PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, HUMAN CAPITAL DAN CSR TERHADAP EARNING QUALITY DENGAN TRUST SEBAGAI MODERASI. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, HUMAN CAPITAL DAN CSR TERHADAP EARNING QUALITY DENGAN TRUST SEBAGAI MODERASI. Abstrak"

Transkripsi

1 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, HUMAN CAPITAL DAN CSR TERHADAP EARNING QUALITY DENGAN TRUST SEBAGAI MODERASI Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan, human capital dan corporate social responsibility terhadap earning quality dengan trust sebagai mediasi dalam perusahaan perbankan di Negara Indonesia, Filipina dan Thailand. Data sampel yang digunakan adalah 31 sampel dengan 155 tahun observasi untuk periode dengan menggunakan model regresi berganda. Data yang digunakan berdasarkan pada data keuangan Thomson Reuters. Pengujian dilakukan dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan corporate governance, human capital dan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap earning quality. Namun, hanya proksi trust yaitu customer acceptance yang dapat memediasi hubungan antara corporate governance, human capital, corporate social responsibility dan earning quality. Hasil keseluruhan dari penelitian ini mendukung teori agensi. Kata kunci : tata kelola perusahaan, human capital, csr cost, trust and earning quality Pendahuluan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan pasar tunggal yang berbasis pada produksi, dimana akan berlaku aliran barang atau jasa, penanaman investasi dan perekrutan tenaga kerja yang lebih bebas. Terhitung 1 Januari 2016, MEA mulai diberlakukan dan diterapkan di semua negara-negara ASEAN. MEA juga akan menjadi kawasan ekonomi yang paling berprospek karena memiliki market absorb terbesar yang disebabkan oleh semakin tingginya populasi di negara-negara Asia Tenggara. Di sisi positif penerapan MEA, banyak perusahaan ASEAN mendapatkan kemudahan dalam melakukan ekspansi usaha atau melakukan penanaman modal di perusahaan-perusahaan lokal. Berdasarkan data BKPM (2015), jumlah foreign direct investment Indonesia (FDI) terus bertambah, yaitu 2010 sebesar $ ,8 juta; 2011 sebesar $ 1

2 19.474,5 juta; 2012 sebesar $ ,7 juta; 2013 sebesar $ ,5 juta; 2014 sebesar $ ; dan 2015 Quarter III (30 Sept 2015) sebesar $21.337,2 juta. Salah satu tolak ukur di dalam melakukan penanaman modal asing adalah kualitas laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan kinerja perusahaan baik masa kini maupun masa depan (Dechow & Schrand, 2004). Kualitas laba yang tinggi menjadi standar pengukuran laporan keuangan yang berkualitas tinggi (Kim et al, 2012; Hong & Andersen, 2011; Yip et al, 2011). Kualitas laba yang tinggi akan terbentuk dari rendahnya manajemen laba, rendahnya discretionary accrual dan tingginya tingkat akrual di dalam penyusunan laporan keuangan (Hong & Andersen, 2011; Pyo & Lee, 2013). Kualitas informasi laba merupakan hal yang sangat penting dari produk pelaporan keuangan yang terkandung di dalam laba perusahaan yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena investor akan membeli laba perusahaan di masa mendatang (future earnings) bersumber dari laba tahun berjalan yang dilaporkan oleh perusahaan. Riset gap yang mendasari penelitian ini dengan adanya hasil yang berbeda pengaruh CSR terhadap earning quality, Penelitian Muttakin, Khan & Azim (2015), ditemukan bahwa manajer di negara berkembang (Bangladesh) akan melakukan manajemen laba ketika mereka menyediakan banyak pengungkapan CSR, manajer akan meningkatkan pendapatan perusahaan melalui peningkatan discretionary accrual, sedangkan beberapa penelitian (Kim & Park, 2012; Pyo & Lee, 2013) mengenai pengaruh CSR terhadap earning quality yang dilakukan di negara maju (Korea Selatan dan Amerika Serikat) menunjukkan bahwa perusahaan yang social responsible dan mengungkap aktivitas CSR memiliki kecenderungan yang rendah dalam melakukan manajemen laba sehingga menghasilkan kualitas laba yang tinggi. Selain itu, penelitian Wang (2006) ditemukan bahwa kepemilikan keluarga memiliki entrenchment effect 2

3 terhadap kualitas laba. Entrechment effect akan memotivasi pembuat laporan keuangan (perusahaan) melakukan manajemen laba secara opportunistik untuk kepentingan keluarga. Selain itu, perusahaan dengan kepemilikan keluarga cenderung memiliki direktur dan komisaris dari internal keluarga sehingga akan memperlebar asimetri informasi antara pemilik saham dari pihak keluarga dengan pemilik saham internal dan dapat disimpulkan bahwa kepemilikan keluarga akan berbanding lurus dengan rendahnya kualitas laba yang dihasilkan di dalam laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini akan menggunakan sampel penelitian di negaranegara ASEAN yang mayoritas merupakan negara berkembang dan memiliki persentase yang tinggi dalam kepemilikan keluarga dalam perusahaan. Faktor negara berkembang dan kepemilikan keluarga yang melekat pada sampel penelitian akan memberikan hasil yang berbeda. Selain itu, penelitian ini menambahkan variabel mediasi yaitu Trust yang dianggap merupakan prediktor baru yang berpengaruh terhadap earning quality. Alasan penggunaan variabel tersebut karena sampel penelitian yang dianalisa berupa bank dengan trust (kepercayaan) menjadi prediktor utama bagi kinerja perusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangan seperti earning quality. Dengan demikian, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang pengaruh corporate governance, human capital. csr dan trust terhadap earning quality. Tinjauan Pustaka Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, menurut teori agensi, pemisahan kepemilikan antara pemilik saham dan manajemen justru memperlebar asimetri informasi antara principal dan agen sehingga menimbulkan moral hazard yang dinyatakan dalam manajemen laba. Manipulasi laba yang dilakukan oleh motivasi opportunistic 3

4 manajemen telah menghasilkan kualitas laba yang rendah. Kondisi inilah yang akhirnya menjadikan laporan keuangan tidak menjadi relevan bagi para pengambil keputusan dan dibentuknya beberapa mekanisme yang dapat mengurangi asimetri informasi, mengurangi praktek manajemen laba dan meningkatkan kualitas laba. Corporate governance merupakan suatu sistematika tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan antara prinsipal dan agen yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajibannya menjadi mekanisme yang dapat digunakan dalam menghasilkan kualitas laba yang tinggi, Penelitian Ebaid (2013), corporate governance yang kuat sangat berkaitan dengan persepsi yang baik atas kualitas laba dibandingkan dengan corporate governance yang lemah hasilnya menyarankan perusahaan Mesir mengadopsi Egypt Code of Corporate Governance secara sukarela sehingga dapat meningkatkan persepsi investor atas kualitas proses pelaporan keuangan. Secara internal, perusahaan harus memperdayakan internal resources yaitu intangible asset yang dikenal dengan istilah modal intelektual. Semakin baiknya SDM perusahaan, maka semakin baik pemahaman pembuat laporan keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, Penelitian Baum dan Silverman (2004) dijabarkan bahwa human capital berpengaruh terhadap keputusan risiko keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan di industri bio teknologi, Finlandia dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Selain itu, Darabi, Rad & Ghadiri (2012) melakukan Penelitian pengaruh IC terhadap kualitas laba di 158 perusahaan yang go public di Iran Stock Exchange dengan 948 observasi. Hasil empiris menunjukkan bahwa VAIC yang digunakan sebagai pengukuran IC dan human capital berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Maka dapat disimpulkan bahwa IC memiliki peran positif dalam praktek keuangan dan pelaporannya. Secara ekternal, perusahaan juga terkait dengan lingkungan sekitarnya sehingga perusahaan akan melegitimasi aktivitas-aktivitas perusahaan agar para stakeholder dapat melihat kesesuaian 4

5 tujuan perusahaan dengan norma-norma sosial. Semakin banyaknya pengungkapan aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba laporan keuangan (Muttakin, Khan & Azim, 2015) yang tercermin dengan rendahnya manajemen laba dan rendahnya keterlibatan perusahaan dalam penyelidikan SEC (Kim & Park, 2012). Penelitian Choi dan Pae (2011) ditemukan bahwa perusahaan dengan tingkat komitmen etika yang baik memiliki keterlibatan yang kecil di dalam manajemen laba, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang lebih aktif dalam aktivitas CSR akan cenderung melaporkan labanya dalam kualitas yang lebih baik (Pyo & Lee, 2013). Terakhir, Trust dapat menjadi faktor yang memperkuat dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan karena trust akan menciptakan information production dan information sharing yang berkontribusi dalam penyusunan laporan keuangan (Stowe & Jeffery, 2008). Corporate governance, human capital dan corporate social responsibility merupakan indikatorindikator positif yang dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kualitas laba. Kualitas pelaporan keuangan merupakan hasil dari rendahnya tingkat manajemen laba yang terjadi di perusahaan. Mekanisme yang cukup efektif dalam mengurangi tingkat manajemen laba di dalam perusahaan melalui corporate governance, mekanisme seperti independensi dewan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit (Peasnell et al, 2000, 2005; Hambrick & Jackson, 2000; Jiang & Andarajan, 2009) dapat meningkatkan pengawasan dan internal control terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Kualitas pelaporan keuangan merupakan hasil output dari bagian keuangan perusahaan. Dengan semakin baiknya kualitas sumber manusia perusahaan, maka akan bertambah baiknya pelaporan keuangan yang dihasilkan, semakin baiknya kualitas SDM perusahaan, maka semakin baiknya tingkat pendeteksian manajemen laba yang terjadi di 5

6 perusahaan sehingga mengurangi manipulasi laba di dalam laporan keuangan sehingga berdampak pada semakin baiknya kualitas laba yang disajikan dalam laporan keuangan (Baum & Silverman, 2004), selain itu, kualitas pelaporan keuangan memiliki relasi yang kuat dengan tingkat corporate social responsibility (Choi & Pae, 2011; Kim & Park, 2012; Pyo & Lee, 2013), karena perusahaan yang lebih social responsible akan lebih memiliki motivasi positif dalam menjalankan aktivitas perusahaan karena keuntungan perusahaan disisihkan untuk berkontribusi kepada lingkungan sekitar. Dengan kata lain, perusahaan yang social responsible lebih memiliki moral yang baik dan etika yang baik sehingga akan memiliki kecenderungan untuk menghindari manajemen laba sehingga kualitas pelaporan keuangan akan menjadi lebih baik dan transparan. Jadi ketiga variabel tersebut merupakan sistem (corporate governance), internal (human capital) dan eksternal (corporate social responsibility) yang merupakan bagian dari perusahaan sehingga ketiga variabel ini akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai kualitas laba perusahaan. Terakhir, kualitas pelaporan perusahaan dianggap baik apabila adanya persepsi positif dari para stakeholder terhadap kinerja perusahaan dan transparansi perusahaan. Persepsi positif yang terbentuk dalam sejangka waktu dikenal dengan istilah trust, yaitu kepercayaan para stakeholder terhadap perusahaan. Pandangan subyektif stakeholder justru dapat memperkuat kualitas laba perusahaan karena semakin dipercayai mengenai keandalan dan relevansi laba perusahaan yang disajikan di dalam laporan keuangan. Pengembangan Hipotesis Menurut Teori Agensi, pemisahan kepemilikan dan control menyebabkan adanya perbedaan antara keinginan manajer dan keinginan pemilik (Jensen & Meckling, 1976), Anthony & Govindarajan (2001), teori agensi menjelaskan hubungan antara principal dan agen melalui bentuk pendelegasian wewenang. Hubungan principal dan agen terjadi dengan kondisi dimana 6

7 tindakan seseorang berdampak terhadap orang lain atau ketika seseorang memiliki ketergantungan atas tindakan orang lain (Pratt & Zeckhauser, 1985). Pihak prinsipal atau stakeholder harus mengurangi asimetri informasi yang didapatkan dibandingkan dengan pihak agen (manajemen) dan mekanisme yang digunakan melalui corporate governance. Corporate governance yang kuat sangat berkaitan dengan persepsi yang baik atas kualitas laba dibandingkan dengan corporate governance yang lemah (Ebaid, 2013). Penelitian ini menyarankan bahwa perusahaan Mesir mengadopsi Egypt Code of Corporate Governance secara sukarela dan dapat meningkatkan persepsi investor atas kualitas proses pelaporan keuangan. Beberapa Penelitian dari (Beasley, 1996; Dechow et al, 1996; Peasnell et al, 2000, 2005; Hambrick & Jackson, 2000; Jiang & Andarajan, 2009) ditemukan bahwa beberapa mekanisme corporate governance (independensi dewan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional) dapat mengurangi manajemen laba di dalam perusahaan sehingga berdampak pada kualitas laba yang lebih tinggi. H1 : Corporate Governance berpengaruh positif terhadap Earning Quality Teori resource based theory menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang bermanfaat dalam meningkatkan keunggulan bersaing dan memiliki kinerja jangka panjang dan sejalan dengan pendapat Pulic & Kolakovic (2003) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki intangible asset meliputi knowledge yang unik, ketrampilan, nilai dan solusi, yang dapat ditransformasikan menjadi nilai di pasar. Pengelolaan intangible asset dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif dan terbukti dalam eksperimen yang dilakukan oleh Swedish Association pada 1980 dengan menggunakan sampel intra dan antar negara, dalam eksperimen menyatakan bahwa intellectual capital memiliki keterkaitan dengan 7

8 neraca saldo perusahaan. Joia (2000) menyatakan ada hubungan kedua hal tersebut dapat diterima secara logis dan terbukti secara empiris dan diperkuat penelitian Pew et al (2007) yang menyatakan adanya pengaruh IC terhadap output keuangan perusahaan, baik current maupun future di berbagai industri dan sama dengan Penelitian Rudez & Mihalic (2007) yang menyatakan bahwa komponen IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan industry hospitality Slovenia. Darabi, Rad & Ghadiri (2012) melakukan penelitian pengaruh IC terhadap kualitas laba yang dilakukan terhadap 158 perusahaan dan 948 observasi pada pasar modal Iran, hasil empiris menunjukkan bahwa VAIC yang digunakan sebagai pengukuran IC dan human capital berpengaruh positif terhadap kualitas laba yang diproksikan dengan nilai Discretionary Accrual. H2 : Human Capital berpengaruh positif terhadap Earning Quality Menurut Suchman (1995), teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara terus-menerus berupaya menyakinkan masyarakat bahwa aktivitas aktivitas organisasi sesuai dengan batasan dan norma norma masyarakat, dalam teori legitimasi, adanya usaha untuk menyamakan persepsi atau asumsi bahwa segala tindakan suatu identitas merupakan tindakan yang diharapakan dan sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial. Menurut Richardson (1987), akuntansi merupakan alat yang digunakan dalam melegitimasi dan memberikan keterkaitan nilai-nilai sosial dengan tindakan ekonomi. Di dalam Penelitian Muttakin, Khan & Azim (2015), ditemukan bahwa perusahaan yang berorientasi pada ekspor dimana didominasi oleh pembeli internasional akan cenderung mengungkap lebih banyak aktivitas CSR dan menyediakan laporan keuangan yang lebih transparan khususnya berkaitan dengan manajemen laba dan dipertegas oleh Kim & Park (2012) 8

9 yang menemukan bahwa perusahaan social responsible jarang dalam hal mengelola manajemen laba melalui discretionary accrual atau memanipulasi aktivitas operasional riil atau menjadi tersangka dalam penyelidikan SEC. Di dalam temuan Penelitian Pyo & Lee (2013), dinyatakan bahwa perusahaan yang lebih aktif dalam aktivitas CSR akan cenderung melaporkan labanya dalam kualitas yang lebih baik. Selain itu, perusahaan yang memiliki donasi yang lebih baik memiliki discretionary accrual yang rendah dan konservatisme akuntansi yang tinggi. H3 : CSR Cost berpengaruh positif terhadap Earning Quality Warren Buffet menyatakan bahwa Trust seperti udara yang kita hirup bahwa trust itu ada walaupun kita tidak menyadarinya, namun ketika tidak ada, setiap orang akan menyadarinya (Sandlund, 2002). Trusted leadership menjadi sangat penting karena hubungan yang dalam antara peers, across levels, dan across functions akan menjadi kunci sukses atas keberlanjutan (Galford & Drapeau, 2003). Selain itu, kepercayaan karyawan terhadap manajer dapat menghasilkan pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan karena di dalam menghasilkan laporan keuangan, manajer bergantung kepada koordinasi bawahan dalam menyediakan informasi yang berkualitas sebagai masukan (Jollineau, Vance & Webb, 2012) dan menunjukkan kepercayaaan karyawan terhadap manajer dapat membantu distribusi informasi dan komunikasi dua arah yang sangat berguna dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas dan diperkuat oleh penelitian Dirks & Ferrin (2001) yang menyatakan bahwa karyawan tingkat rendah akan memberitahukan informasi yang penting dan berguna dalam penyusunan laporan keuangan kepada orang yang dipercayai. Trust dapat menyediakan akurasi informasi di dalam organisasi dan mengidentifikasi masalah yang potensial sehingga dapat berdampak kepada kualitas laporan keuangan. Information production dan information sharing menjadi elemen yang penting di dalam menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik 9

10 (Stowe & Jeffery, 2008). Penelitian Garrett, Hoitash & Prawitt (2014), menemukan bahwa trust berpengaruh terhadap kualitas akrual, rendahnya kesalahan pelaporan keuangan dan rendahnya pengungkapan materi internal control. Selain itu, trust berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan melalui information production dan information sharing sehingga menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Terakhir, trust berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan di perusahaan yang desentralisasi dibandingkan dengan perusahaan yang sentralisasi. H4a : Corporate Governance berpengaruh positif terhadap Earning Quality yang dimoderasi oleh Trust H4b : Human Capital berpengaruh positif terhadap Earning Quality yang dimoderasi oleh Trust H4c : CSR Cost berpengaruh positif terhadap Earning Quality yang dimoderasi oleh Trust 10

11 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dengan menggunakan alat statistik SPSS 19. Populasi dalam penelitian ini menggunakan bank-bank pada negara Indonesia, Filipina dan Thailand dengan syarat sudah menjadi emiten (perusahaan terbuka) dan harus terdaftar pada bursa saham pada negara masing-masing untuk periode penelitian pada 2010 sampai Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dimana sampel harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, a. Emiten (perusahaan terbuka) yang masih terdaftar sampai dengan per 31 Desember 2015 pada bursa saham di Indonesia, Filipina dan Thailand. b. Bank yang tidak mengalami delisting sampai 31 Desember 2015 pada bursa saham Indonesia, Filipina dan Thailand. c. Perusahaan yang memiliki kapitalisasi harga pasar saham (market capitalisation) minimal sebesar USD $ ,00 (satu juta dollar Amerika Serikat) untuk periode 2010 sampai 2014, dengan asumsi adanya kesetaraan antar bank-bank yang dipilih untuk dilakukan 11

12 penelitian. Jumlah sampel penelitian yang digunakan sebanyak 31 bank, antara lain, Jumlah Sampel Penelitian No Negara Jumlah Bank 1 Indonesia 12 2 Filipina 9 3 Thailand 10 Total 31 Unit analisa yang digunakan dalam penelitian merupakan bank yang sudah menjadi emiten (listed company) dan teknik pengumpulan data pustaka dengan menggunakan data sekunder berupa data olahan dari website Thomson Reuters (2015), annual report dan financial report untuk periode 2010 sampai dengan 2014 dengan tambahan data yang diperoleh dari website bursa efek Indonesia ( bursa saham Filipina dan bursa saham Thailand. Berikut merupakan pengembangan variabel-variabel operasional beserta pengukurannya, Tabel Variabel Penelitian (Research Variables Table) Fungsi Variabel Variabel Penelitian Skala Referensi Dependen Earning Quality Rasio Ewert & Wagehofer (2010) & Data Thomas Reuters (2015) Independen Corporate Governance Rasio Data Thomas Reuters (2015) Human Capital Rasio Data Thomas Reuters (2015) CSR Cost Rasio Annual Report ( ) Moderasi Trust Rasio Data Thomas Reuters (2015) 12

13 Berikut merupakan variabel variabel dalam penelitian ini, yaitu 1. Corporate Governance Definisi Corporate governance merupakan sebuah sistem yang digunakan oleh dewan untuk mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi (directing, controlling & supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis dan produktif berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Syakhroza, 2002). Metode pengukuran CG yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah loan loss provision, non performing loan, securities % average earning asset, persentase earning retention, reinvestment rate dan total risk weighted capital (Thomson Reuters, 2015). 2. Human Capital Human Capital (HC) merupakan kombinasi pengetahuan, skills, keinovasian dan kemampuan anggota organisasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Edvinson & Malone, 1997). Metode pengukuran yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sumber data olahan dari website Thomson Reuters (2015) dimana indikator educational opportunity program dan labour expense digunakan sebagai proksi HC untuk mengukur seberapa besar pengeluaran labor cost dan educational opportunity program suatu bank dalam setiap periode laporan keuangan dan diharapkan dalam setiap tahunnya dapat meningkatkan pelayanan kepada stakeholders (baik nasabah dan regulator). 13

14 3. CSR Cost Komitmen dalam menjalankan suatu bisnis dengan berkontribusi pada pengembangan ekonomi berkelanjutan melalui konsep bekerja dengan keluarganya, komunitas lokalnya dan masyarakat yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka di masa depan (World Business Council for Sustainable Development, 2004) dan metode pengambilan data berasal dari laporan tahunan (annual report) khususnya CSR cost dimana jumlah biaya csr dibagi dengan total net income. Proksi ini digunakan untuk mengetahui besarnya tanggung jawab setiap bank dalam mendukung kegiatan csr yang tercermin di dalam anggaran seluruh biaya kegiatan csr bank tersebut. 4. Trust Definisi Trust merupakan keinginan satu pihak untuk percaya kepada pihak yang lain berdasarkan harapan bahwa pihak tersebut akan melakukan sesuatu yang tepat kepada pemberi kepercayaan tanpa tergantung pada kemampuannya untuk mengawasi dan mengendalikannya (Mayer et al, 1995). Metode pengukuran trust yang akan dilakukan dengan menggunakan sumber data olahan dari website Thomson Reuters (2015) dimana indikator profitabilitas sebagai proksi Trust yang mencakup data customer acceptance, efficiency ratio, loan growth dan deposit growth yang penulis yakini bahwa proksi-proksi ini dapat memberikan gambaran seberapa besar tingkat kepercayaan stakeholders terhadap bank. 5. Earning Quality Para regulator menganggap laba yang memiliki kualitas tinggi apabila yakin dengan tujuan dan aturan yang diidentifikasikan dalam GAAP (Generally Accepted 14

15 Accounting Principles) (Dechow & Schrand, 2004). Sebaliknya, para kreditur menganggap laba yang memiliki kualitas tinggi ketika laba tersebut dapat dikonversi ke dalam arus kas (Li, 2011). Metode pengukuran yang akan dilakukan adalah menggunakan pendekatan Ewert & Wagenhofer (2010) yaitu Earning Quality Metrics. Formula pengukurannya sebagai berikut, Earning Quality dapat dirumuskan berdasarkan observasi sebagai berikut, Hasil dan Analisis Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pooled data, yaitu gabungan dari time series dan cross section dari 31 sampel bank dikalikan dengan masa observasi 5 tahun atau 155 (5 tahun x 31 bank) observasi bank yang terdaftar pada bursa saham negara masing-masing dengan sumber data utama diperoleh dari data olahan yada ada pada website Thomson Reuters, annual report dan financial report untuk periode 2010 sampai

16 Tabel Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EQ LL NPL SA ER RR TW LC EO CI CA ET LG DG Valid N (listwise) 115 Sumber : Hasil Output SPSS 19 Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa proksi corporate governance yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap earning quality adalah Loan Loss Provision, Non Performing Loan, Securities Earning Assets, dan Reinvestment Rate. Tabel Hasil Uji Hipotesis 1 Secara Parsial Hubungan Variabel Hasil Loan Loss Provision (LLP) EQ (0,030)* Non Performing Loan (NPL) EQ (0,000)** Securities Earning Assets (SA) EQ (0,000)* Earning Retention (ER) EQ (0,123)* Reinvestment Rate (RR) EQ (0,001)* Total Risk Weighted Capital (TW) EQ (0,120)* * α = 5% ** α = 10% Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa semua proksi human capital yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap earning quality adalah Educational Opportunity Program dan Labor Cost. 16

17 Tabel Hasil Uji Hipotesis 2 Secara Parsial Hubungan Variabel Hasil Educational Opportunity Program (EO) EQ (0,002)* Labor Cost (LC) EQ (0,000)* * α = 5% ** α = 10% Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa corporate social responsibility yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap earning quality. Tabel Hasil Uji Hipotesis 3 Secara Parsial Hubungan Variabel Hasil Corporate Social Responsibility (CI) EQ (0,066)** * α = 5% ** α = 10% Hasil pengujian hipotesis 4a menunjukkan bahwa proksi trust yaitu customer acceptance dan loan growth yang memediasi hubungan antara corporate governance dan earning quality. Tabel Hasil Uji Hipotesis 4a Secara Parsial Hubungan Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Customer Acceptance (CA) Efficiency Ratio (ET) Loan Growth (LG) * * ** Deposit Growth (DG) LLP_CA NPL_CA SA_CA ER_CA RR_CA * * * * * 17

18 TW_CA LLP_ET NPL_ET SA_ET ER_ET RR_ET TW_ET LLP_LG NPL_LG SA_LG ER_LG RR_LG TW_LG LLP_DG NPL_DG SA_DG ER_DG RR_DG * ** * * ** * * * ** * * * * * * * * * 18

19 * α= 5% * α= 10% TW_DG * * Hasil pengujian hipotesis 4b menunjukkan bahwa proksi trust yaitu customer acceptance dan efficiency ratio yang memediasi hubungan antara human capital dan earning quality. Tabel Hasil Uji Hipotesis 4b Secara Parsial Hubungan Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Customer Acceptance (CA) Efficiency Ratio (ET) Loan Growth (LG) Deposit Growth (DG) EO_CA LC_CA EO_ET LC_ET EO_LG LC_LG EO_DG LC_DG * * * * α = 5% ** α = 10% 0.021* * * * * * * * 0.167* 19

20 * α= 5% * α= 10% Hasil pengujian hipotesis 4c menunjukkan bahwa proksi trust yaitu efficiency ratio yang memediasi hubungan antara corporate social responsibility dan earning quality. Simpulan Tabel Hasil Uji Hipotesis 4c Secara Parsial Hubungan Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Customer Acceptance (CA) Efficiency Ratio (ET) Loan Growth (LG) Deposit Growth (DG) CSRNI_CA CSRNI_ET CSRNI_LG CSRNI_DG 0.162* 0.416* 0.018* 0.434* 0.175* 0.314* 0.135* 0.405* Penelitian disertasi ini untuk menguji apakah terdapat pengaruh corporate governance, human capital dan total csr cost yang dibagi dengan net income terhadap earning quality yang dimediasi oleh variabel trust. Penelitian ini menggunakan data sampel bank pada negara Indonesia, Filipina dan Thailand dan telah menjadi perusahaan terbuka atau tercatat pada bursa saham negara-negara periode 2010 sampai masing-masing, antara lain, negara Indonesia, Filipina dan Thailand untuk Berikut ini merupakan uraian simpulan dari hasil penelitian, antara lain, 1. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial yang dilakukan terhadap hipotesis pertama 20

21 (H1), ditemukan bahwa corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap earning quality. Proksi securities earnings asset, dan reinvestment rate memiliki pengaruh positif terhadap earning quality. Sedangkan loan Loss provision dan non performing loan, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba. Hasil empiris ini dapat disimpulkan bahwa corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap earning quality baik pengaruh positif maupun negatif. Dengan demikian bahwa penelitian ini sejalan dengan hasil hasil peneliitian terdahulu (Peasnell et al, 2000, 2005; Hambrick & Jackson, 2000; Jiang & Andarajan, 2009) yang menyimpulkan keterkaitan antar kedua variabel tersebut. 2. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial yang dilakukan terhadap hipotesis kedua (H2), ditemukan bahwa human capital memiliki pengaruh positif terhadap earning quality yang menggunakan proksi earning opportunity program. Sedangkan proksi dari human capital yaitu labor cost memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap earning quality. Hasil empiris ini dapat disimpulkan bahwa human capital berpengaruh secara signifikan terhadap earning quality baik pengaruh positif maupun negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rudez dan Mihalic (2007) dan Baum dan Silverman (2004) yang menyatakan bahwa komponen IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan keputusan risiko keuangan perusahaan. 3. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial yang dilakukan terhadap hipotesis ketiga (H3), ditemukan corporate social responsiblity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap earning quality yang menggunakan proksi csr cost. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Choi & Pae (2011); Kim & Park (2012); dan Pyo & Lee (2013) yang menyatakan bahwa CSR dapat meningkatkan akrual yang berkualitas tinggi dan tingkat 21

22 manajemen laba yang rendah sehingga menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. 4. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial yang dilakukan terhadap hipotesis keempat, ditemukan bahwa corporate governance dan human capital yang berpengaruh secara signifikan terhadap earning quality yang dimediasi oleh Trust (dengan proksi customer acceptance). Maka dapat disimpulkan bahwa dimensi customer acceptance berpengaruh dalam memperkuat hubungan corporate governance dan human capital terhadap earning quality. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat penerimaan konsumen, maka dapat memperkuat hubungan hubungan corporate governance dan human capital terhadap earning quality. Hasil ini sama dengan hasil uji parsial dari setiap variabel tersebut terhadap earning quality. 5. Berdasarkan hasil uji regresi secara simultan terhadap hubungan corporate governance, human capital dan corporate social responsibility terhadap earning quality yang dimediasi oleh trust menunjukkan hasil yang signifikan. Pengujian dilakukan terhadap 4 model Penelitian dengan proksi Trust yang berbeda-beda (customer acceptance, efficiency ratio, loan growth dan deposit growth). Hal ini menunjukkan ketiga variabel tersebut saling melengkapi ketika disatukan di dalam pengujian bersama terhadap earning quality. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang perlu dikemukan agar interpretasi hasil penelitian dilakukan secara hati-hati dengan menpertimbangkan keterbatasan yang ada. Keterbatasan yang dimaksud adalah penelitian ini hanya menggunakan pengukuran Ewert & Wagehofer (2010). Pengukuran ini tidak dapat menggambarkan keseluruhan ukuran kualitas laba dan ada ukuran lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini seperti persistensi laba, prediktibilitas laba, perataan laba, kualitas akrual dan perbedaan waktu pengakuan laba. Bagi penulis diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel penelitian yang 22

23 memiliki kapitalisasi nilai saham dibawah USD$ ,00 (satu juta dollar Amerika Serikat), sehingga dapat melibatkan data bank Indonesia yang lebih banyak untuk dijadikan sampel penelitian dengan tujuan untuk lebih dapat berkontribusi secara nyata terhadap bank lokal. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan metode penelitian triangulasi yang merupakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan agar memberikan hasil yang optimal. Daftar Pustaka Baum JAC and Silverman BS (2004). Picking winners or building them?,alliance, Intellectual, and human capital as selection criteria in venture financing and performance of biotechnology startups. J. Bus. Venturing 19: Beasley, MS 1996, An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of Director Composition and Financial Statement Fraud, The Accounting Review, vol. 71, no. 4, pp Choi, T.H. and Pae, J. (2011), Business ethics and financial reporting quality: evidence from Korea, Journal of Business Ethics, Vol. 103 No. 3, pp Darabi, R., Rad, S.K. and Ghadiri, M. 2012, The Relationship between Intellectual Capital and Earnings Quality. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, 4(20), Dechow, P. M. (1994). Accounting Earnings and Arus kass as Measures of Firm Performance-The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18(1),3 42. Dirks, K.T. and Ferrin, D.L.F. 2001, The Role of Trust in Organizational Settings. Organizational Science 12 (2001): Ebaid, I.E. (2013),"Corporate governance and investors' perceptions of earnings quality: Egyptian perspective", Corporate Governance: The international journal of business in society, Vol. 13 Iss 3 pp Edvinsson, L. & M. Malone. (1997). Intellectual Capital: Realizing Your Company s True Value by Finding Its Hidden Brainpower. HarperCollins, New York, NY. Galford, R. and Drapeau, S. 2003,The Trusted Leader: Bringing Out the Best in Your People and Your Company. New York: The Free Press, 2003 Garrett, J., Hoitash, R. and Prawitt, D.F. 2014, Trust and Financial Reporting Quality. Journal of Accounting Research, 52(5), Hambrick, D.C. and Jackson, E.M. (2000), Outside directors with a stake: the linchpin in improving governance, California Manajement Review, Vol. 42 No. 4, pp Hong, Y. and Andersen, M.L. (2011), The relationship between corporate social responsibility and earnings manajement: an explanatory study, Journal of 23

24 Business Ethics, Vol. 104 No. 4, pp Jiang, W. and Anandarajan, A., (2009),"Shareholder rights, corporate governance and earnings quality", Managerial Auditing Journal, Vol. 24 Iss 8 pp Joia, L.A. (2000). Measuring intangible corporate assets linking business strategy with intellectual capital. J. Intellect. Cap. 1(1): Jollineau, S.J., Vance, T.W., and Webb, A. 2012, Subordinates as the First Line of Defense Against Biased Financial Reporting. Journal of Manajement Accounting Research 24 (2012): Kim, Y. and Park, M.S. 2012, Is Earning Quality Associated with Corporate Social Responsibility? The Accounting Review, 87(3), Li, Feng (2011). Earnings quality and earnings management in Chinese-listed companies. Doctor of Philosophy thesis, School of Accounting and Finance, University of Wollongong, Mayer, R.C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D., (1995). An Integratif Model of Organizational Trust, Academy of Manajement Review, 30 (3): Muttakin, M.B., Khan, A. and Azim, M.I., (2015),"Corporate social responsibility disclosures and earnings quality", Managerial Auditing Journal, Vol. 30 Iss 3 pp Peasnell, KV, Pope, PF & Young, S 2000, Accrual Manajement to meet earnings targets: UK evidence pre- and post-cadbury, British Accounting Review, vol. 32, no. 4, pp Peasnell, KV, Pope, PF & Young, S 2005, Board monitoring and earnings manajement: do outside directors influence abnormal accruals?, Journal of Business Finance and Accounting, vol. 32,no. 7-8, pp Pratt & Zeckhauser (1985). Principals and Agents Economy Foundation of Strategy. Harvard Business School Press. Pulic, A. & Kolakovic, M. (2003). Value Creation Efficiency in The New Economy. Pyo, G. and Lee, H-Y. 2013, The Association between Corporate Social Responsibility Activities and Earnings Quality : Evidence from Donations and Voluntary Issuance of CSR Reports. The Journal of Applied Business Research, 29(3), Rudez H.N and Mihalic, T. (2007). Intellectual Capital in the hotel industry:a case study from Slovenia. Hosp. Manage. 26: Sandlund, C. 2002, Trust Is a Must: In the Eyes of Employees, Investors, Clients and the Public at Large, Honesty Is the Only Policy that Will Do. Entrepreneur 3(2002): Stowe, D.W. and Jeffery, C. A. 2008, Risk Manajement in Isolation Is Risky. 24

25 Financial Executive 24 (2008): Syakhroza, A. (2002). Corporate Governance: Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model dan Sistem Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan BUMN. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Universitas Indonesia, Jakarta. Thomson Reuters (2015) website Yip,E.,Staden,C.V.and Cahan,S.(2011), Corporate social responsibility reporting and earnings manajement: the role of political costs, Australasian Accounting Business and Finance, Vol.5 No.3,pp

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2001 tercatat skandal keuangan di perusahaan publik yang melibatkan manipulasi laporan keuangan oleh PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk. Hal tersebut membuktikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi yang sering digunakan dan diakses oleh pihak eksternal perusahaan dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 The Effect Of Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, and Bank Ownership to Return on Asset and Non Performing Loan (Case study in Banking Industries

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan

Lebih terperinci

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak PENGARUH MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA) Ely Puji Setianingsih Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak. Tanpa informasi banyak orang yang akan mengalami kebingungan dan ketidak tahuan terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan agent) umumnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dekade terakhir ini intellectual capital dianggap penting untuk diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang digunakan menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba (Boediono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, intellectual capital, corporate social responsibility dan corporate governance sebagai unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat perlu untuk dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa teori keagenan merupakan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditimbulkan oleh pertumbuhan laba, konservatisme akuntansi, investment

BAB V PENUTUP. ditimbulkan oleh pertumbuhan laba, konservatisme akuntansi, investment BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh pertumbuhan laba, konservatisme akuntansi, investment opportunity set dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Hasil keputusan individual yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan konsumsi. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah memaksimalkan laba dengan cara menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan yang pertama adalah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uji empiris diperoleh bukti empiris bahwa intellectual capital tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu entitas ekonomi memiliki tujuan dalam menjalankan operasi usahanya. Tujuan perusahaan secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (IC) TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013) Oleh : Anggi Irani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Namun di dalam pembangunan sektor industri pihak pengembang kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berupa data laporan keuangan dan data harga saham yang berasal dari Indonesia

BAB V PENUTUP. berupa data laporan keuangan dan data harga saham yang berasal dari Indonesia BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakan terdapat pengaruh manajemen laba riil terhadap nilai perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan datanya di bursa efek Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama laporan keuangan adalah sebagai sarana atau alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh struktur good corporate governance yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi, wacana dan tuntutan terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan dari pemberian wewenang tersebut.pemilik (shareholders) tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan dari pemberian wewenang tersebut.pemilik (shareholders) tidak lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pemberian pengelolaan kewenangan untuk mengelola perusahaan di Indonesia dari pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, enam hipotesis dapat diterima atau terpenuhi. Beberapa simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa, perusahaan manufaktur maupun perusahaan perbankan yang telah go public memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelimpahan kewenangan pengelolaan perusahaan di Indonesia termasuk juga pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pemilik (shareholders)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informas-informasi dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dampak krisis ekonomi global yang terus berkelanjutan berdampak pada kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai berimbas pada Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dapat dikatakan sebagai suatu lembaga dan juga sebagai suatu industri. Bank dikatakan sebagai suatu lembaga yang menghubungkan antara dua belah pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor pertambangan merupakan sumber devisa potensial yang dimiliki Indonesia. Sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik menyiapkan laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan kali ini mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. beserta persamaan dan perbedaan, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan kali ini mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. beserta persamaan dan perbedaan, antara lain : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan kali ini mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan wujud tanggungjawab dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan dengan pihak eksternal dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan mengkomunikasikan informasi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholders. Laporan tersebut juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan produk akhir sistem akuntansi dan media utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan sosial ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan adanya revolusi perubahan bagi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Teknik pengambilan sampel dilkukan secara purposive sampling dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Teknik pengambilan sampel dilkukan secara purposive sampling dengan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penilitian yang akan diteliti adapun populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Laba Menurut Ujiyantho dan Bambang (2007), laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan untuk menilai posisi keuangan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney.

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney. DAFTAR PUSTAKA Bontis, N. (1998). Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and models. Management Decision, Vol. 36 No. 2, pp. 63-76. Bontis et al. (2000). Intellectual Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut agency theory, adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor merupakan pihak yang menanamkan uangnya dalam bentuk modal pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas investasi yang dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Bapepam melalui surat edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan imbauan perusahaan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dibuatnya laporan keuangan oleh perusahaan adalah untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai aktifitas ekonomi suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci