KARAKTERISTIK ALELOPATI DARI EKSTRAK AIR DAUN JARAK PAGAR (JatrophacurcasL.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SAWI CAISIM (Brassica junceal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK ALELOPATI DARI EKSTRAK AIR DAUN JARAK PAGAR (JatrophacurcasL.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SAWI CAISIM (Brassica junceal."

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK ALELOPATI DARI EKSTRAK AIR DAUN JARAK PAGAR (JatrophacurcasL.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SAWI CAISIM (Brassica junceal.) (Skripsi) Oleh Bella Tamara Vista JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

2 ABSTRAK KARAKTERISTIK ALLELOPATI DARI EKSTRAK AIR DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) Oleh BELLA TAMARA VISTA Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah anggota family dari euphorbiaceae. Jarak pagar adalah spesies yang berasal dari Amerika tropis dan saat ini banyak tumbuh dibagian daerah sub tropis dan tropis dari Asia dan Afrika. Jarak pagar berkembang dengan baik di daerah tropis yang kering dan di daerah equatorial yang lembab atau di daerah bebatuan yang kering. Tanaman jarak pagar dapat bertahan hidup dari kekeringan untuk jangka waktu yang panjang Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak air Jarak pagar ( Jatropha curcas L.) berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sawi caisim (Brassica juncea L.). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan Oktober sampai November Penelitian dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap dengan faktor utama adalah ekstrak air daun jarak pagar dengan 5 taraf konsentrasi 0% v/v (kontrol), 5 % v/v, 10 %v/v, 15 %v/v, dan 20 %v/v terdiri dari 5 ulangan. Parameter yang diukur adalah daya kecambah, panjang aerial part, panjang akar, berat segar dan berat kering, (aerial part dan

3 akar), kadar air relatif, dan kandungan klorofil a,b dan total. Homogenitas ragam ditentukan dengan uji Levene pada taraf nyata 5%. Analisis ragam dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan p ada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak air daun jarak pagar menstimulasi panjang aerial part kecambah sawi caisim, konsentrasi ekstrak 15% sampai 20% menstimulasi berat segar aerial part dan berat segar akar serta kadar air relatif. Penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mempengaruhi pertumbuhan kecambah sawi caisim (Brassica juncea L.) dan berpotensi sebagai stimulator pertumbuhan kecambah sawi caisim ( Brassica juncea L.)Konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang efektif untuk pertumbuhan sawi caisim (Brassica juncea L.) adalah 15% v/v dan 20% v/v. Kata kunci : Alelopati, Jarak pagar, Sawi caisim

4 KARAKTERISTIK ALELOPATI DARI EKSTRAK AIR DAUN JARAK PAGAR (JatrophacurcasL.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SAWI CAISIM (Brassica junceal.) Oleh Bella Tamara Vista Skripsi Sebagaisalahsatusyaratuntukmencapaigelar SARJANA SAINS Pada JurusanBiologi FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

5

6

7

8 vii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Kalianda pada tanggal 11 Oktober 1997, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Sugeng dan Ibu Melly Novita Sari. Penulis menempuh pendidikan kanak-kanak di TK Depak Kalianda Lampung Selatan setelah itu penulis mulai melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar Bumi Agung Kalianda pada tahun Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikannya menengah pertama di SMP Negeri 2 Kalianda. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya di menengah atas di SMA Negeri 2 Kalianda. Pada tahun 2015, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung danmelaksanakan kuliah di perguruan tinggi hingga meraih gelar Sarjana Sains padatahun Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Fitohormon Jurusan Biologi, FMIPA.Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Ekspedisi Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2018 di

9 vii Desa Braja Luhur Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari. Pada bulan bulan Juli-Agustus 2018 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bandar Lampung selama 30 hari dengan judul laporan Pengaruh PGPR dan CORRIN Terhadap Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Desa Poncokresno Pesawaran Lampung.

10 PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-nya. Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan kasih sayangku kepada: Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan do a, kasih sayang dan pengorbanannya demi keberhasilanku. adikku dan seluruh keluarga besar yang memberikan semangat, do a dan kasih sayang dalammenyelesaikan pendidikanku. Para Dosen yang telah tulus dalam mendidik dan memberikan ilmunya kepadaku. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan do a, motivasi dan menemani selama menyelesaikan pendidikanku. Almamater tercinta yang menjadi kebanggaanku.

11 MOTTO Karena sesungguhnya seteleh kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al. Insyirah : 5) Sering kali, yang membuat kita masih selamat bukan keberuntungan. Tapi do a Ibu. (@Tutorialhijab) Pemenang sejati adalah orang yang tidak pernah berhenti mencoba dan mencoba untuk berhenti (Anonim)

12 SANWACANA Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT., serta sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul, Karakteristik Alelopati Ekstrak Air Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Sawi Caisim (Brassica juncea L.) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada JurusanBiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sugeng dan Ibu Melly Novita Sari, adikku Taresa Putri Wulandari serta keluarga besarku yang telah memberikan kasih sayang, menasehatiku serta doa yang diberikan. 2. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, arahan, bantuan, dukungan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

13 xi 3. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis sebelum, saat, dan setelah penelitian hingga skripsi ini selesai disusun. 4. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku pembahas atas kesediaan memberikan arahan, koreksi, saran dan kritik untuk pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Warsito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. 7. Ibu Dra. Yulianty, M.Si selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan saran kepada penulis selama menempuh pendidikan di Jurusan Biologi. 8. Bapak Hambali dan Bapak Rusman selaku petugas Laboratorium Botani yang telah bersedia dan membantu dalam peminjaman alat maupun semua keperluan penelitian. 10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. 11. Seluruh karyawan dan staf Jurusan Biologi atas bantuan-bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Biologi. 12. Teman-teman tersayang Sarah Amalia, Nurul Aniqotun, Retno Kurnia, Resti Amanda, Trisna Ramadhanty, Resti Safitri, Renti Melika, Dessy Maya, Galeh, Sany, Risma yang telah menjadi teman berbagi dukungan, saling membantu, menemani, berbagi pengetahuan, dan semangat dalam melaksanakan penelitian.

14 xii 13. Sahabat tersayangku Gita Aprilia yang telah memberi doa dan semangat, pengingat di saat salah, menjadi tempat berbagi, tempat berkeluh kesah dan tiada hentinya mengajakku untuk sama-sama memperbaiki diri, semoga kelak kita bisa bertemu di syurganya, Aamiin. 14. Abangku Tersayang Ikhwan Rizky yang telah memberi doa, semangat, perhatian, dukungan, dan tempat diskusi terbaik. 15. Kepada teman-teman angkatan 2015, terima kasih atas kekeluargaanya yang telah terjalin selama ini. 16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu secara tulus memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis. Semoga Allah SWT. Senantiasa membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah kalian berikan. Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, Aamiin. Bandar Lampung, 20 Maret 2019 Penulis Bella Tamara Vista

15 xiv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i HALAMAN JUDUL DALAM...ii HALAMAN PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv SURAT PERNYATAAN...v RIWAYAT HIDUP...vi PERSEMBAHAN...viii MOTTO...ix SANWACANA...x DAFTAR ISI...xiii DAFTAR TABEL...xvi DAFTAR GAMBAR... xviii I. PENDAHULUAN...1 A. LatarBelakang...1 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...4 D. Kerangka Pikir...4 E. Hipotesis...5

16 xiv II. TINJAUAN PUSTAKA...6 A. Deskripsi Tanaman Jarak Pagar Klasifikasi Botani Distribusi Global 4. Manfaat Jarak Pagar...9 B. Deskripsi Tanaman Sawi Caisim Klasifikasi Botani...10 C. Sifat Allelopati Daun Jarak Pagar Defenisi Allelopati Allelokimia Daun Jarak Pagar...13 D. Riset Terkini...14 III. METODE KERJA...16 A. Waktu dan Tempat...17 B. Alat dan Bahan...17 C. Variabel dan Parameter...17 D. Rancangan Percobaan...17 E. Pelaksanaan Pembuatan Larutan Atok Ekstrak Air Daun Jarak Pagar Pembuatan Ekstrak Air Daun Jarak Pagar untuk Perlakuan Seleksi Benih Studi Pertumbuhan Kecambah...21 F. Pengamatan Daya Kecamabah Panjang Aerial Part Panjang Akar Berat Segar dan Berat Kering (Aerial Part dan Akar) Kadar Air Relatif Kandungan Klorofil (a,b dan Total)...23 G. Analisis Data...24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN...25 A. Hasil Daya Kecambah Panang Aerial Part Berat Segar Aerial Pert Berat Segar Akar Berat Segar Total Berat Kering Aerial Part Berat Kering Akar...38

17 xv 8. Berat Kering Total Kadar Air Relatif Klorofil a Klorofil b Klorofil Total...46 B. Pembahasan...47 V. KESIMPULAN DAN SARAN...51 A. Kesimpulan...51 B. Saran...51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

18 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Notasi perlakuan dan ulangan...18 Tabel 2. Pengenceran kkstrak air daun jarak pagar...19 Tabel 3. Uji Tukey rata-rata panjang aerial part kecambah sawi caisim...26 Tabel 4. Uji Tukey rata-rata berat segar aerial part sawi caisim...29 Tabel 5. Uji Tukey rata-rata berat segar akar sawi caisim...31 Tabel 6. Uji Tukey rata-rata berat segar total sawi caisim...33 Tabel 7. Uji Tukey rata-rata berat kering aerial partsawi caisim...36 Tabel 8. Uji Tukey rata-rata berat kering akar sawi caisim...38 Tabel 9. Uji Tukey rata-rata berat kering totalsawi caisim...40 Tabel 10. Uji Tukey rata-rata kadar aiar relatifsawi caisim...43 Tabel 11. Rata-rata kandungan klorofil asawi caisim...45 Tabel 12. Rata-rata kandungan klorofil bsawi caisim...46 Tabel 13. Rata-rata kandungan klorofil total sawi caisim...47

19 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Tanaman jarak pagar... 8 Gambar 2. Tanaman sawi caisim...12 Gambar 3. Struktur kimia...13 Gambar 4. Tata letak nampan untuk studi perkecambahan benih sawi...20 Gambar 5. Daya kecambah benih sawi caisim...25 Gambar 6.Efek ekstrak air daun segar jarak pagar terhadap panjang aerial partkecambah sawi caisim...27 Gambar 7. Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun segar jarak pagar dengan panjang Aerial Part kecambah sawi caisim...28 Gambar 8. Efek ekstrak air daun segar jarak pagar terhadap berat segar aerial part kecambah sawi caisim...29 Gambar 9.Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun segar jarak pagar dengan berat segar aerial part kecambah sawi caisim...30 Gambar 10. Efek ekstrak air daun segar jarak pagar terhadap berat segar akar kecambah sawi caisim Gambar 11.Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun segar jarak pagar dengan berat segar akarkecambah sawi caisim...32

20 xviii Gambar 12. Efek ekstrak air daun segar jarak pagar terhadap berat segar total kecambah sawi caisim...34 Gambar 13. Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun segar jarak dengan berat segar total kecambah sawi caisim...35 Gambar 14. Efek estrak air daun jarak pagar terhadap berat kering aerial part kecambah sawi caisim...36 Gambar 15. Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar dengan berat kering aerial part sawi caisim...37 Gambar 16. Efek estrak air daun jarak pagar terhadap berat kering akar kecambah sawi caisim...38 Gambar 17. Hubungan linear antara konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar terhadap berat kering akar kecambah sawi caisim...39 Gambar 18. Efek ekstrak air daun jarak pagar terhadap berat kering total kecambah sawi caisim...41 Gambar 19. Hubungan linear konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar terhadap berat kering total kecambah sawi caisim...42 Gambar 20. Efek ekstrak air daun jarak pagar terhadap kadar air relatif kecambah sawi caisim...43 Gambar 21. Hubungan linear konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar terhadap kadar air relatif kecambah sawi caisim...44 Gambar 22. Penimbangan daun jarak pagar...74 Gambar 23. Penambahan aquades yang siap diekstrak...74 Gambar 24. Pembuatan ekstrak air daun jarak pagar...74 Gambar 25. Ekstrak air daun jarak pagar...75

21 xix Gambar 26. Estrak air daun jarak pagar setelah disaring dengan kain kasa...75 Gambar 27. Proses penyaringan ekstrak air daun jarak pagar menggunakan kertas saring Whatman no Gambar 28. Ektrak air daun jarak pagar setelah penyaringan...76 Gambar 29. Perendaman biji sawi dengan ekstrak air daun jarak pagar...76 Gambar 30. Penumbuhan benih sawi setelah perendaman dengan ekstrak air daun jarak pagar...77 Gambar 31. Tata letak pertumbuhan kecambah sawi caisim...77 Gambar 32. Pertumbuhan sawi caisim pada hari ke Gambar 33. Pengukuran pertumbuhan sawi caisim...78 Gambar 34.Pengukuran kandungan klorofil tanaman sawi caisim...79

22 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalahanggota suku dari Euphorbiaceae. Jarak pagar yang dalam bahasa inggris disebut jatropha adalah spesies yang berasal dari Amerika tropis dan saat ini banyak tumbuh di bagian daerah sub tropis dan tropis dari Asia dan Afrika. Jarak pagar berkembang dengan baik di daerah tropis yang kering dan di daerah equatorial yang lembab atau di daerah bebatuan yang kering. Tanaman jarak pagar dapat bertahan hidup dari kekeringan untuk jangka waktu yang panjang (Pramanik, 2013). Buah jarak pagardigunakan dalam pengobatan populer, namun bijinya bersifat toksik bagi manusia dan hewan jika dimakan berlebihan yang berbahaya bahkan fatal. Jarak pagar memiliki nilai ekonomi yang penting karna minyak yang dihasilkan dari biji digunakan secara luas sebagai pelumas atau lubricant dalam produksi sabun, cat dan bahan bakar bagi mesin-mesin disel (Akintayo, 2004).

23 2 Sawi (Brasisca juncea L.) tergolong famili brassicaceae ( USDA 2018 ) brassica juncea disebut juga sawi cina, sawi oriental atau caisim ( Rubatzky, 1998 ). Caisim yang paling banyak diusahakan karena ditinjau dari aspek teknis budidaya relatif lebih mudah dibandingkandengan jenis tanaman hortikultura lainnya. Selain itu komoditas tersebut mempunyai masa tanam yang relatif pendek antara 1-2 bulan dan apabila ditanam pada kondisi tanah yang suburmaka dalam satu tahun akan berproduksi lebih dari 9 kali panen. Menurut (Soeseno, 2002) salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari masyarakat adalahcaisim (Brassica juncea L.) atau disebut juga sawi bakso karena biasanya dikonsumsi sebagai sayuran pelengkap bakso. Alelopati didefinisikan sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung, berbahaya atau menguntungkan suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lainnya dengan cara memproduksi senyawa kimia yang dilepaskan di lingkungan. Dalam beberapa kasus kita dapat mengamati susbtansi tersebut mungkin menstimulasi pertumbuhan tanman pada konsentasi rendah dan menghambatnya pada konsentrasi yang lebih tinggi. Sanderson et al (2013) melaporkan bahwa ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curcasl.) tidak menunjukkan efek alolopati terhadap perkecambahan biji letus atau (lactuca sativa var Grand Rapids) namun pada konsentrasi 15% ekstrak secara siknifikan menghambat perkembangan bagian atas atau (aerial part) dan bagian akar (radicular part). Sementara itu Rejjila and Vijayakumar (2011) melaporkan bahwa ekstrak air daun jarak pagar menunjukkan efek stimulasi

24 3 (stimulatori effect) terhadap perkecambahan biji dan panjang tunas tanaman Sesamun idicum. Efek stimulasi berbanding langsung dengan peningkatan konsentrasi (5% 10% 15% dan 20%), tetapi pertumbuhan akar dihambat pada semua perlakuan jika dibandingan dengan kontrol. Hasil stady bioassay menunjukan bahwa efek stimulasi dan penghambatan mungkin di sebabkan oleh kehadiran alelokimia yang larut dalam air seperti fenol dan tanin. Oleh sebab itu perlu di kaji apakah ekstrak air daunjarak pagar bersifatstimulant atau inhibitor terhadap kecambah dan pertumbuhan tanaman sawi caisim. Dengan diketahuinnya apakah efek stimulasi ekstak air daun jarak pagar maka tanaman jarak pagar dapat dikembangakan sebagai sumber zat perangsang tumbuh alami. B. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Apakah ekstrak air daun jarak pagar bersifat stimulantatau inhibitor terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sawi caisim. 2. Berapa konsentrasi maksimum ekstak air daun jarak pagar bersifat stimulant atau inhibitor terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sawi caisim.

25 4 C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan zat perangsang tumbuh tanaman yang murah dan aman yang berasal dari tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). D. Kerangka Pikir Sawi caisim (Brassica juncea L.) adalah sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang penting di Indonesia karena banyak dibudidayakan dan dikonsumsi. Oleh sebab itu sawi caisim perlu mendapatkan perhatian serius terutama dari aspek budidaya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil.salah satu upaya untuk mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah dengan menggunakan zat perangsang tumbuh. Berbagai zat perangsang tumbuh komersil yang bersifat kimia banyak tersedia di pasar. Namun harga zat perangsang tumbuh relatif mahal dan tidak aman untuk pemakaian terlalu sering. Oleh sebab itu perlu dikembangkan zat perangsang tumbuh alami yang relatifmurah yang berasal dari tanaman. Sanderson et almelaporkan bahwa ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curca L.) tidak menunjukkan efek alolopati terhadap perkecambahan biji letus atau (lactuca sativa var Grand Rapids) namun pada konsentrasi 15% ekstrak scara siknifikan menghambat perkembangan bagian atas atau (aerial part) dan bagian akar (radicular part). Hasil penelitian yang dilakuskan oleh Rejila et menunjukan

26 5 bahwa ekstrak air daun jarak pagar bersifat stimulantatau inhibitor terhadap kecambah dan pertumbuhan tanaman sesamum indicum L.Efek stimulant berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi (5%, 10%, 15%, 20%), tetapi pertumbuhan akar terhambat di semua perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol.hasil penelitian bioassay mengungkapkan bahwa penghambatan dan efekstimulant mungkin disebabkan kehadiran allelochemicals larut dalam air seperti fenol dan tanin dll. Oleh sebab itu perlu diteliti apakah ekstrak air daun jarak pagar bersifat stimulant atau inhibitor terhadap kecambah dan pertumbuhan sawi caisim. Untuk mengevaluasi efek stimulant dari ekstrak air daun segar jarak pagar makaparameter pertumbuhan panjang aerial part, panjang akar, berat segar, berat kering, kadar air relatif serta kandungan klorofil a b dan total, tanaman caisim yang diberi perlakuan ekstrak daun jarak pagar dibandingkan dengan tanaman caisim kontrol. E. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ekstrak air daun jarak pagar mendorong pertumbuhan sawi caisim dengan meningkatkan panjang aerial part dan akar pada konsentrasi tinggi. 2. Pada konsentrasi tinggi ekstrak air daun jarak pagar bersifat stimulant terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sawi caisim.

27 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi tanaman Jarak Pagar 1. Klasifikasi Menurut Natural Resources Conservation Service United State of Departement Agriculture (2018), klasifikasi tanaman mangga adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Viridiplantae Superdivision : Embryophyta Division : Tracheophyta Sub division : Spermatophytina Class : Magnoliopsida Subclass : Rosanae Order : Malpighiales Family : Euphorbiaceae Genus : Jatropha L. Species : Jatropha curcas L.

28 7 2. Botani Deskripsi botani tanaman jarak pagar menurut Orwa et al. (2009) adalah sebagai berikut: Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman yang tergolong semak monoecious (berumah satu) yang tahan terhadap kekeringan. Tinggi tanaman jarak pagar antara 5-8 meter, Genus Jatropha terdiri dari 170 spesies, dan merupakan anggota dari famili euporbiaceae. Tanaman jarak pagar banyak ditanam karena bijinya mengandung minyak yang sangat penting. Susunan daun berseling dengan panjang tangkai daun ( petiole ) 3-20 cm. Helaian daun memanjang dan lebar dengan 5 lobus yang dangkal, dengan satu bunga betina soliter masing-masing sumbu utama dan banyak bunga jantan di cabang-cabang lateral. Bunga unixesual karena hanya bunga betina saja yang menghasilkan biji. Ada genotip yang berbunga betina secara penuh, yang menawarkan keuntungan untuk menciptakan varietas hybrid murni. Buah merupakan kapsul berbentuk elips dan berukuran besar dengan kulit licin, awalnya hijau dan berdaging, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya kering dan berwarna hitam. Biji berbentuk elips dengan panjang 1-2 cm, dengan warna belang-belang hitam. Kecambahnya terbentuk 1 akar tunggang dan 4 akar peripheral bergantung pada kondisi lingkungan, kelembaban dan kehangatannya menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mungkin menghasilkan bunga hanya 2-3 bulan setelah perkecambahan.

29 8 Gambar. 1 : Tanaman, daun, buah dan biji jarak pagar (Hidayat, 2015) 3. Distribusi Global Jarak pagar (Jatropha curcas L.) diduga berasal dari Meksiko bagian Amerika Tengah, merupakan satu-satunya daerah dimana sering dikoleksi dari vegetasi yang tidak terganggu. Dari Caribean dimana spesies ini telah digunakan oleh suku Mayas Jatropha kemungkinan disebarkan oleh kapal-kapal Portugis melalui kepulauan cape Verde dan Guinea Bissau ke Negara-negara lain di Afrika dan Asia. Tanaman jarak pagar di distribusikan ke seluruh dunia sejak dahulu dan sekarang di naturalisasi diseluruh daerah subtropik dan tropik.

30 9 4. Manfaat Jarak Pagar Di seluruh daerah tropik bagian-bagian yang berbeda dari jarak pagar telah digunakan untuk berbagai keperluan, sebagai pagar hidup untuk mencegah hewan memasuki kebun, rumah dan jalan sampai ke aplikasi medis sepstansi aktif biologi dari biji jarak pagar telah di laporkan dengan aktifitas dari antiinflammantory, haemagglutination (lectin), iritasi kulit, insiteksida dan molluscicidal biji-biji yang kaya minyak dan minyak biji digunakan sebagai pembersih dan penolak parasite internal. Walaupun aplikasinnya sering menyebabkan iritasi yang parah dari saluran pencernaan dan dalam beberapa kasus keracunan. Daun dan kulit batang memiliki efek pembersih yang sama, minyak biji jatropa tidak bisa di makan karna mengandung senyawa-senyawa toksit. Secara tradisional minyak biji jarak digunakan untuk pembutan lilin dan sabun sebagai minyak lampu dan sebagai bahan bakar untuk memasak. Penggunaan terkini jarak pagar untuk produksi bio-fuel telah di mulai di seluruh dunia minyak digunakan baik secara langsung di mesin-mesin penggilingan biji-bijian, minyak plumas pompa air dan generator-generator kecil atau di modifikasi oleh trans-esterifcation dengan etanol untuk menghasilkan bahan bakar regular sesuai untuk mesin-mesin disel berkinerja tinggi.

31 10 B. Deskripsi Tanaman Sawi 1. Klasifikasi Menurut Natural Resources Conservation Service, USDA (2018) sawi caisim diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Dilleniidae Order : Capparales Family : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea (L.) 2. Botani Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi berbeda dengan petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga bisa ditanam di dataran rendah, batang sawi lebih ramping dan lebih

32 11 hijau sedangkan batang petsai gemuk dan berkelompok dengan daun putih kehijauan. Sawi yang banyak ditanam di Indonesia sebenarnya dikenal dengan nama caisim (Nazaruddin, 2003). Tanaman sawi memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua akar pada kedalaman antara cm. Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah dan manusia. Hasil penyerbukan ini terbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji. Biji sawi bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Batang semu pada sawi berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas - ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Selain batang, sawi memiliki daun daun bersayap, bertangkai panjang yang bentuknya pipih, mudah berbunga dan berbiji secara alami, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Selanjutnya, struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota, berbunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).

33 12 1. Daun 2. Buah 3. Bunga Gambar 2 : Daun, buah dan bunga sawi caisim (Anuradha et al, 2012) C. Sifat alelopati daun jarak pagar 1. Definisi Alelopati Alelopati didefinisikan sebagai: Pengaruh langsung atau tak langsung, merugikan atau menguntungkan suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lainnya (termasuk mikroorganisme) dengan cara memproduksi senyawa-senyawa kimia yang dilepaskan kelingkungannya. Beberapa kasus kita dapat mengamati bahwa substansi mungkin mendorong pertumbuhan tanaman dan menghambatnya dalam konsentrasi tinggi (Einhellig and Leather, 2013).

34 13 2. Alelokimia Daun Jarak Pagar Hasil studi bioassay menunjukan bahwa daun jarak pagar mengandung alelokimia seperti fenol, tannin dan sebagainnya. ( Rebecca, 2016 ) melaporkan hasil riset komponen-komponen fitokimia dan aktifitas microbial dari tanaman jarak pagar. Daun dan kulit batang dimaserasi secara berturut-turut dalam pelarut etanol dan air selama 24 jam. Hasil yang diperoleh menunjukan adanya metabolik sekunder seperti glikosida, flavonoid, fenol, tannin, steroid, gula pereduksi dan terpenoid. 1. Stuktur kimia saponin 3. Struktur kimia fenol 2. Struktur kimia steroid 4. Struktur kimia tannin

35 14 5. Struktur kimia glikosida Gambar 3 : Struktur kimia saponin, steroid, fenol, tannin, glikosida ( Haralampidis et al, 2002.) F. Riset Terkini Rejila and Vijayakumar (2011) melaporkan bahwa ekstak air daun Jatropha curcas L. menunjukan efek penghambatan terhadap perkecambahan biji, panjang tunas dan panjang akar tanaman cabai hijau (Capsicum anum L.). Efek penghambatan terhadap tanaman adalah berbanding langsung dengan peningkatan kosentrasi ( 5%, 10%, 15%, 20% ). Ekstrak Jatropha menunjukan efek stimulasi atau (stimulatory effects) terhadap pekercambahan biji dan panjang tunas pada tanaman Sesamum indicum L. Efek stimulasi berbanding langsung dengan peningkatan kosentrasi (5%, 10%, 15%, 20%), tetapi pertumbuhan akar di hambat pada semua perlakuan dibandingkan dengan Kontrol. Sementara itu Sanderson et al, ( 2013 ) melaporkan efek allolopati ekstrak air daun jarak pagar terhadap pekercambahan dan pertumbuhan tanaman teratai (Lotus sativa var. Grand Rapids ). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun jatropha tidak menghasilkan efek alelopati terhadap

36 15 perkecambahan biji teratai tetapi pada konstransi 15% menghambat pertumbuhan aerial part dan akar.

37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober sampai November 2018 di Laboratorium Botani I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, rak beserta tabung reaksi, pipet tetes, corong, gelas pelastik, label, belender, karet gelang, spektrofotometer UV, timbangan digital, penggaris, oven, sentrifuge, gunting dan pisau.

38 17 2. Bahan Bahan-bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah daun jarak pagar Jatropha curcas yang diperoleh dari daerah Pringsewu dan benih sawi caisim ( Brassica juncea L.) yang diperoleh dari PT. East West Indonesia, tanah yang diperoleh dari PT. Trubus Mitra Swadaya, alcohol 96%, tisu, aquades, kertas saring Whatman no1 dan kain kasa. C. Variabel dan Parameter Variabel dalam penelitian ini daya kecambah panjang aerial part, panjang akar, berat segar akar, berat kering akar, berat segar aerial part, berat bering aerial part, kadar air relatif, kandungan klorifia a,b dan total. Parameter dalam penelitian ini adalah nilai tengah variable ( μ ) pertumbuhan kecambah. D. Rancangan Percobaan Percobaan dilakukan dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan ekstrak air daun jarak pagar sebagai faktor utama yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi : 0% v/v (Kontrol) 5 % v/v, 10 v/v, 15% v/v, 20% v/v dengan 5 ulangan Notasi perlakuan dan ulangan di tunjukan pada (table 1 ).

39 18 Tabel. 1. Notasi perlakuan dan ulangan Ulangan Konsentrasi ekstrak daun jarak pagar (% v/v) K0U1 K1U1 K2U1 K3U1 K4U1 2. K0U2 K1U2 K2U2 K3U2 K4U2 3. K0U3 K1U3 K2U3 K3U3 K4U3 4. K0U4 K1U4 K2U4 K3U4 K4U4 5. K0U5 K1U5 K2U5 K3U5 K4U5 Keterangan : K0-K4 = Konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar U1-U5 = Ulangan E. Pelaksanaan 1. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Air Daun Jarak Pagar Daun jarak pagar 100 gram dihaluskan dengan blender kemudian ditambahkan dengan 500 ml aquades dan dibiarkan selama 24 jam dengan suhu ruang dengan sekali-sekali diaduk. Larutan disaring dengan kain kasa kemudian menggunakan kertas saring Whatman no.1 sehingga didapat larutan stok 20%v/v. Sehingga larutan di encerkan menjadi 5% v/v, 10% v/v, 15% v/v.

40 19 2. Pembuatan Ekstrak Air Daun Jarak Pagar untuk Perlakuan Agar memperoleh konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar dibutuhkan untuk perlakuan, dilakukan pengenceran seperti pada tabl 2. Tabel 2. Pengenceran Ekstrak Air daun jarak pagar No Konsentrasi (v/v) Volume larutan stok (ml) Volume aquades (ml ) Seleksi Benih Seleksi benih dilakukan dengan merendam benih dalam aquades selama 10 menit. Benih sawi caisim yang mengapung dan sampah dibuang, sedangkan benih yang tenggelam diambil untuk dikecambah. Benih yang telah disleksi selanjutnya direndam dalam 5 konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar yaitu 0%v/v (kontrol) 5% v/v, 10% v/v, 15% v/v, 20% v/v selama 24 jam

41 20 (Agustin 2018). Selanjutnya benih sawi yang telah diseleksi dan direndam dalam ekstrak air daun jarak pagar di kecambahkan dalam cawan petri yang telah dilapisi oleh tissue dan di basahi oleh aquades. Jumlah benih yang digunakan adalah sebanyak 40 butir benih sawi pada setiap nampan (Sanderson, 2013). Tata letak nampan untuk studi perkecambahan benih padi pada Gambar. 3. 0% v/v ekstrak air daun Jarak pagar 5% v/v ekstrak air daun jarak pagar 10% v/v ekstrak air daun jarak pagar 15% v/v ekstrak air daun jarak pagar 20% v/v ekstrak air daun jarak pagar Gambar. 4 Tata letak nampan untuk studi perkecambahan benih sawi. Perhitungan jumlah benih sawi caisim yang berkecambah dilakukan setelah 7 hari penaburan benih. Menurut ISTA (2006), daya berkecambah dihitung berdasarkan persentase benih berkecambah dengan rumus : h h h 100%

42 21 2. Studi Pertumbuhan Kecambah Wadah yang digunakan untuk pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah gelas plastik 25 buah gelas plastik kemudian gelas plastik dilapisi dengan tisue dan di basahi dengan aquades. Benih yang telah berkecambah dipindahi kedalam gelas plastik yang sudah diberi tanah, masing-masing gelas diisi 1 kecambah. Gelas plastik di beri label dengan notasi perlakuan dan ulangan. Setiap gelas diberi ekstrak air daun jarak pagar. Tata letak suatu percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar berikut : K3U1 K0U1 K1U4 K2U3 K1U1 K2U5 K1U5 K0U2 K3U3 K2U1 K4U3 K2U4 K3U2 K2U2 K0U4 K1U3 K0U3 K1U2 K4U1 K4U2 K3U5 K4U5 K3U4 K4U4 K0U5 Keterangan : K0-K4 U1-U5 : Konsentrasi larutan ekstrak air daun jarak pagar :Ulangan 1 sampai dengan ulangan

43 22 F. Pengamatan Pengamatan pertumbuhan kecambah dilakukan selama 7 hari setelah penanaman digelas plastik. 1. Daya Kecambahan Berdasarkan persentase biji yang berkecambah menurut ISTA (2006) daya berkecambah dihitung berdasarkan persentase benih berkecambah dengan Daya Kecambah = 100% 2. Panjang aerial part Panjang aerial part adalah panjang yang diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun. Cara mengukur aerial part dengan menggunakan mistar dan dinyatakan dalam satuan (cm). 3. Panjang Akar Panjang akar diukur dengan penggaris dari pangkal sampai ujung akar dan dinyatakan dalam satuan ( cm ).

44 23 4. Berat segar dan Berat kering (aerial part dan akar) Akar dan aerial part yang telah diukur berat segarnya dikeringkan dalam oven selama 2 jam pada suhu 130ºC untuk menghilangkan kadar air kecambah dan ditimbang menggunakan timbangan digital dan dinyatakan dalam satuan (mg) (Agustin, 2018 ) 5. Kadar air relatif Kadar air relatif ditentukan dengan rumus menurut Yamasaki dan Dillenburg, (1999). Kadar air relatif = X 100% Keterangan : M = Berat segar tanaman M = Berat kering tanaman 6. Kandungan Klorofil (a,b, dan total) Kandungan klorofil ditentukan dapat ditentukan menurut Miazek (2002), yaitu 0,1 gram daun jarak pagar digerus sampai halus didalam mortar, kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 96%. Ekstrak daun jarak disaring kedalam tabung reaksi. Lalu ekstrak klorofil diukur arbsorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 648 nm dan

45 nm. Kandungan klorofil dinyatakan dalam milligram per gram jaringan dan dihitung dalam persamaan di bawah ini : hla = A A648 () Chlb = A A664 () Keterangan : Chla Chlb = Klorofil a = Klorofil b A664 = absorbansi pada panjang gelombang 664 nm (-) A648 = absorbansi pada panjang gelombang 648 nm (-) V W = volume alkohol = berat daun G. Analisis Data Homogenesis ragam ditentukan dengan uji Levene pada taraf nyata 5%. Analisis ragam dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan pada taraf nyata 5%. Hubungan antara konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar dengan variable pertumbuhan ditentukan berdasarkan regresi linear, dengan keeratan hubungan didasarkan kepada nilai koefisien korelasi atau r.

46 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) berpotensi sebagai stimulator pertumbuhan kecambah sawi caisim (Brassica juncea L.). 2. Konsentrasi ekstrak air daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang efektif untuk pertumbuhan sawi caisim (Brassica juncea L.) adalah 15% v/v. B. Saran Hasil penelitian ini perlu dikonfirmasi dengan study efek ekstrak air daun jarar pagar (Jatropha curcas L.) terhadap jenis sayuran lainnya.

47 DAFTAR PUSTAKA Anuradha, M., Pragyandip, D., Murthy. P.N. Siddique, H and Poonam, K A Classical Review on Rajika (Brassica juncea L.) Journal of Botanical Sciences. RRJBS Vol 1 Issue 1 Oct Dec, Akintayo, E. T Characteristics and composition of Parkia biglobosa and Jatropha curcas oils and cakes. Bioresource Technology 92: Agustin M, A Efek Alelopati Ekstrak Air Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Padi Gogo Variasi Inpago 8. Skripsi. Einhellig, T.E. and Leather, FA "Allelopathy: Current Status and Future Goals", dalam Inderjit, K.M.M. Dakshini dan F.A. Einhellig (Eds.). Allelopathy: Organism Processes and Applications.Washington D.C.: American Chemical Society. Haralampidis, K., Trojanowska, M and Osbourn, A.E Biosynthesis of Triterpenoid Saponin in Plants. Adv. Biochem. Eng./ Biotechnol. Vol 75. Hidayat, M. A Potensi pemanfaatan jarak pagar (Jatropha curca L.). Di akses pada tanggal 08 januari 2015 Jam WIB. ISTA International Rules For Seed Testing. The International Seed Testing association (ISTA), Bassersdorf, CH-Switzerland. Khattak, A., F. Ullah, S. M. Wazir and Z.K. Shinwari Allelopathic potential of L. leaf aqueous extracts on seedling growth of wheat. Pakistan. J. Bot. 47: Miazek, K Chlorophyll Extraction From Harvested Plant Material. Supervisor. Prof. Dr. Ha. Inz. Stainslaw Lekadowicz. Nazaruddin, Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal.

48 53 Natural Resources and Conservation Service, USDA. 2018a.Taksonomi Klasifikasi Tanaman Brassica juncea L. Diperoleh dari plants.usda.gov/core/profile?symbol = CAAN Natural Resources and Conservation Service, USDA (2018). Orwa C, A. Mutua, R. Kindt, R. Jamnadass dan S. Anthony Agroforestry Tree Database: A Tree Reference and Selection Guide Version aria.pdf. Pramanik, K Properties and use of Jatropha curcas oil and diesel fuel blends in compression ignition engine. Renewable Energy 28: Rebecca, J Bioassay on naturally occurring allelochemicals for phytoxicity. Journal of Chemical Ecology, New York 14(10): Rejjila and Vijayakumar Allelopati Effect Of Jatropha curcas On Selected Intercropping Plants (Green Chilli and Sesame). Journal of Phytology 3(5): ISSN: Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi, Sayuran Dunia 2 Prinsip, Produksi, dan Gizi. ITB, Bandung. Rukmana, R Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta : Kanisius. Sanderson, K., R.A. Bariccatti, C. Primieri, O.H. Viara, C.A. Viecelli and H.G.B. Junior Allelopathic influence of the aqueous extract of jatropha on lettuce (Lactuca sativa var. Grand Rapids) germination and development. Journal of food, Agriculture & Enviroment Vol. 11 (1): Soeseno, S Bisnis Sayuran hidroponik. P T. Gramedia, Jakarta. Tomar, N., S and Agarwal, R., M Influence of Treatmen of Jatropha curcas L. Leacheates and Potassium on Growth and Phytochemical Constituents of Wheat (Tritium aestivum L.). American Journal of Plant Sciences, 2013, 4, doi; /ajps

49 Yamasaki, S and Dillenburg, L.R Measurement Of Leaf Relative Water Content. In Araucaria Angustifolia. Revista Brasileira de Fisiologia. Vegetal, 11 (2),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2015. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Sawi Sawi ( Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi berbeda dengan petsai (Brassica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

Penelitian telah dilakukan pada bulan September oktober 2014 di. Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

Penelitian telah dilakukan pada bulan September oktober 2014 di. Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan 21 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilakukan pada bulan September oktober 2014 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus)

Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus) TUGAS AKHIR - SB09 1358 Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus) Oleh: Denada Visitia Riskitavani (1509 100 019) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Tanaman Sawi (Brassica rapa var. Parachinensis L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) SKRIPSI

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) SKRIPSI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen terdapat kontrol sebagai acuan antara keadaan awal dengan sesudah diberi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan 30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Agustus sampai Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian serta terdapat kontrol (Nazir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Waktu:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian (Nazir, 2005).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terung Ungu 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Terung Ungu Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Asia, terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi EFEKTIVITAS PENYIRAMAN EKSTRAK KULIT KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) DAN AIR KELAPA (Cocosnucifera)TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) PADA MEDIA TANAH KEBUN UNTUK PENGEMBANGAN MATERI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S - 1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S - 1 Program Studi Pendidikan Biologi UJI PROTEIN DAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN TERUNG UNGU (Solanum melongena) DAN MANGGA (Mangifera indica) DENGAN VARIASI LAMA PEMASAKAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Sawi Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan pengaruh pada peningkatan indeks luas daun sebesar 59,40 sedangkan untuk parameter tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)

Lebih terperinci

BAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode

BAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode BAB III METODE A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum 11 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 1.5 m 2.0 m. Tanaman wijen berbentuk semak yang berumur

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di 15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Waktu

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.), HNO 3 1

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS CMA DALAM BENTUK PELET ORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG (Zea mays saccharata) DI LAHAN KERING DESA GADING GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS CMA DALAM BENTUK PELET ORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG (Zea mays saccharata) DI LAHAN KERING DESA GADING GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA EFEKTIVITAS CMA DALAM BENTUK PELET ORGANIK PADA BUDIDAYA JAGUNG (Zea mays saccharata) DI LAHAN KERING DESA GADING GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Salisilat 1. Struktur Kimia Asam Salisilat Struktur kimia asam salisilat dan turunannya dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur kimia asam salisilat dan turunannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and Development, PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN. Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D

PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN. Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D PRODI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 04 DAFTAR ISI. CEKAMAN GARAM TERHADAP PERTUMBUHAN KCANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

MEMPELAJARI NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA LAHAN BUDIDAYA CABAI DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU UNIVERSITAS LAMPUNG. Oleh ANDIKA GUSTAMA.

MEMPELAJARI NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA LAHAN BUDIDAYA CABAI DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU UNIVERSITAS LAMPUNG. Oleh ANDIKA GUSTAMA. MEMPELAJARI NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA LAHAN BUDIDAYA CABAI DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU UNIVERSITAS LAMPUNG Oleh ANDIKA GUSTAMA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen karena telah dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di laboratorium Biologi Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI 110301232 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di Soreang, Kabupaten Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman BDI. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Lampung Tengah dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5

Lebih terperinci