B. Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Audit Bulanan (Monthly Audit) Sebelumnya C. Sanksi D. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut BAB VI PEMANTAUAN TINDAK
|
|
- Yandi Dharmawijaya
- 3 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 2 5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1915); 7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2018 tentang Kebijakan Pengawasan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 697); 8. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 91 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Audit Bulanan Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT) INSPEKTORAT JENDERAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini. KEDUA : Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit). KETIGA : Ruang lingkup Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui sistem daring Si-Mona sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU meliputi: 1. Perencanaan Audit Bulanan (Monthly Audit); 2. Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit); 3. Pelaporan Audit Bulanan (Monthly Audit); 4. Tindak lanjut atas rekomendasi hasil Audit Bulanan (Monthly Audit); 5. Pemantauan Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Lainnya.
3
4
5 5 B. Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Audit Bulanan (Monthly Audit) Sebelumnya C. Sanksi D. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut BAB VI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LAINNYA A. Ruang Lingkup Pemantauan B. Mekanisme Pemantauan C. Pelaporan Hasil Pemantauan BAB VII PENUTUP LAMPIRAN
6 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen,obyektif, dan profesional berrdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Oleh karena itu audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya manajemen untuk meningkatkan tata kelola kinerja dan keuangan dalam upaya mencapai tujuan organisasi yaitu good governance, sehingga dibutuhkan sinergitas dan komitmen antara APIP dengan seluruh Unit Kerja Eselon 1 di lingkungan organisasi tersebut. Namun, tujuan tersebut belum dapat tercapai karena selama ini masih di jumpai kondisi yang menjadi kendala baik dari APIP maupun Unit Kerja Eselon 1 terkait, meliputi antara lain : 1. Keterlambatan penyampaian data dari UKE-1 kepada APIP dan waktu penyelesaian laporan hasil audit oleh APIP 2. Banyaknya rekomendasi hasil pengawasan yang belum ditindaklanjuti. 3. Waktu dan jenis penugasan audit tidak up to date sehingga simpulan yang dihasilkan tidak dapat mendeteksi secara dini penyimpangan yang terjadi. 4. Adanya jenis temuan yang berulang yang dijumpai pada setiap pemeriksaan internal dan eksternal. 5. Pengolahan data dan informasi yang masih bersifat manual yang berakibat pada ketidakakuratan informasi yang disajikan. Untuk mengatasi kondisi tersebut diatas diperlukan suatu sistem berbasis daring guna mempermudah UKE-1 dalam penyampaian data dan informasi yang diperlukan agar memudahkan APIP melakukan audit intensif secara periodik (bulanan) sebagai sistem peringatan dini (early warning system) yang dilakukan berdasarkan Sistem Monthly Audit (Si-Mona), sehingga dapat meningkatkan tata kelola kinerja dan keuangan seluruh Unit Kerja Eselon 1 menjadi lebih baik. Agar pelaksanaan audit bulanan berbasis daring dengan Sistem Monthly Audit (Si-Mona) dapat berjalan secara optimal diperlukan suatu Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
7 7 B. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Teknis Audit Bulanan (Monthly Audit) meliputi Perencanaan Audit Bulanan (Monthly Audit), Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit), Pelaporan Audit Bulanan (Monthly Audit), Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit), Pemantauan Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Lainnya. C. Maksud dan Tujuan 1. Pedoman Teknis Audit Bulanan (Monthly Audit) dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan Audit Bulanan (Monthly Audit) tercapai secara kualitas, ekonomis, efisien, dan efektif. 2. Pengawasan berupa Audit Bulanan (Monthly Audit) di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal bertujuan untuk: a. memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada Unit Kerja Eselon I sudah dilakukan sesuai ketentuan; b. mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; c. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan/potensi penyimpangan; dan d. pembinaan kepada Unit Kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam peran sebagai konsultan dan katalisator. 3. Standarisasi format penugasan audit bulanan (monthly audit) D. Pengertian Dalam Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini yang dimaksud dengan: 1. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan Inspektorat Jenderal Kemeterian Desa, PDT dan Transmigrasi. 2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
8 8 dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalarn mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 3. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) adalah suatu sistem peringatan/deteksi dini untuk melihat penyimpangan/potensi penyimpangan yang akan/telah terjadi di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta dapat diperoleh solusi terhadap permasalahan tersebut. 4. Auditor adalah Auditor di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 5. Objek Penugasan adalah Pimpinan Satker / Atasan Langsung terkait atau bagian Pimpinan Satker / Atasan Langsung terkait yang dilakukan audit, evaluasi, dan pengkajian berdasarkan penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit). 6. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan 8rofessional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 7. Audit Bulanan (Monthly Audit) adalah audit interim yang dilakukan oleh Auditor Internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi meliputi seluruh penilaian kinerja dan pelaporan keuangan bulanan dan hal penting lainnya untuk menghasilkan rekomendasi. 8. Audit Interim adalah Audit yang dilakukan beberapa kali dalam satu periode dimana Auditor dituntut untuk menyampaikan serta melaporkan kemajuan pekerjaannya serta hal lain-lain yang memerlukan koreksi atau perhatian serius, terutama berkenaan dengan berjalannya SPI. 9. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS. 10. Peningkatan kapabilitas adalah upaya memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan peran dan fungsi APIP yang efektif. 11. Rekomendasi Material adalah pendapat auditor yang telah dipertimbangkan atas kondisi tertentu berdasarkan hasil audit
9 9 untuk memperbaiki masalah atau temuan yang bersifat material atau mengandung unsur keuangan. 12. E-Rekon adalah aplikasi berbasis daring yang dikembangkan dalam rangka proses rekonsiliasi data transaksi keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 13. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) adalah ringkasan hasil. 14. Bagian APHP adalah Bagian Analisa dan Pemantauan Hasil Pengawasan yang merupakan unit kerja di Inspektorat Jenderal. 15. PPK adalah Pejabat Pembuat Komitmen di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggl, dan Transmigrasi.
10 10 BAB II PERENCANAAN AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT) A. Penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit) Perihal penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit), yang perlu diperhatikan adalah: 1. Surat Tugas (ST) ditandatangani oleh Inspektur Jenderal; 2. Surat Tugas (ST) dibuat untuk periode audit selama 6 (enam) bulan; 3. Tim audit terdiri dari Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua, dan Anggota yang sudah memiliki sertifikasi keahlian dan/atau sesuai dengan penugasan. Jangka waktu pelaksanaan audit disesuaikan dengan bobot permasalahan Audit Bulanan (Monthly Audit) dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan. Aspek waktu dalam pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) merupakan aspek strategis yang tidak dapat terpisahkan dengan aspekaspek strategis lainnya dan sangat menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan organisasi setiap unit pengawasan intern. B. Penyusunan Program Kerja Audit Bulanan (Monthly Audit) Program Kerja Audit adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang disusun secara sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor dalam kegiatan audit untuk mencapai tujuan audit. Program Kerja Audit tersebut dibuat oleh Ketua Tim dalam setiap pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit). Program Kerja Audit terdiri dari sasaran, ruang lingkup, dan alokasi sumber daya. Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor dalam penyusunan Program Kerja Audit Bulanan (Monthly Audit) adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan hipotesis untuk mengarahkan proses pembuktian suatu penyimpangan; 2. Mengidentifikasi pendekatan, prosedur, dan teknik audit yang akan digunakan untuk menguji hipotesis; 3. Merumuskan prosedur dan langkah kerja yang akan dilakukan; 4. Mengidentifikasi risiko dan merencanakan mitigasi resiko penugasan; 5. Mendokumentasikan seluruh proses perencanaan.
11 11 Program Kerja Audit harus direviu dan disetujui sebelum pelaksanaannya, dan setiap penyesuaian harus mendapat persetujuan berjenjang dari pengendali teknis dan pengendali mutu. Dalam setiap penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit) perlu dilakukan analisis terhadap status/kecukupan data, seperti: 1. Pagu Kegiatan (DIPA), Data Pegawai, Rencana Penarikan Dana (RDP), Daftar Kontrak, Paket Terkontrak, Rencana Umum Pengadaan (RUP), LPSE; 2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); 3. Honorarium, Belanja Perjalanan Dinas, Uang Transport, Paket Meeting, Rekap Belanja Barang, Berita Acara Stock dan Cash Opname serta LPJ Bendahara; 4. Tindak Lanjut Internal dan External, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB), Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan Internal Audit Capability Model (IA-CM).
12 12 BAB III PELAKSANAAN AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT) A. Aspek Pemeriksaan pada Audit Bulanan (Monthly Audit) Beberapa aspek yang termuat dalam Audit Bulanan (Monthly Audit), yaitu: 1. Aspek Penyelenggaraan Akuntansi Meliputi komponen laporan keuangan secara bulanan (melalui E-rekon LK). 2. Aspek Kepatuhan Penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Meliputi komponen penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal antara lain untuk mendeteksi kewajaran Perjalanan Dinas, Rapat Dalam Kantor, Paket Meeting, Pembayaran Tukin, dan Lembur. 3. Aspek Penyerapan Anggaran Meliputi laporan Penyerapan Anggaran bulanan berdasarkan realisasi Penyerapan Anggaran dengan target Penyerapan Anggaran. 4. Aspek Pengadaan Barang dan Jasa Meliputi pengadaan barang dan jasa untuk mengetahui progres, permasalahan dan kendala yang dapat menghambat proses pengadaan barang dan jasa. 5. Progres Tindak Lanjut atas Temuan Eksternal Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progres rekomendasi hasil pengawasan BPK yang telah/belum ditindaklanjuti serta rencana aksi tindak lanjut yang akan dilakukan oleh UKE I. 6. Progres Tindak Lanjut atas Temuan Interna Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progres rekomendasi hasil pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang telah/belum ditindaklanjuti serta rencana aksi tindak lanjut yang akan dilakukan oleh UKE I. 7. Progres Tindak Lanjut atas Pengawasan Lainnya Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progress tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan lainnya oleh Inspektorat Jenderal, meliputi SPIP, PMPRB, SAKIP, dan IA-CM.
13 13 8. Rekomendasi Tahap ini berisi rekomendasi dari Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terkait upaya pencegahan agar kesalahan yang terjadi tidak berulang. B. Tahapan Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) Seluruh proses kegiatan pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) adalah : 1. Pengumpulan data primer dan sekunder bahan Audit Bulanan (Monthly Audit). Pengumpulan data bahan Audit Bulanan (Monthly Audit) dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I dengan cara menginput data-data yang dibutuhkan pada aplikasi Si-Mona sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Data yang dibutuhkan diantaranya : a) Pagu Kegiatan (DIPA), Data Pegawai, Rencana Penarikan Dana (RDP), Daftar Kontrak, Paket Terkontrak, Rencana Umum Pengadaan (RUP), LPSE. b) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE). c) Honorarium, Belanja Perdin, Uang Transport, Paket Meeting, Rekap Belanja Barang, Berita Acara Stock dan Cash Opname serta LPJ Bendahara. d) Rencana Aksi dan Tindak Lanjut Internal dan External, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Reformasi Birokrasi (RB), Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), dan Internal Audit Capability Model (IA-CM). e) Data Absensi Pegawai. 2. Memeriksa kelengkapan data Audit Bulanan (Monthly Audit). Auditor (APIP) melakukan pemeriksaan pada Aplikasi Si-Mona untuk melakukan pengecekan apakah data dan informasi yang diperlukan telah cukup atau belum. Apabila sudah cukup maka akan dilanjutkan dengan proses audit, namun apabila belum cukup maka akan diberikan kesempatan bagi auditi untuk melengkapi data selama masih dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh sistem, namun apabila sudah lewat jangka waktu yang ditetapkan oleh sistem maka auditor
14 14 selaku APIP akan memberikan keterangan bahwa data yang dikirimkan tidak lengkap. 3. Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit). Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) dengan Aplikasi Si-Mona dilakukan tahapan sebagai berikut : a) Audit atas Komponen Laporan Keuangan Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap komponen laporan keuangan secara bulanan (melalui E-rekon LK). b) Audit atas Kepatuhan Penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Pada tahap ini dilakukan audit terhadap penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal antara lain untuk mendeteksi kewajaran Perjalanan Dinas, Rapat Dalam Kantor, Paket Meeting, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Lembur, dst. c) Audit atas Pengadaan Barang dan Jasa Pada tahap ini dilakukan audit pengadaan barang dan jasa untuk mengetahui progress, permasalahan dan kendala yang dapat menghambat proses pengadaan barang dan jasa. d) Progress Tindak Lanjut atas Temuan Internal & Eksternal Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progress rekomendasi hasil pengawasan Internal dan Eksternal yang telah/belum di tindak lanjuti serta rencana aksi tindak lanjut yang akan dilakukan oleh UKE 1. e) Input Rencana Aksi Kegiatan SPIP, PMPRB dan SAKIP Pada tahap ini dilakukan pengisian terhadap rencana aksi dari kegiatan kegiatan mandatory antara lain SPIP, PMPRB dan SAKIP. f) Kesimpulan Pada tahap ini dirangkum seluruh hasil audit bulanan (monthly audit) dalam bentuk ringkasan eksekutif (executive summary). 4. Proses review Draft Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) yang dilaksanakan oleh Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu. Pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran dan terjaminnya kualitas audit. Pengendalian penugasan melalui reviu berjenjang melalui review Draft Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) oleh pengendali
15 15 teknis dan pengendali mutu perlu dilakukan guna menjamin kualitas audit dan mencari jalan keluar atas permasalahan yang timbul selama penugasan. Proses review dilakukan sebagai berikut: a) Dalam hal disimpulkan bahwa audit yang dilakukan masih memerlukan prosedur audit dan/atau bukti-bukti pendukung tambahan maka auditor wajib melaksanakan prosedur audit dan/atau melengkapi bukti-bukti pendukung tambahan dimaksud. b) Dalam hal disimpulkan bahwa audit yang dilakukan telah cukup/memadai, maka auditor melanjutkan proses selanjutnya. 5. Menyusun Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit). Auditor menyusun Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) berdasarkan hasil audit bulanan dengan Aplikasi Si-Mona yang telah direview oleh Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis. 6. Menyampaikan Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) kepada bagian APHP. Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) berdasarkan hasil audit bulanan dengan Aplikasi Si-Mona yang telah direview oleh Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis disampaikan kepada Bagian APHP Inspektorat Jenderal. 7. Bagian APHP menyampaikan Laporan Hasil Review Audit Bulanan (Monthly Audit). Bagian APHP menyampaikan Laporan Hasil Review Audit Bulanan (Monthly Audit) berdasarkan hasil audit bulanan dengan Aplikasi Si- Mona yang telah direview oleh Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis kepada Unit Kerja Eselon 1 terkait untuk diminta klarifikasi atas hasil audit. 8. Menyelenggarakan Proses Klarifikasi. Pada tahap ini dilakukan verifikasi oleh pihak Auditor atas klarifikasi dari pihak auditi atas temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) yang disertai dengan bukti dokumen pendukung secara benar dan sah, serta dapat dipertanggungjawabkan. 9. Menyusun Berita Acara Klarifikasi. Hasil dari tahapan klarifikasi oleh pihak Auditor dan auditi atas temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) dituangkan didalam Berita Acara Klarifikasi sebagai dokumen hasil klarifikasi yang di tandatangani oleh PPK pada Unit Kerja terkait.
16 Menyampaikan Berita Acara Klarifikasi Kepada Bagian APHP. Berita Acara Klarifikasi yang telah ditandatangani oleh PPK pada Unit Kerja terkait diserahkan kepada Bagian APHP Inspektorat Jenderal. 11. Bagian APHP menyampaikan Berita Acara Klarifiasi kepada UKE-1 untuk ditindaklanjut. Berita Acara Klarifikasi yang telah ditandatangani oleh PPK pada Unit Kerja terkait diserahkan kepada Unit Kerja Terkait untuk ditindaklanjuti. C. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) 1. E-Rekon dilaksanakan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. 2. Penyiapan data dilaksanakan paling lambat tanggal 14 (empat belas) setiap bulan. 3. Pelaksanaan Monthly Audit (Audit Bulanan) dilaksanakan paling lambat tanggal 19 (sembilan belas) setiap bulan. 4. Kompilasi laporan dilaksanakan paling lambat tanggal 22 (dua puluh dua) setiap bulan. 5. Penandatanganan oleh Inspektur Jenderal dan pengiriman kepada Menteri dilaksanakan paling lambat tanggal 23 (dua puluh tiga) setiap bulan.
17 17 BAB IV PELAPORAN HASIL AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT) A. Isi Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus memuat informasi hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) secara singkat, jelas, lengkap dan informatif yang ditujukan kepada pihak pengguna (stake holder). 1. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) berisi simpulan hasil audit yang disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan segera setelah penugasan berakhir dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a) Tujuan dan penggunaan laporan; b) Standar praktis Audit Bulanan (Monthly Audit) yang berlaku; c) Kualitas, kuantitas dan keandalan informasi yang tersedia. 2. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus menyajikan simpulan secara objektif dan tidak bias. Inspektorat Jenderal tidak dapat menerbitkan laporan apabila masih terdapat prosedur yang masih belum dilaksanakan dan ketidakcukupan bukti-bukti yang diperoleh sehingga laporan dapat menyesatkan. 3. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus mengakomodasi semua informasi yang relevan. Apabila terdapat keterbatasan lingkup penugasan, alasan keterbatasann informasi yang berpengaruh potensial terhadap simpulan, serta berbagai kualifikasi yang lain, harus diungkapkan dalam laporan. 4. Semua laporan hasil penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit), harus dijaga secara aman dan dapat disimpan dalam bentuk soft copy. 5. Setiap pegawai dilarang memberikan laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) baik asli maupun dalam bentuk copy atau salinan atau dalam bentuk soft copy kepada pihak yang tidak berwenang. 6. Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) ditandatangani oleh Inspektur Jenderal 7. Informasi dalam penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit) dan korespondensi terkait dengan Audit Bulanan (Monthly Audit)bersifat rahasia, tim audit tidak diperkenankan menyampaikan kepada pihak manapun tanpa ijin tertulis dari Inspetur/Inspektur Jenderal (Pemberi Perintah) 8. Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) yang menghasilkan temuan indikasi tindak pidana korupsi akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.
18 18 B. Kualifikasi Penting Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) Laporan juga harus memenuhi persyaratan kualifikasi penting, yaitu: 1. signifikan dan relevan untuk mendukung simpulan dan hasil penugasan; 2. akurat, yaitu komunikasi yang bebas dari kesalahan, distorsi dan sesuai dengan fakta; 3. objektif, yaitu komunikasi yang adil dan seimbang atas semua fakta dan keadaan; 4. meyakinkan, yaitu laporan harus dapat menjawab sasaran audit, menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi yang logis; 5. jelas, yaitu komunikasi mudah dipahami dan logis, serta menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan menyajikan semua informasi yang relevan; 6. ringkas, yaitu laporan tindak lebih panjang dari pada yang diperlakukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. C. Sistematika Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) Secara umum, isi laporan Audit Bulanan (Monthly Audit) berisi penjelasan mengenai kegiatan pengawasan yang dilakukan, hasil yang diperoleh, dan solusi atau penyelesaian baik dalam bentuk rekomendasi maupun kegiatan yang telah dilakukan. Laporan juga harus memenuhi persyaratan kualifikasi penting yaitu : (1) signifikan dan relevan untuk mendukung simpulan dan hasil penugasan; (2) akurat, yaitu komunikasi yang bebas dari kesalahan, distorsi dan sesuai dengan fakta; (3) obyektif, yaitu komunikasi yang adil dan seimbang atas semua fakta dan keadaan; (4) meyakinkan, yaitu laporan harus dapat menjawab sasaran audit, menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi yang logis; (5) jelas, yaitu komunikasi mudah dipahami dan logis, serta menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan menyajikan semua informasi yang relevan; (6) ringkas, yaitu laporan tindak lebih panjang dari pada yang diperlakukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. Format Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) bentuk bab sebagai berikut : Bab I Uraian Catatan Hasil Audit Penyelenggaraan Akuntansi A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
19 19 B. Neraca C. Laporan Operasional (LO) D. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) E. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Bab II Hasil Monthly Audit 1. Hasil Penilaian Atas Sistem Pengendalian Intern 2. Hasil Penilaian Atas Kepatuhan Pelaksanaan Rapat dalam Kantor, Paket Meeting, Perjalanan Dinas, dan Honor Kegiatan 3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran 4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa 5. Progress Tindak Lanjut Atas Temuan BPK 6. Rencana Aksi PMP-RB 7. Rencana Aksi SAKIP 8. Rencana Aksi SPIP 9. Rekomendasi Executive Summary D. Mekanisme Klarifikasi Audit Bulanan (Monthly Audit) Pada tahap ini dilakukan verifikasi oleh pihak Auditor atas klarifikasi dari pihak auditi atas temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) yang disertai dengan bukti dokumen pendukung secara benar dan sah, serta dapat dipertanggungjawabkan. Hasil klarifikasi dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi dan ditandatangani oleh auditor dan pihak yang diklarifikasi. Permintaan klarifikasi kepada pihak-pihak yang terkait sekaligus sebagai permintaan tanggapan kepada yang bersangkutan atas fakta-fakta yang diperoleh auditor berdasarkan bukti lain. Apabila tanggapan dari pihak yang diklarifikasi bertentangan dengan bukti yang lain, auditor harus melakukan evaluasi kembali tanggapan tersebut secara seimbang dan objektif. E. Penyampaian Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) Inspektur Jenderal menyampaikan Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) kepada Menteri dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang wajib ditindaklanjuti oleh setiap Unit Kerja Eselon I.
20 20 BAB V TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT) A. Mekanisme tindak lanjut Audit Bulanan (Monthly Audit) Pimpinan atau manajemen pihak auditi bertanggungjawab untuk menindaklanjuti rekomendasi audit, sedangkan auditor berkewajiban untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi audit yang telah disampaikan dalam laporan audit. B. Sanksi Penerapan sanksi bagi Auditi yang tidak menjalankan kewajibannya yang dalam hal ini menindak lanjuti hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) maka akan dikenakan hukuman disiplin sebagaimana yang diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tingkat Hukuman Disiplin Terdiri Dari: 1. Hukuman Disiplin Ringan Jenis Hukuman Disiplin Ringan: a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis;dan c. Pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Hukuman Disiplin Sedang Jenis Hukuman Disiplin Sedang: a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun 3. Hukuman Disiplin Berat a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
21 21 C. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut Hasil pemantauan tindak lanjut disampaikan secara periodik kepada Inspektur Jenderal, dan pada setiap akhir bulan tahun berjalan melakukan pemantauan dan evaluasi secara menyeluruh atas pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) pada setiap unit kerja.
22 22 BAB VI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LAINNYA Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana dijelaskan dalam konsep Sistem Pengendalian Internal Pemerintah di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, APIP wajib memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat serta mendorong pimpinan unit kerja di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk memperhatikan dan melaksanakan tindak lanjut. Pemantauan penting dilakukan dalam rangka memastikan bahwa rekomendasi hasil pengawasan lainnya telah ditindaklanjuti secara memadai dan mampu memberi nilai tambah pada kinerja organisasi, dalam hal ini auditi. Pemantauan juga berguna untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh auditi dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pengawasan lainnya. A. Ruang Lingkup Pemantauan Ruang lingkup pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya dalam Pedoman teknis ini meliputi pemantauan atas: 1. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) oleh Unit Kerja Eselon I; 2. Tindak lanjut rekomendasi hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh Unit Kerja Eselon I; 3. Tindak lanjut rekomendasi hasil Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) oleh Unit Kerja Eselon I; 4. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Kapabilitas APIP oleh Inspektorat Jenderal; 5. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Zona Integritas (ZI) oleh Unit Kerja Eselon I yang ditetapkan. B. Mekanisme Pemantauan Mekanisme pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya dalam Pedoman teknis ini, yaitu :
23 23 1. Pimpinan Unit Kerja Eselon I wajib mengoordinasikan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya di unit kerjanya; 2. Unit Kerja Eselon I wajib menyusun rencana aksi tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang kemudian ditandatangani pejabat berwenang sebagaimana format terlampir paling lambat 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Evaluasi/Penilaian terbit; 3. Unit Kerja Eselon I, melalui admin yang ditunjuk, wajib mengisi formulir rencana aksi tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan yang telah ditetapkan pada Sistem Monthly Audit (si-mona) paling lambat 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Evaluasi/Penilaian terbit; 4. Unit Kerja Eselon I, melalui admin yang ditunjuk, wajib melaporkan rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang telah ditindaklanjuti sesuai timeline rencana aksi tindak lanjut melalui Sistem Monthly Audit (si-mona) dengan melampirkan dokumen bukti dimaksud; 5. APIP melaksanakan pemantauan terhadap tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan lainnya secara periodik; 6. APIP memiliki kewenangan untuk melakukan persetujuan (approval) atas tindak lanjut rekomendasi yang dilaporkan oleh Unit Kerja Eselon I. Jika tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I telah sesuai dan disetujui oleh APIP, maka butir rekomendasi dimaksud akan terhitung sebagai rekomendasi telah ditindaklanjuti. Jika tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I belum sesuai dan tidak disetujui oleh APIP, maka APIP wajib memberikan penjelasan tertulis pada Sistem Monthly Audit (si-mona) agar dapat segera diperbaiki; 7. Unit Kerja Eselon I dapat melakukan konsultasi kepada APIP pemberi rekomendasi terkait kendala maupun perkembangan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya; 8. Pimpinan Unit Kerja Eselon I yang tidak melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan lainnya dapat dikenakan sanksi. C. Pelaporan Hasil Pemantauan Atas pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya, APIP wajib menyusun laporan secara periodik terkait perkembangan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang dilakukan oleh
24 24 Unit Kerja Eselon I mitra binaannya dilengkapi dengan penjelasan jika terdapat kendala yang dialami serta solusi yang harus dilakukan. Laporan tersebut kemudian disampaikan kepada Inspektur untuk selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada Inspektur Jenderal.
25
26 26 FORMAT LAPORAN MONTHLY AUDIT Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Republik Indonesia Inspektorat Jenderal LAPORAN HASIL MONTHLY AUDIT LAPORAN KEUANGAN SEKERTARIAT/DIREKTORAT/INSPEKTORAT/BALILATFO* KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI Bulan Tahun
27 27 Kementerian Desa, PDT dantransmigrasi R.I Inspektorat Jenderal Disusun oleh/tanggal Direviu oleh/tanggal Disetujui oleh/tanggal Tim/ Dalnis/ UAPA UAPPA-E1 X Kementerian Desa, PDTdanTransmigrasi R.I. X UAPPA-W UAKPA Tidak ada I. Uraian Catatan Hasil Audit Penyelenggaraan Akuntansi Penjelasan mengenai penyelenggaraan Akuntansi, tanggal E-rekon upload terakhir, dan penjelasan tambahan lainnya A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Menjelaskan Realisasi Anggaran setiap belanja dengan pagu anggaran dan penjelasan Deviasai positif/negatif B. Neraca Neraca yang menggambarkan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas bulan.. sesuai dengan e-rekon disajikan sebagai berikut: Aset Lancar Kas di Bendahara Pengeluaran Persediaan Jumlah Aset Lancar xxxxx xxxxx xxxxx Aset Tetap Peralatan dan Mesin Aset tetap lainnya Akumulasi Penyusutan Jumlah Bersih Aset Tetap xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Jumlah Aset xxxxxx Kewajiban (Jangka Pendek) Uang Muka KPPN Jumlah Kewajiban xxxxx xxxxx Ekuitas xxxxx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xxxxxx
28 28 C. Laporan Operasional (LO) Laporan Operasional yang menggambarkan surplus atau defisit atas kegiatan Operasional dan Non Operasional disajikan sesuai e-rekon sebagai berikut: Kegiatan Operasional 1) Pendapatan (PNBP) xxx 2) Beban xxx Surplus (Defisit) Kegiatan Operasional xxxx Kegiatan Non Operasional 1) Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx 2) Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional Surplus (Defisit) Sebelum Pos Luar Biasa Pos-Pos Luar Biasa xxxx xxxx xxxx Surplus (Defisit) Laporan Operasional xxxx D. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Perubahan Ekuitas yang menggambarkan ekuitas akhir bulan.. sebagai berikut: Ekuitas Awal Kenaikan/Penurunan Ekuitas 1) Surplus (Defisit) LO xxxxx 2) Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas xxxxx 3) Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi xxxxx 4) Transaksi Antar Entitas xxxxx xxxx Kenaikan/Penurunan Ekuitas Ekuitas Akhir xxxx xxxx E. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Penjelasan atas LRA, Neraca, LO & LPE
29 29 II HASIL MONTHLY AUDIT BULAN TAHUN 1. Hasil Penilaian Atas Sistem Pengendalian Intern a. Penjelasan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja dengan e-rekon b. Penjelasan Cash Opname c. Penjelasan Stock Opname 2. Hasil Penilaian Atas Kepatuhan Pelaksanaan Rapat dalam Kantor, Paket Meeting, Perjalanan Dinas, dan Honor Kegiatan Penjelasan apabila ada temuan kepatuhan dari kegiatan 3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran Target dan realisasi keuangan s.d bulan adalah sebagai berikut No Uraian Period e Bulan RPD Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja (Rp) Pegawai Barang Modal Total % Realisasi/ Total Pagu Pagu xxxx xxxx xxxx xxxx xxx% (Penjelasan dari tabel)
30 30 4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa No Satuan Kerja/N ama Paket Pengada an Jml Paket Nilai Pagu Paket Nilai HPS Tende r Selesa i Tahap Tender Pengumum an Pasca Kualifikasi Penunju kan Langsu ng Jumlah Paket Kontrak Harg a Pena wara n Nilai kontra k Penjelasan dari tabel 5. Progress Tindak Lanjut Atas Temuan BPK 6. Rencana Aksi PMP-RB 7. Rencana Aksi SAKIP 8. Rencana Aksi SPIP 9. Rekomendasi Jakarta,... (ttd Pejabat)
31 31 EXECUTIVE SUMMARY Inspektorat.. telah melaksanakan Monthly Audit untuk periode Bulan. pada (Unit kerja) 1. Hasil Audit bulan. atas Penilaian Sistem Pengendalian Intern Monthly Audit bulan.. memfokuskan penilaian ketaatan terhadap penerapan SPI atas akun kas dan persediaan dengan hasil sebagai berikut: No UKE I Cash Opname BA Cash Opname LPJ Bendahara Stock Opname Persediaan BA Persediaan 1 Unit Kerja 2. Hasil Audit bulan Juni 2019 atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Monthly Audit bulan.. memfokuskan penilaian kepatuhan pada realisasi belanja yang terjadi dengan hasil sebagai berikut: No Realiasi Belanja Hasil Audit/Permasalahan 1 Belanja Pegawai 1.1 Tunjangan Kinerja Uang Makan Uang Lembur - 2 Belanja Barang/Persediaan/ Belanja Perjalanan Dinas - 3 Belanja Modal - 3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran Bulan... No Uraian Periode Bulan Pagu RPD Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja (Rp) Pegawai Barang Modal Total % Realisasi / Total Pagu 1 2 3
32 32 4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa 5. Rekomendasi
33 33 Format Laporan Rencana Aksi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan Lainnya RENCANA AKSI TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LAINNYA (RB/SAKIP/SPIP/KAPABILITAS APIP/ZI) TAHUN ANGGARAN 20 (tanggal) Menyetujui, (pejabat berwenang) Nama (NIP)
34 34 Format Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan Lainnya LAPORAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LAINNYA (RB/SAKIP/SPIP/KAPABILITAS APIP/ZI) TAHUN ANGGARAN 20
35 35 FORMAT BERITA ACARA KLARIFIKASI MONTHLY AUDIT BERITA ACARA KLARIFIKASI HASIL MONTHLY AUDIT PADA. PERIODE TAHUN ANGGARAN Pada hari ini, tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan di bawah ini Tim Monthly Audit, sesuai dengan Surat Tugas Inspektur Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor: tanggal. dan pihak auditi (UKE I), telah melakukan kesepakatan bersama atas potensi temuan Nilai No Direktorat Nilai Potensi Nilai Klarifikasi Verifikasi APIP Nilai Kesepakatan Paraf PPK Paraf Auditor Setuju Tidak = PPK 1 2 PPK 2 monthly audit dengan hasil sebagai berikut: *lembar kerja terlampir Demikian berita acara klarifikasi atas potensi temuan monthly audit ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Kuasa Pengguna Anggaran (auditi) Mengetahui, Inspektur Nama NIP Nama NIP
36 36 FORMAT BERITA ACARA SURAT PERNYATAAN KLARIFIKASI HASIL MONTHLY AUDIT SURAT PERNYATAAN KLARIFIKASI HASIL MONTHLY AUDIT PADA INSPEKTORAT JENDERAL PERIODE TAHUN ANGGARAN Pada hari ini, tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan di bawah ini Perwakilan Inspektorat Jenderal dalam rangka Verifikasi atas potensi temuan Monthly Audit pada Periode, menyatakan nominal hasil verifikasi atas potensi temuan monthly audit periode pad telah sesuai dengan hasil verifikasi bersama Tim sehingga mendapatkan kesepakatan hasil sebagai berikut: No Direktorat Nilai Potensi Nilai Hasil Akhir Verifikasi Nilai Kesepakatan = PPK 1 2 PPK 2 *lembar kerja terlampir Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan, terhadap hasil kesepakatan tersebut kami bersedia mengembalikan ke kas negara. Perwakilan (auditi) : Jakarta,.. Kuasa Pengguna Anggaran 1. PPK 1 2. PPK 2 NAMA NIP
2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinci2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS. Kinerja Kelembagaan. Anggaran. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciBUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH
BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.322, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pengawasan. Pemeriksaaan. Pengendalian Intern. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1122, 2016 LEMSANEG. Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal. Laporan. Penyelesaian. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,
SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
No.1652, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Penyelenggaran. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan
1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-02.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN
Lebih terperinci2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M
No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,
Lebih terperinciBUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam
No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.
No.237, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 73 2013 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG STRUKTUR, URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN OLEH APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)
Lebih terperinci2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N
No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciSATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.89,2015 Inspektorat Kabupaten Bantul. Pedoman Pelaksanaan, Pengawasan, Internal. BUPATI BANTUL
1 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.89,2015 Inspektorat Kabupaten Bantul. Pedoman Pelaksanaan, Pengawasan, Internal. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 89 TAHUN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Na
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.814, 2017 BNN. Hasil Pemeriksaan/Pengawasan. BPK. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
No.2139, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Belanja Subsidi. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PROBITY AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinci2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat
No.943, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Penyampaian LHKPN. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI
PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. b. c. bahwa untuk
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà
- 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah
No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017
SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciPERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
1 PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing baik di tingkat pusat maupun daerah.
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN
Lebih terperinciLaporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Lebih terperinciNegara Republik Indonesia Nomor 4355);
BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR :2g TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc
No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinci2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG
BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENETAPAN PENGENAAN SANKSI PENCANTUMAN DALAM DAFTAR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,
PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA GORONTALO,
- 1 - PROVINSI GORONTALO KEPUTUSAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR : / / / 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) INSPEKTORAT KOTA GORONTALO TAHUN 2016 WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Program
Lebih terperinci2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciEVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP. c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP.
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Disampaikan oleh : Inspektorat Provinsi Jawa Timur Dinas Peternakan DASAR HUKUM UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, PP No.
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinci