BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah usia yang tidak dewasa lagi, justru bisa dikatakan temuo karena sudah melewati masa-masa yang belum terlewati oleh para remaja. Pada dasarnya umur atau usia itu menjadi suatu problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri tetang meningkatnya usia, ada yang menjadi orang yang lebih taat dari sebelumnya, ada pula yang justru melakukan sesuatu yang mengecewakan semuanya tergantung pada orang itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (Al-Isawi, 2002). Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005), fisik lansia akan mengalami perubahan alami yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomis dan medis. Perubahan akan terlihat pada jaringan dan organ tubuh antara lain, kulit menjadi kering dan berkeriput, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran juga berkurang, indera perasa menurun, 1

2 daya penciuman berkurang, tulang keropos, dan mudah patah, elastisitas jaringan paru-paru berkurang dan nafas menjadi pendek, otot jantung bekerja tidak efisien, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Singkatnya, masalah yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan fisik adalah rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Penurunan kondisi fisik tersebut akan ikut berpengaruh pada kondisi psikisnya. Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan bukan merupakan suatu penyakit. Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Pada usia ini banyak sekali kita dapatkan orang tua itu yang belum mengerti tentang pendidikan keagamaan yang akan menjadi dasar atau 2

3 pedoman bagi kehidupan orang tersebut. Penulis banyak sekali melihat kalau pada usia yang sudah lanjut mereka justru masih belajar ilmu agama, kalau ditanya jawabnya adalah lha, nek jaman mbiyen ki durung ono seng gawe ngaji nduk, nek arak ngaji ke adoh begitu jawaban dari sebagian orang yang pernah penulis tanya. Jadi mereka mulai belajar pada usia yang sangat tidak baik untuk belajar, kata pepatah adalah seperti menulis diatas air yang akan cepat hilang. Tapi dengan umur yang seperti itu mereka belajar dengan keras dan semangat, penulis merasa kagum kepada mereka karena dengan usia yang tidak lagi muda mereka semangat untuk menimba ilmu untuk bekal ke akhirat nanti. Dengan kemampuan yang tidak muda lagi mereka siap untuk menjalani kegiatan itu dengan semangat. Mereka siap untuk menimba ilmu yang sangat bermanfaat untuk mereka dalam keadaan apapun. Pendidikan pada usia lanjut menurut penulis memang sangat bermanfaat untuk dipelajari, karena dapat memberikan pengetahuan baru pada mereka. Pendidikan pada usia ini sangat memerlukan perhatian yang luar biasa, mereka harus sabar, telaten, teliti, menghormati serta membimbing mereka sampai mereka mengerti. Banyak sekali yang dapat diajarkan pada orang yang sudah berumur ini seperti sholat, mengaji, do a-do a dan lain sebagainya. Menuntut ilmu itu tidaklah hanya untuk anak atau kaum muda saja, tetapi menuntut ilmu itu bisa dilakukan oleh orang yang berumur pula (tua atau lansia ). Seperti dalam sebuah hadits nabi yang berarti : 3

4 و م مل م م ووا م م ل م م م م و م مل م م م و م و مال م م م )روه بيملقى ) tuntutlah ilmu dari dalam kandungan sampai di liang lahat "orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu, dimana kalau dibutuhkan (orang) dia membawa manfaat atau memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya atau menambah sendiri pengetahuannya (HR. Baihaqi) ( 08 Mei ). Tetapi menuntut ilmu itu lebih diutamakan untuk kaum muda dikarenakan daya ingat kaum lansia itu sudah menurun. Lansia atau lanjut usia adalah usia yang sangat memerlukan banyak perhatian lebih dari orang yang ada disekitar dia ataupun dari orang lain. Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa surat yang mewajibkan bagi setiap muslim baik lakilaki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: م م م م ل م و م م م م ل م م و م مل م م وو ما م ل م م و م ا م م مب ا مل م م م م ن مل م م و ما م ل م م م م م م ة م ل مى م م )روه وب واربى ) 4

5 Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina. Maka sesungguhnya mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam pria dan wanita (HR. Ibnu Abdul Bari) (UPMA STAIN Salatiga, 2012: 22 ). Pada masa dewasa ini, banyak kita jumpai aktivitas-aktivitas yang mengatasnamakan agama. Buktinya banyak pengajian-pengajian yang diadakan disuatu daerah, baik itu dalam acara pernikahan, khitan, ataupun ada kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Kegiatan keagamaan itupun sekarang dikemas dengan acara yang modern dan menarik, agar orang yang mengikuti aktifitas tersebut tidak merasakan jenuh. Sekarangpun banyak pengajian yang diiringi oleh alunan musik yang sering disebut dengan rebana. Dalam pengajian pun ada membaca sholawat Nabi bersama-sama, serta aktivitas keagamaan yang lain. Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas keagamaan yang sering terjadi didaerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian adalah suatu kegiatan yang bisa membuat seseorang itu merasa nyaman, senang, menambah rasa taat kepada pemilik alam ini. Pengajian tidaklah harus dilakukan didalam masjid saja, pengajian juga bisa berlangsung di lapangan, rumah perseorangan, bahkan bisa juga disekolah. Pengajian itu mengajarkan kita untuk menjalin silaturahmi, karena dengan kita mengikuti suatu pengajian kita dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang sekali kita temui. 5

6 Pengajian yang ada di desa Mandisari itu terhitung banyak, contohnya setiap hari ahad atau minggu di masjid Raudhotul Mutaqin sekitar jam sampai jam wib ada pengajian, yang pesertanya kebanyakan lansia yang berasal dari desa mandisari dan sekitarnya. Aktivitas yang ada juga tidak hanya sebatas pengajian rutin setiap hari ahad, tetapi ada yasinan serta ada nariyahan yang beranggotakan masyarakat yang sebagian besar adalah lansia. Tidak hanya itu saja setiap kamis pahing di masjid itu juga ada pengajian, dengan pemberi pengajian tidak hanya dari desa Mandisari. Di desa ini juga ada aktivitas keagamaan yang masih menyangkut dengan tradisi dari para leluhur desa. Aktivitas keagamaan di desa ini menurut penulis sudah dapat terprogram dengan baik. Dari permasalahan tersebut diatas mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang berjudul: Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus penelitan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? 2. Apakah motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan? 3. Bagaimana kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian? 6

7 4. Apakah ada tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? 2. Untuk mengetahui motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan 3. Untuk mengetahui kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. 4. Untuk mengetahui tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran keagaman. b. Sebagai acuan pembelajaran ilmu keagamaan. 7

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca. Dapat menambah wawasan keagamaan kepada para pembaca. b. Bagi peneliti 1) Mempunyai ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan keagamaan. 2) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan masyarakat luas, yang mempunyai karakter berbedabeda. E. Penegasan Istilah Penegasan istilah dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2008). Sedangkan dalam kamus yang sama dalam bidang psikologi, motivasi diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. 8

9 Motivasi disini adalah usaha para lansia dalam memotivasi dirinya sendiri melakukan aktivitas keagamaan yang akan bermanfaat untuk dirinya dikemudian hari. Bahkan dapat bermanfaat untuk hari kemudian. 2. Lanjut Usia Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN: 1998). Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan lansia dalam melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya (Hurlock,1996). 9

10 Yang dimaksud dengan lansia disini adalah sekelompok orang atau masyarakat yang sudah berumur, mereka melakukan aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain. 3. Aktivitas Keagamaan Aktivitas keagamaan adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau orang, benda atau yang berbentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( W.J.S. Poerwodarminto, 1976: 73). Aktivitas adalah kegiatan, sedangkan kegiatan berasal dari kata giat yang berarti rajin, bergairah, bersemangat, dan perbuatan usaha (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 10). Keagamaan dapat berarti sifat-sifat yang terdapat dalam agama; segala sesuatu mengenai agama (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 19). Aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dilakukan oleh lansia berkaitan dengan ibadah. Dengan aktivitas keagamaan yang dilakukan agar dapat membentuk keadaannya menjadi seseorang yang mempuyai kepribadian yang tangguh dan berkembang. Aktivitas keagamaan yang akan diteliti meliputi : a. Melaksanakan sholat wajib dan sunnah.(tahajud, hajat, dhuha) b. Puasa wajib ataupun sunnah. c. Membaca al-qu an d. Berdzikir e. Berta ziyah jika ada saudara yang meninggal 10

11 f. Memberi bantuan untuk kegiatan agama g. Mengikuti kegiatan pengajian Sedangkan kegiatan dalam mengisi hari tua adalah : a. Cara mengisi hari tua itu sendiri. b. Kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. c. Tujuan mereka melakukan aktivitas keagamaan. F. Metode penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah penelitian kelompok manusia atau suatu objek, set, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas istimewa (Nazir, 1985: 63). Penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian dan berusaha memahami secara mendalam tentang motivasi lansia melakukan aktifitas keagamaan dalam mengisi hari tua di dusun dukuh desa Mandisari kec. Parakan kab. Temanggung. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang 11

12 apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain; pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2005: 9). 2. Kehadiran Peneliti Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti "kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya". Jadi kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri karena ia bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen selain manusia mempunyai fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti. 12

13 Kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Hal ini karena sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan. Adapun peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta akan tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti disini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehingga diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti dilapangan dilakukan dalam 3 tahap yaitu: a. Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal lapangan penelitian. b. Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data. c. Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan penelitian dengan kenyataan yang ada. Peneliti harus berusaha dapat menghindari pengaruh subjektif dan menjaga lingkungan secara alamiah agar proses sosial yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya. Disinilah pentingnya peneliti kualitatif menahan dirinya untuk tidak terlalu jauh intervensinya terhadap lingkungan yang menjadi objek penelitian. 13

14 3. Lokasi Penelitin Adapun lokasi penelitian ini berada di suatu daerah yang lumayan padat yakni jumlah penduduknya jiwa yang terdiri dari jiwa Laki-laki dan jiwa Perempuan. Tepatnya Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Profinsi Jawa Tengah ( mandisari kecamatan parakan. 02 Mei ) Peneliti memilih Desa Mandisari sebagai lokasi penelitian ini disertai dengan beberapa pertimbangan: (1). Desa Mandisari dianggap memenuhi syarat sebagai objek penelitian karena di Desa ini mempunyai aktifitas keagamaan yang didalam kegiatan itu sebagian besar adalah lansia. (2). Sebagian besar warga Desa Mandisari memeluk agama islam. Dibawah ini peta Kecamatan Parakan. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsami, 26: 129). Menurut Lofland (1984:47) 14

15 sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). Data yang diperoleh adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan data yang diperoleh adalah hasil dari wawancara dan observasi kepada perangkat desa Mandisari dan masyarakat desa Mandisari. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: a. Sumber data utama (primer) Yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu perangkat desa, Lansia dan masyarakat desa Mandisari. 15

16 b. Data skunder Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Meleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsiparsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sumber data tambahan (Moleong, 2011: 113). Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dengan mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang lansia ataupun aktivitas keagamaan yang ada di desa Mandisari, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas keagamaan yang pernah ada di desa Mandisari. 5. Proses pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi atau Pengamatan Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Hadi, 1990: 131). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan masyarakat muslim desa Mandisari sehingga dapat diperoleh informasi tentang motivasi lansia 16

17 melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Aktivitas masyarakat yang sesuai dengan norma agama yang berlaku, motivasi lansia melakukan aktivitas yang bermanfaat dalam mengisi hari tua mereka. b. Interview atau Wawancara Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik (Surakhmad, 1985: 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang keagaman masyarakat, tentang motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua, yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah perangkat desa Mandisari, Lansia dan masyarakat desa Mandisari. c. Dokumentasi Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran keagamaan masyarakat, motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Arsip-arsip yang digunakan itu seperti jadwal pengajiannya, kegiatan informan, nama informan. 17

18 6. Analisis Data Dalam menanalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua. 7. Pengecekan Keabsahan Data Menurut Moleong (1989:324) Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan(credibility), keteralihan(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya menggunakan tiga unsur, yaitu: a. Kepercayaan (credibility) Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada 18

19 beberapa tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: tekhnik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi. b. Ketergantungan (dependability) Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen pembimbing. c. Kepastian (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit. 8. Tahap-tahap Penelitian Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut: 19

20 a. Tahap Pra Lapangan Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian (Moleong, 2011: 127). 1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa desa Mandisari dalah salah satu daerah yang memiliki lansia yang cukup banyak, daerah yang taat pada agama, serta mempunyai aktifitas keagamaan yang terjadwal. 2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1) Pengumpulan data Mengadakan observasi langsung ke desa Mandisari dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni: a) Wawancara dengan kepala desa Mandisari. b) Wawancara dengan masyarakat atau informan. c) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan. 20

21 d) Menela ah teori-teori yang relevan. 2) Mengidentifikasi data Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. c. Tahap Akhir Penelitian Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur 21

22 pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi : A. Aktivitas Keagamaan yang meliputi: 1. Pengertian Aktivitas Keagamaan. 2. Aspek Aktivitas Keagaman. B. Lansia. 1. Pengertian Lansia. 2. Lansia dan Ciri-cirinya. 3. Pendidikan yang Perlu dilaksanakan pada Lansia. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN: Paparan Data: A. Gambaran Umum Desa Mandisari. 1. Kondisi Desa. 2. Kondisi Pemerintahan Desa. 3. Visi, Misi dan Potensi Desa. B. Hasil Penelitian. 1. Aktivitas Keagamaan dalam mengisi hari tua pada Lansia. 2. Kesiapan para Lansia dalam menghadapi kematian. 3. Tujuan dan Kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada Lansia. 22

23 BAB IV : ANALISIS DATA yang berisi tentang: A. Analisis Aktivitas Keagamaan Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia. B. Analisis Kesiapan Para Lansia Dalam Mengadapi Kematian. C. Analisis Tujuan Dan Kendala Kendala Yang Dialami Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia. BAB V : PENUTUP, meliputi: A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup 23

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Motivasi adalah dorongan yang membuat kita melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka memperoleh apa-apa yang kita inginkan. Motivasi ini bisa timbul dari dua arah yakni dari dalm diri sendiri (indogen) dan dari luar diri sendiri (exogen). Sementara dilihat dari bentuknya, motivasi dapat bersifat materiil (benda) misalnya uang dan barang dan bisa juga bersifat nonmateriil (bukan benda) misalnya dorongan moriil (Trisnayadi, 2007: 34). Motivasi berasal dari kata bahasa latin movere yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi berkembang. Sedangkan Imron (1996) menjelaskan motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi, kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Imron, 1996). Motif adalak keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan-melakukan aktivitastertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 2002). Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Copley, 1985). Hampir senada Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu 24

25 manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Dari berbagai pendapat mengenai motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang Motivasi merupakan salah satu aspek yang sanggat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku dalam mengisi hari tua. Motivasi adalah suatu pokok, yang menjadi dorongan untuk bekerja, yaitu suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah tujuan yang dapat dilihat dari sikapnya terhadap pekerjaan. Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa berpendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaab pendapat tersebut umumnya didasarkan atas penelitian tentang perilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. 1. Jenis motivasi a. Motif Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan atas motifmotif dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari biologis atau jasmani manusia yang tibul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang. 25

26 b. Motif sekunder Morif sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, oleh beberapa ahli disebut juga motivasi sosial. Lingdren (dalam Agustin Wirdiyati, 2006: 62) menyatakan bahwa motivasi sosial adalah motivasi yang dipelajari dan bahwa lingkungan individu memegang peran yang penting. 2. Sifat motivasi Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas jika tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. misalnya seorang lansia melakukan pengajian untuk mencari ilmu sebagai bekal dalam menjalani hari-hari agar selalu dijalan Allah. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan diluar perbuatan yang dilakukan. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku itu. Misalnya 26

MOTIVASI LANSIA MELAKUKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DALAM MENGISI HARI TUA DI DUSUN DUKUH DESA MANDISARI KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2012 SKRIPSI

MOTIVASI LANSIA MELAKUKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DALAM MENGISI HARI TUA DI DUSUN DUKUH DESA MANDISARI KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2012 SKRIPSI MOTIVASI LANSIA MELAKUKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DALAM MENGISI HARI TUA DI DUSUN DUKUH DESA MANDISARI KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut: BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai berikut: 1. Keberagamaan Pedagang Kembang Barenteng Di Kota Banjarmasin Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada. ARTIPENTING DZIKIR DAN DO A BERBAGAI pertanyaan pernah disampaikan oleh para jamaah saya, termasuk pertanyaan tentang urgensi dzkir dan doa. Dan pertanyaan itu sebenarnya telah saya jawab dalam beberap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu mengikuti

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu sendiri didirikan atas lima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor yang dirujuk oleh Lexy J. Moleong, bahwasanya metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan: HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi Pertanyaan: Sebagaimana diketahui, bahwa seorang Muslim tidak boleh malu untuk menanyakan apa saja yang berkaitan dengan hukum agama, baik yang bersifat

Lebih terperinci

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2 Doa Hari ke 1 1. Ya Allah, jadikanlah puasaku sebagaimana puasanya orang-orang yang benar-benar berpuasa, dan jadikanlah salatku sebagaimana salatnya orang-orang yang benar-benar salat, dan jadikanlah

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan yang disertai dengan ucapan-ucapan dan do a sebagai upaya untuk mendekatkan diri

Lebih terperinci

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM Munawar Rahmat Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI BAB I MAKNA, TUJUAN, DAN METODE MEMAHAMI ISLAM Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa memahami makna Islam. Mari benahi niat

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA 4.1. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak Panti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah BAB I PENDAHULUAN Dalam Firman-Nya Al-Qalam ayat 43 : A. Latar Belakang Masalah (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehidupan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia)

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH AKTIFITAS SHALAT TAHAJJUD TERHADAP KESEHATAN MENTAL LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG

BAB IV PENGARUH AKTIFITAS SHALAT TAHAJJUD TERHADAP KESEHATAN MENTAL LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG 62 BAB IV PENGARUH AKTIFITAS SHALAT TAHAJJUD TERHADAP KESEHATAN MENTAL LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG A. Aktifitas Shalat Tahajjud Para Lansia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Aktifitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan Rasulullah Saw Menganjurkan Tentang Pentingnya Puasa Ramadhan Khutbah Pertama Adapu judul khutbah pada siang ini yaitu: Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu Mempersembahkan... SEQ Training Kewirausahaan Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu ENTREPRENEUR CENTER Amalan Agama Yang Membawa Keberuntungan Sabda Rasulullah: Setiap amal tergantung pada niatnya. Dan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari kepribadian yang sebenarnya. 1 Perilaku manusia dapat dikatakan sebagai perwujudan dari kepribadiannya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai 69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metodametoda penelitian, ilmu tentang alat untuk penelitian. Di lingkungan filsafat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu penelitian,

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah. Sebab, disembah maupun tidak disembah Allah tetaplah Allah. Esensi

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga hingga detik ini masih dipertemukan kembali

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menulis menyelesaikan pembahasan dalam skripsi ini, kiranya dapat diambil kesimpulan : 1. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada tingkat kehidupan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, karena dengan adanya pendidikan, diharapkan akan melahirkan generasi penerus

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 12 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka, kecelakaanlah

Lebih terperinci

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan Assalamu'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan mengumandangkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya, kami

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor, Sebagaimana dikutip Moleong mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai potensi. Salah satunya adalah aspek moralitas. Baik buruknya potensi tersebut tergantung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar terutama pendidikan dari tingkat dasar dan menengah. Bahkan ranah pendidikan saat ini menuai berbagai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI Nama Siswa : Kelas : MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI Kode Modul : PAI&BP 7/4/2014 Tema : Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman Kelas : VII ( Tujuh ) Waktu : 3 JTM DISUSUN OLEH DEDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Usia Lanjut merupakan bagian dari anggota keluarga dananggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai 31 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Untuk dapat memberikan gambaran serta bentuk regulasi emosi pada pecandu game online, maka penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap orang. Dalam menjalani kehidupan ini seseorang seringkali merasakan kebahagian dan kesedihan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama BAB V PEMBAHASAN A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan Beragama Desa Kletek 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama Remaja masjid Al-Istiqomah merupakan

Lebih terperinci

ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU

ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU Oleh: Mohammad Fakhrudin Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Apabila ditinjau dari data-datanya, maka pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH Standar Kompetensi (Aqidah) BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH : 2. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah. Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah. 2.2.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci