yang terlihat pada dirinya, ketika saya bertanya Apakah bapak asli orang sini?, beliau menjawab Ya kamu pikir saya orang mana memang? jawabnya dengan mimik yang hampir tidak ada gurauan di dalamnya. Ketika bercerita, dia mengetahui selukbeluk daerah Bogor, yang menambah keyakinan saya bahwa beliau benar-benar orang asli Bogor. Namun yang membuat saya masih kurang percaya adalah, ketika beliau berbicara terdengar sedikit logat jawa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 135

162 yang menyertainya. Tetapi logat jawa itu tidak cukup kuat untuk mematahkan rasa percaya saya terhadapnya yang mengaku orang Bogor tulen. Belakangan saya ketahui bahwa ternyata Pak Agus adalah pendatang. Ia memang sudah lama tinggal di Leuweungkolot, sudah bertahun-tahun beliau merintis usaha tambak ikan miliknya itu. Saya kurang begitu ingat, tapi yang jelas sudah cukup lama. Pada bagian ini saya benar-benar berhasil dikecoh oleh mimik serius dari wajahnya tersebut, dia bertutur bahwa dulu dia bekerja di Ancol sebagai bagian keuangan, tapi kemudian berhenti dan memilih untuk merintis usaha sendiri. Hahaha... lagian kamu, pertanyaan seperti itu masih ditanyakan... Ya sekalian saja saya kerjain kamu.. hahaha katanya setelah mengaku bahwa sebenarnya beliau adalah orang asli Semarang. Satu lagi yang membuat saya terkejut adalah ternyata Pak Agus lulusan S1 Ekonomi Universitas Diponegoro. Pantas saja ketika saya berbicara dengan beliau sangat jauh berbeda rasanya dibanding berbicara dengan warga lainnya. Ketika berbicara dengan beliau saya merasa nyambung dan terasa aroma kecerdasan dari setiap diksi yang dipilihnya. Hari-hari pertama saya di pesantren tempat kami tinggal terasa berat. Ketidakbetahan terus-menerus melanda saya, dan mungkin juga kawan-kawan yang lain. Kawan-kawan bilang kalau saya sering kali melamun, tapi itu semua terjadi di luar kesadaran saya. Rindu akan suasana berkumpul dengan keluarga membuat rasa tidak betah itu semakin menjadi. Mengunjungi tambak ikan Pak Agus adalah salah satu kegiatan favorit saya di sana, dengan bertemu Pak Agus saya merasa bertemu dengan ayah saya sendiri, dengan berbincang bersamanya terasa seperti berbincang dengan ayah saya di rumah. Mungkin bisa jadi hal tersebut sedikit mengobati rasa rindu saya dengan ayah di rumah. Saya boleh minta satu permintaan sama kamu dan temantemanmu? dengan nada sangat hati-hati, pria paruh baya tersebut berkata pada saya. 136 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

163 Saya ingin kalian membantu saya, sebenarnya bukan hanya saya tetapi juga masyarakat di sini untuk mengajukan sejenis proposal permohonan ke balai desa perihal penertiban kebersihan di kali-kali sekitar sini. lanjutnya. Eh tapi kamu sudah mau pulang yaa, lanjutnya ketika belum sempat saya menanggapinya. Iya pak, Tsani dan teman-teman tinggal seminggu lagi di sini, jawab saya. Wah waktu seminggu tidak akan cukup, yasudahlah tidak apa-apa, seharusya saya memintanya dari awal ya..haha ujarnya. Beliau bilang pada saya, sampah-sampah sangat tidak terkontrol di sini. Di kali dipenuhi sampah, di pinggir jalan digunungi sampah. Seharusnya ada penertiban kebersihan agar sampah tidak terus menerus menggunung dan mencemari lingkungan. Kenapa saya meminta kamu dan teman-temanmu? Karena sebenarnya dulu sudah pernah ada yang mengajukan proposal permohonan seperti itu, namun sampai sekarang tidak digubris dan tidak ada tindak lanjutnya lagi, ya siapa tau saja dengan kalian sebagai mahasiswa yang sedang KKN di sini bisa membantu dan lebih didengar. Tapi yasudahlah ndak apa-apa jelasnya. Pak Agus yang bukan merupakan warga asli sana pun turut memikirkan kelangsungan hidup Desa Leuweungkolot. Perbincangan saya dengan Pak Agus tidak terlepas dari keadaan Desa Leuwungkolot. Beliau terus saja menceritakan keluhan-keluhan dan segala anganangannya terhadap desa tersebut. Tidak hanya mendengar dari cerita-cerita Pak Agus saja, tapi saya juga menyaksikan sendiri betapa warga di sana masih kurang sadar akan lingkungannya. Bukan hanya itu tetapi kesadaran warga akan teknologi juga masih minim. Hal tersebut bisa saya lihat dari para petani yang masih menggunakan tenaga kerbau dalam membajak Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 137

164 sawahnya. Membubut padi pun mereka lebih memilih menggunakan cara tradisional. Dulu saya sudah pernah menyuruh para petani itu membubut padi menggunakan mesin bubut padi milik saya, tapi mereka lebih memilih untuk membubut padi menggunakan cara tradisional. Padahal saya sengaja membelinya untuk mereka pakai, dan saya juga sudah bilang pada mereka kalau memakai mesin bubut padi saya tidak usah bayar, gratis, pakai saja. jelasnya. Berdasarkan penuturan tadi, terlihat jelas bahwa warga di Desa Leuweungkolot pada umumnya masih mempercayai cara-cara lama dalam bekerja, masih kurang kesadaran akan teknologi. Pak Agus bukan pejabat desa, bukan RW, bukan RT, bukan pula kepala desa. Beliau hanyalah seorang asing di desa tersebut, seorang pendatang yang memiliki pemikiran maju, mempunyai rasa memiliki yang mungkin melebihi rasa memiliki warga asli Desa Leuwungkolot. Saya sendiri belum menemukan titik terang, mengapa warga di sana terlihat seperti pasif. Padahal Desa Leuweungkolot adalah desa percontohan. Berdasarkan yang saya amati, pemikiran warga Desa Leuweungkolot ini masih berorientasi pada materi. Segala sesuatu mereka ukur dengan materi. Padahal mereka tidak akan mencapai kemajuan jika pemikiran mereka masih dibatasi perihal materi. Dan mungkin bukan hanya itu, sikap seorang pemimpin pasti akan turut mempengaruhi warganya. Sedangkan yang saya lihat selama saya berada di sana, sangat sulit sekali menemui kepala Desa Leuweungkolot. Beliau benar-benar terlihat sibuk sebagai kepala desa. Bahkan beliau belum pernah sekali pun datang pada acara-acara yang kami selenggarakan. Sebenarnya pada taggal 19 Agustus kemarin kepala desa resmi lepas jabatan dikarenakan masa jabatannya yang sudah habis. Kemarin tepatnya tanggal 20 Agustus sudah berlangsung serah-terima jabatan, dan yang menjabat sebagai kepala Desa Leuweungkolot sekarang adalah perwakilan dari aparatur kecamatan. Mungkin hal ini bisa menjadi salah satu penyebab mengapa kepala Desa Leuweungkolot terlihat kurang aktif di desa tersebut. Ada beberapa perbincangan saya dengan 138 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

165 warga perihal keadaan desa, ada yang berpendapat bahwa alasan pasifnya kegiatan-kegiatan desa terjadi setelah masa kepemimpinan kepala desa yang baru saja habis masa jabatannya ini. Waktu sebulan mungkin tidak cukup untuk saya memahami satu-persatu sifat warga Desa Leuweungkolot, tapi sedikit banyak saya bisa menilai bahwa tidak semua warga memiliki pemikiran yang sempit. Ada juga warga yang memiliki pemikiran yang luas, berpandangan luas tanpa membatasi diri. Masyarakat yang seperti inilah yang dibutuhkan untuk membawa perubahan bagi Desa Leuweungkolot. Pak Agus benarbenar telah mengetuk pintu hati saya dengan sikapnya. Sikap rendah hati yang tidak segan memberi menuntut saya berdo a agar suatu hari nanti terlahir Pak Agus-pak Agus lainnya dari desa ini. Jum at, 25 Agustus Terik sudah mulai padam, selesai saya dan kawan-kawan melaksanakan photoshoot 38 di tepi sawah, saya memutuskan untuk mengunjungi Pak Agus yang gubuknya terletak tidak begitu jauh dari lokasi saya dan kawan-kawan photoshoot. Tujuan saya mengunjungi Pak Agus kali ini adalah untuk berpamitan, karena memang sore hari ini saya dan kawan-kawan sudah harus pulang kembali ke rumah kami masing-masing. Pulang ke rumah seharusnya kata-kata itu terdengar menyenangkan, tapi ternyata tidak untuk kali ini. Sudah saya bilang hari-hari terakhir saya terasa jauh lebih berat dari pada hari-hari pertama saya di sini yang kian merindukan rumah. Di saat saya mulai bisa beradaptasi dengan baik, di saat itu pula saya harus pergi. Setelah sampai saya di tambak Pak Agus, saya terkejut ketika mendapati seorang wanita paruh baya yang sedang memberi pakan ikan-ikan Pak agus. Dan ternyata wanita itu adalah istri dari Pak Agus yang selama ini saya kira tinggal di kampung, karena saya tidak pernah bertemu dengan beliau sebelumnya. Sambil menunggu Pak Agus kembali dari shalat Jum at, saya berbincang banyak dengan istri Pak Agus. Saya kembali dikejutkan karena ternyata istri Pak Agus juga 38 Pengambilan Gambar Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 139

166 lulusan S1 dari Universitas Diponegoro. Beliau sama cerdasnya dengan suaminya, saya senang sempat dipertemukan dengan mereka di Leuweungkolot. Pertemuan kami diakhiri dengan serah terima singkong hasil panenan Pak Agus sendiri. 140 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

167 G. PENGGALAN KISAH INSPIRATIF DI KKN Oleh: Teti Nurjannah Menikah saat kuliah!? siapa takut!. Kata-kata tersebut mungkin adalah salah satu moto saya, karena bagi sebagian orang menikah saat kuliah merupakan tantangan tersendiri bagi seseorang yang masih berstatus mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa, istri sekaligus ibu, bagi saya, rasanya sungguh luar biasa. Apalagi saat akan menjalani KKN. KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan tugas mulia yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa yaitu berupa pengabdian kepada masyarakat secara langsung guna mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan di kampus. Meski KKN kami tidaklah lama, ya.hanya sebulan lebih sepuluh hari tepatnya dari tanggal 25 Juli- 25 Agustus Tetapi bagi saya yang berstatus ibu rumah tangga dengan satu anak, berbadan dua pula (delapan bulan) saat akan menjalani KKN ini terasa sangat berat sekali. Harus meninggalkan suami dan anak yang masih kecil (dua tahun), namun inilah pengabdian mau tidak mau harus dilakukan. Hal ini sifatnya wajib dan jika kita ikhlas lillahi ta ala 39 maka pahala ganjarannya. KKN bukanlah kali pertama saya mengikutinya, karena pada tahun 2015 saya sempat juga akan melaksanakan KKN tetapi urung dilakukan karena berbadan dua dan pada saat itu keadaan fisik saya lemah. Berbeda dengan KKN kali ini meskipun berbadan dua tapi fisik saya kuat serta tidak ada keluhan yang berarti pada kehamilannya. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mengikuti KKN meski dengan keadaan hamil tua. Resmi menjadi anggota KKN 2017 saya pun mendapatkan kelompok tepatnya di kelompok 170 yang berlokasi di Tenjo, Bogor. Menurut salah satu anggota lain yang telah melakukan survei, daerah Tenjo termasuk yang lumayan jauh dari kampus atau Ciputat yaitu sekitar empat jam lamanya. Di sana juga bukan termasuk kawasan yang padat, jarak satu rumah ke rumah lainnya cukup memakan jarak dan ketersediaan air pun terbatas. Dengan riwayat yang seperti itu, saya pun meminta rekomendasi ke pihak medis yaitu dokter 39 Karena Allah Ta ala Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 141

168 kandungan untuk mengusulkan tempat yang lebih dekat. Surat rekomendasi didapat, saya pun beranjak ke pihak kampus untuk meminta izin perpindahan kelompok meskipun agak alot dan sempat ditolak, akhirnya saya pun diperbolehkan untuk pindah kelompok, yaitu di kelompok KKN Super 100 di Leuweungkolot, Cibungbulang, Bogor. Di kelompok KKN Super 100 saya berharap mendapatkan teman kelompok yang memiliki kepribadian baik, sederhana, perhatian dan rajin khususnya dalam hal ibadah. Walau ada beberapa teman lama tetapi mayoritas dari mereka adalah teman-teman baru. Karena berbeda dengan penentuan anggota kelompok di KKN 2015 yang mencari anggota masing-masing, di KKN 2017 kita sudah ditetapkan langsung oleh pihak kampus. Pada awalnya kita bertemu (karena saya telat masuk kelompok) ada rasa canggung dengan mereka. Tetapi semakin lama kita kenal, ternyata teman-teman kelompok saya adalah orangorang yang luar biasa menyenangkan. Pada tanggal 25 Juli 2017 merupakan pelepasan resmi anggota KKN 2017 oleh pak rektor di Aula Harun Nasution. Dengan simbolik pelepasan balon di udara, selesailah pelepasan dan kami pun berkumpul untuk bersama-sama berangkat ke lokasi KKN kami yaitu Desa Leuweungkolot. Setelah melalui perjalanan sekitar dua jam dari kampus menggunakan mobil pribadi. Kami pun sampai di tempat tinggal kami yaitu di Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah yang dipimpin oleh Ustaz Saepudin Juhri. Sesampainya di sana kami langsung disambut oleh pimpinan pesantren, kami pun lekas berbenah, karena memang lingkungan pesantren cukup luas, wilayah perempuan dan laki-laki serta tempat rapat pun dipisah. Laki-laki tinggal di tingkat atas dan perempuan di tingkat bawah dan rapat di aula. Kami temasuk kelompok yang cukup beruntung, karena mendapatkan tempat tinggal yang cukup luas, bersih, tersedianya dapur, kamar mandi dan air yang melimpah. Kami tentunya harus banyak-banyak bersyukur pada Allah, ketika banyak dari anggota lain yang sampai banyak kekurangan, susah mencari tempat tinggal, akses lampu dan air bersih. Kami termasuk yang sangat beruntung karena tidak benasib sama. 142 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

169 Minggu pertama merupakan ujian terberat kami, karena pada minggu inilah kami berusaha untuk saling beradaptasi dengan lingkungan, adat istiadat desa, masyarakat sekitar desa, khususnya dengan teman-teman satu kelompok saya. Saya dan kelompok harus mampu menyamakan visi-misi, menyatukan pemikiran, ego, sifat, serta kebiasaan yang berbeda-beda agar mampu menjadi satu-kesatuan demi menunjang keberhasilan misi pengabdian kami. Karena tanpa persatuan dari kami, mustahil semua program yang kami canangkan akan berhasil. Dalam minggu pertama ini, kami pun masih meraba-raba karena belum memiliki program yang pasti. Hal pertama yang kami lakukan adalah kunjungan kepada aparatur desa, membagikan undangan, sembari mengabarkan bahwa kami sudah tiba di desa. Adapun kegiatan yang kami lakukan adalah mengadakan kami mengadakan pembukaan resmi KKN Super 100 sekaligus silaturahmi kepada bapak-bapak RT dan RW Acara pembukaan tersebut kami laksanakan pukul sampai selesai, yang dihadiri oleh RW 01, RW 06, RW 04, RT 05, serta perwakilan dari Ketua Karang Taruna Desa Leuweungkolot yang berkesempatan hadir. Dalam acara tersebut kami mendiskusikan permasalahan desa dan program-program kerja yang akan kami laksanakan dalam membantu warga memajukan desanya. Hasilnya, Alhamdulillah mereka antusias atas kehadiran kami dan juga program-program yang kami ajukan. Mereka pun bersedia membantu serta membimbing kami agar semuanya berjalan lancar. Pada hari ketiga, kami diberikan kesempatan untuk mengajar di PAUD Pesantren Riyadhul Badi ah. Pada hari keempat, para mahasiswi kelompok kami mengikuti pengajian mingguan di RW 01/RT 05 bersama Ibu Neng selaku pemimpin pesantren yang kami tempati. Pada pengajian tersebut kami berkesempatan memperkenalkan diri kami masing-masing dan mensosialisasikan acara seminar Hukum Hukum Keluarga yang akan dilaksanakan tanggal 05 dan 12 Agustus 2017 kepada segenap jama ah yang hadir. hasilnya, mereka antusias dan menyambutkan dengan sangat baik kepada kami dan menyampaikan bersedia untuk hadir dalam acara tersebut. Sedangkan para mahasiswa melaksanakan aktivitas shalat Jum at setelah itu mereka membantu pembangunan Septic tank 40 di pesantren hingga 40 Tempat Pembuangan Limbah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 143

170 sore harinya. Pada hari berikutnya, mayoritas dari kelompok kami mengikuti upacara senin pagi di SD Leuweungkolot 05, setelah acara tersebut kami lanjutkan dengan berkenalan dan bersosialisasi dengan anak- anak murid, guru-guru serta kepala sekolah. Kepada guru-guru serta kepala sekolah kami tanyakan apa yang dapat kami bantu disekolah tersebut baik tenaga pengajar ataupun permasalahan teknis. Hal yang paling berkesan bagi saya adalah suka duka bagaimana ketika kami mengenal satu sama lain, saling memahami, menyatukan pemikiran dari 17 orang yang berbeda agar selaras. Teringat ketika saya mereka panggil Umi, Bunda, Mami mungkin karena saya angkatan yang lebih tua, dan sudah berkeluarga pula. Saya juga sering mengingatkan mereka disiplin dalam hal ibadah khususnya shalat lima waktu berjama ah, mengaji, menjaga kebersihan dan kerapihan pesantren tempat tinggal kami. Pernah sesekali ada yang merasa risih ketika saya ingatkan, lalu saya diamkan selama beberapa hari. Dalam diam pun saya berdo a semoga kami semakin bersatu, kami dijadikan pribadi-pribadi yang saleh-saleh serta amanah. Tetapi ternyata di lubuk hati mereka yang paling dalam, mereka rindu dengan kecerewetan saya, yang mengingatkan mereka akan kedisiplinan. Akhirnya, salah satu dari mereka pun berkata Ka, bangunkan saya ketika shalat shubuh ya, jangan sungkan untuk membangunkan saya.. Namun dalam hati, saya yakin kami bisa melalui ini semua. Kami bisa bersatu demi kesuksesan pengabdian kami. Minggu kedua kami melanjutkan agenda kami, sebagian dari kami ada yang mengajar dan sebagian lainnya melakukan survei program fisik untuk pembangunan desa. Kegiatan lain yang kami lakukan adalah gotong royong atau kerja bakti membantu Pesantren Riyadhul Badi ah membersihkan pinggiran sungai kecil dan membuat galian tempat pembuangan kotoran (septic tank), bekerja sama bersama ustaz dan santrinya. Saat para laki-laki melakukan kegiatan gotong royong, kami para perempuan membantu menyiapkan konsumsi berupa minuman dingin dan gorengan. 144 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

171 Pada minggu ketiga kami melaksanakan Seminar Hukum Keluarga yang diisi oleh suami dari suami dari dosen pembimbing kami. Acara tersebut dilaksanakan di balai desa mulai pukul hingga pukul WIB yang dihadiri oleh segenap aparatur desa serta para warga Desa Leuweungkolot. Di minggu ini juga kami melaksanakan Pelatihan Sablon bagi para pemuda serta Karang Taruna. Acara tersebut dilaksanakan di LPK Tepi Sawah yang berlokasi di RW 04. Berbeda dengan acara seminar sebelumnya yang hanya sebentar, Pelatihan Sablon ini lumayan menguras waktu karena dilaksanakan seharian penuh. Acara dibagi dua sesi: pertama, dari jam WIB teori Pelatihan Sablon. Kedua, praktek Pelatihan Sablon dari jam WIB. Tidak tanggung-tanggung pengisi acara pun didatangkan dari Sukabumi yaitu kakak ipar saya sendiri beserta rekan kerjanya. Alhamdulillah 41 acara yang kami laksanakan cukup sukses serta mendapatkan respon positif baik dari para pemuda, Karang Taruna serta Bu Dea selaku pengelola LPK Tepi Sawah. Rencannya pun setelah acara selesai para pemuda yang hadir akan dibimbing kembali oleh LPK, yang nanti akan dikolaborasikan dengan ibu-ibu penjahit sebagai peluang usaha untuk pendapatan desa. Kegiatan lain yang kami lakukan adalah membangun tempat pembuangan akhir di RW 06/ RT 03 Kp. Bubulak, Desa Leuweungkolot. Saya dan kelompok bekerja sama dengan ketua RW 06 dan para pemuda setempat untuk membangun TPA di RW 06 RT 03 dengan memberikan sejumlah dana, tenaga dan konsumsi. Pembangunan TPA tersebut akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Agustus 2017 dan perkiraan pengerjaan berlangsung selama beberap hari. Pada minggu keempat kami melaksanakan Pengobatan Gratis untuk desa bagi para warga Desa Leuweungkolot yang membutuhkan. Hal pertama, kami melakukan kunjungan ke Puskesmas untuk meminta bantuan tim medis (dokter) serta konfirmasi sponsor obat-obatan dalam kegiatan ini. Alhamdulillah 42 usulan kami disetujui oleh pihak Puskesmas setempat perihal kerja sama dengan tim medis (dokter) sebanyak 2 orang, dan kami pun mendapatkan sponsor obat-obatan 41 Segala Puji Bagi Allah 42 Segala Puji Bagi Allah Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 145

172 dari sebuah RS Bhineka Bakti Husada. Di minggu ini juga kami melaksanakan lomba 17 Agustus bersama para warga. Hal pertama yang kami lakukan yaitu mengadakan musyawarah rapat bersama para RT di RW 01 Kp. Bubulak, Desa Leuweungkolot. Dalam rapat tersebut telah dirumuskan beberapa keputusan: KKN Super 100 menyumbangkan satu gagasan lomba, yaitu lomba Tahfidz al-qur an yang disponsori sepenuhnya oleh kami. Lomba tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2017 yang berlokasi di aula pesantren. Dan malam puncak yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus Perlombaan akan dilaksanakan di RT 03 sebagai tuan rumah. Dan mendiskusikan beberapa perlombaan-perlombaan lain yang akan diselenggarakan oleh RW 01. Minggu kelima ini kami pun telah merampungkan seluruh program kerja kami untuk Desa Leuweungkolot. Dana yang diserahkan oleh pihak kampus pun kami alokasikan dengan baik. Sehingga program-program yang kami canangkan pun Alhamdulillah 43 berjalan sangat lancar. Hari Rabu tepatnya pada tanggal 23 Agustus 2017, kami secara resmi menutup kegiatan kami di Desa Leuweungkolot. Kami berkumpul besama para warga, aparatur desa serta warga pesantren di lingkungan pesantren, untuk secara simbolik melakukan penutupan resmi kegiatan KKN kami yang dipimpin langsung oleh dosen pembimbing kami. Satu bulan berbaur dengan warga Desa Leuweungkolot, memberikan banyak kenangan serta pelajaran yang dapat saya ambil. Khususnya ilmu yang bisa kami petik dari tempat tinggal kami yaitu lingkungan Pesantren Riyadhul Badi ah. Salah satunya adalah cara mendidik anak-anak kecil, remaja hingga orang dewasa. Pesantren ini tidaklah begitu besar dan mewah. Dana yang mereka miliki untuk pembangunan pesantren pun hanya mengandalkan sumbangan serta hasil tani saja. Santrinya pun dikenal dengan santri kalong yang tidak secara penuh hidup di pesantren, mereka bersekolah di luar lingkungan pesantren, sedangkan untuk mengkaji ilmu agama baru mereka dapatkan di pesantren. Para santri pun kebanyakan berasal dari warga 43 Segala Puji Bagi Allah 146 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

173 sekitar yang hanya berjumlah sekitar 15 orang. Yang lainnya pulang-pergi. Kemudian ada juga PAUD, yang kebetulan saya mengajar mereka, muridnya juga tidak terlalu banyak hanya sekitar 13 orang, dengan guru satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Tetapi meskipun begitu, pesantren ini memiliki pengaruh yang berarti bagi Desa Leuweungkolot, khususnya lingkungan RT 01/ RW 05. Pesantren ini rutin mengadakan pengajian mingguan baik bagi para bapak-bapak, ibuibu, dan remaja. Sesekali mereka mengadakan liwetan, meskipun dengan lauk sederhana tetapi dengan kebersamaan semua jadi terasa enak. Hal yang perlu diacungi jempol dari pesantren ini adalah kebersamaan mereka, bagaimana cara mereka memuliakan tamu, menjaga kebersihan dan kedisiplinan pesantren. Para warga pesantren beserta pemiliknya bahu-membahu dalam menjaga kebersihan pesantren. Mungkin ini salah satu pesantren terbersih yang pernah saya temui, meskipun bangunannya sederhana tetapi karena bersih semua yang merasakanya menjadi betah dan nyaman. Menurut pemiliknya Ustaz Udin pesantren kan kesannya suka kumuh dan kotor, nah saya tidak mau seperti itu. Saya maunya pesantren ini bersih, jadi siapa pun yang datang ke sini betah dan ingin kembali lagi ke sini. Ternyata betul, kami merasa sangat beruntung bisa tinggal di pesantren ini, kami bisa berlatih shalat berjama ah, mengaji, mengajar anak-anak mengaji, marawis, dan sebagainya. Kemudian kami pun bisa dengan mudah mendapatkan akses kepada warga sekitar serta aparatur desa, karena kedekatan pemilik pesantren dengan mereka. Kedekatan kami dengan para warga pun bisa dibilang lumayan intim karena banyaknya kegiatan yang sering kami adakan, seperti mengajar anak-anak, pengajian rutin mingguan, pertemuan atau kopi darat dengan para aparatur desa, liwetan, dan lainnya. Ketika kami ingin berpisah pun, meninggalkan kesan mendalam baik di hati kami juga para warga khususnya anak-anak. Mereka sudah mengganggap kami seperti kaka mereka sendiri, tempat berbagi, bercanda, bermain serta belajar. Ketika kami akan meninggalkan desa mereka pun sangat sedih dan merasa kehilangan. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 147

174 Kelompok saya dan teman-teman KKN Super 100 adalah kelompok yang unik. I m so proud of you 44, ya menurut saya khususnya kami sangat unik. Ada yang wataknya keras, lembut, ada juga yang baper. Saya sendiri pun unik, berbadan dua tetapi masih aja ingin eksis ikut KKN. Ada juga ketua saya, dia awalnya kurang tegas dalam mengambil keputusan tetapi setelah kami push akhirnya berubah juga. Ada juga yang cinlok tetapi malu-malu. Ada juga dua sejoli anak tunggal yang bak perangko tidak bisa dipisahkan, kemana-mana berdua. Ada juga yang maunya menyendiri, asyik sendiri, makan pun sendiri. Ada juga yang golongan anak-anak gaul. Ada juga yang golongan anak-anak muslimah (termasuk saya di dalamnya). Bahkan ada juga yang susah bergaul, katanya perlu waktu berbulan-bulan untuk mengenal orang baru, namun saat itu hanya butuh beberapa hari saja. Pada awalnya mungkin susah bagi kami untuk bersatu dengan perbedaan sifat, watak serta latar belakang kami. Tetapi dengan adanya KKN ini meskipun hanya sebulan, memberikan pengaruh yang berarti bagi kami. Apalagi yang tidak terbiasa hidup di pesantren, apalagi yang tidak pernah jauh dari orang tua kegiatan KKN ini mungkin cukup berat. Karena kami tinggal di pesantren kami harus terbiasa untuk makan bersama, tidur bersama, shalat berjama ah lima waktu, mengaji, serta mengajar anakanak. Pada awalnya sebagian dari kami ogah-ogahan untuk melakukannya, bahkan untuk shalat pun ada yang masih bolong-bolong. Tetapi dengan berjalannya waktu, serta rutin mengadakan evaluasi dibumbui dengan kedekatan kami. Membuat kami semakin menyatu dan saling memahami satu sama lain. Kami pun sudah merasa seperti saudara sendiri yang saling peduli satu sama lain. Hati kami pun telah menyatu. Yang membuat saya bangga adalah dakwah saya berserta kedua teman saya di kelompok ini untuk membimbing mereka shalat lima waktu berjama ah berhasil. Yang pada awalnya ada yang masih bolong-bolong atau pun di akhir waktu, menjadi shalat lima waktu berjama ah. Yang tadinya tidak disiplin, menjadi semakin disiplin. Oleh karena itu saya bangga berada di kelompok KKN Super 100 ini. Terima kasih teman-teman atas perhatian dan kepedulian kalian kepada saya 44 Saya sangan bangga pada anda 148 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

175 khususnya seorang ibu hamil yang masih tetap eksis untuk mengikuti KKN. Tetapi meskipun sempat ada drama queen 45 namun sepenuhnya berjalan dengan lancar. Sungguh pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Terima kasih Desa Leuweungkolot, terima kasih para warga serta adik-adik Desa Leuweungkolot. Semoga pengabdian serta ilmu yang kami ajarkan bisa bermanfaat bagi warga dan kemajuan desa. Semoga pengabdian kami bisa memberikan kesan yang baik bagi kalian, serta bisa menjadi ladang pahala serta bekal di masa depan. Maafkan kami yang belum bisa menjadi pribadi yang terbaik bagi kalian. Maafkan kami yang belum bisa memberi banyak bagi kalian. Inilah kami, semoga kehadiran kami bisa menginspirasi. Khususnya bagi para adik-adik serta remaja, agar mampu mengambil pelajaran yang baik dari kami dan bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat di masa yang akan datang. 45 Ratu Drama Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 149

176 H. KEAJAIBAN KKN BAGI JIWA YANG BEBAS Oleh: Citra Rizky KKN? Siapa Takut! KKN, Kuliah Kerja Nyata. Tiga kata yang dapat membuat beberapa mahasiswa di berbagai universitas menjadi begitu ekspresif. Ada yang senang, tidak sabar untuk melaksanakannya. Ada yang khawatir sampai terkesan lebay, sampai berpikir dia akan mati jika melaksanakan KKN, namun banyak juga yang biasa saja, seperti saya di sini. Saya termasuk orang-orang yang sangat tertarik dengan hal-hal baru, namun tidak berlebihan dalam menunjukkan ketertarikan itu. Saya tidak pernah membayangkan KKN sebagai hal yang rumit untuk dijalani. Jumlah anggota kelompok yang ditentukan, bagi saya terbilang proporsional. Tidak terlalu sedikit untuk tugas-tugas besar di sana kelak, dan juga tidak terlalu banyak hingga dapat menimbulkan kesan banyak tangan saat bekerja nanti. Pun akan mudah nanti saat pembagian tugas dan pengawasan. Saya pikir, dengan begitu juga akan mudah dalam membangun kerja sama tim, dan menyatukan pikiran. Aah menerawang bagaimana kehidupan saya selama sebulan di kampung orang, tinggal serumah dan mencoba bertahan hidup bersama dengan orang-orang asing, dan memikirkan bagaimana cara kelompok saya bekerja sama untuk mewujudkan beberapa program kerja. Klasik. Pikiran saya memang terlalu mainstream 46. Semuanya juga pasti akan berpikiran seperti itu, meski sedikit. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal itulah yang membuat saya tidak sabar untuk melaksanakan KKN. Mencoba hidup jauh dari orang tua. Pikiran mengenai bagaimana saya akan melaksanakan KKN bersama dengan kelompok saya sedikit rumit. Bukan karena mereka 46 Kebiasaan Utama 150 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

177 dan desa dimana saya dan yang lain akan ditempatkan, namun karena diri saya sendiri. Saya bukan orang yang dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, sementara waktu yang diberikan untuk KKN begitu cepat. Saya sempat beranggapan bahwa keberadaan saya akan mempersulit mereka, karena saya sadar jika sifat saya memang agak sulit diterima oleh orang-orang baru, dan juga saya bukan orang yang mudah berteman dengan orang-orang baru. KKN bagi saya bukan hanya waktu untuk membuat desa orang lain menjadi lebih baik, namun ajang untuk memperbaiki diri saya juga. Saya harus dengan keras mencoba agar menjadi seorang yang dengan mudah membaur dengan lingkungan dan orang-orang baru. Saya harus lebih bersosialisasi agar tidak sendirian lagi. KKN merupakan waktu untuk saya keluar dari zona nyaman, dari kotak kecil tempat saya bersemayam selama ini. waktu untuk saya belajar mendengar, mengamati, dan membantu sesama. Namun yang terjadi memang tidak semulus yang dibayangkan. Sempat berpikir juga, bagaimana mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam seperti saya melaksanakan KKN di tengah masyarakat. Terbayang bahwa KKN adalah serangkaian aktifitas sosial, sementara kuliah saya banyak melibatkan media. Namun saya anggap untuk melatih kemampuan komunikasi saja, hahaha. Selain itu, saya berencana untuk mengambil banyak stock shoot 47 di lapangan nanti, untuk keperluan dokumenter dan dokumentasi. Meski sedikit, saya ingin mempraktekkan ilmu yang telah saya dapat selama kuliah. Kegiatan KKN di otak saya sebenarnya tidak muluk-muluk. Hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang sekiranya dapat memberi inspirasi bagi warga desa, berbaur dengan mereka, dan mungkin akan membuat saya lupa sejenak akan kehidupan saya yang biasanya di rumah dan kampus. Tidak terpaku pada cerita senior yang mengatakan 47 Persediaan Foto Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 151

178 KKN ribet. Susah. Apalagi pas laporan, tidak. saya akan berusaha seenjoy 48 mungkin untuk mengecap masa KKN, dengan cara saya sendiri. Kendala terbesar yang saya bayangkan di lokasi KKN nanti adalah, cara kelompok saya mengambil hati para pejabat desa, dari kepala desa, RW-RT, hingga perhatian warga agar dapat membantu, bahkan berpartisipasi dalam program-program kerja yang saya dan kelompok saya buat. Hal tersebut makin menjadi bulan-bulanan pikiran saat tahu mereka begitu banyak. Desa tempat saya KKN begitu luas. Saya dan 16 anggota lainnya harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan harapan kelompok saya untuk desa. Ditambah beberapa anggota dari kelompok saya adalah orang yang sulit untuk mengambil hati orang lain, jadi bisa dipastikan anggota sisanya harus giat melatih sebagian anggota kelompok untuk menjadi lebih aktif mencuri hati, eh. Kenyatannya, mereka begitu humble 49 kepada kelompok saya dan sangat menerima saya bersama 16 anggota lainnya untuk mengabdi di desa mereka. Khusunya Kampung Bubulak, di mana saya dan kelompok saya tinggal selama sebulan penuh. Para ketua RW dengan senang hati membantu kelompok saya, mulai dari mengenalkan kelompok KKN saya kepada warga, hingga membantu dalam proses pelaksanaan program-program kerja. Berkat mereka, proses sosialisasi di hari-hari pertama tidak terasa sulit, bahkan terasa bahwa kelompok saya sudah tinggal lama di sana. Bukan kelompok saya yang mengambil hati mereka, namun merekalah yang telah mengambil hati orang-orang di kelompok saya. KKN, Saya, dan Mereka Kelompok KKN saya terdiri dari 17 orang, 7 laki-laki dan 10 perempuan. Masing-masing dari mereka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, cenderung unik. Sifat mereka tidak pernah saya temui di lingkungan fakultas tempat saya menuntut ilmu. Di awal pertemuan, 48 Menikmati 49 Rendah Hati 152 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

179 mereka memang cenderung kalem, namun belajar dari pengalaman hidup, mereka pasti memiliki sifat terpendam yang suatu saat akan muncul keluar dan membuat kejutan. Dan benar saja, kenyataannya memang seperti apa yang saya dan kebanyakan orang lain bayangkan. Yang akan saya ceritakan dalam buku ini adalah, mengenai mereka yang selama KKN dapat merubah saya, tanpa saya sadari. Cara mereka sangat halus, atau mereka juga sebenarnya tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan telah merubah saya sampai sejauh ini. Mulai dari bagaimana harusnya saya bersikap kepada orang lain, mengajarkan untuk lebih banyak berbagi, mengajarkan pada saya bagaimana caranya agar tidak sendirian, dan mengajarkan saya untuk lebih menghargai serta banyak bersyukur. Mereka juga yang menyadarkan saya bahwa banyak orang di luar sana yang bisa menerima saya dan memahami saya tanpa banyak bicara. Mungkin tidak hanya diri saya yang merasakan hal tersebut. Setiap anggota di kelompok saya pasti merasakan perubahan yang luar biasa terjadi pada diri mereka masing-masing. Seperti dari yang tidak mau makan bareng di piring yang sama, menjadi tidak nafsu jika tidak makan bersama dengan yang lain. Bahkan ada yang biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk berbaur dan mendapatkan teman, saat itu hanya butuh beberapa hari untuk menjadi akrab dengan yang lain. Yaa, itu saya. Baru kali itu saya mendapat teman seperti mereka. Terutama teman-teman perempuan saya di sana. Mereka dengan senang hati mendengarkan saya, menerima segala keanehan saya, menyemangati, dan mengajarkan saya banyak hal-hal baru. Di sana juga, ada seorang mahasiswa yang juga seorang ibu, membuat saya dan yang lain tidak terlalu merasa jauh dari sosok ibu di rumah. Nasihat yang selalu meluncur setiap hari dari mulutnya, suaranya yang memang khas seorang ibu, cerewet dan perhatiannya, nyaris sama seperti yang diberikan ibu di rumah. Mungkin yang lain juga merasakan hal itu. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 153

180 Hal-hal yang dilakukan kelompok saya, mungkin seperti halnya yang kelompok lain lakukan. Banyak-banyak bersosialisasi, keliling desa hanya untuk mengakrabkan diri dengan warga, memutar otak untuk rencana program kerja, banyak jajan untuk asupan gizi, mengurus rumah dan kepentingan pribadinya, bersama menjalankan kewajiban, terkadang curhat, serta tidak lupa menulis bahan untuk laporan KKN. Poin terkahir seringkali membuat anggota kelompok jadi lesu mendadak. Sempat kelompok saya mengalami konflik. Sepele, hanya masalah kebersamaan. Soal kekompakkan, baik-baik saja. Sangat baik malah, ketika program berjalan. Kebersamaan masalah utamanya. Di rumah, kelompok saya seakan terpecah, jarang berkumpul bersama meski sudah tinggal di bawah atap yang sama. Namun berkat teman-teman yang mencoba lebih terbuka dan menyampaikan segala uneg-uneg dalam rapat evaluasi, hal tersebut dapat diatasi. Yaah, meski tidak sepenuhnya dapat diselesaikan. Masih terasa sedikit jarak antara anggota. Dari konflik itulah saya belajar. Kelompok kali ini bukan kelompok untuk main-main. Tujuan kelompok ini lebih serius daripada hanya membuat makalah dan slide presentasi untuk kuliah. Tujuan kelompok ini akan benar-benar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, bukan hanya untuk meraih nilai baik tertera di AIS, namun juga untuk mecapai nilai hidup yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan besar itu, tidak bisa diraih sendiri. Bersama akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Maka dari itu, jiwa, pikiran dan hati masing-masing orang dalam kelompok harus terhubung. Saya memiliki masalah pribadi mengenai kerja tim. Sebagai mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang (insyaallah) kelak bekerja di sebuah media, saya sadar akan dihadapkan pada kerja tim. Terbesit pikiran, inilah saatnya saya melatih diri saya untuk terbiasa bekerja bersama orang-orang baru. Membiasakan diri untuk cepat beradaptasi dalam mencapai tujuan. Dan kelompok inilah yang telah membantu saya untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik 154 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

181 dalam berdapatasi dan bersosialisasi. Well, mereka teman-teman terbaik ketika KKN berlangsung. Saya harap dapat menjadi seperti itu seterusnya. Leuweungkolot? Hutan tua? Desa, bila mendengar kata itu, yang terbayang di otak saya adalah wilayah tertinggal. Wilayah yang tidak ada listrik, air terbatas, kemurahsenyuman warganya yang menanam sendiri sayuran untuk dijadikan bahan pangan sehari-hari, udara sejuk ketika fajar, dan semilir angin yang menerpa pepohonan ketika senja. Daerah pegunungan, pelosok, itulah gambaran saat mendengar kata desa, membuat saya sedikit tersenyum geli. Begitu muncul pilihan desa yang akan dijadikan lokasi KKN 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sangat berharap sampai meminta do a ibu, hanya agar saya ditempatkan di Bogor. Benar saja, saya bersama dengan kelompok saya ditempatkan di Kabupaten Bogor, tepatnya di Kecamatan Cibungbulang, Desa Leuweungkolot. Leuweungkolot? Sebagai orang yang lahir dan besar di Kota Tangerang Selatan, saya hanya menganggap itu nama desa biasa. Lo tau ga, arti Leuweungkolot? Hutan tua, ucap teman sekelompok saya yang mengerti bahasa Sunda. Hutan? Tua? Saya sudah berpikiran bahwa lokasi KKN saya akan penuh dengan pohon-pohon besar nan lebat daunnya, rumah penduduk yang antara satu dengan lainnya berjauhan, gelap gulita jika malam, sulit sinyal, jauh dari peradaban, ah! Sekarang saya yang lebay. Pertama kali menginjakkan kaki di desa tersebut, nuansa hijau pepohonan dan kuningnya padi menyambut mata saya. Senyuman dari beberapa warga yang saya temui, memberi kehangatan tersendiri di hati. Lingkungannya sudah banyak terdapat rumah-rumah permanen nan megah, namun masih diimbangi dengan rimbunnya pepohonan di kiri-kanan rumah. Tidak jauh berbeda dengan lingkungan tempat saya tinggal, pembedanya hanya udara yang lebih bersih meski tidak sesejuk Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 155

182 yang saya bayangkan. Soal sinyal, jangan ditanya. Ada, walau harus sedikit berusaha mencari titik tertentu untuk mendapatkannya. Di Desa Leuweungkolot, masih banyak saya temui persahawahan luas, peternakan dan tambak ikan yang tidak terlalu besar. Bisa dipastikan, profesi yang dominan digeluti oleh masyarakat di desa ini adalah petani, peternak, atau pedagang. Saat saya datang ke sana, padi sedang menguning dan kebanyakan petani sedang panen terung dan kacang panjang. Sedangkan peternakan diisi oleh kambing, kerbau yang biasanya digunakan untuk membajak, dan ikan. Tak jarang pula saya temui beberapa orang sedang memancing di area tambak, lagi mancing ikan gurame, jawab salah satu warga saat saya tanya lagi apa?. Saya tinggal di sebuah pondok pesantren yang letaknya agak sedikit terpisah dari lingkungan padat di Kampung Bubulak. Tempatnya sangat indah dan jauh dari keramaian. Dari sana terlihat jelas Bukit Cibodas dan hamparan sawah yang memanjakan mata. Bila sedang lelah sehabis melaksanakan tugas, tidak perlu jauh-jauh untuk refreshing. Di rumah pun, cukup untuk saya. Oh ya, karena kelompok saya tinggal di pesantren, maka saya dan yang lain juga hidup berdampingan dengan para santri di sana. Mereka juga yang menjadi penunjuk arah kepada kelompok saya apabila ingin berkunjung ke rumah para aparatur desa. Mengenai para santri, anggota kelompok saya khusunya yang laki-laki sering bertukar ilmu dengan mereka. Bagi anggota perempuan, sama seperti yang laki-laki, namun waktu untuk bertukar ilmu dan pikiran tidak sebanyak yang laki-laki. Hal tersebut dikarenakan santri laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu di pesantren dibanding yang santri perempuan yang datang hanya saat ba da maghrib hingga jam sembilan malam. Di minggu pertama KKN, kelompok saya memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan penghuni pesantren. Pendekatan pertama yang saya lakukan kepada masyarakat desa adalah menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan rutin di desa 156 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

183 tersebut. Mulai dari sana, saya dan teman-teman khusunya yang perempuan, banyak mengenal ibu-ibu, dan sering melakukan ramah tamah. Masyarakat Desa Leuweungkolot sangat menerima dan menyambut kelompok KKN saya dengan baik dan tangan terbuka. Berawal dari Kampung Bubulak, Cipakel, hingga Pos. Keramahan mereka sangat jarang saya temui di lingkungan tempat tinggal saya di rumah. Mendengar pengalaman mereka mengenai KKN tahun sebelumnya, mereka juga mengatakan sangat mengapresiasi siapa pun yang ingin memberikan kontribusi baik bagi warga desa, maka mereka menerapkan itu juga pada kelompok saya. Mereka sangat mendukung dan terkadang membantu kelompok saya dalam pelaksanaan program kerja di desa. Hampir semua orang yang saya temui di desa sangat ramah, ringan sekali untuk memberi senyum. Di setiap pertemuan juga, mereka sering berbicara mengenai kegiatan di desa yang kurang aktif. Keluh kesah mengenai permasalahan warga yang mereka lontarkan pada saya dan yang lain, sebisa mungkin diolah dan dicarikan jalan keluarnya. Maka dari itu, kebanyakan program kerja dalam KKN kelompok saya mengalami perubahan dan disesuaikan kembali dengan kebutuhan masyarakat desa. Seperti persoalan sampah, masalah kesehatan, pendidikan, dan kegiatan kewirausahaan pemuda yang tidak aktif. Setelah saya sampaikan mengenai apa yang dapat saya dan temanteman lakukan untuk beberapa permasalahan desa, dengan senang hati mereka bersedia berpartisipasi dengan kelompok saya dalam mewujudkan program kerja tersebut. Di desa itulah saya mengambil pelajaran tentang kekuatan tali silaturrahmi yang dijalin antara orang yang baru saja saling kenal. Sangat kuat hingga dapat membuka semua pintu kemudahan. KKN kelompok saya berjalan tanpa hambatan yang berarti karena mereka, karena teman-teman dan saudara-saudara saya. Di desa itu juga, saya mendapatkan rasa nyaman, dari lingkungannya, keramahtamahan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 157

184 mereka, membuat saya ingin tinggal lebih lama. But, life must go on 50. Kehidupan kampus semester berikutnya menanti untuk dijalani. Segenggam Angan dan Harapan, untuk Mereka Andai saya menjadi bagian dari mereka untuk waktu yang lama, saya akan berusaha mengubah cara pandang mereka terhadap beberapa hal. Terutama bagi para pemuda di sana. Mereka kelak yang akan meneruskan kehidupan di desa tersebut. Mereka yang akan menanamkan cara berpikir mereka kepada penerusnya nanti, sama seperti apa yang orang tua mereka lakukan. Untuk itu, saya ingin merubah sedikit cara pandang mereka terhadap apa yang ada di desa tersebut. Hal yang tidak atau kurang tersampaikan dalam program kerja KKN kelompok saya. Yang pertama adalah mengenai kesigapan pemuda dalam memanfaatkan potensi yang ada di desa. Yang saya lihat, di desa itu begitu banyak kesempatan untuk belajar. Namun kosong. Tidak ada yang ikut meski tenaga pengajar yang ada begitu banyak. Tempat yang ada disia-siakan begitu saja hingga berdebu. Seperti beberapa rumah kreatif dan LPK (Lembaga Pelatihan Kewirausahaan). Andai saja saya bisa lebih mendekat dengan para pemuda di sana, akan saya dorong mereka untuk berkembang di sana. Di LPK, terdapat banyak alat untuk membuat kerajinan. Mesin jahit, alat-alat sablon, komputer, perpustakaan, dan lainnya. Sebagai orang yang pernah menempuh pendidikan di Jurusan Busana, sebenarnya saya tergerak untuk berbagi ilmu dengan mereka, dan membantu para tutor untuk mengabdi memajukan SDM di desa tersebut. Namun saya dan kelompok saya baru saja diberikan izin untuk memasuki LPK, dua minggu setelah KKN berjalan. Waktu yang kurang efektif dan efisien bila digunakan untuk mengumpulkan dan merencanakan program baru. 50 Tapi, hidup harus terus berjalan 158 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

185 Kedua, saya ingin merubah cara pandang mereka untuk lebih terbuka dengan dunia luar. Karena menurut yang telah saya amati, di desa tersebut adat lampaunya masih begitu terasa. Sangat boleh memang, menjaga adat istiadat, namun bagi saya haruslah dipilih-pilah lagi mengenai hal-hal yang harus dilestarikan dan yang tidak. Seperti hal-hal yang bersifat kejawen, apalagi jika dilakukan oleh seorang muslim, tidak dibenarkan menurut saya. Semua kembali kepada Allah, bukan kepada yang seperti itu. Juga mengenai metode pembelajaran al- Quran yang saya rasa masih kurang di sana. Makharij al-huruf dan tajwidnya, terutama. Bila ada kesempatan, saya ingin membagi ilmu saya kepada adik-adik di sana mengenai cara membaca al-quran yang baik dan benar. Terkahir, sebagai mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, saya ingin menyiarkan mengenai pentingnya memanfaatkan media untuk pendidikan dan pembelajaran. Saya melihat, banyak warga yang memanfaatkan media hanya untuk mencari kesenangan. Menonton sinetron. Media sosial pun, seperti itu. Harapannya, bila saya menjadi bagian dari mereka adalah ingin menyadarkan mereka bahwa, media tidak hanya sebatas itu. Begitu banyak yang akan didapatkan bila bijak dalam penggunaannya. Pada intinya, saya dan mungkin juga sama seperti teman-teman saya yang lain, ingin membuat Desa Leuweungkolot menjadi desa yang lebih maju dan berkembang. Saya ingin masyarakatnya tidak hanya berpandangan pada apa yang sudah tertanam di desa tersebut, namun juga memandang peradaban yang lebih maju lainnya untuk memajukan potensi. Tidak hanya menurut pada ketua-ketua atau ustaz-ustaz yang ada di desa, namun juga meneladani tokoh-tokoh lain yang dirasa dapat membawa perubahan baik. Semoga kedepannya, Desa Leuweungkolot dapat menjadi desa panutan yang lebih baik bagi desa-desa lain di Cibungbulang, Bogor. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 159

186 I. TAPAK KISAH DI LEUWEUNGKOLOT Oleh: Sherly Tia Ananda Kegelisahan yang Membara di Dalam Hati Menjelang KKN Sebelum KKN dilaksanakan saya merasa santai dan tidak kepikiran mengenai saat KKN nanti. Setelah pembagian kelompok KKN saya melihat daftar anggota kelompok saya dan yang membuat saya terkejut adalah di dalam kelompok tersebut tidak ada yang saya kenal sebelumnya. Esok harinya setelah pengumuman daftar anggota KKN terbuatlah grup KKN 100 di whatsapp. Di dalam grup tersebut saling bertegur sapa dan mengenalkan diri masing-masing dan pengumuman mengenai rapat kecil-kecilan yang diadakan sebagai pertemuan agar saling mengenal satu sama lain. Sayangnya, saya tak rajin mengikuti rapat yang diadakan kelompok saya, karena saya tidak diperbolehkan pulang malam oleh orang tua saya sebab rumah saya jauh dan hanya mengandalkan transportasi umum yaitu busway. Saat mendekati pelaksanaan KKN saya mengikuti survei yang sebelumnya sudah dilaksanakan beberapa kali oleh kelompok saya, hanya saja saya baru sempat berpartisipasi ikut survei menjelang pelaksanaan. Setelah saya mengetahui lokasi KKN, saya mulai berfikir bagaimana saya bisa tinggal di tempat yang asing bagi saya selama satu bulan bersama teman-teman yang baru saya kenal. Beberapa kali saya bertatap muka dengan sesama teman-teman KKN saya belum merasa akrab dan nyaman bersama mereka. Saya memang tipe orang yang memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru. Saat berkumpul bersama mereka tak banyak kata yang saya ucapkan karena saya merasa segan dengan mereka, mungkin karena saya merasa tidak enakan karena jarang ikut ngumpul. Di fikiran saya, apakah mereka bisa menerima saya apa adanya ketika saya tinggal bersama meraka selama satu bulan?. Hal itu selalu terlintas di fikiran saya saat saya sedang bersama mereka. Namun, ketika KKN semakin dekat saya berusaha berfikir positif kalau saya harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Pada hari Selasa tepat tanggal 25 Juli 2017 kami berkumpul di Auditorium Harun Nasution untuk melakukan kegiatan pelepasan 160 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

187 KKN tahun Di sana kami melakukan serangkaian acara yang ditutup oleh pelepasan balon sebagai simbolis KKN siap dilaksanakan. Setelah kegiatan pelepasan KKN dilakukan oleh pihak kampus saya segera bergegas pergi untuk bertemu dengan anggota kelompok KKN saya. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan kelompok KKN saya. Nama kelompok KKN saya adalah Super yang memiliki arti yaitu Suara Pemerhati Rakyat, dengan nama tersebut saya dan rekan-rekan berharap kelompok kami dapat menjadi perantara atau media masyarakat di Desa Leuweungkolot tempat kami KKN. Saat saya dan teman-teman sudah berkumpul kami membagi tim dengan tujuan agar lebih memudahkan kami sampai di Desa Leuweungkolot. Kami dibagi dua tim, tim mobil dan tim motor. Terdapat lima orang yang ikut di dalam satu mobil dan sisanya mengendarai motor. Setelah menempuh sekitar dua jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Desa Leuweungkolot. Setelah sampai di sana kami beristirahat sejenak meluruskan badan yang pegal-pegal karena perjalanan yang melelahkan. Ketika istirahat saya berfikir apakah saya bisa melewati satu bulan tinggal bersama orangorang yang saya baru kenal? Apakah saya bisa beradaptasi dengan baik bersama teman-teman KKN dan masayarakat di Desa Leuweungkolot? Apakah saya akan betah tinggal di tempat yang asing?. Di awal KKN saya merasa tidak betah, tidak bisa tidur dengan pulas, tidak enak makan dan sulit untuk buang air besar. Saat saya menghubungi orang tua saya, saya menangis menceritakan ketidaknyamanan saya di tempat KKN. Karena saya ingin merasakan tidur pulas akhirnya saya mengkonsumsi obat Antimo yang katanya setelah dikonsumsi kita bisa tertidur pulas. Setelah meminum obat tersebut, saya merasa bisa tidur pulas hanya beberapa saat. Saya merasa ingin pulang. Hari demi hari saya lewati dengan rasa gelisah. Setelah lima hari berlalu entah apa yang membuat saya nyaman mungkin karena di awal saya tidur di luar kamar dan merasa kurang dekat dan membaur dengan yang lainnya. Tetapi, setelah lima hari berlalu saya mulai tidur di dalam kamar walau tetap beralaskan seuntai karpet dan beberapa selimut. Mulai saat itu saya bisa merasakan tidur pulas setelah beberapa hari saya tidak bisa tidur. Dari situ juga saya mulai mengenal teman-teman KKN saya lebih dekat dan lebih akrab, akhirnya saya merasa nyaman dan betah. Di pesantren tempat saya menginap selama KKN terdapat dua kamar untuk Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 161

188 perempuan yang terletak di lantai bawah dan dua kamar untuk laki-laki di lantai atas. Saya tidur sekamar dengan Berly, Tsani, dan Marisya. Sedangkan di kamar sebelah dihuni oleh Teti, Laha, Indah dan Sela. Iin dan Citra tidur di teras depan kamar karena kamar yang ada terlalu kecil dan pengap membuat mereka kurang nyaman kalau harus tidur di kamar dengan kondisi yang seperti itu. Kami kaum perempuan selalu tidur larut malam. Selama kami belum tidur kami selalu bergosipria membicarakan hal-hal yang penting sampai ke hal-hal yang tidak penting. Setiap pagi kami bangun dari tidur kami dan melakukan shalat shubuh berjama ah. Di kelompok kami diadakan piket masak dan piket bersih-bersih setiap harinya. Setiap pagi yang kebagian piket masak bangun lebih awal untuk pergi ke pasar berbelanja kebutuhan yang diperlukan. Di hari pertama saya kebagian tugas pertama yang berbelanja ke pasar. Saat itu saya pergi ke pasar bersama Dodi. Di pagi buta tersebut saya berkunjung ke pasar Leuwiliang. Selama perjalanan menuju pasar saya merasakan udara yang begitu sejuk dan segar. Saya melewati sawah, kerbau, sungai dan pemandangan indah lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu-persatu. Ketika itu saya merasakan kenikmatan yang jarang saya nikmati di Jakarta, sampai tidak terasa kalau sudah sampai di pasar. Di sana saya mulai berbelanja dengan mambawa catatan bahan-bahan yang harus saya beli. Awal saya belanja saya merasakan kebingungan karena pedagang-pedangan pasar menggunakan bahasa Sunda. Namun mungkin mereka tahu bahwa saya dan Dodi adalah warga Jakarta yang sedang berkunjung ke wilayah mereka sehingga mereka mengubah bahasa mereka menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar yang mudah dipahami. Setelah beberapa kios kita datangi dan keperluan yang harus dibeli sudah terpenuhi kami pun bergegas pulang. Setengah perjalanan kami berhenti sejenak untuk membeli nasi uduk sebagai sarapan, di hari pertama kelompok saya tidak sempat memasak karena terlalu sibuk membenahi barang bawaan. Setelah saya dan Dodi sampai di pesantren, saya dan Dodi membawa beberapa jinjingan yang kami beli. Setelah itu saya selaku divisi konsumsi segera membagikan nasi uduk yang kami beli ke temanteman. Esok harinya kami sudah mulai melaksanakan kegiatan piket masak dan piket bersih-bersih. 162 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

189 Kisah Kasih Pertemanan KKN yang Penuh Warna Di awal-awal KKN saya dan teman-teman masih berleha-leha belum dipadati oleh kegiatan-kegiatan yang kami sudah rencanakan. Sekitar seminggu kami mengisi waktu kami dengan bersosialisasi kepada masyarakat Desa Leuweungkolot yang memiliki 6 RW tersebut. Kami disambut baik oleh warga di Desa Leuweungkolot. Bahkan dari beberapa warga yang kami datangi langsung akrab dengan kami sebagai pendatang baru di daerah mereka. Setelah seminggu kami hanya sibuk bersosialisasi kami memutuskan untuk berlibur ke Curug Seribu yang tak jauh dari pesantren. Kami pun setuju, namun ada beberapa dari kami yang tidak dapat ikut berlibur ke curug dikarenakan ada halangan contohnya salah satu dari kami ada yang sedang mengandung 8 bulan, beliau bernama Teti Nurjanah dan Citra yang saat itu sedang dikunjungi oleh keluarganya dan Laha saat itu yang berniat menemani Teti. Namun hal tersebut tidak menghalangi kita untuk melakukan liburan ke curug. Pada hari itu tepat pukul WIB kita berkumpul di depan pesantren dan bergegas berangkat ke Curug Seribu. Saat itu saya dibonceng oleh Doni. Saat kami berangkat Teti, Citra dan Laha melambaikan tangan dan mengatakan hati-hati dijalan. Tak lama kita berangkat mengendarai motor secara beriringan. Tapi kami mampir ke tempat pengisian bensin untuk mengisi bahan bakar kendaraan dahulu, namun tidak semua kendaraan mengisi bensin karena beberapa motor sudah terisi penuh. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan topi yang saya pakai terjatuh tertiup angin, sontak saja saya teriak dan memukul bahu Doni agar segera menghentikan motornya. Doni pun kaget, dia pikir saya terjatuh. Tak lama dari situ Doni menghentikan motornya dan menengok ke arah belakang melihat ke arah topi yang terjatuh. Di belakang motor saya ada Iqbal dan Iin yang melihat peristiwa tersebut. Sebelum Doni turun dari motornya untuk mengambil topi saya yang terjatuh, Iqbal sudah terlebih dahulu mengambilnya karena posisi Iqbal yang lebih dekat dengan topi saya. Saya menghampiri Iqbal dan mengambil topi saya yang terjatuh dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Setelah itu kami melakukan perjalanan kembali. Setelah 30 menit kami sampai di curug. Di sana ada beberapa curug, tapi kami Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 163

190 memutuskan untuk mengunjungi Curug Seribu. Sebelum masuk ke kawasan Curug Seribu kami berfoto dulu di sekitar pohon pinus karena pemandangannya yang bagus. Setelah berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Seribu setelah sampai ternyata, kami harus memarkirkan kendaraan di kawasan tempat makan. Kemudian kami berjalan kaki menuju curug seribu. Perjalanan yang kita tempuh ternyata tak semulus yang saya bayangkan. Banyak rintangan dan hambatan yang harus saya dan teman-teman lalui, dimulai dari jalur yang sangat terjal dan licin. Sekitar 15 menit menuju loket untuk membeli tiket masuk, tiket masuk ke curug seharga / orang namun ketika kami sedang membeli tiket masuk, Sela dan Fatma izin pulang duluan dikarenakan Sela sakit dan tidak mampu ikut ke curug. Fatma berniat menemani Sela kembali ke pesantren. Kami mulai melakukan petualangan kurang lebih satu jam 30 menit perjalanan kami menuju air terjun di Curug Seribu. Seharusnya bisa lebih cepat, hanya saja kami kebanyakan berhenti untuk berfoto. Sampai di tujuan, saya dan teman-teman sangat antusias melihat keindahan yang luar biasa. Kami bermain air, berfoto dan makan mie bersama. Ketika kami sedang asik bercanda gurau tiba-tiba hujan turun. Tak besar memang sehingga kami memutuskan untuk kembali turun sebelum hujan deras. Di perjalanan kami sangat kehausan karena tenaga yang kita keluarkan sangatlah banyak. Di tengah perjalanan kami sebagai kaum perempuan yang merasa cepat lelah meminta untuk kaum pria berhenti sejenak untuk beristirahat. Karena persediaan minuman kami habis, Defal yang biasa mendaki gunung mengusulkan untuk mengambil minum dari mata air yang tak jauh dari tempat peristirahatan kami. Karena kami teramat haus, akhirnya kami pun meminum air tersebut secara bergantian. Saat saya sedang minum Defal meledek saya sehingga saya tertawa dan menyembur mukanya. Sontak saja yang lain ikut menertawakan kejadian tersebut. Setelah merasa cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan pulang. Setelah sampai di bawah hujan turun sangat lebat dan kami berteduh. Selama kami berteduh kami bersenda gurau sampai tak terasa hujan berhenti dan berkumpul kembali di tempat parkir. Kami pun pulang. 164 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

191 Kelompok kami juga memiliki peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu saat Teti mengalami kontraksi dan diprediksi akan melahirkan. Di pertengahan KKN berlangsung memang kami dipadati oleh kegiatan program yang sudah kami susun. Mulai dari Mengajar, Bedah Perpustakaan, mengadakan Mobil Qur an, membangun tempat pembuangan akhir di RW 06, Pengobatan Gratis, Pelatihan Sablon, dan Lomba Tahfidz Qur an. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan sangat berdekatan membuat Teti kelelahan. Perutnya terasa nyeri, tulangtulangnya terasa linu dan badannya dingin. Kami pun panik, namun sebelumnya Teti sudah dibawa ke bidan terdekat dan hasilnya saat itu baik tapi beberapa hari setelah diperiksa Teti mengalami kontraksi. Kami bingung harus bagaimana. Umi istri pak ustaz akhirnya memanggil tukang urut yang mengerti kandungan. Setelah diperiksa, tukang urut tersebut menyatakan bahwa Teti akan melahirkan karena posisi bayinya yang sudah pas dibawah. Teti pun semakin panik dan akhirnya menangis. Kami yang melihat Teti menangis berusaha untuk menenangkannya dan menggodanya agar dia tertawa dan terhibur serta tidak stres. Kelompok kami sempat berdiskusi singkat untuk mengizinkan Teti menyudahi KKN. Tetapi Teti tidak mau pulang karena tidak enak masih ada beberapa program yang belum dilaksanakan. Ketika itu kami membujuk Teti untuk pulang saja dan segera menghubungi suaminya agar dijemput. Akhirnya Teti menyetujuinya dan segera menghubungi suaminya untuk menjemput. Setelah menunggu lama akhirnya suami Teti datang dan menjemputnya ditemani oleh Indah dan Laha akhirnya Teti pulang ke Sukabumi dan berpamitan dengan kami mengucapkan kalimat perpisahan. Kami sedih dan merasa kehilangan. Esok harinya setelah kepulangan Teti kami merasa ada yang berbeda. Biasanya Teti yang membangunkan kami setiap pagi dan mengingatkan untuk menunaikan shubuh berjama ah namun suara itu tidak lagi terdengar. Padahal baru satu orang yang pulang suasananya sudah berbeda. Namun setelah kejadian itu kita semakin solid dan kompak yeayy.. Peristiwa aneh juga sempat membuat kami takut saat KKN. Citra menceritakan yang ia alami saat malam hari. Saat ia terbangun di tengah malam ia melihat ada bayangan pria yang berdiri menghadap Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 165

192 Citra dan Iin saat itu. Bayangan tersebut sangat jelas terpantul dari kaca kamar perempuan. Hanya saja bayangan pria itu hanya berdiri dan terdiam. Ketika Citra menggerakan badannya bayangan tersebut pergi tergesa-gesa. Saat Citra menceritakan kejadian tersebut ternyata Marisya juga sempat melihat bayangan itu dari dalam kamar. Sepertinya itu orang yang sama mungkin. Setelah kami tahu cerita itu kami kaum perempuan berdiskusi mencari solusi agar kami tetap merasa aman. Akhirnya kami memutuskan untuk tidur di mushalla pesantren karena di sana ada pintu yang bisa dikunci dan jendela yang ditutup rapat dilengkapi dengan gorden dan juga luas cukup untuk kami semua kaum perempuan. Setelah kejadian itu kami kaum perempuan yang awalnya kubu-kubu semakin menyatu dan semakin dekat. Awalnya kami kaum perempuan mainnya kubu-kubu yang syar i dan yang biasa saja. Yang biasa saja itu terdiri dari saya Sherly, Marisya, Tsani, Berly, Iin, dan Citra. Sedangkan yang syar i terdiri dari Teti, Laha, Indah, Sela. Awalnya kita yang biasa saja segan bercanda gurau dengan mereka yang syar i karena takut salah ucapan dan tingkah laku yang membuat mereka tersinggung tapi setelah kita tahu ternyata mereka asik dan menyenangkan. Akhirnya kita dapat menyatu bermain dan bercanda bersama apalagi Indah dan Teti, mereka sangat menyenangkan dan candaan kami bisa masuk ke mereka. Kita tim perempuan dari KKN 100 semakin di depan, kompak dan solid. Jejak Kami di Leuweungkolot Setiap pagi saya melihat pemandangan yang jarang kami lihat di perkotaan tempat tinggal saya. Saya bersyukur saya ditempatkan di tempat yang masih begitu asri penuh dengan hijau-hijauan. Hanya saja terlalu banyak sampah berserakan karena kurangnya tempat sampah di sana dan kesadaran masyarakat yang kurang akan kebersihan. Awalnya kami berencana untuk membuat tempat sampah di beberapa titik di sekitar tempat saya tinggal. Setelah berdiskusi dengan beberapa warga dan aparat desa di sana, katanya tempat tinggal saya di RW 01 merupakan akhir dari aliran air. Sampahnya pun terlalu banyak dan tidak ada tanah yang diwakafkan sebagai lokasi tempat pembuangan akhir yang kami rencanakan, sehingga jika meneruskan program itu 166 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

193 sepertinya bukan solusi yang tepat. Sehingga program tentang kebersihan kami ganti dengan pembangunan tempat pembuangan akhir di RW 06 yang memiliki tanah wakaf. Kami bekerja sama dengan ketua RW 06 dan pemuda di sana untuk membangun tempat pembuangan akhir di sana. Pengerjaan dilakukakan selama tiga hari bersama ketua RW 06 dan pemuda serta kami juga sempat membantu saat waktu kami luang. Masyarakat di Desa Leuweungkolot sangat ramah dan baik. Mereka merespon sangat baik dengan adanya program-program yang kami adakan. Setiap kegiatan yang kami laksanakan selalu melibatkan masyarakat. Terutama saat melaksanakan penyuluhan kesehatan yang kami sediakan dokter, perawat dan jasa apoteker serta obat, masyarakat di sana sangat antusias, karena mereka sulit mendapatkan fasilitas kesehatan yang lengkap apalagi gratis. Tak hanya orang dewasa yang antusias dengan program kami, anak kecil di Desa Leuweungkolot juga antusias dengan program kami. Saat kami mengadakan program untuk meramaikan 17 Agustusan yaitu tahfidz Qur an yang melibatkan anak SD dan SMP, mereka awalnya sulit untuk dicalonkan sebagai peserta karena malu akhirnya mau dan meramaikan acara kami. Setiap sore anak kecil di sana selalu menghampiri kami di pesantren untuk bermain mereka. Banyak permainan yang kami sering mainkan bersama, kadang kami bermain layangan, bersepeda atau hanya berkumpul bercerita dan senda gurau bersama. Ketika kami lelah dengan kegiatan yang kami lakukan seharian, dan anak-anak kecil di sana menghampiri untuk bermain, kami kabur ke kamar dan pura-pura tidur. Walau begitu, mereka tidak menyerah mengajak kami bermain, mereka masuk ke kamar dan membangunkan kami. Hal-hal sekecil itu tidak akan kami lupakan. Hingga tiba kami pulang mereka sangat sedih dan mengucapkan salam perpisahan saat penutupan yang kami adakan. Ketika malam penutupan beberapa tokoh di sana menyampaikan pesan dan kesan selama kami di sana. Saat anak-anak kecil membacakan surat perpisahan tak sengaja saya dan Marisya menjatuhkan air mata. Dengan berat hati kami meninggalkan semua kebiasaan selama satu bulan kami lakukan di sana, pisah dengan murid-murid kami di SD tempat kami mengajar, pisah dengan anak-anak kecil di Desa Leuweungkolot yang setiap sore mengajak kami bermain, kami mengaji setiap malam dan mengikuti kegiatan mengaji setiap pagi di hari Minggu, dan masih Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 167

194 banyak lagi. Sungguh banyak kenangan di sana yang tidak akan kami lupakan. Pesan dan Harapan untuk Desa Leuweungkolot Kami berharap segala kegiatan, program dapat bermanfaat dan bermakna untuk masyarakat di sana. Kami berharap masyarakat Desa Leuweungkolot dapat semakin kompak dan solid dalam membangun kesejahteraan desa dan masyarakt di sana. Kami berharap meninggalkan kesan yang baik di hati mereka. Kami berpesan kepada anak-anak kecil di sana agar dapat belajar dengan baik sebagai generasi penerus bangsa agar kelak menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, bangsa dan negara. Untuk pemuda-pemuda di Desa Leuweungkolot dapat lebih aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menyatukan masyarakat dan membangun desa agar menjadi lebih baik lagi. Serta, untuk seluruh masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran kebersihannya untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Desa Leuweungkolot memiliki pemandangan yang indah dan masih tergolong asri dan hijau sangat disayangkan jika masyarakat sekitar tidak dapat menjaga lingkungan terutama dalam hal kebersihan. Semoga tempat pembuangan akhir yang kami bangun di RW 06 dapat membantu untuk menjaga kebersihan di sana dan bermanfaat dengan baik serta masyarakat di sana dapat menjaga fasilitas yang sudah kami bangun untuk mereka. Terima kasih Leuweungkolot karena sudah memberikan cerita yang dapat kami petik sebagai bekal ke depannya. 168 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

195 J. 30 HARI DI DESA LEUWEUNGKOLOT Oleh: Hurunin Fathonah Muthmainnah Sebelum Memasuki 30 Hari Kisah ini diawali pada saat mahasiswa UIN Jakarta diharuskan mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau sering disingkat sebagai KKN untuk salah satu syarat kelulusan. Saya tidak berfikir jauh tentang KKN ini, tidak memikirkan bagaimana kedepannya saya menjalani KKN ini dan juga merasa terbebani karena kelompok yang akan dipilih merupakan orang-orang yang tidak saya ketahui. Waktu pun berlalu, tibalah pengumuman dimana kelompok KKN sudah terbagi menjadi 170 kelompok dan saya merupakan kelompok ke-100 dari 170 kelompok yang telah dipilih anggota-anggotanya oleh pihak kampus. Dua hari setelah kelompok diumumkan, kami mulai mengenalkan diri kami masing-masing di dalam grup Whatsapp. Kami pun saling bertegur sapa, mengatur jadwal rapat, mengatur jadwal survei, mendiskusikan hal-hal mengenai proposal bahkan sampai sponsorsponsor yang ingin kami dapatkan untuk menunjang kehidupan kami nanti selama 30 hari di desa. Saya merupakan salah satu orang yang tidak rajin mengikuti rapat yang diadakan oleh kelompok saya bahkan hanya mengikuti satu kali survei dari total tiga kali survei yang diadakan oleh kelompok saya. Saya merasa beruntung, di salah satu rapat yang saya ikuti walau saya tidak rajin mengikuti rapat, saya dapat melihat wajah teman-teman kelompok 100 dan saya merupakan salah satu suara dalam pemilihan ketua kelompok. Asing bagi saya melihat wajah-wajah baru pada saat rapat kelompok, begitu pula teman-teman saya yang masih malu dalam mengeluarkan pendapat pada saat rapat. Seiring berjalannya waktu dan demi kelancaran tiga puluh hari kami di desa, kami pun mulai bisa beradaptasi dan mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Rapat yang diadakan selama sebelum kegiatan KKN berlangsung, salah satunya membuahkan hasil yaitu kami mendapatkan nama dari Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 169

196 kelompok KKN kami. Dari nama itu kami berharap agar kelompok kami dapat sukses dalam menjalani program-program yang telah kami susun dari rapat-rapat sebelumnya. Nama kelompok KKN yang telah kami sepakati adalah Super yang memiliki arti yaitu Suara Pemerhati Rakyat, dengan nama tersebut saya dan rekan-rekan berharap kelompok kami dapat menjadi perantara atau media masyarakat di Desa Leuweungkolot tempat kami KKN dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Tidak lama setelah pengumuman kelompok, saya mendapat kabar bahwa kelompok kami ditempatkan di salah satu desa yang berlokasi di Bogor dan desa itu bernama Desa Leuweungkolot. Seperti yang saya katakan di atas, bahwa saya hanya mengikuti satu dari tiga kali survei yang diadakan kelompok 100. Kesempatan satu kali survei itu saya dapatkan pada saat satu hari sebelum tanggal 25 Juli 2017 sehingga saya dan teman-teman saya yang ikut survei pada hari itu sekalian menaruh barang-barang kebutuhan kelompok di tempat yang akan kami tempati selama 30 hari di Desa Leuweungkolot. Survei pertama kali adalah saat saya juga pertama kali melihat Desa Leuweungkolot, ada rasa yang bercampur aduk. Di salah satu sisi, saya merasa takjub dan damai tinggal di lingkungan yang penuh sawah dan gunung di sekelilingnya juga jauh dari polusi dan ramainya Ciputat. Tetapi di sisi lain, ada rasa enggan untuk tinggal selama tiga puluh hari dengan lingkungan dan orang-orang baru, entah itu teman sekelompok atau pun warga desa di sana. Namun, semakin dekatnya tiga puluh hari tinggal di Desa Leuweungkolot ada rasa terpaksa juga excited 51 dalam diri saya dalam menjalankan kegiatan KKN ini. 30 hari di Desa Leuweungkolot Tepat pada tanggal 25 Juli 2017, kegiatan KKN dimulai. Pagi harinya, kami mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkumpul di Auditorium Harun Nasution untuk melakukan kegiatan pelepasan KKN tahun Di sana kami melakukan serangkain acara yang ditutup oleh pelepasan balon sebagai simbolis KKN siap 51 Antusias 170 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

197 dilaksanakan. Sekitar 3 jam setelah pelepasan balon, kami pun mulai bersiap-siap dan mengatur sedemikian rupa agar semuanya sampai dengan selamat di desa yang kami tuju yaitu Desa Leuweungkolot. Kami dibagi dua tim, tim mobil dan tim motor. Terdapat lima orang yang ikut di dalam satu mobil dan sisanya mengendarai motor. Setelah melewati sekitar dua jam lamannya perjalanan akhirnya kita sampai di Desa Leuweungkolot. Setelah sampai di sana kami beristirahat sejenak meluruskan badan yang pegal-pegal karena perjalanan yang melelahkan. Beristirahat di tempat yang akan saya tinggali selama tiga puluh hari merupakan tempat yang sangat nyaman, bersih dan damai. Seperti yang saya katakan pada saat survei pertama dan terakhir saya sebelum kegiatan KKN berlangsung, bahwa tempat yang saya tinggali di kelilingi sawah, kebun terung, kebun kacang, sungai dan pegunungan. Air pun bersih dan selalu berlimpah. Saya merasa tentram dan badan pegal-pegal saya pun hilang karena mendapatkan tempat tinggal seperti itu. Saya merasa nyaman dengan tempat tinggal, tetapi tidak dengan orang-orang baru. Orang-orang baru di sini adalah warga yang tinggal di Desa Leuweungkolot. Saya memikirkan bagaimana saya beradaptasi, bertegur sapa dan memberi kesan yang baik pada warga Desa Leuweungkolot. Tetapi saya berkata dalam hati bahwa saya harus bisa merasa nyaman dan beradaptasi dengan mereka, dan masih ada tiga puluh hari ke depan untuk mengenal warga Desa Leuweungkolot sehingga saya bisa merasa nyaman untuk berosialisasi terhadap warga Desa Leuweungkolot. Hari demi hari pun kami lewati, kegiatan pertama yang saya ikuti sejak kami tinggal di Desa Leuweungkolot pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2017, adalah pengajian ibu-ibu yang berlokasi di masjid RT/RW 01/01. Saya dan teman-teman yang perempuan mengikuti pengajian tersebut. Asing bagi kami mengikuti pengajian tersebut. Tetapi bagi saya itu merupakan salah satu langkah ketika saya bisa merasa nyaman dan kami pun kelompok KKN Super dapat diterima oleh warga Desa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 171

198 Leuweungkolot. Alhamdulillah 52, setelah kami memperkenalkan diri dan memohon izin untuk mengadakan kegiatan-kegiatan selama tiga puluh hari di Desa Leuweungkolot lewat pengajian ibu-ibu ini, kami diterima secara baik oleh warga Desa Leuweungkolot untuk merealisasikan program-program yang kami rencanakan sebelumnya. Sejalan dengan sibuknya kami dalam mengikuti sebanyakbanyaknya kegiatan yang diadakan oleh Desa Leuweungkolot seperti pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu, sosialisai antar seluruh RT dan RW yang ada di Desa Leuweungkolot, berkunjung ke rumah warga maupun SD di Desa Leuweungkolot kami pun mendapatkan hambatan dalam merealisasikan program-program yang kami sudah susun sebelumnya. Tidak mudah bagi kami untuk menyusun kembali program-progran yang akan direalisasikan untuk Desa Leuweungkolot. Sehingga seminggu pertama kami tinggal di Desa Leuweungkolot, kami sudah mulai sibuk bertanya kepada warga dan bapak/ibu RT/RW Desa Leuweungkolot demi kelancaran program yang akan kami adakan di Desa Leuweungkolot. Saya merasa beruntung mendapatkan teman-teman kelompok Super karena dalam waktu satu minggu kami bekerja sama, bisa menetapkan program-program yang akan kami realisasikan selama 30 hari kami di Desa Leuweungkolot. Semua anggota kelompok Super medapatkan tanggung jawab dalam setiap program yang akan dilaksanakan. Saya mendapatkan tanggung jawab di acara Leuweungkolot Peduli Kesehatan bersama teman saya bernama Dodie Rachman. Segala urusan yang berkaitan dengan kegiatan tersebut saya lakukan demi kelancaran kegiatan tersebut. Begitu pula teman-teman yang sangat membantu saya demi kelancaran acara tersebut. Berbagai hal yang saya dan teman-teman saya siapkan demi kelancaran acara tersebut adalah mencari tim medis dan sponsor obatobatan. Tidak mudah mencari dua hal tersebut tetapi dengan bantuan teman saya yaitu Yudi Setiadi, kami mendapatkan bantuan tenaga medis untuk acara tersebut. Sponsor obat-obatan pada saat itu pun 52 Segala Puji Bagi Allah 172 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

199 kami masih bisa berharap karena belum adanya kabar. Teman-teman saya dan saya sudah positif dalam menanggapi acara ini karena semua hal sudah berjalan dengan baik. Dua minggu sebelum kegiatan dilakukan, kami mendapat kabar bahwa tim medis yang kami dapatkan secara tiba-tiba tidak bisa membantu kami dalam kegiatan tersebut. Begitu pun sponsor obatobatan yang belum ada kabar apakah kita mendapatkan obat gratis dari perusahaan mereka. Saya dan Dodi kewalahan, sempat saya berfikir kegiatan ini tidak akan berjalan karena tidak adanya tim medis dan obat-obatan pun mahal sekali apabila menggunakan uang dari kami untuk membelinya. Kami akhirnya mengadakan rapat, mengharapkan bahwa ada suatu pencerahan untuk saya dan Dodie sebagai penanggung jawab bisa merealisasikan kegiatan tersebut. Rapat yang diadakan pada hari itu, dengan bantuan teman-teman, dengan kerja sama teman-teman, akhirnya saya mendapat harapan sehingga kegiatan tersebut dapat dijalankan. Hanya berupa usulan, tetapi saya berharap bahwa dengan usulan ini saya dan Dodie dapat merealisasikan kegiatan tersebut. Usulan yang didapat adalah kami meminta bantuan ke Puskesmas Cibungbulang untuk mendapatkan tim medis dan membeli sebagian obat-obatan yang dibutuhkan memakai uang patungan kelompok kami. Esoknya saya dan teman saya pergi ke Puskesmas Cibungbulang memohon bantuan tim medis untuk kelancaran acara kami. Ketika itu pula, kami ditanggapi dengan baik oleh Puskesmas Cibungbulang dan mereka menjanjikan empat tenaga medis untuk acara kami. Bukan hanya itu, teman kami Yudi Setiadi juga mendapat bantuan dari temannya, dalam hal apoteker. Tidak hanya itu, saya juga mendapat kabar bahwa kelompok kami mendapatkan sponsor obat-obatan untuk acara tersebut. Saya merasa bersyukur karena saya mendapatkan bantuan dari teman-teman saya dan harapan saya terealisasinya acara tersebut semakin tinggi. Segala hal-hal dari yang besar sampai hal terkecil seperti tempat dilaksakannya acara tersebut dan sosialisi kepada warga Desa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 173

200 Leuweungkolot pun sudah dilakukan selama dua minggu sebelum acara tersebut oleh saya dan teman-teman saya. Kerja sama sebelum acara tersebut dilaksanakan tampak sangat berjalan dengan baik. Saya sangat terbantu dengan adanya teman-teman saya sehingga saya tidak kewalahan sebagai penanggung jawab acara Leuweungkolot Peduli Kesehatan. Hambatan-hambatan kecil pun dialami, tetapi semuanya dapat teratasi karena kerja sama kami. Hari ketika kegiatan Leuweungkolot Peduli Kesehatan pun terlaksana yaitu pada tanggal 19 Agustus Mulai pukul pagi kami pun sudah sibuk untuk mempersiapkan acara tersebut. Acara ini bertempat di Balai Desa Leuweungkolot. Kami sudah mulai mempersiapkan dan membereskan balai desa demi kelancaran acara tersebut. Acara ini dimulai pukul pagi tetapi warga sudah berdatangan pada pukul pagi demi mendapatkan nomor antrean lebih awal. Dari pukul sampai pukul kami menunggu tim medis dari Puskesmas Cibungbulang sebagai dokter untuk memeriksa kesehatan warga yang sudah mengantri dari pukul Tepat pukul pagi, tim medis dari Puskesmas Cibungbulang pun datang. Tetapi, tidak seperti yang kami harapkan. Tim medis yang datang hanya satu dari empat orang yang dijanjikan di awal oleh Puskesmas Cibungbulang. Dengan 100 orang warga yang datang, dan hanya satu dokter yang memeriksa, pupus harapan teman-teman saya dan saya sebagai penanggung jawab karena tidak memungkinkan semua warga dapat diperiksa. Tetapi, karena tidak adanya lagi hal yang mungkin dilakukan, akhirnya kami pun memulai acara tersebut. Kegiatan Leuweungkolot Peduli Kesehatan akhirnya dimulai, saya dan teman-teman saya mulai sibuk dan kewalahan karena banyak sekali warga desa yang ingin diperiksa kesehatannya. Di situ saya dan teman-teman merasa bahwa warga Desa Leuweungkolot ternyata masih butuh perhatian terkait masalah kesehatan. Kuota yang kami rencanakan di awal yaitu 100 orang pun sudah terpenuhi sebelum pukul sehingga di balai desa cukup ramai dan sibuk pada hari kegiatan Leuweungkolot Peduli Kesehatan dilaksanakan. Pendaftaran dengan kuota 100 orang pun terpenuhi, tetapi pemeriksaan kesehatan oleh 174 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

201 dokter belum juga selesai karena hanya satu orang dokter yang memeriksa kesehatan warga. Setelah pukul banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang mulai cerewet dan gelisah karena menunggu terlalu lama. Saya dan temanteman saya pun hanya bisa mengajak ngobrol dan memberi pengertian kepada ibu-ibu dan bapak-bapak yang mau diperiksa kesehatannya bahwa kami hanya mempunyai satu orang dokter, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat giliran diperiksa oleh dokter. Saya merasa tidak tega, karena ada yang bertempat tinggal jauh dari balai desa dan beliau datang dengan berjalan kaki demi diperiksa kesehatannya dan mendapatkan obat. Saya dan teman-teman pun hanya bisa menghibur beliau dengan mengajaknya mengobrol dan memberikan kue untuk beliau. Seiring berjalannya waktu, saya merasa hal ini tidak mungkin, akhirnya kegiatan Leuweungkolot Peduli Kesehatan hampir berakhir melihat nomor antrean yang sudah mencapai nomor 98. Kegiatan tersebut berakhir pada pukul 16.00, di luar dugaan saya dan temanteman saya. Saya dan teman-teman saya merasa sangat puas, karena dengan satu dokter pun kegiatan ini bisa terselesaikan. 100 warga pun mendapatkan obat yang layak untuk masalah kesehatan mereka. Dan kegiatan Leuweungkolot Peduli Kesehatan ditutup dengan mengucapkan terima kasih dan juga tak lupa memberikan sertifikat kepada tim medis Puskesmas Cibungbulang dan tim apoteker yang telah membantu. Selain kegiatan di atas yang saya lakukan, banyak kegiatan lain seperti mengajar dan program-program lain yang dilaksanakan oleh saya dan teman-teman. Setiap harinya saya melakukan kegiatan sosialisasi entah itu nongkrong bareng warga atau main dengan anakanak yang ada di sekitar tempat tinggal kami. Tiga puluh hari di sana, yang awalnya saya takut untuk beradaptasi, yang awalnya saya takut bagaimana menghadapi hari hari di Desa Leuweungkolot, dengan kebaikan warga di sana saya merasa berat meninggalkan desa. Tidak sedikit kegiatan yang saya ikuti dengan warga di sana sehingga saya merasa betah dan berat untuk meninggalkan desa. Salah satu kegiatan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 175

202 berkesan yang saya lakukan dengan warga desa di sana adalah pada saat saya menaiki Puncak Galau yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Walau capek, saya senang karena bisa beradaptasi dengan beberapa warga di sana. Sempat juga saya berfoto-foto dengan warga di Puncak Galau tersebut. Satu hal lain yang membuat saya berat meninggalkan desa tersebut adalah anak-anak yang sering mengajak bermain, kadang pula saya ditraktir oleh anak-anak tersebut. Mereka yang membuat saya betah di minggu-minggu pertama. Mereka pula yang memberikan informasi banyak kepada saya tentang Desa Leuweungkolot. Walau mereka masih anak-anak tetapi mereka tidak segan untuk mengajak saya dan teman-teman saya bermain dan berkeliling di Desa Leuweungkolot. Mereka senang dengan kedatangan kami, mereka selalu antusias dengan acara yang kami adakan. Itulah yang membuat saya berat meninggalkan desa tersebut. Tibalah hari saat saya dan teman-teman harus pulang karena kewajiban kami di sana sudah selesai, acara perpisahan kami pun diadakan. Anak-anak yang sering bermain dengan saya dan temanteman mengutarakan perasannya di acara tersebut. Juga dengan bapak/ibu RW/RT menyampaikan kesan, pesan dan do a kepada kami agar kami menjadi orang yang sukses. Di hari itu kami semua menangis, merasa berat meninggalkan desa, merasa kehilangan karena setelah itu tidak ada lagi yang mengajak bermain setiap sore, tidak ada lagi nasihatnasihat dari bapak-bapak/ ibu-ibu yang ada di Desa Leuweungkolot. Merasa begitu berat hati, akhirnya saya dan teman-teman pun pulang. Akhirnya waktu berpisah tiba, bukan perpisahan yang menyedihkan namun kami berpisah dengan Leuweungkolot dengan membawa cinta, cerita, semangat, keihklasan dan segala bentuk perubahan baik bagi diri kami masing-masing. Ternyata bayangan horror tentang KKN yang saya pikirkan sebelum keberangkatan KKN tidak terbutki sama sekali. KKN ini justru berakhir indah dan penuh cinta. Seperti halnya nama lain dari Kuliah Kerja Nyata ini, macam Kuliah Kerja Nguli, Kuliah Kerja Ngeliwet, Kuliah Kerja Ngedangdut, Kuliah Kerja Nyangkul, Kuliah Kerja Nyarijodoh saya pun juga menemukan nama 176 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

203 baru bagi kelompok saya yaitu keluarga. Terima kasih untuk berbagai cerita yang tercipta di posko kecil yang sangat dirindukan. Semoga persahabatan dan kekeluargaan ini tidak akan putus. Terima kasih tim PPM UIN Jakarta yang telah mempertemukan saya dan teman-teman dalam program KKN ini. Semoga Allah selalu merahmati dan memberkahi kami serta masyarakat Desa Leuweungkolot semua. Aamiin Pesan dan Harapan untuk Desa Leuweungkolot Saya berharap segala kegiatan kami dapat bermanfaat dan bermakna untuk masyarakat di sana. Saya berharap bapak/ibu lurah dan warga Desa Leuweungkolot dapat semakin kompak dan solid dalam membangun kesejahteraan desa dan masyarakat di sana. Selepas kepergian saya dan teman-teman saya, berharap dapat meninggalkan kesan yang baik di hati mereka. Untuk anak-anak yang menemani selama saya di Desa Leuweungkolot agar dapat belajar dengan rajin, menjadi hafidz atau hafidzah agar kelak menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, bangsa dan negara. Juga untuk pemuda-pemuda di Desa Leuweungkolot dapat lebih aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menyatukan masyarakat dan membangun desa agar menjadi lebih baik lagi. Juga untuk seluruh masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran kebersihannya agar menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Desa Leuweungkolot memiliki pemandangan yang indah dan masih tergolong asri dan hijau sangat disayangkan jika masyarakat sekitar tidak dapat menjaga lingkungannya terutama dalam hal kebersihan. Semoga tiga puluh hari kami di sana ditempatkan pada hati masingmasing warga Desa Leuweungkolot. Terima kasih Leuweungkolot karena sudah memberikan cerita dan cinta yang dapat saya petik sebagai bekal saya ke depan... Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 177

204 K. JEJAK KISAH-KASIH DI DESA LEUWEUNGKOLOT Oleh: Berlyyana Harinto Wati Saya kira Kuliah Kerja Nyata alias KKN itu tidaklah menarik, saya anggap KKN itu suatu pintu ketika saya sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir. Sebelum saya menjalani KKN saya mendapati daftar nama-nama teman satu kelompok KKN yakni kelompok 100, ada tujuh belas orang dan semua dari beragam jurusan maupun fakultas yang intinya saya sendiri pun sama sekali tak tahu nama-nama tersebut. Dan akhirnya kami dipertemukan dengan sistem komputerisasi yang memaksa saya dan para anggota lainnya harus saling membaur demi keutuhan sebuah kelompok yang akan menjalani KKN bersama nantinya. Dan pada akhirnya kami diberikan lokasi untuk saya dan teman-teman akan melaksanakan tugas KKN, yakni di Desa Leuwungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Antara bersyukur dan sedih saya dapati desa itu, dikarenakan jauh dari rumah namun saya juga berpikir saya dapat di Bogor, tak apalah biar terasa KKNnya betul-betul. Kami diberi waktu tiga puluh hari lamanya untuk mengabdi kepada masyrakat dan mengembangkan suatu desa, yang termasuk di dalam kategori desa tertinggal (IDT). Saya sendiri termasuk salah satu orang yang tidak tertarik dengan namanya KKN dan tadinya hanya menjalani KKN hanya secara terpaksa yang tak lain KKN merupakan kewajiban saya sebagai mahasiswi semester 6. Dua hari setelah kelompok diumumkan, kami mulai mengenalkan diri kami masing-masing di dalam grup Whatsapp. Kami pun saling bertegur sapa, mengatur jadwal rapat, mengatur jadwal survei kami, mendiskusikan hal-hal mengenai proposal bahkan sampai sponsorsponsor yang ingin kami dapatkan untuk menunjang kehidupan kami nanti selama tiga puluh hari di desa. Tetapi, saya merupakan salah satu orang yang saya tidak rajin mengikuti rapat yang diadakan oleh kelompok saya bahkan saya hanya mengikuti satu kali survei dari total tiga kali survei yang diadakan oleh kelompok saya. 178 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

205 Saya merasa beruntung, di salah satu rapat yang saya ikuti walau saya tidak rajin mengikuti rapat, saya dapat melihat wajah teman-teman kelompok 100 dan saya merupakan salah satu suara yang termasuk dalam pemilihan ketua kelompok KKN saya ini. Asing bagi saya melihat wajah-wajah baru pada saat rapat kelompok, begitupun teman-teman saya yang masih malu dalam mengeluarkan pendapat pada saat rapat. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan demi kelancaran tiga puluh hari kami di desa nantinya, kami pun mulai bisa beradaptasi dan mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Rapat yang diadakan selama sebelum kegiatan KKN berlangsung, salah satunya membuahkan hasil yaitu kami mendapatkan nama dari kelompok KKN kami. Dari nama itu kami berharap agar kelompok kami dapat sukses dalam menjalani program-program yang telah kami susun dari rapat-rapat sebelumnya. Nama kelompok KKN yang telah kami sepakati adalah Super yang memiliki arti yaitu Suara Pemerhati Rakyat, dengan nama tersebut saya dan rekan-rekan semua berharap agar kelompok kami dapat menjadi perantara atau media masyarakat di Desa Leuweungkolot tempat kami KKN dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Setelah beberapa waktu kami menjalani rapat untuk mempersiapkan KKN dengan membuat daftar keorganisasian di dalamnya, kami pun menemukan ketua yang kami percaya dapat mumpuni dan berpengalaman di bidangnya yakni Yudi Setiadi dari Fakultas Ushuludin. Dia memberikan banyak arahan dan kita diperuntukkan untuk wajib ikut survei ke Desa Leuweungkolot, sekitar 3-4 kali kami ke lokasi untuk melihat keadaan desa pada saat itu dan diperuntukkan kami untuk mempersiapkan program kerja salama di desa itu. Menurut saya, Desa Leuweungkolot merupakan tergolong desa maju namun menurut stastistik Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Leuweungkolot ini masih termasuk dalam kategori desa tertinggal. Keadaan di desa masih asri, masih banyak sekali terhampar sawahsawah, tambak ikan, empang, kebun, hutan-hutan, bahkan masih ada gunung kapur yang terjaga keasriannya sampai sekarang. Saat ini pun Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 179

206 saya masih merindukan keasrian dan hawa-hawa pedesaan di Desa Leuweungkolot, memang Desa Leuweungkolot memiliki daya ketertarikan tersendiri sehingga membuat para pelancongnya rindu akan suasana keasrian desa itu. Bersyukur sekali saya sampai detik ini pernah ikut merasakan keasrian dan keramahan warga Desa Leuweungkolot, bahkan saya pun ikut serta dalam membanggun desa tersebut. Selain saya dapati Desa Leuweungkolot, saya juga bersyukur mendapat teman-teman kelompok terbaik walau banyak drama bahkan konflik semasa kami menjalani tugas KKN dan itu semua saya rindukan, terima kasih kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena telah memberikan saya tugas terindah, yakni Kuliah Kerja Nyata alias KKN. Dimulailah kisah saya selama KKN yang diharuskan hidup bersama orang-orang asing sebanyak tujuh belas orang, sebenarnya kelompok saya hanya berjumlah enam belas orang. Namun secara tibatiba salah satu teman saya mengumumkan bahwa kelompok kami akan bertambah satu orang, seorang mahasiswi semester 12 Jurusan Sejarah Kebudyaan Islam dari Fakultas Adab dan Humaniora yang bernama Teti atau biasa kami panggil Kak Teti atau Ummi Teti. Saya dan temanteman memanggil dia dengan sebutan ummi dikarenakan dia adalah sosok ibu bagi kelompok kami dan yang terpenting bahkan juga sempat membuat saya sedikit terkejut ia sedang berbadan dua (hamil), tak kirakira hamilnya pun sudah hamil tua 8 bulan pada saat KKN, antara khawatir dan tercenggang akan semangatnya untuk KKN padahal sedang berbadan dua. Menjadi sesosok ibu bagi kelompok KKN saya, Ka Teti pun sering menjadi tempat keluh kesah dan tukar pikiran bagi seluruh anggota kelompok yang lain. Bagi saya sendiri pun paling sering bermanja-manja dengan ia, karena saya melihat sosok seorang ibu didirinya yang saya rindukan, sosok mama di rumah. Yang paling saya ingat dari seorang Ka Teti dia sering memberikan wejanggan tanpa menyakiti hati orang yang sedang iya kritik, suaranya yang begitu menggelegar ketika membangunkan saya dan teman-teman atau ketika menggingatkan kami semua untuk melakukan kewajiban semasa KKN. Ka Teti hanyalah sepenggal cerita tentang kawan-kawan kelompok KKN saya yang sulit untuk diceritakan satu persatu, karena begitu unik 180 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

207 dari kelompok saya dan terlalu banyak kejadian-kejadian yang terjadi di kelompok KKN saya. Tepat pada tanggal 25 Juli 2017 kami berangkat menuju Desa Leuweungkolot dan kami singgah selama sebulan lamanya di pondok pesantren, di sana disediakan dua kamar kecil berukuran 8x8 ubin saja untuk perempuannya yang harus bisa dimuat untuk 9 orang dan untuk laki-laki nya diberikan kamar dua berukuran lebih kecil dari kamar perempuan yang letaknya jauh dari kamar perempuan, kamar laki-laki dicampur dengan para santri sehingga anak laki-laki dapat membaur dengan santri di sana bahkan mereka sering bertukar pikiran atau sekedar bersenda gurau bersama. Bahkan anak laki-laki di kelompok saya sering diterjang oleh serangan serangga tomcat di kulit mereka yang berakibat gatal-gatal dan luka di kulit mereka, belum lagi serangan masuk angin dan kendala-kendala penyakit lainnya yang sering diderita oleh kelompok saya. Sementara, diri saya sendiri pernah merasakan tubuh diserang meriang di saat KKN tengah berlangsung namun semangat untuk KKN dan mengabdi untuk masyarakat Desa Leuweungkolot sangatlah besar walau diterjang penyakit kami tetap semangat menjalani tugas KKN. Tepat pada tanggal 25 Juli 2017, kegiatan KKN dimulai. Pagi harinya, kami mahasiswa mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkumpul di Auditorium Harun Nasution untuk melakukan kegiatan pelepasan KKN tahun Di sana kami melakukan serangkain acara yang ditutup oleh pelepasan balon sebagai simbolis KKN siap dilaksanakan. Sekitar 3 jam setelah pelepasan balon, kami pun mulai bersiap-siap dan mengatur sedemikian rupa persiapan agar semuanya sampai dengan selamat di desa yang kami tuju yaitu Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Saya dan teman-teman kelompok dibagi dalam dua tim, ada tim mobil dan tim motor. Terdapat lima orang yang ikut di dalam satu mobil dan sisanya mengendarai motor. Setelah melewati sekitar dua jam lamannya perjalanan akhirnya saya dan teman-teman kelompok sampai di Desa Leuweungkolot. Setelah sampai di sana, kami beristirahat sejenak meluruskan badan yang pegal-pegal karena perjalanan yang Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 181

208 melelahkan. Beristirahat di tempat yang akan saya tinggali selama tiga puluh hari merupakan tempat yang sangat nyaman, bersih dan terasa damai. Seperti yang saya katakan pada saat survei pertama dan terakhir saya sebelum kegiatan KKN ini berlangsung, bahwa tempat yang saya tinggali di kelilingi sawah, kebun terung, kebun kacang, sungai dan pegunungan. Air pun sangat bersih dan selalu berlimpah. Saya merasa tentram dan badan pegal-pegal saya pun hilang karena mendapatkan tempat tinggal seperti itu. Saya merasa nyaman dengan tempat tinggal, tetapi tidak dengan orang-orang baru. Orang-orang baru di sini adalah warga yang tinggal di Desa Leuwungkolot. Saya memikirkan cara saya beradaptasi, bertegur sapa dan memberi kesan yang baik pada warga Desa Leuwungkolot. Tetapi saya berkata dalam hati bahwa saya harus bisa merasa nyaman dan beradaptasi dengan mereka, dan masih ada tiga puluh hari ke depan untuk mengenal warga Desa Leuweungkolot sehingga saya bisa merasa nyaman untuk berosialisasi terhadap warga Desa Leuwungkolot. Hari pertama saya dipenuhi dengan drama rindu rumah, belum lagi ditambah suasana pedesaan bahkan kamar kecil yang saya tempati, belum lagi peraturan pondok pesantren yang tak biasa saya hadapi, yang mengharuskan kami untuk selalu shalat berjama ah, ikut pengajian, dan membaca surah Yasin setiap habis shalat maghrib, hingga mengajar ngaji untuk para anak-anak kecil di desa itu, dan masih banyak lagi. Tapi saya beruntung setidaknya pernah tinggal di pondok pesantren seraya saya ikut merasakan menjadi santri, karena latar belakang pendidikan saya sejak dulu hanya berasal dari sekolah umum saja. Bahkan para santri, hingga anak-anak kecil di desa itu yang sering ikut serta mengaji di pondok pesantren sering mengajari saya tentang agama Islam dan adat-adat di sekitar atau mitos-mitos Desa Leuweungkolot ini yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Hari demi hari pun kami lewati, kegiatan pertama yang saya ikuti sejak kami tinggal di Desa Leuweungolot pada tanggal 25 Juli 2017 adalah pengajian ibu-ibu yang berlokasi di masjid RT/RW 01/01. Saya dan teman-teman saya yang perempuan mengikuti pengajian tersebut. Asing bagi kami mengikuti pengajian tersebut. Tetapi bagi saya itu 182 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

209 merupakan salah satu langkah saat saya bisa merasa nyaman dan kami pun kelompok KKN Super dapat diterima oleh warga Desa Leuwungkolot. Alhamdulillah, setelah kami memperkenalkan diri dan memohon izin untuk mengadakan kegiatan-kegiatan selama tiga puluh hari di Desa Leuweungkolot lewat pengajian ibu-ibu ini, kami diterima secara baik dan ramah oleh warga Desa Leuweungkolot untuk merealisasikan program-program dari KKN yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Sejalan dengan sibuknya saya dan teman-teman kelompok dalam mengikuti sebanyak-banyaknya kegiatan yang diadakan oleh Desa Leuweungkolot seperti pengajian bapak-bapak atau pengajian ibu-ibu, sosialisai antar warga yang tersebar ke seluruh RT dan RW yang ada di Desa Leuweungkolot, berkunjung ke rumah-rumah warga, maupun SD-SD yang terdapat di Desa Leuweungkolot ini. Saya dan temanteman pun mengalami beberapa hambatan dalam merealisasikan program-program kerja yang kami sudah susun sekian rupa sebelumnya. Tidak mudah untuk saya dan teman-teman menyusun kembali program-program kerja yang akan direalisasikan untuk Desa Leuweungkolot ini. Sehingga pada minggu-minggu pertama kami semua tinggal di Desa Leuweungkolot, kami sudah mulai sibuk bertanya kepada warga dan bapak/ibu RT/RW Desa Leuweungkolot demi kelancaran program yang akan kami adakan di Desa Leuwungkolot. Bersama teman-teman KKN saya banyak belajar untuk hidup semua serba bersama, semua serba susah, semua serba apa adanya. Saya adalah tipe orang yang mudah jijik, saya paling tidak bisa untuk minum di gelas yang sama, makan di sembarangan piring yang saya tak tau menau akan kebersihannya itu semua hal yang saya paling anti, bahkan untuk tidur tidak beralaskan kasur saja saya tidak pernah, pakai kipas angin saja saya langsung masuk angin. Namun di masa selama KKN di Desa Leuweungkolot berlangsung selama tiga puluh hari ini saya langsung 180 derajat berubah drastis dengan secara signifikan, yang saya mudah jijik berubah menjadi sesosok yang apa adanya, minum di gelas yang sama dengan teman-teman yang lain, makan harus bersama-sama Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 183

210 dengan teman KKN yang lain, tidur hanya beralaskan selimut tipis dan dipaksakan untuk memakai kipas angin dikarenakan teman sekamar saya yang bernama Sherly paling tidak bisa tidur tanpa kipas angin, yang dipaksakan harus bangun pagi setiap harinya, hingga berebut gantungan baju ketika saya dan kawan-kawan akan bersamaan menjemur pakaian setelah mencuci. KKN tiga puluh hari ini benarbenar mengubah hidup saya. Selama KKN berlangsung, saya dan teman-teman KKN yang berjumlah tujuh belas orang mencoba untuk mengakrabkan diri dan terus mencoba untuk hidup membiasakan diri akan sikap, karakter, perilaku dan sifat masing-masing anggota kelompok KKN saya ini. Saya memiliki teman akrab atau bisa dibilang KKN saya dipenuhi oleh canda tawa bersama mereka, selain tidur di kamar yang sama kami pun sering bermain bersama. Bahkan kalau tidak ada mereka KKN saya akan terasa hambar, sungguh mereka adalah bumbu-bumbu di dalam hari-hari saya di sepanjang KKN. Konflik pun sering terjadi di kelompok KKN kami, tidak sependapat dalam beragumen bahkan sampai tidak saling suka akan karakter dari masing-masing dari anggota yang dimiliki kelompok saya ini. Selain konflik di dalam anggota KKN sendiri, konflik dan kesalahpahaman dengan aparatur desa bahkan dengan warga desa pun kerap saya dan teman-teman rasakan ketika KKN di Desa Leuweungkolot ini berlangsung. KKN mengajarkan kami untuk banyak melakukan komunikasi dan menjalankan hubungan kerja sama yang baik antar warga desa dan para aparat desa setempat, selain untuk kepentingan kelompok dalam menjalankan program kerja, di lain itu juga untuk menjalin tali silahturahmi yang baik dengan warga-warga yang terdapat di Desa Leuweungkolot. Untuk menarik simpati warga Desa Leuweungkolot kelompok saya dan kawan-kawan sering mengadakan acara makan bersama nasi liwet, atau biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan ngeriung atau ngeliwet. Untuk menciptakan suasana kebersamaan dan kekompakkan dengan para warga setempat kami pun menyiapkan hidangan bersamasama dengan warga Desa Leuweungkolot. Selain dengan adanya acara 184 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

211 ngeriung itu, kami pun sering duduk bersama dan bercanda gurau dengan para warga setempat dengan membicarakan topik tentang kondisi desa, berkeluh kesah tentang kondisi perekonomian setempat maupun sekedar berbincang basa-basi seadanya saja. Tapi sungguh warga Desa Leuweungkolot bisa saya kategorikan sebagai desa dengan tingkat kebersamaan atau solidaritas yang tinggi, warga desanya sangatlah kompak dalam hal untuk memajukan desanya. Pada saat KKN di Desa Leuweungkolot ini pun saya banyak belajar untuk bisa berkomunikasi dengan segala usia, mulai dari orang tua, para remaja, hingga anak-anak kecil. Sungguh, KKN membuat saya belajar akan harus bisa pintar-pintar berkomunikasi dan harus cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang bisa saja secara tiba-tiba dan tidak dapat diterka-terka bisa langsung terjadi ketika KKN ini berlangsung. Dan itu semua menjadikan saya lebih mengerti apa itu kerja tim yang baik, apa itu nilai kedewasaan diri. Bersyukur, saya mendapatkan anggota kelompok KKN yang benar-benar bisa membantu dan sama-sama bisa saling merasakan susah dan bahagia bersama-sama. Di sini, selama KKN sebulan lamanya memberikan arti lebih di kehidupan saya. Seketika, jiwa sosial saya meningkat untuk sepenuhnya mengabdi kepada masyarakat. Saya dan kawan-kawan KKN yang lain setiap minggu dan setiap harinya mendapatkan tugas untuk mengajar dari tingkat PAUD sampai dengan SD setiap hari, di setiap pagi. Di samping mengajar, saya dan kawan-kawan kelompok pun banyak menjalankan program kerja. Di antaranya mengadakan acara seminar tentang hukum perkawinan yang saya sendiri menjadi ketua pelaksananya dan memberikan sambutan kepada aparat dan warga desa yang hadir. Lalu saya dan kawan-kawan juga mengadakan sebuah acara pemeriksaan dan pengobatan secara gratis kepada seluruh warga Desa Leuweungkolot, mengadakan sebuah program pelatihan sablon untuk para pemuda-pemuda Desa Leuweungkolot yang semoga dapat bermanfaat bagi mereka semua dalam meningkatkan produktivitas. Hingga saya dan kawan-kawan kelompok saya membangun sebuah TPA (tempat pembuangan akhir) untuk sampah yang tanahnya didapat Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 185

212 dari salah seorang warga RW 06 Dusun Pos yang bersedia sukarela menghibahkan tanahnya untuk dibangun TPA bagi Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Setiap saya dan kelompok KKN saya mengadakan acara pun warga-warga Desa Leuweungkolot sangat banyak membangun dalam mengapresiasikan setiap acaranya. Antusias warga desa pun membuat saya dan kawan-kawan KKN saya sangat senang. Saya sangat berharap Desa Leuweungkolot tercinta ini bisa menjadi desa yang lebih maju dan lebih baik seusai saya dan kelompok KKN saya mengabdi di Desa Leuweungkolot. Semoga kelestarian dan keindahan Desa Leuweungkolot terjaga hingga tak kunjung masanya. Semoga semua anak-anak Desa Leuweungkolot bisa menjadi generasi muda yang bisa mengubah desanya menjadi desa yang lebih baik dan sejahtera lagi dibanding saat ini, sungguh saya sangat berterima kasih kepada para anak-anak Desa Leuweungkolot karena mereka saya belajar bersyukur dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. 186 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

213 L. KISAH KLASIK YANG TAK TERLUPAKAN Oleh: Dede Falahudin Pra KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu kegiatan yang sudah tidak asing lagi di kalangan semester 6 yang biasanya dilakukan dalam bentuk program kerja untuk pengabdian kepada masyarakat. Awal ketika pihak PPM UIN Jakarta membagikan kelompok KKN, saya mendapatkan kelompok 100. Setelah pembagian kelompok tersebut, salah seorang teman saya berinisiatif untuk membuat grup KKN di media sosial untuk memudahkan berkomunikasi dengan anggota yang lainnya. Dua hari setelah pembagian kelompok, seluruh anggota kelompok saya mengadakan rapat KKN untuk pembagian jobdesk 53. Namun, yang menghadiri rapat tersebut hanya beberapa orang saja. Setelah rapat untuk ketiga kalinya, seluruh anggota KKN kelompok 100 menghadiri rapat tersebut. Hasil dari rapat tersebut yaitu membahas tentang struktur kelompok, jobdesk masing-masing individu, serta voting 54 nama kelompok. Akhirnya kami memutuskan nama kelompok KKN saya yaitu Super 100. Tepat dua minggu setelah pembagian kelompok, pihak PPM UIN memberikan link untuk pengecekan lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Setelah pengumuman lokasi tempat KKN, saya dan teman-teman kelompok 100 melalukan survei dan pengecekan keberadaan tempat. Sesampainya di sana, kami bertemu dengan kepala lurah yaitu ibu lurah. Setelah mengkonfirmasi maksud kedatangan kami, ibu lurah mempersilakan saya dan teman-teman untuk melihat keadaan lingkungan Desa Leuweungkolot. Ketika survei yang pertama, selain berkunjung ke rumah ibu lurah, saya bersama teman-teman yang ikut survei kala itu tidak lupa berkunjung ke tokoh agama di Desa Leuweungkolot. Alhamdulillah ketika saya bersama teman-teman berkunjung ke kediaman tokoh agama di desa tersebut mendapat 53 Deskripsi Tugas 54 Pemungutan Suara Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 187

214 sambutan yang positif. Sembari berbincang-bincang menanyakan keadaan Desa Leuweungkolot, pak ustaz bertanya kepada anggota kelompok KKN Super 100 mengenai tempat tinggal, karena saya dan teman-teman belum sempat survei mengenai tempat tinggal dan belum tahu mau tinggal dimana, pak ustaz langsung menawarkan untuk tinggal di pesantren miliknya. Tawaran tersebut tidak langsung saya dan teman-teman terima karena kami masih membicarakannya dengan teman-teman yang tidak ikut survei pertama. Beberapa hari setelah survei pertama anggota kelompok KKN Super 100 berkumpul mengenai hasil survei kemarin. Dari hasil rapat tersebut ketua memutuskan untuk tinggal di pesantren tersebut karena pertimbangan yang ada. Pesantren tersebut bernama Pesantren Riyadhul Badi ah terletak di Kampung Bubulak RT 5 RW 1 Desa Leuweungkolot. Adapun pimpinan pesantren yang kami tinggali yakni Ustaz Saepudin Juhri. Beliau adalah Ketua MUI Desa Leuweungkolot. Sebulan lamanya saya dan teman-teman KKN Super 100 tinggal di pesantren tersebut bersama santri-santri pak ustaz. Sama seperti organisasi yang ada di kampus pesantren ini pun memiliki struktur kepengurusan, yang diketuai saudara Dede Braham. Kebanyakan santri yang tinggal di Pesantren Riyadhul Badi ah ini masih berstatus sebagai siswa SMP dan SMA. Teman Baru dan Keluarga Baru Setelah satu bulan kita tinggal di satu atap, kamar mandi, dapur, ruang makan, akhirnya terlihat jelaslah sifat-sifat buruk kami. Perbedaan pemikiran dalam suatu organisasi itu sudahlah sangat biasa. Saya belajar dari sifat-sifat mereka bahwa segala sesuatu yang sudah dikerjakan oleh orang lain itu harus kita hargai dan janganlah menilai sesuatu itu buruk sedangkan kamu belum tahu bagaimana dia berproses untuk memperlihatkan jati dirinya. Teman-teman Super 100 ini semuanya memiliki sifat baik dalam pandangan saya. Namun Ini adalah nama keluarga baruku dan sifat-sifatnya secara lebih jelas. Kelompok KKN Super 100 terdiri dari 17 orang, yaitu 10 mahasiswi dan 7 mahasiswa yang berasal dari 7 fakultas berbeda, di 188 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

215 antaranya: Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan (FITK). Berasal dari fakultas dan jurusan yang berbeda, menyebabkan masing-masing dari kami memiliki kemampuan kompetensi yang berbeda pula. Berikut merupakan nama-nama beserta kompetensi yang dimiliki mahasiswa/i peserta KKN 2017: 1. Dodie Rachman adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam manjemen perpustakaan, di mana ia dapat mengelola tata letak perpustakaan yang sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara tertentu. 2. Muhammad Fadhli Dzil Iqbal adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang penyiaran radio, yaitu mencari, mengelola, dan menyiarkan data berupa informasi melalui media suara, radio. Ia tergabung dalam komunitas radio kampus, RDK FM. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas II, yakni orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat. 3. Fatma Fathi Hibatullah Saputra adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen data keuangan, yaitu mengelola data mengenai keuangan dengan baik dan benar, sesuai dengan PSAK dan ketentuanketentuan yang diberlakukan. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai publikasi, dekorasi dan dokumentasi, yakni bertugas untuk menyediakan banner acara, dan publikasi dokumentasi kegiatan acara. 4. Muhammad Daivasmara Denaw adalah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem Informasi. Ia memiliki kompetensi Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 189

216 di bidang application development, yaitu mampu membuat aplikasi dan/atau website, baik dari segi perencanaan hingga programming. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi perlengkapan. Tugasnya adalah membuat data perlengkapan yang dibutuhkan untuk keberlangsungan KKN dan program kerja. Ia juga bertugas sebagai editor dalam tim dokumenter. 5. Dede Falahuddin adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam (Jinayah). Ia memiliki kompetensi di bidang Hukum Pidana Islam, yaitu memahami mengenai hukum pidana, dan dapat mengkaji perbandingan hukum pidana Islam dengan hukum positif. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas I, yakni orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat. 6. Nanang Tri Hidayat adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Ia memiliki kompetensi di bidang muamalah, yaitu memahami hukum dan tata cara jual beli, baik konvensional maupun modern, dengan prinsip syariah. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan), yakni dalam pembagian jadwal piket, pembelanjaan kebutuhan K3, serta pengawasan. 7. Yudi Setiadi adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu al-qur an dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir hadis, yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai ketua kelompok, yakni orang yang mengarahkan, mengawasi, serta bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan KKN dan setiap acara di dalamnya. 8. Mutiah Tsani Asyfa adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar, yaitu mengajarkan mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara, dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai 190 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

217 bendahara II, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci. 9. Marisya Ningrum adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam manjemen perpustakaan, di mana ia dapat mengelola tata letak perpustakaan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh perpustakaan nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai wakil ketua, yakni membantu kinerja ketua kelompok dan membantu mengkoordinasi perihal akomodasi. Ia juga bertugas sebagai DOP (Director of Photography) II tim dokumenter. 10. Citra Rizky adalah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang broadcasting, yaitu mengenai perencanaan, teknikteknik pengambilan gambar/video dengan kamera dan mengelolanya hingga layak siar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan) dalam pencatatan pengeluaran kebutuhan K3, juga merangkap sebagai DOP (Director of Photography) I tim dokumenter. 11. Sherly Tia Ananda adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Syariah dengan konsentrasi Moneter. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen, yaitu pengelolaah dana di perbankan. Ia juga memiliki kemampuan menghapal dan mengajar yang baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yag bertanggung jawab di divisi konsumsi, yakni bagian penyerahan dan pencatatan pengeluaran uang belanja pangan harian kelompok. 12. Marsela Rahmawati adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Perbankan Syariah. Ia memiliki keahlian di bidang manajemen, yaitu mengelola sistem dasar keuangan secara syariah. Ia juga memiliki kemampuan yang baik dalam membuat karya tulis. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris II, yaitu orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan surat atau undangan untuk kegiatan-kegiatan KKN. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 191

218 13. Indah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan. Ia memiliki kompetensi di bidang manajemen, berupa manajemen sumber daya manusia, perkantoran, sistem informasi pendidikan, kurikulum, akuntansi dan ekonomi pendidikan. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris I, yaitu orang yang bertanggung jawab di bagian pencatatan, pembuatan agenda kegiatan, dan penyusunan arsip-arsip penting kelompok. 14. Hurunin Fathonah Muthmainnah adalah mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi. Ia memiliki kompetensi di bidang konservasi, yaitu mengupayakan perlindungan, pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di bagian publikasi, dekorasi, dan dokumentasi. Tugasnya adalah mendesain logo dan banner acara, serta mempublikasikan dokumentasi kegiatan di akun sosial media kelompok KKN. 15. Berlyyana Harinto Wati adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan llmu Hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang edukasi, yaitu mengajarkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai hukum-hukum dasar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi acara, yakni menyusun dan mengawasi jalannya jadwal acara kegiatan selama KKN. 16. Maslakhatul Ummah adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu al-qur an dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir hadis, yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis dengan baik. Ia juga sedang mendalami ilmu untuk pemahaman al-qur an Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai bendahara I, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci. 17. Teti Nurjannah adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar, yaitu mengajarkan mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah 192 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

219 negara, dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara tertentu. Menyimpan Asa di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang Akhirnya datanglah bulan Juli tepatnya tanggal 25, dimana hari ini adalah hari pelepasan seluruh mahasiswa UIN Jakarta untuk bertugas di masing-masing lokasi KKN. Setelah mengikuti acara pelepasan, saya dan teman-teman yang lainnya pun langsung berangkat menuju Desa Leuweungkolot. Setibanya di sana, saya dan teman-teman langsung kebersihan badan, shalat. Ketika awal bertemu, belum terlihat jelas sifat dan watak dari semuanya. Semuanya terlihat sangat kompak karena telah mengetahui jobdesk masing-masing individu. Saya teringat ketika saya dan teman-teman mulai bersosialisasi ke warga Desa Leuweungkolot. Ketika itu, saya mendapat tugas untuk bersosialisasi ke RW 01. Saya ditugaskan dengan 2 teman saya yang sangat baik, yaitu Dodi dan Marisa. Sesampainya di rumah ketua RW 01, kami meminta izin untuk melakukan kegiatan KKN di Desa Leuweungkolot dan mengundang ketua RW 01 untuk menghadiri acara pembukaan kegiatan KKN di Desa Leuweungkolot. Saya dan 2 teman saya mendapat sambutan dan respon yang baik dari ketua RW 01, begitu pun teman-teman saya mendapat respon yang positif dari pihak aparatur Desa Leuweungkolot. 26 juli 2017, saya dan teman-teman Super 100 mengadakan acara pembukaan KKN di Desa Leuweungkolot. Dalam acara pembukaan KKN ini saya dan teman-teman mengundang sebagian warga dan juga aparatur Desa Leuweungkolot. Alhamdulillah acara pembukaan berjalan lancar. Pada acara pembukaan ini ada sedikit kekecewaan yang terbenak di hati saya karena ketidakhadiran Ibu Lurah Kokom dalam acara pembukaan KKN Super 100. Setelah acara pembukaan KKN Super 100 saya berbincangbincang dengan salah satu warga mengenai keadaan Desa Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 193

220 Leuweungkolot, itu semua saya lakukan untuk bekal pelajaran satu bulan ke depan di desa tersebut. Selama empat hari anggota kelompok KKN Super 100 melakukan sosialisasi kepada warga. Saya dan beberapa teman saya berkunjung ke beberapa rumah warga dan aparatur desa untuk berbincang-bincang sembari mencari permasalahan yang ada di Desa Leuweungkolot. Di malam harinya, saya dan teman-teman yang lain berkumpul untuk memaparkan hasil sosialisasi tadi siang, dan mengenal lebih dekat teman-teman kelompok KKN Super 100. Keajaiban Al-Qur an di Desa Leuweungkolot Salah satu program kerja KKN Super 100 adalah perayaan HUT RI. Acara ini dikemas dalam bentuk perlombaan tahfidz al-qur an. Program kerja ini termasuk ke dalam kategori pendidikan. Dilaksanakan di Pesantren Riyadhul Badi ah pada tanggal 19 Agustus 2017 pukul WIB sampai dengan WIB. Sasaran perlombaan ini adalah anak-anak SD dan SMP yang ada di Kampung Bubulak RW 1 Desa Leuweungkolot. Latar belakang dilaksanakannya program ini dikarenakan kami melihat banyaknya bakat adik-adik dan semangat mereka dalam menghafal al-qur an. Sosialisasi program ini dilakukan secara masif dan intens kepada seluruh warga Kampung Bubulak RW 1 Desa Leuweungkolot dari RW 1 sampai RT 5. Tidak lupa saya dan teman-teman meminta bantuan dari ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan acara ini. Hal ini dilakukan agar mendapatkan peserta yang banyak, mengingat program ini bertujuan untuk meningkatkan minat menghafal dan daya saing untuk adik-adik dalam menghafal al-qur an. Saya sangat terharu melihat antusias dari adik-adik Kampung Bubulak dalam mengikuti acara ini. Hal ini menandakan semangat dan kesungguhan mereka dalam menghafal al-qur an dan mencintai al- Qur an. Saya sedikit merasa iri dengat semangat adik-adik dalam menghafal al-qur an ini menjadi sebuah teguran untuk saya dan temanteman KKN Super 100 yang lain, ketika adik-adik Kampung Bubulak masih semangat menghafal al-qur an sedangkan saya dan mungkin teman-teman KKN Super 100 lainnya masih malas untuk menghafal al- 194 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

221 Qur an bahkan mungkin masih belum bisa konsisten dalam membaca al-qur an setiap hari. Saya sangat ingat satu persatu wajah dan ekspresi adik-adik peserta lomba tahfidz al-qur an ketika maju ke depan. Dari mulai yang terbatah-batah dalam melanjutkan soal yang diberikan oleh dewan juri, ada juga yang lancar melanjutkan sambung ayat, ada juga yang sangat lancar dan fasih dalam melantunkan ayat-ayat, dan bahkan ada pula yang demam panggung sampai-sampai micnya terjatuh. Ada juga peserta yang hafalannya hilang seketika di atas panggung. Mungkin ini adalah pengalaman adik-adik mengikuti lomba tahfidz al-qur an. Satu lagi yang saya kagumi kepada adik-adik Kampung Bubulak, mengenai mental dan kesungguhan dalam menghafal al-qur an walau ini adalah acara yang pertama kali diikuti oleh adik-adik Kampung Bubulak dan juga banyak pengalaman-pengalaman pahit seperti demam panggung, hafalan yang hilang seketika, mic jatuh, dan lain sebagainya, yang adik-adik dapatkan di atas panggung mereka masih mau menghafal al-qur an dan maju ke atas panggung yang di saksikan oleh banyak orang. Hal ini dibuktikan dari masih banyaknya adik-adik yang datang untuk mengaji dan menghafal al-qur an waktu sore hari di Pesantren Riyadhul Badi ah yang di ajarkan oleh salah satu anggota KKN Super 100 yakni Maslakhatul Ummah yang berasal dari Program Studi al-qur an dan Tafsir dari Fakultas Ushuludin. Semoga semangat dan kesungguhan adik-adik dalam menghafal al-qur an ini tidak hanya berhenti ketika saya dan kawan-kawan KKN Super 100 kembali ke kampus. Semoga kelak mereka menjadi penghafal al-qur an dan dapat mengajarkan kembali kepada anak bahkan cucu mereka nanti untuk menghafal al-qur an. Dan semoga hikmah dari cerita dan pengalaman ini bisa meningkatkan motivasi saya dan temanteman KKN Super 100 agar selalu konsisten dalam membaca al-qur an dan mulai menghafal al-qur an dari mulai sekarang, belum ada kata terlambat sebelum ruh ini terpisah dengan raga. الل ه م ار ح م ن ا ب ال ق ر آن, و اج ع ل ه ل ن ا إ م ام ا و ن و ر ا و ه د ى و ر ح م ة. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 195

222 الل ه م ذ ك ر ن ا م ن ه م ا ن س ي ن ا, و ع ل م ن ا م ن ه م ا ج ه ل ن ا, و ار ز ق ن ا ت ال و ت ه آن آء الل ي ل و أ ط ر اف الن ه ار, و اج ع ل ه ل ن ا ح ج ة د ا Ini terjemahannya: Allah rahmati kami dengan al-quran Jadikan ia pimpinan cahaya petunjuk dan rahmat Allah ingatkan kami apa yang terlupa, ajarkanlah (ajarkanlah) Yang tak diketahui Rezkikan kami membacanya Siang dan malam (siang dan malam) Sepanjang siang dan malam Jadikan ia penolong kami Wahai Tuhan pemilik alam semesta. ر ال ع ال م ي ن. 196 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

223 M. KEPADAMU LEUWEUNGKOLOT-KU Oleh: Fatma Fathi Hibatullah Saputra Aku dan Leuweungkolot Apa sih KKN itu? KKN adalah singkatan dari Kuliah Kerja Nyata. Pasti sudah tidak asing lagi istilah tersebut di kalangan mahasiswa. Terutama bagi mahasiswa UIN Jakarta yang naik semester 7 akan mendapatkan tugas untuk mengabdi ke masyarakat. Yang sudah dipelajari selama 6 semester bisa diterapkan ke dalam suatu lingkup mayarakat dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan. Di sanalah akan banyak pelajaran, pengalaman dan kenangan yang tak akan terlupakan. Tidak hanya itu teman-teman baru yang berasal dari jurusan-jurusan yang berbeda akan saya jumpai dan tinggal bersama di sana selama waktu sebulan tersebut dan menjadi keluarga baru. Namun banyak yang bilang kalau KKN susah dalam membuat laporannya, sebab kelompok KKN dipilih secara acak dalam setiap fakultas. Banyak yang bilang juga kalau KKN itu harus banyak sabar. Karena sebagian orang beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru bukan perkara mudah dijalani. Pembagian wilayah tempat KKN akhirnya diumumkan, dan kelompok saya ditempatkan di wilayah Bogor tepatnya berada di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Panik sudah pasti, sebab tak tahu harus berbuat apa tanpa bantuan orang tua di sisi, wilayah yang asing dan hidup dengan orang baru. Namun orang tua memberikan nasihat agar saya menjaga perilaku dan jangan berbuat yang akan merusak nama kampus UIN ataupun keluarga, baik-baiklah dengan orang sana, sopan dan ramah adalah kunci utama tinggal di sana. Survei yang dijalani kelompok pada awalnya terlihat lancar-lancar saja. Namun beberapa kali survei dan sosialisasi ke beberapa warga dan kepala desa setempat kami menemukan banyak kendala di desa tersebut. Bingung, tentu saja dirasakan oleh tiap anggota kelompok Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 197

224 terutama saya yang kurang akan pengalaman dalam hal membuat solusi dalam kendala yang dialami. Survei yang dilakukan berkali-kali akhirnya menemukan titik terang lokasi akan bernaung. Ketua kelompok saya menerima tawaran untuk tinggal di sebuah pesantren cukup tersohor namanya. Akhirnya pikiran saya sedikit lebih tenang. Berikutnya saya fokus mencari solusi akan permasalahan di desa agar KKN yang dijalani dapat bermanfaat bagi masyrakat. Dan inilah jalan kisah saya! Sejenak di Leuweungkolot Hari demi hari, saya menunggu kabar daftar nama kelompok KKN yang akan sebulan berjuang bersama. Akhirnya hari itu pun tiba, daftar nama kelompok pun diumumkan, nama-nama orang yang asing senada dengan desa yang akan ditempati. Saya pun memberanikan diri menghubungi salah satu nama yang terdapat di kelompok yang didapat. Tak lama terbentuklah grup chatting 55 yang mempermudah koordinasi satu sama lain. Pertemuan demi pertemuan terlalui bersama kelompok. Saran yang mengalir dari senior terdahulu sangat membantu dalam membuat program kerja yang akan diterapkan di sana. Bagai minyak dan air, saya dengan kelompok bahkan sering berbeda pendapat, namun di sini mengalah adalah salah satu jalan tengah yang terbaik dalam mengurangi ego dari setiap individu agar program yang dibuat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Waktu demi waktu saya lalui bak sebatang pohon yang tetap berusaha berdiri kokoh di tengah lapangan luas yang bisa kapan pun diterjang berbagai cuaca tak terduga. Namun karena dukungan dari berbagai sisi terutama orang tua dan sahabat, menjadikan akar dari pohon tersebut semakin kuat sehingga pohon tersebut tetap kokoh berdiri hingga badai angin berlalu. Walau anggota kelompok berasal dari latar belakang berbeda, mereka sangat tanggap saat anggotanya kurang sehat. Bahkan ada beberapa teman sangat peduli dengan keadaan dan kondisi saya. 55 Percakapan 198 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

225 Meskipun tak bisa membalas dengan hal yang sama seperti yang mereka lakukan, saya selalu berusaha semaksimal mungkin membalas kebaikan mereka. Perbedaan karakter dari masing-masing individu tidak menyurutkan niat saya dan kawan-kawan dalam mengabdi dan menjadikan desa tersebut lebih baik. Mungkin tidak cukup besar pengabdian saya dan kawan-kawan kepada desa ini, namun saya yakin bahwa sekecil apa pun yang telah dilakukan pasti ada manfaat di balik hal tersebut meskipun nantinya saya dan kawan-kawan tak di sana lagi. Kisah Super dalam Pengabdianku kepada Leuweungkolot Hari yang dinanti pun tiba. Rabu 26 Juli 2017 kelompok sudah mulai melakukan pergerakan. Diawali dengan pembagian-pembagian jadwal kegiatan di antaranya yaitu jadwal piket, jadwal masak, jadwal mengajar dan jadwal sosialisasi. Tepat pukul jam saya dan kelompok membuka acara pembukaan yang diselenggarakan di sebuah pondok pesantren bernama Riyadhul Badi ah, yang sekaligus menjadi tempat kelompok menetap selama sebulan. Pada acara pembukaan, hanya dihadiri oleh beberapa aparatur desa saja di antaranya adalah kepala Pesantren Riyadhul Badi ah yakni Ustaz Saepudin Juhri, perwakilan dari RW 01 dan RW 06 serta perwakilan dari Karang Taruna Desa Leuweungkolot. Di dalam acara pembukaan tersebut saya beserta kelompok disambut dengan tangan terbuka oleh para aparatur desa. Keesokan paginya pukul saya dan kelompok berpencar sosialisasi ke rumah warga. Saya pun bertanya keluhan tentang desa ini, serta mencari potensi desa. Tidak terasa sosialisai demi sosialisasi telah dilakukan dan akhirnya menemukan kendala Desa Leuweungkolot. Pertama, kurangnya keaktifan dari para pemudapemudi desa, kedua kurangnya fasilitas untuk pembuangan sampah. Jadi, menurut informasi dari ketua RT 01 Bapak Tambayong, dulu pernah ada petugas sampah keliling ke rumah warga dengan iuran lima Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 199

226 belas ribu rupiah tiap rumah untuk sebulan. Namun itu tidak berjalan sesuai rencana, banyak warga tak membayar dengan alasan faktor ekonomi. Saya pun merasakannya ketika sosialisasi, masih banyak warga yang ekonominya masih di bawah rata-rata dan hanya ada beberapa yang sudah tergolong mapan. Lalu kendala ketiga, masalah pengurusan surat-surat nikah dan halhal yang berkaitan dengan keluarga. Sebab di sana masih banyak warga desa yang masih belum memiliki akte nikah. Banyak yang beralasan bahwa pengurusan akte nikah sangat sulit dan letak kepengurasannya yang jauh dari tempat tinggal mereka. Dalam hari awal KKN saya sempat membantu mengajar di PAUD Riyadhul Badi ah. Karena selama di Tangerang saya sering membantu umi saya di TK jadi sudah cukup percaya diri dalam mengajar PAUD tersebut. Ada beberapa hal yang saya terapkan dari TK umi saya untuk PAUD Riyadhul Badi ah. Di antaranya tata cara mengajar anak-anak, dekorasi ruangan PAUD yang masih jauh dari kata standar. Di sana saya sendiri diamanatkan untuk membuat alat peraga yang nantinya berfungsi untuk media praktek dalam pembelajaran anak murid tahap demi tahap. Banyak respon positif dari guru-guru PAUD, pengurus pondok pesantren serta wali murid yang berdatangan dan sangat berharap agar PAUD tersebut bisa menjadi yang terbaik untuk kedepannya. Minggu yang baru pun tiba, hari Senin tanggal 31 Juli 2017 saya beserta anggota KKN Super 100 yang lain menyebar berdasarkan program kerja yang telah dibagi-bagi sebelumnya. Saya dan beberapa teman mendapat amanat untuk datang SDN Leuweungkolot 05. Di sana saya dan kawan-kawan ikut melaksanakan upacara bendera sampai akhir upacara kepala sekolah SDN Leuweungkolot 05 mengumumkan bahwa mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan membantu mengajar di SDN Leuweungkolot 05 selama sebulan ke depan. Setelah upacara bendera selesai saya dan kawan-kawan dipanggil kepala sekolah untuk memilih kelas. Akhirnya didapat saya kelas 6B, 200 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

227 Iin kelas 6A, Sela kelas 3B dan Tsani kelas 2A dan 2B. Jadi dalam satu kelas tersebut hanya diajar oleh satu orang mahasiswa saja. Hal tersebut membuat saya semakin gugup pada saat itu. Sebetulnya dalam mengajar ini kami dibebaskan untuk mengajar mata pelajaran yang mampu diajarkan. Wali kelas 6B Bapak Irawan tengah mengurus proses akreditasi yang akan dilakukan bulan September ini maka saya diberi kebebasan sepenuhnya dalam mengajar di kelasnya. Hal ini membuat beliau senang karena saya dan kawan-kawan memudahkan tugas mengajar sekaligus membantu dalam akreditasi. Saya pun tidak bisa menolak hal tersebut karena beliau sangat berharap sekali kepada saya. Selasa, 1 Agustus Barulah saya dan ketiga teman saya yaitu Sela, Iin dan Tsani mulai mengajar di SDN Leuweungkolot 05. Karena tidak ingin dianggap buruk oleh murid atau guru di sana karena terlambat, akhirnya saya dan kawan-kawan berangkat kurang lebih pukul pagi. Karena saya punya prinsip malu untuk datang terlambat apalagi kalah rajin dengan para murid yang lebih muda dibanding saya. Meskipun jadwal masuk pukul tapi saya tidak mau menunda-nunda waktu, apalagi bila murid dan guru sudah berdatangan. Sebelum masuk ke kelas, saya diberikan arahan Pak Irawan tentang materi pelajaran dan dibebaskan untuk mengajari materi dasar, terutama berhitung dan membaca karena sebagian besar murid kelas 6B belum menguasai keduanya. Saya diamanatkan sebelum memulai belajar dibiasakan membaca juz amma, meskipun hal tersebut tidak berlaku di kelas-kelas lain tapi menurut beliau hal tersebut diperlukan agar mendapatkan pahala dan anak mudah menyerap pelajaran. Hari pertama mengajar masih dibimbing oleh beliau namun setelah waktu istirahat dan seterusnya saya mulai mandiri. Seminggu berlalu tanpa terasa rasa canggung perlahan berkurang. Anak-anak yang tadinya sulit untuk tertib belajar sudah mulai dapat dikondisikan. Namun kedekatan saya sebagai guru dan murid masih belum terasa. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 201

228 Saran-saran diberikan orang tua dan kawan terdekat sangat membantu sekali dalam mengajar. Pada awalnya banyak murid yang mengeluh Kak jangan ngasih soal banyak-banyak kak 5 ajakak, Kak nulisnya jangan banyak-banyak Kak capek Kak, Kak istirahat dong udah jam setengah sepuluh nih Kak... Dan berbagai macam tanggapan diberikan kepada saya. Lambat laun mereka mengikuti apa yang saya arahkan, meski terkadang masih susah untuk diatur. Beberapa hal yang berkesan adalah ketika saya menggambar binatang dalam pelajaran IPA di situ saya bilang Maaf ya kalo gambarnya jelek atau gak mirip. Yagapapa kak, emang itu apa kak?. Ooo ini bunglon, ini kelelawar, itu burung hantu, sama yang ini onta. Beberapa murid ada yang langsung nyeletuk kak kelelawarnya kok mirip betmen kak?, Kak burung hantunya matanya gede amat, Kak bunglonnya lucu mirip kaka. Iya ini sebisa kaka aja gambarnya hehehe padahal dalam hati aduuh malu banget. Akhirnya isi kelas pun tertawa, dan dengan begitu tercipta suasana hangat. Jum at, 11 Agustus 2017 tepat sehabis Shalat Jum at saya dan beberapa kawan-kawan yang lain meluncur ke RW 06 untuk membantu membuat tempat sampah permanen. Kelompok saya mengusulkan pembuatan tempat sampah permanen yang tanahnya telah dihibahkan oleh salah satu warga. Bahan serta perlengkapan kelompok saya serahkan kepada ketua RW 06 karena beliau tahu mana toko bangunan yang terjangkau. Sampai di lokasi, ternyata sudah ada beberapa warga yang memulai pengerjaanya sejak pagi tadi. Ketua RW 06 beserta saya dan kelompok ikut membantu meskipun hanya beberapa bagian yang sekiranya bisa dilakukan. Menjelang ashar pembuatan tempat sampah pun dihentikan karena telah sore dan akan dilanjutkan esok hari. Sabtu, 12 Agustus 2017 acara seminar keluarga pun diselenggarakan, berlokasi Balai Desa Leuweungkolot. Persiapan demi persiapan telah matang karena sebelumnya sudah disiapkan oleh 202 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

229 penanggung jawab masing-masing para anggota dan santri dari pondok pesantren yang selalu membantu dalam menyiapkan acara. Hari itu yang mengisi acara adalah suami dari dosen pembimbing KKN yaitu Bapak Nahrowi, dosen Fakultas Syariah dan Hukum. Beliau sudah berpengalaman tentang masalah hukum keluarga. Acara hari itu dihadiri oleh perwakilan Kapolsek Cibungbulang untuk melihat dan mengawasi jalannya acara, lalu turut diundang juga ketua Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah Bapak Saepudin Juhri yang juga sebagai ketua MUI Desa Leuweungkolot wilayah Kab. Bogor untuk melihat jalannya acara tersebut dan turut mengundang para warga Desa Leuweungkolot beserta para ketua RW dan RT di sana. Acara pun dibuka oleh sambutan-sambutan yang oleh ketua pelaksana yaitu Berlyyana, dalam acara tersebut saya ditugaskan sebagai operator dalam mengatur slide-slide presentasi yang akan ditampilkan. Acara pun berjalan dengan sesuai rencana, kekurangan pun sudah menjadi hal biasa dalam pelaksanaan sebuah acara. Respon yang berdatangan banyak yang positif, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat. Lelah, capek, sudah pasti dirasakan semua panitia bertugas, namun semua terbayarkan oleh pencapaian pada hari itu. Siang itu setelah membenahi acara tersebut seluruh anggota beristirahat sebelum menyiapkan workshop 56 esok hari. Semua anggota berpencar melaksanakan tugas masing-masing. Terutama saya yang menjadi ketua pelaksana waktu itu mondar-mandir mengingatkan kembali undangan untuk kepada para pemuda sana untuk mengikuti kegiatan tersebut. Malam pun tiba, seperti biasa ketika setelah maghrib di pondok pesantren ada pengajian sampai isya. Semua berkumpul untuk berdo a agar acara besok hingga seterusnya bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Selepas shalat isya semua kembali mulai kegiatan. Sekedar informasi saja, workshop yang akan diadakan esok hari adalah workshop cara menyablon, berlokasi di sebuah tempat khusus. Warga di sana 56 Loka Karya Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 203

230 sering menyebut nama tersebut LPK Tepi Sawah, LPK singkatan dari Lembaga Pelatihan Kewirausahaan. Jaraknya cukup dekat dari pondok pesantren maka dari itu saya tidak kesulitan untuk bolak-balik menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Minggu, 13 Agustus 2017 hari yang dinantikan pun tiba. Pagi-pagi seluruh panitia sudah bersiap membuka pelatihan pada saat itu. Acara pelatihan ini dipandu oleh anggota keluarga dari teman kelompok KKN saya yang menjalankan bisnis sablon yaitu Teti. Para pemuda pun cukup antusias terhadap apa yang disampaikan oleh pemateri dan sempat melakukan praktek sablon sebuah kaos. Tepat pukul tiga sore acara pun selesai. Tidak lupa saya selaku ketua pelakasana acara tersebut memberikan cinderamata untuk pemateri dan kenangkenangan untuk para pemuda serta pengurus tempat pelatihan. Cukup puas untuk acara workshop hari ini, meskipun masih ada kekurangan di sana sini tetapi terbilang cukup lancar rasa lelah terbayar sudah. Senin, 14 Agustus 2017 tepat pukul saya dan kawan-kawan langsung menuju ke tempat pembuangan sampah yang sudah selesai dibangun. Di sana kami bertemu dengan ketua RW 06 untuk menyerahkan prasasti yang akan dipasang di depan tempat sampah tersebut sebagai pengesahan. Kami mengucapkan terimakasih kepada beliau karena telah membantu program kerja kami hingga usai. Rabu, 16 Agustus Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia Kecamatan Cibungbulang mengadakan lomba gerak jalan, diikuti oleh murid SD, SMP, SMA, SMK hingga TNI dan ibu-ibu PKK turut ikut serta dalam acara tersebut. Tidak terkecuali SDN Leuweungkolot 05 juga ikut di dalamnya. Saya, Sela, Iin dan Tsani bersama Ibu Suminar diundang turut berpartisipasi dalam acara itu. Di sana saya bertugas menjaga, serta mengarahkan anak-anak. Meskipun kaki pegal namun hal itu tidak membuat saya menyesal karena banyak kesenangan dan keseruan saat mendampingi anak-anak. Sabtu, 19 Agustus 2017 mungkin hari terberat yang saya rasakan, sebab di hari inilah dua program kerja bersamaan yaitu, pemeriksaan dan pengobatan kesehatan ringan, serta lomba tahfidz dalam rangka 204 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

231 memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tepat pukul semua orang sudah terbangun dari tidurnya. Semua sibuk menyiapkan acara. Ada yang menyiapkan snack 57 untuk pembicara dan tamu, ada yang cek ulang perlengkapan, ada yang menjemput dosen dan sebagainya. Semua orang terlihat sibuk saat itu. Layaknya sebuah setrika baju, sebelum hingga selesai acara saya bolak-balik dari pesantren ke balai desa. Banyak kekurangan pada saat acara itu. Dan sekitar jam empat sore acara pemeriksaan dan kesehatan ringan pun selesai. Akhirnya semua pun beristirahat sebelum mempersiapkan lomba tahfidz untuk malam harinya. Jam peserta lomba mulai berkumpul. Acara diselenggarakan untuk kelas 3-6 SD dan kelas 1-3 SMP. Surah yang dibuat untuk kategori SD yaitu Surah al-nas sampai al-takasur dan SMP Surah al-nas sampai al-dhuha. Tak disangka saya kira akan sepi, ternyata begitu ramai. Mulai dari para ketua RT di wilayah RW 01, warga yang menemani anaknya berlomba atau pun sekedar berkumpul dengan warga lain melihat jalannya perlombaan malam itu. Kurang lebih pukul WIB acara pun selesai. Semua peserta pun sudah melewati pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan juri kepada mereka. Keseruan ini membuat keletihan saya dan kawan-kawan hilang untuk sejenak. Acara ini pun selesai sukses berkat kerja sama tim cukup kompak dan dibantu oleh para santri. Pengumuman pun diumumkan saat acara puncak 27 Agustus di lapangan desa. Hari Minggu tanggal 20 Agustus 2017, hari bebas semua anggota karena telah melakukan dua program sekaligus kemarin. Kebetulan hari ini teman-teman dari Tangerang datang sekedar menemui saya di sini. Akhirnya saya bersama Sela, Febri dan Bayu yaitu 2 teman sepermainan saya saat di Tangerang saya ajak berkeliling desa. Ternyata beberapa RT baru menyelenggarakan lomba 17-an. Keseruan terlihat sekali di mata warga Desa Leuweungkolot baik yang hanya melihat saja atau pun yang ikut lombanya. Murid-murid SD yang saya 57 Makanan Kecil Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 205

232 ajarkan pun turut andil dalam acara itu terlihat wajah ceria mereka saat mengikuti lomba tersebut. Warga-warga yang ramah ketika saya datang membuat beberapa kepenatan di kepala saya saat itu hilang. Saya bersyukur ditempatkan di desa yang penduduk-penduduknya ramah. Hari itu dipenuhi oleh kesenangan. Senin, 21 Agustus Beberapa hari sebelumnya saya dan kawankawan memberitahukan kepada guru dan kepala sekolah akan selesai mengajar. Selepas upacara ibu kepala sekolah mengumumkan bahwa KKN Super 100 tidak lagi mengajar karena waktunya sudah habis. Sedih pasti, karena sudah terbiasa dengan lingkungan dan anak-anak jadi seperti ada yang hilang. Saya tahu, saya bukan orang cepat akrab namun karena baru saja hafal nama murid dan akrab jadi terasa sulit untuk dilepas. Namun apa daya, 25 Agustus 2017 sudah harus kembali ke Tangerang. Tidak lupa sebuah cenderamata dan foto kami berikan kepada kepala sekolah. Suasana haru terlihat dari mata murid saya berkaca-kaca seakan ingin ditinggal pergi selamanya. Tapi diri ini yakin suatu saat pasti akan bertemu dengan mereka lagi yang entah itu kapan. Beberapa hari sebelum pulang saya bersama Sela melanjutkan project pribadi yang ditugaskan umi saya sebelumnya, yaitu mendekorasi dan menyiapkan alat-alat peraga PAUD. Siang, sore, hingga malam kami berdua lakukan untuk mengejar waktu agar selesai sebelum pulang. Kawan lain kadang ikut membantu saya dan Sela terutama Doni dan Teh Puroh yaitu anak dari Ketua Pondok Pesantren sekaligus guru PAUD di sana. Hingga lupa makan dan tidur demi menyelesaikan project tersebut. Akhirnya dua hari sebelum kepulangan bisa selesai, meskipun masih banyak alat peraga yang belum saya berdua buat, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin dilakukan untuk PAUD sekaligus sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu dan mengizinkan saya dan kawan-kawan untuk tinggal di pesantren selama sebulan. Hari terakhir saat sebelum pulang, saya dan kawan-kawan yang diarahkan oleh Citra melakukan photoshoot kelompok. Citra mengintruksikan kepada saya dan kelompok untuk menggunakan seragam yang kami buat. 206 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

233 Hal yang tak disangka bagi saya muncul. Tiba-tiba anak-anak murid yang saya ajar semua datang ke basecamp. Sambil berlari dan langsung memeluk saya lalu berkata Kak jangan pulang dong kak, sampai Desember lagi aja kak ngajarnya. Iya kak nanti aja pulangnya saya pun menjawab mereka dengan halus dan sedikit menahan sedih Iya nanti kakak ke sini lagi kok, kakak harus pulang dulu karena masih ada kuliah. Insyallah main lagi ke sini nanti kabarin ke kalian lagi. Janji ya kak iya kaka janji kok. Sebelum pulang tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada ketua pondok pesantren beserta istrinya dan juga para santri di sana yang telah membantu banyak sekali kegiatan yang dilakukan. Istri dari ketua pondok pesantren tersebut memberikan secara pribadi kepada saya oleh-oleh. Sebetulnya merasa tidak enak namun karena menghargai pemberian beliau akhirnya saya terima oleh-oleh tersebut. Dan itu adalah akhir dari kisah saya beserta kawan-kawan selama di sana. Sepercik Do a untuk Leuweungkolot Harapan saya kedepan adalah semoga banyak dari masyarakat Desa Leuweungkolot yang tidak putus sekolah dan bisa bekerja sesuai apa yang mereka inginkan. Tidak hanya itu semoga pemerintah dapat membantu memaksimalkan semua sarana prasarana yang belum tersedia di sana sehingga masyarakat tidak tertinggal oleh zaman. Do aku untuk desa itu semoga dapat terkabul dan semoga di kabulkan oleh Allah, aamiin. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 207

234 KKN First Thought 58 N. FIRST STORY OF LEUWEUNGKOLOT Oleh: Muhammad Daivasmara Denaw Kuliah Kerja Nyata atau yang sering disingkat KKN, merupakan bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan. Dari awal saya mendengar kabar akan dilakukannya KKN jujur saya sudah sangat tidak antusias, mengingat betapa banyaknya biaya dan terutama waktu yang harus dikorbankan. Itu semua tidak sebanding dengan ketika saya mendengar kalau sebelum KKN pasti ada beberapa bentuk usaha-usaha yang harus dilakukan demi terlaksananya KKN ini. Seperti pencarian dana, baik itu melalui sponsor, fundraising, berjualan, dan lain-lain. Semakin tidak antusias saya yang memang basically sudah sangat tidak antusias. Hari yang sangat dinantikan pun tiba. PPM mengeluarkan daftar nama-nama anggota tiap kelompok KKN. Ketika hari itu banyak sekali teman saya yang berharap agar dirinya sekelompok dengan setidaknya satu anak dari jurusan yang sama dengannya. Tidak dengan saya, saya sama sekali tidak berharap apa-apa, saya hanya berharap agar semua hal ini cepat berakhir dan memang mungkin memang sudah seharusnya begitu karena saya tidak sekelompok dengan siapa pun yang berasal dari jurusan yang sama dengan saya. Walapu begitu, saya lumayan bersyukur ketika mengetahui kalau saya sekelompok dengan Iin (Hurunin) yang dulu pernah menjadi vokalis band saya ketika saya masih aktif di UKM Dapur Seni. Pada hari itu ada dua info penting yang bisa saya dapatkan yaitu kelompok 100 dan Desa Leuweungkolot. Kelompok 100 First Impression 59 Kelompok 100, beranggotakan 16 orang yang tidak saling mengenal satu sama lain dan akan tinggal bersama selama sebulan di sebuah desa yang tidak pernah kita datangi sebelumnya. Pertemuan 58 Pemikiran Pertama 59 Kesan Pertama 208 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

235 pertama kita berawal dengan dibuatnya grup Whatsapp bernama Kelompok 100 dan salah seorang dari kita mengusulkan untuk melakukan pertemuan pertama di Student Center UIN akhir pekan itu. Usulan itu diterima dengan sangat baik oleh anggota kelompok saya yang lain. Melihat tingkat antusias tersebut saya yang tadinya malas dan berniat untuk tidak datang akhirnya berubah pikiran. Akhir pekan, sesuai yang dijanjikan, pertemuan pertama pun diadakan, di situlah saya pertama kali melihat teman-teman kelompok 100, walau masih sangat banyak yang tidak datang pada hari itu. Perkenalan dan obrolan basa-basi adalah hal yang pasti dilakukan di awal pertemuan. Pada hari itu, pertemuan hanya dilakukan sebentar dikarenakan kurangnya anggota yang datang, akhirnya kita semua memutuskan untuk melakukan pertemuan lagi di lain waktu yang disesuaikan agar bisa lebih banyak yang datang. Hari-hari berlalu dan tibalah hari tersebut. Hari ketika saya pertama kali melihat semua anggota kelompok 100. Walau baru bertemu obrolan hari itu tidak berasa canggung dan mengalir begitu saja, mereka orang-orang yang menyenangkan dan tidak memiliki rasa malu sedikit pun. Pada hari itu kita membicarakan banyak hal, seperti pemilihan ketua yang akhirnya dimenangkan oleh Yudi tanpa saingan, penentuan tanggal untuk survei ke desa dan yang terakhir dan juga yang memakan waktu paling lama, penentuan nama kelompok. Banyak sekali usulan-usulan yang muncul, banyak nama-nama bagus yang muncul tapi setelah berunding sekian lama terpilih lah usulan nama dari saya, Super Family 100. Meskipun akhirnya di tengah-tengah waktu menjelang KKN dimulai nama itu diganti menjadi KKN Super 100. Leuweungkolot First Journey 60 Meskipun saya tinggal di Bogor saya sama sekali tidak pernah sebelumnya mendengar nama Desa Leuweungkolot. Setelah mendengar arahan dari Yudi mengenai lokasinya, saya lumayan bisa mendapat gambaran mengenai rute menuju desa tersebut. Sampai akhirnya hari 60 Perjalanan Pertama Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 209

236 survei pun tiba. Saya sebagai orang yang paling mengetahui rute perjalanan ditunjuk untuk menjadi pemimpin jalan waktu itu. Perjalanan ternyata memakan waktu yang lumayan lama dikarenakan banyaknya motor yang ikut konvoy pada waktu itu. Kurang lebih dua jam perjalanan akhirnya sampailah kita di rumah ibu kepala desa. Di sana kita disambut dengan baik dan dipersilahkan masuk ke rumahnya. Kita berbincang-bincang mengenai maksud kedatangan kita dan mencari tahu informasi mengenai desa tersebut. Singkat cerita, ibu kades mengusulkan jika kita ingin mencari tahu informasi lebih dalam datanglah ke Pesantren Riyadhul Badi ah yang dimiliki oleh Pak Udin seorang tokoh penting di Desa Leuweungkolot. Sesampainya di sana kita disambut dengan begitu ramah oleh Pak Udin sendiri, beliau sangat baik bahkan memberikan usulan agar kita tinggal saja di pesantren ini gratis tidak dipungut biaya jadi tidak perlu repot-repot mencari tempat tinggal lagi. Pesantrennya sangatlah sejuk dan tidak kekurangan air. Terletak di tengah-tengah persawahan semakin memberi nilai lebih dari segi keindahan. Tidak terasa kita mengobrol dengan beliau sangat lama hingga akhirnya hampir mendekati waktu berbuka puasa, karena kita tidak ingin mengganggu kita memutuskan untuk pamit pulang. Survei pertama ini sudah banyak sekali nilai positif yang bisa diambil dari Desa Leuweungkolot. Selain memiliki pemandangan yang indah dikarenakan banyak sawah, orang-orangnya pun sangatlah ramah dan menerima kita yang notabene adalah pendatang baru dengan sangat baik. Kemalasan saya akan KKN pun kian berkurang dan mulai tumbuhlah antusias dan rasa penasaran terhadap desa ini. Pembukaan - First Problem 61 Masalah-masalah baik dari yang kecil hingga yang besar terus bermunculan selama proses menuju KKN, baik dari yang sepele seperti mengumpulkan setiap anggota untuk kumpul sampai yang lumayan 61 Masalah Pertama 210 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

237 rumit seperti mencari dana, sponsor, bantuan dan semacamnya. Saya dan teman-teman berhasil melewati itu semua. Sampai akhirnya tibalah di hari pelaksanaan KKN, hari yang kita semua nantikan. Pada hari itu kita berangkat menggunakan kendaraan yang berbeda-beda, ada yang menggunakan motor ada juga yang menggunakan mobil. Meskipun begitu tujuan kita tetaplah satu, Desa Leuweungkolot. Sesampainya di desa, saya dan teman-teman langsung menuju ke tempat tinggal dan mulai menyiapkan berbagai hal untuk kebutuhan program selanjutnya, yaitu pembukaan KKN yang akan dilaksanakan esok harinya di aula Pesantren Riyadhul Badi ah. Kita mengundang seluruh aparatur desa mulai dari kelurahan, kades hingga pak RW dan RT yang sedang menjabat. Sangat disayangkan karena ketika hari pelaksanaan pembukaan hanya didatangi oleh 2 orang RW dan seorang RT Padahal kita sudah menjemput ke kantor kelurahan tapi di sana ternyata tidak ada orang, begitu juga di rumah ibu kades, tapi tidak apa karena meskipun kekurangan tamu, acara pembukaan KKN Super di Desa Leuwungkolot tetap bisa berjalan dengan baik. 17 Agustus First Responsibility 62 Hari demi hari terus berlalu, satu demi satu program terselesaikan, hingga akhirnya saya dipercaya untuk menjadi penanggung jawab suatu program, yaitu lomba 17 Agustusan. Setelah berbagai pertimbangan baik dari internal maupun eksternal yang berupa saran dari Pak RW setempat akhirnya diputuskan untuk mengadakan lomba Tahfidz al-qur an berskala RW 01 yang akan diadakan di Pesantren Riyadhul Badi ah. Penempatan ini pun sempat menimbulkan sedikit masalah karena anak-anak yang mengaji di majelis Ustaz Sonata tidak mau mengikuti lomba jika lomba diadakan di Pesantren Riyadhul Badi ah tanpa memberikan alasan yang jelas. Hal ini lumayan menjadi masalah yang membingungkan karena tempat sudah 62 Tanggungjawab pertama Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 211

238 fixed 63, dan sudah tertulis di pamphlet lomba yang sudah disebar dan kita sudah melakukan sosialisasi mengenai teknis lomba melalui mic masjid. Walau begitu, akhirnya masalah ini bisa terselesaikan dan murid-murid pengajian Ustaz Sonata mau mengikuti lomba meskipun tempatnya di Pesantren Riyadhul Badi ah. Lomba tahfidz ini diadakan di tanggal 19 Agustus malam, pesertanya terhitung sangat ramai dan lomba berjalan dengan sangat lancar. Untuk juri lomba ini kita mengundang tiga anak murid Ustaz Udin. Mereka memberi penilaian dari sisi hafalan, kelancaran, tajwid dan adab saat tampil. Setiap peserta akan diberikan tiga soal yang sudah diundi sebelumnya. Saya juga sangat bersyukur memiliki tim yang benar-benar mendukung keputusan saya sebagai penanggung jawab program ini. Mulai dari pembuatan dan penyebaran pamphlet, sosialisasi dengan berbagai cara bahkan sampai mengundang peserta satu persatu dengan mendatangi rumah-rumah warga. Menurut saya pribadi lomba ini terhitung sangat sukses menilai jumlah pesertanya dan juga datangnya cukup banyak dan aparatur desa yang dengan senang hati meramaikan acara. Mereka juga begitu antusias memerhatikan dan ikut menimpali omongan pembawa acara Walau acara diadakan hingga lumayan larut malam. Pengabdian First Hardwork 64 Sesuai namanya, KKN, Kuliah Kerja Nyata, pasti berisi pengabdian kepada masyarakat entah dalam bentuk apa. Tidak semua pengabdian itu masuk ke dalam program dan salah satunya yang kita lakukan di Desa Leuweungkolot ini adalah membuat septic tank 65 dan juga membersihkan kali untuk membantu pesantren. Kedua hal ini akan saya ceritakan berbarengan karena dilakukan di tempat yang sama. Pesantren Riyadhul Badi ah masih belum 63 Pasti 64 Kerjakeras Pertama 65 Tempat Menampung Limbah 212 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

239 mempunyai septic tank, berarti limbah/ kotoran dari kamar mandi langsung dibuang ke kali. Ustaz Udin memang sudah merencanakan untuk membuat septic tank hanya belum terrealisasi. Selama beberapa hari setelah pembukaan KKN, kegiatan pembuatan septic tank adalah kegiatan yang rutin kita lakukan setiap harinya dengan anak-anak penghuni pesantren. Saya dan teman-teman lelaki diharuskan untuk menyeburkan kaki di kali yang penuh sampah dan juga kotoran manusia. Pembuatan septic tank itu memakan waktu sekitar seminggu dan kita terus-menerus harus berada di kali itu setiap paginya. Melelahkan, itu sudah pasti. Semua itu terbayar ketika melihat septic tank dalam wujud sempurnanya. Kokoh berdiri di pinggir kali. Mengetahui kalau kotoran limbah toilet tidak akan dibuang ke kali sudah cukup membuat rasa lelah selama hari ini hilang. Beberapa hari setelah itu, kita semua, anak KKN dan penghuni pesantren melakukan pembersihan kali dari sampah-sampah. Pagi sekitar pukul pagi hingga menjelang dhuhur kita masih menyisiri kali, angkat sampahnya dan potong rumput-rumput yang terlalu panjang di pinggir kali sehingga menyebabkan sampah menyangkut. Kegiatan itu sangat melelahkan tapi sekali lagi itu semua terbayar ketika melihat kali bersih dari sampah dan aliran air begitu lancar. Meskipun kebersihan itu tidak terus terjaga hingga akhir KKN karena sepertinya membuang sampah sembarangan sudah menjadi budaya yang melekat di warga desa. Ditambah lagi kali di Desa Leuweungkolot tepatnya di RW 1 ini adalah benar-benar ujung dari kali yang bermuara dari beberapa desa lainnya, jadi kesadaran akan bahaya membuang sampah sembarangan tidak bisa hanya dibangun di Desa Leuweungkolot ini saja. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 213

240 Santri First Friendship 66 Seiring waktu, tinggalnya kita di pesantren menimbulkan kebersamaan yang tentu tidak hanya terus terjadi di antara anak kelompok 100, tapi juga dengan penghuni pesantren. Mereka adalah teman pertama saya di desa. Orang-orang yang dengan sigap membantu setiap program kelompok saya dan menolong setiap kebutuhan kita. Mulai dari dekorasi baik ketika acara di pesantren maupun acara luar pesantren, sampai mengisi do a ketika pembukaan acara. Mereka selalu siap membantu. Beberapa nama yang bisa saya sebutkan karena jasanya begitu besar adalah Aa Reza yang begitu ramah dan selalu siap untuk diminta tolong mengisi acara sebagai pemimpin do a. Aa Dede yang sudah bersedia kamarnya dipakai oleh kita selama sebulan. Aa Djalal yang selalu bersedia menolong segala sesuatu seperti contoh yang masih paling teringat adalah membantu kita mencari mobil bak terbuka karena sulit sekali menemukannya saat itu, bahkan sampai membantu mengangkat koper-koper kita anak KKN ke mobil bak terbuka yang jaraknya lumayan jauh dari pesantren. Evaluasi First Conflict 67 Berbeda orang, berbeda pula pemikirannya. Sudah dipastikan konflik memang akan terjadi entah itu kecil ataupun besar. Hal ini diawali dengan adanya kerenggangan antara beberapa anggota kelompok KKN. Besarnya pesantren tempat kita tinggal menurut saya adalah salah satu alasan utama bisa terjadinya perpecahan ini. Besar tempat tinggal berarti besar pula kesempatan untuk saling membicarakan orang lain dan menjelekannya, ada dua orang yang diantagoniskan oleh beberapa anggota kelompok KKN 100 dikarenakan mereka terlalu sering menghabisakan waktu berdua padahal kenyataannya sepertinya bukan karena itu. Mereka hanya membenci sesuatu yang berbeda dari mereka. 66 Pertemanan Pertama 67 Permasalahan Pertama 214 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

241 Perpecahan ini membuat keadaan begitu tidak nyaman hingga akhirnya Yudi sebagai ketua kelompok 100 memutuskan untuk membuat sebuah evaluasi dan kelompok saya diminta untuk saling mengutarakan perasaan benci yang terpendam terhadap anggota kelompok yang lain. Terjadi beberapa konfrontasi yang akhirnya berakhir dengan aman. Meskipun begitu tidak ada hasil dan perubahan setelah hari itu. Semua masih sama seperti sebelumnya. Saling membenci antara satu sama lain. Perang dingin. Menurut saya hal ini membuat KKN sangatlah tidak menyenangkan, ini adalah faktor utama saya tidak mau melalui KKN untuk yang kedua kalinya. Meskipun saya bukan salah satu orang yang di antagoniskan tapi saya benar-benar tidak menyukai ada orang yang diperlakukan seperti itu. Saya mencoba senetral mungkin di tengahtengah tanpa berpihak pada siapa pun dan melihat kondisi yang terjadi dengan kepala dingin. Mengajar First Good Bye 68 Salah satu kegiatan dari sekian banyak program adalah mengajar, dan program ini terhitung unik karena dari sekian banyak kegiatan yang saya lakukan, hanya kegiatan mengajar ini yang kita lakukan secara rutin, tepatnya tiga kali seminggu yaitu Selasa, Rabu dan juga Kamis. Setiap anggota kelompok mengajar di tiga SD yang berbeda, SD 01, SD 02 dan SD 05. Saya sendiri mendapatkan bagian untuk mengajar anak kelas 4 di SD 02 bersama Nanang. Saya yang sama sekali tidak pernah ada pengalaman mengajar apa pun itu awalnya ragu dan tidak tahu harus bagimana. Seiring berjalannya waktu, justru mengajar adalah hal yang paling saya nantikan setiap minggunya. Mereka anak-anak kelas 4 menerima saya dan Nanang dengan sangat baik, mereka menantikan kedatangan kita dan menanyakan kabar, dan bisa tidak masuk kelas untuk mengajar. Ketika saya terlihat di sekolah walau sedikit mereka akan berlari mengejar untuk sekedar salim. Tidak pernah saya menyangka akan mengatakan ini tapi KKN membuat saya menyukai anak-anak. 68 Perpisahan Pertama Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 215

242 Pertemuan pasti ada perpisahan. Betapa sedihnya saya ketika melihat anak-anak dari kelas yang saya ajar mengejar-ngejar motor saya ketika saya melewati kelas mereka. Sambil melambai mereka katakan Dadah kakak. Pulang First and The Last 69 Terlepas semua hal negatif yang terjadi sebelum dan selama KKN, apa pun itu, KKN tetap mendapatkan tempat spesial di hati dan pikiran saya. Di sini saya belajar banyak hal terutama pentingnya bersosialisasi. Di sini saya dipaksa untuk tidak terlalu bodo amat dengan siapa pun karena mungkin semua itu akan berbalik ketika kita berada di posisi yang membutuhkan bantuan, dan hal ini benar-benar terjadi. Banyak sekali kejadian yang benar-benar hanya bisa saya alami dari KKN ini, saat saya dipaksa untuk keluar dari zona nyaman saya. Berada di tengah-tengah keramaian, di tengah-tengah orang-orang yang benarbenar asing bagi saya, tidak hanya dari penduduknya tapi juga dari teman sekelompok. Saya juga jadi belajar ilmu berorganisasi secara praktis. Di beberapa waktu diharuskan untuk micro management 70 beberapa hal yang benar-benar asing bagi saya. Tidak hanya ketika menjadi penanggung jawab sebuah acara tapi juga ketika memegang bagian apa pun dalam acara tersebut saya terus belajar hal baru. Hal penting yang saya pelajari berikutnya adalah networking 71 dan seberapa pentingnya hal ini. Dari awal sebelum KKN dimulai kita sudah sangat membutuhkan network / channel. Baik untuk sponsor, bantuan atau kebutuhan lainnya. Saat KKN pun kita sangat membutuhkan network terutama ketika kita mengadakan acara cek kesehatan gratis, saat kita diharuskan mengundang beberapa dokter dan apoteker dari instansiinstansi terpercaya. Belum juga obat-obatan yang didapatkan dari bantuan sebuah lembaga. Membangun networking sangatlah penting. 69 Pertama dan Terakhir 70 Pengelolaan manajemen kecil 71 Hubungan Jaringan 216 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

243 Yang terakhir adalah bersyukur, KKN membuka mata saya lebih lagi ketika mengetahui nasib orang-orang yang kurang beruntung. Saya alhamdulillah sangat-sangat bersyukur terlahir dari keluarga yang bisa dibilang mampu, melihat kenyataan yang terjadi di Desa Leuweungkolot. Taraf hidup masyarakatnya walau masih terhitung sejahtera tapi banyak yang tidak lanjut sekolah karena tidak ada biaya. Meskipun begitu ada beberapa yang bisa melanjutkan sekolah sampai tingkat perguruan tinggi seperti contohnya Aa Reza yang sekarang sedang menempuh perkuliahan di UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Sekian cerita-cerita KKN saya bersama teman-teman kelompok Super dari Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Saya harap pengalaman KKN ini tidak hanya berguna bagi saya tapi juga bagi warga Desa Leuweungkolot dan teman-teman seperjuangan, kelompok Super. Banyak sekali makna, hikmah, dan manfaat yang bisa dipetik dari pengalaman ini yang pasti akan bermanfaat bagi saya di masa mendatang. Seperti yang sering dikatakan pepatah kalau pengalaman adalah guru yang terbaik. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing, teman kelompok 100, warga Desa Leuweungkolot terutama Pesantren Riyadhul Badi ah, aparatur desa, pak RW 01 hingga RW 06 dan berikut juga RT RT. Berkat kalian semua KKN ini bisa berjalan seperti seharusnya. Kuliah Kerja Nyata di Desa Leuweungkolot yang sudah saya alami ini adalah pengalaman pertama dan semoga yang terakhir, semoga menjadi kegiatan yang diridhai oleh Allah. Aamiin. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 217

244 O KATA UNTUK KKN Oleh: Muhammad Fadhli Dzil Iqbal Tak terasa sudah semester enam dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) semakin dekat. Selang beberapa minggu kemudian, pengumuman peserta, pembagian kelompok, dan pembagian desa KKN pun sudah diberitahukan. Saya mendapat kelompok sempurna secara angka, yak saya mendapatkan kelompok 100. Tak lama saya diminta teman sejurusan dan juga teman sekelompok saya di KKN yaitu Citra untuk memberikan nomer Whatsapp karena akan dimasukan ke dalam grup. Tak lama kemudian ada sebuah notifikasi 72 masuk di HP, yak sudah saya duga ternyata pemberitahuan bahwa saya dimasukan ke grup KKN. Saya mengamati satu demi satu nama-nama yang ada di grup Whatsapp ini. Namun tidak ada yang saya kenal selain Citra. Lalu saya mencaricari informasi ke teman-teman saya yang berbeda jurusan, siapa tau ada yang kenal salah satu teman KKN saya, setelah saya bertanya kesanakemari ternyata ada yang mengenal Marisya dan Dodie dari Ilmu Perpustakaan. Kemudian chat di grup pun mulai ramai, dari mulai perkenalan sampai bercanda tawa. Kami mulai mencoba mengakrabkan diri satu sama lain. Toh nantinya kami akan tinggal bersama selama sebulan. Saat melihat nama-nama teman-teman di grup yang saya tidak ada yang kenal, mata saya tertuju pada nama Fatma, yang pada awalnya saya kira dia adalah wanita. Lalu tidak lama kami setuju untuk mengadakan rapat pertama, yang mana pada waktu itu saya tidak bisa datang karena ada mata kuliah. Begitu pun dengan pertemuan kedua yang ketika itu saya masih menjadi penyiar dan ada jadwal siaran. Kemudian ada rapat ketiga yang bisa daya hadiri ketika itu. Itulah rapat pertama yang saya bisa hadir di dalamnya. Ternyata di rapat kedua sudah ada pemilihan ketua, yang sampai seterusnya dia adalah ketua kami dari rapat hingga KKN sebulan nanti, dialah Yudi Setiadi. Kesan saya saat pertama melihat Yudi adalah tukang bercanda yang suka nonton anime, namun 72 Pemberitahuan 218 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

245 stereotip saya berubah ketika survei pertama ke Desa Leuweungkolot. Setelah rapat ketiga, kami sepakat untuk mengadakan survei pertama kami pada hari Sabtu. Hari survei pertama pun tiba, saya berboncengan bersama Daivasmara Denaw atau kerap disapa Doni. Oiya saya belum memperkenalkan semua teman KKN saya, mereka adalah Yudi, Fatma, Doni, Nanang, Dodie, Defal, Marisya, Iin, Sherly, Sela, Indah, Laha, Berly, Tsani, Citra dan Ka Teti. Survei hari pertama pun dimulai dan saya berboncengan dengan Doni. Di perjalanan kami mulai mengobrol dan saling mengenal satu sama lain. Kesan pertama saya saat pertama kali mengenal Doni, dia adalah orang yang sangat pendiam. Semua sirna ketika saya berboncengan dengan dia, Doni orang yang cukup banyak bicara saat di kendaraan. Tak terasa kami sudah sampai di desa. Kami langsung menuju rumah kepala desa. Setelah bertanya ke warga letak pasti rumah kepala desa, akhirnya kami sampai. Sesampainya di rumah beliau, kami disambut oleh ibu kepala desa dan banyak bertanya tentang desa, dari mulai apa saja masalah utama yang terjadi di desa, sampai tempat kami nanti tinggal kelak. Akhirnya bu kepala desa menyarankan kami ke Pesantren Riyadhul Badi ah untuk bertanyatanya sekaligus silaturahmi ke Ustaz Udin, itu karena dua tahun yang lalu pun mahasiswa UIN Jakarta yang KKN juga menginap dan tinggal di sana. Berangkatlah kami ke sana, setelah sampai kami berbincangbincang dan Ustaz pun bilang jika ingin tinggal di sini silakan saja, toh mahasiswa UIN yang KKN sebelumnya pun tinggal di Pesantren Riyadhul Badi ah dan anggotanya dua kali lipat lebih banyak dari anggota kami. Dengan senyum, ketua kami Yudi bilang akan mencari kontrakan terlebih dahulu, namun jika memang tidak ada, baru kami sekelompok akan tinggal di sana. Itu dilakukan Yudi karena merasa akan merepotkan selama tinggal di pesantren nanti. Tak lama kemudian kami pamit pada Ustaz Udin dan kemudian pulang ke Ciputat. Grup Whatsapp pun mulai ramai kembali dengan rencanarencana kedepan dan kemudian diadakanlah survei kedua namun sayangnya saya tak bisa ikut karena ada kegiatan lain yang juga penting. Sehabis lebaran, kami mengadakan survei ketiga dan semua anggota Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 219

246 wajib datang dan ikut. Ini sekaligus menetapkan kami akan tinggal selama sebulan ke depan. Sesampainya di desa kami kemudian keliling desa dan ngobrol dengan beberapa warga perihal tempat tinggal, namun sayangnya belum menemukan titik terang. Tak terasa sore hari pun tiba, kami harus pulang, setelah kami meminta bantuan kepada RW 01 perihal tempat tinggal, kami setidaknya bisa tenang. Esok harinya Pak RW mengirimkan beberapa foto keadaan kontrakan yang akan kami tinggali dan sepertinya teman-teman kurang menyukainya. Setelah berdiskusi cukup panjang selama beberapa hari, akhirnya kami memilih Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah untuk menjadi tempat tinggal kami selama sebulan kedepan. Saya merasa masa liburan sudah hampir habis dan sudah mendekati tanggal pelaksanaan KKN. Liburan semester enam pun relatif singkat, saya pun tidak liburan kemanapun dan sibuk menyiapkan fisik dan mental untuk KKN. Tak terasa sudah tanggal 25 Juli 2017, itu tandanya hari yang di nanti-nanti untuk mengabdi kepada masyarakat pun tiba. Pagi hari, setelah pelepasan bersama semua mahasiswa yang KKN, kami kelompok KKN 100 yaitu Super (Suara Pemerhati Rakyat) segera menuju desa yang akan kami tuju, desa yang akan menjadi tempat tinggal kami selama sebulan kedepan. Tempat yang kami tuju bernama Kampung Bubulak, Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perjalanan terasa lama sekali, entah karena efek saya membawa motor sendiri, efek membawa koper besar yang mungkin bisa diisi uang korupsi Hambalang, atau efek berat hati karena akan sebulan meninggalkan rumah tercinta dan akan mengabdi selama sebulan penuh untuk masyarakat. Tak terasa dua jam sudah berlalu, saya sudah hampir sampai di Desa Leuweungkolot. Setelah sampai di gapura desa, saya memasuki desa yang nantinya akan menjadi rumah dan lingkungan saya selama sebulan ke depan. Kemudian sampailah saya di sebuah pondok pesantren yang saya sudah jelaskan di awal cerita saya, pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Riyadhul Ba diah. Kami sekelompok sudah sepakat 220 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

247 untuk tinggal di sini semenjak survei ketiga. Sesampainya di Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah ternyata sudah sore hari, kami segera membereskan koper dan barang-barang kami ke kamar. Maghrib pun tiba, kami segera shalat dan kemudian berkenalan dengan beberapa santri yang ada di sana. Kesan saya saat berkenalan dengan beberapa santri di sana adalah mereka orang yang terbuka dan mau berbaur dengan orang baru, ini sedikit membantu kami untuk membiasakan diri dan lebih menyatu dengan desa dan juga Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah. Oiya, karena Pondok Pesantren Riyadhul Badi ah akan menjadi rumah saya dan teman-teman selama sebulan kedepan maka saya akan menyebut Pondok Pesantren ini dengan nama rumah. Pagi hari pun tiba, kami segera bangun untuk Shalat Shubuh dan mandi, kebetulan kami sudah ada kegiatan pagi hari yaitu bersosialisasi dengan warga dan pengenalan kelompok KKN kami yaitu KKN Super 100. Dikomandoi oleh ketua kami yaitu Yudi Setiadi, kami pun berjalanjalan menyusuri desa tepatnya RW 01. Kami bercengkerama dengan warga setempat sambil berbincang-bincang hangat dan mengenalkan satu-persatu orang yang ada di kelompok kami dan memberitahu apa tujuan kami datang ke Desa Leuweungkolot. Tak terasa malam hari pun tiba, setelah shalat maghrib kami pun sudah berencana untuk membagikan surat edaran kepada masing-masing RW yang ada di desa tersebut untuk menghadiri acara pembukaan kelompok kami. Tim pun dibagi menjadi dua, tim A dan tim B. Tim A menuju RW 01 sampai 03 sedangkan tim B menuju RW 04 sampai 06. Tim B menggunakan motor untuk sampai ke tempat tujuan, karena ternyata RW 04 sampai RW 06 letaknya lumayan jauh dari rumah kami di RW 01. Ternyata untuk sampai ke RW 06 cukup jauh juga jarak yang harus ditempuh, lumayan jauh dari RW 01. Singkat cerita, semua surat undangan untuk menghadiri pembukaan KKN sudah kami bagikan, dan tak lama kemudian teman-teman saya memutuskan untuk istirahat, tetapi saya dan Yudi sudah memutuskan untuk tidak tidur, melainkan ingin ngopingopi bersama ketua RT 04 yang bernama Pak Bayong atau yang kerap kami panggil Kang Mus. Kenapa kami memanggil beliau dengan sebutan Kang Mus? Karena beliau mirip sekali perawakannya dengan Kang Mus di Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 221

248 film Preman Pensiun, mulai dari fisik sampai sama-sama suka bercanda. Saya dan Yudi memutuskan untuk ngobrol sambil ngopi di depan rumah Kang Mus. Obrolan pun cukup seru, dari mulai kebiasaan warga desa, hal-hal mengejutkan yang pernah terjadi di desa, hingga sejarah desa. Tak terasa sudah pukul setengah dua pagi, saya dan Yudi harus istirahat untuk pembukaan KKN esok hari, kami berpamitan dengan Kang Mus kemudian pulang ke rumah dan beristirahat. Hari pembukaan KKN kelompok kami pun tiba, namun acara tidak sesuai harapan kami. Kami mengira acara akan ramai dan penuh oleh warga, tapi apa daya kenyataan tidak sesuai harapan, hanya beberapa pejabat desa saja yang datang, mungkin juga karena kesalahan kami yang mengadakan pembukaan pada hari kerja yang kebetulan hari itu hari Kamis yang notabene para warga bekerja. Kami pun berbincang-bincang dengan para pejabat desa dan diakhiri dengan foto bersama. Tak terasa hari Sabtu tiba, kami sekelompok merencanakan untuk ke Curug Seribu. Memang terasa tak masuk akal, ketika kelompok lain memulai refreshing 73 nya akhir-akhir KKN, kelompok kami malah memulai refreshingnya di awal KKN. Kami sangat menikmati perjalanan ini. Trek yang kami lalui lumayan curam dan susah, batubatu licin dan jalanan sempit menghadang perjalanan kami menuju curug. Bahkan dua orang dari kelompok kami yaitu Fatma dan Sela tidak bisa meneruskan perjalanan dan memilih untuk kembali ke pos awal kemudian pulang ke rumah. Setelah melewati perjalanan yang lumayan panjang dan sulit, sampailah kami di curug. Memang usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, curugnya sangat indah dan keren. Kami pun memutuskan untuk sedikit bermain air, tak sedikit juga yang mandi di curug, padahal tidak membawa baju ganti. Namun rasanya rugi sudah jauh-jauh ke curug tapi tidak mandi. Setelah beberapa jam kami pun memutuskan untuk kembali, baju yang basah dan melekat di tubuh setelah mandi di curug pun perlahan mulai kering karena terkena angin. Cuaca memang kurang bersahabat kala itu, hujan pun turun dengan lebat sehingga memaksa kami untuk berteduh di 73 Penyegaran 222 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

249 warung kopi yang ada di perjalanan pulang. Setengah jam pun berlalu, hujan sudah reda, dan kami memutuskan untuk pulang ke rumah kami tercinta yaitu Pondok Pesantren Riyadhul Ba diah. Hari Senin pun tiba, ini adalah pertama kalinya kami mengajar di sekolah. Desa Leuweungkolot ini memiliki tiga sekolah dasar, yaitu SDN Leuweungkolot 05 dan SDN Leuweungkolot 01 dan 02. SDN Leuweungkolot 01 dan 02 terdapat di satu gedung, dan saya kebagian mengajar di SDN 01 Leuweungkolot. Hari pertama, kami pun hanya menyusuri sekolah dan berkenalan dengan guru-guru serta kepala sekolah. Mereka menerima kami dengan hangat dan senang. Kemudian kami pun dibagikan jadwal pelajaran agar bisa mengetahui pelajaran yang akan diajar nanti. Siang harinya, kami memutuskan untuk kembali ke rumah dan makan siang juga shalat dhuhur kemudian melaksanakan kegiatan seperti biasa. Beberapa hari kemudian kami mengadakan Seminar Hukum Keluarga yang mana pembicaranya sendiri adalah suami dari dosen pembimbing kami. Seminar sendiri berjalan dengan lancar dan sukses, seminar ini membahas tentang menjadi keluarga yang harmonis juga sakinah mawaddah wa rohmah 74. Seminar ini dihadiri lumayan banyak warga yang berminat memandu keluarganya menjadi keluarga yang lebih baik lagi. Setelah seminar, pada malam harinya saya sakit, itu dikarenakan harus mengantar dosen ke rumahnya menggunakan motor saya. Kami kehujanan dan berteduh sebentar sampai hujan reda, namun setelah setengah jam berlalu hujan pun turun lagi dengan lebat, karena waktu semakin malam, dosen saya pun meminta untuk melanjutkan perjalanan. Di jalan pun sangat terasa dingin sekali, terutama saya karena jas hujan saya dipakai oleh dosen pembimbing. Setelah sampai di rumah dosen, saya beristirahat sebentar menyiapkan tenaga untuk pulang ke Desa Leuweungkolotsaya pun berangkat pulang ke desa, setelah sampai tak disangka-sangka saya pun tumbang dan mengalami demam. Sementara saya mengantar dosen, ternyata teman-teman yang lain mengadakan rapat evaluasi dan rencana kegiatan kedepannya yaitu pelatihan sablon bagi para pemuda desa yang akan diadakan esok hari. 74 Dan Pengasih Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 223

250 Minggu pagi yang cerah mengawali hari itu, hari ketika pelatihan sablon pun telah tiba. Saya yang tumbang karena sakit pun terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan. Sepanjang hari saya hanya beristirahat di kamar menggunakan selimut. Hari yang aneh untuk menggunakan selimut di hari itu, yang mana siang itu terasa panas tetapi entah kenapa saya merasa kedinginan. Sore hari pun tiba dan saya mendengar dari teman-teman yang lain bahwa pelatihan sablon berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Para pemuda yang mengikuti acara ini pun antusias dengan ilmu yang diajarkan oleh pembicara. Alhamdulillah 75 semua berjalan dengan lancar. Malam harinya kami berdiskusi tentang kegiatan kedepan, yaitu pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis juga lomba 17-an. Ini adalah bagian dari program yang kami jalani. Sementara kami menunggu seminggu ke depan untuk mengadakan acara besar lagi, kami membahas untuk membuat program fisik yang diwajibkan. Kami memutuskan untuk membuat tempat sampah permanen. Masalah utama di desa ini yaitu sampah. Warga di desa masih sering membuang sampah ke selokan sehingga selokan menjadi tidak mengalir seperti seharusnya karena tertimbun sampah, terutama aliran selokan akhir ialah Pesantren Riyadhul Badi ah, sehingga sangat banyak sampah yang menggenang di belakang pesantren. Hari pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis untuk warga Desa Leuweungkolot pun tiba. Warga sangat antusias, terbukti kuota 100 orang yang kami berikan penuh. Dokter pun kewalahan karena banyaknya pasien. Dokter yang seharusnya datang ada empat orang, namun ketika pelaksanaan hanya ada satu dokter karena dokter yang lain ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggal -katanya. Dokter yang datang hari itu hanya satu, namun dibantu oleh beberapa perawat dan apoteker dari alumni UIN Jurusan Farmasi dan alhamdulillah pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di Desa Leuweungkolot berjalan dengan lancar dan kami sekelompok pun puas atas kinerja kami pada hari itu. 75 Segala Puji Bagi Allah 224 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

251 Malam harinya kami rapat lagi untuk melaksanakan kegiatan esok hari yaitu lomba 17-an, dan kami semua sepakat bahwa kami akan mengadakan lomba Tahfidz al-qur an yang mana pesertanya ialah anakanak SD dan SMP. Esok siangnya kami saling membantu untuk menghias panggung untuk acara malam hari. Kami berusaha menghias sebagus mungkin, akhirnya malam hari pun tiba. Selepas Isya acara lomba Tahfidz al-qur an pun diadakan. Pesertanya lumayan banyak, penonton pun juga ramai. Suara merdu dari para pelafal al-qur an kami dengarkan dengan khidmat. Tidak ada kendala sampai acara selesai. Hari Selasa tepatnya dua hari sebelum malam penutupan, kami berpamitan dengan pihak sekolah dan juga murid-murid yang kami ajar selama hampir sebulan. Memang terasa lebih emosional, karena hampir setiap hari saya mengajar dan bercanda dengan para murid. Beberapa hari kemudian kami melakukan persiapan untuk malam penutupan KKN kami kelompok KKN Super 100. Tak terasa hampir sebulan kami mengabdi di desa ini. Pasti kami akan kangen suasana hangat para warga dan santri. Pagi hari sebelum malam penutupan saya ditemani beberapa santri berbelanja ke pasar, membeli berbagai kebutuhan konsumsi untuk nanti malam. Malam yang sangat emosional untuk kami tiba, malam dimana itu akan jadi malam terakhir kami di kegiatan KKN. Para warga pun banyak sekali yang datang. Ini berbanding terbalik dengan pembukaan kami yang hanya dihadiri oleh beberapa pejabat desa. Acara kami malam itu terbilang sedih, apalagi dengan diputarkannya video dokumenter kami selama sebulan di sana. Sebelum diputarkan video dokumenter tersebut, para warga disuguhi makanan, karena menonton sebuah video akan lebih enak jika perut kenyang. Singkat cerita video dokumentar pun diputar, ada beberapa yang sedih karena itu adalah malam terakhir kami berada di desa ini, terutama murid-murid kami. Kami pun banyak berfoto pada malam itu, untuk kenang-kenangan kami setelah KKN. Malam itu sungguh malam yang emosional. Keesokan harinya, tepatnya tanggal 25 Agustus 2017, kami akan meninggalkan Desa Leuweungkolot, desa yang menjadi rumah kedua kami, desa tempat tinggal kami selama sebulan penuh. Sebelum pulang, Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 225

252 kami sempat berkeliling desa sebentar, untuk melihat-lihat desa untuk terakhir kalinya sebagai mahasiswa yang KKN di sana. Sebelum pulang juga, kami sekelompok memutuskan untuk berfoto terlebih dahulu, foto untuk beberapa kebutuhan dokumenter kelompok kami. Dan berakhirlah sudah kenangan yang sudah kita bangun selama sebulan di Desa Leuweungkolot ini. Setiap pertemuan yang indah pasti akan berakhir dengan sebuah perpisahan, karena dalam kehidupan ini tiada yang abadi, perpisahan ini akan menyakitkan, tapi saya yakin hal itu akan membuat kita bahagia di hari kemudian. Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga. Namun percayalah sahabat, hati kita akan selalu terikat. Jalinan ikatan akan semakin erat, semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat. Sahabat, selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah. Perpisahan bukan berarti berhenti menyatukan hati meski tidak ada di satu tempat, yang menyakitkan dari sebuah perpisahaan adalah proses menjadikan sesuatu yang sudah biasa menjadi tidak biasa. Bahkan saat dunia berputar dan berubah, kenangan yang tercetak pada lembaran foto itu tidak pernah berubah. 226 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

253 P. CATATAN KECIL DI DESA LEUWEUNGKOLOT Oleh: Nanang Tri Hidayat Kisah Pra KKN Awal mula saya bingung apa sih itu KKN? Masuk pedalaman nggakya? Ngapain aja kita di KKN? Bareng siapa aja KKN? Kenapa harus ada KKN? Yah pasti gak ada hiburan nih! Pasti gak ada sinyal handphone nanti di sana. Dalam hati selalu bertanya-tanya. Sebab berarti saya harus meninggalkan tugas dan pekerjaan saya salah satunya dagang online selain saya ingin merasakan liburan setelah puasa dan lebaran Ied al-fitri. Seiring berjalannya waktu karena ini program wajib dari pihak universitas saya pun mengambil program KKN Reguler bersama dengan teman-teman saya. Awalnya saya kira KKN ini semacam magang yang dilakukan teman-teman satu fakultas atau pun satu program studi. Ternyata tidak, kita dipertemukan oleh sekitar 10 fakultas yang berbeda dan program studi yang bermacam-macam pula awalnya saya sangat sungkan kepada teman-teman yang lain karena memang saya anaknya agak introvert 76 dan sulit atau tidak pandai bergaul dengan orang lain, seiring dengan seringnya kami berkumpul dan berdiskusi akhirnya mulai akrab dengan yang lainnya. Mulai dari kumpul sebelum bulan suci ramadan berupa pengenalan dan saling memperkenalkan diri, ngobrol hal-hal yang ringan. Membahas apa saja yang harus dipersiapkan dalam menghadapi program KKN, pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara serta perangkat-perangkat lainnya seperti dekdok, keamanan, kebersihan dan lain-lainnya. Selain itu Membahas pula apa tema, judul, visi-misi kelompok. Kebetulan kelompok kami kelompok 100 maka diambilah nama yang sudah tenar dan mudah diingat orang lain yaitu Super 100, yang 76 Seorang yang lebih mementingkan diri sendiri Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 227

254 merupakan singkatan dari Suara Pemerhati Rakyat, yang sebelumnya ada banyak sekali ide judul dan filosofi lain akan tetapi itulah yang dipilih sesuai dengan hasil suara terbanyak. Kami juga diskusi dalam hal-hal yang berkaitan dengan KKN ini seperti apa saja peralatan yang harus dibawa pada saat nanti KKN, konsumsi, pencarian dana baik itu dari sponsor, jual baju atau pun dari program lain bahkan hingga ngamen, lalu pada saat bulan suci ramadan diadakan pula buka bersama, serta survei yang memakan waktu dan tenaga dilakukan pula pada waktu puasa. Survei terakhir dilakukan setelah lebaran sekalian pula kita silaturahmi ke Pesantren Riyadhul Badi ah tempat kita beristirahat belajar dan berbagi informasi awalnya saya dan teman-teman tidak mau atau pun sungkan untuk tinggal di Pesantren Riyadhul Badi ah saya dan teman-teman pun sebenarnya sudah mencari kesana-kemari untuk mendapatkan tempat tinggal seperti kontrakan kos-kosan atau pun semacamnya. Ada kontrakan yang kamar mandinya yang pintunya hanya tertutup sebagian ada pula kontrakan yang sangat kotor kita pun tidak setuju dan akhirnya tetap memilih pesantren tempat yang pas untuk kami tinggal selain agar tidak terjadi fitnah atau pun gosip yang aneh dari masyarakat desa pihak pesantren juga sangat sering membantu kami untuk menyambung lidah dan silaturahmi terhadap para tokohtokoh dan aparatur masyarakat desa. Bahkan kepala pesantren Ustaz Saepudin Juhri sangat membantu untuk mempertemukan terhadap para ketua RT dan RW. Saya dan teman kelompok saya saling memperkenalkan diri bahwa saya dan teman teman kelompok saya datang berdasarkan penempatan KKN UIN Jakarta 2017 yang kebetulan ditempatkan di Desa Leuweungkolot ini. Mulai dari nama, jurusan, fakultas dan lainlainnya para tokoh desa pun menyambut baik kedatangan kita. Mereka juga memperkenalkan diri pula diawali oleh ketua RW 01 Pak Afifudin kemudian bapak ketua RT 01 yang sering disebut RT Pak Bayong dan seterusnya RT lainnya. 228 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

255 Kisah di Kelompok Kisah di kelompok ini lumayan banyak ada yang sebelum KKN teman-teman mencoba untuk mencari dana dengan mengamen di tamantaman yang ada sekitar Ciputat dan Bintaro. Ada yang berjualan baju pada saat car free day 77 dan pasar pagi sekitar Ciputat dan ada pula yang mencari dana ke lembaga-lembaga tertentu. Saya dan teman kebagian mencari dana di yayasan PPPA Darul Qur an di daerah Ciledug milik Ustaz Yusuf Mansyur yang merupakan alumni juga Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Sedangkan teman-teman kelompok saya yang lain juga mencari dana di lembaga-lembaga lain seperti Rumah Zakat, Baznas dan lain-lainnya. Ada banyak sekali karakter teman-teman kita yang sebelumnya tidak kita ketahui sama sekali hingga kita tahu ada yang senang berkumpul ada yang senang menyendiri hingga ada pula yang senang bergosip... hahaha... dan ada pula yang selalu menasihati seperti orang tua kita. Awalnya sangat canggung dengan teman-teman akan tetapi lama kelamaan terbiasa, yang tadinya ngobrol malu-malu hingga akhirnya akrab sampai peralatan mandi pun saling meminjam. Awalnya kelompok kami hanya ada enam belas (16) orang di akhir akan keberangkatan KKN pihak PPM menambahkan seorang lagi untuk bergabung bersama kelompok kami yang bernama kak Teti Nurjannah mahasiswa kakak angkatan di Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam angkatan 2012 yang ternyata sedang hamil tua sekitar 8 bulan. Saya dan teman kelompok saya awalnya kaget dan agak takut bagaimana nantinya kak Teti melahirkan pada saat program KKN berlangsung ketakutan saya dan kelompok pun hanya berlalu begitu saja setelah kami bertemu kak Teti yang terlihat sangat bugar untuk mengikuti KKN 2017 ini. Pada KKN kelompok Super 100 ini saya dan teman-teman kelompok berusaha membangun kelompok yang solid. Agar semua keputusan dan tujuan kita bisa terlaksana dengan baik walau ada 77 Hari bebas kendaraan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 229

256 sedikit perdebatan-perdebatan yang terjadi saat kami diskusi akan tetapi semua itu bisa teratasi dengan baik dengan diskusi yang kondusif. Pada saat KKN ada saatnya saya dan teman teman merasa bosan, kangen rumah, kangen kosan dan bingung apa yang harus dilakukan? Kisah di kelompok KKN kami ada rindu, ada pula yang menjadi cinlok sesama teman KKN, ada pula sesama teman KKN selalu berdebat semua campur aduk jadi satu. Dalam KKN pun sesekali kami refreshing dan tafakkur 78 alam ke wilayah wisata Gunung Salak Endah dan juga wilayah wisata Gunung Bunder di Taman Nasional Halimun. Di sana kita masuk ke wisata Curug Seribu, Curug Pangeran dan Curug Cigamea dan lainnya. Di sana saya dan teman-teman kelompok juga berdiskusi dan memikirkan program kerja kami di Desa Leuweungkolot. Sesekali kami menyambangi teman-teman kelompok lain di desa lainnya. Kisah Desa Leuweungkolot Kisah ini diawali dengan kedatangan kami di desa ini untuk menetap tinggal di Pesantren Riyadhul Badi ah kami datang pada tanggal 25 Juli Di awal sebelum kedatangan kami sudah mengatur acara (rundown) ketika saya dan teman-teman KKN mengabdi di desa ini salah satunya dengan mengadakan acara pembukaan KKN di Pesantren Riyadhul Badi ah dengan mengundang para tokoh masyarakat desa malamnya kami langsung berpencar untuk mendatangi para tokoh masyarakat desa satu-persatu. Acara pembukaan dilakukan pada keesokan harinya Rabu 26 Juli 2017 dihadiri oleh beberapa RW dan RT di antaranya bapak RW 01 Dusun Bubulak dan para stafnya seperti bapak RT 01 bapak RT Bayong, bapak RT 02 dan RT 03 serta bapak RW 06 dusun Pos Pak RW Hartono, ketua karang taruna dan perwakilan RW lain akan tetapi ibu lurah/ kades yang rumahnya hanya kurang lebih 200 meter dari tempat kami Pesantren Riyadhul Badi'ah tidak sempat hadir. Acara diawali dengan sambutan ketua KKN kami Yudi Setiadi untuk minta restu dan 78 Memikirkan 230 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

257 masukan para sesepuh RT dan RW kemudian dilanjutkan sambutan para RW dan RT serta masalah-masalah yang ada di Desa Leuweungkolot mulai dari permasalahan sampah yang menumpuk karena desa ini ada hilir sungai kecil desa yang ada di sekitarnya masalah penyakit cikungunya dan lainnya. Acara ditutup oleh do a Ustaz Udin dan dilanjutkan dengan mendokumentasikan foto dan makan bersama. Hari ketiga Kamis 27 Juli 2017 setelah shalat shubuh dan menunggu antrian mandi, tugas saya dan teman teman kelompok saya di hari ketiga ini mensosialisasikan lagi program kelompok di desa ini dan saya berkesempatan untuk mendatangi tambak ikan Lele dan ikan Nila Pak Agus kami memperkenalkan diri bahwa saya dan teman-teman saya datang dari UIN Jakarta untuk mengabdi di Desa Leuweungkolot ini, dan beliau menyambut dengan cukup baik. Siang harinya saya dan teman-teman kelompok membantu Ustaz Udin untuk kerja bakti membangun septic tank di belakang pesantren, saya dan teman-teman lelaki di kelompok membantu mengeruk tanah untuk menggali lubang septic tank itu, dan azan dhuhur pun tiba lalu kita pun melakukan shalat dhuhur berjama ah di mushalla pesantren. Setelah itu pun kami beristirahat sebentar dan juga makan siang, sorenya saya berbenah dan bersiap-siap mandi sore. Maghribnya kami berjama ah lagi serta membantu mengajarkan anak-anak sekitar pesantren untuk belajar baca tulis al- Qur an. Setelah Isya kami rapat evaluasi untuk program hari ini hingga pukul dan para lelaki pun begadang hingga larut malam. Hari ke empat pun agenda saya dan teman teman saya pun hampir sama dengan yang kemarin sosialisasi kepada masyarakat Desa Leuweungkolot dan menanyakan keluh kesah serta kesulitan yang ada di desa ini. Hari Sabtu kami berkesempatan datang ke beberapa SD yang ada di Desa Leuweungkolot di antaranya SD 01, SD 02, dan SD 05 kami bersilaturahmi dan juga memohon izin untuk mengajar di SD-SD tersebut dan diizinkan mulai mengajar hari Senin. Hari Minggunya kami gotong royong bersama para santri dan masyarakat desa untuk membersikan parit dan kali kecil di sekitar pesantren sambil bercengkerama dengan masyakat desa dan ngopi bareng. Hari senin pun Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 231

258 tiba kita langsung mengikuti upacara bendera di SD 05 dan saya langsung mengajar di SD 02 Leuweungkolot. Hari demi hari, Senin hingga Jum'at kami lalui dengan mengajar ada suka duka dari proses belajar mengajar ini, ada yang bandel, dan suka bertingkah, penurut, rajin sampai yang sering menangis di kelas pun ada. Di SD Negeri Leuweungkolot 02 ini saya dan teman saya mengajar semua mata pelajaran di kelas IV B banyak kisah-kisah yang terjadi di SD ini. Lebih lucu lagi ketika ada pekan imunisasi polio cacar dan rubella. semula anak yang suka bertingkah itu tampak seperti sok berani, akan tetapi ketika diimunisasi nyalinya pun ciut menangis hingga guling-gulingan dan harus dipegang oleh beberapa orang guru dan saya sendiri pun memeganginya. Program pertama saya dan teman-teman kelompok saya mengajar pun cukup sukses, lalu program kedua yaitu seminar umum yang dilaksanakan di balai desa pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus Seminar ini mengenai mewujudkan masyarakat desa yang sakinah mawaddah wa rahmah 79 serta proses pencatatan kembali isbat nikah yang masih belum mengesahkan nikah di KUA. Seminar dilakukan dengan pembicara suami dari dosen pembimbing kami Dr. H Nachrowi, S.H., M.H. seminar dilakukan dengan seru dan khidmat banyak pertanyaanpertanyaan yang muncul dari masyarakat. Hari itu juga program saya dan teman-teman saya yaitu program fisik berupa tempat pembuangan akhir sampah di Dusun Pos Desa Leuweungkolot dimulai saya dan teman saya yang menjadi penanggung jawab program ini. Kami menyiapkan pembelian material berupa pasir, batu bata, semen, paku, papan dan lain-lainnya. Saya dan teman-teman berkoordinasi bersama ketua RW 06 Dusun Pos Bapak Hartono bersama-sama mencari lokasi yang pas untuk membuat tempat pembuangan akhir sampah ini. Selama tiga hari kami untuk pembuatan tempat pembuangan sampah itu. 79 Dan Pengasih 232 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

259 Program selanjutnya adalah pelatihan pembuatan sablon dengan para pemuda dan anggota karang taruna Desa Leuweungkolot hari Minggu 13 Agustus 2017, hal ini sebagai program kami agar pemuda desa ini dapat diberdayakan dan bisa membuka sendiri bisnis-bisnis sablon dan baju. Kegiatan ini dilaksanakan di LPK Tepi Sawah dan kami juga mengundang pembicara ahli dalam bidang sablon. Kami pun belajar cara membuat sablon yang baik dan benar, teknik-tekniknya dan cara mengatasi beberapa kendala dalam menyablon. Acara dilakukan dengan lancar dan pemuda pun sangat antusias. Acara ini berlangsung hingga sore hari dan sebagai dokumentasi kami pun berfoto-foto dengan para peserta pelatihan sablon ini. Hari demi hari kita lalui dengan program mengajar. Program selanjutnya yaitu usulan dari kita kelompok KKN Super 100 untuk mengadakan lomba Tahfidz al-qur'an yang sebelumnya sudah dilakukan rapat pada tanggal 14 Agustus, kita awalnya mengusulkan lomba tahfidz, pidato dan cerdas cermat akan tetapi yang terlaksana hanya Tahfidz al-qur'an mengingat dana yang saya dan teman-teman miliki sangat terbatas, lomba lainnya pun terlaksana dan dilakukan oleh pihak RT dan RW di Desa Leuweungkolot. Lomba Tahfidz al-qur'an pun terlaksana pada tanggal 19 Agustus 2017 anak-anak sangat antusias mengikuti lomba ini. Lomba ini terdiri dari beberapa TPA di Desa Leuweungkolot dan ada pula peserta dari Pesantren Riyadhul Badi ah. Perlombaan ini sangat seru dan ramai tujuan saya dan teman kelompok adalah membangun dan menumbuhkan rasa cinta terhadap qur'an dan menambah motivasi serta memperbanyak tahfidz-tahfidzah cilik di desa ini. Pada tanggal 17 Agustus saya dan teman-teman saya berkesempatan untuk mendampingi murid-murid SD kita masingmasing untuk pawai keliling dan lomba gerak jalan antara sekolah dasar dan sekolah menengah pertama sekecamatan Cibungbulang di sana pula saya dan teman-teman bertemu teman KKN desa lain pula. Program saya dan teman-teman selanjutnya yaitu pemeriksaan tes darah, berat badan tekanan darah dan juga pengobatan kesehatan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 233

260 ringan seperti darah rendah, darah tinggi, demam dan keluhan-keluhan lain yang biasa dijangkit oleh masyarakat program ini sangat banyak menyedot antusias masyarakat desa. Tak kurang dari 100 orang tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan. Program ini dilaksanakan pula di balai desa, dalam hal obat-obatan kami bekerja sama dengan rumah sakit swasta di daerah Depok, sedangkan tenaga medis kami bekerja sama dengan apoteker dan tenaga medis alumni UIN Jakarta serta dokter dari Puskesmas Cibungbulang. Program ini cukup melelahkan sekaligus menyenangkan karena kita dapat langsung tahu apa saja penyakit yang biasa terjadi di desa ini. Program kerja terakhir kami yaitu Mobil Darul Qur'an yang berisi mendongeng, penjelasan tentang qur'an, motivasi, permainan dan lomba-lomba di hari itu pula hari Senin kami melakukan perpisahan untuk mengajar di SDN Leuweungkolot 01 dan SDN Leuweungkolot 02 sekaligus upacara bendera terakhir di desa ini. Anak-anak sangat terharu dan tidak mau ditinggalkan oleh kami ada yang menangis ada yang memberikan cenderamata tertentu dan semua murid-murid salim dan ikut berfoto untuk kenangan-kenangan terakhir. Paling seru dari semua itu adalah penutupan KKN kami masyarakat berkumpul di aula Pesantren Riyadhul Badi'ah ada kesan pesan dari para tokoh desa masyarakat desa, anak-anak remaja dan penampilan marawis, puisi, nyanyian perpisahan dan terakhir do a untuk kesuksesan, keberhasilan, kesehatan untuk kita semua. Hari-hari terakhir setelah semua program usai saya dan temanteman kelompok KKN dan para santri kami mencoba naik gunung, gunung itu biasa disebut dengan Puncak Galau terletak di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor walau ketinggian hanya sekitar kurang lebih 500 meter akan tetapi jalan yang ditempuh cukup terjal. Saya dan teman-teman memulai naik gunung sekitar pukul pagi dan sampai pukul di sana awalnya kami asyik berfoto ria bersama teman-teman sampai akhirnya ada yang menyambut saya dan temanteman yaitu sekawanan kera berekor panjang yang siap mengintai makanan dan barang bawaan saya dan teman-teman. Akhirnya saya dan 234 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

261 teman-teman mengalah untuk tidak mengganggu dan segera menuju turun kembali ke Desa Leuweungkolot. Sisi lain dari cerita ini yaitu di desa ini ada banyak sekali hal-hal mistis dan rada aneh bagi sebagian masyarakat kota di sana ada beberapa teman saya melihat sosok aneh di bagian belakang pesantren, lampu jalan yang terkadang nyala dan mati, ada pula kuburan yang dikeramatkan, bahkan ada pula teman kami yang disuruh mandi kembang malam-malam cerita seperti itu mungkin biasa bagi masyarakat di desa tapi berbeda dengan masyarakat kota. Kelanjutan kisah lainnya yang belum terpikirkan dan dijelaskan dalam catatan kecil ini. Harapan untuk Leuweungkolot Harapannya agar semua yang akan melakukan tugas KKN kedepannya jangan berpikir bahwa KKN itu nggak enak, sulit air, sulit sinyal, menyusahkan, nggak bisa nonton dan lain-lainnya. Rasakan dan nikmati hari demi hari dan dibuat enjoy aja (walau sebenarnya nggak enjoy banget) jadikan KKN sebagai batu loncatan untuk turun ke masyarakat. Jadikan program kerja kita dan kalian yang akan melakukan KKN program ini sebagai bagian dari bakti dan abdi kita untuk negara. Bagi teman-teman semoga kita semua sukses bersama untuk selalu bersinergi kedepannya. Untuk seluruh masyarakat desa adik-adik saya semua di SD 02 Leuweungkolot, adik-adik di TPA Riyadhul Badi'ah jadilah anak-anak yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Tak lupa semoga fasilitas yang telah kami tinggalkan dapat berguna dan dijaga sesuai kegunaannya. Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 235

262 Q. GORESAN JEJAK DI DESA LEUWEUNGKOLOT Kisah Awal Dimulainya KKN Oleh: Dodie Rachman Nama saya Dodie Rachman dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, saya anggota dari KKN kelompok 100 yang diberi nama Super 100 yang berarti Suara Pemerhati Rakyat. Mendapat kelompok di angka 100 merupakan hal yang sangat membanggakan bagi saya, karena 100 menggambarkan hal yang sempurna. Saya merupakan pribadi yang pendiam, jarang berbaur dengan masyarakat lingkungan rumah, tidak terlalu aktif dalam kegiatan yang ada di sekitar rumah, yang akibatnya sulit untuk menilai karakter dari masyarakat. Mungkin dengan adanya kegiatan KKN ini saya bisa belajar sedikit kondisi lingkungan sosial masyarakat terutama di pedesaan. Kuliah Kerja Nyata yang awalnya takut untuk di jalani dan hadapi, tidak ada bayangan sama sekali KKN itu seperti apa dan apa yang akan saya lakukan selama batas waktu yang telah ditentukan. Sebelum KKN dilakukan ada beberapa yang harus dipersiapkan. Persiapan tersebut seperti pertemuan dengan kelompok yang terdiri dari 17 orang yang memiliki perbedaan watak, pikiran, pandangan dan tentunya jurusan yang tidak sama. Ini merupakan tantangan pertama yang harus dilakukan yaitu dengan mengenali satu persatu anggota kelompok yang berbeda-beda. Perkenalan yang singkat setidaknya bisa meraba-raba sifat yang mereka miliki dari masingmasing pribadi. Setelah itu, diadakannya rapat untuk menyusun sebuah susunan keanggotaan dan program-program sementara yang nantinya akan dilakukan di desa yang ditentukan. Kelompok kami mendapat tempat di Desa Leuweungkolot tepatnya di Bogor. Terdapat 6 Rukun Warga (RW) dan 5-7 Rukun Tetangga (RT) di setiap Rukun Warga (RW). Ada tujuh program kerja yang akan dilakukan dalam waktu satu bulan, yaitu Seminar Keluarga, Pelatihan Sablon, Pengobatan Gratis, Lomba Tahfidz al-qur an, Mobil al- Qur an, Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir Sampah sebagai bentuk 236 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

263 pembangunan revitalisasi fasilitas desa, dan Bedah Perpustakaan yang dilakukan di perpustakaan SDN 01 Desa Leuweungkolot. Melakukan survei lokasi desa sebanyak empat kali survei. Sebelum survei saya memiliki pandangan tentang desa yang jauh dari keramaian dan merupakan desa pedalaman yang sulit akan akses transportasi, sarana dan prasaran umum, sulitnya air bersih. Tapi setelah kelompok saya survei hal-hal tersebut tidak terdapat di desa tempat kami melakukan kegiatan KKN. Desa yang kami dapat tidak terlalu jauh dari pusat Kabupaten Bogor dan sangat dekat dengan akses jalan utama. Pada survei selanjutnya kami mencari tempat tinggal di desa. Ada beberapa pilihan yang diberikan untuk dibicarakan bersama. Setelah berunding akhirnya kelompok saya setuju untuk tinggal selama sebulan di salah satu pesantren yang berlokasi di RW 06 RT 01. Sebelum kegiatan KKN dimulai, saya ke desa terlebih dahulu untuk meletakan barang-barang yang akan digunakan. Agar pada saat berangkat menuju desa saya tidak terlalu banyak membawa barang dan peralatan. Sebulan melakukan kegiatan KKN kenyataan yang ada di desa sangatlah menyenangkan. Alamnya yang masih sejuk dan banyak dikelilingi sawah serta pegunungan yang membuat udara terasa sejuk. Dari hari ke hari saya mulai beradaptasi di desa. Awalnya tidak nyaman, tidur pun tidak nyenyak serta merasa masih asing dengan keadaan lingkungan yang masih baru bagi saya. Dua minggu terakhir saya mulai merasa nyaman tinggal di desa walau terkadang ada di benak saya untuk pulang ke rumah sekedar melepas rindu dengan keluarga. Butuh waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, orang-orang yang belum dikenal dan terutama kondisi cuaca. Hari demi hari berganti, banyak kegiatan yang telah dilakukan di desa. Dari kegiatan yang kecil hingga kegiatan yang besar. Banyak manfaat yang kami rasakan dari setiap kegiatan yang berjalan dengan sukses. Senang rasanya bisa membantu warga desa walau tidak terlalu banyak yang bisa kami berikan. Ternyata KKN tidak seburuk yang saya pikirkan, di desa saya banyak mendapat pelajaran dan manfaat. Dari awalnya saya hanya Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 237

264 seorang yang pendiam dan tidak aktif kegiatan di lingkungan rumah, di desa saya bisa belajar sedikit bersosialisasi dengan warga desa. Warga Desa Leuweungkolot ini sangat ramah dan sangat terbuka terhadap kegiatan KKN yang kelompok saya lakukan. Malah ada seorang ketua rukun tetangga yang ingin waktu KKN kelompok saya bertambah sebulan lagi. Namun kepala desa di sana kurang merespon kegiatan yang kelompok saya lakukan. Kelompok kami seperti anak ayam yang hilang arah. Biarpun begitu kelompok KKN saya sangat dibantu oleh ketua rukun warga 01. Lebih lagi pada saat tanggal 19 Agustus ketika hari itu kegiatan kami padat dari pagi sampai malam hari. Pagi di tanggal 19 Agustus kegiatan yang dilaksanakan adalah pengobatan gratis yang diadakan di balai desa. Kebetulan saya menjadi penanggung jawab dari kegiatan tersebut, sebelum kegiatan itu dilakukan. Sebelumnya saya dan tiga orang rekan saya membeli obat di Jakarta. Obat yang kami beli pertama bertempat di Point Square, Lebak Bulus. Tetapi obat-obatan yang kami cari tidak terlalu lengkap dan harganya cukup mahal. Lalu saya dan teman-teman pindah membeli obat ke Blok M Square, yang merupakan rekomendasi dari seseorang tetangga teman saya. Di sana obat-obatan yang kami cari lengkap dan cukup murah harganya. Setelah itu kami mengambil obat-obatan yang kami dapat secara gratis di Gaplek. Obat yang didapat langsung di bawa ke desa malam itu juga. Ternyata tidaklah mudah untuk menjalankan sebuah kegiatan yang besar dengan kuota 100 orang saja. Respon dari masyarakat cukup memuaskan, kuota 100 orang habis. Berikutnya yaitu kegiatan lomba Tahfidz al-qur an yang diikuti anak-anak SD sampai SMP. Kegiatan ini memang belum pernah dilakukan di Desa Leuweungkolot. Warga desa sangat menyambut dengan baik kegiatan ini, terbukti dengan banyaknya yang hadir untuk menyaksikan anak-anak untuk Tahfidz al- Qur an. Hal ini yang membuat KKN itu menyenangkan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. KKN merubah pola pikir saya. Sebelumnya saya pikir KKN membosankan, tidak tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya melakukan kegiatan yang kami rencanakan, namun KKN juga memberi saya pengalaman baru tentang 238 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

265 warga desa. Dari keadaan sosial hingga keadaan ekonomi mereka. KKN juga membuat persepsi saya berubah. Super Family Banyak pandangan dari kelompok saya mengenai Kuliah Kerja Nyata. Salah satu teman saya bertanya pada saat rapat sebelum KKN, dia bertanya tentang pandangan saya terhadap KKN itu sendiri dan bagaimana saya menyikapi kegiatan KKN tersebut. Terlihat sekali dari raut wajah anggota kelompok saya dan kehadiran saat rapat untuk menyusun rencana kegiatan selama satu bulan. Namun hal kecil itu dapat dihilangkan dengan bekerja sama satu sama lain, saling gotongroyong dan saling melengkapi kekurangan dari setiap orang. Memang tidaklah mudah menyatukan 17 kepala dalam waktu yang singkat. Rapat sebelum KKN banyak dilakukan untuk lebih mengakrabkan setiap anggota kelompok. Dalam satu bulan hidup bersama memang banyak suka maupun duka yang terjadi. Dari mulai memasak bersama yang hanya Rp untuk makan tiga kali dalam sehari, kelompok saya benar-benar memanfaatkan uang belanja yang ada. Agar belanjanya bisa murah kami seringkali berbelanja di pasar Leuwiliang. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kelompok kami tinggal. Walau sering makan hanya dengan sayur, tempe dan makanan sederhana lainnya, tapi tetap terasa nikmat jika dimakan bersama-sama. Terkadang saya juga bosan dengan makan sayur dan tempe, sesekali saya makan di luar hanya jika saat makanan yang dimasak saya tidak suka. Konflik sering kali terjadi dalam kelompok. Konflik yang sering terjadi memang sering berbeda pendapat, kerja yang kurang maksimal dan konflik di luar kegiatan KKN. Yang paling sulit untuk membangun kebersamaan adalah saat makan bersama. Sulit sekali menyatukan mereka untuk satu waktu makan secara bersamaan. Mungkin karena faktor malas, karena sering kali saat makan mereka memiliki kesibukan masing-masing. Walau begitu kami mencoba untuk saling mengerti satu sama lain. Salah satu cara lain agar mengurangi konflik dan menjalin kebersamaan adalah dengan liburan. Kami mengambil salah satu hari dimana tidak ada kegiatan KKN. Memutuskan untuk pergi ke Gunung Bunder salah satu kawasan yang dekat dengan Gunung Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 239

266 Halimun Salak. Di sana banyak tempat rekseasi, salah satu yang paling terkenal adalah curugnya. Hampir ada 7 curug lebih di sana. Tidak ketinggalan pula deretan hutan pinus yang menarik perhatian saya dan teman-teman untuk sejenak berhenti dan mengabadikan momen bersama. Udara yang sejuk membuat pikiran tenang dan membuat saya dan teman-teman sejenak melupakan kegiatan KKN. Setelah itu saya dan teman-teman melanjutkan perjalan menuju curug Curug ini memang curug yang memerlukan waktu dan tenaga lebih untuk mencapainya. Terbukti dengan 2 orang teman kami yang memutuskan untuk kembali ke pesantren karena tidak kuat. Sekitar 30 menit perjalanan menuju ke curug, tetapi lelah saya dibayar dengan udara nan sejuk juga pemandangan yang cukup memuaskan. Puas saya dan temanteman saya menikmati alam dan bermain air, matahari pun terbenam lalu kami bergegas untuk kembali. Tetapi diperjalanan hujan turun diiringi dengan selimut kabut yang tebal, udara menjadi lebih dingin. Setelah hujan reda saya dan teman-teman kembali pulang menuju pesantren. Terbukti dengan liburan bersama, kekompakan kelompok sedikit demi sedikit mulai terbentuk. Terkadang kekompakan itu dibentuk dengan hal-hal yang memang bisa membekas di dalam pikiran mereka dan menjadikan suatu pengalaman baru bagi mereka. Kisah yang Menjadi Saksi Buta di Desa Leuweungkolot Selama saya tinggal di desa banyak sekali kesan baik dan pembelajaran yang di dapat, pengalaman baru yang mungkin tidak bisa saya dapatkan dimana pun. Masyarakat Desa Leuweungkolot sangat antusias dengan kehadiran kelompak KKN saya, mereka sangat senang dengan kedatangan kelompok saya di desa. Mereka menyambut dengan baik kedatangan kami. Sehingga dari awal pun kelompok saya diberikan kesan yang baik tentang masyarakat Desa Leuweungkolot, khususnya masyrakat yang memang tinggalnya berdekatan dengan pesantren yang kami huni. Masyarakat sangat memegang teguh adat dan istiadat, karena memang ada tokoh masyarakat di RW tersebut. 240 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

267 Selama di sana saya dan teman-teman banyak berinterkasi dengan masyarakat dari berbagai macam usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Dalam melakukan kegiatan pengabdian yang menargetkan anak-anak adalah ikut membantu mengajar mereka mengaji sehabis shalat maghrib berjama ah di pondok pesantren. Kami juga sempat mengajar di SD 01, SD 02, dan SD 05 dalam waktu kurang dari dua minggu. Hanya dua hari dalam seminggu kami mengajar. Anakanak sangat antusias dengan kegiatan yang kelompok saya adakan, mereka terlihat senang dan gembira dalam mengikuti kegiatan kelompok saya laksanakan. Setiap kami lewat pasti anak-anak menyapa atau sekedar bersalaman kepada saya dan teman-teman dengan menanyakan sesuatu hal. Saya diajak santri untuk mendaki puncak gunung kapur, ketinggiannya hanya 354 Mdpl. Ini merupakan pendakian pertama saya walau hanya 354 Mdpl. Setelah ashar saya memulai perjalanan ditemani dengan tiga orang santri. kaki gunungnya juga terdapat sebuah trek balap motor cross. Setiap sore di hari libur selalu ada kegiatan balap, dari kategori anak-anak hingga orang dewasa mengikuti nya. Menjadi hiburan tersendiri sebelum saya mendaki ke atas. Lalu kami melanjutkan perjalanan, trek yang disajikan cukup menantang dan cukup terjal untuk seorang pemula seperti saya. Sudah ada alat bantu tali untuk mempermudah menaiki treknya, 30 menit kurang lebih waktu untuk mendaki gunung tersebut, cukup melelahkan. Saat sampai di atas pemandangannya sangat indah, dari atas ketinggian sangat jelas terlihat Desa Leuweungkolot. Tak lupa saya mengabadikan momen bersama sekedar untuk dokumentasi. Sejenak saya duduk untuk menikmati pemandangan dan udara yang sejuk. Karena hari sudah semakin sore kami pun turun, waktu yang dibutuhkan untuk turun memang lebih cepat dari pada untuk mendaki. Teman saya Berly terpeleset jatuh, jari-jari kakinya lecet dan luka, tapi dia masih bisa melanjutkan perjalanan dengan kaki tertatih-tatih. Sebelum azan maghrib kami sudah tiba di pesantren. Saya dan rekan saya Marisya yang memang kebetulan satu jurusan dengan saya membuat program Bedah Perpustakaan. Dengan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 241

268 waktu seminggu saya melakukan bedah perpustakaan, tetapi saya meminta satu orang untuk membantu, karena memang kondisi perpustakaan yang kurang layak dibilang sebagai perpustakaan. Terdapat barang-barang yang seharusnya tidak berada di perpustakaan membuat saya bingung dalam penataan ruang. Kami merombak semua susunan buku dan penataan rak buku. Melakukan labeling buku dengan kertas warna untuk buku referensi, dan menyusun buku pelajaran serta buku umum lainnya sesuai dengan subjek. Waktu seminggu pun terlewati, pembedahan pada perpustakaan berjalan lancar. Tentunya mendapat respon dari kepala sekolah dan guru-guru akan hasil kerja yang telah saya dan rekan saya kerjakan. Karena sebelumnya belum ada yang membedah perpustakaan SD 01 Desa Leuweungkolot. Saya berharap agar kelak perpustakaan menjadi sebuah awal untuk siswasiswi untuk menambah minat baca mereka, karena perpustakaan bukanlah sebuah tempat untuk penitipan buku pelajaran, tetapi perpustakaan merupakan tempat untuk siswa-siswi menambah ilmu. Kegiatan yang paling tidak terlupakan adalah malam perpisahan atau penutupan kegiatan KKN, yang dilaksanakan tanggal 24 Agustus. Acara ini merupakan kegiatan puncak atau acara terakhir yang dapat saya dan kelompok lakukan dalam KKN. Namun sangat disesali penutupan ini tidak dihardiri oleh kepala desa dan dosen pembimbing kelompok saya. Dimulai dengan sambutan yang diwakilkan oleh ketua RW 01 dan tokoh agama. Lalu kelompok kami memutar sebuah film pendek yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang sebulan kami lakukan di desa. Tidak lupa pula kesan dan pesan yang diberikan kepada anak-anak desa, santri dan perwakilan kelompok saya. Kami merasa senang kegiatan KKN berakhir namun rasa sedih terlihat di wajah-wajah kelompok saya, serta mereka yang akan kami tinggalkan. Acara puncak ini sangatlah berkesan bagi kami dan tidak akan pernah terlupakan. Kelompok saya memiliki banyak kesan baik terhadap lingkungan dam masyarakat Desa Leuweungkolot. Sering sekali saya mengikuti acara liweutan yang dilakukan oleh santri. Saya juga diajak bermain futsal bersama mereka, tentunya ini membuat saya semakin 242 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

269 akrab dengan santri. Saya dan teman saya juga sedikit membantu dalam pembuatan septic tank pesantren. Banyak sekali pembelajaran yang dapat saya ambil sejak awal saya tiba di desa hingga hari terakhir di Desa Leuweungkolot. Jujur saya bukanlah orang yang mandiri. Sebelum kegiatan KKN dilakukan saya hampir tidak pernah melakukan sesuatu sendiri, seperti mencuci pakaian sendiri dan menyetrika baju sendiri, saya merasa tidak bisa jauh dengan orang tua saya, karena belum terbiasa melakukan hal tersebut sendiri. Awal KKN saya merasa kesulitan untuk menjadi pribadi yang mandiri karena kebiasan di rumah dan sering kali rindu dengan orang tua di rumah. Namun mau tidak mau saya harus menjadi mandiri agar tidak membebani orang di sekitar saya. Banyak juga ilmu agama yang saya dapatkan di pondok pesantren yang sebelumnya saya tidak tahu. Saya juga terbiasa dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat di sana dan setiap hari bersosialisasi dengan masyarakat Desa Leuweungkolot. Saya sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan KKN di Desa Leuweungkolot karena banyak perubahan-perubahan positif yang saya alami selama tinggal di sana. Saya juga mendapat teman-teman baru yang sebelumnya memang saya tidak kenal. Harapan Baru untuk Desa Leuweungkolot Semua yang tinggal di Desa Leuweungkolot pasti memiliki harapan atau cita-cita untuk desanya tidak terkecuali kepala desa, tokoh desa maupun masyarakat biasa. Saya yang tinggal hanya sebulan pun memiliki harapan untuk Desa Leuweungkolot di masa yang akan datang. Jika saya merupakan bagian dari Desa Leuweungkolot, yang pertama saya lakukan adalah menyelesaikan masalah sampah, banyak sampah yang menghambat aliran sungai. Masyarakat belum sadar betul tentang akibat yang akan ditimbulkan jika sampah dibuang di sungai. Padahal mayoritas mata pencaharian mereka bertani, pengairan akan terganggu jika musim kemarau tiba. Gagal panen pun bisa terjadi karena ladang mereka kekeringan karena kekurangan air. Kepedulian terhadap sesama di kalangan masyarakat juga masih rendah. Selanjutnya, yang saya akan lakukan adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Desa Leuweungkolot, saya berharap Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 243

270 banyak sumber daya manusia berkualitas di Desa Leuweungkolot sehingga dapat memajukan Desa ke arah yang lebih baik lagi. Di sana juga terdapat LPK, namun masyarakat kurang memanfaatkan fasilitas tersebut. Masyrakat hanya tinggal menggunakan dan merawatnya saja, saya yakin jika fasilitas itu dimanfaatkan dengan benar akan membawa perubahan pada masyrakat desa khusunya pada sektor ekonomi dan meningkatkan tingkat kreatifitas masyarakat Desa Leuweungkolot. Jika lahan bertani sudah tidak ada, mereka dapat menggunakan keahlian dan kreatifitas yang didapat dari LPK untuk mencari pekerjaan lain dan mengurangi angka pengangguran. Ilmu yang didapat kelak akan berguna untuk anak cucu mereka. 244 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

271 BAB VII KESAN DAN PESAN WARGA Program kegiatan KKN Super 100 di Desa Leuweungkolot berjalan dengan lancar walau dalam prosesnya pasti ada kendala yang dihadapi. Namun Alhamdulillah, banyak tanggapan positif dari masyarakat kepada kelompok ini. A. Kesan Tokoh Masyarakat Aji Sukarji (Ketua Dusun): 80 Acara kesehatan ini menurut saya bagus, ya ini yaah di sini ada pengobatan gratis. Pak Aji sebagai ketua dusun satu mengucapkan terima kasi. Mudah-mudahan ini warga Desa Leuweungkolot yang mendapat di sini yang punya penyakit semoga cepet sembuh. Amin. Pak RT Tambayong: 81 Untuk sosial masyarakat? Mungkin ga kaya dulu-dulu ya. Untuk apa? Untuk sosial kaya gotong royong, kaya apa ga terlalu kaya dulu. Ada sih ada sekarang juga kalo itu, kompak cuma ga begitu kompak gitu, ga kaya dulu gitu kan. Mungkin dulu kan mayoritas petani kebanyakan kan mayoritas petani, sekarang kan ada yang kerja ada yang apa kan gitu kan. Mungkin, kebutuhankebutuhan mereka juga kan yang paling mendasar itu kan. Jadi, kita ga bisa nuntut sepenuhnya gitu kan untuk gotong royong. Kegiatan yang masih aktif di sini, satu gotong royong. Dua, kalo kematian ya kalo ada yang meninggal dunia gitu kan. Gotong royong juga banyak gitu kan, ada jalan, ada masjid, ada mushalla gitu kan. Ada aja gitu kan. Ada aja. Kalopun kita, apa, kita selalu 80 Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Desa Leuweungkolot, Bapak Aji Sukarji, 22 Agustus Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 05 RW 01 Desa Leuweungkolot, Bapak Tambayong, 20 Agustus

272 tampil untuk RT untuk RW, untuk tokoh-tokoh gitu. Ada aja untuk kegiatan. Penyebab sosial masyarakat ga kaya dulu lagi itu banyak penyebabnya. Banyak penyebabnya, salah satunya tadi ya kita udah jelasin salah satunya mayoritas itu dulu itu kan petani kan sekarang mungkin ada yang kerja ada yang apa kan gitu kan. Jadi untuk waktunya sedikit gitu kan. Untuk waktunya gitu kan. Ada sih ada cuma ga kaya dulu gitu kan. Ada yang berkepentingan khusus, lebih mendasar dari pada ini. kita juga ga memaksain kalo misalnya gotong royong ga memaksain. Kita juga harus mengasih kebijakan-kebijakan itu. Karena kan di samping ada kebutuhan yang lebih mendasar. Intinya ya gitu, ga kaya dulunya tentang masalah zaman juga mungkin. Dulu kan dulu kan mayoritas petani gitu kan, sekarang mungkin dari, apa, dari kelulusan sekolah juga mungkin sekarang banyak ya yang SMP SMA gitu kan. Kalo dulu mungkin keterbatasan ijazah itu, makanya kami kerja keluar gitu kan. Mungkin itu, jadi pada dasarnya itu, apa ya, gotong royong kan ga nuntut nominal semenjak padat karya dulu, kan dulu padat karya, yang ngebersihin selokan gitu kan, padat karya itu dulu dibayar. Nah dari situ mungkin salah satu kendalanya juga. Jadi sekarang itu masyarakat menjadi manja. Kan biasanya ada gajinya, ada uangnya. Salah satunya itu kan. Terus ada faktor itu juga, jadi ada faktor figur. Figur itu untuk satu kali bicara itu, apa, untuk satu masyarakat kompak kan. Mungkin figur itu ga ada sekarang itu gitu kan. Mungkin dulu ada orang yang disegani di sini kan. Yang itu udah meninggal gitu kan. Nah bisa jadi salah satu juga kan. Yang paling inti sih yang sebenernya itu, datang dari kesadaran masing-masing juga. Mungkin semua kita juga berharap untuk ke pemerintahan ya, kenapa kita dikasih bantuan dikasih apa, pokonya dikasih program semua. Intinya itu, kita mintanya untuk meminta bimbingan untuk kesadaran masing-masing. Itu doang. Dikasih PKH, dikasih BSM, dikasih apa, kebijakan-kebijakan yang dari pemerintah emang disambut mesra dari masyarakat juga butuh 246 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

273 kan gitu kan. Cuma untuk yang lebih utamanya itu membangun kesadaran masyarakatnya gitu kan biar masyarakatnya itu sadar. Seperti apa!? Mungkin pemerintah lebih tau kan. Banyak di bidang-bidang itu, gitu kan. Mungkin itu. Kesan Ya satu kan kita untuk yang KKN disambut mesra, gimana, tadi yang ga kenal jadi kenal gitu kan. Silaturahmi. Satu manjangin umur, menjembatani rizki kan, gitu kan. Jadi, persaudaraan bertambah gitu kan. Mungkin kita bisa keluar bisa tegur sapa, bisa kita ke mana aja mungkin ada yang daerah sini ada yang daerah sana kan, mungkin kita suatu saat ke tempat mereka, adalah buat kita buat maen kesitu kan gitu kan. Tapi yang saran utamanya mungkin bisa mengajak masyarakatlah intinya. Pengenalan diri, apalah gitu. Pesannya, kan kalo kuliah di kelas itu kan berarti menuntut ilmu, kalo, apa, ngaji semua ada gurunya kan, kalo KKN itu kan mengenal masyarakat. Mengenal si A, si B, sampe si Z. kan ya gitu kan ya. Itu salah satu ilmu juga kan ya. Ngaji semua ada gurunya, tapi ngaji diri gitu kan ya dari pengalaman. Mungkin kan bisa berbagi ilmu bisa berbagi apa gitu kan. Bukan sekedar teori gitu kan. Itu sekarang itu prakteknya gitu kan. Lebih baik satu teladan dari pada seribu nasehat gitu kan. Yaa gitu ada, semoga bisa mengembangkan apa yang bidang-bidangnya gitu kan. Semoga juga apa yang ditujukan tercapailah sama rekanrekan semua gitu B. Kesan Ibu-ibu Pengajian dan Posyandu Bu Yuyum (Mantan Ketua Posyandu Leuweungkolot): 82 Mungkin ini dari ibu-ibunya yaa, Alhamdulillah dengan kedatangan ade-ade mahasiswa atau anak-anakku, temantemanku dari UIN Jakarta yang telah, untuk pesan kesannya ya 82 Wawancara Pribadi dengan Mantan KetuaPosyandu Desa Leuweungkolot, Ibu Yuyum, 20 Agustus 2017 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 247

274 neng ya, yang telah banyak memotivasi terutama kepada adikadik atau generasi Desa Leuweungkolot, terutama dengan diadakannya tahfidz Qur an kemaren. Mudah-mudahan ada tindak lanjut, bermanfaat, dan untuk kakak-kakak kalo kata adik-adik di sini mungkin mereka juga berterima kasih kepada kakak-kakak yang telah mengadakan acara tersebut. Kami di sini sangat berkesan terutama dengan keramahan adik-adik meskipun ibu sedikit banyak direpotkan ya neng yaa, tapi ibu senang. Jangan sedih awas, di sini saya ikhlas dan senang membantu kalian. Kesannya ya!? Kalo kesannya itu kalo untuk ke putriputrinya ini, saya merasa kagum. Meskipun istilahnya baru kenal, berkesan neng-neng ini ramah gitu. Tapi, kalo untuk di lakilakinya ibu kurang inian sepertinya. Sepertinya halnya satu-dua oranglah gitu. Apa itu istilahnya, yang ada sering nyapa, kalo untuk dari kegiatan apa-apanya berkesan banget sih neng. Istilahnya ngebantulah gitu. Semacam kemaren, ada tahfidz gitu udah Alhamdulillah banget ibu berterima kasih. Insyaallah untuk kedepannya nanti ibu bicarakan bersama pak ustaz gitu untuk tidak diapa itu yaa!? Ada tindak lanjutnya. Itu aja sih Alhamdulillah anak-anak di sini juga ya dari anak kecilnya, ya itu sih kesannya Alhamdulillah aja. Kalo pesannya sih, apa ya neng ya!? Kalo untuk istilahnya, jadilah seperti ibulah. Bukan dari-dari segi kalo untuk gapunyanya jangan diikutin ya! Menurut ibu nih, tapi menurut nilai, neng-neng yang menilai. Ibu itu orangnya ramahlah, supple, gitukan. Berbagi ilmu, itu aja sih pesannya. Yang penting mah jaga diri dimanapun kalian berada, gitu aja. Ibu Ida (Istri Lurah Leuweungkolot dua dekade sebelumnya): 83 Eee kalo menurut saya kesan pesannya. Dari adanya KKN ini sangat membantu. Hmm.. Terutama untuk masyarakat 83 Wawancara Pribadi dengan Istri Lurah Leuweungkolot dua dekade sebelumnya, Ibu Ida, 19 Agustus Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

275 yang yaa bisa dibilang kurang mampu ya. Yang ekonomi menengah ke bawah, masalahnya kan tidak semua orang kan memiliki BPJS, jadi dengan adanya ini sangat, sangat apa namanya, sangat membantu sekali. Diulang lagi, membantu sekali. Ya keinginan sih mudah-mudahan setiap apa namanya ada yang KKN ya seperti ini. Mudah-mudahan ini suatu motivasi juga buat kepala desa nanti yang akan datang, siapa pun nanti yang akan terpilih. Mudah-mudahan ini juga untuk bisa, apa namanya, menjadi contoh buat mereka. Hanya itu aja. Saya juga walau saya juga punya BPJS tapi kan saya juga menyambut baik yang lainnya. Gitu aja neng yang bisa saya sampaikan. Antusiasme masyarakat Alhamdulillah. Maksudnya dia responnya juga baik, bahkan kemaren waktu saya di pengajian saya juga ngasih tau ya. Karena mungkin terbatas, karena sebagian ada yang lagi ngaji, mungkin Insyaallah memenuhi targetlah. C. Kesan Pemuda Reza (Santri Pesantren Riyadhul Badi ah): 84 kesan dari saya dan pemuda itu adalah Alhamdulillah terima kasih kepada mahasiswa yang telah membantu para pemuda dalam pendidikan kesehatan dan sosialisasi, dan kepada santri juga, kita banyak pengalaman-pengalaman dari merekamereka juga. Dari mulai pembelajaran yang di perkuliahan, terus pengalaman pembelajaran mereka juga, dan kita juga banyak tau jurusan-jurusan yang dalam perkuliahan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pesan dari para pemuda dan para santri, semoga apa yang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lakukan di desa ini, semoga bermanfaat dan berkah bagi para mahasiswa, dan apa yang dilakukan bisa menjadi bekal dalam jangka panjang atau pendek yang dilakukan oleh para mahasiswa ke depannya. Mmm selanjutnya apa ya? Haduuuh.. semoga yang 84 Wawancara Pribadi dengan santri Pesantren Riyadhul Badi ah, Saudara Reza, 22 Agustus 2017 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 249

276 dilakukan dan apa ya namanya do a para santri semoga para mahasiswa cepat lulus.. amiiin. Dan minimal nilai KKN ini A+. amin. semoga cepat menjadi wisudawan dan wisuda wati. D. Kesan Guru Ibu Guru SD Leuweungkolot 2: 85 Bagus sih untuk memotivasi anak bagus. Cuma saya kan engga menyimak dari awal ya, cume pertengahan aja. Kayanya sih, bagus buat memotivasi anak. Hmm apa sih, lebih cinta pada al-qur an. Itu kan tujuannya untuk itu kan. Harapannya, pengennya sih motivasi terhadap al-qur annya lebih menambah lagi. Tapi tadi Alhamdulillah ya, eee, kalo buat hafalan anak-anak sudah mulai, ini. Kalo mungkin ada acara-acara seperti ini anak-anak lebih termotivasi lagi. Ya pesan dan kesannya sih saya cuma bisa bilang, bagus, bagus, dan bagus. 85 Wawancara Pribadi dengan guru SD 02 leuweungkolot, 22 Agustus Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

277 DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Mayarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta: FISIP UI Press, Djamara. dkk.. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Hasan, Engking Soewarman. Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya Unggul. Bandung: Pustaka Rosda Karya (2002), 56:57 diakses pada 13 September 2017 dari: Hurairah, Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora (2008), 82 diakses pada 13 September 2017 dari: Nasdian. dkk. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Nugraha, Eva. Panduan Penusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Peta Leuweungkolot, Cibungbulang, Bogor diakses pada 14 September 2017 dari: Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Leuweungkolot, Bapak Aji Sukarji, 13 September Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, dokumen tidak dipublikasikan. Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Leuweungkolot, Bapak Aji Sukarji, 22 Agustus Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 05 RW 01 Desa Leuweungkolot, Bapak Tambayong, 20 Agustus Wawancara Pribadi dengan Mantan Ketua Posyandu Desa Leuweungkolot, Ibu Yuyum, 20 Agustus

278 Wawancara Pribadi dengan Istri Lurah Leuweungkolot, Ibu Ida, 19 Agustus Wawancara Pribadi dengan Santri Pesantren Riyadhul Badi ah, Saudara Reza, 22 Agustus Wawancara Pribadi dengan Guru SDN Leuweungkolot 02, 22 Agustus Wikipedia, Leuweungkolot Cibungbulang Bogor, (2014) diakses pada 15 September 2017 dari: Bogor. 252 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

279 BIOGRAFI SINGKAT Masyrofah, S.Ag., M.Si. lahir pada tanggal 30 Desember 1978 di Jakarta. Beliau adalah dosen Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Program Studi Jurusan Hukum Tata Negara. Beliau menamatkan Program S1 pada tahun 2000 di UIN Jakarta pada Jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum, kemudian beliau menamatkan Program S2 tahun 2005 pada Jurusan Politik dan Hubungan Internasional Program Studi Timur Tengah dan Islam. Bidang kepakaran Beliau adalah Politik Islam, Beliau merupakan Ibu dari 4 orang anak. Citra Rizky lahir di Tangerang pada tanggal 16 Maret Ia adalah mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya, ia telah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 30 Jakarta, Jurusan Busana Butik. Selain aktif sebagai mahasiswa, ia aktif sebagai anggota komunitas AIR Film dan pernah dinobatkan menjadi 253

280 scriptwriter terbaik di dalamnya. Si sulung dari dua bersaudara ini juga aktif menghasilkan beberapa karya berupa gambar dan komik strip dengan artist-name Kunoichitra. Marsela Rahmawati seorang anak tunggal di keluarganya yang lahir pada 10 Maret Alumni sebuah SMK berjurusan Akuntansi ini, sekarang menjadi mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di kampus ia menekuni sebuah organisasi senada dengan fokus kuliahnya, yakni Lingkar Studi Ekonomi Islam (LiSEnSi). Meski berjurusan yang akrab dengan angka, ia sangat hobi menulis sejak berada di bangku Sekolah Dasar. Kini karyanya sering kali dituangkan pada sebuah social microblog yaitu Tumblr dengan nama pena Iseng Writer. Maslakhatul Ummah lahir Di Gresik pada tanggal 12 juni Perempuan yang berdomisili di Gresik ini merupakan mahasiswa Fakultas Ushuluddin mengambil Jurusan Ilmu al-qur an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Anak pertama yang menjadi perempuan satu-satunya dari kedua saudara lelakinya ini, dulunya pernah bersekolah di MAK Tarbiyatut Tholabah di Lamongan. Ia biasa dipanggil dengan sebutan Laha saat ini masih aktif disebuah organisasi yang bernama Lingkar 254 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

281 Studi Mahasiswa yaitu LISMA. Ia juga aktif dalam dakwah Islam, organisasi yang berada di luar kampus. Teti Nurjannah, akrab disapa Teti. Mahasisiwi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelahiran Garut 18 Mei Anak pertama dua bersaudara ini menyelesaikan pendidikan menengah dan atas di PM Darussalam Gontor, Jawa Timur. Kemudian tahun 2015 memutuskan untuk menikah dengan Abdul Rahman Rewa dan dikaruniai seorang putra berusia 2 tahun bernama Amir Jaisy Fathurrahman. Kini ia berdomisili di Sukabumi. Selain kegiatannya sebagai mahasiswi dan Ibu rumah tangga, ia aktif mengajar di Taman Pendidikan Qur an tempat tinggalnya. Dede Falahudin lahir di Bekasi pada tanggal 27 November Ia berdomisili di Citeureup salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. Defal adalah nama panggilannya, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Anak kedua dari 3 bersaudara ini dahulunya bersekolah di YASPIA Bekasi. Ia saat ini baru saja lulus dari salah satu pesantren yang ada di sekitar lingkungan kampus tepatnya di Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 255

282 Pesantren Luhur Sabilussalam. Selain itu Ia masih aktif di organisasi primordial yaitu HIMABO. Sherly Tia Ananda lahir di Jakarta 02 Januari Ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Ia biasa disapa Sherly. Selama masa sekolah ia bersekolah di SD Negeri 02 Pagi Jakarta Utara, SMP Negeri 129 Jakarta Utara, SMA Negeri 80 Jakarta Utara. Dan sekarang ia berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lewat jalur undangan SNMPTN pada tahun Ia saat ini semester 7 di jurusan Ekonomi Syariah Fakutlas Ekonomi dan Bisnis. Ia tidak megikuti organisasi apa pun dikarenakan sesuatu hal. Fatma Fathi Hibatullah Saputra. Seorang yang memiliki nama cukup panjang ini pun mempunyai panggilan beragam oleh teman-temannya dari mulai Fatma, Putra, Pafu, Fathira, dan masih banyak lagi. Ia lahir disebuah RS yang menjadi bagian namanya kini, yakni RS Fatmawati Jakarta Selatan pada 19 April Anak tunggal dari pasangan Bapak Nanang dan Ibu Sutini ini berkediaman di Bintaro, Tangerang Selatan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi ini memiliki hobi nongkrong di toko buku dan di depan layar komputer, serta menyenangi hal-hal berbau je-jepang-an. 256 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

283 Muhammad Daivasamara Denaw. Lahir di Jakarta pada 30 Desember Ia merupakan putra tunggal di keluarganya, dan biasa disapa Doni. Alumni dari SMAN 9 Bogor ini sekarang melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Sistem Informasi. Senada dengan jurusannya, ia berambisi menjadi seorang programmer di bidang game development. Selain minatnya dalam dunia IT, ia menyenangi bidang musik khususnya gitar. Bahkan ia sempat memiliki sebuah band sejak tahun 2012 bernama Rubber Duck dan menjadi vokalis sekaligus gitaris di dalamnya. Muhammad Fadhli Dzil Iqbal. Lahir di kasur rumah sakit pada 23 Oktober 1996 yang lalu. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang mana ketiganya adalah dirinya sendiri. Lelaki yang akrab disapa Kevin ini senang sekali bermain game, sampai ia memutuskan untuk berpacaran dengan games-nya. Ia juga seorang penyiar radio kampus dan swasta. Di dunia radio, pangkatnya tinggi sekali, yaitu Letnan Mayor atau disebut juga Produser. Saat ini ia sedang disibukkan Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 257

284 oleh dunia fana, oleh karena itu ia bertekad ingin lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Hurunin Fathonah Muthmainnah. Biasa dipanggil Iin. Anak kedua dari enam bersaudara ini dilahirkan di Jakarta 17 Desember Tahun ini yang memasuki semester 7 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Ia menyukai kegiatan outdoor seperti hiking, snorkling bahkan yang paling disukai adalah diving. Dengan hal yang disukainya ia bercitacita ingin menjelajahi keindahan laut yang ada di Indonesia. Selain menyukai kegiatan outdoor, ia juga senang bernyanyi dan bahkan pernah menjadi wedding singer di beberapa acara pernikahan. Nanang Tri Hidayat. Lahir di Tangerang 15 Maret 1995, anak ketiga dari empat bersaudara dan biasa disapa Nanang. Merupakan alumni SMAN 12 Tangerang ini sekarang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Ia sangat bercita-cita menjadi entrepreneur. Saat ini ia sedang menekuni bisnis online shop busana muslimnya bernama 258 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

285 Aamaleeq, dan juga menangani usaha Agen Pos Indonesia di daerah Ciledug. Ia juga sangat menyukai musik islami seperti hadroh. Lelaki ini biasa di Panggil Yudi. Yudi Setiadi. Di kota Serang, 21 Juli 1995 silam ia dilahirkan. Lelaki pertama dari 3 bersaudara ini sekarang memilih kuliah Jurusan Ilmu al-qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setamat ia dari MAN 2 Kota Serang. Semenjak kecil, menjadi penulis adalah satu-satunya harapan yang ia perjuangkan hingga sekarang. Akhir-akhir ini, ia memiliki satu ambisi tambahan, yakni memiliki perpustakaan novel yang dapat dinikmati semua kalangan. Terkadang, pada momen-momen tertentu ia sengaja menyisihkan waktunya bermain gitar. Marisya Ningrum lahir di Semarang 14 Mei 1996 tapi besar di Ciputat. Marisya merupakan ketua geng dari kedua saudaranya. Selain hobi bernyanyi dan main games dikamar mandi, ia juga punya hobi menstalking mantan. Usut demi usut sejak kecil hingga sekarang ia mengenyam pendidikan hanya di daerah Tangerang Selatan saja. Sekarang ia menduduki semester 7 Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 259

286 Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebenarnya berada di Tangerang Selatan juga. Selain pernah menjabat sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan, ia juga pernah menjadi ketua Lembaga Semi Otonom (LSO) Tari Saman di jurusannya. Mutiah Tsani Asyifa, biasa dipanggil Cantik. Sukses mendarat dari kayangan ke bumi pada 28 Mei 1996 Masehi. Ia memulai pendidikan di SDN Benda Baru 02 Pamulang. Lalu meneruskan pendidikan di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang dan MAN 1 Serpong. Memiliki hobi yakni bernyanyi. Ia kini menjadi mahasiswi Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak suka rendang monyet, dan paling suka membuat ibu marah. Dodie Rachman kelahiran Bogor 15 juli Bertempat tinggal di Depok, yang merupakan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu perpustakaan. Anak ke 2 dari 4 besaudara. Dari kecil memulai pendidikan di TPA Nurul Amin, saat umur menginjak umur 7 tahun mulai masuk sekolah dasar yang tepatnya di SDN 08 PT Pondok Labu, setelah itu melanjutkan ke jenjang lebih tinggi di SMPN 260 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

287 226 Jakarta, lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta. Indah, lahir di Tanjung Pandan, Bangka Belitung, 3 Juni Anak ke 4 dari 5 bersaudara. Ia adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan. Ia sempat menempuh pendidikan non-formal pada bidang Desain Grafis dan Visual di Hellomotion School Academy Tebet selama kurang lebih 3 bulan dan mendapat nilai Baik. Saat ini di luar aktivitasnya sebagai mahasiswa, ia aktif pada kegiatan pembangunan karakter mahasiswi Islam di sebuah komunitas yaitu LISMA (Lingar Studi Muslimah) sebagai Tim Kreatif sekarang. Berlyyana Harinto Wati, biasa dipanggil Berly dilahirkan di Jakarta 22 September Saat ini genap berusia 21 tahun, mengambil Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dilahirkan dari orang tua Hariyono dan Sri Lestari. Sangat mengemari Make-up dan barubaru ini sangat menyukai hiking. Saat ini suka mendapatkan pekerjaan sampingan sebagai MUA (Make Up Artist) dan sangat bercita-cita ingin naik gunung namun masih takut. Berlyyana bercita-cita ingin menjadi ahli praktisi hukum di masa depan, Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot 261

288 di samping itu ia juga sangat ingin menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. 262 Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

289 LAMPIRAN-LAMPIRAN

290 KKN itu hanya tentang dua hal: memekarkan yang belum bersemi, dan mematikan yang telah lama tumbuh. -Ruben Bentian-

291 LAMPIRAN 1 : LEMBAR HASIL VERIFIKASI FORM VERIFIKASI MANDIRI BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2017 Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No Kel. : 100 Nama Kel. : Super 100 Nama Desa : Leuweungkolot Nama Dospem : Masyrofah, S.Ag., M.Si. Judul : Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot CATATAN VERIFIKATOR No Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan 1 Sampul Muka ada tidak ada sesuai belum sesuai 2 Halaman Dalam ada tidak ada sesuai belum sesuai 3 Tim Penyusun ada tidak ada sesuai belum sesuai 4 LEMB. PENGESAHAN ada tidak ada sesuai belum sesuai 5 KATA PENGANTAR ada tidak ada sesuai belum sesuai 6 DAFTAR ISI ada tidak ada sesuai belum sesuai 7 DAFTAR TABEL ada tidak ada sesuai belum sesuai 8 DAFTAR GAMBAR ada tidak ada sesuai belum sesuai 9 TABEL IDENTITAS ada tidak ada sesuai belum sesuai 10 RING. EKSEKUTIF ada tidak ada sesuai belum sesuai 11 CAT. EDITOR ada tidak ada sesuai belum sesuai 12 LEMBAR BIDANG 1 ada tidak ada sesuai belum sesuai 13 BAB I ada tidak ada sesuai belum sesuai 14 BAB II ada tidak ada sesuai belum sesuai 15 BAB III ada tidak ada sesuai belum sesuai 16 BAB IV ada tidak ada sesuai belum sesuai 17 BAB V ada tidak ada sesuai belum sesuai 18 LEMBAR BIDANG 2 ada tidak ada sesuai belum sesuai 19 BAB VI ada tidak ada sesuai belum sesuai 20 BAB VII ada tidak ada sesuai belum sesuai 21 DAFTAR PUSTAKA ada tidak ada sesuai belum sesuai 22 BIOGRAFI SINGKAT ada tidak ada sesuai belum sesuai 23 LEMBAR PEMISAH ada tidak ada sesuai belum sesuai

292 24 LAMPIRAN ada tidak ada sesuai belum sesuai 25 Sampul Belakang ada tidak ada sesuai belum sesuai Kesimpulan DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN-PpMM 2017 KELOMPOK 100 TELAH DIVERIFIKASI DAN DINYATAKAN : SESUAI / TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK KESESUAIAN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN. *( Coret yang dianggap perlu Ciputat, 28 September 2017 Verifikator Kesesuaian Konten Nama tanda tangan Nama tanda tangan Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan Nama tanda tangan Nama tanda tangan Mengetahui, Dosen Pembimbing Catatan Dosen Pembimbing/Editor: Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. NIP

293 LAMPIRAN 2 : SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Kami yang bertanda tangan di bawah ini, NAMA NIM TANDA TANGAN 1. Yudi Setiadi Marisya Ningrum Indah Marsela Rahmawati Maslakhatul Ummah Mutiah Tsani Asyfa Dodie Rachman Fatma Fathi H. Saputra M. Daivasmara Denaw Nanang Tri Hidayat Dede Falahudin M. Fadhli Dzil Iqbal Hurunin Fathonah M

294 14. Sherly Tia Ananda Berlyyana Harinto Wati Citra Rizky Teti Nurjannah Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku Laporan Hasil Kegiatan PpMM 2017 Kelompok 100 adalah benar telah bebas dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Ciputat, 20 Oktober 2017 Mengetahui, Dosen Pembimbing Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. NIP

295 LAMPIRAN 3 : SURAT DAN SERTIFIKAT

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315 LAMPIRAN 4 : GALERI FOTO-FOTO KEGIATAN Pembukaan KKN 26 Juli 2017 Seminar Hukum Keluarga 12 Agustus 2017

316 Pelatihan Sablon 13 Agustus 2017 Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir 9-13 Agustus 2017 Pengobatan Gratis 19 Agustus 2017

317 Perayaan HUT RI (Lomba Tahfidz) 19 Agustus 2017 Mobil Qur an 22 Agustus 2017 Penutupan KKN 24 Agustus 2017

318 Bedah Perpustakaan Leuweungkolot Mengajar (PAUD, SD, dan TPA) HUT RI

319

320 Pengajian Rutin Desa

321 Kerja Bakti

322 Momen Kebersamaan

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI OLEH ANGGA NURAUFA ZAMZAMI SAPUTRA NIM. 3217123077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kegiatan akademik yang bersifat sosial aplikatif, di mana saat kegiatan berlangsung mahasiswa dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN KKN-PpMM 2016

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN KKN-PpMM 2016 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN KKN-PpMM 2016 A. Pengantar Secara kebahasaan proposal adalah rencana yang akan dilakukan. Oleh karena itu, penyusunan proposal kegiatan KKN ini pun, merupakan uraian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TIPE 5E PADA MATA PELAJARAN AL-ISLAM MATERI ADAB PERGAULAN ISLAMI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PELAKSANAAN PELATIHAN MANASIK HAJI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG) SKRIPSI

MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PELAKSANAAN PELATIHAN MANASIK HAJI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG) SKRIPSI MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PELAKSANAAN PELATIHAN MANASIK HAJI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M/1437 H

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M/1437 H IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015

SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015 SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA YANG KAMI HORMATI UNSUR MUSPIKA YANG KAMI HORMATI

Lebih terperinci

AADC2. Ada Apa Dengan Candi dan Cigewor. Editor: Ibnu Qoyim, M.S. Penulis: Dwi Nurmayunita, dkk.

AADC2. Ada Apa Dengan Candi dan Cigewor. Editor: Ibnu Qoyim, M.S. Penulis: Dwi Nurmayunita, dkk. AADC2 Ada Apa Dengan Candi dan Cigewor Editor: Ibnu Qoyim, M.S. Penulis: Dwi Nurmayunita, dkk. LEMBAR TIM PENYUSUN AADC2 (Ada Apa Dengan Candi dan Cigewor) Buku ini adalah hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam. IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DALAM PROGRAM PNPM-MP TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MUSLIM DI DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

AKTUALISASI NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA SANTRI DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN (STUDI KASUS DI TPQ AL-ASYHAR SUMBERAGUNG) SKRIPSI

AKTUALISASI NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA SANTRI DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN (STUDI KASUS DI TPQ AL-ASYHAR SUMBERAGUNG) SKRIPSI AKTUALISASI NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA SANTRI DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN (STUDI KASUS DI TPQ AL-ASYHAR SUMBERAGUNG) SKRIPSI OLEH AHMAD RIFA I NIM. 2811123044 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FALKUTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN DEPARTEMEN QUALITY CONTROL DALAM STANDARISASI BAHAN BAKU PT. PURA BARUTAMA UNIT OFFSET

PERAN DEPARTEMEN QUALITY CONTROL DALAM STANDARISASI BAHAN BAKU PT. PURA BARUTAMA UNIT OFFSET PERAN DEPARTEMEN QUALITY CONTROL DALAM STANDARISASI BAHAN BAKU PT. PURA BARUTAMA UNIT OFFSET SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab I hingga bab IV mengenai komunikasi antarbudaya aparatur

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab I hingga bab IV mengenai komunikasi antarbudaya aparatur 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian bab I hingga bab IV mengenai komunikasi antarbudaya aparatur kecamatan Bekri dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa bentuk komunikasi antarbudaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BIMBINGAN KARIR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN

BIMBINGAN KARIR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN BIMBINGAN KARIR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN Oleh KASPIAH 1201280987 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/ 1437 H BIMBINGAN KARIR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN OLEH MARLINA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H xii

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PAUD APIK REJOSARI WONODADI BLITAR SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PAUD APIK REJOSARI WONODADI BLITAR SKRIPSI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PAUD APIK REJOSARI WONODADI BLITAR SKRIPSI OLEH ZULI AGUSTINA NIM 3211083131 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PELAYANAN E-BANKING DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

PELAKSANAAN PELAYANAN E-BANKING DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI PELAKSANAAN PELAYANAN E-BANKING DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN AKAD IJARAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH KANTOR CABANG BANDUNGAN

STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN AKAD IJARAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH KANTOR CABANG BANDUNGAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN AKAD IJARAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH KANTOR CABANG BANDUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh IVO ULTRAYANA NIM. 10913005293

Lebih terperinci

PERANAN KOPERASI FATAYAT NU CIKEUSAL LOR DALAM MENGURANGI PRAKTIK RENTENIR DI DESA CIKEUSAL LOR KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2017

PERANAN KOPERASI FATAYAT NU CIKEUSAL LOR DALAM MENGURANGI PRAKTIK RENTENIR DI DESA CIKEUSAL LOR KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2017 PERANAN KOPERASI FATAYAT NU CIKEUSAL LOR DALAM MENGURANGI PRAKTIK RENTENIR DI DESA CIKEUSAL LOR KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2017 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di ruang lingkup RT 33, RT 34, RT 35, dan RT 36 serta RW 09. 1) Luas Wilayah : Hektar

BAB I PENDAHULUAN. di ruang lingkup RT 33, RT 34, RT 35, dan RT 36 serta RW 09. 1) Luas Wilayah : Hektar BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Kelurahan/Desa Kelurahan Banjarejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung sari, Kabupaten Gunung kidul, Propinsi DIY. KKN Reguler periode

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Muzayana NIM

SKRIPSI. Oleh Muzayana NIM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KREATIVITAS BELAJAR SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 4 MAN LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Muzayana NIM 100210302092

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH FATKUROHIM NIM. 3223113036 JURUSAN PERBANKAN SYARI AH FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP PADA PONDOK PESANTREN DR. M. NATSIR ALAHAN PANJANG T E S I S

PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP PADA PONDOK PESANTREN DR. M. NATSIR ALAHAN PANJANG T E S I S PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP PADA PONDOK PESANTREN DR. M. NATSIR ALAHAN PANJANG T E S I S Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Konsentrasi Pendidikan

Lebih terperinci

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN 2015 2016) SKRIPSI OLEH : LIA RAHMAWATI NIM 2811123128 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBINAANN AKHLAK di SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO SKRIPSI

PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBINAANN AKHLAK di SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO SKRIPSI PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBINAANN AKHLAK PESERTA DIDIK di SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh: EDY SURYANTO NIM:

Lebih terperinci

Editor : Zuhairan Yunmi Yunan, S.E, M.Sc. Penulis : Hanum Aulia Cahayati, dkk

Editor : Zuhairan Yunmi Yunan, S.E, M.Sc. Penulis : Hanum Aulia Cahayati, dkk Editor : Zuhairan Yunmi Yunan, S.E, M.Sc Penulis : Hanum Aulia Cahayati, dkk LEMBAR TIM PENYUSUN Suara Bersama Untuk Tegalwangi Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS- JENIS SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN LANDANGAN 1 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WAFA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN (Studi Kasus Di Griya Qur an Al Furqon Ponorogo)

IMPLEMENTASI METODE WAFA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN (Studi Kasus Di Griya Qur an Al Furqon Ponorogo) IMPLEMENTASI METODE WAFA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN (Studi Kasus Di Griya Qur an Al Furqon Ponorogo) SKRIPSI Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh: PIPIN

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi oleh Rudi Irawan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan. Surabaya, 30 Desember 2013 Pembimbing Siti Azizah, S.Ag, M.Si NIP: 197703012007102005 ii PENGESAHAN TIM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI 115 BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Kegiatan KKN Reguler Kegiatan KKN Reguler ini dilaksanakan di 3 Desa dalam satu Kecamatan yaitu Desa Koripan, Desa Kenteng dan Desa Kemetul di Kecamatan

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Universitas Muhammadiyah Ponorogo HALAMAN PERSEMBAHAN Syukur alhamdulillah, skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayah dan ibuku tercinta, beliau yang telah membimbingku dalam kehidupan ini dan memberikan segalanya untukku. 2. Adik-adikku,

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) MANAJEMEN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERSPEKTIF DAKWAH (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Muamalah Primadana Kuwu Kec Kradenan Kab Grobogan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MAKNA BERBAKTI PADA ORANG TUA DALAM PERSPEKTIF REMAJA MUSLIM JAWA

MAKNA BERBAKTI PADA ORANG TUA DALAM PERSPEKTIF REMAJA MUSLIM JAWA MAKNA BERBAKTI PADA ORANG TUA DALAM PERSPEKTIF REMAJA MUSLIM JAWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA

PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA Forum Kajian Masyarakat (FKM) Gemolong Sekretariat: Masjid Al Akhlaq, Klentang, Gemolong,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN KHOZINATUL ULUM BLORA

MANAJEMEN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN KHOZINATUL ULUM BLORA MANAJEMEN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN KHOZINATUL ULUM BLORA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

PENGARUH PONDOK MUHAMMADIYAH HAJJAH NURIYAH SHABRAN TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT DUKUH SARIPAN, DESA MAKAMHAJI, KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

MODAL SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN SOCIAL CAPITAL FISHERMAN SOCIETY IN THE KRANJI VILLAGE, PACIRAN DISTRICT, LAMONGAN REGENCY SKRIPSI oleh Sadiwan Hariyanto

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH MAKAN AYAM BEBEK GEPRAK SOLO (ABGS) KUDUS

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH MAKAN AYAM BEBEK GEPRAK SOLO (ABGS) KUDUS PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH MAKAN AYAM BEBEK GEPRAK SOLO (ABGS) KUDUS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT ASSAIDIYYAH KIRIG MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LaporanIni Disusun Sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR

ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: DESRINA 11054202008

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb

Assalamualaikum Wr. Wb Assalamualaikum Wr. Wb Ysh. Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah; Ysh. Koordinator Pimpinan Daerah Aisyiyah se-eks Karesidenan Pekalongan; Ysh. Ketua beserta segenap jajaran pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DAN KENDALANYA PADA MATERI FIQIH KELAS X DI MAN PURWODADI SKRIPSI

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DAN KENDALANYA PADA MATERI FIQIH KELAS X DI MAN PURWODADI SKRIPSI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DAN KENDALANYA PADA MATERI FIQIH KELAS X DI MAN PURWODADI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: INNA KADARWATI A

Oleh: INNA KADARWATI A PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA PONDOK PESANTREN Studi Kasus di Pondok Pesantren Hasan Nur Iman Dusun Bendungan Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Budi Rahman NIM : 1101210438 Jurusan/Prodi Fakultas : Pendidikan Agama Islam (S1) : Tarbiyah dan Keguruan Menyatakan dengan sebenarnya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK

IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PENGGUNAAN BAHASA ASING (ARAB DAN INGGRIS) DI PONDOK MODERN AL-KAUTSAR SKRIPSI

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PENGGUNAAN BAHASA ASING (ARAB DAN INGGRIS) DI PONDOK MODERN AL-KAUTSAR SKRIPSI EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PENGGUNAAN BAHASA ASING (ARAB DAN INGGRIS) DI PONDOK MODERN AL-KAUTSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Serta Melengkapi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB II PROFIL WILAYAH BAB II PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Deskripsi Wilayah Desa a. Luas Wilayah Luas wilayah Desa Giripanggung kurang lebih sekitar 2.209,00 Ha. Terbagi menjadi 14 RW. b. Batas Wilayah Desa Giripanggung

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS V PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 NANGSRI KEBAKKRAMAT TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Disusun dan Diajukan

Lebih terperinci

IRMA RUMTIANING UH, MSI. NIP.

IRMA RUMTIANING UH, MSI. NIP. STRATEGI KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT UNTUK BERGOTONG ROYONG DI DESA SIWALAN (Studi Kasus Strategi Komunikasi Kepala Desa Siwalan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SISTEM GANTI RUGI BARANG YANG HILANG ATAU RUSAK DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM

PELAKSANAAN SISTEM GANTI RUGI BARANG YANG HILANG ATAU RUSAK DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM PELAKSANAAN SISTEM GANTI RUGI BARANG YANG HILANG ATAU RUSAK DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat dan

Lebih terperinci

UPAYA MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA UANG RUPIAH DENGAN UANG MUHITA DI SD MUHAMMADIYAH 1 TANGGUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI.

UPAYA MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA UANG RUPIAH DENGAN UANG MUHITA DI SD MUHAMMADIYAH 1 TANGGUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI. UPAYA MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA UANG RUPIAH DENGAN UANG MUHITA DI SD MUHAMMADIYAH 1 TANGGUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: LAILY MUNTAHA NIM: 084 121 234 INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PERAN SOSIAL GURU DI MASYARAKAT. (Studi Kasus di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten. Wonogiri Tahun 2013) SKRIPSI

PERAN SOSIAL GURU DI MASYARAKAT. (Studi Kasus di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten. Wonogiri Tahun 2013) SKRIPSI PERAN SOSIAL GURU DI MASYARAKAT (Studi Kasus di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Lebih terperinci

Pembimbing I: Drs. Effendi, M. Hum Pembimbing II: Tin Amalia Fitri, S.sos, M.Si. Skripsi

Pembimbing I: Drs. Effendi, M. Hum Pembimbing II: Tin Amalia Fitri, S.sos, M.Si. Skripsi KEBIJAKAN KEPALA PEKON DALAM PROSES INTEGRASI SOSIAL SETELAH PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR MASYARAKAT (Studi di pekon Sukaraja dan pekon Karang Agung Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus) Pembimbing I: Drs.

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS IX SMP ISLAM SUNAN GUNUNG JATI NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN DI ROTI RADJA KUDUS

IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN DI ROTI RADJA KUDUS IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN DI ROTI RADJA KUDUS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam

Lebih terperinci

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh: Uli Nisa Muhibah NIM : 102503093

Lebih terperinci

UMAR BIN KHATHTHAB. Muqodimah PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID. YAYASAN UMAR BIN ABDUL AZIZ Keputusan Menkumham RI nomor AHU-2870 AH

UMAR BIN KHATHTHAB. Muqodimah PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID. YAYASAN UMAR BIN ABDUL AZIZ Keputusan Menkumham RI nomor AHU-2870 AH Muqodimah Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barang

Lebih terperinci

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Resona Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 1 (2017) 20-25 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat http://journal.stiem.ac.id/index.php/resona/index

Lebih terperinci

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I PROFIL WILAYAH BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Dusun a. Data Geografis 1) Lokasi, Nama dan Luas Padukuhan Padukuhan Pudak terletak di perbukitan yang terletak pada 324 meter di atas permukaan laut. Terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

PANDANGAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PENENTUAN UPAH KARYAWAN PADA USAHA AIR MINUM DI PERUMAHAN GRAHA MUSTAMINDO PERMAI SKRIPSI

PANDANGAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PENENTUAN UPAH KARYAWAN PADA USAHA AIR MINUM DI PERUMAHAN GRAHA MUSTAMINDO PERMAI SKRIPSI PANDANGAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PENENTUAN UPAH KARYAWAN PADA USAHA AIR MINUM DI PERUMAHAN GRAHA MUSTAMINDO PERMAI SKRIPSI DiajukanUntukMenyelesaikanTugasAkhirdanSyarat MemperolehGelarSarjanaEkonomiSyariah

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN WIB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia.1 Hal ini disebabkan karena banyaknya angka kelahiran

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS IV SDN AJUNG 06 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

Membangun Jati Diri Desa Kemiri

Membangun Jati Diri Desa Kemiri Membangun Jati Diri Desa Kemiri Editor Rahmi Fitriyanti, M.Si Penulis Didi Fardiansyah, dkk. TIM PENYUSUN ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Layout Design Cover Kontributor Membangun Jati Diri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR KELAS III DI MI SINAR ISLAM KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG

PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR KELAS III DI MI SINAR ISLAM KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR KELAS III DI MI SINAR ISLAM KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

ANALISA PASAL 25 TENTANG WAKAF DENGAN WASIAT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 MENURUT FIQIH MUAMALAH SKRIPSI

ANALISA PASAL 25 TENTANG WAKAF DENGAN WASIAT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 MENURUT FIQIH MUAMALAH SKRIPSI ANALISA PASAL 25 TENTANG WAKAF DENGAN WASIAT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 MENURUT FIQIH MUAMALAH SKRIPSI DiajukanSebagaiSyaratGunaMemperolehGelarSarjanaSyariah (S.Sy) Di FakultasSyariah Dan HukumUniversitas

Lebih terperinci