PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA MELALUI PENDEKATAN REGRESI SEDERHANA DALAM MENYUSUN ANGGARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA MELALUI PENDEKATAN REGRESI SEDERHANA DALAM MENYUSUN ANGGARAN"

Transkripsi

1 PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA MELALUI PENDEKATAN REGRESI SEDERHANA DALAM MENYUSUN ANGGARAN Memen Suwandi Jurusan Akuntansi, UIN Alauddin, Jl. ST. Alauddin No. 36, Samata-Gowa ABSTRACT The aim of the research is to find out whether expenditure standard analysis can provide guides in the right budget planning to avoid excessive or much less budgeting prediction in educational institution in structuring the budget. Method used in this research is explanation method and descriptive analysis research. The variable analyzed is the budget of educational institution. Statistic method utilized is linier regression method. The result shows that five of six proposed activities are unusual as they are higher than the maximum limit. This means these activities are wasting. Therefore the budget needs to be corrected and adjusted to activity-based budget to be effective and efficient. Keywords: expenditure standard analysis, budgeting. I. PENDAHULUAN Penyusunan anggaran merupakan bagian dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, setelah manajemen menetapkan tujuan, menyusun program serta strategi selanjutnya penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran hal yang penting perlu diperhatikan dimana penyusunan anggaran yang tepat dapat membawa manfaat bagi suatu organisasi baik organisasi profit mupun non profit dalam pengelolaan keuangan secara baik. Penyusunan anggaran yang kurang tepat dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan/deficit dan kelebihan/over anggaran, misalnya kekurangan anggaran bisa menyebabkan kegitan terhenti dan sebaliknya kalau kelebihan bisa menimbulkan pemborosan agar tidak terjadi hal tersebut maka perlu dilakukan 91

2 analisis standar belanja, dimana dengan analisis standar belanja dapat menghindari terjadinya kekurangan dan kelebihan anggaran. Manfaat analisis standar belanja yaitu : 1. Setiap kegiatan dapat didefinisikan secara jelas 2. Perlakuan yang adil terhadap setiap kegiatan 3. Menghindari ketidakwajaran anggaran 4. Dapat menghidari adanya pemborosan. II. TINJAUAN TEORI Berikut ini penulis jelaskan definisi yang digunakan menyangkut organisasi pendidikan: a. Analisis standar belanja adalah menilai tingkat kesesuaian/kewajaran beban/biaya yang dialokasikan dalam suatu kegiatan yang diusulkan dalam satu periode tertentu. Analisis Standar Belanja adalah standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam satu tahun anggaran. 1 b. Kegiatan adalah aktifitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus berguna sebagai alat pengendalian (pengawasan). Anggaran sebagai alat bagi instansi pendidikan untuk mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Mardiasmo, prinsip-prinsip anggaran instansi pendidikan ini diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan instansinya mencakup: 2 1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran Yunita dan Hendra, Anggaran Berbasis Kinerja (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h. 2 Ibid., h

3 2. Disiplin anggaran 3. Efisiensi dan efektifitas anggaran 4. Format anggaran Supaya efektif, suatu anggaran harus memiliki karakteristik berikut: 3 1. Kemampuan prediksi 2. Saluran komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yg jelas 3. Informasi yang akurat dan tepat waktu 4. Kesesuaian, bersifat menyeluruh dan kejelasan informasi 5. Dukungan dalam organisasi dari semua pihak yang terlibat. Kegunaan Anggaran antara lain: 4 menurut Robert N Anthony & Vijay, 2004) 1. Untuk menyesuaikan rencana strategis 2. Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi 3. Untuk menugaskan tanggungjawab kepada manajer, mengotorisasi dan menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka 4. Untuk memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan metode deskriptif yaitu menjelaskan dari suatu keadaan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Studi deskriptif adalah menguraikan karakteristik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. 5 Menurut Travers metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat 3 JK. Shim & JG. Siegel, Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran (Jakarta: Erlangga, 2001), h Robert N Anthony & Vijay, Sistem Pengendalian Manajemen (Buku 2, Jakarta: Salemba Empat, 2004), h. 5 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h

4 sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebabsebab dari suatu gejala tertentu. 6 IV. PEMBAHASAN A. Prinsip Dasar Penyusunan Analisis Belanja (ASB) Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penyusuanan analisis standar belanja (ASB) yaitu : 7 1. Penyederhanaan Penyusunan analaisis standar belanja bertujuan membuat model belanja untuk objek-objek kegiatan yang menghasilkan output yang sama. 2. Mudah diaplikasikan Model yang dibuat mudah diaplikasi atau tidak membuat susah yang menggunakan model tersebut. 3. Mudah di-update Model yang dibuat mudah untuk diperbaharui, dalam arti jika ditambahkan data-data baru tidak merubah formula model tersebut secara keseluruhan. 4. Fleksibel Model yang dibuat menggunakan konsep belanja rata-rata dan memiliki batas minimum belanja dan batas maksimum belanja. B. Pendekatan Penyusunan ASB Dengan Menggunakan Regresi Sederhana Penyusunan Analisis Standar Belanja yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Analisis Standar Belanja dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (regresi sederhana) yaitu penelitian dari dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) untuk menghitung atau dicari nilai-nilai dari variabel terikat yang baru berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui. Regresi sederhana dapat membantu kita dalam penyusunan ASB untuk membuat persamaan 6 Ibid., h Tanjung, A. Hafiz, Modul Peranan dan Teknik Penyusunan ASB dalam penyusunan APBD, (Riau, 2010), h

5 prediksi pengeluaran dari suatu kegiatan. Prediksi belanja dengan model regresi ini dengan mencari nilai belanja rata-rata, mencari batas minimum belanja dan batas maksimum belanja, serta mencari prosentase alokasi ke setiap objek belanja/pengeluaran. Rumus regresi sebagai berikut: Y = a + bx Dimana X: variabel tidak bebas Y: variabel bebas a: nilai intercept b: koefisien arah regresi. Harga b dihitung dengan rumus dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu : Di mana : X Y x dan y n n n = jumlah data y bx Untuk mengetahui dari persamaan garis yang ditaksir, maka dapat digunakan kekeliruan baku taksiran (standar deviasi). Rumusnya adalah : Bentuk disebut pula sebagai jumlah kuadrat kekeliruan. Jika prediksi terhadap berdasarkan sebuah nilai X yang ditetapkan telah kita ketahui, maka selanjutnya menentukan interval taksiran untuk ini dengan menggunakan kekeliruan baku taksiran yang dikemukakan di atas. Maka diperoleh batas bawah (minimum) untuk taksiran dapat dihitung dengan : 95

6 Sedangkan batas atas (maksimum) taksiran adalah : Dimana t diperoleh dari tabel t dengan derajat bebas n - 2 Tulisan ini mencoba untuk memberikan gambaran secara teknis dalam menganalisis suatu belanja untuk kegiatan pelatihan. Data sekunder diambil dari suatu organisasi pada tahun anggaran 2010 (dalam ribuan rupiah) yang dapat dikelompokan dalam satu kelompok ASB Seminar dan Pelatihan sebagai berikut : No Kegiatan Anggaran 1 Pelatihan A 2 Pelatihan B 3 Pelatihan C 4 Pelatihan D 5 Pelatihan E 6 Pelatihan F Jumlah PNS Non Foto Copy Bahan Habis Pakai Mamin Perjalanan Dinas Sewa 226,500 22,500 90,000 4,500 13,500 28,500 37,500 30,000 60, ,500 36, ,000 6,000 40,500 75,000 45,000 30, ,800 27, ,400 5,400 18,000 45,000 36, ,700 9,000 81,600 3,600 18,000 22,500 30,000 24, ,100 9,000 39,600 3,000 9,000 10,500 18,000 12, ,000 45, ,000 13,500 67,500 75,000 90,000 75,000 1,959, , ,600 36, , , , ,000 Selanjutnya kita lihat output dari hasil kegiatan masing-masing pelatihan itu adalah Orang Hari (OH) adalah : Kegiatan Anggaran Cost Output Driver 1 Pelatihan A 226, Pelatihan B 487, ,080 3 Pelatihan C 283, Pelatihan D 188, Pelatihan E 101, Pelatihan F 672, ,350 1,959,600 1, ,960 96

7 Adapun komponen persamaan regeresi sederhana adalah sebagai berikut: x 1 Pelatihan A 2 Pelatihan B 3 Pelatihan C 4 Pelatihan D 5 Pelatihan E 6 Pelatihan F X n Y y n Kegiatan Anggaran (Y) Output (X) XY X ² 226, ,925, , ,500 1, ,500,000 1,166, , ,252, , , ,932, , , ,198,000 32, ,000 1, ,200,000 1,822,500 1,959,600 3,960 1,775,007,000 3,645,000 y bx = - 467,01(660) = ,39 Maka diperoleh persamaan regresi adalah : Y = , ,01 X atau dengan kata lain, model analisis standar belanja pelatihan adalah : Belanja Total = , ,01 x (jumlah peserta) X (hari) Selanjutnya menentukan batas minimum dan batas maksimum belanja terlebih dahulu dicari nilai kekeliruan baku taksiran dengan menggunakan rumus berikut : 97

8 Kegiatan 1 Pelatihan A 2 Pelatihan B 3 Pelatihan C 4 Pelatihan D 5 Pelatihan E 6 Pelatihan F Anggaran (Y) Output (X) Ŷ e e 2 226, ,529 (2,029) 4,114, ,500 1, ,743 (35,243) 1,242,064, , ,559 13, ,319, , ,498 2,202 4,849, , ,437 (1,337) 1,786, ,000 1, ,835 23, ,625,715 1,959,600 3,960 1,959,600 1,964,760,550 Dari tabel di atas maka diperoleh : = ,81 Setelah diperoleh standar deviasi selanjutnya dapat dihitung besarnya belanja rata-rata, belanja minimum dan belanja maksimum dengan menggunakan model ASB Pelatihan sebagai berikut : Belanja Rata : Y = , ,01 X = , ,01(660) = ,00 Belanja Minimum = ,00 (2,776)(22.162,81) = ,59 Belanja Maksimum = ,00 (2,776)(22.162,81) = ,68 98

9 1. Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata Menghitung prosentase alokasi belanja rata-rata kepada masing-masing objek belanja (aktivitas) dilakukan dengan cara membagi total belanja masingmasing objek dengan total belanja suatu kegiatan, lalu dikalikan dengan 100%. Hasilnya terlihat seperti berikut ini : No Objek Belanja Perhitungan Alokasi Prosentase 1 PNS / x 100% 7,58 2 Non / x 100% 44,12 3 Foto Copy / x 100% 1,84 4 Bahan Habis Pakai / x 100% 8,50 5 Mamin / x 100% 11,56 6 Perjalanan Dinas / x 100% 15,08 7 Sewa / x 100% 11,33 2. Prosentase Alokasi Belanja Minimum Menghitung prosentgase alokasi belanja minimum kepada masing-masing objek belanja dilakukan dengan cara : mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja minimum, hasilnya dialokasikan kepada masingmasing objek belanja, lalu besarnya prosentase alokasi belanja minimum = % belanja rata-rata - % alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut: Selisih Prosentase = ( , ,59) = 1.296,41 = 1.296,41 / x 100% = 0,40 No Objek Belanja Perhitungan Alokasi % Alokasi Belanja Minimum 1 PNS 7,58/100 x 0,40 = 0,03 7,58% - 0,03 = 7,55 2 Non 44,12/100 x 0,40 = 0,18 44,12% - 0,18 = 43,95 3 Foto Copy 1,84/100 x 0,40 = 0,01 1,84% - 0,01 = 1,83 4 Bahan Habis 8,50/100 x 0,40 = 0,03 8,50% - 0,03 = 8,47 Pakai 5 Mamin 11,56/100 x 0,40 = 0,05 11,56% - 0,05 = 11,51 6 Perjalanan Dinas 15,08/100 x 0,40 = 0,06 15,08% - 0,06 = 15,02 7 Sewa 11,33/100 x 0,40 = 0,04 11,33% - 0,04 = 11,28 99

10 3. Prosentase Alokasi Belanja Maksimum Menghitung prosentgase alokasi belanja minimum kepada masing-masing objek belanja dilakukan dengan cara : mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja minimum, hasilnya dialokasikan kepada masingmasing objek belanja, lalu besarnya prosentase alokasi belanja minimum = % belanja rata-rata - % alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut: Selisih Prosentase = ( , ,59) = 1.296,41 = 1.296,41 / x 100% = 0,40 No Objek Belanja Perhitungan Alokasi % Alokasi Belanja Maksimum 1 PNS 7,58/100 x 0,40 = 0,03 7,58% + 0,03 = 7,61 2 Non 44,12/100 x 0,40 = 0,18 44,12% + 0,18 = 44,30 3 Foto Copy 1,84/100 x 0,40 = 0,01 1,84% + 0,01 = 1,85 4 Bahan Habis Pakai 8,50/100 x 0,40 = 0,03 8,50% + 0,03 = 8,53 5 Mamin 11,56/100 x 0,40 = 0,05 11,56% + 0,05 = 11,61 6 Perjalanan Dinas 15,08/100 x 0,40 = 0,06 15,08% + 0,06 = 15,14 7 Sewa 11,33/100 x 0,40 = 0,04 11,33% + 0,04 = 11,37 4. Batasan Alokasi Objek No Objek Belanja Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas 1 PNS 7,58 7,55 7,61 2 Non 44,12 43,95 44,30 3 Foto Copy 1,84 1,83 1,85 4 Bahan Habis Pakai 8,50 8,47 8,53 5 Mamin 11,56 11,51 11,61 6 Perjalanan Dinas 15,08 15,02 15,14 Sewa 11,33 11,28 11,37 100

11 5. Verifikasi Kewajaran Belanja Dalam Suatu Kegiatan Dengan Menggunakan Model ASB Dari perhitungan di atas dapat kita kumpulkan untuk mengetahui dari setiap kegiatan pelatihan mana yang dikatakan wajar dan mana kegiatan yang tidak wajar yang telah diambil sebagai contoh adalah sebagai berikut : Kegiatan Anggaran Output B. ASB Minimum Maksimum Keterangan 1 226, , , , tidak wajar 2 487,500 1, , , , tidak wajar 3 283, , , , tidak wajar 4 188, , , , tidak wajar 5 101, , , , wajar 6 672,000 1, , , , tidak wajar V. PENUTUP Penyusunan ASB dapat memberikan pedoman untuk setiap kegiatan yang sama sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan pengalokasian anggaran. Sehingga setiap unit atau bagian akan mendapatkan perlakuan yang sama dalam anggaran. ASB dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dari setiap kegiatan yang diajukan dari masing-masing unit mana kegiatan yang layak untuk dilaksanakan dan mana kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan. Bilamana kegiatan itu harus dilaksanakan sedangkan anggaran tidak wajar maka manajer bisa menyarankan untuk diadakan perubahan anggaran. DAFTAR PUSTAKA JK. Shim & JG. Siegel, Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Erlangga, Jakarta

12 Marzuki, Metodologi Riset, BPFE, Yogyakarta Robert, N Anthony & Vijay, Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Cetakan Kedua, Percetakan PT SUN., Jakarta, Yunita & Hendra, Anggaran Berbasis Kinerja, UPP STIM YKPN, Yogyakarta,

Disusun Oleh : Hafid Alifi W Siti Fatimah Rima Ayu Aji Pratiwi

Disusun Oleh : Hafid Alifi W Siti Fatimah Rima Ayu Aji Pratiwi KONSEP PENYUSUNAN ASB Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Penganggaran dan Evaluasi Kinerja Sektor Publik yang dibina oleh Bapak Nurkholis, SE., M.Bus., Ph.D., Ak Disusun Oleh : Hafid Alifi W 135020301111049

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR BELANJA: ASB Kota Tanjungbalai

ANALISIS STANDAR BELANJA: ASB Kota Tanjungbalai ANALISIS STANDAR BELANJA: ASB Kota Tanjungbalai Outline Pengantar Mengapa ASB diperlukan? Format dan bentuk ASB ASB Kota Tanjungbalai Cara penggunaan ASB SIM ASB Kota Tanjungbalai PENGANTAR Gap implementasi

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR BELANJA UNTUK PENYUSUNAN RKA-APBD KEGIATAN PENYEDIAAN BAHAN BACAAN (Studi pada SKPD di Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2015)

ANALISIS STANDAR BELANJA UNTUK PENYUSUNAN RKA-APBD KEGIATAN PENYEDIAAN BAHAN BACAAN (Studi pada SKPD di Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2015) ANALISIS STANDAR BELANJA UNTUK PENYUSUNAN RKA-APBD KEGIATAN PENYEDIAAN BAHAN BACAAN (Studi pada SKPD di Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2015) Meilinda Trisilia,S.Si.,M.Si. Universitas Ma Chung meilinda.trisilia@machung.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik. Penganggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengetahui dan menentukan terlebih dahulu metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK : Pengertian Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik Jenis-jenis Penganggaran Sektor Publik Prinsip-prinsip Penganggaran Sektor Publik Proses Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Anggaran dan Karakteristik Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Anggaran dan Karakteristik Anggaran BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran dan Karakteristik Anggaran Dalam pengoperasian suatu perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba, diperlukan penyusunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa

PENDAHULUAN. Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa sistem penganggaran. Di masa orde lama pengelolaan keuangan negara masih merujuk pada perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi, berbeda dengan sektor swasta di

Lebih terperinci

Analisis Standar Belanja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Pada Pemerintah Kota Sungai Penuh. oleh:

Analisis Standar Belanja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Pada Pemerintah Kota Sungai Penuh. oleh: Analisis Standar Belanja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Pada Pemerintah Kota Sungai Penuh oleh: *) Rina Widyanti *) Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Andalas Abstrak Analysis of

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY

Lebih terperinci

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and 14 1. Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia pasca reformasi tahun 1998 telah menimbulkan tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia pasca reformasi tahun 1998 telah menimbulkan tuntutan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang terjadi di Indonesia pasca reformasi tahun 1998 telah menimbulkan tuntutan yang beragam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN Analisi Kinerja Keuangan... (Bahrun Assidiqi) 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008-2012 FINANCIAL PERFORMANCE ANALISYS OF KLATEN REGENCY

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH Tri Prastiwi 1 Muhammad Arfan 2 Darwanis 3 Abstract: Analysis of the performance of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Tujuan Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Menurut Indra Bastian (2010:191), Anggaran dapat diinterpresentasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan penerimaan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN WHIZ CALCULATOR COMPANY KASUS 4-4 Disusun Oleh: Arif Nugroho 108694082 Arizal Rosadi 108694086 Siti Masulah 108694097 Rahayu Amelia H 108694268 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA

PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA A. Perilaku Biaya Yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah studi mengnai hubungan fungsional kausal antara Total Biaya yang

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA

PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA PERILAKU BIAYA DAN PERENCANAAN BIAYA A. Perilaku Biaya Yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah studi mengnai hubungan fungsional kausal antara Total Biaya yang terjadi dengan Cost driver (Pemicu biaya)

Lebih terperinci

Kajian Analisis Standar Belanja Pemerintah Kota Batu. DEWI NOOR FATIKHAH R Universitas Brawijaya Malang

Kajian Analisis Standar Belanja Pemerintah Kota Batu. DEWI NOOR FATIKHAH R Universitas Brawijaya Malang Kajian Analisis Standar Belanja Pemerintah Kota Batu DEWI NOOR FATIKHAH R 0910230056 Universitas Brawijaya Malang The purpose of this study was to determine the costing and budgetary allocation to each

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan - Definisi 2. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah membawa pengaruh perubahan terhadap beberapa sektor seperti politik, sosial, kemasyarakatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN 2012-2014 ANALYSIS OF REGIONAL EXPENDITURE IN MINAHASA LOCAL GOVERNMENT FISCAL YEAR 2012-2014 Oleh: Indra Christian Lontaan 1 Sonny

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh perputaran modal kerja

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh perputaran modal kerja BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap rentabilitas. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel

Lebih terperinci

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Oleh: Paramitha Sandy Mokodompit 1 Sifrid S. Pangemanan 2 Inggriani Elim 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG M. Fadli Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Penganggaran atau Budgeting merupakan proses yang menghasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

Lebih terperinci

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA PERILAKU AKTIVITAS BIAYA 1 A. Konsep Perilaku Akuntan manajemen harus mampu untuk mengevaluasi setiap jenis biaya untuk bisa menentukan fungsi biaya (cost function) yang menjelaskan perilaku biaya. Perilaku

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN ANALISA STANDAR BELANJA DALAM PENYUSUNAN ANGGRAN BELANJA SKPD DI KABUPATEN LINGGA

OPTIMALISASI PERAN ANALISA STANDAR BELANJA DALAM PENYUSUNAN ANGGRAN BELANJA SKPD DI KABUPATEN LINGGA OPTIMALISASI PERAN ANALISA STANDAR BELANJA DALAM PENYUSUNAN ANGGRAN BELANJA SKPD DI KABUPATEN LINGGA Oleh: Alek Murtin Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UMY E-mail: alexmurtin@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 97 103 PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada Oleh * Supardji dan Yulian Suherlin *Dosen

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah: BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Analisis Kinerja Pendapatan. a Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014 PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014 Siti Murthosiyah, Maria Theresia Heni Widyarti Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Rumus Perhitungan Selisih Pengertian selisih terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana selisih sebagai kata benda didefinisikan sebagai beda, kelainan,

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Penganggaran

Prinsip-Prinsip Penganggaran S A I F U L R A H M A N Y U N I A R T O, S. S O S, M A B Prinsip-Prinsip Penganggaran 1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran 2. Disiplin Anggaran 3. Keadilan Anggaran 4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia. Kinerja merupakan. organisasi (Nugroho dan Rohman, 2012: 1). Kinerja menurut Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia. Kinerja merupakan. organisasi (Nugroho dan Rohman, 2012: 1). Kinerja menurut Peraturan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kinerja anggaran pemerintah daerah selalu dikaitkan dengan bagaimana sebuah unit kerja pemerintah daerah dapat mencapai tujuan kerja dengan alokasi anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan membuat anak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan membuat anak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya mobilitas kehidupan manusia dalam era globalisasi turut berpengaruh pada kegiatan manajemen perusahaan. Ruang gerak bisnis semakin terbuka. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Otonomi daerah dan reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia semakin pesat dan banyak membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan adanya

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU

ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU Rika Sylvia Politeknik Kotabaru ABSTRACT Information about changes in costs, volumes and revenues

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Oleh FEMI BAGOE NIM: 921409149 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010- BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Anggaran Belanja yang tercantum dalam APBD Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI (Studi kasus pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo Periode Tahun 2012) Anindyta Diwayanti R.Rustam Hidayat Dwiatmanto Fakultas

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI

PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI Transparansi Akuntabilitas PRINSIP- PRINSIP ANTI- KORUPSI Kewajaran Aturan Main Kontrol Aturan Main Akuntabilitas Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Sri Handayani 1) Dosen STAIN Pamekasan. Fitriyah 2) Universitas Islam Madura. Abstract

Sri Handayani 1) Dosen STAIN Pamekasan. Fitriyah 2) Universitas Islam Madura. Abstract BUDGET SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PRODUKSI PADA UD. BAROKAH PAMEKASAN Sri Handayani 1) Dosen STAIN Pamekasan Fitriyah 2) Universitas Islam Madura Abstract Production is the main activity of the company

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun ) ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Standar Belanja (ASB) sudah diperkenalkan pertama kali kepada

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Standar Belanja (ASB) sudah diperkenalkan pertama kali kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Analisis Standar Belanja (ASB) sudah diperkenalkan pertama kali kepada Pemerintah Daerah melalui Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB I PERAMALAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN 2010-2014 JAENURI PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tuban Email: Jaenuriumm12@gmail.com Abstract The research is aimed to find

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek penelitian Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomi Pada PT. ABADI MUKTI

Lebih terperinci

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban. PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DAN PENILAIAN KINERJA Oleh : Sicylia Aliu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: lya_aliu@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO OLEH LUSIANA LAMUSU NIM 921409123 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep dan Definisi Pendapatan Regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA DATA. Mayang Adelia Puspita

ANALISA DATA. Mayang Adelia Puspita ANALISA DATA Mayang Adelia Puspita www.caknun.com PENDEKATAN EKONOMETRIK DALAM ANALISIS DATA Konsep dasar Ekonometrik Ekonometrika merupakan suatu ilmu tersendiri yang merupakan penggabungan dari teori

Lebih terperinci

Bab 3 ANALISIS REGRESI

Bab 3 ANALISIS REGRESI Bab 3 ANALISIS REGRESI Pendahuluan Dalam kehidupan ini kita berhadapan dengan berbagai gejala yang meliputi berbagai variabel. Contoh: 1. berat badan dalam taraf tertentu tergantung pada tinggi badannya,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI Frankyy Husin Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak PT Vinayaka Abadi Palembang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X. Maya Sova dan Juli Anwar Universitas Respati Indonesia & STIE Binaniaga ABSTRACT The activity Based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan mampu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006

DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006 DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006 1 AZAS UMUM DAN STRUKTUR APBD PP 105/2000 PP 58/2005 Belum menjelaskan fungsi- fungsi APBD dan menegaskan mengenai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 31 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut terlihat dari komposisi dan besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik perlu upaya perbaikan manajemen keuangan publik. Hal ini seiring

BAB I PENDAHULUAN. yang baik perlu upaya perbaikan manajemen keuangan publik. Hal ini seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkup anggaran menjadi suatu hal yang sangat relevan dan penting di lingkungan pemerintahan. Hal ini terkait dengan dampak anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Metode Memisahkan Biaya Campuran Muniya Alteza Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Vol.10, No Februari 2015 ISSN COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh: JULITA,SE,M.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh: JULITA,SE,M. ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh: JULITA,SE,M.Si ABSTRAK Anggaran merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM PENENTUAN METODE FORECAST DAN PERHITUNGAN FORECAST PENJUALAN

SISTEM PENENTUAN METODE FORECAST DAN PERHITUNGAN FORECAST PENJUALAN SISTEM PENENTUAN METODE FORECAST DAN PERHITUNGAN FORECAST PENJUALAN Dara Kusumawati Program Studi Sistem Informasi, STMIK AKAKOM Yogyakarta Jl. Raya Janti 143, Karang jambe Yogyakarta 55198 dara@akakom.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2017 Volume 11 Nomor 1 Hal. 49 53 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Mozart Wiston Talakua

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH I. UMUM Badan Layanan Umum Daerah adalah instansi di lingkungan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) Umi Yunianti Universitas PGRI Yogyakarta

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) Umi Yunianti Universitas PGRI Yogyakarta ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) Umi Yunianti Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to determine efficiency and effectiveness of budget revenue

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Konseptual Menurut teori teori yang di uraikan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan anggaran yang ditandai dengan tiga prinsip utamanya yang berlaku secara universal yaitu

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS BUDGET PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI TEPUNG TAPIOKA PADA PT. SUMBER REJO KANDANGAN KEDIRI

JURNAL ANALISIS BUDGET PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI TEPUNG TAPIOKA PADA PT. SUMBER REJO KANDANGAN KEDIRI JURNAL ANALISIS BUDGET PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG JADI TEPUNG TAPIOKA PADA PT. SUMBER REJO KANDANGAN KEDIRI Oleh: YOVITA MARLINA 12.1.01.04.0093 Dibimbing oleh : 1. Tjejep Yusuf

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2009-2013 Disusun oleh : Amanda Rizka Hendyta 128694038 S1 Akuntansi 2012 A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pegawai Negeri Sipil (PNS) idealnya merupakan pelayan masyarakat dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para PNS tentunya tak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Purworejo.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Purworejo. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Purworejo. Faktor-faktor yang diuji antara lain perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari berorientasi pada proses menjadi berorientasi pada hasil telah ikut mereformasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan, hubungan

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci