Santi Setyaningrum NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Santi Setyaningrum NIM 1110018200026"

Transkripsi

1 ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) UNTUK MENENTUKAN STANDAR BIAYA DI SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Santi Setyaningrum NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2

3 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan disusun oleh Santi Setyaningrum, NIM , Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 23 Juli 2014 Yang Mengesahkan, Pembimbing I Pembimbing II Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si., CA Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd NIDN NIP

4 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan disusun oleh SANTI SETYANINGRUM Nomor Induk Mahasiswa , diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 September 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, September 2014 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan Dr. Hasyim Asy ari, M.Pd.... NIP Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd. NIP Penguji I Drs. Masyhuri AM., M.Pd.... NIP Penguji II Tri Harjawati, M.Si. NIDN Mengetahui, Dekan, Dra. Nurlena Rifa i, MA, Ph.D NIP

5

6 SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Santi Setyaningrum NIM : Jurusan : Manajemen Pendidikan Alamat : Jalan Reni Jaya Barat Blok H 10 No.4, Bojongsari Depok MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) Untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing I : Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si., CA. NIDN : Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan Nama Pembimbing II : Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd. NIP : Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 23 Juli 2014 Yang Menyatakan Santi Setyaningrum

7 ABSTRAK Santi Setyaningrum, NIM : ( ), Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan satu variabel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang model pengalokasian biaya berbasis aktivitas (Activity Based Costing) dan mengetahui besarnya biaya satuan (unit cost) layanan pendidikan per siswa per program keahlian. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2014 dan menggunakan metode analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Perhitungan dengan menggunakan model Activity Based Costing (ABC) diperoleh hasil: 1) Program keahlian Animasi sebesar Rp per tahun per siswa atau Rp per bulan per siswa, 2) Program keahlian Teknik Sepeda Motor sebesar Rp per tahun per siswa atau Rp per bulan per siswa dan Program keahlian Administrasi Perkantoran sebesar Rp per tahun per siswa atau Rp per bulan per siswa. Dari total biaya pendidikan per bulan per siswa, proporsi terbesar yakni pemerintah karena sekolah ini merupakan sekolah yang berstatus Negeri. Adapun proporsi dari masing-masing program keahlian yaitu: 1) Animasi, Pemerintah Pusat sebesar 15%, Pemerintah Daerah 61% dan Komite sebesar 24%, 2) Teknik Sepeda Motor, Pemerintah Pusat sebesar 14%, Pemerintah Daerah 59% dan Komite sebesar 23% dan 3) Administrasi Perkantoran, Pemerintah Pusat sebesar 13%, Pemerintah Daerah 58% dan Komite sebesar 29%. Kata kunci : biaya satuan, biaya pendidikan, activity based costing i

8 ABSTRACT Santi Setyaningrum, NIM: ( ), Analysis of Unit Cost Calculation (Unit Cost) with Model Activity Based Costing (ABC) Standards for Determining Costs in SMK Negeri 3 South Tangerang City, Thesis Program Tier One (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teaching Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta in This research is a qualitative study with one variable. The purpose of this study is to design a model of activity-based cost allocation (Activity Based Costing) and know the cost of the unit (unit cost) educational services per student per program expertise. This research was conducted at SMK Negeri 3 South Tangerang City in January to March 2014 and using descriptive analysis. Data were collected by means of interviews, observation and documentation. Calculations using the model of Activity Based Costing (ABC) obtained results: 1) Program Animation expertise of Rp. 10,018,166 per year per student or Rp per month per student, 2) Program Motorcycle Technical expertise is Rp. 8,923,452 per year per student or Rp per month per student and the Program Office Administration expertise of Rp. 8,250,239 per year per student or Rp per month per student. The total cost of education per student per month, the largest proportion of the government because this school is a State school status. The proportion of each skill program are: 1) Animation, the central government by 15%, Local Government 61% and Committee by 24%, 2) Motorcycle Engineering, Central Government by 14%, Local Government 59% and Committee by 23 % and 3) Administration Offices, Central Government 13%, Local Government 58% and Committee by 29%. Keywords: unit costs, cost of education, activity based costing i

9 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu alaikum wr.wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ridho-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf. 2. Bapak Dr. Hasyim Asy ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan. 3. Bapak Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si., CA. dan Bapak Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama studi. 5. Bapak H. Abu Bakar, S.Pd, MM., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, 6. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan skripsi ini. ii

10 7. Papa dan Mama tercinta yang telah merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang, memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalani hidup dan segala pengorbanan yang tidak dapat dinilai harganya. 8. Kepada seluruh keluarga, kakak dan adik yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Angga Setyawan yang selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu menemani. 10. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu menemani dan selalu menghibur dalam kepenatan, Nurul Hidayati, Novita Sari Akbariyah, Indriani dan Nurhilda. 11. Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan kelas A Tahun Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu atas terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca dengan senang hati dan hati lapang. Wassalamu alaikum wr.wb Jakarta, Juli 2014 Penulis iii

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISTILAH... xi DAFTAR SINGKATAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Perumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Kegunaan Penelitian... 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Biaya Pendidikan Biaya Pendidikan Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan Klasifikasi Biaya Pendidikan Sumber Biaya Pendidikan Analisis Biaya Pendidikan B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) C. Hasil Kajian yang Relevan D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu E. Kerangka Berpikir iv

12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Pendekatan dan Metode Penelitian C. Sumber Data dan Data Penelitian D. Populasi dan Sampel Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan B. Kebijakan Manajemen Keuangan Perencanaan dan Penganggaran Pelaksanaan dan Pengelolaan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Sistem Akuntansi dan Pelaporan Pengawasan Keuangan C. Perancangan Model ABC Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Pembentukan Model ABC D. Aplikasi Model ABC Proses Bisnis SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke dalam Aktivitas Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC v

13 4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost, dan Overhead Cost a. Perhitungan Direct Labor Cost b. Perhitungan Direct Material Cost c. Perhitungan Overhead Cost Cost Per Siswa Program Keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Program Keahlian Animasi b. Program Keahlian Teknik Sepeda Motor c. Program Keahlian Administrasi Perkantoran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Deskripsi Aktivitas Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tabel 4.2 Periode Pelaporan Keuangan Tabel 4.3 Anggaran SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tabel 4.4 Aktivitas Operasional/Rutin Tabel 4.5 Aktivitas Pengembangan Tabel 4.6 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost Tabel 4.7 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Tabel 4.8 Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tabel 4.9 Rincian Rombongan Belajar (rombel) Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Siswa Tabel 4.11 Jumlah Guru Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Guru Setiap Program Keahlian Tabel 4.13 Jumlah Tenaga Kependidikan Tabel 4.14 Matriks Expense-Activity Dependent Tabel 4.15 Direct Labor Cost Tabel 4.16 Direct Material Cost Tabel 4.17 Rekap Overhead Cost Tabel 4.18 Proporsi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tabel 4.19 Proporsi Jumlah Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/ Tabel 4.20 Proporsi Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2013/ vii

15 Tabel 4.21 Proporsi Jumlah Siswa Kelas XII Tahun Ajaran 2012/ Tabel 4.22 Total Cost Driver Tabel 4.23 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Animasi Tabel 4.24 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Teknik Sepeda Motor Tabel 4.25 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Administrasi Perkantoran Tabel 4.26 Rekapitulasi Cost/Unit Program Keahlian viii

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Klasifikasi Biaya Pendidikan Gambar 2.2 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan Sekolah Menengah Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Gambar 4.2 Model Pembebanan Acitivities ke dalam Cost Object Gambar 4.3 Diagram Cost Object ix

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Lampiran 2 RKAS Tahun Pelajaran 2012/2013 Lampiran 3 RKAS Tahun Pelajaran 2013/2014 Lampiran 4 Realisasi RKAS Tahun 2013 Lampiran 5 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Tahun 2013 Lampiran 6 Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Lampiran 7 Data Tenaga Kependidikan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Lampiran 8 Data Tenaga Pendidik SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Lampiran 9 Misi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Lampiran 10 Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Lampiran 11 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost Lampiran 12 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost Lampiran 13 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost Lampiran 14 Rekap Perhitungan Biaya Operasional/Rutin dan Biaya Pengembangan Lampiran 15 Rekapitulasi Gaji PNS dan TPP Tahun 2013 Lampiran 16 Data Penerimaan Bantuan Pemerintah Provinsi dan Kota Tahun Lampiran 17 Surat Izin Penelitian Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 19 Biodata Penulis x

18 DAFTAR ISTILAH 1. Activity Based Costing ABC (perhitungan biaya berdasarkan aktivitas) : suatu sistem di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. 2. Activity Center (pusat aktivitas) : satuan entitas organisasi dimana aktivitas berlangsung. 3. Activity Driver (pemicu aktivitas) : suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan, atau objek biaya final lainnya. 4. CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture) : kerangka pemodelan perusahaan, yang bertujuan untuk mendukung integrasi perusahaan mesin, komputer dan orang-orang. 5. Controlable Cost (biaya yang dapat dikontrol) : biaya yang dapat dipengaruhi oleh manajer dalam jangka pendek. 6. Conversation Cost (biaya konversi) : biaya tenaga kerja langsung plus biaya overhead. 7. Core Process (proses utama) : proses yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan pelanggan, persyaratan pelanggan, serta harapan pelanggan. 8. Cost (biaya) : jumlah uang yang disediakan (dialokasikan) dan digunakan atau dibelanjakan untuk terlaksananya berbagai kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dalam rangka proses manajemen. 9. Cost Behaviour (perilaku biaya) : pola penyerapan biaya yang dipengaruhi oleh jenis cost driver. Terdiri atas fixed cost dan variabel cost. 10. Cost Component (biaya komponen) : komponen anggaran/biaya yang diserap oleh suatu aktivitas. 11. Cost Driver (pemicu biaya) : faktor yang memberi dampak pada perubahan biaya total. 12. Cost Object (objek biaya) : item atau aktivitas apa pun yang biayanya diakumulasikan dan diukur. 13. Cost Pool (Kelompok Biaya) : pengelompokan biaya individual. 14. Direct Cost (biaya langsung) : biaya sumber daya atau kegiatan yang diperoleh untuk atau digunakan oleh objek biaya tunggal. 15. Direct Labor Cost (biaya tenaga kerja) : gaji atau upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi. 16. Direct Material Cost (biaya bahan baku) : biaya bahan langsung yang digunakan dikonsumsi dalam kegiatan pendidikan. 17. Earning Forgone (keuntungan yang hilang) : perbedaan laba atau kinerja antara apa yang sebenarnya dicapai dan apa yang bisa dicapai dengan adanya biaya tertentu, biaya atau kehilangan waktu. 18. Expenditure (pengeluaran) : pembayaran yang dilakukan saat ini untuk kewajiban pada masa akan datang dalam rangka memperoleh beberapa keuntungan (untung). xi

19 19. Expense Category (kategori biaya) : belanja untuk membiayai kegiatan usaha organisasi atau perusahaan. 20. Fixed Cost (biaya tetap) : suatu biaya yang tidak berubah secara total pada saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. 21. Indirect Cost (biaya tidak langsung) : biaya sumber daya yang organisasi 22. Joint Cost (biaya gabungan) : biaya yang muncul dari pemrosesan secara stimulan atau produksi produk-produk yang dihasilkan oleh proses yang sama. 23. Manajerial Process (proses manajerial) : proses yang berkaitan dengan manajerial yaitu Planning, Organizing, Actuating and Controlling. 24. Monetary Cost (biaya uang ) : biaya dalam bentuk uang. 25. Non-Monetary Cost (biaya non-uang ) : biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi berbentuk jasa, tenaga, dan waktu. 26. Oppurtunity Cost (biaya kesempatan) : biaya uang yang hilang karena sumber daya tersebut dialokasikan untuk penyelenggaraan pendidikan. 27. Overhead Cost : biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak langsung lainnya. 28. Period Cost (biaya periode) : biaya yang dapat dihubungkan pada interval waktu. 29. Prime Cost (biaya utama) : biaya bahan baku langsung plus biaya tenaga kerja langsung. 30. Private Cost (biaya ) : keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar. 31. Process value (nilai proses) : nilai dimana penekanannya lebih kepada akuntabilitas aktivitas bukan pada biaya dan menekankan kepada maksimalisasi kinerja sistem yang luas bukan pada kinerja individual. 32. Product Cost (biaya produk) : biaya yang dengan mudah dapat ditetapkan pada produk; biaya yang merupakan bagian dari persediaan. 33. Product value (nilai produk) : ratio antara apa yang konsumen dapatkan dan apa yang konsumen berikan. 34. Resource driver (pemicu sumber daya) : suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke aktivitas-aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut. 35. Social Cost (biaya sosial) : biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar. 36. Standard Cost (biaya standar) : biaya yang sebaiknya dicapai di pabrik yang dioperasikan secara efisien pada tingkat kapasitas normal, atau biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode waktu tertentu. 37. Support Process (proses pendukung) : proses yang meskipun tidak secara langsung memberikan nilai tambah pada produk namun perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan dari proses inti. 38. Total Cost (biaya total) : jumlah keseluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu. xii

20 39. Unit Cost (biaya satuan) : biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan pendidikan. 40. Variable Cost (biaya variabel) : suatu biaya yang meningkat totalnya secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun totalnya secara proporsional terhadap penuruan dalam aktivitas. xiii

21 DAFTAR SINGKATAN 1. ABC : Activity Based Costing 2. ACS : Activity Costing System 3. AN : Animasi 4. AP : Administrasi Perkantoran 5. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 6. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 7. APBS : Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah 8. ASEAN : Association of South East Asia Nations 9. Bimbel : Bimbingan Belajar 10. BK : Bimbingan Konseling 11. BOS : Biaya Operasional Sekolah 12. BOSDA : Bantuan Operasional Sekolah Daerah 13. BOSP : Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan 14. BSM : Bantuan Siswa Miskin 15. BUMN : Badan Usaha Milik Negera 16. CCTV : Closed Circuit Television 17. CIMOSA : Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture 18. Dispen : Dinas Pendidikan 19. DL : Direct Labor Cost 20. DM : Direct Material Cost 21. DP3 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 22. DPPA : Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran 23. DU/DI : Dunia Usaha dan Dunia Industri 24. Humas : Hubungan Masyarakat 25. IMTAK : Iman dan Takwa 26. IPA : Ilmu Pengetahuan Alam 27. IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial xiv

22 28. IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 29. Juknis : Petunjuk Teknis 30. Kaprog : Kepala Program 31. Kasubag : Kepala Sub Bagian 32. KKPI : Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 33. KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 34. Lab. : Laboratorium 35. MA : Madrasah Aliyah 36. Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 37. MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran 38. MONEV : Monitoring dan Evalausi 39. Mts : Madrasah Tsanawiyah 40. OH : Overhead Cost 41. OSIS : Organisasi Intra Sekolah 42. PAD : Pendapatan Asli Daerah 43. PERC : Political and Economic Risk Consultant 44. PKn : Pendidikan Kewarganegaraan 45. PMR : Palang Merah Remaja 46. PNS : Pegawai Negri Sipil 47. POAC : Planning, Organizing, Actuating, and Controlling 48. PP : Peraturan Pemerintah 49. PROMES : Program Semester 50. PROTA : Program Tahunan 51. R-BOS : Rintisan Biaya Operasional Sekolah 52. RKAS : Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah 53. Rombel : Rombongan Belajar 54. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 55. Sapras : Sarana dan Prasarana 56. SAS : Sistem Akademik Siswa 57. SDLB : Sekolah Dasar Luar Biasa 58. SDM : Sumber Daya Manusia xv

23 59. SKTM : Surat Keterangan Tidak Mampu 60. SMA : Sekolah Menengah Atas 61. SMALB : Sekolah Menengah Atas Luar Biasa 62. SMK : Sekolah Menengah Kejuruan 63. SMP : Sekolah Menengah Pertama 64. SMPLB : Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa 65. SMS : Short Message Service 66. SNP : Standar Nasional Pendidikan 67. SPJ : Surat Pertanggungjawaban 68. SPP : Sumbangan Pengembangan Pendidikan 69. TI : Teknologi Informasi 70. TNI : Tentara Nasional Indonesia 71. TPP : Tambahan Penghasilan Pegawai 72. TSM : Teknik Sepeda Motor 73. TU : Tata Usaha 74. UAS : Ujian Akhir Semester 75. UKS : Unit Kesehatan Sekolah 76. UTS : Ujian Tengah Semester 77. UU : Undang-Undang xvi

24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai sarana peningkatan mutu sumber daya manusia dalam suatu bangsa.bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli terhadap pendidikan, yang dapat digambarkan dari pencapaian pendidikan dari warga negaranya.namun, tidak semua bangsa dapat memfasilitasi program pendidikan dengan pembiayaan yang memadai 1. Berdasarkan survei oleh Political and Economic Risk Consultant (PERC), dari sisi kualitas pendidikan, Indonesia menduduki peringkat terburuk di antara 12 negara Asia dan ASEAN. Hal ini antara lain ditandai dengan rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan di banyak sekolah dasar, ketimpangan akses menuju pendidikan tingkat menengah, pengelolaan pendidikan yang tidak efisien, metode pengajaran yang sudah ketinggalan jaman dan kurangnya peran serta orang tua dalam pendidikan anakanaknya. 2 Negara-negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia, Laos, Kamboja, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini dan Indonesia. Salah satu diantara sekian banyak masalah pendidikan yaitu pengelolaan pendidikan yang tidak efisisen, dimana pendidikan dikelola tanpa adanya perencanaan yang matang dan tanpa pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan jangka panjang sehingga mengakibatkan tidak efisiennya pengelolaan pendidikan di sekolah. Dalam perspektif mikro, pengelolaan pendidikan dilakukan oleh sektor terkecil yaitu sekolah.dimana segala aktivitas pendidikan terjadi secara langsung di sekolah.sekolah merupakan penyelenggara pendidikan yang tidak mengedepankan keuntungan atau disebut lembaganon profit karena 1 Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. iii 2 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan,(Jakarta: Erlangga,2007), h. 2 1

25 2 produk yang dihasilkan oleh sekolah adalah berbentuk jasa.dimana input yang masuk ke dalam sekolah diproses dan akan menghasilkan sebuah produk yakni jasa pelayanan. Sebagai lembaga pendidikan yang non-profit, sekolah sangat memerlukan informasi mengenai biaya. Tanpa informasi biaya, tidak akan dapat diketahui akurasi didalam penetapan biaya penyelenggaraan pendidikan itu apakah terlalu mahal atau terlalu murah. 3 Oleh karena itu, penting sekali lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah melakukan analisis biaya. Biaya pendidikan merupakan komponen sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. 4 Biaya dapat berasal dari bermacammacam sumber.biaya pendidikan bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sumbangan, swasta, dunia usaha dan orang tua. Pada pengelolaan anggaran keuangan di sekolah saat ini adalah dengan cara yang tradisional, yakni dana hanya didasarkan pada berapa kali kegiatan dilakukan. Dengan cara yang masih tradisional memungkinkan dana yang digunakan tidak tepat sasaran sehingga bisa terjadi over-absorptionmaupun under-absorption. Hal tersebut bisa menyebabkan biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa yaitu melalui biaya SPP (Sumbangan Pengembangan Pendidikan) menjadi tidak akurat. Fakta lain yaitu pembebanan biaya per siswa selama ini disamaratakan, baik itu program keahlian Animasi, Teknik Sepeda Motor maupun Administrasi Perkantoran. Padahal kebutuhan untuk masing-masing Program Keahlian berbeda-beda. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menjelaskan bahwa secara garis besar biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. 3 Ahmad Juanda dan Nikki Vertik Lestari, Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran, Jurnal Revie Akuntansi dan Keuangan, Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. iii

26 3 Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didikuntuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Keseriusan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tampak jelas dalam Undang-Undang Dasar yang memprioritaskan biaya pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaran (APBN), jauh melampaui biaya penyelenggaraan pertahanan maupun kesehatan atau departemen lainnya. 5 Pada Maret dan Oktober 2005, Pemerintah Indonesia mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan merelokasikan sebagian dananya untuk Program Bantuan Opersional Sekolah (BOS) yang mulai dilaksanakan pada Juli 2005.Program yang diberikan untuk sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP dimaksudkan untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin dalam membiayai pendidikan setelah kenaikan harga BBM. 6 Kementerian Pendidikan Nasional memastikan pada 2013 para siswa sekolah di pendidikan menengah tidak akan lagi dipungut biaya SPP. Pemerintah telah menyiapkan program bantuan operasional sekolah (BOS) untuk SMA/SMK. Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, hal itu dilakukan karena program wajib belajar sembilan tahun (wajar 9 tahun) sudah berjalan lancar dan diprediksi akan selesai pada Pemerintah akan lebih fokus untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun. 7 Pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan dana untuk satuan pendidikan menengah yaitu SMA dan SMK. Untuk Sekolah Kejuruan, dana tersebut dinamakan Dana BOS SMK. Dalam Petunjuk Teknis (Juknis) BOS SMK, 5 Dadang Suhardan., dkk., Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta Bandung,2012), h.11 6 Mulyono, M.A, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2010),h Indra Akuntono, Nuh: 2013, SMA/SMK Gratis SPP, 2011, (

27 4 BOS SMK adalah program pemerintah berupa pemberian dana langsung ke SMK baik Negeri maupun Swasta, dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan. Dana Rintisan BOS di berikan bulan Januari Juni 2013 dengan besar dana /siswa/tahun dan dana BOS SMK sebesar /siswa/tahun. 8 Sekolah Menengah Kejuruan atau sering disebut dengan istilah SMK merupakan sekolah kejuruan yang memiliki beragam program keahlian atau jurusan yang berbeda-beda di seluruh Indonesia, karena SMK dikembangkan sesuai dengan potensi atau sumber daya yang ada di daerah masing-masing. Setiap sekolah memiliki sifat masing-masing yang mempengaruhi profil pembiayaannya.dengan begitu sangat sulit untuk melakukan standarisasi terhadap biaya sekolah di SMK. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 Tahun 2009 yang mengatur tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menegah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Di dalam PP tersebut tercantum besaran biaya operasi non-personalia per sekolah/program keahlian. Besaran dana untuk Program Keahlian Animasi adalah Rp , untuk Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran adalah Rp dan untuk Program Keahlian Teknik Sepeda Motor belum ada. Menurut Indra Bastian, selama ini perkembangan perhitungan biaya di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah dasar dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu mengungkapkan informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk 8 Petunjuk Teknis (Juknis) BOS SMK 2013

28 5 belanja pegawai dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan memunculkan data informatif. Peneliti melihat bahwa sekolah masih belum memahami perhitungan biaya satuan untuk setiap siswa pada setiap program keahlian yang berbeda.selanjutnya, kemampuan sekolah masih terbatas dalam menyajikan informasi biaya kepada stakeholder pendidikan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan perhitungan biaya satuan menggunakan modelactivity Based Costing (ABC) untuk menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan per siswa per program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.Diharapkan melalui perhitungan ABCcosting ini dapat mengukur biaya layanan pendidikan secara akurat dengan melakukan penelusuran tidak hanya pada seluruh siswa disekolah namun lebih kepada tiap unit siswa dari masing-masing Program Keahlian. Dalam konsep pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (Total cost) dan biaya satuan per siswa (Unit cost). 9 Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan untuk mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumbersumber di sekolah, keuntungan dari investasi pendidikan, dan pemerataan pengeluaran masyarakat dan pemerintah untuk pendidikan. 10 Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk menganalisis biaya satuan (unit cost) siswa yang ada di jenjang pendidikan menengah yaitu SMK.Dimana SMK memiliki banyak sekali keberagaman jurusan atau program keahlian. Pendidikan akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila sekolah dapat menghitung biaya per siswa (unit cost) dengan akurat dan sekolah dapat menyajikan informasi biaya secara transparan, akuntabel dan valid terhadap biaya pendidikan yang terjadi di sekolah, dengan harapan pihak manapun yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan menengah, baik pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat mempunyai formula pembiayaan yang informatif, tepat sasaran/valid, efisien 9 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya,2009), h Ibid. h. 24

29 6 dan akuntabel, sebagai dasar dalam kebijakan pengelolaan, pengembangan dan partisipasi pendidikan. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka analisa perhitungan biaya satuan (unit cost) di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada biaya sekolah selama 1 tahun yaitu tahun Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan ModelActivity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan B. Identifikasi Masalah 1. Kurangnya pemahaman sekolah dalam menghitung biaya satuan per siswa. 2. Kurangnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi biaya-biaya yang terjadi di sekolah. 3. Keterbatasan kemampuan sekolah dalam menyajikan informasi biaya kepada stakeholders pendidikan (siswa, orangtua, pemerintah atau badan penyelenggara). 4. Belum memadainya sistem perhitungan biaya pendidikan yang dapat memberikan penjelasan perhitungan pembiayaan yang informatif, tepat sasaran/valid, efisien dan akuntabel. 5. Kurangnya pemahaman sekolah dalam pengelolaan biaya pendidikan atau dana yang diterima sekolah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada permasalahan kurangnya pemahaman sekolah dalam menghitung biaya satuan per siswa dan belum memadainya sistem perhitungan biaya pendidikan yang dapat memberikan penjelasan perhitungan pembiayaan yang informatif, tepat sasaran/valid, efisien dan akuntabel.

30 7 D. Perumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana mengidentifikasi dan merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas (ABC) tiap program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan? 2. Berapa biaya satuan (unit cost) pelayanan pendidikan yang dihitung menggunakan metodeacticity Based Costing (ABC) per siswa masingmasing program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Merancang model pengalokasian biaya berbasis aktivitas (Activity Based Costing) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas teridentifikasi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. 2. Mengetahui besarnya biaya satuan (unit cost) layanan pendidikan per siswa per program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. F. Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pendidikan yakni: 1. Pemerintah Pemerintah dalam hal ini yaitu pemerintah pusat dan daerah.hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu masukan atas alokasi dan perhitungan biaya pendidikan di SMK dengan 3 program keahlian yaitu Animasi, Teknik Sepeda Motor dan Administrasi Perkantoran.Perhitungan dengan menggunakan pendekatan Acticity Based Costing System (ABC) diharapkan dapat dijadikan model perhitungan

31 8 bagi pemerintah untuk menghitung biaya pendidikan khususnya untuk daerah Tangerang Selatan. 2. Sekolah Untuk Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menghitung kebutuhan siswa untuk tahun-tahun berikutnya dan bisa dijadikan biaya standar dalam penentuan biaya satuan per siswa. 3. Masyarakat Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat yakni orangtua siswa, komite sekolah dan pemerhati pendidikan.penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengenai besaran biaya pendidikan bagi setiap siswa sehingga kedepannya bisa ikut berpartisipasi dalam dunia pendidikan dan dapat lebih bijak dalam menyikapi masalah yang ada pada pendanaan di sekolah. 4. Peneliti Lain Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi untuk melakukan penelitian dan pembahasan yang lebih lanjut mengenai analisis biaya satuan (unit cost) di Indonesia.

32 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Biaya Pendidikan Sebelum mengkaji tentang biaya satuan pendidikan yang dalam penelitian ini adalah biaya satuan pendidikan menengah yakni SMK, perlu diuraikan hal-hal yang terkait dengan pembiayaan pendidikan sebagai berikut: 1. Biaya Pendidikan Biaya (cost) didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang/jasa. 1 Dalam konteks pendidikan, Nanang Fattah mendefinisikan Biaya pendidikan sebagai jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan. 2 Biaya merupakan salah satu aspek penunjang serta penentu dalam suatu proses pendidikan. Dimana hampir seluruh proses dalam penyelenggaraan pendidikan memerlukan biaya, mulai dari aktivitas inti pendidikan yaitu kegiatan belajar mengajar sampai kepada aktivitas penunjang seperti kegiatan study tour siswa, kedua-duanya memerlukan yang namanya biaya. Dedi Supriadi mengartikan biaya pendidikan sebagai semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). 3 1 Charles T. Horngren, Srikant M. Datar dan George Foster, Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial, (Jakarta: PT.Indeks,2008), h Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet. 5, h Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003), h. 3 9

33 10 Konsep biaya menurut Tilaar adalah Biaya merupakan keseluruhan dana dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan merupakan bentuk dari pelayanan masyarakat. 4 Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), menyebutkan bahwa Biaya pendidikan didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk barang (natura), pengorbanan peluang, maupun uang yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. 5 Pengertian lain berkenaan dengan biaya pendidikan diungkapkan oleh Syaiful Sagala bahwa Biaya pendidikan adalah seluruh usaha yang dicurahkan oleh pemerintah dan masyarakat pendidikan berupa uang maupun nonmoneter. 6 Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa biaya diartikan tidak hanya berupa uang atau rupiah tetapi dalam bentuk nonmoneter yaitu bukan uang seperti pengorbanan waktu seseorang dalam menempuh pendidikan ataupun dalam bentuk barang. Berkaitan dengan biaya/pendanaan pendidikan, H.M. Levin mengemukakan makna dari pembiayaan/pendanaan sekolah adalah sebagai berikut: School finance refers to the process by which tax revenues and other resources are derived for the formation and operation elementary and secondary schools as well as the process by which those resources are allocated to school in different geograpichal areas and to types and levels of education. 7 Dari pengertian di atas, pembiayaan sekolah meliputi dua hal yaitu bagaimana memperoleh dana dan bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien dalam jenjang pendidikan yang berbeda. 4 Mulyono, M.A, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2010), h Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan, (Jakarta: Juni,2011), h. 5 6 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat (Strategi Memenangkan Persaingan Mutu), (Jakarta: PT. Nimas Multima,2004), h Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung; PT. Refika Aditama,2010), h. 270

34 11 Biaya pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang berupa sumber daya (input) baik berupa barang (natura) atau berupa uang yang ditujukan untuk menunjang proses belajar mengajar. 8 Abbas Ghozali memberikan pendapatnya mengenai biaya pendidikan, Biaya pendidikan dapat didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) yang digunakan untuk suatu kegiatan pendidikan. 9 Ary H. Gunawan mendefinisikan Administrasi Anggaran/Biaya Sekolah/Pendidikan sebagai berikut: Merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 10 Biaya Pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan. 11 Dari beberapa pendapat tentang biaya pendidikan yang telah disebutkan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa biaya pendidikan adalah nilai uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan masyarakat dalam bentuk uang, barang, tenaga dan pengorbanan peluang yang digunakan untuk menyelenggaraan kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyebutkan fungsi dan tujuan dari pendidikan yakni pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 8 Departemen Pendidikan Nasional, Pengkajian Pembiayaan Pendidikan dari Masa ke Masa, (Jakarta: Balitbang Depdiknas,2000), h. 5 9 Ibid., h Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1996), h Dadang Suharda, dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), h. 22

35 12 membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 12 UU di atas merupakan dasar empiris biaya pendidikan di Indonesia. Penentuan biaya pendidikan didasarkan pada tujuan serta fungsi pendidikan. 2. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai biaya satuan (unit cost) yang dalam penelitian ini adalah menjadi fokus utama. Biaya satuan (unit cost) dalam dunia pendidikan belum begitu banyak yang membahasnya padahal biaya satuan ini menjadi sangat penting dalam penentuan biaya untuk setiap siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Nanang Fattah mendefinisikan, Biaya satuan per siswa adalah biaya rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu tertentu. 13 Secara sederhana biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah pengeluaran sekolah dengan jumlah siswa yang aktif pada tahun tertentu. Selanjutnya, Menurut Jusuf Enoch Biaya satuan menyatakan jumlah pengeluaran yang dipergunakan oleh setiap murid dalam suatu tahun tertentu, baik dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan dan jenis pendidikan tertentu, atau mungkin saja dalam sekolah tertentu saja Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 13 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet.5, h Jusuf Enoch, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), Cet.2, h. 239

36 13 Nanang Fatttah mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) cara untuk menghitung unit cost: a. Biaya rata-rata per murid, yaitu biaya keseluruhan dibagi jumlah murid yang mendaftar di suatu sekolah/suatu level; b. Biaya rata-rata per lulusan adalah biaya total keseluruhan dibagi jumlah lulusan. 15 Idealnya dalam sistem penganggaran di Indonesia adalah menggunakan prinsip money follow function, yaitu di mana pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi dari masing-masing satuan kerja (satuan kerja)/unit sesuai dengan amanat undang-undang. 16 Prinsip ini menerangkan bahwa biaya atau uang yang dibutuhkan adalah sesuai dengan kegiatan atau aktivitas yang sudah dibuat terlebih dahulu bukan uang terlebih dulu ada kemudian baru menyusun kegiatan. Prinsip ini memungkin seluruh kegiatan yang ada dapat terlaksana secara tepat dan terencana. Lain halnya dengan Matin, beliau mengungkapkan bahwa Konsep biaya satuan adalah menunjuk kepada jumlah biaya rutin yang dihabiskan setiap siswa selama satu tahun ajaran. Biaya satuan dapat disebut biaya pendidikan untuk satu siswa dalam satu tahun pada jenjang pendidikan tertentu. 17 Unit cost dihitung hanya berdasarkan kepada biaya rutin atau disebut juga dengan biaya operasional. Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), Cet.1, h Matin, Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajawali Pers,2013), h Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet.5, h. 24

37 14 Menurut Piet A. Sahertian, penentuan unit cost dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yakni: 1. Unit cost untuk keperluan rutin yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk mendidik seorang siswa pada satu tingkatan dan jenis pendidikan tertentu selama satu tahun. 2. Unit cost untuk biaya modal yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk menyediakan tempat bagi seorang siswa pada suatu tingkatan dan jenis pendidikan tertentu. 19 Pendapat di atas membedakan unit cost dalam biaya operasional dan unit cost dalam biaya modal atau investasi, masing-masing memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Jika kita ingin mengetahui berapa jumlah keperluan untuk setiap siswa setiap tahunnya maka kita menggunakan unit cost untuk keperluan rutin sedangkan jika ingin menambah sarana prasarana sekolah maka menghitung unit cost untuk biaya modal. Menteri Keuangan Republik Indonesia sudah mengatur setiap Kementrian Negara/Lembaga dalam menentukan biaya satuannya dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 37/PMK/.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran Disebutkan bahwa Standar Biaya Masukan adalah satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang digunakan untuk menyusun biaya komponen masukan kegiatan. Standar Biaya Masukan ini berfungsi sebagai acuan untuk menyusun biaya komponen masukan kegiatan dalam RKA-K/L berbasis kinerja Tahun 2013 selain itu SBM juga berfungsi sebagai batas tertinggi dalam penentuan biaya dan estimasi. 20 Berbeda dengan beberapa pendapat lainnya di atas, Dedi Supriadi membagi unit cost kedalam jenis/tingkat, satuan biaya (unit cost) terdiri 19 Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional,1994), Cet.1, h Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 37/PMK/.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013.

38 15 atas tiga jenis/tingkat. Pertama, di tingkat sekolah, satuan biaya siswa adalah rata-rata biaya per siswa per tahun yang merupakan hasil bagi dari total RAPBS dan dana non-rapbs oleh jumlah siswa. Kedua, dari segi siswa, satuan biaya menunjuk pada jumlah total pengeluaran (keluarga) siswa untuk pendidikan. Ketiga, satuan biaya total per siswa adalah ratarata dari seluruh dana pemerintah dan masyarakat yang diterima oleh sekolah ditambah dengan pengeluaran setiap siswa. 21 Penjumlahan dari semua dana yang diperoleh oleh lembaga pendidikan atau yang diperhitungkan terjadi merupakan total biaya yang diterima oleh lembaga pendidikan yang bila dibagi dengan jumlah siswa akan diperoleh unit cost/ biaya satuan per siswa. 22 Dari uraian di atas mengenai pengertian biaya satuan (unit cost) dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya satuan (unit cost) pendidikan adalah biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan pendidikan. Biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan standar dalam pemenuhan kebutuhan untuk setiap siswa di sekolah. 3. Klasifikasi Biaya Pendidikan Berkenaan dengan biaya pendidikan, pengklasifikasiannya sangat beragam dan banyak ahli yang mengemukakan pendapat yang berbedabeda. Pemerintah mempunyai klasifikasi sendiri mengenai klasifikasi biaya pendidikan. Pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelengaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi : biaya investasi, biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa. 21 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003), h Uhar Saputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama,2010), h. 278

39 16 b. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau penyelenggaraan/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. c. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang dikeluarkan oleh keluarga dari peserta didik. 23 Pendapat menurut Uhar Suharsaputra, biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi: a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan pendidikan dan dapat secara langsung pula meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan Indirect cost (biaya tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya. b. Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu biaya sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga yang membiayai sekolah anaknya, dan termasuk didalamnya forgone oppurtunities (biaya kesempatan yang hilang). 24 Pendapat lain dikemukakan oleh Matin, Biaya pendidikan dibagi menjadi 2 (dua) macam, yakni: a. Biaya pembangunan adalah biaya yang diperlukan sekolah dalam memenuhi kebutuhan akan barang-barang atau sarana prasarana sekolah untuk memberikan pelayan pendidikan dan dalam periode yang lama, seperti membangun gedung sekolah, membeli peralatan praktek dan lain-lain. b. Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang terus menerus atau rutin, secara teratur berulang-ulang setiap bulan, 23 Mulyono MA, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2010), h Uhar Saputra, op. cit., h

40 17 setiap semester, atau setiap tahun, seperti gaji guru, gaji staf administrasi dan pegawai lainnya,biaya operasional dan pemeliharaan gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, dan lain-lain. 25 Menurut Dedi Supriadi, dalam teori dan praktik pembiayaan pendidikan, baik pada tatanan makro maupun mikro, Biaya pendidikan dikelompokan menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Biaya langsung (direct cost) adalah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan dan biaya tidak langsung (indirect cost) adalah pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah. b. Biaya pribadi (private cost) adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau dikenal juga pengeluaran rumah tangga (household expenditure) dan biaya sosial (social cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan. c. Biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan bukan uang (nonmonetary cost). 26 Menurut Nanang Fattah istilah biaya (cost) apabila digunakan secara spesifik, dapat disesuaikan (modifikasi) dengan gambaran seperti ini: Biaya langsung (direct cost), biaya utama (prime cost), biaya penukaran (conversion cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya tetap (fixed cost), biaya pengubah (variable cost), biaya terawasi (controlable cost), biaya produk (product cost), biaya periode (period cost), biaya gabungan (joint cost), dan biaya baku (standard cost). 27 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pusat Statistik Pendidikan Balitbang Depdiknas bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Indonesia mengenai pembiayaan pendidikan dari masa ke masa, biaya diklasifikasikan menjadi 6 (dua), yaitu: 25 Matin, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), h Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003), h Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), Cet.1, h. 3-4

41 18 a. Biaya uang (money cost) adalah biaya yang riil dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan seperti gaji tenaga kependidikan dan gaji non kependidikan, biaya bahan dan peralatan serta biaya gedung. b. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya uang yang hilang karena sumber daya tersebut dialokasikan untuk penyelenggaraan pendidikan. c. Biaya langsung murid adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh murid untuk kegiatan proses belajar mengajar. d. Biaya langsung oleh sekolah adalah biaya yang langsung dikeluarkan oleh sekolah sebagai akibat dari kegiatan pendidikan. e. Biaya penyelenggaraan adalah semua biaya yang digunakan untuk operasional sekolah. f. Biaya pembinaan adalah semua biaya yang digunakan untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraannya dan bersumber pada biaya pembangunan. 28 Dadang Suhardan dkk mengklasifikasikan biaya pendidikan kedalam 5 (lima) jenis yaitu: a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga siswa. b. Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah. c. Private cost, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar. d. Social cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar. e. Monetary cost, biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi berbentuk jasa, tenaga, dan waktu. 29 Nanang Fattah membagi biaya pendidikan hanya kedalam 2 (dua) jenis, meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya tranportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orangtua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning 28 Departemen Pendidikan Nasional, Pengkajian Pembiayaan Pendidikan dari Masa ke Masa, (Jakarta: Balitbang Depdiknas,2000), h Dadang Suhardan, dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), h

42 19 forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. 30 Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pembiayaan, Pasal 62, ayat 1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. 31 Biaya investasi terdiri dari konstruksi sekolah, peralatan maupun buku teks yang lama penggunaannya diperkiraan lebih dari 5 tahun. 32 Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, dan sebagainya, biaya depresiasi. 33 Biaya personal didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran, biaya personal meliputi: biaya pendaftaran, SPP, buku pelajaran.panduan/diktat, alat tulis dan perlengkapan sekolah, praktikum/keterampilan, biaya evaluasi/ujian, transportasi, dan lain-lain. 34 Berdasarkan beberapa pendapat tentang komponen biaya pendidikan di atas, dapat diambil pemahaman bahwa biaya pendidikan meliputi: (1) biaya satuan pendidikan, (2) biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, dan (3) biaya pribadi peserta didik. Biaya satuan pendidikan terdiri atas (a) biaya operasional, yaitu biaya personalia dan nonpersonalia, (b) biaya investasi, terdiri dari investasi lahan dan non lahan, (c) bantuan biaya pendidikan, yaitu Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan (d) beasiswa. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, yaitu biaya yang penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota. Atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat meliputi: (a) biaya investasi, yaitu biaya lahan pendidikan dan biaya bukan lahan pendidikan, (b) biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia. Biaya personalia satuan pendidikan meliputi gaji pokok guru honorer, tunjangan yang melekat pada gaji, dan tunjangan struktural bagi pejabat struktural. Biaya personalia penyelenggara dan/atau 30 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet.5, h Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), Cet.1, h Ibid., h Ibid., h Ibid., h

43 20 pengelolaan pendidikan meliputi gaji pokok pegawai PNS, tunjangan yang melekat pada gaji, dan tambahan penghasilan pegawai bagi PNS, guru honorer, dan tenaga kependidikan. Biaya peserta didik terdiri dari biaya pendaftaran, SPP, Perlengakapan sekolah dan alat tulis, kursus di luar sekolah, seragam, bahan penunjang mata pelajaran, biaya karyawisata, transportasi dan uang jajan/uang saku. Untuk memperjelas klasifikasi biaya pendidikan di sekolah yang dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), akan disajikan gambar di bawah ini:

44 21 Biaya Pendidikan Biaya Satuan Pendidikan Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan (Pusat/Pemda) Biaya Personal SPP Biaya Operasional Biaya Investasi Bantuan Biaya Pendidikan Alat tulis sekolah Buku Pelajaran Personalia Investasi Lahan Biaya Pendaftaran Tenaga Pendidik Investasi Non Lahan Bahan Penunjang Gaji & Tunj. Non Gaji & Tunj. Tenaga Kependidikan Gaji & Tunj. Non Gaji & Tunj. Non-Personalia Gedung & Bangunan Peralatan & Mesin Bahan Pustaka SDM MGMP Bantuan Siswa Miskin Seragam Transportasi Kursus Biaya Karyawisata Uang saku ATK atau ATS Daya dan Jasa Pemeliharaan Bahan Habis Pakai Ujian PPDB MOPDB Praktek Kerja Industri Ujian Kompetensi Perjalanan Dinas Ekstrakurikuler Pelaporan OPL Workshop Kurikulum LDK Gambar 2.1 Klasifikasi Biaya Pendidikan

45 22 4. Sumber Biaya Pendidikan Sumber biaya pendidikan perlu dibahas tersendiri dalam kajian teoritik karena dalam implementasinya pendidikan tidak lepas dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah selaku pemangku kebijakan memiliki andil besar dalam biaya pendidikan dan masyarakat sebagai konsumen pendidikan juga ikut andil dalam terlaksananya pendidikan melalui perhatiannya terhadap biaya pendidikan. Terdapat beberapa pendapat mengenai sumber biaya pendidikan. Nanang Fattah mengemukakan pendapatnya bahwa, sumber-sumber keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha, dan alumni. 35 Sumber pembiayaan untuk sekolah terutama sekolah yang berstatus negeri berasal dari pemerintah yang umumnya terdiri dari dana rutin, yaitu gaji serta biaya operasional sekolah dan perawatan fasilitas (OPF), serta dana yang berasal dari masyarakat, baik yang berasal dari orang tua siswa, dan sumbangan dari masyarakat luas/dunia usaha. 36 Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan, Pasal 51 ayat 1 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. 37 Menurut Dedi Supriadi, dilihat dari sumber-sumbernya, biaya pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat, yaitu: a. Tingkat Makro (Nasional) berasal dari: (1) pendapatan Negara dari sektor pajak (yang beragam jenisnya), (2) pendapatan dari sektor non pajak, misalnya dari pemanfaatan sunber daya alam, (3) keuntungan dari ekspor barang dan jasa, (4) usaha-usaha Negara lainnya, termasuk termasuk dari divestasi saham pada perusahaan Negara (BUMN), serta (5) bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri (loon). 35 Ibid., h Ibid., h Mulyono, MA, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2010), h. 261

46 23 b. Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, anggaran untuk sektor pendidikan sebagian besar berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat ditambah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). c. Tingkat Sekolah, biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa dan sumbangan masyarakat. 38 Sri Minarti berpendapat bahwa dana keuangan dapat digali dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari dalam sekolah (intern) dan dana yang berasal dari luar (ekstern) sekolah. Adapun dana yang berasal dari dalam sekolah meliputi uang SPP siswa, uang pangkal atau uang gedung, bunga deposito dan akumulasi penyusutan sarana prasarana sekolah. Sedangkan dana yang berasal dari luar sekolah yaitu berupa sumbangan dari yayasan, pinjaman dari perbankan, atau sejenisnya. 39 Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matin bahwa Ada 5 (lima) jenis sumber pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan nyatanya dapat memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan sistem pendidikan, yaitu: (1) sumber dari pemerintah berupa pajak, pinjaman pemerintah, bantuan dari pihak asing, (2) sumber swasta berasal dari lembaga-lembaga yang mendukung sekolah-sekolah swasta, (3) klien dari sistem pendidikan yakni dana yang berasal dari siswa dan orangtua seperti iuran SPP dan yang lainnya, (4) penghasilan sekolah dan masyarakat yakni biaya yang dihasilkan dari semua aktivitas yang dilakukan sekolah dan masyarakat seperti penjualan hasil kerajinan, dan (5) subsidi melalui institusi adalah dimana kegiatan pendidikan dibiayai oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. 40 Menurut Uhar Suharsaputra, sumber dana sekolah biasanya diperoleh dari dua sumber, yakni dari pemerintah yang umumnya terdiri 38 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003), h Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011), h Matin, Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), h

47 24 dari dana rutin dan biaya operasional dan dana dari masyarakat, baik orang tua siswa maupun kelompok masyarakat lainnya. 41 Mulyasa berpendapat bahwa sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduakeduanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, (2) orang tua atau peserta didik, (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat. Nanang Fattah dalam penelitian tentang biaya pendidikan di Sekolah Dasar di Jawa Barat menyebutkan sumber penerimaan terdiri dari pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah (APBD), orangtua murid (BP3), dan masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di atas, khususnya untuk sekolah menengah khususnya sekolah menengah kejuruan yang berstatus negeri (SMKN), pendanaannya bersumber dari (1) Pemerintah Pusat, (2) Pemerintah Daerah, dan (3) Masyarakat. Dana yang bersumber dari pemerintah pusat meliputi (a) dana rutin yaitu dana yang diberikan untuk membiayai kegiatan rutin/operasional, seperti Biaya Operasional Sekolah (BOS), gaji pokok pendidik dan tenaga kependidik yang berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS), dan tunjangan yang melekat pada gaji. (b) dana investasi yaitu dana yang diberikan untuk pengembangan sekolah, meliputi pembangunan gedung sekolah dan prasarana sekolah, pengembangan sumber daya manusia, pembelian peralatan pendidikan dan (c) bantuan biaya pendidikan berupa Bantuan Siswa Miskin (BSM). Dana yang bersumber dari pemerintah daerah meliputi (a) dana rutin yaitu dana yang diberikan untuk membiayai kegitan rutin/operasional, seperti Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), (b) dana investasi yaitu dana yang dibeirkan untuk pengembangan sekolah, meliputi pembangunan gedung sekolah dan prasarana sekolah, pengembangan sumber daya 41 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama,2010), h. 271

48 25 manusia, pembelian peralatan pendidikan dan (c) bantuan biaya pendidikan berupa Bantuan Siswa Miskin (BSM). Dana yang bersumber dari masyarakat yaitu iuran wajib setiap siswa setiap bulan yakni SPP. 5. Analisis Biaya Pendidikan Penelitian ini menganalisis biaya pendidikan menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC). Oleh karena itu, penulis akan menyajikan beberapa pengertian dari ABC, istilah-istilah dalam ABC, tahapan analisis biaya menggunakan ABC, serta manfaat dan keterbatasan ABC. Menurut Indra Bastian, landasan teori yang dipakai untuk memecahkan permasalahan perhitungan biaya di Sekolah Dasar dan Menengah adalah pendekatan akuntansi biaya tradisional dan Activity Costing System (ACS). 42 Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem perhitungan biaya adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing) ABC. ABC memperbaiki sistem perhitungan biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar (fundamental). 43 Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. 44 Activity Based Costing (ABC) didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga,2007), h Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, dan George Foster, Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial, (Jakarta: PT. Indeks,2008), h Edward J. Blocher, Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,2000), h William K. Carter, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,2009), h. 528

49 26 Menurut Michael W. Maher dan Edward B. Deakin, mendefinisikan kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan sebagai berikut: Kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan adalah suatu metode kalkulasi biaya yang membebankan biaya tak langsung untuk membuat produk, seperti pengujian kualitas, reparasi mesin, dan rekayasa produk pada aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk, kemudian menjumlahkan biaya dari kegiatan itu untuk menentukan biaya pembuatan produk tersebut. 46 Dari penjelasan mengenai definisi Activity Based Costing (ABC), penulis menarik kesimpulan bahwa Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang didasarkan pada aktivitas. Sebelum membahas lebih jauh tentang ABC system, terdapat istilahistilah yang harus diketahui, diantaranya: a. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam organsiasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. b. Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Contoh dalam bidang pendidikan adalah guru, gaji, alat pendidikan, dan lain-lain. c. Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan. Dalam bidang pendidikan objek biaya adalah jasa/pelayanan jasa. d. Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool. Contoh: biaya ujian, biaya penerimaan siswa baru, biaya praktek, dan lain-lain. e. Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver merupakan factor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Contoh: jumlah siswa, jumlah guru, jumlah tenaga kependidikan, frekuensi kegiatan, frekuensi perbaikan, dan lain-lain. 47 Alasan menggunakan metode ABC, diantaranya: 1. Biaya produksi overhead telah meningkat signifikan; 46 Michael W.Maher dan Edward B.Deakin, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Erlangga,1996), Cet.1, h Edward. loc. cit.

50 27 2. Peningkatan biaya produksi overhead menyebabkan tidak berhubungan lagi dengan jam mesin produktif. 3. Keragaman produk dan keragaman kebutuhan pelanggan telah tumbuh; 4. Beberapa produk perusahaan diproduksi dalam batch yang besar; 5. Persaingan global (global competition). 48 Indra Bastian berpendapat bahwa proses dan sistematika pemecehan masalah perhitungan biaya adalah melalui rincian tahapan sebagai berikut: a. Pemahaman mengenai pengertian biaya; b. Klasifikasi dan identifikasi biaya-biaya yang terjadi di sekolah ke dalam kategori tertentu dengan pendekatan ACS; c. Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan informatif; d. Simulasi aplikasi model perhitungan biaya; Setelah diketahui konsep biaya dan klasifikasi biaya, identifikasi biaya yang terjadi di sekolah disesuaikan dengan APBS. Logika hubungan antara biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut : Activity Costing System e. Aktivitas Biaya Anggaran Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Gambar 2.2 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan Sekolah Menengah 48 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT.Indeks,2013), Cet.1, h.159

51 28 Anggaran yang terjadi di sekolah terdiri dari beberapa aktivitas yang terjadi dalam proses Kegitan Belajar Mengajar (KBM). Dari beberapa aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terbagi menjadi 2 (dua) komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Selanjutnya, digunakanlah alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu alat perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas yang dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci secara lebih akurat. 49 Dalam sistem ABC dikenal prosedur alokasi dua tahap, yaitu: 1. Alokasi Tahap Pertama Proses pembebanan biaya sumber daya, yaitu overhead dibebankan ke cost pool aktivitas atau kelompok aktivitas yang disebut pusat aktivitas (activity centre) dengan menggunakan driver sumber daya (resources driver) yang tepat. 2. Alokasi Tahap Kedua Proses pembebanan biaya, dimana biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan driver aktivitas (activity driver) yang tepat. Driver aktivitas mengukur berapa banyak aktivitas yang digunakan oleh objek biaya. 50 Edward J. Blocher dkk mengemukakan pendapatnya yaitu terdapat tiga tahap utama dalam merancang sistem ABC adalah: (1) mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas, (2) membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Akan dijelaskan masing-masing tahap: 1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas. Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai aktivitas. Analisis aktivitas adalah identifikasi dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam organisasi. 49 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan,(Jakarta : Erlangga,2007), h Edward, op.cit., h.122

52 29 2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya (resources driver) digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya meliputi (1) jumlah siswa, (2) jumlah guru, (3) jumlah Tata Usaha, (4) jumlah mata pelajaran. Driver aktivitas (activity driver) meliputi (1) frekuensi kegiatan, (2) frekuensi perbaikan, (3) frekuensi pemeliharaan. 3. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Jika biaya aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk mengukur biaya aktivitas per unit. Dilakukan dengan cara mengukur biaya per unit untuk output yang diproduksi oleh aktivitas tersebut. Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. 51 Menurut Meidi Wibowo, terdapat 3 (tiga) bagian dalam menjalankan sistem ABC, yaitu: 1. Bagian pertama: Membangun ulang data keuangan dan operasional. Menjelaskan bagaimana data yang ada, baik keuangan maupun operasional harus mengalami treatment yang berbeda. 2. Bagian kedua: Menentukan objek biaya. menjelaskan bagaimana cara menentukan sasaran yang akan dihitung. 3. Bagian ketiga: Menentukan drivers. Menjelaskan bagaimana cara menentukan sebuah driver, yaitu sebuah hubungan relevansi tertentu antara sumberdaya dan aktifitas (sumberdaya driver), maupun antara aktifitas dan objek biaya (aktifitas driver). 52 Selama membicarakan sistem ABC, selalu ingat tiga pedoman berikut untuk memperbaiki sistem perhitungan biaya, sebagai berikut: 1. Penelusuran biaya langsung. Salah satu ciri sistem ABC terletak pada tujuannya untuk mengidentifikasi beberapa biaya atau kelompok biaya yang bisa diklasifikasikan sebagai biaya langsung, bukan biaya tidak langsung. 2. Kelompok biaya tidak langsung. Sistem ABC membentuk banyak kelompok biaya yang lebih terkait dengan aktivitas yang berbeda. 3. Dasar alokasi biaya. Untuk setiap kelompok biaya aktivitas, ukuran aktivitas yang dikerjakan menjadi dasar alokasi biaya. 53 Langkah-langkah penerapan model ABC menurut Charles T. Horngren, dkk adalah sebagai berikut: 51 Edward, op. cit., h Meidi Wibowo, Integrasi Proses Bisnis: Metode Peningkatan Efisisensi Perusahaan, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2006), h Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, dan George Foster, Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial, (Jakarta: PT. Indeks,2008), h. 171

53 30 1. Identifikasi produk yang menjadi objek biaya. 2. Hitung biaya langsung dari produk. 3. Pilih dasar pengalokasian biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk. 4. Identifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap dasar alokasi biaya. 5. Hitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan biaya tak langsung ke produk. 6. Hitung biaya tak langsung yang dialokasikan ke produk. 7. Hitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung. 54 Proses pembebanan biaya pada sistem ABC menurut Roztocki terdapat 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Prosedur tahap pertama Dalam rangka melaksanakan ABC, proses bisnis harus dibagi ke dalam serangkaian kegiatan. Dalam membangun kegiatan yang diperlukan ABC, proses yang homogen harus dikelompokan bersama. Pada prosedur tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi aktivitas, kemudian biaya yang ada dihubungkan dengan masing-masing aktivitas, biaya dan aktivitas dikelompokan kedalam kelompok-kelompok yang homogen. Setiap perusahaan memiliki banyak aktivitas yang berbeda-beda oleh karena itu aktivitas harus dikelompokan. Untuk menentukan biaya pada tiap-tiap aktivitas, perusahaan harus menetukan activity driver. Langkah selanjutnya yaitu menjumlahkan biaya pada tiap-tiap kelompok biaya atau cost pool dan menghitung tarif kelompok biaya. 2. Prosedur tahap kedua Tahap kedua ini, biaya setiap kelompok ditelusuri ke produk. Dalam penelurusan biaya kelompok ke produk menggunakan tarif 54 Ibid., h

54 31 kelompok yang sudah dihitung pada tahap pertama dan mengukur jumlah sumber daya yang digunakan oleh produk. 55 Prosedur yang diusulkan untuk melacak biaya overhead ke objek biaya, yakni: 1. Langkah 1 : Identifikasi expense category (kategori biaya). 2. Langkah 2 : Mengidentifikasi kegiatan utama. 3. Langkah 3 : Kaitkan biaya untuk aktivitas dengan membentuk Expense-Activity-Dependence (EAD) matrix. 4. Langkah 4 : Ganti tanda check list dengan proporsi di EAD matrix. 5. Langkah 5 : Menghitung biaya pada setiap kegiatan. 6. Langkah 6 : Kaitkan kegiatan ke produk dengan membentuk Activity- Product-Dependence (APD) matrix. 7. Langkah 7 : Ganti tanda check list dengan proporsi APD matrix. 8. Langkah 8 : Memperoleh biaya pada setiap produk. 56 ABC membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya tradisional. ABC juga memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa, dan aktivitas perusahaan yang memberi kontribusi sampai lini yang paling dasar dalam jangka panjang. Manfaat utama ABC adalah: 1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kepada keputusan stratejik yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal. 2. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan product value dan process value dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek peningkatan value. 55 Narcyz Roztocki, Joerge F. Valenzuela, Jose D. Porte, Robin M. Monk & Kim LaScola Needy, A Procedure for Smooth Implementation of Activity Based Costing in Small Companies, Proceedings of the 1999 American Society of Engineering Management (ASEM) National Conference, 1999, pp Ibid.

55 32 3. ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan bisnis. 57 Meskipun ABC memberikan alternatif penelusuran biaya ke produk individual secara lebih baik, tetapi juga mempunyai keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum menggunakannya untuk menghitung biaya. keterbatasan ABC adalah: 1. Alokasi. Bahkan jika data aktivitas tersedia, beberapa biaya mungkin membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume yang arbitrer sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. 2. Mengabaikan biaya. beberapa biaya yang diidentifikasi pada produk tertentu diabaikan dari analisis. Aktivitas yang biasanya sering diabaikan adalah pemasaran. 3. Pengeluaran dan waktu dikonsumsi. Sistem ABC sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan dan membutuhkan waktu yang banyak. 58 B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan. Tempat dimana proses pembelajaran terjadi, interaksi antara guru dan siswa berlangsung, dan tempat pengembangan potensi siswa. Di Indonesia banyak sekali jenis sekolah, diantaranya sekolah yang berstatus negeri dan swasta. Sekolah umum dan kejuruan. Sekolah umum dan madrasah. Dalam penelitian ini, fokusnya adalah pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Undang - Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pada jenjang pendidikan formal, satuan pendidikan dikelompokkan menjadi tiga yaitu satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, dan satuan pendidikan tinggi. Satuan Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah 57 Edward J. Blocher, Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,2000), h Ibid., h

56 33 Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 tahun 1990 menerangkan tentang Pendidikan Menengah, Pendidikan Menegah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. 59 Tujuan Pendidikan Kejuruan yang dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 tahun 1990, kemudian dijabarkan lagi dalam keputusan Mendikbud No. 0490/U/1990 sebagai berikut: a) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar; b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan sekitar; c) Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu, teknologi, dan keterampilan, serta, d) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. 60 Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pembangunan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu sehingga siap memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan hanya diselenggarakan di tingkat lanjutan atas, yaitu Sekolah Menegah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK), dan Sekolah Teknik Menengah (STM). Sekarang, seluruh pendidikan kejuruan lanjutan atas ini disebut dengan nama sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 61 Pada jenjang pendidikan SMK terdapat perbedaan bila dibandingkan dengan biaya yang ada di SMA, yang menjadi pembeda antara biaya di SMA dengan biaya di SMK diantaranya : Biaya Praktek Lapangan dan Prakerin (Praktek Industri). Uji Kompetensi, Observasi 59 Dadang Suhardan, dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), h Ibid., h Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga,2007), h. 26

57 34 C. Hasil Kajian yang Relevan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama dan Jenis Penelitian Tahun Hasil Penelitian 1 Khairil Pajri/Jurnal 2 Eka Purwanti dan Sumarjo/Jurnal 2013 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan biaya yang dikeluarkan masing-masing siswa pada mata pelajaran praktek kerja bengkel Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta, hasil dari penelitian ini adalah kelas X sebesar Rp , kelas XI sebesar Rp dan kelas XII sebesar Rp Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar unit cost bahan praktik kerja bengkel Jurusan Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta, hasil penelitian diperoleh unit cost berdasarkan perhitungan riil per tahun yaitu sebesar Rp Besar unit cost per tahun per siswa adalah Rp Terjadi sisa anggaran dari kebutuhan riil yaitu sebesar Rp Ngadirin/Jurnal 2011 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah dalam bidang pembiayaan pendidikan

58 35 dasar, analisis yang dilakukan termasuk menghitung biaya satuan pendidikan sekolah dasar. Hasil analisis menunjukkan satuan biaya untuk sekolah dasar adalah sebesar Rp per siswa per tahun yang jauh lebih besar dari alokasi satuan biaya yang diterapkan saat ini. 4 Ibnu Prakosa/ Tesis 2010 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nominal biaya operasional pendidikan per tahun per siswa dengan pendekatan factual dan dengan pendekatan Activity Based Costing (ABC) di SMP SSN dan SMP RSBI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan tradisional di SMP N Y dan di SMP N Z telah menyebabkan mis-alokasi pembebanan biaya di tiap kelas program yang diselenggarakan sekolah, yakni dengan pendekatan tradisional menghasilkan: SMP N Y, 1) kelas regular Rp ; 2) kelas unggulan Rp ; 3) kelas internasional Rp SMP N Z, 1) kelas regular Rp ; 2) kelas unggulan Rp ; 3) kelas internasional Rp dan dengan pendekatan ABC menghasilkan: SMP N Y, 1) kelas regular Rp ; 2) kelas unggulan

59 36 Rp ; 3) kelas internasional Rp SMP N Z, 1) kelas regular Rp ; 2) kelas unggulan Rp ; 3) kelas internasional Rp Khusnul Sofiliana/Tesis 2009 Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besar biaya jasa pendidikan menggunakan pendekatan ABC System di SMP X Sidoarjo, hasil dari penelitian ini yaitu unit cost per siswa per tahun anggaran 2005/2006 adalah Rp ,- sedangkan pada kondisi exsisting sebesar Rp ,- sehingga pihak SMP memiliki surplus anggaran SPP per siswa per tahun Rp ,- atau per bulan sebesar Rp ,-. D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada penelitian 5 (lima) tahun terakhir. Persamaannya yakni sama-sama mencari unit cost atau biaya satuan pada sekolah. Namun ada beberapa perbedaan diantaranya: 1. Penelitian terdahulu hanya menghitung unit cost pada mata pelajaran atau bahan praktek saja sedangkan penelitian ini menghitung unit cost per bulan per siswa per program keahlian pada seluruh aktivititas yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2. Penelitian terdahulu melakukan perhitungan secara variasi antara tradisional dan ABC costing namun dalam penelitian ini hanya menggunakan perhitungan model Activity Based Costing (ABC).

60 37 3. Penelitian terdahulu meneliti pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD dan SMP namun dalam penelitian ini penelitian dilakukan di tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). E. Kerangka Berpikir Manajemen pengelolaan keuangan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan melalui 5 (lima) tahap yakni: tahap perencanaan dan penganggaran, tahap pelaksanaan dan pengelolaan, tahap pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, tahap sistem akuntansi dan pelaporan dan tahap pengawasan keuangan. Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Kelebihan dari sistem ini adalah ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan product value dan process value dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek peningkatan value dan ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan bisnis. Perancangan model menggunakan sistem ABC diantaranya melalui tahapan, yaitu : (1) Identifikasi proses bisnis yang terdiri dari manajerial proses, proses utama dan proses pendukung yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, (2) Mengidentifikasi cost object, direct labor cost, direct material cost, dan overhead cost, (3) Mengidentifikasi expense category, cost driver dan cost component, (4) Pembentukan model ABC. Dalam pengaplikasian model ABC dilakukan tahap, yakni: (1) Proses bisnis yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, (2) Transformasi mata anggaran belanja dari laporan keuangan ke dalam aktivitas, (3) Alokasi Activity overhead cost sesuai model ABC, (4)

61 38 Perhitungan direct labor cost, direct material cost dan overhead cost dan (5) Perhitungan biaya satuan (unit cost) pada setiap program keahlian. Manajemen Pengelolaan Keuangan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Activity Based Costing (ABC) Aktivitas Operasional/Rutin Aktivitas Pengembangan Perancangan Model ABC 1. Identifikasi proses bisnis yang terdiri dari manajerial proses, proses utama dan proses pendukung yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, 2. Mengidentifikasi cost object, direct labor cost, direct material cost, dan overhead cost, 3. Mengidentifikasi expense category, cost driver dan cost component, 4. Pembentukan model ABC. Unit Cost Aplikasi Model ABC 1. Proses bisnis yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, 2. Transformasi mata anggaran belanja dari laporan keuangan ke dalam aktivitas, 3. Alokasi Activity overhead cost sesuai model ABC, 4. Perhitungan direct labor cost, Gambar direct 2.3 material cost dan overhead cost. Kerangka Berfikir Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Raya Puspiptek, Perum Puri Serpong I, Setu Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Maret B. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan perhitungan biaya satuan per siswa per program keahlian. Perhitungan dilakukan menggunakan model Activity Based Costing (ABC). C. Sumber Data dan Data Penelitian Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 1 Terdapat 3 macam sumber data, yaitu: 1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 2 Adapun sumber data yang berupa person dalam penelitian ini yakni Kepala Sekolah, Kasubag Tata Usaha dan Bendahara Sekolah. 2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. 3 Sumber data ini berasal pada tempat penelitian yakni SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. 3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. 4 Sumber data ini meliputi 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h Ibid. 3 Ibid. 39

63 40 dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun 2012/2013 dan Tahun 2013/2014, dokumen realisasi RKAS Tahun 2013, Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Tahun 2013, Laporan Kas Komite, dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber data seperti person dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini yakni: a. Data Primer Data primer diperoleh dari sumber data pertama yakni person dengan menggunakan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan teknik dokumentasi. D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tenaga kependidikan dan siswa. Dalam penelitian kualitatif menggunakan non-probabilitas sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Adapun sampel dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, bendahara sekolah, kasubag Tata Usaha, bendahara dinas serta 3 (tiga) program keahlian yakni Aniamsi, Teknik Sepeda Motor (TSM) dan Administrasi Perkantoran (AP). 4 Ibid.

64 41 E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : a. Wawancara Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee). 5 Wawancara dilakukan secara formal. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai manajemen keuangan sekolah, pelaksanaan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), aktivitas-aktivitas yang terjadi di sekolah, dan sistem pelaporan yang digunakan oleh sekolah. Adapun sumber informasi dari wawancara yang dilakukan adalah Kepala Sekolah, Kasubag Tata Usaha, Bendahara Dinas dan Bendahara Sekolah. b. Observasi Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. 6 Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data dan agar memperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga dapat melakukan mapping terhadap cost component yang relevan bagi perhitungan unit cost program keahlian/siswa di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. c. Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, 5 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori Apliaksi), (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), h M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet.3, h. 115

65 42 peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 7 Penulis mengumpulkan data-data berupa dokumen sekolah seperti data siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, data sarana prasarana, RKAS, Realisasi RKAS, Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA), Laporan Kas Komite, dan dokumen KTSP Program Keahlian. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni mendapatkan nominal biaya pendidikan per siswa per bulan berdasarkan perhitungan dengan pendekatan Activity Based Costing (ABC). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan analisa sebagai berikut: 1. Telaah Aktivitas a. Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. b. Mengidentifikasi semua sumber daya (resources) yang dikonsumsi oleh sekolah, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja, mesin/peralatan dan lainnya. c. Mengidentifikasi jumlah orang, jumlah peralatan dan jumlah perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas. d. Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan, misalnya untuk aktivitas umum seperti listrik, telepon menggunakan driver jumlah. e. Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan banyaknya resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah dipilih dan relevan dengan aktivitas proses utama. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.201

66 43 2. Telaah Cost Object a. Mengidentifikasi Cost Object. b. Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jam penggunaan ruang, jumlah siswa, luas gedung dan ruangan, pemakaian daya dan jasa untuk setiap aktivitas yang menyerap biaya penuh untuk menghubungkan aktivitas ke Cost Object yang dikonsumsinya. c. Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya yang dikonsumsi melalui Activity Driver di Program Keahlian. 3. Tahap Perancangan Model a. Identifikasi proses bisnis SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, meliputi proses manajerial, proses utama dan proses pendukung. b. Review data keuangan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan meliputi Laporan Keuangan, RKAS, data Realisasi RKAS, DPPA 2013 untuk mengetahui mata anggaran yang ada, serta batasan penggunaannya. c. Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan oleh sekolah ke dalam activity dictionary atau rincian aktivitas yang mendefinisikan keseluruhan aktivitas yang mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya. d. Mengidentifikasi dan menetapkan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost. Penetapan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah tersebut dalam penelitian ini. e. Identifikasi Expense Category, Cost Driver, dan Cost Component. f. Penyusunan hirarki alokasi Activity Overhead Cost pada tiap Program Keahlian. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan/mengestimasi proporsi biaya yang diserap, yaitu melalui proporsi yang besarnya ditentukan oleh cost driver yang telah diidentifikasi.

67 44 4. Aplikasi Model pada tiap Program Keahlian Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan rancangan model yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya sebagai berikut: a. Biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing Program Keahlian sebanyak 3 Program Keahlian berdasarkan aktivitas yang telah ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense category. Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Deskripsi Aktivitas NO Indikator 1 Penerimaan Peserta Didik Baru 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru 3 Workshop Kurikulum 4 Latihan Dasar Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir Semester (UAS) 7 Observasi Praktek Lapangan 8 Praktek Kerja Industri 9 Uji Kompetensi Kejuruan 10 Ujian Sekolah 11 Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 12 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 13 Biaya Daya dan Jasa 14 Lomba-Lomba 15 Transport Rapat dan Perjalanan Dinas 16 Alat dan Bahan Habis Pakai Teknik Sepeda Adminsitrasi Animasi Motor Perkantoran DL DM OH DL DM OH DL DM OH Total

68 45 17 Alat Tulis Kantor 18 Peringatan Hari Besar Agama 19 Peringatan Hari Besar Nasional 20 Penulisan Laporan 21 Ekstrakurikuler 22 Rapat Kerja 23 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 24 Classmeeting 25 Perpisahan / Wisuda 26 Pendalaman Materi / Bimbel 27 Tunjangan Struktural 28 Tryout 29 Pembelian Buku 30 Pentas Seni 31 Gaji PNS 32 TPP PNS, guru honor, TU dan toolman. NO Indikator 33 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 34 Pengembangan SDM 35 Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian 36 Pengadaan Alat Praktek 3 Program Keahlian 37 Pembelian Alat Pendidikan 38 Pembangunan Gedung Sekolah Teknik Sepeda Adminstrasi Animasi Motor Perkantoran DL DM OH DL DM OH DL DM OH Total

69 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Berdiri pada tanggal 22 Februari 2010 melalui Surat Izin Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan nomor : 800/Dispen/2010. Berlokasi di Kampung Sari Mulya, Desa Setu, Kecamatan Setu sekitar Kawasan Puspiptek Serpong - Tangerang Selatan. Kompetensi Keahlian yang pertama beroperasi adalah Animasi dan Teknik Sepeda Motor dengan jumlah siswa sebanyak 185 dan jumlah kelas 5. Menginjak tahun kedua pada tahun 2011, SMK Negeri 3 Tangerang Selatan menambah satu kompetensi keahlian baru yaitu Administrasi Perkantoran. Saat itu jumlah siswa yang aktif di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sebanyak 425 siswa. Pada tahun 2012 penerimaan siswa baru sebanyak 285 siswa, sehingga total sampai saat ini berjumlah 710 siswa. Total siswa pada tahun 2013 berjumlah 775 siswa. Jumlah rombongan belajar 23 yaitu 8 rombel kelas X, 8 rombel kelas XI dan 7 rombel kelas XII. Latar belakang ekonomi orangtua siswa dominan pada status menengah kebawah dengan profesi terbesar adalah wiraswasta (26%), Pegawai Swasta (23%), PNS dan Buruh (13%), Pedagang (10%), TNI (8%) dan Petani (7%). Jurusan Teknik Sepeda Motor mendapatkan akreditasi A pada tanggal 09 Oktober Untuk jurusan Animasi dan Administrasi Perkantoran belum berstatus akreditasi. Sejak berdirinya SMK Negeri 3 Tangerang Selatan dikepalai oleh Drs. Idris, M.Pd masa jabatan dari Februari 2010 sampai dengan Oktober Mulai Oktober 2010 hingga saat ini Kepala Sekolahnya adalah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M. 46

70 47 SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pengembangan. Rincian fasilitas sarana prasarana sekolah akan disajikan dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Total Luas Lahan m 2 a. Luas Lahan Bangunan m 2 b. Luas Lahan Tanpa Bangunan 1) Halaman Parkir 215 m 2 2) Lahan Kosong m 2 2 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang, ukuran 8 x 8 3 Ruang Guru 2 ruang, ukuran 8 x 8 3 Ruang TU 1 ruang, ukuran 4 x 4 4 Ruang Kelas 9 ruang, ukuran 8 x 9 5 Ruang Lab. Komputer 1 ruang, ukuran 8 x 7 6 Ruang Lab. Bahasa 1 ruang, ukuran 8 x 7 7 Bengkel 1 ruang, ukuran 8 x 7 8 Ruang Perpustakaan - 9 Musholla 1 ruang, ukuran 8 x 8 10 Ruang BK 1 ruang, ukuran 8 x 8 11 Ruang Osis 1 ruang, ukuran 6 x 6 12 Ruang UKS - 13 Toilet Kepala Sekolah 1 ruang, ukuran 3 x 3 14 Toilet Guru 3 ruang, ukuran 3 x 3 15 Toilet Siswa 7 ruang, ukuran 3 x 3 16 Koperasi 1 ruang, ukuran 6 x 6 17 Lapangan Olahraga 1 buah 18 Halaman Upacara 1 buah 19 Halaman Parkir 1 buah

71 48 2. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki struktur organisasi yang akan disajikan pada gambar sebagai berikut: Konsultan DU/DI.. Kepala Sekolah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M Komite H. Cepi Sobirin Kepala Unit Produksi Ir. Reygie Lukman Kasubag TU Heny Purwita, S.E Siti Jumiarti, S.Sy Adi Wijaya, S.Kom Wakasek. Kurikulum Surya Wedi, S.Kom Wakasek. Kesiswaan Toni, S.Pd Wakasek. Sapras Nurmalia Yunita, S.Pd Wakasek. Humas Eka Dwi Karyati, S.Pd Kaprog. TSM Ja far Wahid, S.T Kaprog. Animasi Sofyan Muchlis, S.Kom Kaprog. Administrasi Perkantoran Suhernih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Pembimbing BK Kelas X Lastri Fajriah, S.Pd Pembimbing BK Kelas XI Via Noorlatipah, S.Pd Pembimbing BK Kelas XII Ika Sartika, S.Ap Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Struktur organisasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan terdiri dari kepala sekolah, komite, konsultan DU/DI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), Kabag Tata Usaha, Wakil Kepala Sekolah yang dibagi menjadi 4 yaitu Wakasek bagian Kurikulum, Humas, Sarana Prasarana dan Kesiswaan. Ketua program, pembimbing BK, Guru Mata Pelajaran. Jumlah seluruh guru adalah 51 dengan rincian 16 yang sudah berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS) dan 35

72 49 berstatus honorer/kontrak. Latar belakang pendidikan guru S1 adalah 48 orang, S2 2 (dua) orang dan SMA 1 (satu) orang. Jumlah Tenaga Kependidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah 9 orang dengan rincian 1 Kepala bagian Tata Usaha dengan 2 staff. Petugas kebersihan (3 orang) dan petugas keamanan (3 orang). Latar belakang pendidikan tenaga kependidikan S1 (3 orang), SMK (2 orang), dan tidak memiliki latar belakang pendidikan (4 orang). Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki visi Menjadi SMK terunggul di bidang IPTEK dan IMTAK. Visi tersebut dijabarkan kedalam 8 item Misi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Rincian dari Misi akan disajikan dalam lampiran 6. Tujuan sekolah mengarah kepada lulusan yang produktif, mandiri serta mampu mengisi lowongan pekerjaan di Dunia Usaha/Industri (DU/DI) dan membekali peserta didik dengan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan lebih tinggi. Setiap kompetensi keahlian memiliki visi, misi dan tujuannya masing-masing yang akan disajikan dalam lampiran 7. B. Kebijakan Manajemen Keuangan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang merupakan sekolah Negeri, pola pengelolaan keuangannya adalah sentralisasi. Maka terjadi pengaturan dalam manajemen keuangannya melalui 5 (lima) tahap, yakni: 1. Perencanaan dan Penganggaran Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dilakukan secara terpadu, proses penyusunan dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang terkait yang mengetahui anggaran sekolah seperti kepala sekolah, komite, bendahara, kasubag TU, wakil kepala sekolah serta kepala program keahlian.

73 50 Adapun tahapan dalam penyusunan RKAS adalah sebagai berikut: a. Kepala sekolah menentukan jadwal rapat penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). b. Kepala sekolah menyebarkan undangan rapat melalui sms kepada pihak yang terkait. c. Setiap unit kerja mendata kebutuhan yang diperlukan pada setiap bagiannya. Seperti : kepala program mendata kebutuhan alat praktek untuk tiap masing-masing program keahlian. d. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan kemudian dibuatkan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran. e. Waktu dalam pembuatan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) adalah 2 (dua) hari di bulan Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan awal tahun ajaran baru. Dengan rincian sebagai berikut: Hari pertama : Kepala sekolah menyebarkan undangan Hari kedua rapat penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). : Pelaksanaan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, bendahara, komite, kasubag TU, wakil kepala sekolah dan kepala program keahlian. Setiap pihak melaporkan kebutuhan pada setiap bagian yang kemudian diadakan musyawarah bersama untuk membuat anggaran sekolah dalam 1 (satu) tahun. 1 BOS SMK adalah program pemerintah berupa pemberian dana langsung ke SMK baik Negri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa 1 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, 03 Februari 2014

74 51 masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan. 2 Satuan biaya (unit cost) program R-BOS SMK sebesar Rp /siswa/tahun dan BOS SMK sebesar Rp /siswa/tahun. Dana program ini disalurkan dalam 2 (dua) tahap penyaluran. Dana R- BOS SMK adalah untuk periode Januari-Juni 2013, sedangkan dana BOS SMK adalah untuk periode Juli-Desember Sesuai dengan Petunjuk Teknis BOS SMK, Peruntukan dana BOS SMK sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 69 Tahun 2009, tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009 untuk SMP/Mts, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB, yang meliputi: 1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran yaitu biaya untuk mengganti buku yang rusak dan menambah referensi buku teks pelajaran. 2. Pembelian alat tulis sekolah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yaitu pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar mengajar. 3. Penggandaan soal dan penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan dan ujian meliputi ulangan harian, ulangan umum dan ujian sekolah. 4. Pembelian peralatan pendidikan, meliputi pembelian peralatan praktikum IPA, praktikum IPS, praktikum bahasa, peralatan komputer, peralatan ringan dan peralatan olahraga dan kesenian. 5. Pembelian bahan habis pakai, meliputi pembelian bahan praktikum IPA, bahan praktikum IPS, bahan praktikum bahasa, bahan praktikum komputer, bahan praktek kejuruan, dan bahan-bahan olahraga/kesenian, tinta dan toner printer. 6. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/ektrakurikuler, yaitu biaya untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ektrakurikuler seperti : Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), kegiatan pembinaan olimpiade sains, seni dan olahraga. 7. Penyelenggaraan uji kompetensi yaitu biaya untuk penyelenggaraan ujian kompetensi bagi siswa SMK yang akan lulus. 8. Penyelenggaraan praktek kerja industri yaitu biaya untuk penyelenggaraan praktek kerja industri bagi siswa SMK. 9. Pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana dan prasarana yaitu biaya untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah untuk mempertahankan kualitas sarana dan prasarana agar layak digunakan. Contoh : pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubelair, perbaikan lantai, perbaikan kamar mandi, perbaikan papan tulis, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. 2 Petunjuk Teknis Tahun 2013, Bantuan Operasional Siswa (BOS) Sekolah Menengah Kejuruan, h. 2 3 Ibid., h. 3

75 Langganan daya dan jasa lainnya yaitu biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti : listrik, telefon, air, internet dan lainnya. 11. Kegiatan penerimaan siswa baru yaitu biaya untuk penggandaan formulir pendaftaran dan administrasi pendaftaran. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi panitia penerimaan siswa baru. 12. Penyusunan dan pelaporan yaitu biaya untuk menyusun dan mengirimkan laporan sekolah kepada pihak berwenang. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi penyusun laporan. 4 Sedangkan jenis sumber dana lainnya yang dikelola oleh SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berasal dari: a. Pemerintah Pusat, diantaranya: 1) Gaji pendidik yang sudah berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS). 2) Bantuan Siswa Miskin Pusat (BSM Pusat), Dana yang diberikan dari pemerintah pusat untuk membantu siswa miskin untuk meringankan beban siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Dana yang diberikan sebesar Rp ,- diberikan kepada 45 siswa. b. Pemerintah Daerah, diantaranya: 1) BOS Daerah, yakni Dana Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Untuk tahun anggaran 2013 dana BOS Daerah sebesar Rp ,-. 2) Bantuan Siswa Miskin Daerah (BSM Daerah), dana yang diberikan dari pemerintah kota Tangerang Selatan untuk membantu siswa miskin untuk meringankan beban siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Dana yang diberikan sebesar Rp ,- diberikan kepada 24 siswa. 3) Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk PNS, guru honor, TU dan toolman. 4 Petunjuk Teknis Tahun 2013, Bantuan Operasional Siswa (BOS) Sekolah Menengah Kejuruan, h. 6-7

76 53 4) Pembangunan gedung sekolah, yakni dana yang diberikan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan untuk penambahan gedung baru 2 lantai untuk ruang kelas. 5) Alat Praktek 3 Program Keahlian, yakni dana yang diberikan untuk membeli alat-alat praktek seperti motor, komputer dan sebagainya. c. Komite Sekolah dalam hal ini adalah SPP siswa, yakni anggaran yang didapat dari iuran rutin siswa yang dibayarkan setiap bulan sebesar Rp , Pelaksanaan dan Pengelolaan Pengelola Keuangan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi 3, yakni pengelola dana bantuan dari pemerintah, pengelola dana komite sekolah, dan pengelola gaji PNS. 1). Pengelola Dana Bantuan dari Pemerintah Dana bantuan dari pemerintah meliputi Dana R-BOS, BOS SMK, Dana BOS Daerah dan Dana Investasi berupa dana pembangunan gedung atau ruang kelas. Pada realisasinya, dana kegiatan yang sudah tercantum di BOS Daerah maka tidak akan boleh ada di BOS SMK. Prosedur yang harus dilakukan sekolah untuk mendapatkan dana BOS SMK dan BOS Daerah adalah sebagai berikut: a. Sekolah mengirimkan data siswa ke Dinas Kota Tangerang Selatan dan Direktorat Pembina SMK melalui . b. Selanjutnya lembaga penyalur menyalurkan dana BOS langsung ke rekening SMK penerima. c. Kasubag Tata Usaha sebagai pengelola dana BOS bersama dengan Kepala Sekolah mengambil uang tersebut di Bank BRI. 5 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, 03 Februari 2014

77 54 d. Kasubag Tata Usaha mengalokasikan dana bantuan sesuai dengan aturan yang sudah tertulis didalam Petunjuk Teknis BOS SMK. e. Kasubag Tata Usaha pula yang membuat laporan realisasi dana BOS SMK. 6 2). Pengelola Dana Komite Sekolah Dana yang diterima oleh bendahara sekolah adalah SPP siswa sebesar Rp /siswa/bulan. Bendahara dibantu oleh 1 (satu) staff TU untuk mengelola uang SPP siswa. Adapun tugas dari bendahara sekolah adalah: a. Mencatat seluruh pemasukan SPP siswa setiap harinya. b. Mencatat pengeluaran sekolah yang menggunakan dana komite tersebut yaitu keperluan operasional sehari-hari sekolah. c. Menyimpan uang di rekening sekolah di Bank Jawa Barat (BJB). Pengambilan uang untuk keperluan sekolah harus dilakukan oleh bendahara didampingi Kepala Sekolah. d. Bendahara sekolah berkewajiban membuat laporan bulanan. Pada setiap akhir bulan diserahkan kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite. e. Menyimpan uang di Bank sekurang-kurangnya harus cukup untuk membayar honor guru non-pns selama 2 bulan. 7 3). Pengelola gaji PNS Gaji PNS dan kepegawaian PNS di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan diurus oleh bendahara dinas. Bendahara dinas akan mendata guru yang sudah berstatus PNS kemudian menyerahkan data tersebut ke Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Tugas dari bendahara dinas adalah : a. Mengurus Gaji dan TPP untuk PNS 6 Hasil wawancara dengan Kasubag Tata Usaha, 05 Februari Hasil wawancara dengan Bendahara Sekolah, 04 Februari 2014

78 55 b. Mengurus urusan kepegawaian seperti Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) di Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Untuk keperluan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, diperlukan antara lain data realisasi anggaran, bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi dan catatan atas laporan keuangan. Untuk keperluan tersebut, maka: a. Kasubag Tata Usaha selaku pemegang dana BOS SMK membuat laporan yang didalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMK melalui bos.kpd@ditsmk.net. b. Kasubag Tata Usaha juga membuat laporan penggunaan dana BOS Daerah yang diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Walikota Tangerang Selatan. c. Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) baik dari pusat maupun daerah. Laporan BSM Pusat diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tanngerang Selatan dengan tembusan Direktorat Pembinaan SMK. Dan laporan BSM Daerah diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Walikota Tangerang Selatan. d. Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun yang didalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite. 9 8 Hasil wawancara dengan Bendahara Dinas, 04 Februari Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, 03 Februari 2014

79 56 4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Sistem Pelaporan yang digunakan pada SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah sentralisasi, dimana sekolah melaporkan seluruh kegiatan yang menggunakan dana pemerintah akan dilaporkan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Berikut jenis-jenis laporan yang harus disampaikan: a. Laporan Kas Komite Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara sekolah sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada: 1. Kepala Sekolah. 2. Ketua Komite. b. Laporan BOS SMK Secara umum laporan yang harus disiapkan oleh sekolah terdiri atas : laporan per semester yaitu Laporan semester I/periode Januari - Juni 2013 dan Laporan semester II/periode Juli - Desember Laporan ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1) Laporan Keseluruhan adalah laporan yang disusun oleh sekolah untuk kepentingan pertanggungjawaban pelaksanaan program. Laporan tersebut disimpan di sekolah dan harus ada ketika diperiksa setiap saat oleh tim audit/pemeriksa. 2) Laporan Ringkas adalah laporan pendek yang disusun oleh sekolah utnuk disampaikan ke Direktorat Pembinaan SMK, dan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Adapun ketentuan untuk tiap jenis laporan adalah sebagai berikut:

80 57 1) Laporan Keseluruhan Laporan keseluruhan sekurang-kurangnya berisi informasi yang mencakup, antara lain: a) Narasi laporan, memuat informasi sebagai berikut : (1) jumlah siswa, (2) jumlah dana yang diterima, (3) kapan dana diterima sekolah, (4) rekap penggunaan dana dari sisi pengeluran dan pembelanjaan yaitu untuk membantu membiayai operasional sekolah. b) Pertanggungjawabana penggunaan dana BOS SMK. c) Lampiran isian data individual melalui format DATA PASonline. d) Foto Dokumentasi. 2) Laporan Ringkas Laporan ringkas berisi informasi yang mencakup, ntara lain penggunaan dana dari sisi pembelanjaan (expenditure) yaitu untuk belanja operasional sekolah. c. Laporan BOS Daerah Laporan ini dibuat 3 (tiga) bulan sekali. Dana dari pemerintah cair dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sekali. Format laporannya sudah diatur oleh pemerintah daerah. Laporan yang dibuat yaitu laporan realisasi dana BOS Daerah beserta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. d. Laporan Bantuan Siswa Miskin Pusat Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1) Realisasi penggunaan dana BSM. 2) Bukti-bukti seperti kwitansi. 3) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) siswa. 4) Daftar siswa penerima SKTM.

81 58 e. Laporan Bantuan Siswa Miskin Daerah Laporan BSM Daerah sama dengan Laporan BSM Pusat. Laporannya dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1) Realisasi penggunaan dana BSM. 2) Bukti-bukti seperti kwitansi. 3) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) siswa. 4) Daftar siswa penerima SKTM. 10 No Laporan Keuangan 1 Setiap bulan Tabel 4.2 Periode Pelaporan Keuangan Jenis Laporan Keuangan 1. Laporan Kas Komite 2 Triwulan 1. Laporan dana BOS Daerah 3 Semesteran 1. Laporan BOS SMK 4 Tahunan 1. Laporan BSM Pusat 2. Laporan BSM Dilaporkan Kepada 1. Ketua Komite 2. Kepala Sekolah 1. Dinas Pendidikan Tangerang Selatan. 2. Walikota Tangerang Selatan 1. Dinas Pendidikan Tangerang Selatan. 2. Dinas Pendidikan Provinsi. 3. Direktorat Pembinaan SMK. 1. Dinas Pendidikan Tangerang Batas Waktu Pelaporan 1 minggu setelah periode pelaporan. Harus tepat waktu. Harus tepat waktu. Harus tepat waktu. 10 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, 03 februari 2014

82 59 Daerah Selatan. 2. Walikota Tangerang Selatan. 3. Direktorat Pembinaan SMK. 5. Pengawasan Keuangan Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dilakukan 3 (tiga) bulan sekali. Pengawasan dilakukan dalam rangka pengawasaan penggunaan Dana BOS Daerah. Pengawasan dari pusat dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mengawasi penyaluran dana BOS SMK di sekolah. Pengawasan dana komite dilakukan oleh Ketua Komite setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh Kepala Sekolah. 11 C. Perancangan Model ABC Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan harga pokok jasa pendidikan berbasis aktivitas dengan mengidentifikasi kegiatan yang terjadi kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori direct labor, direct material, dan overhead cost. Pelaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, maka akan dilaksanakan tahapan berikut: 1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah proses bisnis dengan model CIMOSA (Computer Integrated 11 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, 03 Februari 2014

83 60 Manufacturing for Open System Architecture). Dalam model ini proses bisnis dibagi menjadi 3 level, yaitu : manajerial process, core process dan support process. Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan manajemen yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Adapun kegiatan tersebut yakni: a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Meliputi aktivitas rapat tahunan yang dilaksanakan diawal tahun ajaran baru untuk menentukan arah dan kebijakan sekolah. b. Penyusunan strategi Meliputi aktivitas rapat koordinasi untuk pembagian tugas kerja kepada seluruh guru beserta jabatan struktural. c. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Meliputi aktivitas supervisi internal dan eksternal terhadap kinerja guru ataupun pengawasan yang dilakukan pada sistem keuangan sekolah. Aktivitas lainnya seperti evaluasi di akhir tahun. Selanjutnya level kedua adalah proses utama (core process), meliputi: a. Identifikasi kebutuhan dan pengembangan produk SMK Meliputi aktivitas penyusunan kebutuhan siswa pada setiap program keahlian, pengembangan kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI), penyusunan kurikulum, penyusunan kebutuhan alat praktek dan olahraga, penyusunan kebutuhan peralatan pengajaran. b. Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan produk SMK Meliputi aktivitas pengajaran, observasi praktek lapangan, bakti sosial dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan produk.

84 61 c. Proses pemasaran produk SMK Meliputi aktivitas kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) sesuai dengan program keahlian yang dimiliki SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. d. Proses tambahan pada produk SMK Meliputi aktivitas mengikut sertakan siswa dalam seminar-seminar di perguruan tinggi sekitar Jakarta dan Tangerang Selatan, mengikuti lomba-lomba tingkat kota, provinsi maupun nasional, mengadakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan dan aktivitas dukungan lainnya. Selanjutnya level ketiga adalah proses pendukung (support process), meliputi: a. Proses pengembangan SDM Meliputi aktivitas pendidikan dan latihan bagi seluruh guru, mengikut sertakan guru pada seminar-seminar nasional dan berbagai aktivitas pengembangan lainnya. b. Proses pengadaan infrastruktur TI Meliputi aktivitas pengadaan internet hotspot, CCTV, SAS (Sistem Akademik Siswa), pengadaan alat-alat laboratorium komputer dan bahasa. c. Proses administrasi dan keuangan Meliputi aktivitas administrasi guru seperti pemenuhan RPP, Silabus, PROTA, dan PROMES serta administrasi keuangan, sarana prasarana, siswa dan kurikulum dan aktivitas lain yang terkait dengan administrasi dan keuangan. d. Proses pemeliharaan Meliputi aktivitas pemeliharaan bangunan sekolah, pemeliharaan alatalat praktek program keahlian, pemeliharaan seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

85 62 Dari ketiga level diatas, seluruh aktivitas dilaksanakan yang berkaitan dengan proses manajerial, proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam suatu pembiayaan yang dikelola dengan penerimaan dan pengeluaran sekolah. Sumber dana yang dikelola oleh SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan digunakan untuk membiayai belanja dalam rangka keseluruhan usaha SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan baik dalam hal layanan pendidikan maupun umum dan administrasi. Berikut data Penerimaan dan Pengeluaran yang dikelola SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013: Tabel 4.3 Anggaran SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2013 No Sumber Dana Jumlah (Rp) Proporsi % 1 Pemerintah Pusat a. R-BOS b. BOS SMK c. BSM Pusat d. Gaji PNS Pemerintah Daerah a. BOSDA b. BSM Daerah c. TPP PNS dan Kepsek d. TPP Guru honor, TU dan toolman e. Pembangunan Gedung Sekolah f. Alat praktek Komite (SPP) Total Adapun pendapatan yang diperoleh oleh SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yakni yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana Rintisan BOS, BOS SMK, Gaji PNS dan BSM Pusat, dan yang

86 63 bersumber dari Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan berupa dana BOS Daerah (BOSDA), Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), pembangunan gedung, alat praktek 3 program keahlian dan BSM Daerah. Dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat dihitung berdasarkan jumlah siswa yang aktif di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dan dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah disesuaikan dengan tahun anggaran yang berjalan. Dana BOS SMK dan BOSDA yang diperoleh dipotong oleh pajak sebesar 15% dan untuk dana R-BOS dipotong pajak sebesar 10%. Adapun besaran dana sebelum dipotong pajak yakni R- BOS sebesar Rp ,-, BOS SMK sebesar Rp ,- dan BOSDA sebesar Rp ,-. Observasi yang dilakukan pada data keuangan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk memisahkan objek pembelanjaan dalam mata anggaran sesuai aktivitas yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan pengklasifikasian mata anggaran yang ada dalam aktivitas operasional/rutin dan aktivitas pengembangan. Aktivitas operasional/rutin dan aktivitas pengembangan akan disajikan dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Aktivitas Operasional/Rutin No Aktivitas Operasional Deskripsi 1 Penerimaan Peserta Didik Baru Pelayanan yang diberikan bagi peserta didik baru mulai dari pendaftaraan, ujian seleksi, pemberkasan, pengawasan serta penyusunan Tim panitia, pembuatan formulir, konsumsi, 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru dan insentif panitia. Kegiatan yang diperuntukan khusus peserta didik baru untuk mengenal lingkungan sekolah. 3 Workshop Kurikulum Meningkatkan kualitas dan mutu guru. Menyiapkan narasumber, konsumsi peserta workshop, sewa gedung. 4 Latihan Dasar Kepemimpinan Kegiatan bagi anggota osis baru yang dilatih dan dididik untuk menjadi calon pemimpin-pemimpin baru. Penyewaan

87 64 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir Semester (UAS) 7 Observasi Praktek Lapangan villa, tronton/bis, alat dan bahan habis pakai, konsumsi guru dan peserta. Penyusunan Tim panitia UTS, pembuatan jadwal, pembagian ruang dan kartu peserta UTS, pembuatan soal, koreksi, pengawasan UTS, distribusi soal, insentif panitia dan guru, dan konsumsi selama UTS. Penyusunan Tim panitia UAS, pembuatan jadwal, pembagian ruang dan kartu peserta UAS, pembuatan soal, koreksi, pengawasan UAS, distribusi soal, insentif panitia dan guru, dan konsumsi selama UAS. Kunjungan industri yang dilakukan khusus untuk kelas X dan mengunjungi objek observasi sesuai dengan program keahlian. 8 Praktek Kerja Industri Kegiatan magang siswa kelas XI di perusahaan atau instansi terkait yang sesuai dengan program keahlian. 9 Uji Kompetensi Kejuruan Ujian khusus siswa SMK, disesuaikan dengan program keahlian yang diambil. 10 Ujian Sekolah Pembentukan tim panitia, penggandaan soal, koreksi, pengawasan, dan evaluasi. 11 Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 12 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubelair, perbaikan lantai, perbaikan kamar mandi, perbaikan papan tulis, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Honor yang diberikan kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan. Honor ini diluar dari gaji PNS. 13 Biaya Daya dan Jasa Biaya listrik, telepon dan internet yang dibayarkan setiap bulan. 14 Lomba-Lomba Lomba-lomba yang diikuti oleh siswa baik yang diselenggarakan di sekolah maupun diluar sekolah seperti tingkat kota dan provinsi. 15 Transport Rapat dan Transport yang diberikan kepada Perjalanan Dinas kepala sekolah dan guru, untuk rapat diluar sekolah dan perjalanan dinas seperti menghadiri workshop dan seminar. 16 Alat dan Bahan Habis Pengadaan alat-alat kebersihan,

88 65 Pakai kesehatan, tinta, stempel, toner/tinta printer, dll. 17 Alat Tulis Kantor Pengadaan alat tulis kantor dan alat tulis pendukung pengajaran seperti 18 Peringatan Hari Besar Agama 19 Peringatan Hari Besar Nasional spidol, penghapus papan tulis dll. Kegiatan yang diadakan sekolah dalam memperingtai hari besar Agama meliputi Idul Adha, Peringatan Tahun Baru Islam, Isra Mi raj dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang diadakan sekolah dalam memperingati hari besar Nasional seperti Peringatan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. 20 Penulisan Laporan Kegiatan dalam rangka menyusun dan mengirimkan laporan kepada pihak yang berwenang. 21 Ekstrakurikuler Seluruh biaya untuk menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari insentif untuk pembina ekskul, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan ekstrakurikuler. 22 Rapat Kerja Rapat awal dan akhir tahun dalam penyusunan dan pelaporan keuangan. 23 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kegiatan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang dilakukan secara rutin. 24 Classmeeting Kegiatan akhir semester, mengisi kekosongan sebelum pembagian rapot. Biasanya diadakan berbagai macam lomba antar kelas. 25 Perpisahan / Wisuda Penyewaan gedung, rapat, pembelian bahan habis pakai dan peralatan. 26 Pendalaman Materi / Bimbel Pembuatan jadwal bimbel, menunjuk guru yang akan mengajar bimbel, dan latihan soal. 27 Tunjangan Struktural Tunjangan yang diberikan kepada guru yang juga mempunyai jabatan struktural. 28 Tryout Latihan soal ujian nasional untuk kelas XII seluruh program keahlian. Diselenggarakan baik dari sekolah maupun dari Dinas Pendidikan. 29 Pembelian Buku Membeli referensi buku untuk kebutuhan pengajaran. 30 Pentas Seni Kegiatan tahunan yang

89 66 diselenggarakan sekolah untuk mengapresiasi karya seni siswa, meliputi persiapan kepanitian, konsumsi, panggung/pentas, sound system dan lain sebagainya. 31 Gaji PNS Gaji yang diberikan setiap bulan kepada pendidik yang sudah berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS) dan Kepala Sekolah. 32 TPP PNS, guru honor, TU dan toolman. TPP adalah Tambahan Penghasilan Pegawai yang diberikan oleh pemerintah kota/daerah sebagai tambahan penghasilan bagi guru PNS, maupun guru honorer, TU dan toolman. Aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rutin adalah 32 aktivitas, serta yang berkaitan dengan aktivitas pengembangan adalah sebanyak 6 aktivitas yang digambarkan dari 34 aktivitas pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Aktivitas Pengembangan No Aktivitas Deskripsi Pengembangan 33 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Penyusunan jadwal, rapat, konsumsi guru, insentif guru, dan pembelian bahan habis pakai. 34 Pengembangan SDM Pengembangan SDM dengan mengikuti diklat untuk guru dan kepala sekolah. 35 Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian Pengadaan alat olahraga seperti bola, ring basket, lembing, dsb. Dan alat kesenian seperti alat band, dll. 36 Pengadaan Alat Praktek 3 Program Keahlian 37 Pembelian Alat Pendidikan 38 Pembangunan Gedung Sekolah Membeli sejumlah kebutuhan alat praktek pada setiap program keahlian yang diserahkan kepada kepala program masing-masing program keahlian seperti, komputer, motor dll. Pembelian peralatan-peralatan kebutuhan sekolah, seperti peralatan komputer, peralatan ringan. Penambahan gedung sekolah 2 lantai.

90 67 2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Mateial Cost dan Overhead Cost Dari pengamatan dan hasil identifikasi data diperoleh hasil berikut berkenaan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost pada tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost Penetapan Deskripsi Keterangan Cost Object Yaitu akumulasi biaya dari berbagai aktivitas. 12 Pendidikan Direct Labor Cost Direct Material Cost Overhead Cost Yaitu orang atau personel yang terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan. Yaitu biaya bahan langsung yang digunakan dikonsumsi dalam kegiatan pendidikan. Yaitu biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak langsung lainnya 13 Tenaga Pendidik dan Kependidikan Alat dan Bahan Habis Pakai, Alat Tulis Kantor/ATK, Alat Tulis Sekolah/ATS, dan lain sebagainya. Biaya pemeliharaan sarana prasarana, biaya perjalanan dinas, biaya perbaikan ringan sarana dan prasarana, dan biaya lain-lain yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dampaknya pada output Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, yakni menghasilkan peserta didik yang produktif, mampu bekerja mandiri, dapat mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha/Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi keahliannya. 12 Mulyono, M.A, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h William K. Carter, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 41

91 68 Biaya langsung dalam hal ini adalah Direct Labor dan Direct Material. Direct Labor yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang menghasilkan produk (siswa) dalam bidang pendidikan yakni siswa yang lulus dan dapat produktif di lingkungannya. Direct Material yaitu biaya yang dikeluarkan untuk bahanbahan dan alat praktek dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Biaya tidak langsung yakni Overhead Cost merupakan biaya yang dikeluarkan sekolah dalam rangka untuk mendukung kegiatan utama dalam menghasilkan produk (siswa) berupa kegiatan umum, administrasi dan rutin yang secara tidak langsung memberikan kontribusi dalam menciptakan siswa yang bermutu. 3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi expense category, cost driver dan cost component pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Penetapan Deskripsi Keterangan Expense Category Yaitu belanja untuk membiayai kegiatan usaha sekolah kejuruan. Cost Driver Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas Belanja Rutin : belanja bahan habis pakai, belanja pegawai, langganan daya jasa dan lainnya 2. Belanja Pengembangan : pengadaan bahan ajar, pengembangan SDM, pengadaan alat praktek pada setiap program keahlian dan lain sebagainya Jumlah siswa, jumlah guru, frekuensi kegiatan, frekuensi pemeliharaan, dan frekuensi perbaikan sarana 14 Edward J. Blocher, Kung H. Chen dan Thomas W. Lin, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 120

92 69 Cost Behaviour Cost Component Activity Centre Yaitu pola penyerapan biaya yang dipengaruhi oleh jenis cost driver. Terdiri atas fixed cost dan variabel cost Yaitu komponen anggaran/biaya yang diserap oleh suatu aktivitas Yaitu satuan entitas organisasi dimana aktivitas berlangsung dan prasarana Fixed Cost, misalnya honorarium insentif, langganan daya jasa dan lain-lain Variable Cost. Misalnya bahan habis pakai praktikum, alat tulis, penggandaan soal ujian dan lain sebagainya Honor/insentif pendidik dan tenaga kependidikan, ujian, penerimaan peserta didik baru, latihan dasar kepemimpinan, belanja alat tulis kantor dan sekolah, langganan daya dan jasa, workshop kurikulum dan lain sebagainya Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung Unit Cost Program Keahlian Animasi, Teknik Sepeda Motor dan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah didentifikasi dan dianalisa dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan dalam definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar pada 3 level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver yang telah ditetapkan. Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas ditunjukkan pada gambar berikut ini:

93 70 ACTIVITIES EXPENDITURE COST OBJECT Manajerial Activities Core Activities Support Activities Cost Component Belanja Rutin Belanja Pengembangan Cost Driver Pendidikan SMK ABC Costing Activity Centre ABC Costing Gambar 4.2 Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object D. Aplikasi Model ABC Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di SMK Negri 3 Kota Tangerang Selatan, maka akan dilaksanakan tahapan berikut: 1. Proses Bisnis SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai aktivitas dan karakteristik proses bisnis di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang berkaitan dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan belajar mengajar yang dijalankan oleh ketiga program keahlian. Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data yang digunakan yakni diperoleh untuk tahun akademik 2013/2014 sebanyak 3 Program Keahlian, yakni: a. Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

94 71 Data ini adalah jumlah siswa yang terdiri dari 3 program keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, akan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Program Keahlian Kelas Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Jumlah X 63 siswa 107 siswa 108 siswa 278 siswa XI 63 siswa 92 siswa 112 siswa 267 siswa XII 68 siswa 58 siswa 104 siswa 230 siswa Jumlah 194 siswa 257 siswa 324 siswa 775 siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki 23 rombongan belajar (rombel) dengan 3 jenis program keahlian yaitu Animasi, Teknik Sepeda Motor, dan Administrasi Perkantoran. Siswa kelas program keahlian Animasi berjumlah 194 siswa terbagi dalam 6 rombel. Siswa kelas program keahlian Teknik Sepeda Motor berjumlah 257 siswa terbagi dalam 8 rombel. Dan siswa kelas program keahlian Administrasi Perkantoran berjumlah 324 siswa orang terbagi dalam 9 rombel. Adapun rincian dari rombongan belajar tiap kelas program keahlian akan disajikan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Rincian Rombongan Belajar (rombel) Program Keahlian Kelas Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Jumlah X 2 rombel 3 rombel 3 rombel 8 rombel XI 2 rombel 3 rombel 3 rombel 8 rombel XII 2 rombel 2 rombel 3 rombel 7 rombel Jumlah 6 rombel 8 rombel 9 rombel 23 rombel Berikut rekapitulasi proporsi jumlah siswa berdasarkan proporsi ketiga program keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan:

95 72 Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Siswa No Program Keahlian Jumlah Proporsi Siswa % 1. Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Jumlah b. Jumlah Guru, akan disajikan pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Jumlah Guru No Nama Guru Mata Pelajaran Jumlah Jam 1 H. Abu Bakar, S.Pd, M.M Pendidikan Agama Islam 6 2 Eka Dwi Karyati, S.Pd IPA 24 3 Dra. Hj. Nirza Lolianti PKn 24 4 Nurmalia Yunita, S.Pd Kimia / IPA 24 5 Suherni, S,Pd Produktif AP 36 6 Neny Maryati, S.Pd Fisika 28 7 Hj. Usmawati, S.Pd, M.M IPS / Kewirausahaan 30 8 Sitti Rubiyatin, Ba Bahasa Indonesia 24 9 Muhamad Nisad, S.Pd, S.E Produktif AP Ika Sartika, S.Ap Produktif AP Jafar Wahid, S.T Produktif TSM / Mulok Endang Wahyuni, S.Si Matematika Via Noorlatifah, S.Psi BP/BK Siti Rahayu, S.Pd Kimia / IPA Surya Wedi, S.Kom Produktif AN / AP Toni, S.Pd Penjaskes Sanusi, S.Ag Pendidikan Agama Islam Heny Purwita, S.E Produktif AP Ir. Reygie Lukman Produktif TSM 6 20 Imam Suhaeri, S.T Produktif TSM 6 21 Ra. Silviana, S.E Kewirausahaan Ira Puspita C, S.Pd. Bahasa Inggris Muhammad Hudri, S.Pd.I Baca Tulis Qur an Hudi Murtiyoso, S.T Produktif TSM Abdul Wafi, S.Pd Produktif TSM 6

96 73 26 Vihatmi Veronika, S.Si Matematika Muhammad Yunus, S.Ag Baca Tulis Qur an Ir. Ismu Gunawan KKPI Didi Sukandi, St Produktif AN Sofyan Muchlis, S.Kom Produktif AN / Mulok Sumiyati, S.Pd K3LH / Kewirausahaan Hamdani, S.E Penjaskes Prio Oktapianto, S.Pd Bahasa Indonesia 6 34 Dikha Surova, S.Kom Produktif AN Zaki Zainal Arifin, S.S Bahasa Inggris Nurfiah, S.Pd Mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar, yaitu : 1) Mata pelajaran Normatif, 2) Mata pelajaran Adaptif dan 3) Mata pelajaran Produktif. Adapun yang termasuk kedalam mata pelajaran normatif, yaitu pendidikan agama Islam, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, seni budaya dan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Mata pelajaran adaptif, yaitu bahasa Inggris, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, fisika, kimia, kewirausahaan dan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Mata pelajaran produktif disesuaikan dengan setiap program keahlian yang ada di sekolah. Mulok di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yaitu Baca Tulis Qur an (BTQ) dan Conversation. Pendidikan Agama Islam Lastri Fajriah, S.Psi BP/BK Wahyu Kumalawati, S.Pd PKn Siti Zubaedah, S.Pd Produktif AP Megawati Sudirman, S.E Produktif AP Muhammad Sucipto Produktif AN Heri Purnomo Produktif TSM Abdul Rochman, S.Pd Seni Budaya Irman Chaniago, S.Pd Bahasa Inggris Rusmiati, S.Pd Bahasa Indonesia Siti Jumiarti, S.Sy Mulok Conversation 6 47 Endang Cahaya P, S.Kom KKPI Ahmad Rusmanto, S.T Produktif TSM Siti Masitoh, S.Pd PKn Aprinia Handayani, S.Si Matematika Susi Lia Andrianti Bahasa Inggris 6

97 74 Berikut akan disajikan rekapitulasi jumlah guru pada setiap program keahlian: Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Guru Setiap Program Keahlian No Program Keahlian Jumlah Guru Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Jumlah c. Jumlah Tenaga Kependidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan akan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Jumlah Tenaga Kependidikan No Nama Jabatan 1 Heny Purwita, S.E Kasubag. TU 2 Siti Jumiarty, S.Sy Staff TU 3 Adi Wijaya, S.Kom Staff TU 4 Sadeli Kebersihan 5 Sirin Kebersihan 6 Unem Kebersihan 7 Nurdin Keamanan 8 Jalih Keamanan 9 Acin Keamanan Diagram program yang diidentifikasi pada SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan untuk cost object digambarkan mulai dari pendaftaran peserta didik baru sampai dengan perpisahan/wisuda kelulusan. Secara garis besar cost object tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut:

98 75 Penerimaan Peserta Didik Baru Masa Orientasi KBM Ujian Akhir Semester (UAS) KBM dan Observasi Lapangan Ujian Tengah Semester (UTS) KBM Ujian Tengah Semester (UTS) Praktek Kerja Industri Tryout Pendalaman Materi Ujian Nasional Ujian Akhir Semester (UAS) Uji Kompetensi Kejuruan Ujian Sekolah Ujian Nasional Perpisahan/Wisuda Kelulusan Gambar 4.3 Diagram Cost Object 2. Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke dalam Aktivitas Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari laporan keuangan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tahun 2013 ke dalam aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan dilakukannya transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai belanja aktivitas yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang menghasilkan nilai nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara umum yang dapat ditampilkan:

99 76 Tabel 4.14 Matriks Expense-Activity Dependent No Aktivitas Total 1 PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Workshop Kurikulum LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) UTS (Genap + Ganjil) UAS (Genap + Ganjil) Kegiatan OPL (Observasi Praktek Lapangan) Prakerin (Praktek Kerja Industri) Uji Kompetensi Kejuruan Pengadaan Alat Olahraga dan Alat Kesenian Ujian Sekolah Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan Biaya Daya dan Jasa Lomba Lomba Transport Rapat dan Perjalanan Dinas Alat dan Bahan Habis Pakai Alat Tulis Kantor dan Sekolah Peringatan Hari Besar Agama Peringatan Hari Besar Nasional Penulisan Laporan Ekstrakurikuler Rapat Kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Classmeeting Perpisahan/Wisuda Pendalaman Materi/Bimbel Tunjangan Struktural Pengembangan SDM Tryout Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pembelian Alat Pendidikan Pembelian Buku Pentas Seni Gaji PNS TPP PNS, guru honor, TU dan toolman Alat Praktek 3 Program Keahlian Pembangunan Gedung Sekolah Total

100 77 3. Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran 2013, maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja yang terkait pada aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan bendahara sekolah. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan dasar kemudahan dan ketersediaan data. Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan biaya overhead (overhead activity cost) sesuai aktivitas. Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada dilakukan dengan menghitung proporsi cost driver terhadap mata anggaran yang ada kemudian mencari nilai nominal dari aktivitas tersebut dari masing-masing program keahlian. 4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost pada SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan dengan perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct Material dan Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. a. Perhitungan Direct Labor Cost Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Tunjangan Struktural, Gaji PNS dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Jumlah Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut:

101 78 Tabel 4.15 Direct Labor Cost No Program Keahlian Jumlah (Rp) 1. Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Perhitungan pada tabel 4.15 merupakan penjumlahan dari honor/insentif pendidik dan tenaga kependidikan, biaya tunjangan struktural guru, Gaji PNS dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Untuk lebih jelasnya perhitungan dan proporsi masing-masing program keahlian akan disajikan pada lampiran 8. b. Perhitungan Direct Material Cost Sama halnya dengan Perhitungan Direct Labor Cost, bahwa perhitungan Direct Material Cost juga berkaitan dengan masing-masing di 3 Kompetensi Keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, yakni seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan biaya bahan langsung di masing-masing kompetensi keahlian yang terdiri atas alat praktek, alat dan bahan habis pakai, alat tulis kantor dan sekolah, peralatan pendidikan dan alat olahraga dan kesenian akan disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.16 Direct Material Cost No Program Keahlian Jumlah (Rp) 1. Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Perhitungan pada tabel 4.16 merupakan penjumlahan dari belanja alat praktek, alat dan bahan habis pakai, alat olahraga dan kesenian, alat tulis kantor dan sekolah dan peralatan pendidikan. Untuk lebih jelasnya

102 79 perhitungan dan proporsi masing-masing program keahlian akan disajikan pada lampiran 9. c. Perhitungan Overhead Cost Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Overhead Cost yang ada di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah dihitung menggunakan proporsi dari cost driver yang akan digambarkan berikut ini: No Aktivitas 1 Penerimaan Peserta Didik Baru 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru 3 Workshop Kurikulum 4 Latihan Dasar Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir Semester (UAS) Tabel 4.17 Rekap Overhead Cost Overhead Jumlah Animasi TSM AP Observasi Praktek Lapangan 8 Praktek Kerja Industri 9 Uji Kompetensi Kejuruan 10 Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian 11 Ujian Sekolah Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 13 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 14 Biaya Daya dan Jasa 15 Lomba-Lomba Transport Rapat dan Perjalanan

103 80 Dinas 17 Alat dan Bahan Habis Pakai 18 Alat Tulis Kantor dan Sekolah 19 Peringatan Hari Besar Agama 20 Peringatan Hari Besar Nasional 21 Penulisan Laporan 22 Ekstrakurikuler Rapat Kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 25 Classmeeting Perpisahan / Wisuda 27 Pendalaman Materi / Bimbel 28 Tunjangan Struktural 29 Pengembangan SDM 30 Tryout Musyawarah Guru Mata Pelajaran 32 Pembelian Peralatan Pendidikan 33 Pembelian Buku Pentas Seni Gaji PNS TPP PNS, guru honor, TU dan toolman 37 Alat Praktek Program Keahlian 38 Pembangunan Gedung Untuk memperjelas perhitungan untuk tabel 4.17 akan disajikan pada lampiran 10. Metode penentuan faktor proporsi adalah sebagai berikut:

104 81 a. Cost Driver jumlah siswa di masing-masing Program Keahlian. Faktor ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap oleh produk (siswa) pada kegiatan utama proses belajar mengajar. Berikut proporsi jumlah siswa yang digunakan: Tabel 4.18 Proporsi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1. Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Jumlah Tabel 4.19 Proporsi Jumlah Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total Tabel 4.20 Proporsi Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total Tabel 4.21 Proporsi Jumlah Siswa Kelas XII Tahun Ajaran 2012/2013 No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran - - Total

105 82 b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan untuk menentukan konversi biaya overhead yang tidak diserap langsung oleh produk (siswa) oleh karena frekuensi kegiatan adalah cost driver yang paling mudah ditelusuri. Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang akan digambarkan pada tiap rincian aktivitas berikut: Tabel 4.22 Total Cost Driver No Aktivitas Cost Driver Driver Animasi TSM AP Jumlah 1 Penerimaan Peserta Didik Jumlah Siswa Baru 2 Masa Orientasi Peserta Jumlah Siswa Didik Baru 3 Workshop Kurikulum Jumlah Guru Latihan Dasar Jumlah Siswa Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester Jumlah Siswa (UTS) 6 Ujian Akhir Semester Jumlah Siswa (UAS) 7 Observasi Praktek Jumlah Siswa Lapangan 8 Praktek Kerja Industri Jumlah Siswa Uji Kompetensi Kejuruan Jumlah Siswa Pengadaan Alat Olahraga Jumlah Siswa dan Kesenian 11 Ujian Sekolah Jumlah Siswa Perbaikan Ringan Sarana Frekuensi dan Prasarana Perbaikan 13 Honor/Insentif Pendidik Jumlah Siswa dan Tenaga Kependidikan 14 Biaya Daya dan Jasa Jumlah Siswa Lomba-Lomba Frekuensi Kegiatan 16 Transport Rapat dan Frekuensi Perjalanan Dinas Kegiatan 17 Alat dan Bahan Habis Jumlah Siswa Pakai 18 Alat Tulis Kantor Jumlah Siswa Peringatan Hari Besar Frekuensi Agama Kegiatan 20 Peringatan Hari Besar Frekuensi 0,3 0,3 0,4 1 Nasional Kegiatan 21 Penulisan Laporan Frekuensi Kegiatan

106 83 22 Ekstrakurikuler Frekuensi Kegiatan 23 Rapat Kerja Frekuensi 0,7 0,7 0,6 2 Kegiatan 24 Pemeliharaan Sarana dan Frekuensi Prasarana Pemeliharaan 25 Classmeeting Frekuensi 0,7 0,7 0,6 2 Kegiatan 26 Perpisahan / Wisuda Jumlah Siswa Pendalaman Materi / Jumlah Siswa Bimbel 28 Tunjangan Struktural Jumlah Guru Pengembangan SDM Frekuensi Kegiatan 30 Tryout Jumlah Siswa Musyawarah Guru Mata Frekuensi 0,7 0,7 0,6 2 Pelajaran Kegiatan 32 Pembelian Peralatan Jumlah Siswa Pendidikan 33 Pembelian Buku Jumlah Siswa Pentas Seni Jumlah Siswa Gaji PNS Jumlah Guru TPP PNS, guru honor, TU Jumlah dan toolman Penerima 37 Alat Praktek 3 Program Jumlah Siswa Keahlian 38 Pembangunan Gedung Jumlah Siswa Cost Per Siswa Program Keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Program Keahlian Animasi Cost/Unit untuk siswa program keahlian Animasi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.23 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Animasi No Aktivitas Indikator Biaya DL DM OH Jumlah 1 Penerimaan Peserta Didik Baru 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru 3 Workshop Kurikulum 4 Latihan Dasar Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir

107 84 Semester (UAS) 7 Observasi Praktek Lapangan 8 Praktek Kerja Industri 9 Uji Kompetensi Kejuruan 10 Pembelian Peralatan Pendidikan 11 Ujian Sekolah Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 13 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 14 Biaya Daya dan Jasa 15 Lomba-Lomba Transport Rapat dan Perjalanan Dinas 17 Alat dan Bahan Habis Pakai 18 Alat Tulis Kantor Peringatan Hari Besar Agama 20 Peringatan Hari Besar Nasional 21 Penulisan Laporan Ekstrakurikuler Rapat Kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 25 Classmeeting Perpisahan / Wisuda 27 Pendalaman Materi / Bimbel 28 Tunjangan Struktural 29 Pengembangan SDM 30 Tryout Musyawarah Guru Mata Pelajaran 32 Pengadaan Alat Praktek 3 Program Keahlian 33 Pembelian Buku Pentas Seni

108 85 35 Gaji PNS TPP PNS, guru honor, TU dan toolman 37 Alat Praktek Program Keahlian 38 Pembangunan Gedung TOTAL Jumlah Siswa 194 Cost/Unit Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan program keahlian Animasi adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp ,- Direct Material (DM) sebesar Rp ,- dan Overhead (OH) sebesar Rp ,- Jumlah siswa program keahlian Animasi adalah 194 siswa dengan total pengeluaran sebesar Rp ,- sehingga cost per unit program keahlian Animasi sebesar Rp ,- per siswa per tahun atau sebesar Rp ,- per siswa per bulan. b. Program Keahlian Teknik Sepeda Motor Cost/Unit untuk siswa program keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan akan disajikan dalam tabel berikut: No Tabel 4.24 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Teknik Sepeda Motor Aktivitas 1 Penerimaan Peserta Didik Baru 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru 3 Workshop Kurikulum 4 Latihan Dasar Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir Semester (UAS) 7 Observasi Praktek Lapangan Indikator Biaya Jumlah DL DM OH

109 86 8 Praktek Kerja Industri 9 Uji Kompetensi Kejuruan 10 Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian 11 Ujian Sekolah Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 13 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 14 Biaya Daya dan Jasa 15 Lomba-Lomba Transport Rapat dan Perjalanan Dinas 17 Alat dan Bahan Habis Pakai 18 Alat Tulis Kantor Peringatan Hari Besar Agama 20 Peringatan Hari Besar Nasional 21 Penulisan Laporan Ekstrakurikuler Rapat Kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 25 Classmeeting Perpisahan / Wisuda 27 Pendalaman Materi / Bimbel 28 Tunjangan Struktural 29 Pengembangan SDM 30 Tryout Musyawarah Guru Mata Pelajaran 32 Pembelian Peralatan Pendidikan 33 Pembelian Buku Pentas Seni Gaji PNS TPP PNS, guru honor, TU dan

110 87 toolman 37 Alat Praktek 3 Program Keahlian 38 Pembangunan Gedung TOTAL Jumlah Siswa 257 Cost/Unit Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan program keahlian Teknik Sepeda Motor adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp ,- Direct Material (DM) sebesar Rp ,- dan Overhead (OH) sebesar Rp ,-. Jumlah siswa program keahlian Teknik Sepeda Motor adalah 257 siswa dengan total pengeluaran sebesar Rp ,- sehingga cost per unit program keahlian Animasi sebesar Rp ,- per siswa per tahun atau sebesar Rp ,- per siswa per bulan. c. Program Keahlian Administrasi Perkantoran Cost/Unit untuk siswa program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.25 Perhitungan Cost/Unit Program Keahlian Administrasi Perkantoran No Aktivitas Indikator Biaya DL DM OH Jumlah 1 Penerimaan Peserta Didik Baru 2 Masa Orientasi Peserta Didik Baru 3 Workshop Kurikulum 4 Latihan Dasar Kepemimpinan 5 Ujian Tengah Semester (UTS) 6 Ujian Akhir Semester (UAS) 7 Observasi Praktek Lapangan 8 Praktek Kerja

111 88 Industri 9 Uji Kompetensi Kejuruan 10 Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian 11 Ujian Sekolah Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 13 Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 14 Biaya Daya dan Jasa 15 Lomba-Lomba Transport Rapat dan Perjalanan Dinas 17 Alat dan Bahan Habis Pakai 18 Alat Tulis Kantor Peringatan Hari Besar Agama 20 Peringatan Hari Besar Nasional 21 Penulisan Laporan Ekstrakurikuler Rapat Kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 25 Classmeeting Perpisahan / Wisuda 27 Pendalaman Materi / Bimbel 28 Tunjangan Struktural 29 Pengembangan SDM 30 Tryout Musyawarah Guru Mata Pelajaran 32 Pembelian Peralatan Pendidikan 33 Pembelian Buku Pentas Seni Gaji PNS TPP PNS, guru honor, TU dan toolman

112 89 37 Alat Praktek Program 38 Pembangunan Gedung TOTAL Jumlah Siswa 324 Cost/Unit No Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan program keahlian Administrasi Perkantoran adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp ,- Direct Material (DM) sebesar Rp ,- dan Overhead (OH) sebesar Rp ,-. Jumlah siswa program keahlian Administrasi Perkantoran adalah 324 siswa dengan total pengeluaran sebesar Rp ,- sehingga cost per unit program keahlian Animasi sebesar Rp ,- per siswa per tahun atau sebesar Rp ,- per siswa per bulan. Tabel 4.26 Rekapitulasi Cost/Unit Program Keahlian Program Keahlian DL DM OH Total Jumlah Siswa Cost/siswa per tahun Cost/siswa per bulan 1 Animasi Teknik Sepeda Motor 3 Administrasi Perkantoran

113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas (ABC) tiap program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang dilakukan melalui beberapa tahapan menghasilkan: (1) proses bisnis yang terjadi melalui 3 level yaitu manajerial proses, proses utama dan proses pendukung, (2) cost object dari SMK Negeri 3 Tangerang Selatan adalah layanan pendidikan dengan 3 kompetensi keahlian yaitu Animasi, Teknik Sepeda Motor dan Administrasi Perkantoran, kemudian direct labor, material serta overhead cost diideintifikasi, (3) mengidentifikasi expense category menjadi biaya rutin dan biaya pengembangan, dan menentukan cost driver pada tiap-tiap aktivitas (4) pembentukan model ABC. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan model ABC (Activity Based Costing), menghasilkan biaya satuan (unit cost) per siswa per program keahlian di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yakni sebesar: Animasi Rp per tahun atau Rp per bulan, Teknik Sepeda Motor Rp per tahun atau Rp per bulan dan Administrasi Perkantoran Rp per tahun atau Rp per bulan. B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait, yakni: 1. Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Sekolah dapat mempertimbangkan biaya SPP (Sumbangan Pengembangan Pendidikan) di sekolah untuk 3 (tiga) program keahlian dengan program keahlian Teknik Sepeda Motor lebih besar dari Animasi dan yang terkecil yakni program keahlian Administrasi Perkantoran. Sekolah juga dapat mempertimbangkan perhitungan biaya satuan (unit 90

114 91 cost) dengan menggunakan sistem ABC sebagai dasar perencanaan atau pun evaluasi. Sehingga sekolah bias mengalokasikan dana yang ada secara tepat danbenar. 2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Penulis menyarankan agar Pemerintah dapat menggunakan sistem ABC untuk menghitung biaya satuan per siswa karena dirasa dapat lebih valid dan tepat. Pemerintah juga bisa menambah alokasi dana yang diberikan kepada sekolah agar SPP tidak lagi ditanggungolehsiswa. 3. Masyarakat Masyarakat dalam hal ini adalah orangtua siswa dan komite sekolah. Penulis menyarankan agar dari pihak masyarakat dapat lebih aktif ikut serta dalam pembiayaan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dana yang diberikan dari pemerintah sudah dapat menutupi seluruh kegiatan di sekolah, 4. Akademisi Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.penulis menyarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya agar dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini diantaranya: 1) Informasi mengenai pendanaan di sekolah belum secara menyeluruh dan detail dan 2) Kurangnya akses data keuangan yang diberikan sekolah. Oleh karena itu penulis menyarankan: 1) Sampel (program keahlian) dari penelitian bisa ditambah, 2) Membandingkan dengan sekolah lain namun masih pada program keahlian yang sama dan 3) Melakukan perhitungan dengan tambahan aktivitas lain.

115 DAFTAR PUSTAKA Akuntono, Indra. Nuh: 2013, SMA/SMK Gratis Biaya SPP, 08 Desember Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, Blocher, Edward J., dkk., Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat, Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.3, Carter, William K. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat, Departemen Pendidikan Nasional, Pengkajian Pembiayaan Pendidikan dari Masa ke Masa. Jakarta: Balitbang Depdiknas, Enoch, Jusuf. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.2, Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.5, Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.1, Gunawan, Ary H. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: PT. Rineka Cipta, Horngren, Charles T., dkk., Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Jakarta: PT.Indeks, Juanda, Ahmad dan Nikki, Vertik Lestari. Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedoktera. Jurnal Revie Akuntansi dan Keuangan. 2, Maher, Michael W and Deakin, Edward B., Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga, Cet.1, Matin. Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2013

116 Minarti, Sri. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan. Jakarta: Juni, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 2009 yang mengatur tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah. Petunjuk Teknis (Juknis) BOS SMK Tahun 2013 Roztocki, Narcyz., et al., A Procedure for Smooth Implementation of Activity Based Costing in Small Companies, Proceedings of the 1999 American Society of Engineering Management (ASEM) National Conference, Sagala, Syaiful. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: PT. Nimas Multima, Sahertian, Piet A. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional, Cet.1, Suharda, Dadang., dkk., Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama, Sumarsan, Thomas. Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta: PT.Indeks, Cet.1, Supriadi, Dedi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Wibowo, Meidi. Integrasi Proses Bisnis: Metode Peningkatan Efisisensi Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori Apliaksi). Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

117

118

119

120

121

122

123 Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Interviewer : Santi Setyaningrum 2. Interviewee : H. Abu Bakar, S.Pd, M.M (Kepala Sekolah) a. Pertanyaan : Bagaimana proses manajemen keuangan di sekolah ini? Jawaban : Manajemen keuangan di sekolah ini melalui 5 (lima) tahap, yakni perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengelolaan, pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, sistem akuntansi dan pelaporan dan pengawasan keuangan. b. Pertanyaan : Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Siapa saja yang terlibat dan seperti apa tahapan penyusunanya? Jawaban : Dalam tahap perencanaan dan penganggaran yang terlibat adalah kepala sekolah, komite, bendahara, kasubag TU, wakil kepala sekolah serta kepala program keahlian. Adapun tahapan dalam pelaksanaan yakni sebagai berikut: 1. Kepala sekolah menentukan jadwal rapat penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). 2. Kepala sekolah menyebarkan undangan rapat melalui sms kepada pihak yang terkait. 3. Setiap unit kerja mendata kebutuhan yang diperlukan pada setiap bagiannya. Seperti : kepala program mendata kebutuhan alat praktek untuk tiap masing-masing program keahlian. 4. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan kemudian dibuatkan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran. 5. Waktu dalam pembuatan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) adalah 2 (dua) hari di bulan Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan awal tahun ajaran baru. Dengan rincian sebagai berikut:

124 Hari pertama : Kepala sekolah menyebarkan undangan rapat penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). Hari kedua : Pelaksanaan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, bendahara, komite, kasubag TU, wakil kepala sekolah dan kepala program keahlian. Setiap pihak melaporkan kebutuhan pada setiap bagian yang kemudian diadakan musyawarah bersama untuk membuat anggaran sekolah dalam 1 (satu) tahun. c. Pertanyaan : Sumber dana yang diterima oleh sekolah dari mana saja dan berapa jumlah dana yang diberikan? Jawaban : 1. Pemerintah Pusat, diantaranya: 1) R-BOS sebesar Rp /siswa/tahun. 2) BOS Pusat, yakni Dana Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan Pemerintah Pusat. Untuk tahun anggaran 2013 dana BOS SMK sebesar Rp /siswa/tahun. 3) Gaji pendidik yang sudah berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS) untuk 16 orang. 4) Bantuan Siswa Miskin Pusat (BSM Pusat), Dana yang diberikan dari pemerintah pusat untuk membantu siswa miskin untuk meringankan beban siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Dana yang diberikan sebesar Rp ,- diberikan kepada 45 siswa. 2. Pemerintah Daerah, diantaranya: 1) BOS Daerah, yakni Dana Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Untuk tahun anggaran 2013 dana BOS Daerah sebesar Rp ,-. 2) Bantuan Siswa Miskin Daerah (BSM Daerah), dana yang diberikan dari pemerintah kota Tangerang Selatan untuk membantu siswa

125 miskin untuk meringankan beban siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Dana yang diberikan sebesar Rp ,- diberikan kepada 24 siswa. 3) Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk PNS, guru honor, TU dan toolman. 4) Pembangunan gedung sekolah, yakni dana yang diberikan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan untuk penambahan gedung baru 2 lantai untuk ruang kelas. 5) Alat Praktek 3 Program Keahlian, yakni dana yang diberikan untuk membeli alat-alat praktek seperti motor, komputer dan sebagainya. 3. Komite Sekolah dalam hal ini adalah SPP siswa, yakni anggaran yang didapat dari iuran rutin siswa yang dibayarkan setiap bulan sebesar Rp ,-. d. Pertanyaan : Pada tahap pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, siapa saja yang mengelola dana-dana tersebut? Jawaban : Pengelola Keuangan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi 3, yakni pengelola dana bantuan dari pemerintah, pengelola dana komite sekolah, dan pengelola gaji PNS. Untuk dana bantuan dari pemerintah yang mengelola adalah Kasubag Tata Usaha yaitu Ibu Heny Purwita, S.E. Pengelola dana komite sekolah yaitu Bendahara Sekolah yaitu Ibu Neny Maryati, S.Pd, dan pengelola gaji PNS dan TPP yaitu Ibu Endang Wahyuni, S.Si. e. Pertanyaan : Kepada siapa saja pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaporkan dan bagaimana sistem pertanggungjawabannya? Jawaban : 1) Kasubag Tata Usaha selaku pemegang dana BOS SMK membuat laporan yang didalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMK melalui bos.kpd@ditsmk.net.

126 2) Kasubag Tata Usaha juga membuat laporan penggunaan dana BOS Daerah yang diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Walikota Tangerang Selatan. 3) Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) baik dari pusat maupun daerah. Laporan BSM Pusat diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tanngerang Selatan dengan tembusan Direktorat Pembinaan SMK. Dan laporan BSM Daerah diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan Walikota Tangerang Selatan. 4) Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun yang didalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite. f. Pertanyaan : Ada berapa jenis laporan keuangan yang dibuat oleh sekolah dan bagaimana prosedur pelaporan pada masing-masing laporan? Jawaban : Laporan yang dibuat terdiri dari 5 (lima) laporan, yaitu laporan kas komite, laporan BOS SMK, laporan BSM Pusat dan laporan BSM Daerah. a. Laporan Kas Komite Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara sekolah sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada: 1. Kepala Sekolah. 2. Ketua Komite. b. Laporan BOS SMK Secara umum laporan yang harus disiapkan oleh sekolah terdiri atas : laporan per semester yaitu Laporan semester I/periode Januari - Juni 2013 dan Laporan semester II/periode Juli - Desember 2013.

127 Laporan ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Laporan Keseluruhan adalah laporan yang disusun oleh sekolah untuk kepentingan pertanggungjawaban pelaksanaan program. Laporan tersebut disimpan di sekolah dan harus ada ketika diperiksa setiap saat oleh tim audit/pemeriksa. 2. Laporan Ringkas adalah laporan pendek yang disusun oleh sekolah utnuk disampaikan ke Direktorat Pembinaan SMK, dan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Adapun ketentuan untuk tiap jenis laporan adalah sebagai berikut: a) Laporan Keseluruhan Laporan keseluruhan sekurang-kurangnya berisi informasi yang mencakup, antara lain: 1. Narasi laporan, memuat informasi sebagai berikut : (1) jumlah siswa, (2) jumlah dana yang diterima, (3) kapan dana diterima sekolah, (4) rekap penggunaan dana dari sisi pengeluran dan pembelanjaan yaitu untuk membantu membiayai operasional sekolah. 2. Pertanggungjawabana penggunaan dana BOS SMK. 3. Lampiran isian data individual melalui format DATA PASonline. 4. Foto Dokumentasi. b) Laporan Ringkas Laporan ringkas berisi informasi yang mencakup, ntara lain penggunaan dana dari sisi pembelanjaan (expenditure) yaitu untuk belanja operasional sekolah. c. Laporan BOS Daerah Laporan ini dibuat 3 (tiga) bulan sekali. Dana dari pemerintah cair dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sekali. Format laporannya sudah diatur oleh pemerintah daerah. Laporan yang dibuat yaitu laporan

128 realisasi dana BOS Daerah beserta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. d. Laporan Bantuan Siswa Miskin Pusat Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1. Realisasi penggunaan dana BSM. 2. Bukti-bukti seperti kwitansi. 3. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) siswa. 4. Daftar siswa penerima SKTM. e. Laporan Bantuan Siswa Miskin Daerah Laporan BSM Daerah sama dengan Laporan BSM Pusat. Laporannya dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1. Realisasi penggunaan dana BSM. 2. Bukti-bukti seperti kwitansi. 3. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) siswa. 4. Daftar siswa penerima SKTM. g. Pertanyaan : Siapa saja yang ikut dalam mengawasi keuangan di sekolah ini dan adakah periode dalam melakukan pengawasan? Jawaban : Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dilakukan 3 (tiga) bulan sekali. Pengawasan dilakukan dalam rangka pengawasaan penggunaan Dana BOS Daerah. Pengawasan dari pusat dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mengawasi penyaluran dana BOS SMK di sekolah. Pengawasan dana komite dilakukan oleh Ketua Komite setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh Kepala Sekolah. h. Pertanyaan : Dana BOS SMK dialokasikan untuk apa saja?

129 Jawaban : Dana BOS SMK digunakan untuk biaya daya dan jasa, lomba-lomba, transport rapat dan perjalanan dinas, alat dan bahan habis pakai, alat tulis kantor dan sekolah, penulisan laporan, ekstrakurikuler, pemeliharaan sarana dan prasarana dan pembelian alat pendidikan. Tangerang Selatan, 03 Februari 2014 Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan H. Abu Bakar, S.Pd, M.M. NIP

130 1. Interviewer : Santi Setyaningrum 2. Interviewee : Heny Purwita, SE (Kasubag TU) a. Pertanyaan : Bantuan yang diberikan dari pemerintah berupa dana apa saja? Jawaban : Dana bantuan dari pemerintah yakni dana R-BOS, BOS SMK, BOSDA dan dana investasi berupa dana pembangunan gedung atau ruang kelas. b. Pertanyaan : Apa tugas ibu sebagai pengelola dana bantuan dari pemerintah? Jawaban : Membuat laporan penggunaan dana, mengumpulkan bukti-bukti pembelanjaan, mengambil uang bersama dengan kepala sekolah di bank BRI dan mnegalokasikan dana sesuai dengan aturan pemerintah. c. Pertanyaan : Dana tersebut dialokasikan kemana saja? Jawaban :Dana R-BOS digunakan untuk Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) untuk kelas XII Tahun Pelajaran 2012/2013. BOSDA digunakan untuk Penerimaan Peserta Didik Baru, Masa Orientasi Peserta Didik Baru, Latihan Dasar Kepemimpinan, Ujian Sekolah, UTS, UAS, Praktek Kerja Industri (Prakerin), Observasi Praktek Lapangan (OPL), Workshop kurikulum, Perbaikan ringan sarana dan prasarana, Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan Pengadaan alat olahraga dan kesenian. Tangerang Selatan, 05 Februari 2014 Kasubag Tata Usaha Heny Purwita, SE

131 1. Interviewer : Santi Setyaningrum 2. Interviewee : Neny Maryati, S.Pd (Bendahara Sekolah) a. Pertanyaan : Apa tugas ibu sebagai bendahara sekolah? Jawaban : Tugas dari bendahara sekolah adalah: 1. Mencatat seluruh pemasukan SPP siswa setiap harinya. 2. Mencatat pengeluaran sekolah yang menggunakan dana komite tersebut yaitu keperluan operasional sehari-hari sekolah. 3. Menyimpan uang di rekening sekolah di Bank Jawa Barat (BJB). Pengambilan uang untuk keperluan sekolah harus dilakukan oleh bendahara didampingi Kepala Sekolah. 4. Bendahara sekolah berkewajiban membuat laporan bulanan. Pada setiap akhir bulan diserahkan kepada Kepala Sekolah dan Ketua Komite. 5. Menyimpan uang di Bank sekurang-kurangnya harus cukup untuk membayar honor guru non-pns selama 2 bulan. a. Pertanyaan : Laporan apa saja yang ibu buat? Jawaban : Laporan Keuangan Komite atau Kas Komite dilaporkan setiap akhir bulan dan diberikan kepada kepala sekolah dan ketua komite. Tangerang Selatan, 04 Februari 2014 Bendahara Sekolah Neny Mayati, S.Pd NIP

132 1. Interviewer : Santi Setyaningrum 2. Interviewee : Endang Wahyuni,S.Si (Bendahara Dinas) a. Pertanyaan : Apa tugas ibu sebagai bendahara dinas? Jawaban : Tugas dari Bendahara Dinas yaitu: Mendata guru yang sudah berstatus PNS kemudian menyerahkan data tersebut ke Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Mengurus Gaji dan TPP untuk PNS dan Mengurus urusan kepegawaian seperti Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) di Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. b. Pertanyaan : Berapa besar gaji untuk pendidik yang sudah berstatus PNS? Jawaban : Total Gaji PNS pada tahun 2013 yaitu Rp Tangerang Selatan, 04 Februari 2014 Bendahara Dinas Endang Wahyuni, S.Si. NIP

133 Lampiran 2 RKAS Tahun Pelajaran 2012/2013 RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) TAHUN ANGGARAN 2012/2013 SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN I. ANGGARAN PENDAPATAN SUMBER DANA JUMLAH (Rp) DASAR LEGALITAS MUSYAWARAH SURAT KEPUTUSAN A. MASYARAKAT/ORANGTUA 1. Iuran Bulanan a. Kelas X (287 siswa x 12 x ) Kepala Sekolah : 1 orang I. Penandatangan : a. Kelas XI (248 siswa x 12 x ) Wakasek : 2 orang a. Ketua Komite b. Kelas XII (161 siswa x 12 x ) Komite : 2 orang b. Kepala Sekolah Orangtua/Wali : 205 orang II. Nomor :. Tanggal : Juli 2011 III. Nomor :. Tempat : SMK Negeri 3 Tangsel Perum Puri I Serpong Jumlah A 1,675,200,000 B. APBN (BLOCK GRANT/DEKON) 1. BKM/BSM (62 siswa x ) R-BOS (698 siswa x ) RKB 4. Peprustakaan 5. BOS Jumlah B C. APBD 1. Daya Listrik/Telegram 2. Pemeliharaan 3. ATK

134 4. Biaya Cetak dan Penggandaan 5. Perjanalan Dinas 6. Gaji PNS ( x 12 bulan) TPP PNS ( x 12 bulan) Insentif Guru Swasta ( x 12 bulan) Pemeliharaan Peralatan Jumlah C Jumlah A + B + C 2,303,879,960 II. RENCANA ANGGARAN BIAYA KEGIATAN VOLUME JUMLAH (Rp) MASYARAKAT/ KOMITE (Rp) A. Penyusunan Dokumen dan Pengembangan Kurikulum 1. Penyusunan Dokumen dan Pengembangan KTSP 3 Program x Pengembangan Pendidikan Berwawasan 3 PK x Keunggulan Lokal 3. Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup 3 PK x dan Keterampilan Jumlah A B. Penetapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 1. Penerimaan Peserta Didik Baru 1 keg x ,500, Penyelenggaraan Tryout 6 MP x 238 siswa x ,680, Penyelenggaraan O2SN dan LKS Sekolah 3 ML x ,500, Pengiriman LKS tingkat gugus 3 keg x ,500, Penyelanggaraan hari besar Keagamaan dan Nasional 6 keg x ,000, Pembinaan Ekskul : a. PRAMUKA 1 keg x ,750,000 b. PASKIBRA 12 bulan x 1 keg x ,600,000 SUMBER DANA APBN (BLOCK GRANT/DEKON)

135 c. ROHIS 12 bulan x 1 keg x ,000,000 d. Basket 12 bulan x 1 keg x ,000,000 e. Kesenian 12 bulan x 1 keg x ,000,000 f. Volly 12 bulan x 1 keg x ,000,000 g. PMR 12 bulan x 1 keg x ,000,000 h. Manajemen OSIS 1 keg x ,500,000 i. Latihan Dasar Kepemimpinan 1 keg x ,000, Ulangan Umum a. Mid Semester Ganjil dan Genap 2 keg x ,000,000 b. Semester Ganjil dan Genap 2 keg x ,000,000 c. Ujian Nasional dan Praktek 2 keg x ,000,000 Jumlah B ,030,000 C. Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1. Penyelenggaraan pelatihan pendidik dan tenaga 51 orang x kependidikan 2. Penyelenggaraan pembinaan guru 3 keg x Penyelenggaraan MGMP/MGB 2 keg x 57 Bstd x Pelatihan guru produktif 2 keg x 18 orang x Studi banding dan kunjungan industry 1 keg x Peningkatan kesejahteraan a. Gaji PNS 16 orang - 605,438,400 b. TPP PNS 16 orang - 93,600,000 c. Insentif Non PNS d. Insentif : 1) Kepala Sekolah 1 org x 160 jam x 12 bln x ,200,000 2) Wakasek 3 org x 60 jam x 12 bln x ,000,000 3) Kaprog 3 org x 30 jam x 12 bln x ,900,000 4) Wali Kelas 23 org x 12 jam x 12 bln x ,680,000 5) Guru Piket 12 org x 12 jam x 12 bln x ,480,000 6) Jam Mengajar 12 org x 46 jam x 12 bln x ,840,000 7) BP/BK 2 org x 24 jam x 12 bln x ,552,000 8) Pembina Ekskul 8 org x 8 jam x 12 bln x ,888,000 9) Kepala TU 1 org x 20 jam x 12 bln x ,400,000

136 10) Bendahara 2 org x 24 jam x 12 bln x ,040,000 11) Staf TU 2 org x 18 jam x 12 bln x ,120,000 12) Pramusaji 3 org x 15 jam x 12 bln x ,200,000 13) Toolman 2 org x 16 jam 12 bln x ,904,000 14) Satpam 3 org x 16 jam x 12 bln x ,280,000 e. Transport : 1) Kepala Sekolah 1 org x 26 hari x 12 bln x ,680,000 2) Wakasek 3 org x 26 hari x 12 bln x ,360,000 3) Kaprog 3 org x 16 hari x 12 bln x ,896,000 4) Guru Piket 18 org x 4 hari x 12 bln x ,048,000 5) Guru 47 org x 26 hari x 12 bln x ,636,000 6) TU 3 org x 26 hari x 12 bln x ,680,000 7) BP/BK 2 org x 16 hari x 12 bln x ,304,000 8) Wali Kelas 2 org x 13 hari x 12 bln x ,560,000 9) Pembina 8 org x 4 hari x 12 bln x ,920,000 10) Pramusaji 3 org x 30 hari x 12 bln x ,400,000 11) Penjaga Malam 1 org x 30 hari x 12 hari x ,800,000 12) Satpam 2 org x 26 hari x 12 bln x ,120,000 Jumlah C D. Pengembangan Sarana dan Prasarana 1. Pembangunan a. Paving Blok Halaman Sekolah 2 keg x ,000,000 b. Teras Tempat Duduk Siswa 54 m3 x ,000,000 c. Lapangan Olahraga/Upacara dan Kelengkapannya 1 keg x ,250,000 d. Pengadaan tempat parker 1 keg x ,500,000 e. Pengurusan Sertifikat Gedung Baru 1 keg x ,000,000 f. Penghijauan Lingkungan 2 keg x ,000,000 g. Pengadaan Perpustakaan Digital 1 set x ,987,000 h. Pengadaan WC Guru dan Siswa 7 ruang x ,500, Pemeliharaan a. Pengecatan Ruangan 19 kelas x ,000,000 b. Perbaikan Lokal Belajar 5 keg x ,500,000 c. Perbaikan Bengkel 1 keg x ,500,000 d. Pemeliharaan Komputer 40 unit x ,000,000

137 e. Pemeliharaan bangunan sekolah 19 keg x ,000,000 f. Pemeliharaan mesin dan alat praktek 1 beng x ,500,000 g. Pemeliharaan alat music 1 tahun x ,000, Pengadaan a. Mesin dan peralatan Praktek Teknik Mesin 1 keg x ,000,000 b. Peralatan Listrik 1 keg x ,000,000 c. Peraltan TSM 1 keg x ,000,000 d. Peraltan Animasi 1 keg x ,000,000 e. Komputer 40 unit x ,000,000 f. Kursi Meja Guru 20 set x ,000,000 g. Kursi Meja Siswa 3 rug x ,650,000 h. Papan tulis 13 buah x ,400,000 i. Lemari Arsip 4 buah x ,000,000 j. Pengadaan Bahan Praktek 3 Jur x ,000,000 k. Pembelian AC 2 ruang x ,000,000 l. Alat Musik Marawis 1 set x ,000,000 m. Alat Musik Klasik/Gitar dll. 1 set x ,000,000 n. Soundsystem Upacara 1 set x ,500,000 o. Loker Guru 10 set x ,000,000 p. Peralatan Olahraga (Bola, Matras, Atletik, dll) 1 set x ,000,000 q. Lemari Etalase/Kace 2 set x ,000,000 r. Papan Data Sekolah 12 set x ,600,000 s. Kursi dan Meja Guru 50 set x ,500,000 t. Pemagaran Sekolah 300 m x ,000,000 u. Peralatan Adm. Perkantoran 1 keg x ,000,000 JUMLAH D ,891,387, ,038,400 E. Pengembangan dan Pengelolaan Pembiayaan 1. Penyelenggaraan rapat-rapat sekolah dan komite 8 keg x sekolah ,000, Penyusunan program kerja dan anggaran sekolah 2 keg x ,000, Sosialisasi program dan publikasi prestasi 3 keg x sekolah ,500, Pengawasan, pengendalian dan pelaporan 12 keg x ,000, Daya dan jasa:

138 a. Telepon 12 bln x ,000,000 b. Listrik 12 bln x ,600,000 c. Penambahan daya listrik gedung baru 1 keg x ,000,000 d. Jaringan internet 2 buah x ,340,000 e. Koran 12 bln x ,000 f. Internet 12 bln x ,000,000 g. Kegiatan Kerumahtanggaan 12 bln x ,000, Penunjang kegiatan komite sekolah 12 keg x ,000, Alat tulis kantor 12 bln x ,000, Biaya cetak dan pengadaan 1 keg x ,000, Transport kegiatan dinas a. Kepala sekolah 12 keg x ,000,000 b. Pembantu Kepala Sekolah 6 keg x ,500,000 c. Guru 47 org x ,050,000 d. Tata Usaha 4 keg x ,000 e. Pesuruh 4 keg x ,000 f. Kegiatan Monitoring/Pembinaan 6 keg x ,800,000 g. Komite Sekolah 6 keg x ,800,000 JUMLAH E ,550,000 JUMLAH TOTAL A+B+C+D+E ,207,005, ,038,400 Kota Tangerang Selatan, 10 Juli 2012 Kepala Sekolah Drs. H. Abu Bakar, S.Pd, M.M NIP

139 Lampiran 3 RKAS Tahun Pelajaran 2013/2014 RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) TAHUN ANGGARAN 2013/2014 SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN A. PENERIMAAN NO. URAIAN KEGIATAN QTY SATUAN JUMLAH (Rp) 1 Saldo Tahun Lalu 1 25,000,000 2 BOS Pusat ( Rp x 12 x 775 siswa ) - Pajak 10% 1 694,710,000 3 APBD Tangsel ( Rp x 12 x 775 siswa ) - Pajak 10% 1 728,190,000 4 Komite ( Rp x 12 x 775 siswa ) 1 1,860,000,000 Total Penerimaan 3,282,900,000 B. PENGGUNAAN DANA 1 PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) Pemantapan Materi ,- x 320 siswa ,000 80,500,000 Tryout UN 3 15,000,000 45,000,000 Tryout Praktek Uji Kompetensi 1 45,000,000 45,000,000 2 PENGEMBANGAN STANDAR ISI Pengembangan Kurikulum 2 30,000,000 60,000,000 Pengadaan Buku Administrasi Pendidikan 1 10,000,000 10,000,000 Pengadaan Buku Raport ,000 6,900,000 3 PENGEMBANGAN STANDAR PROSES Prakerin ,000 65,250,000 Kunjungan Industri ,000 55,200,000 Kegiatan Ekstrakurikuler 12 20,000, ,000,000 PPDB 1 35,000,000 35,000,000 MOPD 1 35,000,000 35,000,000 LDK OSIS 1 35,000,000 35,000,000

140 Pentas Seni 1 35,000,000 35,000,000 Lomba - Lomba 10 5,000,000 50,000,000 Hari Besar Agama 6 10,000,000 60,000,000 Hari Besar Nasional 6 10,000,000 60,000,000 Pesantren Ramadhan 1 25,000,000 25,000,000 4 PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pelatihan Guru 30 5,000, ,000,000 5 PENGEMBANGAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Bahan dan Alat Praktek 3 75,000, ,000,000 Pengadaan Modul Buku Teks , ,750,000 Pemeliharaan Gedung 2 50,000, ,000,000 Pengadaan Alat Olah Raga 1 30,000,000 30,000,000 Pengadaan Alat Kebersihan 1 20,000,000 20,000,000 Pengadaan Alat Praktek 1 20,000,000 20,000,000 Pengadaan Alat Dapur 1 10,000,000 10,000,000 Pemeliharaan Mushalla 2 3,000,000 6,000,000 Perbaikan Meja dan Kursi Siswa ,000 5,000,000 Perbaikan Meja dan Kursi Guru 20 50,000 1,000,000 Penggantian Papan Tulis ,000 5,000,000 Pengadaan Horden 10 2,000,000 20,000,000 Pengadaan Teralis 10 2,500,000 25,000,000 Pengadaan Braket Infocus ,000 5,000,000 Pengadaan Kipas Angin ,000 3,500,000 Pengadaan Alat-Alat Ekskul 12 5,000,000 60,000,000 Penghijauan 2 25,000,000 50,000,000 6 PENGEMBANGAN STANDAR PENGELOLAAN Perencanaan Program 1 10,000,000 10,000,000 Penyusunan Anggaran Kegiatan 1 15,000,000 15,000,000 7 PENGEMBANGAN STANDAR PEMBIAYAAN Honor Pendidik & Tenaga bulan 12 65,000, ,000,000

141 Biaya Listrik, Telp, bulan 12 20,000, ,000,000 Pengadaan ATK Rutin 12 10,000, ,000,000 Perjalanan Kepala Sekolah Tingkat Provinsi ,000 3,000,000 Perjalanan Kepala Sekolah Tingkat Kota ,000 4,000,000 Perjalanan Wakil Kepala Sekolah ,000 6,000,000 Biaya Studi Banding 2 15,000,000 30,000,000 Biaya Rapat Awal dan Akhir Tahun 2 20,000,000 40,000,000 8 PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN Ujian Tengah Semester 2 30,000,000 60,000,000 Ujian Akhir Semester 2 35,000,000 70,000,000 Ujian Praktek Kejuruan 2 30,000,000 60,000,000 Ujian Kompetensi Akhir Praktik Kejuruan 1 75,000,000 75,000,000 Ujian Sekolah 1 45,000,000 45,000,000 Ujian Nasional 1 45,000,000 45,000,000 Remedial 4 5,000,000 20,000,000 Total Pengeluaran 3,495,100,000 Mengetahui, Tangerang Selatan, 13 Juli 2013 Kepala Sekolah Bendahara Sekolah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M Neny Maryati, S.Pd NIP NIP

142 Lampiran 4 Realisasi RKAS Tahun 2013 REALISASI RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (Realisasi RKAS) TAHUN ANGGARAN 2013 SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN A. Pemasukan No Uraian Kegiatan Jumlah Biaya Proporsi (Rp) % 1 Pemerintah Pusat 14 a. R-BOS ( x 698 siswa) - Pajak 10% 37,692,000 b. BOS SMK ( x 775 siswa) - Pajak 15% 329,375,000 c. BSM Pusat 45,000,000 d. Gaji PNS 604,823,400 2 Pemerintah Daerah 61 a. BOS Daerah - Pajak 15% 519,137,500 b. BSM Daerah 24,000,000 c. TPP Guru PNS dan Kepala Sekolah - 15% 66,300,000 d. TPP Guru Honor, TU dan Toolman 57,000,000 e. Pembangunan Gedung Sekolah 1,800,000,000 f. Alat Praktek 1,800,000,000 3 Komite (SPP) 25 a. SPP Januari-Juni ( x 6 x 698 siswa) 837,600,000 b. SPP Juli-Desember ( x 6 x 775 siswa) 930,000,000 Total Pemasukan 7,050,927,

143 B. Pengeluaran No Uraian Kegiatan Jumlah (Rp) 1 PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 23,535,000 2 MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) 10,832,500 3 Workshop Kurikulum 33,443,000 4 LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) 23,432,500 5 UTS (Genap + Ganjil) 115,109,000 6 UAS (Genap + Ganjil) 123,225,000 7 Kegiatan OPL (Observasi Praktek Lapangan) 54,015,000 8 Prakerin (Praktek Kerja Industri) 42,782,500 9 Uji Kompetensi Kejuruan 61,623, Pengadaan Alat Olahraga dan Alat Kesenian 76,995, Ujian Sekolah 25,535, Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana 57,914, Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan 538,200, Biaya Daya dan Jasa 64,809, Lomba Lomba 38,758, Transport Rapat dan Perjalanan Dinas 64,380, Alat dan Bahan Habis Pakai 120,000, ATK 50,000, Peringatan Hari Besar Agama 27,000, Peringatan Hari Besar Nasional 10,000, Penulisan Laporan 2,400, Ekstrakurikuler 45,000, Rapat Kerja 40,000, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 37,200,000

144 25 Classmeeting 20,000, Perpisahan/Wisuda 59,800, Pendalaman Materi/Bimbel 74,750, Tunjangan Struktural 217,800, Pengembangan SDM 12,902, Tryout 30,000, Musyawarah Guru Mata Pelajaran 25,000, Pengadaan Alat Praktek 3 Program Keahlian 350,000, Pembelian Buku 69,875, Pentas Seni 25,489, Gaji PNS 604,823, TPP PNS, Guru Honor, TU dan Toolman 123,300, Pengadaan Alat Praktek 3 Program Keahlian 1,800,000, Pembangunan Gedung Sekolah 1,800,000,000 Total Pengeluaran 6,909,928,900 Saldo 140,999,000

145 Urusan Pemerintahan : 1.01 Pendidikan Organisasi : Dinas Pendidikan Program : Program Pendidikan Menengah Kegiatan PPTK DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : Penyelenggaraan RBOSDA SMKN 3 Kota Tangerang Selatan : KEPALA SEKOLAH Jumlah n - 1 : Rp Nol Rupiah PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN ANGGARAN 2013 Jumlah n : Rp. 610,750, Enam Ratus Sepuluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah Jumlah n + 1 : Rp Lokasi Latar belakang perubahan dianggarkan dalam perubahan APBD Capaian Program Nol Rupiah : SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN : Perubahan Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja langsung NOMOR DPPA SKPD Indikator Tolok ukur Kinerja Target Kinerja Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Tercapainya Penyelenggaraan RBOSDA di SMK Negri 3 Kota Tangerang Selatan Tercapainya Penyelenggaraan RBOSDA di SMK Negri 3 Kota Tangerang Selatan Masukan 1. PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 1. PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 20% 20% - Dana - Dana Rp. 42,782,500 Rp. 42,782,500 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 270 Orang 270 Orang 2. PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA 2. PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH SEKOLAH - Dana - Dana Rp. 57,914,000 Rp. 57,914,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 4 Orang 4 Orang 3. UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) 3. UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Hal : 1 dari 22 FORMULIR DPPA SKPD BAPPEDA DPPKAD

146 - Dana - Dana Rp. 23,931,500 Rp. 23,931,500 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 173 orang 173 orang 4. UJIAN SEKOLAH (US) 4. UJIAN SEKOLAH (US) - Dana - Dana Rp. 25,535,000 Rp. 25,535,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 211 orang 211 orang 5. PENGADAAN ALAT OLAHRAGA DAN ALAT 5. PENGADAAN ALAT OLAHRAGA DAN ALAT KESENIAN KESENIAN - Dana - Dana Rp. 76,995,000 Rp. 76,995,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 8 orang 8 orang 6. UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 6. UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP - Dana - Dana Rp. 123,225,000 Rp. 123,225,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 749 orang 749 orang 7. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU 7. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) (PPDB) - Dana - Dana Rp. 23,535,000 Rp. 23,535,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 307 orang 307 orang 8. MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU 8. MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) (MOPDB) - Dana - Dana Rp. 10,832,500 Rp. 10,832,500 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 307 orang 307 orang 9. WORKSHOP KURIKULUM 9. WORKSHOP KURIKULUM - Dana - Dana Rp. 33,443,000 Rp. 33,443,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 54 orang 54 orang 10. ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP 10. ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 2) (UTS 2) - Dana - Dana Rp. 57,145,000 Rp. 57,145,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 743 orang 743 orang 11. OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) 11. OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) Hal : 2 dari 22 - Dana - Dana Rp. 54,015,000 Rp. 54,015,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan BAPPEDA DPPKAD

147 - SDM - SDM 312 orang 312 orang 12. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 12. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 1) 1) - Dana - Dana Rp. 57,964,000 Rp. 57,964,000 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 876 orang 876 orang 13. LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) 13. LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) Hal : 3 dari 22 - Dana - Dana Rp. 23,432,500 Rp. 23,432,500 - Waktu - Waktu 12 bulan 12 bulan - SDM - SDM 60 orang 60 orang Keluaran 1. Praktek Kerja Industri 1. Praktek Kerja Industri 248 siswa 248 siswa 2. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah 2. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah 12 ruang belajar, 46 Mete saluran air ruang belajar, 46 Mete saluran air 30 meter jalan, 6 unit Sepeda Motor, 15 unit meter jalan, 6 unit Sepeda Motor, 15 unit Note bok, tersedianya bahan praktek fiisikdan Note bok, tersedianya bahan praktek fiisikdan kimia : 1 lemari, Tabung Reaksi : 18 bh, kimia : 1 lemari, Tabung Reaksi : 18 bh, Pembakar Bujen : 19 bh, dan seperakat alat Pembakar Bujen : 19 bh, dan seperakat alat kebersihan kebersihan 3. Uji Kompetensi Kejuruan 3. Uji Kompetensi Kejuruan 162 siswa 162 siswa 4. Ujian Sekolah 4. Ujian Sekolah 162 siswa 162 siswa 5. Ala-alat t Olahraga dan Alat Kesenian 5. Ala-alat t Olahraga dan Alat Kesenian 1 unit Tape Rekoder, 1 set alat musik, 1set alat 1 unit Tape Rekoder, 1 set alat musik, 1set alat kesenian marawis, 1 unit keyboard/organ kesenian marawis, 1 unit keyboard/organ 6. Ujian Akhir Semester Genap 6. Ujian Akhir Semester Genap 698 siswa 698 siswa 7. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 7. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 288 siswa 288 siswa 8. Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPB) 8. Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPB) 288 siswa 288 siswa Hasil Sasaran Kegiatan : 9. Worksop Kurikulum 9. Worksop Kurikulum 48 orang 48 orang 10. Ujian Tengah Semester Genap (UTS 2) 10. Ujian Tengah Semester Genap (UTS 2) 698 Siswa 698 Siswa 11. Observasi Praktek Lapangan (OPL) 11. Observasi Praktek Lapangan (OPL) 288 Siswa 288 Siswa 12. Ujian Tengah Semester Ganjil (UTS1) 12. Ujian Tengah Semester Ganjil (UTS1) 824 siswa 824 siswa 13. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 13. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 60 orang 60 orang Tercapainya Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan pada SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 824 Peserta Didik, 48 Tenaga Pendidik dan 6 Tenaga Kependidikan Tercapainya Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan pada SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Rincian Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah 100% 100% BAPPEDA DPPKAD

148 Hal : 4 dari 22 SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN BERTAMBAH/(BERKURANG) KODE Rincian Perhitungan KODE Rincian Perhitungan URAIAN JUMLAH REKENING URAIAN JUMLAH Rp. REKENING % Volume Satuan Tarif / Harga Volume Satuan Tarif / Harga = 3 X = 9 X = Belanja Langsung 610,750, Belanja Langsung 610,750, Belanja Pegawai 256,275, Belanja Pegawai 256,275, Honorarium PNS 218,365, Honorarium PNS 218,365, Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 22,600, Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 22,600, HONOR PANITIA PRAKERIN Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA UJIAN SEKOLAH (US) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA PENGADAAN PERALATAN OLAHRAGA DAN ALAT KESENIAN Honor Panitia Pelaksana Kegiatan HONOR PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Pengarah HONOR PANITIA PRAKERIN 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA UJIAN SEKOLAH (US) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA PENGADAAN PERALATAN OLAHRAGA DAN ALAT KESENIAN 1.00 OK 500, , Honor Panitia Pelaksana Kegiatan 1.00 OK 500, , HONOR PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , BAPPEDA DPPKAD

149 Hal : 5 dari = 3 X = 9 X = Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA WORKSHOP KURIKULUM 1.00 OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA WORKSHOP KURIKULUM Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP Pengarah Ketua Sekretaris Anggota HONOR PANITIA OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) Pengarah Ketua Sekretaris 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 500, , Ketua 1.00 OK 500, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , BAPPEDA DPPKAD

150 Hal : 6 dari = 3 X = 9 X = Anggota HONOR PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 2) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) 3.00 OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , HONOR PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 2) 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) Pengarah Ketua Sekretaris Anggota 1.00 OK 500, , Pengarah 1.00 OK 500, , OK 400, , Ketua 1.00 OK 400, , OK 350, , Sekretaris 1.00 OK 350, , OK 250, , Anggota 3.00 OK 250, , Honorarium Tenaga 195,765, Honorarium Tenaga 195,765, Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator/Not Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator/Notule ulen/operator Multi Media n/operator Multi Media UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Honorarium Pengawas Internal Program TSM 15 hari Honoraium Pengawas Internal Program Animasi 15 hari Honorarium Koreksi hasil Uji Kompetensi Program TSM 15 kelompok Honoraium Koreksi Hasil Uji Kompetensi Program Animasi 15 kelompok UJIAN SEKOLAH (US) Honorarium Penyusunan Naskah Kisi-Kisi Naskah Soal 11 MP Honor Koreksi Hasil Ujian Sekolah x 11 MP 7 ruang Honorarium Pengawas Ruangan 2 MP x 7 hari x 2 orang UJIAN AKHIR SEMESTER GANAP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal X 16 MP kelas Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas XI 16 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII 16 MP UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) org/kls 50, , Honorarium Pengawas Internal Program TSM org/kls 50, , hari org/kls 50, , Honoraium Pengawas Internal Program org/kls 50, , Animasi 15 hari org/kls 75, ,125, Honorarium Koreksi hasil Uji Kompetensi org/kls 75, ,125, Program TSM 15 kelompok org/kls 75, ,125, Honoraium Koreksi Hasil Uji Kompetensi org/kls 75, ,125, Program Animasi 15 kelompok UJIAN SEKOLAH (US) org/mp 300, ,000, Honorarium Penyusunan Naskah Kisi-Kisi org/mp 300, ,000, Naskah Soal 11 MP org/mp 75, ,775, Honor Koreksi Hasil Ujian Sekolah 7 ruang x org/mp 75, ,775, MP OH 50, ,800, Honorarium Pengawas Ruangan 2 MP x OH 50, ,800, hari x 2 orang UJIAN AKHIR SEMESTER GANAP org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas X org/mp 35, , MP org/g/m p 35, , Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas org/g/m XI 16 MP p 35, , org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII org/mp 35, , MP BAPPEDA DPPKAD

151 Hal : 7 dari = 3 X = 9 X = Honorarium Koreksi UAS Kelas X 8 kls x 16 MP Honorarium Koreksi UAS Kelas XI 7 ksl x 16 MP Honorarium Koreksi UAS Kelas XII 4 kls x 16 MP Honorarium Pengawas Ruangan 19 ruang x 16 MP PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) Honorarium Pengawas Ruangan Tes Seleksi 2 orang x 7 ruang x 2 hari Honorarium Penyusunan Naskah Soal Tes Seleksi 7 MP Koreksi Hasil Test Seleksi 7 ruang x 2 orang MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) Honorarium Pemberi Materi 7 orang WORKSHOP KURIKULUM Honorararium Nara Sumber 3 orang (eselon III) UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP ( UTS 2) Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal X 16 MP kelas Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas XI 16 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas X 8 kls x 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas XI 7 ksl x 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas XII 4 kls x 16 MP Honorarium Pengawas Ruangan 19 ruang x 16 MP OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) org/kls 75, ,600, Honorarium Koreksi UAS Kelas X 8 kls x org/kls 75, ,600, MP org/kls 75, ,150, Honorarium Koreksi UAS Kelas XI 7 ksl x 16 MP org/kls 75, ,150, rg/kls 75, ,000, Honorarium Koreksi UAS Kelas XII 4 kls x rg/kls 75, ,000, MP org/mp 40, ,160, Honorarium Pengawas Ruangan 19 ruang x org/mp 40, ,160, MP PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) OH 35, , Honorarium Pengawas Ruangan Tes Seleksi OH 35, , orang x 7 ruang x 2 hari 7.00 org/mp 100, , Honorarium Penyusunan Naskah Soal Tes 7.00 org/mp 100, , Seleksi 7 MP org/kls 75, ,050, Koreksi Hasil Test Seleksi 7 ruang x 2 orang org/kls 75, ,050, MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) 7.00 OK 400, ,800, Honorarium Pemberi Materi 7 orang 7.00 OK 400, ,800, WORKSHOP KURIKULUM 3.00 ok 1,000, ,000, Honorararium Nara Sumber 3 orang (eselon III) 3.00 ok 1,000, ,000, UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP ( UTS 2) org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas X org/mp 35, , MP org/g/m p 35, , Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas org/g/m XI 16 MP p 35, , org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII org/mp 35, , MP org/kls 75, ,600, Honorarium Koreksi UTS Kelas X 8 kls x org/kls 75, ,600, MP org/kls 75, ,150, Honorarium Koreksi UTS Kelas XI 7 ksl x 16 MP org/kls 75, ,150, rg/kls 75, ,800, Honorarium Koreksi UTS Kelas XII 4 kls x rg/kls 75, ,800, MP org/mp 30, ,120, Honorarium Pengawas Ruangan 19 ruang x org/mp 30, ,120, MP OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) Honorarium Pembimbingan eskul Penyusunan Laporan OPL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIK ( UTS 1) org 50, ,400, Honorarium Pembimbingan eskul Penyusunan org 50, ,400, Laporan OPL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIK ( UTS 1) BAPPEDA DPPKAD

152 Hal : 8 dari = 3 X = 9 X = Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal X 16 MP kelas Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas XI 16 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas X 8 kls x 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas XI 8 ksl x 16 MP Honorarium Koreksi UTS Kelas XII 7 kls x 16 MP Honorarium Pengawas Ruangan 23 ruang x 16 MP LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Honorarium Pemberi Materi org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas X org/mp 35, , MP org/g/m p 35, , Honorarium Pembuatan Kisi Kisi soal Kelas org/g/m XI 16 MP p 35, , org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi soal kelas XII org/mp 35, , MP org/kls 75, ,600, Honorarium Koreksi UTS Kelas X 8 kls x org/kls 75, ,600, MP org/kls 75, ,600, Honorarium Koreksi UTS Kelas XI 8 ksl x 16 MP org/kls 75, ,600, rg/kls 75, ,150, Honorarium Koreksi UTS Kelas XII 7 kls x rg/kls 75, ,150, MP org/mp 30, ,040, Honorarium Pengawas Ruangan 23 ruang x org/mp 30, ,040, MP LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN 3.00 org 500, ,500, Honorarium Pemberi Materi 3.00 org 500, ,500, Honorarium Non PNS 37,910, Honorarium Non PNS 37,910, Honorarium Tenaga 34,310, Honorarium Tenaga 34,310, Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator/Not Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator/Notule ulen/operator Multi Media n/operator Multi Media UJI MOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Honorarium Pengawas UKK External DU/DI Program TSM Honoraium Pengawas UKK External DU/DI Program Animasi UJIAN SEKOLAH (US) Honorarium Penyusunan Kisi-Kisi/Naskah Soal 4 MP Honoraium Koreksi Hasil Ujian Sekolah 2 Ruang x 4 MP Honoraium Pengawas Ruangan Ujian Sekolah 2 MP x 2 org x 7 hari UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4 MP Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4 MP Honoraiurm koreksi UAS kelas X 8 kls x 4 MP UJI MOMPETENSI KEJURUAN (UKK) org/kls 50, , Honorarium Pengawas UKK External DU/DI org/kls 50, , Program TSM org/ksl 50, , Honoraium Pengawas UKK External DU/DI org/ksl 50, , Program Animasi UJIAN SEKOLAH (US) 4.00 org 300, ,200, Honorarium Penyusunan Kisi-Kisi/Naskah Soal 4.00 org 300, ,200, MP 8.00 OK 75, , Honoraium Koreksi Hasil Ujian Sekolah OK 75, , Ruang x 4 MP OH 50, ,400, Honoraium Pengawas Ruangan Ujian Sekolah OH 50, ,400, MP x 2 org x 7 hari UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4.00 org/mp 35, , MP org/kls 75, ,400, Honoraiurm koreksi UAS kelas X 8 kls x 4 MP org/kls 75, ,400, BAPPEDA DPPKAD

153 Hal : 9 dari = 3 X = 9 X = Honorarium koreksi UAS kelas XI 7 kls x 4 MP Honoraraium koreksi UAS kelas XII 4 kls x 4 MP Honorarium Pengawas Ruangan UAS 19 ruang x 4 MP WORKSOP KURIKULUM Honor Nara Sumber dri DU/DI 3 orang (Dunia Usaha/Industri) UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 2) Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4 MP Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4 MP Honoraiurm koreksi UTS kelas X 8 kls x 4 MP Honorarium koreksi UTS kelas XI 7 kls x 4 MP Honoraraium koreksi UTS kelas XII 4 kls x 4 MP Honorarium Pengawas Ruangan UTS 19 ruang x 4 MP UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 1(UTS 2) Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4 MP Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4 MP Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4 MP Honoraiurm koreksi UTS kelas X 8 kls x 4 MP Honorarium koreksi UTS kelas XI 8 kls x 4 MP Honoraraium koreksi UTS kelas XII 7 kls x 4 MP Honorarium Pengawas Ruangan UTS 23 ruang x 4 MP org/kls 75, ,100, Honorarium koreksi UAS kelas XI 7 kls x org/kls 75, ,100, MP org/kls 75, ,200, Honoraraium koreksi UAS kelas XII 4 kls x 4 MP org/kls 75, ,200, org/mp 40, ,880, Honorarium Pengawas Ruangan UAS org/mp 40, ,880, ruang x 4 MP WORKSOP KURIKULUM 3.00 OK 750, ,250, Honor Nara Sumber dri DU/DI 3 orang (Dunia 3.00 OK 750, ,250, Usaha/Industri) UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 2) 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4.00 org/mp 35, , MP org/kls 75, ,400, Honoraiurm koreksi UTS kelas X 8 kls x 4 MP org/kls 75, ,400, org/kls 75, ,100, Honorarium koreksi UTS kelas XI 7 kls x 4 MP org/kls 75, ,100, org/kls 75, ,200, Honoraraium koreksi UTS kelas XII 4 kls x 4 MP org/kls 75, ,200, org/mp 30, ,160, Honorarium Pengawas Ruangan UTS org/mp 30, ,160, ruang x 4 MP UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 1(UTS 2) 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas X 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorararum Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XI 4.00 org/mp 35, , MP 4.00 org/mp 35, , Honorarium Pembuatan Kisi-Kisi Soal Kelas XII 4.00 org/mp 35, , MP org/kls 75, ,400, Honoraiurm koreksi UTS kelas X 8 kls x 4 MP org/kls 75, ,400, org/kls 75, ,400, Honorarium koreksi UTS kelas XI 8 kls x 4 MP org/kls 75, ,400, org/kls 75, ,100, Honoraraium koreksi UTS kelas XII 7 kls x 4 MP org/kls 75, ,100, org/mp 30, ,760, Honorarium Pengawas Ruangan UTS org/mp 30, ,760, ruang x 4 MP Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 3,600, Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Non 3,600, Non PNS PNS HONOR PANITIA PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) HONOR PANITIA PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) BAPPEDA DPPKAD

154 Hal : 10 dari = 3 X = 9 X = Tenaga Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SEKOLH Tenaga Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA UJI KOMPETENSI KEJURUAN Tenaga Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA UJIAN SEKOLAH (US) Tenaga Sekretariat 2 orang UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Tenaga Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) Tenaga Sekretariat 2 orang HONOR MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (M0PDB) Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA WORKSHOP KURIKULUM 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SEKOLH 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA UJI KOMPETENSI KEJURUAN 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA UJIAN SEKOLAH (US) 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (M0PDB) 2.00 OK 150, , Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA WORKSHOP KURIKULUM Sekretariat 2 orang HONOR PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP Tenaga Sekretariat 2 orang OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) 2.00 OK 150, , Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , HONOR PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) Tenaga Sekretariat 2 orang UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 1) Sekretariat 2 orang LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 1) 2.00 OK 150, , Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , Tenaga Sekretariat 2 orang 2.00 OK 150, , Belanja Barang dan Jasa 286,975, Belanja Barang dan Jasa 286,975, Belanja Bahan Pakai Habis 25,622, Belanja Bahan Pakai Habis 25,622, Belanja Alat Listrik dan Elektronik (lampu 4,800, Belanja Alat Listrik dan Elektronik (lampu 4,800, pijar, battery kering) pijar, battery kering) BAPPEDA DPPKAD

155 Hal : 11 dari = 3 X = 9 X = Saklar seri Stop Kontak 4 lobang Lampu Neon 20 wat Kabel NYA bh 16, , Saklar seri bh 16, , bh 24, , Stop Kontak 4 lobang bh 24, , bh 20, , Lampu Neon 20 wat bh 20, , Gulung 990, ,970, Kabel NYA 3.00 Gulung 990, ,970, Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan 6,250, Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan 6,250, Pembersih Pembersih Alat-Alat Kebersihan Ember Platik Bak Sampah Sapu Ijuk Kain Pel Kain Pel Karet Komeceng Gayung Mandi Kain Kanebo Kain Kersed Alat-Alat Kebersihan bh 15, , Ember Platik bh 15, , bh 75, ,250, Bak Sampah bh 75, ,250, bh 25, , Sapu Ijuk bh 25, , bh 20, , Kain Pel bh 20, , bh 30, , Kain Pel Karet bh 30, , bh 15, , Komeceng bh 15, , bh 10, , Gayung Mandi bh 10, , bh 25, , Kain Kanebo bh 25, , bh 15, , Kain Kersed bh 15, , Belanja Bahan Penunjang Laboratorium 4,572, Belanja Bahan Penunjang Laboratorium 4,572, Tabung Reaksi Pembakar Bunjen Air Raksa Alkhohol Kompor Gas Globel Kipet Asam bh 3, , Tabung Reaksi bh 3, , bh 26, , Pembakar Bunjen bh 26, , btl 121, ,438, Air Raksa btl 121, ,438, btl 34, , Alkhohol btl 34, , unit 130, , Kompor Gas 1.00 unit 130, , unit 500, , Globel 1.00 unit 500, , bh 5, , Kipet bh 5, , bt 32, , Asam 4.00 bt 32, , Belanja Pengadaan 10,000, Belanja Pengadaan 10,000, Plakat/Souvenir/Cinderamata Plakat/Souvenir/Cinderamata PRAKTEK KERJA INDUSTRI Pembuatan Plakat / Cendera Mata PRAKTEK KERJA INDUSTRI BH 125, ,000, Pembuatan Plakat / Cendera Mata BH 125, ,000, BAPPEDA DPPKAD

156 Hal : 12 dari = 3 X = 9 X = Belanja Jasa Kantor 2,625, Belanja Jasa Kantor 2,625, Belanja Dokumentasi 2,625, Belanja Dokumentasi 2,625, PRAKTEK KERJA INDUSTRI Cetak Photo Album PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH Cetak Photo Album UJI KOMPETENSI KEJURUAN Cetak Photo Album UJIAN SEKOLAH (US) Cetak Photo Album PENGADAAN PERLATAN OLAHRAGA DAN ALAT KESENIAN Cetak Photo Album UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Cetak Photo Album PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Cetak Photo Album MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU PRAKTEK KERJA INDUSTRI lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , UJI KOMPETENSI KEJURUAN lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , UJIAN SEKOLAH (US) lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , PENGADAAN PERLATAN OLAHRAGA DAN ALAT KESENIAN lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU Cetak Photo Album WORKSHOP KURIKULUM lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , WORKSHOP KURIKULUM BAPPEDA DPPKAD

157 Hal : 13 dari = 3 X = 9 X = Cetak Photo Album UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 1) Cetak Photo Album OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN Cetak Photo Album UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 1) Cetak Photo Album LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 1) lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL (UTS 1) lbr 3, , Cetak Photo lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) Cetak Poto Album lbr 3, , Cetak Poto lbr 3, , bh 75, , Album 1.00 bh 75, , Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 15,685, Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 15,685, Belanja Penggantian Suku Cadang 11,155, Belanja Penggantian Suku Cadang 11,155, Carburator Busi Motor 5.00 bh 450, ,250, Carburator 5.00 bh 450, ,250, bh 15, , Busi Motor bh 15, , bh 150, ,250, bh 150, ,250, Kabel Kelistrikan Timah Lampu Bolham depan 25, 50 watt Lampu Bolham belakang 25, 50 watt Multitetster Solder Listrik mtr 3, ,050, Kabel Kelistrikan mtr 3, ,050, mtr 2, , Timah mtr 2, , bh 25, ,000, Lampu Bolham depan 25, 50 watt bh 25, ,000, bh 25, ,000, Lampu Bolham belakang 25, 50 watt bh 25, ,000, bh 95, ,995, Multitetster bh 95, ,995, bh 25, , Solder Listrik bh 25, , Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan 4,530, Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan 4,530, Pelumas Kendaraan Bermotor Pelumas Kendaraan Bermotor Oli Motor sae btl 40, ,000, Oli Motor sae btl 40, ,000, BAPPEDA DPPKAD

158 Hal : 14 dari = 3 X = 9 X = Oli Casis Bensin Gemuk Amplas Dempul Lem Aibon Cat Air Aki bt 35, , Oli Casis bt 35, , liter 4, , Bensin liter 4, , kotak 2, , Gemuk kotak 2, , lbr 5, , Amplas lbr 5, , btl 22, , Dempul btl 22, , btl 8, , Lem Aibon btl 8, , klng 125, , Cat 5.00 klng 125, , btl 10, , Air Aki btl 10, , Belanja Cetak dan Penggandaan 64,908, Belanja Cetak dan Penggandaan 64,908, Belanja Cetak 17,095, Belanja Cetak 17,095, PRAKTEK KERJA INDUSTRI Cetak halaman Depan Cover Prakerin Cetak Sertifikat Prakerin UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Cetak Sertifikat Uji Kompetensi UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Cetak halaman dan isi raport kelas XI 10 lbr x 300 x Rp. 1000,- PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Cetak brosur 2500 lb Cetak Formulir Pendaftaran PRAKTEK KERJA INDUSTRI lbr 5, ,250, Cetak halaman Depan Cover Prakerin lbr 5, ,250, lbr 5, ,250, Cetak Sertifikat Prakerin lbr 5, ,250, UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) lbr 5, , Cetak Sertifikat Uji Kompetensi lbr 5, , UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2, lbr 1, ,880, Cetak halaman dan isi raport kelas XI 10 lbr x 2, lbr 1, ,880, x Rp. 1000,- PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU 2, hal 2, ,000, Cetak brosur 2500 lb 2, hal 2, ,000, lbr 2, , Cetak Formulir Pendaftaran lbr 2, , MASA ORIENTASI SISWA BARU MASA ORIENTASI SISWA BARU Cetak Name tage peserta dan Panitia exp 2, , Cetak Name tage peserta dan Panitia exp 2, , Cetak Sertifikat WORKSHOP KURIKULUM hal 5, ,500, Cetak Sertifikat hal 5, ,500, WORKSHOP KURIKULUM Name Tage Panitia dan Peserta exp 2, , Name Tage Panitia dan Peserta exp 2, , Sertifikat exp 5, , Sertifikat exp 5, , BAPPEDA DPPKAD

159 Hal : 15 dari = 3 X = 9 X = OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN Cetak Sertifikat OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN lbr 5, ,500, Cetak Sertifikat lbr 5, ,500, Belanja Penggandaan 43,813, Belanja Penggandaan 43,813, PRAKTEK KERJA INDUSTRI Penggandaan Buku Jurnal Prakerin 250 siswa x 22 lbr x Rp. 250,- Penggandaan Sertifikat Prakerin UJI KOMPETENSI KEJURUAN UKK Penggandaan Soal Praktek Kejuruan 162 siswa x 15 hl x 250 Penggandaan Lembar Kerja Siswa 162 x 10 hal x 250,- Penggandaan Sertifikat Uji Komptensi UJIAN SEKOLAH (US) Penggandaan soal US 15 MP x 5 lbr x 162 Siswa Penggandaan LJK 15 MP x 162 Siswa UJIAN AKKHIR SEMESTER GENAP Penggandaan Soal 20 MP x 5 lbr x 698 siswa x Rp. 250,- Penggandaan Lembar Jawab 20 MP x 698 x Rp. 750,- PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Penggandaan Formulir Pendaftaran 300 siswa x 2 lembar Penggandaan Soal Seleksi masuk 4 hal x 300 x Rp. 250,- Penggandaan Lembar Jawab dan Test Intervie Penggandaan Jadwal dan Nomor Peserta Ujian MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU PRAKTEK KERJA INDUSTRI 5, hal ,375, Penggandaan Buku Jurnal Prakerin 250 siswa 5, hal ,375, x 22 lbr x Rp. 250, lbr , Penggandaan Sertifikat Prakerin lbr , UJI KOMPETENSI KEJURUAN UKK 3, hal , Penggandaan Soal Praktek Kejuruan 162 3, hal , siswa x 15 hl x 250 1, hal , Penggandaan Lembar Kerja Siswa 162 x 10 1, hal , hal x 250, hal , Penggandaan Sertifikat Uji Komptensi hal , UJIAN SEKOLAH (US) 12, hal ,037, Penggandaan soal US 15 MP x 5 lbr x , hal ,037, Siswa 2, lbr , Penggandaan LJK 15 MP x 162 Siswa 2, lbr , UJIAN AKKHIR SEMESTER GENAP 66, hal ,725, Penggandaan Soal 20 MP x 5 lbr x , hal ,725, siswa x Rp. 250,- 13, lbr ,345, Penggandaan Lembar Jawab 20 MP x 698 x 13, lbr ,345, Rp. 750,- PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU hal , Penggandaan Formulir Pendaftaran 300 siswa hal , x 2 lembar 1, hal , Penggandaan Soal Seleksi masuk 4 hal x 300 1, hal , x Rp. 250, hal , Penggandaan Lembar Jawab dan Test Intervie hal , , hal , Penggandaan Jadwal dan Nomor Peserta Ujian 3, hal , MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU Penggandaan Buku Panduan MOPDB 10 lbr x 300 x 250,- Penggandaan Materi MOPDB 3 MT x 15 lbr x 250,- WORKSHOP KURIKULUM 3, hal , Penggandaan Buku Panduan MOPDB 10 lbr x 3, hal , x 250,- 1, hal , Penggandaan Materi MOPDB 3 MT x 15 lbr x 1, hal , ,- WORKSHOP KURIKULUM BAPPEDA DPPKAD

160 Hal : 16 dari = 3 X = 9 X = Penggandaan Materi 3 MT x 30 hal x hal , Penggandaan Materi 3 MT x 30 hal x hal , Pengandaan Format Prog. Tahunan, Semester, Silabus, RPP, Analisis 20 hal x 18 MP Penggandaan RPP 250,- x 3 rangkap 18 MP x 50 hal x Penggandaan Silabus 18 MP x 70 x 25 x 3 rangkap Penggandaan Hard cover 9 KTS hal , Pengandaan Format Prog. Tahunan, hal , Semester, Silabus, RPP, Analisis 20 hal x 18 MP 6, hal ,687, Penggandaan RPP 18 MP x 50 hal x 250,- 6, hal ,687, x 3 rangkap 9, hal ,362, Penggandaan Silabus 18 MP x 70 x 25 x 3 9, hal ,362, rangkap 9.00 exp 35, , Penggandaan Hard cover 9 KTS 9.00 exp 35, , UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS 2) UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS 2) Penggandaan Soal UTS 18 MP x , hal ,150, Penggandaan Soal UTS 18 MP x , hal ,150, Pengandaan Format Penilaian, Absen, Berita Acara, Daftar Hadir 30 hal x 18 MP x 3 tingkat Pengandaan Raport UTS OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN Penggandaan Format Penggalian Informasi Observais 5 hal x 300 1, hal , Pengandaan Format Penilaian, Absen, Berita 1, hal , Acara, Daftar Hadir 30 hal x 18 MP x 3 tingkat hal , Pengandaan Raport UTS hal , OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN 1, hal , Penggandaan Format Penggalian Informasi 1, hal , Observais 5 hal x 300 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS 1) UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS 1) Penggandaan Soal UTS 18 MP x 824 siswa x 1 hal Pengandaan Format Penilaian, Absen, Berita Acara, Daftar Hadir 30 hal x 18 MP x 3 tingkat Penggandaan Raport UTS 14, hal ,708, Penggandaan Soal UTS 18 MP x , hal ,708, siswa x 1 hal 1, hal , Pengandaan Format Penilaian, Absen, Berita 1, hal , Acara, Daftar Hadir 30 hal x 18 MP x 3 tingkat hal , Penggandaan Raport UTS hal , LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Penggandaan Materi LDK 5 MT x 20 hal x 50 siswa Penjilidan materi LDK 250 buku Penggandaan Laporan Penjilidan laporan LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN 5, hal ,250, Penggandaan Materi LDK 5 MT x 20 hal x 50 5, hal ,250, siswa exp 2, , Penjilidan materi LDK 250 buku exp 2, , hal , Penggandaan Laporan hal , exp 20, , Penjilidan laporan 3.00 exp 20, , Belanja Cetak Spanduk 4,000, Belanja Cetak Spanduk 4,000, PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Cetak Spanduk ( 5 mtr x 10 bh ) mtr 32, ,600, Cetak Spanduk ( 5 mtr x 10 bh ) mtr 32, ,600, Cetak Umbul - Umbul ( 4 mtr x 10 bh) mtr 32, ,280, Cetak Umbul - Umbul ( 4 mtr x 10 bh) mtr 32, ,280, BAPPEDA DPPKAD

161 Hal : 17 dari = 3 X = 9 X = MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU Cetak Spanduk ( 5 mtr x 2 bh) WORKSHOP KURIKULUM Cetak spsnduk ( 5 mtr x 2 bh) OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN Spanduk LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN mtr 32, , Cetak Spanduk ( 5 mtr x 2 bh) mtr 32, , WORKSHOP KURIKULUM mtr 32, , Cetak spsnduk ( 5 mtr x 2 bh) mtr 32, , OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN 5.00 mtr 32, , Spanduk 5.00 mtr 32, , LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Cetak Spanduk ( 5 meter x 2 bh ) mtr 32, , Cetak Spanduk ( 5 meter x 2 bh ) mtr 32, , Belanja Sewa Rumah / Gedung / Gudang / 11,000, Belanja Sewa Rumah / Gedung / Gudang / 11,000, Parkir Parkir Belanja Sewa Gedung / Kantor / Tempat 4,000, Belanja Sewa Gedung / Kantor / Tempat 4,000, Kerja Kerja LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Sewa Ruang Pertemuan / Aula LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN 2.00 hri 2,000, ,000, Sewa Ruang Pertemuan / Aula 2.00 hri 2,000, ,000, Belanja Sewa Ruang Rapat / Pertemuan 7,000, Belanja Sewa Ruang Rapat / Pertemuan 7,000, WORKSHOP KURIKULUM Sewa ruang pertemua 2 hari WORKSHOP KURIKULUM 2.00 hri 3,500, ,000, Sewa ruang pertemua 2 hari 2.00 hri 3,500, ,000, Belanja Sewa Sarana Mobilitas 25,600, Belanja Sewa Sarana Mobilitas 25,600, Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat 25,600, Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat 25,600, PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) Sewa mobil kegiatan promosi 2 hari OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) 2.00 OK 500, ,000, Sewa mobil kegiatan promosi 2 hari 2.00 OK 500, ,000, OBSERVASI PRAKTEK LAPANGAN (OPL) Sewa bus LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Sewa Truk 2 hari 6.00 unit 3,500, ,000, Sewa bus 6.00 unit 3,500, ,000, LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN 2.00 hri 1,800, ,600, Sewa Truk 2 hari 2.00 hri 1,800, ,600, Belanja Makanan dan Minuman 66,605, Belanja Makanan dan Minuman 66,605, Belanja Makanan dan Minuman 66,605, Belanja Makanan dan Minuman Pelaksanaan 66,605, Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan PRAKTEK KERJA INDUSTRI PRAKTEK KERJA INDUSTRI BAPPEDA DPPKAD

162 Hal : 18 dari = 3 X = 9 X = Makan dan Minum Rapat Persiapan 3 keg x 8 orang x Rp ,- UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) Jamuang Makan ringan Penguji Intenal dan External Program TSM Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x 15 hari Makan dan Minum Panitia 8 org x 15 hari Makan dan Minum Penguji Internal dan External Program Animasi UJIAN SEKOLAH (US) Jamuan makan ringan Panitia US 8 org x 7 hari Jamuan Makan Ringan Pengawas Ruangan 18 orang x 7 hari UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x 7 hari Jamuan Makanan ringan Pengawas UAS 18 orang x 7 hari Makan Minum Panitia UAS 8 org x 7 hari Makan dan Minum Pengawas Ruangan UAS 18 orang x 7 hari PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) Jamuan makanan ringan Panitia 8 org x 14 hari Jamuang Makanan ringan Pengawas Seleski PPDB 14 org x 2 hari Makan dan Minum Panitia 8 org x 14 hari Makan dan Minum Pengawas Seleksi PPDB 14 orang x 2 hari MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) Jamuan makan ringan Panitia 8 org x 3 hari OK 30, , Makan dan Minum Rapat Persiapan 3 keg x OK 30, , orang x Rp ,- UJI KOMPETENSI KEJURUAN (UKK) OK 15, , Jamuang Makan ringan Penguji Intenal dan OK 15, , External Program TSM OK 15, ,800, Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x OK 15, ,800, hari OK 30, ,600, Makan dan Minum Panitia 8 org x 15 hari OK 30, ,600, OK 30, , Makan dan Minum Penguji Internal dan External OK 30, , Program Animasi UJIAN SEKOLAH (US) OH 15, , Jamuan makan ringan Panitia US 8 org x 7 hari OH 15, , OH 30, ,780, Jamuan Makan Ringan Pengawas Ruangan OH 30, ,780, orang x 7 hari UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP OH 15, , Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x 7 hari OH 15, , OH 15, ,890, Jamuan Makanan ringan Pengawas UAS OH 15, ,890, orang x 7 hari OH 30, ,680, Makan Minum Panitia UAS 8 org x 7 hari OH 30, ,680, OH 30, ,780, Makan dan Minum Pengawas Ruangan UAS OH 30, ,780, orang x 7 hari PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) OH 15, ,680, Jamuan makanan ringan Panitia 8 org x OH 15, ,680, hari OH 15, , Jamuang Makanan ringan Pengawas Seleski OH 15, , PPDB 14 org x 2 hari OH 30, ,360, Makan dan Minum Panitia 8 org x 14 hari OH 30, ,360, OH 30, , Makan dan Minum Pengawas Seleksi PPDB OH 30, , orang x 2 hari MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB) OH 15, , Jamuan makan ringan Panitia 8 org x 3 hari OH 15, , Jamuan Makan ringan Pemberi materi 7 org x 3 hari Makan Minum Panitia 8 org x 3 hari Makan Mium Pemberi Mater 7 org x 3 hari OH 15, , Jamuan Makan ringan Pemberi materi 7 org x OH 15, , hari OH 30, , Makan Minum Panitia 8 org x 3 hari OH 30, , OH 30, , Makan Mium Pemberi Mater 7 org x 3 hari OH 30, , BAPPEDA DPPKAD

163 Hal : 19 dari = 3 X = 9 X = WORKSHOP KURIKULUM Jamuan makan ringan 53 org x 2 hari x 2 kali WORKSHOP KURIKULUM OH 15, ,180, Jamuan makan ringan 53 org x 2 hari x 2 kali OH 15, ,180, Makan dan Minum 53 org x 2 hari x 2 kali UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 2) Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x 7 hari Jamuan Makanan ringan Pengawas UAS 18 orang x 7 hari Makan Minum Panitia UTS 8 org x 7 hari Makan dan Minum Pengawas Ruangan UAS 18 orang x 7 hari Jamuan makanan ringan Panitia, Peserta, Guru Makan dan Minum Panitia, Peserta dan Guru OH 30, ,360, Makan dan Minum 53 org x 2 hari x 2 kali OH 30, ,360, UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP (UTS 2) OH 15, , Jamuan Makanan ringan Panitia 8 org x 7 hari OH 15, , OH 15, ,890, Jamuan Makanan ringan Pengawas UAS OH 15, ,890, orang x 7 hari OH 30, ,680, Makan Minum Panitia UTS 8 org x 7 hari OH 30, ,680, OH 30, ,780, Makan dan Minum Pengawas Ruangan UAS OH 30, ,780, orang x 7 hari OH 15, ,770, Jamuan makanan ringan Panitia, Peserta, Guru OH 15, ,770, OH 30, ,540, Makan dan Minum Panitia, Peserta dan Guru OH 30, ,540, LATIHAN DASAR KEMEPIMPINAN Makan dan Minum Panitia 3 x 2 hri x 8 org LATIHAN DASAR KEMEPIMPINAN OH 20, , Makan dan Minum Panitia 3 x 2 hri x 8 org OH 20, , Makan dan Minum Peserta 3 x 2 hri x 50 org OH 20, ,000, Makan dan Minum Peserta 3 x 2 hri x 50 org OH 20, ,000, Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari 3,600, Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari 3,600, Tertentu Tertentu Belanja Pakaian Olahraga 3,600, Belanja Pakaian Olahraga 3,600, LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN Kaos Peserta LDK Kaos Panitia LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN bh 60, ,000, Kaos Peserta LDK bh 60, ,000, bh 60, , Kaos Panitia bh 60, , Belanja Pemeliharaan 30,500, Belanja Pemeliharaan 30,500, Belanja Pemeliharaan Gedung/Bangunan 20,000, Belanja Pemeliharaan Gedung/Bangunan 20,000, Pemeliharaan Gedung selama 1 tahun 1.00 keg 20,000, ,000, Pemeliharaan Gedung (20,000,000.00) (100.00) Pintu kelas 7.00 bh 1,250, ,750, ,750, Cat Tembok (5 kg) bh 524, ,480, ,480, Cat Kayu kg 55, , , Roll cat 8.00 bh 20, , , BAPPEDA DPPKAD

164 Hal : 20 dari = 3 X = 9 X = Kuas 6.00 bh 10, , , Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 5,500, Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 5,500, Perawatan Bengkel Sepeda Mootor 4 unit 5.00 bh 500, ,500, Perawatan Bengkel Sepeda Motor (2,500,000.00) (100.00) Perawatan Peralatan Praktek Animasi bh 200, ,000, Pembersih rantai 100 ml unit 33, , (2,670,000.00) (89.00) Pelumas Rantai 30 gr unit 39, , , Minyak rem kaleng 26, , , Carburator Motor 7.00 unit 450, ,150, ,150, Stang Seher 6.00 unit 200, ,200, ,200, Ring Seher 5.00 bh 33, , , Belanaj Pemeliharaan Jalan, Jaringan, dan 5,000, Belanaj Pemeliharaan Jalan, Jaringan, dan 5,000, Irigasi Irigasi Pemeliharaan Jalan dan Solokan Sekolah 1.00 keg 5,000, ,000, Pemeliharaan Jalan dan Solokan Sekolah 1.00 keg 5,000, ,000, Belanja Transportasi dan Akomodasi 29,500, Belanja Transportasi dan Akomodasi 29,500, Belanja Transportasi 29,500, Belanja Transportasi 29,500, PRAKTEK KERJA INDUSTRI Transport Rapat Panitia 8 org x 3 kali Rp ,- Transport Monitoring Guru Pembimbang Prog. Animasi 14 kelompok x 3 kali Transport Monitoring Guru Pembimbing Prog. TSM 13 Kelompok x 3 kali Transport Monitoring Guru Pembimbing Prog. AP 23 Kelompok x 3 kali Transport Kepala Sekolah, Wakasek 3 org x 50 kelopok x 1 kegx Rp ,- Transport siswa peserta Prakerin 248 siswa x Rp ,- WORKSHOP KURIKULUM Trasnport Peserta Worksho 39 orang x 2 hari PRAKTEK KERJA INDUSTRI OH 50, ,200, Transport Rapat Panitia 8 org x 3 kali Rp OH 50, ,200, , OH 40, ,680, Transport Monitoring Guru Pembimbang Prog OH 40, ,680, Animasi 14 kelompok x 3 kali OH 40, ,560, Transport Monitoring Guru Pembimbing Prog OH 40, ,560, TSM 13 Kelompok x 3 kali OH 40, ,760, Transport Monitoring Guru Pembimbing Prog OH 40, ,760, AP 23 Kelompok x 3 kali OH 40, ,000, Transport Kepala Sekolah, Wakasek 3 org x OH 40, ,000, kelopok x 1 kegx Rp , OH 50, ,400, Transport siswa peserta Prakerin 248 siswa x OH 50, ,400, Rp ,- WORKSHOP KURIKULUM OK 50, ,900, Trasnport Peserta Worksho 39 orang x 2 hari OK 50, ,900, Belanja Perlengkapan 11,330, Belanja Perlengkapan 11,330, Belanja Perlengkapan Olah Raga 11,330, Belanja Perlengkapan Olah Raga 11,330, Tolak Peluru 4.00 bh 125, , Tolak Peluru 4.00 bh 125, , BAPPEDA DPPKAD

165 Hal : 21 dari = 3 X = 9 X = Cakram Lempar Lembing Tongkat Estapet Star Block Jaring net Bola Net Bulu Tangksi Kok Raket Net Voli Bola Voli Bola Baske Bola Futsal Matras Senan 4.00 bh 110, , Cakram 4.00 bh 110, , bh 125, , Lempar Lembing 4.00 bh 125, , bh 85, , Tongkat Estapet 4.00 bh 85, , bh 350, ,400, Star Block 4.00 bh 350, ,400, aet 150, , Jaring net 2.00 aet 150, , bh 225, , Bola 4.00 bh 225, , bh 200, , Net Bulu Tangksi 1.00 bh 200, , slop 200, ,000, Kok 5.00 slop 200, ,000, bh 300, ,200, Raket 4.00 bh 300, ,200, bh 250, , Net Voli 1.00 bh 250, , bh 275, ,100, Bola Voli 4.00 bh 275, ,100, bh 250, ,000, Bola Baske 4.00 bh 250, ,000, bh 200, , Bola Futsal 4.00 bh 200, , bh 700, ,400, Matras Senan 2.00 bh 700, ,400, Belanja Modal 67,500, Belanja Modal 67,500, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio 60,000, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio 60,000, Belanja Modal Pengadaan Handycam 9,500, Belanja Modal Pengadaan Handycam 9,500, Pengadaan Handycam GR-D unit 9,500, ,500, Handycam 1.00 unit 9,500, ,500, Belanja Modal Pengadaan Alat Musik 50,500, Belanja Modal Pengadaan Alat Musik 50,500, Peralatan Music 1 set Peralatan Marawais Keyboard (organ) 1.00 Set 35,000, ,000, Peralatan Music 1 set 1.00 Set 35,000, ,000, Set 5,000, ,000, Peralatan Marawais 1.00 Set 5,000, ,000, set 10,500, ,500, Keyboard (organ) 1.00 set 10,500, ,500, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 2,500, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 2,500, Laboratorium Laboratorium Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 2,500, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 2,500, Laboratorium Kimia Laboratorium Kimia Almari Kimia 1.00 bh 2,500, ,500, Lemari Kimia 1.00 bh 2,500, ,500, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Olah 5,000, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Olah 5,000, Raga Raga Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Olah 5,000, Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Olah 5,000, Raga Senam Raga Senam BAPPEDA DPPKAD

166 Hal : 22 dari = 3 X = 9 X = Tape Recorder 1.00 set 5,000, ,000, Tape Recorder 1.00 set 5,000, ,000, Jumlah 610,750, ,750, Rencana Penarikan Dana Per Triwulan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV : Rp. : Rp. : Rp. : Rp. 272,080, ,990, ,126, ,553, Tangerang Selatan, Juli 2013 Menyetujui, Pengguna Anggaran Kepala Dinas Pendidikan Jumlah : Rp. 610,750, Tim Anggaran Pemerintah Daerah Drs. H. Mathodah S, M.Si No m Nama NIP Jabatan Tandatangan 1 Ir. Dendi Pryandana, MT Kepala BAPPEDA 2 H. Uus Kusnadi, SE, M.Si Kepala DPPKAD BAPPEDA DPPKAD

167 Lampiran 6 Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan REKAPITULASI JUMLAH PESERTA DIDIK SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TINGKAT KOMPETENSI KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH X. ANIMASI X. AN X. AN Jumlah X. TSM X. TSM X. TSM I X. TSM Jumlah X. ADM. PERKANTORAN XI. AP XI. AP XI. AP Jumlah TOTAL SISWA KELAS X II XI. ANIMASI XI. AN XI. AN Jumlah XI. TSM XI. TSM XI. TSM XI. TSM Jumlah XI. ADM. PERKANTORAN XI. AP XI. AP XI. AP Jumlah TOTAL SISWA KELAS XI III XII. ANIMASI XII. AN XII. AN Jumlah XII. TSM XII. TSM XII. TSM Jumlah XII. ADM. PERKANTORAN XII. AP XII. AP XII. AP Jumlah TOTAL SISWA KELAS XII TOTAL SISWA KELAS X, XI, XII

168 Tangerang Selatan, 20 Januari 2014 Kepala Sekolah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M NIP

169 Lampiran 7 Data Tenaga Kependidikan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan DATA TENAGA KEPENDIDIKAN SMK NEGERI 3 TANGERANG SELATAN PNS/NON PNS DINAS PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN SMKN 3 Status Pendidikan Sertifikat No Tempat Lahir Tanggal Lahir NUPTK Jabatan Kepegawaian Jurusan Nama terakhir PNS/Non PNS Sudah Belum 1 Heny Purwita, SE Tangerang 22/07/ KA. TU Non PNS S1 EKOMONI Belum 2 Siti Jumiarty, S.Sy Tangerang 11/11/1987 Staff TU Non PNS S1 SYARIAH Belum 3 Adi Wijaya, S.Kom Tangerang 3/4/1989 Staff TU Non PNS S1 INFORMATIKA Belum 4 Sadeli Tangerang Caraka Non PNS SMK T.MESIN Belum 5 Sirin Tangerang Caraka Non PNS Belum 6 Unem Tangerang Caraka Non PNS Belum 7 Nurdin Tangerang Keamanan Non PNS SMK T.MESIN Belum 8 Jalih Tangerang Keamanan Non PNS Belum 9 Acin Tangerang Keamanan Non PNS Belum Ket. Tangerang Selatan, 20 Januari 2014 Kepala Sekolah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M NIP

170 Lampiran 8 Data Tenaga Pendidik SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan DATA TENAGA PENDIDIK SMK NEGERI 3 TANGERANG SELATAN PNS/NON PNS DINAS PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN No Kode Nama Guru NIP Gol. Ruang Mata Pelajaran 1 01 H. ABU BAKAR, S.Pd, MM IV.a PAI EKA DWI KARYATI, S.Pd IV.a IPA Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI IV.a PKn NURMALIA YUNITA, S.Pd III.d Kimia / IPA SUHERNI, S,Pd III.c Produktif AP NENY MARYATI, S.Pd III.c Fisika Hj. USMAWATI, S.Pd, MM III.b IPS / Kewirausahaan SITTI RUBIYATIN, BA III.a Bahasa Indonesia MUHAMAD NISAD, S.Pd, SE III.a Produktif AP IKA SARTIKA, S.Ap III.a Produktif AP JAFAR WAHID, ST III.a Produktif TSM / Mulok ENDANG WAHYUNI, S.Si III.a Matematika VIA NOORLATIFAH, S.Psi III.a BP/BK SITI RAHAYU, S.Pd III.a Kimia / IPA SURYA WEDI, S.Kom III.a Produktif AN / AP TONI, S.Pd III.a Penjaskes SANUSI, S.Ag PAI HENY PURWITA, SE Produktif AP Ir. REYGIE LUKMAN Produktif TSM IMAM SUHAERI, ST Produktif TSM RA. SILVIANA, SE Kewirausahaan IRA PUSPITA C, S.Pd. Bahasa Inggris MUHAMMAD HUDRI, S.Pdi PAI / BTQ HUDI MURTIYOSO, ST Produktif TSM ABDUL WAFI, S.Pd Produktif TSM VIHATMI VERONIKA, S.Si Matematika MUHAMMAD YUNUS, S.Ag BTQ Ir. ISMU GUNAWAN KKPI DIDI SUKANDI, ST Produktif AN SOFYAN MUCHLIS, S.Kom Produktif AN / Mulok SUMIYATI, S.Pd K3LH / Kewirausahaan HAMDANI, SE Penjaskes PRIO OKTAPIANTO, S.Pd Bahasa Indonesia DIKHA SUROVA, S.Kom Produktif AN ZAKI ZAINAL ARIFIN, S.S Bahasa Inggris NURFIAH, S.Pd PAI LASTRI FAJRIAH, S.Psi BP/BK WAHYU KUMALAWATI, S.Pd PKN SITI ZUBAEDAH, S.Pd Produktif AP MEGAWATI SUDIRMAN, SE Produktif AP MUHAMMAD SUCIPTO Produktif AN HERI PURNOMO Produktif TSM 24 Jumlah Jam

171 43 45 ABDUL ROCHMAN, S.Pd Seni Budaya IRMAN CHANIAGO, S.Pd Bahasa Inggris RUSMIATI, S.Pd Bahasa Indonesia SITI JUMIARTI, S.Sy Mulok AP ENDANG CAHAYA P, S.Kom KKPI AHMAD RUSMANTO, ST Produktif TSM SITI MASITOH, S.Pd PKn APRINIA HANDAYANI, S.Si Matematika SUSI LIA ANDRIANTI Bahasa Inggris 6 Tangerang Selatan, 20 Januari 2014 Kepala Sekolah H. Abu Bakar, S.Pd, M.M NIP

172 Lampiran 9 Misi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Misi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan pendekatan metode PAIKEM. b. Menciptakan pembelajaran dengan melalui metode TIK (Teknologi Ilmu Komputer). c. Menciptakan pembelajaran terpadu dengan pendekatan pendidikan akhlakul karimah. d. Melaksanakan Workshop dan Diklat untuk pengembangan profesi guru. e. Melaksanakan Ekskul dalam rangka untuk menanamkan semangat kebangsaan bagi siswa. f. Menghasilkan tamatan yang Kompeten,Kreatif, Mandiri,berwawasan IPTEK dan IMTAK agar bias terserap oleh Dunia Usaha dan Industri baik tingkat Regional dan Internasional. g. Menciptakan sekolah berwawasan Lingkungan Hidup. h. Melaksanakan Pertemuan Keluarga Guru secara berkala dalam rangka penguatan rasa kekeluargaan.

173 Lampiran 10 Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian A. Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Animasi Visi Kompetensi Keahlian Animasi : Menjadikan Peserta didik memiliki pengetahuan dan Ketrampilan dalam Bidang Animasi mampu bersaing dan mengisi lowongan pekerjaan di DU/DI tingkat Nasional dan Internasional. Misi Kompetensi Keahlian Animasi : a. Mengembangkan Pengetahuan dan Ketrampilan dalam bidang Animasi. b. Memiliki kemapuan dan keterampilan dalam mengoperasikan peralatanperalatan Animasi sesuai dengan perkembangan Ilmu, Teknologi dan Informasi serta Seni. c. Menerapkan Standar Operasional Prosedur dalam bekerja sesuai untuk medukung Tugas Pokok dalam bekerja. d. Memberikan motivasi untuk hidup sehat, mandiri, kreatif dan inovatif. Tujuan Kompetensi Keahlian Animasi Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten : 1. Peserta didik dapat menyusun cerita dalam bentuk scrpit dan storyboard. 2. Peserta didik dapat mengoperasikan software dan periferal animasi 2D. 3. Peserta didik dapat mengoperasikan software dan periferal animasi 3D. 4. Peserta didik dapat membuat gambar animasi secara manual maupun digital. 5. Peserta didik dapat membuat karya animasi berupa film maupun media pemanfaatan lainnya. 6. Peserta didik dapat mendukung pembuatan game edukasi.

174 B. Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Teknik Sepeda Motor Visi Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor : Menjadikan Peserta didik memiliki pengetahuan dan Ketrampilan dalam Bidang Teknik Sepeda Motor mampu bersaing dan mengisi lowongan pekerjaan di DU/DI tingkat Nasional dan Internasional. Misi Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor : a. Mengembangkan Pengetahuan dan Ketrampilan dalam bidang Teknik Sepeda Motor. b. Memiliki kemapuan dan ketrampilan dalam mengoperasikan peralatanperalatan Otomtotif sesuai dengan perkembangan Ilmu, Teknologi dan Informasi serta Seni. c. Menerapkan Standar Operasional Prosedur dalam bekerja sesuai untuk mendukung Tugas Pokok dalam bekerja. d. Memberikan motivasi untuk hidup sehat, mandiri, kreatif dan inovatif. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten : a. Peserta didik mampu melakukan Perawatan dan perbaikan engine sepeda motor. b. Peserta didik mampu melakukan Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga sepeda motor. c. Peserta didik mampu melakukan Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi sepeda motor. d. Peserta didik mampu melakukan Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor.

175 C. Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran Visi Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran : Mempersiapkan lulusan yang siap bekerjera di DU/DI, yang professional, mandiri, Kompeten dan mampu berkompetensi pada tingkat Nasional dan Internasional. Misi Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran : a. Memiliki kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulis. b. Memiliki kemapuan dan ketrampilan dalam mengoperasikan peralatanperalatan Kantor sesuai dengan perkembangan Teknologi dan Informasi. c. Mampu mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya; d. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola surat/dokumen, Arsip sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga; Tujuan Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten : 1. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat; 2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien; 3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya;

176 4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga; 5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak;

177 Lampiran 11 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost a. Proporsi Tabel 1 Proporsi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total Tabel 2 Proporsi Jumlah Guru Penerima Tunjangan Struktural No Program Keahlian Jumlah Guru Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 3 30 Total Tabel 3 Proporsi Jumlah Guru PNS No Program Keahlian Jumlah Guru Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 5 31 Total

178 Tabel 4 Proporsi Penerima TPP No Program Keahlian Jumlah Guru Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan Tabel 5 Biaya Honor/Insentif Pendidik dan Tenaga Kependidikan No Program Keahlian Jumlah (Rp) Proporsi % 1 Animasi 134,550, Teknik Sepeda Motor 177,606, Administrasi Perkantoran 226,044, Total 538,200, Tabel 6 Biaya Tunjangan Struktural No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 87,120, Teknik Sepeda Motor 65,340, Administrasi Perkantoran 65,340, Total 217,800,

179 Tabel 7 Biaya Gaji PNS No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 187,495, Teknik Sepeda Motor 229,832, Administrasi Perkantoran 187,495, Total 604,823, Tabel 8 Biaya TPP PNS, guru honorer, TU, dan toolman No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 39,456, Teknik Sepeda Motor 44,388, Administrasi Perkantoran 39,456, Total 123,300,

180 Lampiran 12 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost a. Proporsi Tabel 1 Proporsi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan Tabel 2 Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 30,000, Teknik Sepeda Motor 39,600, Administrasi Perkantoran 50,400, Total 120,000, Tabel 3 Biaya Alat Tulis Kantor No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 12,500, Teknik Sepeda Motor 16,500, Administrasi Perkantoran 21,000, Total 50,000,

181 Tabel 4 Biaya Alat Olahraga dan Kesenian No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 19,248, Teknik Sepeda Motor 25,408, Administrasi Perkantoran 32,337, Total 76,995, Tabel 5 Biaya Alat Pendidikan No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 87,500, Teknik Sepeda Motor 115,500, Administrasi Perkantoran 147,000, Total 350,000, Tabel 6 Biaya Alat Praktek No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 450,000, Teknik Sepeda Motor 594,000, Administrasi Perkantoran 756,000, Total 1,800,000,

182 Lampiran 13 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost a. Proporsi Tabel 1 Proporsi Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan 1. Penerimaan Peserta Didik Baru Tabel 11 Biaya Penerimaan Peserta Didik Baru No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 5,413, Teknik Sepeda Motor 8,943, Administrasi Perkantoran 9,178, Total 23,535, Masa Orientasi Peserta Didik Baru Tabel 12 Biaya Masa Orientasi Peserta Didik Baru No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 2,491, Teknik Sepeda Motor 4,116, Administrasi Perkantoran 4,224, Total 10,832,

183 3. Observasi Praktek Lapangan Tabel 13 Biaya Observasi Praktek Lapangan No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 12,423, Teknik Sepeda Motor 20,525, Administrasi Perkantoran 21,065, Total 54,015, a. Proporsi Tabel 14 Proporsi Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan 1. Praktek Kerja Industri Tabel 15 Biaya Praktek Kerja Industri No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 10,267, Teknik Sepeda Motor 14,546, Administrasi Perkantoran 17,968, Total 42,782,

184 a. Proporsi Tabel 16 Proporsi Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran - - Total b. Perhitungan 1. Ujian Sekolah Tabel 17 Biaya Ujian Sekolah No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 18,640, Teknik Sepeda Motor 6,894, Administrasi Perkantoran - - Total 25,535, Uji Kompetensi Kejuruan Tabel 18 Biaya Uji Kompetensi Kejuruan No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 17,469, Teknik Sepeda Motor 6,461, Administrasi Perkantoran - - Total 23,931,

185 3. Tryout Tabel 19 Biaya Tryout No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 21,900, Teknik Sepeda Motor 8,100, Administrasi Perkantoran - - Total 30,000, Pendalaman Materi/Bimbel Tabel 20 Biaya Pendalaman Materi/Bimbel No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 54,567, Teknik Sepeda Motor 20,182, Administrasi Perkantoran - - Total 74,750, Perpisahan/Wisuda Tabel 21 Biaya Perpisahan / Wisuda No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 43,654, Teknik Sepeda Motor 16,146, Administrasi Perkantoran - - Total 59,800,

186 a. Proporsi Tabel 22 Proporsi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan 1. Ujian Tengah Semester Tabel 23 Biaya Ujian Tengah Semester No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 28,777, Teknik Sepeda Motor 37,985, Administrasi Perkantoran 48,345, Total 115,109, Ujian Akhir Semester Tabel 24 Biaya Ujian Akhir Semester No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 30,806, Teknik Sepeda Motor 40,664, Administrasi Perkantoran 51,754, Total 123,225,

187 3. Latihan Dasar Kepemimpinan Tabel 25 Biaya Latihan Dasar Kepemimpinan No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 5,858, Teknik Sepeda Motor 7,732, Administrasi Perkantoran 9,841, Total 23,432, a. Proporsi Tabel 25 Proporsi Guru SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan 1. Workshop Kurikulum Tabel 26 Biaya Workshop Kurikulum No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 10,367, Teknik Sepeda Motor 12,708, Administrasi Perkantoran 10,367, Total 33,443,

188 a. Proporsi perhitungan Tabel 27 Frekuensi Kegiatan Lomba No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 4 40 Total b. Perhitungan 1. Lomba-Lomba Tabel 28 Biaya Lomba Lomba No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 11,627, Teknik Sepeda Motor 11,627, Administrasi Perkantoran 15,503, Total 38,758, a. Proporsi Tabel 29 Frekuensi Kegiatan Peringatan Hari Besar Agama No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 2 50 Total 4 100

189 b. Perhitungan Tabel 30 Biaya Peringatan Hari Besar Agama No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 6,750, Teknik Sepeda Motor 6,750, Administrasi Perkantoran 13,500, Total 27,000, a. Proporsi Tabel 31 Frekuensi Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi 0, Teknik Sepeda Motor 0, Administrasi Perkantoran 0,4 40 Total b. Perhitungan Tabel 32 Biaya Peringatan Hari Besar Nasional No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 3,000, Teknik Sepeda Motor 3,000, Administrasi Perkantoran 4,000, Total 10,000,

190 a. Proporsi Tabel 33 Frekuensi Kegiatan Penulisan Laporan No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 5 42 Total b. Perhitungan Tabel 34 Biaya Penulisan Laporan No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 600, Teknik Sepeda Motor 792, Administrasi Perkantoran 1,008, Total 2,400, a. Proporsi Tabel 35 Frekuensi Kegiatan Ektrakurikuler No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 5 42 Total

191 b. Perhitungan Tabel 36 Biaya Ektrakurikuler No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 11,250, Teknik Sepeda Motor 14,850, Administrasi Perkantoran 18,900, Total 45,000, a. Proporsi Tabel 37 Frekuensi Kegiatan Rapat Kerja No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi 0, Teknik Sepeda Motor 0, Administrasi Perkantoran 0,6 30 Total b. Perhitungan Tabel 38 Biaya Rapat Kerja No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 14,000, Teknik Sepeda Motor 14,000, Administrasi Perkantoran 12,000, Total 40,000,

192 a. Proporsi Tabel 39 Frekuensi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 5 42 Total b. Perhitungan Tabel 40 Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 9,300, Teknik Sepeda Motor 12,276, Administrasi Perkantoran 15,624, Total 37,200, a. Proporsi Tabel 41 Frekuensi Kegiatan Classmeeting No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi 0, Teknik Sepeda Motor 0, Administrasi Perkantoran 0,6 30 Total 2 100

193 b. Perhitungan Tabel 42 Biaya Classmeeting No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 7,000, Teknik Sepeda Motor 7,000, Administrasi Perkantoran 6,000, Total 20,000, a. Proporsi Tabel 43 Proporsi Siswa SMK Negeri 3 Tangsel No Program Keahlian Jumlah Siswa Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total b. Perhitungan Tabel 44 Biaya Daya dan Jasa No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 16,202, Teknik Sepeda Motor 21,386, Administrasi Perkantoran 27,219, Total 64,809,

194 a. Proporsi Tabel 45 Frekuensi Perbaikan No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 5 42 Total b. Perhitungan Tabel 46 Biaya Perbaikan Ringan Sarana dan Prasarana No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 14,478, Teknik Sepeda Motor 19,111, Administrasi Perkantoran 24,323, Total 57,914, a. Proporsi Tabel 47 Frekuensi Kegitan Transport Rapat dan Perjalanan Dinas No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran Total

195 b. Perhitungan Tabel 48 Biaya Transport Rapat dan Perjalanan Dinas No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 19,957, Teknik Sepeda Motor 19,957, Administrasi Perkantoran 24,464, Total 64,380, a. Proporsi Tabel 49 Frekuensi Kegiatan MGMP No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi 0, Teknik Sepeda Motor 0, Administrasi Perkantoran 0,6 30 Total b. Perhitungan Tabel 50 Biaya MGMP No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 8,750, Teknik Sepeda Motor 8,750, Administrasi Perkantoran 7,500, Total 25,000,

196 a. Proporsi Tabel 51 Frekuensi Kegiatan Pengembangan SDM No Program Keahlian Frekuensi Proporsi % 1 Animasi Teknik Sepeda Motor Administrasi Perkantoran 4 40 Total b. Perhitungan Tabel 52 Biaya Pengembangan SDM No Program Keahlian Jumlah Proporsi % 1 Animasi 6,870, Teknik Sepeda Motor 6,870, Administrasi Perkantoran 9,160, Total 22,902,

197 Lampiran 14 Rekap Perhitungan Biaya Operasional dan Biaya Pengembangan A. Biaya Opersional/Rutin No Elemen Biaya Program Keahlian Animasi TSM AP 1 Honor pendidik dan tenaga kependidikan 134,550, ,606, ,044,000 2 Tunjangan struktural 87,120,000 65,340,000 65,340,000 3 Alat dan bahan habis pakai 30,000,000 39,600,000 50,400,000 4 ATK 12,500,000 16,500,000 21,000,000 5 PPDB 5,413,050 8,943,300 9,178,650 6 MOPDB 2,491,475 4,116,350 4,224,675 7 OPL 12,423,450 20,525,700 21,065,850 8 Prakerin 10,267,800 14,546,050 17,968,650 9 Ujian sekolah 18,640,550 6,894, Uji Kompetensi Kejuruan 44,985,155 16,638, Tryout 21,900,000 8,100, Bimbel 54,567,500 20,182, Perpisahan 43,654,000 16,146, UTS 28,777,250 37,985,970 48,345, UAS 30,806,250 40,664,250 51,754, LDK 7,732,725 5,858,125 9,841, Workshop 10,367,330 12,708,340 10,367, Lomba-lomba 11,627,400 11,627,400 15,503, Peringatan Hari Besar Agama 6,750,000 6,750,000 13,500, Peringatan Hari Besar Nasional 3,000,000 3,000,000 4,000,000

198 21 Penulisan laporan 600, ,000 1,008, Rapat kerja 14,000,000 14,000,000 12,000, Pemeliharaan Sapras 9,300,000 12,276,000 15,624, Classmeeting 7,000,000 7,000,000 6,000, Daya dan jasa 16,202,260 21,386,983 27,219, Perbaikan ringan sapras 14,478,500 19,111,620 24,323, Ekskul 11,250,000 14,850,000 18,900, Perjalanan dinas 19,957,800 19,957,800 24,464, Pembelian Buku 17,468,750 23,058,750 29,347, Pentas Seni 6,372,366 8,411,522 10,705, Gaji PNS 187,495, ,832, ,495, TPP PNS, Honorer, TU dan toolman 39,456,000 44,388,000 39,456,000 Total 694,203, ,577, ,127,835 Total keseluruhan 2,835,031,900 B. Biaya Pengembangan No Elemen Biaya Program Keahlian Animasi TSM Animasi 31 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 8,750,000 8,750,000 7,500, Pengembangan SDM 6,870,600 6,870,600 9,160, Pengadaan Alat Olahraga dan Kesenian 19,248,750 25,408,350 32,337, Pengadaan Alat Praktek 3 Program 450,000, ,000, ,000,000

199 Keahlian 35 Pembelian Alat Pendidikan 87,500, ,500, ,000, Pembangunan Gedung Sekolah 450,000, ,000, ,000,000 1,022,369,350 1,344,528,950 1,707,997,900 Total Seluruhnya 4,074,897,000

200 Lampiran 15 Rekapitulasi Gaji PNS dan TPP Tahun 2013 Rekapitulasi Gaji PNS dan TPP PNS, Guru Honor, TU dan Toolman. No Kegiatan Per Bulan Per Tahun 1 Gaji PNS (16 orang) TPP PNS (15 orang) TPP Kepsek (1 orang) TPP TU (1 orang) TPP Guru Honor (6 orang) TPP Toolman (6 orang) Tangerang Selatan, 31 Maret 2014 Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan H. Abu Bakar, S.Pd, M.M. NIP

201 Lampiran 16 Data Penerimaan Bantuan Pemerintah Provinsi dan Kota Tahun Penerimaan Bantuan dari Provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan No Jenis Bantuan Jumlah Dana Sumber Dana Tahun 1 Bangunan Sekolah Provinsi Provinsi Pemerintah Kota Pemerintah Kota Pemerintah Kota Alat Praktek Pemerintah Kota Pemerintah Kota Pemerintah Kota Pemerintah Kota Alat Pembelajaran Pemerintah Kota 2012 Tangerang Selatan, 31 Maret 2014 Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan H. Abu Bakar, S.Pd, M.M. NIP

202

203

Santi Setyaningrum NIM

Santi Setyaningrum NIM ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) UNTUK MENENTUKAN STANDAR BIAYA DI SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SISWA DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SISWA DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING Analisis Perhitungan Biaya... (Ria Maya Andreti) 1 ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SISWA DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING ANALYSIS OF STUDENT UNIT COST CALCULATION WITH ACTIVITY BASED COSTING MODEL Oleh:

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen madrasah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di madrasah. Sebagaimana yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DI SMK NEGERI 1 WONOSARI SKRIPSI

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DI SMK NEGERI 1 WONOSARI SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DI SMK NEGERI 1 WONOSARI HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Adelina Vina Hapsari & Sukirno 27-34

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Adelina Vina Hapsari & Sukirno 27-34 ANALISIS BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 JOGONALAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALYSIS OF EDUCATION UNIT COST IN SMK NEGERI 1 JOGONALAN ACADEMIC YEAR 2014/2015 Oleh: Adelina Vina Hapsari Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber

Lebih terperinci

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga

Lebih terperinci

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue

BAB II KAJIAN TEORI. dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pendidikan 1. Pengertian Biaya Menurut Supriyono (2000:16), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG SUMBANGAN SUKARELA DAN PUNGUTAN DARI MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta didik yang menuntut pendidikan.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd. KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL Rahmania Utari, M. Pd. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami landasan hukum dan kebijakan pendidikan formal meliputi dasar, menengah dan tinggi. 1. Standar-standar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebijakan pendanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebijakan pendanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat dua agenda penting pemerintah berkenaan dengan bidang pendidikan, yaitu; peningkatan mutu Pendidikan Nasional dan pemerataan kesempatan memperoleh

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KOTA DEPOK YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dalam sebuah hadist juga

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN I. UMUM Pengaturan mengenai pendanaan pendidikan dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48, dan Pasal 49,

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA DEPOK YANG BERASAL DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Menimbang PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 1 Pokok Bahasan A B Sekilas Program BOS Kebijakan Perubahan Mekanisme Penyaluran Dana BOS Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017 PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DAN PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Resume ke-9 Tgl 1 Desember 2015 Oleh: Lilik Lestari NIM:15105241037 Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum http://pengetahuanku.blogs.uny.ac.id URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BUPATI KEPULAUAN YAPEN RAFT 4 RANPERDA final BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Lebih terperinci

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN Namaa NPM Kelas Dosen : Pipin Piniman : 82321314086

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Akuntansi Sektor Publik. sama sektor publik dan swasta. berguna untuk pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Akuntansi Sektor Publik. sama sektor publik dan swasta. berguna untuk pengambilan keputusan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Menurut Indra Bastian (2010:3) akuntansi sektor publik dapat didefinisikan sebagai : Mekanisme teknis dan analisis

Lebih terperinci

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN/SATUAN BIAYA DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS (PSG) DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2009 WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Sekolah sebagai salah satu unit operasional pendidikan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

Biaya Operasional. Satuan Pendidikan. untuk Kabupaten/Kota. Biaya Operasional. per Peserta Didik. Panduan Penghitungan

Biaya Operasional. Satuan Pendidikan. untuk Kabupaten/Kota. Biaya Operasional. per Peserta Didik. Panduan Penghitungan Standar Nasional Pembiayaan Pendidikan BOSP Biaya Operasional Satuan Pendidikan untuk Kabupaten/Kota Penentuan Volume dan Harga Standar Kabupaten/Kota Biaya Operasional per Peserta Didik Panduan Penghitungan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL ACTIVITY BASED COSTING DALAM PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DI SMK N 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL ACTIVITY BASED COSTING DALAM PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DI SMK N 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI IMPLEMENTASI MODEL ACTIVITY BASED COSTING DALAM PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DI SMK N 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 336 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA BANDUNG PADA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Otonomi merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam konteks

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Otonomi merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam konteks BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Otonomi sekolah Otonomi merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam konteks pengembangan suatu institusi. Otonomi menunjukkan sebagai sesuatu yang dapat berdiri sendiri

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, SATUAN PENDIDIKAN DASAR, DAN SATUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan sekolah merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk

Lebih terperinci

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003 Oleh I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan yang paling pokok dalam menentukan kemajuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang ini, seringkali diklaim kurang mampu menjawab tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini oleh para ahli menyimpan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN STANDAR BELANJA DAN PEMBANDINGAN DENGAN ANGGARAN

BAB IV PERANCANGAN STANDAR BELANJA DAN PEMBANDINGAN DENGAN ANGGARAN BAB IV PERANCANGAN STANDAR BELANJA DAN PEMBANDINGAN DENGAN ANGGARAN 4.1. Rekonstruksi Standar Biaya Wajib Belajar Penyusunan standar biaya versi pertama disusun dengan formula standar output dikalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.256, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBDAYAAN. Dana Alokasi Khusus. Pendidikan Menengah. TA Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA. No.256, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBDAYAAN. Dana Alokasi Khusus. Pendidikan Menengah. TA Petunjuk Teknis. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.256, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBDAYAAN. Dana Alokasi Khusus. Pendidikan Menengah. TA 2013. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN : BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan sumber daya manusia baik secara individu maupun bersama-sama bertanggung jawab untuk mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KOTA MOJOKERTO (BOSKO)/ BANTUAN SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan jaman telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana perkembangan ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MTs NEGERI 1 RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MTs NEGERI 1 RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MTs NEGERI 1 RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci