FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN PP 23 TAHUN 2018 TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI JAKARTA DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
|
|
- Leony Pranata
- 3 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN PP 23 TAHUN 2018 TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI JAKARTA DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Endro Andayani 1, Aji Prasetyo 2, M. Yusuf 3 Institut Ilmu Sosial dan Manajemen (STIAMI) endroandayani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi keadilan, pengetahuan, administrasi pajak, manfaat pelaksanaan, sanksi dan sosialisasi Pemerintah, Religiusitas atas pelaksanaan PP No. 23 Tahun 2018 terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dan kesadaran pajak wajib pajak UMKM serta bagaimana pengaruh kesadaran pajak sebagai variable intervening terhadap kepatuhan wajib pajak Kata Kunci: UMKM, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Kesadaran Pajak Wajib Pajak ABSTRACT This study aims to analyze the effect of perceptions of justice, knowledge, tax administration, the benefits of implementation, sanctions and the socialization of Government, Religiosity over the implementation of PP No. 23 of 2018 on MSMEs taxpayer compliance and MSMEs taxpayer tax awareness and how the influence of tax awareness as an intervening variable on tax compliance Keywords: MSMEs Tax payer Compliance, and Tax payer Tax Awareness 187
2 PENDAHULUAN Direktorat Pajak terus menerus melakukan upaya meningkatkan penerimaan pajak dengan menggali potensi penerimaan pajak UMKM dengan memperluas tingkat keikutsertaan wajib pajak UMKM omset kurang dari 4.8 Milyar dengan menambah subyek pajak yang tidak ada perkecualian untuk bongkar pasang, menciptakan ekosistem perpajakan yang ramah, Pemetaan perpajakan yang mudah bagi UMKM pun terus disusun. telah terbit Peraturan Pemerintah baru yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 2018 yaitu PP 23 Tahun 2018 sebagai pengganti PP 46 Tahun UMKM merupakan wirausaha aktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja baru, penghasilan baru, sebagai penggerak kegiatan ekonomi, dan penghasil produk/jasa yang diperlukan masyarakat (Sofyan, 2019). Dalam sektor perpajakan, Peran sendiri UMKM belum mencerminkan memiliki kontribusi yang dominan sebagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, realisasi penerimaan pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semester I 2018 yang masih terlampau rendah, (dalam Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak UMKM masih rendah. 188
3 Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pemahaman pelaku UMKM atas Peraturan Pemerintah yang meskipun DJP telah melakukan sosialiasi, tentang sanksi yang dikenakan,persepsi keadilan, pemahaman tentang manfaat, pengetahuan pajak, Akan tetapi dalam penelitian sebelumnya tidak semua faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kepatuhan secara parsial, meskipun secara simultan berpengaruh, Oleh karena itu dalam peneliti ini menggunakan variabel intervaning variabel ini untuk dapat mengetahui memperlemah dan memperkuat hubungan antar variabel (variabel moderator), karena tidak dapat diukur dan diamati. Variabel Kesadaran Pajak ini merupakan usaha yang terus menerus dilakukan Pemerintah akan tetapi belum seluruhnya terjangkau sosialisasi dari pemerintah, masih banyak wajib pajak UMKM belum memahami, baik yang sebelumnya sudah terkena PP No. 23 tahun 2018 ataupun yang Wajib Pajak yang terkena perluasan PP 23 Tahun 2018 misalnya pedagang yang sifat jualan bongkar pasang.seperti ada faktor lain yang belum menjadi perhatian dari Pemerintah selama ini yang juga menjadi faktor penentu atas keberhasilan pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018, yaitu kesadaran wajib pajak. LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Pasal 1 UU Ketentuan Umum Perpajakan menyebutkan, pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau 189
4 badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2018, hal. 3). Fungsi Pajak Pajak memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai Fungsi Anggaran dan Fungsi Mengatur (Mardiasmo, 2018, hal. 4). Kesadaran Wajib Pajak Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kesadaran adalah suatu keadaan mengetahui, mengerti, dan merasa. Kesadaran dalam mentaati peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku yang meliputi faktor faktor apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati. Kesadaran wajib pajak merupakan perilaku wajib pajak berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan keyakinan, pengetahuan dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku (Ritonga, 2011) Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Rahayu, 2010) 190
5 Persepsi Keadilan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan diartikan sebagai sifat (perlakuan, perbuatan dsb) yang adil. Adil sendiri diartikan sebagai (1) sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran; (3) sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Keadilan (equity attitude) adalah persepsi ekuitas individu sebagai sistem pajak, Jika Wajib Pajak (WP) dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan merasa tidak adil dengan jumlah pajak yang harus dibayar maka akan mempengaruhi niat untuk berperilaku tidak patuh (Basri & Surya, 2014) Pengetahuan Pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan (Carolina, 2009). Administrasi Administrasi Pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban kewajiban dan hak hak Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor Wajib Pajak (Rahman, 2010). 191
6 Manfaat Manfaat dari Peraturan Pemerintah untuk UMKM adalah untuk memudahkan tertib administrasi, transparansi dan peningkatan kontribusi masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu sudah selayaknya PP 46 dijadikan instrumen untuk menutup defisit penerimaan pajak di tiap-tiap KPP (Ummami, Zirman, dan Hariyani, 2015). Sanksi dan Sosialisasi Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan (Rosdiana dan Irianto, 2011). Religiusitas Religius menunjukkan pada tingkat keterikatan individu dengan nilai agama yang dianut. Komitmen agama digunakan sebagai variabel kunci untuk mengukur tingkat relegius individu berdasarkan pada penerapan nilai-nilai agama, keyakinan dan praktik dalam kehidupan sehari hari (Utama & Wahyudi, 2016) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Pokok pengaturannya adalah pengenaan PPh dengan tarif 0,5% dari peredaran bruto setiap bulan atas penghasilan dari usaha Wajib Pajak yang 192
7 memiliki peredaran bruto tidak lebih 4,8 miliar dalam satu tahun. Target pemajakan dalam ketentuan perpajakan adalah UMKM METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan riset deskriptif. Jenis penelitian ini dilihat dari tingkat penjelasan, adalah penelitian deskriptif asosiatif, metode survey dengan rancangan cross-sectional karena pengumpulan data mengenai sampel yang telah ditentukan dari elemen populasi hanya satu kali yang dilakukan terhadap UMKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam sebuah kuesioner umumnya, kebanyakan pertanyaan adalah pernyataan alternatif tetap yang meminta responden memilih serangkaian tanggapan yang sudah ditentukan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel (Arikunto, 2006, hal. 116). Jumlah sampel/ukuran sampel diambil peneliti dengan menggunakan rumus (Cochran, 1991): n = n = Jumlah sampel = Proporsi populasi = 0,50 Dimana: 193
8 E = Batas toleransi kesalahan (error tolerance), yaitu 8% = Skor distribusi normal dengan taraf nyata 5%, yaitu = 1,96 Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: n = = 150,06 (dibulatkan 150). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini gambaran t-values Model Struktural Penelitian : 194
9 Gambar 1. t-values Model Struktural Penelitian Sumber : Output Hasil Penelitian Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat dibuat ringkasan hasil uji signifikansi 195
10 sebagaimana tabel 2, berikut: Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Signifikansi No Pengaruh Antar Variabel t-observasi t-value Keputusan 1 Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 2 Pengetahuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 3 Administrasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 4 Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 5 Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 2,637 1,96 Berpengaruh 2,241 1,96 Berpengaruh 0,945 1,96 Tidak Berpengaruh -0,934 1,96 Tidak Berpengaruh 1,967 1,96 Berpengaruh 6 Religiusitas Kesadaran Wajib Pajak -0,262 1,96 Tidak Berpengaruh 7 Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 8 Pengetahuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 9 Administrasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 10 Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak -1,133-1,96 Tidak Berpengaruh -2,092-1,96 Berpengaruh 1,766 1,96 Tidak Berpengaruh -2,193-1,96 Berpengaruh 196
11 11 Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 4,078 1,96 Berpengaruh 12 Religiusitas Kepatuhan Wajib Pajak 0,444 1,96 Tidak Berpengaruh 13 Kesadaran Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak 1,158 1,96 Tidak Berpengaruh Sumber : data primer, diolah dengan LISREL versi Adapun penjelasan dari tabel 2 adalah sebagai berikut : 1. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,637 > 1,96). 2. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,241 > 1,96). 3. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,945 < 1,96). 4. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (- 0,934 < 1,96). 197
12 5. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (1,967 > 1,96). 6. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,262 < -1,96). 7. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-1,133 < -1,96). 8. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (- 2,092 > -1,96). 9. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,766 < 1,96). 10. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,193 > - 1,96). 11. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (4,078 > 1,96). 12. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,444 < 1,96). 198
13 13. Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,158 < 1,96). Uji Keseluruhan Structural Model Model struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua sub struktural, yaitu model Kesadaran Wajib Pajak (η1) dan model Kesadaran Wajib Pajak (η2). Untuk menilai kebaikan dari keseluruhan model structural dengan nilai Squared Multiple Correlation (R 2 ). Semakin besar nilai tersebut semakin baik model yang dihasilkan. Gambar 2. Struktural Model Jalur Variabel Laten (estimates) Berdasarkan gambar 2, dapat diringkas sebagaimana tabel 3 berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Keseluruhan Model Struktural 199
14 No Model Nilai R 2 Persamaan 1 Model Kesadaran Wajib Pajak (η 1 ) 2 Model Kepatuhan Wajib Pajak (η 2 ) 0,894 Kesadaran Wajib Pajak = 0,420Persepsi + 0,234Pengetahuan + 0,134 Administrasi - 0,111Manfaat + 0,237Sosialisasi 0,011Religiusitas, Errorvar. = 0,106 0,982 Kepatuhan Wajib Pajak = 0,277Kesadaran 0,284Persepsi 0,338Pengetahuan + 0,371Administrasi 0,406Manfaat + 1,295Sosialisasi + 0,024Religiusitas, Errorvar. = 0,0175 Sumber : data primer, diolah dengan LISREL versi Persamaan yang diperoleh dari model Kesadaran Wajib Pajak = 0,420Persepsi + 0,234Pengetahuan + 0,134 Administrasi - 0,111Manfaat + 0,237Sosialisasi 0,011Religiusitas, R 2 = 894. Koefisien determinasi sebesar 0,894 mengindikasikan bahwa nilai variasi total Kesadaran Wajib Pajak mampu dijelaskan oleh Persepsi, Pengetahuan, Administrasi, Manfaat, Sosialisasi, dan Religiusitas sebesar 89,4%. Sedangkan persamaan model Kepatuhan Wajib Pajak = 0,277Kesadaran 0,284Persepsi 0,338Pengetahuan + 0,371Administrasi 0,406Manfaat + 1,295Sosialisasi + 0,024Religiusitas, R 2 = 0,982. Koefisien determinasi sebesar 0,982 mengindikasikan bahwa nilai variasi total Kepatuhan Wajib Pajak mampu dijelaskan oleh Kesadaran, Persepsi, Pengetahuan, Administrasi, Manfaat, Sosialisasi, dan Religiusitas sebesar 89,4%. 200
15 Pengaruh Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,420, t observasi 2,637 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Adimasu & Daare (2017) yang menyatakan bahwa Wajib Pajak juga ditanyai tentang persepsi mereka tentang keadilan dan keadilan pajak. Sebagian besar wajib pajak percaya bahwa sistem pajak Ethiopia saat ini tidak adil. Oleh karena itu, sistem perpajakan yang adil dan merata dapat mendorong mereka untuk secara sukarela mematuhi sistem perpajakan. Mereka juga ditanya tentang kesadaran mereka tentang persepsi mereka tentang pengeluaran pemerintah dan sejumlah besar wajib pajak percaya bahwa pemerintah membelanjakan uang pajak secara tidak bijaksana dan yang lainnya tidak tahu apakah pemerintah membelanjakan uang pajak dengan benar atau tidak. Dan wajib pajak juga mengatakan bahwa jika pemerintah membelanjakan uang pajak dengan benar untuk hal-hal yang diperlukan, ini mendorong mereka untuk secara sukarela mematuhi undangundang perpajakan. Pengaruh Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien 201
16 jalur 0,234, t observasi 2,241 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Andreas & Savitri (2015) pengetahuan pajak mempengaruhi kesadaran pajak. Pengaruh Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,134, t observasi 0,945 hasilnya tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sudrajat & Ompusunggu, dengan demikian pengetahuan teknologi informasi perpajakan dan sosialisasi teknologi informasi perpajakan tidak memiliki pengaruh atas kesadaran perpajakan. Pengaruh Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -0,111, t observasi 0,934 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan dengan hasil Andreas & Savitri (2015) kemanfaatan nomor id pajak tidak mempengaruhi kesadaran pajak. Pengaruh Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta 202
17 Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,237, t observasi 1,967 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Andreas & Savitri (2015), dan Muhamad, Asnawi, & Pangayow (2019), variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kesadaran perpajakan Hal ini menjelaskan bahwa sosialisasi sangat penting dilakukan, sehingga apabila sosialisasi yang dilakukan oleh KPP secara langsung maupun menggunakan media yang efektif maka dapat meningkatkan kesadaran perpajakan akan hak dan kewajiban perpajakannya. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,024, t observasi-0,262 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan beberapa peneliti Eiya, Ilaboya, & Okoye (2016) tingginya religiusitas tidak menjamin secara sukarela mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Interaksi hubungan pendidikan pajak dan religiusitas berpengaruh signifikan secara negatif terhadap kepatuhan pajak. Dalam proses interaksi antara pendidikan pajak dan religiusitas didalamnya terdapat kajian pengertian pajak menurut undang-undang perpajakan dan pajak berdasarkan kajian keyakinan agama tertentu yang bertolak belakang. 203
18 Orang yang memiliki prinsip bahwa pajak bertentangan dengan keyakinan agamanya akan berpengaruh pada sikapnya untuk tidak patuh terhadap pajak. Pengaruh Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur- 0,284, t observasi-1,113 hasilnya tidak berpengaruh. Keadilan distributif, dan keadilan retributif ini terbukti dirasakan secara positif oleh responden tetapi tidak signifikan, sedangkan persepsi keadilan prosedural dalam sistem perpajakan dan kepercayaan terhadap otoritas pajak dapat meningkatkan kepatuhan pajak (Faizal, Palil, & Maelah, 2017). Pengaruh Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur- 0,338, t observasi-2,092 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa pemahaman pajak dan pengetahuan pajak memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Indrawan & Binekas, 2018). 204
19 Pengaruh Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,371, t observasi 1,766 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Dharma & Ariyanto (2014), dan Purnamasari & Hindria (2018), bahwa Modernisasi administrasi perpajakan diwakili oleh 4 variabel independen; struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi. Dimana Struktur organisasi tidak signifikan secara statistik dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, yang berarti bahwa itu tidak mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak. Ini sangat mungkin karena struktur organisasi administrasi pajak tertentu menjadi milik otoritas absolut pemerintah di bawah wewenang, sedang 3 variabel lainnya berpengaruh positif. Pengaruh Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -0,406, t observasi -2,193 hasilnya adalah berpengaruh negatif. Wajib Pajak akan mempunyai keinginan untuk memiliki NPWP apabila Wajib Pajak merasakan manfaat atas memiliki NPWP tersebut. Beberapa diantaranya adalah dengan memiliki NPWP maka pemilik UMKM akan mendapat kemudahan 205
20 dalam pengurusan administrasi yang mensyaratkan NPWP, misalnya pengajuan kredit di bank, menjadi konsultan pajak maupun untuk mengikuti lelang pemerintah (Kurniasi & Halimatusyadiah, 2018). Pengaruh Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -1,295, t observasi 4,078 hasilnya pengaruh. Penelitian ini sejalan dengan Siahaan & Halimatusyadiah (2018) yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dimana Wajib Pajak banyak yang tidak setuju dengan sanksi perpajakan yang diberlakukan oleh Dirjen Pajak, Sedangkan atas Sosialisasi sejalan dengan penelitian Pitaloka, Kardoyo, & Rusdarti (2018) bahwa sosialisasi memperkuat peran memahami peraturan pajak tentang wajib pajak terhadap kepatuhan. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,024, t observasi 0,444 hasilnya tidak pengaruh. Hasil Penelitian ini sejalan dengan Eiya, Ilaboya, & Okoye (2016) pengaruh religiusitas saja 206
21 terhadap kepatuhan pajak prosentasi kecil, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pajak sehingga dapat dikatakan bahwa menjadi sangat religius tidak menjamin bahwa mereka akan secara sukarela mematuhi undang-undang perpajakan. Meskipun, orang-orang beragama dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendidikan yang tinggi juga dapat menempatkan kewajiban mereka terhadap agama mereka lebih tinggi daripada kewajiban mereka terhadap pemerintah, karena membayar pajak mungkin tidak menjadi prioritas yang paling penting. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menjadi temuan yang menarij, bahwa responden memiliki kesadaran akan kewajiban membayar pajak, namun tidak serta merta membuat patuh bayar pajak. Hal ini disebabkan karena penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban kewajiban dan hak hak Wajib Pajak kurang baik. Responden belum merasakan secara langsung manfaat dari Peraturan Pemerintah untuk UMKM. Masih terdapat perdebatan tentang pajak dalam ilmu keagamaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dharma & Ariyanto (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kesadaran membayar pajak terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak. 207
22 KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain : 1. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,637 > 1,96). 2. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,241 > 1,96). 3. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,945 < 1,96). 4. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,934 < 1,96). 5. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (1,967 > 1,96). 6. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,262 < -1,96). 208
23 7. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-1,133 < -1,96). 8. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,092 > -1,96). 9. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,766 < 1,96). 10. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,193 > -1,96). 11. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (4,078 > 1,96). 12. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,444 < 1,96). 13. Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,158 < 1,96). DAFTAR PUSTAKA 209
24 Adimasu, N. A., & Daare, W. J. (2017). Tax Awareness and Perception Of Tax Payers And Their Voluntary Tax Compliance Decision: Evidence FromIndividual Tax Payers In SNNPR, Ethiopia. International Journal of Scientific and Research Publications, 7(11), Diambil kembali dari Andreas, & Savitri, E. (2015). The Effect of Tax Socialization, Tax Knowledge, Expediency of Tax ID Number and Service Quality on Taxpayers Compliance with Taxpayers Awareness as Mediating Variables. Social and Behavioral Sciences. 211, hal Procedia. doi: /j.sbspro Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Basri, Y. M., & Surya, R. A. (2014). Pengaruh Keadilan, Norma Ekspektasi, Sanksi dan Religiusitas Terhadap Niat dan Ketidak patuhan Pajak. Akuntabilitas, 7(3), doi: /akt.v7i Carolina, V. (2009). Pengetahuan Pajak. Jakarta: SalembaEmpat. Cochran, W. G. (1991). Teknik Penarikan Sampel (3rd ed.). Depok: Penerbit Universitas Indonesia. Dharma, M. T., & Ariyanto, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama, TigaRaksa Tangerang. BINUS BUSINESS REVIEW, 5(2), Diambil kembali dari 210
25 Eiya, O., Ilaboya, O. J., & Okoye, A. F. (2016). Religiosity and Tax Compliance : Empirical Evidence From Nigeria, IgbinedionUniversity Journal of Accounting. Igbinedion University Journal Of Accounting, 1(1), Diambil Kembali Dari Content/Uploads/2019/02/Eiya-Ofiafoh-Ilaboya-O.-J-Okoye-A.-Francis.- Religiosity-And-Tax-Compliance-Empirical-Evidence-From-Nigeria.Pdf Faizal, S. M., Palil, M. R., & Maelah, R. (2017). Perception on justice, trust and tax compliance behavior in Malaysia. Kasetsart Journal of Social Sciences, 38(3), doi: /j.kjss Indrawan, R., & Binekas, B. (2018). Pemahaman Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UKM Understanding of Taxes and Knowledge of Taxes on Compliance with SME Taxpayers. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 6(3), doi: /jrak.v6i Kurniasi, D., & Halimatusyadiah. (2018). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pemahaman, Kemudahan Dan Manfaat Yang dirasakan Wajib Pajak UMKM Terhadap Kepatuhan Memiliki NPWP (Study Pada Wajib Pajak UMKM di Kota Bengkulu). Jurnal Akuntansi, 8(2), doi: /j.akuntansi Mardiasmo. (2018). Perpajakan (Revised ed.). Yogyakarta: ANDI. Muhamad, M. S., Asnawi, M., & Pangayow, B. J. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Perpajakan, Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Daerah, 14(1), Diambil kembali dari 211
26 le/view/92 Peraturan Pemerintah. (2018). Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Pitaloka, L. K., Kardoyo, & Rusdarti. (2018). The Socialization of Tax as a Moderation Variable Towards the Taxpayer Compliance of Industrial Performer in Kudus. Journal of Economic Education, 7(1). doi: /jeec.v7i Purnamasari, D. I., & Hindria, R. (2018). The Effect of Modernization of Indonesia's Tax Administration System on Tax Compliance: A Study of Small Medium Enterprises (SMEs) Taxpayers. International Journal of Computer Networks and Communications Security, 6(3), Diambil kembali dari Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahman, A. (2010). Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak: Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa. Rahmawaty, S. (2014). Pengaruh Pengetahuan, Modernisasi Strategi Direktorat Jendral Pajak, Sanksi Perpajakan dan Religiusitas Yang Dipersepsikan Terhadap Kepatuhan Perpajakan. Disertasi. Malang: Universitas Brawijaya. Ritonga, P. (2011). Analisis pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan Pelayanan 212
27 Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur. Medan: Tesis. Universitas Sumatera Utara. Diambil kembali dari Rosdiana, H., & Irianto, E. S. (2011). Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia Pustaka. Jakarta: Visimedia Pustaka. Siahaan, S., & Halimatusyadiah. (2018). Pengaruh Kesadaran Perpajakan, sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi, 8(1), Diambil kembali dari 92 Sofyan, M. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan. JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan), 4(3), doi: /jmk.v4i3.586 Sudrajat, A., & Ompusunggu, A. P. (2015). Pemanfaatan teknologi Informasi, Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Kepatuhan Pajak. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP, 2(2), Diambil kembali dari Suryadi. (2006). Model Hubungan Kausal Kesadaran, and Kepatuhan Wajib Pajak Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak; Suatu Survei di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik, 4(1), Diambil kembali dari jurnalk-p.pdf 213
28 Ummami, K., Zirman, & Hariyani, E. (2015). Pengaruh Manfaat yang Dirasakan Wajib Pajak, Kepercayaan terhadap Aparat Pajak, Sosialisasi Pajak, dan Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (Studi Empiris pada Pengusaha UMKM di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM), 2(2), Diambil kembali dari Utama, A., & Wahyudi, D. (2016). Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 3(2), Diambil kembali dari 214
ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT
PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG Nindy Pravitasari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peran penting, karena sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib pajak baik orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh lembaga independen seperti Masyarakat Transparansi Internasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi birokrasi melalui restrukturisasi organisasi dan implementasi administrasi
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SKRIPSI YOSEFA LEBUKAN A31107093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan dan ketertiban negara. Upaya untuk memenuhi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara berkembang yang tidak henti-hentinya melakukan pembangunan di segala bidang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang secara terus menerus melakukan pembangunan untuk dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Dalam rangka
Lebih terperinciPENGARUH SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM IMPLEMENTASI KEWAJIBAN PAJAKNYA
PENGARUH SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM IMPLEMENTASI KEWAJIBAN PAJAKNYA Dwi Sasmito Aji, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (konstraprestasi) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya keadaan dan kondisi suatu negara, tentunya semakin besar pula pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan oleh negara tersebut. Semakin besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul
LEMBAR PENGESAHAN Jurnal yang Berjudul PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN TINGKAT PENGHASILAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DI KOTA GORONTALON NURZEIN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan kontributor terbesar dalam Anggaran Pendapatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kontributor terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemungutan pajak selanjutnya dialokasikan untuk membiayai anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting selain penerimaan bukan pajak. Pembayaran pajak sangat penting bagi negara untuk pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada mulanya pajak merupakan suatu pemberian secara cuma-cuma (upeti) namun sifatnya merupakan suatu kewajiban yang dipaksakan dan harus dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak Penghasilan merupakan pajak pemerintah pusat yang dipungut oleh negara berdasarkan sistem self assessment. Pajak Penghasilan berkontribusi sebesar 47,01% dari
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TARIF, KEMUDAHAN MEMBAYAR PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN SOSIALISASI PP NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT
PENGARUH PERUBAHAN TARIF, KEMUDAHAN MEMBAYAR PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN SOSIALISASI PP NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UMKM (Studi Empiris pada Wajib Pajak Pelaku UMKM yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak atas penghasilan yang didapatkan. Mardiasmo menjelaskan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pajak merupakan hal yang dipaksakan dan wajib dibayar oleh Wajib Pajak atas penghasilan yang didapatkan. Mardiasmo menjelaskan Ketentuan Umum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, sejak tahun 1983 sistem penghitungan pajak telah berubah dari yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self assessment
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang lebih baik dan maju, untuk itu pemerintah melakukan beberapa perubahan dan pembangunan dalam
Lebih terperinciOleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT
PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan kehidupan warga negara yang adil dan sejahtera. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan menciptakan kehidupan warga negara yang adil dan sejahtera. Dalam hal ini, pemerintah membutuhkan dana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumbersumber penerimaan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang dimaksud adalah penciptaan akselerasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat
25 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Pajak Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki anggaran pendapatan bertumpu pada sektor perpajakan. Kementrian Keuangan mempublikasikan komposisi pajak dalam pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup kemungkinan dapat menunjang pembangunan nasional secara keseluruhan. Pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. membiayai pengeluaran pemerintah. Semakin bertambahnya jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal.salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperincie Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : ( e.jrm
PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, TARIF PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar di KPP Pratama Malang Selatan) Oleh: Evi Rahmawati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan usaha di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan hal yang positif terutama dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang gencar-gencarnya melakukan pembangunan disegala sektor, dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu faktor pendukung
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Understanding, tariffs, justice, tax compliance, SMEs and Government Regulation No. 46 of 2013 ABSTRAK
PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, TARIF PAJAK DAN ASAS KEADILAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Berada Di Wilayah Kerja Kantor Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Pemerintah membutuhkan dana yang relatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sedang dalam upaya untuk melakukan pembangunan nasional di berbagai bidang yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Tetapi pada kenyataannya, Indonesia belum bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam menjalankan peran pemerintahan. Pajak menjadi pemegang andil terbesar dalam pembangunan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seoptimal mungkin melalui perluasan sumber penerimaan negara non migas, guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya pasar bebas yang sedang terjadi telah menghilangkan batas ruang dan waktu setiap individu di dunia. Pasar bebas terjadi dalam berbagai sektor termasuk perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling dominan baik untuk belanja rutin maupun belanja modal. Meskipun penerimaan pajak dari tahun ke tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak pada suatu negara sangat penting di dalam perkembangan ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela dan mendorong kontribusi penerimaan Negara dari sektor UMKM, pemerintah telah menerbitkan PP No. 46
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Salah satu sumber pembiayaan Negara adalah dari sektor perpajakan. Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undangundang Nomor 6 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Negara.Yaitu dengan melalui salah satu alat ukur yang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% (http://www.anggaran.depkeu.go.id) berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semua Negara termasuk Indonesia dalam menjalankan pembangunan memerlukan pendanaan yang sangat besar. Dana didapat dari berbagai sektor penerimaan APBN, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang kebijakan yang mengatur tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Lebih terperinciBAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat kebijakan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan demi mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan masyarakatnya. Ini sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk memiliki NPWP tidak berpengaruh terhadap kepatuhan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar nomor empat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa (www.bps.go.id). Pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertopik mengenai Kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha yang berada di kawasan Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara disamping penerimaan bukan pajak seperti migas dan non migas. Peran pajak sebagai sumber pendapatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena pajak merupakan sumber
Lebih terperinciF. Hakim., G.B. Nangoi. Analisis penerapan PP. No.46
ANALISIS PENERAPAN PP. NO.46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN UMKM TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH PASAL 4 AYAT (2) PADA KPP PRATAMA MANADO ANALYSIS OF APPLICATION PP.46
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan instrumen penting bagi pemerintah karena merupakan sarana untuk pengumpulan dana dari masyarakat. Dana ini yang kemudian digunakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perpajakan memiliki bermacam peraturan yang telah diatur dalam perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami semua aturan perpajakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sumber dana dalam membiayai berbagai pengeluaran negara. Pada era Orde
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang tengah dilakukan bangsa Indonesia membutuhkan banyak sumber dana dalam membiayai berbagai pengeluaran negara. Pada era Orde Baru, dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara membutuhkan dana yang besar untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti gaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional, di antaranya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan yang digalakkan di negara Indonesia ini membutuhkan dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya dilakukan oleh segelintir orang
Lebih terperinciDhiyas Mastungkara, Juli Ratnawati 1
PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL DAN KESADARAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA SEMARANG BARAT Dhiyas Mastungkara, Juli Ratnawati 1 Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menjalankan pemerintahan, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber penghasilan antara lain kekayaan alam, barang-barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi besar dalam upaya peningkatan penerimaan negara. Pajak memiliki peran aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Pendapatan Negara. PERKEMBANGAN PENDAPATAN NEGARA Tahun (dalam milyaran rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciOleh : Hana Pratiwi Burhan Pembimbing : Zulaikha Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 1-15 ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pemerintah terus berusaha melakukan kegiatan pembangunan nasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu Negara dapat dikatakan mandiri jika membiayai pembangunannya sendiri. Dalam hal ini pemerintah lah yang berperan untuk menghimpun pemasukan Negara. Pemerintah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PADANG. Muhammad Edo 1, Yunilma 2, Daniati 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PADANG Muhammad Edo 1, Yunilma 2, Daniati 2 1.2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri, sebagaimana yang tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pajak merupakan sumber pembiayaan terbesar negara dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dari tahun ke tahun, penerimaan dari sektor pajak terus menunjukkan peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciAbstract. Keywords : Knowledge Taxation, Assertiveness Sanctions Taxation, Tax Service Quality Officer, Justice Taxation, Taxpayer Compliance SMEs
Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, dan Keadilan Perpajakan, terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Butet Wulan Trifina 1), dan Elvira Wijayanti 2) 1,2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pajak merupakan pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada
Lebih terperinciKeywords: provision understanding and perception of the taxpayer on government regulation number 46 of 2013.
ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN KETENTUAN DAN PRESEPSI WAJIB PAJAK TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMER 46 TAHUN 2013 TERHADAP KEPATUHAN DALAM MELAKSANAKAN KETENTUAN PADA WAJIB PAJAK PELAKU USAHA MIKRO KECIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran dan pembangunan nasional salah satunya ialah pajak. Penerimaan pajak secara tidak langsung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat. untuk menyelenggarakan pemerintahan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pajak Menurut Waluyo (2009), pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat vital bagi negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di Indonesia sangatlah penting untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di benua Asia dengan tingkat kesejahteraan yang rendah atau masih dalam tahap perkembangan terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rp1.529 trilyun kontribusi pajak terhadap pendapatan negara sebesar Rp1.193
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak sebagaimana yang diketahui merupakan aspek penting bagi kelangsungan hidup negara Indonesia. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN Dedi Haryanto
ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 Oleh : Dedi Haryanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembayaran pajak merupakan perwujudan kenegaraan dan peranserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sumber migas dan non migas. Optimalisasi penerimaan pajak dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Optimalisasi penerimaan pajak dikarenakan semakin meningkatnya
Lebih terperinciPENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh: Bimanda Yuswandono, 1 Drs. Kuspandi, Ak.. 2, Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. Untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, pemerintah mulai mengurangi pembiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang dianggap paling potensial, oleh karena itu pajak digunakan sebagai sumber pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang membutuhkan anggaran yang cukup besar setiap tahunnya untuk melaksanakan berbagai macam pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan belanja negara. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015,
Lebih terperinciABSTRAK. kualitas pelayanan, account representative, tax knowledge, jenjang pendidikan, kepatuhan. Universitas Kristen Maranatha i
ABSTRAK Sistem self assessment memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakan mereka dengan benar dan tepat waktu sesuai dengan peraturan
Lebih terperinci