Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap"

Transkripsi

1

2 Draf

3 KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi bagian dari hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang saling menghargai, menghormati, tolong menolong, menumbuhkan sikap toleransi, persahabatan, dan perdamaian. Untuk memenuhi hak memperoleh pendidikan bagi kelompok masyarakat orang dewasa, pendidikan nonformal melalui layanan program pendidikan masyarakat diharapkan dapat mendorong tumbuhnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui layanan program pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapan hidup dan kewirausahaan, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, penataan kelembagaan pendidikan nonformal, dan layanan program pendidikan masyarakat lainnya. Melalui berbagai inisiatif dan inovasi program yang dikembangkan setiap tahun diharapkan dapat menyumbang investasi pendidikan nasional dalam upaya pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan bermutu yang hasilnya dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat. iii

4 KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat iv Petunjuk teknis Program Pendidikan Keaksaraan Dasar tahun 2014 ini, diharapkan sebagai acuan bagi lembaga/organisasi masyarakat mitra kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebagai pengelola dan penyelenggara program di daerah, untuk mengakses bantuan dan menyelenggarakan program di lapangan, serta acuan bagi para pemangku kepentingan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan program pendidikan masyarakat. Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan memperluas ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Jakarta, Januari 2014 Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog NIP Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Sejatinya pengembangan pendidikan masyarakat merupakan upaya peningkatan kemampuan personal orang dewasa sebagai anggota masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kapasitas masyarakat sebagai investasi masyarakat dalam proses pembelajaran pendidikan sepanjang hayat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berupaya meningkatkan keaksaraan penduduk orang dewasa melalui berbagai program yang terintegrasi dengan program keaksaraan usaha mandiri, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal. Seiring dengan kecenderungan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks, kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal juga semakin berkembang. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu dan penjaminan kualitas pelaksanaan program pendidikan masyarakat, perlu disusun buku petunjuk teknis sebagai acuan untuk mengajukan dan melaksanakan program pendidikan masyarakat tahun v

5 Petunjuk teknis Program Pendidikan Keaksaraan Dasar tahun 2014 ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para pembina, pengelola atau penyelenggara program pendidikan masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan program dan kegiatan. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin. DAFTAR ISI vi Jakarta, Januari 2014 Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dr. Wartanto NIP KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 1 C. Tujuan Penerbitan Juknis BAB II HAKEKAT PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 4 A. Pengertian Program Pendidikan Keaksaraan Dasar... 4 B. Tujuan Program Pendidikan Keaksaraan Dasar... 5 C. Ruang Lingkup Program Keaksaraan Dasar LembagaPenyelenggara Peserta Didik Pendidik/Tutor Sarana dan Prasarana Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dasar BahanAjar Proses Pembelajaran Penilaian Surat Keterangan Melek Aksara Pendampingan Hasil yang Diharapkan D. Tata Cara Mendirikan Kelompok Belajar Keaksaraan Dasar.. 13 BAB III BANTUAN YANG DISEDIAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Pengertian Belanja Bantuan Sosia B. Tujuan Bantuan C. Jumlah Dana yang Disediakan vii

6 D. Alokasi Sasaran per Provinsi dan Pemanfaatan Dana Alokasi Sasaran Pemanfaatan Dana Bantuan BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH DANA BANTUAN A. Kriteria Lembaga Yang Berhak Mengajukan Dana Bantuan Persyaratan Administrasi Persyaratan Teknis B. Prosedur Memperoleh Dana Bantuan Sosialisasi bantuan oleh pusat dan daerah A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 2. Penyusunan proposal oleh lembaga Penduduk buta aksara di Indonesia pada tahun 2012 usia viii tahun berjumlah orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar 1 tinggal di daerah pedesaan seperti petani kecil, buruh, nelayan dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya, akses terhadap informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka cakrawala kehidupan dunia juga terbatas karena mereka tidak memiliki kemampuan keaksaraan yang memadai. 2. Dari kondisi tersebut masih terdapat 27 kabupaten yang jumlah buta aksaranya di atas orang. Hal ini mengakibatkan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indonesia tergolong rendah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengurangi jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun keatas (prioritas usia tahun) di daerah tersebut, melalui program pendidikan keaksaraan dasar. 3. Penilaian proposal Verifikasi Penetapan Lembaga Akad Kerjasama Dan Orientasi Pencairan Dana Pelaksananan kegiatan Monitoring dan evaluasi Laporan hasil kegiatan BAB V MONITORING, EVALUASI DAN SUPERVISI A. Monitoring Evaliasi dan Supervisi B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan Pengendalian Mutu Pengawasan Sanksi BAB VI PELAPORAN A. Pembukuan B. Dokumen Pendukung Pembukuan C. Ketentuan Pelaporan BAB VII PENUTUP Lampiran Lampiran Lampiran 1: Proposal Lampiran2: Daftar Usalan Lembaga Calon Penerima Dana Bantuan Keaksaraan Dasar Lampiran 3: Laporan Awal Penerimaan Dana Bantuan Lampiran 4 : Format Sistematika Laporan B. Dasar Hukum Pendidikan keaksaraan dasar ini didasari oleh beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7 3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2004 tentang Pendanaan c. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Pendidikan; Goals MDG s); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar d. Dasawarsa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Nasional Pendidikan. PBB (United Nations Decade of Education for Sustainable 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Development) dan Penyelenggaran Pendidikan. C. Tujuan Penerbitan Juknis 6. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat; 1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai program pendidikan keaksaraan dasar Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional 3 Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA); 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA); 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010, tentang Renstra Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010 s.d Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 11. Permendikbud no 81 tahun 2013 tentang satuan pendidikan nonformal 12. Komitmen internasional : a. Deklarasi dunia tahun 1997 tentang pendidikan orang dewasa atau Confintea V, Adult Education, The Hamburg Declarationthe Agenda for the Future; b. Kerangka Aksi Dakar Pendidikan Untuk Semua PUS (The Dakar Framework for Action on Education for All); 2. Memberikan informasi tentang dukungan pemerintah dalam Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA); 3. Memberikan acuan prosedur bagi lembaga yang ingin memperoleh bantuan dari pemerintah khususnya dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen. PAUDNI, Kemdikbud RI th 2014

8 BAB II HAKEKAT PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR A. Pengertian Program Pendidikan Keaksaraan Dasar Pendidikan Keaksaraan Dasar adalahupaya peningkatan kemampuan B. Tujuan Program Pendidikan Keaksaraan Dasar 1. Memberikan layanan pendidikan kepada warga masyarakat usia 15 (lima belas) tahun ke atas dengan prioritas usia tahun yang belum dapat membaca, menulis, berhitung dan/atau berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. 2. Memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, serta pengetahuan dasar kepada peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan 4 keaksaraan penduduk dewasa berkeaksaraan rendah atau tuna aksara usia 15 tahun sehari-hari. 5 ke atas, prioritas usia tahun agar memiliki sikap, pengetahuan, keterampilan 3. Mempercepat penuntasan Penduduk Buta Aksara di Indonesia. dalam menggunakan Bahasa Indonesia, membaca, menulis, dan berhitung, untuk mendukung aktivitas sehari-hari dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. C. Ruang Lingkup Program Pendidikan Keaksaraan Dasar Pendidikan keaksaraan dasar merupakan pendidikan bagi warga masyarakat yang buta aksara latin agar mereka dapat membaca, menulis, berhitung, berbahasa Indonesia dan berpengetahuan dasar, yang memberikan peluang untuk aktualisasi potensi diri. Grand Desain Pendidikan Keaksaraan : 1. Lembaga penyelenggara Program pendidikan keaksaraan dasar dapat diselenggarakan oleh berbagai lembaga penyelenggara seperti: Kelompok Belajar (Kejar), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Majelis Taklim, Sekolah, Perguruan Tinggi, Organisasi Keagamaan, Tim Penggerak PKK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Rumah Pintar, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan. 2. Peserta didik Peserta didik program pendidikan keaksaraan dasar adalah penduduk buta aksara atau yang berkeaksaraan rendah usia 15 tahun keatas dengan prioritas usia tahun. 3. Pendidik/tutor Pendidik/tutor adalah setiap orang yang bersedia dan berkomitmen membantu membelajarkan peserta didik. Tutor pendidikan keaksaraan dipersyaratkan : a. Memiliki kompetensi keberaksaraan dan pengetahuan dasar tentang substansi materi yang akan dibelajarkan;

9 b. Mampu mengelola pembelajaran dengan kaidah-kaidah KOMPETENSI DIMENSI SKL pembelajaran orang dewasa. INTI KOMPETENSI DASAR c. Bertempat tinggal di atau dekat dengan lokasi pembelajaran. Sikap Memiliki perilaku Menjalankan 1. Mampu melakukan ibadah keagamaan sesuai dengan dan etika yang ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing 4. Sarana dan prasarana mencerminkan sikap orang ber iman dan kepercayaan aturan yang disepakati dengan agama 2. Mampu menunjukan sikap yang santun dan taat pada Sarana dan prasarana yang harus/wajib dimiliki sekurang-kurangnya dan ber tanggung masing-masing 3. Mampu menunjukan sikap yang jujur, rajin dan memenuhi persyaratan teknis baik dari segi jumlah maupun jawab dalam berinteraksi sehingga dapat bekerja keras dalam mencari penghidupan atau mata 6 dengan berperilaku dan pencaharian dan tidak melanggar aturan kualitasnya, diantaranya : lingkungan keluarga, masya rakat sebagai warga memelihara lingkungan hidup memiliki etika 4. Mampu menunjukan sikap yang rapi dan bersih dalam a. Sarana dan prasarana pembelajaran: 1) Tempat pembelajaran; dan alam dalam masyarakat yang 5. Mampu menunjukan sikap sebagai panutan dalam kehidupan seharihari baik keluarga 7 6. Mampu menunjukan sikap peduli dan gotong- royong Pengetahuan 1. Mengenal bentuk huruf kecil dan huruf kapital 2) Papan nama penyelenggara 3) Papan tulis; 4) Alat tulis; 5) Modul atau bahan ajar lain; b. Sarana administrasi pembelajaran: 1) Buku induk peserta didik; 2) Daftar hadir peserta didik; 3) Daftar hadir tutor; 4) Buku rencana pembelajaran; 5) Buku laporan perkembangan kemajuan dan hasil belajar peserta didik; 6) Buku lain yang dibutuhkan. c. Sarana administrasi keuangan: 1) Buku kas umum 2) Buku pajak d. Sarana administrasi umum: 1) Buku tamu 2) Buku inventaris 3) Buku agenda surat masuk dan keluar 5. Standar kompetensi lulusan dan kompetensi dasar Pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar dilakukan selama ± menit dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar pendidikan keaksaraan dasar, yaitu: Menguasai pengetahuan faktual tentang cara berkomunikasi melalui Bahasa Indonesia dan berhitung dalam hidup bermasyarakat Menguasai pengetahuan faktual tentang cara mendengar, membaca, menulis, dan berbicara dalam Bahasa Indonesia, serta berhitung untuk menyelesaikan masalah sehari-hari 2. Membaca permulaan suku kata dan kata yang terdiri atas huruf vokal dan konsonan (huruf vokal dan konsonanterbuka,huruf vokal dan konsonan tertutup, bunyi sengau dan suara bakti atau konsonan ganda) berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 3. Membaca kalimat sederhana yang terdiri atas minimal 2 kata 4. Mengenal teks personal tentang identitas diri melalui membaca nyaring dengan lafal yang tepat2.5 Mengenal teks deskripsi pendek (minimal 3 kalimat) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui membaca lancar dan menjawab pertanyaan 5. Mengenal teks informasi sederhana dalam bentuk poster yang berkaitan dengan tema tertentu (kebersihan, larangan perdagangan anak, hidup rukun, dll) 6. Mengenal teks narasi pendek ( minimal 5 kalimat sederhana) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui membaca lancar dan memberikan tanggapan dengan bahasa yang santun

10 DIMENSI Keterampilan SKL Mampu menggunakan bahasa Indonesia dan keterampilan berhitung untuk mendukung aktivitas seharihari dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat KOMPETENSI INTI 3. Mampu membaca, menulis, berbicara dan berhitung untuk mendukung aktivitas di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam kehidupan seharihari KOMPETENSI DASAR 7. Mengenal teks petunjuk/arahan (minimal 5 kalimat) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui membaca lancar dan menjelaskan kembali isinya 8. Mengenal bilangan cacah, bilangan bulat, pecahan sederhana dan uang dalam kehidupan sehari-hari 10. Mengenal bangun datar dan bangun ruang sederhana dalam kehidupan sehari-hari 1. Menulis keseluruhan abjad dalam huruf kecil dan kapital dengan benar dan rapi 2. Menulis kata yang terdiri atas sekurang-kurangnya dua suku kata yang menggunakan variasi huruf vokal, konsonan, dan sengau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan atau tanpa bantuan gambar dengan benar dan rapi 3. Menulis lambang dan nama bilangan (1-20) dengan tulisan yang jelas dan rapi 4. Menulis kalimat sederhana (minimal 2 kata dengan jelas dan rapi 5. Menulis kata yang didiktekan tutor (sekurangkurangnya dua suku kata) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan atau tanpa bantuan gambar dengan jelas dan rapi 6. Menyajikan teks personal berkaitan dengan identitas diri (nama, umur, pekerjaan) dengan jelas dan rapi 7. Menyajikan teks deskripsi secara tertulis dalam Bahasa Indonesia sekurangkurangnya 2 kalimat sederhana dengan bantuan gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari DIMENSI SKL KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 8. Menulis teks informasi dalam bentuk poster dengan Bahasa Indonesia yang singkat, padat, bermakna /sesuai dengan isi poster dengan bantuan gambar tentang berbagai tema dengan tulisan yang jelas dan rapi 9. Menyajikan teks narasi melalui menceritakan kembali secara tertulis (minimal dalam 3 kalimat, di 8 dalamnya terdapat kalimat majemuk) berdasarkan 9. Mengenal dan membaca satuan panjang, jarak, gambar tunggal atau gambar seri secara runtut berat, dan waktu yang biasa digunakan dalam dan memperhatikan ejaan dan tanda baca kehidupan sehari-hari Menyusun teks petunjuk/arahan tentang kehidupan sehari-hari (minimal dalam 3 kalimat) menggunakan atau tanpa bantuan gambar tulisan yang jelas dan rapi 11. Menyajikan teks narasi melalui menceritakan kembali secara tertulis (minimal dalam 3 kalimat, di dalamnya terdapat kalimat majemuk) berdasarkan gambar tunggal atau gambar seri secara runtut dan memperhatikan ejaan dan tanda baca 12. Melakukan dan menggunakan sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan sampai dua angka dalam konteks dan kehidupan sehari-hari 13. Melakukan dan menggunakan perhitungan melibatkan bilangan cacah, pecahan sederhana (pecahan biasa, decimal dan persen) dan penggunaan uang dalam kehidupan sehari-hari 14. Memperkirakan atau membulatkan hasil perhitungan dalam kehidupan sehari-hari 15. Mengukur, dan menggunakan satuan ukuran panjang, jarak, berat, dan waktu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta menafsirkan hasil pengukuran 16. Menggambar dan menggunakan pengetahuan bangun datar dan bangun ruang sederhana dengan menggunakan satuan ukuran untuk membuat denah, model bangunan, dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari

11 6. Bahan ajar lebih. Tutor merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk yang disesuaikan dengan penjadwalan. RPP pendidikan membantu tutor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. keaksaraan mencakup (1) data lembaga dan rombel; (2) materi Bahan yang dimaksud bisa berupa : pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD, dan a. Bahan cetak; yang meliputi buku-buku teks, majalah, booklet, indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; (6) artikel brosur (leaflet), poster, KTP, formulir-formulir, bungkus metode pembelajaran; (7) media, alat dan sumber belajar; (8) makanan yang ada tulisannya, resep-resep makanan dan lain langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (9) penilaian. sebagainya d. Tutor dan peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran. 10 b. Lingkungan sekitar; yang terdiri dari pengalaman peserta Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan: a) 11 didik, pengalaman tutor, dan potensi masyarakat lainnya yang dapat dijadikan sumber belajar seperti kantor desa, puskesmas pembantu, posyandu, kelompok tani, tempat pelelangan ikan, kebun, kantor penyuluh pertanian dan lain sebagainya. Bahan belajar baik yang berupa bahan cetak maupun bahan yang berasal dari lingkungan sekitar dipilih berdasarkan tema dan permasalahan yang paling dibutuhkan oleh peserta didik. 7. Proses pembelajaran Pembelajaran keaksaraan dasar perlu memperhatikan latar sosial, budaya, religi, dan kebiasaan pembelajar. a. Penyelenggara bersama tutor menentukan rombonganbelajar (rombel)minimal 10 peserta didik setiap rombel. Dalam praktik pembelajaran, misalnya karena jarak yang 10 orang peserta didik tersebut cukup berjauhan, maka dapat dibuat subrombel; misalnya subrombel pertama terdiri atas 7 orang dan sisanya 3 orang. Konsekuensinya tutor harus melayani kedua subrombel tersebut. b. Penyelenggara bersama tutor dan peserta didik membuat kesepakatan (kontrak belajar). Kontrak belajar mencakup jadwal, tempat, waktu dan tata tertib. c. Tutor menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau pendekatan andragogis, fungsional, dan tematik; b) metodemetode pembelajaran yang sesuai; dan c) memanfaatkan bahan ajar yang temanya disesuaikan dengan hasil identifikasi. e. Kegiatan pembelajaran praktis-tematisdigunakan sebagai saranaberlatih bagi peserta didik untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung untuk mengomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia. f. Tutor dapat memfungsikan sarana dan prasarana pembelajaran dan daya dukung masyarakat. Misalnya, penyediaan tempat belajar, materi ajar, media pembelajaran yang dapat diperoleh dari masyarakat dan lingkungan sekitar. g. Metode-metode lain dapat dipergunakan sepanjang relevan dan dikuasai oleh tutor dan dianggap efektif untuk mencapai kompetensi minimal. 8. Penilaian a. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan cara tutor mengadakan penilaian terhadap peserta didik secara periodik untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan(SKL) dengan menggunakan berbagai cara seperti kuis, tes tertulis, portofolio (kumpulan hasil karya), dan penugasan.

12 b. Penilaian akhir dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik terhadap Standar Kompetensi Lulusan keaksaraan dasar. c. Peserta didik yang telah dinyatakan mencapai standar kompetensi kelulusan sebagaimana yang dipersyaratkan dinyatakan lulus/ selesai dan diberikan surat keterangan melek aksara (SUKMA) Langkah-langkah pendampingan meliputi : a. Merumuskan rencana pendampingan ; b. Menetapkan pendekatan, strategi, dan teknik pendampingan; c. Menyiapkan sarana prasarana/media yang dibutuhkan dalam melakukan pendampingan; d. Melakukan penjadwalan, pengorganisasian dan pendampingan; Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) e. Membantu mengenalkan pada akses dan jejaring kemitraan; SUKMA adalah sertifikat yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi Standar Kompetensi Lulusan Keaksaraan Dasar. f. Melakukan evaluasi dan refleksi. 13 SUKMA diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan 11. Hasil yang diharapkan ditandatangani oleh kepala bidang yang menangani PAUDNI atas Program pendidikan keaksaraan dasar diharapkan dapat memberikan nama Kepala Dinas Pendidikan. hasil berupa: Nomor SUKMA dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan a. Meningkatnya akses layanan pendidikan keaksaraan pada tingkat Masyarakat dasar dengan meningkatnya kemampuan keaksaraan penduduk Tujuan pemberian SUKMA adalah: usia 15 tahun ke atas dengan prioritas tahun. a. Mendorong minat warga belajar untuk mengikuti proses b. Terdapatnya lulusan program keaksaraan dasar yang dapat pembelajaran sehingga program pendidikan keaksaraan lebih melanjutkan ke program Pra Paket A, program keaksaraan usaha efektif, efisien dan bermutu. mandiri, dan atau program multikeaksaraan. b. Mendorong pengembangan mutu, akuntabilitas dan pencitraan D. Tata Cara Mendirikan Kelompok Belajar (Kejar) Keaksaraan publikdalam mengelola pendidikan keaksaraan. Dasar c. Menjadi bukti otentik yang dapat dipergunakan dalam pemutakhiran data penurunan buta aksara di tingkat desa/ Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. nasional (Sisdiknas) pasal 26 mengamanatkan bahwa Kejar sebagai satuan 10. Pendampingan PNF. Oleh karena itu Kejar harus memiliki berbagai komponen seperti satuan Pendampingan dilakukan oleh penyelenggara dan didukung oleh pendidikan. tutor maupun stakeholder terkait. Secara substansi, pendampingan Tata cara mendirikan Kejar sebagai satuan PNF adalah sebagai berikut: yang dilakukan adalah untuk memelihara kemampuan keberaksaraan 1. Setiap desa dapat mendirikan Kejar untuk menyelenggarakan (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan berhitung). pendidikan keaksaraan dengan:

13 a. Menetapkan organisasi/pengelola/pengurus yang disahkan oleh Kepala Desa; b. Memiliki tempat (sekretariat dan tempat belajar); c. Program yang akan dilaksanakan; d. Pendidik yang akan melaksanakan pembelajaran; e. Peserta didik program keaksaraan; f. Kurikulum, bahan ajar dan proses belajar; BANTUAN YANG DISEDIAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR 14 g. Waktu pelaksanaan program. 2. Pengesahan 15 Semua berkas tersebut di atas dilengkapi dan diusulkan ke dinas pendidikan kab/kota untuk memperoleh pengesahan pendirian Kejar. 3. Apabila sudah memperoleh pengesahan berarti Kejar tersebut sudah A. Pengertian Belanja Bantuan Sosial berhak dan sah menyelenggarakan program. Namun apabila ingin 1. Belanja Bantuan Sosial di bidang pendidikan dan kebudayaan yang mengakses dana bantuan harus memiliki rekening bank dan NPWP selanjutnya disebut belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa (nomor pokok wajib pajak) atas nama Kejar yang bersangkutan. transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat Setiap Kejar dapat menyelenggarakan lebih dari satu rombongan guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko belajar (rombel), satu rombel 10 peserta didik. sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud No. 24 Tahun 2013). 2. Bantuan Keaksaraan Dasar adalah pemberian sejumlah dana untuk menyelenggarakan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar bagi warga masyarakat buta aksara usia 15 tahun ke atas, dengan prioritas usia tahun. B. Tujuan Bantuan BAB III Tujuan pemberian bantuan adalah: 1. Memberikan kesempatan kepada penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas, dengan prioritas usia tahun untuk memperoleh layanan membaca, menulis dan berhitung;

14 2. Memberikan peluang kepada lembaga/organisasi untuk berpartisipasi dalam penuntasan buta aksara; 3. Memperluas akses penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan dasar bagi orang dewasa. C. Jumlah Dana yang Disediakan No Provinsi Kabupaten Sasaran Satuan Anggaran (Org) (Rp) (Rp) 5 Jawa Timur 11 Jember 3, ,000 1,260,000, Sumenep 2, , ,000, Sampang 2, , ,000, Bangkalan 1, , ,000,000 Jumlah dana yang disediakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan 15 Probolinggo 1, , ,000,000 Masyarakat Tahun 2014 untukpendidikan Keaksaraan Dasar sebesar Rp 16 Malang 2, , ,000, ,384,000,000 (dua puluh satu milyar tiga ratus delapan puluh empat juta 17 Pasuruan 1, , ,000,000 rupiah) untuk membelajarkan sebenyak orang peserta didik. 18 Bojonegoro 1, , ,000, D. Alokasi Sasaran Per Provinsi dan Pemanfaatan Dana Bantuan 19 Pamekasan 2, , ,000, Tuban 1, , ,000, Alokasi Sasaran 21 Situbondo 1, , ,000,000 Pada tahun 2014 dana bantuan keaksaraan dasar didistribusikan 22 Banyuwangi 1, , ,000,000 ke daerah padat buta aksara yang jumlah penduduk buta aksaranya 23 Bondowoso 3, ,000 1,080,000,000 diatas orang, dengan distribusi seperti tabel berikut: 6 Nusa Tenggara 24 Lombok 1, , ,000,000 No Provinsi Kabupaten Sasaran Satuan Anggaran Barat Tengah (Org) (Rp) (Rp) 25 Lombok Timur 1, , ,000,000 1 Sumatera Utara 1 Nias Selatan 2, , ,000, Lombok Barat 1, , ,000,000 2 Banten 2 Tangerang 1, , ,000,000 7 Sulawesi Selatan 27 Gowa 2, , ,000,000 3 Jawa Barat 3 Indramayu 3, ,000 1,260,000,000 Jumlah 59, ,000 21,384,000,000 4 Bogor 5, ,000 1,800,000,000 Catatan : Apabila sasaran pada kabupaten diatas tidak terserap, maka akan dialihkan ke 5 Cirebon 2, , ,000,000 wilayah lain yang membutuhkan 6 Karawang 3, ,000 1,080,000, Pemanfaatan Dana Bantuan 7 Bekasi 2, , ,000,000 Pembelajaran pendidikaan keaksaraan dasar mengorganisir peserta 4 Jawa Tengah 8 Brebes 3, ,000 1,134,000,000 didik dalam rombongan belajar (rombel), setiap rombelterdiri 9 Sragen 2, , ,000,000 dari 10 orang peserta didik, sehingga dana yang disediakan setiap 10 Tegal 2, , ,000,000 rombeladalah 10 org x Rp ,- = Rp ,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah). Dana tersebut merupakan dana stimulan yang digunakan untuk membiayai komponen-komponen seperti tabel berikut.

15 No Komponen yang Dibiayai Alat tulis dan buku tulis utk 10 orang peserta didik Pembelajaran fungsional/ tematik utk 10 orang peserta didik Perincian Pensil, pulpen, penghapus, buku tulis, dll. Penyusunan/pengadaan/ pembelian bahan praktik fungsional/tematik, dll. Proporsi Biaya Maks. 7% (Rp ,-) Min. 15% (Rp ,-) Identifi kasi calon peserta didik Maks. 2,5% 3. Pendataan calon peserta didik utk 10 orang (Rp ,-) Penyelenggaraan penilaian Bantuan pendidikan keaksaraan dasar dapat diajukan oleh berbagai 18 Penggandaan soal, pengolahan 4. pembelajaran utk 10 orang Maks. 2,5% (Rp ,-) lembaga penyelenggara seperti: Kelompok Belajar(Kejar), Pusat Kegiatan 19 hasil tes, dan penulisan SUKMA peserta didik 5. Transportasi 1 orang tutor Transportasi tutor selama kegiatan 6. Pengelolaan kegiatan Transportasi penyelenggara, monitoring, pengawasan, evaluasi kegiatan, dan pelaporan Min. 50% (Rp ,-) Maks. 23% (Rp ,-) BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH DANA BANTUAN A. Kriteria Lembaga Yang Berhak Mengajukan Dana Bantuan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Majelis Taklim, Sekolah, Perguruan Tinggi, Organisasi Keagamaan, Tim Penggerak PKK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Rumah Pintar, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan. Lembaga yang akan mengajukan bantuan harus memenuhi persyaratan: 1. Persyaratan administrasi a. Memiliki izin operasional dari instansi yang relevan; b. Memiliki legalitas organisasi/lembaga dari pihak yang berwenang; c. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat; d. Memiliki nomor rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga (bukan nomor rekening pribadi); e. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga (bukan NPWP pribadi); f. Memiliki izin domisili dari lurah/kepala desa tempat lembaga berada. 2. Persyaratan teknis a. Memiliki sasaran peserta didik keaksaraan dasar b. Memiliki tutor keaksaraan dasar. c. Memilik prasarana pembelajaran yang memadai;

16 d. Memiliki sarana pembelajaran yang memadai; e. Memiliki kurikulum pembelajaran keaksaraan dasar; f. Memiliki struktur organisasi; g. Memiliki program kerja; h. Memiliki pengalaman menyelenggarakan pendidikan keaksaraan dasar; B. Prosedur memperoleh dana bantuan 20 Prosedur untuk memperoleh dana bantuan dapat digambarkan sebagai 2 (dua) tahap, yaitu penilaian administrasi dan penilaian substansi. 21 berikut: 1. Sosialisasi bantuan oleh pusat dan daerah Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI Kemdikbud RI menyusun Juknis dan melakukan sosialisasi ke Dinas Pendidikan Propinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga. Sosialisasi dapat berupa pertemuan, brosur/buku dan melalui web; kemdikbud.go.id/dikmas 2. Penyusunan proposal oleh lembaga Lembaga yang diusulkan harus dilampiri (lihat lampiran 1: proposal): a. Surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten /Kota; b. Pakta integritas; c. Rekening bank dan NPWP atas nama lembaga; d. Daftar calon peserta didik.. 3. Penilaian proposal a. Dinas Pendidikan Kabupaten melakukan penilaian proposal dalam b. Penilaian administrasi dikakukan untuk memverifikasi kelengkapan dokumen proposal seperti, legalitas lembaga/ijin operasional, rekening bank, NPWP dan daftar peserta didik, sedangkan penilaian substansi dilakukan untuk menilai substansi proposal. Apabila Tim penilai masih meragukan tentang proposal yang dinilai layak, maka tim penilai dapat melakukan verifikasi dan visitasi lapangan untuk: 1) Pengecekan keaslian dokumen yang disampaikan 2) Penilaian lapangan tentang kondisi lembaga pengusul 3) Memperoleh masukan yang terkait dengan kegiatan dan pencapaian hasil 4) Kelayakan sarpras dan program dengan kondisi lapangan c. Tim penilai menyusun berita acara hasil penilaian. Penetapan kuota yang diterima oleh lembaga harus berdasarkan kemampuan lembaga, jumlah tutor yang dimiliki, dan data peserta didik yang diajukan. Berita acara hasil penilaian dan daftar usulan (lampiran 2) yang dilampiri rekomendasi, copy rekening lembaga, NPWP lembaga, daftar peserta didik dan tutor serta proposal dikirimkan ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen. PAUDNI Kemdikbud, dengan alamat Gedung E lantai 8, Komplek Perkantoran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman Senayan - Jakarta, dengan tembusan dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi.

17 4. Verifikasi b. Lembaga yang sudah menerima dana di rekening lembaganya, Tim penilai Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat segera menyampaikan laporan awal tentang penerimaan dan melakukan: rencana penggunaan dana bantuan kepada Direktorat Pembinaan a. Verifikasi kelengkapan dokumen; Pendidikan Masyarakat paling lama 2 (dua) minggu setelah b. Visitasi (apabila diperlukan) ke lembaga yang mengajukan dana diterima oleh lembaga yang ditembuskan kepada Dinas proposal; Pendidikan Provinsi dan Kabupaten 22 c. Penyusunan berita acara hasil verifikasi/visitasi. d. Hasil verifikasi dan visitasi disampaikan kepadadirektur 8. Pelaksananan kegiatan Lembaga penerima bantuan wajib melaksanakan program pendidikan 23 Pembinaan Pendidikan Masyarakat 5. Penetapan lembaga Tim Penilai Pusat melakukan rapat pleno penetapan lembaga penerima bantuan yang dipimpin oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Hasil pleno penetapan penerima bantuan sosial ditetapkan melalui surat keputusan Pejabat Pembuat Komitmen yang disyahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dan menyampaikan hasil penetapan kepada dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan lembaga. 6. Akad Kerjasama dan Orientasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melakukan akad kerjasama dengan lembaga penerima bantuan sosial sekaligus dilakukan orientasi teknis pembekalan pelaksanaanprogram pendidikan keaksaraan dasar 7. Pencairan dana a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menyampaikan berkas-berkas pengajuan pencairan dana bantuan kepada Kantor Pusat Perbendaraan Negara (KPPN) Jakarta III. KPPN Jakarta III akan melakukan verifikasi berkas, apabila lengkap maka dana bantuan akan dicairkan kepada rekening bank masing-masing lembaga keaksaraan dasar sesuai akad kerjasama dan NSPK Petunjuk Teknis Program Keaksaraan Dasar dan Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan Sosial dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat 9. Monitoring dan evaluasi. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dinas Pendidikan Propinsi dan dinas Pendidikan Kabupaten berhak melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan dan melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan proposal dan mencapai hasil yang optimal. 10. Laporan hasil kegiatan Lembaga yang sudah melaksanakan kegiatan wajib menyampaikan laporan kegiatan sesuai format terlampir, minimal 2 minggu setelah dilaksanakan wajib menyampaikan laporan. Jika ada perubahan peserta didik dari yang diusulkan sebelumnya, lembaga wajib memberitahukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Daftar peserta didik dan lembaga/satuan pendidikan penyelenggara program pendidikan keaksaraan dasar wajib masuk dalam website Dit. Bindikmas

18 BAB V MONITORING, EVALUASI DAN SUPERVISI BAB VI PELAPORAN Sebagai bentuk pertanggung jawaban dan akuntabilitas, penerima dana 24 A. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi bantuan berkewajiban untuk membuat laporan pada saat penerimaan 25 dana (laporan awal), dan hasil pelaksanaan kegiatan (laporan akhir). Aspek-aspek penting dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi dan Laporan tersebut disampaikan kepada:dinas PendidikanKabupaten/Kota supervisi adalah: dan atau Dinas Pendidikan Provinsi dan wajib ke Direktorat Pembinaan 1. Program dan proses pembelajaran; Pendidikan Masyarakat 2. Kemampuan tutor; Pada prinsipnya pengelolaan dana mencakup pencatatan, penerimaan dan 3. Dukungan manajerial; pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan dan pengawasan 4. Kompetensi lulusan peserta didik. penggunaan dana, antara lain meliputi: B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan 1. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu terhadap pelaksanaan program pendidikan keaksaraan dasar dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, P2PNFI/BPPNFI, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 2. Pengawasan Pengawasan dilakukan oleh : Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BPKP/BPK/KPK dan masyarakat. 3. Sanksi Bagi penerima dana yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan pedoman maka tidak akan diberikan dana bantuan ditahun berikutnya dan dapat diajukan ke jalur hukum. A. Pembukuan 1. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah 2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai 3. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang dibayar, tanggal dan nomor bukti 4. Pemungutan dan penyetoran pajak dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta dibukukan dengan rapi. 5. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan/ dicatat sesuai urutan kejadiannya 6. Buku kas harian ditulis dengan rapi, lengkap dan bersih. B. Dokumen pendukung Pembukuan 1. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima pembayaran 2. Bukti transaksi lainnya

19 3. Copy print-out saldo terakhir rekening bank untuk setiap tahap penarikan 4. Setiap dokumen yang ditantatangani harus di stempel C. Ketentuan Pelaporan diantaranya : 1. Pelaporan Awal Lembaga penyelenggara yang sudah menerima dana dalam rekeningnya, wajib mengirimkan fotokopi bukti penerimaan Pedoman ini disusun sebagai rambu-rambu yang masih bersifat umum, transfer dana dari KPPN kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan 26 yang dalam implementasinya memerlukan penyesuaian dengan karakter 27 lembaga yang dipilih, oleh karena itu penyelenggara diharapkan Masyarakat, no fax; Pelaporan Kegiatan a. Lembaga penyelenggara keaksaraan dasar diwajibkan untuk membuat dan menyampaikan laporan secara tertulis kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dan tembusan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pendidikan Provinsi b. Laporan akhir disampaikan paling lambat 2 minggu setelah kegiatan selesai c. Laporan akhir berisi: 1) Proses pelaksanaan program; 2) Tingkat keberhasilan program; 3) Masalah yang dihadapi selama pelaksanaan program; 4) Upaya penanggulangan masalah; 5) Usul dan saran; 6) Lampiran-lampiran; Catatan: Lembaga Penyelenggara yang tidak mampu menyampaikan laporan maksimal 1 bulan setelah kegiatan selesai dapat dikenai sangsi berupa: a)wajib mengembalikan dana yang telah diterima ke kas negara, b) diberi sangsi dengan tidak diperkenankan mengakses dana bantuan dari Dit Bindikmas dan c) dapat diteruskan ke jalur hukum karena disinyalir ada penyelewengan. BAB VII PENUTUP dapat mengembangkan dengan kreativitasnya untuk menyempurnakan penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dasar. Pedoman ini bersifat fleksibel dan masih memungkinkan untuk disesuaikan dengan keunikan potensi lokal dan tempat penyelenggaraan kegiatan sepanjang memberi nilai tambah. Semoga pedoman ini dapat memberi arah dan memudahkan bagi semua pihak yang berkeinginan untuk menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar.

20 Lampiran Lampiran KOP DINAS PENDIDIKANKABUPATEN Lampiran 1: Proposal PROPOSAL Nama Lembaga/Organisasi :... Alamat :... No. Telp./HP/Faks :... SURAT REKOMENDASI Nomor:... Program Pendidikan Keaksaraan Dasar Yang bertanda tangan di bawah ini: TAHUN 2014 Nama : Jabatan :... Alamat :... dengan ini menyatakan bahwa: Nama Lembaga :... Ketua Lembaga :... Alamat Lembaga :... Diajukan Kepada: Nomor Telepon/HP :... Dinas Pendidikan Kabupaten :.. Fax :... adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat, dan dianggap Diajukan Oleh: layak mengajukan dana bantuan penyelenggaraan Program Pendidikan Keaksaraan Dasar tahun 2014 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya...., 2014 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten... (...)

No. Tanggal Jenis Belanja Volume Harga Satuan Jumlah. Total dana yang digunakan Rp. jika ada

No. Tanggal Jenis Belanja Volume Harga Satuan Jumlah. Total dana yang digunakan Rp. jika ada 42 2. Sistema ka Laporan Berdasarkan persetujuan atas proposal yang telah kami susun serta akad kerjasama antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dengan Ketua.., kami melaporkan sebagai berikut:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.20/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.20/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.20/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN PERHUTANAN MASYARAKAT PEDESAAN BERBASIS KONSERVASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL PERHATIAN Petunjuk Pelaksanaan ini masih bersifat sementara guna persiapan lapangan, sambil menunggu terbitnya Permendikbud tentang Pedoman Bantuan Sosial di Lingkungan Kemdikbud. SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI TAHUN 2015

PEDOMAN PENYELENGGARAAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI TAHUN 2015 PEDOMAN PENYELENGGARAAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI i PENGANTAR Pemerintah melalui

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH 2015 KATA PENGANTAR Peran Guru dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENDIKBUD KOPERTIS WILAYAH XI PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

Lebih terperinci

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH MENENGAH ATAS

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH MENENGAH ATAS PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014 DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 PENGANTAR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009 Konsep: PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PEMBENTUKAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang STANDAR Proses UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS

BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 TIM PENYUSUN DAN EDITOR BUKU PANDUAN PKL,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK PERIODE 2002-2007 Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN / INDONESIA PINTAR UNTUK SISWA MADRASAH TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN / INDONESIA PINTAR UNTUK SISWA MADRASAH TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN / INDONESIA PINTAR UNTUK SISWA MADRASAH TAHUN 2015 DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI 2015 KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2006 KATA PENGANTAR Buku Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KATA PENGANTAR Sebagai pelengkap program-program

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGAWAS

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGAWAS - 0 - PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGAWAS DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1

Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya pembuatan buku Pedoman Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sintuwu

Lebih terperinci